Cabang-Cabang Filsafat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cabang-Cabang Filsafat"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul 2 Cabang-Cabang Filsafat Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 21

2 Fakultas Psikologi Psikologi 02 MK Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA. Ph.D. Abstract Setelah perkualiahan ini mahasiswa diharapan dapat menganalisis Filsafat sebagai ilmu dan logika berpikir manusia Kompetensi Setelah pembahasan dalam modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menganalisis filsafat secaraumum yang meliputi :. Pembagian filsafat Epistemology filsafat Metafisika filsafat Logika Etika Estetika 22

3 Standarisasi Modul Latar Belakang Standarisasi Modul ini disusun dan diterapkan untuk 1. Menjaga Kualitas Modul dengan adanya acuan-acuan standar yang wajib dipenuhi oleh dosen pengampu dalam penyusunan modul 2. Mempermudah pengarsipan dengan adanya keseragaman dan penulisan yang sistematis 3. Menjaga Institution Identity (Identitas Institusi) dengan diaplikasikannya identitas dari Institusi kedalam modul sebagai pengenal dan pembeda dengan institusi lainnya 4. Membantu meningkatkan webometrics Institusi dengan menerapkan aturan-aturan yang dibutuhkan dalam penilaian berbasis webometric Sistematika Template Pada Dasarnya Template modul terdiri dari 2 bagian dasar, yaitu: 1. Bagian Sampul Berisi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi oleh dosen pengampu penyusun modul. Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan kedalam kolom-kolom yang wajib diisi dosen pengampu dengan tepat, yaitu : Judul Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan Modul Cabang Filsafat Fakultas Psikologi Modul Untuk Tatap Muka Ke 2 Kode Mata Kuliah Penyusun : Dr. H.Syahrial Syarbaini, MA. Ph.D. Abstract (Deskripsi) Cabang Fisafat secara umum meliputi. Pembagian filsafat, Epistemology filsafat, Metafisika filsafa, Logika, Etika. Estetika Kompetensi : Setelah pembahasan dalam modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menganalisis cabang-cabang filsafat 23

4 MODUL 2 CABANG-CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan ini mahasiswa diharapan dapat menganalisis cabang-cabang filsafat. Kompetensi Dasar Setelah pembahasan dalam modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menganalisis cabang-cabang filsafat yang meliputi sebagai berikut: Pembagian filsafat Epistemology filsafat Metafisika filsafat Logika Etika Estetika Materi Pembahasan A. Pembagian Filsafat Pembagian bidang-bidang studi atau cabang-cabang filsafat berbeda-beda menurut pandangan para ahli filsafat, Namun pada saat ini pada umumnya filsafat di bagi ke dalam enam bidang atau cabang yaitu: 1. Epistemologi 2. Metafisika, yaitu: a) Ontology b) Kosmologi c) Teologi matafisik 24

5 d) Antropologi 3. logika 4. etika 5. estetika 6. filsafat tentang berbagai ilmu. Jika kita mengamati karya-karya besar filsuf, seperti aristoteles ( SM) dan Imanuel Kant ( ), ada tiga tema besar yang menjadi fokus kajian dalam karya-karya mereka, yakni kenyataan, nilai, dan pengetahuan. Ketiga tema besar tersebut masing-masing dikaji dalam tiga cabang besar filsafat. Kenyataan merupakan bidang kajian metafisika, nilai adalah bidang kajian aksiologi, dan pengetahuan merupakan bidang kajian epistimologi. Namun ada juga yang membagi cabang filsafat berdasarkan karakteristik objeknya. Berdasarkan karakteristik objeknya filsafat dibagi dua, yaitu : 1. filsafat umum/murni a. Metafisika, objeknya adalah hakikat tentang segala sesuatu yang ada. b. Epistemologi. Objeknya adalah pengetahuan/ kenyataan c. Logika. Merupakan studi penyusunan argumen-argumen dan penarikan kesimpulan yang valid. Namun ada juga yang memasukkan Logika ke dalam kajian epistimologi. d. Aksiologi. Objek kajiannya adalah hakikat menilai kenyataan. 2. Filsafat Khusus/Terapan, yang lebih mengkaji pada salah satu aspek kehidupan. Seperti misalnya filsafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat bahasa, dan lain sebagainya. Pembagian cabang-cabang filsafat di atas tidak kaku. Seorang filsuf yang mengklaim bahwa pemikiran filsafatnya berupa kajian ontologis sering kali pula membahas masalah-masalah eksistensi manusia, kebudayaan, kondisi masyarakat, bahkan etika. Ini misalnya tampak dari filsafat Heidegger. Dalam bukunya yang terkenal, Being and Time (1979), dia menulis bahwa filsafatnya dimaksudkan untuk mencari dan memahami ada. Akan tetapi dia mengakui bahwa ada hanya dapat ditemukan pada eksistensi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam bukunya itu dia membahas mengenai keotentikan, kecemasan, dan pengalamnpengalaman manusia dalam kehidupan sehari-hari. B. Epistemologi Filsafat Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Epistemologi berasal dari kata "episteme (Pengetahuan)". Jadi, epistemology berarti kata, pikiran, 25

6 percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Dalam uraian ini kita membicarakan tentang ilmu atau ilmu pengetahuan secara filsafat. Metodologi.Metodologi berasal dari bahasa Yunani metodos dan "logos". Kata "metodos" terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. "Logos" artinya ilmu. Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Menurut Koestenbaum (1968), secara umum epistemology berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan apakah pengetahuan?. Tetapi secara spesifik epistemology berusaha menguji masalah-masalah yang kompleks, seperti hubungan antara pengetahuan dan kepercayaan pribadi, status pengetahuan yang melampaui panca indera, status ontology dari teori-teori ilmiah, hubungan antara konsep-konsep atau kata-kata yang bersifat umum dengan objek-objek yang ditunjuk oleh konsep-konsep atau kata-kata tersebut, dan analisis atas tindakan mengetahui itu sendiri. Menurut J.F. Ferrier, epistemology pada dasarnya berkenaan dengan pengujian filsafati terhadap batas-batas, sumber-sumber, struktur-struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Filsafat Ilmu Pertanyaan seorang awam kepada seorang filsosuf. Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar? Filosul menjawab: ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu (lihat: Jujun :19). Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimuali dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri: apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah ciri-cirinya yang hakiki membedakan ilmu dengan pengetahuan lain yang bukan ilmu? Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? Mengapa kita mesti mempelajari ilmu? Apa kegunaan yang sebenarnya? Apakah ilmu telah mencakup segenab pengetahuan yang seyogyanya saya ketahui dalam kehidupan ini? Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu? Pengertian Ilmu Ilmu berasal dari bahasa Arab : alima, ya lamu, ilman artinya mengerti dan memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science, bahasa Latin scientia (pengetahuan). Ilmu dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode- 26

7 metode tertentu, dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tertentu. Ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi (Amsal : 13-14) adalah: Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan sedangkan iman pengetahuan berdasarkan keyakinan. Ilmu adalah seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis. Ilmu tidak memerlukan kepastian karena di dalamnya ada hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan. Konsep ilmu melalui pembuktian metode-metode terbuka kepada pencari ilmu. Melalui metodologi ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis, tertata rapi. Ada beberapa definisi tentang Ilmu, seperti berikut: Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun dari bangunnya dari dalam (Moh, Hatta) Ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik secara serentak (Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag). Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komperehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. (Karl Pearson) Ilmu adalah sebagai pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif (Amsal :16). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Filsafat Ilmu adalah merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu, sehingga filsafat ilmu perlu menjawab beberapa persoalan (Amsal : 17-18) berikut: Secara Ontologis : Pertanyaan landasan ontologis adalah objek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (berpikir, merasa dan mengindera) yang menghasilkan ilmu? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasikan pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu. Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, 27

8 kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Secara epistemologis : Bagaimana proses pengetahuan yang berserakan dan takteratur itu menjadi Ilmu? Bagaimana prosedur dan mekanismenya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/tehnik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu. Secara aksiologis : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana korelasi antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral? Persamaan dan perbedaan Filsafat dan Ilmu Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut: Keduanya mencari rumusan sebaik-baiknya menyelidik objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya. keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadiankejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya. keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan. keduanya mempunyai metode dan sistem..keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar. Signifikansi Filsafat Ilmu Filsafat ilmu menjadi sangat penting artinya untuk melihat rancang bangun keilmuan, baik ilmu alam, kemasyarakatan (social) dan humanities, sekaligus menganalisis konsekwensi logis dari pola pikir yang mendasarinya. Sehingga ekses-ekses yang ditimbulkan dapat dipahami dan akhirnya dapat dikontrol dengan baik (lihat Muslih: 14-19). Sampai saat ini sudah banyak temuan yang berharga di bidang ilmu, sehingga kita mengenal beberapa disiplin ilmu. Bagaimana rancang bangun ilmu-ilmu tersebut? Struktur logis yang bagaimana yang bekerja di balik kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan ilmu-ilmu tersebut? Bagaimana pengaruh pola pikir demikian ini pada pola hidup pribadi dan masyarakat? Kita telah merasakan bagaimana produk ilmu telah merubah perilaku masyarakat, seperti dengan kelahiran ilmu dan teknologi. 28

9 Bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan? Jawabnya adalah Saya berpikir, maka saya ada). Sejarah telah membuktikan dari ilmuan dengan memposisikan sarana rasio dengan pengalaman dalam proses pengetahuan manusia (secara epistemology). Epistomologi berarti pengetahuan tentang ilmu, dengan tiga persoalan pokok: Apakah sumber pengetahuan itu? Darimanakan pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita mengetahuinya? Apakah pengetahun itu benar? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dan yang salah? Tiga persoalan itu objek formal epistomologi yang sekaligus objek formal dari filsafat ilmu. Akibat renaissance telah merubah kehidupan manusia dengan berkembangnya secara pesan ilmu pengetahuan, seperti fisika. Disiplin sains menjadi primadona yang telah mewujudkan rekayasa teknologi yang membawa hidup manusia menjadi mudah, cepat, dinamis dan seterusnya. Dari pola pikir menjadi pola hidup, bahkan menjadi pandangan hidup menandai kemajuan dari ilmu sosiologis. Pola pikir saintik yang digunakan ilmu fisika dalam melihat fenomena alam, juga diterapkan kepada ilmu social. Pola pikir saintifik yang mengusung naturalisasi dan rasionalisasi pada akhirnya memunculkan peradaban modern, yakni peradaban yang menuntuk efisiensi, kompetitif, dinamis dll. Pentingnya filsafat ilmu untuk melihat rancang bangun keilmuan, baik ilmu alam, sosial dan humanities (agama), sekaligus menganalisis konsekuensi logis dari pola pikir yang mendasarinya. Sehingga ekses-ekses yang ditimbulkan dapat dipahami dan akhirnya dapat dikontrol dengan baik. Fenomena Filsafat Ilmu Dalam membangun wawasan keilmuan sebagai upaya pengembangan keilmuan lebih lanjut, problematika filsafat ilmu dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Mempelajari struktur fundamental keilmuan (fundamental structure) suatu ilmu. Perspektif apa yang digunakan suatu ilmu dalam memahami objek kajiannya. Suatu perspektif tertentu ternyata dapat dipakai oleh disiplin ilmu lain. Ilmu yang semula anak cabang filsafat dan telah menjadi dawasa. Filsafat ilmu menjadi sangat identik dengan kerangka teori (theoretical framework), yang berperan menentukan permasalahan (problem). 2. Mempelajari struktur logis (logical structure) suatu ilmu Logika apakah yang bermain dibelakang suatu ilmu tertentu dapat dilihat dari konsekwensi sosiologis yang ditimbulkannya, akibatnya masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, karena memiliki logika sendiri-sendiri. Dengan melihat struktur logis suatu ilmu, akan dipahami tipe-tipe argumen yang digunakan, sekaligus sebagai landasan logis dalam membuat argumen ilmiah. 29

