FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN PELAPORAN SP2TP DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMEULUE
|
|
- Adi Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN PELAPORAN SP2TP DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMEULUE Latar Belakang : Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun dan daerah tertentu. Penyakit menular merupakan masalah di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Pelaporan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit biasanya sebagian besar menjadi masalah karena rumitnya formulir pengisian, juga dikarenakan oleh beberapa faktor internal petugas seperti motivasi petugas itu sendiri, beban kerja, status pendidikan, pemahaman penentuan kriteria KLB, pemahaman penetapan mulai perhitungan 24 jam dan faktor eksternal meliputi faktor kepemimpinan, politis dan kebijakan yang diterapkan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui factor yang berhubungan dengan keterlambatan pelaporan SP2TP dari puskesmas ke Dinas Kesehatan. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas di Kabupaten simeulue yang terjadi KLB, yang berjumlah 85 orang, sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Analisa data menggunakan SPSS for Windows versi 16. Hasil Penelitian : Ada hubungan antara lama tugas dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue dengan nilai p value 0,005. Tidak ada hubungan antara lama menangani KLB dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue dengan nilai p value 0,576. Ada hubungan antara frekuensi pelatihan epidemiologi dengan pelaporan SP2TP. Kesimpulan : ada hubungan lama tugas dan frekuensi pelatihan epidemiologi dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue serta tidak ada hubungan antara lama menangani KLB dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. Setiap petugas Puskesmas yang menangani kegiatan KLB harus memahami mulai punya kuwajiban harus melaporkan KLB ke Dinas Kesehatan Kota, sehingga setiap kejadian KLB pelaporannya tidak terlambat, sehingga akan lebih cepat dalam menangani kasus kasus tambahan di masyarakat dan dapat mengurangi beban lamanya sakit pada penderita. Kata Kunci : lama tugas, lama menangani KLB, Frekuensi pelatihan, pelaporan SP2TP FACTORS RELATED TO DELAYS OF REPORTING SP2TP TO HEALTH DEPARTMENT OF HEALTH DISTRICT SIMEULUE Background: Extraordinary Events (KLB) is the incidence of morbidity / mortality epidemiologically significant in the period and area of interest. Infectious disease is a problem in Indonesia, because of the high morbidity and mortality. Reporting of Extraordinary Events (KLB) disease is usually mostly a problem because of the complexity of the form filling, also due to some internal factors attendant as motivation attendant itself, workload, educational status, understanding the determination of the criteria outbreaks, understanding the timing of start of calculation 24 hours and External factors include the factors of leadership, political and policy applied. Objective: To determine the factors associated with a delay in reporting SP2TP from health centers to the Department of Health. Methods: This study is a quantitative study using descriptive analytic with cross sectional design. The study population was all health workers in health centers in the district of Simeulue outbreaks, totaling 85 people, samples using total sampling. This research was conducted in July Data were analyzed using SPSS for Windows version 16. Results: There was a relationship between the long task with SP2TP reporting from health centers to the Department of Health Simeulue with a p value of There is no relationship between
2 the long handle outbreaks by reporting SP2TP from health centers to the Department of Health Simeulue with p value There is a relationship between the frequency of reporting epidemiological training with SP2TP. Conclusion: there is a long relationship and frequency assignment epidemiological training with SP2TP reporting from health centers to Simeulue Health Service and there is no relationship between the long handle outbreaks by reporting SP2TP from health centers to the Department of Health Simeulue. Every health worker who handles activities KLB must understand the starting time has kuwajiban must report outbreaks to the City Health Office, so that each incident outbreak reporting is not too late, so it will be faster in handling cases - additional cases in the community and can reduce the load duration of illness in patients. Keywords: long task, long handle outbreaks, frequency of training, reporting SP2TP PENDAHULUAN Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas SP2TP merupakan instrumen vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun kecamatan. Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal: (1) pencatatan, pelaporan, dan pengolahan; (2) analisis; dan (3) pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-buku register yang berlaku untuk masing-masing program. Data tersebut kemudian direkapitulasikan ke dalam format laporan SP3 yang sudah dibukukan. Koordinator SP3 di puskesmas menerima laporan-laporan dalam format buku tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten. Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten meneruskan ke masingmasing pengelola program di Dinas Kesehatan Kabupaten. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten, setelah diolah dan dianalisis dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Provinsi dan seterusnya dilanjutkan proses untuk pemanfaatannya. Frekuensi pelaporan sebagai berikut: (1) bulanan; (2) tribulan; (3) tahunan. Laporan bulanan mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan penggunaan obat-obat. Laporan tribulanan meliputi kegiatan puskesmas antara lain kunjungan puskesmas, rawat tinggal, kegiatan rujukan puskesmas pelayanan medik kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri dari data dasar yang meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta masyarakat
3 dan lingkungan kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan puskesmas pembantu. Pengambilan keputusan di tingkat kabupaten dan kecamatan memerlukan data yang dilaporkan dalam SP3 yang bernilai, yaitu data atau informasi harus lengkap dan data tersebut harus diterima tepat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat dianalisis dan diinformasikan. Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan Terpadi Puskesmas juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas. Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). Dari data kejadian penyakit tersebut perlu diwaspadai bahwa penularan penyakit di masyarakat tetap berlangsung karena kasus yang tertangkap di pelayanan kesehatan tidak dilaporkan sebagai SP2TP sehingga tidak ditindak lanjuti penanganan di masyarakat, hal tersebut dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Setiap program menerapkan sistim dalam pengumpulan informasi kesehatan melalui pelaporan secara rutin dan berjenjang, supaya sistim berjalan efektif setiap petugas memahami dengan baik sistim yang diterapkan untuk memperlancar pekerjaan yang dilaksanakan sehingga informasi segera sampai ke pimpinan unit pelayanan kesehatan dan dilaporkan kepada tingkat organisasi yang lebih atas. Setiap pekerjaan atau kegiatan memerlukan data dan informasi, demikian juga dari adanya pekerjaan atau kegiatan akan menghasilkan data dan informasi baru, sehingga manusia makin sadar akan pentingnya informasi bagi kehidupan terutama bagi para pimpinan atau manajer untuk membuat keputusan dengan cepat, tepat dan benar. Peran petugas Puskesmas amat penting dalam penyampaian SP2TP mengingat Puskesmas merupakan wahana sumber informasi yang dapat langsung dari masyarakat, sehingga informasi masalah penyakit atau masalah kesehatan segera diketahui lebih akurat. Dalam penanggulangan SP2TP sedini mungkin diperlukan sistim informasi kesehatan yang dapat memberi data dan informasi tentang kondisi, derajat/status kesehatan, sumber daya, out put kegiatan/program dan informasi lain yang berhubungan dengan upaya kesehatan dalam rangka proses pengambilan keputusan, karena sebuah sistem informasi yang baik harus mampu memberikan informasi yang akurat, relevan, lengkap, tepat, dan ringkas.
4 penyakit biasanya sebagian besar menjadi masalah karena rumitnya formulir pengisian, juga dikarenakan oleh beberapa faktor internal petugas seperti motivasi petugas itu sendiri, beban kerja, status pendidikan, pemahaman penentuan kriteria KLB, pemahaman penetapan mulai perhitungan 24 jam dan faktor eksternal meliputi faktor kepemimpinan, politis dan kebijakan yang diterapkan. Pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota saat mengetahui adanya indikasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan menggunakan Form W-1 dilakukan dalam kurun kurang dari 24 jam. Jika pelaporan disampaikan dengan segera maka upaya penanggulangan akan cepat dilaksanakan mengingat sifat wabah/klb harus dilakukan usaha yang sungguh-sungguh sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kejadian KLB ditanggulangi kurang dari 24 jam. Untuk mengarahkan pasien berobat melalui jalur pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) agar terpantau dan menghindari pasien yang ringan tertumpuk di Rumah Sakit serta dapat termonitor bila terjadi peningkatan yang bermakna untuk selanjutnya dilaporkan dan dilakukan tindakan di lapangan. Dalam penelitian ini difokuskan di Kota Simuelu karena berbagai alasan yaitu laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) di kota Simuelue selama kurun 3 tahun terakhir dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan bahwa kejadian KLB dilaporkan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota lebih sedikit dari kejadian KLB yang sebenarnya. Sebagai gambaran tahun 2012 tercatat KLB penyakit menular sebanyak 31 kejadian dan yang dilaporkan tidak terlambat hanya 5 kejadian (16,13 ), pada tahun 2013 terdapat kejadian KLB penyakit menular sebanyak 125 kejadian dan yang dilaporkan tidak terlambat hanya 27 kejadian (21,6 ), tahun 2007 jumlah kejadian KLB penyakit menular sebanyak 109 kejadian yang dilaporkan tidak terlambat hanya 31 kejadian (28,44). Kota Simuelu merupakan kota kabupaten Simuelue, mobilitas penduduk tergolong tinggi dan banyak pendatang, bekerja maupun berdagang, dengan kelompok umur yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan penularan penyakit semakin tinggi dan berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Akses masyarakat untuk mencari pelayanan kesehatan apabila menderita sakit tergolong susah dan kurang nya sarana pelayaan kesehatan yang melayani penderita sakit mulai yang ringan sampai dengan yang berat. Penderita penyakit yang berat banyak berobat ke rumah sakit sedangkan masyarakat yang menderita penyakit dengan kriteria belum parah (masih ringan) akan memilih pelayanan kesehatan terdekat, khususnya di Puskesmas dengan status berobat jalan. Penderita yang berobat jalan dan masih dapat melakukan aktifitas seperti bekerja, bepergian maupun kegiatan lainnya mempunyai kesempatan untuk menularkan penyakitnya ke orang lain yang kontak selama melakukan aktifitas
5 tersebut. Pelayanan informasi dan jangkauan transportasi sangat susah. Hasil survai pendahuluan yang dilaksanakan di Kota Simuelu pada 10 (sepuluh) Puskesmas pelaporan SP2TP untuk mengetahui jumlah kejadian KLB yang sebenarnya terjadi selama 2 (dua) tahun yaitu pada tahun 2006 dan 2007 (sampai dengan bulan Oktober) dapat diperoleh gambaran kejadian KLB yaitu kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular di Kota Simuelu tahun 2013 menurut jenis penyakitnya sebanyak 8 penyakit dengan frekwensi kejadian sebanyak 32 KLB yang dilaporkan tepat hanya 6 frekwensi kejadian KLB. Jenis penyakit yang mengalami KLB yaitu:varicela, Typhoid, Diare, DBD, Leptospirosis, Chikungunya, Pneumonia dan Campak. Data Kejadian Luar Biasa penyakit menular di Kota Simuelu tahun 2014 (sampai dengan bulan Oktober) menurut jenis penyakitnya sebanyak 8 penyakit dengan frekwensi kejadian sebanyak 33 KLB yang dilaporkan tepat hanya 14 frekwensi kejadian KLB. Jenis penyakit yang mengalami KLB sebagai yaitu: Varicela, Typhoid, Diare, Difteri, DBD, Pneumonia, Keracunan makanan dan Campak. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilaporkan tepat, tindakan penanggulangan dilapangan juga lebih cepat dan biasanya diikuti sampai dengan 2 (dua) kali masa inkubasi oleh petugas Dinas Kesehatan Kota Simuelu. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan di Kabupaten Simeulue. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut sehingga rumusan masalah yang diajukan adalah: Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan di Kabupaten Simeulue. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk menganalisis faktorfaktor yang berhubungan dengan keterlambatan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan di Kabupaten Simuelu Tujuan Khusus a. Untuk menganalisi hubungan lama tugas dengan keterlambatan pelaporan SP2TP b. Untuk menganalisi hubungan lama menangani KLB dengan keterlambatan pelaporan SP2TP c. Untuk menganalisi hubungan frekuensi pelatihan epidemiologi dengan keterlambatan pelaporan SP2TP METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Gordis (2004) mengatakan bahwa hubungan antara variabel bebas (paparan) dan variabel terikat (efek) diamati secara serentak pada satu saat atau periode tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan
6 yang ada di Puskesmas di Kabupaten simeulue yang terjadi KLB, yang berjumlah 85 orang. HASIL PENELITIAN 1. Lama Tugas Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Lama Tugas No Lama Frekuensi Tugas ,3 tahun 2 < ,7 tahun Jumlah Dari tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 85 responden sekitar 47 orang (55,3) mempunyai lama tugas 14 tahun. N o 2. Lama menangani KLB Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lama menangani KLB Lama menangan i KLB Frekuens i 1 6 tahun 60 70, 6 2 < 6 tahun 25 29, 4 Jumlah Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 85 responden sekitar 60 orang (70,6 ) menyatakan lama menangani KLB 6 tahun. N o 3. Frekuensi Pelatihan Epidemiologi Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pelatihan Epidemiologi Frekuensi Pelatihan Epidemiolo gi Frekuen si 1 >1 kali 49 57, kali 36 42, 4 Jumlah Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa dari 85 responden sekitar 49 orang (57,6) menyatakan melakukan pelatihan epidemiologi >1 kali. 4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi N Pelapora Frekuens o n SP2TP i 1 Tepat 63 74, 1 2 Tidak tepat 22 25, 9 Jumlah Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa dari 85 responden sekitar 63 orang (74,1) menyatakan pelaporan SP2TP dilakukan tepat.
7 No 1. Tabulasi Silang Antara Lama Tugas Dengan Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Lama Tugas Dengan Lama tugas Tepat Tdk tepat Total 1 14 tahun 41 87,2 6 12, < 14 tahun 22 57, ,1 38 Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 47 responden yang lama tugasnya sampai 14 tahun, 41 orang (87,2) menyatakan pelaporan SP2TP tepat. Sedangkan dari 38 responden yang lama tugasnya < 14 tahun, 22 orang (57,9) menyatakan pelaporan SP2TP tepat. Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p < 0,05 P.Value yaitu sebesar 0,005, dan ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama tugas dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. 2. Tabulasi Silang Antara lama menangani KLB Dengan Tabel 4.6 Tabulasi Silang antara lama menangani KLB Dengan No Lama menangani KLB Tepat Tdk tepat Total 1 6 tahun 46 76, , < 6 tahun Jumlah Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang lama menangani KLB sampai 6 tahun, 46 orang (76,7) menyatakan pelaporan SP2TP tepat. Sedangkan dari 25 responden yang lama menangani KLB < 6 tahun, 17 orang (68) menyatakan pelaporan Frekuensi SP2TP tepat. Epidemiologi Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p > 0,05 P.Value 0,576 yaitu sebesar 0,576, dan ini berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menangani KLB dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. 3. Tabulasi Silang Antara Pelatihan Dengan
8 Tabel 4.7 Tabulasi Silang antara Frekuensi Pelatihan Epidemiologi Dengan Pelaporan SP2TP No Frekuensi pelatihan epidemiologi Tepat Tdk tepat Total 1 >1kali 43 87,8 6 12, kali 20 55, ,4 36 Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 49 responden yang frekuensi pelatihan epidemiologinya >1 kali, 43 orang (87,8) menyatakan pelaporan SP2TP tepat. Sedangkan dari 36 responden yang frekuensi pelatihan epidemiologinya 1 kali, 20 orang (55,6 ) menyatakan pelaporan SP2TP tepat. Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p < 0,05 yaitu sebesar 0,002, dan ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi pelatihan epidemiologi dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. Pembahasan Hubungan Antara Lama Tugas Dengan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p < 0,05 yaitu sebesar 0,005, dan ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama tugas dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutarman (2008) diketahui bahwa Faktor risiko lama tugas dari P.Value 0,002 petugas Puskesmas terhitung mulai Capeg sampai dengan penelitian ini dilaksanakan terbukti berhubungan dengan keterlambatan petugas dalam menyampaikan laporan KLB dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Semarang, dengan OR=3,91 (95 CI = 1,08 14,14) nilai p= 0,038. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori manajemen sumber daya manusia yang mutakhir oleh Siagian Sondang P. (2008) yang mengutarakan bahwa lama bertugas dari seorang karyawan/pegawai pada unit organisasi akan memberi nilai positif karena memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan organisasi, banyak hal yang diperoleh dari segi informasi tentang hal yang tidak selalu mudah. Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa petugas menyatakan tugas yang mempunyai lama kerja setidaknya pernah terpapar dengan penjelasan-penjelasan tentang KLB oleh kepala Puskesmas dan petugas programer sebelumnya. Mereka pernah dimintai bantuan untuk melakukan kegiatan KLB di lapangan. Bagi petugas Puskesmas yang mempunyai lama tugas kurang
9 dari 14 tahun tetapi laporan KLB tepat. Mereka menyatakan ini merupakan hal yang kebetulan karena petugas mengerjakannya sesuai tanggung jawab dan kebanyakan tidak mengetahui laporan setiap kejadian KLB yang dilaporkan kurang dari 24 jam dimulai dari kapan, tetapi yang mempunyai lama tugas lebih dari 14 tahun dan terlambat dalam menyampaikan laporan KLB, karena mengerjakan tugasnya tidak ada target kapan paling lambat, mengikuti proses selesai kemudian laporan dikirim Hubungan Antara lama menangani KLB Dengan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p > 0,05 yaitu sebesar 0,576, dan ini berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menangani KLB dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutarman (2008) diketahui bahwa Faktor risiko lama menangani KLB dari petugas Puskesmas selama bekerja menangani program kegiatan KLB terbukti berhubungan dengan keterlambatan petugas dalam menyampaikan laporan KLB dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Semarang, dengan OR=4,68 (95 CI =1,29 18,88) nilai p= 0,018. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori manajemen sumberdaya manusia yang mutakhir oleh Siagian Sondang P. (2008) yang mengutarakan bahwa kinerja seseorang petugas akan cenderung menurun apabila dihadapkan dengan tugas-tugas yang rutin apalagi jika karyanya tidak dapat dihargai disamping itu juga kinerjanya akan cenderung menurun karena merasa jenuh dengan pekerjaannya. Menurut asumsi peneliti diketahui bahwa petugas banyak yang menyatakan dengan harapan kalau ada tenaga yang lebih muda yang dapat membantu untuk tugas lapangan jika terjadi KLB karena sudah lama menangani KLB. Kalau diberi kesempatan memilih sebagian besar memilih profesi perawat dari pada tenaga epidemiologi yang harus kelapangan jika ada KLB Hubungan Antara Frekuensi Pelatihan Epidemiologi Dengan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p < 0,05 yaitu sebesar 0,002, dan ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi pelatihan epidemiologi dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutarman (2008), Faktor frekwensi dalam mengikuti pelatihan Survailans epidemiologi dari hasil uji bivariat tidak menunjukkan adanya hubungan dengan keterlambatan menyampaikan laporan KLB dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota, dimana petugas yang frekwensi mengikuti pelatihan survailans lebih sedikit tidak beresiko karena CI (95
10 = 0,282 6,3) melewati angka 1 (satu) dan p > 0,05. Menurut asumsi peneliti diperoleh informasi bahwa petugas dalam mengikuti pelatiahan survailans epidemiologi nya sudah lama dan kejadian KLBnya jarang sehingga apa yang dilatihkan sudah lupa. Kesimpulan 1. Ada hubungan antara lama tugas dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue dengan nilai p value 0, Tidak ada hubungan antara lama menangani KLB dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue dengan nilai p value 0, Ada hubungan antara frekuensi pelatihan epidemiologi dengan pelaporan SP2TP dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Simeulue dengan nilai p value 0, Saran 1. Setiap petugas Puskesmas yang menangani kegiatan KLB harus memahami mulai punya kuwajiban harus melaporkan KLB ke Dinas Kesehatan Kota, sehingga setiap kejadian KLB pelaporannya tidak terlambat, sehingga akan lebih cepat dalam menangani kasus kasus tambahan di masyarakat dan dapat mengurangi beban lamanya sakit pada penderita. 2. Dinas Kesehatan Kota dapat segera memenuhi form W-1 yang dibutuhkan oleh Puskesmas melalui penyediaan secara berkala tiap tahun sekali, form tersebut dapat berupa buku dan form lainnya untuk keperluan kegiatan survailans dan penanggulangan KLB 3. Dinas Kesehatan Kota melakukan pencatatan setiap laporan kejadian KLB yang mencakup informasi kapan KLB diketahui oleh Puskesmas dan berapa lama laporan sampai di Dinas Kesehatan Kota baik yang dilaporkan dengan form W-1 termasuk laporan melalui SMS dan telpon. 4. Perlu adanya pertemuan koordinasi antara Dinas Kesehatan Kota dengan Kepala Puskesmas se Kota Simeulue untuk membangun komitmen dan memberi penyegaran tentang pelaksanaan program penanggulangan KLB sedikitnya 2 (dua) kali dalam setahun 5. Pemegang program sebaiknya diserahkan kepada petugas yang mempunyai masa kerja yang lama. 6. Pemberian tugas kepada petugas yang menangani program kegiatan KLB sebagai tanggung jawabnya sebaiknya jangan terlalu lama, karena dari hasil penelitian setiap 6 (enam) tahun perlu pergantian atau pendampingan sehingga tidak timbul kejenuhan yang dapat
11 mengurangi hasil kerja (kinerjanya). 7. Setiap petugas Puskesmas yang menangani KLB harus memahami mulai kapan mempunyai kuwajiban melaporkan setiap KLB sampai dengan < 24 jam. 8. Sebaiknya petugas yang menangani KLB sebagai tugas Pokoknya adalah KLB tersebut, sedangkan tugas lainnya sebagai tugas rangkap dengan tupoksi yang jelas apabila ada KLB tugas lainnya ditinggalkan
KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TINGKAT PUSKESMAS (SP2TP)
KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TINGKAT PUSKESMAS (SP2TP) 1.Latar Belakang Sistem Pencatatan dan Pelaporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen vital
Lebih terperinciANALISIS KETEPATAN WAKTU PELAPORAN DALAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA
ANALISIS KETEPATAN WAKTU PELAPORAN DALAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN LAPORAN KIA DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN LAPORAN KIA DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Putu Rivan Gregourian Budiarta 1), Chreisye K. F. Mandagi 1),
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online (SIKNAS Online) agar komunikasi data antara pusat dan daerah menjadi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENDAHULUAN. PDF created with pdffactory Pro trial version Artikel Publikasi
Faktor factor yang berhubungan dengan keterlambatan petugas dalam menyampaikan laporan KLB dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan (studi di Kota Semarang) Sutarman 1, Ludfi Santoso 2, Sakundarno Adi 3 Artikel
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciJUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran Faris Budiyanto G0012074
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia
ABSTRAK GAMBARAN KASUS PREEKLAMPSIA YANG DITANGANI SECARA KONSERVATIF DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR BALI SELAMA TAHUN 2013 Latar belakang: Kasus Preeklampsia merupakan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS MAKALAH ASKEB V TENTANG SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS D I S U S U N OLEH : RIZKY RAHMADHANI 0112042 DOSEN PEMBIMBING : YULIARNI S.SIT. MPH PRODI DIII
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciKeywords: Information system, weekly report (W2), outbreak
RANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN MINGGUAN (W2) KEJADIAN LUAR BIASA UNTUK MENDUKUNG SISTEM KEWASPADAAN DINI PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Aninda Putri Anuari *), Maryani Setyowati
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI RS. X KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012
UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012 I GEDE DODY WIRADHARMA 0720025027 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciYelli Yani Rusyani 1 INTISARI
HUBUNGAN ANTARA WAKTU PENYAPIHAN, POLA PEMBERIAN MAKAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-60 BULAN DI DESA GARI, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012 Yelli
Lebih terperinciHUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Tia Mema 1), Franckie R.R Maramis 1), Ardiansa A.T Tucunan 1) 1) Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciMODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)
Modul Puskesmas 1. SIMPUS MODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS) I. DESKRIPSI SINGKAT Sistem informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi, termasuk puskesmas. Sistem infomasi
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi
Lebih terperinciTINJAUAN PENERAPAN SIMPUS DI BAGIAN PENDAFTARAN DI PUSKESMAS MIJEN SEMARANG TAHUN Achmad Ardy Sudrjad
TINJAUAN PENERAPAN SIMPUS DI BAGIAN PENDAFTARAN DI PUSKESMAS MIJEN SEMARANG TAHUN 2014 Achmad Ardy Sudrjad Abstract Application of Public Health Center Mijen Public Health Information System in Semarang
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN IMUNISASI OLEH KADER POSYANDU DI DESA MAKAMHAJI, KELURAHAN KARTASURA, DAN DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA Skripsi ini Disusun Guna
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR SOSIODEMOGRAFI PADA KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI TAHUN 2009
ABSTRAK FAKTOR SOSIODEMOGRAFI PADA KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 Natalina Manalu, 2010; Pembimbing: Evi Yuniawati., dr., MKM.
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Gizi Disusun oleh Nama :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. supervisi dinas kesehatan kabupaten atau kota. Puskesmas mempunyai tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan dibawah supervisi dinas kesehatan kabupaten atau kota. Puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :
Lebih terperinciMuhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT
HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG PERAN SERTA TENAGA KESEHATAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA USIA 0 5 TAHUN DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN MOTHER S PERCEPTIONS
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015 SANG AYU NYOMAN DIANTARI NIM. 1320015032 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan studi analitik yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan frekuensi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi
ABSTRAK Persepsi adalah suatu proses menerima dan menginterpretasikan data. Persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dapat dilihat dari aspek estetik dan aspek fungsional. Bagi remaja, salah satu
Lebih terperinciHalaman Pengesahan Artikel Ilmiah
Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan dan Ketepatan Waktu Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang Tahun 2013 Telah diperiksa
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN
digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG
HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG Adhiana Aysha Rohman 1), Syamsulhuda 2), Anung Sugihantono 3) Bagian Pendidikan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA THE RELATIONSHIP BETWEEN WORK MOTIVATION WITH THE PERFORMANCE OF HEALTH WORKERS IN
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS
PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Factors Associated With The Utilization of Health Services in The Health Tamalanrea Makassar City St.Rachmawati,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Rita Afni Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI
HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL MERAH II KOTA JAMBI TAHUN 2016 RELATION BETWEEN MOTIVASION AND FAMILY S SUPPORT
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciKata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.
ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan
Lebih terperinciKeywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN DALAM PEMANFAATAN PUSKESMAS MOLOMPAR OLEH MASYARAKAT DESA MOLOMPAR II KECAMATAN TOMBATU TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG Hilda Irianty, Norsita Agustina, Adma Pratiwi Safitri Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS
HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT 10T MIDWIFE
Lebih terperinciKata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA. Meytha Mandagi*, Christian R. Tilaar*, Franckie R.R Maramis*
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN MASA KERJA PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERATURAN PRAKTIK KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN PETUGAS DALAM MENYAMPAIKAN LAPORAN KLB DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN (Studi di Kota Semarang)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN PETUGAS DALAM MENYAMPAIKAN LAPORAN KLB DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN (Studi di Kota Semarang) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DENGAN JARAK RUMAH DAN STATUS PEKERJAAN DI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN (BBKPM) SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DENGAN JARAK RUMAH DAN STATUS PEKERJAAN DI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN (BBKPM) SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciGAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Ida Fitriya *), Purbowati,S.Gz.,M.Gizi **), dr. H. Adil Zulkarnain, Sp. OG (K) ***) *) Alumnus Program Studi D-IV
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU
Jurnal Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018 e-issn : 2599-3399 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Yusmaharani Program Studi
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii
Lebih terperinciAnalisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.
Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA Abstract RSUP Dr. Kariadi Semarang is a type hospital as the final
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTAK POSITIF DIFTERI DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Nining Setyowati NIM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTAK POSITIF DIFTERI DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu pada Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciSistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan Definisi Sistem : Sekumpulan komponen yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan Sistem Informasi : Sekumpulan komponen yang bekerja sama untuk menghasilkan suatu informasi
Lebih terperinciJURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KONTAK SERUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Tiara Purba*, Sekplin A. S. Sekeon*, Nova H. Kapantow*
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014
386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin
Lebih terperinciHEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016 Disusun Oleh : ANNISA TRIUTAMI NIM. D11.2012.01479 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG
Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN
Lebih terperinciBERHUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KETERAMPILAN PETUGAS DENGAN PENGELOLAAN SP2TP DI PUSKESMAS SE- KOTA MATARAM TAHUN 2014
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015 BERHUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KETERAMPILAN PETUGAS DENGAN PENGELOLAAN SP2TP DI PUSKESMAS SE- KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh: Desi Zuhrotun' dan M. Karjono 2 1. Mahasiswa FKM UNTB
Lebih terperinciHUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN RIWAYAT RUPTUR PERINEUM DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI BPM SY
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN RIWAYAT RUPTUR PERINEUM DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI BPM SY. TRIHANA KECAMATAN JOTON JOGONALAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun guna mencapai
Lebih terperinciThe Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013
Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 52, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas
Lebih terperinciAbstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)
Hubungan antara pendampingan..( Abd. Halim, Fajar, Nur) HUBUNGAN ANTARA PENDAMPING PERSALINAN, UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN DI KLINIK KESEHATAN IBU
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL Suwarsi Background: The utilization of health service by the
Lebih terperinciANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT
345 ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT ANALYSIS OF MEDICAL RECORD FILLING COMPLETENESS AND RETURNING IN HOSPITAL INPATIENT UNIT Winarti, Stefanu Supriyanto
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN KOMANG YOGA BAWANTA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI Bayu Kusuma Wardana 1, Suharto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGENDALIAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH PUSKESMAS RAKIT 2 BANJARNEGARA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR
HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR The Relationship of Leadership Quality on the Worker Performance at Public Health Center of Tamalanrea Makassar
Lebih terperinci