BAB 2 LANDASAN TEORI Air

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Air"

Transkripsi

1 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang berada di air serta untuk memajukan kesejahteraan umum dan merupakan modal dasar dalam pembangunan. Air juga merupakan salah satu senyawa kimia yang ketersediannya berlimpah akan tetapi ketersedian air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia dan lingkungan relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor (Suyasa, W. B., 2015). Pengelolaan kualitas air sangat penting untuk diawasi terutama terhadap zatzat berbahaya terutama oleh limbah. Pemantauan kualitas air merupakan salah satu langkah awal yang diperlukan dalam perkembangan dan pengelolaan sumber daya air. Pemantauan kualitas air merupakan subjek yang kompleks yang melibatkan kimia padat, hidrologi dan karakteristik biologi air (Bhawan, 2007) Limbah Limbah merupakan sisa akhir yang tidak dipakai atau dibuang yang dihasilkan oleh suatu proses produksi industri besar maupun domestik (rumah tangga). Sampah, air kakus (black water) dan grey water merupakan jenis limbah yang dihasilkan oleh masyarakat. Sampah atau limbah padat merupakan salah satu jenis limbah yang tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis (Zulkarnain, 2015). Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan anorganik. Kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu sehingga perlu adanya penanganan terhadap limbah. Limbah organik merupakan jenis limbah yang mudah diuraikan zat-zatnya menjadi partikel-partikel yang berguna untuk lingkungan sedangkan limbah anorganik berasal dari limbah pabrik dan perusahaan-

2 7 perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan. Sumber daya alam yang partikel-partikelnya tidak mampu diuraikan disebut dengan limbah anorganik (Zulkarnain, 2015) Baku Mutu Baku mutu air merupakan ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada. Mutu air merupakan kondisi kualitas air yang diukur berdasarkan parameter-parameter tertentu. Dengan membandingkan kondisi mutu air dengan baku mutu air maka dapat diketahui status mutu air. Baku mutu air ditujuhkan untuk mengendalikan tingkat pencemaran suatu air yang dimana disebabkan oleh masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen-komponen lain sehingga mengakibatkan kualitas air menurun hingga tidak layak untuk digunakan pada tingkatan tertentu. Baku mutu air limbah merupakan batas atau kadar unsur pencemar yang terkandung didalamnya yang akan dibuang atau dilepaskan ke dalam perairan atau sumber air (PP. Nomor 82 tahun 2001). Tabel 2.1. Klasifikasi Nilai Skor Parameter-Parameter Kualitas Air (Peraturan Direktur Jenderal RLPS tentang monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai, 2009). No Parameter Kualitas Air Nilai Kelas A Fisik: 1. Warna - Jernih/tidak berwarna - Agak berwarna/tidak bau - Berwarna/berbau 2. TDS atau Total Padatan Terlarut (mg/l) Turbidity atau kekeruhan (NTU) - > > 25 B Kimia: 1. ph - 6,5 7,5-5,5 6,5 / 7,5-8,5 - < 5,5 / > 8,5 2. DHL atau Konduktivitas (µmhos/cm) > 2000

3 8 Tabel 2.1. Klasifikasi Nilai Skor Parameter-Parameter Kualitas Air (Peraturan Direktur Jenderal RLPS tentang monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai, 2009). No Parameter Kualitas Air Nilai Kelas 3. Nitrat sbg N (mg/l) > Sulfat (ml/l) > Posfat sbg P (mg/l) > 5 6. Klorida/Cl (mg/l) > 600 C. Biologi: 1. DO/Oksigen terlarut (mg/l) < Perangkat Keras (Hardware) Sensor derajat keasaman (ph) Potensial elektrokimia yang terjadi antara larutan didalam glass electrode dengan larutan glass electrode menjadi dasar dari pengukuran ph. Lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Potensial elektrokimia ion hidrogen yang terjadi akan diukur oleh glass electrode dan akan dibandingkan dengan sebuah reference electrode (Zulkarnain, 2015). Pengukuran tegangan sensor terhadap kadar larutan ph memiliki nilai tegangan positif untuk ph diatas 7, untuk nilai ph dibawah 7 memiliki nilai tegangan negatif dan untuk nilai ph 7 atau netral memiliki nilai tegangan mendekati 0 (Mahendra, S., & Heriyanto. 2014). Istilah ph berasal dari p yang merupakan lambang matematika dari negatif logaritma, dan H merupakan lambang kimia untuk unsur kimia. Untuk bentuk persamaan ph dapat dinyatakan sebagai berikut ph = - log [H+], nilai ph didapat dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen (Nuriman, R. F., 2016)

4 9 Gambar 2.1. Sensor ph (Libelium, 2014) Berikut adalah spesifikasi sensor ph yang digunakan : - Jangkauan pengukuran : 0 ~ 14pH - Suhu pada saat penggunaan : 0 ~ 80 o C - Waktu respon : <1 Menit - Akurasi pembacaan : Hingga 0.01 (dengan kalibrasi) - Gangguan : <0.5 mv Sensor suhu Sensor PT1000 merupakan sensor suhu yang bertindak sebagai referensi suhu termokopel cold-junction. Sensor PT1000 terdiri dari lapisan platinum thermoresistors tipis yang tertanam ke dalam substrat aluminia (Sebastian, E., 2010). Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai ph, konduktivitas dan oksigen terlarut. Gambar 2.2. Sensor Suhu (Libelium, 2014) Berikut adalah spesifikasi sensor suhu yang digunakan: - Jangkauan pengukuran : 0 ~ 100 o C - Ketepatan : DIN EN Diameter : 6mm - Panjang : 40mm

5 Sensor konduktivitas Konduktivitas atau disebut juga dengan daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan arus listrik. Besar kecilnya kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan arus listrik ditentukan oleh keberadaan ion, total konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion dan suhu larutan pada saat diuji (Suyasa, W. B., 2015). Nilai konduktivitas yang baik jika suatu larutan atau perairan lebih kecil dari 500 µmhos/cm sedangkan nilai konduktivitas yang buruk jika suatu larutan atau perairan lebih besar dari 2000 µmhos/cm (Peraturan Direktur Jenderal RLPS tentang monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai, 2009). Untuk mengukur nilai konduktivitas suatu larutan digunakan formula sebagai berikut: σ = K sel R ( α ). ( T 25 ) Dengan ketentuan sebegai berikut: - σ : Konduktivitas (S atau mho) - K sel : Konstanta sel (cm -1 ) - R : Resistansi terukur (ohm) - α : Faktor kompensasi temperatur dalam persen perubahan o C - T : Temperatur terukur dalam o C Konduktivitas dapat dinyatakan dalam satuan µs/cm atau ms/cm dimana 1 ms/cm = 1000 µs/cm atau 1000 mmhos/cm (Ginting, R. P., 2017). Gambar 2.3. Sensor Konduktivitas (Libelium, 2014) Berikut adalah spesifikasi sensor konduktivitas yang digunakan: - Tipe sensor : Dua elektroda - Bahan elektroda : Platinum

6 11 - Konstanta sel konduktivitas : 1 ± 0.2 cm Sensor oksigen terlarut Sensor oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) yang digunakan ini mempunyai sel galvanik yang memberikan nilai keluaran berupa tegangan yang sebanding dengan pengukuran konsentrasi oksigen terlarut dalam larutan. Nilai keluaran dari sensor ini lalu diperkuat untuk mendapatkan resolusi yang lebih baik dan diukur dengan konversi analog digital yang terdapat pada Smart Water Board (Libelium, 2014). Oksigen terlarut merupakan gas oksigen yang terlarut atau terdapat di perairan dalam bentuk molekul oksigen yang biasanya dinyatakan dalam satuan mg/l (ppm). Jumlah oksigen terlarut dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu air, bakteri, limbah dan lain sebagainya. Berkurangnya kadar oksigen terlarut berdampak terhadap tumbuh dan berkembangnya bakteri anaerob (Darsono, 1992). Oksigen dapat larut dalam air dan tidak bereaksi dengan air secara kimiawi. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atmosfer (Suyasa, W. B., 2015). Kadar oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen dapat digolongkan dalam beberapa penilaian diantaranya jika kadar oksigen 100% dapat dikatakan sangat baik, kadar oksigen yang berkisar antara % dapat dikatakan baik, kadar oksigen yang berkisar antara % dapat dikatakan memadai, kadar oksigen yang berkisar antara % dapat dikatakan masih bisa diterima dan kadar oksigen yang buruk jika memiliki nilai dibawah 60% (Water Quality With Calculators, 2006). Gambar 2.4. Sensor Oksigen Terlarut (Libelium, 2014) Berikut adalah spesifikasi sensor oksigen terlarut yang digunakan: - Tipe sensor : Sell Galvanik - Jangkauan sensor : 0 ~ 20mg/L - Ketepatan : ±2% - Batas maksimal suhu : 50 o C - Tekanan : 0 ~ 100psig (7.5Bar)

7 Waspmote main board Waspmote Main Board merupakan papan utama dimana digunakan untuk menanamkan program dan mengambil data dari sensor. Waspmote Main Board ini kemudian akan disatukan dengan Smart Water Board. Waspmote berfungsi untuk mengambil data dari lingkungan yang sesuai dengan penggunaan sensor dan modul (Fadli, F., 2016). Gambar 2.5. Waspmote Main Board (Libelium, 2014) Berikut adalah beberapa karakteristik umum Waspmote Main Board: - Microcontroller : ATmega Frequency : MHz - SRAM : 8 kb - EEPROM : 4 kb - FLASH : 128 kb - SD card : 2 GB - Weight : 20 g - Dimensions : 73.5 x 51 x 13 mm - Temperature range : [-10 ºC, +65 ºC] - Clock : RTC (32 khz)

8 Smart water board Smart Water Board merupakan papan yang dirancang untuk membantu pengukuran parameter kimia yang paling penting yang memungkinkan dilakukannya pemantauan jarak jauh yang meliputi pengawasan terhadap kontaminasi dilingkungan yang berbeda seperti sungai, danau, kolam ikan dan lain sebagainya. Beberapa parameter yang digunakan dalam hal ini berupa sensor ph, conductivity, dissolved oxygen dan temperature (Libelium, 2014). Gambar 2.6. Smart Water Board (Libelium, 2014) Berikut adalah spesifikasi Smart Water Board yang digunakan: - Berat : 20gr - Ukuran : 73.5mm x 1.3mm - Jangkauan Suhu : [-20 o C, 65 o C] Waspmote 3G module Waspmote 3G Module merupakan modul komunikasi yang mendukung jaringan 3G yang dalam hal ini digunakan untuk pengiriman data sensor dari Waspmote Main Board menuju server yang dapat dilakukan dengan method get ataupun pos (Nasution, A. B. A., 2016). Gambar 2.7. Waspmote 3G Module (Libelium, 2014)

9 Wireless Sensor Network (WSN) Definisi wireless sensor network Wireless Sensor Network adalah sebuah jaringan komunikasi yang menghubungkan sensor node dengan data node yang bertujuan untuk memantau keadaan lingkungan tertentu pada lokasi yang berbeda antara sensor dan titik akhir (end node). Wireless Sensor Network memiliki network hardware yang dalam hal ini digunakan sebuah network hardware berupa Wapsmote 3G Module yang terhubung dengan Waspmote Main Board yang berfungsi untuk mengirimkan data dari sensor ke jaringan internet. Wireless Sensor Network dibangun berdasarkan beberapa perangkat sensor yang saling terhubung. Perangkat sensor yang dapat dihubungkan dapat berjumlah ratusan bahkan ribuan sensor yang dapat beroperasi pada daerah terpencil (Nasution, A.B.A., Siregar, B., & Fahmi, 2016) Internet Of Things Pengertian internet of things Untuk memberikan manfaat yang lebih baik dan mewujudkan suatu konektivitas internet yang berlangsung secara terus menerus maka dibentuklah suatu konsep atau gagasan yaitu Internet of Things. Dewasa ini, benda-benda fisik maupun virtual yang digunakan untuk eksploitasi data dihubungkan dengan Internet of Things yang merupakan sebuah infrastruktur global (Nasution, A. B. A., 2016). Internet of Things juga memberikan akses langsung untuk informasi tentang objek fisik dan mengarah ke layanan inovatif dengan efisiensi yang tinggi dan produktivitas. Beberapa teknologi penting yang terkait dengan Internet of Things diantaranya Ubiquitous Computing, RFIP, Wireless Sensor Network dan Cloud Computing. Internet of things memiliki beberapa area aplikasi diantaranya otomatisasi rumah, pemantauan lingkungan air, pemantauan kualitas air dan lain-lain (Vijayakumar,R & Ramya, R., 2013) Protokol HTTP Hypertext Transfer Protocol (HTTP) merupakan protocol jaringan berbasis hypertext yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi. Standar untuk mengakses HTML ialah dengan menggunakan protokol HTTP dan protokol ini merupakan salah satu bagian dari protokol aplikasi TCP/IP (Nasution, A. B. A., 2016).

10 15 Sebagai protokol yang digunakan untuk komunikasi data atau melayani permintaan data oleh client, dalam hal ini HTTP memiliki delapan method diantaranya Connect, Delete, Get, Head, Options, Post, Put dan Trace (Nasution, A. B. A., 2016). Pada sistem ini Waspmote Main Board yang dihubungkan dengan shield atau board smart water berperan untuk mengambil data dari air menggunakan sensor-sensor yang digunakan peneliti kemudian melakukan komunikasi ke web server dengan menggunakan post method. Data yang diterima oleh server kemudian disimpan kedalam database server yang kemudian akan diolah oleh sistem Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh N. Vijayakumar dan R. Ramya mengenai pemantauan kualitas air secara real-time pada lingkungan Internet of Things. Pada penelitian ini N. Vijakumar dan R. Ramya memantau kualitas air dengan menggunakan beberapa sensor diantaranya sensor ph, suhu, konduktivitas, oksigen terlarut dan sensor kekeruhan. Sensor yang digunakan dipasang pada Raspberry PI dimana juga terdapat keyboard dan monitor yang terpasang pada Raspberry PI. Untuk membaca data sensor maka pengguna harus memberikan sebuah perintah di command line sebagai input untuk setiap kali kita ingin mengetahui pembacaan sensor. Untuk pengiriman data ke server digunakan sebuah modul wifi dimana modul ini terkoneksi dengan sebuah perangkat mobile (Vijayakumar,R & Ramya, R., 2013). Penelitian yang dilakukan Mithila Barabde dan Shruti Danve mengenai sistem pemantauan kualitas air secara real-time dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari sensor dan mengirimkannya ke server dan memberikan pemberitahuan melalui sms. Sensor yang digunakan pada penelitian ini yaitu sensor ph, konduktivitas dan sensor kekeruhan dimana setiap sensor merupakan sebuah node yang kemudian akan mengirimkan data ke sebuah base station menggunakan modul RF Tx dan akan diterima oleh modul RF Rx dengan frekuensi 433MHz. Data sensor kemudian akan ditampilkan melalui lcd pada base station kemudian data tersebut dikirimkan kembali ke remote station menggunakan modul zigbee tx dan akan diterima oleh modul zigbee rx lalu dengan menggunakan sebuah komunikasi serial max232 data dikirim ke server. Nilai sensor akan diberitahukan kepada pengguna melalui sms saat kadar air dalam kondisi tidak baik atau status berbahaya dengan menggunakan sebuah modul GSM (Barabde, M. & Danve, S., 2015).

11 16 Penelitian yang dilakukan Surya Mahendra dan Heriyanto mengenai pemantauan limbah cair menggunakan mikrokontroler berbasis website menggunakan beberapa sensor diantaranya sensor ph, suhu, kekeruhan dan sensor gas CO. Sensor ph yang digunakan dapat mendeteksi ph dengan nilai 1 sampai 13, untuk mengetahui tingkat kekeruhan digunakan sensor infrared dan untuk tingkat gas CO digunakan sensor MQ-7. Jika nilai sensor melewati atau kurang dari batas yang sudah ditentukan pada program maka data akan dikirim melalui sms ke gammu service yang kemudian data akan dikirim kembali ke server BLH. Website diakses secara offline (local host) (Mahendra, S. & Heriyanto, 2014). Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 1. Vijayakumar, N, et al (2013) 2. Mahendra, S, et al. (2014) Alat yang digunakan Raspberry PI B+, ph sensor, temperature sensor, conductivity sensor, DO sensor, turbidity sensor, IoT module (USR-WIFI232 -X-V4.4,), mobile devices, monitor Electrode ph, sensor gas CO MQ-7, infrared, layar lcd, modem GSM wavecom, serial RS 232, RTC DS1307, sensor suhu LM35, rangkaian mikrokontroler Keterangan Penelitian ini menggunakan sebuah Raspberry PI B+ sebagai penerima data sensor yang akan dikirim ke server dengan menggunakan wifi yang terhubung ke sebuah mobile yang terkoneksi dengan internet, data yang dikirim merupakan pemantauan kualitas air. Penelitian ini menggunakan rangkaian mikrokontroler yang terhubung dengan beberapa sensor untuk mendeteksi kualitas air. Data yang diperoleh kemudian dikirim menggunakan sms dan diterima oleh gammu service yang kemudian disimpan dan dapat diakses secara lokal menggunakan website.

12 17 Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 3. Barabde, M, et al. (2015) Alat yang digunakan ph sensor, turbidity sensor, conductivity sensor, RF module (433MHz), ARM controller, layar lcd, ZigBee module, remote station, gsm module, serial communication (MAX232) Keterangan Penelitian ini menggunakan beberapa sensor untuk mengetahui kualitas air dimana setiap sensor merupakan sebuah node yang mengirimkan data melalui RF module. Data dikirimkan ke server menggunakan komunikasi serial yang kemudian dapat diakses menggunakan aplikasi yang dirancang menggunakan MATLAB. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah jika penelitian terdahulu melakukan pemantauan kualitas air dan mengirimkan data melalui modul gsm dimana data diakses secara lokal dan juga menggunakan modul wifi yang terkoneksi dengan perangkat mobile, maka pada penelitian ini peneliti menggunakan modul 3G dan mengirimkan data sensor ph, konduktivitas, kadar oksigen terlarut, suhu air dan daya baterai ke server yang diakses menggunakan koneksi internet yang dimana peneliti menerapkan konsep Internet of Things kemudian data-data sensor dapat dipantau secara real-time berbasis web application serta terdapat sistem notifikasi yang muncul ketika data sensor tidak sesuai dengan nilai baku mutu yang telah diisi oleh pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Monitoring dan Deteksi Lokasi Kebocoran Monitoring merupakan sebuah proses pengumpulan informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek apakah suatu program telah berjalan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 18 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dan perancangan sistem. Pada tahap analisis akan dilakukan analisis terhadap data yang digunakan untuk memantau kondisi air

Lebih terperinci

Tugas Akhir SISTEM MONITORING LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS WEBSITE

Tugas Akhir SISTEM MONITORING LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS WEBSITE Tugas Akhir SISTEM MONITORING LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS WEBSITE OLEH : SURYA MAHENDRA (2209 030 064) HERIYANTO (2209 030 066) SUWITO, ST, MT NIP. 19810105 200501 1 004 Pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE Elba Lintang 1*, Firdaus 1*, Ida Nurcahyani 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada Bab empat ini berisi mengenai hasil pengukuran alat yang dirancang beserta perbandingan terhadap hasil dari pengukuran oleh alat pembanding dan analisa dari alat yang

Lebih terperinci

MODEL PENDETEKSI ph PADA PROSES FERMENTASI ACETOBACTER XYLINUM MENGGUNAKAN SENSOR SEN0161

MODEL PENDETEKSI ph PADA PROSES FERMENTASI ACETOBACTER XYLINUM MENGGUNAKAN SENSOR SEN0161 MODEL PENDETEKSI ph PADA PROSES FERMENTASI ACETOBACTER XYLINUM MENGGUNAKAN SENSOR SEN0161 Suwardiyono 1, Harianingsih 1, Nugroho Eko B 2, Rony Wijanarko 2 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

Rancangan Sistem Monitoring ph Berbasis Mikrokontroller Arduino dan Wifi Node ESP8266

Rancangan Sistem Monitoring ph Berbasis Mikrokontroller Arduino dan Wifi Node ESP8266 Rancangan Sistem Monitoring ph Berbasis Mikrokontroller Arduino dan Wifi Node ESP8266 Ergi Nurfachri1,a), Dewanto Kamas Utomo2,b), Rahman Syam1,c), Abdul Rajak3,d), Nina Siti Aminah1,e), dan Mitra Djamal1,3,f)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah mikrokontroler jenis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pengaturan Intensitas Sensor Gas dan Temperatur suhu merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan perangkat pendeteksi kebocoran Gas LPG, oleh karena itu Perancangan meliputi

Lebih terperinci

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO Oleh : Tri Widayati ( 2210030018 ) Fandi Pramono ( 2210030026 ) Dosen Pembimbing : Slamet Budiprayitno, ST., MT NIP.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Alat Ukur Kualitas Air sungai berdasarkan Parameter Daya Hantar Listrik berbasis SMS Gateway

Rancang Bangun Sistem Alat Ukur Kualitas Air sungai berdasarkan Parameter Daya Hantar Listrik berbasis SMS Gateway Rancang Bangun Sistem Alat Ukur Kualitas Air sungai berdasarkan Parameter Daya Hantar Listrik berbasis SMS Gateway Laili Mardiana 1,a), Nazopatul Patonah 1,b), Kasnawi Al Hadi 1,c) dan Lily Maysari Angraini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun mempunyai sumber daya minyak melimpah, Indonesia masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan pertanian,

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini Dosen Pembimbingh: Dr. Melania Suweni muntini Oleh: Gaguk Resbiantoro JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi merupakan teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dewasa ini kebutuhan informasi yang semakin meningkat mengharuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manusia. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber energi tidak terbarukan

Lebih terperinci

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas Harum Cahyani *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika, Universitas Andalas Laboratorium

Lebih terperinci

Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web. Abstrak

Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web. Abstrak Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web Tatang, Riswandi Teknik Informatika, STMIK Cikarang Abstrak Pemodelan alat monitoring

Lebih terperinci

Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web. Abstrak

Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web. Abstrak Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web Tatang, Riswandi Teknik Informatika, STMIK Cikarang Abstrak Pemodelan alat monitoring

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ONLINE PENGGUNAAN DAYA LISTRIK DAN PEMUTUSAN LISTRIK JARAK JAUH

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ONLINE PENGGUNAAN DAYA LISTRIK DAN PEMUTUSAN LISTRIK JARAK JAUH Seminar Tugas Akhir Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ONLINE PENGGUNAAN DAYA LISTRIK DAN PEMUTUSAN LISTRIK JARAK

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile

Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile Adam Arif budiman, Herianto Teknik Informatika Universitas Darma Persada Ariadam@gmail.com, heri.unsada@gmail.com Abstrak Ruang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori dan penelitian sebelumnya tentang sistem Real-time yang telah diterapkan untuk penelitian kualitas air. 2.1. Pencemaran Air Air adalah senyawa kimia yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

Network Access/Interface Layer Internet Layer Host-to-Host Transport Layer Application Layer

Network Access/Interface Layer Internet Layer Host-to-Host Transport Layer Application Layer SAMUEL AJI SENA, 0610630097 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, 2013 Perancangan dan pembuatan Application Programming Interface Server untuk Arduino Dosen Pembimbing : Adharul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Tingkat Toksisitas Limbah Cair Industri Gula Tebu Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna telah dilakukan. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan.

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran tinggi sungai merupakan salah satu aspek meteorologi yang berkaitan dengan hidrologi debit dan banjir. Dalam kaitannya dengan debit sungai, salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA 4.1. ANALISA KERJA SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK Pada perancangan sistem wireless

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

Tj Tugas Akhir 1 3 SKS

Tj Tugas Akhir 1 3 SKS Departemen Teknik Komputer FTE Institut Teknologi Sepuluh Nopember Tj141501 Tugas Akhir 1 3 SKS Nama : Gafur Hasan Zam Bahari NRP : 2913 100 012 Bidang Studi : Telematika dan Jaringan Tugas Diberikan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Filtering Filtering adalah teknik membersihkan air kolam secara otomatis dan secara berkala, yang dimana air dari kolam di ambil ke dalam tangki, di ambil dari air yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Air dan Sungai 1.1 Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisa dan perancangan monitoring tekanan biogas mengunakan Arduino Nano. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya manusia makhluk hidup lainnya juga membutuhkan air. Air sebagai komponen lingkungan hidup yang akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan perangkat pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian menghasilkan perkembangan baru dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON Oleh: Akbar Firmansyah, Lila Yuwana M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ph adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit ph diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah ph berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Mukono (2006), Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 tahun 1990, Penggolongan air menurut peruntukkannya dapat dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu: 1. Kelas I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017 UJI KINERJA SISTEM PEMANTAUAN VOLUME BIOGAS BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO PADA BIODIGESTER TIPE FLOATING DRUM Test Performance of Monitoring System Based on Arduino Microcontroller in Floating Drum Type

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI HOME AUTOMATION BERBASIS IP PADA PLATFORM ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI HOME AUTOMATION BERBASIS IP PADA PLATFORM ANDROID 1 RANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI HOME AUTOMATION BERBASIS IP PADA PLATFORM ANDROID Aminullah 1, Novi Safriadi 2, Anggi Srimurdianti Sukamto 3 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perkembangan teknologi saat ini kebutuhan manusia untuk informasi data semakin berkembang. Perkembangan teknologi ini mengganti komunikasi suara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, aktivitas manusia pun juga ikut semakin padat. Sering kali kepadatan tersebut membuat manusia terbengkalai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah rusaknya kualitas udara yang tercemar oleh zatzat polutan sehingga mengubah susunan udara yang bisa membahayakan manusia, hewan, dan

Lebih terperinci

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1 Ismail Rizka Pambudi, 2 Yudi Nugraha 3 Mitra Djamal

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1 Ismail Rizka Pambudi, 2 Yudi Nugraha 3 Mitra Djamal J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 4 (1), 2012 ISSN : 2085-2517 Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1 Ismail Rizka Pambudi, 2 Yudi Nugraha 3 Mitra Djamal KK FTETI, Prodi Fisika,

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Multi Sensor berbasis M2M

Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Multi Sensor berbasis M2M Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Multi Sensor berbasis MM Dio Permana 1 School of Computing Telkom University Bandung, Indonesia 1 oidpermana@gmail.com Maman Abdurohman, Novian Anggis 3

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS Sumartini Dana 1, Rochani 2, James Josias Mauta 3 Abstrak : Sistem komunikasi data saat ini bukan hanya secara fix cable

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN : Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai

Lebih terperinci

Aditya Ciptadi Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT.

Aditya Ciptadi Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT. Aditya Ciptadi 2209 100 103 Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT. Latar Belakang Identifikasi kadar dan jenis gas merupakan hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

Ubiquitous Mobile Sensing untuk Sistem Monitoring Kualitas Sumber Daya Air PDAM Kota Surabaya

Ubiquitous Mobile Sensing untuk Sistem Monitoring Kualitas Sumber Daya Air PDAM Kota Surabaya Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Ubiquitous Mobile Sensing untuk Sistem Monitoring Kualitas Sumber

Lebih terperinci

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan Dinda Thalia Andariesta1,a), Muhammad Fadhlika1,b), Abdul Rajak2,c), Nina Siti Aminah1,d), dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KUALITAS AIR

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KUALITAS AIR RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KUALITAS AIR Deni Lumbantoruan 1) Marojahan Sigiro 2) Benni Sinurat 3) Bernard Siahaan 4) Conrad Siahaan 5) 1,2,3,4,5) Fakultas Teknik Informatika dan Elektro Institut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang cepat dan perkembangan industri yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi cukup besar. Eksploitasi sumber energi yang paling banyak

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah yang mendefinisikan ruang lingkup penelitian tugas akhir, tujuan penelitian, metodologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2015 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2015 di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

Datalogger Portabel Online Untuk Remote Monitoring Menggunakan Arduino Mikrokontroler

Datalogger Portabel Online Untuk Remote Monitoring Menggunakan Arduino Mikrokontroler Datalogger Portabel Online Untuk Remote Monitoring Menggunakan Arduino Mikrokontroler Agus Putu Abiyasa #1, I Wayan Sukadana #2, I Wayan Sutama #3, I Wayan Sugarayasa #4 # Program Studi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM Abstrak Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1Ismail RizkaPambudi, 2 Yudi Nugraha 3 MitraDjamal KK FTETI, Prodi Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, industri, dll. Jumlah tumpukan sampah meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Oleh Ade Silvia Handayani Email: ade_silvia_armin@yahoo.co.id; armin.makmun@londonsumatra.com ABSTRAK Informasi

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan ABSTRAK Telah berhasil dibuat alat yang membantu memantau

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di

3 METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di Laboratorium Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. 3.2

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini pemanfaatan teknik nuklir telah meliputi berbagai bidang seperti industri, kesehatan dan kedokteran, pertanian, pertambangan maupun sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktifitas wisata (Mulyaningrum, 2005). Lebih

Lebih terperinci