10 3. Sesuai dengan sifat heuristik dari filsafat, filsafat ilmu berusaha mencari terobosan baru agar suatu ilmu tetap dapat survive, marketable, aktual, berguna dan lain-lain. Filsafat adalah alat intelektual yang teurs menerus diperlukan yang berkembang secara ilmiah, filsafat menenamkan kebiasaan dan melatih akal pikiran untuk bersikap kritis analistis dan mampu melahirkan ide-ide segar yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, orang menjauhi filsafat dapat dipastikan akan mengalami kekurangan energi dan kelesuan darah dalam arti kekurangan ide segar sekaligus melakukan bunuh diri intelektual (Muslih: 26-27). 4. melakukan kritik (analisis kritis) Kritik sering menimbulkan persoalan, karena berkonotasi mencari kesalahan, padahal kritik dapat menimbulkan kajian kritis (kritisme) yaitu memahami duduk persoalan. Kritik merupakan sifat dasar dari filsafat, Oleh sebab itu filsafat ilmu tidak henti-hentinya melakukan kritik terhadap setiap ilmu dan perkembangannya, terutama diarahkan keselarasan tiga aspek: epistemologi, metafisika dan aksiologis. Proses dan hasil keilmuan dari ilmu apapun, sangat ditentukan oleh landasan filosofis yang mendasarinya, yang berfungsi memberikan kerangka, mengarahkan bentuk dan corak keilmuan yang dilahirkan. Landasan filosofis yang dimaksud adalah asumsi dasar, paradigma dan kerangka teori. Ketiga hal ini bersifat historis dan sistematis. (Lihat bagan : Muslih 30-31) Berdasarkan bagan itu bahwa ilmu-ilmu lahir ditentukan oleh kerangka teori. Kerangka ilmu lahir dari paradigma tertentu, paradigma tertentu lahir berdasarkan asumsi-asumsi. Asumsi dasar keilmuan diidentifikasikan oleh filsafat menjadi beberapa aliran pemikiran, meliputi: rasionalisme, empirisme, kritisme dan intuisionisme. a b c d Keterangan: a = Asumsi dasar proses keilmuan b = paradigma keilmuan 30

11 c = kerangkan teori d = ilmu-ilmu Manfaat dan Tujuan Filsafat Ilmu Apakah gunanya kita belajar filsafat ilmu? Manfaat yang diambil dari belajar filsafat ilmu (Keraf:25-27) adalah: 1. membantu mahasiswa semakin kritis dan bersikap ilmiah. Sikap tidak mudah percaya, tidak mau menerima begitu saja berbagai teori, pendapat, pandangan dari mana saja. Oleh sebab itu seorang mahasiswa harus selalu meragukan dan mempertanyakan apa saja. 2. berkenalan dengan metode ilmu pengetahuan yang berguna dalam melakukan penelitian ilmiah. Mahasiswa dibantu untuk mengembangkan kemampuan analisis ilmiahnya dengan menggunakan metode ilmiah tertentu, yaitu melihat segala suatu dalam kehidupan ini sebagai sebuah masalah atau pertanyaan sehingga tanggap terhadap berbagai persoalan dan terdorong mencari secara ilmiah teoritis apa penyebab persoalan tersebut dan memecahkannya. Kemampuan ilmiah yang harus kita miliki adalah: mampu melihat sebuah peristiwa (fakta, data, informasi, tindakan dan semacamnya) sebagai sebuah masalah ilmiah, mampu membuat analisa atas peristiwa tersebut, mampu mengajukan pemecahan atas masalah tersebut dan mampu membuat prediksi atau ramalan tentang berbagai kemungkinan serta solusinya. 3. Membantu mahasiswa setelah bekerja nantinya dengan berbagai proses yang selalu dihadapkan kepada usaha-usaha pemecahan masalah tertentu secara lebih rasional, tuntas dan memuaskan. Dari filsafat ilmu kita mendapat kemampuan teknis dalam masing-masing ilmu untuk memecahkan persoalan dari sudut pandang ilmu masing-masing. 4. Ilmu juga bersifat pragmatis yang tidak berhenti kepada rasa ingin tahu manusia, melainkan membantu manusia memecahkan persoalan dalam kehidupannya, seperti persoalan modernisasi, problem globalisasi yang melahirkan kemiskinan, kebodohan dan berbagai penyakit. Dalam sejarah ilmu pengetahuan mampu mengurangi penderitaan manusia dan meningkatkan kesejahteraan. Tujuan filsafat ilmu (lihat Amsal:20)adalah: 1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu. 2. memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajunan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis. 3. menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non-ilmiah. 31

12 4. Mendorong calon ilmuwan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan perkembangnya. 5. agama tidak ada pertentangan mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan Logika Logika adalah bahasa latin berasal dari kata "logos" yang berarti perkataan atau sabda. Dalam bahasa Arab disebut "Mantiq" yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari-hari diartikan 'masuk akal'. Mantik disebut sebagai' penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode berpikir benar, atau hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir". Jadi, Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat): Agar dapat berpikir tepat, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Logika disebut juga filsafat yang praktis karena menerapkan hukum pemikiran dalam praktek. Berpikir adalah objek material logika, karena berpikir adalah mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh manusia. Dengan mengolah dan mengerjakan manusia memperoleh kebenaran. Mengolah dan mengerjakan terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Objek logika formal adalah berpikir yang lurus dan tepat. Suatu berpikir disebut lurus apabila sesuai dengan hukum aturan yang ditetapkan logika, sehingga logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aritoteles, Theoprostus dan Kaum Stovia (Yunani) Pada masa Keislaman abad II Hijrah, logika menarik minat kaum muslimin sehingga terjadi penerjemahan bukubuku Yunani ke bahasa Arab, Belajar logika diboleh dalam kalangan umat Islam yaitu bagi orangorang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Tokoh logika dalam Islam seperti Al-Kindi, Al- Farabi, selanjutan logika berkembang sampai abad-abad selanjutnya. C. Metafisika filsafat Metafisika berasal dari bahasa Yunani "meta physika" (sesudah fisika). Suatu pengetahuan yang berusaha menyelidiki alam yang berada diluar pengalaman apakah hakikat yang berada dibalik realitas. Suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. Koestenbaum (1968) mendefinisikan metafisika sebagai studi mengenai karakteristik-karakteristik yang sangat umum dan paling dasar dari kenyataan yang sebenarnya (ultimate reality). Metafisika 32

13 menguji aspek-aspek kenyataan seperti ruang dan waktu, kesadaran, jiwa dan materi, ada (being), eksistensi, perubahan, substansi dan sifat, aktual dan potensial, dan lain sebagainya. Metafisika pada asasnya meneliti perbedaan antara penampakan (appearance) dan kenyataan (reality). Ada sejumlah aliran yang mencoba mengungkap hakikat kenyataan di balik penampakan tersebut. Misalnya aliran naturalism dan materialism percaya bahwa kenyataan paling dasar pada prinsipnya sama dengan peristiwa material dan natural. Sejak zaman Yunani kuno sebagian besar filsafat diwarnai oleh pemikiran-pemikiran metafisik, kendati cukup banyak juga filsuf yang meragukan dan menolak metafisika. Para filsuf yang menolak metafisika beralasan bahwa metafisika tidak mungkin karena melampaui batas-batas kemampuan indera untuk membuktikan kebenaran-kebenarannya. Kebenaran-kebenaran yang dikemukakan oleh metafisika terlalu luas dan spekulatif, sehingga tidak dapat dibuktikan dan diukur kebenarannya. Metefisika dibagi atas: 1. metefisika umum (ontology), membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh. Pertanyaan ontologis seperti: Apakah realitas atau ada yang begitu beraneka ragam dan berbeda-beda pada hakekatnya satu atau tidak? Apakah benar satu, apakah gerangan yang satu itu? Apakah eksistensi yang sesuangguhnya dari segala sesuatu yang ada itu merupakan realitas yang tampak atau tidak? Ada tidak teori ontologis, yaitu: a. Idealisme, realitas sesungguhnya bukanlah yang kelihatan tetapi yang bukan kelihatan.. Segala sesuatu yang ada adalah satu bentuk dari satu pikiran (Friedrich Hegel). Objek pengalaman kita yang ada dalam ruang dan waktu (Immanuel Khant). b. Materialisme, menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Realitas yang sesuangguhnya adalah alam kebendaan, suatu realitas itu hanya mungkin dijelaskan secara materialistis. c. Dualisme, mengakui bahwa realitas terdiri dari atau yang ada secara fisis dan mental atau beradanya tidak kelihatan secara fisis. 2. Metafisika Khusus: meliputi: a. Kosmologi, yaitu dunia atau ketertiban yang merupakan lawan dari "chaos" (tidak tertib). Kosmologi berarti percakapan tentang dunia atau alam dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas. b. Teologi metafisik mempersoalkan eksistensi Allah yang dibahas secara terlepas dari kepercayaan agama, yang dipahami secara rasional. 33

14 c. Filsafat antropologi yaitu berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebagaimana adanya, baik menyangkut esensi, eksistensi, status maupun relasirelasinya.. KOSMOLOGI Kosmologi atau filsafat alam berbicara tentang dunia. Cabang filsafat ini sangat tua. Ribuan tahun yang lalu, di Mesir dan Mesopotamia manusia sudah bertanya tentang asal alam semesta. Kosmologi berkembang sangat baik di Yunani dan memberi hidup kepada ilmu alam. Ilmu alam sudah lama berkembang dan dipilih sebagai model untuk banyak ilmu lain. Pertanyaan-pertanyaan dari filsafat alam itu misalnya soal evolusi, kebebasan dan determinisme, definisi materi, definisi energi, definisi hidup, dan soal-soal yang berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi etis dari kemajuan teknik. Bersama dengan spesialisasi ilmu alam yang sangat maju, dirasa keperluan akan suatu refleksi yang mendalam yang memperhatikan keseluruhan. Nah refleksi ini merupakan bidang kosmologi. Kosmologi merupakan rangka umum yang dimana hasil-hasil dari ilmu alam dapat dipasang. Teoriteori umum tentang alam sebagai kesatuan yang berfungsi sebagai rangka umum itu sekarang dikemukakan oleh antara lain E.Mach ( ), H.Hertz ( ), M.Planck ( ), dan A.Einstein ( ). Kosmologi sekarang memandang alam sebagai suatu proses. Kosmos itu bukan sistem tetap dan tak terhingga melainkan suatu proses perkembangan. Aliran-aliran dalam metafisika. Menurut Hasbullah Bakry metafisika dibagi atas dua golongan, yaitu ontologi dan teologi. Ontologi mempersoalkan bagaimanakah kita menerangkan ahkikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang sudah dihadapkan kepada kenyataan yang berupa benda (materi) dan kenyataan yang berupa rohani kejiwaan. Selanjutnya ontologi mempersoalkan bagaimanakah hakikat dan hubungan antara dua macam kenyataan itu? Apakah kedua kenyataan itu berlainan atau satu hakekatnya. Kalau dua hakikat bagaimanakah hubungannya sehingga berjalan sejajar bersama-sama? Kalau satu hakikat, kenyataan manakan yang menjadi inti atau pokok dari hakikat itu? Kenyataan yang lahir atau batin? Berdasarkan persoalan diatas metafisika memiliki empat aliran, yaitu: 1. Aliran Dualisme, berpendapat bahwa wujud ini terdiri atas dua hakikat sebagai sumernya, yaitu materi dan rohani. Keduanya bersifat asas dan abadi serta menciptakan kehidupan dalam alam ini. Kedua hakikat ini diistilahkan dengan dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan). Tokohnya adalah Descartes. 34

15 2. Aliran Materialisme, aliran ini mengangap yang ada hanyalah materi. Adapun jiwa (rohani) tidak merupakan kenyataan yang tidak berdiri sendiri, hanya sebagai akibat saja dari proses gerakan kebendaan dengan salah satu cara tertentu. 3. Aliran Idealisme, aliran ini disebut juga spirituslisme. Idealisme disebut serba cita, sedangkan spiritualisme serta roh. Aliran ini menganggap bahwa kenyataan yang beraneka warna ini semuanya berasal dari roh (sukma). 4. Agnosticisme, suatu aliran yang mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat seperti yang dikehendaki oleh ilmu metefisika, meliputi materi dan rohani. Golongan kedua dari metafisika itu adalah teologi atau teologi naturalis, yaitu filsafat ketuhanan yang berpangkal semata-mata pada kejadian alam. Teologi naturalisme dibagi menjadi dua aliran, yaitu: a) Theisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa ada sesuatu kekuatan yang berdiri diluar alam dan menggerakan alam ini. Kekuatan itu adalah Tuhan, yang menggerakan dan memelihara jalannya aturan-aturan dunia (sunnatullah) sehingga dunia ini teratur dengan baik. Jadi Tuha adalah trancedent, yaitu diluar alam. Tuhan adalah sebab bagi yang ada dalam alam ini, segalanya bersandar kepada Sebab itu. Dalam aliran Theisme, alam tidak beredar menurut hukum dan peraturan yang tidak berubah, tetapi beredar menurut kehendak mutlak Tuhan. Oleh sebab itu, theisme mengakui adanya mukjizat. b) Pantheisme, mengandung arti seluruhnya Tuhan, bahwa kosmos ini adalah Tuhan, semua yang ada dalam keseluruhannnya adalah Tuhan dan Tuhan adalah semua yang ada dalam keseluruhaanya. Benda-benda yang dapat ditangkap dengan panca inmdera adalah bagian dari Tuhan. Jadi, Tuhan adalah immanent, yaitu berada dalam alam ini, bukan diluar karena seluruh kosmos ini adalah satu maka Tuhan dalam pantheisme mempunyai bagian-bagian. D. Etika Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Istilah moral berasal dari bahasa Latin "Mores" (adap istiadat atau kebiasaan.). Etika tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak. Etika dapat dibedakan atas: 1. Etika deskriptif, yaitu menjelaskan pengalaman moral secara deskriptif, yang meliputi sejarah moral, fenomenologi moral (mempermasalahkan apa yang benar dan yang salah). 2. Etika normative, yang mempersoalkan sifat kebaikan dan membahasa soal tingkah laku. 35

16 3. Metaetika, merupakan suatu studi analitis terhadap disiplin etika Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena tidak mempermasalahkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma (Latin: norma= siku). Norma-norma dapat dibagi atas norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral. Norma yang paling penting untuk tindakan manusia, norma moral, datang dari "suara batin". Norma-norma ini merupakan bidang etika. Plato dan Aristoteles sudah menyusun suatu etika. Filsuf-filsuf moral kenamaan lainnya antara lain Thomas Aquino, Hobbes, Hume, Kant, Dewey, Scheler, dan von Hildebrand. Beberapa yang termasuk etika seperti filsafat Cina, Hinduisme, dan Buddhisme terus menerus mementingkan jalan untuk mencapai kebahagiaan. Dalam etika biasanya dibedakan antara etika deskriptif dan etika normatif. Etika deskriptif memberi gambaran dari gejala kesadaran moral (suara batin) dari norma-norma dan konsepkonsep etis. Etika normatif tidak berbicara tentang gejala-gejala, melainkan tentang apa yang sebenarnya harus merupakan tindakan kita. Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap manusia ditentukan. Pembagian lain adalah etika individual dan etika social. Etika individual membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia sebagai individu, seperti tujuan hidup manusia. Etika social membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan orang lain, misalnya baik atau buruk dalam keluarga, masyarakat dan Negara. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada perbedaan. Moral untuk perbuatan yang sedang dinilai, etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada. Ajaran moral adalah ajaran, wejangan, khotbah atau peraturan bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sumber ajaran moral adalah pelbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan guru, tokoh masyarakat dan agama, serta tulisan yang bijak. Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebuah ilmu bukan suatu ajaran. Bagaiamana kita hidup adalah ajaran moral bukan etika. Etika pada hakekatnya mengamati relaitas moral secara krtitis, etika memeriksa kebiasaan, nilai, norma dan pandanganpandangan moral secara etis. Objek etika menurut Franz Magnis Suseno, 1987:18) adalah pernyataan moral, yaitu pertanyataan tentang tindakan manusia dan pernyataan tentang manusia sendiri atau tentang unsur-unsur keperibadian manusia seperti motif-motif, maksud dan watak. Kode Etik Profesi 36

17 Kode etik adalah daftar kewajiban yang harus ditaati dan dibuat oleh profesi tetentu serta mengikat semua anggotanya. Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai bersama. Mereka yang membentuk suatu profesi disatukan karena latar belakang pendidikan yang sama dan memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain. Sehingga profesi menjadi suatu kelompok yang mempunyai kekuasaan sendiri dan tanggung jawab khusus. Kode etik sebagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Kode etik bisa dilihat sebagai produk etika terapan, karena dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Bagaimana kode etik itu berfungsi dengan baik, syaratnya adalah dibuat oleh profesinya sendiri, bukan datang dari luar. Kode etik berisikan nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu bisa mendarah daging dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan dengan tekun dan konsekwen. Pelaksanaannnya diawasi secara terus menerus dan memiliki sanksi. Pelanggarnya akan ditindak oleh suatu dawan yang disebut dewan kehormatan. E. Estetika Estetika yaitu filsafat yang mempersoalkan keindahan. Estetika dapat dibedakan atas estetika deskriptif yang menguraikan fenomena pengalaman keindahan, dan normative yang mempersoalkan hakikat, dasar dan ukuran pengalaman keindahan. Estetis filsafati adalah estetis yang menelaah sasarannya secara filsafat disebut estetis tradisional. Estetis filsafati disebut juga estetis analisis, karena tugasnya mengurai, juga dibedakan estetis empiris dan ilmiah. Estetis ilmiah menggunakan metode-metode ilmiah dan tidak lagi merupakan cabang filsafat melainkan disebut estetis modern. Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak (beauty) dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah (the beautiful). Estetis sebagai cabang filsafat berhubungan dengan teori keindahan, yaitu sifat dasar dari keindahan. Secara teoritis keindahan dibedakan atas teori subjektif dan objektif. Menurut teori subjektif menyatakan bahwa cirri-ciri yang menciptakan keindahan pada suatu benda sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung kepada penerapan dari si pengamat itu. Kalau suatu benda mempunyai nilai estetis diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh pengalaman estetis sebagai tanggapan terhadap benda itu. Menurut teori objektif, bahwa ciri-ciri keindahan yang menciptakan nilai estetis ialah sifat (kualitas) yang telah melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas dari yang mengamatinya. Ciri-ciri khusus manakah yang membuat suatu benda menjadi indah sehingga bernilai estetis. 37

18 Jawabannya adalah perimbangan dari bagian-bagian dari benda itu, nilai estetis itu tercipta dengan terpengaruhnya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada suatu benda (khususnya karya seni yang diciptakan oleh seseorang. Pengalaman estetis merupakan tanggapan seseorang terhadap benda yang bernilai estetis. Hal ini menjadi persoalan psikologi. Ciri-ciri pengalaman estetis adalah sifat tidak berkepentingan dari pengamatan terhadap benda estetis tanpa adanya tujuan apapun kecuali pengamatan itu sendiri. Dalam pengalaman estetis mengalami berbagai rintangan jika pada diri si pengamat terdapat sikap sebagai berikut: a) Sikap praktis, apabila seseorang pengamat mengamati pemandangan yang indah dengan tujuan untuk membangun hotel, rumah makan dll. b) Sikap ilmiah, apabila seseorang mendengarkan lagu klasik yang diselidiki adalah asal-usulnya, diciptakan oleh siapa, di mana dan lain-lainnya. c) Sikap melibatkan diri, apabila seseorang mempersamakan nasibnya dengan nasib seseorang yang ada dalam buku novel yang baru saja dibaca. d) Sikap emosional, apabila pada diri seseorang terdapat hasrat yang menyala-nyala untuk menikmati karya seni atau kesadaran diri yang berlebih-lebihan dalam penikmatan itu. Filsafat seni merupakan salah satu cabang dari rumpun estetis filsafati yang khusus menelaah tentang seni, berhubungan dengan teori tentang penciptaan seni, pengalaman seni dan kritik seni. Persoalan pokok dari pembahasan filsafat seni adalah pengertian seni, penggolongan seni, susunan seni, nilai-nilai seni, asal mula seni, sifat dasar seni dan bentuk atau ungkapan dalam seni. Estetika dalam bahasa Yunani (aisthesis) yang artinya pengamatan adalah cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan. Dalam pengalaman atas dunia sekeliling kita ditemukan suatu bidang yang disebut indah. Nah pengalaman akan keindahan merupakan objek dari estetika. Mengapa justru objek-objek tertentu sangatmenarik untuk menarik? Dalam estetika dicari hakikat dari keindahan, bentuk-bentuk pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni), dan diselidiki emosi-emosi manusia sebagai reaksi terhadap yang indah, agung, tragis, bagus, mengharukan, dan seterusnya. Seperti dalam etika, estetika dibedakan antara suatu bagian deskriptif dan suatu bagian normatif. Bagian deskriptif menggambarkan gejala-gejala pengalaman keindahan, sedangkan bagian normatif mencari dasar pengalaman itu. Banyak filsuf telah menyusun suatu estetika dan dicoba untuk menyusun suatu hierarki bentuk-bentuk seni. Seperti Hegel ( ) membedakan suatu rangkaian seni-seni yang mulai pada arsitektur dan berakhir pada puisi. Makin kecil unsur materi 38

19 dalam suatu bentuk seni, makin tinggi tempatnya atas tangga hierarki. Sedangkan Schopenhauer ( ) melihat suatu rangkaian yang mulai pada arsitektur dan memuncak dalam musik. Musik mendapat tempat istimewa dalam estetika. Musik digambarkan sebagai suatu bentuk "wahyu" yang masih berbicara tentang transendensi, kalau pengertian manusia sudah tidak kuat lagi. Musik dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diekspresikan dengan kata-kata. Soal / Tugas Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Jelaskan pembagian Filsafat? 2. Apakah yang dimaksud dengan Epistemologi Filsafat? 3. Jelaskanlah arti dari Metafisika filsafat 4. Jelaskanlah arti dari Logika 5. Jelaskanlah arti dari Etika dan contohnya? 6. Apakah yang dibahas dalam Estetika? Daftar Pustaka: 1. Abidin, Zainal Filsafat Manusia. Cet. Ke 3. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2. Bakry, Hasbullah Sistematik Filsafat. (cet. 8) Jakarta. Wijaya. 3. Kartanegara, Mulyadi The Best Chicken Soup of The Philosophers (terj. Ahmad Fadhil). Jakarta. Himah 4. Rapar, Jan Hndrik Pengantar Filsafat. Cet. Ke-10. Jokyakarta. Kanisius. 5. Osborne, Richard Filsafat Untuk Pemula (terj.) Cet. Ke-1. Jokyakarta. Kanisius. 6. Magnis Susesno, Frans Etika dasar. Yokyakarta.Kanisius. 7. Surajiyo Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta. Bumi Aksara. 8. Dr. Zainal Abidin Pengantar Filsafat 39

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 02Fakultas Dr. PSIKOLOGI CABANG FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id CABANG- CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KONSEP PENGETAHUAN Dalam Encyclopedia of

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU Sumber Dilampirkan Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Slamet Widodo, MS., MM. OLEH NAMA : TOMMY LIM NIM : 07011281520163

Lebih terperinci

Dr. Sri Anggraeni, MSi

Dr. Sri Anggraeni, MSi Dr. Sri Anggraeni, MSi Pengertianilmu Ilmu berasal dari bahasa Arab : alima, ya lamu, ilman yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Science (I) : ways to knows Scientia(L) : pengetahuan Episteme (Y)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT (Philosophia) Philo, Philos, Philein, adalah cinta/ pecinta/mencintai Sophia adalah kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran Cinta pada

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

Etika Dan Filsafat Komunikasi

Etika Dan Filsafat Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Etika Dan Filsafat Komunikasi PokokBahasan : Etika & Moral Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Fakultas Ilmu Periklanan MK 85009 Komunikasi (Marcomm) 04 Abstract Komunikasi

Lebih terperinci

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M Tugas Filsafat Mohamad Kashuri 090810530M PROGRAM STUDI ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2008 1. Pendahuluan Sejalan dengan kemajuan pola berpikir manusia saat ini, ilmu

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Oleh : Agustina Abdullah *) Arti dan Pentingnya Filsafat Ilmu Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah,

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA ETIKA PROFESI (di-copy-paste bulat-bulat dari: http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/ ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI.ppt Copyright 2011-2015 marnotanahfpub Theme by NeoEase, modified by DataQ.

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi 1.1. Norma Norma (dalam sosiologi) adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ABSTRACT Menjelaskan Pengertian,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas PANCASILA DAN ILMU PENGETAHUAN 2 TM 12 Indikator: 1. Mampu melakukan kajian dalam3 berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Makna Pancasila dalam Sistem Filsafat dan Dasar Ilmu Fakultas MKCU Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Upaya manusia untuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 11Fakultas TEKNIK PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Ilmu dalam Perspektif Historis Beberapa Aspek Penting dalam

Lebih terperinci

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan etika dengan moral Hubungan

Lebih terperinci

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS I. PENGERTIAN A. ETIKA YUNANI ETHOS KEBIASAAN/KESUSILAAN INGGRIS ETHIS ETIKA Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS Diskripsi Mata Kuliah Diskripsi Mata Kuliah Daftar Materi Kuliah Mata kuliah memuat tentang Ilmu dan Pengetahuan; Metode Ilmiah; ontologi, epistimologi, aksiologi Filsafat & sains (ilmu); Rasionalisme,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemikiran Yoga dapat dilihat sebagai suatu konstelasi pemikiran filsafat, bukan hanya seperangkat hukum religi karena ia bekerja juga mencapai ranah-ranah

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Metaetika dan Etika Terapan. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

KODE ETIK PSIKOLOGI. Metaetika dan Etika Terapan. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Metaetika dan Etika Terapan Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Questions 1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si.

FILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si. FILSAFAT ILMU Drs. Dede Kosasih, M.Si. DEFINISI Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan

Lebih terperinci

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

Pengertian Etika. Nur Hidayat  TIP FTP UB 2/18/2012 Nur Hidayat http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id TIP FTP UB Pengertian Etika Berasal dari Yunani -> ethos artinya karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi etika: Sebagai subjek : Untuk menilai apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pertemuan ke : 1 (satu) Tujuan Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mampu mengenal aluralur berpikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba menerapkannya

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,

Lebih terperinci

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB I Tinjauan Umum Etika BAB I Tinjauan Umum Etika Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan

Lebih terperinci

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance Modul ke: Fakultas 01FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana peranan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan? 2. Bagaimana perkembangan ilmu geografi? 3. Apa

Lebih terperinci

Landasan Penelaahan Ilmu

Landasan Penelaahan Ilmu Landasan Penelaahan Ilmu (Dasar dasar Ilmu) Objek Kajian Filsafat (Jujun S. Suriasumantri) Logika (benar salah) Etika (baik buruk) Estetika (indah jelek) http://afidburhanuddin.wordpress.com 1 Aksiol ogis

Lebih terperinci

ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN

ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH VIII METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017 KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN : Mahasiswa dapat menjelaskan : 1. Ciri-ciri ilmu

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M

KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M KULIAH 1. Kuliah selama 2 x 50 menit 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib

Lebih terperinci

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori kebenaran yang telah dikemukakan para filosuf: 1. Teori idealisme 2. Teori rasionalisme 3. Teori rasio murni (reinen

Lebih terperinci

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya ETIKA, MORAL dan AKHLAK Oleh Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom / Teknik Informatika Untag Surabaya Materi 1. ETIKA 2. MORAL 3.AKHLAK Pengertian Etika Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika

Lebih terperinci

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Pentingnya Filsafat Perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat memerlukan filsafat pendidikan jasmani yang kokoh bagi profesi agar tetap dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) A. Rumusan Konsep 1. Rumusan Konsep Ontologi Menurut bahasa, ontologi ialah berasal

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Akademik Oleh Deki Zulkarnain 130910202062 Program Studi

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran Agama, Filsafat, Ilmu, Teori, dan Penelitian Kuliah 2 Metodologi Ilmu Pemerintahan Dosen: Prof. Dr. H. Utang Suwaryo, Drs., M.A. Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) Dosen Pengampu : TASRIF, MPD Disusun oleh SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

Bahasan Kajian Filsafat

Bahasan Kajian Filsafat PENGERTIAN FILSAFAT Secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah istilah filsafat

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1 1.1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi  Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI. FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI PENGERTIAN LOGIKA Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkuliahan ini

Lebih terperinci

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,

Lebih terperinci

NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

NOVIA KENCANA, S.IP, MPA NOVIA KENCANA, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT???? Cabang ilmu Cara berpikir ILMU FILSAFAT Alkisah bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana

Lebih terperinci

BAB 1 TUJUAN UMUM ETIKA

BAB 1 TUJUAN UMUM ETIKA BAB 1 TUJUAN UMUM ETIKA Perilaku etis lah yang medasari munculnya etika sebagai sebuah ilmu yang mempelajari nilai-nilai baik dan buruk. Etika juga berkembang sebagai studi tentang kehendak manusia. 1.1

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Afid Burhanuddin Berfilsafat diumpamakan seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang, dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaangalaksi

Lebih terperinci

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Pendahuluan Firman Alamsyah Ario Buntaran Fakultas Psikologi Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Kontrak perkuliahan Tatap muka 14 x pertemuan

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

Lebih terperinci

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI.

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI. Modul ke: ETIKA PROFESI Etika dan Etiket dalam Humas Fakultas 01ILMU KOMUNIKASI Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT Frenia T.A.D.S.Nababan frenia.nababan@gmail.com @thefr3y 08158320406 Bagian Isi Penjelasan

Lebih terperinci

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. PENGERTIAN ETIKA ETIKA Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi Etika Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi Modul ke: Teori Etika Teori etika Etika deskriptif Etika normatif Fakultas Psikologi Amy Mardhatillah Program Studi Psikologi Pengertian etika Berasaldarikata ethicus (yunani) yang berarti kebiasaan Ilmu

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari 1 Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari (i.e. keperawatan, kedokteran, biologi, antropologi,

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia

Lebih terperinci

Etika dan profesi humas

Etika dan profesi humas Etika dan profesi humas NURJANAH, M.SI Falsafah sbg landasan teoritis etika Kata Filsafat dari bhs Yunani Philosopia Philo atau philien artinya cinta Sophia artinya :kebenaran Scr istilah falisafat berarti:

Lebih terperinci

SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017

SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017 SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017 Kompetensi Yang Diharapkan Mahasiswa dapat menjelaskan sarana berpikir ilmiah : 1.

Lebih terperinci

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.

Lebih terperinci

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci