SKRIPSI NOVA DWI FADHDHALANI PROFIL PERESEPAN OBAT ASMA DI APOTEK ARJASA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI NOVA DWI FADHDHALANI PROFIL PERESEPAN OBAT ASMA DI APOTEK ARJASA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG"

Transkripsi

1 SKRIPSI NOVA DWI FADHDHALANI PROFIL PERESEPAN OBAT ASMA DI APOTEK ARJASA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

2

3

4 KATA PENGANTAR Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari peran pembimbing dan bantuan seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Allah SWT, Tuhan dari seluruh semesta alam yang memberikan rahmat dan rejeki pada umat-nya dan Nabi Muhammad SAW. 2. Bapak Fransisco, S.Si.,Apt selaku pemilik dan Apoteker di Apotek Arjasa Kecamatan Dau Kabupaten Malang, yang mengijinkan untuk pengambilan data penelitian. 3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Ibu Nailis Syifa, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Kaprodi Farmasi dan Dosen Penguji II. Terima kasih atas kesediaannya untuk menjadi penguji serta memberikan arahan dan nasihatnya. 5. Ibu Dra. Liza Pristianty, M.Si.,M.M.,Apt selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih banyak, disela kesibukan ibu masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta semangat, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih banyak atas semua bimbingan, arahan dan nasihat. Sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS selaku Dosen Penguji I. Terima kasih atas kesediaannya untuk menjadi penguji serta memberikan arahan dan nasihatnya. 8. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si.,M.P selaku Dosen Wali. Terima kasih telah membimbing saya dalam melaksanakan kuliah dari semester satu hingga sekarang. 9. Seluruh staf pegawai di Apotek Arjasa Kecamatan Dau Kabupaten Malang, yang banyak membantu dalam proses pengambilan data penelitian serta banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan selama di Apotek Arjasa Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Serta seluruh teman-teman, yang sudah membantu kelancaran selama proses skripsi, mulai bimbingan hingga akhirnya skripsi ini terselesaikan dengan baik, terima kasih banyak atas bantuan dan dukungannya. Penulis menyadari semua tidak ada yang sempurna sehingga butuh bimbingan, dukungan dan motivasi dari seluruh pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat. Malang, 22 April 2016 Penulis

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Identifikasi Permasalahan Permasalahan Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian Tujuan Khusus Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Asma Prevalensi Asma Klasifikasi Asma Menurut Derajat Penyakit Patofisiologi Dan Mekanisme Terjadinya Asma Gejala Klinis Tujuan Terapi Jenis Obat asma Jenis Terapi Inhalasi Terapi Non Farmakologi Pengertian Resep Resep Yang Lengkap Resep Yang Dapat Atau Tidak Dapat Diulang Dosis Dan Kekuatan BAB III KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka Konseptual Keterangan Kerangka Konseptual BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Tempat dan Waktu Penelitian Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Instrumen Penelitian Jumlah Sampel Variabel Penelitian Definisi Operasional... 25

6 4.9 Tahap Penelitian Tahap pengumpulan Sampel Resep Pengumpulan Sampel Cara Perhitungan Data BAB V HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Jumlah Keseluruhan Resep Obat Asma dan Resep Non Asma Jumlah Resep Obat Asma Peresepan Obat Asma Profil Peresepan Obat Asma Tunggal dan Kombinasi Prosentase Penggunaan Golongan Obat Asma Tahun Obat Asma Jumlah Obat Asma Generik dan Non Generik Jenis Resep Dokter Penulis Resep Jenis Kelamin Usia Pasien Bentuk Sediaan BAB VI PEMBAHASAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 65

