BAB I PENDAHULUAN. Qur'an mengakui adanya perbedaan anatomi antara laki-laki dan perempuan.
|
|
- Siska Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pandangan hukum Islam, segala sesuatu diciptakan Allah dengan kodrat. 1 Demikian halnya manusia, antara laki-laki dan perempuan sebagai individu dan jenis kelamin memiliki kodratnya masing-masing. Al- Qur'an mengakui adanya perbedaan anatomi antara laki-laki dan perempuan. Al-Qur'an juga mengakui bahwa anggota masing-masing gender berfungsi dengan cara merefleksikan perbedaan yang telah dirumuskan dengan baik serta dipertahankan oleh budaya, baik dari kalangan kaum laki-laki maupun perempuan sendiri. Kodrat perempuan sering dijadikan alasan untuk mereduksi berbagai peran perempuan di dalam keluarga maupun masyarakat, kaum laki-laki sering dianggap lebih dominan dalam memainkan berbagai peran, sementara perempuan memperoleh peran yang terbatas di sektor domestik. 2 Kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat pun memandang bahwa perempuan sebagai makhluk yang lemah, emosional, halus dan pemalu 1 Secara etimologis kodrat berarti; (1) Kekuasaan Tuhan; manusia tidak akan mampu menentang (atas diri-nya) sebagai makhluk hidup; (2) hukum alam; benih ini tumbuh menurut kodratnya; (3) sifat yang asli atau sifat bawaan. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, hlm Bahtiar Effendi,et al., Mutiara Terpendam; Perempuan dalam Literatur Islam Klasik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm.1 1
2 2 sementara laki-laki makhluk yang kuat, rasional, kasar serta pemberani. 3 Anehnya perbedaan-perbedaan ini kemudian diyakini sebagai kodrat, sudah tetap yang merupakan pemberian Tuhan. Barang siapa berusaha merubahnya dianggap menyalahi kodrat bahkan menentang ketetapan Tuhan. Berbeda dengan pandangan kaum feminis bahwa perilaku yang melekat pada laki-laki dan perempuan merupakan sesuatu yang dikonstruksi secara sosial dan budaya, sehingga ada kemungkinan untuk mengubah sesuai dengan konteksnya. 4 Secara jelas fakta sosial pun menunjukkan bahwa perilaku yang melekat itu dapat berubah menurut waktu, tempat, dan kelas sosial. Karena dalam pandangan feminis, gender berbeda dengan jenis kelamin (seks). Menurutnya konsep jenis kelamin terletak pada perbedaan laki-laki dan perempuan hanya dari segi biologis, misalnya perempuan mengandung, melahirkan, menyusui, menstruasi, dan mempunyai payudara. Sedangkan lakilaki mempunyai sperma dan penis. Islam melalui Al-Qur'an dan hadits pun mengesankan gambaran yang kontradiktif tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Di beberapa ayat Al-Qur'an menjelaskan bahwa posisi laki-laki dan perempuan adalah setara. 5 Dapat dilihat bahwa Allah mengukur kemuliaan seorang hamba tidak 3 Bandingkan dengan Nasarudin Umar, yang mengidentifikasi perbedaan emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan secara rinci. Lebih lengkapnya lihat Nasarudin Umar, Argumen kesetaraan gender perspektif Al-Qur'an, Jakarta: Paramadina, 2001, hlm Husain Muhammad, Fiqh Perempuan; Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta: LKiS, 2001, hlm. 6 5 Faisar Ananda Arfa, Wanita dalam Konsep Islam Modernis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004, hlm. 9
