terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang
|
|
- Devi Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesuksesan dicapai melalui usaha yang tidak kenal lelah untuk terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang bergerak ke depan dan terus melaju dalam menjalani hidupnya. Situasi yang sulit tidak menciptakan halangan-halangan yang tidak dapat diatasi. Setiap kesulitan merupakan tantangan, setiap tantangan merupakan suatu peluang, dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik (Stoltz, 2000:7). Menurut Stoltz, Adversity Quotient merupakan kecerdasan seseorang dalam menghadapi rintangan atau kesulitan secara teratur. Adversity Quotient membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari seraya tetap berpegang teguh pada prinsip dan impian tanpa mempedulikan apa yang sedang terjadi. Kecerdasan adversity merupakan suatu potensi dimana dengan potensi ini seseorang dapat mengubah hambatan menjadi peluang. Suksesnya suatu pekerjaan dan hidup seseorang ditentukan oleh adversity quotient (Adzdzakiey, 2005:605). Dalam Al-qur an terdapat penjelasan mengenai hambatan atau kesulitan sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al- Qur an surat al- Baqarah (QS.2:155) 1
2 2 Artinya: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (Q.S al-baqarah: 155). Kemudia dalam al-qur an terdapat juga penjelasan bahwa Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai kesanggupan hambanya. Firman Allah SWT di dalam al- Baqarah (QS.2:286): Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( mereka berdoa): "ya tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya tuhan kami,
3 3 janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S al-baqarah:286 ). Firman Allah SWT di dalam Q.S al- ashr ayat 1-3: Artinya: Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S al- Ashr ayat 1-3). Penjelasan mengenai ayat di atas ialah bahwa dalam menjalani kehidupan memang tidak selamanya berjalan lancar atau sesuai dengan rencana yang telah disusun, terkadang menemui hambatan, kesulitan, tantangan yang tidak jarang berujung pada kegagalan. Permasalahannya lebih terletak pada seberapa mampu seseorang untuk memahami, mengenali, sekaligus mengelola hambatan atau masalah yang dihadapi tersebut, hingga pada gilirannya akan mengubah hambatan tersebut menjadi peluang yang menjanjikan suatu kesuksesan. Dalam al-qur an sudah dijelaskan bahwa Allah tidak membebani seseorang malainkan
4 4 sesuai kesanggupan hambanya. Tergantung kesabaran seseorang dalam menghadapi masalah dan ujian dalam hidupnya. Untuk menghadapi tantangan dan tekanan dibutuhkan adanya kekuatan untuk menyelesaikannya. Menurut Stoltz (Laura, 2009:368) berpendapat bahwa diantara banyak kekuatan yang dimiliki individu, salah satunya adalah seberapa jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan. Dalam ilmu psikologi, kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan hidup dan mengukur kemampuannya dikenal dengan konsep Adversity Quotient. Adversity quotient merupakan indikasi atau petunjuk tentang seberapa kuat seseorang dalam menghadapi sebuah kesulitan dan bermanfaat untuk memperkirakan tentang seberapa besar kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan tersebut. Adversity quotient, pada intinya membahas tentang ketahanan seseorang untuk berusaha mencapai sesuatu yang paling tinggi, menurut ukuran kemampuan yang dimiliki dan dilakukan dengan terus menerus (Puspitasari, 2013:301). Selanjutnya, dalam menjalani kehidupan tidak sedikit orang menjadi tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidupnya. Menurut Stoltz, adversity quotient berakar pada bagaimana seseorang merasakan dan menghubungkan dengan tantangan-tantangan dalam hidup. Situasi sulit dan tantangan dalam hidup dapat diatasi dengan adversity quotient yang baik.
5 5 Jika seseorang memiliki adversity quotient yang tinggi akan menjadikan seseorang memiliki kegigihan dalam hidup dan tidak mudah menyerah. Di samping itu seseorang yang memiliki adversity quotient yang tinggi ia akan memiliki kekebalan atas ketidakmampuan dirinya menghadapi masalah dan tidak akan mudah terjebak dalam kondisi keputusasaan. Namun sebaliknya, jika seseorang memiliki adversity quotient yang rendah maka seseorang akan mudah rapuh dan menyerah pada keadaan (Puspitasari, 2013:301). Stoltz menambahkan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan hidup, penuh motivasi, dorongan, ambisi, antusiasme, semangat, serta kegigihan yang tinggi dipandang sebagai individuyang memiliki adversity quotient yang tinggi. Kemudian individu yang mudah menyerah dan pasrah begitu saja pada keadaan, pesimistik, memiliki kecendrungan untuk senantiasa bersikap negative dan dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki adversity quotient rendah (Puspitasari, 2013:301). Kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan dalam hidupnya sangat bermacam-macam, karena potensi setiap orang berbeda. Tidak banyak orang mengerti bahwa masalah yang datang sebenarnya bisa menjadi peluang bagi dirinya. Menurut Stoltz (2008:8), suksesnya pekerjaan dan hidup terutama ditentukan oleh adversity quotient (AQ). Dikatakan juga bahwa AQ berakar pada bagaimana kita merasakan dan
6 6 menghubungkan dengan tantangan-tantangan. Orang yang memiliki AQ lebih tinggi tidak menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang terjadi dan mereka bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah. Ia juga mengemukakan konsep adversiti quotient, merupakan faktor yang paling penting dalam meraih kesuksesan. Seseorang dengan adversity quotient tinggi ini adalah individu yang merasa berdaya, optimis, tabah, teguh dan memiliki kemampuan bertahan terhadap kesulitan. Setiap pada permasalahan seringkali mereka lebih memilih untuk mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain tanpa terlebih dahulu intropeksi pada dirinya sendiri. Bahkan mereka lupa apa yang harus dilakukan untuk keluar dari permasalahan tersebut karena larut dalam defence mecanism yang tidak realistis. Atau juga ada orang yang hanya meratapi dan mengeluh atas cobaan hidup yang datang kepadanya. Ia lupa bahwa masalah ada untuk diselesaikan bukan untuk sekedar ditangisi dan diratapi. Menurut Hidayati (2005), kecerdasan yang dipopulerkan oleh Paul ini penting saat hidup serasa tak indah lagi. AQ mengukur kemampuan kita dalam mengatasi kesulitan. Hidup tentu tak akan pernah lepas dari masalah dan karena masalah itulah kita menjadi lebih baik dalam menyikapi hidup. Saat bergelut dengan masalah, sesungguhnya kita sedang menyempurnakan hidup. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna karena ia memiliki potensi-potensi yang tidak diberikan kepada seluruh makhluk. Tuhan juga melengkapi dengan akal untuk
7 7 berfikir dan menggunakannya untuk menggali potensi-potensi yang diberikan. Kebutuhan untuk berprestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Setiap manusia pasti punya masalah, hambatan dan konflik dalam hidupnya dimana apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga sedikit yang bisa mengatasinya dan banyak orang yang putus asa, menyerah begitu saja. Termasuk masalah pada mahasiswa pada akhirnya akan menimbulkan gangguan mental dan sosial. Kecerdasan Adversity Quotient pada mahasiswa dapat membantu dirinya menghindari berbagai masalah dan lebih berani mengambil resiko serta peluang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati, dan dapat diukur. Nasution ( 1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri
8 8 individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Masalah dalam kehidupan kususnya dalam dunia pendidikan yang dialami oleh mahasiswa. Masalah yang dialami mahasiswa sangat beragam baik masalah perkuliahannya, masalah keuangan dan sosial. Setiap perguruan tinggi mempunyai peraturan dan standar kependidikan yang harus dicapai. Sehingga mahasiswa di tuntut harus mengikuti dan melaksanakannya. Di Provinsi Sumatera Barat terdapat beberapa perguruan tinggi, salah satunya Universitas Islam Negeri (U IN) Imam Bonjol Padang. UIN merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi Agama Islam yang berada di Kota Padang, UIN sangat memperhatikan keberlangsungan dari perkuliahan yang merupakan proses pendidikan. Saat ini UIN Imam Bonjol memiliki enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Adab dan Humaniora, (2) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, (3) Fakultas Sy ari ah, (4) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (5) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, (6) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), (Pedoman Akademik, : 88). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan memiliki delapan program studi atau jurusan, diantaranya jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasyah Ibtidayah, Tadris Bahasa Inggris, Tadris IPA (Fisika), Tadris
9 9 IPS (Sejarah), dan Tadris Matematika. Khusus jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) ya ng memiliki jumlah mahasiswa terbanyak dari beberapa jurusan lain di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Aktif Per Angkatan Pendidikan Agama Islam (PAI) No Angkatan Jumlah Mahasiswa Total 892 Sumber: Akama UIN Imam Bonjol Padang Penulis mewawancarai beberapa mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan guna memperoleh informasi tentang masalah yang berkaitan dengan adversity quotient dan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh keterangan bahwa banyak masalah yang dialami mahasiswa, baik masalah kuliah, keluarga, ekonomi dan sosialnya. Fenomena yang terjadi dilapangan, berdasarkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Berikut Kutipan wawancara tersebut:
10 10 Saya semester IV, jurusan PAI. Banyak sekali masalah kak, ada masalah keluarga, kuliah dan saya juga kerja sambilan kak. Kadang karena capek, jadwal kuliah padat, wallahhh kadang ngak ngampus kak. Tapi tugas tetap dikerjain kak. Kalau nilai IP naik turun, naik turun kak. (R, wawancara 28/02/2017 pukul WIB). Ya saya kadang ada malasnya, jadwal yang padat capek, apalagi kuliah sore masalah kali lah, ngantuk. Tapi mau tak mau saya tetap kuliah. Karena saya ingin IP saya bagus dan berprestasi. Tapi IP sebelumnya masih kurang memuaskan kak. (S, wawancara 01/03/2017 pukul WIB). Banyak masalah kak, banyak pelajaran, tugas banyak, masalah yang besar malas ni kak. Tapi kuliah tetap jalan kak, karena banyak harapan saya kak dan keluarga berharap pada saya supaya anaknya jadi sarjana dengan nilai yang bagus dan sejauh ini alhamdulillah IPK saya bagus kak.(u, wawancara 06/03/2017 pukul WIB). Adapun data empiris yang diperoleh mengenai hasil belajar dari mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Imam Bonjol Padang, bahwa hasil belajar mahasiswa yang dilihat berdasarkan nilai yang diperoleh berupa indeks prestasi (IP) mahasiswa, yaitu sebagai berikut:
11 11 Tabel 1.2 Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Subjek Indeks Prestasi (IP) 1 2,45 2 2,48 3 0,82 4 2,70 5 2,59 6 2,27 7 2,62 8 2,32 9 2, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,23 Jumlah 73,21 Rata-rata 2,44 Sumber : Sisfo UIN Imam Bonjol Padang Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil
12 12 belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh mahasiswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di kampus yang diwujudkan dalam bentuk nilai, indeks prestasi (IP) pada setiap semester. Untuk mencapai prestasi yang baik dan memperoleh nilai yang bagus, pasti perlu kegigihan, tidak lepas dari masalah dan hambatan yang mengharuskan perlunya perjuangan. Untuk menghadapi masalah dan hambatan tersebut tentunya ia harus mampu bertahan dan terus maju agar prestasi yang baik bisa tercapai. Dengan adanya daya juang, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh hasil belajar dan prestasi yang baik. Berdasarkan data empiris yang diperoleh mengenai hasil belajar dari mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, dimana ada beberapa mahasiswa hasil pencapaiannya yang rendah. Hasil belajar mahasiswa yang dilihat berdasarkan nilai yang diperoleh dan indeks prestasi (IP) dari 30 mahasiswa, dengan IP rata-rata 2,44 dan ini diasumsikan sebagai suatu masalah. Atas pemikiran seperti inilah yang menjadi alasan mengapa penelitian ini sangat penting dilakukan. Berdasarkan latar belakang dan data-data di atas maka penulis berniat untuk melakukan penelitian dan berkeinginan membahas masalah ini secara ilmiah dan meneruskannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul Hubungan antara Adversity Quotient (AQ) dengan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang Angkatan 2016
13 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis perlu menjelaskan apa yang menjadi rumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi batasan-batasan masalah adalah sebagai berikut: a. Apa kategori adversity quotient mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang? b. Apa kategori hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang? c. Apakah ada hubungan antara adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan kategori adversity quotient mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.
14 14 2. Untuk menjelaskan gambaran hasil belajar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 3. Untuk menjelaskan hubungan antara adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dapat memberikan sumbangan sebagai bahan informasi pengembangan ilmu psikologi serta pendidikan dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya, khususnya mengenai hubungan adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi subjek penelitian sebagai acuan dan sumber referensi bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Serta menjadi sumbangan ilmu bagi orangtua, sebagai evaluasi bagi dosen dan civitas akademik. Kemudian juga bermanfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi untuk mengetahui dan mengkaji tentang hubungan adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.
15 15 Penelitian ini juga merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. Hasil penelitian ini dapat memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S. Psi (Sarjana Psikologi) di Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Imam Bonjol Padang Sistematika Penulisan Agar lebih mudah dipahami, karya tulis ini disusun atas 5 (lima) BAB, dengan tujuan agar mempunyai suatu susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang ditulisnya karya ilmiah ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, batasan dan rumusan masalah, serta sistematika penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Membahas mengenai landasan teori yang mendasari tiaptiap variabel, hubungan antar variabel, dan pembentukan hipotesa. BAB III : METODE PENELITIAN Membahas tentang model rancangan penelitian, populasi, sampel, lokasi, teknik pengumpulan data, serta teknis analis data.
16 16 BAB IV : PEMBAHASAN Berisikan analisa penelitian, membahas hubungan antara Adversity Quotient dengan Hasil belajar. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga berisi saran-saran bagi perkembangan profesi auditor di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan sumber daya yang
Lebih terperincipersaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia pendidikan. Khususnya Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan yang penuh dengan persaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Memiliki peranan yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan emosional yang tinggi serta menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak pernah terlepas dari ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah subhanahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pernyataan ini bukan tanpa sebab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman melalui globalisasi, perubahan teknologi dan informasi membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah pembelajar sejati, yang terus belajar dari ia lahir sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu keharusan bagi manusia dan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks. Hal ini dapat diamati dari jumlah pengangguran yang terus meningkat dan terbatasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana persaingan semakin ketat dan perubahan yang terjadipun semakin cepat sehingga para pengusaha harus dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis moral yang saat ini dialami bangsa Indonesi menjadi isu yang tengah hangat diperbincangkan. KPK dalam laporan tahunan tahun 2010 mencatat adanya 6.265 laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba membekali diri dengan berbagai keterampilan dan pendidikan yang lebih tinggi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan dengan hakikat manusia, yaitu sebagai makhluk berketuhanan, makhluk individual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kontribusi yang sangat besar pada masyarakat (Reni Akbar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan di era globalisasi, keberadaan anak berbakat menjadi penting dan bernilai. Kecerdasan yang dimiliki anak, memudahkan anak memahami sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis
Lebih terperinciPERSETUJUAN. Yogyakarta, 11 Juni 2012 Pembimbing Skripsi. Dwi Yunairifi, M.Si NIP
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM POKOK BAHASAN VOLUME BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V B SD PUCUNG IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling berprestasi dan patut di pertahankan oleh diperusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang harus diperhatikan dalam suatu perusahaan karena mereka adalah kunci kesuksesan perusahaan pada masa sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami banyak perubahan. Salah satu penyebab dari perubahan tersebut adalah semakin berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan
Lebih terperinciPEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI
80 PEDOMAN DOKUMENTER A. Kepala sekolah PAUD An-Najah Desa Bahalayung Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala. 1. Gambaran umum lokasi penelitian 2. Sejarah singkat berdirinya PAUD An-Najah B. Tata Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan farmasi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan, produksi dan pemasaran obat yang memiliki surat izin untuk penggunaan medis (McGuire, Hasskarl,
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN : ERLANGGA TAHUN 2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, sumber daya manusia berkualitas yang dihasilkan institusi pendidikan merupakan motor penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang ada di dunia ini pasti menginginkan adanya keberhasilan ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk melewati
Lebih terperinciHUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.
HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
ANALISIS TERHADAP STRATEGI MEMAKSIMALKAN KINERJA SDM PADA LKI (LEMBAGA KEUANGAN ISLAM) BUANA KARTIKA KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI
ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sehingga persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Laksmi Fivyan Warapsari F100110088 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kontribusi ini dilihat dari segi laba maupun kemampuannya menyerap sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dalam bahasa latin adolescence berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Rentang waktu usia remaja dibedakan menjadi tiga, yaitu : 12-15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang terjadi sekarang ini, menuntut manusia untuk mempunyai pendidikan yang tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
Lebih terperinci(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
Motto Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a):
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut kepala Data Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin (http://www.bps.go.id/), berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan lulusan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia untuk berusaha menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mempercepat modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan maupun perusahaan, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Definisi asuransi menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah menurut Al-Bahy Al-Khauly adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik dalam individu maupun masyarakat (Awaludin Pimay, 2005: 11).
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN ANGKATAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TANGKIL 4 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciIngatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).
MENCARI KEBAHAGIAN Secara naluri setiap manusia menginginkan kebahagian, menginginkan sesuatu yang baik terjadi pada dirinya. Siapapun dia dan apapun latar belakangnya. Walaupun ukuran kebahagian masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan peradaban. Maju mundurnya suatu peradaban tergantung pada pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana, pada awalnya UKSW bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Di SDN Banua Anyar 4 dan SDN. 1. Efikasi Diri Guru yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus
BAB IV ANALISIS Berdasarkan data yang telah tersajikan berkenaan dengan Efikasi Diri Yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Di SDN Banua Anyar 4 dan SDN Banua Anyar 8 Banjramasin, berikut penulis memberikan
Lebih terperinciJika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]
Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti
Lebih terperinciSIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah
SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan aset nasional jangka panjang, sehingga perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan aset nasional jangka panjang, sehingga perlu dipersiapkan agar mampu menghadapi tantangan zaman di era globalisasi. Mahasiswa adalah orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena mereka telah ditempatkan sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi dan terarah dengan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menampung peserta didik dan membina agar mereka memiliki kemampuan kecerdasan dan keterampilan dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap jenjang pendidikan selalu mengadakan sebuah ujian untuk melihat seberapa besar kemampuan dan pemahaman peserta didik. Dari masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan yang dinamakan keija (As'ad, 1991:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya, karena maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar blakang Masalah Penelitian Indonesia sangat menekankan pentingnya pendidikan bagi penduduknya, karena maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari berbagai macam aspek yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang QS. Al-Anfaal ayat 29
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendapat Para Mufassir tentang QS. Al-Anfaal ayat 29 Allah SWT memerintahkan kepada hamba-nya untuk senantiasa selalu bertaqwa, apabila manusia itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan yang cukup luas untuk menghadapi era tersebut. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan saat ini sangatlah penting untuk menghadapi tantangan globalisasi yang semakin maju. Dengan pendidikan yang memadai kita dapat memiliki pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai sektor bidang kehidupan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Untuk dapat memajukan bidang kehidupan, manusia
Lebih terperinciPERMASALAHAN KEHIDUPAN Sebagai manusia kita selalu mengalami berbagai permasalahan dalam kehidupan, ini dapat membuat putus asa, stres, depresi dan sebagainya karena permasalahan tak dapat diselesaikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta
Lebih terperinciKONSEP AL QUR AN TENTANG MEMELIHARA KEHORMATAN DAN IMPLIKASI DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK. Skripsi
KONSEP AL QUR AN TENTANG MEMELIHARA KEHORMATAN DAN IMPLIKASI DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang peranan penting dalam proses pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. Perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai Universitas yang memiliki semboyan Wacana Keilmuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi globalisasi pendidikan di dunia, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) membuat program unggulan dan menampilkan ciri khasnya sebagai Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang mau tidak mau dituntut untuk giat membangun dalam segala bidang kehidupan. Terutama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia dapat mengembangkan potensi dirinya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan pilar dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas sehingga
Lebih terperinciKitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK
Dan Tuhan kalian berfirman : Berdoalah kepadaku, (niscaya) akan Kuperkenankan bagi kalian, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Universitas adalah bentuk lembaga pendidikan lanjutan yang dinamakan perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut mempunyai jurusan-jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Al-Qur an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan aktivitas yang dapat dilakukan semua orang. Menghafal Al-Qur an adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Al-Qur an. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT, yang berbeda dengan dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dapat diketahui tingkat prestasi belajar siswa. Laporan prestasi belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada proses kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil belajar juga dapat diketahui tingkat prestasi belajar siswa. Laporan prestasi belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah
BAB I PENDAHULUAN Dalam Firman-Nya Al-Qalam ayat 43 : A. Latar Belakang Masalah (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehidupan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia)
Lebih terperinciNo Karakter Pengertian No 1. Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Bermutu
No Karakter Pengertian No Kasih sayang Bermutu Hormat Benar / Jujur Bersih Syukur Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Hormat adalah perilaku menghargai terhadap perbuatan dan perkataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kuliah sambil kerja banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi baik di negara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan mahasiswa di masa depannya. Prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi di desain untuk terus maju dan berkembang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik eksternal maupun internal organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai bangsa. Pendidikan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik, dan mempersiapkan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lainnya. Bahasa juga merupakan pikiran, keinginan, atau perasaan
Lebih terperinciREVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI
REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Akademik 1. Pengertian prestasi akademik Menurut pendapat Djamarah (2002) tentang pengertian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Difabel tuna daksa merupakan sebutan bagi mereka para penyandang cacat fisik. Ada beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada manusia hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari kemajuan ekonomi Negara tersebut. Sedangkan perkembangan dan
Lebih terperinciPendukung dan Penghalang dari Taubat
Pendukung dan Penghalang dari Taubat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????:??????????????????????????????????????
Lebih terperinciKONSEP ANAK DALAM ISLAM
KONSEP ANAK DALAM ISLAM Musdah Mulia Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang khawatir akan meninggalkan keturunan berupa anak-anak yang lemah dan dikhawatirkan kesejahteraannya. Oleh sebab itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN TELEVISI STREAMING SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Proses Produksi Program Safari Dakwah di SATV)
PELUANG DAN TANTANGAN TELEVISI STREAMING SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Proses Produksi Program Safari Dakwah di SATV) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Akhlak Sosial Islami Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan
Lebih terperinciStandar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 3.1. Menjelaskan pengertian adil, perintah berbuat adil, dan pentingnya berbuat adil 3.2. Menjelaskan pengertian ridha, perintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong
Lebih terperinci