MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK LOMPAT MEJA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transkripsi

1 Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar (Zainur Rojih) 93 MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK LOMPAT MEJA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Zainur Rojih SMP Negeri I Kalitengah Kabupaten Lamongan Abstrak: Melalui penelitian tindakan kelas, peneliti mencoba untuk memberikan strategi mengajar memalui teknik Lompat Meja, dengan tujuan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas 9 C SMP Negeri 1 Kalitengah. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi selama kurang lebih 3 bulan. Ada tiga instrumen minimal untuk mengumpulkan data yaitu (1) lembar pengamatan/observasi, (2) lembar questionare, dan (3) lembar test. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya gambaran keberhasilan dalam proses belajar mengajar diungkapkan dengan kenaikan nilai rata-rata kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa meningkat dari siklus I (77,14 %), Siklus II (88,57 %), dan siklus III (94,28 %), sedangkan hasil prestasi belajarnya pada siklus I (66,58), siklus II (72,03), siklus III (80,83). Kata kunci: meningkatkan, minat dan prestasi belajar, pembelajaran kooperatif, teknik lompat meja Abstract: Through the classroom action research, researcher tried to provide the teaching strategies through "Jump Desk" technique, with the aim to increase the learning interest and achievement of the ninth C graders at the First State Junior High School Kalitengah. This classroom action research carried out in three cycles, each cycles consists of four stages: planning, implementation, observation and reflection for approximately 3 months. There was a minimal three instruments to collect the data those are (1) observation sheet, (2) quesionnaires sheet, (3) Test sheet. The data from observation and questionnaire then was analyzed quantitative descriptively, it means that the description of the learning success was drawn by the increase of the average score of the class. The result showed that the students interest in learning increased from the first cycle (77,14%), the second cycle (88,57%), and the third cycle (94,28%), whether the students achievement at the first cycle (66,58%), th e second cycle (72,03%), the third cycle (80,83%). Keywords: improving, interests and achievements of learning, cooperative learning, the technique of "jump table"

2 94 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 PENDAHULUAN Tiap usaha mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku tertentu dalam diri peserta didik. Yang dimaksudkan pola laku ialah kerangka dasar dari sejumlah kegiatan, yang lazim dilaksanakan manusia untuk bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu hidupnya dalam situasi konkret. Kegiatan itu bisa berupa kegiatan rohani seperti mengamati, menganalisa dan menilai keadaan dengan daya nalar. Bisa juga berupa kegiatan jasmani, yang dilakukan dengan tenaga dan keterampilan fisik. Umumnya manusia bertindak secara manusiawi apabila kedua jenis kegiatan tersebut dibbuat secara terjalin. Kegiatan jasmani didukung oleh kegiatan oleh kegiatan rohani dan sebaliknya. Disamping menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku, pengajaran bertujuan pula untuk menimbulkan kebiasaan. Kebiasaan dapat dirumuskan sebagai keterarahan, kesiapsiagaan di dalam diri manusia untuk melakukan kegiatan yang sama atau serupa atas cara yang lebih mudah, tanpa memeras dan memboros tenaga. Kebiasaan akan timbul justru apabila kegiatan manusia baik yang rohani, maupun yang jasmani dilakukan berulang kali dengan sadar dan penuh perhitungan. Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat. Kalau jaman batu ke jaman perunggu, umat manusia membutuhkan ratusan ribu tahun, maka di jaman nuklir dan ruang angkasa ini, satu dasa warsa saja telah membawa perubahan yang membingungkan. Oleh sebab itu pengajaran di abad kita ini harus memperhatikan arus dan laju perubahan yang terjadi. Proses pembelajaran di kelas akan terlaksana dengan baik jika terjadi interaksi antara guru dan siswa atau interaksi multi arah. Guru hendaknya menciptakan iklim belajar yang kondusif, sehingga seluruh siswa dapat menerima pelajaran tanpa ada rasa terpaksa atau bukan atas kemauan sendiri. Jika setiap siswa memiliki motivasi pada pelajaran, guru dan siswa akan merasa diuntungkan. Guru hendaknya tahu betul akan karakteristik setiap siswa, sehingga segala upaya atau cara yang akan diterapkan di kelas akan sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selalu menggunakan metode dan teknik serta strategi pembelajaran yang dianggapnya paling tepat untuk menyajikan suatu materi pelajaran dengan harapan proses belajar mengajar dapat berjalan efektif. Tetapi kenyataan yang ada, sebagian besar siswa kurang / tidak mampu menguasai materi pelajaran. Rendahnya penguasaan materi pelajaran terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Lompat Meja Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terhadap Siswa Kelas 9 C SMP Negeri 1 Kalitengah Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Lompat Meja dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa Kelas 9 C SMP Negeri 1 Kalitengah Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015. Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang memiliki tingkat

3 Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar (Zainur Rojih) 95 kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekann pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vygotsky ini dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (Contextual teaching and learning), yaitu tentang Learning community. Penerapan model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yangsulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Dalam banyak kasus, norma budaya anak muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secxara akademis. Robert Slavin dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini melalui penggunaan pembelajaran kooperatif. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugastugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemkiran lebih mendalam tentang hubungan de-ide yang terdapat di dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adala untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebaian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lan dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam. Sementara itu banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan begitu sering pertikaian kecil antara individu dapat mengakibatkan tindak kekerasa atau betapa sering orang menyatakan ketidakpuasan pada saat diminta untuk bekerja dalam situasi kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat

4 96 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 dibangun dengan mengembankan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut : Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi : a. menggunakan kesepakatan b. menghargai kontribusi c. mengambil giliran dan berbagi tugas d. berada dalam kelompok e. berada dalam tugas f. mendorong partisipasi g. mengundang orang lain untuk berbicara h. menyelesaikan tugas p[ada waktunya i. menghormati perbedaan indvdu Ketramplan kooperatif tingkat menengah, meliputi : a. menunjukkan penghargaan dan simpati b. mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima c. mendengarkan dengan aktif d. bertanya e. membuat rngkasan f. menafsirkan g. mengatur dan menorganisir h. menerima tanggung jawab i. mengurangi ketegangan Keterampilan kooperatif tngkat mahir, meliputi : a. mengelaborasi b. memeriksa dengan cermat c. menanyakan kebenaran d. menetapkan tujuan e. berkompromi. Tingkah laku Mengajar (Sintaks) Terdapat ena langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaian tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikuti ole penyajian informasi; serngkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Taap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Enam tahap pembelajaran kooperatif itu di rangkum pada Tabel 2. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran kooperatif, dan langkah-langkahnya sedikit bervariasi bergantung pada pendekatan yang digunakan. FASE - FASE Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar TINGKAH LAKU GURU Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi sisa belajar Guru menyajkan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajr dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

5 Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar (Zainur Rojih) 97 Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan Penghargaan Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menharga baik upaya maupun hasil belajar indvidu dan kelompok. Lompat Meja Pembelajaran kooperatif dengan teknik Lompat Meja adalah model pembelajaran kooperatif yang menggunakan meja yang diletakkan di depan kelas sebanyak 5 buah, setiap meja diberikan soal-soal yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Setiap kelompok akan membagi setiap anggotanya untuk mengerjakan soal pada meja nomer berapa. Setelah setiap anggota kelompok mengerjakan soal yang telah ditunjuk, maka guru mengoreksi hasil pekerjaan semua siswa. Setelah semua pekerjaan dikoreksi, maka nilai setiap kelompok dijumlah dari semua anggotanya dan kemudian diratarata. Nilai rata-rata tertinggi yang diraih oleh kelompok tertentu, maka kelompok tersebut akan mendapatkan hadiah. Pengertian Lompat Meja tersebut dikarenakan setiap anggota kelompok mengerjakan soal yang berbeda di setiap mejanya. Pengertian Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah siswa menjalankan usaha belajar. Misalnya dapat menyelesaikan dengan baik suatu unit bahasan atau pelajaran ini tidak sama, ada yang bergeerak lebih dari cepat dna ada yang bergerak lebih lamban. Seperti dalam buku Dardji Darmodihardjo sebagai berikut : Bahan pelajaran dan waktu belajar itu sebenarnya dijabarkan untuk program belajar murid-murid dengan kemampuan belajar rata-rata. Aapbila bahan pelajaran ini sama untuk disajikan kepada anak didik yang lebih cepat kemampuan belajarnya, maka anak tersebut akan menguasai dalam waktu yang lebih pendek. Sebaliknya apabila bahan pelajaran yang sama itu disajika ini kepada anak yang lebih lamban, dalam artian kurang mampu untuk menguasai dalam belajar, maka waktu yang dibutuhkanya lama. (Dardji Darmodihardjo. Prof. 1982, : 25). Dengan demikian anak yang memiliki kemampuan lebih cepat juga dalam usaha belajar akna cepat pula dan mudah untuk memperoleh hasil belajar akan cepat pula dalam hasil prestasi belajar dengan baik, sebaliknya anak yang memiliki kemampuan lebih lamban akan menemui kesukaran didalam memperoleh hasil yang baik. Apabila bahan pelajaran yang sama disajikan pada anak didik yang memiliki kemampuan belajarnya berbeda satu dengan yang lainya. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Lompat Meja dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa Kelas 9 CSMP Negeri 1 Kalitengah semester Gasal tahun pelajaran 2014/2015.

6 98 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kalitengah mulai Bulan Agustus 2014 sampai Bulan Oktober 2014 SubJek penelitian ini adalah siswa Kelas 9 C SMP Negeri 1 Kalitengah semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015. Ada tiga instrument minimal untuk mengumpulkan data yaitu: 1. Lembar Pengamatan/Observasi : dipergunakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran, dan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Lembar Questionare : untuk mengambil data tentang minat siswa pada proses belajar mengajar. Ada dua jenis questionare yang dipergunakan yaitu : quaestionare pra PTK dan paska PTK. 3. Lembar Test : dipergunakan untuk mengambil data tentang hasil prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya gambaran keberhasilan dalam proses belajar mengajar diungkapkan dengan prosentase. HASIL PENELITIAN Setting Tindakan Setting tindakan yang dilaksanakan dan dituangkan dalam bentuk siklus. Siklus penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Dan setiap siklus terdiri dari kegaitan sebagai berikut : Perencanaan Dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Membuat perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Menyiapkan instrument yaitu angket, pedoman observasi, baik pedoman observasi terhadap guru maupun siswa. 3. Menyusun jadwal kunjungan / kolaborasi 4. Membuat soal-soal untuk diletakkan di atas meja 5. Menyiapkan hadiah untuk kelompok yang memiliki nilai rata-rata terbaik. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan : 6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan. 7. Membagi siswa dalam beberapa kelompok 8. Setiap anggota kelompok wajib mengerjakan semua soal yang berada di atas meja (ada 5 meja) 9. Setelah semua siswa telah mengerjakan soal, maka semua jawaban dikoreksi dan dijumlah hasil dari setiap kelompok (diambil nilai rata-ratanya) 10. Kelompok yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi akan mendapatkan hadiah. Pengamatan Hal-hal yang dilakukan selama pengamatan adalah : 11. Mengamati semua kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran 12. Mencatat kejadian-kejadian tersebut dalam lembar pengamatan 13. Membagikan angket baik sebelum maupun sesudah pembelajaran 14. Mengumpulkan angket setelah dijawab siswa Refleksi Dalam refleksi ini dlakukan adalah : 15. Mengumpulkan semua data yang diperoleh selama proses belajar mengajar.

7 Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar (Zainur Rojih) Melihat sekilas kejadian-kejadian yang menghambat dan mendiskusikan penyebabnya. 17. Jika dipandang perlu maka merencanakan ulang tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya. Refleksi terhadap proses belajar mengajar yang lebih mendalam dilakukan dua minggu sekali oleh peneliti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik yang komprehensif, terutama tentang hambatan dan penyebabnya. Temuan-temuan yang negatif diupayakan langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya. Hasil Penelitian Siklus Pertama Perencanaan 1. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran (prota, promes, RPP) 2. Guru menjelaskan peraturan yang harus ditaati oleh semua siswa. 3. Guru menjelaskan materi 4. Siswa duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Pelaksanaan 1. Guru meminta siswa untuk duduk di meja-meja kelompok masing-masing. 2. Setiap anggota kelompok mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal yang ada di atas meja. 3. Setelah Lompat Meja yang dipersiapkan telah diberi soal, maka setiap anggota kelompok maju ke depan dan mengerjakan soal yang ada di atas Lompat Meja. Pengamatan Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Minat siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I adalah 77,14 % Nilai rata-rata kelas pada akhir siklus I adalah 66,58 Refleksi Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan selama siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : Dari hasil pengamatan yang diperoleh bahwa guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan benar dan sesuai dengan RPP yang ada, walaupun nilai yang diperoleh siswa masih belum memuaskan. Aktifitas dan minat siswa masih belum nampak menggembirakan. Hal ini terbukti masih banyak siswa yang masih belum siap dalam menghadapi permasalahan (soal yang diberikan). Untuk meningkatkan proses pembelajaran pada siklus selanjutnya, maka diperlukan perencanakan yang lebih baik. Siklus kedua Perencanaan Guru diharapkan mampu mempertahankan dan atau meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Guru menjelaskan lebih terinci aturan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Guru membagi kelompok dengan kemampuan yang berbeda Guru menjelaskan sebentar tentang materi yang akan dibahas. Pelaksanaan. Guru meminta siswa untuk duduk di meja-meja kelompok masing-masing. Guru menjelaskan materi dan siswa memperhatikan

8 100 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 Setiap kelompok menyiapkan anggotanya untuk siapa yang lebih dulu mengerjakan soal yang ada. Setelah semua anggota kelompoknya masing-masing dapat giliran di Lompat Meja, maka guru mengoreksi semua jawaban yang ada dan dibantu oleh siswa. Nilai yang diperoleh setiap kelompok dirata-rata dan kelompok yang mendapatkan nilai rata-rata yang paling tinggi akan mendapatkan bonus dari guru. Pengamatan Dari hasil pengamatan pada siklus kedua ini diperoleh data sebagai berikut : Minat siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus siklus II meningkat menjadi 88,57% Nilai rata-rata kelas pada akhir siklus II adalah 72,03 Refleksi Pada siklus II ini sebagian besar siswa mulai menyenangi pembelajran dengan menggunakan Lompat Meja, selain siswa tidak hanya duduk saja, siswa aktif untuk berjalan dan bergerak menuju ke meja sebanyak 5 meja, sehingga tidak menjemukan. Siklus ketiga Siklus ketiga merupakan siklus terakhir dalam pelaksanaan action research ini. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus pertama dan kedua diharapkan dapat dikurangi dan dihilangkan pada siklus ketiga ini. Perencanaan Guru berusaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Guru memotivasi kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya dengan belajar di rumah giat, karena materi yang akan dipelajari sebelumnya diberitahukan terlebih dahulu. Pelaksanaan Guru meminta siswa untuk duduk di meja-meja kelompok masing-masing. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru menjelaskan materi kepada siswa, jika terdapat materi yang belum jelas. Seperti pada siklus I dan siklus II pembelajaran dengan menggunakan Lompat Meja, siswa sudah tidak perlu dijelaskan secara terinci lagi, karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan. Setelah selesai, guru seperti biasa mengoreksi dan menilai hasil pekerjaan siswa. Setelah selesai guru memberikan penjelasan dan meluruskan jawaban yang kurang benar. Setelah selesai, siswa mempersiapkan evaluasi pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan. Dari hasil pengamatan pada siklus ketiga ini diperoleh data sebagai berikut : Minat siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus III ini menjadi 94,28 %. Nilai rata-rata kelas pada akhir siklus III adalah 80,83 Refleksi. Berdasarkan hasil observasi dari kolaborator dan dari peserta actioan research di kelas. Dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Hal ini berdasarkan data hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam proses

9 Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar (Zainur Rojih) 101 belajar mengajar mengalami peningkatan. 2. Selama pengembangan materi, siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data hasil observasi terhadap minat belajar siswa selama siklus III adalah 94,28 % 3. Sebagian besar siswa menyukai proses pembelajaran yang dilakukan, karena siswa tidak jemu di kelas. 4. Kemampuan siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data hasil tes akhir siklus meningkat 80,83 pada siklus ketiga Refleksi keseluruhan Berdasarkan uraian di atas mulai dari pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga, dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif dengan teknik Lompat Meja dapat meningkatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa terlihat bersemangat dan antusias belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu suasana pemberian tugas ini menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena kegiatan ini setiap kelompok yang memiliki nilai terbaik akan mendapatkan hadiah dari guru. Kemampuan siswa dalam memahami materi Ilmu Pengetahuan Alam selama kegiatan penelitian ini terus mengalami peningkatan karena kegiatan ini mencakup pelatihan menyelesaikan soalsoal SIMPULAN Berdasarkan hasil data pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa dengan melalui penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Teknik Lompat Meja dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa Kelas 9 C. SMP Negeri 1 Kalitengah semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud Kurikulum 1994 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dipdikbud: Jakarta. Dahar, Ratna W Teori teori Belajar. Jakarta : Erlangga Lundren, Linda Cooperative Learning in The Science Classroom. Newyork Glen COE Macmillan/Mc. Graw Hill. Hadi, Sutrisno Metode Penelitian IV. Jakarta : Andi Offset Herwindo, H. (1998). Bagaimana murid Belajar. Jakatra: Derjen Dikdasmen-Depdikbud Rusyan, Kusindar, Zaenal Arifin Pendekatan dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slavin, R.E Educational Psychology Theory and Practice. Secon Edition Boston. Allyn and Bacon Publishers Soekartiwi Rancangan Instructional. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Tim Instruktur Propinsi Jawa Tengah. (1999). Beberapa agenda reformasi pendidikan dalam perspektif abad 21. Magelang: Tera Indonesia. Usman, M.U. (1996) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya.

10 102 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 Winataputra. (1993). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.