7 DAFTAR TABEL Tabel Halaman II.1 Klasifikasi Pasien Asma Hebat... 6 II.2 Jenis Obat asma II.3 Preparat Obat Asma Di Indonesia II.4 Relatif Selektivitas, Potensi Dan Durasi Dari Kerja β-agonis Adrenergik II.5 Dosis Obat asma IV.1 Variabel Penelitian V.1 Keseluruhan Resep Obat Asma dan Resep Non Obat Asma V.2 Persentase Jumlah Lembar Resep Obat Asma Bulan Januari Desember V.3 Peresepan Obat Asma V.4 Profil Peresepan Obat Asma Tunggal V.5 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.6 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.7 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.8 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.9 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.10 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.11 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.12 Profil Peresepan Obat Asma Kombinasi V.13 Prosentase Penggunaan Golongan Obat Asma Tahun V.14 Profil Peresepan Obat Asma V.15 Profil Peresepan Obat Salbutamol Pada Terapi Asma V.16 Profil Peresepan Obat Pseudoephedrine HCl Pada Terapi Asma V.17 Profil Peresepan Obat Metilprednisolone Pada Terapi Asma V.18 Profil Peresepan Obat Triprolidine Pada Terapi Asma V.19 Prosentase Terapi Penyerta Pada Resep Obat Asma Tahun V.20 Jumlah Obat Asma Generik dan Non Generik V.21 Jumlah Jenis Resep Asli dan Copy Resep Obat Asma V.22 Jumlah Dokter Penulis Resep V.23 Jenis Kelamin V.24 Jumlah Resep Yang Terdapat Umur Pasien Asma V.25 Usia Pasien Berdasarkan Resep Obat Asma di Apotek Arjasa V.26 Bentuk Sediaan Pada Resep Obat Asma di Apotek Arjasa

8 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Perubahan Saluran Napas Pada Pasien Asma Mekanisme Kontraksi Otot Polos Saluran Pernapasan Alur Tata Laksana Serangan Asma Alur Kerangka Konseptual Tahap Pemilihan Resep Histogram Prosentase Jumlah Keseluruhan Resep Obat Asma dan Resep Non Obat Asma Tahun Histogram Prosentase Jumlah Resep Obat Asma Tahun Histogram Prosentase Peresepan Obat Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Peresepan Obat Asma Kombinasi Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Golongan Obat Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Obat Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Profil Peresepan Obat Salbutamol Histogram Prosentase Profil Peresepan Obat Pseudoephedrin Histogram Prosentase Profil Peresepan Obat Metilprednisolon Histogram Prosentase Profil Peresepan Obat Triprolidine Histogram Prosentase Profil Peresepan Obat Selain Asma Pada Terapi Asma Histogram Prosentase Obat Asma Generik dan Non Generik Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Jenis Resep Obat Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Dokter Penulis Resep Obat Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Prosentase Jenis Kelamin Pada Resep Obat Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Resep Yang Terdapat Usia Pasien Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Usia Pasien Asma Di Apotek Arjasa Tahun Histogram Bentuk Sediaan Pada Resep Obat Asma

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Riwayat Hidup Surat Pernyataan Plagiasi Surat Ijin Studi Pendahuluan Penelitian Surat Keterangan Penelitian Ethical Clearence Tabel Pengumpulan Data... 70

10 RINGKASAN Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus, dan sumbatan saluran napas yang bisa kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai (Mahmoudi, 2008). Prevalensi asma di Indonesia 4,5 persen per mil. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta (6,9%), dan Sulawesi Selatan (6,7%). Berdasarkan karakteristik terlihat prevalensi asma meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi asma pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki (Riskesdas, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil resep obat asma pada pasien asma di apotek Arjasa kabupaten Malang berdasarkan resep yang dilayani di apotek Arjasa periode Januari-Desember Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Profil Peresepan Obat Asma Di Apotek Arjasa Kecamatan Dau Kabupaten Malang berdasarkan resep yang dilayani di Apotek Arjasa Periode Januari Desember Tahun Populasi pada penelitian ini adalah seluruh resep yang dilayani di apotek Arjasa kabupaten Malang tahun 2014, yang memiliki identitas berupa nomor resep. Sampel pada penelitian ini adalah resep obat asma yang dilayani di apotek Arjasa kabupaten Malang tahun Setelah dilakukan penelitian diperoleh data prosentase penggunaan obat asma untuk pasien asma, jenis obat asma, dokter penulis resep obat asma dan terapi selain obat asma. Data disajikan dalam bentuk tabel dan histogram. Analisa data dilakukan dengan mengolah data ke dalam bentuk persen pada setiap variabel yang diteliti. Berdasarkan penelitian tentang Profil Resep Obat Asma Pada Pasien Asma Di Apotek Arjasa Kabupaten Malang diperoleh data penggunaan obat asma pada pasien asma sebesar 2% dari 1977 lembar resep prosentase resep obat asma tertinggi adalah bulan Maret dan Juli sebesar 14%, kemudian prosentase terendah pada bulan Oktober 3%, prosentase peresepan tunggal dan kombinasi obat asma tertinggi adalah peresepan kombinasi obat antihipertensi sebanyak 77% (27) sedangkan peresepan tunggal obat asma sebanyak 23% (8), prosentase profil peresepan obat Salbutamol tertinggi adalah Salbutamol 3x4 mg/hr sebanyak 23% (7), prosentase bahwa profil peresepan obat asma kombinasi tertinggi adalah Kombinasi 4 sebanyak 37% (10), prosentasse penggunaan golongan obat asma tertinggi adalah Bronkodilator 36% (43), Kortikosteroid 17% (20), Antihistamin 19% (22), Nasal Dekongestan 11% (13), Antitusif 4% (5), Mukolitik 9% (11) dan Ekspektoran 3% (4), prosentase penggunaan keseluruhan obat asma tertinggi adalah Salbutamol sebesar 26%, prosentase peresepan obat Salbutamol tertinggi adalah 3x4 mg/hr sebesar 23%(7), prosentase peresepan obat Pseudoephedrin HCl tertinggi adalah 3x6 mg/hr dan 3x7,5 mg/hr sebesar masing-masing 25% (3), prosentase peresepan obat Metilprednisolone tertinggi adalah 3x4 mg/hr sebesar 40% (4), prosentase peresepan obat Triprolidine tertinggi adalah 3x0,1 mg/hr dan 3x0,5 mg/hr yang masing-masing sebesar 22% (2), prosentase peresepan obat Selain Obat Asma Pada Terapi Asma tertinggi adalah Sefadroksil sebesar 24% (5), Amoxicilin 100 mg 14% (3), Cefixim dan Zinc masing-masing sebesar 10% (2), prosentase peresepan obat asma Generik dan Non Generik tertinggi adalah peresepan obat asma Non Generik sebanyak 51% (64). Sedangkan peresepan obat asma Generik sebanyak 49% (63), prosentase penulisan resep obat asma tertinggi

11 adalah Resep Asli sebanyak 100% (35). Sedangkan penulisan Copy Resep obat asma sebanyak 0% (0), prosentase dokter penulis resep obat asma tertinggi adalah Dokter Spesialis sebanyak 86% (30). Sedangkan Dokter Umum sebanyak 14% (5), prosentase Jenis Kelamin pada resep obat asma tertinggi adalah Perempuan sebanyak 51% (18). Sedangkan Laki-laki sebanyak 49% (17), prosentase Resep Yang Terdapat Usia Pada Pasien Asma tertinggi adalah Ada Usia sebanyak 51% (18). Sedangkan Tidak Ada Usia sebanyak 49% (17), prosentase Usia Pada Pasien Asma tertinggi adalah pada usia sebanyak 26% (18). Usia Pada Pasien Asma terendah adalah pada usia sebanyak 3% (18), prosentase Bentuk Sediaan Obat Asma tertinggi adalah PO sebanyak 36% (18). Tertinggi kedua adalah Pulveres sebanyak 34% (17). Tertinggi ketiga adalah Capsul sebanyak 22% (11). Dan yang terkecil adalah Syrup sebanyak 8% (4).

12 DAFTAR PUSTAKA Akib A.A.P., Asma pada Anak. Sari Pediatri. Vol. 4 No. 2, hal. 80 Almazini P., Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat. CDK-189, Vol. 39 No. 1, hal. 63 Atmoko W., Faisal H. K. P., Bobian E. T., Adisworo M. W. dan Yunus F., Prevalens Asma Tidak Terkontrol dan Faktor-Faktor yangberhubungan dengan Tingkat Kontrol Asma di Poliklinik AsmaRumah Sakit Persahabatan, Jakarta. J Respir IndoVol. 31, No. 2, hal 53 Barnes P. J., Cortikosteroids : the drug to beat. England : Eur J Pharmacol. p Barnes P. J. and Addock I. M., How do cortikosteroids work in asthma. England : Ann Intern Med. p. 139, Dipiro J. T., Dipiro C. V., Schwinghammer T. L., Wells B. G., Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. United States : The McGraw-Hill Companies, Inc. Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2007 a. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, hal Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2007 b. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan KlinikDitjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, hal 8-9 Departemen Kesehatan Republik Indonesia., Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Jakarta : Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, hal 21 Gitawati R., Interaksi Obat Dan Beberapa Implikasinya. Jakarta : Puslitbang Biomedis dab Farmasi, Badan Litbangkes.Vol. XVIII No 4, hal : 175 Harkness, Richard. (1989). Interaksi Obat. Penerjemah : Goeswin Agoes dan Mathilda B. Widianto. Bandung : Penerbit ITB, hal Ibrahim R., Formularium Obat InHealth Edisi IV. Jakarta : PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, hal.vi

13 Kasim F., Trisna Y., Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 47. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan. Hal , , Katzung B. G., Masters S. B. and Trevor A. J., Basic & Clinical Pharmacology 12th Edition. Mcgraw Hill. Laisina A.H., Sondakh D.T., Wantaniahal J.M., Faktor Risiko Kejadian Asma pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Wenang Kota Manado. Sari Pediatri, Vol. 8, No. 4, hal. 303 Mahmoudi M., Allergy & Asthma Practical Diagnosis And Management. America : Penerbit Buku The McGraw-Hill Companies, Inc, hal 168 Meiyanti, Mulia, J.I., 2000.Perkembangan Patogenesis dan Pengobatan Asma Bronkial. Jakarta : J Kedokter Trisakti, September-Desember 200-Vol.19, No.3, hal 130 Menteri Kesehatan Republik Indonesia., Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, hal 6-7 Menteri Kesehatan Republik Indonesia., PP 51. Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, hal 3 Mustafa J., Yunus F. dan Wiyono W. H., Prevalens Asma Pada Kelompok Siswa Tahun Menggunakan Kuesioner ISAAC dan Uji Provokasi Bronkus di Jakarta Pusat.J Respir Indo Vol. 32, No. 1, hal Neal M. J., At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Surabaya : Penerbit Erlangga, hal 28 NIH, maret 2016 jam WIB Notoatmodjo, Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), (2004). Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta : PDPI, hal 30, 1-92

14 Pohan S. S., Mekanisme Antihistamin Pada Pengobatan Penyakit Alergik : Blokade Reseptor-Penghambatan Aktivasi Reseptor. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 57, No. 4 hal 117 Pramudianto A. dan Evaria, MIMS Edisi Bahasa Indonesia Vol. 13. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer. Hal , , Pribadi A., Darmawan B.S., Serangan Asma Berat pada Asma Episodik Sering. Sari Pediatri, Vol. 5, No. 4, hal. 175 Rengganis I., Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial. Jakarta : Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 58, No. 11, hal. 447 Riskesdas, Riset Kesehatan Dasar Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, hal Saryono, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika, hal Schatz, M and Camargo, CA., 2003, The relationship of sex to asthma prevalence, health care utilization, and medications in a large managed care organization. An Allergy Asthma Immunology Journal., 9: Sihombing M., Alwi O. dan Nainggolan O., Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Asma Pada Usia 10 Tahun Di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2007). J Respir IndoVol. 30, No. 2, hal 85 Simatupang A., Pedoman WHO tentang Penulisan Resep yang Baik sebagai Bagian Penggunaan Obat yang Rasional. Jakarta : Majalah Kedokteran UKI 01. pp.xxv, Sundaru, H, 2002, Asma. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Supriyanto B. Nataprawira H.M.D., Terapi Inhalasi pada Asma anak. Sari Pediatri. Vol. 4 No. 2, hal 69 Sweetman S. C., Martindale The Complete Drug Reference Edisi ke 36. Cina : Pharmaceutical Press. Syamsuni, H.A., Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 14-38

15 Tatro, D. S A to Z Drug Factz. and Comparison. Wilkins R.L., Dexter J.R. dan Gold P. M., Respiratory Disease : A Case Study Approach To Patient Care Edisi III. Amerika : F. A. Davis Company. hal, Wisnuwardhani D., Hiperreaktivitas Bronkus padapenyakit Paru Obstruktif Kronik. CDK-207, Vol. 40 No. 8, hal. 580 Wistiani, Notoatmojo H., Hubungan Pajanan Alergen Terhadap KejadianAlergi pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, hal Yunus F., Manfaat Kortikosteroid pada Asma Bronkial. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran No. 121, hal. 13 Yunus F., Rasmin M., Sutoyo D. K., Wiyono W. H., Antariksa B., Fitriani F., Sahril R., Mustafa J., Zulfikar T. dan Alvian F., Prevalensi Asma Pada Siswa Usia Tahun Berdasarkan Kuesioner ISAAC di Jakarta. J Respir Indo Vol. 31, No. 4, hal. 176.

BAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa

BAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan suatu penyakit kronik yang mengenai jalan napas pada paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa batuk kronik,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek Kimia Farma 45 mulai tanggal 16 Januari-17 Februari 2016, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari Dari hasil analisis data terhadap penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Jagir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan keadaan sakit sesak nafas karena terjadinya aktivitas berlebih terhadap rangsangan tertentu sehingga menyebabkan peradangan dan penyempitan pada saluran

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian pengaruh penyuluhan obat antihipertensi terhadap pengetahuan pasien hipertensi di Puskesmas Ketabang Surabaya Pusat adalah sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 2. Pradono, Senewe, dkk, Transisi Kesehatan di Indonesia, Jurnal Ekologi Kesehatan Edisi Desember 2005.

DAFTAR PUSTAKA. 2. Pradono, Senewe, dkk, Transisi Kesehatan di Indonesia, Jurnal Ekologi Kesehatan Edisi Desember 2005. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010- http://www.depkes.go.id/. Diakses April 2. Pradono, Senewe, dkk,

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. SIMPULAN Hasil dari mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Savira Surabaya sejak tanggal 25 Januari sampai dengan 27 Februari 2016 dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI RAISA ZORAIDA PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT ASMA

SKRIPSI RAISA ZORAIDA PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT ASMA SKRIPSI RAISA ZORAIDA PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT ASMA (Asuhan Kefarmasian pada Penderita Asma di Apotek Sehat Batu) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA , , MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi ed. 3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002

DAFTAR PUSTAKA , , MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi ed. 3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002 BAB V KESIMPULAN Dari hasil yang diperoleh setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Viva Generik Kebonsari mulai tanggal 16 Januari sampai dengan 17 Februari 2017, disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang biasanya progresif

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anief, M. 2005, Manajemen Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Anief, M. 2005, Manajemen Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. BAB 5 KESIMPULAN Setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 26 mulai tanggal 16 Januari sampai tanggal 17 Februari 2017, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang bersifat reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG Anita Mayasari 1, Setyoko 2, Andra Novitasari 3 1 Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya hak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA

PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun Oleh: NOVI LIQMAYANTI Nim : J120110036 PROGRAM STUDI S1 FISOTERAPI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan dalam bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,

Lebih terperinci

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 1) EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENGOBATAN BRONKITIS KRONIK PASIEN RAWAT JALAN DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013-JUNI 2014 2) 1) Abraham Sanni 1), Fatimawali 1),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus asma meningkat secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab kematian

Lebih terperinci

6. Dalam Praktek Kerja Profesi di apotek pro-tha Farma sebaiknya diwajibkan calon apoteker melakukan Home Care yaitu kunjungan terkait pelayanan

6. Dalam Praktek Kerja Profesi di apotek pro-tha Farma sebaiknya diwajibkan calon apoteker melakukan Home Care yaitu kunjungan terkait pelayanan BAB VI SARAN Setelah melaksanakan Praktek Kerja Profesi di Apotek Pro- Tha Farma, maka disarankan: 1. Sebelum melaksanakan PKP di Apotek, calon apoteker hendaknya benar-benar membekali diri terlebih dahulu

Lebih terperinci

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. S DENGAN MASALAH ASMAPADA Ny. L DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. SIMPULAN Hasil dari mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Savira Surabaya sejak tanggal 28 Juli sampai dengan 27 Agustus 2015 dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PADA TAHUN 2014

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PADA TAHUN 2014 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PADA TAHUN 2014 Sunarti, Fakultas Farmasi Universetas Setia Budi Surakarta Septi Putri Utami, Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta

Lebih terperinci

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Wulan Prisilla 1, Irvan Medison 2, Selfi Renita Rusjdi 3

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN.  Wulan Prisilla 1, Irvan Medison 2, Selfi Renita Rusjdi 3 72 Artikel Penelitian Hubungan Keteraturan Penggunaan Kortikosteroid Inhalasi dengan Tingkat Kontrol Asma Pasien Berdasarkan ACT di Poliklinik Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Wulan Prisilla 1, Irvan Medison

Lebih terperinci

Tirta Farma meliputi pemilik sarana apotek, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 5. Kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat perlu

Tirta Farma meliputi pemilik sarana apotek, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 5. Kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat perlu BAB 6 SARAN Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di Apotek TIRTA FARMA selama lima minggu, yang berlangsung mulai tanggal 10 Oktober sampai dengan 12 November

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: REVTY AMELIA K100070004 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

8. Pelayanan pasien harus disertai dengan KIE untuk memastikan bahwa setiap perbekalan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan dengan maksimal

8. Pelayanan pasien harus disertai dengan KIE untuk memastikan bahwa setiap perbekalan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan dengan maksimal BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan di Apotek Kimia Farma 119 pada tanggal 12 Oktober 07 November 2015 maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, saat ini paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug oriented)

Lebih terperinci

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan Herry Priyanto*, Faisal Yunus*, Wiwien H.Wiyono* Abstract Background : Method : April 2009 Result : Conclusion : Keywords

Lebih terperinci

SKRIPSI NARULITA NILAM SARI

SKRIPSI NARULITA NILAM SARI SKRIPSI NARULITA NILAM SARI PROFIL PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI GENERIK DAN NON GENERIK PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT AISIYAH MALANG (Studi terhadap Data Rekam Medik Pasien Rawat Inap RSI. Aisyiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di negara maju. Sebagai contoh di Singapura 11,9% (2001), Taiwan 11,9% (2007), Jepang 13% (2005)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Tirta Farma disimpulkan bahwa : 1. Apotek merupakan sarana untuk melakukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Kalibokor, dari tanggal 16 Januari sampai dengan 17 Februari 2017, dapat disimpulkan beberapa

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : RIRIN DYAH AYU APRILIA K 100080057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden yang terdiri dari pasien hipertensi, dapat disimpulkan bahwa setelah pemberian edukasi dapat meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

samping, waktu kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat. f. Penyediaan tempat khusus untuk konseling sangat menberikan keuntungan bagi

samping, waktu kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat. f. Penyediaan tempat khusus untuk konseling sangat menberikan keuntungan bagi BAB VI SARAN Saran yang dapat diberikan selama menempuh PKPA di Apotek Kimia Farma 45 adalah sebagai berikut. a. Mahasiswa harus lebih membekali diri dengan ilmu pengetahuan praktis, ilmu komunikasi, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari 60 tahun arah pembangunan dibidang kesehatan selama ini menekankan terhadap pengendalian penyakit menular. Kondisi yang sepenuhnya belum tertanggulangi ini

Lebih terperinci

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Setyoko 1, Andra Novitasari 1, Anita Mayasari 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 6 SIMPULAN 6.1. Simpulan Dari hasil penelitian terhadap pola regimentasi obat pada pasien pneumonia di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya pada periode Januari 2009 sampai Desember 2009 dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah keadaan progresif lambat yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee, 2004).

Lebih terperinci

pelayanan non resep, serta pengalaman dalam memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien. 5. Apoteker tidak hanya memiliki

pelayanan non resep, serta pengalaman dalam memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien. 5. Apoteker tidak hanya memiliki BAB V KESIMPULAN Berdasarkan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilakukan di Apotek KPRI RSUD Dr. Soetomo yang berlangsung selama lima minggu, mulai tanggal 31 Januari sampai 3 Maret 2012

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekarang ini, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dituntut untuk menjadi gate keeper pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien diare di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rinitis alergi adalah salah satu penyakit manifestasi reaksi hipersensitifitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran

Lebih terperinci

PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI. Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya

PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI. Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya Swamedikasi Pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh individu, termasuk

Lebih terperinci

d. Mahasiswa calon Apoteker memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek, seperti masih sulitnya untuk berkomunikasi

d. Mahasiswa calon Apoteker memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek, seperti masih sulitnya untuk berkomunikasi BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apotek (PKPA) yang dilaksanakan di Apotek Viva Generik Griya Kebraon dari tanggal 16 Januari 2017 sampai 17 Februari 2017, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak ditemui dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak ditemui dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak ditemui dan secara klinis ditandai oleh adanya episode batuk rekuren, napas pendek, rasa sesak di dada dan mengi

Lebih terperinci

SKRIPSI ENDAH AGUSTIAWATY PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DALAM PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS JANTI MALANG

SKRIPSI ENDAH AGUSTIAWATY PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DALAM PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS JANTI MALANG SKRIPSI ENDAH AGUSTIAWATY PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DALAM PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS JANTI MALANG (Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien Tuberculosis Di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk megevaluasi mutu pelayanan kasus Asma Bronkial Anak di Unit Gawat Darurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic obstructive pulmonary disease) merupakan penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatanaliran udara di saluran

Lebih terperinci

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). Asma merupakan penyakit inflamasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia yang mempengaruhi tingginya angka mortalitas dan morbiditas.

Lebih terperinci

5. PKPA di Apotek memberikan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan praktis bagi calon apoteker mengenai sistem managerial obat (pengadaan,

5. PKPA di Apotek memberikan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan praktis bagi calon apoteker mengenai sistem managerial obat (pengadaan, BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 180 dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Apotek merupakan salah satu fasilitas pelayanan

Lebih terperinci

resep, memberikan label dan memberikan KIE secara langsung kepada pasien. 4. Mahasiswa calon apoteker yang telah melaksanakan PKPA di Apotek Kimia

resep, memberikan label dan memberikan KIE secara langsung kepada pasien. 4. Mahasiswa calon apoteker yang telah melaksanakan PKPA di Apotek Kimia BAB V KESIMPULAN Berdasarkan Praktek Kerja Profesi Apotek (PKP) yang dilaksanakan di Apotek Kimia Farma 180, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Mahasiswa calon apoteker yang telah melaksanakan PKPA di Apotek

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP Ikatan Apoteker Indonesia 201 PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP Yuhansyah Nurfauzi 1*, Maria Immaculata Iwo 2,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan oleh : Angga Setyawan J

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan oleh : Angga Setyawan J HUBUNGAN ANTARA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI PENGGUNAAN BRONKODILATOR PELEGA PADA PENDERITA ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asma bronkial merupakan penyakit kronik tidak menular yang paling sering dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri berkorelasi

Lebih terperinci

5. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) memberikan bekal kepada calon apoteker sebelum terjun langsung ke masyarakat, agar kelak dapat

5. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) memberikan bekal kepada calon apoteker sebelum terjun langsung ke masyarakat, agar kelak dapat BAB V SIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek KPRI RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 30 Januari - 3 Maret 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Apotek KPRI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 136 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 35 adalah sebagai berikut.

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan. Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada

Lebih terperinci

4. Praktek kerja profesi apoteker memberi kesempatan bagi para calon apoteker untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja dan menerapkan segala ilmu

4. Praktek kerja profesi apoteker memberi kesempatan bagi para calon apoteker untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja dan menerapkan segala ilmu BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 24 mulai tanggal 16 Januari 2017 17 Februari 2017, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Bagiana yang di mulai tanggal 10 Oktober 12 November 2016 dapat disimpulkan bahwa: 1.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke tertinggi di Asia. Jumlah

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT Faisal Yunus Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan Jakarta PENDAHULUAN Asma penyakit kronik saluran napas Penyempitan saluran napas

Lebih terperinci

SKRIPSI SANDRA APRIANI PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK UNTUK ISPA DI APOTEK UMC KOTA MALANG PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

SKRIPSI SANDRA APRIANI PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK UNTUK ISPA DI APOTEK UMC KOTA MALANG PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN SKRIPSI SANDRA APRIANI PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK UNTUK ISPA DI APOTEK UMC KOTA MALANG PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2010 ii iii KATA PENGANTAR Segala puji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,

Lebih terperinci

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA PADA PENDERITA ASMA KRONIK RAWAT JALAN DI RS X NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA PADA PENDERITA ASMA KRONIK RAWAT JALAN DI RS X NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA PADA PENDERITA ASMA KRONIK RAWAT JALAN DI RS X NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: AVIN NOVITA TRIASARI K 100 080 194 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh : DWI KURNIYAWATI K 100 040 126 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI UPAYA KELUARGA DALAM PENANGANAN HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI STUDI KASUS

IDENTIFIKASI UPAYA KELUARGA DALAM PENANGANAN HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI STUDI KASUS IDENTIFIKASI UPAYA KELUARGA DALAM PENANGANAN HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI Di Puskesmas Ciptomulyo Malang 2015 STUDI KASUS Oleh : IFA NURMALIA SAFITRI (201210300511047) PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak

BAB I PENDAHULUAN. Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak maupun dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan

Lebih terperinci

Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Kota Bandung

Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Kota Bandung Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Surya Dwi Sembada 1, Kuswinarti 2, Nita Arisanti 3 1 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2 Departemen Farmakologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG Asma merupakan penyebab mortilitas dan morbiditas kronis sedunia dan terdapat bukti bahwa prevalensi asma meningkat dalam 20 tahun terakhir. Prevalensi penyakit asma

Lebih terperinci

MATA KULIAH FARMASI KLINIK

MATA KULIAH FARMASI KLINIK RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMASI KLINIK Oleh : Dr. Zullies Ikawati, Apt. Dra. Fita Rahmawati, SpFRS, Apt. Dra. Tri Murti andayani, SpFRS, Apt. Woro Hardjaningsih,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik 44 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan asma. Penyakit Paru Obstruksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif bersifat retrospektif, dengan menggunakan data sekunder di ambil dari data rekam medik di Puskesmas

Lebih terperinci

supaya wawasan dan pengetahuan yang didapatkan lebih banyak.

supaya wawasan dan pengetahuan yang didapatkan lebih banyak. BAB 6 SARAN Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di Apotek TIRTA FARMA selama lima minggu, yang berlangsung mulai tanggal 05 Oktober sampai dengan 06 November

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, farmasis dituntut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna menyampaikan edukasi ke pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian ini dilakukan pada penderita asma rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus-September 2016. Jumlah keseluruhan subjek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun penyakit asma mempunyai tingkat fitalitas yang rendah namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control retrospektif/studi kasus kontrol retrospektif. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita

Lebih terperinci

PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT. Erik Darmasaputra, 2014

PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT. Erik Darmasaputra, 2014 PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT Erik Darmasaputra, 2014 Fakultas Farmasi erikcinhong@yahoo.com Abstrak - Peran dan tanggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terapi, paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit kronis saluran napas yang patogenesis. dasarnya adalah oleh proses inflamasi dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit kronis saluran napas yang patogenesis. dasarnya adalah oleh proses inflamasi dan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit kronis saluran napas yang patogenesis dasarnya adalah oleh proses inflamasi dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA ASMA EKSASERBASI AKUT DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU-PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA ASMA EKSASERBASI AKUT DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU-PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA ASMA EKSASERBASI AKUT DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU-PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas danmemenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA 13-14 TAHUN DI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut

Lebih terperinci