BAB IV PENUNDAAN PEMBAYARAN UPAH PANEN JAGUNG DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENUNDAAN PEMBAYARAN UPAH PANEN JAGUNG DITINJAU DARI HUKUM ISLAM"

Transkripsi

1 BAB IV PENUNDAAN PEMBAYARAN UPAH PANEN JAGUNG DITINJAU DARI HUKUM ISLAM 1. Alasan-Alasan Pemilik Jagung Melakukan Penundaan Pembayaran Upah Panen Jagung Upah mengupah termasuk salah satu bidang muamalah yang merupakan salah satu bentuk aktifitas antara dua pihak yang berakad guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolong menolong antara sesama manusia. Oleh sebab itu para ulama menilai bahwa ijarah ini merupakan salah satu hal yang boleh dan bahkan perlu dilakukan. Masyarakat Jorong Tampus hidup saling tolong menolong dan hidup saling toleransi terhadap sesamanya, sehingga mereka melakukan berbagai kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil Observasi peneliti terhadap praktek penundaan pembayaran upah panen jagung yang terjadi di Jorong Tampus telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu pekerja akan melakukan pekerjaan panen jagung selama tiga hari dan upah yang akan diberikan, setelah tiga hari tersebut. Namun kenyataannya tidak demikian, bahkan setelah satu minggu petani jagung tidak memberikan upah kepada pekerja panen jagung, karena petani jagung mempunyai alasan-alasan tersendiri dalam melakukan penundaan upah. Dalam melakukan pembayaran upah dalam Islam sangat dianjurkan untuk mempercepat dan tidak mela rang untuk menangguhkan pembayaran upah dengan syarat ada kesepakatan dan kerelaan dari kedua belah pihak dan tidak ada keterpaksaan. (Sabiq 1987, 26). Dalam hal melakukan tindakan melalaikan pembayaran upah terhadap orang yang melakukan pekerjaan hendaklah atas persetujuan dan kerelaan dari pekerja yang telah menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawabnya. Begitu juga dalam pembayaran upah terhadap orang 50

2 51 yang dipekerjakan, bahkan Islam sangat menganjurkan untuk menyegerakan dalam pembayaran upah. Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan Bapak Palit sebagai petani jagung, mengatakan bahwa bapak palit mempunyai lahan jagung seluas 36 pancang (satu hektar) yang berlokasi di daerah Jorong Tampus dan pekerja panen jagung sebanyak delapan orang, yaitu diantaranya (ibuk tini, sisam, suarni, eti, tuni, sahros, upik, yani) mereka adalah pekerja panen jagung di lahan bapak palit. Disini bapak palit memperkejakan pekerja telah ada kesepakatan yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan, yaitu mulai bekerja dari jam pagi sampai jam sore. Pekerjaan yang dilakukan pekerja adalah memanen jagung di lahan bapak palit dengan harga yang telah disepakati, dalam satu karung goni Rp 7000, masing-masing pekerja sama, tidak ada perbedaan harga sedikitpun. Serta upah akan diberikan setelah tiga hari. Tetapi permasalahan yang muncul adalah sudah melewati tiga hari upah tidak diberikan oleh bapak Palit melainkan melewati satu minggu upah baru diberikan kepada pekerja panen jagung. Alasan bapak palit melakukan penundaan adalah, pertama dalam penjualan jagung belum sesuai dengan harga yang disepakati antara bapak Palit sebagai petani jagung dengan toke jagung karena Bapak Palit ingin menjual jagung tersebut seharga Rp per kg, tapi toke tersebut tidak sanggup membeli Rp per kg sehingga bapak palit tidak jadi untuk menjual jagung tersebut. Alasan kedua bapak Palit menunda pembayaran upah pekerja panen jagung adalah, karena jagung yang dipanen tadi belum selesai dipanen seluruhnya oleh pekerja panen jagung sehingga jagung belum bisa dijual. (Palit, 2017)

3 52 Kemudian peneliti juga melakukan penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan petani jagung lainnya yang berada di Jorong Tampus yaitu Bapak Darus, ia mengatakan bahwa ia mempunyai Lahan jagung seluas 14 pancang dan dengan jumlah pekerja sebanyak lima orang yaitu (ibuk tini, sisam, suarni, hafnisah, yanti) Bapak Darus memperkerjakan pekerja telah ada kesepakatan yaitu, bekerja mulai dari jam pagi sampai jam sore. Pekerjaan yang dilakukan pekerja adalah memanen jagung di lahan Bapak Darus dengan harga yang telah disepakati dalam satu karung goni Rp 7000, dan upah akan di berikan setelah selesai bekerja. Namun kenyataannya tidak demikian, upah tidak diberikan setelah bekerja melainkan hampir satu minggu upah baru diberikan. Disini Bapak Darus sebagai petani jagung memberikan alasan bahwa upah tersebut tidak dibayarkan karena keuntungan dari hasil jagung tersebut belum ia dapatkan. Jadi inilah alasan Bapak Darus melakukan penundaan pembayaran upah pekerja. (Darus 2017) Selain itu peneliti juga melakukan penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan petani jagung lainnya yaitu Bapak Buyung, Bapak Buyung mengatakan bahwa bapak buyung mempunyai lahan jagung seluas 12 pancang, dan bapak buyung mempuyai pekerja sebanyak empat orang yaitu (ibuk tini, rohima, yanti, nisfu) dan memperkerjakan pekerja telah ada kesepakatan, yaitu bekerja memanen jagung mulai dari jam pagi sampai jam sore, dan upah dalam satu karung goni Rp 7000, dan upah akan diberikan setelah selesai bekerja, namun kenyataannya tidak demikian. Upah tidak diberikan setelah bekerja melainkan hampir dua minggu upah bari diberikan. Disini Bapak Buyung berasalan bahwa, Bapak Buyung melakukan penundaan pembayaran upah tersebut dikarenakan upah yang tadinya akan diberikan kepada pekerja telah bapak Buyung pakai untuk tambahan modal usaha. (Buyung 2017)

4 53 Berdasarkan hasil penelitian dengan tiga orang petani jagung, maka penulis dapat memahami bahwa keterlambatan petani jagung dalam pembayaran upah kepada pekerja panen jagung disebabkan karena petani jagung mempunyai alasan-alasan tertentu, seperti harga jagung yang dijual di toke belum sesuai menurut harga yang diinginkan, kemudian jagung tersebut belum selesai semuanya dipanen jadi semuanya belum bisa sekaligus dijual, kemudian upah tersebut belum diberikan dikarenakan keuntungan dari hasil jagung tersebut belum ia dapatkan, dan upah yang tadi akan diberikan telah dijadikan untuk modal usaha. Jadi inilah alasan-alasan petani jagung dalam melakukan penundaan atau menangguhkan upah pekerja panen jagung. 2. Akibat Dari Penundaan Pembayaran Upah Yang dilakukan Oleh Petani Jagung Kepada Pekerja Panen Jagung Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan para pekerja mengatakan bahwa, sebelum melakukan pekerjaan para pekerja tersebut terlebih dahulu diberi tahu berapa upah mereka dan kapan akan dibayarkan upah tersebut, sehingga dalam pembayaran upah tidak terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka dengan adanya ketentuan upah ini pekerja akan dapat melakukan pekerjaannya dengan senang hati dan tanpa ada keterpaksaan. Dalam kesepakatan waktu yang digunakan dalam bekerja, jam kerjanya adalah dari jam pagi sampai jam sore dengan melakukan pekerjaan yaitu memanen jagung baik itu di lahan bapak palit, darus, ataupun bapak buyung. Sistem pemberian upah memanen jagung adalah sama yaitu Rp dalam satu karung goni. Setelah melakukan penelitian dengan dua belas pekerja yaitu (ibuk tini, sisam, suarni, eti, tuni, sahros, upik, yani, hafnisah, yanti, nisfu, rohima) bahwa telah terjadi penundaan pemberian upah yang diberikan oleh petani jagung tanpa ada kesepakatan dengan pekerja. Untuk lebih jelasnya mengenai upah yang diberikan kepada pekerja tersebut maka peneliti

5 54 telah melakukan penelitian dengan beberapa pekerja panen jagung yang berada di Jorong Tampus tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan dua belas pekerja panen jagung yaitu ibuk tini, sisam, suarni, eti, tuni, sahros, upik, yani, hafnisah, yanti, nisfu, dan rohima. Dimana petani jagung telah melakukan penundaan pembayaran upah pekerja panen jagung sebanyak dua belas pekerja dan banyak dampak atau akibat yang dirasakan oleh petani jagung diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Ibuk tini adalah pekerja panen jagung yang bekerja di lahan jagung milik bapak palit, dan juga di lahan bapak darus, dan buyung. Dalam pembayaran upah pekerja telah ada kesepakatan sebelumnya, di lahan bapak palit upah akan diberikan setelah tiga hari bekerja, dan dalam tiga hari Ibuk Tini dapat memanen jagung sebanyak 30 karung goni dengan mendapatkan upah Rp dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, ibuk Tini tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu ibuk tini baru mendapatkan upah. Sedangkan di lahan bapak darus, upah pekerja akan diberikan setelah bekerja, dan dalam sehari ibuk tini dapat memanen jagung sebanyak 13 karung goni dengan upah Rp dalam sehari. Namun bapak darus tidak membayarkan upah tersebut setelah bekerja, melainkan lewat dari satu minggu upah baru dibayarkan. Selain itu ibuk tini juga pernah bekerja di lahan bapak buyung, dalam pembayaran upah pekerja telah ada kesepakatan yaitu setelah bekerja upah akan diberikan. Dalam sehari ibuk tini dapat memanen jagung dilahan bapak buyung sebanyak 11 karung goni dengan upah Rp dalam sehari, namun bapak buyung tidak membayarkan upah tersebut setelah bekerja melainkan hampir dua minggu baru upah tersebut dibayarkan. Jadi akibat dari penundaan pembayaran upah yang dilakukan oleh tiga petani jagung tersebut terkadang ibuk Tini merasa keberatan dan bahkan kecewa karena

6 55 upah tersebut dapat ia jadikan sebagai biaya tambahan uang jajan anak-anaknya ke sekolah. (Tini, 2017) 2. Ibuk Sisam Sebagai pekerja panen jagung, dalam pembayaran upah pekerja telah ada kesepakatan dengan petani jagung. Ibuk sisam bekerja di lahan bapak palit, dan juga di lahan bapak darus. Di lahan bapak palit upah akan diberikan setelah tiga hari. Dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 27 karung goni dengan upah Rp dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, ia tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu ia baru mendapatkan upah. Sedangkan di lahan bapak darus upah akan diberikan setelah bekerja, dalam sehari ia dapat memanen jagung sebanyak 12 karung goni dengan upah Rp dalam sehari. Namun ia tidak mendapatkan upah tersebut dalam sehari, melainkan upah diberikan setelah satu minggu. Jadi dari penundaan pembayaran upah yang dilakukan oleh kedua petani jagung tersebut terkadang Ia merasa kecewa, karena upah tersebut akan dijadikan sebagai biaya tambahan untuk sekolah anak-anaknya. (Sisam, 2017) 3. Ibuk Eti sebagai pekerja panen jagung melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan yaitu upah akan diberikan setelah tiga hari. Ibuk eti bekerja memanen jagung di lahan bapak palit, dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 25 karung goni dengan upah Rp upah yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk eti tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu ibuk eti baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Eti tidak bisa membeli kebutuhan alat-alat sekolah untuk anaknya. (Eti, 2017) 4. Ibuk Tuni adalah salah seorang pekerja panen jagung di lahan bapak palit, sebelum melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan yaitu upah pekerja akan diberikan setelah tiga hari. Dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 20 karung goni dengan upah Rp

7 56 dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Tuni tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Tuni baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Tuni tidak bisa lagi membayar angsuran kredit dalam peralatan dapur.(tuni, 2017) 5. Ibuk Sahros adalah pekerja panen jagung di lahan bapak palit, bahwa upah akan diberikan setelah tiga hari bekerja. Dalam tiga hari ibuk sahros dapat memanen jagung sebanyak 20 karung goni dengan upah Rp dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Sahros tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Sahros baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Sahros tidak dapat memberikan uang jajan lebih untuk anak-anaknya kesekolah. (Sahros, 2017) 6. Pekerja panen jagung lainnya adalah Ibuk Upik yang bekerja di lahan bapak palit dengan perjanjian upah akan diberikan setelah tiga dalam tiga hari ibuk eti dapat memanen jagung sebanyak 15 karung goni dengan upah Rp Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Upik tidak mendapatkan upah selama tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Upik baru mendapatkan upah. Terkadang Ibuk Upik merasa keberatan, karena upah tersebut akan dijadikan sebagai tambahan modal untuk usaha kecil-kecilan. (Upik, 2017) 7. Selanjutnya Ibuk Yani yang bekerja di lahan bapak Palit, Sebelum melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan yaitu upah akan diberikan setelah tiga hari bekerja. Dalam tiga hari ibuk yani dapat memanen jagung sebanyak 15 karung goni dengan upah Rp upah yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Yani tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Yani baru mendapatkan upah. Akibat dari

8 57 penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Yani tidak bisa membeli beras yang lebih bagus atau yang lebih mahal. (Yani, 2017) 8. Selanjutnya adalah Yanti pekerja panen jagung di lahan bapak darus, dan juga di lahan bapak buyung. Di lahan bapak darus dalam perjanjian upah akan diberikan setelah satu hari, dalam sehari yanti dapat memanen jagung sebanyak 9 karung goni dengan upah Rp upah yang akan diterima oleh yanti. Namun kenyataannya tidak demikian yanti tidak mendapatkan upah tersebut dalam sehari melainkan melewati satu minggu upah baru diterima oleh yanti. Sedangkan di lahan bapak buyung ia dapat memanen jagung sebanyak 10 karung goni dengan upah Rp yang akan diterima dalam sehari, namun kenyataannya tidak demikian upah tidak dibayarkan, melainkan hampir dua minggu upah baru diberikan. Terkadang Yanti merasa kecewa, karena upah tersebut akan dijadikan uang jajan untuk sekolah(yanti, 2017) 9. Selanjutnya Ibuk suarni adalah satu satu pemanen jagung yang bekerja di lahan bapak palit, dan juga bapak darus. Sebelum melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan sebelumnya baik itu di lahan bapak palit maupun bapak darus. Di lahan bapak palit upah akan diberikan setelah tiga hari, dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 20 karung goni dengan upah Rp yang akan diterima dalam tiga hari. Namun kenyataannya tidak demikian upah tidak diberikan setelah tiga hari melainkan melewati satu minggu upah baru diberikan. Selain itu ibuk suarni juga bekerja di lahan bapak darus, dalam perjanjian upah akan diberikan setelah bekerja, di lahan bapak darus ia dapat memanen jagung sebanyak 13 karung goni dengan upah Rp upah yang akan diterima. Namun bapak darus tidak membayarkan upah terebut melainkan melewati satu minggu upah baru diberikan. Jadi terkadang Ibuk Suarni merasa

9 58 kecewa, karena akibat dari penundaan tersebut Ibuk Suarni Tidak bisa membeli beras yang lebih mahal dari sebelumnya. (Suarni, 2017) 10. Selanjutnya hafnisah yang bekerja di lahan bapak darus dengan perjanjian upah akan diberikan setelah bekerja. dalam sehari hafnisah dapat memanen jagung sebanyak 10 karung goni dengan upah Rp Namun kenyatannya tidak demikian, Hafnisah tidak mendapatkan upah setelah bekerja, melainkan melewati satu minggu Hafnisah baru mendapatkan upah. Hafinisah sangat kecewa akibat penundaan tersebut, karena upah tersebut akan ia jadikan sebagai tambahan uang jajan sekolah. (Hafnisah, 2017) 11. Kemudian Nisfu yang bekerja di lahan bapak buyung dengan telah ada kesepakatan yaitu upah akan diberikan setelah bekerja. Dalam sehari ia dapat memanen jagung sebanyak 10 karung goni dengan upah Rp yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ia tidak mendapatkan upah setelah bekerja, melainkan hampir dua minggu Ia baru mendapatkan upah. Terkadang ia merasa kecewa karena upah tersebut akan ia jadikan untuk membeli peralatan sekolah. (Nisfu, 2017) 12. Kemudian Rohima yang bekerja di lahan bapak buyung dengan telah ada kesepakatan yaitu upah pekerja akan diberikan setelah bekerja. Dalam sehari ia dapat memanen jagung sebanyak 15 karung goni dengan upah Rp yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ia tidak mendapatkan upah setelah bekerja, melainkan hampir dua minggu Ibuk Rohima baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Rohima tidak bisa lagi membeli tembakau dan membeli peralatan dapur. (Rohima, 2017)

10 59 Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan dua belas pekerja panen jagung tersebut, maka peneliti dapat memahami bahwa pekerja panen jagung sangat membutuhkan upah yang akan diterima oleh pekerja panen jagung, tetapi upah tersebut telah ditunda oleh petani jagung, akibat dari penundaan upah tersebut adalah pekerja panen jagung merasa kecewa karena upah tersebut akan dijadikan sebagai biaya tambahan uang jajan anak-anaknya ke sekolah, serta tidak bisa lagi membeli beras yang lebih mahal dari sebelumnya, ada yang tidak bisa membeli kebutuhan alat-alat sekolah untuk anaknya, ada juga yang tidak bisa membayar angsuran kredit dalam peralatan dapur, ada juga yang tidak dapat memberikan uang jajan lebih untuk anak-anaknya kesekolah, serta ada yang tidak bisa membeli peralatan sekolah, dan tidak bisa lagi membeli tembakau dan membeli peralatan dapur. Jadi dari hasil penelitian dengan dua belas orang pekerja peneliti dapat menyimpulkan bahwa pekerja sangat kecewa dan tidak rela atas upah yang diterima pada hal pekerja sudah bekerja secara maksimal sesuai dengan perjanjian, tetapi upah yang diharapkan oleh pekerja waktu pembayarannya sering terjadi keterlambatan. 3. Analisis Hukum Islam Tentang Perbuatan Petani Jagung Terhadap Penundaan Pemberian Upah Kepada Pekerja Panen Jagung Membayar upah merupakan kewajiban bagi seorang yang mengupahkan atau memperkerjakan orang, dan menerima upah bagi orang yang diupah atau dipekerjakan adalah haknya, karena upah itu merupakan ganti atau imbalan jasa yang telah dikerjakan. Di Jorong Tampus kegiatan upah mengupah ini banyak ditemui salah satunya adalah mengupahkan seseorang menjadi pekerja panen jagung. Dalam kegiatan upah mengupah ini banyak hal yang harus diperhatikan sehingga dalam melakukan kegiatan upah mengupah ini tidak bertentangan dengan ketentuan syariat Islam dan apa yang dilakukan akan diridhoi oleh Allah SWT.

11 60 Dalam Islam segala bentuk tindakan muamalah diatur dengan baik sehingga benar-benar mendatangkan kemaslahatan bagi semua masyarakat. Seperti kegiatan muamalah syirkah, jual beli, ijarah dan sebagainya. Semua telah diatur dengan baik dalam Islam dan masingmasing bentuk kegiatan muamalah ini memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Dalam akad ijarah yang berarti upah mengupah banyak hal yang harus dipenuhi sehingga akad itu benar-benar sesuai dengan ketentuan Islam. Salah satu hal yang berkaitan erat dengan upah mengupah ini adalah tentang pembayaran upah bagi pekerja yang telah melakukan suatu pekerjaan. Pembayaran upah ini adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam kegiatan upah-mengupah karena hal ini merupakan suatu rukun yang ada dalam kegiatan upah-mengupah, apabila salah satu rukun saja cacat atau tidak ada maka akad tersebut tidak sah dan telah melanggar dari ketentuan Islam. Berarti Akad ijarah merupakan suatu akad perjanjian yang berisikan penukaran sesuatu yang dibolehkan oleh Syari at Islam dengan jalan memberikan imbalan atau ganti rugi dalam jumlah tertentu. Hal ini terbukti bahwa seseorang boleh menyewakan tenaganya kepada petani jagung dengan menerima upah ketika jagung telah selesai dipanen, dan pemberian upah tersebut menurut aturan yang disepakati tanpa menzalimi salah satu pihak yang berakad. Pada kegiatan upah mengupah memanen jagung yang terjadi di Jorong Tampus Kec. Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat terdapat permasalahan yang tidak sesuai dengan konsep ijarah yang di atur dalam Islam. Dimana pekerja panen jagung merasa dibohongi atau ditipu oleh petani jagung tersebut, padahal pekerja panen jagung telah melakukan kesepakatan upah akan diberikan setelah tiga hari, tapi kenyataanya tidak demikian. Hampir satu minggu upah panen jagung tidak diberikan oleh petani jagung, melainkan upah tersebut ditunda atau ditangguhkan oleh petani jagung.

12 61 Islam memberikan aturan-aturan tertentu dalam pembayaran upah ini, islam memberikan aturan-aturan yang dapat mendatangkan kebaikan bagi semua pihak sehingga benar-benar dapat mewujudkan kemaslahatan bagi semua pihak melakukan akad. Dalam memperkerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan maka hendaklah terlebih dahulu pekerja itu diberi tahu berapa upah mereka agar tidak terjadi perselisihan dan kesalah pahaman antara orang yang mengupah dengan orang yang diupah dalam hal berapa upah yang harus mereka terima. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi yang berbunyi : عن ابن سعيد اخلدر ى رضي اهلل عنو: أن النيب صل اهلل عليو و سلم قال: من أستأجر أجريا فليسم لو أجرتو )رواه ابن رزاق والبخاري( Artinya: Dari Abu Sa id Al-Khudri r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: barang siapa memperkerjakan seorang buruh hendaklah ia menyebutkan tentang jumlah upahnya. (H.R Imam Abdul Razak). (Asqalani 1991, 459) Dari ayat di atas dijelaskan bahwa apabila seorang hendak mengup ah seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan maka terlebih dahulu hendaklah ditentukan upahnya, agar terjadi kesepakatan dan kerelaan diantara kedua belah pihak orang yang mengupah atau orang yang diupah, sehingga pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan senang hati dan ikhlas dan dengan adanya penentuan upah tersebut dapat mencegah terjadinya perselisihan. Dalam melakukan pembayaran upah ini, dalam Islam sangat dianjurkan untuk mempercepat dan Islam juga tidak melarang untuk menangguhkan pembayaran upah dengan syarat ada kesepakatan dan kerelaan dari kedua belah pihak dan tidak ada rasa keterpaksaan. (Asqalani 1991, 459).

13 62 Berdasarkan hasil penelitian peneliti, Tindakan menunda pembayaran upah pekerja panen jagung yang terjadi di Jorong Tampus disebabkan karena petani jagung mempunyai alasan-alasan tertentu, seperti harga jagung yang dijual di toke belum sesuai menurut harga yang diinginkan, kemudian alasan kedua jagung tersebut belum selesai semuanya dipanen jadi semuanya belum bisa sekaligus dijual, kemudian alasan ketiga upah yang tadi terkadang dijadikan untuk modal usaha, dan alasan ke empat adalah upah tersebut belum diberikan dikarenakan keuntungan dari hasil jagung tersebut belum ia dapatkan. Tindakan seperti ini bertentangan dengan hukum Islam, karena membayar upah sesegera mungkin adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam agama. Sebagaiamana hadis Nabi SAW yang berbunyi: عن ا بن عمر ر ضى اهلل عنهما قا ل: قال ر سو ل اهلل ص.م ا عطو اا ال جري ا جر ه قبل ا ن جيف عر قو )رواه ا بن ما جو ) Artinya: Dari ibn Umar berkata semoga Allah meridhoinya sesungguhnya Rasul SAW bersabda: berikanlah upah pekerja sebelum keringat buruh atau pekerja itu kering. (HR,Ibnu Majah). (Mansyur 1992, 516) Dilihat dari hadis di atas menunjukkan bahwa orang yang memperkerjakan buruh mempunyai tanggung jawab moral terhadap buruh tersebut untuk membayar upah dan menyegerakannya. Artinya upah pekerja atau (buruh) dibayarkan secepatnya atau dengan kata lain selesai bekerja buruh langsung menerima upahnya. Dalam hal melakukan tindakan melalaikan pembayaran upah terhadap orang yang melakukan pekerjaan hendaklah atas persetujuan dan kerelaan dari pekerja yang telah menyelesaikan pekerja atau tanggung jawabnya. Begitu juga halnya dalam melakukan pembayaran upah terhadap orang yang diperkerjakan, bahkan Islam sangat menganjurkan untuk menyegerakan dalam pembayaran upah.

14 63 Allah membenci orang yang memperkerjakan buruh sesuka hatinya, menyuruh buruh bekerja lalu tidak menunaikan upahnya sesegera mungkin, apabila memperkerjakan seorang buruh sebelumnya harus membicarakan penentuan upah yang akan diterima oleh pekerja, karena hal itu akan berpengaruh pada waktu pembayaran upah dan tidak ada alasan untuk tidak membayarkan upah apabila pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja telah selesai dikerjakannya. Serta janganlah menunda-nunda atau melalaikan upah pekerja sebab, Allah sangat membenci orang yang menganiaya sesama manusia. Sebagaiamana firman allah dalam surat Al-Baqarah ayat 279 dijelaskan sebagai berikut : Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Berdasarkan data di Jorong Tampus bahwa pihak pekerja panen jagung dengan petani jagung telah terjadi kesepakatan di awal dimana petani jagung memberikan upah kepada pekerja panen jagung setelah bekerja tiga hari dan sesuai dengan gaji yang didapatkan dan yang telah disepakati. Di sini petani jagung dan pekerja panen jagung telah terjadi kesepakatan dan salah satu pihak ingkar janji dengan janji yang telah disepakati kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut telah terjadi di awal sebelum pekerja panen jagung melakukan pekerjaannya.

15 64 Berdasarkan hasil penelitian peneliti dengan seluruh pekerja panen jagung sebanyak dua belas pekerja dan salah satu contoh nya yaitu bernama Ibu Tini mengatakan bahwa perjanjian upah yang telah disepakati adalah setelah tiga hari bekerja, namun kenyataannya tidak demikian, upah tidak dibayarkan melainkan melewati satu minggu upah tersebut baru dibayarkan. Maka di sini pihak pekerja panen jagung merasa ditipu dan dibohongi karena upah yang akan dibayarkan tidak sesuai dengan perjanjian yang telah dilakukan, antara pemanen jagung dengan pemilik jagung. (Tini, 2017) tidak jauh perbedaan dengan proses ijarah yang dilakukan antara pekerja panen jagung dengan petani jagung, yang mana pekerja panen jagung merasa dirinya dibohongi. Dengan demikian pihak pekerja panen jagung merasa dirinya itu tadlis atau merasa dirinya ditipu, tetapi baru tahu setelah selesai pekerjaan dilakukan, maka pihak pekerja panen jagung itu merasa keberatan atau tidak rela. Dalam sebuah kaidah fikih menyatakan bahwa: ا آلصل يف املعاملة اإلباحة إالأن يدل دليل على حتر ميها Artinya: Hukum atas semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya Dalam kaidah ini adalah bahwa dalam setiap muamalah atau transaksi pada dasarnya boleh seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, kerjasama, perwakilan dan lain-lain, kecuali yang tegas diharamkan seperti mengakibatkan kemudharatan, tipuan, judi, riba. Dalam prinsip kerelaan, kerelaan dalam syarat ini kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah, dan para pihak berbuat atas kemauan sendiri. Apabila salah seorang terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah. Karena Allah melarang penindasan atau intimidasi sesama manusia tapi dianjurkan saling meridhoi sesamanya.

16 65 Seperti dalam al-qur an surat An-Nisa: 29, yaitu: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Maksud dari ayat di atas harta orang adalah bahwa sesama manusia tidak dibolehkan memakan atau mengambil harta orang lain dengan cara tidak benar, dengan cara apapun kecuali atas dasar suka sama suka, dengan adanya suatu kesepakatan tanpa adanya unsur saling merugikan satu dengan yang lain. Tindakan penghianatan oleh satu pihak terhadap pihak lainnya. Hal itu jelas-jelas melanggar hukum, maka akadnya tidak sah. (Haroen 2000, 232). Hal ini berdasarkan kaidah yang berbunyi: اآلصل يف العقد رضى املتعا قدين Artinya: Dasar dari akad adalah keridhoan kedua belah pihak. (Djazuli 2011, 131) Maksud dari kaidah di atas adalah adanya keridhoan dalam transaksi. Oleh karena itu transaksi barulah sah apabila didasarkan kepada keridhoan kedua belah pihak. Jadi tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak dalam keadaan terpaksa, dipaksa atau juga merasa tertipu. Bila saja terjadi pada waktu awal akad para pihak sudah saling meridhoi tapi kemudian salah satu pihak merasa tertipu, artinya hilang keridhoannya, maka akad itu menjadi batal.

17 66 Selain itu, pelaksannaan upah mengupah yang terjadi antara pekerja panen jagung dengan petani jagung di Jorong Tampus Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, hal ini memudharatkan salah satu pihak yaitu pekerja panen jagung merasa ditipu atau dibohongi dalam hal penerimaan upah, karena dalam pembayaran upah tidak sesuai dengan perjanjian. Sebagaimana sesuai dengan kaidah fiqh yang mengatakan bahwa: الضرريزال Artinya: Kemudharatan itu harus dihilangkan. Maksudnya kaidah diatas adalah manusia itu harus dijauhkan dari tindakan menyakiti baik dirinya maupun orang lain. Dalam konsep upah mengupah yang tidak sesuai dengan Hukum Islam yaitu dalam hal syaratnya dan didukung oleh unsur tadlis, yang mana upah yang mereka terima tidak sesuai dengan akad awal, yang mana mereka tidak mendapatkan upah yang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dari awal. Jadi berdasarkan penjelasan di atas, upah mengupah yang terjadi di Jorong Tampus Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman barat itu tidak sah. Berdasarkan ayat dan hadis di atas lebih memperkuat penulis untuk menyatakan bahwa menurut hukum Islam sistem upah mengupah yang dilakukan oleh petani jagung kepada pekerja panen jagung hukumnya adalah tidak sah karena dalam pembayaran upah kepada pekerja tidak sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan terjadi penundaan pembayaran oleh petani jagung.

18 67 Jadi penundaan pembayaran upah panen jagung di Jorong Tampus Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari Hukum Islam adalah tidak sah, karena petani jagung ingkar janji dalam kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak, dan para pekerja panen jagung merasa kecewa dan tidak rela, bahkan mereka merasa dibohongi atas perbuatan yang dilkukan oleh petani jagung tersebut.

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Mekanisme Penggarapan Sawah di Desa Sumberrejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA 51 BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA A. Aplikasi Pemberian Upah Tanpa Kontrak Di UD. Samudera Pratama Surabaya. Perjanjian (kontrak) adalah suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Upah Sistem Tandon Di Toko

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA 61 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA A. Rukun dan syarat yang berakad Catonan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI 63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Hutang piutang antara petani tambak dengan tengkulak yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA 65 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Bursa Efek Indonesia Surabaya Ada dua jenis perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK Sebagaimana permasalahan yang telah diketahui dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan jual beli dan jual beli itu sendiri merupakan kegiatan transaksi yang dibolehkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Pemberian Komisi Kepada

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG A. Praktek Ganti Rugi Dalam Jual Beli Anak Burung Di Pasar Burung Empunala Mojokerto Jual beli yang terjadi di Pasar Burung Empunala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya sebuah interaksi. Maka tepatlah sebuah dogma yang mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK A. Analisis terhadap Mekanisme Hak Khiya>r pada Jual Beli Ponsel Bersegel Akad merupakan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP 1. Akad Awal dalam Transaksi Jual Beli Hasil Perkebunan tembakau a.

Lebih terperinci

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data lapangan yaitu hasil dari wawancara dan dokumentasi, beserta data kepustakaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM FLAT KE EFEKTIF PADA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA PELUNASAN ANGSURAN MURABAHAH DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU SYARI'AH GRESIK A.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang MURABAHAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia Dalam praktek kekinian akan banyak dijumpai muamalah yang terkait

Lebih terperinci

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA WEBSITE UNTUK PENGHIMPUNAN DONASI ONLINE DI KITABISA A. Analisis Status Hukum Sewa Website Kitabisa Dalam praktek kekinian akan banyak dijumpai muamalah yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB. PASURUAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Perjanjian Bagi Hasil Pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA 54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 31/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PENGALIHAN HUTANG Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA A. Analisis Pembulatan Harga jual pada transaksi jual beli BBM (Bahan Bakar

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk dengan Gabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI BAB IV ANALISIS SADD AL-DHAR@I AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI A. Analisis Praktek Terhadap Jual Beli Kredit Baju Pada Pedagang Perorangan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN 58 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktek Sistem Jual Beli Ikan Dengan Perantara

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH A. Analisis Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah. Klaim adalah aplikasinya oleh peserta untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan 66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL

Lebih terperinci

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3 Orang yang makan (mengambil) riba ti DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 30/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARI AH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO A. Analisis terhadap Mekanisme Upah Borongan Buruh Hukum Islam terus hidup dan harus terus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA A. Analisis Aplikasi Right Issue di Bursa Efek Indonesia Surabaya Ada dua jenis perdagangan di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN 1. Analisis Terhadap Diskripsi Pinjam Meminjam Uang Dengan Beras di Desa Sambong Gede

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA A. Aplikasi Tabungan Rencana Multiguna PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk Cabang Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan menyeluruh meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat

Lebih terperinci

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 29/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH Menimbang

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang

Lebih terperinci

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP PENANGGUNGAN RISIKO OLEH NASABAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUSHᾹRAKAH DI BMT MUDA KEDINDING SURABAYA A. Analisis Aplikasi Penanggungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dari penjelasan yang termuat pada bab II (dua) tentang landasan teori dan dari bab III (tiga) yang memuat tentang hasil temuan lapangan, maka dalam bab IV (empat) ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA 57 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Transaksi Pada PT. TIKI Jalur Nugraha

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN LAPUNG PADI PEMILIK SAWAH DI KENAGARIAN PADANG MENTINGGI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN LAPUNG PADI PEMILIK SAWAH DI KENAGARIAN PADANG MENTINGGI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN LAPUNG PADI PEMILIK SAWAH DI KENAGARIAN PADANG MENTINGGI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN 1. Penyebab Terjadinya Pengambilan Lapung Padi Pemilik Sawah Tanpa

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK TERCANTUM PADA AKAD MUSHArakah di KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencari kemaslahatan pribadi, keluarga maupun umum. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencari kemaslahatan pribadi, keluarga maupun umum. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli merupakan salah satu sarana yang baik dan efektif bagi manusia untuk mencari kemaslahatan pribadi, keluarga maupun umum. Hal ini karena jual beli

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri Pertukaran merupakan bagian aktifitas terpenting dalam masyarakat dan merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam memberikan tuntunan bahwa setiap individu memiliki dua hubungan, hubungan yang sifatnya vertikal, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, yang disebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA A. Analisis Terhadap Proses Jual Beli Motor Melalui Pihak Ke-Tiga Di UD. Rabbani Motor Surabaya Penulis

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang MURABAHAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI 22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi Bisnis database pin konveksi adalah sebuah bisnis dimana objek yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Dewan Syariah Nasional setelah, PENJADWALAN KEMBALI TAGIHAN MURABAHAH Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada pembiayaan

Lebih terperinci

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TANAH SEWA OLEH PEMILIKNYA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERTANAHAN PADA BIMBINGAN BELAJAR SMART SOLUTION SURABAYA A. Analisis Pemanfaatan Tanah Sewa Oleh Pemiliknya di Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA-MENYEWA BERANTAI DI JORONG BIARO KENAGARIAN BIARO GADANG KEC. IV ANGKEK KAB. AGAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA-MENYEWA BERANTAI DI JORONG BIARO KENAGARIAN BIARO GADANG KEC. IV ANGKEK KAB. AGAM BAB IV TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA-MENYEWA BERANTAI DI JORONG BIARO KENAGARIAN BIARO GADANG KEC. IV ANGKEK KAB. AGAM 1. Pelaksanaan Sewa- Menyewa Berantai di Jorong Biaro Kenagarian Biaro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG A. Analisis Implementasi Penetapan Tarif oleh Kondektur Bis Surabaya- Semarang

Lebih terperinci

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 46/DSN-MUI/VII/2005 Tentang POTONGAN TAGIHAN MURABAHAH (AL-KHASHM FI AL-MURABAHAH) Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH) 16 BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH) A. Kontrak Kerja dalam Islam (Ijãrah) Dalam bidang kontrak kerja, sedikit sekali al-qur an maupun al- Hadis menjelaskan secara rinci

Lebih terperinci

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah 61 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG JUAL BELI MAHAR BENDA PUSAKA DI MAJELIS TA LIM AL-HIDAYAH DESA TANJUNGREJO KEC. BAYAN KAB. PURWOREJO A. Analisis Praktek Jual Beli

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN Kehidupan manusia selalu mengalami perputaran, terkadang penuh dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor Sebelum menganalisa praktek makelar yang ada di lapangan, terlebih dahulu akan menjelaskan makelar

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah: Menimbang : a. bahwa salah

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 18 AYAT 2 UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN OPERASIONALISASI AKAD PERJANJIAN FINANCIAL LEASING DAN REALISASINYA A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO Pada bab ini, penulis akan mengulas secara terperinci praktik transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA 1. Analisis Proses Praktik Transaksi Bisnis di Pasar Syariah Az-Zaitun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 57 BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis tentang Praktik Pemotongan Gaji Kuli Kontraktor di Hotel Paradiso jl. Kartika Plaza Kuta Badung Denpasar

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 31/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PENGALIHAN UTANG ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI 60 BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO A. Analisis Terhadap Sudut Kepemilikan Dari Obyek Sewa Tanah Fasum di Desa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB. SIDOARJO Bagi masyarakat petani desa Gisik Cemandi, tanah merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Terhadap Pola Tajdi>d al- Aqd (akad baru) Rahn di Pegadaian Syariah Kebomas Gresik Praktek gadai yang dilakukan oleh masyarakat disebabkan adanya kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA Sebagaimana penelitian yang dilakukan di lapangan dan yang menjadi obyek penelitian adalah pohon mangga,

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KERJASAMA DAN JUAL BELI ANTARA PEMBORONG DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN, KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN JEMBRANA, BALI A. Analisis Hukum Islam terhadap

Lebih terperinci

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Impor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH 62 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH A. Analisis Terhadap Operasionalisasi Produk Dirham Shield Dalam perekonomian di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor Muamalah ialah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan urusan duniawi, dengan memandang kelanjutan hidup seseorang, seperti

Lebih terperinci

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR A. Deskripsi Kasus Perkasus 1. Kasus I a) Identitas Responden Nama Pendidikan terakhir Umur Alamat : HR : SD :

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara 63 BAB IV STUDI KOMPARASI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL PENGELOLAAN LADANG PESANGGEM ANTARA DESA NGEPUNG KECAMATAN LENGKONG DAN DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK MENURUT PERPEKSTIF HUKUM

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES PEMBERIAN UANG PESANGON PADA KORBAN PHK DI P.T MITRA SARUTA INDONESIA WRINGIN ANOM GRESIK A. Pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain tugasnya hanya ibadah kepadanya. Dalam ekosistemnya, Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR A. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pulsa Dengan Harga Dibawah Standar Sebagaimana penjelasan yang telah tertulis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran yang menjamin kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA A. Kedudukan Koperasi Dalam Perspektif Hukum Islam Dalam garis besarnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI Islam memberikan peluang bagi manusia untuk melakukan inovasi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan prinsip efisiensi.

Lebih terperinci

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021) Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang SALE AND LEASE BACK ( )

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA A. Analisis Hukum Islam terhadap Investasi Dinar di Gerai Dinar Surabaya Allah SWT menurunkan ajaran Islam sebagai tuntunan hidup yang senantiasa

Lebih terperinci