3 3 dari jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan melainkan dari segi ketaqwaannya. ا ن ا كر م ك م ع ند الل ه ا ت قا... ك م Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu (Q.S. Al- Hujurat: 13) Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sehingga dari mereka berdua berkembang keturunan di muka bumi. ي ا ا ي ه ا الن اس ات قو ا ر ب كم ا لذ ي خ ل ق كم م ن ن فس و اح د ة و خ لق م ن ه ا ز و ج ه ا و ب ث م ن ه م ا ر ج ا لا كث ير ا و ن س اء (الن ساء : 1) Artinya: Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri keduanya berkembang laki-laki dan perempuan. (QS. An Nisa : 1) 6 Namun pada ayat lainnya Al-Qur an memberi kesan adanya subordinasi terhadap kaum perempuan. Artinya, Al-Qur an sebagai sumber dan pegangan hidup umatnya ternyata di dalamnya banyak mengandung ayatayat yang mengatur relasi antara perempuan dan laki-laki yang tidak seimbang. Misalnya, tentang ayat yang menyebutkan bahwa harga kaum perempuan yang setengah dari kaum laki-laki dalam kesaksian, warisan, dan aqikah serta kepemimpinan yang dikhususkan kepada laki-laki. 6 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, Jakarta: Pelita III, 1984, hlm terjemahan ini mengartikan Zawj adalah istri. Hal ini dikritik oleh mufasir kontemporer yang mengartikannya dengan pasangan. Maksudnya memberikan kesan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di dalam Islam. Lihat, Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al- Qur an, Jakarta: Paramadina, 2007, hlm
4 4 Peran dan status perempuan dalam perspektif Islam selalu dikaitkan dengan keberadaan laki-laki. Perempuan digambarkan sebagai makhluk yang keberadaannya sangat bergantung kepada laki-laki. Sebagai seorang anak, ia berada di bawah lindungan perwalian ayah dan saudara laki-laki, sebagai istri bergantung kepada suami. Islam menetapkan perempuan sebagai penenang suami, sebagai ibu yang mengasuh dan mendidik anak dan menjaga harta benda serta membina etika keluarga di dalam pemerintahan terkecil. 7 Dalam konteks demikian, terlihat adanya struktur budaya patriarkhi, 8 di mana status perempuan dan keluarga di dalam hukum keluarga Islam merupakan hasil kombinasi dari budaya Arab, yang harus menerima nasib bahwa mereka lahir untuk melayani kepentingan laki-laki dewasa yang berkuasa. Konstruk budaya patriarkhi yang mapan secara universal dan berlangsung selama berabad-abad tidak lagi dipandang sebagai ketimpangan, bahkan diklaim sebagai fakta ilmiah. Oleh karena itu, perjuangan untuk mencapai kesederajatan dengan kaum lelaki sebagaimana diajarkan Al-Qur'an masih panjang dan memerlukan dukungan dari semua pihak termasuk kaum laki-laki itu sendiri. Bagaimana pun juga masalah perempuan adalah masalah kemanusiaan, termasuk di dalamnya kaum lelaki sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an, lelaki dan 7 Faisar Ananda Arfa, Op. Cit., hlm Budaya patriarkhi menganggap bahwa laki-laki lebih superior dibanding perempuan. Budaya patriarkhi terjadi karena adanya dominasi kelompok tertentu terhadap kelompok yang lain. Kelompok pertama tidak saja berkuasa secara fisik terhadap kelompok kedua, tetapi juga menentukan ideologi budaya yang melanggengkan kekuasaannya. Mereka mengkonstruksi metodologi nilai, norma dan moralitas, Siti Ruhaini Dzuhayatin, et.all., Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, hlm. 10.
5 5 perempuan itu saling menolong, saling memuliakan dan saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Al-Qur'an tidak mengajarkan diskriminasi antara lelaki dan perempuan sebagai manusia. Di hadapan Tuhan, lelaki dan perempuan mempunyai derajat yang sama, namun masalahnya terletak pada implementasi atau operasionalisasi ajaran tersebut. 9 Kemunculan agama pada dasarnya merupakan jeda yang secara periodik berusaha mencairkan kekentalan budaya patriarkhi. Oleh sebab itu, kemunculan setiap agama selalu mendapatkan perlawanan dari mereka yang diuntungkan oleh budaya patriarkhi. Sikap perlawanan tersebut mengalami pasang surut dalam perkembangan sejarah manusia. 10 Semua dimungkinkan terjadi karena pasca kerasulan Muhammad, umat sendiri tidak diwarisi aturan secara terperinci (tafshily) dalam memahami Al-Qur'an. Di satu sisi Al-Qur'an mengakui fungsi laki-laki dan perempuan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Namun tidak ada aturan rinci yang mengikat mengenai bagaimana keduanya berfungsi secara kultural. 11 Berbeda pada masa kenabian superioritas dapat diredam. Keberadaan nabi secara fisik sangat berperan untuk menjaga progresivitas wahyu dalam proses emansipasi kemanusiaan. Persoalannya, problematika umat semakin kompleks dan tidak terbatas seiring perkembangan zaman, sementara Al-Qur'an sendiri terdapat aturan-aturan yang masih bersifat umum dan global (mujmal) adanya. 9 Lily Zakiah Munir, (ed), Memposisikan Kodrat, Bandung: Mizan, 1999, hlm Siti Ruhaini Dzuhayatin, et. al., Op. Cit, hlm Charles Kurzman (ed), Wacana Islam Liberal; Pemikiran Islam Kontemporer Tentang Isu-isu Global, Jakarta: Paramadina, 2003, Cet. II, hlm. 195
6 6 Dari sinilah munculnya polemik dan kontroversi dalam mendekati dan memahami Al-Qur'an kaitannya dengan gender, sehingga tidak kurang dari pemikir klasik sampai pemikir kontemporer, bahkan pemikir sekuler (non muslim) mengkajinya dengan corak pemikiran dan pendekatan yang beragam. Hal ini sesuai dengan pendapat Amina Wadud, sebagaimana dikutip Charles Kurzman yang mengklasifikasikan penafsiran-penafsiran masalah perempuan dalam Al-Qur'an yang ada selama ini ke dalam tiga kategori yakni, tradisional, reaktif, dan holistik. 12 Dalam perjalanan selanjutnya, ternyata ajaran-ajaran yang dianggap menempatkan perempuan sebagai makhluk nomor dua di bawah laki-laki biasanya dikategorikan sebagai bagian dari pemahaman Islam tradisional dan dinilai sudah tidak sejalan dengan perkembangan dan nilai-nilai kemanusiaan pada era modern. Kelompok tradisional mempunyai rasa keterikatan yang kuat terhadap teks Al-Qur'an menyebabkan mereka memegang teguh setiap ayat dan hadits Rasul yang membicarakan tentang posisi perempuan di dalam Islam dengan memberikan akal untuk sekedar memahami maksud Allah dan Rasul. Namun tidak memberikan peluang sedikit pun kepada nalar untuk berbeda dari pemahaman yang telah dianggap mapan dan merupakan bagian dari warisan fiqh Islam yang monumental. 13 Berbeda dengan pemikir Islam kontemporer yang mencoba untuk memahami Al-Qur'an dan hadits dengan paradigma kemodernan. Menurutnya, 12 Charles Kurzman (ed), Ibid, hlm Faisar Ananda Arfa, Op. Cit, hlm. 28
7 7 ajaran Islam tidak mungkin bertentangan dengan kemajuan zaman. Pertentangan dianggap sebagai perbedaan penafsiran terhadap ajaran Islam. Maka perlu ditawarkan pemahaman baru terhadap Islam yang dianggap lebih selaras bagi perkembangan dunia modern tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam fundamental. 14 Oleh karena itu, upaya untuk mengakselerasikan kembali kajian terhadap Al-Qur'an dalam merespon problem kontemporer pada umumnya dan kesetaraan gender khususnya merupakan keniscayaan. Nasr Hamid Abu Zayd, seorang pemikir kritis kontemporer dari Mesir, ia melakukan kritik terhadap wacana agama (naqd al-nash al-diny) yang dianggap stagnan. Dengan rintangan yang tiada henti-hentinya, ia mendapat kecaman, hujatan, dipaksa bercerai dengan istri tercintanya, bahkan harus merelakan kehidupannya di pengasingan. Nasr Hamid Abu Zayd yang juga bertipikal feminis (Moslem feminisme) ketika di pengasingan Belanda mendapatkan kebebasan penuh untuk membangun sikap kritisnya. Ia merespon wacana perempuan Arab- Islam yang masih membelenggu dengan kultur patriarkhi tradisional yang masih dominan. 15 Berdasarkan pada corak pemikirannya yang kritis, ia berasumsi adanya rasa superior yakni wacana tentang sentralitas laki-laki. Menurutnya, 14 Ibid 15 Lihat Nasr Hamid Abu Zayd, Dawair al-khauf; Qira ah fi Khitab al-mar ah, Terj. Moch. Nur Ichwan dan Moch. Syamsul Hadi, Dekosntruksi Gender; Kritik Wacana Perempuan dalam Islam, Yogyakarta: SAMHA dan PSW IAIN Sunan Kalijaga, 2003.
8 8 ini bukan hanya karakter wacana keagamaan, melainkan juga wacana Arab yang mendominasi dan menghegemoni secara nasional dan informatif. 16 Nasr Hamid memandang perlunya dekonstruksi gender secara kritis dilandasi kesadaran kritis ilmiah terhadap tradisi (al-wa y al-ilm bi al-turats), karena agama sering dipergunakan sebagai perangkat ideologis untuk menegakkan dominasi laki-laki, kemudian oleh Nasr Hamid, teks-teks keagamaan disikapi sebagai pemaknaan yang diproduksi secara sosial. Problem pemahaman teks-teks keagamaan dan penafsiran serta pentakwilannya pada hakekatnya merupakan problem produksi makna, yakni problem yang hanya dapat didiskusikan di dalam konteks sosial, politik, dan historis. 17 Berdasar latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti pemikiran Nashr Hamid Abu Zayd dengan judul: ANALISIS PEMIKIRAN NASR HAMID ABU ZAYD TENTANG DEKONSTRUKSI GENDER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUKUM ISLAM B. Pokok Permasalahan Adapun masalah sentral yang hendak dikembangkan dan dicari pangkal penyelesaiannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi gagasan Nasr Hamid Abu Zayd untuk melakukan kritik wacana perempuan dalam Islam? 16 Ibid, hlm Ibid, hlm. xx
9 9 2. Bagaimana dekonstruksi gender menurut Nasr Hamid Abu Zayd? 3. Bagaimana implikasi gagasan Nasr Hamid Abu Zayd terhadap hukum Islam? C. Tujuan Penulisan Skripsi 1. Mengetahui latar belakang pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang kritik wacana perempuan dalam Islam 2. Mengetahui dan memahami upaya dekonstruksi gender Nasr Hamid Abu Zayd. 3. Mengetahui implikasi gagasan Nasr Hamid Abu Zayd tentang dekonstruksi gender terhadap hukum Islam. D. Telaah Pustaka Pembahasan tentang gender yang banyak dilakukan berbagai pihak, mulai dari feminis, pemikir klasik hingga pemikir kontemporer belumlah dianggap final karena pemahaman terhadap gender selalu menampakkan corak situasi dan kondisi yang berkembang. Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dari seseorang, maka penulis akan menyebutkan beberapa yang menjadi previous finding (penelitian, penemuan sebelumnya) penelitian ini. Penulis tidak menafikan keberadaan literatur lain ketika literatur tersebut tidak disebutkan dalam telaah pustaka ini. Dalam telaah pustaka ini perlu dijelaskan bahwa sepanjang pengetahuan penulis di Fakultas Syari ah IAIN Walisongo telah banyak
10 10 Sarjana yang membahas tentang gender, namun dengan fokus materi yang berbeda, di antaranya; Laily Kurnia Wahyu (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1998), yang meneliti tentang bobot saksi perempuan menurut Imam Syafi'i dalam berbagai aspek hukum dan perspektif gender. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dalam semua perkara di mana tidak ada sumber informasi lain, maka kesaksian seorang perempuan dapat diterima. Dalam artian bobot kesaksian yang sama antara laki-laki dan perempuan. 18 Risye Mirzaq Nur Arifah (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1999), yang menelaah kesetaraan gender dalam pendapat Imam Syafi'i di kitab al- Umm tentang persaksian perempuan dalam peradilan Islam. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pendapat Imam Syafi'i, tentang persaksian perempuan dalam peradilan, hanya mendasarkan pada teks-teks al-qur'an dan as-sunnah yang cenderung literalisdogmatis, sehingga kalau pemahaman dan penafsiran tersebut diterapkan dalam konteks kekinian akan membuat ajaran Islam menjadi out of date, karena telah mengabaikan aspek keadilan, kebebasan dan persamaan. 19 Pemikiran Nasr Hamid telah banyak dilakukan penelitian antara lain: Siswanto (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2000) yang berjudul Studi Konsep Ta wil Nasr Hamid Abu Zayd 18 Laily Kurnia Wahyu, Study Analisis Terhadap Bobot Saksi Perempuan Menurut Imam Syafi'i dalam Berbagai Aspek Hukum dan Perspektif Gender, Skripsi Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang, tahun Risye Mirzaq Nur Arifah, Analisis Terhadap Pendapat Imam Syafi'i dalam Kitab al- Umm tentang Persaksian Perempuan dalam Peradilan Islam (Telaah Kesetaraan Gender), Skripsi Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang, tahun 2003.
11 11 Relevansinya dengan Pembaharuan Hukum Islam. Nur Shoib (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1998), yang menjelaskan Konsep Makki-Madani Nasr Hamid Abu Zayd. Dan skripsi Mohammad Sholekan, membahas tentang pembagian warisan pada perempuan berdasarkan interpretasi Nasr Hamid Abu Zayd terhadap salah satu ayat Al-Qur'an. Dari penulisan ilmiah tersebut belum ada yang membahas secara komprehensif pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang gender. Dari pembacaan itu, menurut penulis perlu kiranya meneliti tentang pendapat Nasr Hamid Abu Zayd tentang Dekonstruksi Gender dan Implikasinya terhadap Hukum Islam. E. Metodologi Penelitian Adapun metode yang dipakai untuk penulisan skripsi ini, antara lain: 1. Pengumpulan Data Untuk mencari dan mengumpulkan beberapa data dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). 20 Yaitu pengumpulan data yang bersumber dari bahan kepustakaan. Pengumpulan data-data tersebut dari buku-buku, catatancatatan dan dokumen-dokumen yang lain. Yakni naskah-naskah yang tertulis dari pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd dalam Dawa ir al-khauf; Qira ah fi Khitab al-mar ah yang diterjemahkan dalam edisi Indonesia 20 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991, hlm. 30.
12 12 Dekonstruksi Gender; Kritik Wacana Perempuan dalam Islam oleh Moch. Nur Ichwan dan Moch. Syamsul Hadi merupakan sumber primer karena dijadikan pijakan penelitian. Sumber sekunder sebagai pendukung yaitu karya-karya intelektual (klasik maupun kontemporer) yang terkait dengan wacana gender serta literatur pendukung lainnya yang dapat menunjang analisis kajian ini. 2. Metode Analisis Data Metode analisis data ini dimaksudkan guna memperoleh pengetahuan yang baru dari beberapa obyek yang diteliti. Dalam menganalisa data-data yang telah terkumpul, penulis menggunakan metode yang bersifat content analysis, yakni dengan menganalisis makna yang terkandung pada keseluruhan gagasan Nasr Hamid Abu Zayd. 21 Dalam analisis ini, penulis menganalisis isi terhadap pemikiran Nasr Hamid tentang dekonstruksi gendernya mengenai wacana perempuan dalam Islam. Metode ini hanya menggambarkan pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd sebagaimana adanya agar mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai pemikiran Nasr Hamid. Oleh karena itu dalam penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact finding) Maksun, Reformasi Shari ah dalam Perspektif Abdullahi Ahmed an-na im, dalam Jurnal Penelitian Walisongo Edisi 14, Tahun 1999, hlm. 9. Lihat juga Ibid, hlm Ibid, hlm. 31.
13 13 Dengan upaya mendeskripsikan dan menilai data terkait kemudian membandingkan pemikiran tokoh yang diteliti dengan pemikiran tokoh lainnya. Dalam konteks ini adalah pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd dengan para pemikir muslim lainnya yang membahas tentang gender. Selanjutnya, penulis membuat interpretasi dan konklusi sebagai refleksinya sendiri. F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, dibuat sistematika yang diharapkan akan lebih mudah untuk ditelaah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab, dimana setiap bab mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya. Secara umum gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Berisi aspek-aspek utama dalam penelitian yang meliputi; Latar Belakang Masalah, Pokok Permasalahan, Tujuan Penulisan Skripsi, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II : Konsep Umum Tentang Gender Berisi landasan teori tentang konsep umum gender yang meliputi; Pengertian Gender, Pandangan Ulama terhadap Gender, dan Konsep Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al- Qur'an Bab III : Nasr Hamid Abu Zayd dan Dekonstruksi Gender
14 14 Di sini dibahas biografi Nasr Hamid Abu Zayd dan Dekonstruksi Gender yang meliputi; Sejarah Singkat, Karir Akademik dan Karya-karyanya, Geneologi Pemikiran dan Dekonstruksi Gender Nasr Hamid Abu Zayd Bab IV : Analisis Dekonstruksi Gender Nasr Hamid Abu Zayd dan Implikasinya terhadap Hukum Islam Pada bab ini akan dipaparkan mengenai: Analisis pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang Dekonstruksi Gender, Implikasi dekonstruksi gender Nasr Hamid Abu Zayd terhadap hukum Islam. Bab V : Penutup Bab ini merupakan bagian akhir skripsi yang meliputi: Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.
PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY
PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat
Lebih terperinciPENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan Yogyakarta, 4-6 Ramadan 1435 H / 1-3 Juli 2014 Pemikiran dan Strategi Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO.23 TAHUN 2004 TERHADAP PENDAPAT MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI MENGENAI HUKUM SUAMI MEMUKUL ISTRI
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO.23 TAHUN 2004 TERHADAP PENDAPAT MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI MENGENAI HUKUM SUAMI MEMUKUL ISTRI A. Hukum Islam Untuk menganalisis bagaimana Islam memandang hukum suami
Lebih terperinciBerkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.
Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD
BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD A. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Masdar Farid Mas udi dan Kiai Husen Muhammad Tentang Kepemimpinan Perempuan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Munculnya feminisme memang tak lepas dari akar persoalan yang ada di kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih dianggap sebagai makhluk inferior.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Praktik poligami dalam bentuk tindakan-tindakan seksual pada perempuan dan keluarga dekatnya telah lama terjadi dan menjadi tradisi masyarakat tertentu di belahan
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ
STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI'I TENTANG HAKAM TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN DALAM MENCERAIKAN SUAMI ISTRI YANG SEDANG BERSELISIH SKRIPSI
ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI'I TENTANG HAKAM TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN DALAM MENCERAIKAN SUAMI ISTRI YANG SEDANG BERSELISIH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Nasab Anak Hasil Hubungan Seksual Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam Pada bab dua telah banyak
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL (Studi Atas Pasal 90-93 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Lebih terperinciKONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN A. Persamaan antara Pemikiran Riffat Hassan dan Mansour Fakih tentang Kesetaraan Jender
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN MAULANA MUHAMMAD ALI TENTANG KONSEP PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER SKRIPSI
ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN MAULANA MUHAMMAD ALI TENTANG KONSEP PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciHANIFAH MUYASSARAH FAK. DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHAZALI CILACAP
HANIFAH MUYASSARAH FAK. DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHAZALI CILACAP WACANA GENDER Wacana gender dalam masyarakat pesantren sangat kontradiktif disamping memang tidak diketemukan dalam kitab-kitab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah tugas semua orang tua, namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut menjadi dewasa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI
BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)
PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciOleh: Shahmuzir bin Nordzahir
Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, tapi manusia tidak samadengan makhluk lain nya, yang selalu bebas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya
BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya Mahar merupakan kewajiban oleh suami terhadap istri yang harus diberikan baik dalam atau setelah dilakukan akad nikah.
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR INDIKATOR:
AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai salah satu asas hidup yang utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna bahkan Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME
51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan
Lebih terperinciGENDER DALAM PERSPEKTIF AGAMA (ISLAM)
GENDER DALAM PERSPEKTIF AGAMA (ISLAM) Oleh: Dr. Marzuki Pusat Studi Wanita Universitas Negeri Yogyakarta 1 Pendahuluan1 Isu-isu tentang perempuan masih aktual dan menarik hingga sekarang ini. Sekarang
Lebih terperinciSiapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain
Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan. Lihat Ahkam An-Nazhar Ila
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KESETARAAN GENDER
STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER Oleh: Dr. Marzuki PKnH FIS -UNY Pendahuluan 1 Isu-isu tentang perempuan masih aktual dan menarik Jumlah perempuan sekarang lebih besar dibanding laki-laki Perempuan belum
Lebih terperinciBAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah
BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kontemporer), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 7.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha investasi manusia yang sangat berharga bagi pembina dan kelangsungan bangsa dan negara. Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan
Lebih terperinciKLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING
15 FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 23-27 Rabi ul Akhir 1421 H./25-29
Lebih terperinciMenzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR
Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab
1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil
Lebih terperinciSENGKETA TANAH WAKAF MASJID DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DESA PAKEM KEC. SUKOLILO KAB. PATI) TESIS
SENGKETA TANAH WAKAF MASJID DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DESA PAKEM KEC. SUKOLILO KAB. PATI) TESIS Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Islam Oleh : MOHAMMAD
Lebih terperinciKONSEP PLURALISME AGAMA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI ANALISIS PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI
KONSEP PLURALISME AGAMA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI ANALISIS PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciMODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG
MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari
Lebih terperinciISLAM dan DEMOKRASI (1)
ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk organ tubuh masyarakat. Jika keluarga baik, masyarakat secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi aksioma bahwa keluarga adalah sel hidup utama yang membentuk organ tubuh masyarakat. Jika keluarga baik, masyarakat secara keseluruhan akan ikut baik
Lebih terperinciDunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.
Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA Program Studi Teknik Arsitektur Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di bidang Hukum Kewarisan, bahwa seorang cucu dapat menjadi ahli waris menggantikan ayahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan
Lebih terperinciPESAN PENDIDIKAN ANAK YANG TERKANDUNG DALAM QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 233
PESAN PENDIDIKAN ANAK YANG TERKANDUNG DALAM QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 233 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Dengan akalnya, manusia dapat menciptakan, mengembangkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah yang paling mulia karena adanya akal yang dimilikinya. Dengan akalnya, manusia dapat menciptakan, mengembangkan, dan menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-nya
Lebih terperinciAkal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil
Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah
Lebih terperinciETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105
ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan dibekali dengan berbagai potensi untuk dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR A. Analisis terhadap penyebab larangan nikah Tumbuk Desa di desa Candirejo Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai umat muslim sudah tidak asing lagi dengan kata hikmah karena kata-kata ini sering dijumpai hampir disetiap kitab-kitab yang bernuansa ibadah bahkan kata hikmah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian sosial, sehingga diharapkan hukum atau peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu peraturan atau hukum dibuat adalah sebagai salah satu sarana dalam pengendalian sosial, sehingga diharapkan hukum atau peraturan tersebut dapat melembaga
Lebih terperinciPENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)
36 PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 5 Tahun 2005 Tentang PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) Majelis Ulama Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURAbah}ah,
Lebih terperinciKRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT
40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426
Lebih terperinciJawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati
Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT (STUDI TINDAKAN DI KELAS V MI NURUL HUDA PEGUNDAN PETARUKAN PEMALANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah sebuah konsep hidup yang. individu maupun masyarakat. Tidak ada satu perkara pun yang terlewatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam adalah sebuah konsep hidup yang sempurna bagi individu maupun masyarakat. Tidak ada satu perkara pun yang terlewatkan dalam dinamika hidup di dunia ini
Lebih terperinciWa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:
Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari berbagai permasalahan yang melingkupinya salah satu permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan adalah
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciDengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.
SYRIA: Tidak Untuk Invasi Asing di dunia Arab, Takutlah pada Allah wahai para pemimpin Arab! 12-09-2013-05:45 AM Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu perkawinan, kehadiran seorang anak tentu dinantikan, sebab merekalah bukti lambang
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pewarisan erat hubungannya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala sesuatu yang berkaitan dengan pewarisan erat hubungannya dengan sifat kekeluargaan yang dianut oleh suatu masyarakat. Sifat kekeluargaan menentukan segala sesuatunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat orang berkumpul untuk mempelajari agama Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana Kyai
Lebih terperinciEVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN
EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP
TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP (Studi analisis Hukum Responsif dan Progresif) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tidak dapat dihindari adalah setiap orang tentu akan meninggal, baik ia seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan
Lebih terperinciBAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH
90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia telah dihebohkan dengan peresmian pelegalan pernikahan sesama jenis di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender)
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO TENTANG PERMOHONAN IZIN POLIGAMI (PEMBUKTIAN KEKURANGMAMPUAN ISTERI MELAYANI SUAMI) A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
SYARIAH - IBADAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi Syariah dan Rukun Islam Menganalisis fungsi masing-masing unsur dari Rukun Islam bagi kehidupan umat Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama
58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang esensial bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat melakukan aktivitas belajar guna meraih bekal-bekal keilmuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan
67 BAB IV ANALISIS A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan Verstek pada Perkara Nomor: 1884/Pdt.G/VERZET/2012/PA.Kab.Mlg Terhadap formulasi putusan penulis mengacu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, hewan, bahkan olah tumbuh-tumbuhan. 1 Pernikahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah sunnatulla>h, hukum alam di dunia. Perkawinan dilakukan oleh manusia, hewan, bahkan olah tumbuh-tumbuhan. 1 Pernikahan dalam Islam merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan kepada
Lebih terperinciBolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?
"kemal pasa", k_pasa03@yahoo.com Pertanyaan : Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu? Jawaban : Tidak
Lebih terperinciPENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)
PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia manusia diwajibkan untuk berusaha agar ia mendapatkan rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan kepada manusia bahwa Allah Maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia agar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)
Lebih terperincirukhs}oh (keringanan), solusi dan darurat.
BAB IV TELAAH PANDANGAN TOKOH AGAMA DI KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP TERHADAP POLIGAMI KYAI HAJI MASYHURAT A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama di Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep
Lebih terperinciBAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan
BAB IV ANALISIS MAQA
Lebih terperinciKEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL
33 KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 4 Tahun 2004 Tentang KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri
198 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri Pondok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya pendidikan pada dasarnya karena kebutuhan manusia dalam memenuhi hajat hidup berupa menjauhkan diri dari sikap dan sifat bodoh, menambah wawasan hidup,
Lebih terperinciBAB IV TAFSIR QUR AN SURAT AL-NISÂ AYAT 34 PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER. A. Konsep Kesetaraan Gender Perspektif Asghar Ali Engineer
BAB IV TAFSIR QUR AN SURAT AL-NISÂ AYAT 34 PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER A. Konsep Kesetaraan Gender Perspektif Asghar Ali Engineer Dalam sebuah rentetan sejarah, telah terjadi dominasi laki-laki dalam
Lebih terperinciKYAI DAN POLITIK PRAKTIS
KYAI DAN POLITIK PRAKTIS (Studi Atas Keterlibatan Politik Kyai Dalam Masyarakat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang) SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah: Artinya: Sesungguhnya
Lebih terperinciPROGRAM ILMU SYARIAH KONSENTRASI HUKUM KELUARGA ISLAM
HUKUM KEWARISAN MENURUT IMAM SYAFI'I DAN HAZAIRIN (Studi Perbandingan Dalam Kasus Ahli Waris Pengganti Dan Relevansinya Dengan KHI) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Negeri Islam Negeri
Lebih terperinci