IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Transkripsi

1 IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG Devi Santoso, Upik Hamidah, S.H., M.H., Eka Deviani, S.H., M.H Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung santoso.devi@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Retribusi Pelayanan Persampahan adalah pembayaran atas penyediaan jasa pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Retribusi Pelayanan Persampahan yang dalam pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan terjadi beberapa perubahan. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan permasalahan: a) Apakah dasar kebijakan Pemerintah Daerah dalam penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung? b) Bagaimanakah implikasi hukum kebijakan pemerintah daerah tentang penetapan Persampahan di Kota Bandar Lampung? Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang digunakan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data, penyusunan data dan penarikan kesimpulan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi beberapa perubahan dalam Persampahan di Kota Bandar Lampung antara lain pengenaan tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dan terjadi perubahan sistem pemungutan retribusinya. Sesuai dengan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan: a. Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung lebih meningkatkan kembali fasilitas pelayanan persampahan agar pelayanan pada masyarakat maupun badan usaha yang menggunakan jasa pelayanan persampahan merasa puas. b. Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung terus mengadakan sosialisasi

2 Persampahan dengan menggunakan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan badan usaha di Kota Bandar Lampung. Kata Kunci : kebijakan, pemungutan retribusi, dan pelayanan persampahan. ABSTRACT It is needed because proposes to give service and increase the local revenue. Based on local regulations of Bandar Lampung No. 5 year 2011 about Public Service Levy, waste service levy is payment of waste service which is organized by regional government. Waste service levy which is in the application is regulated by Regulation Mayor Bandar Lampung No. 112 year2011 about application procedure of waste service levy in Cleanliness and Landscaping Departement changes. According to those things, researcher in interested to do the research with background of problems are : a) What is the basic reason of regional government authority in determining waste service levy in Bandar Lampung? b) How is the law implication of regional government authority about waste service levy in Bandar Lampung? This kind of research is juridical normative and empirical, the data that is used is primary and secondary data toward library and field studies. Data is processed through identification, editing, classification, arrangement and conclusion then is analyzed by qualitative descriptive. The result shows that there are some changes in determination of waste service levy in Bandar Lampung such us higher tariffs and the system itself. According to the summary above, the researcher suggests : a) Bandar Lampung government is supposed to increase waste service facility so that the service to society or company that uses waste service is satisfied. b) Bandar Lampung government is supposed to organize the socialization of waste service levy by using persuasive approachment to society and companies in Bandaar Lampung. Keywords:authority, levy, and waste service. I. PENDAHULUAN Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka kebutuhan akan barang konsumsi meningkat pula sehingga menyebabkan meningkatnya volume sampah di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan penetapan mengenai Persampahan. Hal ini dirasakan perlu dilakukan karena bertujuan untuk

3 meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi sampah. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yang menggantikan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan terjadi perubahan terutama pada tarif Retribusi Pelayanan Persampahan dan pada sistem pemungutannya. Perubahan ini belum diketahui dan oleh sebagian masyarakat Kota Bandar Lampung. sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang digunakan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data, penyusunan data dan penarikan kesimpulan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk membuat jurnal penelitian dengan permasalahan, yaitu apakah dasar kebijakan Pemerintah Daerah dalam penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung? b) bagaimanakah implikasi hukum kebijakan pemerintah daerah tentang penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung? II. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3. 1 Dasar Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung Retribusi Pelayanan Persampahan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung yang juga mempunyai andil dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Lembaga yang diserahi untuk mengelola Retribusi Pelayanan Persampahan adalah 1 Abdulkadir Muhammad Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hlm. 32

4 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka kebutuhan akan barang konsumsi meningkat pula, sehingga meningkatnya volume sampah di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan penetapan mengenai pemungutan Retribusi Persampahan. Hal ini dirasakan perlu dilakukan karena bertujuan untuk meningkatkan pelayanan persampahan kepada masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pelayanan Persampahan. Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa dasar kebijakan pemerintah daerah dalam penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut: 1. Adanya pembaharuan undangundang pajak dan retribusi daerah dengan dikeluarkan dan disahkannya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Berdasarkan hasil wawancara dengan A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 yang mengatakan bahwa dasar hukum yang digunakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengeluarkan Kebijakan Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; b. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum; dan c. Peraturan Walikota Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yang merupakan dasar hukum Persampahan di Kota Bandar Lampung sebagai pengganti dari Peraturan Daerah Kota Bandar

5 Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan. Pergantian ini dilakukan seiring dengan disahkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terjadi pembaharuan dalam pengaturan dan penetapan retribusi yang dipungut daerah. 2. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung. Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa hasil Persampahan di Kota Bandar Lampung merupakan penyumbang utama terhadap penerimaan dari sektor retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung, di samping dari penerimaan retribusi lainnya misalnya retribusi pelayanan parkir. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah Kota Bandar Lampung menetapkan target penerimaan dari pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan untuk tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp ,00 (sebelas milyar dua ratus enam puluh juta tiga ratus lima ribu rupiah). Dengan target penerimaan yang sangat besar, Retribusi Pelayanan Persampahan merupakan retribusi yang memegang peranan penting terhadap penerimaan atau Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi. 3. Meningkatkannya jumlah volume sampah di Kota Bandar Lampung. Jumlah sampah yang semakin tahun terus meningkatnya volumenya tidak di Kota Bandar Lampung disebabkan beberapa hal, diantaranya adalah pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya urbanisasi dan makin berkurangnya tempat pembuangan dan pengelolaan sampah. 4. Tarif retribusi pelayanan persampahan yang tidak sesuai. Sebelum diterapkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum tarif Retribusi Pelayanan Persampahan sudah tidak sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini juga didukung dengan menunjang pembaharuan peralatan dan perlengkapan yang digunakan pemerintah untuk memberikan pelayanan seperti

6 mobil pengangkut sampah, penyediaan Tempat Pembuangan Akhir, penyedian alat kebersihan, serta untuk membayar gaji petugas kebersihan. 5. Sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan yang kurang optimal. Sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan yang diatur Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan, perlu dilakukan perbaikkan dan penyempurnaan salah satunya guna untuk menghindari kebocoran atau penyelewengan penerimaan dari retribusi ini. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Pemerintah Kota Bandar Lampung terus berusaha melakukan perbaikkan dan penyempurnaan sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan. 6. Meningkatkan kualitas pelayanan persampahan kepada masyarakat. Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013, pelaksanaan Kebijakan Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung dilaksanakan untuk memberikan pelayanan persampahan yang baik kepada masyarakat Kota Bandar Lampung. Dengan adanya kenaikkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan, pemerintah akan terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat Kota Bandar Lampung Implikasi Hukum Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, khususnya mengenai Retribusi Pelayanan Persampahan yang dalam pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan terjadi beberapa perubahan. Perubahan yang terutama adalah pengenaan tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum dan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112

7 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagai aturan pelaksananya. Tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 naik sebesar 100% (seratus persen) dari tarif sebelumnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan. Kenaikkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan di Bandar Lampung yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung bertujuan untuk mengatasi kondisi sampah, memperbaiki kualitas pelayanan dan mengoptimalkan penerimaan daerah dari Retribusi Pelayanan Persampahan. Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan yang ditetapkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan diantaranya sebagai berikut: 1. Hotel a. Berbintang Lima: Rp 3 juta/bulan b. Berbintang empat: Rp 2,5 juta/bulan c. Berbintang tiga: Rp 1,5 juta/bulan d. Berbintang dua: Rp 1 juta/bulan e. Berbintang Satu: Rp 750 ribu/bulan f. Cottage : Rp 1 juta/bulan g. Melati : Rp 750 ribu/bulan h. Losmen/penginapan: Rp 500 ribu/bulan 2. Rumah dan Toko (Ruko) a. Satu lantai: Rp 75 ribu/bulan b. Dua Lantai: Rp 100 ribu/bulan c. Tiga Lantai: 125 ribu/bulan 3. Restoran/Rumah Makan/Katering a. Restoran: a) Besar (luas area lebih dari 500 m2): Rp 750 ribu/bulan b) Sedang (luas area 150 m2s.d 500 m2): Rp 350 ribu/bulan c) Kecil (luas area kurang dari 150 m2): Rp 100 ribu/bulan b. Katering : Rp 350 ribu/bulan 4. Pedagang Kaki Lima a. Gerobak Beroda Dua: Rp 1.000/hari b. Beroda Lebih dari Dua: Rp 2.000/hari c. Jualan di Halaman dengan Hamparan: Rp 1.000/hari 5. Fasilitas Umum untuk Poin B Pendidikan a. Universitas Daerah: Rp 500 ribu b. Universitas/PT/ST/Akademi Swasta : Rp 500 ribu c. Sekolah/Bimbel Setingkat SLTA/SMU/SD/SMP/TK/Play Group dan sejenisnya: Rp 250 ribu d. Tempat Pelatihan/Kursus Keterampilan Rp 100 ribu

8 6. Rumah Tangga a. Rumah Mewah (120 m2 ke atas): Rp 25 ribu/bulan b. Rumah Menengah (54 m2 ke atas): Rp 15 ribu/bulan c. Rumah Sederhana (36 m2 ke atas): Rp 10 ribu/bulan d. Rumah Susun per pintu dan RSS (21 m2 ke atas): Rp 5.000/bulan 7. Asrama/Dormitori/Kos-kosan a. Besar (jumlah kamar lebih dari 16 pintu): Rp 200 ribu/bulan b. Sedang (jumlah kamar 6 s/d 25 pintu): Rp 100 ribu/bulan c. Kecil (jumlah kamar 1 s/d 5 pintu): Rp 50 ribu/bulan Beberapa poin dalam Peraturan Walikota Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan menyebutkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan untuk rumah toko (ruko) satu lantai sebesar Rp75 ribu/bulan, dua lantai Rp 100 ribu/bulan, dan tiga lantai Rp 125 ribu/bulan. Sebelumnya, tarif Retribusi Pelayanan Persampahan untuk ruko berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan hanya Rp 30 ribu/bulan untuk semua kondisi ruko. Meskipun demikian, obyek Retribusi Pelayanan Persampahan yang merasa keberatan dengan besaran tarif retribusi tersebut, Pemerintah Kota Bandar Lampung memberikan hak untuk mengajukan keberatan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam rangka memenuhi target penerimaan Persampahan yang telah ditetapkan untuk tahun anggaran 2013 melakukan beberapa upaya seperti penambahan jumlah tenaga kebersihan. Selain itu, pemerintah Kota Bandar Lampung juga melakukan pengawasan terhadap pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan dengan melibatkan aparatur pemerintahan dari tingkat pemerintah kota sampai dengan tingkat kelurahan yang mencakup RT atau RW. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa dalam mendukung program pengawasan, pemerintah kota bandar lampung yang diwakilkan oleh sekretaris daerah bersama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan rutin mengadakan rapat evaluasi terhadap proses Persampahan dan pencapaian target

9 penerimaan. Dalam rapat evaluasi ini dibahas juga sistem pemungutan dan pembuatan stategi untuk mengoptimalkan Persampahan. Selain itu, dibahas pula mengenai keluhan-keluhan dari masyarakat atau badan usaha yang menggunakan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan untuk dicarikan solusinya. Selain itu, untuk menjaga kebersihan di wilayah Kota Bandar Lampung terutama di jalan-jalan protokol, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah membentuk Satuan Tugas Kebersihan (Satgas Kebersihan) di bawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Satgas Kebersihan ini bertugas melakukan patroli kebersihan yang bertujuan membersihkan sampahsampah yang ada di jalan-jalan protokol yang dilakukan pada pagi dan malam hari. Pelayanan Persampahan yang telah disediakan oleh pemerintah kota; 2. Belum semua subyek retribusi yang menerima dengan adanya kenaikkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan yang ditentukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung. Selanjutnya Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengatasi hambatan dalam Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan, yaitu melalui: 1. Sosialisasi pada obyek dan subyek yang menggunakan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan; 2. Memberikan peringatan lisan maupun secara tertulis. Kemudian Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut: 1. Masih banyak masyarakat Kota Bandar Lampung yang belum menggunakan jasa Retribusi Dengan banyaknya subyek Retribusi Pelayanan Persampahan di atas, Pemerintah Kota Bandar Lampung menetapkan target penerimaan dari Persampahan untuk tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp ,00 (sebelas milyar dua ratus enam puluh juta tiga ratus lima ribu rupiah). Dengan target penerimaan yang sangat besar, Retribusi Pelayanan Persampahan merupakan retribusi yang memegang peranan penting

10 terhadap penerimaan atau Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi. Pencapaian penerimaan dari pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan sampai dengan bulan Maret 2013 yaitu sebesar Rp ,00 (delapan ratus dua puluh juta tujuh ratus enam puluh satu ribu rupiah) atau apabila dipersentasekan baru mencapai 7,7% dari total target penerimaan seluruhnya. Untuk meningkatkan pencapaian target penerimaan Retribusi Pelayanan Persampahan, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menetapkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. IV. PENUTUP 4. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu adanya pembaharuan undang-undang pajak dan retribusi daerah dengan dikeluarkan dan disahkannya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung; meningkatkannya jumlah volume sampah di Kota Bandar Lampung; tarif retribusi pelayanan persampahan yang tidak sesuai; sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan yang kurang optimal; dan meningkatkan kualitas pelayanan persampahan kepada masyarakat. 2. Implikasi hukum kebijakan pemerintah daerah tentang penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pengenaan tarif retribusi pelayanan persampahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dan terjadi perubahan sistem pemungutan retribusinya Saran Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung lebih meningkatkan kembali fasilitas pelayanan persampahan agar pelayanan pada masyarakat maupun badan usaha yang menggunakan jasa pelayanan persampahan merasa puas. Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung terus mengadakan sosialisasi pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan dengan menggunakan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan badan usaha di Kota Bandar Lampung.

11 DAFTAR PUSTAKA Peraturan Perundang-Undangan Buku-buku Burton, Richard, B. Ilyas, Wirawan Perpajakan Indonesia. PT Salemba Emban Patria. Jakarta. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Soedjono Dirjo Siswanto Pengantar Ilmu Hukum. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum Suandy, Erly Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Siahaan, mariot Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali pers. Jakarta Universitas Lampung Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung Press. Lampung Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, 2004, Hukum Pajak, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Yani, Ahmad Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

KEBIJAKAN PENYERAHAN PENGELOLAAN PARKIR DARI DINAS PERHUBUNGAN KEPADA PT MITRA BINA PERSADA

KEBIJAKAN PENYERAHAN PENGELOLAAN PARKIR DARI DINAS PERHUBUNGAN KEPADA PT MITRA BINA PERSADA KEBIJAKAN PENYERAHAN PENGELOLAAN PARKIR DARI DINAS PERHUBUNGAN KEPADA PT MITRA BINA PERSADA Christianto Sitinjak, Dr. Yuswanto, S.H., M.H., Eka Deviani, S.H., M.H Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi total di seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia telah menciptakan suatu kehidupan masyarakat madani, menculnya suatu sistem pemerintahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penerimaan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat

I. PENDAHULUAN. Penerimaan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat berasal dari pungutan pajak maupun bukan pajak, serta sumbangan ataupun bantuan dan pinjaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak belum

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan pekembangan masyarakat dan negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PARKIR PADA PUSAT HIBURAN BEACHWALK DI KABUPATEN BADUNG

PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PARKIR PADA PUSAT HIBURAN BEACHWALK DI KABUPATEN BADUNG PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PARKIR PADA PUSAT HIBURAN BEACHWALK DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Ariz Rizky Ramadhon SLP. Dawisni Manik Pinatih Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penulisan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANGLI Oleh : I Dewa Gede Herman Yudiawan I Wayan Parsa Kadek Sarna

KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANGLI Oleh : I Dewa Gede Herman Yudiawan I Wayan Parsa Kadek Sarna KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANGLI Oleh : I Dewa Gede Herman Yudiawan I Wayan Parsa Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Nurmayani

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Nurmayani PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG Nurmayani Dosen dan Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fak. Hukum Unila Abstrak Perda Kota

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran)

PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran) 1 PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran) Rena Pratiwi Juwita, Charles Jackson, S.H., M.H., Nurmayani, S.H., M.H Bagian Hukum

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE 2013-2015 FARIDOTUN NIKMAH 13133100010 Jurusan Akuntansi UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menerapkan peraturan mengenai pemerintah daerah yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya

Lebih terperinci

PENGATURAN RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

PENGATURAN RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI PENGATURAN RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI oleh Gede Yoga Satrya Wibawa Putu Gede Arya Sumerthayasa Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PELAYANAN, PENYULUHAN, DAN KONSULTASI PERPAJAKAN GUNA MENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH

IMPLEMENTASI PELAYANAN, PENYULUHAN, DAN KONSULTASI PERPAJAKAN GUNA MENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH IMPLEMENTASI PELAYANAN, PENYULUHAN, DAN KONSULTASI PERPAJAKAN GUNA MENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH EKA DEVIANI.,SH.,MH. Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung ABSTRACT The conducts of tax collection

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa Retribusi Daerah

Lebih terperinci

Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun

Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun Analisis Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 Alfi Amaliyatul Husna 1, Euis Nessia Fitri², Ekonomi, Universitas Pamulang Jl. Surya Kencana No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendapatan daerah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 867 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 867 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 867 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH WALIKOTA BANDUNG,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, dengan jalan menganalisanya. Selain itu juga, diadakan pemeriksaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tentu membutuhkan sistem pemerintahan yang

Lebih terperinci

Endro Adhi Saputro, Amiek Soemarmi *), Indarja

Endro Adhi Saputro, Amiek Soemarmi *), Indarja UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SALATIGA DALAM MELAKSANAKAN OTONOMI DAERAH PENULISAN HUKUM Endro Adhi Saputro, Amiek Soemarmi *), Indarja ABSTRAK Guna mendukung otonomi daerah, maka

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 4 (1) (2015) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS POTENSI RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI KABUPATEN KENDAL Herru Dwi Haryono Jurusan Ekonomi Pembangunan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK 1 PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia disegala bidang khususnya bidang ekonomi dan perdagangan merupakan tanda-tanda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR : 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR : 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR : 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Lebih terperinci

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode penelitian adalah cara berfikir dan

III. METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode penelitian adalah cara berfikir dan III. METODE PENELITIAN Untuk mengumpulkan data dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan suatu cara atau metode, yang diharapkan dapat menunjang serta mempermudah pelaksanaan penelitian, sehingga didapat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK AIR PERMUKAAN UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PERIODE BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM VI ANALISIS HASIL STUDI CVM 1. Karakteristik Rumah Tangga Jakarta Timur Dalam Masalah Sampah Hasil studi CVM menunjukkan bahwa dari 200 responden rumah tangga, 75% diantaranya membayar retribusi kebersihan

Lebih terperinci

TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap masalah yang diteliti, digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian tersebut dipergunakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 018 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 018 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 018 TAHUN 2013 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA PERIODE BULAN JANUARI

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERDA NO 7 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DALAM MENUNJANG OTONOMI DAERAH DI KOTA TANGERANG SELATAN

IMPLEMENTASI PERDA NO 7 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DALAM MENUNJANG OTONOMI DAERAH DI KOTA TANGERANG SELATAN IMPLEMENTASI PERDA NO 7 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DALAM MENUNJANG OTONOMI DAERAH DI KOTA TANGERANG SELATAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-2 Program Pascasarjana

Lebih terperinci

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm Page 1 of 7 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PELAKSANAAN RETRIBUSI JASA USAHA PADA PENJUALAN PRODUK HASIL USAHA DAERAH PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI

PELAKSANAAN RETRIBUSI JASA USAHA PADA PENJUALAN PRODUK HASIL USAHA DAERAH PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI PELAKSANAAN RETRIBUSI JASA USAHA PADA PENJUALAN PRODUK HASIL USAHA DAERAH PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI oleh Made Ananda Dwi Ervaden Ibrahim R I Ketut Suardita Bagian Hukum Administrasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR (STUDI DI PASAR SENTRAL SUNGGUMINASA)

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR (STUDI DI PASAR SENTRAL SUNGGUMINASA) 103 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR (STUDI DI PASAR SENTRAL SUNGGUMINASA) Oleh: TRY SUHARTO Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja

BAB I PENDAHULUAN. pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 18

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 18 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan standar

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA PERIODE BULAN OKTOBER

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2013 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA,

NOMOR 11 TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA, BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA RUKUN TETANGGA (RT), RUKUN WARGA (RW), DAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G - 1 - PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBAGIAN DANA BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK PEMERINTAH PROVINSI UNTUK KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI JAMBI TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DAN BESARAN PENGHITUNGAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF DAN TUNJANGAN RESES

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak 1 BAB I PE DAHULUA A. Latar Belakang Masalah Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA DENPASAR

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA DENPASAR OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA DENPASAR ABSTRACT Oleh: Ni Luh Putu Eka Widiantari I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari Hukum Pemerintahan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengelola pembangunan di daerah tanpa adanya kendala struktural yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN LIMBAH TINJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Boby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Boby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Pada Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kota Blitar) Boby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI PERIZINAN ANGKUTAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai

Lebih terperinci

RETRIBUSI PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

RETRIBUSI PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 6 Tahun 2001 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK DAERAH ( Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kediri)

EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK DAERAH ( Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kediri) EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK DAERAH ( Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kediri) Adelia Putri Fitriani Siti Ragil Handayani Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2009-2013) Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah

Lebih terperinci

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TABANAN Oleh

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TABANAN Oleh KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TABANAN Oleh I Ketut Suprapta Adi I Made Pujawan Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam upaya pelaksanaan pembangunan nasional, hal yang paling penting adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kebersihan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO.

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO. STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI DAERAH Oleh: Agus Budi Wahono Universitas Slamet

Lebih terperinci

Putra Indra Satria Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya

Putra Indra Satria Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya 1 IMPLEMENTASI PASAL 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BERKAITAN DENGAN MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TUBAN (Studi Di Dinas

Lebih terperinci

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT Analisis Perbandingan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO Yanuar Fajar Nugroho Topowijono Tri Henri Sasetiadi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 115030400111078@mail.ub.ac.id

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (Studi di Pemerintah Kota Tarakan) ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIVITAS HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (Studi di Pemerintah Kota Tarakan) ARTIKEL ILMIAH EFEKTIVITAS HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (Studi di Pemerintah Kota Tarakan) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan perkotaan. Indonesia sebagai negara berkembang yang

I. PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan perkotaan. Indonesia sebagai negara berkembang yang 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan kota di negara-negara yang sedang berkembang telah menjadi masalah tersendiri, khususnya terhadap pertumbuhan jumlah penduduk dan kebersihan lingkungan perkotaan.

Lebih terperinci

Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang beralamat di Gd. Pepadun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh restoran/rumah makan yang

Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang beralamat di Gd. Pepadun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh restoran/rumah makan yang 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada pelaku UMKM khususnya Rumah Makan yang terdapat di Kota Bandar Lampung dengan data diperoleh dari Dinas Pendapatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan untuk menjawab penelitian skripsi ini adalah dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan secara Yuridis

Lebih terperinci

WALIKOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA PALANGKA RAYA WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung 1.1.1 Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung Sebagai daerah yang tengah mengembangkan pariwisatanya, Kabupaten Bandung dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi, dan dengan perubahan pola konsumsi masyarakat yang tidak terkendali serta pertumbuhan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumbersumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumbersumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah dalam bentuk pelaksanaan kewenangan fiskal, daerah harus dapat mengenali dan mengidentifikasi potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah. (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P3 dan Bea Meterai.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah. (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P3 dan Bea Meterai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH Oleh : I Putu Eka Sanjaya Pembimbing : I Nyoman Gatrawan Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This paper

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

ANALISA TINGKAT EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BEKASI ANALISA TINGKAT EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BEKASI RINDI Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat, 021-53696969, rindikhoe@yahoo.co.id Liberti Pandiangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah negara Indonesia dibagi atas daerah pusat dan daerah dengan mengingat

I. PENDAHULUAN. wilayah negara Indonesia dibagi atas daerah pusat dan daerah dengan mengingat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan di segala bidang yaitu bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan agama serta pertahanan dan keamanan nasional.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF

Lebih terperinci

Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang

Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Nurul Octaviani Universitas Bina Nusantara, Pinang Griya Jalan Beo B.568, 021-7310267,

Lebih terperinci

HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR Agus Pratama Putra Pembimbing : Cokorda Dalem Dahana I Ketut Suardita Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab. sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab. sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemungutan Pajak dan Retribusi Parkir

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI Metta Vanna Citra ( Metta_honeey@yahoo.co.id ) Kardinal ( Kardinal@stie_mdp.ac.id ) Jurusan Akuntansi STIE MDP

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan 35 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sedangkan metode penelitian hukum artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci