PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKN TERHADAP SISWA

Transkripsi

1 Penerapan Cooperatif Learning (Ramelan) 125 PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKN TERHADAP SISWA Ramelan SMP Negeri I Kalitengah, Lamongan Abstrak: Mata Pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan dalam membentuk karakter siswa, namun akhirakhir ini selain aplikasi nilai-nilai positif yang ada pada materi mapel PKn rasanya telah rapuh dan tidak memiliki makna, hal ini terbukti nilai-nilai yang diperoleh siswa masih kurang memuaskan, secara akademiknya, siswa juga mengalami kemerosotan minat untuk belajar. Untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn, maka peneliti melakukan penelitian selama kurang lebih 2 bulan, mulai tanggal 4 Oktober 2014 sampai tanggal 22 November Pada penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan ini diperoleh hasil sebagai berikut : pada siklus 1 hasil observasi lembar minat siswa rata-rata prosentasenya 63,5 % dan nilai rata-rata ulangan harian 71,06, sedangkan pada siklus 2 lembar observasi minat siswa rata-rata prosentasenya 73,67 % dan rata-rata nilai ulangan hariannya 81,38. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Kata kunci: cooperative, learning, minat, PKn. Abstract: Subjects Civics (Civics) is one of the subjects that have a role in shaping the character of students, but lately other than the application of positive values that exist in Civics subject matter feels has been fragile and has no meaning, it is evident valuethe value obtained by the students are still less than satisfactory, as academic, students also flagged an interest in learning. To increase interest and learning achievement in the subjects of Civics, the researchers conducted the study for approximately two months, starting on October 4, 2014 until November 22, In this study conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: planning, execution, observation and reflection. This research results are as follows: in the first cycle of observation the student interest average percentage is 63.5% and the average value of daily tests is 71.06, while in the second cycle of observation student interest average percentage is % and the average daily value of replications It can be concluded that the application of cooperative learning can increase interest and student achievement in the subject of Civics. Keywords: cooperative, learning, interest, PKn.

2 126 HUMANIS, Vol. 8, No. 2, Juli 2016 PENDAHULAN Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang berorientasi pada pembentukan watak/karakter warganegara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, cerdas, dan terampil sesuai amanat Pancasila dan UUD Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa masih terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ada kecenderungan ketidaktertarikan siswa pada pelajaran PKn yang dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hapalan, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah. Pendidikan yang berkualitas akan lebih maju, jika lembaga lembaga pendidikan mempunyai sikap yang positif dan mendorong siswa siswanya, dalam hal ini adalah perilaku belajar, kebiasaan diri untuk selalu membaca buku, baik membaca buku di rumah maupun membaca buku di sekolah. Upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran sebagian besar bertumpu pada usaha meningkatkan guru dalam memberikan dorongan kepada siswa agar mereka lebih aktif dalam belajar dan melaksanakan kegiatan kegiatan yang mengarah kepada tujuan pendidikan/pencapaian tujuan. Agar guru lebih mampu juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang secara pesat dewasa ini. Diantara perangkat-perangkat pencapaian tujuan tersebut strategi belajar mengajar memang peranan yang amat penting dan menentukan di dalam kurikulum, strategi belajar mengajar yang lainnya disebut dengan metode pengajaran, sangat menentukan akan keberhasilan siswa dalam rangka pencapaian hasil belajar siswa secara optimal. Metode mengajar adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan pengajaran dalam bidang bidang studi di sekolah. Metode pengajaran dapat bersifat subyektif artinya suatu metode yang sesuai bagi seorang guru, belum tentu sesuai bagi guru yang lain. Hal ini disebabkan karena pribadi guru turut menentukan pemilihan metode yang dipakai. Salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti / guru dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan KBM dalam kelasnya adalah dengan melakukan penelitian. Oleh karena itu penulis mencoba mengadakan penelitian dengan judul : Penerapan Cooperative Learning Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan minat dan Prestasi Belajar mata Pelajaran PKn Terhadap Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Kalitengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan Cooperative Learning dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Kalitengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekann pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vygotsky ini dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL

3 Penerapan Cooperatif Learning (Ramelan) 127 (Contextual teaching and learning), yaitu tentang Learning community. Penerapan model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yangsulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Dalam banyak kasus, norma budaya anak muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secxara akademis. Robert Slavin dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini melalui penggunaan pembelajaran kooperatif. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugastugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemkiran lebih mendalam tentang hubungan de-ide yang terdapat di dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adala untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebaian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lan dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam. Sementara itu banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam ketrampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan begitu sering pertikaian kecil antara individu dapat mengakibatkan tindak kekerasa atau betapa sering orang menyatakan ketidakpuasan pada saat diminta untuk bekerja dalam situasi kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif. Ketrampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembankan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaian tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikuti ole penyajian informasi; serngkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Taap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Enam tahap pembelajaran kooperatif itu di rangkum pada Tabel 2.

4 128 HUMANIS, Vol. 8, No. 2, Juli 2016 Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran kooperatif, dan langkah-langkahnya sedikit bervariasi bergantung pada pendekatan yang digunakan. FASE - FASE Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan Penghargaan TINGKAH LAKU GURU Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi sisa belajar Guru menyajkan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajr dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menharga baik upaya maupun hasil belajar indvidu dan kelompok. METODE PENELITIAN Obyek penelitian ini adalah melalui penerapan Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Kalitengah semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kalitengah 4 Oktober 2014 sampai 22 November SubJek penelitian ini adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Kalitengah semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa instrument yaitu melalui : 1. Lembar Observasi : dipergunakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran, dan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Lembar Questionare : untuk mengambil data tentang minat siswa pada proses belajar mengajar. Ada dua jenis questionare yang dipergunakan yaitu : quaestionare pra PTK dan paska PTK. 3. Lembar Test : dipergunakan untuk mengambil data tentang hasil prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya gambaran keberhasilan dalam proses belajar

5 Penerapan Cooperatif Learning (Ramelan) 129 mengajar diungkapkan dengan prosentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Setting Tindakan Setting tindakan yang dilaksanakan dan dituangkan dalam bentuk siklus. Siklus penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dan setiap siklus terdiri dari kegaitan sebagai berikut : Perencanaan Dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebaga berikut : 1. Membuat perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Menyiapkan instrument yaitu angket, pedoman observasi, baik pedoman observasi terhadap guru maupun siswa. 3. Membuat soal-soal test 4. Menyiapkan hadiah untuk kelompok yang memiliki nilai terbaik. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan : 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan. 2. Membagi siswa dalam kelompok kecil 3. Memberi pengarahan kepada siswa apa.yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. 4. Setiap kelompok berdiskusi 5. Setiap kelompok mempresetasikan hasil diskusi kelompok masingmasing. Pengamatan Selama proses pembelajaran kolaborator mengamati dan mencatat semua kejadian dan memasukkan ke dalam lembar pengamatan. Refleksi Refleksi terhadap proses belajar dilakukan setiap akhir siklus oleh peneliti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik, terutama tentang hambatan dan penyebabnya. Temuan-temuan yang negatif diupayakan langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya. Hasil Penelitian Siklus Pertama Perencanaan Guru mempersiapkan semua administrasi dan perangkat pembelajaran, pertemuan pertama pada tanggal 4 Oktober 2014, pertemuan kedua pada tanggal 10 Oktober 2014 dan pada pertemuan ketiga tanggal 18 Oktober 2014 digunakan untuk melakukan evaluasi. Pelaksanaan Guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah disiapkan, siswa dibentuk dalam 6 kelompok (kelas 8 B terdiri dari 30 siswa), maka masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kegiatan pendahuluan dilakukan selama 10 menit untuk memberikan penjelasan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa, kegiatan inti dilakukan selama 60 menit, dimana siswa melakukan diskusi kelompok dan diteruskan dengan diskusi kelas, setelah selesai 20 menit kemudian guru memberikan komentar tentang diskusi yang telah dilakukan serta mengajak siswa untuk membuat rangkuman. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan selama siklus 1 diperoleh data sebagai berikut : untuk lembar observasi pada siswa diperoleh prosentase rata-rata 63,5 %, dan nilai Ulangan Harian 1 rataratanya 71,06. Dari hasil di atas

6 130 HUMANIS, Vol. 8, No. 2, Juli 2016 menunjukkan bahwa minat siswa masih perlu ditingkatkan meskipun hasil ratarata nilai Ulangan Hariannya di atas KKM. Refleksi. Untuk mengetahui kekurangan pada siklus 1, maka siswa diminta untuk memberikan komentar tentang pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning, dan ternyata kekurangan yang ada hanya pada pengelompokan yang kurang heterogen, maka untuk memperbaiki pada siklus 2 dibentuk kelompok yang heterogen. Siklus kedua Perencanaan Pada siklus 2 dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2011 untuk pertemuan pertama dan tanggal 7 November 2011 untuk pertemuan kedua, dan evaluasi dilakukan pada tanggal 14 November 2011 Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tetapi dengan pembentukan kelompok yang baru. Pada siklus 2 ini diberikan pengarahan yang mendalam untuk memperbaiki pemahaman siswa selama melakukan tugas yang diberikan. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator diperoleh data sebagai berikut: untuk nilai rata-rata pada ulangan harian adalah 81,38, sedangkan untuk lembar observasi minat siswa diperoleh rata-rata prosentase 73,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus 2 mengalami kenaikan baik pada rata-rata nilai ulangan harian maupun pada lembar observasi minat siswa. Refleksi Dari pengamatan pada proses pembelajaran selama siklus 2 dan hasil observasi, serta umpan baik dari siswa menunjukkan bahwa penelitian tindakan berhasil dilaksanakn. SIMPULAN Berdasarkan hasil data pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa dengan melalui penerapan Cooperative Learning dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Kalitengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Soemanto, Wasty Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta. Tim Instruktur Propinsi Jawa Tengah. (1999). Beberapa agenda reformasi pendidikan dalam perspektif abad 21. Magelang: Tera Indonesia. Usman, M.U. (1996) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya. Winataputra. (1993). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lundren, Linda Cooperative Learning in The Science Classroom. Newyork Glen COE Macmillan/Mc. Graw Hill. Rusyan, Kusindar, Zaenal Arifin Pendekatan dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slavin, R.E Educational Psychology Theory and Practice. Secon Edition Boston. Allyn and Bacon Publishers.