ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL QUANTUM LEARNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SDSK MABHASELE KECAMATAN MAUPONGGO KABUPATEN NAGEKEO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Maria Patrisia Wau 1 Tekla Sofia Dhongo 2 1,2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti patriciawg@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan model Quantum Learning pada peserta didik kelas II SDSK Mabhasele. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang digunakan adalah model PTK Kemmis dan Mc. Taggart dengan tiga siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDSK Mabhasele yang berjumlah 21 orang dengan rincian 11 laki-laki dan 12 perempuan. Metode pengumpulan data adalah metode tes. Data tentang hasil belajar IPS menggunakan tes hasil belajar. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III terjadi peningkatan hasil belajar IPS. Pada akhir siklus I hasil belajar IPS pada kategori tidak baik dengan nilai rata-rata skor 36,78. Pada akhir siklus II hasil belajar IPS berada pada kategoro cukup baik dengan rata-rata skor 39,5. Pada akhir siklus III hasil belajar IPS berada pada kategori baik dengan rata-rata skor 71,35% sehingga rata-rata peningkatan hasil belajar IPS sebesar 49,21 atau rata-rata persentase 10,01%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas II SDSK Mabhasele tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: hasil belajar, quantum learning, media gambar JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 44

2 Abstract This research is to know the improvement of the result of social studies outcome the application of Quantum Learning model for students at second grade students of Mabhasele Catholic Primary School. This research was Class Action Research (CAR). The design was used Class Action Research (CAR) of Kemmis and Mc. Taggart with three cycles. The research subject were students of the second grade at Catholic Primary School of Mabhasele. They were 21 students (eleven boys and twelve girls). The method of data collecting was test model. The data about the result of social knowledge is using statistic analysis descriptive quantitative. The result of this research show the improving from the first cycle to the second cycle and to the third cycle of students learning result. On the last of the first cycle the result study of social knowledge is not good and the average score 36,78. On the last of the second cycle the result study of matematic is good enough and the average score 39,05. On the last of the third cycle the result study of social knowledge is very good and the average score 71,35. So the average result study of social knowledge is 49,21 or the average of prosentation is Based on the result of this research, and the conclusion is the the applying of Quantum Learning model can improve the result social knowledge for students at grade 2 th of Private Elementary School of Mabhasele, Academic Year 2015/2016. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 45

3 PENDAHULUAN Menurut UU No 20 Tahun 2003, (Hasbullah, 2012: 4)Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.pendidikan dapat di maknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar di mana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadilebih dewasa(sagala, 2012: 3). Jika dikaji lebih mendalam, makna pendidikan tersebut mengandung beberapa hal, yaitu: pendidikan itu merupakan usaha sadar, artinya tindakan mendidik bukan merupakan tindakan yang bersifat refleks atau spontan tanpa tujuan dan rencana yang jelas, merupakan tindakan yang rasional, disengajakan,disiapkan,direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu makna lain yang terkandung dalam pendidikan adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif menjadi fokus utama proses pendidikan;anak harus aktif, artinya bukan hanya mendengarkan saja, melainkan harus lebih banyak betanya,melakukan kegiatan tertentu, mencari sumber belajar, mencobadanmenemukan sendiri ( Prianto, dkk :2011). Mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor pendidik saja, tetapi berbagai faktor lainnya yaitu peserta didik, metode, media, bahan ajar dan sebagainya yang berpengaruh untuk menghasilkan proses pengajaran yang bermutu. Namun pada hakikatnya pendidik tetap merupakan unsur pertama yang paling menentukan, sebab pendidik adalah salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan.perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Dalam hal ini pemerintah melakukan berbagai upaya dalam rangka membangun pemahaman siswa yang akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut adalah, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan baik berupa buku dan alat peraga maupun laboratorium dan adanya dana Bos dan mengadakan pengembangan terhadap kurikulum pendidikan secara berkesinambungan. Upaya di atas belum menunjukan hasil yang optimal karena masih banyak Sekolah Dasar (SD) yang belum menunjukan hasil belajar yang JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 46

4 optimal seperti pada pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS dibeberapa sekolah masih belum mencapai hasil yang maksimal. Salah satu contoh nyata sekolah yang masih mengalami masalah dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS adalah SDSKMabhasele yang terletak di Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti di sekolah rendahnya hasil belajar di sebabkan karena daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran IPS masih sangat rendah. Dimana dalam menyajikan materi guru terlalu mondominasi kelas, guru kurang kreatif dalam membuat alat peraga, sehingga perseta didik jenuh dalam mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini terjadi karena pendidik kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengatahuan melalui kegiatan diskusi di dalam kelompok, sehingga pengatahuan yang di peroleh akan tidak bertahan lama dan tersimpan di memori jangka panjang. Masalah tersebut perlu diupayakan perbaikan proses pembelajaran baik itu menyangkut penerapan pendekatan pembelajaran alternatif yang lebih inovatif. Maka dari itu yang harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar adalah interaktif, termasuk cara belajar kelompok guru juga harus mampu mendorong siswa dalam mengungkapkan gagasannya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar yaitu model Quantum Learning. Model Quantum Learning adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar. Dalam pembelajaran kuantum guru tidak semata-mata menerjemahkan kurikulum ke dalam strategi, metode, teknik dan langkahlangkah pembelajaran, melainkan juga menerjemahkan kebutuhan nyata siswa. Di dalam menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas, digunakan tahapan pembelajaran TANDUR. Kata Tandur merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, dan Rayakan. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti mengambil judul penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Penggunaan Model Quantum Learning berbantuan media gambar pada Siswa Kelas II di SDSK Mabhasele Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo Tahun Pelajaran 2015/2016. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah Penggunaan Model Quantum Learning berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada Siswa Kelas II di SDSK Mabhasele Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo Tahun Pelajaran 2015/2016? Tujuan penelitian ini JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 47

5 adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas II di SDSK Mabhasele melalui penerapan Model Quantum Leraning berbantuan media gambar. Manfaat yang diperoleh adalah pengembangan teori pendidikan khususnya pada pengembangan model Quantum Learning. Dapat menghilangkan kejenuhan, meningkatakan motivasi dan menarik perhatian dalam pembelajaran IPS karena dengan mengimplementasikan strategi Quantum Learning, dapat menghilangkan kesan bahwa pembelajaran IPS merupakan pelajaran yang membosankan. untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam memilih dan menggunakan model Quantum Learning. untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan memotivasi tenaga pendidik agar menerapkan model-model pembelajaran inovatif, sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang dimilki siswa. untuk memberikan informasi berharga dalam bidang pendidikan di tingkat pendidikan dasar untuk meneliti aspek-aspek atau variabel lainnya yang diduga memiliki kontribusi kuat terhadap konsep-konsep dan teori-teori tentang model Quantum Learning. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDSK Mabhasele, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo dengan waktu pelaksanaan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 tepat pada bulan maret tahun Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Rustam dan Mudilarto, mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Asrori, 2007:5).Adapun rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah rancangan PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu perencanaan, tindakan (acting), observasi dan refleksi, dijadikan satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting, observing merupakan dua kegiatan yang tidak pisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula obervasi juga harus dilaksanakan (Kusumah dan Dwitagama, 2010:20). Penyususnan instrumen penelitian digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS dengan baik. instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah dengan menggunakan tes. Tes hasil belajar disusun berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam silabus dan RPP mata pelajaran IPS kelas II HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus, hasil belajar siswa dalam memahami materi tentang dokumen JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 48

6 diri dan keluarga semakin mengalami peningkatan. Hasil analisis terhadap nilai hasil belajar IPS siswa digunakan model pembelajaran quantum learning menunjukkan bahwa skor yang diperoleh pada siklus I sebesar 36,78, pada siklus II menunjukkan skor yang diperoleh sebesar 39,5 dan pada siklus III menunjukan skor yang diperoleh sebesar 71,35. Nilai peningkatan dari siklus I ke Siklus II dan ke siklus III adalah 4,93 dan rata-rata hasil belajar IPS siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III adalah 49,21 atau sebesar 10,01%. Hal ini menunjukkan bahwa Hasil belajar IPS meningkat. Ini berarti bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learningmampu memberikan kontribusi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Peningkatan terjadi karena siswa mengalami pembelajaran, berlatih dan belajar bersama dengan temannya sendiri, beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku lainnya, tidak hanya dari melihat atau mendengarkan ceramah guru sehingga hasil belajar mereka meningkat. Siswa juga merasa senang mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung karena siswa selalu aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga siswa akan lebih paham terhadap materi yang dipelajarinya. Peningkatan juga terjadi karenaadanya penyederhaan jumlah siswa dalam kelompok belajar atau kelompok diskusi, sehingga mudah untuk mengontrol dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu yang dikaji dalam penelitian yang relevan. Hasil penelitian yang diuraikan membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Secara teoretis maupun empiris telah terbukti bahwa model pembelajaran quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SDSK Mabhasele Tahun Pelajaran 2015/2016. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil-hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDSK Mabhasele. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata persentase hasil belajar IPS siswa dari siklus I yaitu 36,78 dengan kategori tidak baik dan pada siklus II sebesar 39,5 dengan kategori cukup baik dan dan pada siklus III sebesar 71,35 dengan kategori baik, Peningkatan hasil belajar dari siklus I, siklus II dan ke siklus III sebesar 4,93 Rata-rata peningkatan aktivitas belajar IPS siklus I, siklus II dan ke siklus III sebesar 49,21 atau 10,01%. Hasil analisis data diatas membuktikan bahwa hasil belajar IPS siswa terdapat peningkatan hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 49

7 siswa kelas II SDSK Mabhasele tahun pelajaran 2015/2016. Mengacu kepada hasil temuan penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Bagi Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Quantum Learning agar meningkatkan keterampilan dalam mengajar dan memotivasi siswa supaya lebih aktif dalam pembelajaran dengan suasana kelas menjadi menyenangkan. Bagi Sekolah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut khususnya pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS itu sendiri. Bagi Siswa SDSK Mabhasele diharapkan secara sungguh-sungguh berpartisipasi aktif dan serius dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pengetahuan yang diperoleh benar-benar dipahami dan melekat pada ingatannya. Bagi peneliti lainnya diharapkan memanfaatkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagia refrensi penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, hasil penelitian ini menjadi masukan yang penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang relevan. DAFTAR PUSTAKA Asrori, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: wacana prima. Bobbi, Deporter Quantum Teaching. Bandung:PT.Minzan Pustaka. Hasbulah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindoPersada. Kusumah, Wijaya. dan Dwitagama Dedi Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:PT Indeks. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 50