PEMETAAN SEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KECAMATAN PALU TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMETAAN SEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KECAMATAN PALU TIMUR"

Transkripsi

1 PEMETAAN SEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KECAMATAN PALU TIMUR MEGA ANDINI JURNAL PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2016

2 HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL Judul : Pemetaan Sebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) Di Kecamatan Palu Timur Kota Palu Penulis : Mega Andini No. Stambuk : A Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Hasan, M.Hum Widyastuti, S.Si, M.Si NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pend. IPS FKIP UNTAD Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi Drs. Charles Kapile, M.Hum Nurvita, S.Pd, M.Pd NIP NIP

3 ABSTRACT Mega Andini (2016). Mapping the distribution of street vendors In East Palu Subdistrict. Script. Geography Education Study Program, Department of Education Social Sciences, Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, TadulakoUniversity. Supervisor (I) Hasan, Supervisor (II) Widyastuti. The study was backed by the presence of street vendors in the City of Palu was recognized as economic potential which could not be considered one eye. Street vendors are able to absorb the workforce in large enough quantities as well as providing the necessities of life for the community.but the other thing is the presence of street vendors are considered disruptive to the beauty and order of the city environment. This makes the government intervene in solving this. Government intervention in this matter is affecting the pattern of life of street vendors. The purpose of this research is to know the pattern of the spread of street vendors in the East Palu as well as how the socio-economic circumstances of street vendors in the East Palu Subdistrict of Palu City.The subject of this research is on street vendors in East Palu Subdistrict with the number of samples that used as many as 61 people street vendors. A descriptive qualitative analysis through technique and concept mapping.the research results obtained patterns spread of street vendors selling on every subdistricts of East Palu in general distribution pattern that is random distribution pattern, however when viewed in terms of the division of the street there are some roads that are in each of the subdistricts of East Palu the spread pattern street vendors clumped.socio-economic conditions of street vendors selling on every subdistricts of East Palu is good enough,because if refers to the regional minimum wage the Palu City 2014 Rp /month, average income of street vendors still belongs. Key words: Distribution Patterns and socio-economic Conditions ABSTRAK Mega Andini (2015). Pemetaan sebaran Pedagang Kaki Lima Di Kecamatan Palu Timur, Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing (I) Hasan, Pembimbing (II) Widyastuti. Penelitian ini dilatar belakangi Keberadaan PKL di Kota Palu diakui sebagai potensi ekonomi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pedagang kaki lima yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar serta menyediakan kebutuhan hidup bagi masyarakat. Tetapi lain hal keberadaan PKL dianggap mengganggu keindahan dan ketertiban lingkungan Kota. Hal ini yang

4 membuat pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Campur tangan pemerintah dalam hal ini mempengaruhi pola kehidupan pedagang kaki lima. Sehingga diperlukan pemetaan sebaran pedagang kaki lima di Kota Palu sebagai upaya dan strategi yang akan diambil oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Palu Timur serta bagaimana keadaan sosial ekonomi pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Subjek pada penelitian ini adalah pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 61 orang pedagang kaki lima. Analisis deskriptif kualitatif melalui teknik dan konsep pemetaan. Hasil penelitian diperoleh pola persebaran pedagang kaki lima yang berjualan pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur secara umum pola persebarannya yaitu pola persebaran acak, akan tetapi jika dika dilihat dari segi pembagian jalan terdapat beberapa Jalan yang ada di masing-masing Kelurahan di Kecamatan Palu Timur yaitu Pola persebaran pedagang kaki lima mengelompok. Kondisi sosial ekonomi pedagang kaki lima yang berjualan pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur cukup baik, karena jika mengaju pada upah minimum regional Kota Palu Tahun 2014 sebesar Rp /bulan, rata-rata pendapatan pedagang kaki lima masih tergolong lebih besar. Kata Kunci: Pola Persebaran dan Kondisi Sosial Ekonomi BAB I PENDAHULUAN Jumlah pedagang kaki lima dari waktu kewaktu terus bertambah, hal ini dikarena pedagang kaki lima dapat lebih mudah untuk dijumpai konsumennnya dari pada pedagang resmi yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk mencari rejeki halal sebagai pedagang kaki lima (PKL), misalnya makanan dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun menambah penghasilan. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang kaki lima (PKL) mempunyai peranan yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian terutama masyarakat ekonomi lemah dan sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang relatif minim. Pedagang kaki lima selalu memanfaatkan tempat tempat yang senantiasa dipandang sebagai profit misalkan pusat kota, tempat keramaian hingga tempattempat yang dinilai berpotensi untuk menjadi objek wisata. Mereka hanya berpikir

5 bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mencari nafkah tanpa memperdulikan hal-hal yang lain. Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Palu diakui sebagai potensi ekonomi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pedagang kaki lima yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar serta menyediakan kebutuhan hidup bagi masyarakat. Tetapi lain hal keberadaan pedagang kaki lima (PKL) dianggap mengganggu keindahan dan ketertiban lingkungan kota. Hal ini yang membuat pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Campur tangan pemerintah dalam hal ini mempengaruhi pola kehidupan pedagang kaki lima. Sehingga diperlukan pemetaan sebaran pedagang kaki lima di Kota Palu sebagai upaya dan strategi yang akan diambil oleh pemerintah. Sehubungan dengan latar belakang tersebut peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Pemetaan Sebaran Pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur dengan diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat 1) hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah khususnya pemerintah Kotamadya Palu dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan dan upaya menjaga kelancaran lalu lintas serta keindahan di sekitar Kota Palu. 2) Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pengembangan dan pengkajian konsep-konsep tentang berbagai aspek dalam upaya pemberdayaan ketenagakerjaan agar mampu berjalan secara optimal. 3) hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor pendorong memilih menjadi pedagang kaki lima (PKL). Sehingga pemimpin lembaga atau institusi dapat mengambil langkah-langkah dalam hal penanganan masalah yang ditimbulkan oleh pedagang kaki lima. 4) Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yakni sebuah bentuk penelitian yang di tujukan untuk mendeskriptifkan fenomene fenomene yang ada. Baik fenomena alamiah maupun fenomena sosial Sukmadinata (2006:24). Dengan kata lain penelitian

6 deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Populasi pada penelitian ini yaitu pedagang kaki lima yang berjualan di Kecamatan Palu Timur berjumlah 121 orang yang tersebar di setiap Kelurahan Besusu Barat, Besusu Tengah, Besusu Timur, Lolu Utara dan Lolu Selatan. Penentuan sampel penelitian ini mengacu pada teori Arikunto (2006:112) yang mengemukakan dalam pengambilan sampel penelitian, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat di ambil antara 10%-15% dan 20%-25% atau lebih, untuk mempermudah peneliti dalam pengambilan sampel dan juga menghemat biaya, waktu, dan tenaga, maka diambil 50% dari jumlah populasi sehingga dari hasil perhitungan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 61 orang pedagang kaki lima. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu melalui orang-orang sebagai sumber data (informan/responden) yang dijadikan sebagai subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diolah berupa dokumen-dokumen maupun sumber-sumber lainnya, yang dilakukan melalui teknik pengumpulan data. Guna mencapai tujuan penelitian, peneliti membahas permasalahan ini dengan pendekatan kualitatif serta kajian yang bersifat deskriptif analisis. Artinya, data, fakta, dan informasi yang terkumpul dari pengisian kuesioner oleh masyarakat yang dijadikan sebagai sampel (responden), pengamatan di lapangan (observation), dan analisis data sekunder (studi pustaka) merupakan gambaran realitas yang terjadi mengenai pedagang kaki lima Observasi Observasi dilakukan guna melihat realitas sosial yang terjadi pada pedagang kaki lima yang berjualan makanan. Di samping itu dari observasi juga

7 diharapkan terlihat realitas dampak keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat serta memberikan gambaran mengenai lokasi penelitian Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan terhadap semua sampel penelitian dalam bentuk pilihan. Setiap responden hanya menjawab satu kategori jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan atau mengisi pertanyaan terbuka untuk mendapatkan data tentang kondisi sosial ekonomi Dokumentasi Teknik Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambar yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Pengambilan dokumentasi akan memperkuat data penelitian supaya lebih valid. Sehingga penulis akan lebih mudah untuk menganalisis data dengan adanya bukti dokumentasi. Data yang telah diperoleh diolah sesuai dengan indikator-indikator dari variabel penelitian dan kemudian disajikan dalam bentuk: a. Tabulasi, yaitu penyajian data dalam bentuk tabel, meliputi tabel deskripsi lokasi penelitian, karakteristik responden, pola persebaran pedagang kaki lima serta tabel persentase dari jawaban responden pada setiap pertanyaan serta tabel pendapatan responden; b. Gambar dan diagram, yaitu menyajikan data dalam bentuk gambar dan grafik yang inovatif sehingga mudah dibaca, meliputi gambar peta persebaran pedagang kaki lima, diagram persentase karakteristik responden yang terdiri dari; jenis kelamin, usia dan pendidikan. Diagram juga digunakan untuk melihat persentase jawaban dari responden pada setiap pertanyaan BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian Pola Persebaran Pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur Sesuai dengan tujuan dan teknik analisis data pada metode penelitian sebelumnya, untuk mengetahui pola persebaran pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur akan dianalisis berdasarkan analisis pemetaan dengan melihat secara

8 langsung tempat usaha dari masing-masing pedagang kaki lima yang ada pada setiap Kelurahan di Kecamatan Palu Timur. Adapun persebaran pedagang kaki lima pada setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Palu Timur seperti pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1. Pola Persebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) Kategori f Pola Persebaran Persebaran pedagang kaki lima di setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur 1. Besusu Barat 2. Besusu Tengah 3. Besusu Timur 4. Lolu Utara 5. Lolu Selatan Total 121 Sumber : Data primer (survey lapangan) 2015 Acak Acak Acak Acak Acak Berdasarkan tabel 3.1 pola persebaran pedagang kaki lima pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur hanya dua jenis yaitu mengelompok dan acak (random). Data pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa di Kelurahan Besusu Barat terdapat 38 pedagang kaki lima yang tersebar secara acak, di Kelurahan Besusu Tengah terdapat 21 pedagang yang tersebar secara acak, di Kelurahan Besusu Timur terdapat 15 pedagang yang tersebar secara acak, untuk Kelurahan Lolu Utara terdapat 23 pedagang yang pola persebarannya secara acak serta di Kelurahan Lolu Selatan terdapat 24 pedagang yang tersebar secara acak Untuk lebih jelasnya pola persebaran pedagang kaki lima pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur dapat dilihat pada peta pola persebaran pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur.

9 Gambar 3.1. Peta Pola Persebaran Pedagang kaki lima di setiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Palu Timur

10 Persebaran Pedagang kaki lima Berdasarkan Etnis di Kecamatan Palu Timur Hasil dari survei lapangan yang telah dilakukan menegenai persebaran pedagang kaki lima berdasarkan etnis pada setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Palu Timur di dapatkan 5 etnis/suku, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5. Persebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) Berdasarkan Etnis Kelurahan Etnis/Suku Jawa Sunda Bugis Padang Madura Jumlah Besusu Barat Besusu Timur Besusu Tengah Lolu Utara Lolu Selatan Total 121 Sumber : Data primer (survey lapangan) 2015 Berdasarkan tabel 4.5 persebaran pedagang kaki lima berdasarkan etnis pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur yaitu di Kelurahan Besusu Barat dari 38 pedagang kaki lima yang tersebar secara acak didapatkan 4 pedagang kaki lima beretnis Sunda, 13 pedagang kaki lima beretnia Jawa, 2 pedagang kaki lima beretnis Bugis, 1 pedagang kaki lima beretnis Padang dan tidak ada pedagang kaki lima yang beretnis Madura, di Kelurahan Besusu Timur dari 15 pedagang kaki lima yang tersebar secara acak didapatkan 13 pedagang kaki lima yang beretnis Jawa, 1 pedagang kaki lima yang beretnis Bugis, 1 pedagang kaki lima beretnis Sunda serta tidak ada pedagang kaki lima yang beretnis Padang dan Madura, di Kelurahan Besusu Tengah dari 21 pedagang kaki lima yang tersebar secara acak terdapat 19 pedagang kaki lima yang beretnis Jawa, 1 pedagang kaki lima yang beretnis Bugis, 1 pedagang kaki lima yang beretnis Padang serta tidak ada pedagang kaki lima yang beretnis Padang dan Madura, untuk Kelurahan Lolu Utara dari 23 didapatkan masing-masing 1 pedagang kaki lima yang beretnis Bugis, Padang, Sunda dan Madura, serta 18 pedagang kaki lima beretnis Jawa, di Kelurahan Lolu Selatan dari 24 pedagang yang tersebar secara acak didapatkan 21 pedagang kaki lima yang beretnis Jawa, 1 pedagang kaki lima yang beretnis

11 Bugis, 2 pedagang kaki limayang beretnis Sunda dan tidak ada pedagang kaki lima yang beretnis Madura dan Padang. Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran pedagang kaki lima berdasarkan etnis/suku pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur dapat dilihat pada peta persebaran pedagang kaki lima berdasarkan etnis di Kecamatan Palu Timur.

12 Gambar 3.2. Peta Persebaran Pedagang kaki lima Berdasarkan Etnis di Kecamatan Palu Timur

13 3.2. Pembahasan Mengenai pola persebaran pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur dilatar belakangi oleh berbagai alasan. Semua itu tidak lepas dari peluang yang ada di tempat mereka berjualan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bintarto (1987: 75), untuk mengetahui persebaran bisa dilakukan dengan membagi pola persebaran dalam tiga jenis. Pertama adalah yang pola mengelompok, kedua adalah pola random atau acak, dan yang ketiga adalah pola seragam, setelah melihat dan meniliti kondisi di lapangan peneliti mengemukakan menganai pola persebaran pedagang kaki lima di Kecamatan Palu Timur, yaitu secara umum pola persebarannya secar acak akan tetapi, jika dilihat dari pembagian jalan terdapat pula bentuk pola persebaran mengelompok terjadi pada kawasan aktivitas formal seperti pada kawasan pasar atau pusat perbelanjaan, yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat serta taman dan lapangan. Pola penyebaran mengelompok yang terjadi di Jalan Kimaja Kelurahan Besusu Barat, di Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Teratai Kelurahan Lolu Utara dan di Jalan Monginsidi Kelurahan Lolu Selatan hal ini disebabkan oleh alasan para pedagang kaki lima memilih lokasi berjualannya, selain pemilihan lokasi pertimbangan pedangang lainnya adalah jarak dari tempat tinggal mereka. Sehingga secara tidak langsung para pedagang kaki lima menerapkan sistem konsep ruang yang dikemukakan oleh Tarigan secara relatif, selain keadaan fisik juga diperhatikan aspek sosial ekonomi, misalnya jarak diukur secara fungsional berdasarkan unit waktu ongkos dan usaha. Konsep ruang yang digunakan tergantung pada masalah yang dibahas. Permasalahan sosial dan ekonomi umumnya menggunakan konsep ruang relatif, sedangkan dalam perencanaan fisik (terutama untuk ruang sempit) umumnya menggunakan konsep ruang absolut. Tarigan dalam Aziz Budianta, dkk (2011 :15). Mengenai pesebaran pedagang kaki lima berdasarkan etnis/suku yang berjulan pada setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Palu Timur yaitu terdapat 5 etnis pedagang Jawa, Madura, Sunda, Padang dan Bugis. Pedagang kaki lima yang berjulan pada setiap kelutrahan yang ada di Kecamatan Palu Timur itu didominasi oleh pedagang yang beretnis Jawa berjumlah 103 orang, kemudian

14 pedagang yang beretnis Sunda berjumlah 8 orang, pedangan yang beretnis Bugis berjumlah 6 orang dan pedagang yang beretnis Padang berjumlah 3 orang serta 1 orang pedagang beretnis Madura. Para pedagang kaki lima yang berjualan di setiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Palu Timur itu kebanyakan dari mereka menggunakan fasilitas umum sebagai tempat menjajakan jualannya, hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas masyarakat lainnya, seperti torotoar, pinggir jalan dan fasilitas umum lainnya. keadaan ini sesuai Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 30 Tahun 2001 Tentang Pengaturan Dan Pembinaan Pedagang kaki lima menyatakan bahwa Pedagang kaki lima adalah mereka yang didalam usahanya menggunakan sarana dan atau perlengkapan yang mudah dibongkar pasang serta mempergunakan tempat tempat untuk kepentingan umum yang bukan diperuntukkan bagi tempat usaha, atau tempat lain yang bukan miliknya. Aktivitas Pedagang kaki lima di setiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Palu Timur terbilang strategis sebab lokasi berjualan berada dekat dengan kawasan pertokoan, jasa, pusat pendidikan serta lokasi berjualan berada pada aksesibilitas yang tinggi sehingga memberi suatu kemudahan terjadinya transaksi dengan konsumen, pedagang kaki lima juga menempati taman kota dengan alasan lokasi ini ramai sebab merupakan kawasan untuk berbagai kegiatan seperti olah raga, konser dan tempat rekreasi. Dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas pedagang kaki lima yang ada di Kecamatan Palu Timur dapat berdampak positif dan berdampak negatif. Dampak positif dari aktivitas pedagang kaki lima yaitu dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, dimana para pedagang kaki lima menyediakan produk yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang tergolong menengah kebawah. Selain itu, aktivitas para pedagang kaki lima yang berada di pinggir jalan juga memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dalam hal ini makanan. Adapun dampak negatif yang terjadi akibat dari aktivitas pedagang kaki lima yang ada di Kecamatan Palu Timur adalah hambatan pada kecepatan kendaraan. Hal ini dikarenakan oleh pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang terotoar jalan tidak memiliki tempat parkir yang memadai, sehingga

