KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL KONSERVASI JENIS IKAN TAHUN

Transkripsi

1 KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL KONSERASI JENIS IKAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga dan menjamin keberadaan dan ketersediaan Ikan, Ikan Pari Manta, Ikan, Ikan dan Bambu perlu disusun rencana aksi nasional konservasi jenis ikan dtahun ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Republik Indonesia tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Jenis Ikan Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2 2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111); 4. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 5. Peraturan Menteri Nomor PER.29/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana di Bidang Penangkapan Ikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 46); 6. Peraturan Menteri Nomor 18/PERMEN-KP/2014 tentang Wilayah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 503); 7. Peraturan Menteri Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220); 8. Keputusan Menteri Nomor 37/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Ikan (Cheilinus undulatus); 9. Keputusan Menteri Nomor 4/KEPMEN-KP/2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta; 10. Keputusan Menteri Nomor KEP.59/MEN/2011 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan (Tenualosa Macrura); 11. Keputusan Menteri Nomor

3 46/KEPMEN-KP/2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Bambu (Isis spp.) 12. Keputusan Menteri Nomor 43/KEPMEN-KP/2016 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Ikan (Tenualosa ilisha); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL KONSERASI JENIS IKAN TAHUN KESATU : Menetapkan Rencana Aksi Nasional Konservasi Jenis Ikan Tahun yang selanjutnya disebut dengan RAN Konservasi Jenis Ikan terdiri atas: 1. Rencana Aksi Nasional Konservasi Jenis Ikan Hiu dan Pari (Elasmobranchii); 2. Rencana Aksi Nasional Konservasi Jenis Ikan Pari Manta (Manta spp); 3. Rencana Aksi Nasional Konservasi Jenis Ikan (Tenualosa macrura dan Tenualosa ilisha); 4. Rencana Aksi Nasional Konservasi Jenis Ikan (Cheilinus undulatus); dan 5. Rencana Aksi Nasional Konservasi Bambu (Isis spp). sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA : RAN Konservasi Jenis sebagaimana dimaksud Diktum KESATU meliputi Strategi, Kegiatan, Indikator, Output, Lokasi, Waktu, Penanggung Jawab, Pendanaan dan Pelaksana sebagai acuan bagi setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian dan instansi terkait, dalam upaya konservasi jenis sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. KETIGA : Direktur

4 mengkoordinasikan pelaksanaan RAN Konservasi Jenis Ikan sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA. KEEMPAT : Koordinasi sebagaimana dimaksud Diktum KETIGA dapat dilakukan melalui kerja sama dengan kementerian/lembaga, perguruan tinggi, dan/atau organisasi masyarakat (sudah termasuk LSM), melalui pembentukan kelompok kerja per jenis ikan. KELIMA : Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud Diktum KETIGA, Direktur bertanggung jawab kepada Menteri. KEENAM : Dalam efektivitas pelaksanaan RAN Konservasi Jenis Ikan dilaksanakan analisis dan evaluasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. KETUJUH : Pembiayaan pelaksanaan RAN Konservasi Jenis Ikan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara penanggung jawab kegiatan dan/atau sumber lain yang sifatnya tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, SUSI PUDJIASTUTI

5 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN TAHUN RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN HIU DAN PARI (Elasmobranchii) TAHUN No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI Sasaran 1. Tersedianya status perikanan pada tingkat nasional, regional dan internasional 1.1 Kajiian status perikanan pada tingkat nasional a. Temu pakar/workshop dalam rangka update status perikanan Hiu dan Pari nasional Terlaksananya workshop status perikanan Hiu dan Pari secara berkala Dokumen tinjauan status perikanan Hiu dan Pari nasional Nasional Badan Riset dan ESTIMASI UNIT KERJA TERKAIT Tangkap, Badan Riset dan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil, Organisasi 1.2 Kajian status perikanan terkait dengan kebijakan a. Melakukan implementasi resolusi perikanan regional pada tingkat nasional Terimplementasikannya resolusi perikanan regional pada tingkat nasional Kertas posisi Indonesia untuk kebijakan regional terkait Nasional Tangkap Tangkap, Badan Riset dan, Ruang regional/rfmo antara lain SEAFDEC, IOTC, CCSBT, dan WCPFC 1.3 Pelaksanaan hasil konvensi internasional (CITES) terkait dengan pemanfaatan dan peredaran a. Melaksanakan mandat konvensi CITES dalam pemanfaatan dan peredaran Ikan Hiu dan Pari Terlaksananya mandat konvensi CITES dalam pemanfaatan dan peredaran Ikan a. Permen pelarangan pengeluran Hiu dan Pari yang masuk Appendiks CITES ke luar wilayah Indonesia Nasional 500 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,, tangkap, Badan Riset dan, Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, Pengawasan Sumber Daya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia b. Kertas posisi Indonesia untuk Animal Committee dan Standing Commiittee CITES terkait Nasional 250 Sasaran 2. Tersedianya data dan informasi perikanan 2.1 Penguatan database dan sistem informasi perikanan a. Melakukan kompilasi data perikanan nasional Terlaksananya kegiatan kompilasi data perikanan dari instansi terkait (Ditjen Tangkap, UPT, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Riset dan ) secara berkala Data kompilasi perikanan Hiu dan Pari nasional Nasional Badan Riset dan Tangkap, Badan Riset dan, Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu b. Membentuk database perikanan nasional Terlaksananya kegiatan pembuatan database perikanan nasional Database perikanan Nasional nasional Sekretariat (Pusat Data dan Informasi) Tangkap, Badan Riset dan, Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, Pusdatin

6 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI 2.2 Optimalisasi data hasil tangkapan (produksi) Ikan di lokasi-lokasi pendaratan utama a. Menyeragamkan format pengumpulan data Ikan a. b. Tersusunnya draft format standar pengumpulan data Terlaksananya pertemuan pembahasan draft format standar pengumpulan data Ikan Format standar pencatatan Ikan Hiu dan Pari nasional Nasional Badan Riset dan ESTIMASI UNIT KERJA TERKAIT Tangkap, Badan Riset dan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia b. Menyusun pedoman pengenalan Ikan Hiu dan Pari a. b. Tersusunnya draft pedoman pengenalan Ikan Hiu dan Pari Terlaksananya pertemuan pembahasan draft pedoman pengenalan Ikan Hiu dan Pari Buku Pedoman Pengenalan Ikan Hiu dan Pari Nasional 150 Kelautan dan, Tangkap, Perguruan Tinggi c. Merekrut dan menempatkan tenaga enumerator Terlaksananya kegiatan perektrutan dan penempatan enumerator Jumlah dan distribusi enumerator Lokasi pendaratan di 18 Provinsi Tangkap Tangkap, Badan Riset dan, Pusdatin, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Organisasi d. Mencatat pendaratan Ikan sampai ke level genus/ spesies di basis pendaratan utama Terlaksananya kegiatan pencatatan pendaratan Ikan sampai ke level genus/spesies pada setiap kapal untuk setiap pendaratan Data pendaratan Ikan sampai ke level genus/spesies di basis pendaratan utama Lokasi pendaratan di 18 Provinsi Tangkap Tangkap, Badan Riset dan, Pusdatin, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Organisasi Sasaran 3. Tersedianya hasil penelitian 3.1 Penelitian aspek biologi a. Melakukan penelitian dan ekologi jenis Ikan keragaman jenis Ikan Hiu dan Pari Terlaksananya penelitian keragaman jenis Hiu dan Pari minimal 1 tahun sekali untuk 1 lokasi a. b. Data keragaman jenis Ikan Hiu dan Pari di Perairan Indonesia Peta keanekaragaman dan sebaran jenis Ikan Kawasan Konservasi Nasional Badan Riset dan Kelautan dan Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Organisasi b. Melakukan penelitian siklus hidup jenis Ikan (spesies yang masuk dalam Appendiks CITES, IUCN, dan ekonomis penting) Terlaksananya penelitian siklus hidup jenis Ikan Hiu dan Pari (spesies yang masuk dalam Appendiks CITES, IUCN, dan ekonomis penting) Data dan informasi siklus hidup jenis Ikan Nasional Badan Riset dan Kelautan dan Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Organisasi c. Melakukan penelitian habitat penting (spawning ground, nursery ground, jalur migrasi) jenis Ikan Terlaksananya penelitian habitat penting (spawning ground, nursery ground, jalur migrasi) jenis Ikan Hiu dan Pari a. b. Data lokasi habitat penting jenis Ikan Peta lokasi habitat penting jenis Ikan Kawasan Konservasi Perairan Badan Riset dan Kelautan dan Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Organisasi

7 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI 3.2 Penelitian terkait aspek pengelolaan perikanan a. Melakukan kajian stok dan lokasi penangkapan Terlaksananya kegiatan kajian stok dan lokasi penangkapan Data stok Ikan Hiu dan Pari di habitat alaminya Lokasi pendaratan Badan Riset dan ESTIMASI UNIT KERJA TERKAIT Kelautan dan komnaskajiskan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Perguruan Tinggi, Tangkap b. Melakukan kajian alat tangkap Ikan Terlaksananya kajian alat tangkap Ikan a. b. Data alat tangkap Ikan Rekomendasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan Lokasi pendaratan Tangkap Tangkap Perguruan Tinggi, c. Melakukan kajian metode penandaan (labeling dan barcoding DNA) hasil tangkapan dan produk olahan Terlaksananya kajian metode pendataan (labeling dan barcoding DNA) hasil tangkapan dan produk olahan a. Rekomendasi metode penandaan efektif untuk hasil tangkapan dan produk olahan Hiu dan Pari Lokasi pendaratan atau tempat penyimpanan Badan Riset dan Kelautan dan, Perguruan Tinggi b. Tersedianya satu sistem percontohan penandaan hasil tangkapan dan produk olahan Hiu dan Pari 3.3 Penelitian aspek sosialekonomi perikanan a. Melakukan kajian rantai perdagangan produk olahan dan produk turunan Terlaksananya kajian rantai perdagangan produk olahan dan produk turunan Hiu dan Pari Data rantai perdagangan produk olahan dan produk turunan Ikan Hiu dan Pari Nasional Penguatan Daya Saing Produk Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan,, Perguruan Tinggi, Organisasi b. Melakukan kajian produk olahan dan produk turunan c. Melakukan kajian sosial ekonomi nelayan penangkap Terlaksananya kajian produk olahan dan produk turunan Terlaksananya kajian sosial ekonomi nelayan penangkap Data produk olahan dan produk turunan Data dan informasi dampak sosial ekonomi perikanan terhadap nelayan Nasional Penguatan Daya Saing Produk Nasional Badan Riset dan Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan,, Perguruan Tinggi, Organisasi Kelautan dan Perguruan Tinggi, Organisasi d. Melakukan kajian mata pencaharian alternatif Terlaksananya kajian mata pencaharian alternatif Terdapat minimal satu mata pancaharian alternatif yang direkomendasikan kepada nelayan dan masyarakat sekitar Lokasi pendaratan Badan Riset dan Kelautan dan, Perguruan Tinggi, Organisasi Sasaran 4. Tersedianya perlindungan habitat dan jenis Ikan

8 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI 4.1 Konservasi terhadap a. Melakukan inventarisasi Terlaksananya kegiatan Data jenis Hiu dan Nasional Badan Riset dan keanekaragaman jenis invetarisasi jenis rawan terancam hayati, habitat, fungsi terancam punah Pari rawan terancam punah punah nasional dan struktur ekosistem ESTIMASI UNIT KERJA TERKAIT, Badan Riset dan, Tangkap, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia b. Menyusun regulasi penetapan status perlindungan terancam punah a. Terlaksananya penyusunan draft regulasi penetapan status perlindungan Hiu dan Pari terancam punah Penetapan status perlindungan Hiu dan Pari terancam punah Nasional Ditjen, Badan Riset dan, Tangkap, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia b. Terlaksananya pertemuan pembahasan draft regulasi penetapan status perlindungan terancam punah 300 c. Penetapan status perlindungan c. Melakukan sosialisasi regulasi dan penyadartahuan tentang program konservasi Hiu dan Pari Terlaksananya sosialisasi regulasi dan penyadartahuan tentang program konservasi Hiu dan Pari Minimal terdapat 30 orang per lokasi pendaratan Hiu dan Pari di 18 provinsi Lokasi pendaratan 900 Sekretariat Kementerian, Ruang,, Tangkap 4.2 Perlindungan habitat penting Ikan Hiu dan Pari a. Melakukan inisiasi perlindungan habitat penting sebagai kawasan konservasi Terlaksananya inisisasi perlindungan habitat penting sebagai kawasan konservasi Rekomendasi satu kawasan konservasi setiap tahun untuk perlindungan habitat Ikan Nasional Ditjen 300 Kelautan dan, Tangkap, Ruang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sasaran 5. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan jenis Ikan 5.1 Monitoring dan evaluasi pemanfaatan Ikan a. Melakukan Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi berkala minimal dua kali dalam satu tahun a. Data dan informasi (time series ) pemanfaatan Hiu dan Pari Nasional 250 Kelautan dan, Tangkap, Ruang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia b. Data pelanggaran dan status hukum b. erifikasi data tangkapan, hasil olahan, perdagangan Terlaksananya verifikasi data Data dan informasi yang tervalidasi Lokasi pendaratan di 18 provinsi 150 Kelautan dan, Tangkap, Ruang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 5.2 Pengendalian penangkapan Hiu dan Pari a. Menyusun kebijakan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, ukuran atau jumlah tangkap, dan jumlah armada Terimplementasikannya kebijakan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, ukuran atau jumlah tangkap dan jumlah armada Regulasi perizinan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, ukuran atau jumlah tangkap, dan jumlah armada Nasional Tangkap 300 Tangkap, Badan Riset dan, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya

9 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI b. Registrasi pelaku usaha Terlaksananya registrasi Data pelaku usaha Nasional pemanfaat Ikan Hiu dan pelaku usaha pemanfaat pemanfaat Ikan Hiu Pari (antara lain pedagang, Ikan (antara dan Pari pengumpul, eksportir, lain pedagang, pengumpul, pengembang biak dan eksportir, pengembang biak pelaku akuaria) dan pelaku akuaria) ESTIMASI 100 UNIT KERJA TERKAIT, Tangkap, Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan c. Menerbitkan izin peredaran dan perdagangan Appendiks CITES Terkendalinya peredaran dan perdagangan Hiu dan Pari Appendiks CITES Jumlah izin yang dikeluarkan Nasional 100, Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, Pengawasan, Penguatan Daya Saing Produk d. Mengusulkan kuota penangkapan dan penetapan kuota perdagangan Tersusunnya draft usulan kuota penangkapan dan penetapan kuota perdagangan Keputusan tentang kuota penangkapan dan penetapan kuota perdagangan Ikan Nasional 250 Kelautan dan, Tangkap, Ruang, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, Komisi Nasional Pengkajian Ikan e. Melakukan pengawasan pemanfaatan dan peredaran Terlaksananya pengawasan pemanfaatan dan peredaran Sasaran 6. Terlaksananya penyadartahuan konservasi jenis Ikan 6.1 Peningkatan penyadartahuan tentang konservasi jenis Ikan a. Menyusun bahan publikasi dan sosialisasi Terlaksananya penyusunan bahan publikasi dan sosialisasi Data penegakan hukum Bahan-bahan publikasi dan sosialisasi yang telah dicetak, antara lain poster dan lembar fakta Nasional Pengawasan Nasional 200 Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, Pengawasan 50, Sekretariat Kementerian b. Melakukan diseminasi bahan sosialisasi dan public awareness Terlaksananya kegiatan diseminasi bahan sosialisasi dan public awareness Minimal 30 orang per lokasi per tahun Lokasi pendaratan di 18 Provinsi 500, Tangkap, Organisasi Sasaran 7. Terbentuknya kelembagaan 7.1 Pembentukan POKJA konservasi jenis Ikan a. Menetapkan POKJA Hiu dan Pari Tersusunnya draft SK POKJA SK Pembentukan POKJA Nasional 100, Tangkap, Badan Riset dan, Sekretariat Kementerian Sasaran 8. Terlaksananya Peningkatan kapasitas SDM 8.1 Penyelenggaraan Pelatihan konservasi jenis Ikan a. Menyusun Standar Kompetensi Kerja Khusus Nasional Indonesia (SKKNI) konservasi jenis Ikan Tersusunnya rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus Nasional Indonesia (SKKNI) Penetapan Standar Kompetensi Kerja Khusus Nasional Indonesia (SKKNI) Nasional Badan Riset dan 150 Kelautan dan,, Tangkap, Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, Pengawasan Sumber Daya b. Menyusun silabus dan modul pelatihan meliputi antara lain: 1. identifikasi jenis dan produk; 2. penanganan bycacth. Tersusunnya draft silabus dan modul pelatihan dan SK Dirjen PRL/Kepala Badan Riset dan SDM tentang Silabus dan modul Nasional Badan Riset dan 150 Kelautan dan, Perguruan Tinggi,, Organisasi

10 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI c. Melaksanakan pelatihan Terlaksananya kegiatan Minimal sebanyak 30 Nasional Badan Riset dan pelatihan orang per lokasi per tahun dari berbagai stakeholder telah dilatih ESTIMASI 150 UNIT KERJA TERKAIT Kelautan dan,, Tangkap, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi

11 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN TAHUN RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN PARI MANTA (Manta spp.) TAHUN No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI ESTIMASI Rupiah/Tahun) Sasaran 1. Tersedianya data baseline, data perubahan status populasi, dan data jalur ruaya Pari Manta 1.1 Kajian populasi Pari Manta a Melaksanakan survei baseline dan monitoring status populasi Pari Manta b Melakukan penandaan dengan penandaan satelit Terlaksananya survei baseline dan monitoring status populasi Terlaksananya penandaan dengan penandaan satelit Data baseline dan time series status populasi Pari Manta di empat lokasi Data dan peta jalur migrasi Pari Manta di 4 lokasi Perairan sekitar Klungkung, Manggarai Barat, Raja Ampat dan Flores Timur Perairan sekitar Klungkung, Manggarai Barat, Raja Ampat dan Flores Timur Badan Riset dan Badan Riset dan Ruang ; ; Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, Organisasi ; Ruang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Perguruan Tinggi, Organisasi c Melakukan survei populasi dan pola kemunculan Pari Manta Terlaksananya survei populasi dan pola kemunculan Pari Manta Data populasi dan pola kemunculan Pari Manta di 2 lokasi Kalimantan Timur, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Papua, Maluku Badan Riset dan Ruang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Perguruan Tinggi, Organisasi d Melakukan workshop pengolahan data status populasi Pari Manta Terlaksananya workshop Informasi dan peta status populasi Pari Manta DKI Jakarta Badan Riset dan Ruang ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, Organisasi Sasaran 2. Tersedia satu lokasi habitat penting Pari Manta sebagai kawasan konservasi 2.1 Identifikasi habitat penting Pari Manta a b Melakukan identifikasi calon kawasan konservasi untuk perlindungan habitat penting Pari Manta Melakukan identifikasi perlindungan habitat penting Pari Manta di kawasan konservasi Terlaksananya identifikasi calon kawasan konservasi untuk perlindungan habitat penting Pari Manta Terlaksananya identifikasi perlindungan habitat penting Pari Manta di kawasan konservasi Data calon kawasan konservasi Kalimantan Timur,, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua, Papua Barat Badan Riset dan Data kawasan konservasi Nasional Badan Riset dan ; Ruang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Perguruan Tinggi, Organisasi ; Ruang, Organisasi

12 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI ESTIMASI Rupiah/Tahun) 2.2 Perlindungan habitat penting Pari Manta sebagai kawasan konservasi a Mengusulkan habitat penting Pari Manta sebagai kawasan konservasi Terlaksananya asistensi dan pendampingan proses pencadangan kawasan konservasi SK pencadangan kawasan konservasi untuk perlindungan Pari Manta Salah satu lokasi terpilih: Kalimantan TImur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua, Papua Barat 100 Ruang ; b Melakukan review rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi Terlaksananya review Dokumen rencana rencana pengelolaan dan pengelolaan dan zonasi zonasi kawasan konservasi kawasan konservasi Papua Barat 200 Ruang ; Sasaran 3. Terlaksananya penyadartahuan masyarakat dan penegakan hukum 3.1 Penyadartahuan dan Peniingkatan kesadaran masyarakat dalam konservasi Pari Manta a Menyiapkan dan mendesiminasikan bahan sosialisasi Terlaksananya kegiatan penyiapan bahan sosialisasi Tersedianya bahan sosialisasi: leaflet, booklet, poster untuk didistribusikan ke lokasi rawan pelanggaran Nasional 100 Ruang ;, Organisasi b Melakukan sosialisasi regulasi perlindungan Pari Manta ke aparat penegak hukum, pedagang, dan masyarakat nelayan Terlaksananya kegiatan sosialisasi regulasi perlindungan Pari Manta Minimal 30 orang per lokasi per tahun Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera, Aceh 550 Ruang ; Pengawasan ; c Melakukan sosialisasi melalui media cetak, media elektronik, dan media online Terlaksananya sosialisasi Publikasi di media cetak, melalui media cetak, media elektronik, dan media elektronik, dan media online online Nasional 100 Ruang ; Sekretariat Kementerian, Organisasi 3.2 Memperkuat upaya pengawasan dan penegakan hukum a Melaksanakan pengawasan di daerah rawan perdagangan ilegal Terlaksananya patroli bersama Minimal 2 lokasi pertahun Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jatim, Jabar, DKI Jakarta, Sumatera Pengawasan Pengawasan ; Ruang, POLRI, TNI AL, Satuan Tugas 115 b Melaksanakan pengawasan berbasis masyarakat Terlaksananya pengawasan oleh pokmaswas Terdapat minimal satu pokmaswas turut berperan aktif dalam kegiatan pengawasan Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jatim, Jabar, DKI Jakarta, Sumatera Pengawasan Pengawasan ; Ruang, POLRI, TNI AL, Satuan Tugas 115, Organisasi

13 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI ESTIMASI Rupiah/Tahun) Sasaran 4. Terimplementasinya model ekowisata Pari Manta 4.1 Pengembangan ekowisata a Membuat kajian model Pari Manta ekowisata Pari Manta Terlaksananya kajian model ekowisata Pari Manta Model (code of conduct ) ekowisata Pari Manta Nusa Penida, Berau, P. Komodo, Raja Ampat 150 ; Organisasi b Menyusun pedoman ekowisata Pari Manta Tersusunnya pedoman ekowisata Pari Manta Dokumen pedoman teknis ekowisata Pari Manta Nasional 125 Ruang ;, Organisasi c Membentuk dan meningkatkan kapasitas POKMAS dalam ekowisata Pari Manta Terbentuknya minimum 1 POKMAS yang berperan dalam ekowisata Pari Manta minimum 1 POKMAS berperan dalam ekowisata Pari Manta Nusa Penida, Berau, P. Komodo, Raja Ampat 250 Ruang d Memfasilitasi dukungan sarana, prasarana dan pendampingan kepada POKMAS Terfasilitasi dukungan sarana, prasarana dan pendampingan kepada POKMAS Sarana dan prasarana serta pendampingan ekowisata Pari Manta di 4 lokasi Nusa Penida, Berau, P. Komodo, Raja Ampat 400 Ruang,Organisasi

14 LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN TAHUN RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN TERUBUK (Tenualosa macrura dan Tenualosa ilisha ) TAHUN No. STRATEGI KEGIATAN Sasaran 1. Tersedianya data populasi, habitat, produksi dan perdagangan Ikan 1.1 Penyempurnaan basis data perikanan a Membuat pusat informasi Ikan INDIKATOR OUTPUT LOKASI a. Terlaksananya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan pusat informasi perikanan b. Terlaksananya pembangunan pusat informasi perikanan a. Dokumen perencanaan pembangunan pusat informasi perikanan b. Pusat informasi perikanan Nasional, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Bengkalis, ESTIMASI ; Lembaga Ilmu Badan Riset dan Kelautan dan, Organisasi b Mengembangkan sistem data dan informasi perikanan secara terintegrasi dan online a. Terlaksananya pengembangan sistem data dan informasi perikanan secara terintegrasi dan online Sistem data dan Nasional informasi perikanan terubuk secara daring (online) Sekretariat (Pusat Data dan Informasi) ; Pusdatin; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Kelautan dan ; Perguruan Tinggi; Organisasi c Melaksanaan pendataan hasil tangkapan Ikan b. Terlaksananya pendataan hasil tangkapan Ikan a. b. Logbook pendataan tangkapan Ikan. Data hasil tangkapan Ikan.. Siak,. dan Bengkalis di Provinsi Riau; Tangkap ; Organisasi ; Perguruan Tinggi d Monitoring status terkini populasi Ikan (Tenualosa macrura dan Tenualosa ilisha ) di suaka perikanan Ikan Terlaksananya monitoring populasi Ikan di suaka perikanan terubuk Status terkini populasi Ikan yang diperbaharui setiap tahun Siak, dan Bengkalis di Provinsi Riau; 400 Perguruan Tinggi; Pusat Penelitian Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Kelautan dan ; Perguruan Tinggi;

15 No. STRATEGI KEGIATAN 1.2 Penyelenggaraan Bimtek monitoring populasi Ikan Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan monitoring populasi Ikan INDIKATOR OUTPUT LOKASI Terlaksananya bimbingan teknis monitoring populasi Ikan Minimal sebanyak 20 orang per tahun dari berbagai stakeholder telah dilatih Sumatera ESTIMASI 300 ; Badan Riset dan ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Sasaran 2. Terlaksananya pengawasan dan penegakan hukum untuk perlindungan terbatas ikan terubuk 2.1 Operasionalisasi pengawasan terhadap kegiatan perikanan Ikan a Membentuk Pokmaswas suaka perikanan Ikan Terbentuknya Pokmaswas suaka perikanan Ikan SK penetapan Pokmaswas di 4 lokasi Siak, dan Riau;. Pengawasan Pengawasan ; ; Organisasi b Melaksanakan pengawasan penangkapan dan perdagangan Ikan Terlaksananya pengawasan terhadap penangkapan dan perdagangan Ikan Minimal 2 lokasi dalam setahun Siak, dan Riau; Pengawasan Pengawasan ; ; Badan Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu ; Organisasi c Melaksanakan pengawasan terhadap aktivitas pembuangan limbah di suaka perikanan Terlaksananya pengawasan terhadap aktivitas pembuangan limbah di suaka perikanan Minimal 2 lokasi dalam setahun DAS Siak, Bengkalis, Pengawasan Pengawasan ; Organisasi Sasaran 3. Terwujudnya tata kelola pemanfatan Ikan yang berkelanjutan 3.1 Penyusunan NSPK tata kelola pemanfaatan Ikan a Penyusunan Pedoman Teknis pemanfaatan Ikan Tersusunnya pedoman teknis pemanfaatan Ikan Perdirjen pedoman Nasional teknis pemanfaatan Ikan secara lestari 150 ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Kelautan dan : Organisasi

16 No. STRATEGI KEGIATAN b Pelaksanaan registrasi pelaku usaha pemanfaat Ikan INDIKATOR OUTPUT LOKASI Terlaksananya registrasi pelaku usaha pemanfaat Ikan a. b. SK Dirjen SOP registrasi pelaku usaha Data dan informasi pelaku usaha Siak, dan Riau; Labuhan Batu di ESTIMASI 200 ; Bada Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu ; Organisasi 3.2 Pengaturan jumlah tangkapan Ikan a Melakukan kajian stok Ikan Tersediannya kajian stok Ikan Dokumen kajian stok Siak, dan Riau; Badan Riset dan ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ; Tangkap; Perguruan Tinggi;. b Melakukan kajian distribusi perdagangan Ikan Tersedianya kajian distribusi perdagangan Ikan Dokumen kajian distribusi perdagangan Siak, dan Riau; Badan Riset dan ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ; Tangkap; Perguruan Tinggi;. c Menetapkan kuota penangkapan Ikan Ditetapkannya kuota penangkapan Ikan Kuota penangkapan Ikan Siak, Kepulauan Riau; 250 ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Riset dan Sumber Daya ; Tangkap; Perguruan Tinggi;. 3.3 Pelibatan peran aktif korporasi dalam mengelola Ikan Melibatkan peran aktif korporasi melalui program CSR dalam pengelolaan perikanan dan lingkungannya Terlaksananya pelibatan korporasi melalui program CSR MoU pengelolaan Ikan dan lingkungannya dengan minimal 1 (satu) perusahaan swasta lokal Siak, dan Riau; 200 ; Organisasi

17 No. STRATEGI KEGIATAN Sasaran 4. Peningkatan efektivitas pengelolaan suaka perikanan terubuk a 4.1 Penyiapan tata kelola suaka perikanan Membentuk kelembagaan pengelola suaka perikanan INDIKATOR OUTPUT LOKASI Terlaksanakannya pembentukan pengelola suaka perikanan SK kepala daerah (sesuai dengan kewenangannya) struktur kelembagaan pengelola suaka perikanan Siak, dan Riau; ESTIMASI 150 ; Perguruan Tinggi; Organisasi b Penyusunan rencana pengelolaan dan zonasi suaka perikanan a. b. c. d. Terbentuk pokja Tersusunnya rencana pengelolaan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan Tersedia peta penataan zonasi Terbitnya pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi oleh Gubernur SK Gubernur tentang Rencana pengelolaan dan zonasi suaka perikanan Siak, dan Riau; ProvinsiSumatera 250 ; Perguruan Tinggi; Organisasi c Melakukan penetapan suaka perikanan oleh MKP Terbitnya SK penetapan oleh MKP SK MKP penetapan suaka perikanan Nasional 100 ; Perguruan Tinggi; d Melaksanakan penataan batas suaka perikanan Terlaksananya penataan batas suaka perikanan Peta penataan batas suaka perikanan Nasional 100 ; Badan Informasi Geospsial, Pushidros; Ditjen Hubla; ATR/BPN; Kementerian Pariwisata; Perguruan Tinggi; e Melakukan rehabilitasi habitat-habitat penting Ikan di suaka perikanan terubuk Terlaksananya rehabilitasi habitat penting Ikan Sekurangnya terdapat 1 wilayah yang telah direhabilitasi Siak, dan Riau; 300 DKP; DKP Provinsi Riau; DKP ; ; Perguruan Tinggi; UPT; Badan Lingkunga Hidup; Organisasi.

18 No. STRATEGI KEGIATAN Sasaran 5. Peningkatan kualitas perairan habitat Ikan 5.1 Mitigasi penurunan kualitas DAS habitat Ikan a Melakukan diseminasi kualitas perairan di DAS Siak, Selat Bengkalis, DAS Barumun Labuhanbatu INDIKATOR OUTPUT LOKASI Terlaksananya diseminasi peningkatan kualitas perairan DAS habitat minimal sekali dalam satu tahun Minimal 30 orang per lokasi per tahun DAS Siak, Selat Bengkalis, Selat Bengkalis, Selat Panjang. Selat Padang Provinsi Riau DAS Barumun; Labuhanbatu ESTIMASI 250 ; Bappeda; BLH; Dinas Perindustrian; perguruan tinggi; Organisasi b Melaksanakan aksi bersama penanaman vegetasi di DAS habitat Ikan Terlaksananya kegiatan aksi bersama penanaman vegetasi DAS habitat Ikan setidaknya satu tahun sekali Minimal terdapat 1 DAS habitat Ikan yang telah ditanami vegetasi Suaka perikanan, DAS Siak, Selat Bengkalis, Selat Bengkalis, Selat Panjang, Selat Padang Provinsi Riau; DAS Barumun 250 ; Bappeda; BLH; Dinas Perindustrian; Perguruan Tinggi; Organisasi Sasaran 6. Tersedianya hasil penelitian pengembangbiakan dan teknik penangkapan ramah lingkungan 6.1 Penelitian dan pengembangan teknologi pembenihan dan penangkapan lestari Ikan a Melaksanakan uji coba pembenihan Ikan a. Tersusunnya pedoman pembenihan Ikan b. Terlaksananya ujicoba pembenihan Ikan secara exsitu (di laboratorium) Perdirjen pedoman umum pembenihan Ikan Siak, dan Riau; Labuhan Batu di Benih Ikan terubuk secara exsitu (di laboratorium) Budidaya Ditjen Budidaya; ; Perguruan Tinggi; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya ; Ditjen Budidaya; Organisasi c. Terlaksananya ujicoba pembenihan Ikan secara insitu (habitat asli) Benih Ikan terubuk secara insitu (habitat asli) b. Melaksanakan pengembangan teknologi penangkapan Ikan yang ramah lingkungan Terlaksananya pengembangan teknologi penangkapan Ikan yang ramah lingkungan Minimal tersedia satu teknologi baru penangkapan Ikan yang ramah lingkungan Nasional Tangkap Ditjen Tangkap; ; Ditjen Tangkap; Perguruan Tinggi; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Kelautan dan ; Organisasi

19 No. STRATEGI KEGIATAN c Melakukan ujicoba pengayaan populasi INDIKATOR OUTPUT LOKASI Tersusunnya pedoman pengayaan populasi Ikan Pedoman umum Nasional; pengayaan populasi Suaka perikanan Ikan, DAS Siak, Selat Bengkalis, Selat Panjang. Selat Padang Provinsi Riau; DAS Barumun Labuhan Batu Provinsi Sumatera ESTIMASI 150 ; Perguruan Tinggi; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya ; Organisasi Terlaksananya uji coba pengayaan populasi Ikan Minimal 1 lokasi dalam setahun Kajian aspek sosial ekonomi Ikan terhadap masyarakat a Melakukan kajian mata pencaharian alternatif di kawasan suaka perikanan Terlaksananya kajian mata pencaharian alternatif di kawasan suaka terubuk Minimal terdapat satu mata pencaharian alternatif yang direkomendasikan untuk nelayan Siak, dan Riau; Labuhan Batu di Badan Riset dan ; ; Perguruan Tinggi; ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Ditjen Budidaya b Mengembangkan mata pancaharian alternatif bagi nelayan penangkap Ikan Tersedianya opsi mata pancaharian alternatif bagi masyarakat nelayan penangkap Ikan Minimal 1 jenis mata pencaharian alternatif terimplementasi Siak, dan Riau; Labuhan Batu di 150 ; Perguruan Tinggi; ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Ditjen Budidaya

20 No. STRATEGI KEGIATAN Sasaran 7. Peningkatan pemahaman dan partisipasi pemangku kepentingan dalam konservasi Ikan 7.1 Penyadartahuan program konservasi Ikan berbasis kearifan lokal a Menyusun bahan sosialisasi dan informasi program konservasi Ikan INDIKATOR OUTPUT LOKASI Tersusunnya bahan sosialisasi dan informasi program konservasi Ikan bahan sosialisasi Nasional; dan informasi konservasi Ikan antara lain poster, leaflet, dan fact sheet. ESTIMASI 100 ; perguruan tinggi; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu; Pengawasan ; Organisasi b Melaksanakan pemasangan papan informasi program konservasi Ikan Terlaksananya pemasangan papan informasi program konservasi Ikan Miminal satu papan informasi program konservasi Ikan terpasang di masing-masing lokasi habitat ikan terubuk Nasional; Provinsi Riau; 100 ; Oranisasi ; Pengawasan c Melaksanakan publikasi program konservasi Ikan di media cetak, elektronik, dan online Terlaksananya publikasi konservasi Ikan di media cetak dan elektronik minimal masing-masing setahun 2 (dua) kali Terdapat minimal Nasional satu media cetak, elektronik, dan online yang mempublikasikan program konservasi Ikan 200 ; Organisasi d Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan dalam rangka perlindungan dan pelestarian Ikan Terlaksananya sosialisasi dan pembinaan program perlindungan dan pelestarian Ikan Minimal 20 orang 1 lokasi dalam 1 tahun tersosialisasikan Siak, dan Riau; 200 ; Perguruan Tinggi; e Menggiatkan kembali kearifan lokal semah Ikan Terlaksananya sosialisasi dan publikasi kearifan lokal semah Ikan Terlaksananya kegiatan kearifan lokal semah Ikan secara rutin Minimal 20 orang 1 lokasi dalam 1 tahun tersosialisasikan Minimal 1 lokasi dalam 1 tahun Siak, dan Riau; Labuhan Batu di ; Pengawasan Kelautan dan

21 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN TAHUN RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN NAPOLEON TAHUN No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT Sasaran 1. Tersedianya data status Ikan 1.1 Penyediaan data status populasi Ikan a Melakukan bimbingan teknis monitoring populasi Ikan Terlaksananya bimbingan teknis monitoring populasi Ikan secara nasional Minimal 20 orang mendapat bimbingan teknis LOKASI Nasional ESTIMASI 150 ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi; Organisasi b Melakukan monitoring populasi Ikan Terlaksananya monitoring populasi Ikan secara teratur minimal sekali dalam setahun Data populasi Nasional 200 ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi c Melakukan workshop updating status populasi Ikan Terlaksananya workshop updating status populasi Ikan secara nasional Data status populasi ikan napoleon nasional Nasional 150, Badan Riset dan Kelautan dan, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi 1.2 Menyiapkan basis data dan sistem informasi perikanan a Membuat basis data status populasi Ikan Terlaksananya pembuatan database status populasi Ikan Database yang berisi status populasi Ikan Nasional 200, Badan Riset dan Kelautan dan, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi b Mengintegrasikan data status populasi Ikan kedalam satu data (one data ) KKP Terintegrasinya data status populasi Ikan ke dalam website KKP Data status populasi Ikan yang terintegrasi dapat diakses oleh umum di website KKP Nasional 75, Badan Riset dan Kelautan dan, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi

22 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT Sasaran 2. Terlaksananya pengawasan dan penegakan hukum terhadap pemanfaatan Ikan LOKASI ESTIMASI 2.1 Pengawasan di lokasi penangkapan dan lokasi peredaran utama Ikan a Melakukan identifikasi pemanfaatan ilegal Ikan (penangkapan ilegal dan peredaran ilegal) Terlaksananya identifikasi pemanfaatan ilegal Ikan (penangkapan ilegal dan peredaran ilegal) Peta daerah-daerah yang rawan terjadinya pemanfaatan dan peredaran illegal Nasional Pengawasan Pengawasan ; ; b Melakukan sosialisasi hasil identifikasi pemanfaatan dan regulasi Ikan Terlaksananya sosialisasi hasil identifikasi pemanfaatan dan regulasi Ikan Minimalnya 30 orang dari berbagai pemangku kepentingan memahami status perlindungan Ikan Lokasi kuota penangkapan dan peredaran 100 ; Pengawasan, c Membentuk Pokmaswas Ikan Terbentuknya Pokmaswas Ikan SK penetapan Pokmaswas di lokasi kuota penangkapan Lokasi kuota penangkapan dan peredaran Pengawasan Pengawasan Tangkap; Sasaran 3. d Melaksanakan pengawasan penangkapan dan perdagangan Ikan e Melaksanakan upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi perlindungan dan pemanfaatan Ikan Terlaksananya pengawasan penangkapan dan perdagangan Ikan Terlaksananya upaya penegakkan hukum terhadap pelanggaran regulasi perlindungan dan pemanfaatan Ikan Minimal 2 lokasi dalam setahun Tersedianya regulasi berupa Keputusan Menteri tentang pengaturan pemanfaatan Ikan 3.1 Penyiapan regulasi pengaturan pemanfaatan Ikan pada ukuran yang tidak dilindungi a Menyusun dokumen kerangka pengaturan pemanfaatan Ikan pada ukuran tidak dilindungi Tersusunnya dokumen pengaturan pemanfaatan Ikan pada ukuran tidak dilindungi Dokumen kerangka kebijakan pengaturan pemanfaatan Ikan b Melaksanakan diskusi pakar / FGD / konsultasi publik dalam rangka penyusunan peraturan menteri Tersusunnya rumusan konsultasi publik pengaturan pemanfaatan Ikan pada ukuran tidak dilindungi Lokasi kuota penangkapan dan peredaran Pengawasan Minimal 50% pelanggaran yang terjadi telah di proses di pengadilan setiap tahunnya. Nasional Pengawasan Rumusan konsultasi publik pengaturan pemanfaatan Ikan Nasional Nasional, terutama Anambas dan Natuna Pengawasan ; ; Tangkap; Pengawasan ; ; Tangkap; 125, 100, Badan Riset dan Kelautan dan, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi

23 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT c Memfasilitasi penyusunan formulasi dan substansi peraturan menteri d Melakukan sosialisasi peraturan menteri Tersusunnya peraturan menteri pemanfaatan Ikan pada ukuran tidak dilindung Terlaksananya sosialisasi peraturan menteri secara berkala minimal satu kali dalam setahun Peraturan Menteri KP tentang pemanfaatan Ikan Minimal 30 orang per lokasi per tahun LOKASI Nasional Nasional, terutama Anambas dan Natuna ESTIMASI 100, Sekretariat ; ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 300 ; Sekretariat ; Badan Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu e Melakukan pengawasan peraturan menteri Terlaksanaya pengawasan pemanfaatan Ikan Minimal 2 lokasi pertahun Nasional, terutama Anambas dan Natuna Pengawasan Pengawasan ; Badan Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu Kelautan dan Perikana Sasaran 4. Terbentuknya satu lokasi habitat penting Ikan sebagai kawasan konservasi 4.1 Menetapkan habitat penting Ikan sebagai kawasan konservasi a Melakukan kajian habitat penting Ikan (daerah pemijahan, daerah asuhan dan mencari makan) b c Melakukan pemetaan habitat penting Ikan ; Melaksanakan workshop/fgd untuk menentukan calon kawasan konservasi Tersedianya kajian habitat penting Ikan Tersediannya pemetaan habitat penting Ikan Tersedianya rumusan/rekomendasi workshop / FGD calon kawasan konservasi secara nasional Dokumen kajian habitat penting Peta sebaran habitat penting Ikan Rekomendasi minimal dua calon lokasi kawasan konservasi untuk perlindungan Ikan Nasional Badan Riset dan Nasional Badan Riset dan Nasional Badan Riset dan ; ; Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi ; Badan Riset dan Kelautan dan, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi ; ; Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi d Melakukan identifikasi potensi lanjutan dalam rangka perlindungan habitat penting Ikan Tersedianya hasil identifikasi potensi lanjutan habitat penting Ikan Dokumen identifikasi kesesuaian calon kawasan konservasi Calon kawasan konservasi terpillih sesuai rekomendasi FGD Badan Riset dan ; Badan Riset dan Kelautan dan ; e Melakukan asistensi dan pendampingan dalam rangka pencadangan kawasan konservasi Tersedianya SK Pencadangan Kawasan Konservasi SK Menteri pencadangan kawasan konservasi Sesuai dengan rencana aksi (4) 100 ; Badan Riset dan Kelautan dan

24 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT Sasaran 5. Tersedianya dokumen Non-detriment Finding kegiatan pembesaran anakan di Anambas dan Natuna 5.1 Melakukan kajian dan pendataan pembesaran Ikan di Anambas dan Natuna a Melakukan kajian asal usul benih Ikan di perairan Anambas dan Natuna Tersedianya kajian asal usul benih Ikan Dokumen kajian asal usul benih Ikan LOKASI Kab. Anambas dan Natuna Badan Riset dan ESTIMASI ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, b Melakukan survey populasi indukan Ikan di sekitar perairan Anambas Tersedianya hasil survey populasi indukan Ikan minimal sekali dalam satu tahun Data populasi Ikan Kab. Anambas dan Natuna Badan Riset dan ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, c Melakukan kajian sosial ekonomi permanfaatan Ikan di Anambas dan Natuna Tersedianya kajian sosial ekonomi pemanfaatan Ikan Dokumen kajian sosial ekonomi pemanfaatan Ikan Kab. Anambas dan Natuna Badan Riset dan ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, d Melakukan pendataan dan registrasi nelayan penangkap dan pengumpul Ikan di Anambas dan Natuna Terlaksananya pendataan dan registrasi nelayan penangkap dan pengumpul Ikan Data nelayan penangkap dan pengumpul Ikan Kab. Anambas dan Natuna 100 *;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, 5.2 Menyiapkan mekanisme pengaturan pemanfaatan, ketelurusan dan pengawasan peredaran Ikan di Kab. Anambas dan Natuna e Melakukan pendataan jumlah Ikan yang ada di karamba nelayan dan pedagang pengumpul a Menyusun mekanisme pengaturan pemanfaatan benih Ikan di Anambas dan Natuna Terlaksananya pendataan jumlah Ikan di keramba nelayan dan pengumpul Tersusunnya pengaturan pemanfaatan benih Ikan Data jumlah Ikan pada karamba nelayan dan pedagang pengumpul Perdirjen SOP pengaturan pemanfaatan benih Ikan Kab. Anambas dan Natuna Kab. Anambas dan Natuna *;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, b Menyusun mekanisme pengawasan dan peredaran Ikan di Kab. Anambas dan Natuna Tersusunnya mekanisme pengawasan dan peredaran Ikan Perdirjen SOP pengawasan penangkapan benih dan peredaran. Kab. Anambas dan Natuna Pengawasan ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi,

25 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT 5.3 Menyiapkan dokumen NDF usaha pembesaran Ikan di Anambas dan Natuna c Menyusun mekanisme untuk membedakan Ikan hasil budidaya dan hasil tangkapan a Menyusun dokumen NDF kegiatan pembesaran anakan Ikan di Kab. Anambas dan Natuna Tersusunnya mekanisme Perdirjen SOP ketelusuran untuk membedakan Ikan Ikan hasil hasil budidaya dan pembesaran tangkapan Tersusunnya dokumen NDF pembesaran anakan Ikan Dokumen NDF pembesaran anakan Ikan LOKASI Kab. Anambas dan Natuna Kab. Anambas dan Natuna Badan Riset dan Badan Riset dan ESTIMASI ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi, b Mengkomunikasikan dan mengusulkan dokumen NDFpembesaran anakan Ikan ke CITES Tersedianya dokumen usulan NDF pembesaran anakan Ikan Dokumen NDF Kab. Anambas dan pembesaran Ikan Natuna dibahas pada pertemuan CITES 100 ;, Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi,

26 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI JENIS IKAN TAHUN RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERASI BAMBU LAUT (Isis. spp) TAHUN No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI Sasaran 1. Tersedianya peta distribusi dan potensi Bambu 1.1 Memperkuat basis data sumber daya Bambu nasional a. Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan survey potensi dan monitoring populasi Bambu b. Melaksanakan studi potensi dan monitoring populasi Bambu c. Workshop pemutakhiran data potensi Bambu laut Terlaksananya bimbingan teknis survey potensi dan monitoring populasi Bambu Tersedianya hasil monitoring status populasi Bambu Tersedianya data nasional potensi populasi Bambu Minimal 20 orang mengikuti bimbingan teknis a. Data dan informasi potensi populasi Bambu b. Data (time series ) status populasi Bambu Perdirjen SOP tentang pengendalian pemanfaatan Bambu secara lestari Nasional Ruang Sulawesi, NTB, NTT, Perairan Barat Sumatera Ruang Nasional Ruang ESTIMASI Rupiah/Tahun) , KKP; Badan Riset dan ; UPT PRL; Perguruan Tinggi; Pusat Penelitian Oseanografi- LIPI, KKP; Badan Riset dan ; UPT PRL; Perguruan Tinggi; Pusat Penelitian Oseanografi- LIPI, KKP; Badan Riset dan ; Pusdatin KKP; Perguruan Tinggi; Pusat Penelitian Oseanografi- LIPI d. Menyiapkan database potensi Bambu nasional Data status populasi Bambu dapat diakses melalui website Data status populasi Bambu tersedia dan dapat diakses melalui website Nasional Ruang 150 ; Badan Riset dan ; Sekretariat ; Perguruan Tinggi; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sasaran 2. Meningkatnya pemahaman dan partisipasi pemangku kepentingan pada daerah lokasi pengambilan Bambu 2.1 Meningkatkan pemahaman dan partisipasi pemangku kepentingan dalam konservasi Bambu a. Menyiapkan bahan sosialisasi regulasi perlindungan Bambu kepada pemangku kepentingan Tersedianya bahan sosialisasi Bambu dan didistribusikan ke masyarakat luas Bahan sosialisasi Bambu yang didistribusikan ke masyarakat luas National Ruang 100 ; Badan Riset dan ; Sekretariat ; Perguruan Tinggi; Badan Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu Kelautan dan b. Sosialisasi regulasi perlindungan Bambu kepada pemangku kepentingan c. Publikasi konservasi Bambu laut di media cetak, daring (online) dan/atau elektronik Terlaksananya sosialisasi regulasi perlindungan Bambu kepada pemangku kepentingan Tersedianya bahan sosialisasi yang dipublikasikan di media cetak, daring (online) dan/atau elektronik Minimal 30 orang per lokasi per tahun tersosialisasikan Terdapat minimal satu publikasi di media cetak, daring (online) dan/atau elektronik cetak per tahun Sulawesi, NTB, NTT Ruang Nasional Ruang 200 ; Badan Riset dan ; Sekretariat ; Perguruan Tinggi; Badan Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu Kelautan dan 300 ; Sekretariat ;

27 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI d. Pengawasan perdagangan dan lalu lintas Terlaksanaya pengawasan Minimal 2 lokasi pemanfaatan Bambu pertahun Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur Pengawasan Sumber Daya ESTIMASI Rupiah/Tahun) Pengawasan ; Badan Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu, Sasaran 3. Tersedianya hasil penelitian tentang pemanfaatan berkelanjutan Bambu 3.1 Melakukan penelitian aspek biologi, sosial ekonomi, dan teknologi pemanenan Bambu nasional a. Melakukan kajian aspek biologi Bambu Tersedianya kajian aspek biologi Bambu Dokumen kajian aspek biologi Bambu Sulawesi, NTB, NTT Badan Riset dan ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; b. Melakukan kajian aspek sosial ekonomi dan pemasaran Bambu Tersedianya kajian aspek sosial ekonomi dan pemasaran Bambu Dokumen kajian aspek sosial ekonomi dan pemasaran Bambu Sulawesi, NTB, NTT Badan Riset dan ; Perguruan Tinggi; c. Melakukan kajian teknologi/metode pengambilan Bambu secara lestari Tersedianya kajian teknologi/metode pengambilan Bambu secara lestari Dokumen kajian teknologi/metode pengambilan Bambu secara lestari Sulawesi, NTB, NTT Badan Riset dan ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Perguruan Tinggi; d. Melakukan kajian tentang pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produk Bambu Tersedianya kajian pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produk Bambu Dokumen kajian pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produk Bambu Sulawesi, NTB, NTT Badan Riset dan ; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Perguruan Tinggi; Sasaran 4. Tersedianya model pengelolaan berkelanjutan Bambu 4.1 Menyiapkan model pemanfaatan Bambu secara lestari a. Melaksanakan uji coba pengimplementasian teknologi pengambilan Bambu secara lestari Tersedianya hasil uji coba pengambilan Bambu secara lestari yang di monitoring pertumbuhannya Pertumbuhan Bambu yang berhasil di monitoring meningkat sebesar 5 % Sulawesi, NTB, NTT Ruang 200 ; ; Perguruan Tinggi b. Menyiapkan model/sop pengendalian pemanfaatan Bambu untuk tata kelola pemanfaatan Tersedianya SOP Perdirjen SOP pengendalian pengendalian pemanfaatan Bambu pemanfaatan Bambu secara lestari tersedia secara lestari tersedia Nasional Ruang 200, KKP; Badan Riset dan, KKP c. Melaksanakan studi penentuan kuota pengambilan Bambu Tersedianya formulasi Dokumen studi penentuan kuota penentuan kuota pengambilan Bambu pengambilan Bambu Nasional Badan Riset dan PRL; ; Lembaga Ilmu Perguruan Tinggi

28 No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI d. Menyiapkan percontohan pelestarian Bambu berbasis masyarakat melalui transplantasi terlaksananya percontohan transplantasi Bambu berbasis masyarakat diujicobakan Minimal 1 lokasi percontohan dalam 1 tahun Sulawesi Selatan Ruang ESTIMASI Rupiah/Tahun) 300 ; Badan Riset dan ; Perguruan Tinggi e. Melaksanakan bimbingan teknis pengambilan Bambu secara lestari bagi kelompok masyarakat Terlaksananya Bimbingan teknis pengambilan Bambu lestari bagi masyarakat di satu lokasi Minimal 20 orang per tahun mendapat bimbingan teknis Sulawesi, NTB, NTT Ruang 200 ; Badan Riset dan