BAB I PENDAHULUAN. pada waktu itu istilah yang umum dikenal adalah Social Responsibility (SR), hal

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejarah perkembangan CSR modern diawali pada tahun 1950-an dimana pada waktu itu istilah yang umum dikenal adalah Social Responsibility (SR), hal ini disebabkan oleh pengaruh dari korporasi belum terlalu dirasakan pada saat itu, sehingga kata corporate tidak umum digunakan. Di dalam bukunya yang berjudul Social Responsibility of The Businessman, Bowen (1953) mendefinisikan social responsibility sebagai... obligation of businessman to pursue those policies, to make those decision or to follow those line of action which are desirable in term of the objectives and values of our society. Pada tahun 1960-an kata corporate sudah mulai digunakan, Davis (1960) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara tanggung jawab sosial dan korporasi, dimana Davis (1960) melalui konsepnya yaitu Iron Law of Responsibility menyatakan bahwa tanggung jawab sosial seorang pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka miliki, sehingga dalam jangka panjang apabila pengusaha tersebut tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan kekuasaan yang dimiliki saat ini, maka pengusaha tersebut akan kehilangan kekuasaannya dimasa yang akan datang. Drucker (1984) mengatakan bahwa But the proper social responsibility of business is to tame the dragon, that is to turn a social problem into economic opportunity and economic benefit, into productive capacity, into human 1

2 competence, into well-paid jobs, and into wealth. Melalui pernyataannya tersebut Drucker (1984) menawarkan ide yang sangat menarik dimana dikatakan bahwa apabila sebuah perusahaan dapat mengelola program CSR-nya dengan baik maka juga dapat meningkatkan peluang bisnis yang juga semakin besar. Puncak dari sejarah CSR global salah satunya terjadi pada tahun 1992 dimana dilangsungkan Earth Summit di Rio de Janeiro yang menghasilkan kesepakatan Agenda 21 dan Deklarasi Rio, yaitu kesepakatan yang ditanda tangani oleh 172 negara peserta dengan komitmen untuk menerapkan prinsip ecoefficiency di dalam berbisnis maupun bernegara. Perkembangan CSR di Indonesia sendiri relatif sedikit terlambat dibandingkan dengan negara-negara maju, dimana diperkirakan baru mulai dikenal di Indonesia pada kisaran tahun 1990-an ( 25 Mei 2013). Berdasarkan pada data tahun 2005, hanya terdapat 27 perusahaan di Indonesia yang melaporkan kegiatan CSR yang telah dilaksanakan, sehingga menempatkan Indonesia menjadi sedikit terbelakang pula dibandingkan dengan beberapa negara di Asia dalam hal pelaporan aktivitas CSR perusahaan ( 25 Mei 2013). Untuk meningkatkan serta mendorong aktivitas CSR di Indonesia maka sejak tahun 2005, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen menyelenggarakan kegiatan Indonesia Sustainability Award atau yang lebih dikenal dengan ISRA. Selain itu, kegiatan CSR di Indonesia juga diatur di dalam sistem perundang-undangan negara, dimana peraturan-peraturan tersebut jelas bersifat lebih mengikat di dalam artian mewajibkan kalangan bisnis untuk 2

3 melakukan kegiatan CSR. Dengan demikian, perkembangan CSR di Indonesia tidak saja mengacu pada prinsip charity dan stewardship saja tetapi juga dipandang sebagai tekanan ataupun biaya oleh beberapa pelaku usaha/bisnis, sehingga nilai moral luhur yang terkandung di dalam CSR mulai bergeser menjadi nilai formalitas saja atas tuntutan regulasi pemerintah. Menurut Porter dan Kramer (2006) banyak sekali perusahaan-perusahaan yang telah berusaha untuk meningkatkan kinerja dalam hal menjaga dampak dari aktivitas bisnis mereka terhadap kehidupan sosial dan lingkungan, akan tetapi usaha-usaha tersebut ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, dan hal ini umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu pertama, kebanyakan perusahaan-perusahaan tersebut menempatkan posisi mereka bertentangan dengan masyarakat, dimana pada kenyataannya kedua entitas tersebut merupakan entitas yang saling terhubung (interdependent). Kedua, kebanyakan perusahaan memandang CSR sebagai sesuatu yang umum, dan bukan dilihat sebagai salah satu strategi yang dapat diterapkan bagi kemajuan bisnis perusahaan. Porter dan Kramer (2006) juga menyebutkan bahwa faktanya pendekatan yang umumnya digunakan bagi penerapan CSR saat ini cenderung bersifat terpecah-pecah dan tidak terhubung dengan bisnis serta strategi perusahaan, sehingga mengakibatkan biasnya potensi maupun opportunity yang lebih besar bagi perusahaan untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. Porter dan Kramer (2006) mengatakan bahwa apabila suatu perusahaan dapat melakukan analisa prospek dari kegiatan CSR mereka dengan menggunakan 3

4 prinsip ataupun kerangka kerja (frameworks) yang sama seperti saat perusahaan tersebut menentukan pilihan terhadap core business mereka, maka CSR bukan hanya sekedar biaya, kendala ataupun sumbangan sukarela saja, akan tetapi CSR juga akan menjadi salah satu sumber opportunity, inovasi serta competitive advantage bagi perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat motivasi yang berbeda-beda mengapa suatu perusahaan melakukan aktivitas CSR-nya, sehingga tentu saja akan memberikan dampak atau implikasi yang juga bervariasi untuk setiap keputusan CSR yang dilakukan. Setidaknya terdapat tiga pandangan atau alasan bagi perusahaan di dalam melakukan kegiatan CSR; pertama, CSR dipandang sebagai aktivitas filantropi perusahaan, dimana perusahaan memandang eksistensinya sebagai entitas yang tidak terlepas dari lingkungan disekitarnya; kedua, CSR merupakan aktivitas yang telah diatur di dalam perundangan-undangan negara sehingga mewajibkan setiap perusahaan untuk menyisihkan sebagian dari keuntungan yang diperoleh bagi masyarakat dan lingkungan, dan kewajiban ini cenderung memaksa sehingga beberapa perusahaan lebih menganggap CSR sebagai beban atau biaya bagi mereka; ketiga, Porter dan Kramer (2006) menawarkan ide kerangka kerja yang menyatakan bahwa CSR juga dapat dipandang sebagai salah satu alternatif strategi bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan opportunity, inovasi serta competitive advantage perusahaan sehingga CSR tidak saja dapat memberikan manfaat kepada masyarakat tetapi juga kepada perusahaan dengan maksimal. 4

5 Alternatif ide yang ditawarkan oleh Porter dan Kramer (2006) menjadi latar belakang utama dari penelitian ini, dimana pada kesempatan ini dilakukan studi pada program CSR PT. Sampoerna Agro Tbk. PT. Sampoerna Agro Tbk merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri agribisnis Indonesia, dimana saat ini bergerak pada sektor kelapa sawit, karet dan sagu. Sampoerna Agro awalnya berdiri pada tahun 1993 dengan nama PT Selapan Jaya yang mengelola perkebunan kelapa sawit di Sumatra Selatan. Pada tahun 2007 Sampoerna Agro resmi terdaftar sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Saat ini kegiatan operasional Sampoerna Agro berlokasi di Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, dimana tercatat pada tahun 2012 memiliki perkebunan kelapa sawit seluas hektar dan kelapa sawit merupakan kontributor terbesar bagi total pendapatan perusahaan tahun 2012 yaitu sebesar 96%. Sampoerna Agro mempunyai 29 anak perusahaan dimana secara bersamasama mempunyai fokus kepada 4 lini produk utama yaitu produk kelapa sawit, produk inti sawit, kecambah, serta produk non-sawit. Pada tahun 2012 total penjualan Sampoerna Agro mencapai Rp 2,99 triliun dengan laba sebesar Rp 336,3 miliar (Sumber : Annual Report PT. Sampoerna Agro Tbk, 2012). 1.2 Rumusan Masalah Pada bagian latar belakang telah dijelaskan sebelumnya beberapa konsep teori mengenai CSR dan bagaimana aktivitas tersebut juga dikatakan selain memberikan dampak langsung kepada lingkungan dan masyarakat, beberapa 5

6 pakar juga meyakini bahwa apabila program CSR dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak strategis (competitiveness) yang positif kepada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, adapun rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk menjawab apakah program CSR yang dilakukan oleh PT. Sampoerna Agro Tbk telah mampu menunjang daya saing perusahaan atau apakah terdapat celah-celah atau ruang bagi perusahaan untuk meningkatkan aktivitas CSR saat ini menjadi lebih baik sehingga mampu menunjang daya saing perusahaan dimasa depan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Faktor-faktor apakah yang menjadi motivasi PT. Sampoerna Agro Tbk dalam melakukan program CSR? 2. Apakah program-program CSR yang dilakukan oleh PT. Sampoerna Agro Tbk dapat mendukung daya saing perusahaan saat ini? 3. Bagaimana persepsi pelanggan/masyarakat terhadap implementasi CSR PT. Sampoerna Agro Tbk? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi motivasi utama program CSR PT. Sampoerna Agro Tbk 2. Melakukan analisa terhadap program CSR PT. Sampoerna Agro Tbk 3. Melakukan evaluasi kinerja program CSR PT. Sampoerna Agro Tbk 6

7 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. Bagi perusahaan, manfaat yang dapat diberikan antara lain: 1. Memberikan gambaran/masukan bagi perusahaan bagaimana posisi kegiatan CSR saat ini. 2. Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan strategi yang dapat ditempuh melalui program CSR bagi peningkatan daya saing perusahaan jangka panjang. Bagi pendidikan, manfaat yang dapat diberikan yaitu: 1. Memberikan gambaran/pemahaman dari sudut pandang yang berbeda yaitu sudut pandang strategis terkait dengan program CSR yang selama ini hanya dikenal sebagai kegiatan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat semata. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang dari penelitian, rumusan masalah dan tujuan dari penelitian serta sistematika penulisan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep teori yang akan digunakan sebagai argumen di dalam penelitian, dimana konsepkonsep tersebut bersumber dari tinjauan literatur serta bahasan-bahasan yang terkait dengan topik penelitian yang akan diteliti. 7

8 BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana mekanisme dari penelitian yang dilakukan, mulai dari sampel dan populasi yang digunakan sebagai input data penelitian, hingga metode analisis data yang digunakan untuk mengkaji data yang telah dikumpulkan sebelumnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan berikut analisanya dengan menggunakan konsepkonsep teori yang ada, terkait dengan hasil temuan yang diperoleh dari data dilapangan. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, berikut dengan penjelasan mengenai keterbatasan dari penelitian ini serta saran-saran bagi penelitian berikutnya. 8