Kisah Profesor ITB yang Namanya Diabadikan Jadi Nama 6 Spesies Hewan
|
|
- Suparman Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kisah Profesor ITB yang Namanya Diabadikan Jadi Nama 6 Spesies Hewan Ketika suatu spesies baru ditemukan, maka para peneliti yang menemukannya memiliki hak untuk memberikan nama spesies tersebut. Nama pemberian itu kemudian akan dijadikan nama ilmiah resmi dari spesies baru tersebut. Tak jarang, para peneliti mendedikasikan nama seseorang yang mereka anggap berjasa di bidang-bidang tertentu untuk dijadikan nama spesies baru yang ditemukan itu. Penghargaan seperti inilah yang pernah diterima oleh Prof. Dr. Djoko Tjahjono Iskandar, ahli herpetologi dunia sekaligus guru besar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB). Tercatat, sejumlah peneliti dunia pernah mengabadikan nama Djoko Iskandar sebagai nama enam spesies reptil dan amfibi, antara lain ular Djokoiskandarus annulatus, katak Polypedates iskandari, kadal Draco iskandari, katak Fejervarya iskandari, tokek Luperosaurus iskandari, dan Collocasiomya iskandari. Mereka menjadikan nama Djoko Iskandar sebagai nama enam spesies hewan tersebut sebagai bentuk penghormatan atas jasanya dalam dunia herpetologi. Herpetologi merupakan cabang ilmu zoologi yang mempelajari reptil dan amfibi. Nama Djoko Iskandar sendiri telah mendunia sejak ia giat melakukan penelitian terhadap katak-katak yang ada di Indonesia. Selain meneliti katak yang membuat namanya mendunia, profesor ITB kelahiran Bandung, 23 Agustus 1950 ini, juga menggeluti penelitian hewan lainnya seperti cicak dan ular. Namun begitu, Djoko mengaku lebih tertarik dalam mempelajari katak dikarenakan sebaran spesiesnya yang beragam. Sebagai contoh, untuk ekor ular setelah diteliti hanya ditemukan 5 spesies yang berbeda, sedangkan untuk katak dapat ditemukan hingga 40 spesies berbeda. 1 A k a d e m i I l m u P e n g e t a h u a n I n d o n e s i a
2 Spesies katak temuan Prof. Dr. Djoko T. Iskandar (Foto: Dok. Prof. Dr. Djoko Tjahjono Iskandar/ITB) Kekurangan Uang Membuat Djoko Memilih Meneliti Katak Ketertarikan Prof. Djoko terhadap katak berawal dari pulangnya dirinya ke tanah air setelah menyelesaikan studi magister dan doktoral di Université des Sciences et Techniques du Languedoc, Montpellier, Prancis. Djoko pulang dalam kondisi kekurangan uang. Saya tidak mampu membeli peralatan untuk meneliti tikus karena harga perangkap yang mahal, sedangkan untuk mengobservasi katak saya hanya perlu tangan dan senter, ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung SITH ITB, Rabu (28/03), dilansir laman ITB. Pada awal penelitiannya sekitar tahun 1976 itu, Djoko juga merasa kekurangan informasi karena bekal ilmu dalam mempelajari katak yang ia miliki sangatlah minim sehingga membuat dirinya perlu mencari berbagai literatur tentang katak. Mirisnya, sejak setelah kemerdekaan Indonesia hingga tahun 1976, hanya ada 5 jurnal ilmiah dalam negeri yang membahas tentang eksistensi spesies katak. 2 A k a d e m i I l m u P e n g e t a h u a n I n d o n e s i a
3 Hal inilah yang kemudian membangkitkan semangat Djoko untuk meneliti katak dan mempublikasikan jurnal ilmiah sebanyak-banyaknya untuk menunjukkan kepada dunia tentang keanekaragaman katak di Indonesia. Pada 1977, Djoko melakukan ekspedisi ke Kalimantan Tengah dan berhasil menemukan katak tanpa paru-paru. Padahal biasanya katak dewasa bernapas dengan menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit sehingga bisa hidup di air maupun di darat. Djoko saat itu curiga ada yang unik pada katak tersebut karena ketika ditempatkan dalam wadah, keesokan harinya katak itu mati meski tanpa mengalami kontak dengan manusia. Akhirnya setelah bersusah payah menemukan katak dengan spesies yang sama dan kemudian menelitinya dengan penuh kehati-hatian, terungkaplah bahwa katak tersebut memang tidak memiliki paru-paru. Setelah mengonfirmasi hal ini melalui penelitiannya, Djoko kemudian mengabarkan temuannya ini kepada rekannya di Chicago, Amerika Serikat. Fenomena ini membuat publik Amerika tercengang. Penemuan Djoko terhadap Barbourula kalimantanensis, yang masuk famili Discoglossidae ini kemudian menjadi momentum awal kariernya menjadi seorang herpetologis yang dikenal dunia. Spesies katak temuan Prof. Dr. Djoko T. Iskandar (Foto: Dok. Prof. Dr. Djoko Tjahjono Iskandar/ITB) 3 A k a d e m i I l m u P e n g e t a h u a n I n d o n e s i a
4 Konflik, Erangan Harimau hingga Cerita Mistis Sudah banyak ekspedisi dilakukan Djoko selama 40 tahun kariernya sebagai herpetologis. Ia mengaku telah menjelajah hutan belantara di 32 provinsi di Indonesia serta di luar negeri seperti Inggris, Amerika, dan Kamboja. Walaupun melakukan ekspedisi keluar negeri, ia mengaku bahwa yang ditelitinya tetaplah organisme yang memiliki kekerabatan dekat dengan Indonesia. Indonesia sangat kaya biodiversitas (keanekaragaman hayati). Jika seandainya saya lahir 3 kali pun, belum tentu tuntas mengobservasi seluruh kekayaan hayati khususnya reptil, tutur Djoko. Indonesia sangat kaya biodiversitas (keanekaragaman hayati). Jika seandainya saya lahir 3 kali pun, belum tentu tuntas mengobservasi seluruh kekayaan hayati khususnya reptil. - Prof. Dr. Djoko T. Iskandar Hingga saat ini tercatat lebih dari 100 spesies reptil yang berhasil ditemukan atas kontribusi Djoko sebagai herpetologis. Ia masih ingat betul pengalaman-pengalaman menarik hingga menegangkan yang pernah ia rasakan selama melakukan observasi di lapangan. Kalau ekspedisi di hutan Jawa itu angker, Sumatera disapa erangan harimau, Kalimantan spesies reptil sedikit, Sulawesi dan Papua memiliki keanekaragaman tinggi namun resiko malaria juga tinggi, kenangnya. Tak cuma itu, saat melakukan ekspedisi ke wilayah Sulawesi pada tahun 2000 ia juga pernah mengalami kendala oleh konflik di Poso. Kalau malam-malam ban mobil ditusuk, kita bingung nggak ada bengkel terdekat, bahkan di beberapa wilayah sering disangka sebagai orang kaya gila ngabisin duit cuma buat keluar masuk hutan, makanya sering dimanfaatkan, tuturnya. 4 A k a d e m i I l m u P e n g e t a h u a n I n d o n e s i a
5 Spesies katak temuan Prof. Dr. Djoko T. Iskandar (Foto: Dok. Prof. Dr. Djoko Tjahjono Iskandar/ITB) Jadi Tuan di Daerah Tak Bertuan Kepiawaian Djoko melihat peluang telah mengantarkannya menjadi herpetologis yang dipercaya dunia. Katak yang oleh sebagian besar masyarakat dianggap sebagai hewan yang menjijikkan, dalam sudut pandangnya justru adalah hewan yang istimewa. Penerima penghargaan Habibie Award 2005 di bidang sains ini mengatakan, mempelajari katak dapat mengungkapkan misteri yang tersembunyi. "Katak dapat mewakili kondisi lingkungan habitatnya, keselarasan proses biologi dengan geologi serta mampu memberikan prediksi kondisi geologi di masa lalu, semisal di wilayah Sulawesi ditemukan 7 spesies katak yang berbeda namun memiliki kekerabatan yang dekat," terangnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa di masa lalu Pulau Sulawesi merupakan tujuh pulau terpisah yang akhirnya bergabung dan menurut beberapa literatur hal ini dikonfirmasi benar. Selain itu, dapat diprediksi pula kapan waktu terjadinya penggabungan pulau tersebut dengan melihat pola evolusi katak-katak tersebut. Djoko berpesan kepada para peneliti Indonesia lainnya agar bisa menjadi tuan di daerah bertuan. Jadilah tuan di daerah bertuan. Ingat, perlakukan objek yang kalian teliti seperti bayi. Rawat, dedikasi, dan kontrol, sarannya. 5 A k a d e m i I l m u P e n g e t a h u a n I n d o n e s i a
6 Jadi tuan di daerah tak bertuan yang dikatakan Djoko memiliki makna agar menjadikan objek penelitian pada lingkup kajian yang belum diteliti atau bahkan tak terpikirkan oleh orang lain. Misalnya adalah dengan menemukan antibiotik alami dengan mempelajari zat pertahanan tiap spesies katak, mempelajari gerakan stereoskopik mata katak untuk mengembangkan alat pengintai, dan hal-hal lainnya. Setelah menemukan objek yang ingin diteliti, Djoko memberi tips agar setiap peneliti senantiasa bersikap konsisten, jangan cepat puas, dan konseptual. "Konsisten berarti harus gigih untuk terus melakukan observasi dan analisis, jangan hanya mencoba 5 sampling sebagai data informasi, lakukan sebanyak-banyaknya sampling agar data semakin akurat dan konseptual yang bermaksud baca banyak literatur untuk memperkuat analisis, perbanyak hasil diskusi untuk memperkecil peluang peneliti lain mengkaji hal-hal yang tidak disebutkan dalam jurnal yang kalian terbitkan," paparnya. Wilayah Indonesia sendiri sebenarnya sangatlah berpotensi untuk menjadi tempat penelitian. Diapit oleh dua benua (Asia dan Australia), dua samudra (Hindia dan Pasifik), dan dua sirkum (Mediterania dan Pasifik), Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat biodiversitas yang tinggi. Tercatat, lebih dari 10 persen spesies dunia hidup di Indonesia. Sedikitnya, Indonesia memiliki spesies tumbuhan berbunga, spesies burung, 515 spesies mamalia, 35 spesies primata, 781 jenis reptil, dan 270 spesies amfibi. Djoko T. Iskandar, Guru Besar SITH ITB, dan Anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia 6 A k a d e m i I l m u P e n g e t a h u a n I n d o n e s i a
BAB I PENDAHULUAN. kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi. Menurut Sarwono. buku The Ecology of Kalimantan-Indonesia Borneo, menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 1,3% dari luas seluruh permukaan bumi. Wilayah ini mempunyai kekayaan biodiversitas yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, jumlah populasi manusia semakin meningkat. Di Indonesia kepadatan penduduknya mencapai 200 juta jiwa lebih. Kebutuhan akan tempat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar 17.000 pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau menjadikan Indonesia berpotensi memiliki keanekaragaman habitat
Lebih terperinciSelama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.
PENGANTAR PENULIS Indonesia menempati urutan ke dua di dunia, dalam hal memiliki keragaman flora dan fauna dari 17 negara paling kaya keragaman hayatinya. Brasil adalah negara terkaya dengan hutan Amazonnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati adalah seluruh keragaman bentuk kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati terjadi pada semua lingkungan mahluk hidup, baik di udara, darat, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan para penjelajah kuno seperti S. Dillon Ripley (1980, hal.51) mengatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia sangat kaya dan melimpah. Ini bukan sembarang kalimat yang terlontar, seluruh bagian dunia pun mengakuinya, bahkan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia,
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada suatu kawasan strategis. Letak astronomis negara Indonesia adalah antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 141º BT. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan kaya akan Sumber Daya Alam. dilansir dari situs WWF Indonesia, Wilayah
Lebih terperinciJENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.
JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.04 133 007 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBiogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional
Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Johny S. Tasirin dan Semuel P. Ratag Seminar Nasional Pertanian Pengembangan Sumber Daya Pertanian Untuk Menunjang Kemandirian Pangan Dies Natalis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi
Lebih terperinciBUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU
BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,
Lebih terperinciErni Suyanti, Kartini Alumni UNAIR Sang Penyelamat Harimau Sumatera
Erni Suyanti, Kartini Alumni UNAIR Sang Penyelamat Harimau Sumatera UNAIR NEWS Perempuan berkulit sawo matang dengan rambut dikuncir miring ini kembali menjejakkan kakinya di kampus almamater Universitas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masuk dalam urutan ketiga dari ketujuh negara dunia lainnya sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa atau sekitar
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.2
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.2 1. Berdasarkan teori geologi modern, Indonesia terbentuk dari pertemuan beberapa lempeng benua yaitu... Lempeng Eurasia,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Struktur Komunitas Struktur komunitas merupakan suatu konsep yang mempelajari sususan atau komposisi spesies dan kelimpahannya dalam suatu komunitas. Secara umum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. (perairan) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan)
Lebih terperinciBeberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:
Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara biologis, pulau Sulawesi adalah yang paling unik di antara pulaupulau di Indonesia, karena terletak di antara kawasan Wallacea, yaitu kawasan Asia dan Australia, dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara terluas ke 7 di dunia dengan luas wilayah mencapai 5.193.250 km², luas tersebut sudah mencakup satu pertiga luas daratan dan dua pertiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primata adalah salah satu bagian dari golongan mamalia (hewan menyusui) dalam kingdom animalia (dunia hewan). Primata muncul dari nenek moyang yang hidup di pohon-pohon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki tidak kurang dari 17.500 pulau dengan luasan 4.500 km2 yang terletak antara daratan Asia
Lebih terperinciIdentifikasi Jenis Amphibi Di Kawasan Sungai, Persawahan, dan Kubangan Galian Di Kota Mataram. Mei Indra Jayanti, Budiono Basuki, Susilawati
Identifikasi Jenis Amphibi Di Kawasan Sungai, Persawahan, dan Kubangan Galian Di Kota Mataram Mei Indra Jayanti, Budiono Basuki, Susilawati Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
Lebih terperinciMACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.
MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI. Macam-macam Letak Geografi Untuk mengetahui dengan baik keadaan geografis suatu tempat atau daerah, terlebih dahulu perlu kita ketahui letak tempat atau daerah tersebut di permukaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2. Bio Ekologi Herpetofauna 2.1. Taksonomi Taksonomi Reptil Taksonomi Amfibi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Bio Ekologi Herpetofauna 2.1. Taksonomi 2.1.1. Taksonomi Reptil Reptilia adalah salah satu hewan bertulang belakang. Dari ordo reptilia yang dulu jumlahnya begitu banyak, kini yang
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi. Keanekaragaman makhluk hidup yang menjadi kekayaan alam Indonesia ini dimungkinkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan tropis, yang berkembang sejak ratusan juta tahun yang silam, terdapat berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.
Lebih terperinciPerancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN
Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu destinasi wisata kota yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak ternilai harganya. Dalam Dokumen Biodiversity Action Plan for
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kenaekaragaman hayati yang sangat tinggi dan tidak ternilai harganya. Dalam Dokumen Biodiversity Action Plan for Indonesia (Bappenas, 1991)
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati(Biodiversity Index) tertinggi dengan 17% spesies burung dari total burung di dunia (Paine 1997). Sekitar 1598 spesies burung ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman hayati yang terkandung
Lebih terperinciMATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si
MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si Apa yang dimaksud biodiversitas? Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah : keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis Siti Chadidjah Kaniawati pada situs Balai Taman Nasional Kayan Mentarang menjelaskan dalam beberapa
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati serta tingkat endemisme yang sangat tinggi (Abdulhadi 2001; Direktorat KKH 2005). Dari segi keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk tingkat endemisme yang tinggi. Tingkat endemisme
Lebih terperinciKunci Latihan Ulangan Semsester 1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI
Kunci Latihan Ulangan Semsester 1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI A. Pilihan Ganda 1. a. Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah pada tahun 1960 jumlah provinsi di Indonesia menjadi 21 karena adanya pemekaran
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Spesies ikan malalugis atau juga disebut layang biru (Decapterus
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spesies ikan malalugis atau juga disebut layang biru (Decapterus macarellus) merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersebar luas di perairan Indonesia.
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BAHARI DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HI-TECH
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BAHARI DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HI-TECH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. endemisitas baik flora maupun fauna di Indonesia. atau sekitar 17% dari total jenis burung di dunia. Jumlah tersebut sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara dengan mega biodiversitasnya yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang tinggi di dunia dan selalu mengalami
Lebih terperinciULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM
ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam
Lebih terperinciSoal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2
Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 1. Perbedaan yang ditemukan antar kambing dalam satu kandang disebut... A. Evolusi B. Adaptasi C. Variasi D. Klasifikasi 2. Diantara individu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang
Lebih terperinciOleh. Firmansyah Gusasi
ANALISIS FUNGSI EKOLOGI HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Biologi Pada Fakultas Matematika
Lebih terperinciProfil Marion Anstis : Guru Musik yang Mencintai Berudu
Media Publikasi dan Informasi Dunia Reptil dan Amfibi Volume VII No 1, Februari 2014 Catatan Perilaku Scavenging di Tumpukan Sampah oleh Tiga Individu Biawak Komodo di Loh Liang, Pulau Komodo Profil Marion
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki peranan sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, amfibi berperan sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciadalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.
adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Eratosthenes 276 194 BC Kata geografi berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peran penting dalam kehidupan. Hutan memberikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Amfibi Amfibi berasal dari kata amphi yang berarti ganda dan bio yang berarti hidup. Secara harfiah amfibi diartikan sebagai hewan yang hidup di dua alam, yakni dunia darat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular dan penyakit tidak menular masih memiliki angka prevalensi yang harus diperhitungkan. Beban ganda kesehatan menjadi permasalahan kesehatan bagi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa juta tahun yang lalu, jauh sebelum keberadaan manusia di daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup nenek moyang kera besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat satu dan dua maka Negara Indonesia menjamin kebebasan berserikat dan berkeyakinan. Bahwa agama Katolik adalah salah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran : SMPN 4 Wates : IPS Kelas/Semester : VII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3 1. Daerah di Indonesia yang memiliki risiko terhadap bencana gempa bumi adalah... Palangkaraya
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Karyadi Baskoro, MSi Semester : 8 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 spesies anggrek yang tersebar di pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di daerah khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Lebih terperinci!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin!
!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin! seleksi alam yang dimaksud dengan teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya
Lebih terperinciCONTOH BAHAN AJAR UNTUK SISWA AUTIS Program Pembelajaran Individual KELAS 5 SD Tahun Pelajaran
CONTOH BAHAN AJAR UNTUK SISWA AUTIS Program Pembelajaran Individual KELAS 5 SD Tahun Pelajaran 2008-2009 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : V / I Tujuan : - Melalui peragaan, melihat
Lebih terperinciPELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:
BAB 4 PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Mengetahui berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan. 2. Menjelaskan pentingnya
Lebih terperinciPERILAKU MENGASUH ANAK PADA AMFIBI. Pelepasan 77 Tukik Tuntung laut SEPENGGAL CERITA KPH HIMAKOVA DARI TAMAN NASIONAL MANUSELA, MALUKU
Media Publikasi dan Informasi Dunia Reptil dan Amfibi Volume VI No 3, Oktober 2013 PERILAKU MENGASUH ANAK PADA AMFIBI Pelepasan 77 Tukik Tuntung laut SEPENGGAL CERITA KPH HIMAKOVA DARI TAMAN NASIONAL MANUSELA,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar luas di Daratan Asia Tenggara, Lempeng Sunda, Kepulauan Filipina, dan daerah Wallacea Selatan. Monyet ekor panjang di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengutip dari jurnal Puslit Biologi LIPI. Indonesia merupakan negara kepulauan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dikenal kaya akan keanekaragaman hayati. Mengutip dari jurnal Puslit Biologi LIPI. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
Lebih terperinciKebun Binatang Mini ala Fakultas Kedokteran Hewan
Kebun Binatang Mini ala Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR NEWS Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga tak hanya memiliki fasilitas akademik yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa, tetapi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan karunia dari Allah SWT yang harus dikelola dengan bijaksana, sebab sumber daya alam memiliki keterbatasan penggunaannya. Sumberdaya alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan usaha dibidang sumber daya perairan. Menurut Sarnita dkk. (1998), luas perairan umum
Lebih terperincivii Tinjauan Mata Kuliah
vii B Tinjauan Mata Kuliah ahan ajar Taksonomi Vertebrata (BIOL4322) merupakan materi yang dimaksudkan untuk memberi penjelasan peranan taksonomi sebagai cabang biologi. Di samping itu juga menjelaskan
Lebih terperinciO 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi
ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biodiversitas atau lebih sering dikenal sebagai keanekaragaman hayati merujuk kepada Convention on Biological Diversity (CBD) di Rio de Janeiro, Brazil (1993), merupakan
Lebih terperinciE. Kondisi Alam Indonesia
E. Kondisi Alam Indonesia Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alamnya. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai dunia tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun tahun 2005-2006, warga kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) mendapat gangguan dengan munculnya pemandangan di sepanjang jalan Ganesha yang dipenuhi oleh
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA
PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA I. Umum Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang terletak di antara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia,
Lebih terperinciNegara Terkaya di Dunia
Negara Terkaya di Dunia Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah. tidak salah sebenarnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan mungkin paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti rawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebun Binatang merupakan tempat wisata favorit bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kebun Binatang biasanya menjadi tujuan wisata bagi rombongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal karena memiliki kekayaan yang melimpah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terkenal karena memiliki kekayaan yang melimpah dengan pemandangan indah dihiasi oleh jenis-jenis flora dan fauna yang unik serta beranekaragam, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada diantara 2 (dua) samudera yaitu samudera pasifik dan samudera hindia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dan wilayah laut yang sangat luas dengan letak geografis yang sangat strategis karena berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan mengandung pengertian suatu perubahan besar yang meliputi perubahan fisik wilayah, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau taman margasatwa adalah tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu objek wisata di Jakarta yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah Kebun Binatang Ragunan. Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Cikini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya Letak geografi Indonesia dan letak astronomis Indonesia adalah posisi negara Indonesia
Lebih terperinci2016 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang strategis karena terletak di daerah khatulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropis cukup unik dengan keanekaragaman jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Kawasan Penunjang Konservasi Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. Permainan menurut Joan Freeman dan Utami Munandar (dalam Andang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Penjelasan Judul Perancangan Game menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah permainan. Permainan menurut Joan Freeman dan Utami Munandar (dalam Andang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SMP : SMP Negeri 1 Berbah Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Makhluk Hidup Submateri : Klasifiasi Makhluk Hidup
Lebih terperinciLINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang
Lebih terperinciFLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Indentitas Flora dan Fauna Indonesia Indonesia merupakan negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. buaya, Caiman, buaya, kura-kura, penyu dan tuatara. Ada sekitar 7900 spesies
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reptil adalah hewan vertebrata yang terdiri dari ular, kadal cacing, kadal, buaya, Caiman, buaya, kura-kura, penyu dan tuatara. Ada sekitar 7900 spesies reptil hidup sampai
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Klasifikasi Makhluk Hidup
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Sub materi Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Ilmu Pengetahuan Alam : VII/satu : Klasifikasi Makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan lainnya dipisahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya alam
52 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya alam berupa hutan nomor 3 (tiga) di dunia setelah Brazil dan Zaire, selain itu kita juga merupakan salah
Lebih terperinci