15 konsumen yang ingin berbelanja memarkir kendaraannya didepan pedagang tersebut yang tentunya mengganggu kelancaran sejumlah kendaraan yang melintasi jalan tersebut khususnya di Jalan Sultan Hasanuddin atau pintu masuk pertokoan. Selain menganggu kelancaran lalu lintas keberadaan pedagang kaki lima juga menimbulkan kesan kumuh dan kotor sehingga para pedagang kaki lima cenderung tidak memperhatikan tata ruang kota. Para pedagang kaki lima melakukan kegiatan jual beli dengan menggunakan fasilitas umum bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga mereka dapat mengikatkan kondisi sosial ekonominya, hendaknya setiap usaha yang dilakukan guna untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi sebaiknya tidak merugikan anggota masyarakat lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Adi, (1996: 20) bahwa Kondisi sosial ekonomi adalah tatanan kehidupan sosial material maupun spiritual yang meliputi rasa keselarasan, kesusilaan, ketentraman lahirnya dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha untuk pemenuhan kebutuhan sosial lainnya yang sebaik mungkin bagi diri sendiri keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak- hak asasi manusia serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan para pedagang kaki lima cukup tinggi pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur, rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di Kelurahan Besusu Barat sebesar Rp perbualannya. Rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di Kelurahan Besusu Tengah sebesar Rp perbualannya, ratarata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di Kelurahan Besusu Timur sebesar Rp perbualannya,rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualandi Kelurahan Lolu Utara sebesar Rp serta rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualandi Kelurahan Lolu Selatan sebesar Rp Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan upah minimum regional Kota Palu Tahun 2014 sebesar Rp /bulan. Pendapatan masyarakat antara satu sama lain berbeda-beda tergantung dari apa yang dilakukan sehingga variasi tingkatan pendapatannya dapat berbeda-beda.

16 Kaitan penelitian dengan pendidikan geografi sangatlah erat. Geografi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena fisik maupun sosial yang terjadi pada suatu wilayah dengan berbagai konsep pendekatannya.pada penelitian ini konsep pendekatan yag dapat digunakan dalam kaiatanya dengan ilmu Geografi adalah konsep penggunaan lahan dan perncanaan/penataan ruang sehinggaapa yang akan dilakukan khususnya dalam memutuskan sebuah kebijakan yang berhubungan dengan penataan tempat pedagang kaki lima bisa berjalan dengan baik serta dapat menciptkan tata ruang kota yang sesuai dengan apa yang diharapkan. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Setelah hasil penelitian dan pembahasan dideskripsikan maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pola persebaran pedagang kaki lima yang berjualan pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur secara umum pola persebarannya yaitu pola persebaran acak, akan tetapi jika dika dilihat dari segi pembagian jalan terdapat beberapa Jalan yang ada di masing-masing Kelurahan di Kecamatan Palu Timur yaitu Pola persebaran pedagang kaki lima mengelompok. 2. Kondisi sosial ekonomi pedagang kaki lima yang berjualan pada setiap kelurahan di Kecamatan Palu Timur cukup baik, rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di Kelurahan Besusu Barat sebesar Rp perbualannya. Rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di Kelurahan Besusu Tengah sebesar Rp perbualannya, rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di Kelurahan Besusu Timur sebesar Rp perbualannya,rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualandi Kelurahan Lolu Utara sebesar Rp serta rata-rata pendapatan pedagang kaki lima yang berjualandi Kelurahan Lolu Selatan sebesar Rp Jumlah tersebut lebih besar

17 jika dibandingkan dengan upah minimum regional Kota Palu Tahun 2014 sebesar Rp /bulan Saran 1. Bagi pedagang kaki lima hendaknya bisa taat dan mematuhi aturan pemerintah mengenai lokasi/tempat yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima serta bersikap bijak untuk membayar pajak; 2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bahwa keberadaan pedagang kaki lima yang berjualan dengan menggunakan fasilitas umum dapat mengganggu masyarakat lainnya. 3. Bagi para peneliti yang mempunyai kepentingan yang sama dapat dijadikan bahan kajian atau referensi penelitian selanjutnya BAB V DAFTAR RUJUKAN Anonimus. Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 30 Tahun 2001 Tentang Pengaturan Dan Pembinaan Pedagang kaki lima. Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aziz Budianta, dkk. (2011). Perencanaan Pengembangan Wilayah. Palu: Maghza Pustaka. Bintarto. (1984). Metode Analisa Geografi. Jakarta : Penerbit LP3S. Sukmadinata. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Remaja rosdakarya.

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU SITI HAJIRAH JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU 1 HARIYATI JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

POLA PENYEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SINGARAJA

POLA PENYEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SINGARAJA POLA PENYEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SINGARAJA I Gusti Ayu Adi Rahayuni (I Wayan Treman dan I Putu Ananda Citra) Jurusan Pendidikan Geografi, FIS Undiksha Adi.rahayuni@yahoo.co.id ABSTRAK Pola

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMAK GPID SUMBERSARI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTNG

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMAK GPID SUMBERSARI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTNG EFEKTIFITAS PEMANFAATAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMAK GPID SUMBERSARI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTNG Oleh I WAYAN JERRI HERMANUS A 351 10 009 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS1 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 5 PALU I KADEK PURWANTO A 351 11 074 JURNAL PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pembuka dari laporan penulisan tugas akhir. Isi dari bab ini adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, yaitu meliputi

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA PERHOTELAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang, persaingan dalam hidup semakin berat. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

Lebih terperinci

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh 1 STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL Oleh INDAH PERMATA SARI NAZARUDDIN WAHAB ROCHMIYATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) ROSI NOFITA 09030112 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informal ini menunjukan bukti adanya keterpisahan secara sistemis-empiris antara

BAB I PENDAHULUAN. informal ini menunjukan bukti adanya keterpisahan secara sistemis-empiris antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Integritas Bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan era globalisasi. Berbagai macam budaya global yang masuk melalui beragam media komunikasi dan informasi. Dengan

Lebih terperinci

PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA

PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA 1 PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA M U S L I H JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS X A SMA ALKHAIRAAT PALU JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Geografi

Lebih terperinci

18 Universitas Indonesia

18 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Uraian pada bab tiga dalam tesis ini menampilkan metode penelitian dalam rangka mencari penyelesaian permasalahan penelitian mengenai persepsi pemustaka terhadap layanan pada

Lebih terperinci

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Oleh Ni Ketut Trisnawati Ketut Suratha dan Made Suryadi

Lebih terperinci

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011 PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN 1102305/2011 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi. Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia terbuka ada 7,7 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi. Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia terbuka ada 7,7 juta jiwa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara akan selalu berhubungan dengan jumlah penduduk dari suatu negara tersebut. Jika ekonomi suatu negara meningkat maka akan mengurangi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 NILUH RITA AYU ROSNITA A 351 09 044 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

STUDI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU

STUDI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU STUDI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU 1 MADE ERLIANI JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. barang-barang untuk memenuhi kebutuhan pokok harian, pasar juga memiliki

I. PENDAHULUAN. barang-barang untuk memenuhi kebutuhan pokok harian, pasar juga memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan sebuah tempat dimana masyarakat dapat memperoleh barang-barang untuk memenuhi kebutuhan pokok harian, pasar juga memiliki fungsi penggerak ekonomi

Lebih terperinci

Oleh: SINTA KARLINA NIM

Oleh: SINTA KARLINA NIM PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13 BATAM TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Lebih terperinci

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA Pelaksanaan Usaha... (Ridho Nugroho) 1 PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF HEALTH BUSINESS SCHOOL IN THE STATE HIGH SCHOOL SE- YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan perdagangan adalah kawasan atau tempat yang kegiatannya diperuntukan untuk jual beli barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari. Di Kawasan perdagangan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya lapangan pekerjaan formal mengakibatkan bertambah besarnya angka pengangguran. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG Afdanis ¹, Yusrizal ¹, Yulfia Nora ¹ Program studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA 0 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SIGI KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SIGI KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SIGI KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI WILDAWATI A 351 10 060 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL)

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) Oleh : RIKI ZAKARIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

DONA ALBERTO A JURNAL

DONA ALBERTO A JURNAL PERBANDINGAN PEMBELAJARAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) DENGAN PEMBELAJARAN METODE RESITASI (PENUGASAN) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 SIGI

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM BERAKTIVITAS DAN MEMILIH LOKASI BERDAGANG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA SEMARANG

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM BERAKTIVITAS DAN MEMILIH LOKASI BERDAGANG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA SEMARANG KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM BERAKTIVITAS DAN MEMILIH LOKASI BERDAGANG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA SEMARANG (Wilayah Studi : Jalan Pahlawan-Kusumawardhani-Menteri Soepeno) TUGAS

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS DAMPAK SOSIAL DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PENGGALIAN TAMBANG EMAS DI KEC. BATANG TORU KAB. TAPANULI SELATAN OLEH

SKRIPSI ANALISIS DAMPAK SOSIAL DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PENGGALIAN TAMBANG EMAS DI KEC. BATANG TORU KAB. TAPANULI SELATAN OLEH SKRIPSI ANALISIS DAMPAK SOSIAL DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PENGGALIAN TAMBANG EMAS DI KEC. BATANG TORU KAB. TAPANULI SELATAN OLEH Yusuf Azhari 100501152 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: Syefni Liliawati. D Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is supported

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 2 Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 (Jurnal) Oleh: Aditya Murdani 0853034003 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pembahas : Drs. I Gede Sugiyanta,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR O l e h : R.B. HELLYANTO L 2D 399 247 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN KALIBENING KABUPATEN BANJARNEGARA

KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN KALIBENING KABUPATEN BANJARNEGARA KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN KALIBENING KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Di sajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S-1 Di Susun Oleh: HADWY PRASTHIADY 0901010067

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA

HASIL PENELITIAN ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA Fitriani S. Rajabessy 1, Rieneke L.E. Sela 2 & Faizah Mastutie 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi dalam Soejono dan Abdurrahman (1999:24): Metode

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2002:1) menyatakan bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian diperlukan

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI 1 PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI MOH TAUFIK A 351 09 013 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu. masyarakat adalah bertahan hidup (survive) atau mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu. masyarakat adalah bertahan hidup (survive) atau mempertahankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu masyarakat adalah bertahan hidup (survive) atau mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam suatu

Lebih terperinci

IMPLIKASI LOKASI BERJUALAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI WISATA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

IMPLIKASI LOKASI BERJUALAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI WISATA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL IMPLIKASI LOKASI BERJUALAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI WISATA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Sugiyono (0:6) mengemukakan bahwa metode survei digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 2 No. 1 (2016) KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kondisi yang terjadi di lapangan mengenai karakteristik PKL makanan siap saji di tempat

Lebih terperinci

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing of Learning Outcomes of Students to Content Ecosystem in Class VII SMP Negeri 15 Tasikmalaya City School Year 2015/2016 Ade Rijal Sumarwan, Edi

Lebih terperinci

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA Pada bab ini akan lebih dibahas mengenai sarana prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Permasalahan sarana prasarana

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 ROWOKELE

Lebih terperinci

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD 1 PENGARUH BUKU PENUNJANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO PALU RENA A 351 09 033 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai Daerah Tujuan Wisata Belanja adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Sehubungan dengan masalah yang ada maka penelitian ini secara umum mengambil lokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Kampar Kecamatan Bangkinang

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOKASI USAHA DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOKO QINI MART CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh, Fentri ; 1 Arnasik; 2

HUBUNGAN LOKASI USAHA DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOKO QINI MART CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh, Fentri ; 1 Arnasik; 2 HUBUNGAN LOKASI USAHA DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOKO QINI MART CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh, Fentri ; 1 Arnasik; 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan menggunakan metode survei maka peneliti memperoleh informasi secara langsung dari responden dengan menggunakan alat yaitu kuesioner

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU 1 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU NIZAR JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PLANTED QUESTION DI SDN 28 RAWANG TIMUR KECAMATAN PADANG SELATAN OLEH: SRI WAHYUNI NPM. 1110013411081 PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii ABSTRACT Bandung is an attractive city for tourists to visit. The number of tourists that make the need for a lot of parking space also high. The development of tourism sector has an indication to increasing

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D 306 010 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

Oleh : SUNARNI K

Oleh : SUNARNI K UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA POKOK BAHASAN UNSUR-UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 SIDOHARJO SRAGEN

Lebih terperinci

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Afnita Lily *, Drs. Dasrizal **, Rozana Eka Putri ** ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Oleh : RIYA AL MUSTAQIMAH K

Oleh : RIYA AL MUSTAQIMAH K PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar) Oleh : RIYA AL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Pemasaran sangat penting diterapkan pada semua bidang yang berkaitan dengan bisnis. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan di bidang bisnis menuntut

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR Oleh: YUNI SRI HANDAYANI L2D 097 490 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII D DAN VIII E SMP NEGERI 5 PALU

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII D DAN VIII E SMP NEGERI 5 PALU HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII D DAN VIII E SMP NEGERI 5 PALU I WAYAN ARI ADNYANA JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG 1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU STAMBUK 2007 TENTANG REKAM MEDIS OLEH : JONATHAN ANGKASA

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU STAMBUK 2007 TENTANG REKAM MEDIS OLEH : JONATHAN ANGKASA TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU STAMBUK 2007 TENTANG REKAM MEDIS OLEH : JONATHAN ANGKASA 070100356 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU STAMBUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Shopping Street Pertokoan Jl. Yos Sudarso :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. (http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF ANALISIS FAKTOR FISIK SOSIAL-EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN DENGAN POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Drs. Agus Dwi Martono,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK Oleh Risnawati Fitri Program Studi Pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat fitririsnawati@gmail.com Abstract This study aims to describe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini dibagi menjadi beberapa bagian terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini dibagi menjadi beberapa bagian terdiri atas BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini dibagi menjadi beberapa bagian terdiri atas latar belakang yang merupakan alasan peneliti dalam mengambil masalah yang akan diteliti, rumusan masalah yang merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 (JURNAL) Oleh: INDARYONO 1113034039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata, hal ini jelas terlihat dengan banyaknya program pengembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA 1 HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami dinamika. Dinamika pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2011 hingga 2016 cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang kaki lima adalah bagian dari aktivitas ekonomi yang merupakan kegiatan pada sektor informal. Kegiatan ini timbul karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan

Lebih terperinci

PERANAN JICA (JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY) TERHADAP PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN MAKASSAR SKRIPSI

PERANAN JICA (JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY) TERHADAP PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN MAKASSAR SKRIPSI PERANAN JICA (JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY) TERHADAP PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN MAKASSAR 2008-2012 SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PENERIMAAN iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI..ix. DAFTAR TABEL.xii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PENERIMAAN iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI..ix. DAFTAR TABEL.xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PENERIMAAN iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI..ix DAFTAR TABEL.xii DAFTAR MATRIKS......xiii DAFTARGAMBAR....xiv ABSTRAKSI...xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DI AREAL TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (TNGL)

DI AREAL TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (TNGL) ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT Eks PENGUNGSI DI AREAL TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (TNGL) (Studi Kasus: Dusun Damar Hitam dan Dusun Sei Minyak Kecamatan Sei Lepan dan Kecamatan Besitang, Kabupaten

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PADA TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 10 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PADA TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 10 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PADA TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 10 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013-2014 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: ASNI FUROIDA K4610017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN 2007-2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIAWAN K4610015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG Novi Harista Putri 1, M. Nursi 2, Hendrizal 1 1 Program

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Artikel Penelitian Ditulis untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh. FITRI YANI Mugiadi Sulistiasih

PENERAPAN TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh. FITRI YANI Mugiadi Sulistiasih PENERAPAN TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh FITRI YANI Mugiadi Sulistiasih FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: Anggraini Putri Permata Dewi K5407011 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey. Suharto (2003: 99) mengemukakan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey. Suharto (2003: 99) mengemukakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey. Suharto (2003: 99) mengemukakan bahwa metode survei deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data hasil survey dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL KONTEKSTUAL INTERAKTIF BERBASIS WEBSITE OFFLINE DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM EXE LEARNING V-1.04.0 UNTUK SMA KELAS XI POKOK MATERI FLUIDA Skripsi Oleh : Utik Rahayu

Lebih terperinci

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN Nurul Handayani, Kuswanto Nurhadi, dan Erma Fitria Rini Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (127 dari 224) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KAJIAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA Dhian Krisna Kusuma Umar Mansyur Ni Made Esti Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci