FANATISME KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA BALI UNITED

Transkripsi

1 FANATISME KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA BALI UNITED I Gede Bayu Wirasmara 1), I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa 2), Gede Kamajaya 3) 123) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana bayusekadimantap@gmailcom 1), Suka_arjawa@yahoo.com 2), kamajaya_1965@yahoo.com 3) ABSTRACT This thesis discusses the fanaticism of Bali United FC supporters namely Semeton Dewata. Bali United FC is a team based in Dipta Gianyar Stadium which has many supporters. The form of fanatism Semeton Dewata is in the form of singing in the stadium, choreography is an art attraction in the form of drawings or writing, and purchase tickets as a form of love to the team. Causes of fanaticism include Regional Context, Environment, and Mass Media. The purpose of this research is to answer the problem by using qualitative research method. The theory used is Weber's Rational Action Theory, among others, value rationality, instrumental rationality, affective rationality, tradiosional rationality. Based on the result of this research, Semeton Dewata shows its fanatism to positive thing. Keywords: Bali United, Fanatisme 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh kalangan masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, sampai orang tua (Malfaid,2013:1). Jezak dalam (Lucky dan Setyowati, 2013) menjelaskan keberadaan Sepak bola sendiri sudah ada sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di Cina pada masa Dinasti Han dengan nama Tsu chiu, masayarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari, Harpasturn di Yunani. Indonesia mempunyai federasi sepak bola yaitu PSSI yang menjalankan dan mengatur segala kegiatan persepakbolaan. Mulai dari pembinaan usia muda, mengatur dan mempersiapkan jadwal Tim Nasional bertanding dan mengatur 1 kompetisi Liga. Berbicara tentang Liga Indonesia tentu tidak terlepas dari para suporter yang selalu mendukung Tim kebanggaan berlaga. Pada tingkat Asia Tenggara suporter Sepak bola Indonesia sangat disegani baik di level Tim Nasional ataupun level klub. Suporter di Indonesia terkenal fanatik mereka tidak pernah lelah memberikan dukungan kepada club yang didukung. Bentuk-bentuk dukungan mereka seperti koreografi, nyanyian kepada tim, ataupun gerakan tangan yang dilakukan secara bersamaan di dalam stadion. Tindakan-tindakan supporter Indonesia seperti ini sering dicontek oleh kelompok supporter di kawasan Asia. Bali sendiri mempunyai kelompok suporter yaitu Semeton Dewata Kelompok supporter ini sudah berjalan selama 2 tahun dan tidak perlu diragukan dukungan mereka terhadap Bali United. Semeton Dewata bukanlah organisasi resmi yang mempunyai struktur organisasi, tetapi dalam mengatur anggotanya mereka setiap bulan

2 berkumpul bersama membahas isu-isu sepak bola nasional, membuat koreografi, atau membicarakan tour supporter ke luar kota dimana Bali united akan bertanding. Berdasarkan pra observasi penulis bahwa banyak ditemukan tindakan fanatisme yang dilakukan oleh kelompok supporter Semeton Dewata tidak jarang diantara mereka rela menggadaikan barang atau meninggalkan keluarga diakhir pekan hanya untuk menonton sebuah pertandingan Bali United. Rasa Fanatisme timbul dalam diri individu masingmasing dilandasi oleh rasa cinta berlebihan. Tindakan berlebihan dari supporter tersebut tetap harus terkontrol jangan sampai fanatisme bisa merugikan klub itu sendiri. 1.2 Rumusan Masalah. 1. Bagaimana bentuk fanatisme kelompok supporter Semeton dewata dalam memberikan dukungan kepada Bali United? 2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya fanatisme kelompok supporter Semeton Dewata dalam mendukung Bali United? 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan judul penelitian ini, Fanatisme Kelompok Suporter Bali United, sangat penting untuk mempelajari kajian dari beberapa refrensi yang memiliki keterkaitan dengan judul penelitian tersebut. Hal ini sangat berguna untuk memberikan tambahan informasi dan sumber yang jelas bagi penulis. Adapun penelitian yang memiliki keterkaitan adalah sebagai berikut. Skripsi Bachtiar Akbar (2015) yang berjudul Fantisme Kelompok 2 Suporter Sepak Bola (Studi Kasus Panser Biru Semarang) membahas fenomena fanatisme supporter sepak bola pada kelompok supporter Panser Biru. Penelitian mengenai supporter sepak bola lainnya juga dilakukan oleh Syarif (2013) yang mengambil kasus pada suporter The Jak Mania dalam Skripsi Prilaku Suporter Sepak Bola menjelaskan bahwa The JakMania jugs mempunyai memiliki bentuk identitas sosial seperti nilainilai kelompok, rasa bangga menjadi bagian dari anggota The Jakmania. Tesis milik Paundra Jhalugilang (2012) yang berjdul Makna Identitas Fans Tim Sepakbola (Studi Kasus: Juventus Club Indonesia), membahas bagaimana proses seorang penggemar tim sepokbola Juventus membentuk identitas yang kemudian mendapat peneguhan lewat identitas sosial di komunitas JCI. 2.2 Konsep Fanatisme Hidayatullah (dalam Handoko dan Adriyanto, 2006) menjelaskan bahwa kata Fanatisme berasal dari dua kata fanatic dan isme fanatic sebenarnya berasal dari bahasa Latin fanaticus, yang dalam bahasa Inggrisnya diartikan sebagai fanatik atau frenzied. Artinya adalah gila-gilaan, kalut, mabuk atau hingar bingar. Dari kata tersebut diistilahkan bahwa kata fanatik yaitu sikap berlebihan yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan kata isme dapat diartikan sebagai suatu bentuk kepercayaan seseorang terhadap sesuatu apapun.

3 2.2.2 Kelompok Suporter Sepak Bola Menurut (Novia, 2012:433) suporter adalah orang yang memberikan dukungan atau sokongan sedangkan Suryanto (dalam Bachtiar, 2008:8) mendefenisikan suporter sebagai individu atau kelompok yana memberikan dukungan dalam suatu pertandingan sepak bola. Adannya tim supporter sepak bola tersebut tentunya memiliki persamaan antara individu satu dengan individu yang lainnya yang memiliki hobi menonton sepak bola. 2.3 Teori Teori yang digunakkan adalah teori easionalitas tindakan weber yang dibagi menjadi lima antara lain.1.rasionalitas Nilai (Zwekrationalitat) 2.Rasionalitas Intrumental (Wetrationalitat) 3. Rasionalitas Afektif (Affectual Action).4 Rasionalitas Tradisional (Traditional Action) 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan mengambil lokasi di Gianyar, Bali. 3.2 Sumber Data Data dalam penelitian ini menggunakan informasi dari informan dan hasil wawancara. Selain itu, data sekunder berupa dokumentasi dan foto mengenai kegiatan supporter Semeton Dewata 3.3 Penentuan Informan dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan kunci yaitu Ketua Korlap Semeton Dewata. Kemudian informan utama yaitu pentolan supporter Semeton Dewata. 3.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan melalui pereduksian data yang diperoleh informan dan disajikan sehingga memudahkan untuk melakukan penarikan kesimpulan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah dan Profil Semeton Dewata Semeton Dewata merupakan suporter kesebelasan Bali United. Proses terbentuknya Semeton Dewata diawali dengan berpindahnya Bali United ke Bali. Dengan adanya Bali United maka bergairahnya kembali sepak bola di Bali. Manajemen membuka pintu dengan keberadaan suporter dan memfasilitasi pertemuan yang diadakan di areal Stadion Dipta guna membicarakan kebangkitan suporter. Setelah adanya rapat yang menghadirkan pentolan supporter dan manajemen maka lambat laun semakin banyak tumbuh subur korlap-korlap suporter di beberapa daerah di Bali Dengan terbentuknya Semeton Dewata maka bertambah pula korlap-korlap yang bergabung untuk mendukung Bali United FC.Terbukti pada pertandingan perdana melawan Persib Bandung pada di Stadion Dipta Gianyar, sangat sesak dipadati oleh ribuan Semeton Dewata dikarenakan banyaknya korlap sudah bergabung di bawah naungan DPP Semeton Dewata. Korlap-korlap ini rutin menggelar rapat setiap bulan. 3

4 4.2 Bentuk- bentuk fanatisme kelompok supporter Semeton Dewata Fanatisme kelompok supporter Semeton Dewata dituangkan dalam berbagai bentuk seperti chant atau nyanyian, koreografi, dan pembelian tiket rutin. Wujud prilaku fanatisme suporter ini sudah turun temurun dan sudah mendarah daging di seluruh kelompok supporter di Indonesia termasuk di Bali Chant atau Nyanyian Setiap supporter di Dunia termasuk di Indonesia mempunyai nyanyian yang merupakah hal wajib dilakukan oleh supporter, jika supporter tidak melakukan hal ini maka hanya dianggap penonton semata. Kelompok supporter memiliki nyanyian khusus yang merupakan ciptaan mereka sendiri atau memodifikasi kelompok supporter lainnya. Nyanyian yang mereka lantunkan bergema di seluruh stadion, dan berlangsung sekitar 2x45 menit secara terus menerus tanpa henti. Lagu yang mereka membakar semangat pemain di lapangan dan berharap lewat nyanyian yang dikumandangkan dapat membuat tim menang dan meraih juara. Tidak jarang nyanyian tersebut menjadi terror bagi tim lawan sehingga menyiutkan nyali dan mengecilkan mental. Pada kelompok supporter dipimpin seorang komandan untuk mengatur ritme nyanyian sehingga beraturan dan enak untuk didengar. Selain itu ada Bass drum bertujuan untuk mengiringi music pada nyanyian supporter sehingga lagu-lagu menjadi lebih berirama. Sudah menjadi hukum setiap supporter untuk ikut bernyanyi sehingga jika ada seorang supporter tidak ikut dan hanya diam maka akan dicemooh dan dikucilkan. 4 Tidak jarang nyanyian supporter berujung rasis dan menganggu telinga sehingga PSSI sebagai induk sebak bola Indonesia melarangnya. Semeton Dewata sendiri sangat loyal dalam melakukan nyanyian di Stadion dan sudah menjadi tradisi yang tidak boleh dilupakan apabila menonton Bali United. Keberadaan Semeton Dewata sangat diharapkan para pemain untuk memompa semangat dalam bertanding Koreografi Koreografi merupakan atraksi supporter di dalam stadion berbentuk tulisan atau gambar berbentuk 3 atau 4 Dimensi. Atraksi koreo sangat populer di kalangan supporter di Italy, Spanyol, dan German. Indonesia sendiri mempunyai kelompok supporter yang memperagakan aksi koreografi yang indah yaitu kelompok supporter PSS Sleman BCS. Semeton Dewata juga mempunyai atraksi koreografi yang sangat menarik dan layak untuk diperhintungkan di Indonesia menyuguhkan gambar-gambar atau tulisan yang bersifat mendukung tim Bali United atau meneror lawan. Biaya untuk membuat koreografi sangat mahal, tetapi kelompok supporter Semeton Dewata mempunyai trik sendiri untuk menggalang dana dengan cara urunan di masing-masing anggota. Sekali melakukan atraksi koreografi bisa menghabiskan biaya satu hingga dua juta. Bahan untuk membuat koreografi antara lain kain, plastik dan kertas warna. Komponen tersebut disusun rapi hingga membentuk tulisan atau gambar yang begitu indah. Atraksi koreografi dilakukan sebelum pertandingan dimulai dan koreografi memberi warna tersendiri di dalam stadion. Atraksi koreografi

5 di Semeton Dewata hanya ditampilkan melawan tim-tim besar yang ada di Indonesia bertujuan untuk membakar tim Bali United Pembelian Tiket No Ticket No Game merupakan slogan yang dikumandang Semeton Dewata dalam pertandingan. Para supporter diwajibkan membeli tiket untuk dapat menyaksikan pertandingan Bali Unted FC. Tujuan dari pembelian tiket adalah untuk menghidupkan kegiatan finansial operasional Bali United FC. Tiket tersebut hanya bisa didapatkan di loket stadion atau melalui online. Kesadaran Semeton Dewata sendiri dalam membeli tiket bisa dikatakan sangat tinggi, rata-rata per pertandingan supporter hadir mencapai lima belas ribu orang dan semuanya mempunyai tiket. Kelompok supporter sendiri bekerjasama dengan management apabila ada seorang supporter tidak membeli tiket maka tidak bisa masuk stadion. Penjagaan pintu loket stadion sangatlah ketat dijaga oleh polisi dan tentara. Animo untuk membeli tiket bisa dikatakan tinggi bila ada pertandingan besar maka tiket bisa habis dua jam sebelum pertandingan. Kewajiban seorang supporter memiliki tiket pertandingan haruslah ditanam sejak dini. Kesadaran membeli tiket merupakan bagian dari kecintaan mereka terhadap klub kesayangan. Begitu juga Semeton Dewata bahwa pembelian tiket merupakan bagian dari fanatisme dari supporter itu sendiri. 4.3 Faktor Timbulnya Fanatisme Semeton Dewata Besarnya rasa memiliki Semeton Dewata terhadap Bali United diakibatkan oleh 5 timbulnya rasa fanatisme dalam masingmasing individu suporter. Berikut merupakan faktor-faktor yang menyebabkan rasa fanatisme yang ditimbulkan oleh kelompok suporter Semeton Dewata antara lain; 1. Konteks kedaerahaan, 2. Lingkungan 3. Media massa Konteks Kedaerahan Bali merupakan tempat bermukimkanya klub Bali United hal ini menyebabkan kelompok suporternya yaitu Semeton Dewata sangat fanatik dan memiliki ikatan emosional. Apalagi ada slogan Puputan yang artinya bertempu habis-habisan membuat kelompok suporter Semeton Dewata semakin bergairah dan siap mati apabila ada yang mengusik klub Bali United. Aspek menyama braya atau persaudaraan di Bali semakin memperkuat rasa memiliki Semeton Dewata terhadap klub Bali United. Sebelum adanya klub Bali United ada klub lokal di Bali seperti Persegi, Perseden, dan Persekaba Badung, namun setelah hilangya klub tersebut maka mati surilah persepakbolaan di Bali. Namun semenjak Bali United muncul kelompok suporter yang awalnya mendukung klub lokal bersatu padu dan mendukung Bali United. Tidak hanya disitu, warga pendatang luar Bali yang telah menetap di Bali juga memiliki kecintaan terhadap Bali United, ini dibuktikan dengan bergabungnya mereka ke kelompok supporter Semeton Dewata. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya orang lokal Bali saja yang ikut mendukung, tetapi warga perantauan luar Bali pun ikut mendukung diakibatkan oleh aspek kedaerahan tersebut Lingkungan

6 Kelompok suporter Semeton Dewata tumbuh di hampir di seluruh daerah di Bali. Setiap lingkungan rumah terdapat perkumpulan Semeton Dewata yang dibentuk oleh anak-anak muda di lingkungan tersebut. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa terlibat di dalamnya. Rata- rata dari mereka mengenal Bali United dari lingkungan mereka. Ini merupakan sebab kenapa orang-orang sangat cepat mengenal Bali United, hampir setiap hari mereka berkumpul membicarakan topik sepak bola. Dari lingkungan tersebut akan tumbuh dan berkembang individuindividu suporter yang memiliki rasa fanatik. Prilaku kebiasaan mereka menonton sepak bola juga diakibatkan oleh faktor lingkungan seperti teman-teman sebaya. Sehingga individu tersebut akan meniru gaya cara menonton sepak bola. Selain itu faktor keluarga sangat mempercepat individu untuk mengikuti perkembangan Bali United Media massa. Peran media massa sangat cepat untuk mempengaruhi kelompok suporter Semeton Dewata dalam mendukung tim kesayangannya. Faktor penyebabnya adalah informasi-informasi yang disebarkan melaui media massa baik itu media sosial seperti facebook, instagram, atau media cetak seperti koran olahraga. Informasi yang bisa didapatkan melaui media massa sangat berguna bagi kelompok suporter Semeton Dewata untuk melihat perkembangan di dunia suporter atau sepak bola. Fanatisme Semeton Dewata timbul apabila tim kesayangan mereka dapat memenangkan laga di luar Bali dikarenakan jarak dan waktu sebagian dari mereka tidak bisa mendampingi menonton 6 pertandingan. Selain itu melalui media massa dapat menjadi ajang silahturami antar kelompok suporter di Indonesia dan menjadi penguhubung komunikasi. Informasi-informasi yang tersebar melalui media massa selain sarana informasi juga dapat sebagai penggerak suporter untuk menonton sepak bola di Stadion. 4.4 Analisa Teori Max Weber Wirawan, (2013:101) menyebutkan ada lima tindakan rasionalitas Weber yang antara lain. A. Rasionalitas Nilai (Zwekrationalitat) Tindakan sosial murni yang melihat alat-alat hanya sekedar sebagai pertimbangan dan perhitungan yang sadar, karena tujuan yang terkait dengan nilainilai telah ditentukkan. Semeton Dewata melihat bahwa Bali Unted sebagai hal yang bernilai dan bermakna di masing individu supporter. B. Rasionalitas Intrumental (Wetrationalitat) Tindakan rasional yaitu didasari oleh pertimbangan suatu tujuan maupun alat yang digunakan dalam mencapai tujuan tertentu. Hal ini daspat tercermin dari Semeton Dewata melihat Bali United sebagai alat pencapai kepuasan karena tujuan utamanya adalah mendukung kesebelasan Bali United

7 C. Rasionalitas Afektif (Affectual Action) Tindakan rasional yaitu didasari oleh aspek emosi yang dimiliki oleh seseorang yang bersangkutan. Hal ini dapat terlihat dari Bali United memiliki suporter fanatik dan Semeton Dewata memiliki ikatan emosiona terhadapnya. D. Rasionalitas Tradisional (Traditional Action) Tindakan rasional didasari pada kebiasaan masa lalu yang diberikan oleh nenek moyang secara turun menurun. Tindakan tradisional dilakukan berdasarkan kebiasaan tanpa adanya perencanaan yang sadar. Hal ini dapat terlihat dari keberadaan Semeton Dewata merupakan turunan dari kelompok suporter sebelumnya yang tidak lepas dari tradisi suporter yang mendukung tim-tim lokalan Bali. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk fanatisme Semeton Dewata dapat ditujukan dengan adanya Chant atau nyanyian di dalam stadion yang merupakan tradisi wajib suporter Koreografi merupakan bentuk atraksi seni Semeton Dewata di dalam Stadion. Pembelian tiket yaitu tradisi wajib bertujuan untuk meningkatkan pendapatan klub Bali United Faktor timbulnya fanatisme antara lain konteks kedaerahan yaitu Bali merupakan tempat klub Bali United wajib didukung oleh Semeton Dewata. Lingkungan merupakan tempat bersosialisasinya individu Semeton Dewata mereka tumbuh besar dan berkembang di lingkungan tersebut. Media massa merupakan tempat Semeton Dewata mendapatkan informasi untuk mendukung kesebelasan Bali United. 6. DAFTAR PUSTAKA Wirawan I.B (2012) Teori Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Penerbit Kencana Skripsi/Tesis Akbar, Bachtiar. (2015). Fanatisme Kelompok Suporter Bola (Studi Kasus Panser Biru Semarang. Program Sarjana. Universitas Negeri Semarang Jhalugilang Paundra.(2012) Makna Identitas Fans Klub Sepak Bola (Studi Kasus: Juventus Club Indonesia. Program Pasca Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta Jurnal Lucky, Novie & Nanik Setyowati. (2013). Fenomena Prilaku Suporter Sepak Bola (Studi Kasus Komunikasi Suporter Persebaya Bonek di Surabaya ). Surabaya: Jurnal Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Negeri Surabaya 7

8 8