KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah"

Transkripsi

1

2 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI 2014

3 TIM PENYUSUN PROFIL KESEHATAN PENANGGUNG JAWAB Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi M. SYAFE I, SKM, M.Kes KETUA Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr. H. ILHAM SEKRETARIS Kepala Seksi Informasi Kesehatan MARZUKI, SKM, M.Kes ANGGOTA DJUNAIDI ABU PADHIL, S.Kom SABARIYANI KONTRIBUTOR Sekretariat Dinas Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Promkes dan Kesling Bidang Kesehatan Keluarga Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular BPS Kabupaten Muaro Jambi RSUD Ahmad Ripin RS Sungai Bahar RS Sungai Gelam Instalasi Gudang Farmasi Instalasi Labkesda Buku ini diterbitkan oleh : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Jln. Lintas Timur Sengeti Telepon No : , dinkes_muarojambi@yahoo.co.id DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2014

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 dapat diselesaikan. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan dan Kesinambungan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan, antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Indikator Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut di atas dapat digolongkan ke dalam : (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas, morbiditas dan status gizi; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku sehat, akses dan mutu pelayanan kesehatan; serta (3) Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajenem kesehatan dan konstribusi sektor terkait. iii

5 Sedangkan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/ kota terdiri atas 18 indikator kinerja dari 4 jenis pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/ kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/ kota tertentu. Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Batanghari yang eksistensinya dalam wilayah Republik Indonesia baru memasuki tahun kesebelas dalam upaya memacu perkembangan wilayah guna mensejajarkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia pada umumnya dan di Propinsi Jambi pada khususnya, maka eksistensi dan upaya percepatan pembangunan daerah termasuk pembangunan di bidang kesehatan adalah merupakan hal yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan Kabupaten Muaro Jambi ke depan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi tersebut tetap berpedoman pada Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian keberhasilan pembangunan kesehatan dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di Kabupaten Muaro Jambi adalah Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi ini pada intinya berisi berbagai data dan informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten Muaro Jambi Sehat Secara Mandiri dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. iv

6 Dalam pembuatan Profil Kesehatan ini kami menyadari akan kekurangan, kelemahan dan keterbatasan-keterbatasan yang ada, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan sehingga rencana strategis yang akan dibuat nantinya akan lebih baik lagi. Atas kerjasama yang baik dari berbagai sektor dan program diucapkan terima kasih. Sengeti, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI M. SYAFE I, SKM, M.Kes NIP v

7 DAFTAR ISI COVER PROFIL TENAGA KESEHATAN KAB. MUARO JAMBI TAHUN 2013 TIM PENYUSUN PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii iii vi BAB I BAB II : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 3 C. Ruang Lingkup 4 D. Sistematika Penulisan 5 : GAMBARAN UMUM A. Geografi 8 B. Topografi 12 C. Hidrologi 12 D. Iklim dan Cuaca 13 E. Kependudukan F. Sosial ekonomi BAB III : STATUS DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas (Angka Kematian) 1. Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Angka Kematian Balita (AKABA) 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) 4. Angka Kelahiran Kasar (AKK) 5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir B. Morbiditas (Angka Kesakitan) 1. Sepuluh Penyakit Terbesar 2. Angka AFP (Acute Flaccid Paralysis) 3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru dan BTA+ 4. Persentase Balita dengan Pneumonia yang Ditangani 5. Persentase Penderita HIV/AIDS Ditangani 6. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati 7. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue 8. Persentase Demam Berdarah Dengue (DBD) Ditangani 9. Persentase Diare Ditangani 10. Angka Kesakita Malaria 11. Persentase Penderita Kusta 12. Kasus Penyakit Filaria 13. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) C. Status Gizi 1. Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi 2. Persentase BBLR Ditangani 3. Status Gizi Balita 4. Kecamatan Dengan Bebas Rawan Gizi vii

8 BAB IV : PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (Antenatal K1 dan K4) 2. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan 4. Cakupan Pelayanan Nifas 5. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani 6. Cakupan Kunjungan Bayi 7. Cakupan Desa/Kelurahan UCI 8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin 10. Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan 11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 12. Cakupan Peserta KB Aktif 13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit 14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang 1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin 2. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan C. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB Yang Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam D. Perilaku Hidup Masyarakat 1. Cakupan Desa Siaga Aktif BAB V : SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan 1. Data Dasar Puskesmas 2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta B. Tenaga Kesehatan 1. Jumlah Tenaga Kesehatan 2. Persebaran Tenaga Kesehatan BAB VI : PENUTUP 117 LAMPIRAN vii

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan pembangunan yang bertujuan untuk pemenuhan hak dasar manusia, dimana hak dasar tersebut adalah hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dalam amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Pembangunan yang berkelanjutan di bidang kesehatan direncanakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tentang kesehatan serta merupakan pembangunan kesehatan yang berbasis pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat agar pelayanan masyarakat lebih terjamin dan profesional. Adapun sasaran yang akan dicapai oleh pembangunan kesehatan ini adalah meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun, menurunnya angka kematian bayi dari 45 menjadi 36 per kelahiran hidup, menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 12 menjadi 4 per kelahiran hidup dan menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita dari 25,8 % menjadi di bawah 10 %. Melihat dari hal tersebut di atas perlu kiranya suatu upaya terobosan yang benar-benar memiliki daya dorong untuk peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh masyarakat di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Muaro Jambi pada khususnya. Berkaitan dengan hal ini, salah satu sasaran terpenting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah dengan tekad Menuju Indonesia Sehat dan untuk Kabupaten 1

10 ditekadkan dengan menjadikan institusi terdepan dalam mewujudkan GEMAR HUSADA (Gerakan Masyarakat Muaro Jambi Hidup Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan) melalui pelayanan kesehatan yang holistik dengan di dukung SDM kesehatan yang profesional. Peraturan perundangan yang mengatur tentang sasaran tersebut adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 574/ Menkes/ SK/ IV/ 2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dan ditambah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1202/ Menkes/ SK/ VII/ 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten Sehat yang dilanjutkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457/ Menkes/ SK/ X/ 2003 yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menkes Nomor : 828/ Menkes/ SK/ IX/ 2008 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota. Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja adalah indikator yang yang terdapat dalam Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang dipergunakan untuk mengukur tentang keberhasilan pembangunan kesehatan, adapun indikator tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut : (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator - indikator untuk mortalitas, morbiditas dan status gizi; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator - indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku sehat, akses dan mutu pelayanan kesehatan; serta (3) Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajenem kesehatan dan konstribusi sektor terkait. Sedangkan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/ kota terdiri atas 18 indikator kinerja dari 4 jenis pelayanan bidang 2

11 kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/ kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada pada kabupaten/ kota tertentu. Dalam perjalanannya yang kesebelas tahun ini sebagai kabupaten pemekaran, Kabupaten Muaro Jambi sudah dapat dikatakan sebagai kabupaten yang berkembang cepat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Keberhasilan Kabupaten Muaro Jambi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ini tidak terlepas dari kerjasama dari berbagai lintas sektor dan program dan peran serta masyarakat dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1202/ Menkes/ SK/ VIII/ 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat. Sebagai penjabaran dari indikator dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan dalam mencapai Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima Menuju Masyarakat Muaro Jambi Sehat Secara Mandiri dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi menetapkan penuangan hasil penyelenggaraanya di buku profil kesehatan yang mengacu kepada standar pelayanan minimal. Dimana Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi ini pada intinya adalah memberikan gambaran tentang pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi. B. Tujuan Tujuan dari pembuatan Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi ini adalah : 1. Memberikan gambaran secara menyeluruh baik khusus maupun umum tentang pencapaian Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator Kinerja Standar Pelayanan 3

12 Minimal yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi melalui masing - masing program. 2. Sebagai bahan untuk mengevaluasi pencapaian program yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi melalui kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan guna mencapai indikator yang telah ditetapkan. 3. Memberikan gambaran tentang kendala atau hambatan-hambatan yang dialami Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dalam melaksanakan program kegiatan guna peningkatan pencapaian indikator yang telah ditetapkan. 4. Sebagai bahan membuat perencanaan untuk tahun berikutnya. C. Ruang Lingkup 1. Jenis Data/Informasi Data yang digunakan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 meliputi : a. Data umum yang meliputi data geografi, topografi, hidrologi, iklim dan cuaca, kependudukan dan sosial ekonomi. b. Data derajat kesehatan yang meliputi data mortalitas (angka kematian), data morbiditas (angka kesakitan) dan data status gizi. c. Data status upaya kesehatan yang meliputi data pelayanan kesehatan dasar, data pelayanan kesehatan rujukan, data penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 4

13 d. Data sumber daya kesehatan yang meliputi data puskesmas, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, manajemen kesehatan, indikator pelayanan rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan swasta. 2. Sumber Data Data yang digunakan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 ini bersumber dari : a. Laporan puskesmas dan gudang farmasi yang meliputi kegiatan dalam gedung maupun di luar gedung. b. Laporan kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. c. Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi berupa rekapan laporan dari sekretariat dan masing - masing bidang yang melaksanakan program. d. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Bapelitbangda, Dinas Pendidikan dan Instansi terkait lainnya dalam Kabupaten Muaro Jambi. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 terdiri dari : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 dan sistematika penulisannya. 5

14 BAB II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Muaro Jambi yang meliputi geografi, topografi, hidrologi, iklim, cuaca, kependudukan dan sosial ekonomi dalam kaitannya dengan pembangunan kesehatan. BAB III : Status Derajat Kesehatan Bab ini berisikan tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. BAB IV : Status Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang 18 indikator dan 4 jenis pelayanan yang meliputi palayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang termaktub pada SK Menkes RI Nomor : 828/ Menkes/ SK/ IX/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi pada umumnya dan Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi khususnya. BAB V : Sumber Daya Kesehatan Bab ini berisikan sarana dan prasarana yang ada dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi yang meliputi jumlah puskesmas, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, manajemen kesehatan, indikator pelayanan rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan swasta. 6

15 BAB VI : Penutup Bab ini berisi tentang hal hal penting yang perlu dikaji, ditelaah dan dievaluasi lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013, baik itu keberhasilan keberhasilan yang telah dicapai maupun masalah dan kendala yang dihadapi di dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. LAMP. : Pada lampiran ini berisi 82 tabel data yang merupakan gabungan tabel Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 7

16 BAB II GAMBARAN UMUM A. Geografi Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu dari 4 (empat) kabupaten pemekaran yang ada dalam wilayah Propinsi Jambi, dimana secara geografis Kabupaten Muaro Jambi mengelilingi sebagian besar Kotamadya Jambi. Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas wilayah 5.264,00 km 2 atau berada pada Lintang Selatan dan diantara Bujur Timur. Batas Kabupaten Muaro Jambi dengan kabupaten, kota dan provinsi tetangga dapat dilihat pada gambar peta 2.1 di bawah ini : Gambar 2.1 Peta Kabupaten Muaro Jambi 8

17 Dari gambar peta di atas dapat dijelaskan bahwa batas Kabupaten Muaro Jambi sebelah Utara, Timur, Selatan dan Barat dapat dijelaskan sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari/ Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pada tahun 1999 s/d 2010 secara administratif Kabupaten Muaro Jambi memiliki 8 (delapan) Kecamatan dan sebanyak 151 Desa/Kelurahan. Pada tahun 2011 terjadi pemekaran wilayah Kecamatan menjadi 11 (sebelas) Kecamatan dan sebanyak 155 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah sebesar ± 5.264,00 km 2. Sedangkan pada tahun 2013 belum ada wilayah pemekaran. Adapun rincian luas wilayah perkecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini : Tabel 2.1 Luas Wilayah Administratif Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 No Kecamatan Ibukota Luas Wilayah Jumlah Desa/ Kelurahan Sekernan Sengeti 671,60 Km 2 16 Desa/ Kelurahan 2 Jambi Luar Kota Pijoan 280,12 Km 2 20 Desa/ Kelurahan 3 Maro Sebo Jambi Kecil 261,47 Km 2 12 Desa/ Kelurahan 4 Mestong Sebapo 474,70 Km 2 15 Desa/ Kelurahan 5 Kumpeh Ulu Pudak 386,65 Km 2 18 Desa/ Kelurahan 6 Kumpeh Tanjung 1.658,93 Km 2 17 Desa/ Kelurahan 7 Sungai Bahar Marga 160,50 Km 2 11 Desa/ Kelurahan 8 Sungai Gelam Sungai Gelam 654,41 Km 2 15 Desa/ Kelurahan 9 Taman Rajo Kemingking Dalam 352,67 Km 2 10 Desa/ Kelurahan 10 Bahar Utara Talang Bukit 167,26 Km 2 11 Desa/ Kelurahan 11 Bahar Selatan Tanjung Mulya 195,69 Km 2 10 Desa/ Kelurahan JUMLAH 5.264,00 Km Desa/ Kelurahan Sumber : BPS Kab. Muaro Jambi Tahun

18 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa luas wilayah administratif Kabupaten Muaro Jambi adalah 5.264,00 Km 2. Adapun kecamatan yang memiliki luas wilayah paling besar adalah Kecamatan Kumpeh (1.658,93 Km 2 ) atau 31,51 % dari luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi dan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Bahar Utara (167,26 Km 2 ) atau 3,18 % dari luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan jumlah Desa/Kelurahan dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 155 Desa/Kelurahan yang tersebar di 11 (sebelas) Kecamatan dengan Desa/ Kelurahan terbanyak terdapat pada Kecamatan Kumpeh (18 Desa/Kelurahan) dan Kecamatan yang memiliki Desa/Kelurahan terkecil terdapat pada Kecamatan Taman Rajo dan Bahar Selatan yang merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Maro Sebo dan Sungai Bahar (10 Desa/Kelurahan). Adapun proporsi atau pembagian luas wilayah dalam Kabupaten Muaro Jambi perkecamatan dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini : Gambar 2.2 Proporsi Luas Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : BPS Kab. Muaro Jambi Tahun

19 Ibukota Kabupaten Muaro Jambi dengan ibukota kecamatan mempunyai jarak tempuh yang berbeda antara satu kecamatan dengan kecamatan lain, hal ini dapat dilihat sebagai berikut : Sengeti Pijoan Sengeti Sebapo Sengeti Jambi Kecil Sengeti Tanjung Sengeti Pudak Sengeti Marga Sengeti Sungai Gelam Sengeti Kemingking Dalam Sengeti Talang Bukit Sengeti Tanjung Mulya = 50 Km = 65 Km = 14 Km = 100 Km = 48 Km = 185 Km = 80 Km = 43 Km = 120 Km = 150 Km Sedangkan untuk jarak tempuh antara Ibukota Kabupaten Muaro Jambi dengan ibukota kabupaten/ kota lainnya dalam Provinsi jambi mempunyai jarak tempuh sebagai berikut : Sengeti Kota Jambi Sengeti Muara Bulian Sengeti Kuala Tungkal Sengeti Muara Bungo Sengeti Bangko Sengeti Sungai Penuh Sengeti Sarolangun Sengeti Tebo Sengeti Muara Sabak = 38 km = 75 km = 120 km = 250 km = 280 km = 500 km = 190 km = 180 km = 120 km 11

20 B. Topografi Hampir seluruh wilayah Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah dataran rendah, dimana Kabupaten Muaro Jambi terletak pada ketinggian m dari permukaan laut dengan dataran antara 0 10 m dari permukaan laut sebesar 11,80 %, dataran yang terdapat antara m dari permukaan laut sebesar 83,70 % dan dataran dengan ketinggian m dari permukaan laut sebesar 4,50 %. Bentuk permukaan dataran di Kabupaten Muaro Jambi sangat beragam ada yang datar, bergelombang, landai maupun daerah yang berawa. Sebagian besar wilayah Kabupaten Muaro Jambi rata - rata merupakan daerah dengan dataran sampai dengan landai, yang mana sebagian besar terletak pada Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu, Mara Sebo, Jambi Luar Kota dan Taman Rajo. C. Hidrologi Wilayah Kabupaten Muaro Jambi sebagian besar berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. Air permukaan Sungai Batanghari memiliki fluktuasi cukup tinggi mencapai 7 (tujuh) meter yang sangat dipengaruhi oleh keadaan musim hujan dan kemarau. Air permukaan di bagian timurnya lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian barat. Hal ini terjadi karena permukaan tanah bagian timur merupakan daerah cekungan dan rawa sehingga air tidak cepat menembus tanah atau mengalir sebagai run off. Daerah yang berada pada daerah cekungan dan rawa berada pada Kecamatan Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, sebagian Kecamatan Maro Sebo dan Kecamatan Taman Rajo serta Kecamatan Sekernan. Sebagai daerah yang berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari dan bentuk daratannya cekung dan rawa 12

21 menyebabkan daerah ini hampir setiap tahun menimbulkan permasalahan naiknya air permukaan yang menggenangi lahan pertanian serta pemukiman penduduk. D. Iklim dan Cuaca Wilayah Kabupaten Muaro Jambi adalah wilayah yang beriklim tropis sama halnya dengan Kabupaten lainnya yang berada di Provinsi Jambi, curah hujan pada tahun 2012 di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan sumber data BPS rata-rata 179,3 mm/ tahun dengan hari hujan terbanyak adalah 25 hari pada bulan November Sedangkan suhu udara rata-rata 26,2 0 C dan suhu tertinggi terjadi pada bulan September 2012 yaitu 32,7 0 C dengan kelembaban rata-rata 86,25 %. E. Kependudukan 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Perkembangan penduduk Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun yakni meningkat dari jiwa menjadi jiwa sedangkan pada tahun 2013 ini meningkat menjadi Jiwa Pertambahan penduduk tersebut dapat tergambar dalam tabel 2.2 berikut ini : 13

22 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Muaro Jambi Tahun TAHUN PENDUDUK JUMLAH JIWA KK Sumber : Tahun 2013 Data Jiwa Estimasi Dinkes & Data KK BPS Kab. Muaro Jambi Dari tabel diatas dapat diterangkan bahwa jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin bertambah, rata rata pertambahan penduduk setiap tahunnya mulai dari 14

23 tahun sebesar jiwa dengan pertambahan penduduk dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar jiwa berdasarkan hasil estimasi penduduk tahun Untuk melihat jumlah penduduk per kecamatan dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada gambar grafik 2.3 di bawah ini : Gambar 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Estimasi Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 berjumlah Jiwa dengan jumlah penduduk terbesar terdapat pada Kecamatan Jambi Luar Kota ( jiwa) atau sebesar 17,05 % dari jumlah keseluruhan penduduk dalam Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Taman Rajo dengan jumlah penduduk sebesar jiwa dengan persentase dari jumlah penduduk keseluruhan Kabupaten Muaro Jambi sebesar 3.35 %. Adapun kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini : 15

24 Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/ Km 2 Rata Rata Jiwa / KK Jumlah Rumah Tangga (KK) Sekernan 671,60 Km Jiwa 64 Jiwa/Km 2 3 Jiwa KK 2 Jaluko 280,12 Km Jiwa 224 Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK 3 Maro Sebo 261,47 Km Jiwa 76 Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK 4 Mestong 474,70 Km Jiwa 85 Jiwa/Km 2 3 Jiwa KK 5 Kumpeh 1.658,93 Km Jiwa 15 Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK 6 Kumpeh Ulu 386,65 Km Jiwa 128 Jiwa/Km 2 3 Jiwa KK 7 Sungai Bahar 160,50 Km Jiwa 160 Jiwa/Km 2 3 Jiwa KK 8 Sungai Gelam 654,41 Km Jiwa 94 Jiwa/Km 2 3 Jiwa KK 9 Taman Rajo 352,67 Km Jiwa 35 Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK 10 Bahar Utara 167,26 Km Jiwa 86 Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK 11 Bahar Selatan 195,69 Km Jiwa 76 Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK Tahun ,00 Km Jiwa/Km 2 3 Jiwa KK Tahun ,00 Km Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK Tahun Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK Tahun Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK Tahun Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK Tahun Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK Tahun Jiwa/Km 2 4 Jiwa KK 5.263,42 Km 2 Tahun Jiwa/Km 2 Tahun Jiwa/Km 2 Tahun Jiwa/Km 2 Tahun Jiwa/Km 2 Tahun Jiwa/Km 2 Sumber : Estimasi Dinkes dan Sumber BPS Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Gambaran tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan 2 jiwa/ km 2 ( ) dan dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di atas 100 jiwa/km 2 adalah Kecamatan Jambi Luar Kota 16

25 (224 jiwa/ km 2 ), Kecamatan Sungai Bahar (160 jiwa/km 2 ) dan Kecamatan Kumpeh Ulu (128 jiwa/km 2 ) sedangkan 8 (delapan) Kecamatan lainnya tingkat kepadatan penduduk dibawah 100 jiwa/ km 2 meliputi Kecamatan Sungai Gelam (94 jiwa/km 2 ), Kecamatan Bahar Utara (86 jiwa/km 2 ), Mestong (85 jiwa/km 2 ), Kecamatan Maro Sebo (76 jiwa/km 2 ), Kecamatan Bahar Selatan (76 jiwa/km 2 ), Kecamatan Sekernan (64 jiwa/km 2 ), Kecamatan Taman Rajo (35 jiwa/km 2 ) dan Kecamatan Kumpeh (15 jiwa/km 2 ). Dari kepadatan penduduk ini dapat dianalisa bahwa kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk di atas 100 jiwa/ km 2 dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi tersebut dikarenakan berdekatan atau berbatasan dengan Kota Jambi yang mengalami peningkatan penduduk yang cukup signifikan. Adapun tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Muaro Jambi per kecamatan tersebut di atas dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini : Gambar 2.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Estimasi Dinkes Kab. Muaro Jambi Sex Ratio Jika dilihat dari komposisi jumlah penduduk tahun 2013 yang dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, maka jumlah penduduk berjenis kelamin laki laki lebih banyak berjumlah jiwa daripada jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan 17

26 yang hanya berjumlah jiwa. Untuk melihat jumlah penduduk menurut jenis kelamin dari tahun tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini : Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun No Tahun Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan Sumber : Estimasi Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Adapun sex ratio menurut jenis kelamin dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 2.5 diagram di bawah ini : Gambar 2.5 Perbandingan Jenis Kelamin (Sex Ratio) Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Estimasi Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun

27 3. Kelompok Umur Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini : Gambar 2.6 Perbandingan Kelompok Umur Per Jenis Kelamin Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Estimasi Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif (15 64 tahun) berjumlah jiwa atau 67,74 % dari jumlah penduduk, sedangkan usia tidak produktif (> 65 tahun) hanya berjumlah jiwa atau hanya 3,58 % dari jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dan sisanya jiwa (28,69 %) merupakan usia balita dan anak wajib belajar. 19

28 4. Tingkat Pendidikan Persentase penduduk yang berusia 10 tahun keatas yang menamatkan sekolah berdasarkan tingkat pendidikannya pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini : Tabel 2.5 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa persentase yang paling tinggi penduduk berumur 10 tahun keatas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki adalah penduduk yang menamatkan sekolah dasar/ madrasah ibtidayah yaitu sebesar 36,82 % diikuti oleh tamat SMA/MA (21,40 %), tamat SMP/MTS ( 21,13%) kemudian tidak tamat/ tidak memiliki ijazah (17,78 %) selanjutnya secara berurutan adalah tamatan tamatan diploma I/ D-II (0,22%), tamatan Akademi/ D-III (0,39%), Universitas/D-IV (2,08 %), dan S2/S3 (master/doktor ) sebesar 0,18%. 20

29 5. Penduduk Melek Huruf Jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas dalam Kabupaten Muaro Jambi menurut sumber BPS Kab. Muaro Jambi berjumlah jiwa komposisi untuk laki laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang melek huruf dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini : Tabel 2.6 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Berdasarkan Jenis Kelamin Yang Melek Huruf Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Jenis Kelamin Jumlah Persen Laki Laki ,08 Perempuan ,15 Jumlah ,15 Sumber : Jumlah Melek Hurup BPS Kab. Muaro Jambi Tahun 2012 F. Sosial Ekonomi 1. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Dependency Ratio atau angka beban tanggungan adalah hasil perbandingan dari jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur yang produktif dibandingkan dengan tidak produktif. Dari hasil perhitungan dari kedua perbandingan tersebut diketahui bahwa angka beban tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 sebesar 47,63 %. Perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin kelompok umur dan kelompok umur dapat dilihat pada gambar grafik di berikut ini : 21

30 Gambar 2.7 Perbandingan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Dalam Kabupaten Mauro Jambi Tahun 2013 Sumber : Estimasi Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun Kepadatan Hunian Berdasarkan data tahun 2013 tentang kependudukan diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi sebanyak jiwa, dimana jumlah rumah tangga sebanyak KK dengan kepadatan penduduk sebesar 70 jiwa/km 2 dan tingkat rata-rata hunian per rumah tangga sebesar 3-4 jiwa/rumah. Adapun tingkat kepadatan hunian menurut kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi ini dapat di lihat pada tabel berikut ini : 22

31 Tabel 2.7 Tingkat Kepadatan Hunian Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun No Kecamatan Jumlah Rumah Jumlah Rata-Rata Tangga Penduduk Kepadatan Hunian Sekernan KK Jiwa 3 Jiwa/rmh 2 Jaluko KK Jiwa 4 Jiwa/rmh 3 Maro Sebo KK Jiwa 4 Jiwa/rmh 4 Mestong KK Jiwa 3 Jiwa/rmh 5 Kumpeh KK Jiwa 4 Jiwa/rmh 6 Kumpeh Ulu KK Jiwa 3 Jiwa/rmh 7 Sungai Bahar KK Jiwa 3 Jiwa/rmh 8 Sungai Gelam KK Jiwa 3 Jiwa/rmh 9 Taman Rajo KK Jiwa 4 Jiwa/rmh 10 Bahar Utara KK Jiwa 4 Jiwa/rmh 11 Bahar Selatan KK Jiwa 4 Jiwa/rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Tahun Jiwa/ rmh Sumber : Estimasi Dinkes dan Sumber BPS Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata rata tingkat hunian dalam rumah tangga untuk tahun 2013 lebih kecil dari pada tahun sebelumnya yaitu 3 4 jiwa/rumah. Bila dilihat dari perkecamatan maka Kecamatan yang memiliki tingkat hunian yang terbesar adalah Kecamatan Jaluko, Maro Sebo, Kumpeh, Taman Rajo, Bahar Utara, Bahar Selatan dengan rata-rata kepadatan hunian 4 jiwa/rumah. 23

32 3. Keluarga Miskin Berdasarkan data jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 berjumlah jiwa terdiri penerima kartu jamkesmas dan penerima kartu jamkesda Kab. Muaro Jambi dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Hal ini berarti ada sekitar 28,20 % atau naik 7,06 % jika dibandingkan dengan tahun 2012 (21,14 %) jumlah masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Untuk lebih rincinya dapat kita lihat pada tabel 2.8 di bawah ini : Tabel 2.8 Jumlah Masyarakat Miskin Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Tahun Jml Pddk Jumlah Jiwa Miskin Persen TAHUN ,20 TAHUN ,14 TAHUN ,68 TAHUN ,23 TAHUN ,16 TAHUN ,61 Sumber : Bidang Promkesling Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 secara persentase yaitu sebesar 7,06 % dari tahun sebelumnya disebabkan tahun 2013 terdapat 2 (dua) Jaminan Kesehatan untuk masyarakt miskin melalui bantuan pemerintah pusat yaitu Jamkesmas dan Pemerintah Daerah Kab. Muaro Jambi yaitu Jamkesmasda Kab. Muaro Jambi. Bila dilihat dari jumlah masyarakat miskin per kecamatan berdasarkan data penerima kartu jamkesmas tahun 2013, dapat digambarkan pada gambar grafik di bawah ini : 24

33 Gambar 2.8 Jumlah Masyarakat Miskin Penerima Kartu Jamkesmas Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : BPS Kab. Muaro Jambi dan Bidang Promkesling Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki masyarakat miskin terbesar adalah Kecamatan Jaluko ( Jiwa) kemudian diikuti oleh Kecamatan Kumpeh Ulu ( Jiwa), Kecamatan Kumpeh (9.255 Jiwa), sedangkan Kecamatan yang paling kecil jumlah masyarakat miskinnya adalah Kecamatan Sungai Bahar (2.743 Jiwa). Adapun besaran persentase masyarakat miskin per kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini : 25

34 Gambar 2.9 Persentase Masyarakat Miskin Penerima Kartu Jamkesmas Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Promkesling Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas diketahui bahwa kecamatan yang memiliki masyarakat miskin tertinggi persentasenya adalah Kecamatan Taman Rajo (47,87 %) dan yang terendah Kecamatan Sungai Bahar dengan persentase hanya 10,66 % dari jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 ( jiwa). 26

35 BAB III STATUS DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas (Angka Kematian) Indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya dapat dilihat pada kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Perkembangan kematian dan penyakit utama penyebab kematian pada beberapa periode ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 berfluktuasi, dimana pada tahun 2013 angka kematian bayi di Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 33 kasus, 29 kasus terjadi pada kasus kematian neonatal. Untuk melihat trend angka kematian bayi dari tahun 2002 sampai tahun 2013 ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di berikut ini : Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 27

36 Gambar 3.2 Penyebab Kematian Bayi (AKB) Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 berdasarkan diagram diatas dapat diketahui dari jumlah bayi terdapat penyebab kasus kematian terbesar pada bayi karena disebabkan oleh BBLR sebesar 16 % ( 11 kasus kematian BBLR), diikuti Asfiksia dan Kongenital. ( tahun 2012 dan tahun 2013 penyebab kasus kematian terbesar pada bayi adalah BBRL ( masing-masing 13 kasus BBLR dan 11 kasus BBLR ), diikuti Asfiksia dan Kongenital 2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Berdasarkan data yang diperoleh, diketemukan kematian anak balita tahun 2013, bila dibandingkan dengan jumlah kematian bayi ternyata angka kematian bayi lebih tinggi. Adapun untuk melihat keadaan ini dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini : K 28

37 Gambar 3.3 Jumlah Kasus Kematian Bayi dan Anak Balita Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa angka kematian bayi lebih banyak dari pada kasus kematian anak balita, dimana jumlah kasus kematian bayi terbanyak di Puskesmas Sungai Bahar IV (5 kasus) sedangkan kasus kematian anak balita pada tahun 2013 terjadi pada puskesmas Sekernan Ilir dan Puskesmas Sungai Bahar I masing-masing 1 kasus. Adapun untuk melihat kasus kematian bayi dan anak balita per kecamatan dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini : K 29

38 Gambar 3.4 Jumlah Kasus Kematian Bayi dan Balita Per Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa angka kematian bayi terbanyak di Kecamatan Sungai Bahar sebanyak 8 kasus. Sedangkan kasus kematian anak balita terjadi di Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Sungai Bahar masing-masing 1 kasus. 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan per puskesmas yang berasal dari laporan petugas di lapangan yang menolong persalinan di Kabupaten Muaro Jambi dapat digambarkan bahwa angka kematian ibu maternal (AKI) tahun 2013 berjumlah 5 kasus. Untuk lebih jelasnya jumlah kematian ibu maternal dari tahun di Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : K 30

39 Gambar 3.5 Jumlah Kematian Ibu Maternal Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat diterangkan bahwa dalam periode angka kematian ibu maternal berfluktuasi, dimana pada tahun 2002 jumlah kematian ibu maternal berjumlah 6 kasus kematian, tahun 2003 dan 2004 berjumlah 7 kasus, tahun 2005 menjadi 8 kasus kematian dan pada tahun 2006 naik menjadi 12 kasus kematian kemudian turun pada tahun 2007 menjadi 4 kasus dan pada tahun 2008 terjadi peningkatan kasus kematian ibu maternal menjadi 8 kasus dan pada tahun 2009 turun menjadi 4 kasus, pada tahun 2010 terjadi peningkatan kasus menjadi 6 kasus, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 5 kasus, pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus menjadi 7 kasus dan pada tahun 2013 mengalami penurunan kasus (ditemukan 5 kasus). Dengan adanya data angka kematian ibu maternal yang K 31

40 berfluktuasi ini, maka perlu sekali suatu pelayanan kesehatan yang prima baik dari tingkat yang paling bawah seperti bidan desa dengan melakukan penyuluhan secara berkelanjutan sampai dengan penanganan lebih serius yang dilakukan pada tingkat rumah sakit sehingga angka kematian ibu maternal ini dapat diturunkan dari tahun ke tahun. Gambar 3.6 Penyebab Kematian Ibu (AKI) Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun Angka Kelahiran Kasar (AKK) Angka Kelahiran Kasar (CBR = Crude Birth Rate) digunakan untuk mengetahui tingkat kelahiran di suatu wilayah tertentu dalam kaitannya dengan keberhasilan dalam upaya program Keluarga Berencana. Bila angka kelahiran tinggi maka dapat digambarkan bahwa jumlah wanita usia subur yang melahirkan pada tahun tertentu serta pada wilayah tertentu juga ikut tinggi. K 32

41 Keadaan angka kelahiran kasar di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 adalah sebesar 22,47 per 1000 penduduk, dimana jumlah angka kelahiran seluruhnya dalam Kabupaten Muaro Jambi berjumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama jiwa dengan sasaran ibu hamil sebesar jiwa. 5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Umur harapan hidup atau life expectancy adalah jumlah kelahiran pada kelompok umur tertentu dalam satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk dari kelompok umur tertentu pada pertengahan tahun, sedangkan umur harapan hidup waktu lahir digunakan untuk mengetahui berapa lama orang dapat hidup dari usia tertentu. Dalam Kabupaten Muaro Jambi umur harapan hidup ini dapat dihitung jumlahnya dari jumlah penduduk keseluruhan adalah jiwa dengan rata rata umur harapan hidup penduduk Kabupaten Muaro Jambi adalah 69,1 tahun. B. Morbiditas (Angka Kesakitan) Morbiditas atau angka kesakitan pada penduduk suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya adalah adanya pola penyakit potensial yang berkembang di masyarakat, apakah itu penyakit yang bersifat perantara atau penyakit akibat faktor genetika maupun akibat faktor lainnya. Dalam penyebarannya, penyakit dapat digolongkan atas 2 (dua) yaitu penyakit yang bersifat menular dan penyakit yang tidak menular. Adapun penyakit tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini : (Sepuluh) Penyakit Terbesar Berdasarkan data tahun 2013 diketahui bahwa 10 (sepuluh) penyakit terbesar di Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini : K 33

42 Gambar (Sepuluh) Penyakit Terbesar Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa 10 (sepuluh) penyakit terbesar di Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut : 1. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Atas 2. Penyakit Diare 3. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Bawah 4. Penyakit pada Sistim Otot dan Jaringan Pengikat 5. Penyakit Malaria Klinis 6. Penyakit Kulit Alergi 7. Penyakit Kulit Infeksi 8. Penyakit Tekanan Darah Tinggi 9. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periopikal 10. Kecelakaan dan Ruda Paksa K 34

43 2. Angka AFP (Acute Flaccid Paralysis) pada Anak Usia <15 tahun Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kelumpuhan ini biasanya banyak menyerang anak anak berusia di bawah 15 tahun. Lumpuh layuh ini biasanya tidak diketahui asal muasalnya namun harus diwaspadai keberadaannya terutama pada bayi, balita dan anak dibawah umur 15 tahun. Berdasarkan data tahun 2013 diketahui bahwa kasus Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Rate di Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 3 kasus, dimana kasus tersebut ditemukan di 2 (dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Gelam dan Kecamatan Sungai Bahar Selatan, tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Tangkit, Puskesmas Kebon IX dan Puskesmas Sungai Bahar VII masing-masing 1 kasus. 3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ Pelaksanaan program pemberantasan penyakit TB Paru sangat gencar dilaksanakan secara aktif dan menyeluruh serta berusaha bagaimana menemukan penderita penyakit TB Paru yang belum terdeteksi. TB Paru secara karier atau TB Paru pasif banyak sekali terdapat di daerah, hal ini perlu pengamanan yang lebih serius dari berbagai pihak terutama pada Bidang P2M sebagai leading sektornya dalam penemuan penemuan kasus baru atau dengan deteksi dini penderita yang pasif TB Paru. Pemeriksaan penyakit TB Paru dilakukan secara diagnosa mikroskopis dan pengobatan penyakit ini pun perlu adanya pengawasan atau tertib memakan obat karena bila hal ini tidak dilakukan atau terlambat maka pengobatannyapun akan diulang dari awal. Di dalam melakukan pengobatan untuk mencapai penyembuhan penyakit ini pada tahap awal dilakukan dengan pemberian obat dengan cara OAT (4 FDC, 2 FDC). K 35

44 Pemberantasan TB Paru ini sudah dilaksanakan dengan pendekatan wilayah seperti yang dilakukan di puskesmas yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan masyarakat di wilayah kerjanya. Upaya pencegahan, pemberantasan dan penyembuhan dikenal dengan upaya promosi, preventif, kuratif dan rehabilitaif. Upaya yang dilakukan pada puskesmas dalam mencapai target pemeberantasan penyakit ini dengan melakukan kegiatan dan upaya yaitu meliputi pelayanan di dalam gedung, pelayanan di luar gedung dan peran serta masyarakat terutama orang terdekat pada pasien dalam pengawasan maupun kegiatan preventif ataupun kuratif. Upaya yang dilakukan untuk pemeberantasan penyakit ini dilakukan langkah langkah strategi yaitu dengan melakukan pembagian puskesmas yaitu 5 Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM), 6 Puskesmas Satelit (PS) dan 7 Puskesmas Pemeriksa Mandiri (PPM). Adapun wilayah Puskesmas tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Wilayah Kerja Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM), Puskesmas Satelit (PS) dan Puskesmas Pemeriksa Mandiri (PPM) Dalam Pemberantasan Penyakit TB Paru Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 PUSKESMAS PRM PS PPM Sengeti Sungai Duren Sungai Bahar IV Muara Kumpeh Tempino Sekernan Ilir Jambi Kecil Pir II Bajubang Kmk. Dalam Pondok Meja Sungai Bahar I Penyengat Olak Kebon IX Tangkit Puding Markanding Sungai Bahar VII Tanjung Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 36

45 Hasil pemantauan dilapangan jumlah penderita penyakit TB paru dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dari laporan puskesmas di dapat bahwa tingkat penyembuhan penyakit TB Paru hampir sebahagian besar telah dapat terlaksana dengan baik hanya saja ada beberapa puskesmas tingkat penyembuhannya masih belum sepenuhnya teratasi, namun dimungkinkan bahwa ada penemuan penyakit TB Paru yang baru melaksanakan pengobatan sehingga pencapaian tingkat penyembuhan belum terlaksana sebesar 100 %. Selain dari itu adanya perilaku penderita TB Paru yang malas memakan obat. Untuk melihat jumlah penderita TB Paru yang diobati kemudian sembuh dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.2 Jumlah Penderita Yang Di Obati Tahun 2012 Dengan Jumlah Sembuh 2013 Penderita TB Paru Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO PUSKESMAS JUMLAH DIOBATI SEMBUH JUMLAH % 1 Sengeti ,00 2 Sekernan Ilir ,00 3 P. Olak ,77 4 Sei. Duren ,00 5 Pir II Bajubang ,00 6 Jambi Kecil ,00 7 Tempino ,00 8 Pondok Meja ,89 9 Ma. Kumpeh ,00 10 Tanjung ,74 11 Puding ,00 12 Sungai Bahar I ,00 13 Sungai Bahar IV ,00 14 Tangkit ,89 15 Kebon IX ,00 16 Kmk. Dalam ,00 17 Markanding ,75 18 Sungai Bahar VII ,00 JUMLAH ,06 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 37

46 Dari tabel di atas dapat diterangkan penyakit TB Paru di Kabupaten Muaro Jambi, cakupan angka kesembuhan di tahun 2013 berjumlah 353 kasus dari 386 kasus BTA positif yang diperiksa/ diobati pada tahun 2012 atau sebesar 98,06 %. (Cakupan angka kesembuhan akan penyakit TB Paru di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011 berjumlah 304 kasus dari 321 kasus BTA positif yang diperiksa pada tahun 2010 atau sebesar 78,76 % dan Tahun 2012 Angka Kesembuhan berjumlah 356 kasus dari 386 BTA positif yang diperiksa pada tahun 2011 atau sebesar 92,23 % ) 4. Persentase Pelayanan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani Jumlah balita yang menderita pneumonia dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berjumlah 595 balita, 12 diantaranya ditemukan di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Muaro Jambi dan ditangani semuanya, sehingga persentase penanganannya sebesar 100 %. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini : NO Tabel 3.3 Persentase Balita Pneumonia Ditangani Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 PUSKESMAS JUMLAH PENDERITA BALITA BALITA DITANGANI % BALITA DITANGANI 1 Sengeti Sekernan Ilir P. Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Jambi Kecil Kmk. Dalam Tempino Pondok Meja Ma. Kumpeh Tanjung Puding Markanding Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Bahar VII Tangkit Kebon IX JUMLAH Sumber : Bidang P2M Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 38

47 Berdasarkan dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah balita yang menderita pneumoni terbanyak di Puskesmas Jambi Kecil yaitu 82 balita kemudian seterusnya Puskesmas Muara Kumpeh (81 kasus), Puskesmas Markanding (71 kasus), Puskesmas Sungai Bahar I (61 kasus), Puskesmas Kebon IX (58 kasus), Puskesmas Tangkit (41 kasus), Puskemas Puding (39 kasus), Puskesmas Tanjung (31 kasus), Puskesmas Sungai Bahar IV (28 kasus), Puskesmas Sungai Duren (28 kasus), Puskesmas Tempino (28 kasus), Puskesmas Bahar IV (20 kasus), Puskesmas Penyengat Olak (13 kasus), Puskesmas Pondok Meja (9 kasus), Puskesmas Pir II Bajubang (2 kasus), Puskesmas Kemingking Dalam (2 kasus), Puskesmas Sengeti (1 kasus) sedangkan Puskesmas Sekernan Ilir tidak ada kasus pneumoni balita yang dilaporkan tahun 2013 maupun tahun 2012) (penemmuan kasus pneomunia tahun 2012 sebesar 793. sedangkan tahun 2013 sebesar 595) 5. Persentase Penderita HIV/ AIDS Ditangani HIV/ AIDS merupakan suatu penyakit yang sangat berbahaya yang disebabkan oleh virus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 ditemukan 5 kasus penderita penyakit HIV sedangkan penyakit AIDS ditemukan 6 kasus penderita di Kabupaten Muaro Jambi. (tahun 2012 ditemukan 1 kasus HIV ) 6. Infeksi Menular Seksual Diobati Penyakit infeksi menular seksual merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan dari hubungan seksual, dimana hubungan seksual tersebut biasanya dari bukan pasangan sah. Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan puskesmas yang ada dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi diketahui bahwa K 39

48 ditemukan ada kasus infeksi menular seksual lainnya pada tahun 2013 sebanyak 42 kasus baru. (kasus infeksi menular seksual pada tahun 2010 atau turun 14 kasus dibanding tahun 2009 (14 kasus) yang diobati, pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus ditemukan sebesar 63 kasus, tahun 2012 mengalami penurunan kasus ditemukan 26 kasus menular seksual yang dilaporkan). 7. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Per Penduduk Penyakit Demam berdarah adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk aedes aigypty. Untuk menekan terjadinya penyakit ini Bidang P2M telah berupaya dengan melakukan berbagai kegiatan antara lain dengan melakukan abatesasi dan fogging yang dilakukan pada daerah daerah yang endemis. Berdasarkan data tahun 2010 yang dilaporkan puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi diketahui ada 13 kasus demam berdarah dengue, pada tahun 2011 angka kesakitan demam berdaran dengue mengalami kenaikan menjadi 150 kasus, pada tahun 2012 angka kesakitan demam berdarah dengue mengalami penurunan menjadi 49 kasus, untuk tahun 2013 angka kesakitan demam berdarah dengue menurut versi data puskesmas terjadi 32 kasus sedangkan versi Rumah Sakit Ahmad Ripin terdapat 44 kasus. Keadaan ini dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 3.8 Jumlah Kasus DBD Per Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 40

49 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kasus DBD terjadi di beberapa kecamatan, yang meliputi Kecamatan Sekernan (5 kasus), Kecamatan Jaluko (3 kasus), Kecamatan Mestong (12 kasus), Kecamatan Mestong (12 kasus), Kecamatan Kumpeh Ulu 8 kasus (meninggal 1 orang), Kecamatan Sungai Gelam (2 kasus), Kecamatan Sungai Bahar Selatan (2 kasus), sedangkan Kecamatan Maro Sebo, Kumpeh, Sungai Bahar, Taman Rajo dan Sungai Bahar Utara tidak ditemukan kasus DBD yang dilaporkan. Angka kesakitan DBD untuk Kabupaten Muaro Jambi 8,7 kasus per penduduk. 8. Persentase Demam Berdarah Dengue (DBD) Ditangani Kasus demam berdarah di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat ditangani secara keseluruhan sebesar 100 % dari jumlah seluruh kasus yaitu sebesar 32 kasus menurut versi data puskesmas. Bila dilihat dari trend per-tahun ( ) dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 3.9 Trend Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 41

50 Berdasarkan trend kasus DBD di atas dapat kita lihat bahwa perkembangan kasus penyakit DBD mengalami fluktuasi, dimana jika dilihat dari tahun kasus DBD tertinggi pada tahun 2011 dengan 150 kasus (meninggal 3 orang), sedangkan kasus DBD terendah terjadi pada tahun 2010 sebanyak 13 kasus serta sepanjang tahun 2013 menurut versi data puskesmas terjadi 32 kasus ( meninggal 1 kasus), sedangkan versi data Rumah Sakit Ahmad Ripin terjadi 44 kasus. 9. Persentase Diare Ditangani Kejadian diare dalam Kabupaten Muaro Jambi dua tahun terakhir mengalami p kasus, dimana pada tahun masing - masing sebanyak 7.658, 7.608, 7.824, dan kasus pada tahun 2013, yang mana semua kasus diare tersebut ditangani secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 3.10 Jumlah Kasus Diare Per Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 42

51 Dari grafik di atas kasus diare tertinggi terdapat pada Kecamatan Kumpeh (2.302 kasus) atau sekitar 19,09 % dari kasus diare yang terjadi dan kasus diare terendah terdapat pada Kecamatan Sungai Bahar Utara (321 kasus) atau sekitar 2,66% dari kasus diare yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dimana semua kasus tersebut ditangani (100 %) dengan angka kesakitan per penduduk. 10. Angka Kesakitan Malaria Per-1000 Penduduk Berdasarkan data kejadian malaria di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 kasus malaria positif sebanyak 521 kasus. Dimana dari semua kasus malaria tahun 2013 semuanya diobati. Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 3.11 Kasus Malaria Klinis, Positif Dan Diobati Per Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Sekernan merupakan kecamatan yang tertinggi kasus malarianya yaitu sebanyak 189 kasus positif malaria (36,28%) sedangkan Taman Rajo yang paling rendah kasus malarianya K 43

52 terdapat 3 kasus positif malaria (0,58 %). Adapun angka kesakitan malaria adalah 1,41 per-1000 penduduk. (Berdasarkan data pada tahun 2010 ditemukan kasus malaria, pada tahun 2011 ditemukan kasus malaria, sedangkan pada tahun 2012 hanya 626 kasus. Dimana dari semua kasus malaria semuanya diobati) 11. Persentase Penderita Kusta Berdasarkan deteksi oleh petugas kesehatan baik oleh petugas kabupaten yang bekerjasama dengan petugas puskesmas serta petugas kesehatan di desa, maka pada tahun 2010 ditemukan 10 kasus kusta MB, tahun 2011 tidak ada kasus dilaporkan, sedangkan pada tahun 2012 tercatat 7 kasus kusta MB dilaporkan dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini : Tabel 3.4 Persentase Penderita Kasus Selesai Berobat (% RFT) Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 KUSTA NO PUSKESMAS % RFT % RFT PEND PB RFT PB PEND MB RFT MB PB MB Tahun 2012 Tahun Sengeti Sekernan Ilir P. Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Jambi Kecil Kmk. Dalam Tempino Pondok Meja Ma. Kumpeh Tanjung Puding Markanding Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Bahar VII Tangkit Kebon IX JUMLAH ,71 Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X 2 ( X= tahun data ) Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 44

53 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah kasus kusta yang ditemukan sebanyak 7 kasus, dengan penderita PB tidak ada kasus yang dilaporkan dan penderita MB berjumlah 7 kasus. Dimana kasus penderita MB terbanyak di Puskesmas Penyengat Olak (3 kasus). Untuk kasus baru pada tahun 2013 sebanyak 14 kasus penderita MB. 12. Kasus Penyakit Filaria Ditangani Kasus penyakit filariasis di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 tidak ditemukan kasus filaria baru. Keadaan ini dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 3.12 Jumlah Kasus Baru dan Jumlah Seluruh Kasus Penyakit Filaria Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 (Tahun 2012 kasus baru filaria ditemukan 9 kasus) K 45

54 13. Jumlah Kasus Dan Angka Kesakitan Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Pemantauan secara terus menerus dengan kegiatan surveilens yang dilakukan untuk pemantauan terhadap penyakit terpilih yang cenderung dapat meyebabkan terjadinya wabah atau kejadian luar biasa terutama terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan dengan melakukan imunisasi (PD3I) seperti penyakit difteri, pertusis, tetanus, tetanus neonatorum, campak, polio dan hepatitis. Dari data tahun 2013 diketahui bahwa jumlah kasus PD3I untuk Kabupaten Muaro Jambi terjadi pada kasus Campak (128 kasus), sedangkan Polio dan Hepatitis B (tidak ada kasus dilaporkan). Tidak adanya kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) selain Campak, Polio dan hepatitis B. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi dan ditunjang dengan capaian angka UCI sebesar 100 % dalam artian bahwa seluruh desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi telah mencapai UCI. (Tahun 2012 kasus campak 99 kasus) C. Status Gizi Status gizi balita mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita karena bila hal ini tidak terpenuhi maka ke depan generasi yang sekarang akan mengalami suatu kesulitan dikarenakan generasi ini merupakan generasi yang kurang gizi dimana untuk tumbuh kembang dan perkembangan otak dari generasi tersebut perlu adanya asupan gizi yang cukup. K 46

55 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan status gizi diantaranya dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Persentase Kunjungan Neonatus Dan Bayi Kunjungan neonatus dan bayi dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 berdasarkan hasil rekapan laporan dari Bidang Kesehatan Keluarga Seksi KIA dan KB dapat dijelaskan bahawa jumlah kunjungan neonatus sebanyak atau 96,1% (berbanding dari jumlah neonatus terhadap sasaran bayi sebanyak 8.480). Adapun hubungan Jumlah bayi dengan kunjungan neonatus tersebut dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 3.13 Jumlah Bayi dan Kunjungan Neonatus Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Kemudian cakupan kunjungan bayi menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 3.14 Jumlah Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 K 47

56 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun Persentase BBLR Ditangani Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dalam artian bahwa bayi yang dilahirkan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram, hal ini merupakan salah satu faktor penting yang dapat mengakibatkan kematian perinatal dan neonatal. Adapun kasus BBLR di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.15 Persentase Bayi Dengan BBLR Per Puskesmas Yang Ditangani Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 BAYI LAHIR NO PUSKESMAS JUMLAH % BBLR % BBLR BBLR LAHIR BBLR DITANGANI DITANGANI Sengeti , Sekernan Ilir , P. Olak , Sei. Duren , Pir II Bajubang , Jambi Kecil , Kmk. Dalam , Tempino , Pondok Meja , K 48

57 10 Ma. Kumpeh , Tanjung , Puding , Markanding , Sungai Bahar I , Sungai Bahar IV , Sungai Bahar VII , Tangkit , Kebon IX , JUMLAH , Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat diterangkan bahwa jumlah bayi BBLR di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berjumlah 265 bayi atau 3,2 %, dimana Puskesmas Tangkit terdapat bayi BBLR tertinggi yaitu berjumlah 29 bayi atau 3,8 %. Dari seluruh kasus bayi yang dilahirkan dengan BBLR (265 bayi) tersebut ditangani semuanya atau tingkat persentase sebesar 100 %. (Tahun 2011 BBLR berjumlah 182 bayi atau 2,7% dan tahun 2012 BBLR berjumlah 108 atau 1,4% ) (Tahun 2011 BBLR tertinggi di Puskesmas Sei. Duren berjumlah 47 Bayi atau 7,3%, tahun 2012 BBLR tertinggi di Puskesmas Jambi Kecil berjumlah 23 Bayi atau 6,0 %) 3. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat kesehatan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita yaitu dengan menggunakan antropometri dan berat badan balita berdasarkan perbandingan dengan umur sesuai dengan kategori yang dipergunakan. Dari hasil pemantauan status gizi balita yang dilakukan petugas gizi di puskesmas di dapat data seperti pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 3.15 Status Gizi Balita Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 K 49

58 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Adapun jika dilihat dari hasil pemantauan status gizi balita yang dilakukan petugas gizi menurut kecamatan dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 3.16 Status Gizi Balita Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 K 50

59 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah sasaran balita di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 sebanyak balita dan yang ditimbang sebanyak atau sekitar 69,37%. Jika menggunakan pembanding Jumlah balita dilaporkan(s) sebesar terhadap balita ditimbang(d) maka persentase sekitar 83,78%. Dari jumlah balita yang ditimbang diketahui balita yang BGM berjumlah 10 atau 0,04 % dan terdapat Gizi Buruk sebesar 12 kasus atau 0,05 % dari jumlah balita yang ditimbang. (Tahun 2011 sebanyak balita dan yang ditimbang sebanyak atau sekitar 74,95 %. Dari jumlah balita yang ditimbang diketahui bahwa balita yang naik timbangannya sebanyak balita (99,7 %) dan yang BGM berjumlah 85 atau 0,3 % dari jumlah balita yang ditimbang). (Tahun 2012 sebanyak balita dan yang ditimbang sebanyak atau sekitar 68,92 %. Dari jumlah balita yang ditimbang diketahui bahwa balita yang naik timbangannya sebanyak balita (98,97 %) dan yang BGM berjumlah 252 atau 1,03 % dari jumlah balita yang ditimbang). 4. Kecamatan Dengan Bebas Rawan Gizi Dari pemantauan dan data yang ada diketahui bahwa untuk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 ini dari 11 (sebelas) kecamatan yang ada ternyata tidak ada satupun kecamatan dengan daerah rawan gizi. Pemantauan ini dilakukan oleh petugas kabupaten maupun petugas puskesmas serta lintas program dan sektor, hal ini diharapkan agar seterusnya dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan lebih baik lagi karena dengan status gizi yang baik akan membawa masa depan daerah lebih baik lagi. K 51

60 BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU KABUPATEN MUARO JAMBI SEHAT SECARA MANDIRI Pencapaian Indonesia Sehat pada skala nasional merupakan titik awal dari pada pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara berkesinambungan, dalam menunjang Indonesia Sehat dapat dipercepat dengan pencapaian Kabupaten Sehat. Pencapaian Kabupaten Sehat Dengan Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima Menuju Masyarakat Muaro Jambi Sehat Secara Mandiri ini perlu didorong dengan upaya upaya kesehatan yang terlibat demi tercapainya tujuan dimaksud. Upaya pelayanan kesehatan ini perlu didukukung oleh semua pihak mulai dari kalangan yang lebih kecil seperti keluarga sampai pada jenjang yang lebih tinggi dalam suatu kabupaten guna menentukan kebijakan di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan dasar merupakan tolak ukur yang sangat mendasar dalam penilaian dan pencapaian program kesehatan baik pada tingkat kabupaten, propinsi maupun pada tingkat nasional dan diharapkan akan membantu permasalahan kesehatan masyarakat yang kita hadapi pada saat sekarang. Adapun pelayanan kesehatan dasar ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/ Menkes/ SK/ IX/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal terdiri dari Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, dan Perilaku Hidup Masyarakat. Upaya Pelayanan kesehatan dimaksud dapat dijelaskan seperti berikut ini : A. Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Cakupan kunjungan ibu hamil (Antenatal K1 dan K4). 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani. 53

61 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. 4. Cakupan pelayanan nifas. 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani. 6. Cakupan kunjungan bayi. 7. Cakupan desa/ kelurahan UCI (Universal Child Immunization). 8. Cakupan pelayanan anak balita. 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan. 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat. 12. Cakupan peserta KB aktif. 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit pneumonia balita, pasien baru TB BTA positif, penderita diare. 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin. Dari 14 indikator kinerja dari pelayanan kesehatan dasar ini dapat dijabarkan dan dijelaskan sesuai dengan data yang dihimpun dari masing-masing sektor dan program yang terkait adalah sebagai berikut. 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (Antenatal K1 dan K4) Pelayanan kesehatan antenatal (K1 dan K4) merupakan pelayanan terhadap kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Dengan seringnya sang ibu melakukan pemeriksaan dan konsultasi kehamilannya di puskesmas, posyandu ataupun dengan tenaga kesehatan yang terdekat ini akan membantu terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan bagi si ibu. Kunjungan ibu hamil ini dapat 54

62 mendeteksi segala kemungkinan akan gejala penyakit atau keadaan lainnya sehingga dapat atau bisa ditangani secepat mungkin bila ada gejala yang membahayakan bagi sang ibu dan calon buah hatinya. Kunjungan ibu hamil ini dapat kita lihat pada kunjungan K1 dan Kunjungan K4, dimana kunjungan K1 merupakan gambaran besarnya perkembangan kunjungan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pada fasilitas pelayanan kesehatan di suatu daerah sehingga tingkat kesehatannya pun dapat termonitor. Sedangkan kunjungan K4 adalah besarnya gambaran ibu hamil yang telah mendapat pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar yaitu paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan dengan keadaan yaitu satu kali kunjungan pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Adapun cakupan kunjungan K1 dan K4 ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.1 Cakupan Kunjungan K1 Dan K4 Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

63 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa cakupan dari kunjungan K1 Dan K4 tidak begitu jauh berbeda, dimana cakupan kunjungan K1 sebesar 98,78 % dan K4 sebesar 96,61 % atau hanya selisih 2,14 %. Hal ini berarti bahwa penyimpangan kunjungan K4 tidak lebih dari 10 % dari K1 yang menandakan bahwa kesadaran masyarakat khususnya keluarga akan arti pentingnya pemeliharaan kesehatan sang ibu selama masa kehamilan sangat tinggi. Dari gambar grafik juga dapat diterangkan bahwa kecamatan yang cakupan kunjungan K1 paling tinggi adalah Kecamatan Sungai Bahar yaitu sebesar 106,40%, sedangkan untuk kecamatan yang terendah adalah Kecamatan Kumpeh yaitu 95,87%. Kemudian untuk cakupan K4 yang tertinggi adalah Kecamatan Sungai Bahar sebesar 105,87% dan yang terendah Kecamatan Maro Sebo yaitu 92,95 %. Adapun cakupan kunjungan K1 dan K4 dari tahun dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini Gambar 4.2 Persentase Cakupan K1 Dan K4 Ibu Hamil Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

64 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 kunjungan K1 selalu di atas 90 % hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat yang sangat baik dan perhatian terhadap kesehatan selama masa kehamilan trimester pertama dan K4 selalu mengalami peningkatan meskipun masih di bawah dari K1. Bila dihubungkan antara cakupan K4 dengan pemberian tablet Fe terhadap ibu hamil maka dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.3 Cakupan Kunjungan K4 Dengan Pemberian Tablet Fe Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat terlihat bahwa perbandingan antara kunjungan K4 dengan Pemberian Tablet Fe kepada ibu hamil tidak jauh berbeda. Dalam kunjungan K4 dengan pemberian Fe diharapkan sama atau seimbang sehingga ada suatu kecocokan antara jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan (K4) dengan ibu hamil yang diberi tablet Fe. Bila dilihat dari cakupan periodik dari tahun terlihat bahwa kunjungan K4 dengan pemberian tablet Fe pada ibu hamil terjadi peningkatan yang 57

65 begitu signifikan. Namun pada tahun 2003 angka cakupan K4 dan pemberian tablet Fe masih terjadi kesenjangan begitu besar. Berkat adanya koordinasi lintas program dan sektor yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi beserta unit pelayanan kesehatan yang ada di lapangan maka angka kesenjangan tersebut dapat ditekan pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.4 Perbandingan Cakupan K4 Dengan Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Dalam Kabupaten Muaro Jambi Dari Tahun Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Cakupan komplikasi kebidanan dan neonatal yang ditangani dalam kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.5 Jumlah Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Penanganan Komplikasi Neonatal Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

66 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas diketahui bahwa jumlah penanganan komplikasi kebidanan terbanyak di Puskesmas Muara Kumpeh yang berjumlah 207 dan yang terkecil adalah Puskesmas Pir II Bajubang yang hanya berjumlah 41. Adapun untuk penanganan komplikasi neonatal terbanyak adalah Puskesmas Muara Kumpeh berjumlah 152 kasus dan yang terendah adalah Pir II Bajubang berjumlah 25 kasus. Dari jumlah ibu hamil dengan penanganan kompilkasi kebidanan pada gambar grafik di atas ternyata yang ditangani sebanyak kasus atau sebesar 92,51 % dan dari jumlah kelahiran hidup dengan penangan komplikasi neonatal yang ditangani sebanyak kasus atau 92,31 %. 3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan 59

67 Kematian ibu maternal, kematian ibu akibat komplikasi serta kematian bayi baru lahir merupakan suatu permasalahan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainya. Masalah ini dapat dicegah dan diatasi bila dilakukan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan berpendidikan (Dokter Spesilais Kebidanan, Dokter Umum dan Bidan) diharapkan proses persalinan dapat teratasi dengan baik. Kemudian berdasarkan data dari tahun diketahui bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan berfluktuasi. Keadaan ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.6 Cakupan Persalinan Dengan Pertolongan Tenaga Kesehatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas juga dapat diketahui bahwa persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan pada 60

68 tahun 2010 sebesar 86,2 %, tahun 2011 naik menjadi 89,9 %, tahun 2012 naik menjadi 90,5 % dan tahun 2013 naik menjadi 93,99 %. Bila dilihat dari persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan per puskemas yang dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.7 Cakupan Persalinan Dengan Pertolongan Oleh Dan Melalui Pendampingan Tenaga Kesehatan Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Gambaran persentase puskesmas yang memiliki persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan seperti pada gambar grafik di atas menunjukkan bahwa puskesmas yang tertinggi persentasenya adalah Puskesmas Sungai Bahar IV dengan persentase 108,94% sedangkan puskesmas yang memiliki persentase persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan paling rendah adalah Puskesmas Jambi Kecil dengan persentase hanya 77,69% sedangkan cakupan untuk tingkat kabupaten mencapai 93,99 %, Persentase cakupan persalinan ini tidak terlepas dari tenaga kesehatan dalam memantau dan memberikan penyuluhan terhadap ibu hamil guna mempermudah bagi masyarakat dalam mendapatkan pertolongan pertama serta perlu pengawasan 61

69 terhadap ibu bersalin apalagi bila terjadi hal yang tidak diinginkan serta ibu yang beresiko tinggi dalam mengalami persalinan. Dalam hal ini pemantauan terhadap ibu hamil sampai ibu tersebut melakukan persalinan tidak terlepas pada pemantauan oleh tenaga kesehatan. Jadi pemantauan kunjungan ibu hamil seperti K4 perlu ditinjau dengan cakupan persalinan apakah ada hubungan yang erat antara keduanya. Hubungan cakupan persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan dengan cakupan kunjungan K4 ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.8 Hubungan Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Dengan Cakupan K4 Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa hubungan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan cakupan kunjungan K4 selalu berimbang. Untuk mendapatkan persalinan yang baik perlu adanya dukungan kunjungan K4 karena di 62

70 dalam kunjungan K4 tersebut terdapat pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe dan lain sebagainya yang menunjang persalinan yang sehat apalagi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dapat dipantau setiap bulannya sehingga angka mengurangi angka kematian ibu dan anak. 4. Cakupan Pelayanan Nifas Pelayanan kesehatan terhadap ibu nifas erat hubungannya dengan ibu hamil, dimana berdasarkan data tahun 2013 diketahui bahwa jumlah ibu hamil di Kabupaten Muaro Jambi berjumlah dengan ibu nifas berjumlah Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Jumlah Ibu Hamil dan Ibu Bersalin di Tolong Tenaga Kesehatan serta Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO PUSKESMAS IBU HAMIL Jumlah PERSALINAN DITOLONG NAKES IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS IBU NIFAS MENDAPAT VIT A Jumlah % Jumlah % Jumlah % Sengeti , , ,89 2 Sekernan Ilir , , ,94 3 P. Olak , , ,34 4 Sei. Duren , , ,17 5 Pir II Bajubang , , ,88 6 Jambi Kecil , , ,69 7 Kmk. Dalam , , ,47 8 Tempino , , ,77 9 Pondok Meja , , ,15 10 Ma. Kumpeh , , ,17 11 Tanjung , , ,46 12 Puding , , ,78 13 Markanding , , ,18 14 Sungai Bahar I , , ,63 15 Sungai Bahar IV , , ,94 16 Sungai Bahar VII , , ,19 17 Tangkit , , ,08 18 Kebon IX , , ,97 JUMLAH , , Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

71 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa cakupan pelayanan kesehatan terhadap ibu nifas berjumlah atau sama dengan 93,9 %. Adapun cakupan pelayanan ibu nifas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4.9 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa persentase cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi di Puskesmas Sungai Bahar IVsebesar 108,94 % sedangkan yang terendah di Puskesmas Jambi Kecil yang hanya mencapai 77,69 % sedangkan untuk capaian kabupaten sebesar 93,93 %. 5. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani Usia bayi yang kurang dari satu bulan adalah usia yang sangat rentan terhadap penyakit, baik penyakit yang datang dari diri bayi sendiri maupun datangnya dari luar. Upaya-upaya kesehatan yang dilakukan dalam mengurangi tingkat resiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan maupun penyakit yang relatif lebih tinggi pada masa ini yaitu dengan melakukan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan 64

72 dengan kompetensi kebidanan dan pelayanan kesehatan minimal tiga kali pada usia 0 28 hari yaitu satu kali pada usia 0 3 hari, satu kali pada usia 4 7 hari dan satu kali lagi pada usia 8 28 hari. Upaya upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan juga diharapkan melakukan konsultasi masalah bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi maupun kepada ibunya. Dari uraian di atas dapat dilihat hasil yang dicapai dari tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dengan melihat data kunjungan neonatus di puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.10 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Pada gambar grafik di atas diketahui bahwa jumlah kunjungan neonatus tertinggi adalah Puskesmas Muara Kumpeh berjumlah kunjungan neonatus dari Jumlah bayi, sedangkan kunjungan neonatusnya paling rendah adalah 65

73 Puskesmas Pir II Bajubang yang hanya 166 kunjungan neonatus dari 188 Jumlah bayi, untuk Jumlah Kabupaten jumlah kunjungan neonatus KN1 sebesar atau 96,4 % sedangkan kunjungan neonatus KN Lengkap sebesar atau 96,1% dari jumlah bayi. 6. Cakupan Kunjungan Bayi Angka kunjungan bayi dari hasil pengumpulan data per puskesmas dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berjumlah bayi. Adapun untuk melihat jumlah kunjungan bayi per puskesmas tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4.12 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

74 Cakupan bayi per puskesmas dari gambar grafik di atas yang tertinggi terdapat pada Puskesmas Muara Kumpeh dengan jumlah kunjungan bayi sebesar dan yang terendah adalah Puskesmas PIR II Bajubang yang hanya 174 kunjungan bayi. Jika ditinjau dari sisi cakupan persentase kunjungan bayi ternyata terdapat 3 (tiga) Puskesmas memiliki cakupan tertinggi lebih dari 100 % sedangkan puskesmas yang lain sudah mencapai kisaran 90 % -100% dan untuk capaian kabupaten sebesar 96,9 %. Adapun untuk melihat persentase cakupan kunjungan bayi menurut puskesmas tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4.13 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

75 7. Cakupan Desa/ Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) Universal Child Immunization (UCI) merupakan penjabaran dari cakupan imunisai secara lengkap yang dilakukan terhadap bayi berusia 0-11 bulan. Perkembangan daya tahan tubuh manusia secara alami telah didapat dari dalam tubuhnya sendiri yaitu dengan dilengkapinya perkayaan akan vitamin dan gizi yang seimbang, maka daya tahan tubuh akan semakin kuat begitu juga dengan sistem imun yang dimilikinya, namun terhadap anak bayi dan balita masih perlu adanya penambahan yang lebih karena bila tidak bayi dan balita tersebut sangat rentan terhadap terserangnya penyakit yang datang dari luar maupun dari dalam tubuhnya sendiri. Berdasarkan data diketahui bahwa cakupan imunisasi di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 per puskesmas dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Persentase Cakupan Imunisasi Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 PUSKESMAS JML BAYI IMUNISASI BCG DPT1 + HB1 DPT3 + HB3 POLIO3 CAMPAK DO RATE JML % JML % JML % JML % JML % % Sengeti , , ,1 5,57 Sekernan Ilir , , , ,1 4,80 P. Olak , , , ,7 6,58 Sei. Duren , , , ,9 4,50 Pir II Bajubang , , , ,2 5,16 Jambi Kecil , , , ,2 Kmk. Dalam , , , ,7 2,86 Tempino , , , ,9 1,80 Pondok Meja , , , ,0-2,40 Ma. Kumpeh , , , ,9 3,34 Tanjung , , , ,3 9,73 Puding , , , ,4 6,43 Markanding , , , ,1-2,61 Sungai Bahar I , , , ,7 13,76 Sungai Bahar IV , , , ,8 15,32-17,99 68

76 PUSKESMAS JML BAYI BCG DPT1 + HB1 DPT3 + HB3 POLIO3 CAMPAK DO RATE JML % JML % JML % JML % JML % % Sungai Bahar VII , , , ,2-5,17 Tangkit , , , ,5 7,96 Kebon IX , , , ,0 5,08 JUMLAH , , , ,7 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun ,35 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa cakupan imunisasi di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 untuk BCG sebesar 104%, DPT 1 + HB 1 sebesar 104,2%, DPT 3 + HB 3 sebesar 101,7%, Polio 3 sebesar 107,0%, Campak sebesar 100,7% dan DO Rate sebesar 3,35%. Berdasarkan data persentase cakupan imunisasi pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa persentase cakupan imunisasi untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) ternyata semua puskesmas yang ada dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi (18 puskesmas) serta desa/ kelurahan di Kabupaten Muaro Jambi (155 desa/kel) telah mencapai UCI. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel 4.3 di berikut ini : Tabel 4.3 Persentase Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Menurut Kecamatan Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL % DESA/KEL DESA/KEL UCI UCI Sekernan Sengeti Sekernan Ilir Jaluko P.Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Maro Sebo Jambi Kecil Mestong Tempino Pondok Meja

77 5 Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh Kumpeh Tanjung Puding Sungai Bahar Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Gelam Tangkit Kebon IX Taman Rajo Kmk. Dalam Sei. Bahar Utara Markanding Sei. Bahar Selatan Sungai Bahar VII JUMLAH Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa 155 desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi ternyata semua telah mencapai UCI. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa persentase cakupan desa/ kelurahan UCI per Kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4.14 Cakupan Desa/ Kelurahan Yang Mencapai UCI Per Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

78 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kecamatan yang mencapai angka UCI 100 % adalah Kecamatan Sekernan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kecamatan Maro Sebo, Kecamatan Mestong, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kecamatan Kumpeh, Kecamatan Sungai Bahar, Kecamatan Sungai Gelam, Kecamatan Taman Rajo, Kecamatan Bahar Utara dan Kecamatan Bahar Selatan. Hal ini menandakan bahwa partisipasi masyarakat terhadap kesehatan khususnya kesehatan bagi anak bayi dan balita di Kabupaten Muaro Jambi sangat baik dan berkat kerjasama lintas program dan sektor yang terkait sangat baik didalam mendukung program ini. Dalam periode tahun persentase cakupan kel/ desa yang mencapai UCI dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dalam hal pencapaian target kel/ desa UCI mengalami peningkatan yang begitu bermakna. hal ini dapat kita lihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.15 Status Desa/ Kelurahan UCI Dan Non UCI Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

79 Pemantauan status imunisasi dalam Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat seperti gambar grafik di atas, dimana untuk desa/kelurahan pada tahun 2003 sebanyak 129 desa/kelurahan dengan desa/kelurahan UCI berjumlah 111 desa/kelurahan dan yang non UCI berjumlah 18 desa/kelurahan, untuk tahun 2004 dan tahun 2005 sebanyak 130 desa/kelurahan dengan desa/kelurahan UCI berjumlah 120 desa/kelurahan dan yang non UCI berjumlah 10 desa/kelurahan, tahun 2006 sebanyak 130 desa/kelurahan dengan desa/kelurahan UCI berjumlah 124 desa/kelurahan dan yang non UCI berjumlah 6 desa/kelurahan, tahun 2007 sebanyak 133 desa/kelurahan dengan desa/kelurahan UCI berjumlah 129 desa/kelurahan dan yang non UCI berjumlah 4 desa/kelurahan, tahun 2008 jumlah desa/kelurahan dalam Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 133 desa dengan daerah UCI adalah 129 desa/kelurahan dan daerah non UCI adalah sebanyak 4 desa, sedangkan untuk tahun 2009 jumlah desa/kelurahan dalam Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 151 desa/kelurahan (yang dihitung hanya 133 desa/ kelurahan) dengan daerah UCI adalah 132 desa/kelurahan dan daerah non UCI adalah sebanyak 1 desa atau sebesar 99,25 % kemudian pada tahun 2010 jumlah desa/kelurahan dalam Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 151 desa/kelurahan dengan daerah UCI adalah 151 desa/kelurahan atau sebesar 100 %, pada tahun 2011, tahun 2012 dan 2013 jumlah desa/kelurahan dalam Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 155 desa/kelurahan dengan daerah UCI adalah 155 desa/kelurahan atau sebesar 100%. Dari uraian di atas yang didasarkan dari gambar grafik 4.15 dapat disimpulkan bahwa cakupan desa/ kelurahan UCI di Kabupaten Mauro Jambi dari rentang periode di atas menunjukkan kenaikan baik secara absolut maupun persentasenya. 72

80 8. Cakupan Pelayanan Anak Balita Pemantauan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak balita bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan kesehatan anak balita, berdasarkan dari pemantauan deteksi tumbuh kembang yang dilakukan di puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 terhadap anak balita untuk tingkat puskesmas melalui pelayanan DDTK dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.16 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Dari grafik kunjungan anak balita rata-rata sudah diatas 90 % dengan cakupan tertinggi pada puskesmas Kebon IX ( 96,4%). Adapun untuk melihat status gizi balita pada gambar grafik dibawah ini : Gambar 4.17 Status Gizi Balita Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

81 STATUS GIZI BALITA ME NUR UT PUSKESMAS DALAM KABUPATEN MUAR O JAMBI TAHUN Senget i Sekern P. Olak an Ilir Sei. Duren Pir II Jambi Bajuba Kecil ng Tempi no JUMLAH BALITA DIL APORKAN (S ) DITIMBANG (D) BGM GIZI BURUK Pondo k Me ja Ma. Tanjun Kumpe Puding g h Sei. Bahar I Sei. Tangki Kebon Bahar t IX IV Kmk. Dalam Ma rka nding Sei. Bahar VII (1) Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa semua balita yang dilakukan penimbangan ternyata diketahui 10 balita yang berada dibawah garis merah (tahun 2011 sebanyak 70 anak balita dibawah garis merah,tahun 2012 terdapat 13 balita BGM). Pemantauan kesehatan terhadap anak balita atau pra sekolah ini dimaksudkan untuk menjaring dan mendeteksi kesehatannya secara periodik atau berkala, dimana pemantauan ini bertujuan untuk melihat beberapa aspek dari balita itu sendiri yang salah satunya adalah melihat pertumbuhan secara motorik maupun sensorik, serta melakukan penyuluhan terhadap orang tua balita yang bertujuan untuk memberikan pengertian dan pemahaman terhadap penyakit ataupun yang lainnya. Disamping melakukan penyuluhan dan penimbangan tadi, ada beberapa program pemerintah yang langsung diberikan kepada balita diantaranya adalah program pemberian vitamin A yang diberikan 2 kali dalam setahun (bulan Februari dan Agustus) yang bertujuan untuk memberikan asupan atau suplai tambahan terhadap balita untuk mengantisapi penyakit mata. 74

82 Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa jumlah balita yang mendapatkan Vitamin A sebanyak 2 kali di puskesmas dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Jumlah Balita Yang Mendapat Vitamin A 2 Kali Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 BALITA NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT JUMLAH VIT A 2 X % Sekernan Sengeti ,06 Sekernan Ilir ,42 2 Jaluko P.Olak ,36 Sei. Duren ,37 Pir II Bajubang ,97 3 Maro Sebo Jambi Kecil ,58 4 Mestong Tempino ,01 Pondok Meja ,34 5 Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh ,01 6 Kumpeh Tanjung ,97 Puding ,19 7 Sungai Bahar Sungai Bahar I ,10 Sungai Bahar IV ,47 8 Sungai Gelam Tangkit Kebon IX ,72 93,46 9 Taman Rajo Kmk. Dalam , Sei. Bahar Utara Sei. Bahar Selatan Markanding Sungai Bahar VII ,09 89,67 JUMLAH Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah balita yang mendapatkan vitamin A 2 kali yang paling banyak adalah Puskesmas Muara Kumpeh sebanyak balita dengan jumlah sasaran balita dan yang paling sedikit Puskesmas PIR II Bajubang yang hanya 507 balita dengan jumlah sasaran 630 balita, untuk capaian Kabupaten dengan jumlah sasaran balita. 75

83 Adapun jika ditinjau dari sisi persentase cakupan balita yang mendapatkan vitamin A 2 kali dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.18 Persentase Balita Mendapatkan Vitamin A 2 Kali Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Persentase balita yang mendapatkan Vitamin A 2 kali menurut puskesmas dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 pada gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa puskesmas yang tertinggi tingkat persentase cakupannya adalah Puskesmas Puding yaitu sebesar 97,19 % dan untuk puskesmas yang memiliki persentase balita yang mendapatkan Vitamin A 2 kali terendah adalah Puskesmas Sungai Bahar VII yang hanya 89,67 %. Sedangkan persentase cakupan balita yang mendapat vitamin A 2 kali untuk Kabupaten sebesar 92,93 %. Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2012 mencapai 92,88 % diharapkan dapat ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang. 76

84 Untuk melihat perbandingan per kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 mengenai balita yang mendapatkan vitamin A 2 kali dapat dilihat seperti gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.19 Persentase Balita Mendapatkan Vitamin A 2 Kali Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Untuk kecamatan dengan persentase balita mendapatkan Vitamin A 2 kali tertinggi dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 yang tertinggi adalah Kecamatan Taman Rajo dengan persentase sebesar 95,3 %, sedangkan Kecamatan yang terendah adalah Kecamatan Sungai Bahar Utara dengan persentase yang hanya 91,1 %. (Tahun 2011 capaian Kabupaten vitamin A (2 kali) sebanyak 98,2 % dan Tahun 2012 capaian Vitamin A (2 Kali) 92,88 %) 9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Penimbangan bayi sangatlah diperlukan karena dengan penimbangan ini diharapkan dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi khususnya mengenai berat badan yang disesuaikan dengan umur bayi tersebut. Apalagi dengan kondisi keadaan ekonomi yang memprihatinkan akan dapat mempengaruhi kondisi 77

85 berat badan si anak. Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah bayi dan balita yang ada di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berjumlah 8480 bayi dan balita. Dimana dari data tersebut diantaranya ada bayi dan balita keluarga miskin berjumlah 4904 bayi/balita, dimana pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin tersebut mendapatkan MP-ASI secara keseluruhan (... %) dan bayi GAKIN BGM sebanyak 41 bayi. Keadaan ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.20 Jumlah Bayi Keluarga Miskin Diberi MP ASI Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa puskesmas yang memiliki bayi gakin tertinggi adalah Muara Kumpeh sebanyak 657 bayi, sedangkan puskesmas yang memiliki bayi gakin terendah adalah puskesmas PIR II Bajubang dan Kemingking Dalam sebanyak 109 bayi. 10. Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan 78

86 Keadaan gizi pada balita sangatlah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan data tahun 2013 mengenai balita yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Muaro Jambi diketahui bahwa dari jumlah balita yang dilaporkan(s) ternyata hanya 12 atau 0,04 %, hal ini mengalami penurun 1 kasus dari tahun 2012 sebanyak 13 balita atau 0,04% yang mengalami gizi buruk dari jumlah balita yang ada. Untuk data tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Jumlah Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 BALITA GIZI BURUK NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT JUMLAH PERAWATAN % Sekernan Sengeti ,00 Sekernan Ilir Jaluko P.Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Maro Sebo Jambi Kecil ,00 4 Mestong Tempino Pondok Meja Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh ,00 6 Kumpeh Tanjung Puding ,00 7 Sungai Bahar Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Gelam Tangkit Kebon IX Taman Rajo Kmk. Dakam Sei. Bahar Utara Markanding ,00 11 Sei. Bahar Selatan Sei. Bahar VII JUMLAH ,00 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh puskesmas dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 yang memiliki balita gizi buruk terdapat di 5 (lima) puskesmas, yaitu Puskesmas Sengeti, Pusekesmas Jambi Kecil, Puskesmas Muara 79

87 Kumpeh, Puskesmas Puding dan Puskesmas Markanding sedangkan puskesmas lain tidak ada yang memiliki gizi buruk ( tahun 2012 terdapat gizi buruk 7 puskesmas ). Dari ke dua belas kasus balita gizi buruk tadi semuanya mendapat perawatan yang intensif dan berkelanjutan guna perbaikan status gizi mereka yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka dikemudian hari. (Tahun 2011 gizi buruk terdapat 16 Balita dari jumlah balita yang ada, tahun 2012 terdapat 13 dari jumlah balita yang ada dalam Kabupaten Muaro Jambi) 11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Penjaringan kesehatan bagi siswa sekolah dasar dan setingkatnya merupakan suatu program yang sangat baik dan sangat tepat sekali untuk dilanjutkan dan ditingkatan, karena hal ini sangat bermanfaat dalam mendeteksi tumbuh kembang mereka maupun dari sisi kesehatan yang mereka miliki sehingga dapat menjadi anak yang sehat dan cerdas. Ada beberapa program penjaringan kesehatan bagi siswa sekolah dasar dan setingkatnya yang salah satunya adalah pemeriksaan tumbuh kembang anak sekolah bagi siswa sekolah dasar. Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah siswa SD/ MI di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 sebanyak siswa/ siswi. Dari jumlah siswa SD/ MI tersebut yang telah dilakukan penjaringan kesehatan berjumlah siswa/ siswi kelas I. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Jumlah Siswa SD/ MI Yang Diperiksa Tumbuh Kembang Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS SISWA SD/ MI Kelas I JUMLAH DIPERIKSA % Sekernan Sengeti ,75 Sekernan Ilir ,00 2 Jaluko P. Olak ,41 Sei. Duren ,02 Pir II Bajubang ,60 3 Maro Sebo Jambi Kecil ,72 80

88 4 Mestong Tempino ,00 5 Pondok Meja ,00 Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh ,67 6 Kumpeh Tanjung ,00 7 Puding ,15 Sungai Bahar Sei. Bahar I ,00 8 Sei. Bahar IV ,00 9 Sungai Gelam Tangkit ,66 Kebon IX ,75 10 Taman Rajo Kmk. Dalam ,38 11 Sei. Bahar Utara Markanding ,00 Sei. Bahar Selatan Sei. Bahar VII ,68 JUMLAH (KAB/KOTA) ,9 Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas diketahui semua puskesmas melakukan penjaringan siswa/siswi SD/MI kelas I dan hanya 1 (satu) puskesmas dibawah 90 % (puskesmas Sungai Duren hanya %). 12. Cakupan Peserta KB Aktif Keluarga Berencana (KB) merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk menekan angka kelahiran yang berujung terhadap turunnya laju pertumbuhan penduduk sehingga diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan per kapita penduduk. Sebagaimana diketahui bahwa peserta keluarga berencana terbagi atas 2 kategori yaitu Peserta Keluarga Berencana Aktif dan Peserta Keluarga Berencana Baru. Jumlah peserta KB baru dalam Kabupaten Muaro Jambi dapat dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS). Perbandingan dapat kita lihat dari besaran jumlah peserta KB baru dengan pasangan usia subur. Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah pasangan usia subur dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 sebesar , sedangkan untuk peserta KB baru berjumlah atau 12,7% dengan peserta KB aktif berjumlah atau 81,5%. (tahun 2012 jumlah Pus sebesar , KB baru atau 12,2% dan KB Aktif atau 80,0%). Keadaan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini : 81

89 Tabel 4.7 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF NO PUSKESMAS JUMLAH PUS JUMLAH % JUMLAH % Sengeti , ,6 2 Sekernan Ilir , ,4 3 P. Olak , ,3 4 Sei. Duren , ,0 5 Pir II Bajubang , ,4 6 Jambi Kecil , ,6 7 Tempino , ,5 8 Pondok Meja , ,7 9 Ma. Kumpeh , ,1 10 Tanjung , ,8 11 Puding , ,6 12 Sei. Bahar I , ,3 13 Sei. Bahar IV , ,6 14 Tangkit , ,1 15 Kebon IX , ,4 16 Kmk. Dalam , ,1 17 Markanding , ,5 18 Sei. Bahar VII , ,4 JUMLAH , ,5 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa puskesmas dengan jumlah pasangan usia subur yang paling banyak adalah Puskesmas Muaro Kumpeh (8.253) dan yang terendah adalah Puskesmas Pir II Bajubang hanya pasangan usia subur. Sedangkan untuk peserta KB baru yang paling tinggi di Kecamatan Puskesmas Muaro Kumpeh (1.287) dan yang terendah di Puskesmas Sungai Bahar I (44), kemudian untuk peserta KB aktif yang paling banyak di Puskesmas Muaro Kumpeh sebanyak dan yang paling sedikit adalah Puskesmas Pir II Bajubang yang hanya Dari uraian di atas diketahui bahwa persentase cakupan peserta KB baru dan aktif terhadap pasangan usia subur dapat dilihat pada gambar grafik di bawah : 82

90 Gambar 4.21 Persentase Cakupan Peserta KB Baru dan Aktif Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa persentase cakupan Puskesmas dengan persentase cakupan peserta KB baru terbanyak di Puskesmas Penyengat Olak (18,9%) dan yang terendah di Puskesmas Sungai Bahar I (2,2%)dan Puskesmas Sungai Duren (3,9%). Sedangkan untuk peserta KB aktif terbanyak di Puskesmas Pir II Bajubang (85,4%) dan puskesmas lainnya rata-rata mencapai 80%. Adapun jumlah peserta KB baru dan peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi dapat dilihat pada gambar 4.22 dan 4.23 di bawah ini : Gambar 4.22 Jumlah Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

91 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi yang paling banyak adalah dengan jenis kontrasepsi suntikan yaitu sebanyak atau 61,7%. Adapun peserta KB yang aktif di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan data tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4.23 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Per Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

92 Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi yang paling banyak adalah dengan jenis kontrasepsi suntikan yaitu sebanyak atau 44,4% dan yang paling sedikit adalah jenis kontrasepsi MOP hanya 88 atau 0,2%. 13. Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit 13.1 Acute Flacid Paralysis Rate Per Penduduk < 15 Tahun Acute Flaccid Paralysis (AFP) merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kelumpuhan ini biasanya banyak menyerang anak anak berusia di bawah 15 tahun. Lumpuh layuh ini biasanya tidak diketahui asal muasalnya namun harus diwaspadai keberadaannya terutama pada bayi, balita dan anak dibawah umur 15 tahun. 85

93 Berdasarkan data tahun 2013 diketahui kasus AFP Rate di Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 3 kasus, dimana kasus tersebut ditemukan di 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Bahar Selatan (1 kasus) tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Sungai Bahar VII (1 kasus), Kecamatan Sungai Gelam tepatnya di wilayah Puskesmas Tangkit ( 1 kasus) dan Puskesmas Kebon IX (1 kasus), Keadaan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.8 Jumlah Penderita Penyakit AFP Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS Sekernan Sengeti - Sekernan Ilir - 2 Jaluko P. Olak - Sungai Duren - Pir II Bajubang - 3 Maro Sebo Jambi Kecil - 4 Taman Rajo Kmk. Dalam - 5 Mestong Tempino - Pondok Meja - 6 Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh - 6 Kumpeh Tanjung - Puding - 8 Sungai Bahar Utara Markanding - 9 Sungai Bahar Sungai Bahar I - Sungai Bahar IV - 10 Sungai Bahar Selatan Sungai Bahar VII 1 11 Sungai Gelam Tangkit 1 Kebon IX 1 JUMLAH 3 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Adapun cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit AFP Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

94 NO TAHUN TARGET PENEMUAN REALISASI PENEMUAN AFP RATE , , ,84 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2012 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penemuan kasus AFP di Kabupaten Muaro Jambi meningkat secara bermakna dari tahun 2007 sampai dengan 2009 dan turun pada tahun 2010, tahun 2011 terjadi peningkatan, tahun 2012 terjadi penurunan sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan penemuan kasus AFP dimana pencapaian ini di atas target penemuan 2/ penduduk > 15 tahun. Dari Seluruh kasus kelumpuhan dari AFP yang ditemukan semuanya bersifat sementara Penemuan Penderita Pneumonia Balita Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit pneumonia balita dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berdasarkan data diketahui bahwa jumlah balita yang menderita pneumonia berjumlah 595 balita (tahun 2011 berjumlah 84 balita menderita pneumonia dan Tahun 2012 berjumlah 793 Balita menderita pneumonia). Keadaan Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.24 Jumlah Penemuan Kasus Pneumonia Balita Dan Yang Ditangani Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

95 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah balita yang menderita pneumoni terbanyak di Puskesmas Jambi Kecil yaitu 82 balita kemudian seterusnya Puskesmas Muara Kumpeh berjumlah 81 balita, Puskesmas Markanding berjumlah 71 balita, Puskesmas Sungai Bahar I berjumlah 61 balita, Puskesmas Kebob IX berjumlah 58 Balita, Puskesmas Tangkit sebanyak 42 balita, Puskemas Puding 39 balita, Puskesms Tanjung 31 Balita, Puskesmas Sungai Bahar IV 28 balita, Puskesmas Sungai Duren dan Tempino masing-masing 22 balita, Puskesmas Sungai Bahar VII 20 Balita, Puskesmas Penyengat Olak 17 balita, Puskemas Pondok Meja 9 balita, Puskesmas Sengeti 5 Balita, Puskesmas Sekernan Ilir 4 Balita dan Puskesmas Pir II Bajubang dan Kemingking Dalam masing-masing 2 Balita. Dimana semua kasus pneumonia balita tersebut ditangani secara keseluruhan atau 100 %. Sehingga dengan kondisi ini diharapkan semua kasus dapat diatasi secara cepat dan tepat yang berujung terhadap pencapaian kesehatan yang lebih optimal bagi masyarakat. 88

96 13.3 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berdasarkan data diketahui bahwa jumlah pasien baru dengan TB BTA positif berjumlah 377 dari kasus TB Klinis/Suspek atau sekitar 5,99 %. Dimana dengan angka kesembuhan penderita TB Paru sebesar 98,06 %. Keadaan ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.25 Jumlah TB Paru Suspek dan TB Paru BTA Positif Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 (Tahun 2011 TB BTA positif berjumlah 386 dari kasus TB klinis atau sekitar 9,65%. Dimana dengan angka kesembuhan penderita TB Paru sebesar 78,76 %, Tahun 2012 pasien Baru TB BTA Positif 386 dari kasus TB Klinis atau 10,87 % dengan kesembuhan 92,23%) Penemuan Penderita Diare Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berdasarkan data diketahui berjumlah kasus dengan

97 kasus terjadi pada balita (tahun 2011 berjumlah kasus, terjadi pada balita, tahun 2012 berjumlah kasus, terjadi pada balita). Keadaan tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini: Gambar 4.26 Jumlah Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah kasus diare terbanyak di Puskesmas Tanjung sebanyak dan yang paling rendah adalah Puskesmas Pir II Bajubang yang hanya 273 kasus diare, yang mana semua kasus diare tersebut ditangani secara keseluruhan. Adapun persentse pencapaian cakupan kasus diare dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : Gambar 4.27 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

98 Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat diartikan bahwa setiap kasus yang ada di kecamatan dari kasus diare tersebut ternyata semua kasus ditangani seluruhnya. Sehingga dengan kondisi ini diharapkan semua kasus dapat diatasi secara cepat dan tepat yang berujung terhadap pencapaian kesehatan yang lebih optimal bagi masyarakat. 14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar bagi pasien masyarakat miskin yang dilaksanakan di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/ kota bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat semaksimal mungkin, sehingga diharapkan pelayanan tersebut dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat terutama untuk masyarakat kurang mampu/ miskin. Masyarakat miskin merupakan bagian dari masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi pada khususnya, dimana kesemuanya itu 91

99 adalah satu kesatuan dalam menunjang pilar pilar pembangunan kesehatan bangsa dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Adapun pelayanan kesehatan dasar yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin terdiri dari : 14.1 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjamin pemeliharaan kesehatan pra bayar bagi masyarakat miskin merupakan suatu program yang sangat baik sekali, karena dari program ini diharapkan dapat mengurangi angka kesakitan khususnya bagi masyarakat kurang mampu. Adapun program jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar yang dilaksanakan untuk masyarakat meliputi askes, jamsostek, kartu sehat dan dana sehat. Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah peserta jaminan kesehatan pra bayar untuk askes berjumlah dan kartu sehat (Jamkesmas=88.977, Jamkesda=15.000), Jamsostek dan TNI/Polri Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini : Tabel 4.10 Jaminan Pemeliharan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenisnya Per Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO KECAMATAN JUMLAH ASKES ASKESKIN PENDUDUK JAMKESMAS JAMKESDA Sekernan Jaluko Maro Sebo Mestong Kumpeh Ulu Kumpeh Sungai Bahar Sungai Gelam Taman Rajo

100 10 Sei. Bahar Utara Sei. Bahar Selatan JUMLAH Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar Askeskin sebesar atau 28,20 % dari Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik mengenai penduduk yang terlindungi kesehatannya dengan jenis perlindungannya kesehatan pra bayar yang dimilikinya di bawah ini : Gambar 4.28 Penduduk Yang Terlindungi Kesehatan Menurut Jenis Perlindungannya Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin 93

101 Pemeliharaan dan perlindungan terhadap masyarakat miskin yang dilakukan pemerintah salah satunya diimplementasikan dalam bentuk memberikan pelayanan kesehatan gratis yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang seoptimal mungkin sehingga angka kesakitan dapat ditekan atau dikurangi. Disamping itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa masyarakat miskin merupakan tanggung jawab pemerintah. Adapun cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang berujud pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini : Tabel 4.11 Cakupan Pelayan Kesehatan Masyarakat Miskin Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Jumlah Masyarakat Miskin Masyarakat Miskin Dicakup JPKM Pelayanan Gakin Masyarakat Miskin Dapat Yankes Jml % Jml % Pelayanan Bayi Gakin Bayi Gakin Jumlah BGM Bayi Mendapat MP Gakin ASI BGM Jml % % Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah masyarakat miskin dicakup JPKM di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berjumlah jiwa. Dari jumlah masyarakat miskin ini yang mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah jiwa atau sekitar 15 % sedangkan untuk bayi/ Balita gakin BGM dengan kelompok umur anak 0-23 tahun (baduta) berjumlah 41 jiwa, untuk kelompok umur balita berjumlah 10 jiwa sedangkan kasus gizi buruk berjumlah 12 Balita, dimana semua bayi gakin BGM diberi MP ASI. (tahun 2011 maskin yang berkunjung/ mendapat pelayanan kesehatan berjumlah jiwa atau sekitar 10,7 %, tahun 2012 berjumlah jiwa atau 14,9 % ). 94

102 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang merupakan merupakan suatu kegiatan dimana adanya beberapa kasus yang tidak bisa ditangani di puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan yang lebih rendah baik dari sisi sarana maupun prasarana serta ketenagaan ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi sehingga diharapkan mampu mengatasinya. 1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin Upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/ kota bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat semaksimal mungkin, sehingga diharpakan pelayanan tersebut dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat terutama untuk masyarakat kurang mampu/ miskin. Masyarakat miskin merupakan bagian dari masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi pada khususnya, dimana kesemuanya itu adalah satu kesatuan dalam menunjang pilar pilar pembangunan kesehatan bangsa dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Berdasarkan data diketahui bahwa bahwa jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 sebanyak jiwa dengan masyarakat miskin yang dicakup JPKM (Jamkesmas dan Jamkesda) ada berjumlah jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak atau sekitar 15% diantara jumlah tersebut yang mendapat rujukan 809 jiwa. 95

103 2. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Batang Hari. Kabupaten Muaro Jambi sebagai kabupaten pemekaran telah melakukan pembangunan di segala bidang yang salah satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan sebagai salah satu leading sector dalam meningkatkan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi memilki 18 puskesmas (perawatan dan non perawatan) yang merupakan unit pelaksana teknis dinas dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar. Adapun puskesmas perawatan berjumlah 6 puskesmas dan non perawatan berjumlah 12 puskesmas. Faktor pendukung akan kemampuan pelayanan kesehatan yang maksimal selain dari pelayanan di kecamatan maka dalam Kabupaten Muaro Jambi terdapat unit pelayanan kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit Daerah Kabupaten Muaro Jambi, selain ada pelayanan rawat inap maka rumah sakit juga mempunyai pelayanan kemampuan kegawatdaruratan yang lebih legkap serta ditambah dengan tenaga medis dan paramedis terlatih yang merupakan sebagai rujukan bagi tempat pelayanan kesehatan yang terdekat dengan rumah sakit. Adapun untuk melihat sarana kesehatan yang ada pelayanan gawat darurat level 1 nya di Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Sarana Kesehatan Yang Mempunya Kemampauan Gawat Darurat Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

104 No Sarana Kesehatan Jumlah Sarana Mempunyai Kemampuan Gadar Jumlah % Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Khusus Puskesmas Sarana Kes Lainnya Jumlah Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Muaro Jambi Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di Kabupaten Muaro Jambi untuk tahun 2013 pelayanan kegawatdaruratan didukung oleh 3 buah Rumah Sakit Umum Daerah dan ditambah dengan 6 puskesmas perawatan dan dapat dipersentasekan keseluruhan untuk pelayanan kegawatdaruratan bagi masyarakat Kabupaten Muaro Jambi sebesar 100 %. C. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Cakupan Desa/ Kelurahan Mengalami KLB Yang Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam Penanggulangan dan penyelidikan epidemiologi tentang kejadian luar biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari pada upaya secara dini tetang kasus kasus yang berpotensi terhadap wabah yang timbul di masyarakat. Upaya penanggulangan ini dimaksud adalah untuk mencegah daripada penyebaran secara meluas dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh KLB tersebut. Berdasarkan dari hasil laporan dari masyarakat maupun petugas kesehatan yang ada di lapangan dapat dilaporkan bahwa kejadian luar biasa yang dapat ditangani 97

105 kurang dari 24 jam seperti diare, DBD, malaria, campak, hepatitis klinis dan rabies. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini : Tabel 4.14 Cakupan Desa/ Kelurahan Mengalami KLB Yang Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam Tahun 2013 JUMLAH DESA/KEL TERKENA KLB NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KEL JML DITANGAN % I < 24 JAM Sekernan Sengeti Sekernan Ilir Jaluko P.Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Maro Sebo Jambi Kecil Mestong Tempino Pondok Meja Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh Kumpeh Tanjung Puding Sungai Bahar Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Gelam Tangkit Kebon IX Taman Rajo Kmk. Dalam Sei. Bahar Utara Markanding Sei. Bahar Selatan Sungai Bahar VII JUMLAH Sumber : Bidang P2M Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 155 desa/ kelurahan dengan jumlah desa/ kelurahan yang terkena KLB sebanyak 3 desa/ kelurahan, dimana semua kasus KLB 98

106 yang terjadi dapat diatasi dan ditanggulangi secara cepat berkat partisipasi masyarakat dan petugas kesehatan yang terdekat. D. Perilaku Hidup Masyarakat 1. Cakupan Desa Siaga Aktif Dalam rangka melanjutkan pencapaian Indonesia Sehat dan Kabupaten Muaro Jambi Sehat Secara Mandiri maka perlu adanya pengembangan desa siaga pada tahun 2013 dengan 155 desa siaga sebagai basis berkembangnya desa sehat di setiap daerah baik di provinsi maupun di kabupaten/ kota. Upaya upaya pengembangan dan keserasian serta keterpaduan gerak semua lintas program dan sektor untuk pengembangan desa siaga ini sangat diperlukan. Visi Indonesia Sehat yang digambarkan bahwa pada tahun 2013 Bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu terpercaya secara adil dan merata, sehngga derajat kesehatan masyarakat dapat dicapai dengan setinggi-tingginya. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dalam mendukung pengembangan desa siaga sangatlah berpotensial untuk kelancaran kegiatan tersebut selain penanganan masyarakat akan masalah tingginya angka kematian ibu, terutama kematian ibu dan kematian bayi hal ini menunjukkan akan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan selama ini. Dalam membentuk perwujudan paradigma sehat, perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan adanya suatu budaya hidup perorangan yang lebih berkualitas, keluarga dan masyarakat yang berorientasi akan kesehatan mempunyai tujuan dalam meningkatkan, memelihara dan melindungi masyarakat akan kesehatan fisik, mental maupun sosialnya. 99

107 Dengan pelembagaan strategi untuk penumbuhan peran serta masyarakat Prilaku Hidup Bersih dan Sehat berperanan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik secara perilaku maupun secara fisik masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah suatu program dalam pemberian pengajaran atau percontohan terhadap masyarakat bagaimana cara berhidup bersih dan sehat untuk menciptakan keadaan baik pribadi, kelompok, keluarga dan masyarakat dengan memberikan penyuluhan dan berkomunikasi dalam pengembangan kesehatan dilingkungannya. Pengembangan PHBS ini berguna untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap sikap dan perilaku dengan pendekatan pada pimpinan, pembinaan suasana serta pemberdayaan masyarakat sebagai upaya dalam membantu masyarakat dalam mengembangkan situasi kesehatan lingkungan serta mengatasi masalah kesehatan di masyarakat. Disamping itu untuk mendukungnya cakupan desa siaga yang aktif perlunya posyandu. Poyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan suatu usaha dengan dilakukan secara bersama dalam pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). Dalam kegiatannya posyandu mempunya 5 program prioritas yang meliputi ; 1) Kesehatan Ibu dan Anak, 2) Pelaksanaan Imunisasi, 3) Penanggulangan Gizi Balita, 4) Penanggulangan Diare dan 5) Penanggulangan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lainnya yang sesuai dengan keadaan kebutuhan pada wilayah setempat. Dalam Kabupaten Muaro Jambi jumlah posyandu tersebar di 155 desa/kelurahan berjumlah 379 posyandu dengan rasio posyandu 1,04 per 100 balita dan rasio posyandu perdesanya 2-3 posyandu (tahun 2011 berjumlah 359 posyandu dengan rasio 2 3 posyandu perdesanya, tahun 2012 posyandu berjumlah 374 dgn rasio 2-3 posyandu perdesanya). Untuk tahun 2013 ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini : 100

108 Gambar 4.29 Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Promkesling Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah posyandu yang paling banyak adalah di Puskesmas Muara Kumpeh sebanyak 36 Posyandu dan yang paling sedikit jumlah posyandunya adalah Puskesmas Sekernan Ilir dan Puding yang masingmasing hanya 11 posyandu. Dimana dari seluruh posyandu yang ada di Kabupaten Muaro dengan penyebarannya di wilayah kerja pada setiap kecamatan, desa/kelurahan maupun puskesmas mempunyai perkembangan yang berbeda dengan melihat indikator dari yang mendukung tingkatan posyandu tersebut. Tingkat perkembangan posyandu ini dikategorikan menjadi 4 (empat) strata, yaitu dimulai dari pratama, madya, purnama dan mandiri. Adapun untuk persentase dari tingkatan atau strata posyandu di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berdasarkan data pada gambar grafik di atas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini : 101

109 Gambar 4.30 Persentase Posyandu Menurut Strata Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Promkesling Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Persentase posyandu menurut strata dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat terlihat bahwa Posyandu dengan tingkatan strata yang terbesar persentasenya yaitu madya ( 46%) dan purnama (40%), strata pratama dengan persentase sebesar 8% dan strata mandiri sebesar 6 %. Diharapkan perkembangan strata posyandu dalam Kabupaten Muaro Jambi kedepan meningkat menjadi Purnama bahkan menjadi strata mandiri yang dapat berswadaya sendiri dalam pengelolaan posyandunya sehingga dapat memeberikan kontribusi terhadap masyarakat disekitarnya tentang pelayanan kesehatan dasar dan dapat meningkatkan cakupan desa siaga aktif. (Tahun 2012 Persentase posyandu menurut strata: Pratama (11%), Madya (41%), Purnama (41%), dan Posyandu Madya (41%) Untuk melihat keadaan tahun 2013 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dapat dillihat pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4.31 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

110 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa dari seluruh desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi (155 desa/kel) diketahui bahwa UKBM belum maksimal di setiap desa, ini berdampak pada tercapainya desa siaga aktif, berikut cakupan desa siaga berdasarkan strata pada grafik berikut : Gambar 4.32 Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Berdasarkan Strata Menurut Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Bidang Promkesling Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun

111 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa dari seluruh desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi (155 desa/kel) diketahui bahwa desa siaga sudah ada di setiap desa dan kelurahan akan tetapi strata desa siaga belum merata setiap desa. 104

112 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan faktor penting dalam palayanan kesehatan dasar terutama pada pelayanan dasar di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu maupun bidan di desa. Selain dari itu perlu pula prasarana yang mendukung dalam menunjang pelayanan dasar tersebut seperti peralatan medis, alat transportasi maupun gedung dan yang tak kalah pentingnya adalah perlunya pembiayaan kesehatan yang cukup dalam menangani berbagai hal untuk kepentingan masyarakat akan kesehatannya. Sumber daya kesehatan ini terbagi atas beberapa kelompok diantaranya adalah kelompok sarana kesehatan, kelompok tenaga kesehatan dan kelompok pembiayaan kesehatan. Adapun uraiannya dapat dilihat seperti berikut : A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan adalah sarana yang menunjang dalam pelayanan kesehatan. Pada kelompok ini diuraikan tentang keadaan data dasar puskesmas, indikator pelayanan rumah sakit, jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan, sarana pelayanan kesehatan swasta dan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Muaro Jambi tahun Data Dasar Puskesmas Data dasar Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 terdiri dari 18 (delapan belas) puskesmas dengan 6 (enam) 106

113 puskesmas perawatan dan 12 (dua belas) puskesmas non perawatan dan 87 puskesmas pembantu, 1 Laboratorium Kesehatan Daerah, 1 Instalasi Farmasi Kabupaten serta 3 rumah sakit umum daerah. Adapun potret keadaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini : Tabel 5.1 Data Dasar Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 No Kecamatan Puskesmas Wilayah Kerja (Desa/ Pustu Polindes Posyandu Kel) 1 Sekernan Sengeti Sekernan Ilir Jaluko P. Olak Sei. Duren * Pir II Bajubang Maro Sebo Jambi Kecil Taman Rajo Kmk. Dalam Mestong Tempino * Pondok Meja Kumpeh Ulu Ma. Kumpeh * Kumpeh Tanjung * Puding Sungai Bahar Utara Markanding Sungai Bahar Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Bahar Selatan Sungai Bahar VII * Sungai Gelam Tangkit * Kebon IX Jumlah Sumber : Bidang Yankes & Bidang Promkesling Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Keterangan : * Puskesmas Perawatan Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi memiliki 11 Kecamatan dan terdiri atas 18 puskesmas, 87 puskesmas pembantu, 83 polindes dan 379 posyandu yang tersebar di 155 desa/kelurahan. ( tahun 2012 Jumlah sarana

114 puskesmas, 84 Pustu, 59 polindes, dan 374 posyandu). Kemudian jika dilihat dari keadaan atau kondisi puskesmas pada tahun 2013, maka dapat digambarkan seperti tabel 5.2 di bawah ini : Tabel 5.2 Data Keadaan Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 No Puskesmas Keadaan Tahun Berdiri Rusak Rusak Rusak Baik Ringan Sedang Berat 1 Sengeti Sekernan Ilir P. Olak Sei. Duren * Pir II Bajubang Jambi Kecil Kmk. Dalam Tempino * Pondok Meja Ma. Kumpeh Tanjung * Puding Markanding Sungai Bahar I * Sungai Bahar IV Sungai Bahar VII * Tangkit * Kebon IX Jumlah Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dalam kondisi baik. Kemudian jika dilihat jarak tempuh dari Kabupaten Muaro Jambi (Dinas Kesehatan) terhadap puskesmas dalam upaya pembinaan, bimbingan, monitoring serta evaluasi kinerja puskesmas dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini : 108

115 Tabel 5.3 Jarak Tempuh Dinas Kesehatan Kab. Muaro Jambi Ke Puskesmas Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 No Kabupaten Puskesmas Jarak (Km) 1 Dinas Kesehatan Sengeti 5 Sekernan Ilir 12 P. Olak 27 Sei. Duren * 47 Pir II Bajubang 67 Jambi Kecil 23 Kmk. Dalam 63 Tempino * 77 Pondok Meja 63 Ma. Kumpeh 53 Tanjung * 130 Puding 105 Markanding 107 Sungai Bahar I * 117 Sungai Bahar IV 128 Sungai Bahar VII * 160 Tangkit * 75 Kebon IX 74 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Dari data yang diperoleh pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 diketahui jarak tempuh dari ibukota kabupaten ke puskesmas terjauh adalah 160 Km (Puskesmas Sungai Bahar VII), sedangkan untuk puskemas yang terdekat adalah Puskesmas Sengeti dengan jarak tempuh hanya 5 Km. Dengan kondisi sarana dan prasarana serta jarak tempuh yang telah diuraikan, maka fasilitas penunjang yang membantu dari kelancaran kegiatan pelayanan kesehatan dasar di masyarakat sangat diperlukan. Adapun data sarana penunjang tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini : Tabel 5.4 Data Sarana Penunjang Pelayanan Kesehatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

116 Rumah No Puskesmas Pusling Ambulance Sepeda Motor Medis Paramedis Bides 1 Sengeti Sekernan Ilir P. Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Pondok Meja Jambi Kecil Kmk. Dalam Tempino Kebon IX Ma. Kumpeh Tangkit Tanjung Puding Markanding Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Bahar VII Jumlah Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sarana penunjang pelayanan kesehatan yang dimiliki puskesmas dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berjumlah 24 kendaraan puskesmas keliling, 119 sepeda motor, 34 rumah medis, 44 rumah paramedis serta 69 rumah bidan desa. (tahun 2012 sarana penunjang berjumlah 18 kendaraan pusling, 123 sepeda motor, 27 rumah medis, 54 rumah paramedis, 68 rumah bidan desa) 2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit Kabupaten Muaro Jambi hanya memiliki 3 rumah sakit, yaitu RSUD Ahmad Ripin yang merupakan rumah sakit type C, RSUD Sungai Bahar yang merupakan rumah sakit type D dan RSUD Sungai Gelam. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa jumlah tempat tidur di RSUD Ahmad Ripin berjumlah 94 tempat tidur, RSUD Sungai Bahar berjumlah 71 tempat tidur dan RSUD Sungai Gelam berjumlah 50 tempat tidur dengan angka BOR, LOS, TOI, GDR dan NDR seperti terlihat pada tabel di bawah ini : 110

117 Tabel 5.5 Data Indikator Pelayanan RSUD Dalam Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 NO NAMA RUMAH SAKIT JUMLAH BOR LOS TOI GDR NDR TEMPAT TIDUR (%) (Hari) (Hari) (%) (%) RSUD Ahmad Ripin 94 26,5 2,9 10,3 5,3 2,9 2 RSUD Sungai Bahar 71 5,99 1,8 28,5 7,0 7,0 3 RSUD Sungai Gelam 50 6,05 3,3 51,3 15,0 6,0 Sumber : RSUD Kabupaten Muaro Jamb Tahun 2013 Berdasarkan data di atas dapat diartikan bahwa angka pemanfaat tempat tidur di RSUD Ahmad Ripin sebesar 26,5%, Lamanya pasien dirawat 3 hari, Jarak antara tempat tidur yang dipakai kemudian kosong dan terisi lagi 10 hari. Dari data ternyata diketahui bahwa kematian yang terjadi di RSUD Ahmad Ripin hanya 5,3%, sedangkan untuk rawat inap sebesar 2,9% dari total keseluruhan kunjungan rumah sakit kunjungan (rawat jalan dan rawat inap) pada tahun Untuk RSUD Sungai Bahar sebesar 5,99%, Lamanya pasien dirawat 2 hari, Jarak antara tempat tidur yang dipakai kemudian kosong dan terisi lagi 29 hari dan diketahui bahwa kematian yang terjadi di RSUD Sungai Bahar hanya 7,0%, sedangkan untuk rawat inap sebesar 7,0% dari total keseluruhan kunjungan rumah sakit kunjungan (rawat jalan dan rawat inap) pada tahun Sedangkan untuk RSUD Sungai Gelam sebesar 6,05%, Lamanya pasien dirawat 3 hari, Jarak antara tempat tidur yang dipakai kemudian kosong dan terisi lagi 51 hari. Dari data ternyata diketahui bahwa kematian yang terjadi di RSUD Sungai Gelam hanya 15,0%, sedangkan untuk rawat inap sebesar 6,0% dari total keseluruhan kunjungan rumah sakit (kunjungan rawat jalan dan rawat inap) pada tahun Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Adapun data tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini : 111

118 NO Tabel 5.6 Data Sarana Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Kepemilikan Dalam Kabupeten Muaro Jambi Tahun 2013 FASILITAS KESEHATAN PEM. PUSAT PEM. PROP KEPEMILIKAN/PENGELOLA PEM.KAB/ KOTA TNI/ POLRI BUMN SWASTA JML RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU PUSKESMAS KELILING POSYANDU POLINDES POSKESDES RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK APOTIK TOKO OBAT GFK LABKESDA INDUSTRI OBAT TRADISIONIL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONIL PRAKTEK DOKTER BERSAMA PRAKTEK DOKTER PERORANGAN PRAKTEK PENGOBATAN TRADISIONAL Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Berdasarkan data pada tabel di atas sarana pelayanan kesehatan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 berdasarkan kepemilikan ternyata diketahui bahwa hampir keseluruhan sarana pelayanan kesehatan tersebut milik pemerintah dan sebahagian kecil milik swasta. 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta Adapun berdasarkan data pada tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa sarana pelayanan kesehatan swasta yang ada di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 terdiri dari rumah bersalin 3 buah, balai pengobatan 11 buah, apotik 10 buah, toko obat 8 112

119 buah, praktek dokter bersama 1 buah, 38 dokter praktek perorangan, praktek pengobatan tradisional 1 buah (tahun 2012 rumah bersalin 4 buah, balai pengobatan 7 buah, apotik 6 buah, toko obat 3 buah, praktek dokter bersama 2 buah, praktek pengobatan tradisional 17 buah). B. TENAGA KESEHATAN 1. Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang mencukupi merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan jumlah yang cukup sesuai dengan keprofesiannya baik itu tenaga medis, paramedis maupun tenaga kesehatan penunjang lainnya akan sangat membantu sekali dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat baik pada daerah perkotaan maupun di pedesaan secara cepat. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini : NO UNIT KERJA Tabel 5.7 Jumlah Tenaga Kesehatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 MEDIS PERAWAT & BIDAN FARMASI TENAGA KESEHATAN GIZI TEKNISI MEDIS SANITASI KESMAS JUMLAH Dinas Kesehatan Puskesmas 1. Sengeti Sekernan Ilir P.Olak Sei. Duren Pir II Bajubang Jambi Kecil Kmk. Dalam Tempino Pondok Meja Ma. Kumpeh Tanjung Puding Markanding Sungai Bahar I Sungai Bahar IV Sungai Bahar VII Tangkit Kebon IX I F K Labkesda

120 5 RSUD Ahmad Ripin RS. Sungai Bahar RS. Sungai Gelam JUMLAH RASIO THADAP PDDK 33,9 233,51 14,92 2,16 12,20 10,5 19,25 330,07 Sumber : Sekretariat Dinkes & RSUD Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2013 berjumlah 1217 orang termasuk pegawai tidak tetap (PTT/ Kontrak). Adapun proporsi jumlah tenaga kesehatan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada gambar grafik 5.1 berikut ini : Gambar 5.1 Proporsi Jumlah Tenaga Kesehatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa proporsi jumlah tenaga kesehatan dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan yang proporsinya paling besar adalah tenaga perawat/ bidan yaitu sebesar 71%, kemudian tenaga medis 10% dan seterusnya tenaga kesehatan masyarakat sebesar 6%, tenaga farmasi 5%, tenaga sanitasi sebesar 3%, teknisi medis 4% serta 114

121 yang paling kecil adalah tenaga gizi yang hanya 1% dari jumlah seluruh tenaga kesehatan yang ada. 2. Persebaran Tenaga Kesehatan Untuk melihat persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja dalam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.8 di bawah ini : Tabel 5.8 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 No Jenis Tenaga DinKes RSUD Puskesmas Instalasi Farmasi Labkesda Jumlah 1 Medis Spesialis Umum Gigi Kesmas Paramedis Perawat Bidan 4 Farmasi Apoteker Ass. Apt Gizi Teknisi Medis Sanitasi Jumlah Sumber : Sekretariat Dinkes & RSUD Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa persebaran tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi tersebar di 5 (lima) instansi, yaitu Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi dan Labkesda. Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah : Gambar 5.2 Proporsi Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun

122 Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Ma. Jambi Tahun 2013 Dari gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa proporsi persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja diketahui bahwa proporsinya yang paling besar adalah puskesmas yaitu sebesar 72,72%, kemudian rumah sakit sebesar 22,51%, dinas kesehatan 4,11%, labkesda 0,33 % dan instalasi farmasi 0,33 %. 116

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI 2015 TIM PENYUSUN PROFIL KESEHATAN PENANGGUNGNG JAWAB Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi M. SYAFE I, SKM, M.Kes

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 23 TAHUN 2014 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN 2014-2019 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN Meningkatnya

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN REVISI CAPAIAN INDIKATOR 2011-2016 TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN NO 2010 2011 2013 2014 2015 2016 2013 PEMBILANG PENYEBUT 2014 PEMBILANG PENYEBUT % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 10 11 12 13

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 15 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI GELAM DAN PENATAAN DESA DALAM WILAYAH KECAMATAN KUMPEH ULU, KECAMATAN MESTONG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 A. POTRET AKI/AKB DI PROVINSI NTB 1. Trend Kematian Bayi 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 276 300 248 265 274 240 Tren Angka Kematian Bayi Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI BAHAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, Menimbang :

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH I NAMA : M. SYAFE'I, SKM, Mkes KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MUARO JAMBI NOMOR : 440/ 84 /Dinkes/2014 TANGGAL : 26 Februari 2014 II ALAMAT : DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI KOMPLEKS PERKANTORAN BUKIT

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG JL. MERDEKA NO. 72 PALEMBANG www.dinkes.palembang.go.id DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG SEMESTER 1 TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2013 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan sistem kesehatan (nasional) adalah meningkatkan dan memelihara status kesehatan penduduk, responsif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan sistem kesehatan (nasional) adalah meningkatkan dan memelihara status kesehatan penduduk, responsif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan sistem kesehatan (nasional) adalah meningkatkan dan memelihara status kesehatan penduduk, responsif terhadap kebutuhan non-medis penduduk dan mewujudkan (fairnes)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2011 D IThis N Apage S Kwas E created S E H Ausing T ABCL N ALLPDF K O T AConverter P A L Etrial Msoftware. B A N G J L M E R D E K A N O

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN 2008-2013 Instansi : Dinas Kesehatan Visi : Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Sinjai dalam Rangka Mewujudkan Sinjai Religius,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci