UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Transkripsi

1 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Muchoyyum) 47 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI Muchoyyum SDN Tambakrigadung II, Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Abstrak: Penelitian bertujuan untuk meningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi pada materi struktur batang tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016 / Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Subyek penelitian adalah 27 siswa kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan perbaikan dalam pembelajaran.pada siklus I, 40% siswa mendapat nilai di atas KKM yakni 70.Dalam siklus II, 90% siswa mendapat nilai diatas KKM yakni 70. Dengan demikian, penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan. Kata kunci: metode demonstrasi, hasil belajar siswa Abstract: The study aimed to improve the activity and the students learning outcomes through demonstration method in the material of the structure of the plant stem and its function to the forth grade at the second state Elementary School of Tambakrigadung, Tikung - Lamongan in the academic year of 2016 / This study included classroom action research that consists of four stages, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The subjects were 27 students of the forth grade at the second state Elementary School of Tambakrigadung, Tikung - Lamongan. These results indicated that there was an increase in the students learning outcomes after the improvement in learning. In the first cycle, 40% of students scored above the KKM 70. In the second cycle, 90% of students scored above the KKM 70. Thus, the use of demonstration method could improve the students learning outcomes at fourth grade at the second state Elementary School of Tambakrigadung, Tikung Lamongan. Keywords: demonstration method, students learning outcomes PENDAHULUAN Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud, 1997: 2). Usman (2000: 4) menyatakan bahwa proses belajar dan mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Suryosubroto (1997: 19) mengatakan bahwa proses belajar dan mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari

2 48 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yakni pengajaran. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Senior Secondary Education Project tahun 2006 memperlihatkan bahwa dalam proses belajar dan mengajar, guru berperan dominan dan informasi hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa, sehingga siswa sangat pasif. Begitu pula yang banyak terjadi pada proses pembelajaran IPA di sekolah-sekolah baik SD ataupun jenjang yang lebih tinggi. Pelajaran IPA dipandang siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan serta banyak hafalan, padahal jika dilihat materi pelajaran IPA berhebungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.penggunaan metode dan strategi yang tidak sesuai dengan peserta didik dianggap menjadi sumber masalah disini. Hal ini pula yang terjadi pada siswa kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan pada materi struktur batang tumbuhan dan fungsinya hanya 8 anak yang mendapat nilai diatas 70, sedangkan 9 sisanya mendapat nilai dibawah 70. Siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran serta mengalami kebingungan dalam menyelesaikan soalsoal yang diberikan oleh guru. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif pada proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menggunakan metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA guna meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Struktur Batang Dan Fungsinya Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016 / Penelitian bertujuan untuk : 1. Meningkatan keaktifan siswa melalui metode demonstrasi pada materi struktur batang tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016 / Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi pada materi struktur batang tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV semester I SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016 / Metode Demonstrasi menurut Sumantri dan Johar Permana (2000: 133) diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus di demonstrasikan. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebelum dan pada waktu mengadakan demonstrasi.menurut Soekarno, dkk.(1981: 44-46) adalah (1) Demonstrasi itu harus dicoba terlebih dahulu sebelum dilakukan di dalam kelas, (2) Tujuan demonstrasi ditentukan terlebih dahulu oleh guru, (3) Usahakan agar demonstrasi dapat dilihat oleh peserta didik, (4) Alat yang digunakan

3 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Muchoyyum) 49 sebaiknya sederhana, dan (5) Demonstrasi dilaksakan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan. Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengembangan cara mengajar anak agar lebih bermakna. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Tambakrigadung 2 Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan dengan jumlah siswa 17 anak, dengan karakteristik sebagai berikut: Siswa laki-laki 8 anak dan siswa perempuan 9 anak. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa Untuk ketuntasan hasil belajar Ada dua kategori ketuntasan hasil belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap. Sedangkan disini peneliti menentukan nilai KKM yakni 70.Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P = siswa dengan nilai diatas KKM siswa kelas IV X 100 %

4 50 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan buku panduan untuk guru beserta buku-buku penunjang lain seperti buku lembar kerja siswa, buku siswa dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti juga mengembangkan instrument penelitian yaitu lembar pengamatan dan lembar tes. Pada tahap pelaksanaan, pada awal kegiatan semua siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik, pada kegiatan inti saat guru menjelasakan materi siswa mendengarkan dengan baik, pada saat pembagian kelompok terdapat sebagian siswa yang tidak senang dengan anggota kelompok yang didapat, saat guru memberikan petunjuk dalam kegiatan semua siswa mengikuti dengan antusias, saat guru meminta siswa untuk maju atau menjawab pertanyaan sebagian siswa ada yang takut, saat guru memberikan lembar evaluasi siswa mengerjakan semua dan saaat guru menutup pelajaran semua siswa menjawab dengan baik. Siswa sangat aktif di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Kehadiran siswa sangat baik yakni 17 siswa semuanya hadir dalam pelaksanaan siklus I ini. Hanya 5 siswa yang bertanya selama proses pembelajaran berlangsung. Sebanyak 11 siswa mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, meskipun ada jawaban yang kurang sempurna.selama pembelaajaran berlangsung15 siswa memperhatikan penjelasan guru, sedangkan 2 siswa kurang begitu memperhatikan, mereka terkadang mengobrol sendiri dengan temannya. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa sudah tergolong baik, meskipun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar keaktifan siswa bisa terjadi pada seluruh siswa. Hasil penelitian tentang hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang ditetapkan yakni 70, sedangkan 10 siswa yang lain masih dibawah KKM, artinya masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran ini, sehingga diperlukan adanya siklus ke 2. Pelaksanaan aktivitas guru pada kegiatan awal sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi ada sebagian siswa yang masih ramai. Dari hal tersebut hendaknya guru memperbaiki konsentrasi siswa dalam siklus ke-2. Pelaksanaan belajar mengajar sudah sesuai dengan yang ada pada rencana perbaikan pembelajaran (RPP). Keaktifan siswa sebagian besar siswa menjukkan keaktifan yang baik dalam kegiatan pembelajaran, meskipun ada beberapa siswa yang kurang aktif baik dalam kelompok atau saat mengerjakan tugas individu. Pada tabel 4.4 menunjukkan hasil belajar siswa yang di capai yakni hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM yakni 70, sedangkan 10 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer pada kegiatan pembelajaran diatas ditemukan beberapa kelemahan dari guru maupun siswa, antara lain: a. Guru kurang memperhatikan waktu ketika membagi kelompok dan membagikan contoh tananman. b. Guru kurang mengoptimalkan metode demonstrasi. c. Waktu yang digunakan dalam pengamatan terlalu lama. d. Hanya sebagian siswa yang aktif. e. Hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, yakni diatas nilai 70. Siklus II Rencana yang disiapkan hampir sama dengan siklus I yakni buku panduan

5 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Muchoyyum) 51 untuk guru dan siswa, LKS, Lembar pengamatan kelompok,lembar kerja individu, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dari siklus I, serta alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menyiapkan berbagai tumbuhan lebih banyak dari sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan, dalam siklus II pada kegiatan awal semua siswa mengikuti dengan baik, semua kegiatan inti juga diikuti siswa dengan baik, pada kegiatan akhir semua siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik. Aktivitas guru yang lebih baik membuat antusias siwa lebih baik pula. Dalam siklus II aktifitas masih sama dengan siklus I, karena pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu: (1) Guru melakukan apersepsi, (2) Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai, (3) Guru menjelaskan materi tentang struktur batang tumbuhan, (4) Guru mendemonstrasikan berbagai batang tumbuhan berdasarkan struktur batangnya, (5) Siswa dalam kelo mpok melakukan kegiatan membedakan berbagai jenis batang tumbuhan berdasarkan struktur batangnya serta pengamatan tentang fungsi batang tumbuhan, (6) Salah satu kelompok melaporkan hasil pengamatannya di depan kelas, (7) Siswa mengerjakan tugas individu, ( 8) Siswa bersama guru meyimpulkan materi berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Keaktifaan siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Kehadiran siswa sangat baik yakni 17 siswa semuanya hadir dalam pelaksanaan siklus I ini. Pada siklus II ini sebanyak 7 siswa berani bertanya selama proses pembelajaran berlangsung. Sebanyak 15 siswa mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, dan di siklus II ini siswa sudah bisa menjawab pertanyaan dengan baik, meskipun terkadang guru harus menyempurnakan jawaban tersebut. Selama pembelajaran berlangsung 17 siswa memperhatikan penjelasan guru, 3 siswa yang tadinya kurang begitu memperhatikan di siklus I, dalam siklus II ini mereka mulai memperhatikan keterangan yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan individu keaktifan siswa dalam siklus II ini mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dalam siklus II ini.hal ini bisa dilihat dari rata-rata siswa dan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM.Rata-rata siswa yang semula pada siklus I hanya mendapat 70 pada siklus II ini menjadi 92. Sedangkan jika dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM menunjukkan kenaikan yang signifikan yakni dari 7 siswa pada siklus II ini menjadi 15 siswa, bahkan 4 siswa mendapat nilai 100. Dari hasil siklus II ini terlihat bahwa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sudah berjalan dengan baik.dari tabel 4.6 terlihat bahwa aktifitas pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II sudah berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran.hampir semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berjalan sesuai yang diharapkan, siswa antusias dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hasil akhir tujuan peneliti tercapai, yakni adanya peningkatan hasil belajar yang semula hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM kini menjadi 15 siswa. Berdasarkan pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti telah berjalan lancar.penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar siswa.sebanyak 15 siswa mendapat nilai diatas KKM serta siswa dapat

6 52 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 menyimpulkan akhir pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dari setiap siklus yang telah dilaksanakan oleh peneliti, yakni siklus I dan siklus II dapat digambarkan sebagai berikut: Dari siklus I dapat dilihat bahwa pembelajaran masih kurang efektif.aktivitas guru tidak didukung oleh siswa, begitu pula sebaliknya. Guru lebih terlihat fokus pada kelompok yang pandai saja, guru juga kurang tepat dalam mendemonstrasikan materi. Aktivitas siswa masih didominasi oleh siswa yang pandai, begitu pula dalam bekerja kelompok siswa yang kurang antusias karena ada sebagian siswa meminta untuk satu kelompok dengan teman pilihannya. Sebagian siswa juga terlihat kurang berkonsentrasi. Namun hal itu masih bias diatasi oleh guru. Hasil yang didapat dari siklus I ini adalah sebanyak 7 siswa mendapat nilai diatas KKM atau hanya 41% siswa yang berhasil. Banyak siswa yang mengatakan dengan metode demonstrasi mereka lebih bias memahami materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Pada siklus II ini peneliti mencoba memperbaiki segala kekurangan pada siklus I. Berangkat dari fungsi guru itu sendiri yakni pengajar adalah penyampai pesan pada orang lain, disini adalah seorang siswa. Sebagai penyampai pesan kita berharap pesan yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh murid kita, tapi tak sedikit pula kita menemui rintangan dalam menyampaikan pesan itu.bermacam metode dan strategi diterapkan demi tercapainya pembelajaran yang efektif dan juga berjalan dua arah.pemilihan strategi haruslah sesuai dengan materi serta karakteristik anak didik kita. Melihat karakteristik anak SD yang telah disebutkan di depan maka peneliti memilih metode demonstrasi dalam hal ini, disertakan pula diskusi kelompok dalam proses pembelajarannya. Dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar pada siswa pada materi struktur batang tumbuhan dan fungsinya, peneliti menerapkan beberapa kegiatan yakni: 1. Menggunakan media berupa tanaman yang ada di sekitar dan sering dijumpai oleh siswa. 2. Menggunakan metode demonstrasi dalam menjelaskan materi kepada siswa. 3. Menerapkan kerja secara kelompok maupun individu dalam mengukur tingkat keaktifan serta hasil belajar siswa. Dengan kegiatan-kegiatan di atas peneliti menyimpulkan bahwa hal diatas dapat meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari siklus II yang telah dilaksanakan, hasilnya siswa lebih fokus mendengarkan materi dan lebih aktif dalam bekerja secara kelompok. Hal ini membawa dampak positif pada hasil belajar siswa yakni sebanyak 15 siswa mendapat nilai diatas KKM, bahkan 4 siswa mendapat nilai 100. Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran mencapai 90 % atau bisa dikatakan telah berhasil. Dari data yang didapatkan selama pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa sebagaimana dibawah ini:

7 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Muchoyyum) Column2 50 Column1 40 Series SIKLUS I SIKLUS II Grafik rata-rata nilai hasil belajar siswa SiklusI dan Siklus II SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yang ditunjukan dengan ratarata jawaban siswa hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengn metode demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. 2. Penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari hasil akhir yang dicapai siswa, yakni 90 % siswa mendapat nilai diatas KKM yang ditetapkan yakni Metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa karena siswa dapat secara langsung melihat benda/obyek yang ada dalam materi. 4. Respon siswa terhadap komponen kegiatan belajar mengajar yaitu berminat mengikuti pembelajaran berikutnya yang berorientasi pada metode demonstrasi. 5. Dengan metode demonstrasi siswa juga bisa belajar bagaimana cara bekerja dalam kelompok. 6. Dengan metode demonstrasi kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dua arah karena guru dan siswa menjadi aktif. DAFTAR PUSTAKA Anitah W., S. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Depdiknas.(2003). Kurikulum 2004 SD Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas Dimyati dan Mujiono.(1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hamalik, Oemar. (1986). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina

8 54 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 Rustaman, N, dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sadirman, AM. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sapriati A, dkk. (2008). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Slameto.(2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sriyono, dkk.(1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudjana, Nana. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya Sumantri, M. & Nana Syaodih. (2010). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Universitas Terbuka Sumantri, Mulyani & Johar Permana.(2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana Suryosubroto.(1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Usman, Uzer. (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.