KEMAMPUAN BAKTO AGAR DARI RUMPUT LAUT Gelidium sp. SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI YANG DIAPLIKASIKAN PADA IKAN LAYANG (Decapterus ruselli)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN BAKTO AGAR DARI RUMPUT LAUT Gelidium sp. SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI YANG DIAPLIKASIKAN PADA IKAN LAYANG (Decapterus ruselli)"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN BAKTO AGAR DARI RUMPUT LAUT Gelidium sp. SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI YANG DIAPLIKASIKAN PADA IKAN LAYANG (Decapterus ruselli) ARTIKEL JURNAL OLEH DENI SUSILO NIM: UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PERIKANAN DAN KELAUTAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN 2015

2 LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KEMAMPUAN BAKTO AGAR DARI RUMPUT LAUT Gelidium sp. SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI YANG DIAPLIKASIKAN PADA IKAN LAYANG (Decapterus ruselli) OLEH DENI SUSILO NIM :

3 KEMAMPUAN BAKTO AGAR DARI RUMPUT LAUT Gelidium sp. SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI YANG DIAPLIKASIKAN PADA IKAN LAYANG (Decapterus ruselli) 1.2 Deni Susilo, 2 Rieny Sulistijowati, S., dan 2 Rita Marsuci Harmain 1 Denisusilo@yahoo.co.id 2 Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan media bakto agar Gelidium sp dengan kosentrasi perendaman larutan NaOCl yang berbeda sebagai media pertumbuhan bakteri yang diaplikasikan pada ikan layang (Decapterus russelli). Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan terdiri dari 3 tahap pengujian yaitu kekuatan gel, kadar air dan kadar abu. Penelitian utama dilakukan uji kemampuan media bakto agar Gelidium sp dengan kosentrasi perendaman larutan NaOCl yang berbeda sebagai media pertumbuhan bakteri yang diaplikasikan pada ikan layang (Decapterus russelli) dengan metode eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 2 kali ulangan, sebagai perlakuan digunakan kosentrasi (K1) media NA komersil sebagai kontrol, perendaman larutan NaOCl 1% (K2), 2% (K3), 3% (K4). Hasil penelitian pendahuluan pada pengujian kekuatan gel hasil terbaik perendaman NaOCl 1% dengan kekutan gel 595,0 g/cm 2 (Standar), sedangkan NaOCl 2% 476,3 g/cm 2 (Reguler) dan perendaman NaOCl 3% 487,5 g/cm 2 (Reguler). Pengujian kadar air hasil terbaik perendaman NaOCl 1% dengan kadar air 10,0% (Standar), sedangkan NaOCl 2% 13,1% (Reguler) dan perendaman NaOCl 3% 13,5% (Reguler). Pengujian kadar abu hasil terbaik perendaman NaOCl 1% dengan kadar abu 2,0% (Standar), NaOCl 2% menghasilkan kadar abu 3,5% (Reguler dan Standar) sedangkan perlakuan perendaman NaOCl 3% hanya memenuhi standar reguler bakto agar komersil dengan hasil 4,5% (Reguler). Hasil penelitian utama menunjukkan hasil log rata-rata jumlah bakteri K1 sebagai kontrol 4,67 CFU/g, K2 dengan hasil log rata-rata jumlah bakteri 4,61 CFU/g, K3 4,08 CFU/g dan K4 4,17 CFU/g. Konsentrasi perendaman NaOCl yang terbaik pada rumput laut Gelidium sp sebagai media bakto agar untuk pertumbuhan bakteri dari ikan layang yaitu K2 yang tidak berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan perlakuan K3 dan K4 berbeda sangat nyata dengan K1 (kontrol) dan K2. Kata kunci: NaOCl, Gelidium sp, Bakteri, IkanLayang 1.2 Deni Susilo, 2 Rieny Sulistijowati, S., dan 2 Rita Marsuci Harmain

4 I. PENDAHULUAN Bakto agar adalah media buatan yang berbentuk agar yang telah dimurnikan dengan cara mereduksi serendah mungkin zat asing, partikel pengotor, dan garam yang secara khusus digunakan sebagai media kultur mikrobiologi. Bakto agar mempunyai bentuk granula yang halus dan menghasilkan larutan yang jernih. Bakto agar memiliki keunggulan dalam menentukan mobilitas dan pertumbuhan bakteri anaerobik dan mikroaerofilik dengan kosentrasi 1-2% atau 0,05-0,5% kultur padat atau cair. Keberadaan agar dalam bakto agar dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri karena Agar merupakan polisakarida yang termasuk salah satu nutrisi yang digunakan pada pertumbuhan bakteri (Wynne 1973 dalam Fransiska dkk, 2008). Kebutuhan bakto agar masih sepenuhnya mengandalkan dari impor, meskipun produksi rumput laut penghasil agar didalam negeri cukup tinggi. Harga bakto agar impor mencapai US dolar setara dengan jika dirupiahkan (Yunizal 2002 dalam Fransiska dkk, 2008). Pengembangan pembuatan bakto agar dalam negeri diharapkan dapat memperoleh harga yang relatif lebih murah dari harga impor. Beberapa jenis rumput laut penghasil agar di Indonesia adalah Gelidium, dan Glacilaria. Gelidium sp merupakan penghasil agar yang cukup baik yaitu berkisar 12-48% dibandingkan dengan kandungan agar yang ada pada rumput laut Glacilaria yang hanya 10-38% yang biasa digunakan sebagai bakto agar. Gelidium sp memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat (gula atau vegetable gum), protein, lemak, dan abu yang merupakan mineral

5 yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bakto agar untuk pertumbuhan bakteri, akan tetapi penggunaan Gelidium sp sebagai bahan baku utama industri pengolahan agar didalam negeri umumnya masih kalah dibanding jenis lain seperti Gracilaria sp karena kualitasnya yang rendah (Sudariastuty, 2011). Hal ini disebabkan karena rumput laut Gelidium sp memiliki tingkat bahan pengotor yang tinggi, banyaknya rumput laut lain sebagai pencampur, serta teknologi ekstraksinya yang lebih sulit sehingga memengaruhi kekuatan gel pada bakto agar yang digunakan sebagai medium pertumbuhan bakteri (Fransiska dkk, 2008). Bakto agar untuk pertumbuhan bakteri memerlukan medium yang berisi zat hara (nutrisi) serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan standar supreme marine chemical untuk penggunaan medium mikroorganisme misalnya dilihat pada beberapa parameter seperti kekuatan gel, kadar air, dan kadar abu. karena banyak partikel pengotor yang ikut serta pada rumput laut Gelidium sp akan memengaruhi kekuatan gel, kadar air dan kadar abu sehingga diperlukan larutan yang bisa mengurangi partikel pengotor. Natrium hipoklorit (NaOCl) adalah salah satu zat aktif yang bersifat asam lemah yang digunakan dalam bidang perikanan khususnya dalam pengolahan rumput laut sebagai bahan untuk perendaman rumput laut. Larutan NaOCl berfungsi mengurangi tingginya tingkat bahan pengotor, banyaknya rumput laut lain sebagai pencampur pada rumput laut Gelidium sp serta memudahkan teknologi ekstraksinya. Penggunaan larutan NaOCl untuk perendaman Gelidium sp diharapkan dapat menghasilkan bakto agar dengan

6 standar yang baik dari berbagai parameter uji seperti kekuatan gel, kadar air, dan kadar abu sehingga dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Sampel percobaan yang digunakan untuk melihat kemampuan bakto agar dari rumput laut Gelidium sp yaitu ikan layang (Decapterus russelli). Ikan layang merupakan jenis ikan pelagis yang banyak terdapat di perairan Sulawesi Utara kususnya di Provinsi Gorontalo. Menurut Anonimus (2005) dalam Paparang (2013), ikan layang merupakan ikan yang mudah busuk karena daging ikan merupakan subtrat kehidupann bakteri, hal ini disebabkan karena tersedianya sumber makanan baik makromolekul maupun mikromolekul, metabolit-metabolit sederhana dan kandungan kadar air yang tinggi yang merupakan subtrat bakteri untuk tumbuh. Selain itu ikan layang sangat mudah didapatkan khususnya di Provinsi Gorontalo dan harga jualnyapun lebih rendah dibandingkan dengan ikan jenis lain. Berdasarkan permasalahan pada latar belakang maka faktor penting yang harus diperhatikan yaitu pada kosentrasi NaOCl. Kosentrasi yang tidak sesuai akan mempengaruhi kekuatan gel dari bakto agar sebagai media pertumbuhan bakteri. Melihat pentingnya pemberian kosentrasi NaOCl yang optimum terhadap pengurangan tingkat bahan pengotor yang berdampak pada kekuatan gel bakto agar, kadar air dan kadar abu maka dilakukan penelitian dengan judul Kemampuan bakto agar dari rumput laut Gelidium sp sebagai media pertumbuhan bakteri yang diaplikasikan pada ikan layang (Decapterus russelli).

7 II. METODE PENELITIAN Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember April Lokasi tempat penelitian pendahuluan dilaksanakan di Balai Besar Perikanan dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Sedangakan tempat pelaksanaan penelitian utama dilaksananakan di Balai Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP) Provinsi Gorontalo. Peralatan yang digunakan pada penelitian pendahuluan pada pembuatan bakto agar dari rumput laut Gelidium sp antara lain : Dandang kapasitas 60 liter, timbangan kapasitas 30 kg, kompor gas, bak kapasitas 60 liter, batang pengaduk kayu, keranjang besar kapasitas 10 kg, steam, thermometer, alat pengukur ph, gelas ukur, filter pres, tampah penjemur, dan pan pengendap. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian pendahuluan ini meliputi, bahan baku dan bahan-bahan kimia antara lain: Bahan baku yang digunakan adalah rumput laut jenis Gelidium sp sebanyak 5 kg. Bahan kimia yang digunakan antara lain: NaOCl 1%, NaOCl 2%, NaOCl 3%, aquades 60 liter, dan Isopropyl Alkohol. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian utama ini terdiri dari 3 tahap pengujian, tahap pengujian pertama yaitu melihat karakteristik media yang dibuat dari bakto agar rumput laut Gelidium sp alat terdiri dari gelas ukur, elenmeyer, dan thermolyne. Bahan terdiri dari Nutrien Agar (NA), bakto agar dari Gelidium sp dengan perendaman NaOCl 1%, 2% dan 3%, Nutrien Broth, MRS agar, MRS broth, alkohol, dan spritus.

8 Tahap kedua yaitu pertumbuhan bakteri menggunakan isolat bakteri Gram negatif dan Gram positif yang digoreskan pada madia bakto agar rumput laut Geledium sp yang ditambahkan dengan Nutrien Broth alat terdiri dari gelas ukur, thermometer, autoclav, elenmeyer, cawan petri, pipet, tabung reaksi, inkubator, laminari, jarum pindah (lup inokulasi) dan bunsen. Sedangakan bahan terdiri dari isolat bakteri Gram negatif (E. coli), isolat Gram positif (Lactobacillus), Nutrien Agar komersil, bakto agar Gelidium sp, Nutrien Broth, alkohol, dan spritus. Tahap pengujian ketiga yaitu pertumbuhan bakteri menggunakan parameter uji TPC pada ikan layang segar alat yang digunakan terdiri dari: Mesin penggiling atau blender, timbangan, gelas ukur, pisau, autoclav, timbangan analitik, elenmeyer, cawan petri, pipet, tabung reaksi, stomacher, inkubator, colony control, bunsen, dan laminari. Bahan yang digunakan terdiri dari: Bakto agar dari rumput laut Geledium sp dengan perendaman NaOCl 1%, 2% dan 3%, Nutrien Agar (NA), ikan layang, kapas, almunium foil, alkohol, tisu, Nutrien Broth (NB), Buterfiellied's Phospate Buffered (BFP) dan spiritus.

9 2.1 Prosedur pembuatan bakto agar Rumput laut Gelidium sp kering Penimbangan Perendaman NaOCl (1%, 2%, dan 3%) Perebusan (pada suhu C) selama 2 jam Penyaringan Pembekuan pada suhu C. Penambahan IPA (IsoPropil Alkohol 600 ml) Dithawing Penjemuran (dibawah sinar matahari C) Penggilingan Penyaringan Bakto agar Pengujian kekuatan gel, kadar air dan kadar abu Keterangan : Gambar 1. Diagram alir prosedur penelitian pendahuluan. = Input/ Output = Proses = Data

10 2.2 Diagram alir prosedur penelitian utama Rumput laut Gelidium sp Kosentrasi perendaman NaOCl berbeda 1%, 2% dan 3% Bakto agar Gelidium sp Parameter pendukung Kekuatan gel, kadar air dan kadar abu. Aplikasi sebagai media pertumbuhan bakteri Analisis dan pengamatan Karakteristik fisik (warna dan tingkat kekeruhan) media bakto agar Gelidium sp Pertumbuhan bakteri Gram negatif dan Gram positif Pertumbuhan jumlah bakteri pada uji TPC ikan layang segar (Decapterus russelli) Karakteristik fisik (warna dan tingkat kekeruhan media) pertumbuhan bakteri dan jumlah koloni bakteri Bakto agar dengan kosentrasi NaOCl yang terbaik pada pertumbuhan bakteri Keteragan : Gambar 8. Diagram alir prosedur penelitian utama =Input = Proses = Output

11 2.3 Pengujian Penelitian Pendahuluan 1. Uji Kekuatan Gel (AOAC 2001 dalam Rosulva, 2008) Teknik pengujian kekuatan gel pada kualitas bakto agar pada saat melakukan penelitian pendahuluan di BBP4BKP Jakarta yaitu sebagai berikut. Larutan agar disiapkan dengan konsentrasi 1,5%, kemudian dipanaskan selama 10 menit sambil diaduk. Berat total sebelum dan sesudah pemanasan dijaga konstan. Larutan panas dimasukkan ke dalam cetakan yang berdiameter 3 cm dan tinggi 4 cm. Larutan agar-agar dibiarkan membentuk gel selama satu malam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Texture Analyzer merek Steven-Lfra. Alat ini menggunakan probe dengan luas 0,9123 cm 2. Sampel diletakkan dibawah probe dan dilakukan penekanan dengan beban 97 gram. Kemudian dilihat berapa jumlah kekuatan gel. 2. Uji Kadar Air (AOAC 2001 dalam Rosulva, 2008) Penentuan kadar air dapat di hitung menggunakan rumus berikut. %Kadar Air = B C B A x 100 % Keterangan : A = Berat cawan + sampel kering B = Berat cawan + sampel basah C = Berat Contoh (g) 3. Uji Kadar Abu (AOAC 2001 dalam Rosulva, 2008) Kadar abu dapat dihitung dengan rumus berikut. B A %Kadar Abu = x 100% Berat Contoh ( g) Keterangan : A = Berat cawan + sampel kering B = Berat cawan + sampel basah C = Berat Contoh (g)

12 2.4 Pengujian Penelitian Utama Penelitian utama ini ada 3 tahapan pengujian yaitu sebagai berikut. 1. Pengujian karakteristik fisik (warna dan tingkat kekeruhan media) dari bakto agar rumput laut Gelidium sp. Tujuan pengujian krakteristik fisik media bakto agar dari Gelidium sp dengan perendaman NaOCl yang berbeda ini yaitu untuk melihat warna dan tingkat kekeruhan yang dihasilkan pada saat pembuatan media pada uji pertumbuhan bakteri Gram negatif menggunakan isolat bakteri E.coli dan Gram positif menggunakan isolat bakteri Lactobacillus dan uji Total Plate Count (TPC) ikan layang segar (Decapterus russelli). 2. Pertumbuhan bakteri Gram negatif dan Gram positif (Vollekova 2001 dalam Prosiding, 2011) Tujuan dari pengujian ini yaitu mengamati bakteri Gram negatif dan Gram positif dapat tumbuh atau tidak pada media bakto agar dari Gelidium sp dengan perendaman NaOCl yang berbeda yang ditambahkan dengan Nutrien Broth dan MRS Broth. 3. pengujian pertumbuhan bakteri pada ikan layang segar dengan uji TPC menggunakan media bakto agar dari rumput laut Gelidium sp. Tujuan dari pengujian ini yaitu menghitung jumlah koloni pertumbuhan bakteri kontaminan dari ikan layang (Decapterus russelli) yang akan ditumbuhkan pada bakto agar Gelidium sp dengan perlakuan kosentrasi perendaman NaOCl (1%, 2%, dan 3%) pada bakto agar Gelidium sp, sebagai kontrol menggunakan medium Nutrien Agar komersil. Prosedur kerja pada tahap ketiga ini dilakukan dengan pengujian Total Plate Count (TPC).

13 Nilai TPC dapat dihitung dengan memakai rumus berikut: N = ( ) ( ) Ketengan : N : jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni pergram C : jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung n 1 : jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung n 2 : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung d : pengenceran pertama yang dihitung. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Data hasil pengujian bakto agar dari Gelidium sp dengan perlakuan perendaman larutan NaOCl yang berbeda, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengujian penelitian pendahuluan Konsentrasi Parameter NaOCl 1% NaOCl 2% NaOCl 3% 10,0% 13,1% 13,5% Kadar air Standar Reguler Reguler 2,0% 3,5% 4,5% Kadar abu Standar Reguler Reguler 595,0 (g/cm 2 ) 476,3 (g/cm 2 ) 487,5 (g/cm 2 ) Kekuatan gel Standar Reguler Reguler Keterangan: Reguler = Baik Standar = Terbaik Premium = Sangat Baik Berdasarkan Tabel 4 diatas, perendaman rumput laut Gelidium sp dengan kosentrasi larutan NaOCl memberikan pengaruh pada kualitas bakto agar. Perendaman rumput laut Gelidium sp menggunakan larutan NaOCl 1% memberikan hasil kekuatan gel bakto agar yang lebih tinggi dari perlakuan kosentrasi 2% dan 3%. Penurunan kandungan gel pada bakto agar disebabkan karena larutan NaOCl bersifat asam lemah yang dapat melarutkan garam dan bahan pengotor serta dapat melunakkan sel rumput

14 laut. Selain itu larutan ini juga dapat memucatkan rumput laut, sehingga penambahan larutan asam dengan kosentrasi yang tinggi dapat menurunkan kekuatan gel agar dan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menumbuhkan jumlah bakteri. Kadar air pada bakto agar perlakuan kosentrasi NaOCl 1% lebih rendah dibandingkan dengan kosentrasi 2% dan 3%. Hal tersebut disebabkan karena senyawa pengotor yang ada pada filtrat agar-agar telah terserap secara maksimal oleh khitosan. Senyawa pengotor pada bakto agar dapat mengikat air bebas. Oleh karena itu dengan terserapnya senyawa pengotor ini maka semua air bebas dalam bakto agar dapat diuapkan atau dikeringkan pada saat proses pengeringan bakto agar. Akibat proses ini maka kadar air agar bakto akan mengalami penurunan. Kadar abu pada bakto agar perlakuan kosentrasi NaOCl 1% lebih rendah dibandingkan dengan kosentrasi 2% dan 3%. Kosentrasi yang memenuhi standar baik yaitu 1%. Kadar abu tidak terlalu banyak mempengaruhi bakto agar untuk media bakteriologis. Namun tidak boleh melebihi kadar abu bakto agar dengan standar supreme marine chemical.

15 3.2 Hasil Penelitian Utama a. Karakteristik Media dari Bakto Agar Rumput Laut Gelidium sp. Data hasil pengamatan karakteristik media dari bakto agar rumput laut Gelidium sp pada pengujian bakteri Gram negatif dapat dilihat pada Tabel 2. No MEDIA JUMLAH (gr/ml) MEDIA 1 NA (Nutrien 1.4 gr dalam 50 ml Agar akuades. komersil) uji pertumbuhan isolat bakteri E.coli. 2 Bakto agar 1%, 2% dan 3% uji pertumbuhan isolat E.coli. bakteri PENGAMATAN Kuning bening Bakto agar Gelidium sp a. Bakto agar 1% + 1%, 2%, 3% masingmasing Nutrien Broth ditimbang (Kuning bening) gr dan b. Bakto agar 2% + ditambahkan Nutrien Nutrien Broth Broth 0.65 gr dalam 50 ml akuades. (Kuning kekeruhan) c. Bakto agar 3 % + Nutrien Broth (Kuning kekeruhan) Hasil pengamatan menunjukan bahwa bakto agar dari rumput laut Gelidium sp 2% dan 3% berwarna kuning kekeruhan baik ditambahkan Nutrien Broth maupun MRS broth. Perubahan warna tersebut disebabkan karena semakin tingginya konsentrasi perendaman dengan larutan NaOCl yang bersifat asam, maka garam mineral dan benda asingnya seperti pasir, batu atau karang yang melekat pada rumput laut Gelidium sp tidak larut semuanya saat proses pembuatan bakto agar Gelidium sp sehingga akan ikut terbawa saat ekstraksi dan akan menambah rendemen agar sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna pada media yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan peryataan Melala 2000 dalam Darmawan dkk (2006) bahwa garam yang terkandung dalam rumput laut diduga tidak hilang seluruhnya waktu

16 pencucuian menggunakan larutan asam. Ditambahkan oleh Distantina (2008) bahwa perendaman dengan larutan asam menghasilkan rendemen yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna pada media dan menghasilkan kekuatan gel agar rendah. b. Hasil Uji Pertumbuhan Bakteri Gram negatif dan Gram positif Data hasil pengujian pertumbuhan bakteri Gram negatif dengan menggunakan isolat bakteri (E. coli) dan isolat bakteri (Lactobacillus) sebagai perwakilan bakteri Gram positif yang ditumbuhkan pada media bakto agar dari rumput laut Gelidium sp dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengujian pertumbuhan bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif Media pertumbuhan dan Hasil Pengamatan Isolat Bakteri Isolat bakteri Gram negatif (E. Coli) Pengamatan (Duplo) K1 Kontrol K2 K3 K4 I II Isolat bakteri Gram positif I (Lactobacillus) II Keterangan : K1 = Media Nutrien Agar (komersil) sebagai media kontrol pertumbuhan bakteri. K2 = Bakto agar dari rumput laut Gelidium sp yang dibuat dengan perendaman larutan NaOCl 1% yang ditambahkan dengan Nutrien Broth K3 = Bakto agar dari rumput laut Gelidium sp yang dibuat dengan perendaman larutan NaOCl 2% yang ditambahkan dengan K4 Nutrien Broth = Bakto agar dari rumput laut Gelidium sp yang dibuat dengan perendaman larutan NaOCl 3% yang ditambahkan dengan Nutrien Broth (+) = Menyatakan bakteri dapat tumbuh pada media agar. ( ) = Menyatakan bakteri tidak dapat tumbuh pada media agar

17 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa bakto agar dengan perendaman NaOCl berbagai kosentrasi pada tahap pembuatan bakto agar yang ditambahkan Nutrien Broth maupun MRS Broth dapat digunakan untuk menumbuhakan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Perlakuan perendaman Gelidium sp menggunakan larutan NaOCl dengan kosentrasi berbeda dapat menumbuhkan bakteri Gram negatif dan Gram positif. Penambahan larutan NaOCl dalam perendaman Gelidium sp dapat menghasilkan kekuatan gel bakto agar yang dapat digunakan sebagai pemadat media. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stephen 1995 dalam Distantina dkk, (2006) perendaman dengan larutan asam akan memudahkan ekstraksi sehingga dapat meningkatkan agar yang dihasilkan sebagai pemadat suatu media, sementara pada kondisi berlebihan dapat memengaruhi sifat gel agar-agar. Selain itu bakteri Gram negatif dan Gram positif untuk tumbuh memerlukan susunan nutrisi dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal (Rosulva, 2008). Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein dan mineral yang digunakan sebagai medium pertumbuhannya karena nutrien merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Semakin baik zat nutrisi di dalam substrat, pertumbuhan sel semakin cepat dan ukuran sel semakin besar (Fardiaz 1992 dalam Rosulva, 2008). Semua nutrien yang dinyatakan Rosulva (2008) ada pada media yang dibuat pada bakto agar Gelidium sp yang digunakan sebagai pemadat media yang ditambahkan nutrien broth sebagai nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Media ini tersusun dari karbohidrat, protein dan mineral. Hal ini sesuai

18 Log Hasil Rata-rata perlakuan peryataan Sutarma (2000) penggunaan medium dapat digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme, harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang diteliti pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium yang ditambahkan bahan-bahan kompleks lainnya. Lebih lanjut Sutarma (2000) bahwa suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup dan melakukan aktivitasnya secara normal diperlukan untuk melakukan isolasi jenis mikroba tertentu. Setiap media spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu yang dapat mendukung pertumbuhan mikroba tertentu tetapi menghambat pertumbuhan jenis mikroba lainnya. c. Hasil Uji TPC (Total Plate Count) Ikan Layang (Decapterus russelli) Menggunakan Media Bakto Agar dari Rumput Laut Gelidium sp Histogram rata-rata jumlah pertumbuhan bakteri dengan menggunakan media bakto agar dari rumput laut Gelidium sp dengan perendaman larutan NaOCl 1%, 2% dan 3% dapat dilihat pada Gambar 3 berikut a 4.67 Pertumbuhan Bakteri (CFU/g) a 4.61 K b 4.08 b 4.17 K2 K3 3.8 K4 3.6 K1 K2 K3 K4 Perlakuan

19 Berdasarkan histogram pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa jumlah petumbuhan bakteri pada uji TPC (Total Plate Count) ikan layang dengan menggunakan media bakto agar Gelidium sp dengan perlakuan perendaman NaOCl 1%, 2% dan 3% yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri menunjukan hasil yang berbeda. Jumlah rata-rata hasil nilai (Log) pertumbuhan bakteri dengan menggunakan media perlakuan K1 sebagai kontrol sebanyak 4.67 CFU/g, perlakuan K2 sebanyak 4,61 CFU/g, perlakuan K3 sebanyak 4,08 CFU/g, dan perlakuan K4 sebanyak 4,17 CFU/g. Faktor yang menyebabkan penurunan jumlah bakteri pada media bakto agar dengan perlakuan K3 dan K4 yaitu tingginya konsentrasi perendaman dengan larutan NaOCl pada rumput laut Gelidium sp yang bersifat asam dapat merusak sel rumput laut sehingga membuat rumput laut sangat lunak perubahan tersebut dapat menurunkan kekuatan gel agar dan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menumbuhkan jumlah bakteri. sedangkan perlakuan K2 sel rumput laut tidak rusak sehingga rumput laut tidak terlalu lunak dan kekuatn gelpun meningkat, oleh sebab itu jumlah bakteri pada ikan layang sama dengan yan ditumbuhkan pada media kontrol. Hal ini sesuai dengan peryataan Stanley (1987) dalam Distantina dkk, (2006) pengaruh asam terhadap karakteristik pembentukan gel agar-agar disebabkan oleh tiga buah atom H pada residu 3,6 anhidro-l-galaktosa yang memaksa molekul-molekul sel rumput laut untuk membentuk gel yang tinggi. Sedangkan semakin tinggi larutan asam dalam pergantian senyawa 3,6 anhidro-l-galaktosa oleh senyawa L-galaktosa sulfat menyebabkan

20 kekacauan dalam struktur sel rumput laut sehingga kekuatan gelpun menjadi menurun. IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media bakto agar Gelidium sp dengan perendaman konsentrasi NaOCl yang berbeda mampu menumbuhkan bakteri dari ikan layang (Decapterus russelli), dimana pada konsentrasi (K2) tidak berbeda nyata dengan bakto agar komersil/kontrol. sedangkan K3 dan K4 berbeda sangat nyata dengan perlakuan K2 dan bakto agar komersil/kontrol dengan jumlah bakteri K1 sebagai kontrol sebanyak 4.67 CFU/g, perlakuan K2 sebanyak 4,61 CFU/g, perlakuan K3 sebanyak 4,08 CFU/g dan perlakuan K4 sebanyak 4,17 CFU/g. Sehingga perlakuan K2 merupakan konsentrasi perendaman rumput laut Gelidium sp sebagai media bakto agar yang terbaik dalam menumbuhkan bakteri pada ikan layang (Decapterus russelli) dan dapat digunakan sebagai alternatif media pertumbuhan bakteri. 4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis dapat mengemukakan saran yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melakukan analisis kemampuan bakto agar yang dihasilkan dari rumput laut merah jenis Gelidium sp dengan perendaman larutan asam lemah organik lain.

21 DAFTAR PUSTAKA Darmawan, M., Syamdidi, dan Hastarini, E., Pengolahan bakto agar dari rumput laut merah (Rhodymenia ciliata) dengan pra perlakuan alkali. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol. 1 No. 1. Distantina, S., Rusman, O., dan Hartati, S., Pengaruh Konsentrasi Asam pada Perendaman Terhadap Kecepatan Ekstraksi Agar. Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 5. No. 1. Hal , Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik, Universitas Sebelas Maret. Fransiska, D. Syarifudin, dan Ma ruf Pembuatan Bakto Agar Dari Rumput Laut Gelidium rigidum Untuk Media Tumbuh Bagi Mikroorganisme. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol. 3 No. 1. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Paparang, R., W., Studi pengaruh Variasi Kosentrasi Garam Terhadap Citarasa Peda Ikan layang (Decapterus russelli). Jurnal Media Teknologi Hasil perikanan, Vol.1, No. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Rosulva, I Pembuatan Agar Bakto dari Rumput Laut Gellidium sp. Dengan Khitosan sebagai Absorben. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor (IPB). Sutarma, Kultur Media Bakteri. Jurnal Temu Teknis Fungsional. Balai Penelitian danveteriner, Jl. R. E. Martadinata. Sudariastuty, E., Pengolahan Rumput Laut. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr TUJUAN Praktikum ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai berbagai jenis media pertumbuhan mikroba dan menguasai cara-cara pembuatannnya. ALAT BAHAN Tabung Reaksi 1. Nutrien

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tahapan Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian III.1.1. Studi Literatur Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum memulai penelitian. Pada tahap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni 2011. Di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan. Pengujian a W di lakukan di Laboratorium Teknologi Hasil

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis rumput laut yang sangat tinggi. Hasil produksi rumput laut masih sebatas

BAB I PENDAHULUAN. jenis rumput laut yang sangat tinggi. Hasil produksi rumput laut masih sebatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman jenis rumput laut yang sangat tinggi. Hasil produksi rumput laut masih sebatas industri makanan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sargassum polycystum, akuades KOH 2%, KOH 10%, NaOH 0,5%, HCl 0,5%, HCl 5%,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi

METODE Lokasi dan Waktu Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Laboratorium mikrobiologi, SEAFAST CENTER, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose, 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmatologi, Progran Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dianalisis menggunakan metode

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Rumput Laut Gracilaria verrucosa Rumput laut jenis Gracilaria verrucosa merupakan jenis rumput laut merah yang menghasilkan agar-agar atau disebut agarofit.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Praktikum kali ini membahas mengenai isolasi khamir pada cider nanas. Cider merupakan suatu produk pangan berupa minuman hasil fermentasi dengan kandungan alkohol antara 6,5% sampai sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian. Waktu penelitian direncanakan berlangsung selama 2

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam pellet terhadap populasi total bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Bagian IPT Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Februari 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011 bertempat di Laboratorium Ilmu Ternak Perah Sapi Perah, Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan  Metode Penelitian Sampel 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum melakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur di laboratorium, telebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan bakteri/jamur tersebut. Mikroorganisme

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 23 Agustus 2013, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator 81 LAMPIRAN Lampiran 1. Skema 1. Pembuatan Biakan A. xylinum Pada Media Agar 2,3 g nutrien agar diencerkan dengan 100 ml akuades di panaskan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C Media Agar dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 perlakuan, sedangkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang. 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING Tujuan 1. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba pada medium agar miring. 2. Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme 3. Mengetahui cara mensterilkan media. Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di bagian Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan dan Laboratorium Mikrobiologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji efektivitas pada antiseptik di Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan kumbung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Lebih terperinci

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Heri Purwoto ), Siti Gustini ) dan Sri Istini ),) BPP Teknologi, Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta ) Institut Pertanian Bogor, Bogor e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan survei serta rancangan deskriptif dan eksploratif. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci