BAB I PENDAHULUAN. zakat berarti memberikan sebagian dari harta yang sudah sampai nishab-nya
|
|
- Hadian Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat adalah salah satu pilar Islam dan salah satu bagian dari ibadah yang dibutuhkan oleh umat Islam (Khamis et al. 2014). Dalam istilah fiqih, zakat berarti memberikan sebagian dari harta yang sudah sampai nishab-nya kepada orang fakir dan lain-lainnya, tanpa ada halangan syar i yang melarang untuk melakukannya (Al Syawkani, tt: 114 dalam Aziz dan Solikah, 2015).Sedangkan menurut Yusuf Qardawi dalam Aziz (2015), zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diharuskan oleh Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Jumlah harta yang dikeluarkan ini diyakini tidak akan mengurangi harta, akan tetapi zakat dikeluarkan karena untuk menambah banyak, membuat harta lebih berarti dan menjauhkan kekayaan seseorang tersebut dari kebinasaan. Di dalam Al-Qur an terdapat 32 kata zakat dan 82 kali diulang dengan menggunakan istilah sinonim dari kata zakat, yaitu infaq dan sedekah serta ada 27 ayat. Hal ini menggambarkan bahwa zakat memberi peranan yang sama antara kewajiban zakat dengan kewajiban shalat sedangkan dalam rukun Islam posisi kewajiban zakat berada di urutan ketiga secara otomatis menjadi bagian mutlak dari ke-islaman seseorang, salah satu ayat Al-Qur an yang mensejajarkan zakat dengan ibadah sholat ada dalam surat al-baqarah ayat 43 yang berbunyi: 1 1
2 Terjemahan : Dan dirikanlah Sholat, tunaikanlah Zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku Zakat memiliki nilai strategis yang dapat dilihat melalui: Pertama, zakat merupakan panggilan agama, yang merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti, sehingga orang yang membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar. Ketiga, zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat menciptakan penyaluran ulang aset dan pemerataan pembangunan.beik (2009) menganalisis bahwa zakat mampu mengurangi jumlah keluarga miskin dari 84 persen menjadi 74 persen.selain itu, dari aspek kedalaman kemiskinan, zakat juga terbukti mampu mengurangi kesenjangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.sedangkan ditinjau dari tingkat keparahan kemiskinan, zakat juga mampu mengurangi tingkat keparahan kemiskinan. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep zakat mengalami revolusi dan kini dianggap sebagai salah satu sumber penting pembangunan ekonomi Islam, yang berfungsi sebagai sumber pendapatan finansial untuk membangun ekonomi masyarakat Muslim (Sharif et al, 2011).Dengan demikian, setiap individu Muslim wajib untuk membayar zakat, guna mendukung peran zakat dalam pengembangan ekonomi Islam (Khamis et al, 2014). 2
3 Secara umum, umat Islam menaruh perhatian serius pada kewajiban membayar zakat fitrah (Mohd Shah Che Ahmad, 2011), karena zakat ini merupakan kewajiban yang zakat mudah dipenuhi serta telah lama dikaitkan dengan praktik tradisi di bulan Ramadhan (Mohamed Abdul Wahab et al, 1995).Akan tetapi, masyarakat seolah kurang perhatian terhadap zakat kekayaan yang jumlahnya jauh lebih besar.zakat kekayaan dapat dibagi lagi menjadi zakat untuk pendapatan/pekerjaan, bisnis, tabungan, tanaman pangan dan pertanian, emas dan perak, saham dan sumber daya alam.zakat pendapatan dari usaha bekerja seseorang dibayar berdasarkan gaji yang diterima sementara zakat pada bisnis dibayar berdasarkan keuntungan yang diterima sepanjang tahun (Farah & Zainol, 2015). Meskipun kewajiban membayar berzakat memiliki banyak manfaat yang dihasilkan, penghimpunan dana zakat yang pada masa pemerintahan Islam tidak langsung berjalan lancar. Pada masa kekhalifahan pertama, banyak suku arab yang tidak patuh dalam membayar zakar. Kondisi ini mendapat reaksi tegas dari Abu Bakar untuk memerangi siapa pun yang meninggalkan kewajiban berzakat. Pendapat Abu Bakar kemudian didukung oleh Umar bin Khattab dan para sahabat lainnya yang menganggap penting zakat seperti halnya shalat.(yusuf Qardawi dalam Aziz, 2015) Selama masa pemerintahan Islam, zakat merupakan salah satu instrumen fiskal.zakat menjadi penerimaan negara selain kharraj, khums, jizyah, dan penerimaan lainnya.pendapatan dari sektor zakat lalu dikelola dengan baik oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara.sistem 3
4 pengelolaan zakat sebagai pendapatan negara jika dikelola secara lengkap atau kāffah dapat memberikan dampak yang baik bagi perekonomian suatu negara.bahkanselama dinasti Umar bin Abdul Aziz kemiskinan menurun ke tingkat nol karena pola pengumpulan dan pendistribusian zakat efektif (Adiwarman Karim dalam Aziz, 2015). Kejayaan Islam dalam hal pengumpulan zakat di masa lalu belum bisa diikuti ada umat Islam zaman sekarang.muhammad dan Saad (2016) menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir lembaga zakat di sebagian besar negara Muslim mencatat tingkat koleksi yang rendah.pembayar zakat enggan membayar zakat ke lembaga zakat karena memiliki dan memilih menyalurkan langsung kepada Mustahiq (Sanep & Hairunnizam, 2004).Akibatnya timbul ketidakadilan di antara penerima zakat, karena yang memiliki informasi Muztahiq yang lebih lengkap dan tepat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Uzaifah, 2007 ;Infoz, 2011 ; Huda dan Sawarjuwono ; 2013 dalam Canggih et al. (2017). Pembayaran zakat bersama-sama melalui lembaga amil zakat memang adalah pilihan membayar zakat selain membayar langsung kepada Asnaf.Perlu untuk diketahui bahwa shalat, puasa, zakat dan haji semua dilakukan di jama'ah.dalam hal ibadah sholat, Nabi Muhammad mendorong kita untuk sholat berjamaah. Selain itu, pada bulan Ramadan seluruh umat muslim diwajibkan melaksanakan ibadah wajib puasa Ramadhan. Demikian juga, haji yang dilakukan di Arab Saudi semua muslim di seluruh dunia berkumpul untuk melakukan haji. Dalam kasus zakat, selama periode Nabi Muhammad 4
5 didirikan sebuah komite yang terdiri dari dua puluh lima orang diberi amanah untuk pengumpulan dan distribusi zakat. Pengumpulan dan pendistribusian melalui panitia zakat diperluas ke masa khilafah Abu Bakar, lalu sampai pada khilafah Umar bin Khattab, selanjutnya sampai pada khalifah Usman bin Affan serta berlaku hingga khilafah Ali bin Abi Thalib sampai saat Umar bin Abdul Aziz. Karena itu, meski telah mengalami perubahan saat ini, pembayaran zakat ke lembaga zakat tidak wajib dilakukan. (Muhammad dan Saad, 2016) Di Indonesia, dengan adanya undang-undang yang mengatur zakat, membuktikan bahwa zakat menjadi salah satu hal yang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Undang-undang tersebut adalah Undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 581 tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor D/tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat serta Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Estu et al (2017) menjelaskan bahwazakat adalah bagian perekonomian Indonesia yang membutuhkan pengembangan dan strukturisasi.dana zakat harus dapat dikelola lebih baik oleh sistem organisasi zakat yang seharusnya ditingkatkan kinerjanya.potensi perolehan zakat di Indonesia sebenarnya cukup besar, akan tetapi belum bisa dimaksimalkan. Dari total penduduk di Indonesia, diasumsikan yang wajib membayar zakat maal adalah angkatan kerja beragama Islam yang sedang bekerja. Rata-rata sekitar 39% dari total penduduk 5
6 Indonesia, wajib membayar zakat maal. Jika pendapatan perkapita penduduk Indonesia pada tahun 2015 sejumlah Rp 31, ,- maka potensi perolehan zakat seharusnya mencapai Rp Perolehan zakat pada tahun 2015 perolehan zakat mencapai Rp ,- atau kurang dari 1 % dari potensi zakat yang ada. (Canggih et all, 2017). Ketimpangan antara potensi zakat dan realisasi zakat yang diterima bertolak belakang dengan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, dengan hampir 87.5% penduduk Muslim. Ketimpangan antara potensi dan realisasi zakat berkisar pada 0.06% pada tahun 2011, 0.068% pada tahun 2012, 0.075% pada tahun 2013, 0.089% pada tahun 2014, dan 0,09% pada tahun Siswantoro dan Nurhayati (2012) dan Mukhlis dan Beik (2013) menyebutkan bahwa mayoritas penduduk Muslim di Indonesia masih enggan dan kurang termotivasi untuk membayar zakat, terutama zakat maal. Minimnya minat muzakki untuk menyalurkan zakat profesi ke lembaga pengelola zakat menjadi penyebab kesenjangan antara besaran potensi zakat dan nominal zakat yang diterima.profesionalisme lembaga amil zakat dan hasil pengelolaan zakat yang tidak terpublikasi kepada masyarakat luas adalah hal yang membuat kepercayaan masyarakat rendah terhadap lembaga pengelola zakat (Hafiduddin, 2011).Hal ini menunjukkan kepatuhan masyarakat dalam membayar zakat berbanding lurus dengan peran dari lembaga zakat. Penelitian ini berfokus pada faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat.Hal ini 6
7 dikarenakan fenomena yang terjadi adalah masih kurangnya optimalisasi pengumpulan danazakat yang disebabkan oleh minimnya minat muzakki dalam membayar zakat.oleh karena itu, banyak muzakki yang menyalurkan zakat profesinya langsung kepada mustahiq sehingga menimbulkan ketidakadilan di antara mustahiq (Sanep & Hairunnizam, 2004). Nur Farhana et al (2016) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat, yakni faktor intrinsik dan faktor ektrinsik.faktor intrinsik diantaranya adalah religiusitas, pendidikan, kepercayaan dan pendapatan.sedangkan faktor ekstrinsik seperti kepuasan, reputasi dan layanan. Faktor religiusitas menjadi faktor yang paling sering dibahas dalam mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat (Farah et al, 2015 ;Nur aini, 2015; Satrio dan Siswantoro, 2016). Hal ini sejalan dengan Jafri et al (2012) yang menjelaskan bahwa religiusitas merupakan wujud dari implementasi pedoman umat Islam yang diikuti dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan penilaian mereka terhadap keputusan pemenuhan kewajiban membayar zakat. Akan tetapi, hal ini bertentangan dengan Khamis et al (2014) yang menjelaskan bahwa variabel religiusitas tidak berpengaruh pada minat membayar zakat pendapatan.pada penelitian tersebut, muzakki yang memiliki pendapatan dari bisnis menggunakan aspek religiusitas dalam hal pembersihan harta yang dimiliki untuk disalurkan dalam bentuk sumbangan, wakaf dan insentif haji pada karyawan, bukan disalurkan dalam bentuk zakat kepada Lembaga Amil Zakat. 7
8 Muhammad dan Saad (2016) menguji faktor kepercayaan terhadap minat muzakki dalam membayar zakat.kualitas tata pemerintahan, kualitas distribusi zakat, pelayanan zakat, kualitas dan modal dewan direksi digunakan sebagai indikator dalam mengukur kepercayaan.dalam penelitian ini, kepercayaan secara signifikan berpengaruh terhadap minat muzakki dalam membayar zakat profesi melalui lembaga amil zakat. Hal ini sejalan dengannur Farhana et al (2016) dan Siswantoro (2012) yang menganalisis bahwa kepercayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam membayar zakat pendapatan. Faktor yang mempengaruhi minat muzakki membayar zakat melalui lembaga amil zakat berikutnya adalah reputasi dari lembaga amil zakat itu sendiri. Beberapa bukti empiris menyebutkan bahwa faktor kredibilitas sebuah lembaga amil zakat secara signifikan mempengaruhi niat membayar zakat profesi (Farah et al, 2015 ; Zainol & Kamil, 2011). Dalam konteks yang berbeda, Zhou (2011) menjelaskan bahwa reputasi memberikan pengaruh terhadap niat membeli konsumen.hal ini sejalan dengan (Goldsmith, Lafferty, & Newell, 2000; Lafferty & Goldsmith, 1999) yang menekankan hubungan antara reputasi corporate dengan niat pelanggan dalam pembelian.akan tetapi hal ini tidak sejalan dengan Nur aini dan Ridla (2015) yang meneliti pengaruh kualitas pelayanan, citra lembaga, dan religiuisitas terhadap minat muzakki untuk menyalurkan zakat profesi pada PKPU Cabang Yogyakarta.Dalam penelitian tersebut, reputasi yang merupakan bagian dari citra lembaga tidak signifikan mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat. Dijelaskan 8
9 bahwa meski citra lembaga baik, akan tetapi tidak mempengaruhi minat untuk menyalurkan zakat profesi, melainkan religiusitas yang mendorong muzakkiuntuk menyalurkan zakat profesi. Hal ini juga sejalan dengan teori Roberts and Dowling, (2002) yang menyatakan bahwa hubungan antara reputasi perusahaan yang baik dengan perilaku pembeli lemah. Dari beberapa penelitian tersebut diatas, terdapat perbedaan yakni faktor religiusitas berpengaruh pada minat membayar zakat (Farah et al, 2015 ; Hanifah, 2015; Satrio dan Siswantoro, 2016 ; Jafri et al, 2012).Akan tetapi menurut Khamis et al (2014) faktor religiusitas tidak mempengaruhi minat membayar zakat. Sedangkan menurut Muhammad dan Saad (2016), Nur Farhana (2016) dan Siswantoro (2012) mengemukakan bahwa faktor kepercayaan terhadap kualitas layanan Lembaga Amil Zakat menjadi faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat. Faktor berikutnya adalah reputasi lembaga zakat yang menjadi faktor ekstrinsik muzakki terhadap minat membayar zakat (Farah et al, 2015 ; Zainol & Kamil, 2011) dan ini berbeda dengan Nur aini dan Ridla (2015) yang menjelaskan bahwa citra/reputasi lembaga tidak mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat melalui lembaga amil zakat. Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Ponorogo untuk menjelaskan kembali inkonsistensi penelitian-penelitian sebelumnya terkait minat muzakki dalam membayar zakat melalui lembaga amil zakat. Kabupaten Ponorogo dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu daerah dengan jumlah muslim yang cukup banyak. Hal ini dapat diperkirakan dari 9
10 jumlah umat muslim yang mencapai 90% dari total penduduk Kabupaten Ponorogo yakni sejumlah jiwa (Ponorogo Dalam Angka 2016). Selain itu, di Kabupaten Ponorogo terdapat ratusan pondok pesantren yang terdiri pondok modern dan pondok salaf. Sehingga dari asumsi tersebut dapat diperkirakan ada sekitar 30 % masyarakat Ponorogo yang memiliki penghasilan dan mencapai nishab atau disebut sebagai muzakki. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, variabel yang akan digunakan untuk menguji minat muzakki dalam membayar zakat melalui lembaga amil zakat adalah yang pertama religiusitas (Farah et al, 2015 ; Hanifah, 2015; Satrio dan Siswantoro, 2016 ; Jafri et al, 2012), yang kedua adalah kepercayaan (Nur Farhana, 2016 ; Muhammad dan Saad, 2016), dan yang ketiga adalah reputasi (Farah et al, 2015 ; Zainol & Kamil, 2011). Ketiga variabel ini dipilih karena dianggap paling tepat dengan karakteristik lokasi penelitian yang merupakan wilayah potensial dalam pengumpulan zakat profesi.hal ini sekaligus juga menguji ketiga variabel yang mengalami inkonsistensi dalam mempengaruhi minat muzakki membayar zakat melalui Lembaga Zakat di beberapa penelitian sebelumnya. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah religiusitas mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat di Ponorogo? 10
11 b. Apakah kepercayaan mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat di Ponorogo? c. Apakah reputasi mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat di Ponorogo? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Menguji pengaruh religiusitas terhadap minat muzaki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat di Ponorogo. b. Menguji pengaruh kepercayaan terhadap minat muzaki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat di Ponorogo. c. Menguji pengaruh reputasi terhadap minat muzaki dalam membayar zakat profesi melalui Lembaga Amil Zakat di Ponorogo. 1.4 Kontribusi Penelitian Penelitian ini memberikan dua kontribusi utama yaitu kontribusi teori dan praktek sebagai berikut. a. Kontribusi Teori. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi model teoritis yang komprehensif dalam menjelaskan faktor yang mempengaruhi minat muzaki dalam membayar zakat profesi. b. Kontribusi Praktis. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi secara praktis kepada lembaga amil zakat yaitu bahwa religiusitas, kepercayaan 11
12 dan reputasi merupakan faktor yang menyebabkan tingginya minat muzaki dalam membayar zakat profesi. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis akan memaparkan fenomena dan permasalahan mengenai minat muzaki dalam membayar zakat profesi melalui lembaga amil zakat. Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bab ini, penulis akan memaparkan teori yang berhubungan dengan zakat, zakat profesi, religiusitas, kepercayaan, reputasi dan minat serta penelitian-penelitian sebelumnya dan mengembangkan hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini. BAB III. METODE PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, definisi variabel, pengujian hipotesis, model pengukuran serta model struktural. 12
13 BAB IV. HASIL PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan memaparkan bahasan mengenai analisis dan interpretasi hasil penelitian, baik hasil model pengukuran maupun model struktural serta pembahasan berdasarkan hasil pengujian dan literatur terdahulu. BAB V. PENUTUP Pada bab ini, penulis memuat tentang ringkasan, simpulan, keterbatasan-keterbatasan, serta saran untuk penelitian selanjutnya. 13
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan telah menjadi isu utama pembangunan diberbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah memporak-porandakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek ruhiyah harus senantiasa dimiliki oleh manusia dalam menjalani setiap aktivitasnya, yaitu kesadaran akan hubungannya dengan Allah Yang Maha Menciptakan. Manifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Zakat pendapatan atau profesi telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat menurut terminologi merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah disebutkan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi orang muslim, pelunasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan Nasional bangsa di Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental spiritual, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014 sebesar 28 juta orang atau 11,25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya lembaga filantropi di dalam memberdayakan usaha mikro agar dapat menjadikan manusia yang produktif melalui peran penyaluran dana ZIS yang telah dikumpulkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan.menjaga keserasian dan keseimbangan aspek jasmaniah dan rohaniah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mengajarkan kepada umat manusia agar dalam hidup dan kehidupannya dapat menjaga keseimbangan, keserasian dan keharmonisan dalam berbagai bidang kehidupan.menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan fundamental yang tengah dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat begitu juga dengan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat begitu juga dengan teknologi telepon selular yang semakin hari mengalami peningkatan yang cepat. Saat ini, penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan salah satu ajaran agama yang begitu kompleks dan universal. Kompleksitas ajaran dalam agama Islam tersebut mencakup berbagai lini kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta
Lebih terperinciPENGARUH TRANSPARANSI DAN TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA AMIL ZAKAT KOTA MALANG
PENGARUH TRANSPARANSI DAN TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA AMIL ZAKAT KOTA MALANG Wiwin Nadlifah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Islam mengenal istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali disebutkan zakat beriringan
Lebih terperinciABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA
ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, harta merupakan hak penuh milik Allah SWT sedangkan manusia tidak lain hanya sebatas kepemilikan sementara dengan tujuan menjalankan amanah untuk mengelola
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh secara simultan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa variabel bebas yakni religiusitas (X 1 ), gaji (X 2 ) dan kepercayaan (X 3 )
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, masalah yang utama pada negara-negara berkembang adalah kemiskinan. Adapun persoalan kemiskinan itu sudah ada sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan zakat itu berlaku bagi setiap muslim yang dewasa, merdeka, berakal sehat, dan telah memiliki harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi: dimensi ḥāblūm mīnāllāh (vertikal) dan dimensi ḥāblūmmīnānnaas (horinzontal). Ibadah zakat bila ditunaikan dengan baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur an. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang mengandung ibadah sekaligus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang mengandung ibadah sekaligus muamalah.zakat dalam Islam termasuk ibadah yang hukumnya wajib sesuai dalam ayat ayat Al Qur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa,dan haji. Melaksanakan zakat adalah wajib,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat bagi umat islam khususnya di Indonesia dan bahkan juga dunia islam pada umumnya, sudah diyakini sebagai bagian pokok ajaran islam yang harus ditunaikan. Zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak terasa enam puluh dua tahun sudah bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu Negara ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya harus mengupayakan pembangunan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan ibadah yang menandakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT, ibadah zakat mengandung dua dimensi, yaitu dimensi vertikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia 230.641.326 juta jiwa, dimana mayoritas penduduknya adalah muslim dengan jumlah 88,1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi dari lima rukun Islam (Qardawi, 2007:3). Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya yang notabenenya adalah hak orang lain. Zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 SERI E NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan dalam konteks masyarakat muslim. Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu serta
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI
1 PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI (Studi Kasus Pada Pos Kemanusiaan Peduli Umat PKPU Jawa Tengah) 1.1. Latar Belakang Kita melihat Islam muncul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi deklarasi yang disebut dengan Millenium Declaration Goals (MDG s) di New York. Deklarasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA
BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA A. Analisis Partisipasi Masyarakat Nahdlatul Ulama Terhadap Keberhasilan
Lebih terperinci{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},
Memahami Fikih Zakat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zakat dalam ajaran Islam menduduki posisi yang penting dan strategis karena zakat tidak saja menjadi rukun (pilar) Islam yang ketiga dari rukun Islam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UUD 1945 Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang mengharuskan rakyatnya untuk beragama. Pada pasal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.
53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah penulis bahas pada bab-bab sebelumnya, akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah yang dapat ditarik dari uraian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN
BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan khususnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SWT. 1 Zakat juga merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Perintah
SWT. 1 Zakat juga merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Perintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kewajiban zakat merupakan salah satu jalan atau sarana untuk tercapainya keselarasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang dan telah menjadi isu yang cukup menyita perhatian pemerintah dan masyarakat dunia. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harta yang dimiliki manusia sesungguhnya hanyalah sebuah titipan dari Allah SWT. Manusia ditugaskan untuk mengelola dan memanfaatkan harta tersebut sesuai dengan ketentuannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL A. Analisis Terhadap Teknik Pendistribusian Zakat Yang Diterapkan Oleh PT. BPRS Daya
Lebih terperinciBAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL
Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam kelangsungan ke masa yang akan datang untuk menciptakan kesadaran umat. Dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS pada tahun 2010, Indonesia memiliki total penduduk mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai angka 207, 2 juta jiwa atau
Lebih terperinciRELASI ZAKAT DAN PAJAK PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
RELASI ZAKAT DAN PAJAK PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT (Studi Kasus di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen Malang) BAB
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Faktor-faktor religiusitas dipertimbangkan muzakki membayar zakat
BAB V PEMBAHASAN A. Faktor-faktor religiusitas dipertimbangkan muzakki membayar zakat pada BAZNAS di Tulungagung Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diketahui bahwa variabel religiusitas menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data statistik pada tahun 2014 baik di kota maupun di desa sebesar 544.870 jiwa, dengan total persentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan masalah yang sangat krusial dalam kehidupan bernegara. Bahkan untuk mencapai tujuan tersebut, negara membuat peraturan yang dicantumkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN
77 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Penyaluran Zakat Fitrah di Masjid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka
Lebih terperinciالز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan menjadi umat yang baik tentunya kita tahu hak dan kewajiban kita sebagai umat Islam. Kewajiban umat Islam terangkum dalam 5 rukun islam yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Sumbangan Islam Dalam Menciptakan Peradaban Dunia Fakultas PSIKOLOGI Maukuf, M.Pd Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Ekonomi Pada Masa Awal Islam Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit Umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti Sabda Nabi yang
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, dan sistematika laporan. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA
BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA A. Analisis Mekanisme Pendayagunaan Dana Wakaf Masjid dan Wakaf Qur an di YDSF Surabaya Nāżir merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur penegak syariat Islam. Umat Islam di Indonesia, disamping memiliki potensi sumber daya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK
LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA
83 BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA A. Analisis Faktor Minat Masyarakat Menjadi Muzakki Di LAZ Masjid Al Akbar Surabaya Pembayaran zakat, infaq, dan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial yang dijalani. Komunikasi merupakan mesin pendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama
Lebih terperinci