PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2016"

Transkripsi

1

2 PROFIL KESEHATAN Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2017

3 Buku ini diterbitkan oleh Sub. Bagian Perencanaan Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Kawasan Pusat Perkantoran Bukit Pelangi, Sangatta Telepon no: Fax no: Website:

4 Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2016 dapat diterbitkan sebagai wujud partisipasi seluruh jajaran kesehatan lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur. Data dan Informasi dalam Profil Kesehatan Kutai Timur 2016 merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur yang mencerminkan Pembangunan Kesehatan secara menyeluruh. Periode tahun yang terdapat dalam judul profil kesehatan, disamakan dengan tahun dari data dan informasi yang disajikan. Data yang digunakan dalam proses penyusunan buku profil kesehatan ini sebagian besar bersumber dari Laporan Data, namun karena beberapa data yang dibutuhkan belum tersedia pada sistem pencatatan dan pelaporan yang telah berjalan selama ini, maka pada pengisian tabel dilakukan kompilasi data dari para pemegang program serta melibatkan pula lintas sektor, diantaranya Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur, Bappeda Kutai Timur, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta dan sektor-sektor terkait lainnya. Disadari bahwa buku profi ini masih banyak kekurangannya dan masih perlu terus ditingkatkan mutunya. Untuk itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak, khususnya dalam upaya mendapatkan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan mengingat bahwa suatu pekerjaan atau tugas yang bagaimanapun berat dan sulitnya, dapat dilaksanakan dan mencapai hasil yang memuaskan bila dilandasi oleh niat baik, tekad untuk maju dan selalu berbuat lebih baik dari sebelumnya secara ikhlas, maka kepada semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga terbitnya buku profil ini diucapkan terima kasih. Sangatta, Juni 2017 Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Bahrani NIP iii

5 Daftar Isi KATA SAMBUTAN... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 1 C. Maksud Tujuan dan Sasaran Maksud Tujuan Sasaran... 2 D. Ruang Lingkup Data Jenis Data / Informasi Sumber Data... 3 E. Periode Data dan Jadwal Jadwal Penyusunan Periode Data... 4 F. Sistematika Penyajian... 4 BAB II GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Batas Administrasi Luas Wilayah Topografi Iklim dan Hidrologi... 7 B. Kependudukan dan Tenaga Kerja... 7 iv

6 BAB III KESEHATAN KELUARGA A. Kesehatan Ibu Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Pelayanan Imunisasi Tetanus Toksoid bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi B. Kesehatan Anak Pelayanan Kesehatan Neonatal Penanganan Komplikasi Neonatal Imunisasi Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah C. Gizi Pemberian ASI Ekslusif Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 59 Bulan Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) BAB IV PENGENDALIAN PENYAKIT A. Penyakit Menular Langsung Tuberkulosis HIV / AIDS Pneumonia Kusta Diare Pelayanan Kesehatan Neonatal B. Penyakit Tular Vektor Demam Berdarah Dengeu (DBD) Malaria v

7 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan Puskesmas Rumah Sakit B. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat Posyandu Desa Siaga C. Tenaga Kesehatan D. Pembiayaan Kesehatan LAMPIRAN TABEL vi

8 Daftar Gambar BAB II GAMBARAN UMUM Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Kutai Timur... 5 Gambar 2.2 Estimasi Piramida Penduduk Pada Kelompok Umur Kabupaten Kutai Timur Tahun Gambar 2.3 Angka Beban Tanggunan Di Kabupaten Kutai Timur Tahun BAB III KESEHATAN KELUARGA Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup di Indonesia, SDKI Gambar 3.2 Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup di Kutai Timur, Tahun Gambar 3.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Indonesia Tahun Gambar 3.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Kutai Timur Tahun Gambar 3.5 Cakupan Fe3 di Kutai Timur Tahun Gambar 3.6 Cakupan Fe3 di Kutai Timur Tahun Gambar 3.7 Cakupan Imunisasi TT2+ di Kutai Timur Tahun Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di Kutai Timur Tahun Gambar 3.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Kutai Timur Tahun Gambar 3.10 AngkaPenemuanKasusBaru (NCDR) Kusta di KutaiTimurTahun Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kutai Timur Tahun Gambar 3.11 Cakupan KB Aktif di Kutai Timur Tahun vii

9 Gambar 3.12 Cakupan Kunjungan KN1 dan KN Lengkap di Kutai Timur Tahun Gambar 3.13 Cakupan Penanganan Komplikasi di Kutai Timur Tahun Gambar 3.14 Cakupan UCI Kutai Timur Tahun Gambar 3.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat di Kutai Timur Tahun Gambar 3.16 Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Di Kutai Timur Tahun Gambar 3.17 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita Di Kutai Timur Tahun Gambar 3.18 Cakupan D/S Kutai Timur Tahun BAB IV PENGENDALIAN PENYAKIT Gambar 4.1 Angka Case Notification Rate di Kutai Timur Tahun Gambar 4.2 Jumlah Penemuan Kasus Baru BTA+ di Kutai Timur Tahun Gambar 4.3 Cakupan Penemuan Pneomonia di Indonesia Tahun Gambar 4.4 Jumlah Penderita Pneomonia di Kutai Timur Tahun Gambar 4.5 Angka Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kusta di Kutai Timur Tahun Gambar 4.6 Persentase Penemuan dan Penangan Diare di Kutai Timur Tahun Gambar 4.7 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Per Penduduk di Indonesia Tahun Gambar 4.8 Angka Kesakitan DBD di Kutai Timur Tahun Gambar 4.9 Jumlah Kasus Malaria di Kutai Timur Tahun viii

10 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Gambar 5.1 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu di Kutai Timur Tahun Gambar 5.3 Persentase Strata Posyandu di Kutai Timur Tahun Gambar 5.4 Pencapaian Rasio Posyandu Per Satuan Balita Terhadap Target Renstra Tahun Gambar 5.5 Pencapaian Persentase Desa Siaga Di Kutai Timur Tahun Gambar 5.6 Persentase Anggaran Kesehatan di Kutai Timur Tahun ix

11 Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN Tabel 1.1 Jadwal Penyusunan Profil Kesehatan Tahun BAB II GAMBARAN UMUM Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten Kutai Timur... 6 Tabel 2.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Pada Tiap Kecamatan Tahun Di Kabupaten Kutai Timur... 8 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Tabel 5.1 Daftar RS Yang Ada Di KutaiTimurTahun Tabel 5.2 Daftar UKBM Yang Ada Di Kutai Timur Tahun Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun x

12 Bab I Pendahuluan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur merupakan bagian dari Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan bagian dari Profil Kesehatan Indonesia. Profil kesehatan Kabupaten Kutai Timur sendiri merupakan salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan daerah Kabupaten Kutai Timur sebagai salah satu bentuk paket penyajian data/informasi kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait lainnya, serta terbit setiap tahun. A. LatarBelakang Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur pertama kali diterbitkan pada tahun Sejak terbitan data tahun 2002 yang lalu, dilakukan perubahan dimana tahun yang tercantum dalam judul Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur tersebut disesuaikan dengan isi data dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur. Contohnya, Judul profil adalah Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 berisi data tahun 2016, dimana pembuatannnya dilakukan pada tahun Dalam perjalanannya, beberapa indicator kesehatan mengalami beberapa perubahan mengikuti situasi dan kondisi yang ada, baik itu definisi operasionalnya maupun indikator itu sendiri. Salah satu perubahan yang ada dan sudah dilakukan dalam 2 tahun penyajian profil kesehatan belakngan ini, adalah upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam penyajian data. Hal ini sebagai dasar dalam mengidentifikasi isu isu gender bidang kesehatan yang masih terjadi di masyarakat Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur diharapkan dapat dijadikan salah satu media untuk memantau dan mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kutai Timur. Untuk itu penyusunan profil kesehatan yang berkualitas, yaitu yang dapat terbit lebih cepat, menyajikan data yang lengkap, akurat, konsisten, dan sesuai kebutuhan, menjadi harapan kita bersama. Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2016 disusun berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari pelayanan kesehatan di Puskesmas, pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan, lintas sektor terkait, serta sumber data/informasi lainnya. Sejalan dengan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur ini, di tingkat kecamatan juga disusun Profil Kesehatan Puskesmas yang menggambarkan situasi dimasing masing desa binaan puskesmas. B. LandasanHukum Secara hukum, kegiatan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 didasarkan kepada regulasi terkait, yang antara lain meliputi : 1 B a b I P e n d a h u l u a n

13 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. 3. Undang-undang Nomor 47 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang (Lembar Negara RI Tahun 1999 Nomor 175, tambahan lembaran Negara RI Nomor 3839), sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. 5. Permendagri No. 9 tahun 1982 tentang Pedoman Perencanaandan Pengendalian Pembangunan di Daerah 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggung jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. 7. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 903 / 1603 / SJ tanggal 17 Juli 2003 tentang Pedomanpelaksana APBD. 8. DPA - SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten KutaiTimur Sub Bagian Perencanaan Penyusunan Program Tahun Anggaran C. Maksud Tujuan dan Sasaran 1. Maksud Maksud dari penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 ini adalah menjabarkan situasi kesehatan yang ada di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 untuk selanjutnya bisa dipergunakan sebagai pedoman dalam penyusunan dan perbaikan program kesehatan Tahun Tujuan Tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2016 ini adalah: a. Memberikan gambaran situasi kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016; b. Menyajikan data situasi kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016; c. Sebagai pedoman dalam perbaikan program kesehatan yang belum tercapai; d. Sebagai bahan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan Tahun 2016; e. Sebagai bank data kesehatan di lingkup kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur. 3. Sasaran Sementara sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 ini adalah mampu menjadikan data profil kesehatan yang ada sebagai pedoman untuk kegiatan penyusunan program kesehatan, perbaikan indikator kesehatan yang belum dicapai dan peningkatan situasi status kesehatan masyarakat Kabupaten Kutai Timur secara sistematis. D. Ruang Lingkup Data 1. Jenis Data / Informasi Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 adalah: a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi. 2 B a b I P e n d a h u l u a n

14 b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data status gizi. c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat. d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan Gakin, data penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya. e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan. f. Data lainnya. 2. Sumber Data Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 diperoleh dari : a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. b. Catatan kegiatan Rumah Sakit dan klinik kesehatan yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur. c. Catatan Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk Unit Pelaksana Teknis Kesehatan di wilayah Kabupaten Kutai Timur termasuk Gudang Farmasi Kesehatan Kabupaten Kutai Timur. d. Dokumen Kantor Statistik Kabupaten, Kantor Catatan Sipil dan KB Kabupaten, Bappeda Kabupaten, Dinas Pendidikan, Kepolisian Resor Kabupaten, dan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kabupaten. e. Dokumen Hasil Survei Kabupaten, Survei Provinsi atau Survei Nasional. E. Periode Data dan Jadwal 1. Jadwal Penyusunan Jadwal penyusunan profil kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 adalah : Tabel1.1 Jadwal Penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2016 No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun 1 Pengumpulan data dari Puskesmas, Rumah Sakit dan Instansi terkait 2 Kompilasi / konfirmasi dan data entry serta pemutakhiran data 3 Pengolahan, analisa, penulisan dan pembahasan draft awal 4 Finalisasi, Penggandaan / Percetakan 5 Distribusi ke Bupati, DPRD, Dinas dinas Kabupaten, RS, Puskesmas, Dinkes Prov, Kementerian Kesehatan, dan Instansi Terkait lainnya. 3 B a b I P e n d a h u l u a n

15 2. Periode Data Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 adalah periode Januari sampai dengan Desember tahun Periode penyusunan profil kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 dibagi dalam dua tahap yaitu tahap pertama berupa tabel lampiran (draf awal : Maret 2017) dan tahap kedua berupa narasi dan tabel (finalisasi : Mei 2017). F. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2016 ini adalah dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2016 ini terdiri dari 5 (Lima) bab, yaitu: Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Kutai Timur meliputi uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Kutai Timur. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Lampiran Bab lampiran berisi uraian detail data-data profil kesehatan yang disajikan rinci berdasarkan puskesmas 4 B a b I P e n d a h u l u a n

16 Bab II Gambaran Umum Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Kutai berdasarkan undang-undang nomor 47 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, dengan ibukota di Sangatta. A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Kutai Timur memiliki luas ,50 km2 atau 17 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur, terletak antara 115º25 26 BT - 118º58 19 BT dan 0º02 10 LS - 1º52 39 LU. Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Kutai Timur Keterangan : Sumber : Bappeda Kabupaten Kutai Timur Tahun B a b I I G a m b a r a n U m u m

17 Batas- batas wilayah Kabupaten Kutai Timur secara administratif adalah: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Talisayan dan Kecamatan Kelay (Kabupaten Berau); Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bontang Utara (Kota Bontang), Kecamatan Marang Kayu dan Kecamatan Muara Karam (Kabupaten Kutai Kartanegara); Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi; Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang (Kabupaten Kutai Kartanegara). Pada awal terbentuknya Kabupaten Kutai Timur terdiri dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Sangatta, Kecamatan Sangkulirang, Kecamatan Muara Wahau, Kecamatan Muara Bengkal, dan Kecamatan Muara Ancalong. Seiring dengan berjalannya pemerintahan, lima kecamatan tersebut kemudian dimekarkan menjadi 11 kecamatan, dengan tambahan 6 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Bengalon, Kecamatan Kaliorang, Kecamatan Sandaran, Kecamatan Telen, Kecamatan Kongbeng, dan Kecamatan Busang. Pada tahun 2005, dilakukan pemekaran kecamatan lagi dengan menambah 7 kecamatan baru, yaitu: Kecamatan Sangatta Selatan, Kecamatan Rantau Pulung, Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Kaubun, Kecamatan Karangan, Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan Long Mesangat. Sedangkan Kecamatan Sangatta berubah nama menjadi Kecamatan Sangatta Utara. Sampai akhir tahun 2007, Kabupaten Kutai Timur secara administratif memiliki 18 kecamatan dan 135 desa. 2. Luas Wilayah Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah ,50 km² atau 17% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Selanjutnya luas wilayah dapat dirinci menurut luas wilayah per kecamatan sebagai berikut: Tabel 2.1 Luas Wilayah KecamatandanJumlahDesa di KabupatenKutaiTimur No Kecamatan Banyaknya Desa Luas km² % 1 MuaraAncalong ,30 7,66 2 Busang ,62 10,41 3 Long Mesangat 7 526,98 1,47 4 MuaraWahau ,32 16,01 5 Telen ,61 8,75 6 Kongbeng 7 581,27 1,63 7 MuaraBengkal ,80 4,26 8 Batu Ampar 6 204,50 0,57 9 Sangatta Utara ,59 3,53 10 Bengalon ,24 8,94 11 Teluk Pandan 6 831,00 2,32 12 Rantau Pulung ,85 4,65 13 Sangatta Selatan 4 143,82 0,40 14 Kaliorang ,58 9,29 15 Sangkulirang ,91 1,25 16 Sandaran ,30 9,57 17 Kaubun 8 257,45 0,72 18 Karangan ,36 8,57 Total ,50 100,00 Keterangan : Sumber : BPS dalam Kutai Timur Dalam Angka Tahun B a b I I G a m b a r a n U m u m

18 3. Topografi Topografi Kabupaten Kutai Timur bervariasi dari yang berupa dataran, berbukit hingga pegunungan, serta pantai dengan ketinggian tanah bervariasi antara 0-7 meter hingga lebih dari meter dari permukaan laut. Kawasan yang relatif datar dan landai hanya terdapat di Kecamatan Sangatta Utara, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagian Muara Wahau dan Sangkulirang. Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Berau pada Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau dan Muara Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur dengan kawasan pegunungan dan perbukitan yang paling luas yaitu Ha dan ,5 Ha sedangkan dataran/landai ,5 Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan berupa sungai dan danau. Jaringan sungai terdapat di seluruh kecamatan sedangkan danau hanya di Kecamatan Muara Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karang. Wilayah pantai yang berada di sebelah timur kabupaten mempunyai ketinggian antara 0-7 meter diatas permukaan laut di mana wilayah ini mempunyai sifat kelerengan yang datar, mudah tergenang rawa dan merupakan daerah endapan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai kelerengan di atas 15%, wilayah dengan kelerengan di atas 40% mempunyai areal cukup luas, yang tersebar di seluruh wilayah, khususnya terkonsentrasi di bagian barat laut, di mana wilayahnya mempunyai ketinggian diatas 500 meter diatas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian 500 meter diatas permukaan laut mempunyai sifat berbukit sampai bergunung dengan kelerengan lebih dari 40% dan sangat potensi erosi. 4. Iklim dan Hidrologi Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26:C, di mana perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5:C - 7:C, jumlah curah hujan antara mm/tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah hari/tahun. Potensi hidrologi di Kabupaten Kutai Timur cukup besar, terutama adanya aliran beberapa sungai antara lain Sungai Sangatta, Sungai Marah dan Sungai Wahau. Peranan sungai di daerah ini sangat penting yaitu sebagai sarana transportasi air antara daerah pantai dan daerah pedalaman, selain itu juga dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk di sepanjang wilayah yang dilaluinya. B. Kependudukandan Tenaga Kerja Aspek kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam pembangunan daerah, sehingga data kependudukan sangat diperlukan sebagai bahan penentuan kebijakan maupun perencanaan pembangunan. Dalam konteks yang lebih spesifik, data penduduk beserta deskripsi kecenderungannya sangat berguna dalam mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, yang sedang berjalan, bahkan dalam merencanakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang. Persoalan kependudukan seperti pertumbuhan penduduk beserta karakteristik faktor yang mempengaruhinya, baik karena tingkat fertilitas dan mortalitas atau karena tingkat migrasi, akan berdampak dalam upaya intervensi pembangunan yang dilaksanakan, seperti: penyediaan infrastruktur yang memadai serta lapangan pekerjaan yang cukup di masa mendatang. Pada Tabel 2.2, dijelaskan bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur sebesar jiwa mengalami pertambahan penduduk sebanyak jiwa, menjadi jiwa di tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,41%. Sedangkan di tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur sebesar jiwa yang terdiri atas 7 B a b I I G a m b a r a n U m u m

19 laki laki dan Perempuan dengan rasio jenis kelamin 119. Angka ini berarti bahwa terdapat 119 Laki laki di antara 100 perempuan. Pertumbuhan penduduk tersebut sebagian karena migrasi masuk ke Kabupaten Kutai Timur yang umumnya dikarenakan alasan ekonomi atau mencari pekerjaan baik secara perseorangan maupun tumbuhnya investasi atau lapangan usaha dalam berbagai sektor ekonomi, baik sektor primer, sekunder, maupun tersier, mulai dari skala usaha mikro, kecil, menengah sampai besar. Tabel 2.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Pada Tiap Kecamatan Tahun Di Kabupaten Kutai Timur No Kecamatan Muara Ancalong Busang Long Mesangat Muara Wahau Telen Kongbeng Muara Bengkal Batu Ampar Sangatta Utara Bengalon Teluk Pandan Sangatta Selatan Rantau Pulung Sangkulirang Kaliorang Sandaran Kaubun Karangan Jumlah Penduduk Keterangan : Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 Jumlah penduduk tertinggi di Kutai Timur terdapat di Kecamatan Sangatta Utara dengan jumlah penduduk sebesar Jiwa, Bengalon sebesar jiwa, dan Sangatta Selatan Jiwa. Jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Batu Ampar Sebesar Jiwa, Kecamatan Long Mesangat sebesar jiwa, dan Kecamatan Busang sebesar jiwa. Rincian menurut kecamatan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1. Jumlah penduduk tahun 2016 ini merupakan estimasi jumlah penduduk dengan basic data Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dimana pada saat itu jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur disensus sebesar jiwa, yang terdiri dari jiwa penduduk laki laki dan jiwa penduduk perempuan. Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berdasarkan estimasi penduduk yang telah dilakukan, dapat disusun sebuah piramida penduduk Kutai Timur tahun Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki laki dan badan 8 B a b I I G a m b a r a n U m u m

20 piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya dan ekonomi Gambar 2.2 Estimasi Piramida Penduduk Pada Kelompok Umur Kabupaten Kutai Timur Tahun Laki - Laki Perempuan Keterangan : Sumber : Badan Pusat Statistik Kutai Timur Tahun 2015 Pada Gambar 2.2 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Kutai Timur termasuk dalam struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui bahwa dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) yang masih tinggi. Angka harapan hidup semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah usia tua, untuk laki laki dan perempuan. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya jumlah penduduk usia produktif terutama pada kelompok usia tahun dan tahun, baik laki laki dan perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif. Rincian estimasi jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2. Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umur nonproduktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlah penduduk nonproduktif yang ditanggung oleh penduduk umur produktif. Komposisi penduduk produktif di Kabupaten Kutai timur ditunjukkan oleh Gambar 2.3, terlihat bahwa penduduk yang berusia 0-14 tahun sebesar 31,28% yang berusia tahun 9 B a b I I G a m b a r a n U m u m

21 Jumlah Penduduk sebesar 67,07% dan yang berusia 65 tahun sebesar 1,65%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2015 sebesar 49,10%. Hal ini berarti bahwa 100 orang Kutai Timur yang masih produktif akan menanggung 49 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Secara rinci jumlah penduduk menurut kelompok umur disajikan pada Bab Lampiran pada Tabel 2. Gambar 2.3 Angka Beban Tanggunan Di Kabupaten Kutai Timur Tahun Laki-laki Perempuan Kelompok Umur Keterangan : Sumber :Badan Pusat Statistik Kutai Timur Tahun 2016 Kepadatan penduduk menunjukkan banyaknya penduduk per kilometer persegi. Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2015 kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Timur sebesar 10 penduduk per km2. Berdasarkan data penduduk, tingkat kepadatan penduduk paling besar terdapat di Kecamatan Sangatta Utara dengan kepadatan penduduk 80 penduduk per km2, Kecamatan Rantau Pulung sebesar 70 penduduk per km2, dan Kecamatan Kaubun sebesar 52 penduduk per km2. Kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Kecamatan Busang dengan kepadatan penduduk 2 penduduk per km2, Telen dengan kepadatan penduduk 3 penduduk per km2, Kecamatan Sandaran dengan kepadatan 3 penduduk per km2. Rincian kepadatan penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1. Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah beragam, sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu atau didasarkan pada kondisi siklus kehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan penduduk sasaran terfokus pada kelompok umur tertentu, meliputi: bayi, batita, balita, anak balita, anak usia sekolah SD, wanita usia subur, penduduk produktif, dan usia lanjut. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan. 10 B a b I I G a m b a r a n U m u m

22 Bab III Kesehatan Keluarga Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, keluarga memiliki peransignifikan dalam status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anakmerupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifaspada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. A. KESEHATAN IBU Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator AngkaKematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dannifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap kelahiran hidup. Gamber 3.1 Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Di Indonesia, SDKI Keterangan : Sumber : BPS, SDKI B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

23 Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Penurunan AKI di Indonesia terjadisejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Gambaran AKI di Indonesia dari tahun 1991 hingga tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gamber 3.2 Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Di Kutai Timur, Tahun Angka Kematian Ibu Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Untuk Kabupaten Kutai Timur, AKI pada 6 tahun terakhir menunjukkan tren menurun di periode namun di tahun 2015 dan 2016 sedikit meningkat, seperti terlihat pada Gambar 3.2. Pada tahun 2016 terjadi kasus kematian ibu sebanyak 16 ibu meninggal dunia lebih banyak dibanding kematian di tahun 2015 dengan jumlah kematian 12 kasus.jumlah kelahiran hidup di tahun 2016 sebanyak kelahiran hidup, sehingga AKI tahun 2016 sebesar 271 per kelahiran hidup. Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sejaktahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia. Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Upaya lain yang juga telah dilakukan yaitu strategi Making Pregnancy Safer yang dicanangkan pada tahun Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibumampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatanibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanankesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. 12 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

24 Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan ibu yang disajikan terdiri dari : (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2) Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, (3) pelayanan kesehatan ibu bersalin, (4) pelayanan kesehatan ibunifas, (5) pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan, dan (6) pelayanan kontrasepsi. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Dari 72 kematian bayi per kelahiran hidup, lebih dari tiga perempatnya (65%) merupakan kontribusi dari bayi umur 0-28 hari atau neonatus. Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut : 1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; 2. Pengukuran tekanan darah; 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA); 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri); 5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; 6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; 7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ); 8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana); 9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan 10. Tatalaksana kasus. Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampaipersalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindunganterhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlahsasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupank4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai denganstandar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Capaian K1 dan K4 dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2015 disajikan padagambar berikut ini. 13 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

25 GAMBAR 3.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Indonesia Tahun Keterangan : Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2016 Gambar di atas menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan untuk kedua indikator, baik cakupan K1 maupun K4. Peningkatan kecenderungan tersebut mengindikasikan adanya perbaikan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil. Sedangkan di Kutai Timur disajikan pada Gambar 3.4 berikut. GAMBAR 3.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Kutai Timur Tahun ,8 123,2 116,5 106,2 111,6 99,0 92,5 80,6 79, , ,7 78, K1 K4 Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Cakupan K1 dan K4 di Kutai Timur selama 7 tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Meskipun secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 mengalami kenaikan, namun hal ini tidak berlaku pada cakupan K4. Rendahnya pencapaian cakupan K4 ini disebabkan belum maksimalnya proses pendataan dan pelaporan yang melibatkan rumah sakit swasta, dan klinik swasta, serta dokter praktek. Sedangkan saat ini kecenderungan ibu hamil untuk melakukan 14 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

26 pemeriksaan antenatal care di layanan kesehatan swasta semakin meningkat. Informasi cakupan kunjungan K1 dan K4 untuk setiap puskesmas tersaji pada Bab Lampiran pada tabel 29. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak hanya dari sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus ditingkatkan, di antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil harus diberikansaat kunjungan. Meskipun rasio puskesmas terhadap penduduk sudah mencapai rasio ideal 1: penduduk, namun penyebarannya masih belum merata. Keberadaan puskesmas secara ideal harus didukung dengan aksesibilitas yang baik. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan aspek geografis dan kemudahan sarana dan prasarana transportasi. Dalam mendukung penjangkauan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas juga sudah menerapkan konsep satelit dengan menyediakan puskesmas pembantu. Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besisebanyak 90 tablet (Fe3). Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untukmembentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel darahmerah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk myoglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. GAMBAR 3.5 Cakupan Fe3 di Kutai Timur Tahun ,1 80,89 85,25 77,31 85,76 76,8 69,64 77, Keterangan : Sumber : Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Selama kurun waktu 2009 hingga 2016 cakupan pemberian Fe3 di Kutai Timur mengalami naik turun dari 72,1% di tahun 2009 hingga 77,79% di tahun 2016, terlihat pada Gambar 3.5. Pencapaian di tahun 2016 sebesar 77,79%, capaian ini lebih tinggi dari cakupan Fe3 Propinsi Kalimantan Timur di tahun 2015 yaitu sebesar 75%, namun masih lebih rendah dari cakupan Fe3 nasional di tahun 2015 sebesar 85,17%. Walaupun dari pelaporan dihasilkan bahwa cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 cukup baik namun jika tidak dikonsumsi oleh ibu hamil maka efek minum tablet Fe yang diharapkan tidak akan tercapai. Informasi cakupan pemberian Fe3 (90 Tablet) dan Fe1 (30 Tablet) pada tiap puskesmas di tahun 2015 disajikan pada Bab Lampiran Tabel B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

27 GAMBAR 3.6 Cakupan Fe3 di Kutai Timur Tahun 2016 Kutai Timur Sangatta Utara Muara Wahau II Kongbeng Rantau Pulung Sepaso Sangatta Kaubun Sandaran Sangkulirang Telen Muara Wahau I Tepian Baru Long Mesangat Teluk Lingga Busang Teluk Pandan Muara Bengkal Batu Ampar Kaliorang Karangan Ma Ancalong 77,8 101,7 101,3 96,6 92,7 90,6 87,2 85,9 83,8 80,2 79,7 79,6 77,7 74,3 72,5 69,6 65,8 60,8 58,9 57,3 32,9 26,7 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 Keterangan : Sumber : Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Pada tahun 2016 puskesmas dengan cakupan pemberian Fe3 terbesar adalah Puskesmas Sangatta Utara dengan 101,7%, Muara Wahau II dengan 101.3% dan Puskesmas Kongbeng dengan 96,3%. Sedangkan puskesmas dengan cakupan pemberian Fe3 terendah adalah Puskesmas Muara Ancalong dengan 26,7%, Puskesmas Karangan dengan 32,9% dan Puskesmas Batu Ampar dengan 57,3%. 2. Pelayanan Imunisasi Tetanus Toksoid bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang tidakaman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan. Clostridium Tetani masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang menyerang sistem syaraf pusat. Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu factor risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. 16 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

28 Wanita usia subur yang menjadi sasaran imunisasi TT adalah wanita berusia antara tahun yang terdiri dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal. Imunisasi TTpada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu, dimulai sebelum danatau saat hamil yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Interval pemberian imunisasi TT dan lama masa perlindungan yang diberikan sebagai berikut: a) TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. b) TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. c) TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. d) TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Screening status imunisasi TT harus dilakukan sebelum pemberian vaksin. Pemberian imunisasi TT tidak perlu dilakukan bila hasil screening menunjukkan wanita usiasubur telah mendapatkan imunisasi TT5 yang harus dibuktikan dengan buku KIA, rekam medis, dan atau kohort. Kelompok ibu hamil yang sudah mendapatkan TT2 sampa idengan TT5 dikatakan mendapatkan imunisasi TT2+. Gambar berikut menampilkan cakupan imunisasi TT5 pada wanita usia subur dan cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil. GAMBAR 3.7 Cakupan Imunisasi TT2+ di Kutai Timur Tahun ,38 80,62 86,28 77,08 64, , Keterangan : Sumber : Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL, Tahun 2016 Cakupan imunisasi TT2+ (ibu hamil yang telah mendapat imunisasi TT minimal 2 dosis) pada ibu hamil pada tahun 2016 sebesar 49,19%, menurun dibandingkan cakupan imunisasi TT2+ di tahun 2015 sebesar 64,48% dan lebih rendah dari tahun 2014 sebesar 77,08% dan lebih rendah pula dari capaian di tahun 2013 sebesar 86,28%. Angka ini juga lebihrendah jika dibandingkan cakupan pada tahun 2012 sebesar 80,62 maupun tahun 2011 sebesar 73,38%. Namun cakupan imunisasi TT2+ ini masih lebih tinggi dibandingkan cakupan imunisasi TT2+ Propinsi Kalimantan Timur di tahun 2015 yang hanya sebesar 25,15%. Tetapi tetap di bawah cakupan nasional di tahun 2015 yaitu sebesar 65,20%. Informasi cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ pada tiap puskesmas di tahun 2014 di sajikan pada Bab Lampiran Tabel Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis 17 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

29 kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalahproses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Keberhasilan program ini diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenagakesehatan terlatih (Cakupan PN) dan persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF). Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di Kutai Timur Tahun ,55 72,9 90,1 99,78 90,19 90,47 86, Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Di Kutai Timur cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selama 7 tahun cenderung meningkat. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan cakupan, dimana pada tahun 2010 sebesar 60,6% meningkat menjadi 90,47% di tahun Meskipun capaian tahun ini lebih rendah jika dibandingkan capaian di tahun 2013 lalu sebesar 99,8%. Namun, hasil ini masih di atas capaian pelayanan kesehatan ibu bersalin Propinsi Kalimantan Timur tahun 2015 yaitu sebesar 76,65%. Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun 2010membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan.persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti berkontribusiterhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan menggariskan bahwa pembangunan puskesmas harus satu paket dengan rumah dinas tenaga kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan poskesdes yang harus bisa sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan rumah tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat. Untuk daerah dengan akses sulit, kebijakan Kementerian Kesehatan yaitu mengembangkan program Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu Kelahiran. Para dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban yang jelas. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan oleh dukun, namun dirujuk ke bidan. 18 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

30 Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat berupa rumah tunggu khusus yang dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat maupun di rumah sanak saudara yang letak rumahnya berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan. 4. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampaidengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari : a) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); b) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri); c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain; d) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif; e) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana; f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan. Gambar 3.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Kutai Timur Tahun ,93 76,46 88,9 77,9 78,96 80, , Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Kutai Timur dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir secara umum mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2010 cakupan hanya sebesar 64,93% meningkat menjadi 80,56% pada tahun Capaian indikator KF3 yang meningkat dalam tujuh tahun terakhir merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk sektor swasta. Program penempatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk dokter dan bidan terus dilaksanakan. Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, puskesmas, poskesdes, dan posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu 19 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

31 nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk di antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanankesehatan. Informasi pencapaian pelayanan nifas pada setiap puskesmas disajikan pada Bab Lampiran pada tabel Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan dan nifas juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi. Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin. Sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi maka dilakukan pelayanan/ penanganan komplikasi kebidanan. pelayanan/ penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, atau nifas untuk memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Keberhasilan program ini dapat diukur melalui indikator cakupan penanganan komplikasi kebidanan (Cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin,nifas) dengan komplikasi. Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan di Kutai Timur dari tahun 2009 hingga tahun 2016 disajikan pada gambar berikut. Gambar 3.10 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 di Kutai Timur disajikan pada Gambar Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa secara umum, cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Kutai Timur selama kurun waktu delapan tahun terakhir cenderung meningkat. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan di tahun 2009 sebesar 25,11% meningkat menjadi 78,63% pada tahun Sebesar 20% dari kehamilan diprediksi akan mengalami komplikasi. Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian, namun demikian sebagian besarkomplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) tenagakesehatan mampu melakukan identifikasi 20 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

32 dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinandan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan. Beberapa terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia telah dilakukan, salah satunya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program tersebut menitikberatkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED)dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit(PONEK). Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari Desa Siaga.P4K mulai diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan pada tahun Pelaksanaan P4Kdi desa-desa tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuatperencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalammenghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas agar dapat mengambil tindakanyang tepat. Dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Kegiatan ini dilakukan melalui pembahasan kasus kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu hasil kajian yang didapat dari AMP adalah kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan ibupada saat terjadi kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir. Kajian tersebut juga menghasilkan rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatanibu dan bayi di masa mendatang. Data dan informasi lebih tentang penanganan komplikasi kebidanan menurut puskesmas terdapat pada Bab Lampiran Tabel Pelayanan Kontrasepsi Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan berapa jumlah anak yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki anak. Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS) dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih 21 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

33 dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia tahun. Keberhasilan program KB dapat diukur dengan melihat cakupan KB aktif dan KB baru. Cakupan KB aktif menggambarkan proporsi pasangan usia subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS yang ada. Sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah PUS yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS. GAMBAR 3.11 Cakupan KB Aktif di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Gambar 3.11 menampilkan persentase peserta KB aktif selama 6 tahun terakhir di Kutai Timur. Pada awalnya capaian mengalami penurunan yaitu dari 57,91% di tahun 2010 menjadi 43,11 di tahun Pada periode tahun berikutnya capaian KB aktif relatif mengalami peningkatan hingga di tahun 2014 sebesar 59,37% namun kembali menurun di tahun 2015 sebesar 48,31% dan meningkat kembali di tahun 2016 dengan 66,51%. Informasi KB baru dan KB aktif pada setiap puskesmas di sajikan pada Bab Lampiran Tabel 34, 35 dan 36 B. KESEHATAN ANAK Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia delapan belas tahun. Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak.indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadapupaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin dibanding SDKI tahun yaitu 20 per kelahiran hidup. 22 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

34 Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai indikator kesehatan anak yang meliputi, penanganan komplikasi neonatal, pelayanan kesehatan neonatal, imunisasi dasar, pelayanan kesehatan pada siswa SD/setingkat, dan pelayanan kesehatan peduli remaja. 1. Pelayanan Kesehatan Neonatal Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari. Pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golonganumur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitaskesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjunganbayi baru lahir. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi, antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi, dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal adalah KN Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sedikitnya 3 kali. Gamber 3.12 Cakupan Kunjungan KN1 dan KN Lengkap di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Capaian KN1 Kutai Timur dalam 6 tahun relatif meningkat dari tahun 2011 sebesar 79,68% meningkat menjadi 94,98% di tahun 2016, Dimana hasil ini telah mampu melewati capaian Propinsi Kalimantan Timur di tahun 2015 sebesar 90,44% dan capaian nasional di tahun 2015 sebesar 83,67%.sedangkan capaian KN Lengkap juga relatif meningkat dari tahun 2011 sebesar 52,91% menjadi 84,05% di tahun Dimana hasil ini telah mampu melewati capaian Propinsi Kalimantan Timur di tahun 2015 sebesar 82,14% dan capaian nasional di tahun 2015 sebesar 77,31%. Informasi lengkap mengenai capaian KN1 dan KN3 Lengkap pada tiap tiap puskesmas di Kutai Timur disajikan pada Bab Lampiran Tabel B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

35 2. Penanganan Komplikasi Neonatal Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapatmenyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/ sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baikdi rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, Manajemen AsfiksiaBayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatalessensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya. Gambar 3.13 Cakupan Penanganan Komplikasi di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Pada Gambar 3.13 dijelaskan bahwa dalam 7 tahun terakhir penanganan komplikasi neonatal di Kutai Timur sempat mengalami penurunan yaitu pada periode 2011, dimana dengan cakupan hanya 17,62% yang lebih rendah dari cakupan tahun sebelumnya yaitu sebesar 25,94%. Lalu capaian meningkat di tahun 2012 sebesar 23,9%, dan sempat melonjak di tahun 2013 sebesar 82,2% dan kembali melemah di tahun 2014 sebesar 76,1% dan kembali meningkat di tahun 2015 sebesar 98,50%. Pada tahun 2016 cakupan sebesar 87,32% telah mampu melewati target yang dicanangkan sebesar 80% dan capaian ini mampu melewati capaian Propinsi Kalimantan Timur di Tahun 2015 yaitu sebesar 54,50% dan juga di atas cakupan nasional yaitu sebesar 51,37% di tahun Informasi pencapaian penanganan komplikasi neonatal menurut puskesmas di sajikan pada Bab Lampiran Tabel B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

36 3. Imunisasi Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu upayauntuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B,Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadappenyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita usia subur, dan ibu hamil. Bayi Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 1 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita. GAMBAR 3.14 Cakupan UCI Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL, Tahun 2016 Salah satu indikator yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi adalah Universal Child Immunization atau yang biasa disingkat UCI. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Cakupan UCI Kabupaten Kutai Timur terus meningkat dalam 8 tahun ( ), yaitu dari 47,4% menjadi 88,15%. Namun cakupan ini sempat menurun di tahun 2014 menjadi 68,1%. Cakupan tahun 2015 juga tidak berhasil mencapai target renstra Dinas Kesehatan yaitu sebesar 100%. Cakupan UCI Kabupaten Kutai Timur masih lebih tinggi dari Cakupan UCI Propinsi Kalimantan Timur sebesar 81,35% dan Cakupan UCI nasional sebesar 82,30% tahun B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

37 Permasalahan yang dihadapi terkait UCI adalah : 1) Masih ada masyarakat yang menolak untuk di imunisasi bayinya dikarenakan adat 2) Masyarakat berpindah pindah tempat sehingga riwayat imunisasi dasarnya tidak lengkap Menyikapi permasalahan tersebut berbagai upaya telah dilakukan antara lain : 1) Memberikan informasi kepada petugas imunisasi tentang cara dalam menentukan desa UCI 2) Meningkatkan penyuluhan di Puskesmas tentang imunisasi 3) Melakukan sweeping ke desa desa untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Cakupan UCI dan cakupan imunisasi pada Bayi menurut masing masing puskesmas tersaji pada Bab lampiran Tabel 41, 42 dan Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi pada anak usia sekolah. Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas I juga menjadi salah satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Melalui kegiatan penjaringan kesehatan diharapkan bisa mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah yaitu pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. GAMBAR 3.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 1 pada tahun ,88% lebih rendah dibanding tahun 2015 sebesar 94,29% dan lebih rendah dibanding capaian di tahun 2014 sebesar 97,15% meningkat jika dibandingkan capaian di tahun 2013 di Kutai Timur sebesar 83,42%. Cakupan 2013 ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 43,38% dan 2011 sebesar 63,50%. Meskipun selama 6 tahun cenderung meningkat namun capaian penjaringan tahun 2015 gagal mecapai target renstra yaitu sebesar 100 %.Capaian di tahun Cakupan penjaringan Propinsi Kalimantan Timur tahun 2015 sebesar 77% dan Cakupan penjaringan nasional tahun 2015 sebesar 56,94%. Informasi capain penjaringan anak sekolah menurut puskemas disajikan pada Bab lampiran Tabel B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

38 Kegiatan penjaringan kesehatan ini terdiri dari : 1) Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) 2) Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri 3) Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran) 4) Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut 5) Pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan 6) Pengukuran kebugaran jasmani 7) Deteksi dini masalah mental emosional. Melalui penjaringan kesehatan diharapkan siswa SD/sederajat kelas 1 yang memiliki masalah kesehatan mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan. C. GIZI Pada subbab gizi ini akan dibahas upaya peningkatan gizi balita yaitu pemberian ASI eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59 bulan, cakupan penimbangan balita di posyandu serta penemuan dan penanganan gizi buruk. Selain itu pada subbab ini juga dibahas tingkat kecukupan energi dan protein pada balita, lansia juga pada penduduk secara keseluruhan. 1. Pemberian ASI Ekslusif Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral). GAMBAR 3.16 Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Capaian pemberian Asi Ekslusif pada tahun 2016 sebesar 56,34% lebih besar dari ckupan tahun 2015 sebesar 55,97%, lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2014 sebesar 57,38% namun masih lebih tinggi dibandingkan capaian di tahun 2013 sebanyak 17,55% bayi mendapat Asi Ekslusif. Capaian tahun 2014 juga lebih tinggi dari cakupan di tahun 2012 yaitu sebanyak 27,34%. Informasi pada tiap puskesmas terlampir pada Lampiran Tabel B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

39 ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidakakan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi. Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif antara lain : 1) Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg tidak ada masalah medis 2) Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak member kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti dengan belum tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya 3) Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan. 4) Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM). 2. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 59 Bulan Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak, disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh balitaserta meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Kekurangan Vitamin A juga merupakan penyebab utama kebutaan pada anak yang dapat dicegah. Dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015 dinyatakan bahwa untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian pada balita dengan kekurangan Vitamin A, pemerintah menyelenggarakan kegiatan pemberian Vitamin A dalam bentuk kapsul vitamin A biru IU bagi bayi usia enam sampai dengan sebelas bulan, kapsul vitamin A merah IU untuk anak balita usia dua belas sampai dengan lima puluh sembilan bulan, dan ibu nifas. Menurut Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, pemberian suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh balita umur 6-59 bulan secara serentak melalui posyandu yaitu; bulan Februari atau Agustus pada bayi umur 6-11 bulan serta bulan Februari dan Agustus pada anak balita bulan. 28 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

40 GAMBAR 3.17 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita Di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Selama 7 tahun cakupan pemberian Vitamin A pada balita di Kutai Timur cenderung meningkat, dari semula 52,49% di tahun 2010 menjadi 94,50% di tahun 2013, dan sedikit menurun di tahun 2014 dengan 91,17% lalu meningkat di tahun ,81%. Cakupan 2016 ini sebesar 81,97% telah melewati cakupan vitamin A Propinsi Kalimantan Timur pada tahun 2015 sebesar 66,0%, maupun capaian pemberian vitamin A nasional sebesar 83.5%. Informasi mengenai cakupan pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas pada tahun 2014 untuk setiap puskesmas yang ada di Kutai Timur disajikan pada Bab Lampiran Tabel Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang ditimbang di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Peran serta masyarakat dalam penimbangan balita menjadi sangat penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif. Sehingga bila berat badan anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit akan dapat segera dilakukan upaya pemulihandan pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan, maka penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk akan mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan. Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga pemberian makanan tambahan dan pemberian suplemen gizi. Gizi buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan yaitu pada kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk pertumbuhan janin sehinggabila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus. 29 B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

41 GAMBAR 3.18 Cakupan D/S Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Tahun 2016 Berdasarkan Laporan posyandu yang dihimpun Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, cakupan D/S Kabupaten Kutai Timur tahun 2016 sebesar 56.78%lebih tinggi dibanding tahun 2015 sebesar 43,95%, capaian di tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar 29,38% dan 34,79%. Namun belum mampu mencapai periode dimana capaian D/S pada periode tersebut berturut turut sebesar 44,92%, 65,33% dan 60,45%. Capaian tahun 2016 ini juga belum mampu mencapai target renstra sebesar 90%. Sedangkan jika dibandingkan capaian tingkat propinsi maupun nasional tahun 2014, cakupan D/S masih lebih rendah dari rata - rata nasional sebesar 80,4%. Rendahnya cakupan D/S ini berbanding lurus dengan rendahnya rasio posyandu terhadap balita di Kutai Timur. Masalah lain yang berkaitan dengan kunjungan balita Posyandu antara lain: dana operasional dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu, Rasio Posyandu yang rendah, tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap manfaat Posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader. Informasi rinci penimbangan balita di Posyandu per Puskesmas disajikan pada Bab Lampiran Tabel B a b I I I K e s e h a t a n K e l u a r g a

42 Bab IV Pengendalian Penyakit Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalens, morbiditas atau mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal. Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat. Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu pengendalian penyakit menular, meliputi penyakit menular langsung, penyakit yang dapat dikendalikan dengan imunisasi, penyakit yang ditularkan melalui vektor dan zoonosis, dan dampak kesehatan akibat bencana. A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG 1. Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun India, Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, Global Tuberculosis Report, 2015). Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil. GAMBAR 4.1 Angka Case Notification Rate di Kutai Timur Tahun ,95 97,65 99,16 92,95 88, Keterangan : Sumber : Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL, Tahun B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

43 Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan Case Notification Rate (CNR). Pada tahun 2016 CNR penduduk Kutai Timur sebesar 99,16 per penduduk menunjukkan angka penurunan dari pada tahun 2015 CNR penduduk Kutai Timur sebesar 103,95 per penduduk, meningkat jika dibanding CNR di tahun 2014, 2013 dan 2012 masing masing dengan 92,95, 97,65 dan 88,80 per penduduk. Angka CNR Propinsi Kalimantan Timur tahun 2015 sebesar 118 per penduduk sedangkan angka CNR Nasional sebesar 130 per penduduk. GAMBAR 4.2 Jumlah Penemuan Kasus Baru BTA+ di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL, Tahun 2016 Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan dari tahun 2009 sebesar 142 kasus terus mengalami peningkatan hingga tahun 2016 sebesar 354 kasus. Tren jumlah penemuan kasus baru BTA+ selama 7 tahun menunjukkan kecenderungan peningkatan, dapat dilihat pada gambar 4.2. Namun meski penemuan kasus terus meningkat namun secara persentase cakupan penemuan pasien baru TB-BTA+ hanya mencapai 52,31%, Hasil ini juga belum mampu mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena besarnya estimasi insiden dari penemuan pasien TB dalam rumus perhitungan yang tidak mencerminkan angka insiden per kabupaten (estimasi tersebut berlaku per region di Indonesia). 2. HIV/AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudahuntuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Estimasi dan proyeksi jumlah orang dengan HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2015 adalah sebanyak orang dengan jumlah infeksi baru sebanyak orang (Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun , Kemenkes RI). Sebelum memasuki fase AIDS, penderit terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Pada tahun 2016 di Kutai Timur ditemukan penderita penyakit HIV sebanyak 39 jiwa terdiri atas laki laki 20 jiwa dan perempuan 19 jiwa. Berdasarkan kelompok umur sebanyak 32 B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

44 69% pada kelompok usia tahun. Sedangkan kasus AIDS ditemukan sebanyak 5 kasus, 3 pada pria dan 2 pada wanita. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara penularan, yaitu hubungan seksual lawan jenis (heteroseksual), hubungan sejenis melalui Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), penggunaan alat suntik secara bergantian, transfusi darah dan dari ibu ke anak. 3. PNEUMONIA Pneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian balita, yaitu diperkirakan sebanyak balita di tahun Pneumonia menyerang semua umur di semua wilayah, namun terbanyak terjadi di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara ( Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Pneumonia adalah infeksiakut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan bakteri. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Salah satuupaya yang dilakukanuntuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia secara nasional sebesar 3.55%. Sedangkan di Kalimantan Timur termasuk di Kutai Timur sebesar 2,86%. GAMBAR 4.3 Cakupan Penemuan Pneomonia di Indonesia Tahun Keterangan : Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2016 Sampai dengan tahun 2014, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 20%-30%. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 63,45%. Salah satu penyebab peningkatan penemuan yaitu menurunnya sasaran penemuan pneumonia, yang sebelumnya sama untuk semua provinsi (10%), pada tahun 2015 menggunakan hasil Riskesdas 2013 yang berbeda-beda untuk setiap provinsi dan secara nasional sebesar 3,55%. Selama tahun 2016 di Kutai Timur dengan jumlah balita balita diperkirakan sebanyak balita menderita pneumonia. Dari jumlah tersebut hanya 290 balita (23%) yang ditemukan dan ditangani. Penemuan kasus pneumonia di tahun 2015 merupakan yang tertinggi selama 6 tahun. Dimana pada tahun 2014 penemuan pneumonia sebanyak 165 kasus, lebih 33 B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

45 rendah jika dibandingkan dengan kondisi di tahun sebelumnya, yaitu selama tahun 2013 sebesar 235 balita (6,8%) dan di tahun 247 (7,7%). Seluruh balita penderita pneumonia telah mendapat perawatan sesuai standar. Berikut disajikan jumlah penderita pnemonia selama 6 tahun terakhir di Kutai Timur. GAMBAR 4.4 Jumlah Penderita Pneomoniadi Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Laporan Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang P2PL Tahun 2016 Wilayah Puskesmas dengan kejadian kasus terbesar berturut turut adalah Puskemas Long Mesangat dengan 126 kasus, Puskesmas Kaliorang dengan 94 kasus dan Puseksams Muara Bengkal dengan 79 kasus. Informasi penemuan kasus pneumonia disajikan menurut jenis kelamin dan pusksmas pada Bab Lampiran Tabel KUSTA Jumlah penderitakusta yang dilaporkan dari 121 negara di 5 regional WHO sebanyak kasus di akhir tahun 2014 dengan kasus baru ( Penatalaksanaan kasus kusta yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Penyakit kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lamaantara 2 3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia.kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 5 tahunbahkan juga dapat memakan waktulebih dari 5 tahun. Target prevalensi kusta sebesar <1 per penduduk (<10 per penduduk). Prevalensi kusta di Indonesia pada tahun 2014 yang sebesar 0,79 per penduduk telah mencapai target program nasional. Pada tahun 2014 dilaporkan kasus baru / NCDR (New Case Detection Rate) kusta dengan 83,5% kasus di antaranya merupakan tipe Multi Basiler (MB). Sedangkan menurut jenis kelamin, 62,6% penderita baru kusta berjenis kelamin laki-laki dan sebesar 37,4% lainnya berjenis kelamin perempuan. Sedangkan prevalensi kusta di Kutai Timur tahun 2016 sebesar 5,04 per penduduk. Pada tahun 2016 dilaporkan 18 kasus baru, sebanyak 13 diantaranya merupakan tipe MB/ Kusta basah. Sedangkan menurut jenis kelamin 22% (4 penderita) diantaranya merupakan perempuan dan 78% (14 penderita) sisanya laki laki. Sedangkan Angka Penemuan Kasus Baru kusta dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. 34 B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

46 GAMBAR 4.5 Angka Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kusta di Kutai Timur Tahun ,74 4,81 8,28 Keterangan : Sumber : Laporan Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang P2PL Tahun 2016 Informasi penemuan kasus baru kusta menurut kelamin dan puskesmas disaijikan pada Bab Lampiran Tabel 14 dan 15. Sedangkan prevalensi kusta menurut tipe, jenis kelamin dan puskesmas disajikan di Tabel 16. Penderita kusta selesai berobat menurut jensi kelamin dan puskesmas disajikan pada Tabel DIARE Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita orang dan kematian 30 orang (CFR 2,47%). Persentase penemuan dan penanganan kasus diare di Kabupaten Kutai Timur selama tahun disajikan pada gambar 4.6 berikut. 9,92 6,81 GAMBAR 4.6 Persentase Penemuan dan Penangan Diare di Kutai Timur Tahun , Keterangan : Sumber : Laporan Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang P2PL Tahun 2016 Penanganan kasus diare berkaitan dengan tingkat kejadian diare yang terjadi di Kutai Timur. Dari estimasi kasus sebesar kasus selama tahun 2016, ternyata jumlah kasus yang 35 B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

47 terjadi hanya sebesar kasus (98,7%). Sedangkan untuk capaian capaian yang melebihi 100% disebabkan banyaknya jumlah kasus yang terjadi pada periode tersebut melebihi estimasi awal yang diperkirakan. Hal ini tidak terlepas dari adanya kemarau panjang yang terjadi di tahun 2015, sehingga menyebabkan akses masyarakat terhadap air bersih sangat terbatas. Hal ini terutama terjadi pada kelompok masyarakat yang belum tercover areal PDAM. Menurut Riskesdas 2013, insiden diare ( 2 minggu terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala pada seluruh kelompok umur sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%- 6,3%) dan insiden diare pada balita sebesar 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%). Sedangkan period prevalence diare pada seluruh kelompok umur (>2 minggu-1 bulan terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala sebesar 7% dan pada balita sebesar 10,2%. B. PENYAKIT TULAR VEKTOR 1. Demam Berdarah Dengeu (DBD) Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. GAMBAR 4.7 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Per Penduduk di Indonesia Tahun Keterangan : Sumber : Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan RI, 2016 Pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak kasus dengan jumlah kematian sebanyak orang (IR/Angka kesakitan= 50,75 per penduduk dan CFR/angka kematian= 0,83%). Dibandingkan tahun 2014 dengan kasus sebanyak serta IR 39,80 terjadi peningkatan kasus pada tahun Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar < 49 per penduduk, dengan demikian Indonesia belum mencapai target Renstra Berikut tren angka kesakitan DBD selama kurun waktu disajikan pada Gambar B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

48 GAMBAR 4.8 Angka Kesakitan DBD di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Laporan Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang P2PL Tahun 2016 Sedangkan di Kabupaten Kutai Timur, pada kurun tahun telah terjadi penigkatan kasus DBD. Pada tahun 2013 telah ditemukan kasus sebanyak 282 kasus dengan IR 93,6 per Penduduk, meningkat jika dibanding kondisi tahun 2011 dan Peningkatan ini tidak lepas dari semakin meningkatnya cakupan pelayanan di Puskesmas. Pada tahun 2014 untuk pertama kalinya terjadi penurunan kasus, tercatat telah ditemukan kasus sebanyak 221 kasus dengan IR 87,7 per penduduk. Meskipun menurun namun di tahun 2014 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di wilayah kerja Puskems Sepaso dengan meninggalnya 1 orang pasien. Sedangkan tahun 2015 ini terjadi peningkatan kasus sebanyak 654 kasus dengan IR 193,7 per Penduduk juga diikuti KLB di beberapa desa (Rincian Pada Tabel 27). Begitu pula di tahun 2016 terjadi kasusdengan IR 375,3 per diikuti dengan KLB di beberapa desa seperti tahun Hal ini terjadi akibat tidak berjalan dengan maksimal kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat. Tabel 21 dari lampiran buku ini akan menampilkan secara rinci distribusi kasus DBD untuk setiap wilayah puskesmas. Sedangkan kejadian KLB diulas pada Bab Lampiran Tabel 27 dan Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Sekitar 80% dari kabupaten/kota di Indonesia termasuk kategori endemis dan lebih dari 45% penduduknya berdomisili di desa endemis, termasuk wilayah Kabupaten Kutai Timur. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Annual Parasite Incidence (API) adalah angka kesakitan malaria positif per penduduk beresiko dalam 1 tahun. Penderita positif yang dimaksud adalah penderita yang telah 37 B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

49 dikonfirmasi positif melalui pemeriksaan mikroskopik (sediaan darah Malaria) maupun tes diagnosis cepat / Rapid Diagnostic Test (RDT) yang ditemukan melalui kegiatan ACD dan PCD di suatu wilayah selama 1 tahun. API digunakan untuk mengetahui insiden penyakit malaria pada suatu daerah. GAMBAR 4.9 Jumlah Kasus Malaria di Kutai Timur Tahun Keterangan : Sumber : Laporan Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang P2PL Tahun 2016 API / Angka Kesakitan Malaria di Kabupaten Kutai Timur tahun 2016 sebesar 0,2 per penduduk dengan kasus positif sebesar 55 kasus. Capaian ini lebih rendah dibandingkan capaian di tahun 2015 dengan API sebesar 0,61 per penduduk dengan jumlah positif kasus sebanyak 143 kasus. Sedangkan di tahun 2014 sebesar 11,41 per penduduk, dengan jumlah kasus positif sebanyak 557 kasus. Jumlah kasus yang ditemukan tahun 2014 lebih rendah dari kasus yang di temukan di tahun 2013 lalu sebesar 735 kasus. Dengan jumlah kasus yang terus menurun diharapkan eliminasi malaria dapat berhasil dilakukan pada tahun 2017 di Kutai Timur. Informasi lengkap kesakitan dan kematian malaria di Kutai Timur menurut jenis kelamin dan puskesmas disajikan pada Bab Lampiran Tabel B a b I V P e n g e n d a l i a n P e n y a k it

50 Bab V Sumber Daya Kesehatan Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). 1. Pusat Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya. Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapaitujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya KesehatanPerseorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatanyang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Jumlah Puskesmas di Indonesia sampai dengan Desember 2015 sebanyak unit, yang terdiri dari unit Puskesmas rawat inap dan unit Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2014 yaitu sebanyak unit, dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak unit dan Puskesmas non rawat inapsebanyak unit. Sedangkan di Kutai Timur jumlah puskesmas sebanyak 21 puskesmas terbagi atas 19 puskesmas rawat inap dan 2 puskesmas non rawatinap. yang tersebar di 18 kecamatan di seluruh Kutai Timur. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap Puskesmas adalah rasio Puskesmas, poliklinik pustu per satuan penduduk. Pertumbuhan puskesmas baru yang tidak seimbang dengan tumbuhnya penduduk menyebabkan rasio puskesmas terhadap penduduk terus menurun, hingga akhir tahun 2016 rasio puskesmas terhadap penduduk sebesar 0,45per penduduk. Berbanding dengan targert restra 0,45 per 39 B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

51 1.000 penduduk, maka dilihat dari ketersediaan sarana puskesmas, poliklinik dan puskesmas pembantu telah mencuupi namun secara kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan masih belum terpenuhi. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu (pustu). Jumlah pustu se-kutai Timur pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 107 puskesmas pembantu dengan rasio terhadap puskesmas sebesar 5 puskesmas pembantu per 1 puskesmas induk. Sedangkan terhadap jumlah desa cakupan puskesmas pembantu mencapai 77,04%. Gambar 5.1 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu di Kutai Timur Tahun Sumber: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2016 Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, melaksanakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas dan upaya kesehatan pengembangan yang diselenggarakan disesuaikan dengan masalah, kondisi, kebutuhan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar (PONED) yang dilaksanakan Puskesmas merupakan upaya terobosan Kementerian Kesehatan RI dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu target pencapaian MDGs Puskesmas PONED bertujuan mendekatkan akses masyarakat kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Terdapat perbedaan konsep istilah rawat inap yang digunakan dalam PONED dan Puskesmas perawatan. Konsep rawat inap yang digunakan dalam Puskesmas PONED adalah Puskesmas yang dapat melakukan perawatan inap kepada pasien pasca tindakan emergensi, dalam arti tidak langsung pulang (one day care). Kenyataan menunjukkan bahwa Puskesmas non perawatan juga memiliki tempat tidur yang mampu memberikan pelayanan rawat inap kepada pasien dan mampu melakukan tindakan emergensi obstetri dan neonatal dasar. Jumlah puskesmas PONED di Kutai Timur belum memenuhi target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu minimal 4 Puskesmas PONED di 1 Kabupaten. Kekurangan puskesmas PONED disebabkan tidak lengkapnya tenaga yang telah dilatih akibat mutasi pegawai dan beberapa puskesmas yang telah dilatih belum memiliki peralatan yang mendukung kegiatan PONED (PONED Set) sehingga pelayanan yang diberikan belum semaksimal yang diharapkan. 40 B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

52 2. Rumah Sakit Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Tabel 5.1 Daftar RS Yang Ada di Kutai Timur Tahun 2016 No Nama RS Jenis RS Kepemilikan 1 RSUD Kudungga Umum Pemkab Kutim 2 RS. Meloy Umum Swasta 3 RS. Medika Sangata Umum Swasta 4 RS. PKT Prima Umum Swasta 5 RS. Asysifa Khusus Swasta 6 RSIA. Cahaya Sangatta Khusus Swasta 7 RS. Pratama Sangkulirang Umum Pemkab Kutim Keterangan : Sumber : Seksi Pelayanan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan, Tahun 2016 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 7 Rumah Sakit dengan perincian 2 Rumah Sakit Pemerintah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur dan 5 Rumah Sakit Swasta. Dari sejumlah rumah sakit yang ada sebanyak 5 Rumah Sakit Umum dan 2 Rumah Sakit Khusus yang melayani kesehatan ibu dan anak. Dengan total jumlah tempat tidur sebanyak 428 tempat tidur.informasi persentase kunjungan strata I (puskesmas) dan strata II (Rumah Sakit) disajikan secara rinci pada Bab Lampiran Tabel 54, 55 dan 56. B. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) merupakan salah satu upaya (program) yang dikembangan oleh Departemen Kesehatan, yang mempunyai tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat secara mandiri. Pengembangan sarana UKBM di antaranya terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga (Toga), dan Pos Obat Desa (POD). 1. Posyandu Salah satu jenis UKBM yang telah lama dikembangkan dan mengakar di masyarakat adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. 41 B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

53 Gambar 5.3 Persentase Strata Posyandu di Kutai Timur Tahun 2016 Keterangan : Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Binkesmas Tahun 2016 Sebanyak 308 Pelayanan posyandu telah melayani ibu, bayi dan balita di Kutai Timur hingga akhir tahun 2016, jumlah ini meningkat dibandingkan jumlah posyandu yang ada pada tahun 2015 yaitu sebanyak 298 dan tahun 2014 sebanyak 273 posyandu dan di tahun 2013 juga2012 yaitu masing masing sebanyak 243 dan 214 posyandu. Namun dari jumlah yang ada baru 40% posyandu yang bisa dikategorikan posyandu aktif, yaitu strata Purnama 19% dan strata Mandiri 21%, sisanya terdiri dari strata madya 44% dan strata pratama 16%. Oleh karena itu Dinas Kesehatan melalui Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat masih harus melakukan pembinaan agar, dapat meningkatkan strata posyandu tersebut. Gambar 5.4 Pencapaian Rasio Posyandu Per Satuan Balita Terhadap Target Renstra Tahun Keterangan : Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Binkesmas Tahun 2016 Gambar 5.4 menunjukkan dalam periode 6 tahun terakhir, adanya kesenjangan antara pencapaian rasio posyandu selama pada 4 tahun pertama, namun rasio menigkat di periode tahun ke 5. Meskipun meningkat namun capaian belum mampu mencapai target akhir perioade renstra Dinas Kesehatan di tahun 2015 yaitu sebesar 12,37%. Begitu pula di tahun 2016 capaian 42 B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

54 rasio posyandu per satuan balita sebesar 7,49 atau dalam setiap balita di Kutai Timur terdapat minimal 7 posyandu. Rendahnya rasio posyandu terhadap jumlah balita ini disebabkan pertumbuhan posyandu tidak sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk khususnya kelompok usia balita. Ketersediaan tenaga kader menjadi kendala utama, karena tidak mudah mendapatkan tenaga sukarela yang mau dan mampu menjalankan peran kader posyandu, umumnya pada masyarakat perkotaan. Hal ini dibuktikan pada pencapaian menurut puskesmas dimana puskesmas yang memiliki pencapaian di bawah rata rata merupakan puskesmas perkotaan atau puskesmas dengan kepadatan penduduk tinggi. 2. Desa Siaga Selain posyandu beberapa UKBM lain telah dibentuk di Kabupaten Kutai Timur, dimana antar UKBM saling bekerja sama dan dikoordinir dalam satu Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri. Secara umum sosialisasi untuk pengembangan desa siaga sudah dilaksanakan secara menyeluruh, tetapi dalam pelaksanaannya untuk pengembangan desa siaga belum mendapatkan dukungan dari pemerintah desa dan tokoh masyarakat, sehingga belum semua desa terbentuk menjadi desa siaga. Sementara itu untuk desa siaga yang telah terbentuk dalam pelaksanaannya juga mengalami kendala untuk program kerjanya belum berjalan maksimal. Survey Mawas Diri (SMD), Musyarawarah Masyarakat Desa (MMD) belum berjalan dengan rutin. Diperlukan dukungan dan kerjasama dari semua lintas program, lintas sector dan swasta untuk mengembangkan desa siaga. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota. Target yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 80% desa dan kelurahan yang ada di Indonesia telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Sedangkan cakupan desa siaga di Kutai Timur hingga tahun 2016 telah mencapai 84%. Pencapaian desa siaga di Kutai Timur dalam 6 tahun terakhir terdapat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5 Pencapaian Persentase Desa Siaga Di Kutai Timur Tahun Target 80% Keterangan : Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Binkesmas Tahun B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

55 Tabel 5.2 Daftar UKBM Yang Ada di Kutai Timur Tahun 2016 No Nama UKBM Jumlah 1 Posyandu Desa Siaga Poskesdes 44 4 Polindes 14 5 Posbindu 40 Keterangan : Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Binkesmas Tahun 2016 Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, dengan kata lain sebagai salah satu wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans perilaku berisiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawat daruratan kesehatan dan kesiap siagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Adanya poskesdes merupakan salah satu indikator suatu desa disebut desa siaga. C. Tenaga Kesehatan SDM Kesehatan terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di kabupaten dan Puskesmas/ Kecamatan, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT Pusat, Tenaga Kerja Kontrak Daerah, dan tenaga kesehatan di sektor swasta. Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pendataan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan menggunakan pendekatan tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan pendekatan tersebut, di Kutai TimurTahun 2016 tercatat sebanyak tenaga kesehatan. Terdiri atas 178 tenaga medis, tenaga paramedis, 72 tenaga kefarmasian, dan 187 tenaga kesehatan lainnya. Status ketenagaan pemerintah merupakan tenaga kesehatan yang bekerja pada instansi pemerintah yaitu puskesmas, Klinik pemerintah, Gudang Farmasi, Dinas Kesehatandan RSUD Sangatta, yang terdiridaritenaga PNS, CPNS, TK2D, dantenaga PTT Pusat. Sedangka status ketenagaan swasta merupakan seluruh tenaga kesehatan yang bekerja pada RS Swasta, Klinik dan Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kutai Timur yang telah terdaftar pada Dinas Kesehatan. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi sumber daya manusia kesehatan menurut jenis tenaga dan sarana kesehatan dapat dilihat pada Bab Lampiran Tabel Sedangkan secara singkat dapat di lihat pada table berikut. 44 B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

56 Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 NO KECAMATAN TENAGA MEDIS TENAGA KEPERA WATAN TENAGA BIDAN TENAGA KEFAR MASIAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 1 Sangatta Selatan Sangatta Utara Bengalon Rantau Pulung Kaliorang Sangkulirang Sandaran Muara Wahau Kongbeng Telen Muara Bengkal Ma Ancalong Busang Teluk Pandan Kaubun Karangan Long Mesangat Batu Ampar Keterangan : Sumber : Seksi Pengembangan Tenaga Kesehatan Bidang PSDK, Tahun 2016 Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kutai Timur tahun 2016 terdiri atas 38 dokter spesialis dengan rasio 10,64 per penduduk, 108 Dokter umum dengan rasio sebesar 30,25 per penduduk, 32 dokter gigi dengan rasio sebesar 8,96 per penduduk, 418 bidan dengan rasio 117,08 per penduduk, serta 705 perawat, 72 tenaga farmasi, 26 tenaga gizi, 74 tenaga kesehatan masyarakat, 14 tenaga sanitasi lingkungan, 66 tenaga teknisi medis dan 7 fisioterapis. D. Pembiayaan Kesehatan Salah satu sub sistem dalam kesehatan nasional adalah sub sistem pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakarat. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Secara umum, sumber biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi pembiayaan yang bersumber dari anggaran pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari anggaran masyarakat. 45 B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

57 Anggaran kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, sehingga anggaran yang dialokasikan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi salah satu sumber anggaran kesehatan terbesar di Kabupaten Kutai Timur. Proporsi anggaran kesehatan di Kabupaten Kutai Timur masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dan belum mencapai 15% dari jumlah APBD, serta lebih besar digunakan untuk belanja pegawai. Gambar 5.6 Persentase Anggaran Kesehatan di Kutai Timur Tahun 2016 BL Dinkes BTL Dinkes BTL RSUD BL RSUD Belanja BLUD RSUD Keterangan : Sumber : Sub Bagian Keuangan, Tahun 2016 Total alokasi anggaran kesehatan di Kabupaten Kutai Timur tahun 2016 adalah sebesar Rp (Dua Ratus Tujuh Belas Milyar Seratus Delapan Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Dua Ratus Empat Puluh Lima Rupiah) atau sebesar 6,83% dari APBD Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp ,- (Tiga Triliun Seratus Tujuh Puluh Delapan Milyar Delapan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Dua Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Delapan Ratus Enam Puluh Tujuh Rupiah). Dengan jumlah anggaran kesehatan yang ada, maka terhadap jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur Anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp ,-. Anggaran Kesehatan di Kabupaten Kutai Timur bersumber APBD II terbagi atas Anggaran Dinas Kesehatan sebesar Rp ,00 dan RSUD Kudungga sebesar Rp ,00. Informasi anggaran kesehatan Kabupaten Kutai Timur tersaji pada Bab Lampiran Tabel B a b V S u m b e r D a y a K e s e h a t a n

58 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah Km2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km 2 10 Jiwa/Km2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 49 per 100 penduduk produktif Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 119 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs % Tabel 3 b. SMA/ SMK/ MA % Tabel 3 c. Sekolah menengah kejuruan % Tabel 3 d. Diploma I/Diploma II % Tabel 3 e. Akademi/Diploma III % Tabel 3 f. Universitas/Diploma IV % Tabel 3 g. S2/S3 (Master/Doktor) % Tabel 3 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup Tabel 4 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 4 12 Jumlah Kematian Neonatal neonatal Tabel 5 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 5 14 Jumlah Bayi Mati bayi Tabel 5 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) ,22 per Kelahiran Hidup Tabel 5 16 Jumlah Balita Mati Balita Tabel 5 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 5 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu 16 Ibu Tabel 6 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 271 per Kelahiran Hidup Tabel 6

59 RESUME PROFIL KESEHATAN ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA % Tabel 7 CNR kasus baru BTA per penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB per penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 11 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan per penduduk Tabel 9 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani ,49 % Tabel Jumlah Kasus HIV Kasus Tabel Jumlah Kasus AIDS Kasus Tabel Jumlah Kematian karena AIDS Jiwa Tabel Jumlah Kasus Syphilis Kasus Tabel Donor darah diskrining positif HIV 0-0 % Tabel Persentase Diare ditemukan dan ditangani % Tabel Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 14,00 4,00 18,00 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 7,21 2,46 5,04 per penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun - % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta - % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta - per penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0,77 0,18 0,50 per Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 60,00-50,00 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 30,00 33,33 30,77 % Tabel Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 1,31 per penduduk <15 thn Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri Kasus Tabel 19

60 RESUME PROFIL KESEHATAN ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan Case Fatality Rate Difteri - % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) - % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum - % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak ,00 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak - % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B Kasus Tabel Incidence Rate DBD per penduduk Tabel Case Fatality Rate DBD % Tabel Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) per penduduk berisiko Tabel Case Fatality Rate Malaria % Tabel Angka Kesakitan Filariasis 3,61 2,46 3,08 per penduduk Tabel Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 5,04 65,24 68,60 % Tabel Persentase obesitas % Tabel Persentase IVA positif pada perempuan usia tahun - % Tabel % tumor/benjolan payudara pada perempuan tahun 1,71 % Tabel Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 99,04 % Tabel Kunjungan Ibu Hamil (K4) 77,98 % Tabel Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 86,50 % Tabel Pelayanan Ibu Nifas 80,56 % Tabel Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 86,50 % Tabel Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 49,19 % Tabel Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 77,79 % Tabel Penanganan komplikasi kebidanan 78,63 % Tabel Penanganan komplikasi Neonatal 90,20 84,32 87,32 % Tabel 33

61 RESUME PROFIL KESEHATAN ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan 48 Peserta KB Baru 13,34 % Tabel Peserta KB Aktif 66,51 % Tabel Bayi baru lahir ditimbang % Tabel Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) % Tabel Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 95,15 94,80 94,98 % Tabel Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 85,17 82,88 84,05 % Tabel Bayi yang diberi ASI Eksklusif 55,53 57,27 56,35 % Tabel Pelayanan kesehatan bayi 92,91 101,10 96,65 % Tabel Desa/Kelurahan UCI 88,15 % Tabel Cakupan Imunisasi Campak Bayi 97,53 106,46 101,60 % Tabel Imunisasi dasar lengkap pada bayi 97,23 105,14 100,84 % Tabel Bayi Mendapat Vitamin A 210,13 224,17 216,54 % Tabel Anak Balita Mendapat Vitamin A 79,98 84,34 81,97 % Tabel Baduta ditimbang 44,99 43,55 44,29 % Tabel Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) % Tabel Pelayanan kesehatan anak balita 54,33 125,27 86,69 % Tabel Balita ditimbang (D/S) 53,80 58,13 55,78 % Tabel Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,54 0,56 0,55 % Tabel Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 93,78 93,99 93,88 % Tabel Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0 Tabel SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 28 sekolah Tabel SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 44 sekolah Tabel Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 10,02 13,59 11,71 % Tabel Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 26,96 29,16 28,02 % Tabel Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 26,96 29,16 28,02 % Tabel Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 150,45 221,29 179,67 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan % Tabel 53

62 RESUME PROFIL KESEHATAN ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan 76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan % Tabel Cakupan Kunjungan Rawat Inap % Tabel Angka kematian kasar/gross Death Rate (GDR) di RS per pasien keluar Tabel Angka kematian murni/nett Death Rate (NDR) di RS per pasien keluar Tabel Bed Occupation Rate (BOR) di RS 28 % Tabel Bed Turn Over (BTO) di RS 49 Kali Tabel Turn of Interval (TOI) di RS 5 Hari Tabel Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-phbs 56,71 % Tabel 57 C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat 51,98 % Tabel Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 8,88 % Tabel Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 84,55 % Tabel Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 45,44 % Tabel Desa STBM - % Tabel Tempat-tempat umum memenuhi syarat 44,52 % Tabel 63 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 60,88 % Tabel 64 TPM tidak memenuhi syarat dibina 69 % Tabel 65 TPM memenuhi syarat diuji petik 40 % Tabel 65 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 94 Jumlah Rumah Sakit Umum 5 RS Tabel Jumlah Rumah Sakit Khusus 2 RS Tabel Jumlah Puskesmas Rawat Inap 17 Tabel Jumlah Puskesmas non-rawat Inap 4 Tabel 67 Jumlah Puskesmas Keliling 21 Tabel 67 Jumlah Puskesmas pembantu 107 Tabel 67

63 RESUME PROFIL KESEHATAN ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan 98 Jumlah Apotek - Tabel RS dengan kemampuan pelayanan gadar level % Tabel Jumlah Posyandu 308 Posyandu Tabel Posyandu Aktif 39,61 % Tabel Rasio posyandu per 100 balita 0,75 per 100 balita Tabel UKBM Poskesdes 44 Poskesdes Tabel 70 Polindes 14 Polindes Tabel 70 Posbindu 40 Posbindu Tabel Jumlah Desa Siaga 113 Desa Tabel Persentase Desa Siaga 83,70 % Tabel 71 D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis Orang Tabel Jumlah Dokter Umum Orang Tabel Rasio Dokter (spesialis+umum) 41 per penduduk Tabel Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis Orang Tabel Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 9 per penduduk 111 Jumlah Bidan 427 Orang Tabel Rasio Bidan per penduduk 120 per penduduk Tabel Jumlah Perawat Orang Tabel Rasio Perawat per penduduk 213 per penduduk Tabel Jumlah Perawat Gigi Orang Tabel Jumlah Tenaga Kefarmasian Orang Tabel Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Orang Tabel Jumlah Tenaga Sanitasi Orang Tabel Jumlah Tenaga Gizi Orang Tabel 77 D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan Rp Tabel APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 7 % Tabel Anggaran Kesehatan Perkapita Rp Tabel 81

64 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN PENDUDUK (km2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km Sangatta Selatan Sangatta Utara Bengalon Rantau Pulung Kaliorang Sangkulirang Sandaran Muara Wahau Kongbeng Telen Muara Bengkal Ma Ancalong Busang Teluk Pandan Kaubun Karangan Long Mesangat Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur

65 TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN JUMLAH ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 49 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur - Sumber lain... (sebutkan)

66 TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KELAHIRAN NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA LAHIR MATI PER KELAHIRAN (DILAPORKAN) Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

67 TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

68 TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH LAHIR HIDUP JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 271 Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

69 TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SELURUH JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB KASUS TB ANAK 0-14 JUMLAH PENDUDUK TAHUN L P L P L+P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan , Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) CNR KASUS BARU TB BTA+ PER PENDUDUK 110,73 85,36 99,16 CNR SELURUH KASUS TB PER PENDUDUK 175,11 165,19 170,58 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

70 TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TB PARU NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK BTA (+) % BTA (+) TERHADAP SUSPEK L P L + P L P L + P L P L + P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ,63 13,56 16,70 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

71 TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) DIOBATI* ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) L P L + P L ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE) P L + P ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,59 8 3,54 9 7, ,84 96,46 99,20 97, ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER PENDUDUK Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: * kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

72 TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PNEUMONIA PADA BALITA NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

73 TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN H I V AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS NO KELOMPOK UMUR L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

74 TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN NO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH PENDONOR DONOR DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % PMI Kab Kutai Timur P POSITIF HIV L + P L P L + P JUMLAH Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

75 TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DIARE NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK JUMLAH TARGET PENEMUAN L DIARE DITANGANI P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ,72 ANGKA KESAKITAN DIARE PER PENDUDUK 214 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

76 TABEL 14 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering KASUS BARU Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah L P L+P L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER PENDUDUK 7 2 5,04, PB + MB Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

77 TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KASUS BARU NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2 JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER PENDUDUK - Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

78 TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KASUS TERCATAT NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER PENDUDUK 1 0,504, Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

79 TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2014 KUSTA (PB) KUSTA (MB) NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PB a RFT PB RFT MB L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

80 TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) Sangatta Selatan Sangatta Selatan - 2 Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga - 4 Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang 1 8 Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun - 19 Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar - JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

81 TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS PD3I DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) 0,00 0,00 0,00 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

82 TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS PD3I NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK POLIO HEPATITIS B JUMLAH KASUS MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) 0,0 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

83 TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER PENDUDUK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

84 TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK POSITIF MENINGGAL CFR L P L+P L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER PENDUDUK BERISIKO 0 0 0,2 Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

85 TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PENDERITA FILARIASIS NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS L P L+P L P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

86 TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 18 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

87 TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

88 TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan - #DIV/0! #DIV/0! 2 Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 4 Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang - #DIV/0! Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal 24 #DIV/0! Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) PEREMPUAN USIA TAHUN PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination

89 TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA YANG TERSERANG JUMLAH KEC JUMLAH DESA/KEL WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) DIKETAHUI DITANGGU- LANGI JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P DBD /01/ /01/ /01/ ,68 2,26 1, DBD /06/ /06/ /06/ ,76 0,99 0, DBD /12/ /12/ /12/ ,46 0,26 0, DBD /06/ /06/ /06/ ,36 0,20 0, DBD /06/ /06/ /06/ ,53 1,56 2, DBD /10/ /10/ /10/ ,23 5,10 6, AFP /06/ /06/ /06/ ,00 0,09 0, AFP /02/ /02/ /02/ ,00 0,12 0, Tetanus N /08/ /08/ /08/ ,05 0,00 0, Keracunan /02/ /02/ /02/ ,07 0,06 0, Keracunan /09/ /09/ /09/ ,10 0,10 0, Campak /05/ /05/ /05/ ,03 0,03 0, Campak /09/ /09/ /09/ ,03 0,02 0, Campak /06/ /06/ /06/ ,02 0,04 0, Keracunan /09/ /09/ /09/ ,13 0,14 0, DBD /03/ /03/ /03/ ,47 0,00 0, CFR (%) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

90 TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM NO KECAMATAN PUSKESMAS KLB DI DESA/KELURAHAN JUMLAH DITANGANI <24 JAM % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso 5 Bengalon Tepian Baru 6 Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran 10 Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II 12 Kongbeng Kongbeng 13 Telen Telen 14 Muara Bengkal Muara Bengkal 15 Ma Ancalong Ma Ancalong 16 Busang Busang 17 Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun 19 Karangan Karangan 20 Long Mesangat Long Mesangat 21 Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

91 TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH K1 K4 JUMLAH PERSALINAN DITOLONG NAKES MENDAPAT YANKES NIFAS IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

92 TABEL 30 NO KECAMATAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

93 TABEL 31 NO KECAMATAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

94 TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET) JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

95 TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN JUMLAH LAHIR HIDUP PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL S % L P L + P L P L + P S % S % S % L P L + P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) , Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

96 TABEL 34 NO KECAMATAN PUSKESMAS PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS MKJP IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM PESERTA KB AKTIF % SUNTIK % PIL % NON MKJP OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

97 TABEL 35 NO KECAMATAN PUSKESMAS PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS MKJP IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDO M PESERTA KB BARU % SUNTIK % PIL % NON MKJP OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

98 TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PUS PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

99 TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR JUMLAH LAHIR HIDUP L P L + P L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan , , ,3 19 8,6 19 8,5 38 8,6 2 Sangatta Utara Sangatta Utara , , ,1 13 3,3 19 4,2 32 3,8 3 Sangatta Utara Teluk Lingga , , ,1 3 0,8 5 1,1 8 1,0 4 Bengalon Sepaso , , ,6 4 2,2 16 6,4 20 4,6 5 Bengalon Tepian Baru , , ,0 2 5,9-2 2,1 6 Rantau Pulung Rantau Pulung , , ,0 6 10,9 5 4,4 11 6,5 7 Kaliorang Kaliorang , , ,8 6 7,1 6 7,0 12 7,0 8 Sangkulirang Sangkulirang , , ,4 3 1,9 3 1,9 6 1,9 9 Sandaran Sandaran , , ,9 2 4,0 3 5,3 5 4,7 10 Muara Wahau Muara Wahau I , , ,8 6 5,0 6 4,8 12 4,9 11 Muara Wahau Muara Wahau II , , ,0 2 2,5 4 4,5 6 3,6 12 Kongbeng Kongbeng , , ,7 3 1,7 6 3,0 9 2,4 13 Telen Telen , , ,2 1 2,0-1 0,9 14 Muara Bengkal Muara Bengkal , , ,5 6 6, ,6 18 9,8 15 Ma Ancalong Ma Ancalong , , , ,2 9 8, ,7 16 Busang Busang , , ,8 4 13,3 1 2,7 5 7,5 17 Teluk Pandan Teluk Pandan , , ,2 6 4,9 8 5,1 14 5,0 18 Kaubun Kaubun , , ,4 6 6,0 5 4,7 11 5,3 19 Karangan Karangan , , ,1 5 6,3 2 2,0 7 3,9 20 Long Mesangat Long Mesangat , , ,0 3 6,1 5 9,3 8 7,8 21 Batu Ampar Batu Ampar , , ,5 4 11,4 2 4,4 6 7,5 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , ,6 Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

100 TABEL 38 NO KECAMATAN PUSKESMAS CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) JUMLAH LAHIR HIDUP L P L + P L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

101 TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN 0-6 BULAN L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

102 TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN BAYI JUMLAH BAYI NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

103 TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN DESA/KELURAHAN UCI % DESA/KELURAHAN UCI Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

104 TABEL 42 NO KECAMATAN PUSKESMAS CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP L Hb < 7 hari P BAYI DIIMUNISASI BCG L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

105 TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT) BAYI DIIMUNISASI DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4 a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P % % % % % % % % % % % % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

106 TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar H (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur. Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

107 TABEL 45 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S) L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur JUMLAH (D) ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) DITIMBANG BGM % (D/S) L P L+P

108 TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI) L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,7 Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

109 TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) DITIMBANG BALITA % (D/S) L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L BGM P L+P Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

110 TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN JUMLAH DITEMUKAN L P L + P L P L+P S % S % S % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,0 Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

111 TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) JUMLAH L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 93,8 94,0 93,9 Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

112 TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN Sangatta Selatan Sangatta Selatan ,53 2 Sangatta Utara Sangatta Utara ,57 3 Sangatta Utara Teluk Lingga ,41 4 Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang ,18 8 Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran ,06 10 Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng ,02 13 Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun ,30 19 Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/ KOTA) ,23 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kabuapaten Kutai Timur

113 TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL % JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI % JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau I Muara Wahau I Muara Wahau II Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kabuapaten Kutai Timur

114 TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS USILA (60TAHUN+) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P L % P % L+P % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

115 TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH L P L+P L P L+P % Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN PBI APBD Pekerja penerima upah (PPU) Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri Bukan pekerja (BP) Jamkesda Asuransi Swasta Asuransi Perusahaan JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

116 TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I RSUD Sangatta RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: Laporan SP2TP Puskesmas Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

117 TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT NO NAMA RUMAH SAKIT JUMLAH TEMPAT TIDUR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT GDR NDR L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P RSUD Sangatta ,5 3,6 2 RS. Meloy ,0 0,5-1,0 0,5 3 RS. Medika Sangatta (SOHC) ,0 2,8-0,3 0,6 0,5 4 RS. PKT Prima ,0 9,1 9, RS. Asysifa ,6 4,7 6,3-1,2 0,9 6 RS. Pertamedika #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 RSIA. Cahaya Sangatta ,9 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 KABUPATEN/KOTA ,4 3,3 8,3 0,3 0,7 1,4 Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

