Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BPH Migas 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4253); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Republik lndonesia Nomor 4996); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4596); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2002 tanggal 30 Desember 2002 tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa; 6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. 1

8 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.02/2007 tanggal 5 Juni 2007 tentang Penggunaan Iuran untuk Pembiayaan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Badan Pengatur; 8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1196/KMK.02/2015 tanggal 27 November 2015 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Iuran Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Gambaran Umum Kegiatan Hilir Migas Sektor energi dan sumber daya mineral memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional terutama peranan minyak dan Gas Bumi. Kebutuhan minyak dan Gas Bumi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dikarenakan peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi. Pada era perekonomian yang relatif terbuka seperti saat ini, kondisi global turut berdampak terhadap perkembangan nasional khususnya dalam bidang ekonomi. Beberapa perkembangan lingkungan global yang telah mempengaruhi kondisi nasional, antara lain: pergerakan harga minyak dunia, komoditi pangan dan tambang serta pergerakan nilai tukar rupiah. Terkait pengelolaan subsektor minyak dan Gas Bumi, pergerakan harga minyak dunia sangat dominan mempengaruhi kondisi nasional. Reformasi regulasi di bidang minyak dan Gas Bumi baik di bidang hulu maupun hilir migas, dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, di bidang hilir migas regulasi ini mengatur mengenai kegiatan usaha yang bertumpu pada kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan dan/atau niaga. Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagianbagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau Gas Bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, Gas Bumi dan/atau hasil olahannya dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan termasuk pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi. Penyimpanan adalah kegiatan 2

9 penerimaan, pengumpulan, penampungan dan pengeluaran minyak bumi dan/atau Gas Bumi. Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor minyak bumi dan/atau hasil olahannya termasuk niaga Gas Bumi melalui pipa. Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan ketersediaan dan pendistribusian BBM serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 22 tahun 2001, bahwa pemerintah memberikan prioritas terhadap pemanfaatan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri dan bertugas menyediakan strategis minyak bumi guna mendukung penyediaan BBM dalam negeri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan pemerintah, pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian BBM yang merupakan komoditas vital dan mengusai hajat hidup orang banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang menyangkut kepentingan umum, pengusahaannya diatur agar pemanfaatannya terbuka bagi semua pemakai. Badan Pengatur Hilir Migas yang selanjutnya disebut BPH Migas terdiri atas Komite dan bidang, yang dimaksud bidang adalah Direktorat BBM, Direktorat Gas Bumi dan Sekretariat, secara sinergi telah melakukan kegiatan pengaturan dan pengawasan yang berupa penyiapan perangkat aturan pelaksanaan yang berupa pedoman, juklak/ juknis, perencanaan supply demand BBM, monitoring serta evaluasi atas kegiatan yang dilakukan oleh Badan Usaha, pembangunan sistem penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, verifikasi volume penjualan Bahan Bakar Minyak bersubsidi, sosialisasi tentang pendistribusian jenis Bahan Bakar Minyak tertentu dengan kartu kendali pada daerah tertentu dan rapat koordinasi dengan instansi terkait. Disamping itu BPH Migas melakukan kerjasama dengan TNI Angkatan Laut untuk melakukan pengawasan, penindakan atas dugaan adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi di laut, sedangkan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) untuk melakukan penindakan atas dugaan adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi melalui pengiriman saksi ahli sebagai pelaksanaan penegakan hukum sesuai ketentuan Pasal 50 jo Pasal 55 Undang-undang Nomor 22 tahun

10 1.3. Fungsi dan Tugas BPH Migas Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Undang Undang Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang fungsi dan tugas Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (BPH Migas), adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusianbahan Bakar Minyak dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, dalam suatu pengaturan agar ketersediaan dan distribusi BBM yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Sesuai dengan Pasal 46 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 BPH Migas mempunyai tugas sebagai berikut : - Ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak; - Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional; - Pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan Bahan Bakar Minyak; - Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; - Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil; - Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi. Dari tugas sebagaimana tersebut diatas wewenang yang dimiliki oleh BPH Migas dalam keputusannya yang meliputi : a. Menetapkan kewajiban Badan Usaha yang akan atau telah melakukan penyediaan dan distribusi BBM di Indonesia untuk melakukan operasi di daerah yang mekanisme pasarnya belum berjalan dan daerah terpencil; b. Menetapkan volume alokasi cadangan BBM dari masing-masing Badan Usaha sesuai dengan Izin usaha untuk memenuhi cadangan nasional BBM yang ditetapkan pemerintah; c. Menetapkan pemanfaatan bersama atas fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM serta fasilitas penunjangnnya milik Badan Usaha dalam 4

11 kondisi yang sangat diperlukan dan/atau untuk menunjang optimasi distribusi di daerah terpencil; d. Menetapkan tarif pengangkutan Gas Bumi melaui pipa sesuai dengan prinsip tekno-ekonomi; e. Menetapkan harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil dengan mempertimbangkan kemampuan dan daya beli masyarakat; f. Menetapkan dan memberlakukan Sistem Informasi pengusahaan dan akun pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; g. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; h. Mengusulkan kepada Menteri Keuangan mengenai besaran iuran Badan Usaha yang mempunyai kegaiatan usaha di bidang penyediaan dan distribusi BBM serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan menetapkan biaya hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; i. Memberikan hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada ruas tertentu dari transmisi Gas Bumi dan pada wilayah tertentu dari jaringan distribusi Gas Bumi melalui lelang berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional Struktur Organisasi BPH Migas Struktur Organisasi BPH Migas mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. BPH Migas mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari : A. Komite, terdiri dari 9 anggota dan 1 anggota merangkap sebagai Ketua Komite/Kepala BPH Migas. 5

12 Berdasarkan Kepres Nomor 78/P Tahun 2011 disebutkan bahwa masa jabatan keanggotaan Komite BPH Migas adalah dari tahun dan masa jabatan tersebut diperpanjang berdasarkan Kepres Nomor 146/P Tahun 2016 tanggal 29 Desember Setelah proses rekrutmen, Komite baru disahkan berdasarkan Kepres Nomor 66/P Tahun 2017 tanggal 24 Mei Gambar 1. B. Sekretariat BPH Migas, terdiri dari : - Bagian Perencanaan dan Keuangan; - Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat; - Bagian Umum dan Kepegawaian; masing-masingbagian membawahi 3 Sub Bagian; - Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat BPH Migas mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan administrasi kepada BPH Migas, serta koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pelayanan administrasi di lingkungan Sekretariat BPH Migas dan Direktorat. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat BPH Migas menyelenggarakan fungsi: a. Pemberian dukungan administrasi kepada BPH Migas; b. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Sekretariat BPH Migas dan Direktorat; 6

13 c. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan, akuntabilitas, dan evaluasi kinerja; d. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, iuran Badan Usaha, barang milik Negara, dan urusan akuntansi; e. Koordinasidan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, pengelolaan informasi dan dokumentasi hukum, serta urusan hubungan masyarakat; dan f. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, kearsipan, keprotokolan, kepegawaian, organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan data dan informasi. Gambar 2. C. Direktorat Bahan Bakar Minyak, terdiri dari : - Subdirektorat Pengaturan Bahan Bakar Minyak; - Subdirektorat Pengawasan Bahan Bakar Minyak; - Subdirektorat Pemantauan Cadangan dan Pengelolaan Informasi Bahan Bakar Minyak; Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) seksi; - Kelompok Jabatan Fungsional. 7

14 Direktorat Bahan Bakar Minyak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengaturan ketersediaan dan distribusi, dan pemantauan cadangan Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah, serta pengelolaan informasi dan pengawasan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah. Direktorat Bahan Bakar Minyak menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan pengaturan dan pedoman ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah; b. Pelaksanaan pengawasan, pemberian pertimbangan dan rekomendasi hasil pengawasan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah; c. Pelaksanaan pemantauan cadangan Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah; dan d. Pengelolaan data dan informasi, registrasi Badan Usaha, serta penyelesaian perselisihan kegiatan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah. Gambar3. D. Direktorat Gas Bumi, terdiri dari : - Subdirektorat Pengaturan pemanfaatan fasilitas pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; 8

15 - Subdirektorat pengaturan akun, tariff dan harga Gas Bumi melalui pipa; - Subdirektorat pengawasan dan pengelolaan informasi Gas Bumi melalui pipa; Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2(dua) seksi; - Kelompok Jabatan Fungsional. Direktorat Gas Bumi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengaturan hak khusus, pemanfaatan fasilitas pengangkutan, akun pengaturan, tariff, dan harga, serta pengawasan dan pengelolaan informasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki jaringan distribusi. Direktorat Gas Bumi menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan pengaturan hak khusus dan pemanfaatan fasilitas pengangkutan pada kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi; b. Penyiapan perumusan akun pengaturan dan tariff pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, dan pengaturan harga Gas Bumi melalui pipa untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil; c. Pelaksanaan pengawasan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang yang memiliki fasilitas jaringan distribusi; dan d. Pengelolaan informasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi. 9

16 Gambar Sumber Daya BPH Migas Sumber daya BPH Migas terdiri dari 9 orang anggota Komite, salah satu anggota komite merangkap Ketua Komite sekaligus sebagai Kepala BPH Migas serta dibantu oleh tenaga operasional sebanyak 190 PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang dipekerjakan dan PTT (Pegawai Tidak Tetap) sebanyak 144. Kekuatan PNS yang dipekerjakan tersebar di masing-masing unit kerja di lingkungan BPH Migas adalah sebagai berikut : a. Unit Kerja Sekretariat berjumlah 69 orang; b. Unit Kerja Direktorat BBM berjumlah 68 orang; c. Unit Kerja Direktorat Gas Bumi berjumlah 53 orang. 10

17 SMP SLTA/D1/ D3 S1/D4 S2 S3 Jumlah Komite Sekretariat Direktorat BBM Direktorat Gas Bumi Gambar 5. Status Kepegawaian BPH Migas Per 31 Desember Peran BPH Migas Sebagai Regulator Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai pembuat kebijakan pada bidang Hulu Hilir Migas dan Direktorat Jenderal Migas sebagai perangkat dibawahnya yang melaksanakan regulasi dibidang Hulu Migas dan sebagian Hilir Migas yaitu untuk Bahan Bakar Lain (BBL) dan Gas Bumi Non pipa. Sedangkan regulator di bidang Hilir Migas yang bertugas mengawasi pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dilakukan oleh Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas). Sebagai regulator di bidang Hilir Migas, BPH Migas berperan sebagai: Regulatory Body, membuat aturan main yang sehat, wajar dan transparan. Supervisory Body, mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha hilir migas. DisputeResolution Body, menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam kegiatan hilir migas. 11

18 BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Rencana Strategis dalam sistem akuntabilitas kinerja BPH Migas merupakan tahapan awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rencana strategis memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Visi Terwujudnya penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan meningkatnya pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri melalui persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Misi Melakukan pengaturan dan pengawasan secara independenatas pelaksanaan kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BBM dan peningkatan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri Tujuan 1) Mewujudkan organisasi BPH Migas yang handal, kredibel, dan kuat dalam melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM dan mengoptimalkan sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa dalam rangka meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri. 2) Mewujudkan BPH Migas yang good governance dan terwujudnya citra BPH Migas yang baik ditingkat nasional dan internasional. 12

19 Sasaran 1) Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI; 2) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Terwujudnya bisnis hilir gas bumi yang efisien kompetitif, transparan dan sehat;peningkatan pengembangan infrastruktur gas bumi;peningkatan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri); 3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Eselon I Sasaran Strategis Uraian Satuan Output Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Prosentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu Yang Ditugaskan Kepada Badan Usaha Prosentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi Dalam Rangka Menuju Pasar Terbuka Yang Diatur Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing-masing Badan Usaha Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Prosentase 100 Prosentase 4 Hari 21 Kilometer MSCF Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas Kepada Badan Usaha Pembayar Iuran Nilai Mutu Layanan Puas 13

20 Perjanjian Kinerja Eselon II SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Layanan Internal (Overhead) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 3 Layanan 6 Layanan 11 Layanan 3 Layanan 12 Layanan 2 SK 1 SK 1 Tarif 2 Harga Gas Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi Iuran Badan Usaha Layanan Perencanaan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan Internal (Overhead) Layanan Perkantoran 1 Laporan 12 Bulan Layanan 900 Miliar 2 Laporan 12 Bulan Layanan 1 Layanan 12 Bulan Layanan 14

21 2.3. Rencana Kinerja TahunanBPH Migas Tahun 2017 Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPH Migas Tahun 2017 Sasaran Strategis (Outcome) Indikator Kinerja Target Alokasi Anggaran* (Miliar Rupiah) Alokasi Anggaran** (Miliar Rupiah) Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 3 Layanan 1,68 1,68 Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Layanan Internal (Overhead) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan 6 Layanan 31,10 31,10 11 Layanan 17,64 24,60 3 Layanan 3,64 3,64 12 Layanan 1,91 1,91 2 SK 3,16 3,67 1 SK 1,53 5,34 1 Tarif 2,01 2,01 15

22 Sasaran Strategis (Outcome) Indikator Kinerja Target Alokasi Anggaran* (Miliar Rupiah) Alokasi Anggaran** (Miliar Rupiah) Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi 2 Harga Gas 1,95 1,95 1 Laporan 5,29 5,29 12 Bulan Layanan 1,83 1,83 Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas Iuran Badan Usaha 900 Miliar 8,63 8,30 Layanan Perencanaan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan Internal (Overhead) Layanan Perkantoran 2 Laporan 0,08 0,08 12 Bulan Layanan 31,18 31,40 1 Layanan 7,5 10,15 12 Bulan Layanan 69,74 69,93 *) Berdasarkan petikan Dipa BPH Migas Nomor SP DIPA /2017 DIPA Awal tanggal 7 Desember 2016 (Belum termasuk Output Cadangan sebesar Rp ) **) Berdasarkan petikan Dipa BPH Migas Nomor SP DIPA /2017 Revisi ke 02 tanggal 5 September 017(Belum termasuk Output Cadangansebesar Rp ) 16

23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran. Sesuai dengan Rencana Kinerja BPH Migas tahun 2017 terdapat 1 program dan 3 kegiatan serta 3 Sasaran Strategis (Outcome). Secara ringkas sebagaian besar Sasaran Strategis (Outcome) yang telah ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat sebagian kecil Sasaran Strategis (Outcome) yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2017 ini. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, BPH Migas telah melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Pada dasarnya proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing unit kerja utama yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Selanjutnya informasi kinerja dari unit-unit kerja tersebut disampaikan kepada Sekretariat BPH Migas untuk dievaluasi lebih lanjut sebelum diteruskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sekretariat BPH Migas menghimpun data dan informasi kinerja dari Direktorat BBM dan Direktorat Gas Bumi yang merupakan satu kesatuan sebagai bahan utama untuk penyusunan Laporan Kinerja BPH Migas. Melalui proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja masing-masing unit Eselon II di lingkungan BPH Migas, sehingga target kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Setiap akhir tahun anggaran BPH Migas melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang ditandatangani Kepala BPH Migas dan Menteri Enegi dan Sumber Daya Mineral. 17

24 Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPH Migas Tahun 2017 Unit Organisasi : Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tahun Anggaran : 2017 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA SI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusia n BBM di seluruh wilayah NKRI Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM 3 Layanan 6 Layanan 11 Layanan 3 Layanan 2 Layanan 6 Layanan 11 Layanan 3 Layanan 66, Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkut an Gas Bumi Melalui Pipa 3.636, ,93 73,89 % 1.684,44 734,93 43, , ,26 38, , ,95 87,72 Layanan Internal (Overhead) 12 Layanan 12 Layanan , ,59 96,41 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 2 SK 18 SK , ,77 90,62 18

25 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA SI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 SK 0 SK , ,89 65,57 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 1 Tarif 3 Tarif Harga Gas 4 Harga Gas , ,06 87, , ,98 92,24 Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi 1 Laporan 12 Bulan Layanan 1 Laporan 12 Bulan Layanan Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkut an Gas Bumi Melalui Pipa 5.291, ,81 95, ,48 900,65 49,10 Iuran Badan Usaha 900 Miliar Miliar , ,28 92,44 Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas Layanan Perencanaan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan Internal (Overhead) 2 Laporan 12 Bulan Layanan 1 Layanan 2 Laporan 12 Bulan Layanan 1 Layanan ,97 28,30 36, , ,69 75, , ,61 82,12 Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan , ,15 87,02 19

26 Jumlah Anggaran Tahun 2017 Realisasi Pagu Anggaran Tahun 2017 : Rp206,9Miliar : Rp155,55Miliar 3.2. Evaluasi Indikator Kinerja BPH Migas secara keseluruhan terdapat 1 program dan 3 kegiatan serta 3 Sasaran Strategis (Outcome), beserta rangkaian Indikator Kinerja. Untuk mendapatkan manfaat dari proses pengukuran dan evaluasi kinerja maka terhadap ketepatan Indikator Kinerja telah dilakukan evaluasi sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang menunjukkan bahwa : A. IKU telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik; B. IKU telah cukup untuk mengukur kinerja; C. Indikator kinerja yang digunakan (untuk mengukur pencapaian sasaran) relevan dengan sasarannya. Tabel 3. Pengukuran Pencapaian Sasaran SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusia n BBM di seluruh wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa INDIKATOR KINERJA Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM Layanan Perencanaan Atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Layanan Internal (Overhead) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa KRITERIA RELE- VAN MEASUR- ABLE ORIEN- TASI HASIL 20

27 SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas INDIKATOR KINERJA Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Internal (Overhead) Direktorat Gas Bumi Iuran Badan Usaha Perencanaan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Internal (Overhead) Layanan Perkantoran KRITERIA RELE- VAN MEASUR- ABLE ORIEN- TASI HASIL 3.3. Hasil Pengukuran Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja Hasil pengukuran kinerja Direktorat BBM sangat berkaitan dengan fungsi BPH Migas yaitu melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM, yaitu : a. Pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM penerbangan di Bandar Udara (Aviasi); b. Pedoman penetapan wilayah distribusi niaga Jenis BBM Tertentu; c. Penugasan Badan Usaha untuk penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu; d. Kewajiban pendaftaran bagi Badan usaha yang melaksanakan kegiatan usaha bahan bakar minyak; e. Pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM; f. Pedoman pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM serta fasilitas penunjangnya milik Badan Usaha. 21

28 Dalam melakukan pengukuran kinerja Direktorat BBM, antara lain : A. Pengaturan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM, meliputi : - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor No. 08/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 09/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT Pertamina (Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 36/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 10/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT AKR Corporindo Tbk Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 37/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 07/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 43/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 02/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 44/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT ASDP Indonesia Ferry 22

29 (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 42/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 21/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Tol Laut Non PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 22/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Perintis Non PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 45/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 23/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Penumpang Non PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 46/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 24/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Pelayaran Rakyat Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 47/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 25/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Non PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 48/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 23

30 B. Pelaksanaan Pengawasan oleh BPH Migas, meliputi : - Pengawasan terhadap progress implementasi BBM Satu Harga; - Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian JBT dan JBKP yang dilaksanakan oleh Badan Usaha yang mendapat penugasan; - Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Non PSO; - Pengawasan supply-demand di rantai pasok BBM; - Pengawasan supply-demand BBM pada hari besar; - Pengawasan Terhadap Harga Jual Eceran BBM sesuai dengan Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM; - Monitoring dan inventarisasi wilayah penyediaan dan pendistribusian jenis BBM minyak tanah terkait dengan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG 3 kg. C. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Terkait, meliputi : - Pengawasan penyalahgunaan pendistribusian BBM; - Pengawasan, penyelidikan, dan keterangan ahli terhadap tindak pidana penyalahgunaan BBM; - Pengawasan alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang digunakan dalam penyediaan dan pendistribusian BBM D. Pemantauan Cadangan dan Pengelolaan Informasi, meliputi: - Penerbitan Nomor Registrasi Usaha (NRU) kepada 67 Badan Usaha; - Publikasi Data BBM Melalui Website BPH Migas; - Memberikan masukan atau tanggapan atas Draft Peraturan Menteri ESDM terkait Cadangan Operasional Badan Usaha; - Monitoring fasilitas penyimpanan Badan Usaha. Direktorat Gas Bumi mempunyai program strategis yaitu melaksanakan pengaturan, penetapan dan pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur jaringan pipa Gas Bumi dan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Dalam Penetapan Kinerja Direktorat Gas Bumi Tahun 2017 terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan 24

31 Direktorat Gas Bumi BPH Migasyang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan iuran dari Badan Usaha, iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2017 penerimaan iuran dari Badan Usaha mengalami kenaikan dengan nilai yang sangat baik mencapai 128% dari target yang direncanakan. Rencana penerimaan iuran padatahun 2017 ditetapkan sebesar Rp900Miliar dan realisasi penerimaan iuran tahun 2017 sebesar Rp1.157Miliar.Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah Badan Usaha yang melaksanakan kegiatan usaha hilir migas dan telah membayar iuran pada tahun 2017 serta hasil rekonsiliasi final tahun sebelumnya yang dibayar oleh Badan Usaha. Penjelasan mengenai pengukuran kinerja masing-masing Direktorat dan Sekretariat yang ada di BPH Migas dijabarkan sebagai berikut: Direktorat Bahan Bakar Minyak Pencapaian kinerja Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja masing-masing indikator kinerja. Sesuai dengan Rencana Kinerja Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas tahun 2017 terdapat 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan serta 1 (satu) sasaran strategis. Secara umum sasaran strategis yang dijabarkan dalam indikator kinerja dapat dicapai, namun demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan dari pencapaian target sasaran strategis ini. Terhadap sasaran strategisdalam indikator kinerja yang perlu disempurnakan, Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas akan melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan program di tahun berikutnya. Pada dasarnya proses monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Melalui proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja masing-masing Subdirektorat di lingkungandirektoratbahan Bakar Minyak BPH Migas, sehingga target kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. 25

32 1. Layanan Pengaturan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISAS I % PROGRAM PAGU ANGGARAN (Rp) REALI SASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI Layanan Pengaturan atas Penyediaan dan pendistribusi an BBM 3 Layanan 2 Layanan 66,66 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1.684,44 734,93 43,63 Realisasi anggaran sebesar 43,63% dikarenakan pada indikator kinerja Layanan Pengaturan atas penyediaan dan pendistribusian BBM terdapat kegiatan Jasa Konsultansi yaitu Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM, karena kegiatan telah diusulkan P2K namun tidak dilaksanakan. Selain itu, kegiatan Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional yang mengalami realisasi cukup rendah dimana belum diaturnya kebijakan Cadangan BBM Nasional oleh Pemerintah (Menteri ESDM) sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 tentang kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat terlihat bahwa realisasi laporan kegiatan untuk Layanan Pengaturan atas penyediaan dan pendistribusian BBM belum memenuhi target dan mencapai 66,66%. Pencapaian ini didukung dengan kinerja pelaksanaan kegiatan : a. Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM; b. Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional; c. Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM, kegiatan ini tidak dapat terlaksana. 26

33 Untuk kegiatan Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM maka telah dilakukan penyusunan Laporan kegiatan dan evaluasi Peraturan/ Juklak/ Juknis/ SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM pada tahun 2017 dengan ringkasan keluaran sebagai berikut : 1. Penyusunan Perubahan Peraturan BPH Migas No. 5 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerbitan Surat Rekomendasi dari SKPD Untuk Pembelian BBM Jenis Tertentu. Perubahan yang dilakukan terkait dengan perubahan pemberlakuan jenis BBM yang memerlukan rekomendasi SKPD serta pelimpahan wewenang penerbitan rekomendasi tersebut dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud UU RI No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. 2. Penyusunan rancangan perubahan Peraturan BPH Migas No. 6 Tahun 2015 Tentang Penyaluran Jenis BBM tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan di Wilayah Yang Belum Terdapat Penyalur (Sub Penyalur) dan Penyusunan SOP pelaksanaannya. 3. Penerbitan Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 30/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 23//P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu tahun 2017 dan Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 31/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 22//P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan tahun 2017, untuk menindaklanjuti ketentuan pasal ayat (2) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 36 tahun 2016 maka melalui Perubahan keputusan Kepala BPH Migas tersebut maka telah dilakukan penugasan Badan Usaha pelaksana penugasan untuk melakukan penyediaan dan pendistribusian BBM pada Lokasi Tertentu melalui pembangunan penyalur baru dalam rangka percepatan penerapan BBM Satu Harga. Penugasan ini diberikan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk yang 27

34 sebelumnya telah melaksanakan penugasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan tahun Selain melakukan penyusunan Peraturan/ Juklak/ Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM, pada tahun 2017 telah dilakukan pula kegiatan Supervisi Implementasi Penerapan Peraturan BPH Migas Nomor 6 tahun 2015 terkait dengan pendistribusian Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan pada daerah yang belum terdapat penyalur. Kegiatan tersebut didasarkan pada Undang Undang 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 46 ayat (2), Fungsi Badan Pengatur melakukan pengaturan agar ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor 06 Tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan pada Daerah yang belum Terdapat Penyalur (sub penyalur). Latar belakang penyusunan peraturan ini berawal dari tersebarnya masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan sedangkan jarak dengan titik serah berupa Penyalur yang jumlahnya terbatas dan sebagian besar berada di kota-kota besar (skala keekonomian) dan jaraknya cukup jauh menjangkau masyarakat yang bermukim di daerah pedalaman/pelosok yang juga memerlukan BBM untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Sehingga diperlukan unit/entitas yang menjembatani distribusi BBM dari Penyalur ke masyarakat di pedalaman tersebut. Ditengah kondisi tersebut, kegiatan penyaluran BBM terutama Jenis BBM Tertentu (JBT) telah dilakukan oleh sebagian masyarakat yang melakukan kegiatan jual-beli BBM sedangkan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundanganundangan. Sub penyalur merupakan perwakilan konsumen pengguna yang mewakili kelompok konsumen pengguna mengambil BBM di penyalur dengan system titip beli, sehingga ada tambahan ongkos angkut yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sehingga dapat membuat harga BBM menjadi terjangkau. Pada tahun 2016, BPH Migas telah melakukan uji coba implementasi sub penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan sebagai daerah percontohan sub penyalur. Saat ini telah terbangun Sub Penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar yang memenuhi baik syarat teknis maupun syarat safety. Sub 28

35 Penyalur yang menjadi percontohan ini telah diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dapat menjadi contoh Kabupaten/Kota yang ada di seluruh wilayah NKRI apabila ingin melakukan penunjukan sub penyalur (perwakilan konsumen) di daerahnya. Dengan terbangunnya sub penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, maka banyak Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengetahui hal tersebut selanjutnya menginginkan agar di daerahnya terbangun sub penyalur dengan alasan masih sulit dan mahalnya BBM di wilayah Kabupaten/Kota tersebut. Oleh karena itu pada tanggal 3 sd 4 November 2016 BPH Migas mengundang Pemerintah Kabupaten/Kota di 15 Provinsi dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai sub penyalur agar penunjukan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak menyimpang dari Peraturan yang berlaku. Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dan menekan harga BBM di wilayah transmigrasi untuk konsumen pengguna usaha pertanian dan usaha perikanan, maka BPH Migas bekerjasama dengan Kementerian Transmigrasi, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perikanan melalui implementasi sub penyalur di wilayah transmigrasi pada tahun Pada tahap pertama, wilayah transmigrasi yang akan menjadi percontohan adalah wilayah transmigrasi di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat dan wilayah transmigrasi di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Dengan adanya implementasi sub penyalur di wilayah transmigrasi diharapkan dapat menjamin ketersediaan BBM di wilayah transmigrasi dengan harga yang wajar sehingga mendorong perekonomian di wilayah tersebut. Pada tahun 2017, telah dilakukan supervisi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap implementasi sub penyalur di 16 (enam belas) provinsi dari target 15 (lima belas) provinsi, yang terdiri dari provinsi Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. Selain itu dalam rangka penyebarluasan informasi dan pengetahuan terkait dengan sub penyalur kepada masyarakat, maka pada tahun 2017 telah dilakukan sosialisasi terkait implementasi sub penyalur di 13 (tiga belas) lokasi yaitu di rincian 29

36 Samarinda (Kalimantan Timur), Manado (Sulawesi Utara), Makassar (Sulawesi Selatan), Soppeng (Sulawesi Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan), Pangkal Pinang (Kep. Bangka Belitung), Singkawang (Kalimantan Barat), Biak (Papua), Balikpapan (Kalimantan Timur), Jeneponto (Sulawesi Selatan), Tarakan (Kalimantan Utara), Rote (Nusa Tenggara Timur), dan Gorontalo ( Gorontalo). Selain penyusunan peraturan dan penerapan Sub Penyalur, pada tahun 2017 BPH Migas juga melakukan monitoring cadangan operasional Badan Usaha dalam rangka menjaga ketahanan stok BBM. Untuk memudahkan Badan Pengatur dalam memonitoring cadangan operasional Badan Usaha maka setiap Badan Usaha pemegang izin usaha Penyimpanan dan pemegang izin usaha Niaga wajib menyampaikan laporan kegiatannya kepada Badan Pengatur, hal ini sesuai dengan Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Penyimpanan wajib menyampaikan laporan kepada Menteri mengenai rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan usaha penyimpanan meliputi jenis, jumlah dan/atau mutu komoditas yang disimpan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu waktu diperlukan dengan tembusan kepada Badan Pengatur dan Pasal 45 Badan Usaha pemegang izin usaha niaga wajib menyampaikan laporan kepada Menteri mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Niaga setiap bulan sekali atau sewaktu waktu apabila diperlukan dengan tembusan kepada Badan Pengatur. Badan Pengatur melakukan pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan, penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak salah satunya meliputi menetapkan alokasi cadangan Bahan Bakar Minyak dari masing masing Badan Usaha sesuai dengan Izin Usaha untuk memenuhi cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional. Dalam rangka menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasannya, BPH Migas belum memfokuskan pengawasan/monitoring mengenai cadangan operasional Badan Usaha. Kegiatan monitoring ini meliputi kegiatan inventarisasi data sekunder dan pengecekan faslilitas di lapangan mengenai data lokasi, jumlah, jenis BBM dan kapasitas penyimpanan secara sampling, dilakukan rapat koordinasi internal dan/atau dengan stakeholder terkait. Kemudian dilakukan evaluasi dan analisa dari terhadap ketahanan stock BBM Badan Usaha untuk dapat dijadikan informasi sebagai masukan/bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan agar dapat 30

37 menjamin ketersediaan/ pasokan BBM apabila kondisi stok BBM dalam kondisi krisis maupun kritis. Output kegiatan selama periode pelaksanaan 1 Januari s.d 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut: a. Monitoring fasilitas penyimpanan Badan Usaha Tabel 4 Fasilitas Penyimpanan per Provinsi Provinsi Kapasitas Penyimpanan (KL) % Nanggroe Aceh Darussalam ,9% Sumatera Utara ,1% Sumatera Barat ,7% Riau ,1% Kepulauan Riau ,1% Jambi ,3% Bengkulu ,2% Sumatera Selatan ,9% Bangka Belitung ,6% Lampung ,2% Total Sumatera ,0% DKI Jakarta ,0% Jawa Barat ,8% Banten ,9% Jawa Tengah ,7% DI Yogyakarta ,2% Jawa Timur ,0% Bali ,7% Total Jawa & Bali ,5% Nusa Tenggara Barat ,6% Nusa Tenggara Timur ,8% Total NTB & NTT ,4% Kalimantan Barat ,4% 31

38 Provinsi Kapasitas Penyimpanan (KL) % Kalimantan Selatan ,8% Kalimantan Tengah ,5% Kalimantan Timur ,9% Kalimantan Utara ,3% Total Kalimantan ,9% Gorontalo ,2% Sulawesi Barat - 0,0% Sulawesi Selatan ,6% Sulawesi Tengah ,6% Sulawesi Tenggara ,8% Sulawesi Utara ,9% Total Sulawesi ,1% Maluku ,3% Maluku Utara ,3% Papua ,0% Papua Barat ,5% Total Maluku & Papua ,1% Total ,0% b. Peta Sebaran Fasilitas Penyimpanan Badan Usaha Gambar 6. Fasilitas penyimpanan BBM per Provinsi 32

39 c. Analisis Kondisi Stok Kondisi Stok BBM PT Pertamina (persero) pada tanggal 31 Desember 2017, kondisi normal (BBM jenis Premium: 30,2 hari; Solar: 18,2 hari; Pertamax: 18,7 hari; Pertalite: 21,1 hari; Pertamax Turbo: 27 hari; Pertamina Dex: 23,3 hari; Dexlite: 18,2 hari; Kerosene: 50,9 hari; Avtur 27,2 hari). Secara Umum/Nasional proses penyaluran BBM berjalan normal. Untuk secara lebih rinci stok BBM dapat disampaikan sebagai berikut : Tabel 5 Stok BBM PT Pertamina (Persero) per 31 Desember 2017 NO PRODUK STOCK DOT COVERAGE DAYS (KL) (KL/Hari) (HARI) 1 Premium ,2 2 Solar/Bio ,2 3 Pertamax ,7 4 Pertalite ,1 5 Pertamax Turbo Pertamina Dex ,3 7 Dexlite ,2 8 Kerosene ,9 9 Avtur ,2 Kondisi Stok BBM PT AKR Corporindo Tbk pada tanggal 31 Desember 2017 dengan ketahanan stok BBM (Akra 92: 167 hari dan Akra Sol: 30 hari) dengan rincian sebagai berikut: NO Tabel 6 Stok BBM PT AKR Corporindo Tbk per 31 Desember 2017 COVERAGE STOCK DOT PRODUK DAYS (KL) (KL/Hari) (HARI) 1 Akra Akra Sol

40 Berdasarkan Undang-Undang 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi salah satu tugas Badan pengatur adalah melakukan pengaturan mengenai Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional, hal ini dipertegas kembali dalam Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, bahwa BPH Migas melakukan pengaturan atas pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang diselenggarakan oleh Badan Usaha dengan menetapkan alokasi cadangan Bahan Bakar Minyak dari masing-masing Badan Usaha sesuai dengan izin usaha untuk memenuhi cadangan Bahan Bakar Minyak. Pada Pasal 59 Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2004 dijelaskan, bahwa Menteri menetapkan kebijakan mengenai jumlah dan jenis Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional, kemudian Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional dari masingmasing Badan Usaha diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur. Saat ini cadangan Bahan Bakar Minyak yang ada masih bergantung pada stok operasional Badan Usaha, untuk itu sudah saatnya Pemerintah memiliki Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional untuk mengatasi gangguan pasokan Bahan Bakar Minyak. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi kewajiban penyediaan Cadangan BBM Nasional adalah dengan meningkatkan kemampuan cadangan operasional Badan Usaha. Namun belum semua Badan Usaha yang berniaga memiliki cadangan operasional yang cukup dan tidak semua wilayah di NKRI memiliki ketahanan stok BBM yang sama. Berdasarkan PP No 79 Tahun 2004 tentang Kebijakan Energi Nasional disebutkan bahwa Badan Usaha dan Industri Penyedia Energi wajib menyediakan Cadangan Operasional yang mana akan diatur lebih lanjut oleh Pemerintah. Saat ini Pemerintah c.q Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sedang menyusun peraturan terkait kewajiban kepemilikan fasilitas penyimpanan minimum dan cadangan operasional Badan Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Minyak. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketahanan stok BBM Badan Usaha yang nantinya akan meningkatkan ketahanan stok BBM Nasional. Sejalan dengan hal tersebut Badan Pengatur melalui Direktorat BBM telah memberikan tanggapan atas surat dari Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Nomor 3215/15/DMO/2017 tanggal 31 Maret 2017 tentang permohonan masukan/tanggapan atas penyusunan Rancangan Peraturan Menteri 34

41 ESDM tentang Kapasitas Fasilitas Penyimpanan Minimum dan Cadangan Operasional Badan Usaha Niaga Umum BBM sebagai berikut: No Tabel 7 Tanggapan atas Draft Peraturan Menteri ESDM terkait Cadangan Operasional Badan Usaha DRAFT PERMEN USULAN / MASUKAN Pasal 1 ayat 3 Cadangan BBM Nasional adalah jumlah tertentu BBM untuk mendukung penyediaan BBM dalam negeri. Untuk menjadi perhatian bahwa Cadangan BBM Nasional tidak disinggung/dibahas di dalam draft peraturan, apabila tidak terdapat pasal pembahasan terkait Cadangan BBM Nasional yang berkorelasi dengan Cadangan Operasional, ketentuan ini dapat dihilangkan. Pasal 1 ayat 4 Cadangan Operasional BBM adalah jumlah tertentu BBM yang harus disediakan oleh Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum BBM yang siap disalurkan kepada konsumen meliputi stok pada titik kilang, depo dan fasilitas penyimpanan retail untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah jaringan distribusi niaganya. Pasal 1 ayat 4 Cadangan Operasional BBM adalah jumlah tertentu BBM yang harus disediakan oleh Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum BBM yang siap disalurkan kepada konsumen meliputi stok pada titik kilang, depo Terminal BBM dan fasilitas penyimpanan retail untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah jaringan distribusi niaganya. Penjelasan : 1. Stok pada titik kilang belum merupakan hak milik/penguasaan Badan Usaha Niaga Umum 2. Istilah Depo sebaiknya diganti dengan istilah Terminal BBM/Depot sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Pasal 4 ayat 3 Pemenuhan penyediaan Cadangan Operasional BBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh Badan Usaha Niaga Umum BBM untuk 30 (tiga puluh) hari Pasal 8 ayat 1 Badan Pengatur melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan Cadangan Operasional BBM Pasal 4 ayat 3 Pemenuhan penyediaan Cadangan Operasional BBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib dilaksanakan oleh Badan Usaha Niaga Umum BBM untuk 30 (tiga puluh) hari Pasal 8 ayat 1 Badan Pengatur melakukan pengaturan,evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan Cadangan Operasional BBM Pasal 8 ayat 2 Pasal 8 ayat 2 35

42 No DRAFT PERMEN Ketentuan pelaksanaan evaluasi dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Badan Pengatur Pasal 9 ayat (1) Badan Usaha Niaga Umum BBM wajib melaporkan pelaksanaan penyediaan Cadangan Operasional BBM kepada Badan Pengatur dan Direktur Jenderal setiap bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. USULAN / MASUKAN Ketentuan pelaksanaan pengaturan, evaluasi dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Badan Pengatur Pasal 9 ayat (1) Badan Usaha Niaga Umum BBM wajib melaporkan pelaksanaan penyediaan Cadangan Operasional BBM kepada Badan Pengatur secara harian dan Direktur Jenderal setiap bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Pasal 9 ayat (2) Badan Pengatur melaporkan pelaksanaan penyediaan Cdangan Operasional BBM kepada Menteri setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan Pasal 10 terdiri dari 3 ayat Pasal 9 ayat (2) Badan Pengatur melaporkan pelaksanaan penyediaan Cadangan Operasional BBM kepada Presiden melalui Menteri setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan Ditambahkan pasal 10 ayat (1) sebelum ayat (1) yang semula, sehingga keseluruhan Pasal 10 menjadi 4 ayat, dengan ayat (1) menjadi: Pasal 10 ayat (1) Badan Pengatur memberikan teguran tertulis kepada Badan Usaha Niaga Umum BBM yang tidak melaksanakan kewajiban penyediaan Cadangan Operasional BBM sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. Selanjutnya, dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pengaturan, pengelolaan dan pengawasan Cadangan BBM Nasional, Direktorat BBM juga telah membuat draft peraturan Cadangan BBM yang menjadi payung hukum pelaksanaan penyediaan Cadangan BBM Nasional oleh Pemerintah dan Badan Usaha. Pokokpokok bab di dalam peraturan tersebut sebagai berikut: BAB I Ketentuan Umum. Berisi tentang definisi dan arti umum yang terkandung dalam draft Peraturan; BAB II Jenis dan Jumlah Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang pengaturan jumlah dan jenis cadangan BBM Nasional; 36

43 BAB III Penugasan Penyediaan Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang pengaturan terhadap penyediaan Cadangan BBM Nasional; BAB IV Standar dan Mutu. Berisi tentang standar dan mutu BBM yang akan disediakan dan didistribusikan untuk keperluan CadanganBBM Nasional; BAB V Penentuan Alokasi Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang pengaturan terkait alokasi Cadangan BBM Nasional kepada masing-masing Badan Usaha; BAB VI Mekanisme Penugasan Badan Usaha Pelaksana PenyediaanCadangan BBM Nasional. Berisi tentang mekanisme penugasan terhadap masing-masing badan usaha penyediaan cadangan BBM Nasional; BAB VII Kelangkaan Bahan Bakar Minyak. Berisi kriteria tentang kelangkaan bahan bakar minyak dan uraian terhadap indikasi terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak; BAB VIII Penggunaan Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang pengaturan penggunaan Cadangan BBM Nasional; BAB IX Pembiayaan Cadangan BBM Nasional. Berisi tentang ketentuan biaya yang dikenakan terhadap penyediaan cadangan BBM Nasional BAB X Pelaporan dan pengawasan Cadangan BBM Nasional.Berisi tentang tata carapelaporan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian cadangan BBM Nasional BAB XI Sanksi. Berisi sanksi Badan Usaha terkait pelanggaran terhadap penyediaan dan pendistribusian Cadangan BBM Nasional. 37

44 Berikut adalah proyeksi kebutuhan Cadangan BBM Nasional. 1. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM Gambar 7. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Usual Consumption Trend Dalam skenario perhitungan kebutuhan Cadangan BBM dalam negeri berdasarkan trend pertumbuhan konsumsi BBM diperoleh informasi bahwa kebutuhan konsumsi BBM (demand) sampai dengan tahun 2030 menunjukkan trend kenaikan yang signifikan sedangkan kebutuhan pasokan BBM (supply) yang merupakan produksi kilang dalam negeri relatif stabil/konstan sehingga permintaan kebutuhan BBM dalam negeri lebih tinggi daripada produksi dalam negeri maka terjadi selisih (GAP) yang cukup besar. Dengan asumsi tidak ada diversifikasi sampai dengan tahun 2030 dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5.3 % per tahun (asumsi makro ekonomi moderat) maka untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri masih harus dilakukan impor baik dalam bentuk Crude Oil maupun BBM. Besarnya angka impor itu sendiri diakibatkan oleh terbatasnya kapasitas kilang dalam negeri. 38

45 Gambar 8. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan 20% Energy Mixed Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 dan diperbaharui Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional telah dirumuskan mengenai bauran energi di tahun 2025 dan 2050 yang mengurangi konsumsi energi fosil dan menggantinya dengan Energi Baru Terbarukan (EBT). Dalam skenario perhitungan kebutuhan Cadangan BBM dalam negeri dengan memperhatikan bauran energi final untuk sektor minyak bumi (BBM) ditargetkan menurun sampai dengan 25 % di tahun 2025 dan menjadi kurang dari 20 % di tahun

46 Gambar 9. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Skenario RDMP PT Pertamina Perhitungan kebutuhan Cadangan BBM Nasional dengan mempertimbangkan Refinery Development Master Plan (RDMP) PT Pertamina (Persero) ditargetkan produksi kilang dalam negeri di tahun 2025 meningkat menjadi 1.52 MBPD sehingga kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri dapat tercukupi meskipun masih diperlukan impor baik dalam bentuk Crude Oil maupun BBM untuk menutupi kekurangan produksi dan permintaan kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri. 40

47 Gambar 10. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Skenario Mandatory Reserve 30 days Apabila terdapat Skenario Mandatory Reserves selama 30 hari maka besaran ini akan menambah total kebutuhan BBM. Melihat perkembangan tersebut, Direktorat BBM BPH Migas melakukan analisis kebutuhan tangki penyimpanan BBM di seluruh wilayah Indonesia dengan berdasarkan throughput yang ada di Badan Usaha. Data yang dihimpun diantaranya Data Penyaluran Harian (DOT) untuk jenis BBM Gasoline, Gas Oil, dan Avtur. Data kapasitas tangki diperoleh dari laporan Badan Usaha sampai dengan tahun Layanan Perencanaan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) SASARAN STRATEGIS Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI INDIKATOR KINERJA TAR G E T REALI SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Layanan Perencanaan atas Penyediaan dan Pendistribusia n Bahan Bakar Minyak (BBM) 6 Layan an 6 Layanan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa , ,26 38,20 41

48 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100 %. Adapun realisasi anggaran sebesar 38,20% disebabkan oleh terdapat sub kegiatan Sosialisasi Pengaturan terhadap implementasi Sub Penyalur pada kegiatan Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub Penyalur ( ) yang merupakan Jasa Lainnya yang tidak dapat dilaksanakan karena mengalami Gagal Lelang, dan selanjutnya dilakukan revisi untuk dilakukan sebagian secara secara swakelola. Adapun kegiatan Layanan Perencanaan atas penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan terdiri dari: 1. Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun Berikutnya Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi diberikan wewenang untuk memberikan Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) dan Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (P3JBKP) kepada Badan Usaha melalui proses penunjukan langsung dan/atau seleksi. Untuk menindaklanjuti kewenangan tersebut, BPH Migas telah menerbitkan Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 09 tahun 2015 tentang Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan. Dalam Proses Pemilihan Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun 2018 sampai dengan 2022, BPH Migas telah mengundang 25 (dua puluh lima) Badan Usaha yang memiliki Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Minyak dari Pemerintah dan memiliki fasilitas penyimpanan BBM, untuk menghadiri Penjelasan Konsep Penugasan dan Dokumen P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022 dan dihadiri 14 (empat belas) Badan Usaha. Dari 14 (empat belas) Badan Usaha yang hadir, 11 (sebelas) Badan Usaha melakukan pengambilan Dokumen P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022, yaitu PT AKR Corporindo Tbk, PT Dinar Putra Mandiri, PT Humpuss Trading, PT 42

49 Kalimantan Sumber Energi, PT Kaltim Pumitra Sejati, PT Lingga Perdana, PT Palaran Indah Lestari, PT Pertamina (Persero), PT Puma Energy Indonesia, PT Total Oil Indonesia dan PT Tri Wahana Universal. Dari 11 (sebelas) Badan Usaha yang mengambil Dokumen P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022, terdapat 2 (dua) Badan Usaha yang mengikuti proses P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022, yaitu PT AKR Corporindo Tbk dengan melalui proses Seleksi dan PT Pertamina (Persero) yang menyatakan kesanggupan untuk menjadi Badan Usaha P3JBT Tahun 2018 sampai dengan 2022 dengan melalui proses Penunjukan Langsung. Setelah melalui serangkaian proses penilaian dan evaluasi, melalui Sidang Komite BPH Migas telah menetapkan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk sebagai Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu Tahun 2018 sampai dengan Adapun Kuota penugasan Tahun 2018 untuk kedua Badan Usaha tersebut sebagai berikut : a) PT AKR Corporindo Tbk Untuk JBT Minyak Solar (Gas Oil) sebesar KL dengan penugasan di seluruh wilayah Indonesia b) PT Pertamina (Persero) Untuk JBT sebesar KL dengan penugasan di seluruh wilayah Indonesia dengan rincian sebagai berikut : Minyak Solar (Gas Oil) sebesar KL. Minyak Solar (Gas Oil) yang dicadangkan sebesar KL. Minyak Tanah (Kerosene) sebesar KL. Surat Keputusan Kepala BPH Migas untuk Penugasan P3JBT kepada kedua Badan Usaha tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 32/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 27 November 2017 tentang Penugasan Badan Usaha Untuk Melaksanakan Penyediaan dan 43

50 Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2022; dan 2. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 33/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 27 November 2017 tentang Kuota Volume Penugasan dan Penyalur PT AKR Corporindo Tbk Untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 38/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Penugasan Badan Usaha Untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2022; 4. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 39/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Kuota Volume Penugasan dan Penyalur PT Pertamina (Persero) Untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun Untuk pertama kalinya ditetapkan Penugasan dengan jangka waktu 5 tahun, yang pada setiap tahunnya melalui Sidang Komite akan ditetapkan SK Kepala BPH Migas tentang Kuota Volume Penugasan dan Penyalur JBT untuk PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk. Tujuan dilakukannya penugasan selama 5 tahun adalah untuk memberikan ruang kepastian kepada Badan Usaha dalam merencanakan pengembangan infrastruktur BBM (Fasilitas Pendistribusian, Fasilitas Penyimpanan dan Penyalurnya), serta sebagai upaya untuk menimbulkan minat Badan Usaha untuk mengikuti Proses Pemilihan Badan Usaha Pelaksana P3JBT, sehingga Badan Usaha yang memiliki kemampuan teknis dan finansial diharapkan dapat mengembangkan infrastruktur BBM nya pada daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) guna mewujudkan jaminan ketersediaan BBM yang merata di seluruh wilayah NKRI. 44

51 Tabel 8 Kuota Penugasan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Tertentu untuk Tahun 2018 Jenis BBM Tertentu (JBT) SK BPH Migas Nomor 33/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017 dan SK BPH Migas Nomor 39/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017 Kuota Volume PT Pertamina (Persero) (KL/Tahun) Kuota Volume PT AKR Corporindo Tbk (KL/Tahun) Minyak Tanah Minyak Solar TOTAL Adapun total volume Jenis BBM Tertentu yang harus disalurkan oleh Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu Tahun 2018 sebesar KL, dimana PT Pertamina (Persero) ditugaskan untuk menyalurkan Jenis BBM Tertentu sebesar atau sebesar 98,46% dari kuota nasional JBT APBN 2018 sedangkan PT AKR Corporindo Tbk ditugaskan volume sebesar KL atau sebesar 1.54% dari kuota nasional dengan rincian sebagai berikut. Tabel 9 Perbandingan penugasan Kuota Volume JBT tahun 2018 SK BPH Migas Nomor 33/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017 dan SK BPH Migas Nomor 39/P3JBT/BPH Migas/KOM/2017 Jenis BBM Tertentu (JBT) Kuota Volume PT Pertamina (Persero) Kuota Volume PT AKR Corporindo Tbk Kuota (KL) %kuota Kuota (KL) %kuota KUOTA VOLUME JBT NASIONAL Kuota Nasional (KL) Minyak Tanah Minyak Solar % - 0% ,40% ,6% TOTAL ,46% ,54%

52 2. Mempersiapkan penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (P3JBKP) Tahun berikutnya, yang telah dilaksanakan yaitu proses penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan; Pada tahun 2017 ini sesuai dengan peraturan presiden 191 tahun 2014 tentang Penyediaan dan Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana ditetapkan satu jenis BBM selain Jenis BBM Tertentu yaitu Jenis BBM Khusus Penugasan. Adapun definisi Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan yang selanjutnya disebut Jenis BBM Khusus Penugasan adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi) tertentu, yang didistribusikan di wilayah penugasan dan tidak diberikan subsidi. Jenis BBM Khusus Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b merupakan BBM jenis Bensin (Gasoline) RON minimum 88 untuk didistribusikan di wilayah penugasan. Wilayah penugasan JBKP meliputi seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kecuali di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Bali. Penyediaan dan pendistribusian atas volume kebutuhan tahunan Jenis BBM Khusus Penugasan dilaksanakan oleh Badan Usaha melalui penugasan oleh Badan Pengatur. Untuk tahun 2017, BPH Migas telah menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan dan mendistribusikan Jenis BBM Khusus Penugasan jenis bensin premium (Gasoline 88) pada wilayah penugasan yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 22/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2016Tentang Penugasan PT Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun BPH Migas menetapkan alokasi volume Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) pada tahun 2017 untuk PT Pertamina (Persero) sebesar KL. 46

53 Tabel 10 Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2017 Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) SK Penugasan BPH Migas Nomor 22/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2016 Alokasi Volume PT Pertamina (Persero) Tahun 2017 (KL/Tahun) Bensin (Gasoline) RON minimum Berbeda dengan penugasan sebelumnya, penugasanan berikutnya untuk penyediaan dan pendistribusian jenis BBM Khusus Penugasan adalah selama 5 tahun yaitu tahun 2018sampai dengan tahun Setelah melalui evaluasi kemampuan teknis, finansial dan komersial sesuai dengan Peraturan BPH Migas Nomor 9 tahun 2015 ditetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan untuk tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Nomor 40/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017 Tentang Penugasan PT Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun 2018 sampai dengan Tahun Disamping itu juga ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 41/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Alokasi Volume Penugasan dan Penyalur PT Pertamina (Persero) Untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun 2018 dengan volume penugasan Bensin (Gasoline) RON minimal 88 untuk tahun 2018 sebesar KL (tujuh juta lima ratus ribu kiloliter). Tabel 11 Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 SK Penugasan PT Pertamina (Persero) Nomor 40/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017 Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) SK Alokasi Volume Penugasan dan Penyalur PT Pertamina (Persero) Nomor 41/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2017 Alokasi Volume PT Pertamina (Persero) tahun 2018 (KL/Tahun) Bensin (Gasoline) RON minimum

54 3. Koordinasi Pengumpulan Bahan dan Data di Kabupaten/ Kota untuk perhitungan BBM Nasional. Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi juga diberikan tugas dan wewenang untuk menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk setiap Kabupaten/Kota diseluruh NKRI termasuk untuk konsumen pengguna dan konsumen pengguna khusus. Dalam rangka menetapkan kuota volume Jenis BBM Tertentu per Kabupaten/Kota dan kuota volume JBT untuk tiap konsumen pengguna, telah dilakukan rapat koordinasi membahas kebutuhan Jenis BBM Tertentu dengan berbagai pihak terkait yaitu : Kementerian Agama untuk Konsumen Pengguna Pelayanan Umum; Kementerian Sosial untuk Konsumen Pengguna Pelayanan Umum; Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil untuk Konsumen Pengguna Usaha Mikro; Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian untukkonsumen Pengguna Usaha Pertanian; Direktorat Jenderal Kapal Perikanan dan Alat Tangkap Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan; Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan; Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal BerbenderaIndonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk Konsumen Pengguna Transportasi Kapal Pelayaran Rakyat/Perintis dan Sarana Transportasi laut berupa kapal berbendera Indonesia dengan trayek dalam negeri berupa angkutan umum penumpang; PT KAI (Persero) untuk Konsumen Pengguna Kereta Api; PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal BerbenderaIndonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan; 48

55 PT Pelni (Persero) Transportasi Kapal Perintis dan Sarana Transportasi laut berupa kapal berbendera Indonesia dengan trayek dalam negeri berupa angkutan umum penumpang; PT Pertamina (Persero) selaku Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan; PT AKR Corporindo Tbk. selaku Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu; Organisasi Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal BerbenderaIndonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan di beberapa wilayah antara lain yaitu Kota Serang, Kab. Lombok Tengah, Kota Cirebon, Kota Banjarmasin, Kota Malang, Cilacap, Jember, Tanjung Karang, Cilegon, dll. Dari hasil analisis dan verifikasi data didapatkan volume kebutuhan Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan yang selanjutnya ditetapkan dalam SK Kepala BPH Migas sebagai berikut : 1. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor No. 08/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 2. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 09/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT Pertamina (Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 36/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017; 3. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 10/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT AKR Corporindo Tbk Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan 49

56 Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 37/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017; 4. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 07/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 43/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 5. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 02/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017, sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 44/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 6. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 42/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 7. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 21/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Tol Laut Non PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017; 8. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 22/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Perintis Non PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 45/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 9. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 23/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Penumpang Non PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah 50

57 dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 46/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 10. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 24/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Pelayaran Rakyat Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 47/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; 11. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 25/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Kapal Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Non PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 48/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017; Sesuaidengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi No. 08/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2017, total alokasi volume Jenis BBM Tertentu secara nasional sebesar KL (enam belas juta seratus sepuluh ribu kilo liter) dengan rincian Minyak Tanah sebesar KL dan Minyak Solar sebesar KL.Adapun rincian alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna untuk tahun 2017 sebagai berikut: 1) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Tanah untuk konsumen Pengguna Rumah Tangga, Usaha Mikro dan Perikanan sebesar KL; 2) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Pelayanan Umum sebesar KL; 3) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Usaha Mikro sebesar KL; 4) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Usaha Pertanian KL; 5) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Usaha Perikanan sebesar KL; 51

58 6) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi sebesar KL Persentasi alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna tahun 2016 dapat dilihat dalam Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 11. Persentase alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna Selain menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu per Kabupaten/Kota Tahun 2017 dan alokasi volume Jenis BBM Tertentu Konsumen pengguna sebagai bagian dalam Kabupaten/Kota, BPH Migas juga menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk Konsumen Pengguna Khusus yang merupakan bagian dari alokasi volume Konsumen Pengguna sesuai Peraturan Presiden nomor 191 tahun Adapun konsumen pengguna Khusus yang telah ditetapkan merupakan bagian dari alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk konsumen pengguna transportasi sebagai berikut: 1) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus PT Kereta Api Indonesia sebesar KL; 2) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus PT Pelayaran Nasional Indonesia dengan rincian sebagai berikut: a. Kapal Penumpang sebesar KL; b. Kapal Tol Laut sebesar KL; c. Kapal Perintis dan Kapal Ternak sebesar KL. 3) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebesar KL; 52

59 4) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Kapal Penumpang Non PT Pelayaran Nasional Indonesia sebesar KL; 5) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Kapal Tol Laut Non PT Pelayaran Nasional Indonesia sebesar KL; 6) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Kapal Perintis Non PT Pelayaran Nasional Indonesia sebesar KL; 7) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Kapal Pelayaran Rakyat sebesar KL; 8) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Kapal Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Non PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebesar KL; 4. Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub Penyalur; Kondisi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari pulau-pulau dengan kondisi geografis yang sulit, dimana hal ini mengakibatkan sulitnya dalam mendistribusikan BBM serta tingginya ongkos/biaya distribusi BBM pada beberapa wilayah terutama pada daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan daerah yang belum terdapat penyalur. Tingginya biaya distribusi BBM tersebut mengakibatkan masyarakat kesulitan memperoleh BBM dan apabila BBM tersebut ada namun harganya cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga yang ditetapkan Pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 46 ayat (2), dimana Fungsi Badan Pengatur melakukan pengaturan agar ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor 06 Tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan pada Daerah yang belum Terdapat Penyalur (sub penyalur). Latar belakang penyusunan peraturan ini berawal dari tersebarnya masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan sedangkan jarak dengan titik 53

60 serah berupa Penyalur yang jumlahnya terbatas dan sebagian besar berada di kotakota besar (skala keekonomian) dan jaraknya cukup jauh menjangkau masyarakat yang bermukim di daerah pedalaman/pelosok/pulau kecil yang juga memerlukan BBM untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Sehingga diperlukan unit penyaluran yang menjembatani pendistribusian BBM dari Penyalur ke masyarakat yang tersebar di daerah terpencil maupun pulau kecil tersebut. Ditengah kondisi tersebut, kegiatan penyaluran BBM terutama Jenis BBM Tertentu (JBT) telah dilakukan oleh sebagian masyarakat yang melakukan kegiatan jual-beli BBM sedangkan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Sub penyalur merupakan perwakilan konsumen pengguna yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 dengan sistem titip beli sehingga dengan adanya perwakilan konsumen (sub penyalur) dapat membuat harga BBM menjadi terjangkau. Penunjukan Sub Penyalur (perwakilan konsumen pengguna) dilakukan oleh Pemerintah Daerah, selain itu pengawasan dan penetapan ongkos angkut titip beli ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Pada tahun 2016, BPH Migas telah melakukan Pilot Project implementasi Sub Penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan yang memiliki kondisi wilayah geografis kepulauan sebagai percontohan sub penyalur dan telah terbangun 2 (dua) Sub Penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar tersebut yang memenuhi baik syarat teknis maupun syarat safety. Sub Penyalur yang menjadi percontohan ini telah diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2016 dan selanjutnya dapat menjadi contoh role model bagi Kabupaten/Kota yang akan menerapkan sub penyalur di daerahnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dan menekan harga BBM di wilayah transmigrasi untuk konsumen pengguna usaha pertanian dan usaha perikanan, maka BPH Migas bekerjasama dengan Kementerian Transmigrasi, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perikanan melalui implementasi sub penyalur di wilayah transmigrasi pada tahun Dengan adanya implementasi sub penyalur di wilayah transmigrasi diharapkan dapat menjamin ketersediaan BBM di wilayah transmigrasi yang mengusung sector perikanan dan pertanian sebagai usaha perekonomiannya dapat memperoleh BBM dengan harga yang wajar maka dapat mendorong perekonomian di wilayah tersebut. 54

61 Selanjutnya pada bulan November 2016, Kementerian ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Percepatan Implementasi Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan. Pada Peraturan Menteri tersebut disebutkan mengenai kewajiban Badan Usaha penugasan P3JBT dan P3JBKP untuk membangun penyalur pada lokasi tertentu sehingga masyarakat dapat memperoleh harga Jenis BBM Tertentu (Minyak Solar Subsidi) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (Bensin Premium) dengan harga sesuai Peraturan Yang berlaku (BBM Satu Harga). Oleh karena itu pada Bulan Januari 2017 BPH Migas mengundang rapat Kementerian ESDM dalam rangka sinkronisasi Peraturan BPH Migas Nomor 6 Tahun 2015 dengan Peraturan Menteri Nomor 36 Tahun BPH Migas sangat mendukung Peraturan Menteri tersebut dan mendapat tugas untuk mengawal dan mengawasi implementasi BBM Satu Harga sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 dengan cara menugaskan dan mengawasi Badan Usaha yang mendapat penugasan untuk menyalurkan Jenis BBM Tertentu maupun Jenis BBM Khusus Penugasan (Baik PT Pertamina (Persero) maupun PT AKR Corporindo, Tbk) untuk membangun penyalur di Lokasi Tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dalam rangka sinergi terutama daerah yang belum terdapat penyalur maka dengan adanya Penyalur BBM Satu Harga di Lokasi Tertentu yang mengusung Harga sesuai ketentuan dan Sub Penyalur (Perwakilan Konsumen Pengguna) di wilayah yang belum termasuk Lokasi Tertentu untuk jaminan ketersediaan dan kelancaran distribusi BBM maka diharapkan dapat meningkatkan jaminan ketersediaan BBM dan kelancaran distribusi BBM di seluruh wilayah NKRI dengan harga sesuai ketentuan. Setelah BBM tersedia di wilayah yang belum terdapat penyalur, diharapkan dapat menjadi pendorong pembangunan infrastruktur dan perkembangan perekomomian maka selanjutnya sub penyalur dapat di tingkatkan menjadi Penyalur (Sub penyalur dapat sebagai embrio dari Penyalur BBM) sehingga BBM satu harga di wilayah tersebut dapat terwujud. 55

62 Gambar 12. Sinergi Penyalur Lokasi Tertentu dan Sub Penyalur untuk mencapai BBM Satu Harga Pada tahun 2017, dari target implementasi sebayak 15 provinsi maka BPH Migas telah melakukan implementasi sub penyalur pada 16 Provinsi dengan rincian progress implementasi sebagai berikut: Tabel 12 Progres Implementasi Sub Penyalur BBM Pada tahun 2017 ini, selain melakukan implementasi maka BPH Migas juga melakukan Sosialisasi pengaturan terhadap implementasi Sub Penyalur dalam rangka meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat konsumen pengguna Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan di 13 Kabupaten/Kota di 9 56

63 provinsi dengan rincian Samarinda (Kalimantan Timur), Manado (Sulawesi Utara), Makassar (Sulawesi Selatan), Soppeng (Sulawesi Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan), Pangkal Pinang (Kep. Bangka Belitung), Singkawang (Kalimantan Barat), Biak (Papua), Balikpapan (Kalimantan Timur), Jeneponto (Sulawesi Selatan), Tarakan (Kalimantan Utara), Rote (Nusa Tenggara Timur), dan Gorontalo ( Gorontalo). Gambar 12 Salah satu pelaksanaan Sosialisasi Implementasi Sub Penyalur BBM 3. Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak 11 Layanan 11 Layanan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkuta n Gas Bumi Melalui Pipa , ,95 87,72 57

64 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga BBM BPH Migas menugaskan PT Pertamina untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (Jenis Bensin RON 88) tahun 2017 dengan total kuota nasional tahun 2017 sebesar 12,5 juta KL. Tabel berikut ini menjelaskan rincian realisasi penyaluran JBKP tahun Tabel 13 Realisasi Vs Kuota JBKP 2017 Premium (JBKP) Alokasi Nasional Realisasi s.d 31 Des 2017 % Real vs Alokasi Nasional Over/Under Sisa Alokasi 2017 % KL A B A vs B (C) 100% - C A-C PT Pertamina ,25% 43,75% TOTAL ,25% 43,75% Keterangan *): Realisasi s/d Desember 2017 (Jan-Sep 2017hasil verifikasi, Okt-Des 2017 laporan realisasi) Berdasarkan Tabel 13 realisasi penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yang dilakukan oleh PTPertamina (Persero) tidak mencapai angka 100% yaitu hanya 56,25% hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang beralih dari jenis Bensin RON 88 ke jenis Bensin RON 90 atau 92 dengan disparitas harga yang tidak berbeda signifikan. Terlaksananya kegiatan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM selain JBT juga dilaksanakan terhadap BBM Non PSO di tahun 2017 berupa verifikasi realisasi volume penjualan BBM Non PSO meliputi realisasi volume penjualan per Jenis BBM di wilayah pemasaran masing-masing Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum, Niaga Terbatas dan Pengolahan yang menghasilkan Bahan Bakar Minyak dan melakukan kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM/atau niaga BBM sebagai kelanjutan kegiatan usaha pengolahannya. Sumber data yang digunakan adalah berkas/dokumen terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan BBM yang dilakukan oleh Badan Usaha, 58

65 rekapitulasi realisasi volume penjualan BBM Non PSO dan total nilai penjualan per bulan, realisasi volume penjualan BBM Non PSO per Kabupaten/ Kota dan per sektor pengguna per bulan, rekapitulasi penyediaan (pembelian) BBM Non PSO, data sarana fasilitas yang dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha sesuai yang tercantum dalam surat undangan verifikasi. Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPH Migas, pada tahun 2017 terdapat total sekitar 178 Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga. Dari 200 Badan Usaha (termasuk PT Pertamina (Persero)) yang diundang untuk dilakukan verifikasi BBM Non PSO, yang melaporkan kegiatan usahanya sekitar 122 Badan Usaha. Dari 122 Badan Usaha yang melaporkan kegiatan usahanya, sebanyak 108 Badan Usaha yang memiliki volume penjualan selama periode Triwulan I s.d Triwulan III (*): Data bulan Januari-September 2017 Gambar 14. Grafik Jumlah Badan Usaha yang Memiliki Volume Penjualan Gambar 14 menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terdapat peningkatan jumlah Badan usaha yang memiliki nilai penjualan BBM Non PSO sekitar 30% dibandingkan dengan jumlah Badan Usaha yang memiliki nilai penjualan pada tahun Salah satu penyebab peningkatan ini adalah adanya peningkatan kepatuhan Badan Usaha Pemilik Izin Usaha Niaga BBM dalam melaporkan kegiatan usahanya. 59

66 (*) :Data bulan Januari-September 2017 Gambar 15. Volume Penjualan BBM Non PSO Dari Gambar di atas terlihat bahwa realisasi volume penjualan BBM Non PSO Badan Usaha termasuk PT Pertamina (Persero) tahun 2017 lebih kecil dibandingkan dengan realisasi pada tahun Hal ini dikarenakan data yang digunakan belum mencakup data realisasi triwulan IV Jika data realisasi triwulan IV 2017 sudah terhitung, maka realisasi 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding realisasi tahun Faktor utama Peningkatan tersebut karena BBM RON 88 telah menjadi bagian NPSO untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali, sehingga akan menambah secara signifikan dari total penjualan BBM NPSO. Penyebab lainnya yaitu terkait disparitas harga selama tahun 2017 antara BBM PSO dengan BBM Non PSO tidak berbeda signifikan. Realisasi penjualan BBM Non-PSO Januari- September tahun 2017 mencapai 45,85 juta KL atau rata-rata sebesar 3,82 juta KL/bulan. Sebanyak ±83,7 % pendistribusian BBM Non-PSO dilakukan oleh PT Pertamina (Persero), sedangkan sisanya dilakukan oleh Badan Usaha lainnya, dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 14 Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2017 Badan Usaha Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2017 (Jan - Sep) Rata-Rata Realisasi Penjualan BBM Non PSO Per Bulan Juta KL % (Juta KL/Bulan) PT Pertamina (Persero) 38,37 83,7% 3,20 Badan Usaha Lain 7,49 16,3% 0,62 Total BBM Non PSO 45,85 100,0% 3,82 60

67 Data pada tabel 14 merupakan data yang telah diverifikasi namun belum mencakup data realisasi Triwulan IV Pada Gambar 3.11 di bawah ini, dapat terlihat bahwa market share penjualan BBM Non Subsidi nasional selama tahun didominasi oleh PT Pertamina (Persero) dengan rata-rata sebesar 76,2%. (*) : Data bulan Januari - September 2017 Gambar 16. Grafik Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun Pada Gambar 3.11 dapat dilihat bahwa selama periode tahun ratarata market share PT Pertamina (Persero) sebesar 68,8% dan selama periode tahun rata-rata market share PT Pertamina (Persero) sebesar 83,7%. Dengan demikian pada periode tahun terdapat peningkatan persentase penjualan untuk PT Pertamina (Persero) sebanyak 14,8% dibandingkan dengan periode tahun Hal ini terjadi karena sejak diterbitkannya Perpres No. 91 Tahun 2014 yang berdampak peralihan RON 88 menjadi BBM Non PSO untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali. Adapun persentase penjualan untuk Badan Usaha selain PTPertamina (Persero) mengalami penurunan sebanyak ±1,6% dibandingkan dengan tahun Namun persentase penjualan tersebut dimungkinkan masih mengalami perubahan mengingat data penjualan yang digunakan belum mencakup data triwulan IV Sementara untuk komposisi per jenis BBM berdasarkan realisasi volume Penjualan BBM Non PSO adalah sebagai berikut: 61

68 Gambar 17. Grafik Pie Chart Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2017 (Berdasarkan Jenis BBM) Berdasarkan Pie Chart di atas terlihat bahwa realisasi volume penjualan BBM Non PSO yang terbesar adalah jenis BBM Minyak Solar CN 48 sebesar 31,6% diikuti oleh Bensin RON 90 (22,4%) dan Bensin RON 88 (21,6%). Pada saat verifikasi BBM Non PSO Triwulan I-III Tahun 2017, ditemukan halhal antara lain sebagai berikut : a. Terdapat Badan Usaha yang tidak dapat dihubungi. b. Terdapatnya Laporan Badan Usaha yang masih harus diperbaiki. c. Terdapatnya Badan Usaha yang dapat dihubungi namun tidak dapat hadir. d. Terdapatnya Badan Usaha yang belum pernah diverifikasi. e. Laporan volume penjualan BBM Badan Usaha sebagian besar dilaporkan pada saat verifikasi. f. Terdapat Badan Usaha yang izin usahanya Habis. g. Terdapat Badan Usaha yang belum melakukan kegiatan niaga. h. Terdapat Laporan penjualan dan laporan pembelian antar Badan Usaha yang tidak sesuai. 62

69 Terhadap pelaksanaan kegiatan Pengawasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum dan Izin Usaha Niaga Terbatas, diusulkan hal-hal sebagai berikut: a. Terkait ketidaksesuaian pelaporan penyediaan dan penjualan BBM Non PSO antar Badan Usaha, diusulkan untuk dilakukan uji petik. b. Pengawasan ke lapangan agar dilakukan lebih intensif sehingga data yang didapat menjadi lebih akurat (termasuk update data fasilitas). c. Terhadap Badan Usaha yang tidak hadir maka diusulkan untuk diberikan surat peringatan. d. Penyampaikan laporan realisasi volume penjualan BBM Badan Usaha diusulkan dilakukan setiap bulan melalui surat (hardcopy) dan (softcopy). 2. Melakukan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu Dalam rangka pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu, BPH Migas melakukankegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu. Berikut adalah hasil kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu tahun Pada tahun 2017, realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) tidak melebihi kuota APBN-P 2017 dengan rincian sebagai berikut : Jenis BBM Kuota APBN-P 2017 Tabel 15 Realisasi Vs Kuota JBT 2017 Realisasi Jan - 31 Des 2017 % Realisasi vs Kuota APBN-P2017 Volume Under / Over Kuota APBNP 2017 Under / Over Kuota APBNP 2017 KL KL % KL % Minyak Tanah , ,000 86,43% ,000 13,57% Minyak Solar , ,500 93,49% ,500 6,51% Total , ,500 93,23% ,500 6,77% Berikut grafik yang menunjukkan realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu Tahun 2017 *). 63

70 Keterangan *): Jan-Nov 2017 Hasil verifikasi, Des 2017 Laporan Badan Usaha Gambar 18. Grafik Realisasi Penyaluran Jenis BBM Tertentu Tahun 2017 *) Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2017 sebesar 15,019 juta KL atau 93,23% dari kuota APBN-P sebesar 16,110 juta KL. Realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2017 untuk Kerosene (minyak tanah)berada di bawah kuota APBN-P sebesar 13,57%, dan realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2016 untuk Solar berada di bawah kuota APBN-P sebesar 6,51%.Pada Gambar 3.12 dapat dilihat bahwa persentase realisasi Minyak Tanah dibandingkan dengan kuota sebesar 86,43% sedangkan Minyak Solar sebesar 93,49%. BPH Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (Minyak Tanah, dan Minyak Solar) tahun PT Pertamina (Persero) memegang peran terbesar dengan kuota sebesar 98,45% dari total kuota nasional APBN tahun 2017 sebesar 16,110 juta KL. Kuota volume Jenis BBM Tertentu sesuai dengan APBN-P Tahun 2017 dan Realisasi penjualan Jenis BBM Tertentu Periode Januari s.d Desember Tahun 2017 adalah sebagai berikut: 64

71 Tabel 16 Kuota dan Realisasi Volume Rata-rata Penyaluran JBT Tahun 2017 Jenis BBM Tertentu Volume Berdasarkan Kuota APBN-P 2017 (Juta KL) Rata-Rata (Juta KL/Bulan) Realisasi Tahun 2017*) (Januari Desember)*) (Juta KL) Rata-Rata (Juta KL/Bulan) Minyak Tanah 0,61 0,05 0,53 0,04 Minyak Solar 15,50 1,29 14,49 1,21 Total 16,11 1,34 15,02 1,25 Keterangan *):Realisasi Tahun 2017 (Jan-Nov 2017 hasil verifikasi, Des 2017 Laporan Badan Usaha) Berdasarkan tabel 16 realisasi volume pendistribusian Jenis BBM Tertentu ratarata perbulan mulai Januari sampai dengan Desember 2017 yaitu sebesar ±1,25 juta KL/Bulan. Realisasi tahun 2017 tidak melewati kuota APBN-P 2017 yang ditetapkan. 3. Melakukan Monitoring Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Dalam Rangka Mengamankan Pasokan BBM Menghadapi Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru Pelaksanaan posko pemantauan penyediaan dan pendistribusian hari raya Idul Fitri 1438 H/2017 berbeda dibanding posko pada tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan posko dilakukan secara mandiri oleh BPH Migas dan hanya memantau sektor BBM, maka pada tahun 2017 pelaksanaan posko dilakukan secara nasional antara unit-unit ESDM (BPH Migas, Badan Geologi, Ditjen Ketenagalistrikan dan Ditjen Migas) serta Badan Usaha yang terdiri dari PTPertamina (Persero), PTAKR Corporindo, TBK, PT PLN (Persero) dan PTPGN. Pelaksanaan posko pada awalnya dijadwalkan untuk dilaksanakan pada periode tanggal 10 Juni s.d 11 Juli 2017 namun terjadi perubahan jadwal menjadi 10 Juni s.d 8 Juli 2017 dimana tiap harinya terdiri dari 2 shift. Shift I bertugas dari pukul 08:00 s.d 15:00, sedangkan shift II bertugas dari pukul 15:00 s.d 21:00. Walaupun secara jadwal tertulis pelaksanaan posko berakhir pukul 21:00 setiap harinya, namun pada saat pelaksanaan rata-rata posko baru selesai pukul 24:00 setiap harinya. Mengingat pelaksanaan posko melibatkan semua unit terkait, maka komposisi petugas posko harian pun terdiri dari perwakilan masing-masing unit tersebut. Selain posko pemantauan penyediaan dan pendistribusian hari raya Idul Fitri 1438 H/2017, pada tahun 2017 BPH Migas juga menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan posko pemantauan penyediaan dan pendistribusian menghadapi hari raya Natal 2017 dan Tahun Baru Petugas posko terdiri dari perwakilan BPH 65

72 Migas, Badan Geologi, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Migas, Pusdatin ESDM serta Badan Usaha yang terdiri dari PTPertamina (Persero), PTAKR Corporindo, TBK, PT PLN (Persero), PTPGN, PTPertagas Niaga. Posko dilaksanakan pada tanggal 18 Desember Januari 2018 (H-7 sampai dengan H+14). Posko terdiri dari 2 shift, yaitu Shift I (pukul WIB) dan Shift II (pukul WIB).Output dari pelaksanaan posko harian berupa laporan yang terdiri dari 3 laporan, yaitu : Laporan detil posko nasional sektor ESDM, Laporan untuk Menteri ESDM dan Eselon I serta Laporan posko BPH Migas. Selain pelaksanaan posko, untuk melakukan pemantauan penyediaan dan pendistribusian hari raya Idul Fitri 1438 H/Natal 2017, dilakukan pula monitoring lapangan di wilayah-wilayah yang mayoritas merayakan Idul Fitri/Natal dan Daerah wisata/rawan kemacetan. Pelaksanaan monitoring dibagi kedalam dua waktu pelaksanaan, yaitu : monitoring Pra Hari Raya Idul Fitri/Natal dan monitoring pasca Hari Raya Idul Fitri/Natal. Wilayah-wilayah yang dilakukan monitoring adalah Sebagai berikut : Tabel 17 Wilayah monitoring penyediaan dan pendistribusian Hari Raya No Provinsi Wilayah Monitoring 1 Banten Anyer, Serang, ASDP Merak,Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan 2 Jawa Barat Bandung, Ciamis,Puncak, Bogor, Sukabumi, Pangandaran, Cirebon, Depok, Bekasi, Karawang, Subang, Majalengka, Sumedang, Purwakarta, Cikampek 3 Jawa Tengah Brebes, Tegal, Semarang, Solo, Pekalongan, Batang, Kendal, Ungaran, Salatiga, Kebumen, Cilacap, Banyumas, Boyolali 4 Sumatera Utara Medan, Toba, Brastagi 5 Bali Denpasar 6 Jawa Timur Surabaya, Malang, ASDP Ketapang, Sidoarjo, Ngawi, Nganjuk, Madiun, Tuban, Lamongan, Bojonegoro 7 Sumatera Selatan Palembang 8 Sumatera Barat Padang, Bukittinggi 9 Sulawesi Utara Manado 10 Sulawesi Selatan Makassar 66

73 No Provinsi Wilayah Monitoring 11 Lampung ASDP Bakauheni 12 Yogyakarta Yogyakarta 13 Papua Jayapura 4. Mengkoordinasikan dan pengawasan terhadap penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran jenis tertentu, BBM khusus penugasan dan Jenis BBM Umum di seluruh wilayah NKRI. Sampai periode Triwulan IV tahun 2017, berdasarkan hasil uji petik lapangan dan informasi masyarakat, secara umum harga Jual Eceran Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan di tingkat Penyalur Badan Usaha telah sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai berikut: Tabel 18 Harga jual eceran JBT dan JBKP 2017 Kategori Jenis BBM Harga (Rp) JBT Minyak Solar/Bio Solar Rp5.150 JBKP Premium Rp6.450 Sedangkan rata-rata harga jual eceran untuk Jenis BBM Umum selama periode TW I sampai TW III 2017 sebagaimana dapat dilihat pada gambar Harga ratarata tersebutdiperoleh dari laporan Badan usaha yang telah mengikuti verifikasi pada saat periode TW I sampai TW III

74 Gambar 19. Rata-rata Harga Jual Eceran JBU Januari September Melakukan koordinasi dan monitoring penyediaan Bahan Bakar Minyak Badan Usaha yang melakukan kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM di Indonesia Untuk memenuhi permintaan BBM dalam Negeri yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, penyediaan Kilang dalam Negeri tidak cukup memenuhi permintaan tersebut sehingga Badan Usaha melakukan penyediaan Impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut.penyediaan impor diperoleh Badan Usaha dari Singapura, China, Korea dan lain-lain. Berikut data penyediaan Impor BBM Non PSO dari Badan Usaha Non PT Pertamina (Persero) yang diperoleh dari hasil verifikasi Non PSO dari Triwulan I tahun 2017 hingga Triwulan III tahun 2017: 68

75 Gambar 20. Penyediaan BBM Impor Badan Usaha Non PSO Tahun 2017 Gambar diatas merupakan grafik volume penyediaan impor Badan Usaha Non PT Pertamina (Persero) gabungan semua jenis BBM. Berikut adalah rincian volume penyediaan impor Badan Usaha Non PTPertamina (Persero) untuk masing-masing jenis BBM. Tabel 19 Harga jual eceran JBT dan JBKP 2017 Jenis BBM Volume (Liter) MINYAK SOLAR (HSD/MGO/GAS OIL) CN HSD Minyak Solar MFO GASOLINE RON MINYAK SOLAR (HSD/MGO/GAS OIL) CN > GASOLINE RON MINYAK BAKAR (MFO/FO 180) MINYAK BAKAR MINYAK DIESEL HSD LSGO IDO RON RON AVGAS RON 101, RON 101, Grand Total

76 Gambar 21. Pie Chart Penyediaan BBM Impor Badan Usaha Non PSO Tahun 2017 Berdasarkan tabel dan gambar diatas terlihat bahwa pada periode Triwulan I s.d Triwulan III 2017 Penyediaan Impor BBM Badan Usaha Non PTPertamina (Persero) didominasi oleh BBM jenis Minyak Solar jika dibandingkan dengan jenis BBM lainnya dengan persentase 32,42% atau sebesar ,55 KL. 6. Mengkoordinasikan dan Pengawasan terhadap kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM JBT dan BBM Khusus Penugasan pada daerah tertinggal, terluar dan perbatasan. Pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM JBT dan BBM Khusus penugasan pada daerah tertinggal, terluar dan perbatasan dilakukan dengan melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder, kunjungan ke lapangan dan penyusunan laporan. Penyusunan laporan dilakukan setiap minggu dan dilaporkan ke Menteri ESDM. Berikut adalah Roadmap pelaksanaan program penyalur BBM satu harga di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Tahun 2017 s.d Tahun 2019 Badan Usaha PT Pertamina (Persero) dan PTAKR Corporindo, TBK. 70

77 Tabel 20 Roadmap penyalur BBM satu harga 2017 s.d 2019 Roadmap Penyalur BBM Satu Harga Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 BADAN USAHA (Di wilayah dengan infrastruktur darat (Di wilayah dengan infrastruktur darat (Di wilayah dengan infrastruktur darat dan dan laut cukup baik) dan laut terbatas) laut cukup sulit) PT Pertamina (persero) 54 Penyalur 50 Penyalur 46 Penyalur PT AKR Corporindo, TBK 3 Penyalur 4 Penyalur 2 Penyalur JUMLAH 57 Penyalur 54 Penyalur 48 Penyalur Pada tahun 2017 PT Pertamina (Persero) telah mengoperasikan 54 Penyalur BBM Satu Harga dan PT AKR Corporindo, TBK telah mengoperasikan 3 Penyalur BBM Satu Harga sehingga jumlah penyalur BBM satu harga yang telah beroperasi pada Tahun 2017 sebanyak 57 penyalur. Dengan demikian, untuk tahun 2017 baik PTPertamina (Persero) maupun PT AKR Corporindo, TBK telah berhasil memenuhi target yang telah ditetapkan sebagaimana dapat dilihat pada tabel diatas. Sebaran lokasi penyalur BBM satu harga yang telah beroperasi pada tahun 2017 per provinsi adalah sebagai berikut. Rincian penyalur dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 21 Sebaran jumlah penyalur BBM satu harga tahun 2017 per provinsi No Provinsi Jumlah 1 Papua 12 2 Kalimantan Barat 7 3 Kepulauan Riau 6 4 Papua Barat 4 5 Kalimantan Timur 4 6 Maluku Utara 3 7 Kalimantan Utara 2 8 Sumatera Utara 2 9 Sumatera Barat 2 10 Jawa Timur 2 11 NTT 2 71

78 No Provinsi Jumlah 12 Sulawesi Tenggara 2 13 Sulawesi Utara 2 14 Jawa Tengah 1 15 NTB 1 16 Kalimantan Tengah 1 17 Maluku 1 18 Bali 1 19 Bengkulu 1 20 Sulawesi Tengah 1 Jumlah Melakukan monitoring pelaksanaan konversi Minyak Tanah ke LPG dalam rangka menjaga kelancaran penyediaan dan pendistribusian Minyak Tanah pada masa transisi BPH Migas secara rutin melakukan verifikasi volume penjualan Jenis BBM Tertentu termasuk Jenis BBM Minyak Tanah oleh Badan Usaha. Untuk verifikasi Jenis BBM Tertentu dilakukan rutin setiap bulan. Berdasarkan hasil verifikasi Jenis BBM Tertentu tahun 2017 terdapat 119 (23%) Kabupaten/Kota di Indonesia yang masih memiliki realisasi BBM jenis Minyak Tanah. Berikut adalah rekapitulasi daerah yang masih memiliki realisasi Minyak Tanah pada tahun Tabel 22 Sebaran jumlah penyalur BBM satu harga tahun 2017 per provinsi Provinsi No Kabupaten Nanggroe Aceh 1 Kab. Simeuleu Darussalam 1 Kab. Nias 2 Kab. Nias Selatan Sumatera Utara 3 Kab. Nias Utara 4 Kota Gunung Sitoli 5 Kab. Nias Barat Sumatera Barat 1 Kab. Kepulauan Mentawai 1 Kab. Karimun 2 Kab. Lingga Kepulauan Riau 3 Kab. Natuna 4 Kab. Kep. Anambas Bengkulu 1 Kab. Bengkulu Utara 72

79 Provinsi No Kabupaten 1 Kab. Belitung Bangka-Belitung 2 Kab. Belitung Timur Jawa Barat 1 Kab. Tasikmalaya 1 Kab. Bima 2 Kab. Dompu Nusa Tenggara Barat 3 Kab. Sumbawa 4 Kab. Sumbawa Barat 5 Kota Bima 1 Kab. Sumba Barat Daya 2 Kab. Alor 3 Kab. Belu 4 Kab. Ende 5 Kab. Flores Timur 6 Kab. Kupang 7 Kab. Lembata 8 Kab. Manggarai 9 Kab. Manggarai Barat 10 Kab. Manggarai Timur 11 Kab. Nagekeo Nusa Tenggara Timur 12 Kab. Ngada 13 Kab. Rote Ndao 14 Kab. Sikka 15 Kab. Sumba Barat 16 Kab. Sumba Tengah 17 Kab. Sumba Timur 18 Kab. Timor Tengah Selatan 19 Kab. Timor Tengah Utara 20 Kota Kupang 21 Kab. Sabu Raijua 22 Kab. Malaka 1 Kab. Gunung Mas 2 Kab. Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah 3 Kab. Lamandau 4 Kab. Seruyan 1 Kab. Nunukan Kalimantan Utara 2 Kab. Tana Tidung 1 Kab. Kepulauan Sangihe 2 Kab. Kepulauan Talaud Sulawesi Utara Kab. Kepulauan Siau Tagulandang 3 Biaro 1 Kab. Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah 2 Kab. Donggala 3 Kab. Banggai Laut 1 Kab. Buton Sulawesi Tenggara 2 Kab. Muna 73

80 Provinsi No Kabupaten 3 Kab. Wakatobi 4 Kota Bau-Bau 5 Kab. Buton Utara 6 Kab. Muna Barat 7 Kab. Buton Tengah 8 Kab. Buton Selatan 1 Kab. Maluku Tengah 2 Kab. Buru 3 Kab. Buru Selatan 4 Kab. Kepulauan Aru 5 Kab. Maluku Tenggara Maluku 6 Kab. Maluku Tenggara Barat 7 Kab. Maluku Barat Daya 8 Kab. Seram Bagian Barat 9 Kab. Seram Bagian Timur 10 Kota Ambon 11 Kota Tual 1 Kab. Halmahera Barat 2 Kab. Halmahera Selatan 3 Kab. Halmahera Timur 4 Kab. Halmahera Utara 5 Kab. Kepulauan Sula Maluku Utara 6 Kota Ternate 7 Kota Tidore Kepulauan 8 Kab. Pulau Morotai 9 Kab. Halmahera Tengah 10 Kab. Pulau Taliabu 1 Kab. Jayawijaya 2 Kab. Dogiyai 3 Kab. Nabire 4 Kab. Supiori 5 Kab. Asmat 6 Kab. Biak Numfor 7 Kab. Boven Digoel 8 Kab. Jayapura 9 Kab. Keerom Papua 10 Kab. Mappi 11 Kab. Merauke 12 Kab. Mimika 13 Kab. Paniai 14 Kab. Pegunungan Bintang 15 Kab. Puncak Jaya 16 Kab. Sarmi 17 Kab. Waropen 18 Kab. Yahukimo 74

81 Provinsi No Kabupaten 19 Kab. Kepulauan Yapen 20 Kota Jayapura 21 Kab. Deiyai 22 Kab. Intan Jaya 23 Kab. Mamberamo Raya 1 Kab. Maybrat 2 Kab. Fak-Fak 3 Kab. Kaimana 4 Kab. Manokwari 5 Kab. Raja Ampat 6 Kab. Sorong Papua Barat 7 Kab. Sorong Selatan 8 Kab. Tambrauw 9 Kab. Teluk Bintuni 10 Kab. Teluk Wondama 11 Kota Sorong 12 Kab. Manokwari Selatan 13 Kab. Pegunungan Arfak 4. Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan danpendistribusian BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan pendistribusian BBM 3 Layanan 3 Layanan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 3.636, ,93 73,89 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan: 1. Melakukan monitoring dan updating data dan infrastruktur penyediaan dan pendistribusian BBM berbasis IT 75

82 Direktorat BBM telah melakukan monitoring dan updating data penyediaan dan pendistribusian BBM berbasis IT. Monitoring dan updating data penyediaan dan pendistribusian BBM Jenis Tertentu dilakukan dengan menggunakan Sistem Pelaporan Penyaluran Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu. Sistem tersebut wajib disediakan oleh Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu berdasarkan Keputusan Kepala BPH Migas terkait penugasan Badan Usaha dalam melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu (BBM Bersubsidi) tahun 2017, bahwa Badan Usaha wajib memberikan akses data on-line tentang tingkat persediaan dan realisasi penjualan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu kepada Badan Pengatur untuk keperluan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Adapun sistem pelaporan penyaluran Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu yang digunakan pada tahun 2017 adalah : a. MySAP PT Pertamina (Persero) Melalui sistem yang bernama MySAP, PT Pertamina (Persero) melaporkan realisasi penyaluran yang keluar dari Depot/TBBM ke penyalur. Sistem tersebut dapat diakses melalui jaringan VPN (Virtual Private Network) milik PTPertamina (Persero) menggunakan username dan password yang diberikan oleh PTPertamina (Persero). b. M-Files PTAKR Corporindo, TBK PT AKR Corporindo Tbk telah menyiapkan sistem informasi pelaporan penyaluran BBM Jenis Tertentu dari penyalur ke konsumen akhir. Sistem informasi tersebut dapat diakses melalui jaringan internet menggunakan username dan password yang diberikan oleh PTAKR Corporindo Tbk. Selanjutnya, kegiatan monitoring dan updating juga dilakukan terhadap infrastruktur penyimpanan BBM dengan cara melakukan rekapitulasi laporan yang diterima dari Badan Usaha serta data yang diperoleh dari kunjungan lapangan. Hasil update data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem GIS BPH Migas yang dapat diakses di dengan hasil infrastruktur BBM di setiap kategori infrastruktur sebagai berikut (Detil data dapat dilihat pada Lampiran 1): 76

83 a. Peta Infrastruktur Penyimpanan BBM Berbasis IT Gambar 22. Peta Sebaran Terminal BBM di Indonesia Gambar 23. Peta Sebaran Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Indonesia 77

84 b. Peta Infrastruktur Penyalur BBM Berbasis IT - Peta SPBU di Indonesia Gambar 24. Peta SPBU di Indonesia Gambar 25. Peta SPBKB di Indonesia 78

85 Gambar 26. Peta SPDN di Indonesia Gambar 27. Peta SPBN di Indonesia 79

86 Gambar 28. Peta APMS di Indonesia 2. Melakukan Interkoneksi Sistem Pelaporan Badan Usaha Non PSO Sebagai persiapan untuk pengembangan aplikasi pelaporan kegiatan badan usaha pemilik izin usaha niaga BBM, pada tahun 2017 BPH Migas melakukan kegiatan inventarisasi sistem teknologi informasi yang digunakan oleh badan usaha. Pada tahun 2017 ini, inventarisasi dilakukan kepada 39 badan usaha secara sampling. Pada kegiatan tersebut dilakukan juga sosialisasi dan edukasi pelaporan kegiatan usaha niaga BBM kepada badan usaha yang sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh BPH Migas. Dengan demikian diharapkan ketika sistem pelaporan badan usaha telah terbangun, badan usaha telah terbiasa untuk melaporkan data sesuai dengan format. 3. Melakukan pemberian Nomor Registrasi Usaha dan Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPB) serta monitoring atas perselisihan Badan Usaha Kegiatan lain yang telah dilaksanakan adalah pelayanan registrasi Nomor Registrasi Usaha (NRU) secara Online dan pengawasan kegiatan Badan Usaha pemilik NRU. Pelaksanaan kegiatan registrasi NRU ini didasarkan pada Peraturan BPH Migas No. 08/P/BPH Migas/X/2005 tanggal 10 Oktober 2005 tentang kewajiban pendaftaran bagi Badan Usaha yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Bahan Bakar Minyak. Berdasarkan peraturan tersebut, setiap Badan Usaha yang akan melakukan kegiatan di bidang usaha hilir minyak dan gas bumi memiliki kewajiban mendaftarkan NRU kepada BPH Migas. 80

87 Pengajuan pembuatan NRU oleh Badan Usaha sudah mulai dilaksanakan mulai tahun Pada tahun tersebut terdapat tujuh Badan Usaha yang mengajukan pembuatan NRU. Pada awalnya, pengurusan pembuatan NRU masih dilakukan secara manual dikarenakan belum tersedia sistem registrasi secara Online. Registrasi NRU dapat dilakukan secara Online setelah sistem registrasi berhasil dibuat pada tahun Setelah adanya sistem registrasi NRU secara Online, pengajuan registrasi NRU dapat dilakukan secara Online melalui alamat atau dengan terlebih dahulu mengakses web site BPH Migas dengan alamat kemudian pada bagian homepageweb site tersebut akan ada link ke web site NRU. Sistem ini memiliki 3 fungsi utama, yaitu pendaftaran badan usaha untuk mendapatkan NRU, monitoring pendaftaran NRU dan pelaporan Badan Usaha. Sistem registrasi NRU yang dibangun sudah cukup baik karena dapat menghasilkan data dan informasi yang diperlukan oleh BPH Migas dalam melakukan pengaturan dan pengawasan. Berikut adalah grafik jumlah Badan Usaha yang telah mendapatkan NRU selama periode 2006 s.d Gambar 29. Grafik Badan Usaha yang Telah Mendapatkan NRU Tahun Seperti dapat dilihat pada Gambar, pada tahun 2017 terdapat 67 Badan Usaha yang mendapatkan NRU. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, jumlah Badan Usaha yang mendapatkan NRU pada tahun 2017mengalami kenaikansebesar8,1%. Hal ini dapat disebabkan upaya sosialisasi NRU yang dilakukan oleh Direktorat Bahan Bakar Minyak berjalan optimal, dimana sosialisasi yang dilakukan berupa 81

88 Surat Pemberitahuan kepada Badan Usaha untuk melakukan pendaftaran NRU dan juga undangan rapat sosialisasi bagi Badan Usaha yang belum melakukan pendaftaran NRU. Selain itu, hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran Badan Usaha untuk melaksanakan salah satu kewajibannya setelah mendapatkan ijin untuk melakukan usaha di sektor hilir migas, yaitu mendaftarkan Badan Usahanya kepada BPH Migas untuk kemudian memperoleh NRU sehingga memudahkan BPH Migas dalam melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha tersebut. Sistem aplikasi registrasi NRU yang ada saat ini dapat dimanfaatkan tidak hanya sebagai sarana pendaftaran Online namun fitur yang ada di dalamnya diupayakan untuk dapat dimanfaatkan dengan baik meskipun terdapat perubahan mekanisme pemberian NRU. Review terhadap sistem yang ada saat ini telah dilakukan agar sistem dapat menyesuaikan dengan mekanisme pemberian NRU yang baru sehingga proses pemberian NRU dan penyusunan database Badan Usaha dapat berjalan lebih tertib, efektif dan efisien. Adapun rincian jumlah Badan Usaha yang melakukan pendaftaran pada tahun 2017 dan jumlah NRU yang selesai diproses per bulan selama tahun 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 30. Grafik Permohonan NRU dan Jumlah NRU Selesai Proses Tahun

89 Tabel 23 Daftar Badan Usaha yang mendapatkan NRU di tahun 2017 No Badan Usaha Jenis NRU Nomor Sertifikat NRU 1 PT Sembilan Muara Abadi Petrolium Gas Niaga Umum 2 PT Mega Trans Energi Niaga Umum 3 PT Trans Energy Nusantara Niaga Umum 4 PT Petro Utama Energi Niaga Umum 5 6 PT Teladan Makmur Jaya (perpanjangan) PT Putra Persada Permata Prima Perkasa (Perpanjangan) Niaga Umum Niaga Umum 7 PT Karya Energi Mandiri Niaga Umum 8 PT Panji Gemilang Utama Niaga Umum 9 PT Nusantara Daya Energi Niaga Umum 10 PT Sumber Anugrah Prima Niaga Umum 11 PT Tunas Mandiri Migas Niaga Umum 12 PT Agung Persada Mandiri Niaga Umum 13 PT Central Asia Indonesia Niaga Umum 14 PT Mitra Matahari Energi Niaga Umum 15 PT Petrocon Mitra Sejahtera Niaga Umum 16 PT Petro Ocean Niaga Umum 17 PT Ocean Indonesia Energy Niaga Umum 18 PT Moto Energy Indonesia Niaga Umum PT Cosmic Indonesia (Perpanjangan) PT Cosmic Pekanbaru (perpanjangan) Niaga Umum Niaga Umum 21 PT Emar Elang Perkasa Niaga Umum PT Barokah Karya Energi (perpanjangan) PT Petrolin Niaga Energi (perpanjangan) PT Surya Parna Niaga (perpanjangan) Pengangkutan Niaga Umum Niaga Umum 25 PT Berlian Laju Tanker Pengangkutan 26 PT Mitra Andalan Batam (perubahan Direktur) Niaga Umum 292/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2015 Tgl Sertifikat NRU 13-Jan Jan Jan Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Mar Mar Mar Mar Mar Apr Apr Apr Apr Apr Jun Apr Apr Jul-17 83

90 No Badan Usaha Jenis NRU Nomor Sertifikat NRU Tgl Sertifikat NRU 27 PT Mitra Andalan Batam 218/PN-BBM-IU/BPH Penyimpanan (perubahan Direktur) MIGAS/ Jul PT Harapan Matt77 Niaga Umum 310/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jun PT Petro Niaga Mandiri Niaga Umum 311/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jun PT Sinergi Petroleum Indonesia Niaga Umum 312/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jun PT Mahkota Niaga Energi Niaga Umum 313/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jun PT AKR Corporindo, Tbk 002/NU-BBM-IU/BPH Niaga Umum (perpanjangan) MIGAS/ Jun PT Gelora Lintas Samudra Niaga Umum 314/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Goa Energi Mandiri Niaga Umum 315/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Teknologi Energi Terpadu Niaga Umum 316/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Humpuss Trading 053/NU-BBM-IU/BPH Niaga Umum (perpanjangan) MIGAS/ Jul PT Oil Shipping Trans Indonesia Niaga Umum 317/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Nusantara Timur Unggul Niaga Umum 318/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Kutilang Paksi Mas 089/NU-BBM-IU/BPH Niaga Umum (Perpanjangan) MIGAS/ Jul PT Kalimantan Sumber Energi Niaga Umum 319/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Elnusa Petrofin 013/NU-BBM-IU/BPH Niaga Umum (Perpanjangan) MIGAS/ Jul PT Cosmic Indonesia 169/NU-BBM-IU/BPH Penyimpanan (Perpanjangan) MIGAS/ Jul PT Global Arta Borneo Penyimpanan 320/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Prima Wiguna Parama Niaga Umum 321/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Global Borneo Energi Niaga Umum 322/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT World Trade Energi Niaga Umum 323/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Jul PT Anugrah Aldhi Persada Niaga Umum 324/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Agu PT Mahakarya Makmur Perkasa Niaga Umum 325/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Sep PT Lautan Dewa Energy Niaga Umum 326/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Sep PT Petro Storindo Energi Penyimpanan 327/PN-BBM-IU/BPH MIGAS/ Sep PT Ocean Petro Energy 073/NU-BBM-IU/BPH Niaga Umum (perubahan) MIGAS/ Sep PT Tiga Lentera Adhya Niaga 328/NT-BBM-IU/BPH Terbatas MIGAS/ Sep PT Suma Adi Jaya Niaga Umum 329/NT-BBM-IU/BPH MIGAS/ Sep PT Pelayaran Nasional Aeromic 028/PG-BBM-IU/BPH Pengangkutan (Perpanjangan) MIGAS/ Sep PT Muribranz Energi Primera Niaga Umum 330/NU-BBM-IU/BPH 25-Sep-17 84

91 No Badan Usaha Jenis NRU Nomor Sertifikat NRU 56 PT Getra Mitra Energi Niaga Umum 57 PT Resha Rabby Lestari Niaga Umum 58 PT Kharisma Dwi Makmur Pengangkutan 59 PT Mandiri Kita Sukses Niaga Umum 60 PT Masinton Abadi Sentosa Niaga Umum 61 PT Citra Energi Cemerlang Niaga Umum 62 PT Swadaya Energi Persada Niaga Umum 63 PT ExxonMobil Lubricants Indonesia Niaga Umum 64 PT Vivo Energy Indonesia Niaga Umum 65 PT Sahbana Energi Persada Niaga Umum 66 PT Petrovina Energi Indonesia Niaga Umum 67 PT GasEmas Niaga Umum MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ /NU-BBM-IU/BPH MIGAS/2013 Tgl Sertifikat NRU 05-Okt Nov Okt Nov Nov Des Des Des Des Des Des Des-17 Berdasarkan izin usahanya berikut adalah rekapitulasi jumlah Badan Usaha yang mendapatkan NRU pada tahun 2017: Tabel 24 Rekapitulasi Jumlah Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Jenis Izin Usaha Jumlah NRU Tahun 2017 Penyimpanan 3 Pengangkutan 4 Niaga Terbatas 1 Niaga Umum 59 Total 67 85

92 Gambar 31. Grafik Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Periode (Berdasarkan Izin Usahanya) Dengan demikian, total Badan Usaha yang mendapatkan Nomor Registrasi Usaha (NRU) periode Tahun adalah sebanyak 359 Badan Usaha dengan rincian per jenis izin usaha sebagai berikut: Gambar 32. Grafik Badan Usaha Pemilik NRU Per 31 Desember Publikasi Data BBM Melalui Website BPH Migas Data dan Informasi BBM dipublikasikan melalui website BPH Migas. Hal ini dilakukan dalam mempermudah Stakeholders dan Masyarakat dalam mendapatkan informasi yang up to date mengenai data dan informasi BBM khususnya dalam 86

93 Bidang Hilir yang menjadi Tugas Pokok dan Fungsi BPH Migas. Untuk Mengakses data BBM pada website BPH Migas melalui alamat Adapun data-data yang dapat dipublikasi pada website BPH Migas adalah sebagai berikut : Gambar 33. Kuota & Realisasi JBT Tahun 2017 Gambar 34. Kuota & Realisasi JBKP Tahun

94 Gambar 35. Realisasi Penyaluran JBU Januari September 2017 Gambar 36. Lokasi Penyalur BBM 1 Harga Tahun 2016 & 2017 yang Telah Beroperasi 88

95 Gambar 37. Published Harga BBM SPBU di wilayah DKI Jakarta 5. Layanan Internal (Overhead) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Layanan Internal (Overhead) 2 Layanan 2 Layanan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1.911, ,59 96,41 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan: 1. Membuat skema pengembangan pembentukan pengaturan dan pelaksanaan pengawasan BPH Migas dengan komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain 89

96 Kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2017 terkait skema pengembangan pembentukan pengaturan dan pelaksanaan pengawasan BPH Migas dengan komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain dengan melakukan kunjungan kerja dalam bidang Distribusi Avtur di Sydney Airport, pabrikan tangki untuk BBM satu harga serta penyimpanan dan penanganan Blending Produk Minyak (Bensin dan Solar) di Sydney Australia pada tanggal November Disamping itu pada tanggal Desember 2017 BPH Migas kunjungan ke Singapura dalam rangka rapat kerja dengan Argus Media Cosultant. Dalam rapat kerja tersebut antara lain dibahas tentang : - Gambaran umum terkait pasar BBM dan kondisi suplay demand di Asia - Metodologi penetapan harga gasoline dan gasoil oleh Argus dan perbedaannya dengan konsultan lain, serta - Kegunaan evaluasi harga Argus untuk berbagai BUMN Minyak dan Gas Bumi di Asia. 2. Melakukan Dukungan Manajemen kegiatan Direktorat BBM Telah dilakukan dukungan manajemen kegiatan Direktorat BBM Dalam rangka melaksanakan kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Bidang BBM, pada Tahun 2017 Direktotat BBM telah melakukan dukungan manajemen kegiatan direktorat BBM dengan melakukan satu kali konsinyering luar kota di Bandung dan pengawasan serta uji petik lapangan di beberapa Kabupaten/Kota. 3.1 Realisasi Anggaran Anggaran kegiatan Direktorat Bahan Bakar Minyak tahun 2017 pagu awal adalah sebesar Rp selanjutnya sekitar Bulan Mei Tahun 2017 terdapat Anggaran Belanja Tambahanmenjadi sebesar Rp dengan realisasi anggaran sebesar Rp atau 61,54%. Realisasi anggaran sebesar 61,54%,hal ini dikarenakan pada kegiatan dengan kode mata anggaran kegiatan yaitu Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM yang merupakan kegiatan Jasa Konsultan tidak dapat dilaksanakan karena mengalami Gagal Lelang. Selain itu juga terdapat sub kegiatan Melakukan FGD evaluasi kesiapan sarana dan fasilitas dalam percepatan pemberlakuan satu harga pada wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) pada kegiatan Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Kegiatan 90

97 Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Bahan Bakar Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan pada Daerah Tertinggal, Terluar dan Perbatasan ( ) yang merupakan Jasa Lainnya yang tidak dapat dilaksanakan karena mengalami Gagal Lelang, dan selanjutnya dilakukan revisi untuk dilakukan secara swakelola. Penjelasan lebih rinci sebagai berikut : KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 1929 Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bbm , Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM , Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 208 Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional 209 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun Berikutnya 210 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan Tahun Berikutnya Layanan Penyusunan Alokasi Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) per Kabupaten/Kota dan Konsumen Pengguna 207 Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub Penyalur 211 Menyusun Alokasi Kuota JBT dan JBKP setiap Kabupaten/Kota di Seluruh Wilayah NKRI 213 Menyusun Alokasi Kuota JBT untuk Konsumen Pengguna Sektor Non Transportasi Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak 214 Melakukan Koordinasi dan Memberikan rekomendasi Hasil Penyelidikan dan Keterangan Ahli pada Kegiatan Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan & Pendistribusian BBM 215 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM Jenis Tertentu, BBM Khusus Penugasan dan Jenis BBM Umum di Seluruh Wilayah NKRI 216 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan terhadap Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Bahan Bakar Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan pada Daerah Tertinggal, Terluar dan Perbatasan 217 Melakukan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga BBM 218 Melakukan Koordinasi dan Monitoring Penyediaan Bahan Bakar Minyak Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Indonesia 219 Melakukan Monitoring dan Koordinasi di Daerah dalam Rangka Pengawasan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM 220 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Penyedian dan Pendistribusian BBM dalam Rangka Mengamankan Pasokan BBM Menghadapi Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru 221 Melakukan Monitoring Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Nabati oleh Badan Usaha dalam Rangka Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM 222 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Konversi Minyak Tanah ke LPG dalam Rangka Menjaga Kelancaran Penyediaan dan Pendistribusian Minyak Tanah pada Masa Transisi , , , , , , , , , , , , , , , , , ,85 91

98 KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 223 Melakukan Koordinasai dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Tertentu di Wilayah Pesisir 224 Melakukan Monitoring Cadangan Operasional Badan Usaha dalam Rangka Menjaga Ketahanan Stok BBM Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM 225 Melakukan Monitoring dan Updating Data dan Infrastruktur Penyediaan dan Pendistribusian BBM Berbasis IT , , , , Melakukan Interkoneksi Sistem Pelaporan Badan Usaha BBM Non PSO , Melakukan Pemberian Nomor Registrasi Usaha (NRU) dan Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPB) serta Monitoring atas Perselisihan Antar Badan Usaha , Layanan Internal (Overhead) , Membuat Skema Pengembangan Pembentukan Pengaturan dan Pelaksanaan Pengawasan BPH Migas dengan Komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di Negara Lain , Melakukan Dukungan Manajemen Kegiatan Direktorat BBM , Direktorat Gas Bumi Secara umum pengukuran capaian kinerja Direktorat Gas Bumi BPH Migas Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja terhadapmasing-masing indikator kinerja. Namun untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun sebelumnya. Sebagian besar sasaran strategis yang ditargetkan dapat dicapai, namun terdapat beberapa sasaran strategis yang melebihi target pada tahun 2017 ini. Sebagaimana disebutkan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa Direktorat Gas Bumi mempunyai tugas dan wewenang antara lain : a. Melaksanakan pengaturan dan penetapan pengusahaan transmisi dan distribusi Gas Bumi; b. Melaksanakan pengaturan dan penetapan Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; c. Melaksanakan evaluasi dan penetapan Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil; d. Melaksanakan penetapan dan pemberlakuan Sistem Informasi Pengusahaan dan AkunPengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan GasBumi melalui pipa; 92

99 e. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang Hak Khususpengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan pelaksanaankegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; f. Memberikan Hak Khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada ruas tertentudari transmisi Gas Bumi dan pada wilayah tertentu dari jaringan distribusi Gas Bumimelalui lelang, berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi GasBumi Nasional; g. Pengawasan pada Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa. Dalam Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk tahun , Direktorat Gas Bumi mempunyai program strategis yaitu melaksanakan pengaturan, penetapan dan pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur jaringan pipa Gas Bumi dan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Dalam Penetapan Kinerja Direktorat Gas Bumi Tahun 2017 terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 2 SK 18 SK 900 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 3.671, ,17 93,76 Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 550% (11 SK) dari target 2 SK dan terjadi peningkatan pada tahun 2017 sebasar 900% (18 SK). 93

100 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu : A. Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004, Hak Khusus adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi dan/atau pada Wilayah Jaringan Distribusi berdasarkan lelang. Selanjutnya dalam Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 19 Tahun 2010, Hak Khusus di bedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu : Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi tertentu adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi tertentu berdasarkan lelang. Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Wilayah Jaringan Distribusi tertentu adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Wilayah Jaringan Distribusi tertentu berdasarkan lelang. Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Pipa Dedicated Hilir pada Wilayah Niaga Tertentu tidak berdasarkan lelang. Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Pipa Dedicated Hilir adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Pipa Dedicated Hilir pada Wilayah Niaga Tertentu tidak berdasarkan lelang. Berdasarkan tabel, kegiatan pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa telah mencapai target kinerja 900%. Tahun 2017, BPH Migas telah memberikan 12 Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebagai berikut : 94

101 Tabel 25 Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa No Badan Usaha Niaga Wilayah Administrasi I PT Krakatau Daya Listrik PGN Station Bojonegara - AM 8 (KP 11) PT Krakatau Daya Listrik Valve Box Area Travo AM04 - MRS PT Krakatau Steel Valve Box Area Travo AM08 - MRS PT Krakatau Wajatama Nomor Hak Khusus Tanggal Valve Box Area Travo AM02 - MS PT Krakatau Posko Valve Box Area Travo AM08 - PT Stollberg Samil Indonesia 1 Infront of PT Stollberg Samil Indonesia - MRS PT Stollberg Samil Cilegon 02/KD/BPH MIGAS/KOM/ Februari 2017 Indonesia Infront of PT Posco M Tech Indonesia - PT Posco M Tech Indonesia Box Valve Area PT Indonesia Poschemtech Chosun Ref - Box Valve Area PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Box Valve Area PT Seamless Pipe Indonesia Jaya ke MRS PT Indonesia Poschemtech Chosun Ref II PT Igas Utama 1 Mother Station PT Igas Utama ke Mother Station PT Keihin Indonesia Cibitung, Bekasi 03/KD/BPH Migas/Kom/ Februari 2017 III PT Pelangi Cakrawala Losarang 1 Lap. Cemara PEP - Chang Jui Fang Indonesia & Tirta Bening Mulia Indramayu 15/KD/BPH Migas/Kom/ April 2017 IV PT PGN (Persero) Tbk 1 WJD Banten Banten WJD Batam Batam 16/KD/BPH Migas/Kom/ April 2017 V PT Pertagas Niaga 1 Stasiun Penyerahan Gas KP-42.2 Cambai - Simpang Y - Metering Station PT Pertagas Niaga di Kawasan Pabrik PT Arwana Anugerah Ogan Ilir, Sumatera Selatan 17/KD/BPH Migas/Kom/ April 2017 VI 1 VII 1 PT Surya Energi Parahita Metering Gas Orifice ke Pipa Utama PT SEP Pipa Distribusi Kawasan Suryacipta Bov Valve 6 inch Jl. Surya Kencana ke Box Valve 4 inch Kawasan Industri Suryacipta PT Dharma Pratama Sejati Pipa dari Metering Pertagas di Wunut Sidoarjo ke Kawasan Industri Ngoro, Mojokerto Sedangkan untuk Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, BPH Migas telah menerbitkan 6 surat keputusan yaitu : Sidoarjo, Mojokerto 19/KD/BPH Migas/Kom/ April 2017 VIII PT Malamoi Olom Wobok 1 Construction Gas Pipe di Klalin Process Area ke PLTMG Arar Asia Power Arar Gas Plant ke PT MOW 2 Plant di Plant Gate PT Henrison Iriana Tie In Point MOW III di arar gas plant ke PLTMG Waymon Daya Powergen Sorong, Papua Barat 20/KD/BPH Migas/Kom/ April 2017 IX PT Pertamina Gas 1 MS Pondok Tengah - SKG Tegal Gede PT Pertagas Bekasi, Jawa Barat 04/KD/BPH Migas/Kom/ Agustus 2017 X 1 XI PT Energasindo Heksa Karya Wilayah Distribusi Bitung Wilayah Distribusi Tegal Gede Wilayah Distribusi Cilegon PT Mitra Energi Buana PT Tanjung Enim Lestari Banten Kab. Muara Enim 1 PT Sunan Rabber, PT Remco, PT Hok Tong I, PT Hok Tong II 06/KD/BPH Migas/Kom/ Agustus 2017 Kota Palembang PT Aneka Bumi Pratama, PT Gadjah Ruku XII 1 PT Petrogas Jatim Utama ORF Ketapang II LTD di Maspion Manyar ke PT Pembangkit Jawa Bali Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Jawa Barat Kab. Gresik, Jawa Timur 18/KD/BPH Migas/Kom/ April /KD/BPH Migas/Kom/ Agustus /KD/BPH Migas/Kom/ Agustus

102 Tabel 26 Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa No Badan Usaha Pengangkutan Wilayah Administrasi I PT Majuko Utama Indonesia Nomor Tanggal 1 Cilegon - Ciwandan Cilegon 01/KT/BPH Migas/Kom/ Februari 2017 II PT Pertamina Gas 1 Belawan-Kawasan Industri Medan (KIM) Medan, Deli Serdang 1 III 1 IV KIM - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke PT Gasindo Pratama Sejati Citarik - SKG Tegalgede - Stasiun Gas Cikarang PT Rabana Gasindo Usama Deli Serdang, Simalungun, Serdang Bedagai Hak Khusus 11/KT/BPH Migas/Kom/ April 2017 Karawang & Bekasi 12/KT/BPH MIGAS/KOM/ April SKG Tegalgede - Stasiun Gas Citeureup Bekasi & Bogor 13/KT/BPH MIGAS/KOM/ April 2017 V PT Energasindo Heksa Karya 1 Tempino Kecil - P. Selincah Jambi 14/KT/BPH Migas/Kom/ April P. Selincah - PT PLN Sei Gelam VI PT Rabana Gasindo Utama 1 SKG Tegalgede - PT Cikarang Listrindo Bekasi, Jawa Barat 03/KT/BPH MIGAS/KOM/ Agustus 2017 Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan menetapkan hak khusus pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar Rp 997,845,000 (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan menetapkan hak khusus pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar 94.51% atau sebesar Rp 943,013,956 (Sembilan Ratus Empat puluh Tiga Juta Tiga Belas Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Rupiah) B. Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. BPH Migas dalam rangka melaksanakan pengawasan pelaksanaan Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi berpedoman pada Peraturan BPH Migas Nomor 96

103 19/P/BPH Migas/XI/2010 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. Hasil dari pengawasan pelaksanaan Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi akan dijadikan bahan rekomendasi bagi BPH Migas dalam hal pemberian sanksi kepada Badan Usaha yang tidak mematuhi ketentuan dari peraturan yang berlaku. Sanksi yang akan diberikan dapat berupa teguran, denda, pencabutan Hak Khusus dan pengusulan pencabutan Izin Usaha kepada Pemerintah. Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan melaksanakan pengawasan hak khusus kegiatan usaha pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar Rp 649,585,000 (Enam Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan melaksanakan pengawasan hak khusus kegiatan usaha pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar 92.55% atau sebesar Rp 601,216,482(Enam Ratus Satu Juta Dua Ratus Enam Belas Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Dua Rupiah). Tabel 27 Daftar Nama Badan Usaha Niaga Gas Bumi NO Badan Usaha NO Badan Usaha 1 PT BANTEN INTI GASINDO 15 PT PASUNDAN RESOURCES 2 PT BAYU BUANA GEMILANG 16 PT PDPDE Gas 3 PT BERKAH USAHA ENERGY 17 PT PDPDE SUMSEL 4 PT Dharma Pratama Sejati 18 PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 5 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 19 PT PERTAGAS NIAGA 6 PT GAGAS ENERGI 20 PT PERTAMINA GAS 7 PT GRESIK MIGAS 21 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 8 PT IGAS UTAMA 22 PT Petrogas Jatim Utama 9 PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 23 PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 10 PT INTI DATA LATU PRIMA 24 PT SARANA CEPU ENERGI 11 PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 25 PT SINERGI PATRIOT BEKASI 97

104 12 PT Malamoi Olom Wobok 26 PT SUMBER PETRINDO PERKASA 13 PT MITRA ENERGI BUANA 27 PT SURYA CIPTA INDONESIA 14 PT MUTIARA ENERGY 28 PT SURYA CIPTA INDONESIA Tabel 28 Daftar Nama Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi NO Badan Usaha NO Badan Usaha 1 PT PERTAMINA GAS 7 PT RABANA GASINDO UTAMA 2 PT PGN (Persero) Tbk 8 PT GASINDO PRATAMA SEJATI 3 PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 9 PT PDPDE GAS 4 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 10 PT KALIMANTAN JAWA GAS 5 PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 11 PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA 6 PT RABANA GASINDO USAMA C. Melaksanakan Persiapan/ Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus Kegiatan yg dilakukan adalah untuk mengetahui informasi mengenai Pembahasan Metode Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa. Materi Materi yag disampaikan antara lain mengenai Pendekatan Value Engineering sebagai Upaya Efisiensi dalam Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa, Metodologi Manajemen Proyek pada Kegiatan EPC Pembangunan Infrastruktur Pipa Gas dengan Prinsip Cost Effectiveness, Metodologi Formulasi Perhitungan Tarif untuk Memperoleh Tarif yang Akuntable dan Mendukung Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi yang Berkelanjutan, dan Model Optimasi Sistem Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa yang Relevan dengan Market Gas Indonesia. Pemeriksaan Fisik dan pengumpulan data Fasilitas Pipa Niaga Gas Bumi melalui Pipa Dedicated Hilir dam rangka pemberian Hak Khusus ke PT Bayu Buana Gemilang (BBG) di Kabupaten Bekasi yang dilaksanakan pada tanggal 6-7 Oktober Pemeriksaan Fisik tersebut sebagai tindak lanjut atas permohonan penyesuaian Hak Khusus sesuai surat Direktur Utama PT BBG nomor :136/BBG-Dir/VI/2017 tanggal 9 Juni Terdapat penambahan 3 (tiga) konsumen yaitu PT Unilever Indonesia Food & Ice Cream, PT Unilever 98

105 Indonesia Non Soap Detergnt dan PT Showa Indonesia. Semua pipa dan fasilitas penunjangn telah terpasang dan beroperasi dengan baik dan BPH Migas akan menindaklanjuti hasil Pemeriksaan Fisik tersebut. Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan melaksanakan Persiapan/ Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus adalah sebesar Rp479,366,000 (Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Tiga Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan melaksanakan Persiapan/Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus adalah sebesar 90.74% atau sebesar Rp434,953,692 (Empat Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembiln Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh Dua Rupiah). D. Melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi dalam Rangka Pemanfaatan Gas Bumi di Wilayah Pulau Sulawesi Kegiatan inti yang dilaksanakan adalah Rapat Koordinasi di Kota Makassar dan Kota Manado, serta kegiatan kunjungan lapangan ke 7 (tujuh) lokasi/kota dengan 8 (delapan) kali frekuensi. Rapat Koordinasi Makassar (Sulawesi Selatan) Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi di Makassar Sulawesi Selatan, dilaksanakan pada tanggal 1-3 November 2017, dengan acara inti rapat dilaksanakan pada hari Kamis 2 November Peserta rapat internal BPH adalah 65 sedangkan undangan yang hadir sejumlah 49 orang. Rapat koordinasi di Makassar dihadiri oleh 4 orang anggota Komisi VII DPR RI dan 3 orang anggota Komite BPH Migas. Narasumber instansi lain yang diundang adalah BKPM, Bappenas dan Kemenperin. Poin-poin penting yang disampaikan dalam rapat koordinasi tersebut antara lain: 99

106 - Ketahanan Energi adalah kondisi dimana terpenuhinya ketersediaan, kemampuan untuk membeli, adanya akses, dan ramah lingkungan. - Landasan perencanaan energi adalah UU N0. 22 Tahun 2001, UU No. 30 Tahun 2007 dan PP No. 79 Tahun 2014 yang diturunkan dalam RUEN dan RUED di daerah melalui PerPres No. 22 Tahun Bauran Energi yang diproyeksi dan direncanakan oleh Pemerintah masih untuk Gas Bumi dah hasil olahannya sampai dengan Tahun Cadangan gas bumi di Indonesia secara total 144, 06 TSCF dengan cadangan terbesar di Natuna sebanyak 49,87 TSCF. - Penguatan BPH Migas sebagai Pengatur dan Pengawas di Sektor Hilir Migas. - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam papan atas di dunia. Data BP Statistics 2014 menunjukkan cadangan gas alam terbukti Indonesia mencapai 103,3 triliun kaki kubik. Dengan angka cadangan tersebut menempatkan Indonesia berada pada posisi ke-14 pemilik cadangan terbesar di dunia. Bahkan, di kawasan Asia, Indonesia merupakan pemilik cadangan gas terbesar kedua setelah China yang memiliki 115,6 triliun kaki kubik gas alam. Pemegang cadangan gas alam terbesar di dunia adalah Iran dengan volume cadangan mencapai 1.192,9 triliun kaki kubik. Posisi kedua disusul oleh Rusia dengan jumlah cadangan gas terbukti sebesar 1.103,6 triliun kaki kubik. - Fakta : Pemanfaatan Gas Bumi Nasional saat ini terdiri dari LNG Ekspor 29,34%, Industri 21,68%,Kelistrikan 15,71%, Ekspor Gas Pipa 11,67%, Pupuk 9,95%, LNG Domestik 6,10%, Lifting Minyak 2,83%, LPG Domestik 2,63%, BBG Transportasi 0,005% dan City Gas 0,04% (sumber: ESDM 2016). Dapat dilihat bahwa pemanfaatan gas bumi untuk transportasi sangat sedikit dan perlu didorong teknologi transportasi massal yang dapat menggunakan bahan bakar gas bumi. - Pulau Sulawesi memiliki potensi migas di Kab. Jeneponto akan tetapi belum dilakukan eksplirasi. Contoh: Blok Migas Karaeng di Jeneponto. 100

107 Manado (Sulawesi Utara) Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi di Manado Sulawesi Utara, dilaksanakan pada tanggal 6-8 Desember 2017, dengan acara inti rapat dilaksanakan pada hari Kamis 7 Desember Peserta rapat internal BPH adalah 42 sedangkan undangan yang hadir sejumlah 25 orang. Rapat koordinasi di Makassar dihadiri oleh 1 orang anggota Komisi VII DPR RI dan 3 orang anggota Komite BPH Migas. Narasumber instansi lain yang diundang adalah Dit Infrastruktur Ditjen Migas, Dit Program Ditjen Migas, PT Pertamina Gas, PT Energasindo Heksa Karya, PT PLN (Persero), dan PT Energi Nusantara Merah Putih. Poin-poin penting yang disampaikan dalam rapat koordinasi tersebut antara lain : - Perubahan paradigma dalam pemanfaatan energy nasional adalah perubahan paradigm yaitu energy sebagai komoditas menajdi energy sebgai modal pembangunan untuk pemerataan infrastruktur; - Paradigm kemandirian dan ketahanan energy menuju kedaulatan energy nasional - Sumber daya energy, minyak gas dan batubara dipergunakan untuk : Ekspor : untuk membiayai pembangunan dan mendapatkan devisa berupa valuta asing Kebutuhan dalam enegri, untuk industry, listrik nasional, transportasi, rumah tangga dan kebutuhan lain - Sumber daya energy tak terbarukan (minyak, gas, batubara, nuklir) dan sumber daya energy terbarukan (air, panas bumi, matahari, bio fuel, bio mass, energy laut, angin) digunakan untuk kesejahteraan masyarakat; - Kegiatan usaha gas bumi melalui pipa Pengangkutan Ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi Niaga niaga gas bumi melalui pipa yang memiliki fasilitas, niaga gas bumi melalui pipa yang tidak berfasilitas dan niaga gas bumi melalui pipa dedicated hilir 101

108 - Roadmap pengaturan kegiatan pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa yaitu BPH Migas akan melakukan lelang WJD/WNT serta menentukan penetapan kriteria untuk menentukan Badan usaha pemegang Hak Khusus - Persyaratan lelang ruas transmisi atau wilayah jaringan distribusi Ruas transmisi tercantum dalam RIJTDGBN Adanya pasokan gas Adanya potensi demand (industry, pembangkit listrik, dll) - Jumlah jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi di Indonesia - Pijakan dan model pengelolaan energy (pengelolaan gas bumi domestic Menjamin ketersediaan gas untuk kebuthan dalam negeri untuk segmen pengguna Menjamin pengelolaan gas yang berkelanjutan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan perekonomian nasional Menjamin harga beli yang terjangkau secara optimum untuk seluruh segmen pengguna Menjamin pemerataan akses untuk seluruh pengguna gas di seluruh wilayah pemanfaatan yang ditetapkan Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi Dalam Rangka Pemanfaatan Gas Bumi di Wilayah Pulau Sulawesi adalah sebesar Rp (Satu Milyar Lima Ratus Empat Puluh Empat Juta Tiga Ratus Lima Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi Dalam Rangka Pemanfaatan Gas Bumi di Wilayah Pulau Sulawesi adalah sebesar 94.73% atau sebesar Rp (Satu Milyar Empat Ratus Enam Puluh Dua Juta Sembiln Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Tiga Puluh Enam Rupiah). 102

109 2. Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 SK 0 SK 0 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 5.340, ,89 65,57 Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 200% (2 SK) dari target 1 SK terjadi penurunanpada tahun 2017 menjadi 0% ( realisasi 0 SK). Alasan tidak tercapai target karena terdapat 5 (lima) Access Arrangement yang masih dalam proses yaitu : 1. PT Gasindo Pratama Sejati di Wilayah Cikarang, 2. PT Mitra Energi Gas Sumatera, di Wilayah Palembang, 3. PT Transportasi Gas Indonesia, di Wilayah Grissik Duri, 4. PT Energasindo Heksa Karya, di Wilayah Jambi, 5. PT Rabana Gasindo Utama, di Wilayah Cikarang. Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu : A. Kegiatan Melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Telah dilaksanakan Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang Tata Cara Perhitungan Harga Jual Gas Bumi dalam Kegiatan Usaha Hilir. Pembahasan rancangan Permen ESDM tentang Harga Gas Hilir antara BPH Migas dan Ditjen Migas.dimana dilakukan diskusi mengenai rancangan tata cara Peraturan Penetapan Harga Gas Bumi Melalui Pipa. Hari kedua dilakukan pembahasan Permen ESDM tentang Harga Gas Hilir antara BPH Migas. Ditjen Migas. PT Pertamina Gas.PT PGN Persero Tbk dan INGTA. Tujuan pengaturan harga jual gas bumi adalah sebagai berikut : 103

110 a. Meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri b. Menjamin dipenuhinya hak-hak konsumen Gas Bumi c. Menjamin konsistensi penetapan harga jual gas bumi dengan mempertimbangkan daya beli konsumen gas bumi. kesinambungan penyediaan dan pendistribusian gas bumi dan tingkat keekonomian yang wajar bagi Badan Usaha Niaga Gas Bumi Tabel 29 Harga Jual Gas Bumi terdiri atas harga jual gas bumi untuk konsumen No. Sektor Pemanfaat Gas Bumi Pengaturan 1 Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 2 Transportasi Diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur Ditetapkan oleh Menteri 3 Konsumen selain a dan b Diatur oleh Menteri 4 Konsumen Gas Bumi Tertentu Ditetapkan oleh Menteri Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah sebesar Rp (Dua Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah sebesar 90.37% atau sebesar Rp (Dua Ratus Lima Puluh Dua Juta Delapan Puluh Lima Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah). 104

111 B. Melaksanakan Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. i. Rapat Koordinasi Pembahasan Komponen Biaya Distribusi Gas Bumi pada tanggal 20 Februari 2017 di BPH Migas. Rapat dihadiri oleh INGTA. PT Pertamina EP. PT Pertamina Gas. Ditjen Migas dan BPH Migas. ii. Rapat Koordinasi pembahasan DRC untuk GTA Bontang pada tanggal 27 Februari 2017 di Kantor Pusat PLN (Persero). dan dihadiri oleh PT PLN (Persero). PT Pertamina Gas dan BPH Migas. iii. iv. Rapat Perubahan Titik Serah dan Alat Ukur untuk Suplai Gas yang Dialokasikan dari PT Pertamina EP dan PT PHE ONWJ untuk Keperluan Pengoperasian SPBG PT Pertamina (Persero) di DKI Jakarta. Jawa Barat dan Banten pada tanggal 9 Januari 2017 di Direktorat Jenderal Migas. Rapat dihadiri oleh Ditjen Migas. SKK Migas. BPH Migas. PT Pertamina (Persero). PT Pertamina EP. PT PHE ONWJ. Rapat koordinasi Penanganan Glycol pada pipa Ruas Transmisi Gas Bumi Kepodang Tambak Lorok pada tanggal 23 Desember 2016 di BPH Migas. dilakukan rapat koordinasi lanjutan tanggal 7 Maret 2017 yang dihadiri oleh BPH Migas. PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) dan Petronas Carigali Muriah Ltd (PCML). v. Rapat Koordinasi Update Status GTA Belawan Paya Pasir dan Amandemen GTA Arun-Belawan pada tanggal 18 April 2017 di BPH Migas dihadiri oleh PT Pertamina Gas. PT PGN (Persero) Tbk dan PT PLN (Persero). vi. vii. Rapat Koordinasi Pemanfaatan Bersama Pipa Gas Bumi Dedicated Hilir milik PT Pertamina Gas untuk Penyaluran Gas Bumi dari KP 42.4 Cambai Simpang Y menuju Matering System di lokasi Pabrik PT Arwanan Anugerah Keramik pada tanggal 5 Mei 2017 di BPH kugas dan dihadiri oleh PD Petorgas Ogan Ilir. PT Pertagas Niaga. PT Arwana Anugerah Keramik dan BPH Migas di BPH Migas. Rapat pembangunan pipa WNTS ke P.Pemping tanggal 10 Mei 2017 di Ditjen Migas dehan dihadiri oleh Ditjen Migas. BPH Migas. PT PGN 105

112 (Persero) Tbk. PT PLN (Persero). PLN Batam. Premier Oil. dan Medco E&P Natuna. Masing-masing pihak menyampaikan progress kemajuan proyek pembangunan pipa WNTS-P.Pemping. viii. ix. Rapat koordinasi Ketentuan dalam Perjanjian Pengangkutan Gas (Ship or Pay dan SBLC) terkait Pelaksanaan Jaringan Gas pada tanggal 12 Mei 2017 di BPH Migas. Rapat dihadiri oleh BPH Migas. PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) dan PT Pertamina Gas. Rapat terkait pemanfaatan pipa dedicated hilir milik PT Pertagas Niaga untuk penyaluran gas bumi milik PD POI pada tanggal 22 Mei 2017 di BPH Migas. tealah dilakukan rapat lanjutan di Ditjeni Migas pada tanggal 29 Mei Rapat dihadiri oleh Ditjen Migas. BPH Migas. PT Pertagas Niaga.PD Petrogas Ogan Ilir.PT Medco E&P Indonesia. JOB Pertamina-Jadestone Energy Ogan Komering Ltd. x. Rapat dilatarbelakangi dengan Surat PT KJG Nomor S-PR-00-KJG tanggal 7 Juli 2017 mengenai Notifikasi Keadaan Kahar yang disebabkan turunnya cadangan gas Lapangan Kepodang. Rapat koordinasi dilaksanakan di BPH Migas pada tanggal 31 Juli 2017 dengan dihadiri oleh BPH Migas dan PT Kalimanta Jawa Gas. xi. xii. Rapat Koordinasi Asistensi Hukum Penyusunan Tanggapan Atas RUU Migas dilaksanakan di Hotel Aston Sentul Lake Resort and Conference Center Bogor tanggal Juli Rapat dipimpin oleh Kepala BPH Migas. Dalam rapat disampaikan mengenai Peran Strategis dan Tugas BPH Migas. Pemanfaatan Bersama Pipa Gas Bumi Dedicated Hilir untuk Penyaluran Gas Bumi dari Lapangan Tambun Menuju SKG Tegalgede a. Latar Belakang : Permintaan Pertimbangan Pemanfaatan Bersama Pipa Gas Bumi Dedicated Hilir dari Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Nomor 2995/15/DMO/2017 tanggal 23 Maret 2017 b. Telah dilakukan Rapat pembahasan pada tanggal 27 Oktober 2017 di Hotel Santika BSD yang dihadiri oleh BPH Migas. Ditjen Migas. PT Pertamina Gas. PT Bina Bangun Wibawa Mukti (PT BBWM). PT 106

113 Pertamina EP. PT Bayu Buana Gemilang (PT BBG). PT Mutiara Energy (PT ME). xiii. Pembahasan Rencana Tie-in Pipa Lateral Jambi Merang ke PGN Station a. Latar Belakang : Menindaklanjuti surat SKK Migas Nomor: SRT- 0349/SKKMA0000/2017/S2 tanggal 11 Agustus 2017 perihal Kendala Akses Gas Wilayah Jambi Merang ke PLN Muara Tawar dan Hasil Rapat Pembahasan Kendala Akses Pengaliran Gas Jambi Merang ke PLTGU Muara Tawar yang dipimpin oleh Wamen ESDM tanggal 28 Agustus 2017 b. Telah dilaksanakan Rapat koordinasi pada tanggal 27 Oktober 2017 di Hotel Santika BSD. rapat dihadiri oleh PT PGN (Persero) Tbk. PT PLN (Persero) dan BPH Migas. Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan Melaksanakan Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipaadalah sebesar Rp (Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Tiga Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan Melaksanakan Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah sebesar 9% atau sebesar Rp (Empat Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembiln Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh Dua Rupiah). Catatan : karena Honor Kegiatan tidak dapat dicairkan sebesar Rp (Enam Ratus Empat Puluh Satu Juta Rupiah) apabila honor kegiatan dapat dicairkan maka realisasi menjadi 92.25% 107

114 C. Melaksanakan Workshop Penerapan Aturan dan Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa 1. Workshop Penentuan Wilayah Eksisting Dan Pengembangan Untuk Wilayah Jaringan Distribusi Dan Wilayah Niaga Tertentu 2. Workshop Rencana Pembangunan Pipa Gas Bumi (Transmisi. Distribusi dan Jaringan Gas) Tahun Workshop dihadiri oleh Komisi VII DPR-RI. BPH Migas. PT Pertamina Gas. PT PGN (Persero) Tbk. PT Transportasi Gas Indonesia. PT Kalimantan Jawa Gas. PT Energasindo Heksa Karya. PT PDPDE Gas dan Media. Hasil Workshop secara garis besar terbagi 2 (dua) meliputi Regulasi dan Pengembangan Infrastuktur. a. Mengenai Regulasi dihasilkan gagasan : sebagai badan pengatur. BPH Migas membuat aturan terkait dengan Pembangunan Pipa Transmisi. Distribusi dan Jaringan Gas Bumi. bersifat transparan terhadap semua para pemangku kepentingann (stakeholders). agar pada saat menetapkan pelaksana kegiatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur pipa transmisi. distribusi dan jaringan gas bumi dalam suatu wilayah jaringan distribusi (WJD) ataupun dalam wilayah niaga tertentu (WNT) selalu memberi peluang pada seluruh badan usaha melalui persaingan yang sehat dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis sebagai data dukung yang disampiakan masingmaisng badan usaha melalui evaluasi dan penilaian atas data yang disampaikan apakah termasuk dalam kategori wajar untuk ditetapkan sebagai pelaksana kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut. b. Diperlukan insfrastuktur pipa transmisi. distribusi dan jaringan gas bumi untuk kawasan Indonesia Bagian Barat (pulau Sumatera. Jawa. Kalimantan) termasuk kepulauan Riau (Batam dan Natuna) yang terhubung mulai dari ujung Utara pulau Sumatera sampai ujung timur pulau Jawa dan sampai ujung utara pulau Kalimantan. Sedangkan untuk Kawasan Indonesia Bagian Timur (mulai Pulau Bali s.d Pulau Irian) Infrastruktur pipa transmisi. distribusi dan jaringan gas bumi sampai dengan tahun 2022 masih belum terprogram pembangunannya. namun demikian untuk mensupply kebutuhan gas masyarakat 108

115 industri.pelanggan kecil dan rumah tangga telah dibuat rencana apembangunan beberapa mini Regas LNG yang tersebar di beberapa provinsi dan kabupaten kota pada tepian pantai yang ada di pulaupulau kecil dan besar yang rencana pasokan LNGnya melalui FSRU yang akan ditempatkan di Provinsi Sulawesi Selatan. berasal dari LNG Plant yang ada di Marsella (Provinsi Maluku. Donggi Senoro dan Tangguh Papua). untuk selanjutnya pemenuhan kebutuhan gas masyarakat industri.pelanggan kecil dan rumah tangga akan didistribusikan melalui jaringan distribusi bukan pipa. melainkan menggunakan truk-truk CNG. 3. Workshop Rencana Pembangunan Pipa Gas Bumi (Transmisi. Distribusi dan Jaringan Gas) Tahun Koordinasi dengan Pemprov Nusa Tenggara Barat terkait Pelaksanaan Workshop 5. Focus Group Discussion Tata Kelola dan Kelembagaan Industri Hilir Migas yang Efektif dan Efisien 6. Workshop Penerapan Aturan dan Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan Melaksanakan Workshop Penerapan Aturan dan Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa adalah sebesar Rp (Tiga Milyar Delapan Ratus Lima Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan Melaksanakan Workshop Penerapan Aturan dan Kebijakan Pemerintah Terkait Kegiatan Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa sebesar 72.52% atau sebesar Rp (Dua Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Lima Puluh Delapan Ribu Lima Puluh Lima Rupiah). 109

116 D. Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrengement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi milik Badan Usaha Badan Usaha yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas mempunyai kewajiban untuk menerapkan open access terhadap fasilitas pengangkutan Gas Bumi yang dimilikinya dengan tujuan agar penggunaan fasilitas tersebut menjadi lebih optimal dengan memberikan spare capacity fasilitas yang belum dipakai sepenuhnya kepada pihak ketiga. Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa atau yang dikenal dengan Pengaturan Akses adalah suatu aturan yang memuat tentang hak dan kewajiban transporter dan penggunaan pipa. Dalam Pengaturan Akses tersebut juga menerangkan aturan yang menyangkut mekanisme bagaimana pihak ketiga dapat mengakses fasilitas perpipaan milik transporter dan aturan-aturan lainnya seperti aturan yang berkaitan dengan aspek teknis maupun legal. Mengingat bahwa fasilitas pengangkutan adalah milik Badan Usaha Transporter. maka Pengaturan Akses pada dasarnya dibuat oleh Badan Usaha Transporter. namun demikian agar suatu Pengaturan Akses memiliki jiwa etika bisnis yang wajar. sehat dan transparan. maka BPH Migas berwenang untuk memberikan masukan-masukan terhadap Pengaturan Akses yang dibuat oleh Badan Usaha Transporter. Secara ringkas dinyatakan bahwa Pengaturan Akses adalah aturan yang dibuat oleh Badan Usaha Transporter yang mana dalam mekanisme pembuatannya mengacu kepada petunjuk pelaksanaan pembuatan Pengaturan Akses yang dikeluarkan oleh BPH Migas. Suatu Pengaturan Akses secara legal dapat digunakan apabila Pengaturan Akses tersebut telah disetujui dan ditetapkan oleh BPH Migas. A.1. Pengaturan Access Arrangement PT Gasindo Pratama Sejati Ruas Citarik-SKG Tegal Gede - Stasiun Penerima Gas Cikarang A.2. Pengaturan Access Arrangement PT Mitra Energi Gas Sumatera Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Singa-Gunung Megang Sumatera Selatan A.3. Pengaturan Access Arrangement PT Transportasi Gas Indonesia Ruas Grissik- Duri 110

117 A.4. Pengaturan Access Arrangement PT Energasindo Heksa Karya Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Payo Selincah Sei Gelam A.5. Pengaturan Access Arrangement PT Rabana Gasindo Utama Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Singa-Gunung Megang Sumatera Selatan. Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrengement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi milik Badan Usaha adalah sebesar Rp (Empat Ratus Delapan Puluh Enam Juta Enam Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrengement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi milik Badan Usaha adalah sebesar 86.53% atau sebesar Rp (Empat Ratus Dua Puluh Satu Juta Delapan Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Rupiah). 3. Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1.834, Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 100% (12 Bulan Layanan) dengan 2 kegiatan dan pada tahun 2017 menjadi 100% ( 12 Bulan Layanan) dengan 2 kegiatan. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001, BPH Migas diberi amanat untuk meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menunjang pelaksanaaan tugas.tanggung Jawab dan wewenang dalam bidang Gas Bumi tersebut. maka Direktorat Gas Bumi BPH Migas memerlukan 111

118 beberapa kegiatan yang mendukung Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi yaitu : A. Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi. instansi yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu Unit Eselon I Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; B. Penyusunan Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi. instansi yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu Badan Pusat Statistik dan Bappenas. Realisasi Anggaran Direktorat Gas Bumi T.A Pagu kegiatan Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa tahun 2017 adalah sebesar Rp dengan realisasi anggaran dari tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 adalah Rp atau 81,27% ada peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2016 sebesar 5,87% dengan rincian realisasi sebagai berikut : KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 1930 Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Menetapkan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 131 Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 132 Melaksanakan Persiapan/Pelaksanaan Lelang Ruas Transmisi dan Atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus 133 Melaksanakan Kajian Potensi Pemanfaatan Gas Bumi Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan 2 Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 136 Pengawasan Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 137 Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pengaturan Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

119 Melaksanakan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrangement) Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 141 Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang Telah Memiliki Hak Khusus 142 Verifikasi Nilai Aset dan Biaya Operasi & Pemeliharaan Berdasarkan Akun Pengaturan dan Rencana Kerja Perusahaan Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga 4 dan Pelanggan Keciil 144 Menyiapkan Penetapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pada Jaringan Kota Gas 145 Mengawasi Penetapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Terkait dengan Penugasan Pengelolaan Jargas yang Dibangun oleh Pemerintah Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan 6 Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa 146 Melaksanakan Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 147 Melaksanakan Verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha 148 Fasilitasi Pembangunan Pipa Transmisi dan Distribusi 150 Menyusun Pemutakhiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Internal (Overhead) Direktorat 1 Gas Bumi 151 Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi 152 Menyusun Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi A. Penyusunan data Dan Informasi Pengusahaan Hilir Hasil kegiatan penyusunan data dan informasi pengusahaan Gas Bumi melalui pipa adalah pelaksanaan rapat koordinasi serta rekapitulasi dan pengolahan data dan informasi dari kegiatan Direktorat Gas Bumi yaituhak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir. Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. 113

120 Penetapan Akun Pengaturan. Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Verifikasi Volume Pengaliran dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa selama tahun Dan telah tersusunnya Buku Data dan Informasi Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalaui Pipa. 1) Hak Khusus Pada tahun 2017, ada 18 (delapan belas) pemberian Hak Khusus dari BPH Migas untuk Badan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 12 dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 6. 2) Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Tahun 2017, terdapat 3 penetapan tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa oleh BPH Migas untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus, yaitu: Tabel 30 Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa NO BADAN USAHA Ruas Transmisi PERATURAN BPH MIGAS DITETAPKAN Pagerungan - Porong - gresik - PKG 1 PT Pertagas Cilamaya - Citarik - Tegal Nomor 04 Tahun Februari 2017 Gede - Nagrak - Bitung - Cilegon 2 PT Pertagas Arun - Belawan Nomor 03 Tahun Agustus 2017 Tarif USD 0,50 / MSCF USD 0,30 / MSCF USD 1,546 / MSCF 3 PT Mitra Energi Gas Sumatera Gunung Megang-Singa Station (Sumatera Selatan) Nomor 05 Tahun Oktober 2017 USD 0,20 / MSCF 3) Akun Pengaturan Badan Pengatur menetapkan dan memberlakukan sistem informasi pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. (Pasal 9 huruf (e). PP No. 36/2004). Tujuan utama adanya regulasi Akun Pengaturan. adalah untuk memisahkan pembukuan (Accounting Unbundling) antara kegiatan pengangkutan dengan kegiatan niaga gas bumi. Dengan terpisahnya pembukuan kegiatan pengangkutan dari kegiatan niaga gas bumi. maka data pembukuan kegiatan pengangkutan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar 114

121 perhitungan/evaluasi Tarif pada kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Informasi/data pembukuan kegiatan pengangkutan Gas bumi melalui pipa yang disampaikan kepada Badan Pengatur oleh Badan Usaha sebagimana diatur di dalam pedoman Akun Pengaturan. bertujuan agar Badan Pengatur dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : memastikan bahwa pemisahan dan pengalokasian terhadap pendapatan dan pembiayaan antara kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan kegiatan usaha yang tidak terkait dengan pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi. dilakukan dengan tepat dan benar; sebagai bahan informasi yang dibutuhkan oleh Badan Pengatur khususnya untuk menetapkan dan meninjau kembali Tarif pengangkutan gas bumi melaui pipa. dan untuk melakukan penetapanpenetapan dan/atau keputusan-keputusan lainnya yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Pengatur; mengawasi biaya-biaya yang telah disetujui oleh Badan Pengatur pada penetapan Tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa sebelumnya; meningkatkan tingkat transparansi didalam proses pengaturan dan pengambilan keputusan oleh Badan Pengatur. melaui laporan kinerja Badan Usaha dalam bentuk laporan informasi akuntansi. yang dapat diperbandingkan diantara para Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa; secara umum merupakan implementasi dari Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Pedoman Akun Pengaturan telah ditetapkan oleh BPH Migas dalam Peraturan No. 21/2011 tentang Akun Pengaturan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Transmisi. Pada tahun Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa yang telah menyampaikan Laporan Akun Pengaturan dan telah diverifikasi oleh BPH Migas adalah : 115

122 Tabel 31 Badan Usaha Yang Telah Dilakukan Verifikasi Akun Pengaturan Badan Usaha Laporan Keuangan Laporan Akun Pengaturan Ketepatan Waktu Verifikasi Laporan Akun PT Pertagas 24 Februari Juni Sep-17 PT PGN (Persero) 3 Maret Juni Sep-17 PT TGI 24 Maret Juli Okt 2017 PT KJG 21 Maret Juli Okt 2017 PT EHK 3 Februari Juni 2017 PT MUI 5-Apr Juli 2017 PT RGS 17-Apr Agustus 2017 PT GPS 25-Apr Agustus 2017 PT RGU 25-Apr Agustus 2017 PT PDPDE Gas 3 Februari Mei Nov ) Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Access Arrangement adalah dokumen acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan gas bumi melalui pipa (open access). Access Arrangement merupakan implementasi dari Peraturan BPH Migas No. 15/2008. yang mewajibkan transporter untuk membuat Access Arrangement guna mengatur mekanisme open acces pada jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi yang dimiliki atau dikuasainya. Access Arrangement memuat tentang hak dan kewajiban transporter dan shipper. serta menerangkan aturan yang menyangkut mekanisme bagaimana pihak ketiga dapat mengakses fasilitas perpipaan milik transporter yang mencakup aspek teknis. aspek komersial dan aspek legal. Pada tahun BPH Migas belumdapat menetapkan Pengaturan Akses (Access Arrangement) pada ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi gas bumi melalui pipa milik badan usaha. 116

123 5) Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pada tahun 2017, BPH Migas telah menetapkan 13 dan sedang memproses 2 Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil pada jargas kota. Tabel 32 Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil NO BADAN USAHA PT Pertagas Niaga PT PGN (Persero) Tbk PT PGN (Persero) Tbk WILAYAH Kota Balikpapan Kota Cilegon Kota Tarakan Kota Depok PERATURAN BPH MIGAS Nomor 16 Tahun 2016 Nomor 17 Tahun 2016 Nomor 02 Tahun 2017 Nomor 04 Tahun 2017 DITETAPKAN DIUNDANGKAN 19 Des Jan Des Jan Mar Mar Sept Sept ) Realisasi Volume Pengangkutan Gas Bumi Pada Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada tahun jumlah Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa adalah 11 (sebelas) Badan Usaha yang terdiri dari : 1. PT Pertamina Gas 2. PT PGN (Persero) Tbk 3. PTTransportasi Gas Indonesia 4. PT Energasindo Heksa Karya 5. PT Majuko Utama Indonesia 6. PT Rabana Gasindo Usama 7. PT Rabana Gasindo Utama 8. PT Gasindo Pratama Sejati 9. PT PDPDE Gas 10. PT Kalimantan Jawa Gas 11. PT Mitra Energi Gas Sumatera Hasil verifikasi realisasi volume Triwulan I-III dan proyeksi volume Triwulan IV (berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I. II dan III) pengangkutan Badan Usaha 117

124 NO Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada tahun 2017 adalah sebesar MSCFdengan rincian sebagai berikut : Badan Usaha Pengangkutan Tabel 33 Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2017 Realisasi Volume TW 1 (MSCF) Realisasi Volume TW 2 (MSCF) Realisasi Volume TW 3 (MSCF) Prognosa Volume TW 4 (MSCF) Total Volume (MSCF) 1 PT PERTAMINA GAS 270,722, ,936, ,327, ,328, ,081,315, PT PGN (Persero) Tbk 924, , , ,008, PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 57,042, ,975, ,247, ,421, ,687, PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 105, ,547, , ,043, ,173, PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 379, , , , ,596, PT RABANA GASINDO USAMA 598, , , , ,496, PT RABANA GASINDO UTAMA 133, , , , , PT GASINDO PRATAMA SEJATI 4,803, ,335, ,471, ,536, ,147, PT PDPDE GAS 94, , , PT KALIMANTAN JAWA GAS 7,115, ,392, ,194, ,900, ,601, PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA Total Volume 341,919, ,929, ,994, ,884, ,375,729, Dibawah ini merupakan grafik verifikasi realisasi volume Triwulan I-IIIdan proyeksi volume Triwulan IV (berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I. II dan III) pengangkutan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada tahun

125 * berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I. II dan III Gambar 38. Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2017 Gambar 39. Prosentase Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2017 Gambar 39 merupakan prosentase volume pengangkutan Gas Bumi melalui pipa per Badan Usaha. Badan Usaha terbesar yang melakukan 119

126 kegiatan Pengaliran Gas Bumi melalui pipa adalah PT Pertamina Gas sebesar 78.60%. kedua tersebar adalah PT Transportasi Gas Indonesia sebesar 17.28% dan ketiga terbesar adalah PT Kalimantan Jawa Gas sebesar 2.01%. Dibandingkan dengan realisasi volume tahun 2016 sebesar MSCF terjadi penurunan pengaliran yang disebabkan karena sumber pasok menurun. NO 7) Realisasi Volume Niaga Gas Bumi Pada Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Untuk triwulan III tahun jumlah Badan Usaha niaga Gas Bumi melalui pipa dedicated hilir adalah 30 Badan Usaha. Hasil verifikasi realisasi volume (Triwulan I III) dan proyeksi volume (Triwulan IV) penjualan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi padatahun 2017 adalah sebesar ,86 MMBTU dengan rincian sebagai berikut : Badan Usaha Niaga Tabel 34 Volume Niaga Gas Bumi Tahun 2017 *) Terdapat 5 (lima) Badan Usaha yang tidak lagi mengalirkan Gas Bumi yaitu PT Intermega Sebaku Indonesia.dan PT Berkas Usaha Energi. Realisasi Volume TW 1 (MMBTU) Realisasi Volume TW 2 (MMBTU) Realisasi Volume TW 3 (MMBTU) Prognosa Volume TW 4 (MMBTU) Total Volume (MMBTU) 1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 69,213, ,053, ,073, ,446, ,787, PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 2,878, ,546, ,019, ,815, ,260, PT BAYU BUANA GEMILANG 3,318, ,877, ,956, ,050, ,203, PT SURYA CIPTA INDONESIA 1,364, ,462, ,473, ,433, ,734, PT GAGAS ENERGI 1,663, ,641, ,695, ,666, ,667, PT INTI DATA LATU PRIMA 904, , , , ,347, PT PDPDE Gas 572, , , ,852, PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 387, , , , ,767, PT PERTAMINA GAS 886, , , , ,152, PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 375, , , , ,428, PT MITRA ENERGI BUANA 353, , , , ,353, PT MUTIARA ENERGY 168, , , , PT BANTEN INTI GASINDO 175, , , , , PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 357, , , , ,256, PT PERTAGAS NIAGA 361, , , , ,564, PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 151, , , , , PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA 13, , PT BERKAH USAHA ENERGY PT SARANA CEPU ENERGI 410, , , PT SUMBER PETRINDO PERKASA 3,814, ,070, ,799, ,561, ,245, PT IGAS UTAMA 4, , , , , PT PDPDE SUMSEL 262, , , , ,096, PT PASUNDAN RESOURCES 299, , , , ,229, PT SINERGI PATRIOT BEKASI 304, , , , ,263, PT Malamoi Olom Wobok 593, , , , ,359, PT Dharma Pratama Sejati 15, , PT Surya Energi Parahita 48, , , PT Petrogas Jatim Utama 2,580, ,019, ,403, ,334, ,338, Total Volume 91,480, ,655, ,823, ,640, ,599,

127 Dibawah ini merupakan grafik verifikasi realisasi volume (Triwulan I- III)dan proyeksi volume (Triwulan IV) penjualan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi pada tahun 2017 adalah sebagai berikut. * berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I. II dan III Gambar 40. Volume Niaga Gas Bumi 121

128 Gambar 41. Prosentase Penjualan Gas Bumi Melalui Pipa Pada tahun 2017, penjualan Gas Bumi 5 (lima) terbesar adalah PT PGN (Persero) Tbk. sebesar 75.53% dari total. diikuti olehpt PT Sumber Petrindo Perkasa sebesar 4.11% dari total. Ketiga terbesar adalah PT Bayu Buana Gemilang sebesar 3.52%. keempat adalahpt Energasindo Heksa Karya sebesar 3.25% dan terbesar kelima adalah PT Surya Cipta Indonesia 2.69%. Dibandingkan dengan realisasi volume tahun 2016 sebesar MMBTU terjadi penurunan pengaliran yang disebabkan karena sumber pasok menurun B. Realisasi Anggaran Anggaran untuk kegiatan Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi adalah Rp (satu milyar delapan ratus tiga puluh empat juta empat ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) dan realisasi anggaran yang telah digunakan sebesar Rp dengan persentasi sebesar 49.10%. 122

129 4. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkuta n Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 Tarif 3Tarif 300 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 2.009, , Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 100% (1 SK) kenaikan pada tahun 2017 menjadi 300% (3 SK). terjadi Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu : A. Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. bahwa BPH Migas memiliki kewenangan untuk menetapkan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha pemegang Izin Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melaui Pipa (Transporter) dan yang telah memiliki Hak Khusus. Berdasarkan Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi nomor 8 tahun dinyatakan bahwa setiap Badan Usaha yang telah mendapatkan Hak Khusus Pengangkutan dari BPH Migas. memiliki kewajiban menerapkan open access terhadap fasilitas pengangkutan Gas Bumi yang dioperasikan atau dimiliki oleh Badan Usaha yang bersangkutan. Dengan adanya 123

130 kewajiban menerapkan open access ini diharapkan fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak ketiga sehingga upaya meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi didalam negeri dan penggunaan fasilitas pengangkutan Gas Bumi yang lebih efisien dapat dilaksanakan. Penggunaan fasilitas secara open access sudah barang tentu akan menyebabkan biaya transportasi Gas Bumi yang dicerminkan dari tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. menjadi lebih murah (rendah). sehingga dengan adanya tarif yang lebih rendah ini. maka akan menguntungkan masyarakat terutama konsumen Gas Bumi baik industri. komersial maupun rumah tangga. sebab dengan tarif yang rendah otomatis akan menyebabkan harga Gas Bumi sampai di konsumen menjadi rendah. Apabila harga Gas Bumi bisa menjadi lebih rendah maka akan menurunkan biaya operasi dari pihak-pihak yang menggunakan Gas Bumi baik sebagai bahan baku maupun sebagai kebutuhan energi. Khususnya bagi industri. apabila harga energi yang mereka butuhkan bisa menjadi rendah. maka biaya produksinyapun akan menjadi rendah. sehingga harga produknya juga menjadi lebih murah yang akhirnya masyarakatlah yang akan diuntungkan. Dalam rangka mengupayakan peningkatan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri dan penggunaan fasilitas transmisi dan jaringan distribusi Gas Bumi oleh pihak ketiga akan menciptakan efisiensi. oleh karena itu BPH Migas perlu menetapkan tarif pengangkutan Gas Bumi pada ruas transmisi dan wilayah jaringan distribusi. Keluaran dari kegiatan Analisis Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus adalah: - Terlaksananya Analisis. Evaluasi Perhitungan dan Penetapan tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa milik Badan Usaha yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas. - Laporan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Hasil Dengar Pendapat (Public Hearing) BPH Migas dan Pihak-Pihak Terkait dalam Rangka Penetapan Regulasi dan Keputusan BPH Migas. Hasil Analisas Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus; 124

131 1. Analisis Perhitungan Tarif PT Majuko Utama Indonesia Ruas Cilegon - Ciwandan 2. Analisis Perhitungan Tarif PT Pertamina Gas Ruas Arun Belawan. Muara Karang Muara Tawar. dan Porong Grati 3. Pembahasan Keputusan Menteri ESDM No. 434 K/12/MEM/ Analisis Perhitungan Tarif PT Mitra Energi Gas Sumatera Ruas Gunung Megang Singa Station 5. Analisis Perhitungan Tarif PT Gasindo Pratama Sejati Ruas Citarik Tegalgede Cikarang 6. Analisis Perhitungan Tarif PT Rabana Gasindo Usama Ruas Tegalgede ITP Citeureup 7. Analisis Perhitungan Tarif PT Rabana Gasindo Utama Ruas Tegalgede SG Cikarang Proses Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sampai Tahun 2017 berjumlah 5 proses. yaitu : 1. Perhitungan Tarif PT Majuko Utama Indonesia Ruas Cilegon - Ciwandan 2. Perhitungan Tarif PT Pertamina Gas Ruas Pipa Muara Karang Muara Tawar. dan Porong Grati 3. Perhitungan Tarif PT Gasindo Pratama Sejati. 4. PT Rabana Gasindo Usama. dan 5. PT Rabana Gasindo Utama. Kegiatan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa telah mencapai 300% melebihi target yang direncanakan. Pada tahun 2017, BPH Migas telah menetapkan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yaitu : NO BADAN USAHA Ruas Transmisi PERATURAN BPH MIGAS DITETAPKAN Pagerungan - Porong - gresik - PKG 1 PT Pertagas Cilamaya - Citarik - Tegal Nomor 04 Tahun Februari 2017 Gede - Nagrak - Bitung - Cilegon 2 PT Pertagas Arun - Belawan Nomor 03 Tahun Agustus 2017 Tarif USD 0,50 / MSCF USD 0,30 / MSCF USD 1,546 / MSCF 3 PT Mitra Energi Gas Sumatera Gunung Megang-Singa Station (Sumatera Selatan) Nomor 05 Tahun Oktober 2017 USD 0,20 / MSCF 125

132 Realisasi Anggaran Kegiatan Pagu Anggaran Tim Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Untuk Badan Usaha Yang Telah Memiliki Hak Khusus untuk Tahun 2016 sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau sama dengan 92,42% B. Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan (Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan. Monitoring dan Evaluasi Pelaporan akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa di perlukan untuk memastikan bahwa pemisahan dan pengalokasian pendapatan serta pembiayaan antara kegiatan pengangkutan Gas Bumi dan kegiatan usaha yang tidak terkait dengan pengangkutan Gas Bumi dilakukan secara tepat. BPH Migas sesuai ketentuan Pasal 5. huruf (f). Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 dan Pasal 9. huruf (e). Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 mempunyai wewenang menetapkan dan memberlakukan sistem informasi pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Akun Pengaturan (Regulatory Account) pada kegiatan pengangkutan gas bumi melalui pipa. didasari atas adanya kebijakan unbundling pada kegiatan usaha gas melalui pipa. Kebijakan unbundling mengatur pemisahan antara kegiatan usaha infrastruktur gas (pengangkutan gas melalui pipa) dengan kegiatan usaha komoditas gas (niaga gas melalui pipa). Di Indonesia. pemisahan tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun Melalui penerapan Akun Pengaturan (Regulatory Accounts). Objek kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Peraturan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Transporter) yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas sesuai dengan peraturan BPH Migas Nomor 19/P/BPH Migas/XI/2010 tanggal 30 Nopember 2010 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. 126

133 Keluaran dari kegiatan monitoring dan evaluasi Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah: - Data dan informasi yang terkait pendapatan. pembiayaan dan investasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transporter yang disusun dalam Laporan Akun Pengaturan Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi; - Laporan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Hasil Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan (Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan : B.1. Pemberitahuan Penyampaian Laporan Akun Pengaturan Pada Tahun 2017, tidak ada Badan Usaha baru yang mendapatkan penetapan tarif, sehingga jumlah badan usaha yang mengumpulkan Laporan Akun Pengaturan sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 9 badan usaha. B.2. Penyampaian Laporan Akun Pengaturan Pemberitahuan kewajiban penyampaian Laporan Akun Pengaturan telah disampaikan kepada Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Hingga akhir Triwulan III. seluruh Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa telah menyampaikan Laporan Akun Pengaturan. 127

134 Badan Usaha Laporan Keuangan B.3. Realisasi Anggaran Kegiatan Pagu Anggaran Tim Melaksanakan Monitoring Dan Mengevaluasi Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Tahun 2017 sebesar Rp Dengan realisasi sebesar Rp atau sama dengan 89,37%. Laporan Akun Pengaturan Ketepatan Waktu Verifikasi Laporan Akun PT Pertagas 24 Februari Juni Sep-17 PT PGN (Persero) 3 Maret Juni Sep-17 PT TGI 24 Maret Juli Okt 2017 PT KJG 21 Maret Juli Okt 2017 PT EHK 3 Februari Juni 2017 PT MUI 5-Apr Juli 2017 PT RGS 17-Apr Agustus 2017 PT GPS 25-Apr Agustus 2017 PT RGU 25-Apr Agustus 2017 PT PDPDE Gas 3 Februari Mei Nov Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI - SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI % Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 2 Harga Gas 3 Harga Gas 150 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 650% (13 SK) dari target 2 SK terjadi penurunan pada tahun 2017 menjadi 150% (3 SK Harga Gas) dari target 2 SK Harga Gas. 128

135 Undang-Undang No. 22 Tahun Pasal 46 ayat (3) menyebutkan bahwa Badan Pengatur melaksanakan pengaturan dan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi. Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis. Selanjutnya dalam pelaksanaan penetapannya maka dikeluarkan Peraturan BPH Migas No. 22/P/BPH Migas/VII/2011 tanggal 18 Juli 2011 tentang Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Harga Gas Bumi merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. oleh karena itu perlu diatur agar tercipta harga yang adil. baik bagi badan usaha (badan pengelola) maupun konsumen. Tabel 34 Hasil Sidang Komite Tentang harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Tahun 2017 PERATURAN NO BADAN USAHA WILAYAH DITETAPKAN BPH MIGAS DIUNDANGKAN PT Pertagas Niaga PT PGN (Persero) Tbk PT PGN (Persero) Tbk Kota Balikpapan Nomor 16 Tahun Desember Januari 2017 Kota Cilegon Nomor 17 Tahun Desember Januari 2017 Kota Tarakan Nomor 02 Tahun Maret Maret 2017 Kota Depok Nomor 04 Tahun september september 2017 Realisasi Anggaran Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas adalah sebesar Rp (Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Delapan Ribu Rupiah). berasal dari DIPA BPH Migas tahun Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV adalah sebesar Rp (Enam Ratus Lima Puluh Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Rupiah) atau 94.30%. 129

136 6. Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM ANGGARAN (Miliyar Rupiah) PAGU REALI- SASI % Pengaturan. Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Ditribusi Gas Bumi Melalui Pipa 1 (satui) Laporan 1 (satui) Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2016 yaitu 100% (1 Laporan) dengan 3 kegiatan pada tahun 2017 menjadi 100% (1 Laporan) dengan 4 kegiatan. Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi terdiri dari 4 kegiatan yaitu: A. Melaksanakan verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa pada Badan Usaha A.1 Verifikasi Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Pada tahun 2017 BPH Migas telah melaksanakan verifikasi volume pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa dengan mengundang Badan Usaha pemegang Hak Khusus sebanyak 4 (empat) triwulan dimana pada triwulan IV dilakukan dengan cara menghitung proyeksi. Badan Usaha pemegang Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi pada Ruas Transmisi Gas Bumi Tahun 2017 adalah sebanyak 11 (sebelas) Badan Usaha. yaitu: a) PT Pertamina Gas b) PT PGN (Persero) tbk. c) PT Transportasi Gas Indonesia d) PT Energasindo Heksa Karya e) PT Majuko Utama Indonesia f) PT Rabana Gasindo Usama g) PT Rabana Gasindo Utama h) PT Gasindo Pratama Sejati 130

137 i) PT PDPDE Gas j) PT Kalimantan Jawa Gas k) PT Mitra Energi Gas Sumatera Sedangkan Badan Usaha pemegang Izin Usaha dan Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Tahun 2017 adalah sebanyak 30 Badan Usaha, yaitu: Tabel 35 Badan Usaha pemegang Izin Usaha dan Hak Khusus NO Badan Usaha Niaga NO Badan Usaha Niaga 1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 16 PT PERTAGAS NIAGA 2 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 17 PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 3 PT BAYU BUANA GEMILANG 19 PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA 4 PT SURYA CIPTA INDONESIA 20 PT BERKAH USAHA ENERGY 5 PT GAGAS ENERGI 21 PT SARANA CEPU ENERGI 6 PT INTI DATA LATU PRIMA 22 PT SUMBER PETRINDO PERKASA 7 PT PDPDE Gas 23 PT IGAS UTAMA 8 PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 24 PT PDPDE SUMSEL 9 PT PERTAMINA GAS 25 PT PASUNDAN RESOURCES 11 PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 26 PT SINERGI PATRIOT BEKASI 12 PT MITRA ENERGI BUANA 27 PT MALAMOI OLOM WOBOK 13 PT MUTIARA ENERGY 28 PT DHARMA PRATAMA SEJATI 14 PT BANTEN INTI GASINDO 29 PT SURYA ENERGI PARAHITA 15 PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 30 PT PETROGAS JATIM UTAMA Hasil verifikasi realisasi volume pengangkutan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada Tahun 2017 dengan proyeksi triwulan IV adalah sebesar ,91 MSCF. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 sebesar ,88 MSCF terdapat penurunan yang dikarenakan penurunan sumber pasokan. 131

138 NO Badan Usaha Pengangkutan Total Volume (MSCF) 1 PT PERTAMINA GAS 1,081,315, PT PGN (Persero) Tbk 2,008, PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 237,687, PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 4,173, PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 1,596, PT RABANA GASINDO USAMA 2,496, PT RABANA GASINDO UTAMA 510, PT GASINDO PRATAMA SEJATI 18,147, PT PDPDE GAS 190, PT KALIMANTAN JAWA GAS 27,601, PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA - Total Volume 1,375,729, Badan Usaha terbesar yang melakukan kegiatan Pengaliran Gas Bumi melalui pipa adalah PT Pertamina Gas sebesar 78,60%. kedua tersebar adalah PT Transportasi Gas Indonesia sebesar 17,28% dan ketiga terbesar adalah PT Kalimantan Jawa Gas sebesar 2,01%. Hasil verifikasi realisasi volume niaga Badan Usaha Pemegang Hak Khusus Niaga gas bumi melalui pipa pada wilayah jaringan distribusi pada Tahun 2017 dengan proyeksi triwulan IV adalah sebesar ,86 MMBTU. Dengan rincian sebagai berikut : 132

139 NO Badan Usaha Niaga Total Volume (MMBTU) 1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 261,787, PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 11,260, PT BAYU BUANA GEMILANG 12,203, PT SURYA CIPTA INDONESIA 5,734, PT GAGAS ENERGI 6,667, PT INTI DATA LATU PRIMA 3,347, PT PDPDE Gas 1,852, PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 1,767, PT PERTAMINA GAS 3,152, PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 1,428, PT MITRA ENERGI BUANA 1,353, PT MUTIARA ENERGY 629, PT BANTEN INTI GASINDO 736, PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 2,256, PT PERTAGAS NIAGA 1,564, PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 441, PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA 13, PT BERKAH USAHA ENERGY - 21 PT SARANA CEPU ENERGI 741, PT SUMBER PETRINDO PERKASA 14,245, PT IGAS UTAMA 18, PT PDPDE SUMSEL 1,096, PT PASUNDAN RESOURCES 1,229, PT SINERGI PATRIOT BEKASI 1,263, PT MALAMOI OLOM WOBOK 2,359, PT DHARMA PRATAMA SEJATI 15, PT SURYA ENERGI PARAHITA 95, PT PETROGAS JATIM UTAMA 9,338, Total Volume 346,599, Dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 sebesar ,33 MMBTU terdapat penurunan yang dikarenakan penurunan sumber pasokan. Pada tahun 2017, penjualan Gas Bumi 5 terbesar adalah PT PGN (Persero) Tbk. sebesar 75,53% dari total, diikuti oleh PT Sumber Petrindo Perkasa sebesar 4,11% dari total. Ketiga terbesar adalah PT Bayu Buana Gemilang sebesar 3,52%. keempat adalah PT Energasindo Heksa Karya sebesar 3,25% dan terbesar kelima adalah PT Surya Cipta Indonesia 2,69%. 133

140 Dibandingkan dengan realisasi volume tahun 2016 sebesar ,33 MMBTU terjadi penurunan pengaliran yang disebabkan karena sumber pasok menurun A.3 Realisasi Anggaran Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas adalah sebesar Rp (Satu Milyar Lima Ratus Juta Dua Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah). berasal dari DIPA BPH Migas tahun Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV adalah sebesar Rp atau 95,21%. B. Melaksanakan Fasilitasi Pembangunan Pipa Transmisi dan Distribusi a) Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Gresik - Semarang - Jalur Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gresik Semarang dibagi menjadi 9 section, yang dimulai dari Gresik dan berakhir di Semarang. Berikut peta jalur Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gresik Semarang beserta pembagian wilayah tiap section. Gambar 42. Jalur Pipa Gas Ruas Transmisi Gresik Semarang - Pengerjaan pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang dibagi menjadi 2 area. yaitu area barat (area kerja ORF Semarang - Cepu) dan area timur ( Gresik - Bojonegoro). - Pembangunan pipa sepanjang ±267,4 km ini melewati 7 kota/ kabupaten yaitu Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Blora, Grobogan, Demak, dan Semarang. 134

141 - Proyek Pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang ditargetkan selesai pada Oktober Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas,actual cumulative progress per minggu keempat September 2017 sebesar 85.42%. - Kendala dalam Pembangunan Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gas Bumi Gresik Semarang antara lain. masalah pembebasan lahan, crossing pipa dengan badan usaha lain (PT Barata. PT Sumber Petrindo Perkasa, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Tol Gresik), dan penurunan produktivitas konstruksi. Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Gresik Semarang Panjang Pipa km Diameter Pipa 28 inch Kapasitas Alir 500 MMSCFD Tekanan Desain 1000 psig Tekanan Operasi 600 psig Starting Point End Point Gresik Semarang Target Gas-In Oktober 2017 Sumber Gas Pertamina EP Cepu Status Pipa Open Access b) Status Proyek Pembangunan Pipa Open Access Porong - Grati - Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas actual cumulative progress pipa Porong - Grati per 1 Januari 2017 sebesar 100%. - Ruas pipa Porong Grati sudah gas linepack sejak tanggal 28 Oktober 2016, dan telah gas commercial flowing ke Indonesia Power di Grati sejak tanggal 2 November Data Spesifikasi Pipa Pipa Open Acess Porong Grati Panjang Pipa 57 km Kapasitas Alir 100 MMSCFD Tekanan Desain 740 psig Starting Point End Point ORF Porong PLTG Grati Gas-In for Linepack 28 Oktober 2016 Sumber Gas PT Santos. PT KEIL. PT Husky Status Pipa Open Access 135

142 c) Status Proyek Pembangunan Pipa Ruas Transmisi Gas Bumi Belawan KIM KEK - Pembangunan Ruas Transmisi Belawan - KIM - KEK telah selesai pada tanggal 31 Januari Ruas Transmisi Bel KIM KEK sudah terisi gas sejak tanggal 20 Februari 2016 (linepack). Telah dilakukan gas-in ke fasilitas Unilever mulai tanggal 22 Maret Dinas PU meminta PT Pertagas untuk merelokasi 7 crossing pipa dengan jalur Tol Medan- Kualanamu-Tebing Tinggi. dan membuat proteksi box culvert untuk 3 crossing lainnya. Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Belawan - KIM KEK Belawan - KIM KIM-KEK Panjang Pipa 11.8 km 125 km Ukuran Pipa 16 inch 12 inch Kapasitas 150 MMSCFD 75 MMSCFD Sumber Gas Regasifikasi Arun (PT Perta Arun Gas) Status Pipa Open Access d) Status Proyek Pembangunan Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara Karang - Pembangunan pipa secara fisik telah selesai pada bulan November 2016, dengan panjang pipa terpasang km. Realisasi pipa yang terbangun tersebut tidak mencapai Muara Karang sebagaimana yang direncanakan. melainkan hanya sampai Pejagalan. - Berikut merupakan jalur pipa Muara Bekasi Muara Karang (Pejagalan) yang ditandai dengan warna merah. terdapat 5 future connection di sepanjang jalur Muara Bekasi Muara Karang. 136

143 Gambar 43. Jalur Pipa Muara Bekasi Muara Karang Data Spesifikasi Pipa Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara Karang Panjang Pipa Diameter Pipa Kapasitas Tekanan Desain Tekanan Operasi km 24 inch 100 MMSCFD 720 psig 323 psig e) Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar - Pembangunan pipa secara fisik telah selesai pada bulan Desember 2016, PT KSO - HMP dengan PT Pertamina Gas telah melakukan commissioning (gas in)/ linepack pada pipa Muara Karang - Muara Tawar pada tanggal 30 Desember 2016 dengan panjang pipa km diameter 24 inchi, tekanan 500 psi dengan hasil tidak ada kebocoran (No Leak). Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar Panjang Pipa Kapasitas Alir Tekanan Desain Tekanan Operasi Starting Point End Point Sumber Gas Status Pipa km 270 MMSCFD 550 psig 500 psig Muara Karang Muara Tawar FSRU Nusantara Regas Open Access 137

144 f) Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Grissik Pusri - Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas actual cumulative progress pipa ruas transmisi Grissik Pusri per minggu keempat September 2017 sebesar 24,79%. - Telah dilaksanakan first welding pada tanggal 18 Agustus 2017 dan ground breaking pada 29 Agustus Kendala proyek ini antara lain. terdapat crossing pipa dengan PT Transportasi Gas Indonesia. Conoco Phillips Grissik Ltd. dan PT JOB Pertamina Jambi Merang serta keterlambatan pekerjaan NDT FJC dan soil investigation. Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Grissik - Pusri Panjang Pipa 176 km Diameter Pipa 20 inch Spesifikasi Pipa API 5L X WT. PSL 2. ERW/SAW. 3 LPE coating Kapasitas Alir 158 MMSCFD Volume Thruput 70 MMSCFD (Pusri) 40 MMSCFD (PLN) MMSCFD (PTM/PTGN) Starting Point End Point Grissik Pusri Palembang Tekanan Design Operasi psig Tekanan Outlet Psig Temperatur Operasi F (59 0 C) Periode Konstruksi 11 bulan (termasuk long lead item. USM) Sumber Gas ConocoPhillips. JOB PTJM Shipper Pusri. PLN. PTM (PTGN) Offtaker Pusri. PLN. Industri Status Pipa Open Access g) Menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Rekayasa Industri dengan PT Energi Negeri Mandiri Terkait Pembangunan Ruas Pipa Gas Cirebon Semarang - Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon Semarang adalah merupakan hasil Lelang Ruas Transmisi dan Jaringan Distribusi yang dilakukan oleh BPH Migas yang telah dimenangkan oleh Rekind. Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan akan kebutuhahan gas bumi semakin meningkat. maka pada saat ini Rekind berkomitmen akan segera membangun ruas tersebut. 138

145 - Dari keseluruhan proyek pembanguan Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon Semarang sepanjang 230 km. sepajang km menggunakan Rigth of Way (ROW) Kereta Api dan sepanjang km menggunakan ROW sendiri dengan cara membebaskan lahan yang dilewati oleh Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon Semarang. - Aspek Legal Rekind Pemenangan Proyek Perpanjangan Surat IU Sementara Moratorium Surat Keputusan BPH Migas No 035/Kpts/PL/BPH Migas/KOM/III/2006 tanggal 21 Maret 2006 Surat Dirjen Migas kepada Rekind No 2947/10/DJM.O/2009 tanggal 16 Februari 2009 Surat Dirjen Migas kepada Rekind No 24276/10/DJM.O/2011 tanggal 18 Februari 2011 (berlaku terhitung sejak tanggal 16 Februari 2011) - Profil Proyek Panjang Pipa km Spesifikasi Pipa API 5L-X65 PSL2. Diameter 28 inch Kapasitas Alir MMSCFD Rencana On Stream Tahun 2021 Sumber Gas 1. LNG 2. Lapangan gas lain di sekitar jalur pipa Status Pipa Open Access - Asas Manfaat Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon Semarang 1) Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon Semarang merupakan penghubung infrastruktur gas dari Barat ke Timur pulau Jawa sehingga menjadi 139

146 energy hub yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Jawa dan mendistribusikan gas secara merata. khususnya di daerah yang belum tersentuh. 2) Mendukung fleksibilitas gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang terinterkoneksi di pulau Jawa. 3) Penambahan pendapatan dalam bidang transportasi gas. - Kemajuan Pekerjaan 1) Survey ROW (Menggunakan Jalur PT Kereta Api Indonesia), FS (Oktober 2015) dan EPC (oleh Rekin). - Penandatanganan NKB antara Rekin dan PT ENM 28 Agustus 2017 mengenai kerjasama pembangunan Ruas Transmisi Pipa Gas Cirebon Semarang. Pontesi Pengguna Pipa NAMA KEBUTUHAN (MMSCFD) Pertamina Balongan 60 KIS Jawa Barat 152* Industri Pekalongan 9 Industri Tegal 2 Industri Semarang KIS Jawa Tengah TOTAL Tentative Schedule 140

147 C. Melaksanakan Pengawasan kegiatan usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa Tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen PT CS2 Pola Sehat di Desa Merah Mata Kecamatan Borang Musi Banyuasin. Sumatera Selatan. dengan hasil kegiatan asalah sebagai berikut: 1. Kegiatan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen PT CS2 Pola Sehat dilaksanakan dalam rangka melakukan klarifikasi dan untuk menguji kebenaran adanya 2 lampiran yang berbeda pada SK Menteri ESDM Nomor 363.K/10.01/DJM.O/IU/2016 tentang Kegiatan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir PT Pertagas Niaga. perbedaan dimaksud adalah sebagai berikut : Versi a.pada lampiran II menyantumkan PT Mitra Energi Buana sebagai Pemasok Gas Bumi dan PT CS2 Pola Sehat sebagai konsumen yang disalurkan gas bumi melalui pipa dedicated hilir PT Pertagas Niaga. Versi b.pada lampiran II. tidak menyantumkan PT Mitra Energi Buana sebagai Pemasok Gas Bumi dan PT CS2 Pola Sehat sebagai konsumen yang disalurkan gas bumi melalui pipa dedicated hilir PT Pertagas Niaga. kedua versi Lampiran II SK Menteri ESDM Nomor 363.K/10.01/DJM.O/IU/2016 tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2. Terkait dengan adanya perbedaan sebagaimana dimaksud poin 1.BPH Migas telah menerbitkan Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa kepada PT Pertagas Niaga dengan SK Kepala BPH Migas Nomor 17/KD/BPH Migas/Kom/2017 tanggal 5 April dimana dalam hak khusus tersebut tidak menyantumkan pipa penyaluran gas menuju PT CS2 Pola Sehat sebagaimana dimaksud poin 1 huruf a. 3. Terhadap perbedaan tersebut yang berpotensi dapat menyebabkan kerugian akan penerimaan negara dalam hal penerimaan iuran BPH Migas. maka BPH Migas sesuai dengan kewenangannya dalam hal ini Subdit Pengawasan dan Pengelolaan Informasi Gas Bumi Melalui Pipa 141

148 melakukan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen PT CS2 Pola Sehat. 4. Kegiatan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen PT CS2 Pola Sehatdilaksanakan dengan meminta keterangan dari pihak Mitra Energi Buana dan CS2Pola Sehat serta melakukan kunjungan lapangan terkait data yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan klarifikasi terhadap fasilitas pipa penyaluran gas ke konsumen PT CS2 Pola Sehat. 5. Keterangan yang didapatkan dari Mitra Buana Energi yaitu Bapak Hendra. Ramli dan Ibu Dewi selaku site Manager Sumatera Selatan. adalah sebagai berikut : a. PT Mitra Energi Buana melakukan kegiatan usaha niaga gas bumi melalui pipa berdasarkan ijin sebagaimana dimaksud SK Menteri ESDM Nomor 571.K/10.01/DJM.O/IU/2015. dimana PT Mitra Energi Buana menyalurkan gas bumi kepada konsumen PT Pertagas Niaga menggunakan pipa open accesspt Pertamina Gas dengan titik serah flensa pertama setelah kerangan terakhir alat ukur (tie-in point pipa ruas cambai simpang Y Pertagas (diameter 20 ). b. Terdapat metering milik PT Pertagas Niaga di Desa Merah Mata Kecamatan Borang Musi Banyuasin yang digunakan bersama untuk pencatatan billing penyerahan gas dari PT Mitra Energi Buana ke PT Pertagas Niaga. c. Penyaluran gas PT Mitra Energi Buana ke PT Pertagas Niaga pada titik serah di metering system Desa Merah Mata sejak Mei Tim BPH Migas mendapatkan data pada saat kunjungan lapangan berupa Berita Acara Penyerahan Gas kepada PT Pertagas Niaga untuk bulan April 2017 sebesar MMBTU. bulan Mei 2017 sebesar MMBTU dan bulan Juni 2017 sebesar MMBTU. d. Penjualan gas PT Pertagas Niaga ke konsumen PT CS2 Pola Sehat dimulai sejak Mei Keterangan yang didapatkan dari CS2 Pola Sehat yaitu Bapak Andreas Eko selaku Plant Operation Manager adalah sebagai berikut : a. PT CS2 Pola Sehat menggunakan gas bumi untuk kebutuhan boiler (operasional pabrik). 142

149 b. PT CS2 Pola Sehat merupakan konsumen gas bumi PT Pertagas Niaga dengan menggunakan perjanjian jual beli gas antara PT Pertagas Niaga dan PT CS2 Pola Sehat Nomor 085/PN0000/2016-S0 tanggal 27 April 2016 yang berakhir sampai dengan 31 Mei c. PT Pertagas Niaga mengalirkan gas bumi melalui pipa kepada PT CS2 Pola Sehat sejak Mei 2016 dan sampai dengan saat ini PT Pertagas Niaga masih mengalirkan gas bumi melalui pipa. d. Berita Acara Penyerahan Gas kepada PT CS2 Pola Sehat pada bulan Mei 2017 sebesar MMBTU dan bulan Juni 2017 sebesar MMBTU. e. Terdapat metering milik PT Pertagas Niaga di Desa Merah Mata Kecamatan Borang Musi Banyuasin yang digunakan bersama untuk pencatatan billing penyerahan gas dari PT Pertagas Niaga ke konsumen PT CS2 Pola Sehat. 7. Pada saat kunjungan lapangan. Tim BPH Migas mendapatkan informasi sebagai berikut : a) Terkait poin 1 (a) diatas. disebutkan bahwa terdapat ruas pipa dari area pig receiver PT Asrigita Prasarana ke Metering System milik PT Pertagas Niaga di lokasi pabrik PT CS2 Pola Sehat sepanjang Meter dengan diameter 4 Inch dengan kapasitas pipa penyalur 15 MMSCFD. tim menemukan fakta di lapangan bahwa pipa dimaksud bukan milik PT Mitra Energi Buana dan PT CS2 Pola Sehat. b) Terdapat pipa sepanjang ±1000 Meter diameter 4 inch dari Metering system ke dalam pabrik PT CS2 Pola Sehat yang diakui sebagai kepemilikan PT CS2 Pola Sehat. c) Dalam rangka penyaluran gas ke PT Pertagas Niaga di lokasi Desa Merah Mata. PT Mitra Energi Buana menggunakan pipa Open Access PT Pertamina Gas ruas Pulau Layang Pusri. terdapat tie in pipa gas menuju PT Asrigita Prasarana selanjutnya gas tersebut mengalir melalui pipa ke metering system di Desa Merah Mata. C.3. Realisasi Anggaran Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas 143

150 adalah sebesar Rp , berasal dari DIPA BPH Migas tahun Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV adalah sebesar Rp atau 95.69%. D. Menyusun Pemuktahiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa Realisasi Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa adalah akumulasi panjang pipa yang sedang dibangun dan terpasang adalah sebesar ,55 KM, terdiri dari pipa transmisi sebesar 4.980,78 KM dan pipa jaringan distribusi sebesar 5.689,77 KM (akumulasi panjang pipa sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar ,98 KM). Penambahan panjang pipa selama tahun 2017 adalah sebesar 483,57 KM dengan rincian sebagai berikut: No Badan Usaha Panjang (KM) 1 PT. Energasindo Heksa Karya 14,86 2 PT Mitra Energi Buana 0,07 3 PT Krakatau Daya Listrik 1,21 4 PT Pelangi Cakrawala Losarang 0,28 5 PT PGN (Persero) Tbk 274,11 6 PT Pertagas Niaga (0,80) 7 PT Igas utama 1,50 8 PT Surya Energi Parahita 13,93 9 PT Dharma Pratama Sejati 18,00 10 PT Malamoi Olom Wobok 5,83 11 PT Petrogas Jatim Utama 19,50 12 Penambahan Panjang Pipa Dalam Pembangunan sd 31 Des ,64 13 Selisih Antara Rencana dan Realisasi Pembangunan Pipa (Pipa ORF Semare dan Pipa Muara Karang Muara Bekasi) 10,44 TOTAL 483,57 Target akumulasi pembangunan panjang pipa tahun 2017 sesuai dengan PK menteri ESDM adalah sepanjang km dengan realisasi sebesar ,55 km atau 84,7% dari target. Pembangunan pipa tidak memenuhi 144

151 target karena terdapat badan usaha yang membatalkan atau menunda pembangunan pipa sebagai akibat dari calon konsumen yang beralih menggunakan bahan pengganti gas dengan harga yang lebih murah. Rencana Aksi pada Kegiatan Pembangunan Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas BumiTahun 2017 adalah sebagai berikut: No Rencana Aksi Pelaksana 1 Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Duri -Dumai PT Pertamina Gas dan PT PGN (Persero) Tbk. 2 Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Duri Dumai PT PGN (Persero) Tbk. 3 Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi WNTS Pemping PT PGN (Persero) Tbk. 4 Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Grissik PUSRI PT Pertamina Gas 5 Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Gresik. Lamongan. Tuban PT PGN (Persero) Tbk. 6 Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Semare PT PGN (Persero) Tbk. Dan telah tersusunnya Buku Profil Data Infrastruktur Badan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalaui Pipa Tahun Realisasi Anggaran Biaya kegiatan Menyusun Pemuktahiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa adalah sebesar Rp (Satu Milyar Tiga Ratus Tiga Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah), berasal dari DIPA BPH Migas tahun Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV adalah sebesar Rp (Satu Milyar Dua Ratus Enam Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Seratus Rupiah) atau 97,02% Sekretariat BPH Migas Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan iuran dari Badan Usaha. Iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2017 penerimaan iuran dari Badan Usaha melebihi target seperti terlihat pada tabel dibawah ini : 145

152 I. Iuran Badan Usaha SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % KEGIATAN ANGGARAN (Juta Rupiah) PAGU REALI - SASI % Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BPH Migas Jumlah penarikan iuran dari Badan Usaha 900 Miliar 1.157,5 Miliar 128,61 1. Melaksanakan 3.902, ,09 96,70 Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha 2. Melaksanakan 1.505, ,87 91,88 Tugas Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) Sektor Hilir Migas 3. Melakukan 1.592, ,30 79,25 Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha 4. Melakukan 1.299, ,01 96,46 Pemantauan Pelaksanaan APBN BPH Migas TOTAL 8.299, ,28 92,44 Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan iuran dari Badan Usaha. iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Jumlah Iuran dari Badan Usaha yang disetorkan ke Kas Negara sama dengan jumlah penarikan Iuran dari Badan Usaha. BPH Migas telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik yaitu mengatur dan mengawasi setiap iuran yang diberikan oleh Badan Usaha sehingga realisasi penerimaan iuran yang masuk di tahun 2017 seluruhnya telah disetorkan ke Kas Negara. Pada tahun anggaran 2017 penerimaan iuran dari Badan Usaha mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya seperti terlihat pada gambar dibawah ini: 146

153 Juta Rupiah Gambar 43 Rencana dan Realisasi Penerimaan Iuran PNBP Badan Usaha Bidang BBM dan Gas Bumi tahun (Miliar Rupiah) Rencana 0 Realisasi Tahun Rencana Realisasi Iuran BBM Realisasi Iuran Gas Bumi Realisasi % Dari data diatas, realisasi penerimaan iuran Badan Usaha Bahan Bakar Minyak untuk tahun 2017 adalah Rp863,19 Miliar dari rencana penerimaan iuran sebesar Rp664,75 Miliar atau meningkat 129,85 %. sedangkan realisasi penerimaan iuran Badan Usaha Gas Bumi untuk tahun 2017 adalah Rp294,33 Miliar dari rencana penerimaan iuran sebesar Rp235,25 Miliar atau meningkat 125,11%. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak BPH Migas adalah sebesar Rp900 Miliar. realisasi penerimaan per 31 Desember 2017 sebesar Rp1.157,5 Miliar atau sebesar 128,61%. Kenaikan tersebut disebabkan antara lain: Iuran Badan Usaha BBM menyumbang lebih dari 70% setiap tahunnya, dan PT. Pertamina (Persero) Tbk menyumbang lebih dari 50% dari komposisi iuran per Badan Usaha, oleh karena itu adanya kenaikan/penurunan pada PNBP BBM (khususnya PT. Pertamina) akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kenaikan/penurunan besaran PNBP BPH Migas secara keseluruhan. Tahun 2017 ini, terdapat kenaikan volume penjualan PT. Pertamina (Persero) Tbk 147

154 sebesar 12% dan fluktuasi harga sehingga terjadi kenaikan nilai penjualan sebesar 25%. Jumlah kehadiran Badan Usaha BBM pada proses Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran semakin meningkat dari tahun ke tahun. sebagai dampak dari jumlah Badan Usaha yang menerima Izin Usaha meningkat dan adanya Korsup KPK pada tahun 2016 sebagai sarana pertukaran data Badan Usaha antara BPH Migas dan Dirjen Migas. Jumlah kehadiran Badan Usaha Gas Bumi berkorelasi positif dengan pembayaran iuran Diadakannya Kegiatan Coaching Clinic terhadap Badan Usaha yang belum memenuhi kewajiban pembayaran iuran sebagaimana diatur dalam PP No. 1 Tahun Penerimaan iuran yang didapat dari Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi telah mencapai target penerimaan iuran bahkan melampaui rencana. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah Badan Usaha yang melaksanakan kegiatan usaha hilir migas dan telah membayar iuran pada tahun 2017 serta hasil rekonsiliasi final tahun sebelumnya yang dibayar oleh Badan Usaha, namun BPH Migas harus tetap meningkatkan kinerja melalui para pelaksana maupun melakukan koordinasi dengan Badan Usaha secara intensif agar prestasi yang dicapai pada masa yang akan datang dapat lebih baik lagi. II. Layanan Perencanaan SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % KEGIATAN ANGGARAN (Juta Rupiah) PAGU REALI SASI % Dukungan Layanan Dokumen 57,66 28,30 49,09 manajemen dan Perencanaan Laporan Laporan Rencana Kerja pelaksanaan Dan Anggaran tugas teknis (Rka) Satker lainnya BPH Eselon 1 Tanpa Migas Satker Vertikal 2. Dokumen 19, LAKIN Satker Eselon I tanpa satker vertikal TOTAL 76,96 28,30 36,78 148

155 Anggaran pada Layanan Perencanaan ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 106/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran Pelaksanaan layanan perencanaan dapat dilakukan secara optimal dengan menghasilkan 4 dokumen yaitu Renja KL, Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA), RKA K/L, dan dokumen Laporan Kinerja BPH Migas tahun Dengan dokumen yang dihasilkan selama tahun 2017 tersebut menunjukkan pencapaian target kinerja mencapai 100%. Akan tetapi relisasi anggaran hanya 36,78% dikarenakan anggaran Dokumen RKA dan LAKIN Satker Eselon I tanpa satker vertikal dengan standar biaya yang telah ditetapkan namun biaya yang diperlukan untuk kegiatan Laporan Kinerja lebih besar, sehingga pembiayaan kegiatan Laporan Kinerja diambil dari output Layanan Dukungan Manajemen lainnya. III. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % KEGIATAN ANGGARAN (Juta Rupiah) PAGU REALI SASI % Dukungan Dukungan 12 Bulan 12 Bulan Menyusun Regulasi 920,34 674,90 73,33 manajemen Manajemen Layanan Layanan Bidang Hilir Migas dan Eselon I 2. Melaksanakan Layanan 3.971, ,71 85,27 pelaksanaan Perencanaan dan tugas teknis Laporan Kegiatan lainnya BPH Migas 3. Menyusun Laporan Keuangan 3.577, ,53 92,53 4. Melaksanakan Layanan 3.125, ,42 52,39 Pertimbangan Hukum 5. Melaksanakan Layanan 8.373, ,35 64,81 Kehumasan 6. Melaksanakan Layanan 5.097, ,97 78,55 Kepegawaian. Organisasi dan Ketatalaksanaan 7. Melaksanakan Layanan 3.159, ,43 89,20 Kerumahtanggan 8. Melaksanakan Layanan 3.179, ,38 74,27 Pengelolaan Sistem Data Informasi dan Keprotokoleran TOTAL , ,69 75,21 149

156 Sesuai arahan dari DJA, Layanan Dukungan Manajemen Eselon I merupakan output di satuan kerja Sekretariat BPH Migas yang mengakomodir seluruh kegiatan Sekretariat BPH Migas dijadikan ke dalam satu output dengan total pagu sebesar Rp dan realisasi sebesar Rp atau pencapaian sebesar 75,21%. Dari evaluasi realisasi anggaran tersebut, terdapat 4 kegiatan dengan realisasi dibawah rata rata. Realisasi anggaran Layanan Pertimbangan Hukum sebesar 52,39% disebabkan oleh anggaran yang disiapkan untuk kegiatan litigasi namun tidak adanya masalah litigasi yang dihadapi BPH Migas pada tahun Berikut merupakan capaian dari output layanan dukungan manajemen Eselon I Sekretariat BPH Migas, antara lain sebagai berikut: a) Menyusun regulasi bidang hilir migas. Dengan pagu sebesar Rp920,34 Juta dan realisasi sebesar Rp674,90 Juta atau 73,33%. Hal ini disebabkan karena secara umum target kinerja telah tercapai dengan realisasi anggaran tersebut. Kegiatan ini menghasilkan jumlah regulasi yang dikeluarkan sebanyak 5 peraturan, yaitu: 1. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 01 Tahun Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 365.perubahan atas peraturan BPH Migas nomor 22/P/BPH MIGAS/VII/2011 tentang Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. 2. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 02 Tahun Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 422 tentang Harga Jual Gas Bumi melalui Pipa untuk Konsumen Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Pipa Distribusi Kota Tarakan. 3. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 03 Tahun Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1192 tentang Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa Ruas Transmisi Arun (Aceh) ke - Belawan (Sumatera Utara) untuk PT Pertamina Gas. 4. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 04 Tahun Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1311 Harga Jual Gas Bumi melalui Pipa untuk Konsumen Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Pipa Distribusi Kota Depok. 5. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 05 Tahun Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1479 tentang Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa Ruas Transmisi Gunung Megang - Singa Station (Sumatera Selatan) untuk PT Mitra Energi Gas Sumatera. 150

157 b) Melaksanakan layanan perencanaan dan laporan kegiatan, dengan pagu anggaran sebesar Rp3.971,85 Juta dan realisasi sebesar Rp3.386,71 Juta atau 85,27%. Hal ini disebabkan karena secara umum target kinerja telah tercapai dengan realisasi anggaran tersebut. Adapun kinerja yang dihasilkan, antara lain: 1. Revisi anggaran selama tahun 2017 adalah sebanyak 7 kali. 2. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun Anggaran 2017; 3. Laporan Kegiatan BPH Migas kepada Presiden RI untuk Periode 1 Juli s.d 31 Desember 2016 dan 1 Januari s.d 30 Juni 2017; 4. Laporan Tahunan (Triwulan I, Triwulan II, Triwulan III, dan Triwulan IV); 5. Bahan Paparan/ Laporan Rapat Pimpinan, Rapat Dengar Pendapat dan Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI dan Badan Anggaran DPR RI; 6. Penetapan target PNBP BPH Migas untuk tahun anggaran c) Menyusun laporan keuangan, dengan pagu sebesar Rp3.577,65 Juta dan realisasi sebesar Rp3.310,53 Juta. Adapun laporan yang dihasilkan selama tahun 2017 adalah, antara lain : 1. Laporan Keuangan membahas tentang Penjelasan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas; 2. Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK dan Inspektorat Jenderal KESDM tentang temuan dan tindak lanjut temuan BPK dan Itjen KESDM; 3. Laporan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) membahas tentang asetaset yang terdapat pada BPH Migas; d) Layanan pertimbangan hukum telah dilakukan selama 12 bulan layanan.dengan pagu anggaran sebesar Rp3.125,29 Juta dan realisasi sebesar Rp1.637,42 Juta atau sebesar 52,39%. Hal ini dikarenakan tidak ada masalah litigasi yang dihadapi BPH Migas pada tahun 2017 sehingga anggaran yang semula disiapkan untuk litigasi tidak dapat terserap. Tindak-lanjut Pengaduan Masyarakat yang dilakukan selama tahun 2017 antara lain: 1. Pengintegarsian JDIH BPH Migas dengan JDIH BPHN secara database sesuai dengan amanat Perpres 33 tahun 2012; 2. Menindaklanjuti pengaduan oleh masyarakat yang masuk baik melalui aplikasi lapor yang dikelola oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Pusat Komunikasi Publik KESDM maupun pengaduan BPH Migas dimana telah dilakukan tindak lanjut dari pengaduan tersebut baik jawaban secara 151

158 tertulis maupun langsung turun ke lapangan mendatangi lokasi pengaduan tersebut. Terdapat sebanyak 53 Pengaduan yang masuk ke BPH Migas yang dapat ditindaklanjuti. 3. Terdapat kelemahan konsep usulan perubahan Undang-undang Migas yang dipaparkan oleh Direktorat Jenderal Migas. sehingga BPH Migas membuat draft usulan terkait hal tersebut. e) Layanan kehumasan dengan pagu anggran sebesar Rp8.373,05 Juta dan realisasi sebesar Rp5.426,35 Juta atau sebesar 64,81%.. Kegiatan sosialisasi pelaksanaan pengawasan pendistribusian BBM dan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa kepada masyarakat dan Pemda yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Sosialisasi dengan tema Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar MInyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan di Kota Ternate. Provinsi Maluku Utara. Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2017 dengan mengundang berbagai stakeholders seperti Gubernur Provinsi Maluku Utara. Bupati dan Walikota Provinsi Maluku Utara. Komando Daerah Militer Provinsi Maluku Utara. Kepolisian Daerah Provinsi Maluku Utara. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Maluku Utara. PT Pertamina MOR VIII. dan Hiswana Migas Provinsi Maluku Utara. Sosialisasi dengan tema Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar MInyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan di Kota Sorong. Provinsi Papua Barat. Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 8-11 April 2017 dengan mengundang berbagai stakeholders seperti Gubernur Provinsi Papua Barat. Bupati dan Walikota Provinsi Papua Barat. Komando Daerah Militer Provinsi Papua Barat. Kepolisian Daerah Provinsi Papua Barat. Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat. Kepala Dinas Pertambangan an Energi Provinsi Papua Barat. PT Pertamina MOR I. dan Hiswana Migas Provinsi Papua Barat. f) Layanan kepegawaian, organisasi dan ketatalaksanaan dengan pagu sebesar Rp5.097,33 Juta dan realisasi sebesar Rp4.003,97 Juta atau sebesar 78,55% 152

159 dari pagu. Hal ini disebabkan karena secara umum target kinerja telah tercapai dengan realisasi anggaran tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: 1. Sosialisasi permen ESDM no 35 tahun 2015 dan identifikasi wajib lapor LHKPN tahun 2016; 2. Penyusunan SKP Pegawai BPH Migas dan Sosialisasi Konsep SOP di Lingkungan BPH Migas; 3. Implementasi penetapan status penggunaan (PSP Barang milik negara di lingkungan ESDM. Adapun Pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan sumber daya pegawai BPH Migas diantaranya: 1. Profesional Secretary Training. Bandung; 2. Pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Mutu. Lombok; 3. Pelatihan Pra Purna Bakti. Yogyakarta; 4. Pelatihan Gas Pipeline Risk Assessment. Batam; 5. Pelatihan Peningkatan Kemampuan PPNS BPH Migas. Surabaya; 6. Diklat Teknis Pelaksana. Bandung; 7. Diklat Leader as a Coach. Bandung; 8. Bimbingan Teknis Kepegawaian. Bekasi; 9. Diklatpim IV. Bandung; 10. Building Web Application. Bandung; 11. Diklat Infografis. Bandung; 12. Diklat Karya Tulis Ilmiah. Bandung; 13. Pelatihan Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah. Bandung; 14. Diklat Bendahara. Bandung; 15. Diklat Public Speaking. Bandung; 16. Diklat Strategic Communication Planning; 17. Diklat Teknis Kepemimpinan Alam terbuka. Bandung. g) Layanan kerumahtanggan dengan pagu sebesar Rp3.159,51 Juta dan realisasi sebesar Rp2.818,43 Juta atau sebesar 89,20% yang terdiri dari kegiatan: 1. Mengelola Barang Milik Negara. Selama tahun 2017 berhasil melelang 12 mobil, genset dan 124 barang investasi; 2. Mengelola Rumah Tangga dan Perlengkapan; 3. Menatausaha dan Menyimpan Arsip BPH Migas; 4. Mengoptimalkan Profesionalisme Satuan Pengamanan BPH Migas. 153

160 h) Layanan pengelolaan sistem data informasi dan keprotokoleran dengan pagu sebesar Rp3.179,35 Juta dan realisasi sebesar Rp2.361,38 Juta atau sebesar 74,27%. 1. Koordinasi dengan Pusdatin terkait IT master plan KESDM sesuai Permen ESDM Nomor 13 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja KESDM 2. Penyelarasan Pengelolaan Teknologi Informasi di Lingkungan BPH Migas 3. Sosialisasi dan implementasi aplikasi e-office BPH Migas 4. Pengembangan sistem informasi geografis (GIS) BPH Migas bersama dengan Puslitbang tekmira 5. Terjaminnya stabilitas informasi dan komunikasi data di BPH Migas 6. Pelatihan keprotokolan dan etiket pelayanan professional untuk pimpinan BPH Migas 7. Pendampingan Komite BPH Migas untuk kegiatan kunjungan kerja bersama Komisi VII DPR RI 8. Ikut mengawasi pelaksanaan BBM satu harga di seluruh wilayah NKRI 9. Ikut menyiapkan bahan paparan Kepala BPH Migas diacara Sekretariat Nasional (SEKNAS Jokowi) 10. Melakukan penyusunan acara kegiatan pimpinan BPH Migas (Sidang Komite. Rapat Rutin Komite BPH Migas. Koordinasi dgn instansi terkait. serta menyelaraskan seluruh kegiatan Pimpinan terkait dgn Tupoksi BPH Migas). IV. Layanan Internal (Overhead) SASARAN INDIKATOR REALI STRATEGIS KINERJA TARGET SASI % KEGIATAN ANGGARAN (Juta Rupiah) PAGU REALI SASI % Dukungan Internal Peralatan dan manajemen dan pelaksanaan (Overhead) Layanan Layanan Mesin tugas teknis 2. Gedung dan lainnya BPH Bangunan Migas 3. Data dan Informasi TOTAL , ,61 82,12 154

161 Sesuai tabel tersebut diatas, realisasi kinerja layanan internal (overhead) adalah sebesar 100%. Realisasi anggaran yang tidak terserap antara lain disebabkan karena relokasi perpustakaan yang belum dapat dilakukan pada tahun Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahun 2017 adalah, antara lain: 1. Belanja modal peralatan dan mesin, yaitu melakukan pengadaan sound system aula, handy talky, metal detector, furniture lantai 1 dan 4 serta furniture rumah dinas; 2. Belanja modal gedung dan bangunan, yaitu melakukan renovasi ruangan kerja komite, renovasi lantai 1, dan renovasi rumah dinas; 3. Belanja modal perencanaan dan pengawasan gedung dan bangunan, merupakan jasa konsultan perencana dan pengawas rumah dinas, lantai 1, dan ruang kerja komite; 4. Belanja modal data dan informasi, antara lain pembelian printer, router, notebook dan PC, scanner, serta penambahan kapasitas server. V. Layanan Perkantoran ANGGARAN (Juta Rupiah) SASARAN INDIKATOR TARGET REALI % KEGIATAN PAGU REALI STRATEGIS KINERJA SASI SASI % Dukungan Layanan 12 Bulan 12 Bulan Gaji dan manajemen dan Perkantoran Layanan Layanan Tunjangan , ,48 89,95 pelaksanaan tugas 2.Penyelenggar teknis lainnya BPH aan Migas Operasional , ,17 83,47 Satker TOTAL , ,15 87,02 Berdasarkan tabel diatas Layanan Perkantoran menargetkan 12 bulan layanan dengan realisasi kinerja 100%. Layanan perkantoran untuk menunjang belanja gaji dan tunjangan PNS dan Non PNS dan penyelenggaraan operasional satker, seperti perawatan gedung kantor berupa kegiatan jasa konsultan dan pemeliharaan gedung dan bangunan, perawatan peralatan kantor berupa barang persediaan dan ATK, perawatan kendaraan bermotor berupa servis rutin kendaraan operasional, biaya sewa kendaraan pejabat Komite BPH Migas, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV. perawatan sarana gedung berupa pemeliharaan alat dan mesin gedung BPH Migas, langganan daya dan jasa, serta jasa keamanan dan kebersihan. 155

162 Realisasi Anggaran Anggaran kegiatan Sekretariat BPH Migas tahun 2017 adalah sebesar Rp dengan realisasi anggaran sebesar Rp atau 81,13%. Kendala dalam penyerapan anggaran tersebut antara lain karena adanya Output Cadangan sesuai evaluasi hasil penelaahan tanggal 8 November 2016 sebesar Rp , dana blokir sebesar Rp , adaya mutasi pegawai BPH ke unit KESDM lain dan anggaran tunjangan ke-14 yang tidak dapat dicairkan menyebabkan terdapat sisa belanja pegawai sebesar Rp , terdapat kegiatan yang belum terbayar di tahun 2017 sebesar Rp , dan belanja lain yang tidak terlaksana sebesar Rp Penjelasan lebih rinci sebagai berikut : KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 1931 Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Tekhnis BPH Migas Iuran Badan Usaha Melaksanakan Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha A Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Kepada Badan Usaha 202 Melaksanakan Tugas Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) Sektor Hilir Migas 203 Melakukan Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha A B Penyediaan Layanan Informasi Iuran Badan Usaha Pembangunan Sistem Informasi Penatausahaan Iuran Badan Usaha Melakukan Pemantauan Pelaksanaan APBN BPH Migas U01 DOKUMEN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA) SATKER ESELON 1 TANPA SATKER VERTIKAL 051 Pelaksanaan Pelaporan U10 Dokumen LAKIN Satker Eselon I tanpa satker vertikal 051 Pelaksanaan Pelaporan Dukungan Manajemen Eselon I Menyusun Regulasi Bidang Hilir Migas A Melaksanakan Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Hilir Minyak dan Gas Bumi 163 Melaksanakan Layanan Perencanaan dan Laporan Kegiatan A Penyusunan Program dan Kegiatan BPH Migas B D Revisi Anggaran (koordinasi dan penelaahan oleh tim perencanaan dan laporan) Menyusun Bahan Paparan/ Laporan Untuk Pimpinan

163 KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % E Melakukan Evaluasi Rencana Strategis BPH Migas F Menyusun Laporan Kegitan BPH Migas Untuk Presiden G Menyusun Program Kegiatan dan Target PNBP BPH Migas 164 Menyusun Laporan Keuangan A Melaksanakan Tugas Sistem Pengendalian Intern Sektor Hilir Migas B Melaksanakan Koordinasi dan Evaluasi Implementasi Laporan Keuangan Berbasis Akrual C Peningkatan Akuntabilitas Pelaporan PNBP BPH Migas 165 Melaksanakan Layanan Pertimbangan Hukum A Melaksanakan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum B Asistensi Hukum Untuk Masalah Litigasi Atau Non Litigasi C Menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat Terhadap Distribusi BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 166 Melaksanakan Layanan Kehumasan A B C D E F Sosialisasi Pelaksanaan Pengawasan Pendistribusian BBM dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Kepada Masyarakat dan Pemda Koordinasi Penguatan Hubungan Kelembagaan dan Hubungan Masyarakat Pada Stakeholder Hilir Migas Melaksanakan Kegiatan Pameran dan Monitoring Berita Menyusun dan Melaksanakan Percetakan Majalah Hilir Migas Sosialisasi Melalui Media Cetak. Radio. Digital. Giant Billboard. Running Text di TV. Airport TV Bandara. Sosialisasi di Commuter Line. dan Talkshow di Televisi Penyusunan dan Pencetakan Buku Agenda dan Kalender BPH Migas G Peliputan Kegiatan BPH Migas H I Pencetakan dan Pemasangan Stiker BPH Migas Pada Penyalur JBT dan JBKP Melaksanakan Kegiatan Kehumasan Bersama Wartawan dan Badan Usaha J Pemaksimalan Publikasi Kinerja BPH Migas (K2) Melaksanakan Layanan Kepegawaian. Organisasi dan Ketatalaksanaan A Meningkatkan Kompetensi Pegawai BPH Migas B Mendukung Reformasi Birokrasi BPH Migas C Membina dan Mengelola Administrasi Kepegawaian D Menyempurnakan Analisis Jabatan BPH Migas E Sistem Manajemen Mutu BPH Migas (K2) Melaksanakan Layanan Kerumahtanggan A Mengelola Barang Milik Negara B Mengelola Rumah Tangga dan Perlengkapan C Menatausaha dan Menyimpan Arsip BPH Migas D Mengoptimalkan Profesionalisme Satuan Pengamanan BPH Migas

164 KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 169 Melaksanakan Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi dan Keprotokoleran A MENGELOLA DUKUNGAN MANAJEMEN BPH MIGAS B MENGELOLA PROTOKOLER BPH MIGAS C D MENGELOLA DAN MENGOLAH CLOUD STORAGE DALAM PENYIMPANAN DATA DAN INFORMASI BPH MIGAS Mengelola Data dan Informasi Badan Usaha pada Dashboard War Room BPH Migas Internal (Overhead) Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan A Belanja Modal Gedung dan Bangunan B Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan Data dan Informasi Layanan Perkantoran Layanan Perkantoran Belanja Pegawai Non PNS A Belanja Gaji Pegawai Non PNS B Uang Lembur C Uang Makan Poliklinik/Obat-obatan Pengadaan Toga/Pakaian Kerja Sopir/Pesuruh/Perawat/Dokter/Satpam/Tenaga Teknisi Lainnya Perawatan Gedung Kantor A Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Perawatan Peralatan Kantor Perawatan Kendaraan Bermotor A Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4/6/ B Overhaul Kendaraan Bermotor Roda 4/6/ Biaya Sewa A Sewa Peralatan Kantor B Sewa Kendaraan Perwatan Sarana Gedung Langganan Daya dan Jasa Jasa Keamanan dan Kebersihan Jasa Pos dan Giro/Sertifikat Rapat Koordinasi Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran A Pengelola Pelaksanan Anggaran B Pengelola PNBP C Pengelola SAI dan BMN D Pengelola Website Sewa Jaringan/Leased Line Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Program dan Kegiatan A Dalam Negeri

165 KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % B Luar Negeri Pembuatan Kartu Tanda pengenal Output Cadangan Output Cadangan Output Cadangan A Efisiensi Hasil Penelaahan 8 November 2016 B C Efisiensi Perjalanan Dinas akun 524XXX Sisa Output Cadangan setelah Usulan Pemanfaatan Output Cadangan REALISASI ANGGARAN Anggaran BPH Migas sesuai DIPA Petikan T.A Nomor SP.DIPA /2017 Tanggal 7 Desember 2016 adalah sebesar Rp209,90 Miliar dimana terdapat output cadangan sebesar Rp19,39 Miliar sehingga anggaran efektif menjadi Rp187,51 Miliar. Namun terdapat revisi pemanfaatan output cadangan pada Revisi 2 tanggal 5 September 2017 sehingga ouput cadangan berkurang menjadi Rp4,02 Miliar sehingga anggaran final BPH Migas yang dapat digunakan di tahun 2017 menjadi Rp202,87 Miliar dengan realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp155,55 Miliar atau mencapai 75.18%. Penyerapan anggaran belum mencapai 100% karena terdapat kendala dalam penyerapan anggaran yaitu adanya anggaran belanja jasa lainnya yang tidak diubah menjadi kegiatan swakelola sebesar Rp , output cadangan dan dana blokir sebesar Rp , sisa belanja pegawai karena adaya mutasi pegawai BPH ke unit lain dan anggaran tunjangan ke-14 tidak dapat dicairkan sebesar Rp , terdapat kegiatan yang belum terbayar di tahun 2017 sebesar Rp , sisa honor output kegiatan akibat pembatasan dari rencana 24 tim kegiatan menjadi 20 tim kegiatan sebesar Rp , dan belanja lain yang tidak terlaksana sebesar Rp Tabel 36 Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran 2017 (Dalam Rupiah) No BELANJA PAGU REALISASI SISA PAGU % a. Belanja Pegawai ,95 b. Belanja Barang ,04 c. Belanja Modal ,21 Total ,18 159

166 Juta Rupiah PAGU REALISASI SISA DANA BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL Gambar 44. Rencana dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran 2017 Penjelasan lebih rinci sebagai berikut: BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) Program Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1929 Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bbm Layanan Pengaturan Atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 205 Menyusun/ Merevisi Peraturan yang Terkait dengan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 206 Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM 208 Melakukan Koordinasi Penyiapan Pengaturan Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional Layanan Penugasan Badan Usaha Pelaksana P3JBT dan P3JBKP 209 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) Tahun Berikutnya 210 Mempersiapkan Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan Tahun Berikutnya Layanan Penyusunan Alokasi Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) per Kabupaten/Kota dan Konsumen Pengguna 207 Melakukan Supervisi Implementasi Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Melalui Sub Penyalur 211 Menyusun Alokasi Kuota JBT dan JBKP setiap Kabupaten/Kota di Seluruh Wilayah NKRI 212 Menyusun Alokasi Kuota JBT untuk Konsumen Pengguna Sektor Transportasi 213 Menyusun Alokasi Kuota JBT untuk Konsumen Pengguna Sektor Non Transportasi Layanan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak , , , , , , , , , , , , , , , ,72 160

BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum BPH Migas

BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum BPH Migas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BPH Migas 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2016 BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) Gedung BPH Migas Jalan Kapten Piere Tendean No. 28, Jakarta 12710 Telp: 5255500, Fax: 5223210 RINGKASAN EKSEKUTIF

Lebih terperinci

FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM)

FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM) FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM) No. FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DASAR FUNGSI 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAN DIREKTORAT PADA BADAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. No.522, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TERTUTUP JENIS MINYAK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi DASAR HUKUM UU No. 22/2001 PP 36 / 2004 Permen 0007/2005 PELAKSANAAN UU NO. 22 / 2001 Pemisahan yang jelas antara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.1-/216 DS771-654-627-359 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang telah

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2018 KEMEN-ESDM. Pengusahaan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUSAHAAN GAS

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Implementasi Inpres No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/M-DAG/PER/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG KEMETROLOGIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 I. SUBSIDI BBM TAHUN 2013 a. Subsidi BBM Dalam Undang-undang No.19 Tahun tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM sumber gambar: republika.co.id I. PENDAHULUAN Energi mempunyai peran penting dan strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT Pagu 1 Biro Hukum dan Humas - Setjen - Jakarta 13 II 2 Biro Kepegawaian dan Organisasi - Setjen - Jakarta 22 II 3 Biro Keuangan - Setjen - Jakarta 222 IV 4 Biro Perencanaan dan Kerjasama - Setjen - Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PERMEN/M/2010 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.11-/216 DS13-4386-848-854 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013 WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN DISTRIBUSI LIQUIFIED PETROLEUM GAS TABUNG 3 (TIGA) KILOGRAM BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. No.223, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Bahan FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan RASTRA Sistem Tunai Oleh : Dirjen Pemberdayaan Sosial

Bahan FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan RASTRA Sistem Tunai Oleh : Dirjen Pemberdayaan Sosial Bahan FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan RASTRA Sistem Tunai Oleh : Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian sosial RI 1 SEJARAH SINGKAT PROGRAM SUBSISI RASTRA Kemarau panjang, serangan wereng & belalang,

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS

DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS BALIKPAPAN, 9 MARET

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBL.lK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TERTUTUP LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) TERTENTU DI WILAYAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 6170-4200-6854-7766 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH BBM

ANALISIS MASALAH BBM 1 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ANALISIS MASALAH BBM Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta,

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017 PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN 23 Oktober 2017 1 Minyak Solar 48 (Gas oil) Bensin (Gasoline) min.ron 88 Rp.7 Ribu Rp.100 Ribu 59 2 Progress dan Roadmap BBM Satu Harga Kronologis

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2016 ENERGI. Darurat. Krisis. Penanggulangan. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 26 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci