ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan)"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: RAHMAWATI D JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

2 HALAMAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI TIPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus Batik Putra Laweyan) PUBLIKASI ILMIAH Oleh: RAHMAWATI D tt7 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing

3 HALAMAN PENGESAHAN A]YALISIS PENGGTNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus Batik Putra Laweyan) OLEH RAHMAWATI D Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji tr'akultas Tel,srik Llniversitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari, Tanggal (dor", &s Jrrtt g"rt Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: H.Djunaidi S.T.M.T. fi.ilr I)ewan Penguji) & fr \ursanti S.T.,M.EngSc l-{egota I I)ewan Penguji) L leuanto Fitriadi S.T.M.T (-{Eggota U Dewan Penguji)

4 , PERNYATAAN ah Publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah uatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali alam daftar pustaka. am pernyataan saya di atas, maka akan saya lii,l Surakarta,25 Juli 2017 I I! itl i1 t I ll

5 ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan) Abstrak Industri batik merupakan salah satu industri padat energi. Dimana proses produksinya masih memiliki ketergantungan yang besar akan bahan bakar (kayu bakar dan gas) dan penggunaan listrik yang tinggi. Selain itu, dinilai adanya inefisiensi penggunaaan energi pada proses produksi sehingga mempengaruhi output produksi perusahaan. Dengan adanya inefisiensi pada proses produksi batik maka dapat mengurangi nilai ekonomi yang disebabkan oleh adanya peningkatan biaya produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi penggunaan energi pada UKM Batik Laweyan, menetapkan konsumsi energi untuk memproduksi satu meter kain batik., serta melakukan analisis efisiensi dan biaya energi serta memberikan rekomendasi perbaikan dalam rangka penghematan energi. Analisis penggunaan energi dihitung berdasarkan penggunaan energi disetiap tahapan proses produksi batik yaitu pengecapan, pewarnaan, pencucian, pelorodan dan pencucian setalah pelorodan. Hasil dari penelitian menunjukan konsumsi energi pada UKM Batik Putra Laweyan sebesar kj/meter untuk jenis pewarna rhemasol dan kj/meter untuk pewarna naptol, sedangkan untuk pewarna indigosol sebesar kj/meter. Dan dari hasil pengolahan data diketahui nilai efisiensi energi pada proses produksi batik dinilai masih relatif kecil sehingga diperlukan rekomendasi dalam rangka penghematan energi. Kata Kunci : Batik, Analisis Energi, Konsumsi Energi, Efisiensi. Abstract Batik industry is one of energy-intensive industries. Where the production process still has a great dependence on fuel (fuelwood and gas) and high electricity usage. In addition, assessed the inefficiency of energy use in the production process that affects the production output of the company. With the inefficiency in batik production process can reduce the economic value caused by the increase of production cost. The purpose of this research is to identify the energy usage of SME Batik Laweyan, to determine energy consumption to produce one meter of batik cloth, and to do efficiency analysis and cost analysis to recommend improvement in order to save energy. Analysis of energy use is calculated based on energy usage in every stage of batik production process that is tasting, coloring, washing, pelorodan and washing after pelorodan. The result of the research shows the energy consumption in SME Batik Putra Laweyan for kj / meter for rhemasol and Kj/Meter for naptol dyes, while for indigosol dye is kj / Meter. And from the data processing, it is known that the value of energy efficiency in the batik production process is still relatively small so it needs recommendation in the framework of energy saving. Keywords: Batik, Energy Analysis, Energy Consumption, Efficiency. 1

6 1. PENDAHULUAN Industri batik merupakan sektor industri kreatif yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDB Indonesia. Selain itu, dengan diakuinya batik oleh UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity asal Indonesia, tentunya hal ini memberikan dampak positif bagi industri batik karena permintaan produk batik baik dari dalam maupun luar negeri setiap tahunnya semakin meningkat. Kampung Batik Laweyan yang merupakan salah satu sentra indusri batik terbesar di Indonesia pun ikut merasakan dampaknya. Hal ini ditandai dengan jumlah pengusaha batik yang semakin meningkat tiap tahunnya. Namun pada perkembangannya industri batik Laweyan menghadapi beberapa tantangan baik dari segi internal maupun eksternal. Dari segi internal industri batik mengalami kendala seperti input tenaga kerja, bahan baku, energi dan modal harus dioptimalkan penggunaanya yang akhirnya dapat mendukung output produksi perusahaan. Industri Batik merupakan salah satu industri padat energi. Dimana proses produksinya masih memiliki ketergantungan yang besar akan bahan bakar (kayu bakar dan gas) dan penggunaan listrik yang tinggi (EKONID, 2016). Hal tersebut dapat dinilai bahwa adanya inefisiensi penggunaan energi di industri batik (Nurdalia, 2006). Dengan adanya inefisiensi pada proses produksi batik maka dapat mengurangi nilai ekonomi yang disebabkan oleh adanya peningkatan biaya produksi. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi dapat dilakukan dengan konsevasi energi. Konsevasi energi adalah suatu upaya dalam rangka penghematan dan pengurangan penggunaan energi melalui satu cara peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi tanpa mengurangi produktivitas produksi (Laksmana, 2007). Konservasi energi merupakan salah satu cara dalam menerapkan manajemen energi (Kementerian ESDM, 2012) Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka diperlukan penelitian yang mengkaji tentang analisis penggunaan energi pada proses pembuatan batik cap guna mengetahui jumlah konsumsi energi yang diperlukan untuk memproduksi batik cap serta mengukur tingkat efisiensi penggunaan energi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan rekomendasi dalam rangka konservasi energi. 2. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Batik Putra Laweyan yang beralamatkan di Jl. Sidoluhur, Laweyan, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dengan obyek penelitian berupa jenis batik cap. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada kerangka pemecahan masalah pada Gambar

7 Pada tahapan persiapan yang dilakukan adalah observasi awal pada UKM Batik Putra Laweyan tujuannya untuk mengatahui permasalahan-permasalahan yang terjadi pada industri batik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan wawancara dan observasi. Sedangkan pengolahan data energi dibedakan berdasarkan jenis zat pewarna yang digunakan pada UKM Batik Putra Laweyan yaitu rhemasol, naptol dan indigisol. Adapun pengolahan data untuk kebutuhan energi dilakukan dengan persamaan berikut: 1) Energi Listrik Energi listrik diperoleh dengan cara mengalikan daya yang terpasang pada pompa dengan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan volume air yang dibutuhkan pada proses pewarnaan, pencucian, dan pelorodan. Perhitungan besarnya energi listrik dilakukan dengan pengukuran debit air terlebih dahulu dan persamaannya berikut (Bueche, frederick J dan Eugene Hecht, 1997) : Q = V (1) t Sedangkan untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan pompa air untuk menghasilkan volume air total adalah dengan persamaan (2): T = Vtot (2) Q Untuk energi listrik per output bahan diperoleh dengan cara membagi total energi proses dengan kapasitas produksi (Pratiwi, 2009) : EL Vtot V Q P T T Ne 2) Energi Gas LPG = Energi listrik (Joule) = Volume air total ( liter) EL = = Volume air terukur ( liter) = Debit ( Liter / menit) = Daya terukur (watt) P x t x Ne Prod = Waktu yang dibutuhkan pompa untuk menghasilkan 1 liter air (menit) = Total waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan volume total (menit) = Nilai Unit Energi Listrik (Joule/Watt) Untuk menghitung energi gas LPG yang digunakan pada proses pengecapan maka persamaannya sebagai berikut (Triono, 2009): (3) EBg = G i x NE i Prod (4) 3

8 EBg = Energi bahan bakar gas (joule/meter) G i = Jumlah penggunaan bahan bakar Gas ( liter ) Prod = Kapasitas produksi ( meter) NEi = Nilai Unit Energi jenis i (joule) 3) Energi Kayu Bakar Untuk menghitung energi kayu bakar yang digunakan pada setiap proses pelorodan maka persamaannya (Triono, 2009): EBk = R i x N Ek (5) Prod EBk = Energi bahan bakar kayu (joule/meter) Ri = Jumlah penggunaan bahan bakar kayu ( kg ) Prod = Kapasitas produksi ( meter) NEk = Nilai Unit Energi jenis kayu bakar (joule/kg) Setelah diketahui jumlah penggunaan energi maka dilakukan perhitungan efisiensi penggunaan energi dilakukan pada setiap tahapan proses pembatikan. 1) Efisiensi Kayu Bakar Untuk menghitung efisiensi kayu bakar perlu dicari dahulu laju energi yang dibutuhkan untuk memasak air pada proses pelorodan dengan menggunakan persamaan (Belenio, 2005): Qk = m f x E s (6) T Qk = Laju energi yang dibutuhkan (Joule/proses) m f E s T = Masa air ( kg) = Energi Spesifik ( Joule / kg) = Waktu Pemasakan (Jam) Sehingga efisiensi kayu bakar didapatkan dengan persamaan berikut (Belenio, 2005): η k = Qk HVF x FCR η k = Efisiensi ril penggunaan energi (%) x 100% (7) Qk = Laju Energi yang dibutuhkan ( Joule) HVF = (heat value fuel), yaitu energi yang terkandung dalam bahan bakar (joule/kg) FCR = (fuel consumption rate), yaitu laju bahan bakar yang dibutuhkan (kg/waktu) 4

9 2) Efisiensi Gas Untuk menghitung efisiensi gas perlu dicari dahulu laju energi yang dibutuhkan untuk memasak malam pada proses pengecapan dengan menggunakan persamaan (Belenio, 2005): Qk m i E s T Qi = m i x E s T = Laju energi yang dibutuhkan (KJoule) = Masa malam ( gr) = Energi Spesifik ( 42 KJoule / gr) = Waktu Pemasakan (Jam) (8) Sehingga efisiensi gas didapatkan dengan persamaan berikut (Belenio, 2005): η i = Qk HVF x FCR η i = Efisiensi ril penggunaan energi (%) x 100% (9) Qi HVF = Laju Energi yang dibutuhkan ( KJoule) = (heat value fuel), yaitu energi yang terkandung dalam bahan bakar (Kjoule/kg) FCR = (fuel consumption rate), yaitu laju bahan bakar yang dibutuhkan (kg/waktu) 3) Efisiensi Listrik Efisiensi listrik dihitung berdasarkan output yang dihasilkan dibagi dengan input energi yang digunakan. Adapun persamaannya sebagai berikut (Forsstorm 2011): η L = Work Output ( Meter) Energy Input (Mjoule) (10) Tahapan analisa data merupakan tahapan kelanjutan dari data yang dihasilkan pada tahap pengolahan data. Data yang dianalisa berupa data penggunaan energi pada setiap sumber energi, data konsumsi energi untuk pembuatan batik cap, dan dilakukan analisa terhadap tingkat efisiensi masingmasing energi, serta memberikan rekomendasi yang penghematan energi dalam rangka konservasi energi pada UKM Batik Putra Laweyan. 5

10 Mulai Persiapan Identifikasi Masalah Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Studi Pustaka Studi Lapangan Pengumpulan Data Pengumpulan Data 1. Identifikasi Proses Produksi 2. Pengumpulan data Energi ( Air, Kayu, Listrik, Gas) 3. Pengumpulan data Input Produksi Pengolahan Data Pengolahan Data 1. Identifikasi Penggunaan Energi 2. Perhitungan Konsumsi Energi 2. Perhitungan Efisiensi Penggunaan Energi Analisa Efisiensi Penggunaan Energi Rekomendasi Upaya Penghematan Energi Selesai Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan di UKM Batik Putra Laweyan jenis energi yang dianalisa pada proses pembuatan batik cap adalah jenis energi langsung. Energi langsung adalah jenis energi yang memiliki hubungan atau peranan langsung terhadap proses produksi. Jenis energi langsung yang terdapat pada UKM Batik Putra Laweyan dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu energi bahan bakar gas yang berasal dari penggunaan gas LPG untuk mencairkan malam/lilin pada proses pengecapan, energi kayu bakar yang berasal dari penggunaan bahan bakar kayu pada proses pelorodan, serta energi listrik yang dihasilkan dari pompa air yang digunakan untuk mengalirkan air pada proses pewarnaan, pencucian 1, pencucian 2, pelorodan, serta pencucian 3. Jumlah konsumsi energi listrik pada UKM Batik Putra Laweyan berbeda-beda untuk setiap jenis pewarna yang digunakan. Hal itu dikarenakan setiap jenis pewarna memilki kalkulasi jumlah kebutuhan air yang berbeda-beda sehingga nilai ini akan mempengaruhi nilai pada penggunaan energi listrik. 6

11 3.1 Analisis Konsumsi Energi Pada Proses Pembuatan Batik Cap Berdasarkan hasil perhitungan penggunaan energi pada setiap tahapan proses produksi batik cap untuk pada UKM Batik Putra Laweyan, konsumsi energi untuk memproduksi satu meter kain batik yang dibedakan berdasarkan jenis pewarna akan ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1) Pewarna Rhemasol Tabel 1. Konsumsi Energi Pada Proses Produksi Batik Cap Menggunakan Jenis Pewarna Rhemasol Jenis Energi Konsumsi Energi (Kjoule/Meter) Pengecapan Pewarnaan Pencucian 1 Pencucian 2 Pelorodan Pencucian 3 Jumlah Listrik LPG Kayu Bakar Total Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 1, konsumsi energi pada proses pembuatan batik cap dengan jenis pewarna rhemasol untuk setiap meter kain batik sebesar KJoule per meter. 2) Pewarna Naptol Tabel 2. Konsumsi Energi Pada Proses Produksi Batik Cap Menggunakan Jenis Pewarna Naptol Jenis Energi Konsumsi Energi (Kjoule/Meter) Pengecapan Pewarnaan Pencucian 1 Pencucian 2 Pelorodan Pencucian 3 Jumlah Listrik LPG Kayu Bakar Total Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 2., konsumsi energi pada proses pembuatan batik cap dengan jenis pewarna naptol untuk setiap meter kain batik sebesar KJoule per meter. 3) Pewarna Indigosol Tabel 3. Konsumsi Energi Pada Proses Produksi Batik Cap Menggunakan Jenis Pewarna Indigosol Konsumsi Energi (Mjoule/Meter) Jenis Energi Pencucian Pencucian Pencucian Pengecapan Pewarnaan Pelorodan Jumlah Listrik LPG Kayu Bakar Total Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 3, konsumsi energi pada proses pembuatan batik cap dengan jenis pewarna indigosol untuk setiap meter kain batik sebesar KJoule per meter. 7

12 3.2 Efisiensi 1) Energi Gas LPG Massa Malam Kalor jenis Malam ΔT Waktu Pemasakan Total Energi Output Massa LPG Massa LPG FCR LPG Total Energi Input Efisiensi Tabel 4. Perhitungan Efisiensi Energi Gas LPG Pada Proses Pengecapan Jenis Energi Energi Output Energi Input Nilai Energi Gas LPJ Dari hasil perhitungan efisiensi penggunaan energi Gas LPG didapatkan nilai efisiensi sebesar 0.54%. Hal ini tentu menandakan kecilnya nilai efisiensi energi pada proses pengecapan. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini disebabkan oleh banyak gas yang terbuang karena saat jam istirahat berlangsung gas tidak dimatikan. Satuan 2) Energi Listrik Pada Proses Pewarnaan, Pencucian 1, Pencucian 2, Pelorodan dan Pencucian 3 Perhitungan efisiensi energi listrik pada proses pewarnaan, pencucian 1, pencucian 2, pelorodan, serta pencucian 3 menggunakan persamaan 10 yaitu dengan membandingkan antara produk yang dihasilkan dengan input energi yang digunakan pada proses pewarnaan. Hasil perhitungan efisiensi listrik ditampilkan pada Tabel 5. berikut. Proses Pewarnaan Pencucian 1 Pencucian kg (J/kg C) ( C) Jam MJ Kg MSCF MSCF / Jam GJ/MSCF MJ % Tabel 5. Perhitungan Efisiensi Energi Listrik Jenis Pewarna Work Output (Meter) 8 Pengamatan Input Energy (Kjoule) Efisiensi (Meter/Kjoule) Rhemasol Naptol Indigosol Rhemasol Naptol Indigosol Rhemasol Naptol Indigosol Pelorodan Pencucian Rata-Rata

13 3) Energi Kayu Bakar Pada Proses Pelordan Tabel 6. Perhitungan Efisiensi Energi Kayu Bakar Pada Proses Pelorodan Jenis Energi Satuan Pengamatan Rata-Rata Energi Output a. Energi Output Pemasakan Air Massa Air kg Kalor jenis Air (J/kg C) ΔT ( C) Waktu Pemasakan Jam Energi Output MJ b. Energi Ouput Pelorodan Massa Malam kg Kalor Jenis Malam (J/kg C) ΔT ( C) Waktu Pelorodan Jam Energi Output MJ c. Total Energi Output MJ Energi Input Massa Kayu Bakar Kg FCR Kg / Jam Nilai Energi Kayu Bakar J/Kg 2E Total Energi Input MJ Efisiensi % Berdasarkan hasil perhitungan nilai efisiensi bahan bakar kayu bakar pada Tabel 6., dengan membandingkan antara energi yang terbuang pada proses pelorodan dengan energi masukan dari kayu bakar diketahui nilai efisiensinya sebesar %. Hal ini menunjukan bahwa banyaknya kalor yang terbuang ke lingkungan sehingga panas yang dapat dimanfaatkan untuk proses pelorodan relatif sedikit. Berdasarkan hasil brainstorming dengan UKM lain yang berlokasi di Laweyan, konsumsi kayu bakar pada UKM Batik Putra Laweyan relatif lebih banyak untuk sekali proses pelorodan. 3.3 Analisa Biaya Penggunaan Energi Berdasarkan hasil perhitungan biaya penggunaan energi pada setiap proses pembuatan batik cap diketahui bahwa biaya yang paling besar dikeluarkan untuk memproduksi per meter batik cap adalah biaya bahan bakar yaitu Gas LPG dan kayu bakar yang masing-masing sebesar Rp dan Rp Sedangkan untuk biaya listrik untuk membuat satu meter kain batik relatif rendah yaitu tidak mencapai seratus rupiah. Hasil perhitungan biaya dijelaskan pada tabel dibwah ini. 9

14 Pengamatan Tabel 7. Perhitungan Biaya Penggunaan Energi Gas LPG Jumlah kain (Meter) Jumlah Gas (Kg) Harga Gas LPG 3 kg (Rp) Biaya Energi /meter (Rp/meter) Rata-rata Pengamatan Tabel 8. Perhitungan Biaya Penggunaan Energi Kayu Bakar Input Kain (Meter) Kayu Bakar (Kg) Harga Kayu Bakar/ Kwintal (Rp) Biaya Energi Total (Rp) Biaya Energi /meter (Rp/Meter) Rata-rata Proses Pewarnaan Tabel 9. Perhitungan Biaya Penggunaan Energi Listrik pada Proses Pewarnaan Jenis Pewarna Rhemasol Naptol Input Kain (meter) Total Air (liter) Penggunaan Listrik (Kwh) Tarif Listrik / Kwh (Rp) Biaya Energi Total (Rp) Biaya Energi/meter (Rp) Rata-rata (Rp)

15 Proses Jenis Pewarna Input Kain (meter) Total Air (liter) Penggunaan Listrik (Kwh) Tarif Listrik / Kwh (Rp) Biaya Energi Total (Rp) Biaya Energi/meter (Rp) Rata-rata (Rp) Indigosol Rhemasol Pencucian 1 Naptol Indigosol Rhemasol Pencucian Naptol Indigosol

16 Proses Jenis Pewarna Input Kain (meter) Total Air (liter) Penggunaan Listrik (Kwh) Tarif Listrik / Kwh (Rp) Biaya Energi Total (Rp) Biaya Energi/meter (Rp) Rata-rata (Rp) Pencucian 3 (Setelah Pelorodan) Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dan biaya energi, maka rekomendasi yang diberikan sebagai berikut. 1) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fany A dkk pada tahun 2014, dengan memodifikasi lubang burner pada kompor gas satu tungku maka dapat meningkatkan efisiensi pada kompor gas satu tungku. 2) Redesain tungku pelorodan dengan cara menambahkan bahan isolator pada dinding tungku sehingga dapat mengurangi kerugian panas yang terbuang ke lingkungan. Selain itu diperlukan penutup kuali untuk mempercepat proses pemasakan air yangdgunakan untuk lorod. 3) Memberikan edukasi kepada pekerja untuk melakukan penghematan terhadap penggunaan energi. 4. PENUTUP 1) Pada UKM Batik Putra Laweyan terdapat 3 jenis energi pada proses pembutan batik cap yaitu energi bahan bakar gas yang berasal dari penggunaan gas LPG pada proses pengecapan, energi kayu bakar yang berasal dari penggunaan kayu pada proses pelorodan, serta energi listrik yang dihasilkan dari pompa air yang digunakan untuk mengalirkan air pada proses pewarnaan, pencucian 1, pencucian 2, pelorodan, serta pencucian 3. 2) Konsumsi Energi pada pembuatan batik cap untuk jenis pewarna Rhemasol sebesar kj/meter, pewarna naptol kj/meter, dan indigosol sebesar kj/meter. 3) Berdasarkan perhitungan nilai efisiensi penggunaan energi pada UKM Batik Laweyan yang relatif rendah maka dapat dinilai bahwa terjadi inefisiensi pada penggunaan energi untuk memproduksi batik cap sehingga diperlukan rekomendasi perbaikan dalam rangka konservasi 12

17 energi antara lain modifikasi lubang burner pada kompor gas, redesain tungku pelorodan dengan menambahkan bahan isolator pada dinding tungku, serta memberikan edukasi pada pekerja untuk selalu melakukan penghematan energi. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Fany dan Sri Rohmawanto Variasi Jumlah Lubang Burner Terhadap Efisiensi Kompor Gas Bahan Bakar LPG Satu Tungku dengan Sistem Pematik Mekanik. Jurnal Berita Litbang Industri 3 (2) : Belanio, Alexis T Rice Husk Gas Stove Handbook. Philippines: Central Philippines University. Bueche, frederick J dan Eugene Hecht Schaum s Outline Of Theory And Problems of Collage Physics 9 th Edition. New York : McGraw-Hill. EKONID, German-Indonesian Chamber Of Commerce & Industry Promoting and Implementing Sustainable Production in Batik Industry in Indonesia. Switch Asia Network Facility. Forsstorm, Juha. et.al Measuring Energy Efficiency : Indicators and Potentials in Buildings, Communities and Energy Systems. Julkaisija: Utgivare. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Manajemen Energi. Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun Jakarta. Laksmana, Indra Analisis Efisiensi Penggunaan Energi Pada Industri Gula Tebu (Studi Kasus PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh Majalengka). Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Nurdalia, Ida Kajian Dan Analisis Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Kecil Batik Cap (Studi Kasus Pada Tiga Usaha Industri Kecil Batik Cap Di Pekalongan). Thesis. Semarang :Universitas Diponegoro. Pratiwi, Hera Audit Energi pada Proses Produksi Pupuk Urea Di PT. Pupuk Kujang. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Triono Analisis Penggunaan Energi Pada Industri Penyamakan Kulit Di PT. Muhara Dwitunggal Laju, Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. 13

LAPORAN TUGAS AKHIR. ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan)

LAPORAN TUGAS AKHIR. ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan) LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri batik merupakan sektor industri kreatif yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDB Indonesia. Selain itu, produk batik telah diakui dunia sebagai salah

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN MATERIAL DAN LIMBAH PRODUKSI BATIK CAP MENGGUNAKAN SANKEY DIAGRAM (Studi Kasus: Batik Putra Laweyan)

ANALISIS ALIRAN MATERIAL DAN LIMBAH PRODUKSI BATIK CAP MENGGUNAKAN SANKEY DIAGRAM (Studi Kasus: Batik Putra Laweyan) ANALISIS ALIRAN MATERIAL DAN LIMBAH PRODUKSI BATIK CAP MENGGUNAKAN SANKEY DIAGRAM (Studi Kasus: Batik Putra Laweyan) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus : UKM Batik Supriyarso Kampung Batik Laweyan)

PEMILIHAN ALTERNATIF EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus : UKM Batik Supriyarso Kampung Batik Laweyan) PEMILIHAN ALTERNATIF EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus : UKM Batik Supriyarso Kampung Batik Laweyan) Disusun Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI DI UKM BATIK OGUD SURAKARTA

EVALUASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI DI UKM BATIK OGUD SURAKARTA EVALUASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI DI UKM BATIK OGUD SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: DWITA

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI PRINTING BATIK

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI PRINTING BATIK IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI PRINTING BATIK Sulaeman 1), Agus Hadiyarto 2) 1) Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta 2) MIL, Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE

PEMILIHAN ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE PEMILIHAN ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE Much. Djunaidi, Endah Setyaningsih Prodi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Kajian Efesiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah, Bentuk, dan Ukuran Sirip yang Dipasang

Kajian Efesiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah, Bentuk, dan Ukuran Sirip yang Dipasang Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978 979 98010 6 7 Kajian Efesiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah, Bentuk, dan Ukuran Sirip yang Dipasang H. Simorangkir 1, Irzaman 1, H. Darmasetiawan

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA PEMBUATAN MANISAN CARICA (Carica pubescens)

POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA PEMBUATAN MANISAN CARICA (Carica pubescens) POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA PEMBUATAN MANISAN CARICA (Carica pubescens) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 pada Program Magister Ilmu Lingkungan Faradies

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh BAB V PEMBAHASAN. 5.1. Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap waktu pencapaian panas dan arus kompor induksi. Dari data waktu pencapaian panas dan

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KOMPARASI ENERGI BAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN MINYAK TANAH. Purwo Subekti

PERHITUNGAN KOMPARASI ENERGI BAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN MINYAK TANAH. Purwo Subekti Komparasi Energi Sekam Padi Dengan Minyak Tanah PERHITUNGAN KOMPARASI ENERGI BAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN MINYAK TANAH Purwo Subekti Abstrak Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar alternativ pengganti

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Technical Paper Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Performance of Cassava Chip Drying Sandi Asmara 1 dan Warji 2 Abstract Lampung Province is the largest producer of cassava in Indonesia. Cassava has a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV, No., April 208, hal. 34-38 FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan budaya Indonesia sangat beragam, salah satunya kain tradisional yaitu Batik. Batik dalam Bahasa Jawa ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa tha yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER Subroto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling mudah dan paling banyak digunakan masyarakat luas. Dari tahun ketahun permintaan akan energi listrik

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

50001, BAB I PENDAHULUAN

50001, BAB I PENDAHULUAN Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR BIOETANOL TIPE SIDE BURNER DENGAN VARIASI DIAMETER FIREWALL 3 INCI DAN 2.5 INCI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR BIOETANOL TIPE SIDE BURNER DENGAN VARIASI DIAMETER FIREWALL 3 INCI DAN 2.5 INCI Tugas Akhir : PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR BIOETANOL TIPE SIDE BURNER DENGAN VARIASI DIAMETER FIREWALL 3 INCI DAN 2.5 INCI Dosen Pembimbing : Prof.DR.Ir.H.D.Sungkono Kawano, M.Eng.Sc Oleh : Rizka Andika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit energi dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengevaluasi kebutuhan energi dan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi pada suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP

PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP Puspita Dewi Widayat 1, *), Moses L. Singgih 2) dan Udisubakti Ciptomulyono C 3) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang yang sampai saat ini masih berkembang diberbagai wilayah di Indonesia. Kain batik dikenakan sebagai ciri khas

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran

Lebih terperinci

OLEH : SIGIT P.KURNIAWAN

OLEH : SIGIT P.KURNIAWAN ANALISA PEMAKAIAN ECONOMIZER TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI DAN PENGHEMATAN BAHAN BAKAR BOILER 052 B101 UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap produk barang dan jasa mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG

Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. Juni 2016 (1-6) Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG A A Gde Ngurah Agung, Hendra

Lebih terperinci

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN Subroto, Dwi Prastiyo Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW Andrea Ramadhan ( 0906488760 ) Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia email : andrea.ramadhan@ymail.com ABSTRAKSI Pulverized Coal (PC)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: PURNOMO D200

Lebih terperinci

PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH

PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH TUGAS SARJANA DWI SEPTIANI L2E 005 443 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

WIKA HEAT PUMP WATER HEATER FOR SWIMMING POOL / JACUZZI

WIKA HEAT PUMP WATER HEATER FOR SWIMMING POOL / JACUZZI WIKA HEAT PUMP WATER HEATER FOR SWIMMING POOL / JACUZZI ISO 9001 PT. WIJAYA KARYA INDUSTRI ENERGI JAKARTA INDONESIA DISTRIBUTED By CV. LINGGOJATI UTAMA Jl.Pulomas III No.5A Jakarta Timur, Telp : 4788.4444.

Lebih terperinci

TESTPERFORMANCE OF MINIATUR BOILER FOR DRYING KERUPUK WITH VARIOUS PRESSURE AND VARIOUS DIRECTION OF AIR CIRCUITS

TESTPERFORMANCE OF MINIATUR BOILER FOR DRYING KERUPUK WITH VARIOUS PRESSURE AND VARIOUS DIRECTION OF AIR CIRCUITS TURBO Vol. 6 No. 2. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo TESTPERFORMANCE OF MINIATUR BOILER FOR DRYING KERUPUK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG Ringkasan Tugas Akhir ini disusun Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SEKAM PADI Sekam padi adalah hasil dari penggilingan padi. Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, sekam terdiri dari dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah merambah disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan termasuk rekayasa enginering,

Lebih terperinci

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi TURBO Vol. 5 No. 2. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung

Lebih terperinci

Modifikasi Ruang Panggang Oven

Modifikasi Ruang Panggang Oven Modifikasi Ruang Panggang Oven Ekadewi A. Handoyo, Fandi D. Suprianto, Jexfry Pariyanto Prodi Teknik Mesin - Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121 131 Surabaya 60236 ekadewi@petra.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Riky Dwi Puriyanto 1), Sunardi 2), Ahmad Azhari 3) 1 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Email: rikydp@ee.uad.ac.id

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI Oleh : ASKHA KUSUMA PUTRA 0404020134 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI TUGAS AKHIR PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine 48 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT 3.1. Sampel data Perhitungan Heat Balance Cogeneration plant di PT X saya ambil data selama 1 bulan pada bulan desember 2012 sebagai referensi, dengan

Lebih terperinci

4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)

4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) 4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) Lanjutan. 4.2 ANALISA EKSPERIMEN Laju Pengurangan Massa Briket Laju Perubahan Temperatur Briket Laju Pembakaran Briket Lanjutan. 4.3 ANALISA SIMULASI KONTUR TEMPERATUR

Lebih terperinci

Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada Proses Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih

Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada Proses Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Agustus 2012 Vol. 17 (2): 5 9 ISSN 053 4217 Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada Proses Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih (Efficiency Energy

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISA PERHITUNGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR TAMBAHAN DI CALCINER PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

KAJIAN ANALISA PERHITUNGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR TAMBAHAN DI CALCINER PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK KAJIAN ANALISA PERHITUNGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR TAMBAHAN DI CALCINER PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan S1 Terapan Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP Disusun oleh : SULARTO NIM : D200 08 0081 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D

Oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D KAJIAN TEKNO EKONOMIS PABRIK TAHU DI KABUPATEN KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG

Lebih terperinci

(Studi Kasus: Batik Putra Laweyan)

(Studi Kasus: Batik Putra Laweyan) HALAMAN JUDUL ANALISIS ALIRAN MATERIAL DAN LIMBAH PRODUKSI BATIK CAP MENGGUNAKAN SANKEY DIAGRAM (Studi Kasus: Batik Putra Laweyan) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIOMASSA KERING (KAYU) SEBAGAI BAHAN BAKAR UNTUK MENGUJI KERJA PROTOTYPE KOMPOR BIOMASSA

PEMANFAATAN BIOMASSA KERING (KAYU) SEBAGAI BAHAN BAKAR UNTUK MENGUJI KERJA PROTOTYPE KOMPOR BIOMASSA Buana Sains Vol 12 No 1: 75-82, 2012 75 PEMANFAATAN BIOMASSA KERING (KAYU) SEBAGAI BAHAN BAKAR UNTUK MENGUJI KERJA PROTOTYPE KOMPOR BIOMASSA C. F. Mamuaja dan L. Y. Hunta Universitas Sam Ratulangi, Manado

Lebih terperinci

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 6 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN Nugrah Suryanto 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik Industri Universitas Negeri Gorontalo Kota Gorontalo, sedangkan sasaran untuk penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

Journal of Technical Engineering: Piston, Vol. 1, No. 1, Hal , Pengaruh Dimensi Kompor Biomasa Terhadap Performansinya

Journal of Technical Engineering: Piston, Vol. 1, No. 1, Hal , Pengaruh Dimensi Kompor Biomasa Terhadap Performansinya Journal of Technical Engineering: Piston, Vol. 1, No. 1, Hal. 19-24, 217. Journal of Technical Engineering: PISTON Pengaruh Dimensi Kompor Biomasa Terhadap Performansinya Ahsonul Anam a), Sugiono, Dwi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang 38 Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang Dedy Sulistyono Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail:

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISA ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI BRIKET BATUBARA

PERANCANGAN DAN ANALISA ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI BRIKET BATUBARA Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05 Edisi Spesial 2016 128 PERANCANGAN DAN ANALISA ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI BRIKET BATUBARA Aneka Firdaus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN

ANALISIS RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN ANALISIS RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN ) PADA PRODUK BATIK TULIS DI SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Megister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU STANDAR DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI BATIK CAP (STUDI KASUS: IKM BATIK SAUD EFFENDY, LAWEYAN)

PENENTUAN WAKTU STANDAR DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI BATIK CAP (STUDI KASUS: IKM BATIK SAUD EFFENDY, LAWEYAN) PENENTUAN WAKTU STANDAR DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI BATIK CAP (STUDI KASUS: IKM BATIK SAUD EFFENDY, LAWEYAN) Dyah Ika Rinawati, Diana Puspitasari, Fatrin Muljadi Program Studi Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective

Lebih terperinci

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Pesisir Kota Pekanbaru Okthasia Indra 1), Aryo Sasmita 2), Jecky Asmura 2) 1) Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Ira Fitriana 1 1 Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: irafit_2004@yahoo.com Abstract The industrial

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe pilihan. Pada tipe pilihan berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. A. Pertanyaan Umum

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. Temperatur radial pada ruang bakar menunjukkan penurunan temperatur pada saat mendekati dinding yang disebabkan karena heat losses dan uniform untuk jarak aksial yang bervarisasi.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat berbanding lurus dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao yang dihasilkan sebanyak 70% diekspor dalam bentuk biji kakao (raw product). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, Industri yang survive dan kompetitif adalah industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga mampu menjadi industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dunia industri merupakan salah satu indikator yang memberikan penggambaran untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara. Kemajuan industri di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARTHUR K.M. BINTANG

Lebih terperinci

dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan

dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Maret 2017 23 Maret 2017 dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga

Lebih terperinci

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar)

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar) Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar) Rohmad Abdul Aziz Al Fathoni*, Bambang Susilo, Musthofa Lutfi

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO

ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO Nona Niode Abstract An increase of the energy demand in household sector has made changes behavior of energy consumption

Lebih terperinci

PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA

PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA Jurnal Teknik Mesin, Vol. 24, No.1, April 2009 57 PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA Abdurrachim, D. Wardani & T. Yudi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data outlook pengelolaan energi nasional tahun

Lebih terperinci

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong 1 Yulianto Mariang, L. S. Patras, ST.,MT, M. Tuegeh, ST.,MT, Ir. H. Tumaliang, MT Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: jliant_0mariang@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS EKO-EFISIENSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) BATIK TULIS BAKARAN (STUDI KASUS PADA BATIK TJOKRO)

ANALISIS EKO-EFISIENSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) BATIK TULIS BAKARAN (STUDI KASUS PADA BATIK TJOKRO) ANALISIS EKO-EFISIENSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) BATIK TULIS BAKARAN (STUDI KASUS PADA BATIK TJOKRO) Rifa atussa adah 1, Bulan Prabawani 2 rifaatus07@gmail.com Abstract Eco-Efficiency is an efficiency

Lebih terperinci

komunikasi penulis, -

komunikasi penulis,   - Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 2, No. 3: 173-184 PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TEMBAGA PADA SUMBU KOMPOR TERHADAP KINERJA KOMPOR MINYAK JELANTAH [EFFECTS OF COPPER WIRE ADDED WICK ON THE PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan perekonomian menyebabkan peningkatan konsumsi energi di Indonesia. Sementara produksi energi khususnya

Lebih terperinci

OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA

OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK RIFKI MAULANA.

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING REKAYASA LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA Peneliti : Ir. Sartono Putro, M.T. Ir. H. Sarjito, M.T. Ir. Jatmiko,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Menggunakan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite Dengan Satu Tabung

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. sebagainya, sehingga proses dapat dilaksanakan dengan biaya yang minimum. Perusahaan PT ORIENTAL merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

ABSTRAKSI. sebagainya, sehingga proses dapat dilaksanakan dengan biaya yang minimum. Perusahaan PT ORIENTAL merupakan sebuah perusahaan yang bergerak ABSTRAKSI Dengan semakin tingginya persaingan dunia industri celup kain, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara menjaga efisiensinya guna dapat bersaing

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA REKAYASA LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA Oleh : Ir. Sartono Putro, M.T. Ir. Jatmiko, M.T. DIBIAYAI DIREKTORAT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Putro S., Sumarwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan,

Lebih terperinci

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Semakin meningkatnya kebutuhan energi, maka seiring dengan itu semakin menipis juga cadangan sumber energy, karena sebagian besar sumber energi yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) Telah disebutkan pada bab 5 diatas bahwa untuk analisa pada bagian energi kalor input (pada kompor gasifikasi), adalah meliputi karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil Penelitian dan eksperimen akan ditampilkan di BAB IV ini. Hasil penelitian akan didiskusikan untuk mengetahui kinerja mesin pengering pakaian yang sudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang penilaian energi. Hal-hal yang melatarbelakangi dan tujuan dari penelitian dijelaskan pada bagian ini. 1.1. Latar Belakang Energi

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MOTOR PADA MESIN ISUZU PANTHER DILIHAT DARI ASPEK TEMPERATUR

TUGAS SARJANA PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MOTOR PADA MESIN ISUZU PANTHER DILIHAT DARI ASPEK TEMPERATUR TUGAS SARJANA PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MOTOR PADA MESIN ISUZU PANTHER DILIHAT DARI ASPEK TEMPERATUR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan industri dianggap memberikan dampak buruk bagi lingkungan yaitu meningkatkan pencemaran air dan udara, penurunan kualitas tanah, dampak dalam skala global

Lebih terperinci