118 TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT NO NAMA RUMAH SAKIT a JUMLAH TEMPAT TIDUR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) JUMLAH HARI PERAWATAN JUMLAH LAMA DIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI) RSUD Sangatta ,9 8,9-2 RS. Meloy ,3 58, RS. Medika Sangatta (SOHC) ,7 65, RS. PKT Prima ,3 46, RS. Asysifa ,9 48, RS. Pertamedika - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 RSIA. Cahaya Sangatta , KABUPATEN/KOTA ,2 48,7 5 - Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

119 TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH TANGGA JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU JUMLAH BER- PHBS % BER- PHBS Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru #DIV/0! 6 Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

120 TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SELURUH RUMAH 2015 RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT) RUMAH RUMAH DIBINA SYARAT (RUMAH SEHAT) YANG BELUM JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % SYARAT Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

121 JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH % PENDUDUK TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS BUKAN JARINGAN PERPIPAAN SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK NO KECAMATAN PUSKESMAS MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

122 TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA) JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan 26-2 Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga 68-4 Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung 8-7 Kaliorang Kaliorang 12-8 Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran 3-10 Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat 4-21 Batu Ampar Batu Ampar 4 - JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

123 JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH PENDUDUK JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS KOMUNAL MEMENUHI SYARAT JENIS SARANA JAMBAN LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT) JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

124 TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/ DESA STOP BABS KELURAHAN DESA MELAKSANAKAN STBM (SBS) DESA STBM JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

125 SD SLTP SLTA PUSKESMAS RUMAH SAKIT UMUM BINTANG NON BINTANG JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH TTU TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS YANG ADA TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN NO KECAMATAN PUSKESMAS SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL SD SARANA PENDIDIKAN SLTP SLTA SARANA KESEHATAN PUSKESMAS RUMAH SAKIT UMUM BINTANG HOTEL NON BINTANG TEMPAT-TEMPAT UMUM Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

126 TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH TPM JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL % JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

127 JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL PERSENTASE TPM DIBINA JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL PERSENTASE TPM DIUJI PETIK TABEL 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK NO KECAMATAN PUSKESMAS Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

128 TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN NO NAMA OBAT SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT/VAKSIN Alopurinol tablet 100 mg tablet Aminofilin tablet 200 mg tablet Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol Metampiron tablet 500 mg tablet Metampiron injeksi 250 mg ampul Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% tablet tube supp pot #DIV/0! 14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg tablet Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0! 17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0! 21 Atropin tetes mata 0,5% botol Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/ml - 1 ml (sulfat) ampul Betametason krim 0,1 % krim Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul Deksametason tablet 0,5 mg tablet Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - - #DIV/0! 28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - - #DIV/0! 29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul Diazepam tablet 2 mg tablet Diazepam tablet 5 mg tablet Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul Diagoksin tablet 0,25 mg tablet Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul #DIV/0! 37 Etakridin larutan 0,1% botol - - #DIV/0! 38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul Fenobarbital tablet 30 mg tablet Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet Furosemid tablet 40 mg tablet Gameksan lotion 1 % botol Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach Gentian Violet Larutan 1 % botol Glibenklamida tablet 5 mg tablet Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet Gliserin botol Glukosa larutan infus 5% botol Glukosa larutan infus 10% botol Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet Haloperidol tablet 0,5 mg tablet Haloperidol tablet 1,5 mg tablet Haloperidol tablet 5 mg tablet Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet Hidrkortison krim 2,5% tube Ibuprofen tablet 200 mg tablet Ibuprofen tablet 400 mg tablet Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet

129 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN NO NAMA OBAT SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT/VAKSIN Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet Kaptopril tablet 12,5 mg tablet Kaptopril tablet 25 mg tablet Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0! 69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol - - #DIV/0! 73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet 78 Sulfadoxin 500 mg Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol 79 + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol tablet mg, Trimetoprim 80 mg Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet 81 Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg - - #DIV/0! 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0! 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : ml vial Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol Mebendazol tablet 100 mg tablet Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet 90 mg Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul Metronidazol tablet 250 mg tablet Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul Nistatin tablet salut IU/g tablet Nistatin Vaginal tablet salut IU/g tablet Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0! 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol Paracetamol tablet 100 mg tablet - - #DIV/0! 105 Paracetamol tablet 500 mg tablet Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet Povidon Iodida larutan 10 % botol Povidon Iodida larutan 10 % botol Prednison tablet 5 mg tablet Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0! 113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet Reserpin tablet 0,10 mg tablet Reserpin tablet 0,25 mg tablet Ringer Laktat larutan infus botol Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube 118 4% Salisil bedak 2% kotak Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial Serum Anti Difteri Injeksi IU/vial (A.D.S.) vial Serum Anti Tetanus Injeksi IU/ampul (A.T.S.) ampul Serum Anti Tetanus Injeksi IU/vial (A.T.S.) vial Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - #DIV/0! 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul - - #DIV/0! 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul Triheksifenidil tablet 2 mg tablet Vaksin Rabies Vero vial Vitamin B Kompleks tablet tablet VAKSIN 136 BCG vial T T vial #DIV/0! 138 D T vial CAMPAK 10 Dosis vial POLIO 10 Dosis vial DPT-HB vial HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial POLIO 20 Dosis vial CAMPAK 20 Dosis vial Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

130 TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN NO FASILITAS KESEHATAN PEMILIKAN/PENGELOLA KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS 2 2 PUSKESMAS DAN JARINGANNYA - 1 PUSKESMAS RAWAT INAP JUMLAH TEMPAT TIDUR - 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN - 1 RUMAH BERSALIN - 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA - 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL BANK DARAH RUMAH SAKIT - 7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1 SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN - 1 INDUSTRI FARMASI - 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL - 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN - 5 PEDAGANG BESAR FARMASI - 6 APOTEK - 7 TOKO OBAT - 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN - Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

131 TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA JUMLAH % RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

132 TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS STRATA POSYANDU POSYANDU AKTIF NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 0,75 Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

133 TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/ KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang 7 7 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) 8 Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar 6-3 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

134 TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/ KELURAHAN DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH % Sangatta Selatan Sangatta Selatan Sangatta Utara Sangatta Utara Sangatta Utara Teluk Lingga Bengalon Sepaso Bengalon Tepian Baru Rantau Pulung Rantau Pulung Kaliorang Kaliorang Sangkulirang Sangkulirang Sandaran Sandaran Muara Wahau Muara Wahau I Muara Wahau Muara Wahau II Kongbeng Kongbeng Telen Telen Muara Bengkal Muara Bengkal Ma Ancalong Ma Ancalong Busang Busang Teluk Pandan Teluk Pandan Kaubun Kaubun Karangan Karangan Long Mesangat Long Mesangat Batu Ampar Batu Ampar JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

135 TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya Klinik SSC SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES KLINIK DI DINAS KESEHATAN JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : a termasuk S3

136 TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN NO L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya 1 8 Klinik SSC UNIT KERJA DOKTER GIGI DOKTER GIGI SPESIALIS TOTAL SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES KLINIK DI DINAS KESEHATAN JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : a termasuk S3

137 TABEL 73 NO JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN UNIT KERJA BIDAN PERAWAT a PERAWAT GIGI L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya Klinik SSC SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN - - JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK 119, Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

138 TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN TENAGA TEKNIS NO UNIT KERJA KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL L P L + P L P L + P L P L + P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya Klinik SSC SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK 16, , ,28804 Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi TENAGA KEFARMASIAN

139 TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN NO UNIT KERJA KESEHATAN MASYARAKAT a KESEHATAN LINGKUNGAN b L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya Klinik SSC SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK 19 4 Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

140 TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL NO UNIT KERJA L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya Klinik SSC SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK 5, Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

141 TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN NO FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih 2 Klinik PT Swakarsa 3 Klinik PT HPM 4 Klinik PT Etam Bersama Lestari 5 Klinik Jala Medika 6 Klinik SOS 7 KLINIK Medika Prasetya 8 Klinik SSC UNIT KERJA TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTAL SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK 1 Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

142 TABEL 78 NO UNIT KERJA RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN TENAGA KETEKNISIAN MEDIS REFRAKSIONIS OPTISIEN ORTETIK PROSTETIK REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TEKNISI TRANSFUSI DARAH TEKNISI KARDIOVASKULER L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Klinik Pelita Kasih Klinik PT Swakarsa Klinik PT HPM Klinik PT Etam Bersama Lestari Klinik Jala Medika Klinik SOS KLINIK Medika Prasetya Klinik SSC SUB JUMLAH III (SARKES LAINNYA) KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES KLINIK DI DINAS KESEHATAN JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDDK 20 JUMLAH Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

143 TABEL 80 NO UNIT KERJA JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN TENAGA PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG TOTAL TENAGA PENDIDIK JURU STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

144 TABEL 80 NO UNIT KERJA JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN TENAGA PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG TOTAL TENAGA PENDIDIK JURU STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Sangatta Selatan Puskesmas Sangatta Utara Puskesmas Teluk Lingga Puskesmas Sepaso Puskesmas Tepian Baru Puskesmas Rantau Pulung Puskesmas Kaliorang Puskesmas Sangkulirang Puskesmas Sandaran Puskesmas Muara Wahau I Puskesmas Muara Wahau II Puskesmas Kongbeng Puskesmas Telen Puskesmas Muara Bengkal Puskesmas Ma Ancalong Puskesmas Busang Puskesmas Teluk Pandan Puskesmas Kaubun Puskesmas Karangan Puskesmas Long Mesangat Puskesmas Batu Ampar SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Sangatta RS Pratama Sangkulirang RS. Meloy RS. Medika Sangatta (SOHC) RS. PKT Prima RS. Asysifa RS. Pertamedika RSIA. Cahaya Sangatta SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

145 TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER : APBD ,00 1 Dinas Kesehatan ,15 a. Belanja Langsung ,84 b. Belanja Tidak Langsung ,88 c. DAK Dalam APBD ,43 2 Rumah Sakit Umum Sangatta ,85 a. Belanja Langsung ,55 b. Belanja Tidak Langsung ,65 c. Belanja BLUD ,66 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN TOTAL APBD KAB/KOTA % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 6,83 ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA ,65 Sumber: Simda Keuangan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016

146

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan LTA Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2013 Sub Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur 2014 TIM PENYUSUN Pengarah dr. Aisyah, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI pada hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan Millenium (MDG s), tepatnya pada tujuan ke-4 dan tujuan ke-5, yaitu menurunkan angka kematian anak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 125 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.3 Implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Antenatal Care dan Nifas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Setiap kebijakan yang dibuat pasti

Lebih terperinci

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 Lampiran Perjanjian Kinerja Direktur Kesehatan Keluarga dengan Dirjen Kesehatan Masyarakat. Lampiran, Cakupan Indikator Kesehatan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

PA Sangatta Rabu, 20 Juli 2011

PA Sangatta Rabu, 20 Juli 2011 PA Sangatta Rabu, 20 Juli 2011 A. PETA WILAYAH HUKUM Wilayah Hukum Pengadilan Agama Sangatta meliputi Kabupaten Kutai Timur yang terdiri dari 18 Kecamatan 135, yaitu : Kecamatan Muara Ancalong 8 Kecamatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN L aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj.IP) Kabupaten Kutai Timur ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2015. LKj.IP Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN KUTAI TIMUR

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN KUTAI TIMUR HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN KUTAI TIMUR DATA AGREGAT PER KECAMATAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUTAI TIMUR Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 77 KUESIONER PENELITIAN SETELAH UJI VALIDITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014. Responden :... (Diisi peneliti) Petunjuk pengisian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium Development Goals (MDGs) salah satunya

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi

Lebih terperinci

Manggal Karya Bakti Husuda

Manggal Karya Bakti Husuda LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGARAAN KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

suplemen Informasi Jampersal

suplemen Informasi Jampersal suplemen Informasi Jampersal A. Apa itu Jampersal? Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalinan, artinya jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Ir. H. Isran Noor (Bupati Kutai Timur) Pada: Indonesia Water Forum Jakarta Convention Centre, 2 April 2014

Ir. H. Isran Noor (Bupati Kutai Timur) Pada: Indonesia Water Forum Jakarta Convention Centre, 2 April 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR Disampaikan oleh: Ir. H. Isran Noor (Bupati Kutai Timur) Pada: Indonesia Water Forum Jakarta Convention Centre, 2 April 2014 o Kabupaten Kutai Timur terbentuk berdasarkan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan dilaksanakan sejalan dengan visi Kabinet Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Untuk mewujudkan visi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah S.W.T Tuhan semesta alam, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya jualah maka kami dapat menyelesaikan amanat penyusunan Laporan Keterangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci