BAB I PENDAHULUAN. yaitu pada zaman kolonial Belanda. Pasar modal pada masa itu didirikan dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yaitu pada zaman kolonial Belanda. Pasar modal pada masa itu didirikan dengan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebenarnya sudah ada sejak zaman sebelum Indonesia merdeka yaitu pada zaman kolonial Belanda. Pasar modal pada masa itu didirikan dengan tujuan untuk menghimpun dana guna menujang ekspansi usaha perkebunan milik Belanda di Indonesia. Investor yang berkecimpung di Pasar Modal pada waktu itu adalah orang Belanda dan Eropa lainnya. Munculnya pasar modal diawali dengan didirikannya veregening voor de effecten handel di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1921 (PT. Danareksa). Melihat perkembangan pasar modal di Batavia ini, pemerintah kolonnial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di Surabaya pada tanggal 11 Januari Pembentukan pasar modal merupakan produk hukum yang pelaksanaanya didasarkan aturan tingkah laku yang ditetapkan menurut hukum. Hukum yang terkait dengan pembentukan dan pelaksanaan pasar modal ini merupakan satu program yang mempertemukan interaksi pembangunan hukum dan pembangunan ekonomi. Namun lebih dari itu karena pasar modal itu memerlukan kesadaran tinggi yang harus dapat mengubah sikap dalam berinvenstasi, maka standar tingkah laku yang tinggi sangat diperlukan. Dalam proses pembentukan pelaksanaan pasar modal tersebut, Hal 94 1 Panji Anorogan dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001),

2 hukum mempunyai peran ganda yaitu selain mengatur, mengarahkan, melindungi juga mendorong perkembangan pasar modal. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang maupun modal. 2 Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan penambahan financial assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasinya. Fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria pasar secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan. Pasar modal dalam mekanismenya masih banyak menghadapi permasalahanpermasalahan, misalnya peraturan yang belum lengkap, masih perlu diadakan penambahan peraturan-peraturan pasar modal. Adanya praktek pencucian uang (money laundering) yang masih merajalela membuat mekanisme pasar modal sangat terpengaruh sehingga minat pelaku pasar modal menurun, dan situasi keamanan serta politik di Indonesia yang berubah-ubah, dapat menyebabkan pelaku pasar modal enggan untuk menanamkan sahamnya di Bursa Efek. Pasar modal Indonesia akan terus berjalan ke depan, walaupun banyak peristiwa yang mewarnai pasar modal Indonesia, seperti tingginya agio yang diminta 2 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), Hal 1

3 oleh emiten sehingga menyebabkan harga perdana tinggi, proses go public yang berbau kolusi, tidak transparannya emiten dalam memberikan informasi kepada investor atau adanya insider trading. Tindakan seperti ini merugikan pihak lain yang tidak menerima informasi yang sama pada waktu yang sama, sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dipegangnya, hal ini dapat mengakibatkan sebagian investor enggan berinvestasi. Dalam rangka menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dan surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. 3 Informasi yang tidak transparan menyebabkan banyak investor menderita rugi. Investor menuduh kerugian disebabkan oleh ketidak transparannya laporanlaporan yang diberikan oleh emiten, sementara itu pihak pemerintah juga tidak bisa terhindar dari masalah tersebut, sehingga pemerintah kurang memberikan perlindungan terhadap investor, tapi di sisi lain pihak pelaku pasar modal lain terutama emiten tidak bisa menerima tuduhan itu. Emiten berpendapat bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan permintaan pasar, jadi apa yang terjadi adalah kehendak pasar. 4 3 Jogiyanto H.M, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3, (Yogyakarta : BPFE, 2003), Hal 16 4 Sawidji Widoatmodjo (I), Teknik Memetik Keuntungan Di Pasar Bursa Efek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Hal 175

4 Robert Ang menyebutkan bahwa informasi merupakan kunci sukses berinvestasi di Pasar Modal, semakin cepat dan semakin mempunyai kesempatan untuk meraih keuntungan yang besar dan tidak normal yang terjadi di lantai Bursa Efek. Jadi, informasi mempunyai peranan yang sangat penting yang harus didapatkan oleh setiap pemodal dalam berbagai hal. 5 Investor sangat membutuhkan informasi dari perusahaan yang melakukan emisi di Bursa Efek guna mengukur nilai imbalan dan pengelolaan risiko investasinya. Dengan demikian, tingkat efisiensi pasar modal ditentukan oleh ketersedian informasi, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal di negara maju relatif lebih efisien dari negara yang berkembang, sebab negara-negara maju memiliki teknologi informasi yang lebih maju dibandingkan dengan negara yang sedang berkembang. Keterbukaan informasi perusahaan yang menerbitkan saham sangat dibutuhkan oleh investor. Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain tunduk pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 (UUPM), untuk menginformasikan kepada masyarakat pada waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan investor terhadap efek yang dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. Oleh karena itu, kepatuhan merupakan sebuah kata kunci utama bagi emiten atau perusahaan publik agar kegiatan komunikasi dan pemasaran yang dilakukan dalam rambu-rambu yang benar dan dilaksanakan secara konsisten. 5 Panji Anoragan dan Panji Pakarti, Op.Cit, Hal 89

5 Faktor pendukung pengembangan pasar modal adalah adanya jaminan dari pemerintah mengenai prinsip keterbukaan secara penuh di Pasar Modal Indonesia. Prinsip ini menuntut perusahaan yang akan go public membuka informasi mengandung fakta material tentang perusahaan secara transparan. Di Indonesia pelanggaran prinsip keterbukaan dalam bentuk pernyataan yang menyesatkan dapat dilihat dari indikasi pembukuan ganda milik anak perusahaan PT. Sumarecon Agung yang dilakukan oleh dua akuntan publik. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) memberikan sanksi terhadap akuntan publik tersebut dengan membekukan izin mereka sebagai profesi penunjang pasar modal. 6 Apabila keterbukaan itu telah disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak berintegritas maka akan menimbulkan terjadinya suatu perbuatan yang menyesatkan. Adanya tindakan tersebut yang dilakukan oleh segelintir orang yang tidak bertanggungjawab menyebabkan investor tersebut enggan bahkan jera menanamkan sahamnya lagi di Pasar Modal. Pemberian informasi kepada investor merupakan hal mendasar bagi terciptanya transparansi atau keterbukaan di Pasar Modal. Informasi ini akan menjadi landasan bagi para investor untuk mengadakan analisis sebelum mengambil suatu keputusan investasi. Berbagai peristiwa yang merugikan investor silih berganti mulai dari sulitnya mendapatkan informasi dari emiten sampai kurangnya kapabilitas pialang dalam 6 Kontan, Nomor. 34 Tahun II, tanggal 25 Mei 1998, Hal 22, di dalam Bismar Nasution (I), Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta : UI, 2001). Hal 76

6 memberikan konsultasi kepada investor. Untuk semua itu investor tidak bisa mengadukan nasibnya, namun yang lebih penting investor harus juga bersedia menanggung risiko. Hal inilah yang kurang disadari oleh investor, di samping itu ada baiknya investor harus juga bersedia belajar berbagai hal mengenai pasar modal. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan perusahaan pialang dalam memberikan jasa konsultasi. Seandainya perusahaaan pialang sudah mampu memberika informasi yang lengkap, serta konsultasi yang akurat, maka beban investor untuk membekali diri dengan berbagai pengetahuan tentang pasar modal bisa dikurangi. Investorpun dapat memanfaatkan keahlian yang dimiliki oleh pialang. Untuk melindungi investor dari praktek-praktek yang tidak sehat di Pasar Modal, maka perlu dilakukan regulasi untuk kepentingan publik. Jika pasar saham tidak diatur dan diawasi niscaya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal akan luntur. Jika hal ini sampai terjadi, yaitu publik tidak lagi percaya terhadap pasar modal, maka tujuan semula dari pasar modal sebagai sarana alokasi dana yang efisien tidak akan tercapai. Pada tahun 1976 melalui Keputusan Presiden, Departemen Keuangan Indonesia mendirikan Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), yang berperan untuk melaksanakan kegiatan di Pasar Modal dan juga meregulasi. Kedua peranan itu yaitu melaksanakan dan meregulasi dianggap menimbulkan konflik, karena badan ini dianggap meregulasi pelaksanaan dirinya sendiri. Oleh karena itu pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden No. 53 tahun 1990 mengubah Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal yang fungsinya hanya

7 sebagai pembuat regulasi, pengordinasi semua bursa pasar modal yang ada di Indonesia dan sebagai pengawas jalannya pasar modal. 7 Selain itu Bapepam juga perlu menciptakan mekanisme agar segala praktik yang dapat merugikan pasar modal tidak terjadi. Seperti adanya perdagangan semu yang bertujuan memanipulasi tata kerja mekanisme pasar dapat dihindari. Ini dilakukan dengan mengembangkan suatu mekanisme, agar transaksi berjalan dengan fair, cepat dan tepat. Praktik perdagangan semu, menurut peraturan baru dengan tegas dilarang karena akan merugikan para investor yang mempunyai itikad baik. Pesatnya perkembangan di Pasar Modal dapat dilihat bahwa hingga akhir Febuari 2004 ada sekitar 342 perusahaan publik yang telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta. 8 Momentum untuk menggunakan Lembaga Pasar Modal ini adalah sesuatu yang menjanjikan sehingga berdasarkan UUPM, pemerintah melalui Bapepam berusaha meningkatkan usaha di Pasar Modal sebagai upaya mendongkrak perekonomian negara sekaligus guna meningkatkan pembangunan. 9 Kegiatan pasar modal merupakan salah satu asset bangsa yang tujuannya untuk meningkatkan kinerja perekonomian dan pertumbuhan devisa bagi negara. Maka dalam hal ini agar pemerintah semakin giat melakukan upaya-upaya sosialisasi 7 Fungsi dari Bapepam adalah sama dengan securities and exchange commission (SEC) di Amerika Serikat. SEC didirikan pada tahun 1934 oleh kongres Amerika Sereikat, yang tujuannya sebagai pembuat regulasi pasar saham untuk melindungi kepentingan investor seperti mengharuskan sekuritis baru yang akan dijual ke public untuk mendaftarkan di SEC.dikutip dari Jogianto H.M. Op.Cit,Hal 50 8 Sawidji Widoatmodjo (II), Cara Cepat Memulai Investasi Saham, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), Hal 40 9 M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, Pasar Modal (Penawaran Umum Dan Permasalahan), (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000), Hal 31

8 tentang fungsi dan peranan pasar modal bagi masyarakat luas, khususnya pengusaha menegah sehingga mereka dapat melakukan investasi di Pasar Modal. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat. Pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dalam skala yang lebih besar dan gilirannya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa hal yang dapat ditarik sebagai pokok permasalahan dalam penulisan tesis ini, yaitu : 1. Bagaimana pengaturan prinsip keterbukaan dalam Undang-Undang Pasar Modal? 2. Bagaimana kaitan prinsip keterbukaan dengan perlindungan hukum terhadap investor? 3. Bagaimana bentuk pengawasan Bapepam dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk menganalisis pengaturan prinsip keterbukaan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

9 2. Untuk menganalisis kaitan prinsip keterbukaan dengan perlindungan hukum terhadap investor. 3. Untuk menganalisis pengawasan Bapepam dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hukum yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap investor. Dan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada investor yang mengalami permasalahaan dan juga kepada calon investor. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan di Perpustakaan Pascasarjana, ternyata belum pernah dilakukan penelitian dalam topik dan permasalahaan yang sama. Sehingga penelitian ini asli baik dari segi materi maupun metode pendekatan dalam menganalisis bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun.

10 F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pasar modal, sebenarnya sama saja dengan pasar pada umumnya yaitu sesuai dengan namanya adalah tempat berlangsungnya kegiatan jual beli. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah objek yang diperjualbelikan. Pasar modal mempertemukan penjual modal/dana dengan pembeli modal/dana. 10 Jadi merupakan kegiatan financial yang membutuhkan kepercayaan masyarakat penanam modal/investor untuk melakukan investasi. Mewujudkan kepercayaan ini dilakukan dengan mengatur berbagai ketentuan antara lain seperti standar perilaku yang terlibat di bidang pasar modal, kewajiban keterbukaan (disclosure) dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dilarang dalam kegiatan pasar modal. Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan (rechtsgerectigheid), kemanfaatan, dan kepastian hukum (rechtszekerheid). 11 John Rawls mengkonsepkan keadilan sebagai fairness, yang mengandung asas-asas, bahwa orang-orang merdeka dari rasional yang berkehendak untuk mengembangkan kepentingan, hendaknya memperoleh suatu kedudukan yang sama pada saat akan memulainya dan merupakan 10 Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990), Hal 9 11 Ahmad Ali, Menguat Tabir Hukum, (Suatu kajian Filisofis dan Sosiologi), (Jakarta: Gunung Agung, 2002), Hal 85

11 syarat fundamental bagi mereka untuk memasuki perhimpunan yang mereka kehendaki. 12 Mengenai perlindungan yang dapat diartikan juga sebagai perlindungan hukum, Roscoe Found dalam bukunya Scope and Purpose of Sosiological Jurisprudence, menyebutkan ada beberapa kepentingan yang harus mendapat perlindungan oleh hukum yaitu : 1. Kepentingan terhadap negara sebagai suatu badan yuridis. 2. Kepentingan terhadap negara sebagai penjaga kepentingan sosial. 3. Kepentingan terhadap perorangan terdiri dari pribadi (fisik, kebebasan, kemauan, kehormatan, privacy, dan kepercayaan serta pendapat), hubungan dosmetik (orang tua, anak, suami-istri), kepentingan subtansi (milik, kontrak dan berusaha, keuntungan, pekerjaan, dan kepentingan orang lain). 13 Adanya pasar modal diharapkan aktifitas perekonomian menjadi meningkat, karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan perusahaan-perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dalam skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan memakmurkan masyarakat luas. Harga saham dalam pasar modal harus didasarkan adanya pernyataan yang akurat dari manajemen perusahaan, artinya informasi itu tidak merupakan pernyataan menyesatkan. Penyampaian pernyataan yang tidak akurat dapat mengakibatkan pasar 12 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000), Hal Ibid, Hal 298

12 modal yang tidak efisien, maka keterbukaan informasi artinya suatu informasi yang tidak mengandung misrepresentation atau omission. 14 Berdasarkan hal di atas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah teori hipotesis pasar modal yang efisien (Efficiant Capital Market hyphotesis), yaitu suatu teori yang berkaitan dengan informasi yang mempengaruhi harga saham. 15 Informasi yang sangat penting di dalam perkembangan pasar modal, adalah penegakan hukum prinsip keterbukaan harus sejalan dengan yang diinginkan hukum pasar modal. Dalam pasar modal, prinsip keterbukaan dalam hal perlindungan investor oleh perusahaan publik atau emiten wajib disampaikan kepada investor sepanjang masalah-masalah tersebut mengandung fakta material. Oleh karena itu, dari penjelasan di atas perlu didekati dengan teori mengenai standar penentuan fakta material, sehingga investor dapat memutuskan dengan fakta tersebut untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya. 16 Dengan kata lain, bahwa efisiensi pasar modal berkaitan dengan kepercayaan investor terhadap emiten. Informasi yang ada di Pasar Modal mempengaruhi kepercayaan terhadap investor yang membutuhkan efisiensi pasar modal. 17 Jika tingkat efisiensi pasar modal ditentukan oleh ketersediaan informasi, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal di negara maju relatif lebih efisien dari negara yang 14 Bismar Nasution (I), Op.Cit, Hal Ibid, Hal Ibid, Hal Panji Anoragan dan Piji Pakarti, Op.Cit, Hal 86

13 berkembang, sebab di negara-negara maju memiliki teknologi informasi yang lebih maju dibandingkan dengan negara yang berkembang. Pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam mekanisme pasar modal Indonesia perlu diatasi, oleh karena masalah tersebut menjadi pengahambat pelaksanaan prinsip keterbukaan, yang pada gilirannya membuat pelaku pasar modal sulit memperoleh informasi yang mengandung nilai akurat. Masalah pelaksanaan prinsip keterbukaan berpusat pada konsep fakta material yang masih membutuhkan pengembangan Kerangka Konsepsi Pengertian pasar modal adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara perdagangan efek. 19 Prinsip keterbukan dalam pasar modal yang merupakan jiwa pasar modal harus tetap dipertahankan keutuhannya. Hal ini untuk melindungi kepentingan pelaku saham dan juga merupakan wujud bagi semua pihak yang ingin mengetahui fakta material yang dibutuhkannya dalam mengambil keputusan investasinya. Pasal 1 angka (25) UUPM menyatakan bahwa prinsip keterbukaan merupakan pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik dan pihak lain tunduk pada Undang-Undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat pada waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya 18 Bismar Nasution (I), Op.Cit, Hal Sumariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2004), Hal 4

14 yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal efek dimaksud dan harga dari efek tersebut. Pasal 1 angka (7) UUPM menyatakan bahwa informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Investor adalah penanam modal atau uang. 20 Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Prospektus seperti buku panduan, yang memberikan informasi penting seperti ketentuan-ketentuan, tujuan-tujuan, biaya-biaya dan risiko. 21 Untuk menjaga agar dapat diselenggarakan secara baik, pasar modal yang memiliki sejumlah pelaku yang masing-masing mempunyai berbagai fungsi yang saling terkait. Sebagai pengawas dibentuklah Bapepam yang bertindak sebagai tangan kanan Menteri Keuangan. G. Metode Penelitian Adapun metode yang dipergunakan dalam penulisan tesis ini adalah : 1. Sifat Penelitian dan jenis Penelitian 20 Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), Hal Eko Priyo Utamo dan Ubaidillah Nugraha, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), Hal 267

15 Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dan jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif, yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Menurut Ronald Dworkin penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian dokrinal (dokrinal research), yaitu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as written in book, maupun hukum sebagai law as it decided by the judge throght judicial process Metode Pengunpulan Data Penelitian ini melalui penelitian keperpustakaan (library research) untuk mendapatkan konsepsi teori atau dokrin, pendapat atau pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek penelitian berupa peraturan perundang-undangan, buku, berbagai putusan pengadilan yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh melalui studi kepustakaan dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. 3. Sumber Data Data dalam penelitian ini berupa kaedah atau norma yang diperoleh dengan mengumpulkan data sekunder yang meliputi : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang No.8 Tahun Bismar Nasution (II), Disampaikan pada Dialog Interaktif Tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Penelitian hukum, (Pada Makalah Akreditas Hukum USU : Tanggal 18 Februari 2003)

16 tentang Pasar Modal, peraturan-peraturan Bapepam yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan di Pasar Modal. b. Bahan hukum skunder, yaitu bahan hukum yang berisi penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil seminar, pertemuan ilmiah atau pendapat dari pakar hukum sepanjang relevan dengan objek telaah dalam penelitian ini. c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder, seperti kamus hukum, internet, dan majalah, jurnal juga menjadi tambahan bahan bagi penulisan tesis ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. 4. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dikumpulkan kemudian diedit dengan mengelompokkan, menyusun secara sistematis, dan dianalisis secara kualitatif selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakkan logika berpikir deduktif ke induktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang semakin modern dewasa ini isu globalisasi memang tidak dapat dihindarkan lagi, isu ini terus berkembang dan dampaknya pada perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan menjual saham atau surat hutang kepada masyarakat. Alasan yang tak mungkin disangkal perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada nilai saham yang hendak diperjualbelikan di pasar modal. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada nilai saham yang hendak diperjualbelikan di pasar modal. Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana investasi atau sarana pembiayaan bagi perusahaanperusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui proses penawaran umum (go

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pasar Modal mempunyai peran. termasuk pemodal kecil dan menengah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pasar Modal mempunyai peran. termasuk pemodal kecil dan menengah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Dalam sejarah pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan

BAB I PENGANTAR. Dalam sejarah pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan 1 BAB I PENGANTAR 1. 1. LATAR BELAKANG Dalam sejarah pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Desember

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Modal Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Perusahaan Yang Baik

Analisis Penerapan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Modal Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Perusahaan Yang Baik Analisis Penerapan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Modal Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Perusahaan Yang Baik Oleh: Raffles, S.H., M.H. 1 Abstrak Keterbukaan dalam pasar modal mempunyai makna bahwa menjadi

Lebih terperinci

KEWAJIBAN KETERBUKAAN SEBUAH PERUSAHAAN SEBAGAI EMITEN SETELAH GO PUBLIC

KEWAJIBAN KETERBUKAAN SEBUAH PERUSAHAAN SEBAGAI EMITEN SETELAH GO PUBLIC 1 KEWAJIBAN KETERBUKAAN SEBUAH PERUSAHAAN SEBAGAI EMITEN SETELAH GO PUBLIC Oleh : Edo Relung Anantha I Dewa Made Suartha I Ketut Westra Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Univesitas Udayana Abstrak Tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa mendatang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu penggunaan uang yang ditujukan untuk obyek-obyek tertentu dengan tujuan bahwa nilai obyek tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak

BAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak 105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan pasar modal adalah suatu informasi yang tidak menyampaikan fakta material secara benar atau tidak memuat

Lebih terperinci

Dalam melakukan perdagangan efek di Bursa Efek, para pihak yang akan melakukan perdagangan efek baik sebagai emiten atau sebagai investor diwakili ole

Dalam melakukan perdagangan efek di Bursa Efek, para pihak yang akan melakukan perdagangan efek baik sebagai emiten atau sebagai investor diwakili ole BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) sebagai salah satu bentuk investasi merupakan sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana. Penjual dana adalah para pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lainnya ini dibenarkan oleh Aristoteles sebagai pendukung teori Hukum

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lainnya ini dibenarkan oleh Aristoteles sebagai pendukung teori Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejatinya adalah makhluk hidup yang selalu membutuhkan makhluk lainnya, dalam kehidupannya manusia tak dapat lepas dari perkumpulannya. Kodrat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan agar mampu menjaga eksistensinya sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. Dalam upaya tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian di segala bidang. Salah satu kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian di segala bidang. Salah satu kebijaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang berkembang, Indonesia melakukan pembangunan perekonomian di segala bidang. Salah satu kebijaksanaan pemerintah Indonesia dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada investor dalam melakukan analisis sesuai kebutuhannya. Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. kepada investor dalam melakukan analisis sesuai kebutuhannya. Alternatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia, diantaranya mampu melakukan perhitungan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis terhadap..., Aryanti Artisari, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis terhadap..., Aryanti Artisari, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Globalisasi telah mendorong pergerakan ekonomi dunia berkembang semakin cepat di setiap negara. Meskipun pada tahun 1998 Indonesia mengalami krisis multidimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan memperoleh dan meningkatkan kesejahteraan. 1 Mengingat prospek

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan memperoleh dan meningkatkan kesejahteraan. 1 Mengingat prospek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan perusahaan secara jangka panjang. Keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber pembiayaan saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B PENGARUH ROE, ROA, EPS, DER, DAN PROYEKSI PER TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH PENAWARAN PERDANA (INITIAL PUBLIC OFFERING/IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan dalam sektor ekonomi adalah pengembangan pasar modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar modal, merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. 2.

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya sesuai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengerahan dana, sehingga dapat dipergunakan secara produktif untuk. kepemilikan saham-saham perusahaan go public.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengerahan dana, sehingga dapat dipergunakan secara produktif untuk. kepemilikan saham-saham perusahaan go public. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dimana pemerintah sedang mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Dalam mengusahakan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar keuangan untuk melakukan kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk modal sendiri

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL Oleh Kadek Endra Bayu Sudiartha Made Subawa Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar Modal merupakan salah satu sumber pembiayaan perusahaan jangka panjang. Keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber pembiayaan saja,

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang.

Lebih terperinci

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar & Pasar Modal Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar untuk menunjuk pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan harta kekayaanya. dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan harta kekayaanya. dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini tumbuh beragam sarana untuk menyimpan dan meningkatkan nilai dari suatu harta yang dimiliki oleh masyarakat, Jika sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari

Lebih terperinci

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal.

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal. KONSEP PASAR MODAL Pengertian Pasar Modal. Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAH ULUAN. masalah kompleks untuk dihadapi tetapi masalah ekonomi menjadi suatu masalah yang sulit

BAB I PENDAH ULUAN. masalah kompleks untuk dihadapi tetapi masalah ekonomi menjadi suatu masalah yang sulit BAB I PENDAH ULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman yang semakin berkembang bukan hanya masalah hukum yang menjadi masalah kompleks untuk dihadapi tetapi masalah ekonomi menjadi suatu masalah yang sulit untuk

Lebih terperinci

PERAN KONSULTAN HUKUM DI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN INVESTOR (INVESTOR PROTECTION) Said Sampara* ABSTRACT

PERAN KONSULTAN HUKUM DI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN INVESTOR (INVESTOR PROTECTION) Said Sampara* ABSTRACT ISSN : NO. 0854-2031 PERAN KONSULTAN HUKUM DI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN INVESTOR (INVESTOR PROTECTION) Said Sampara* ABSTRACT Keberadaan konsultan hukum pasar modal diperlukan untuk dapat memberikan pendapat

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL Oleh I Kadek Andi Wijaya Ni Nyoman Sukeni Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL

AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL Abstrak Oleh : Ade Hendra Jaya I Nyoman Gatrawan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Tulisan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan Nasional Indonesia difokuskan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan Nasional Indonesia difokuskan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan Nasional Indonesia difokuskan terhadap usaha peningkatan kualitas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1991.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1991. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1991. Anwar, Jusuf, Seri Pasar Modal 2: Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PIALANG DALAM KEGIATAN BURSA EFEK

BAB II TINJAUAN UMUM PIALANG DALAM KEGIATAN BURSA EFEK 20 BAB II TINJAUAN UMUM PIALANG DALAM KEGIATAN BURSA EFEK 2.1. Pengertian Pialang / Perantara pedagang Efek dalam Kegiatan Bursa Efek Salah satu ciri yang membedakan perdagangan di pasar modal dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal. BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah demikian pesatnya di Indonesia. Hal ini di tandai dengan jumlah transaksi perusahaan yang go

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reksa Dana sebagai salah satu alternatif pilihan investasi, karena didalam sebuah Reksa Dana saham misalnya, akan berisi sekian ratus jenis saham dari LQ 45,

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN PROSPEKTUS PADA KEGIATAN DI PASAR MODAL

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN PROSPEKTUS PADA KEGIATAN DI PASAR MODAL 1 TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN PROSPEKTUS PADA KEGIATAN DI PASAR MODAL Oleh Inocencio Arya Wahyudi Karditha I Ketut Westra Ni Putu Purwanti Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR BILA TERJADI INSIDER TRADING DALAM PASAR MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR BILA TERJADI INSIDER TRADING DALAM PASAR MODAL PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR BILA TERJADI INSIDER TRADING DALAM PASAR MODAL Oleh : Made Dwi Juliana Prof. R.A. Retno Murni Ni Putu Purwanti Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI 2000-2004 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut biasanya berhubungan dengan takdir dan nasib manusia itu sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan pasar yang dibutuhkan oleh para investor yang inginmenginvestasikan dananya, baik dalam bentuk investasi

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang perdagangan dan perkembangan dalam era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada perubahan berbagai aspek

Lebih terperinci

HUKUM PASAR MODAL. Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

HUKUM PASAR MODAL. Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia HUKUM PASAR MODAL Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Pasar modal telah lama ada di bumi nusantara tercinta ini. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya Bursa Efek pertama yang dibentuk pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Go Public merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pengembangan dana yang diperoleh oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adil dan merata serta dalam rangka mengembangkan kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. adil dan merata serta dalam rangka mengembangkan kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan nasional adalah suatu pencerminan kehendak yang terus menerus dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan

Lebih terperinci

Industri Pasar Modal di Indonesia

Industri Pasar Modal di Indonesia Industri Pasar Modal di Indonesia...... Struktur Pasar Modal Indonesia Kerangka Peraturan Pasar Modal Sejarah Perkembangan Pasar Modal Indonesia Era sebelum Tahun 1976 Kegiatan jual-beli saham dan Obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara memerlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung

BAB I PENDAHULUAN. membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu sarana untuk melakukan investasi yang memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk

Lebih terperinci

6. Kontrak pendahuluan 2. Perdagangan efek. 7. Penandatanganan perjanjian perjanjian 8. Public expose 1. Emiten menyampaikan 1.

6. Kontrak pendahuluan 2. Perdagangan efek. 7. Penandatanganan perjanjian perjanjian 8. Public expose 1. Emiten menyampaikan 1. direksi) 1 - keterbukaan (dan aspek 2. RUPS PenjaminEmisi dan. 3. Penunjukkan Agen penjual. - Underwriter 2. Penjatahan kepada - Profesi penunjang pemodal oleh sindikasi - Lembaga penunjang Penjamin Emisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis kelamin yang berlainan, seorang laki-laki dan seorang perempuan, ada daya saling tarik menarik satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang

Lebih terperinci

P A S A R M O D A L (Capital Market)

P A S A R M O D A L (Capital Market) P A S A R M O D A L (Capital Market) INVESTASI merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya terkandung resiko ketidak pastian, untuk itu dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat telah menyebabkan investasi mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang terjadi. Investasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi agar terhindar dari kebangkrutan dan unggul dalam persaingan. Untuk mengantisipasi persaingan

Lebih terperinci

TESIS PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR PUBLIK DALAM PASAR MODAL

TESIS PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR PUBLIK DALAM PASAR MODAL TESIS PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR PUBLIK DALAM PASAR MODAL OLEH : I GUSTI NGURAH ASTAWA NIM:12108071 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM U N I V E R S I T A S N A R O T A M A S U R

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK Oleh Gusti Ayu Putu Leonita Agustini I Ketut Westra Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembang pesatnya bisnis Perbankan di Indonesia, yang mana perkembangan bisnis perbankan tersebut telah diantisipasi oleh pemerintah dengan dilahirkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu serta keahlian untuk

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

PENYALAHGUNAAN SHORT SELLING DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN EFEK, ANALISIS KASUS: PAUL BERLINER DENGAN THE BLACK STONE GROUP DAN ADS (ASTRID AMALIA

PENYALAHGUNAAN SHORT SELLING DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN EFEK, ANALISIS KASUS: PAUL BERLINER DENGAN THE BLACK STONE GROUP DAN ADS (ASTRID AMALIA 1 PENYALAHGUNAAN SHORT SELLING DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN EFEK, ANALISIS KASUS: PAUL BERLINER DENGAN THE BLACK STONE GROUP DAN ADS (ASTRID AMALIA 0504000372) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sering

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN Pengertian Pasar Modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut FUNGSI JENIS BAPEPAM LEMBAGA dan PROFESI Fungsi Sumber

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RURI LUKITANINGRUM PRINSIP KETERBUKAAN DAN TANGGUNG JAWAB INFORMASI PADA PASAR PERDANA DAN PASAR SEKUNDER

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RURI LUKITANINGRUM PRINSIP KETERBUKAAN DAN TANGGUNG JAWAB INFORMASI PADA PASAR PERDANA DAN PASAR SEKUNDER RURI LUKITANINGRUM PRINSIP KETERBUKAAN DAN TANGGUNG JAWAB INFORMASI PADA PASAR PERDANA DAN PASAR SEKUNDER FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2000 PRINSIP KETERBUKAAN DAN TANGGUNG JAWAB INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an.

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Isu globalisasi memang tidak dapat dielakkan lagi, isu ini terus berkembang dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an. Dampaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP KETERBUKAAN DALAM KEGIATAN PASAR MODAL. penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP KETERBUKAAN DALAM KEGIATAN PASAR MODAL. penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP KETERBUKAAN DALAM KEGIATAN PASAR MODAL 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Secara sederhana pasar, bisa diartikan sebagai tempat bertemunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Sintya Liana Sofyan, FH UI, 2010

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Sintya Liana Sofyan, FH UI, 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal 1 sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi masyarakat untuk melakukan investasi dan sekaligus menjadi sumber pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia akan berdampak semakin meningkatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian tesis ini dilakukan di Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta III. Pasar Modal 1. Pendahuluan Pasar Modal (dalam Pasal 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 1988 tertanggal 20 Desember 1988) adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang, atau dengan kata lain tempat bertemunya calon pemodal (investor)

Lebih terperinci

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA 07940188 Program Kekhususan Hukum Bisnis FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami perkembangan maka persaingan pun akan semakin meningkat. Dalam persaingan tersebut perusahaan terdorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank bukanlah suatu hal yang asing dalam masyarakat di suatu negara. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI PENGAWASAN BAPEPAM-LK DALAM UNDANG-UNDANG PASAR MODAL NO. 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL

BAB II FUNGSI PENGAWASAN BAPEPAM-LK DALAM UNDANG-UNDANG PASAR MODAL NO. 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL BAB II FUNGSI PENGAWASAN BAPEPAM-LK DALAM UNDANG-UNDANG PASAR MODAL NO. 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL A. Struktur Organisasi Bapepam dan Lembaga Keuangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Adanya perkembangan dalam lingkungan bisnis pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu kodisi persaingan yang ketat. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak mulai didirikannnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991 maka ekonomi syariah mulai banyak dikenal masyarakat dan mengalami perkembangan yang diharapkan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci