Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Administrasi Pemsupervisian Melalui Supervisi Yang Berkelanjutan Sumarjo SD Negeri 01 Ngargoyoso

Transkripsi

1 Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Administrasi Pemsupervisian Melalui Supervisi Yang Berkelanjutan Sumarjo SD Negeri 01 Ngargoyoso Abstrak: Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk: mengetahui peningkatan kompetensi guru dalam menyusun administrasi pemsupervisian melalui supervisi yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SDN 01 Ngargoyoso tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah guru sebanyak 6 guru. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan sekolah, dapat di jelaskan bahwa: peningkatan hasil supervisi guru dari prasiklus/tes sebelum tindakan, kompetensi guru masih rendah mencapai nilai 17,17. Dengan kategoru kurang pada setiap guru. Pada siklus I setelah diterapkan supervisi yang berkelanjutan kompetensi pembelajara mengalami peningkatan menjadi 20,1 dalam kategori cukup, namun masih ada guru yg belum tuntas sebanyak 50%. Ketuntasan supervisi masih 50 %, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata hasil supervisi mencapai mencapi nilai 24,9 sudah termasuk keriteria baik. Dan ketuntasan supervisi guru tuntas dengan persentase ketuntasan 83,33%,meskipun masih terdapat guru yang tidak tuntas sebanyak 16,67% namun melebihi kriteria ketuntasan minimum yaitu 75 %. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima, maka dapat disimpulkan bahwa: kompetensi pembelajaran dapat ditingkatkan melalui supervisi yang berkelanjutan di SDN 01 Ngargoyosio semester I tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: kompetensi guru, administrasi pembelajaran, supervisi yang berkelanjutan Abstract: This school action research aims to: know the improvement of teacher competence in preparing the administration of the supervisor through continuous supervision. This research was conducted by the method of school action research conducted in SDN 01 Ngargoyoso academic year 2016/2017 with the number of teachers as many as 6 teachers. This study was conducted in two cycles. Based on the results obtained during the implementation of school action research, it can be explained that: improvement of teacher supervision result from pre-test / pre-action test, teacher competence still low reaching value 17,17. Categorize less on every teacher. In the first cycle after applied continuous supervision the competence of teachers in preparing the administration of learning increased to 20.1 in the category enough, but there are still teachers who have not completed 50%. Supervision mastery is still 50%, then proceed to cycle II. In cycle II the average of supervision result reach reaching value 24,9 have included good keriteria. And thoroughness of teacher supervision complete with percentage mask 83,33%, although there are still teacher that is not complete as much as 16,67% but exceeds the minimum passing criterion that is 75%. So it can be concluded that the alternative hypothesis is acceptable, it can be concluded that: the competence of teachers in preparing the administration of learning can be improved through continuous supervision in SDN 01 Ngargoyosio semester I of the academic year 2016/2017. Keywords: teacher competence, instructional administration, ongoing supervision 1. PENDAHULUAN Latar belakang melalui pengamatan di sekolah, guru cenderung pasif dalam menyusun kelengkapan administrasi pembelajaran. Guru hanya memiliki administrasi pokok seperti Silabus, Prota Promes, RPP, daftar nilai dan daftar kelas. Administrasi pelengkap yang lainnya cenderung dikerjakan tanpa di dokumentasikan seperti halnya bank soal, kegiatan terstruktur, kegiatan tidak terstruktur dan masih ada beberapa administrasi yang lainnya. Beberapa guru memiliki prinsip memdidik peserta didik lebioh penting dari pada mengerjakan administrasi pembelajaran. Mengmang prinsip itu tidak sepenuhnya salah namun alangkah baiknya antara kewajiban mendidik siswa menjadi generasi yang baikn di imbangan dengan ketertiban dalam mengerjakan administrasi pembelajaran sehingga guru akan lebih mudah untuk mengajar. Patut disayangkan hasil supervisi kompetensi guru dalam menyusun administrasi pembelajaran terhitung masih sangat rendah. Guru lebih mementingkan mengajar dikelas tanpa menghiraukan pengerjaan adminitrasi pembelajaran. Identifikasi masalah supervisi yang berkelanjutan kepada guru belum sesuai tujuan pelaksanaan supervisi, kurangnya pemahaman guru dalam kegiatan supervisi dan pentingnya administrasi pembelajaran. Pembatasan masalah yaitu pada peningkatan kompetensi guru dalam menyusun administrasi pembelajaran melalui supervisi yang berkelanjutan di Sekolah Dasar 51

2 Negeri 01 Ngragoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2016/2017. Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : Apakah supervisi yang bekelanjutan dapat meningkatkan kompetensi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 01 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017?. Tujuan dalam penelitian ini adalah melalui supervisi yang bekelanjutan dapat menyusun administrasi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 01 Ngargoyoso Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Manfaat penelitian ini antara lain untuk mengetahui dan memperoleh teori baru penerapan supervisi yang berkelanjutan dapat menyusun administrasi pembelajaran di SDN 01 Ngargoyoso. Manfaat bagi guru dapat menyusun administrasi pembelajaran. Manfat bagi peneliti memperoleh bukti bahwa, melalui supervisi yang berkelanjutan dapat menyusun administrasi pembelajaran. Sedangkan sebagai bagi teman sejawat sebagai masukan melaksanakan penelitian di sekolah dan sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode dalam proses supervisi. 2. LANDASAN TEORI Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah (Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen). Guru merupakan seseorang yang mempunyai tugas mulia untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa (Slameto, 2003: 97). Kompetensi profesional guru menurut Sudjana (2002 : 17-19) dapat dikelompokkan menjadi tiga bidang yaitu pedagogik, personal dan sosial. Kompetensi pedagogik menyangkut kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan menganai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pegetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya. Kompetensi bidang personal menyangkut kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan/berperilaku, seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyusun persiapan/ perencanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lainlain. Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak pada sifatnya. Kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktek/ketrampilan melaksanakannya. Menurut Murniati (2007 : 2) salah satu ciri dari profesi dituntut memiliki kecakapan yang memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwewenang (standar kompetensi guru). Istilah kompetensi diartikan sebagai perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam pola berpikir dan bertindak atau sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 52

3 Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang yang mantap, arif, dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dap mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 3. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri 01 Ngargoyoso. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2017 yang berawal dari surat ijin penelitian dari Pengawas SD Karanganyar. Subjek dalam penelitian ini diambil dari seluruh guru SD Negeri 01 Ngargoyoso Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 6 guru. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan supervisi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyususn administrasi pembelajaran di SD Negeri 01 Ngargoyoso Karanganyar. Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data tentang supervisi yaitu hasil supervisi administrasi guru di SD negeri 01 Ngargoyoso. Tes digunakan untuk mengukur kompetensi guru dalam menyusun administrasi pembelajara secara tepat dan cepat dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Yaitu mengukur kompetensi guru yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. blangko yang digunakan adalah supervisi. Keberhasilan tindakan peningkatan kompetensi guru dalam menuyusun administrasi pembelajaran melalui supervisi yang berkelanjutan SD Negeri 01 Ngargoyoso Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017, peneliti perlu merumuskan indikator pencapaian yaitu guru SD Negeri 01 Ngargoyoso mempunyai kelengkapan administrasi pembelajaran. Hasil supervisi sekurang-kurangnya 75% guru dapat mencapai kategori baik dalam menyususn administrasi. Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) meliputi beberapa tahap penelitian. Menurut Wardani, dkk. (2006:1.14) penelitian tindakan sekolah adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam sekolahnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai seorang guru, sehingga hasil supervisi guru menjadi meningkat. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap dasar yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu 1) perencanaan (planing), 2) pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refeleksi (refelcting). Prosedur penelitian terjadi dalam 2 siklus. Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II 4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi kondisi awal Berdasarkan kenyataan yang terjadi pada Guru Sekolah Dasar Negeri 01 Ngargoyoso Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017, mereka seringkali mengabaikan tentang administrasi pembelajaran. Suatu kenyataan yang tak dapat dielakkan bahwa proses supervisi mengajar sering timbul berbagai masalah baik bagi guru maupun bagi kepala sekolah. Masalah yang sering timbul dari guru adalah kurangnya kesadaran diri guru untuk melengkapi administrasi, di sini kepala sekola perlu menerapkan supervisi yang berkelanjutan untuk menimbulkan kebiasaan pembelajaran secara lengkap.. Penyebaran Frekuensi Hasil Supervisi Guru SD Negeri 01 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/

4 Sangat Baik ,00 Baik ,00 Cukup ,00 Kurang > Berdasarkan pengamatan pra siklus semua guru belum melengkapi administrasi dengan prosentase 100 %, Siklus I Dengan mendasarkan pada data yang diperoleh pada kondisi awal kegiatan selanjutnya akan dibuat rencana penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan supervisi yang berkelanjutan. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, kepala sekolah sebagai peneliti dan pelaksana supervisi, terlebih dahulu menyusun perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan dan refleksi. Penyebaran Frekuensi kompetensi Supervisi Guru SD Negeri 01 Ngargoyoso Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 Sangat Baik ,00 Baik ,00 Cukup ,00 Kurang > ,00 Berdasarkan pengamatan siklus I guru yang melaksanakan tugasnya mengalami peningkatan menjadi 3 guru dengan prosentase 50,00 %, sedangkan 3 guru belum terlihat perubahannya dengan rentang prosentase 50,00 %. Siklus II Penyebaran Frekuensi kompetensi Supervisi SD Negeri 01 Ngargoyoso Kecamatan NgargoyosoKabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 Sangat Baik ,66 Baik ,67 Cukup ,00 Kurang > ,67 Berdasarkan pengamatan siklus II supervisi guru mengalami peningkatan menjadi 5 guru dengan prosentase 83,33 %, sedangkan 1 guru masih peru pengawasan dan pembinaan dengan rentang prosentase 16,67 %. Namun penelitian telah memenuhi ketentuan sudah 75% guru mengalami peningkatan. Berdasarkan pelaksanaan supervisi pada pra siklus, siklus I dan siklus II, diperoleh data pada pra siklus dan siklus I tidak ada guru yang memperolah hasil supervisi pada katagori sangat baik (SB), pada siklus II terdapat 4 (empat) guru. Pada pra siklus dan siklus I tidak terdapat guru yang memperoleh hasil supervisi pada katagori baik (B), pada siklus II terdapat 1 (satu) guru dengan kategori baik (B). Pada pra siklus tidak terdapat guru yang memperoleh hasil supervisi pada katagori cukup (C), pada siklus I terdapat 3 (tiga) guru dan pada siklus II tidak terdapat guru pada kategori cukup. Pada pra siklus terdapat 6 (enam) guru yang memperoleh hasil supervisi pada katagori kurang (K), pada siklus I terdapat 3 (tiga) guru dan pada siklus II terdapat 1 (guru) guru yang memperoleh hasil supervisi pada katagori kurang (K). Pada pra siklus tidak terdapat guru yang tuntas dalam supervisi yang berkelanjutan, pada siklus I menjadi 3 (tiga) guru dan pada siklus II menjadi 5 (lima) guru. Ketuntasan klasikal rata-rata pada pra siklus sebesar 17,17, pada siklus I menjadi 20,10 dan pada siklus II menjadi 24,90. Sehingga hasil yang didapatkan dalam menerapkan supervisi yang berkelanjutan menunjukan peningkatan kompetensi guru dalam menyusun administrasi pembelajaran. guru dapat berpartisipasi aktif dalam proses supervisi dengan supervisi yang berkelanjutan. 5. Simpulan dan Saran Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa peningkatan kompetensi Guru dalam menyusun administrasi pembelajaran dapat ditingkatkan melalui supervisi yang berkelanjutan di SD Negeri 01 Ngargoyoso karanganyar. Hal ini ditandai hasil perolehan nilai rata-rata guru dalam pelaksanaan supervisi yang selalu mengalami peningkatan dari sebelum tindakan (pra siklus) dan setelah tindakan dalam tiap siklusnya. Hasil tersebut adalah sebagai berikut: nilai rata-rata pelaksanaan supervisi sebelum tindakan 54

5 adalah 17,17. Nilai rata-rata pelaksanaan supervisi siklus I adalah 20,10. Nilai rata-rata pelaksanaan supervisi siklus II adalah 24,9. Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran, kepala sekolah hendaknya lebih intensif dalam menerapkan supervisi yang berkelanjutan yang tepat untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran. Sedangkan guru dapat menyusun administrasi sesuai dengan kelengkapan administrasi pembelajaran. Sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti work shop, diklat, seminar sehingga kemampuan guru dapat meningkat dan keprofesionalan guru juga meningkat. Daftar pustaka [1] esis/kompetensi-guru/ [2] Slameto Belajar dan faktor yang mempengaruhi. Edisi : revisi. Jakarta : Reneka Cipta [3] Nana, Sudjana Penelitian Hasil Proses Belajarn Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya [4] Murniati. Ngrah Ayu N Sistem Pengelolaan Pendidikan di Sekolah. Semarang : IKIP PGRI. [5] Migunani., Fitro Nur Hakim, Aset Digital Elearning Berbasis Scorm Sebagai Upaya Resource Sharing Multi Platform LMS Untuk Sekolah Menengah Kejuruan RPL, Vol 5, No 2 (2016): IJNS April 2016 [6] Bambang Supiyarto, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristanto Nugroho, Bambang Supiyarto, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristanto Nugroho, Vol 4, No 3 (2015): IJNS Juli 2015 [7] Praptiningsih., Bambang Eka Purnama, Pembuatan Engine E- Learning Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kebonagung, Vol 4, No 1 (2015): IJNS Januari 2015 [8] Wiji Suhardjo, Bambang Eka Purnama, Pemanfaatan Local Area Network Dan Program Netop School Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Pada Jurusan Teknik Komputer Jaringan Smk N 1 Klaten, Vol 2, No 3 (2013): IJNS Juli 2013 [9] Wawan Saputra, Bambang Eka Purnama, Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Mata Kuliah Organisasi Komputer, Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Speed 2012 [10] Eka Nanda Muttaqin, Bambang Eka Purnama, Analisa Dan Perancangan Sistem Komputerisasi Pembelajaran Dengan Media Video Menggunakan Software Adobe Premiere Di SMK Wisudha Karya Kudus, Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Speed 2012 [11] Neni Yuniati, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristianto Nugroho, Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Ilmu Pengetahuan Alam Pada Sekolah Dasar Negeri Kroyo 1 Sragen, Vol 3, No 4 (2011): Jurnal Speed 2011 [12] Yogi Siswanto, Bambang Eka Purnama, Rancang Bangun Aplikasi Mobile Game Edukasi Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Anak Kelas VI Sekolah Dasar, Vol 5, No 4 (2013): Jurnal Speed