Profil Keuangan ADB ADB di Wilayah Asia dan Pasifik 2. Operasi ADB 4. Hasil Kegiatan dan Hal-hal Penting Fundamental Kredit 7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Keuangan ADB ADB di Wilayah Asia dan Pasifik 2. Operasi ADB 4. Hasil Kegiatan dan Hal-hal Penting Fundamental Kredit 7"

Transkripsi

1 PROFIL KEUANGAN 2010

2 PROFIL KEUANGAN 2010

3 Daftar Isi Profil Keuangan ADB ADB di Wilayah Asia dan Pasifik 2 Operasi ADB 4 Hasil Kegiatan dan Hal-hal Penting Fundamental Kredit 7 Kegiatan Pinjaman 16 Produk Keuangan 22 Dana Khusus 26 Anggota ADB 33 Direktori 34 ADB Online 37 Singkatan dan Akronim Bank Pembangunan Asia Segala upaya telah dilakukan guna menjamin akurasi data yang digunakan dalam publikasi ini. Perbedaan data dalam publikasi Bank Pembangunan Asia (ADB) seringkali disebabkan oleh waktu penerbitan yang berbeda, walaupun mungkin juga disebabkan oleh perbedaan sumber dan interpretasi data. ADB tidak bertanggungjawab atas akibat yang dapat terjadi karena penggunaan data-data tersebut. Dengan menunjuk atau mengacu pada suatu wilayah geografis tertentu, atau dengan menggunakan istilah negara dalam dokumen ini, ADB tidak bermaksud memberikan pandangan tertentu terhadap status hukum atau lainnya dari wilayah tersebut. Dalam tulisan ini, $ mengacu pada dolar AS. April 2010 Dokumen ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris untuk menjangkau pengguna yang lebih luas. Meskipun ADB telah berusaha untuk memastikan ketepatan dari penerjemahan, namun, bahasa resmi Asian Development Bank (ADB) adalah Bahasa Inggris dan hanya dokumen asli yang ditulis dalam Bahasa Inggris yang merupakan teks yang otentik (resmi dan otoritatif). Segala sitiran harus mengacu ke dokumen aslinya dalam Bahasa Inggris. ii

4 Profil Keuangan ADB tahun 2010 Bank Pembangunan Asia (ADB) adalah bank pembangunan multilateral yang didukung dengan modal kuat yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di wilayah Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan dan ramah lingkungan serta integrasi regional. Bank Pembangunan Asia (ADB) didirikan pada tahun 1966 sesuai dengan Perjanjian Pendirian Bank Pembangunan Asia (Piagam), yang mengikat negara-negara anggota sebagai pemegang sahamnya. Sampai 31 Desember 2009, ADB mempunyai 67 anggota, 48 di antaranya berasal dari wilayah Asia dan Pasifik. Duapuluh tiga anggota ADB juga merupakan anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Bank Pembangunan Asia (ADB) ADB bermarkas di Manila, Filipina dan mempunyai kantor perwakilan di seluruh dunia termasuk Amerika Utara (Washington, DC), Eropa (Frankfurt), dan Jepang (Tokyo). Sampai 31 Desember 2009, staf ADB berjumlah orang dari 58 negara anggota, yang berjumlah 67. 1

5 ADB di Wilayah Asia dan Pasifik Visi ADB adalah wilayah Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan. Profil Keuangan 2010 Misi ADB adalah membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kondisi serta kualitas kehidupan mereka ADB bertekad memberikan sumbangan yang berarti terhadap visi tersebut dengan memfokuskan diri untuk memberikan bantuan dalam tiga agenda strategis: pertumbuhan inklusif, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan integrasi regional. Sejalan dengan kerangka strategis jangka panjang ADB yang diadopsi pada tahun 2008, ADB menentukan peran dan arah strategisnya sebagai pedoman bagi kegiatannya sampai tahun 2020, dan meningkatkan relevansi serta efektifitasnya dalam membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. 2

6 Tabel 1: Sekilas ADB sampai 31 Desember ($ juta) Persetujan Pinjaman OCR Pinjaman Dengan Jaminan Pemerintah Pinjaman Sektor Publik Tanpa Jaminan Pemerintah Pinjaman Sektor Swasta Tanpa Jaminan Pemerintah Pencairan Pinjaman OCR Pinjaman Dengan Jaminan Pemerintah Pinjaman Sektor Publik Tanpa Jaminan Pemerintah Pinjaman Sektor Swasta Tanpa Jaminan Pemerintah Hibah Penjaminan Program Fasilitas Pendanaan Perdagangan 850 Penyertaan Modal Hibah Bantuan Teknis Pembiayaan Bersama Kegiatan Pinjaman Dengan Jaminan Pemerintah Kegiatan Pinjaman Tanpa Jaminan Pemerintah Modal Dasar Modal Disetor Modal Siap Panggil Modal Disetor Pendapatan Ditahan Pinjaman Tahunan Total Pinjaman (sebelum swap) Pendapatan Operasional pra-asc 815/825 a 420 b 700 b Bank Pembangunan Asia (ADB) = nil. a ASC 825 berlaku hanya untuk b Mulai September 2009, pendapatan pra-asc 815/825 didefinisikan sebagai pendapatan operasional. Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan. Sumber: Laporan Tahunan Bank Pembangunan Asia berjudul The Record, kecuali mengenai Pendapatan Ditahan dan Pendapatan Operasional Pra-ASC 815/825. 3

7 Operasi ADB Untuk mencapai misinya, ADB mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya melalui berbagai kegiatan dan inisiatif. Profil Keuangan 2010 ADB membiayai proyek-proyek pinjaman di wilayah negara-negara berkembang yang menjadi aggotanya. ADB juga menyediakan bantuan teknis, hibah, penjaminan dan penyertaan modal. ADB juga memfasilitasi dialog-dialog kebijakan, menyediakan layanan konsultasi, dan memobilisasi sumber-sumber keuangan melalui kegiatan pembiayaan bersama yang berasal dari sumber-sumber pemerintah, komersial dan kredit ekspor. Hal ini memaksimalkan dampak bantuan yang diberikan. Kegiatan dibiayai dari sumber dana komersial (OCR) dan Dana-dana Khusus (Special Funds). Piagam ADB mensyaratkan agar OCR dan Dana-dana Khusus selalu disimpan dan digunakan secara terpisah satu sama lain. Sumber Dana Komersial Kegiatan ADB yang didanai OCR sangat beragam, meliputi sumber daya alam dan pertanian; pendidikan; energi; keuangan; perlindungan kesehatan dan sosial; industri dan perdagangan; pengelolaan sektor publik; transportasi dan informasi serta teknologi informasi; multi-sektor; penyediaan air bersih dan layanan serta infrastruktur daerah lainnya. Pinjaman OCR biasanya diberikan kepada negara-negara berkembang anggota ADB yang telah mencapai tingkat pembangunan ekonomi yang lebih tinggi. 4

8 Sejak didirikan sampai 31 Desember 2009, ADB telah menyetujui pinjaman, secara bersih setelah penghentian dan pengurangan pinjaman, sebesar $ juta dalam kegiatan biasanya. Jumlah pinjaman yang belum dibayar dan komitmen pinjaman OCR sampai 31 Desember 2009 berjumlah $ juta. Sekitar 94,5% dari total komitmen pinjaman OCR ADB merupakan pinjaman dengan jaminan pemerintah, yang ditujukan untuk sektor publik (negara-negara anggota, dengan jaminan dari negara anggota bersangkutan, lembaga pemerintah atau lembaga publik lainnya). Sekitar 5,5% merupakan pinjaman tanpa jaminan pemerintah, yang ditujukan untuk perusahaan dan lembaga keuangan swasta dan lembaga sektor publik tertentu tanpa jaminan pemerintah. ADB membuat Fasilitas Bantuan Kontra Siklikal (Countercyclical Support Facility ) sebesar $3 milyar pada bulan Juni 2009 untuk menyediakan bantuan tambahan dalam jangka waktu tertentu bagi negara-negara anggota ADB yang terimbas krisis keuangan global. Kewenangan untuk memberikan pinjaman dengan fasilitas ini akan berakhir 31 Desember ADB sampai 31 Desember 2009 telah menyetujui lima pinjaman dengan jaminan pemerintah sejumlah $2,5 milyar. Dana OCR Sumber pendanaan bagi pinjaman OCR termasuk dana dari setoran modal, pendapatan ditahan (cadangan) dan hasil dari pinjaman. Untuk membiayai kegiatan pinjaman OCR, ADB meminjam dari pasar modal domestik maupun internasional. Surat utang yang dikeluarkan ADB mendapatkan peringkat investasi tertinggi dari lembaga-lembaga peringkat internasional. Tabel 2: Peringkat Investasi Lambaga Moody s Investors Service Standard & Poor s Fitch Peringkat Aaa AAA AAA Bank Pembangunan Asia (ADB) 5

9 Hasil Kegiatan dan Hal-hal Penting 2009 (Angka-angka 2008 dalam tanda kurung) Kinerja Historis yang Konsisten Profil Keuangan 2010 ADB telah mencapai kinerja yang konsisten setiap tahun semenjak lembaga ini didirikan dengan tingkat gagal bayar yang sangat rendah. Bahkan dengan suku bunga yang menurun pada tahun 2009, pendapatan operasional ADB pra-asc 815/825 berjumlah $420 juta ($700 juta). Pinjaman OCR: ADB menyetujui pinjaman OCR berjumlah $ juta pada tahun 2009 ($8.705 juta), termasuk $443 juta ($1.780 juta) kepada peminjam non-negara tanpa jaminan pemerintah. Penyertaan Modal OCR: ADB menyetujui pinjaman dalam bentuk investasi penyertaan modal sejumlah $220 juta ($123 juta). Pinjaman: ADB mendapatkan sejumlah $ juta ($9.372 juta) dalam bentuk dana jangka menengah dan panjang serta $340 juta ($2.867 juta) dalam dana jangka pendek. Utang dan Swap Mata Uang Lokal: Pada tahun 2009, ADB untuk kedua kalinya menerbitkan obligasi CNY 1,0 milyar dalam mata uang Republik Rakyat Cina dan juga menggalang dana melalui swap mata uang untuk memenuhi persyaratan pendanaan dalam mata uang lokal rupee India, rupiah Indonesia dan peso Filipina. 6

10 Fundamental Kredit Struktur modal ADB memberikan keamanan tertinggi bagi investor berpendapatan tetap Neraca Keuangan yang Kuat, Didukung oleh Pemegang Saham Negara Modal yang ditempatkan terdiri dari modal yang disetor dan modal yang siap panggil atau ditarik sewaktu-waktu. Modal disetor merupakan porsi ekuitas dari modal yang tersedia untuk kegiatan pinjaman OCR ADB. Ini ditambah dengan dengan pendapatan ditahan dan diperkuat oleh hasil dari pinjaman ADB. Modal yang dapat ditarik sewaktu-waktu tersedia untuk melindungi kreditor ADB terutama investor dari obligasi ADB dan pemilik penjaminan ADB untuk mengantisipasi kemungkinan kecil terjadinya gagal bayar dalam skala besar oleh peminjam ADB. ADB belum pernah menarik modal yang dapat ditarik ini. Bank Pembangunan Asia (ADB) Pemegang saham ADB terdiri dari 48 negara anggota, baik negara maju maupun berkembang, di wilayah Asia dan Pasifk, serta 19 negara dari luar wilayah tersebut. Setiap pemegang saham mempunyai perwakilan dalam Dewan Gubernur, yang mempunyai kewenangan pengambilan keputusan tertinggi di ADB. Sampai 31 Desember 2009, Jepang dan Amerika Serikat merupakan dua pemegang saham terbesar, yang masing-masing menyumbang 14,2% dari total modal yang ditempatkan dan mempunyai 11,7% hak pemberian suara. Anggota ADB yang juga merupakan anggota OECD menyumbang 58,8% dari total modal yang ditempatkan dan mempunyai 53,9% dari hak suara. 7

11 Kenaikan Setoran Modal Kelima Pada tanggal 29 April 2009, mayoritas dari 67 negara anggota ADB menyetujui kenaikan setoran modal yang kelima (GCI V), hal ini meningkatkan modal dasar ADB tiga kali lipat dari $55 milyar menjadi $165 milyar. Kenaikan 200% tersebut merupakan kenaikan tertinggi dan pertama sejak ADB menaikkan modal 100% pada tahun GCI V memberikan keleluasaan kepada ADB untuk melaksanakan Strategi 2020, dan untuk mengejar prioritas-prioritas pembangunan berjangka lebih panjang. Dari jumlah total kenaikan modal tersebut, 4% diantaranya merupakan tambahan saham yang disetor dan 96% lainnya merupakan tambahan saham yang bisa ditarik sewaktu-waktu. Tenggat waktu untuk menyetor adalah 31 Desember Sampai 31 Desember 2009, ADB telah menerima modal disetor dari empat negara anggota berjumlah $4,2 milyar dan pada tanggal 5 Maret 2010, setoran dari empat negara anggota lainnya berjumlah $12,5 milyar menjadi efektif. Tabel 3: Kapitalisasi sampai 31 Desember ($ juta) Profil Keuangan Modal Ditempatkan Modal Siap Tarik Modal Disetor Kurang: Penyesuaian-penyesuaian Lain Modal Disetor Bersih Pendapatan Ditahan Total Total Pinjaman Yang Belum Dibayar (setelah swap) Total Kapitalisasi Tabel 4: Pemegang Saham ADB sampai 31 Desember 2009 Anggota OECD % Negara Berkembang Anggota ADB % Jepang 14,2 Pakistan 5,9 Amerika Serikat 14,2 Republik Rakyat Cina 5,9 Australia 5,3 India 5,8 Kanada 4,8 Indonesia 5,0 Republik Korea 4,6 Thailand 3,7 Jerman 3,9 Bangladesh 2,8 Prancis 2,1 Malaysia 2,5 Inggris 1,9 Negara-negara lain di kawasan regional 9,6 Itali 1,6 Selandia Baru 1,4 Negara-negara lain diluar kawasan regional 4,8 Total 58,8 Total 41,2 OECD = Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan. Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan. 8

12 Fundamental Kredit ADB berhasil mempertahankan reputasi tertinggi sebagai peminjam di pasar keuangan karena tata kelola yang baik dan pengelolaan keuangan yang konservatif. Pengelolaan Keuangan Konservatif Dua prinsip fundamental yang mendasari kekuatan ADB: Pembatasan Pemberian Pinjaman Dalam kebijakan pemberian pinjaman ADB yang disetujui Desember 2008, jumlah total utang dicairkan, penyertaan modal yang disetujui, dan jumlah maksimal yang dapat diminta dari ADB sesuai dengan portofolio penjaminanya tidak boleh melebihi seluruh jumlah modal ditempatkan, cadangan dan surplus ADB. Pembatasan Pinjaman Dalam kebijakan pinjaman ADB yang disetujui Desember 2008, jumlah kotor pinjaman ADB yang belum dibayar tidak boleh melebihi jumlah total modal yang dapat ditarik dari negara anggota bukan peminjam, modal disetor dan cadangan (termasuk surplus). Bank Pembangunan Asia (ADB) Kebijakan pengelolaan keuangan ADB yang konservatif telah secara konsisten menekan jumah utang dan pinjamannya dibawah batas-batas tadi. Sampai 31 Desember 2009, jumlah total utang yang dicairkan, penyertaan modal yang disetujui dan jumlah maksimal yang dapat diminta dari ADB sesuai dengan portofolio penjaminannya adalah sebanding dengan 59,1% dari batas atas pinjaman yang bisa diberikan sedangkan total pinjaman kotor ADB adalah sebanding dengan 87,7% dari batas atas pinjaman. Tujuan utama dari strategi investasi ADB adalah untuk memastikan tingkat likuiditas dan modal bisa dipertahankan secara optimal. Untuk tujuan 9

13 tersebut, ADB selalu berusaha mendapatkan hasil maksimal dari investasiinvestasinya. Hasilnya, likuiditas ADB selalu dikelola dengan hati-hati dan konservatif. Aset-aset likuid disimpan dalam instrumen utang pemerintah atau lembaga pemerintah, deposito berjangka, dan surat utang bank dan lembaga keuangan yang bereputasi tinggi, serta, dalam batasan tertentu, dalam surat utang perusahaan swasta, surat berharga berbasis pinjaman perumahan dan surat berharga dengan jaminan aset yang mempunyai kualitas kredit tertinggi. Profil Keuangan 2010 Likuiditas terdiri dari 21 mata uang yang dikelola dalam portofolio dengan tujuan khusus. Tujuan portofolio modal kerja ini (portofolio kas operasional dan portofolio dana untuk berjaga-jaga) adalah untuk mengelola kebutuhan kas dalam jangka pendek ADB dan untuk menahan hasil dari transaksi pinjaman sebelum pencairannya. Portofolio likuiditas ini dibiayai oleh utang dan ditujukan untuk menyediakan fleksibilitas dalam menjalankan program pembiayaan ADB dengan cara meminjam sebelum ada kebutuhan aliran kas, menghindari risiko refinancing akibat dari pemusatan sejumlah besar pinjaman dan melancarkan keberadaan pasar modal. Likuiditas portofolio yang dibiayai secara hati-hati oleh ekuitas memastikan bahwa ADB dapat mencapai kebutuhan minimum kas bersihnya dengan mempertahankan aliran pasokan dana secara terus menerus selama 18 bulan, baik dalam keadaan normal ataupun luar biasa. Tabel 5: Neraca Akhir Tahun dan Hasil dari Portofolio Likuiditas Neraca a Akhir Tahun ($ juta) Imbal Hasil Tahunan (%) Portofolio Likuiditas Pruden ,83 6,43 Portofolio Likuiditas Opsional ,34 b 0,44 b Portofolio Kas Operasional ,14 2,03 Portofolio Kas untuk Berjaga-jaga ,92 2,59 Portofolio Lain ,14 2,83 Total a Komposisi dari portofolio tersebut dapat berubah dari tahun ke tahun sebagai bagian dari pengelolaan likuiditas yang sedang berjalan. b Penyebaran biaya pendanaan sampai 31 Desember. Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan. 10

14 Fundamental Kredit Manajemen risiko adalah disiplin utama yang memainkan peran besar dalam semua keputusan kebijakan maupun tindakan eksekutif ADB. Manajemen Risiko Komprehensif ADB mempertahankan kebijakan dan prosedur risiko untuk mengukur, memantau dan mengendalikan risiko bagi pengelolaan keseluruhan resiko kredit, pasar, operasional dan likuiditas. ADB menilai kelayakan kredit dari semua transaksi non-negara (tanpa jaminan pemerintah). Secara khusus, ADB menjalankan penilaian risiko dari transaksitransaksi baru, menyediakan pemantuan independen setelah dimulai, dan jika dibutuhkan mengambil tanggungjawab bagi penyelesaian transaksi bermasalah. ADB juga memantau risiko pasar dan keuangan, seperti kualitas kredit dari pihak lain, risiko suku bunga, dan risiko nilai tukar. Untuk seluruh portofolio, ADB memantau batas dan konsentrasi, menghitung persyaratan cadangan untuk kerugian utang dan menilai kecukupan modal. Bank Pembangunan Asia (ADB) Kantor Manajemen Risiko (ORM) bertanggungjawab terhadap keseluruhan pengelolaan resiko kredit, pasar dan operasional ADB. Institusi penting lainnya terkait dengan manajemen risiko ADB termasuk Komite Audit dari Dewan Direksi, yang menerima laporan dari ORM setiap kwartal mengenai perkembangan profil risiko ADB, Komite Risiko, yang memberikan pandangan menyeluruh tingkat tinggi mengenai risiko ADB dan memberikan rekomendasi kebijakan dan tindakan penanganan risiko kepada Presiden ADB, dan Komite Manajemen Aset dan Liabilitas, yang juga menyediakan pandangan tingkat tinggi mengenai aset dan pengelolaan kewajiban dan kegiatan perbendaharaan ADB. Dalam menjalankan misinya, ADB berhadapan dengan berbagai risiko yang dapat menyebabkan kerugian: (i) risiko kredit, (ii) risiko pasar, (iii) risiko likuiditas, dan (iv) risiko operasional. 11

15 Risiko Kredit Negara Resiko kredit negara adalah suatu risiko ketika sebuah negara peminjam dapat gagal membayar kewajiban utang atau jaminannya. ADB mengelola risiko ini melalui pencadangan kerugian utang dan persyaratan kecukupan modal yang konservatif. ADB hanya mengalami sedikit kasus gagal bayar, dan ketika negara gagal membayar, mereka secara umum telah mengembalikan utang mereka secara akrual sehingga ADB tidak pernah dalam posisi untuk menghapuskan utang negara yang dibiayai dari OCR. ADB mempunyai persediaan untuk mengkompensasi kerugian yang diketahui dan mungkin terjadi dalam transaksi tertentu dan cadangan kerugian utang untuk mengkompensasi rata-rata kerugian yang mungkin diderita ADB dalam periode kegiatan peminjamannya. Jumlah persediaan dan cadangan kerugian utang sesuai dengan perkiraan kerugian ADB. Risiko Kredit dan Ekuitas Non-negara Profil Keuangan 2010 Komite Investasi dan Komite Risiko mengawasi risiko portofolio nonnegara. Komite Investasi meninjau semua transaksi non-negara dari sisi kelayakan kreditnya dan diketuai oleh seorang Wakil Presiden untuk operasional. Komite Risiko memonitor risiko keseluruhan portofolio dan masing-masing transaksi yang telah mengalami penurunan dalam hal kelayakan kreditnya. Komite ini juga menyetujui perubahan kebijakan dalam pengelolaan risiko dan menyetujui pencadangan bagi transaksi tertentu yang bermasalah. Direktur Jendral Pelaksana mengetuai Komite Risiko. ORM banyak terlibat dalam mengelola risiko kredit non-negara. Secara independenkantor ini menilai proyek-proyek baru pada tahap konsep dan kemudian sebelum persetujuan pinjaman. Setelah persetujuan, ORM melihat semua paparan resiko paling tidak setiap tahun. Kantor ini meninjau secara lebih sering paparan resiko yang lebih rentan terhadap gagal bayar atau atau telah mengalami, gagal bayar. Dalam setiap tinjauanya, ORM menilai apakah telah terjadi perubahan profil risiko dari paparan tersebut, kemudian merekomendasikan tindakan untuk mengurangi risiko dan mengkonfirmasi atau menyesuaikan peringkat risiko, dan, untuk investasi ekuitas, meninjau ulang nilainya. Jika dibutuhkan, ORM menilai pencadangan khusus terhadap investasi. Atas rekomendasi ORM, investasi yang dianggap bermasalah dapat dialihkan dari departemen operasional kepada unit pemulihan korporasi (masih dalam ORM) untuk mengelola restrukturasi dan pemulihannya. Investasi penanaman modal juga dikelola dalam portofolio non-negara. Untuk saham yang diperdagangkan oleh publik, ADB menilai investasinya 12

16 setiap hari. Untuk investasi saham swasta langsung, ADB memperkiraka nilai wajar dari investasinya paling tidak setiap tahun. Untuk dana ekuitas swasta, ADB memvalidasi nilai bersih dari aset dana tersebut paling tidak setiap tahun. Piagam ADB membatasi investasi ekuitas/saham 10% dari seluruh modal disetor bersih, cadangan, dan surplus dikurangi cadangan khusus. Sebagai tambahan, untuk tujuan manajemen risiko, investasi ADB dalam dana ekuitas swasta dibatasi 5% dari jumlah tersebut. ADB menggunakan pembatasan untuk negara, sektor industri, kelompok korporasi, peminjam, dan transaksi perseorangan untuk mengelola risiko konsentrasi dalam portofolio non-negara. Risiko Kredit Portofolio Keuangan Gagal bayar dan risiko pihak lain dalam perjanjian pinjaman adalah risiko kredit yang mempengaruhi portofolio pendapatan. Risiko gagal bayar adalah risiko di mana penerbit dari suatu kewajiban utang dapat gagal dalam memenuhi pembayaran bunga atau pokok utang. Risiko pihak lain adalah risiko di mana pihak lain dalam transaksi tersebut dapat gagal memenuhi kewajiban kontraknya kepada ADB. Untuk mengendalikan risiko kredit tersebut, ADB hanya bertransaksi dengan lembaga dengan kondisi keuangan yang kuat dengan peringkat paling tidak dari dua badan peringkat yang bereputasi tinggi. Juga, portofolio ini secara umum diinvestasikan dengan konservatif, dalam aset seperti instrumen pasar uang dan surat-surat berharga pemerintah. Selain itu, ADB telah menetapkan batasan paparan secara berhati-hati untuk investasi korporasinya, hubungan deposito, dan investasi lainnya. Untuk mengurangi risiko kredit dari pihak lain melalui transaksi derivatif, ADB mempunyai kriteria kelayakan pihak lain yang ketat. Secara umum, ADB hanya akan mengadakan transaksi swap dengan pihak yang memenuhi syarat minimal peringkat kredit pihak lain, dan menjalankan perjanjian yang dikenal dengan International Swaps and Derivatives Association Master Agreement dan tambahan perlindungan kredit. Dalam hal tambahan perlindungan kredit ini, derivatif dalam posisi marked-tomarket setiap hari dan hasil paparannya dijamin oleh uang dalam dolar US dan sekuritas US Treasury. ADB juga menetapkan batasan paparan untuk pihak lain dalam masing-masing swap dan memantau batasanbatasan tersebut terhadap potensi paparan. ORM menggunakan jaminan harian sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa para pihak memenuhi kewajiban pernjaminannya. Bank Pembangunan Asia (ADB) 13

17 Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko kerugian instrumen keuangan dikarenakan perubahan harga pasar. ADB secara prinsip menghadapi tiga bentuk risiko pasar: risiko harga saham/ekuitas (seperti yang disampaikan dalam Risiko Kredit dan Ekuitas non-negara), suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang. Risiko Pasar Suku Bunga Risiko suku bunga dalam portofolio operasi sepenuhnya dijamin melalui hedging (perlindungan risiko) karena dasar dari pembayaran suku bunga peminjam disetarakan dengan pengeluaran pinjaman ADB. Karena itu, peminjam harus melakukan perlindungan terhadap risiko bergeraknya suku bunga di mana margin ADB selalu konstan. Profil Keuangan 2010 ADB bisa dihadapkan pada risiko suku bunga terutama melalui portofolio keuangan. ADB memantau dan mengelola risiko suku bunga dalam portofolio keuangan dengan menerapkan berbagai metoda kuantitatif. ADB menetapkan semua posisi kepada pasar, dan juga memantau matriks risiko suku bunga, dan menerapkan uji tekanan serta analisa skenario. ADB menggunakan durasi dan value-at-risk (VaR) suku bunga untuk mengukur risiko suku bunga dalam portofolio keuangan. Durasi adalah perkiraan perubahan persentase dalam nilai portofolio seebagai tanggapan atas perubahan paralel 1% dalam suku bunga. VaR suku bunga adalah pengukuran potensi kerugian dalam tingkat kepercayaan tertentu dalam waktu tertentu dikarenakan perubahan suku bunga. ADB menggunakan 95% tingkat kepercayaan dan rentang waktu satu tahun. Dengan kata lain, ADB akan memperkirakan kerugian paling tidak dalam jumlah tersebut sekali dalam 20 tahun yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Risiko Pasar Nilai Tukar Mata Uang ADB memastikan bahwa kegiatannya mempunyai paparan minimal terhadap risiko nilai tukar. Baik dalam kegiatan maupun portofolio pendapatannya, ADB diharuskan menyetarakan utang dan investasinya dengan mata uang yang sama dalam pendanaannya. Uang yang dipinjam atau dana yang akan diinvestasikan hanya dapat dikonversi ke dalam mata uang lain setelah jumlah tersebut dijamin melalui swap lintas mata uang atau perjanjian penukaran berjangka (forward exchange). Tetapi, karena kegiatannya yang berkaitan dengan berbagai mata uang, ADB 14

18 dihadapkan pada fluktuasi dalam hasil dolar US karena penyesuaian selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. Risiko Likuiditas Risiko ini dapat muncul jika ADB tidak mampu mengumpulkan dana untuk memenuhi komitmen keuangan dan operasionalnya. ADB menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola likuiditas untuk menjaga kekurangan likuiditas apabila akses ADB terhadap pasar modal untuk sementara ditolak. Tingkat likuiditas dan kas dipantau terus menerus dan dilaporkan kepada Dewan Direksi setiap kwartal. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau kurang tepatnya proses internal, orang dan sistem, atau oleh kejadian eksternal. ADB dihadapkan pada banyak jenis risiko operasional, yang dimitigasi melalui control internal yang kuat. ADB menerapkan proses yang teliti dalam menyetujui transaksi untuk mengurangi kesalahan dalam fungsi pinjamannya. ADB telah juga memperkuat kelangsungn bisnisnya, dan terutama teknologi informasi, untuk mengurangi akibat dari berbagai gangguan. Bank Pembangunan Asia (ADB) 15

19 Kegiatan Pinjaman ADB yang merupakan peminjam triple-a di pasar internasional mengumpulkan dana secara teratur melalui pasar modal domestik dan internasional. Profil Keuangan 2010 Pengumpulan dana yang efisien sangatlah penting bagi ADB dalam melaksanakan misinya untuk mengurangi kemiskinan di wilayah Asia dan Pasifik. Program pinjaman tahunan ADB secara hati-hati disusun untuk memenuhi kriteria kegiatan pinjamannya, pengurangan utangnya, dan kebijakan likuiditas dalam konteks lingkungan pasar yang dinamis. Perkiraan pinjaman ADB dalam tiga tahun kedepan dalam kisaran $15,0 milyar sampai $17,0 milyar per tahun. Tujuan Tujuan utama pinjaman ADB adalah untuk memastikan ketersediaan dana jangka panjang dengan biaya yang paling stabil dan semurah mungkin untuk keuntungan para peminjam OCR. Untuk tujuan ini, ADB selalu memperluas sumber-sumber dananya melalui berbagai pasar, instrumen dan jangka waktu jatuh tempo. Untuk mencapai tujuan pinjaman tersebut, ADB menerapkan strategi menerbitkan obligasi acuan yang likuid untuk mempertahankan keberadaannya di pasar obligasi mata uang utama; dan. mengumpulkan dana melalui transaksi penempatan modal ke sektor swasta yang bersifat oportunis dan efisien dari segi biaya. 16

20 ADB juga berusaha mengembangkan pasar modal domestik di negaranegara berkembang anggotanya melalui pinjaman mata uang lokal dan aktivitas derivatif. Tabel 6: Pinjaman sampai 31 Desember ($ juta) Total Pinjaman (sebelum swap) Pinjaman Jangka Menengah dan Panjang Penawaran Publik Penempatan Modal Swasta Jumlah Transaksi Penawaran Publik Penempatan Modal Swasta Jumlah Mata Uang (sebelum swap) Penawaran Publik Penempatan Modal Swasta Pinjaman Jangka Pendek Bank Pembangunan Asia (ADB) 17

21 Kegiatan Pinjaman ADB meminjam dalam berbagai mata uang, instrumen, pasar, dan waktu jatuh tempo, hal ini merefleksikan kebijakannya untuk diversifikasi ragam pinjamannya dan meningkatkan basis investornya. Intrumen Pembiayaan Profil Keuangan 2010 Pada tanggal 31 Desember 2009, ADB mempunyai jumlah pinjaman pokok yang belum dibayar sebesar $ juta dan rata-rata jatuh tempo dalam 3,8 tahun. Pada tahun 2009, ADB mendapatkan sekitar $ juta dalam bentuk pinjaman jangka menengah dan panjang melalui 44 transaksi dibandingkan dengan $9.372 juta pada tahun Dari jumlah ini, $7.644 juta didapatkan melalui sembilan penawaran publik, termasuk dua penerbitan obligasi global dalam mata uang US global dan penerbitan satu obligasi mata uang lokal. Sejumlah $2.715 juta didapatkan melalui 35 penempatan modal swasta. ADB juga mendapatkan dana jangka pendek sejumlah $340 juta pada tahun 2009, dibandingkan dengan $2.867 juta pada tahun Obligasi global ADB diterbitkan menggunakan proses pencarian harga yang menjangkau investor seluas mungkin, baik jenis investor atau wilayah geografis. Obligasi global ADB yang besar dan secara global tersebar luas membantu mempertahankan tingkat likuiditas pasar sekunder yang tinggi dalam setiap penerbitannya. 18 ADB melaksanakan sebagian besar pinjamannya melalui program Surat Berharga Jangka Menengah Global (GMTN). Fleksibilitas program ini memungkinkan ADB untuk mengumpulkan dana dengan cepat melalui transaksi penempatan modal swasta. Penempatan modal ini dapat diatur strukturnya untuk memenuhi keinginan investor dalam hal jatuh tempo dan

22 kupon suku bunga serta dapat ditujukan baik kepada investor pengecer maupun institusional, dengan kupon berpendapatan tetap atau dikaitkan dengan nilai kurs mata uang asing atau suku bunga, dan dapat meliputi call options, caps, floors, dan fitur lain yang diinginkan investor. ADB juga mengadakan program surat berharga jangka menengah di Australia dan Selandia Baru. Jumlah yang dapat dikumpulkan dari program ini per tahunnya tergantung dari penentuan pinjaman global tahunan bagi ADB sebagaimana ditentukan oleh Dewan Direksi. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, ADB juga mengoperasikan program Surat Berharga Komersial Euro (ECP) senilai $8,0 milyar. Program ECP ini menyediakan pendanaan fleksibel, jangka pendek (7 365 hari) untuk menjembatani kekurangan arus kas apabila terjadi kondisi yang tidak kondusif dalam penerbitan obligasi jangka panjang. Derivatif ADB menggunakan derivatif keuangan untuk mengumpulkan mata uang yang dibutuhkan untuk operasional dengan biaya yang efisien, biasanya melakukan swap suku bunga dan mata uang secara simultan dengan penerbitan obligasi. Transaksi-transaksi tersebut sepenuhnya dijamin (hedged) untuk menghilangkan risiko mata uang dan suku bunga. Dampak transaksi tersebut terhadap komposisi mata uang dan struktur suku bunga pinjaman total ADB diperlihatkan dalam Diagram 1 dan 2 dibawah ini. Diagam 1: Dampak terhadap Komposisi Mata Uang Sampai 31 Desember 2009 Komposisi Mata Uang dari Total Pinjaman (Sebelum Swap) Komposisi Mata Uang dari total Pinjaman (Setelah Swap) Bank Pembangunan Asia (ADB) Mata Uang Lain a 38,2% Mata Uang Lain b 1,0% Yen Jepang 10,6% Yen Jepang 8,3% Dolar US 53,5% Dolar US 88,4% a Mata uang lain termasuk dolar Australia, dolar Kanada, yuan, euro, dolar Hong Kong, rupee India, tenge Kazakhstan, ringgit Malaysia, peso Meksiko, dolar New Taiwan, dolar Selandia Baru, peso Filipina, poundsterling, dolar Singapura, rand Afrika Selatan, franc Swiss, baht Thailand, dan lira Turki. b Mata uang lain termasuk yuan, rupee India, tenge Kazakhstan, peso Filipina, poundsterling, dan franc Swiss. 19

23 Diagram 2: Dampak terhadap Struktur Suku Bunga Sampai 31 Desember 2009 Struktur Suku Bunga dari Total Pinjaman (Sebelum Swap) Variabel 7,6% Struktur Suku Bunga dari Total Pinjaman (Setelah Swap) Tetap 10,7% Tetap 92,4% Variabel 89,3% Profil Keuangan

24 Kegiatan Pinjaman ADB berkomitmen untuk mengembangkan pasar modal domestik dalam DMC. Pinjaman Mata Uang Lokal ADB terus berusaha mencapai tujuannya untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan pasar obligasi regional dan menyediakan pendanaan mata uang lokal yang sesuai bagi peminjam. Pada tahun 2009, ADB berhasil menerbitkan untuk kedua kalinya obligasi CNY1,0 milyar di Republik Rakyat Cina. Hasil dari penerbitan ini dialokasikan untuk proyek-proyek pinjaman di Republik Rakyat Cina. Selain itu, ADB juga mengumpulkan pendanaan dalam rupee India, rupiah Indonesia, dan peso Filipina melalui swap mata uang dengan biaya yang efektif. ADB telah mengadakan program Surat Berharga dalam Mata Uang Asia (ACN) dan Surat Berharga Jangka Menengah dalam Ringgit Malaysia (MYRMTN). Jumlah dana yang dapat dikumpulkan melalui program ACN dan MYRMTN ini tergantung kepada penentuan pinjaman global tahunan bagi ADB sebagaimana disetujui oleh Dewan Direksi. Bank Pembangunan Asia (ADB) Tabel 7: Rata-Rata Jatuh Tempo dari Pinjaman Baru Rata-Rata Jatuh Tempo Final 5,2 tahun 4,4 tahun 9,4 tahun 6,7 tahun Rata-rata Jatuh Tempo First Call (Tarikan Pertama) 3,8 tahun 3,5 tahun 5,2 tahun 5,9 tahun 21

25 Produk Keuangan Pembiayaan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Yang Berkelanjutan Pinjaman OCR Profil Keuangan 2010 Portofolio pinjaman OCR yang belum dibayar mencakup beragam produk utang (Tabel 8). Sejak 1 Juli 2001, sebagian besar utang baru OCR ADB merupakan utang berbasis LIBOR (LIBOR-Based Loan). Bentuk lainnya seperti pool-based multi currency loans atau sumber pinjaman dalam berbagai mata uang, sumber pinjaman dalam satu mata uang, dan utang berbasis pasar tidak digunakan lagi dengan diperkenalkannya LBL. LBL products give borrowers a high degree of flexibility through Produk LBL memberi peminjam fleksibilitas yang lebih tinggi melalui pilihan mata uang dan basi penentuan suku bunga, opsi pembayaran, kemampuan untuk merubah syarat utang kapan saja sepanjang masa berlakunya utang, dan opsi untuk membeli cap atau collar. 22 Denominasi LBL adalah dalam euro, yen atau dolar US dengan suku bunga tetap atau mengambang. Tambahan mata uang untuk pinjaman dapat ditawarkan kepada peminjam dari waktu ke waktu. Pada mulanya, LBL merupakan suku bunga mengambang yang terdiri dari suku bunga dasar (LIBOR) ditambah spread pinjaman. Tetapi, peminjam mempunyai opsi untuk merubah basis penentuan suku bunga setiap saat selama masa berlakunya utang. Diberlakukan margin yang efektif sesuai kontrak sebesar 0,20% untuk semua pinjaman negara yang dinegosiasikan pada atau setelah 1 Oktober 2007 sampai 30 Juni Pada tanggal 12 April 2010, Dewan Direksi menyetujui margin kontrak efektif sebesar 0,30% untuk semua pinjaman negara yang dinegosiasikan dari 1 Juli 2010 sampai dan termasuk 30 Juni 2011, dan margin kontrak efektif

26 0,40% untuk semua pinjaman negara yang dinegosiasikan setelah 1 Juli Untuk utang non-negara, margin utang ditentukan dengan basis kasus per kasus untuk menutupi paparan risiko ADB terhadap peminjam dan proyek tertentu. Untuk terus memenuhi kebutuhan keuangan peminjam, ADB memperkenalkan produk pinjaman dalam mata uang lokal (LCL) pada bulan Agustus Perusahaan sektor swasta dan badan publik tertentu termasuk pemerintah daerah dan perusahaan sektor publik dapat memperoleh keuntungan dari LCL. LCL bertujuan untuk mengurangi kesenjangan (mismatch ) mata uangdi negara-negara berkembang anggota ADB. Dalam LCL, peminjam mempunyai opsi merubah basis suku bunga dari LCL setiap waktu selama berlakunya pinjaman dengan meminta konversi suku bunga dari/ke tetap atau tidak tetap, setelah mendapat persetujuan sesuai dengan peraturan dan tersedianya peluang pasar swap bagi ADB di pasar lokal. Produk Manajemen Utang Dewan Direksi pada bulan November 2006 menyetujui diperkenalkannya produk manajemen utang kepada negara anggota dan lembaga-lembaga yang sepenuhnya dijamin oleh negara anggota sehubungan dengan kewajiban mereka kepada pihak ketiga mereka. Dalam menawarkan produk manajemen utang untuk kewajiban pada pihak ketiga, ADB mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di negaranegara anggotanya dengan membuat anggota atau lembaga yang dijamin tersebut memperbaiki manajemen utangnya, dengan demikian berpotensi mengurangi volatilitas ekonomi, mengurangi biaya utang, meningkatkan Aktifitas Pembangunan Non-negara Bank Pembangunan Asia (ADB) Pada tahun 2009, ADB menyetujui pinjaman non-negara sebesar $443 juta dan investasi penanaman modal/saham sebesar $220 juta, $72 juta dalam bentuk penjaminan, $276 juta dalam bentuk utang B, dan suatu perubahan besar dalam cakupan dan jumlah batas paparan Program Fasilitasi Perdagangan sebesar $850 juta atau dari $150 juta menjadi $1 milyar. Sampai 31 Desember 2009, total portofolio non-negara (investasi penanaman saham, pinjaman dan penjaminan) berjumlah $4,5 milyar. Pada bulan Oktober 2009, ADB menyetujui kebijakan dalam manajemen paparan untuk kegiatan non-negara (NSO), dengan menetapkan batasan jangka menengah bagi paparan non-negara yang setara dengan sekitar 15% dari perkiraan operasional secara keseluruhan dalam periode yang sama dan yang secara bertahap disejajarkan dengan pertumbuhan NSO. 23

27 akses terhadap pasar modal, dan sumber keuangan yang terbatas bisa digunakan bagi pembangunan ekonomi. Produk yang ditawarkan ADB ini termasuk swap mata uang, termasuk swap mata uang lokal dan swap suku bunga. Investasi penanaman saham ADB menyediakan bantuan dalam bentuk investasi saham, sebagai tambahan terhadap utang tanpa jaminan pemerintah, dan skema pendanaan lain. Piagam ADB memungkinkan penggunaan OCR bagi investasi saham sejumlah paling tinggi 10% dari seluruh modal disetor ADB bersama dengan cadangan dan surplus, tidak termasuk cadangan khusus. Portofolio investasi saham secara total baik untuk investasi saham yang belum dibayarkan atau telah disetujui tetapi belum dicairkan berjumlah $ juta pada tanggal 31 Desember Jumlah tersebut merefleksikan sekitar 68,0% dari batas atas yang ditetapkan Piagam ADB. Profil Keuangan 2010 Pada tahun 2009, lima investasi saham berjumlah $220 juta disetujui, dibandingkan dengan tujuh investasi saham sejumlah $123 juta pada tahun Pada tahun yang sama, ADB mencairkan sejumlah $59 juta investasi saham, yang merupakan penurunan sekitar 53,3% dari $126 juta yang dicairkan pada tahun 2008, dan menerima total $27 juta dari divestasi dan distribusi modal, baik sepenuhnya ataupun sebagian, dari 23 proyek. Divestasi tersebut dijalankan sesuai dengan praktik bisnis yang baik, setelah peran pembangunan ADB dalam melakukan investasi telah dipenuhi, dan tanpa menimbulkan ketidakstabilan pada perusahaan bersangkutan. Penjaminan Untuk menjadi katalisator aliran modal masuk ke dan dalam negara-negara berkembang anggota ADB untuk proyek proyek yang memenuhi syarat, ADB menyediakan penjaminan bagi proyek-proyek yang memenuhi syarat yang memungkinkan mitra pendanaan ADB mengalihkan risiko tertentu yang tidak bisa mereka hadapi atau kendalikan sendiri dengan mudah kepada ADB. Penjaminan ADB membantu proyek infrastruktur, institusi keuangan, investor pasar modal dan penyedia dana perdagangan, serta mencakup banyak ragam instrumen utang. Penjaminan tersebut dapat memberikan perlindungan secara keseluruhan (resiko keuangan) atau sebagian resiko termasuk risiko politik. Penjaminan tersebut dapat disediakan ketika ADB berpartisipasi secara langsung atau tidak langsung dalam suatu proyek atau sektor terkait, melalui pinjaman, investasi saham atau bantuan teknis. Tenor untuk penjaminan 24

28 tersebut didasarkan pada kebutuhan dari proyek tersebut dan dapat diminta ketika peristiwa yang mendapatkan penjaminan terjadi. Instrumen saham tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan perlindungan penjaminan. ADB menawarkan dua produk penjaminan utama penjaminan risiko politik dan penjaminan kredit keduanya ditujukan untuk mengurangi paparan risiko dari mitra pendanaan. Sindikasi Sindikasi memungkinkan ADB untuk mengalihkan sebagian atau semua risiko yang berhubungan dengan pinjaman dan penjaminan langsung ADB kepada mitra pendanaan sehingga mengurangi paparan kreditnya. Sindikasi, termasuk pengaturan fronting, reinsurance dan sell-down, digunakan oleh ADB untuk mengurangi dan diversifikasi profil risiko dari portofolio non-negaranya. Pada tahun 2009, ADB menyediakan dana sebesar $276,2 juta melalui sindikasi, semuanya dilakukan melalui utang B untuk mendanai tiga proyek berbeda. Tabel 8: Portofolio Utang OCR Berdasarkan Produk Pinjaman Per 31 Desember ($ juta) Negara Non-negara Pinjaman berbasis LIBOR Belum Dibayar a a Belum Dicairkan a a Pinjaman Berbasis Pasar Belum dibayar Belum Dicairkan Kelompok Pinjaman SCL b -JPY Belum Dibayar Belum Dicairkan Kelompok Pinjaman SCL b -US$ Belum Dibayar Belum Dicairkan 2 Fasilitas Bantuan Kontra Siklikal Belum Dibayar Belum Dicairkan 500 Pinjaman Mata Uang Lokal Belum Dibayar Belum Dicairkan Lainnya Belum Dibayar Belum Dicairkan Total Belum Dibayar Belum Dicairkan c = nol. a Termasuk pinjaman tanpa jaminan negara kepada badan usaha milik negara. b Pinjaman dalam mata uang tunggal. c Saldo pinjaman yang belum dicairkan termasuk pinjaman yang sudah efektif yang belum dicairkan dan pinjaman yang belum efektif. Bank Pembangunan Asia (ADB) Jumlah total belum tentu tepat karena pembulatan. 25

29 Dana Khusus (sampai 31 Desember 2009) Dana Khusus ADB terpisah dari dan merupakan tambahan bagi dana yang tersedia untuk inisiatif pembangunan melalui OCR. Dana tersebut dipertanggungjawabkan, dan digunakan, sepenuhnya terpisah satu sama lain dan dari OCR. Dana tersebut digunakan untuk beragam kegiatan termasuk pinjaman lunak, hibah, dan bantuan teknis, dengan tujuan utama untuk mengurangi kemiskinan di wilayah Asia dan Pasifik. Profil Keuangan 2010 Semua proses persetujuan dan administrasi untuk Dana Khusus ini akan menggunakan standar yang ketat sebagaimana berlaku bagi pinjaman OCR. Dana Pembangunan Asia Dana Pembangunan Asia (ADF) adalah bentuk pendanaan yang bersifat lunak/konsesi dari ADB bagi negara-negara berkembang anggota ADB yang memiliki produk nasional bruto per kapita yang rendah dan mempunyai keterbatasan dalam kapasitas membayar utang. Dana ini adalah satu-satunya sumber bantuan lunak yang bersifat multilateral yang khusus ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan untuk meningkatkan kualitas hidup di wilayah Asia dan Pasifik. Tiga puluh dua negara anggota donor ADB (regional dan non-regional) telah memberikan sumbangan untuk dana ini. Pendanaan bersama dengan mitra pembangunan bilateral dan multilateral menambah sumber dana ADF bagi ADB. 26 Pada bulan Agustus 2008, Dewan Gubernur ADB mengadopsi sebuah resolusi yang memungkinkan pengisian kembali Dana ADF yang kesembilan (ADF X) dan pengisian kembali secara reguler Dana Khusus Bantuan Teknis (TASF) yang ke empat. Hal ini mulai berlaku sejak 16 Juni Resolusi tersebut memungkinkan pengisian kembali dana dalam jumlah besar pada ADF untuk mendanai program-program bantuan lunak/konsesi ADB untuk periode 4 tahun dimulai pada Januari 2009, dan untuk pengisian kembali dana TASF bersamaan dengan pengisian

30 kembali dana ADF untuk mendanai operasi bantuan teknis TASF. Pada bulan Juni 2009, Dewan Direksi menyetujui tambahan bantuan $400 juta untuk negara yang hanya mendapatkan bantuan ADF saja. Jumlah total pengisian kembali dana dalam SDR7,4 milyar ($11,8 milyar), meliputi SDR7,2 milyar untuk ADF X dan SDR0,2 milyar untuk TASF. Sekitar 37% dari pengisian dana tersebut akan didanai dari kontribusi dari donor baru sejumlah SDR2,7 milyar (setara $4,2 milyar). Pada tahun 2009, disetujui 45 pinjaman ADF sejumlah $2,2 milyar dibandingkan dengan 36 pinjaman berjumlah $1,8 milyar pada tahun Pencairan dana pada tahun 2009 berjumlah $2,2 milyar, meningkat sebesar 7,7% dari $2,0 milyar pada Pada akhir 2009, pencairan dana secara kumulatif dari sumber-sumber ADF sebesar $29,3 milyar. Pembayaran utang selama 2009 berjumlah $845,4 juta. Pada akhir 2009, jumlah keseluruhan utang ADF yang belum dibayar sebesar $28,0 milyar. Dengan dimulainya pendanaan hibah pada pengisian kembali dana ADF yang kedelapan, pada tahun 2009 disetujui 27 hibah sejumlah $911,3 juta, pada tahun 2007 sebanyak 27 hibah dan pada tahun 2008 disetujui dana hibah sebesar $707,4 juta. Sementara 32 hibah berjumlah $952,5 juta berlaku efektif pada tahun 2009 sebelumnya pada tahun 2008, sebanyak 27 hibah berlaku efektif dengan jumlah $539,8 juta. Pada tahun 2009, digalang dana sebesar $140,3 juta dari sumber eksternal dalam pendanaan bersama pinjaman untuk tujuh proyek pinjaman senilai $279,5 juta. Dana Khusus Bantuan Teknis TASF merupakan sumber pendanaan hibah penting bagi kegiatan bantuan teknis (TA) ADB. Pada bulan Agustus 2008, Dewan Gubernur mengadopsi resolusi yang memungkinkan ADF X dan pengisian kembali secara reguler dana TASF yang keempat. Dengan mempertimbangkan perkiraan permintaan sumber dana dan ketersediaan dana dari sumber lain, para donor setuju memberikan kontribusi 3% dari seluruh pengisian kembali dana untuk pengisian kembali dana TASF yang keempat. Pengisian kembali dana tersebut akan meliputi periode 4-tahun dari 2009 hingga Sampai 31 Desember 2009, 26 donor telah berkomitmen memberikan dana sejumlah $288,0 juta untuk TASF, sebagai bagian dari ADF X dan pengisian kembali secara reguler dana TASF yang keempat. Dari total komitmen tersebut, $70,9 juta telah diterima. Bank Pembangunan Asia (ADB) Komitmen bantuan teknis (yang telah disetujui dan efektif) dinaikkan dari $108,2 juta pada 2008 manjadi $117,2 juta pada tahun 2009 untuk 174 proyek bantuan teknis (TA) yang menjadi efektif pada tahun tersebut. Komitmen yang belum dicairkan untuk TA naik menjadi $258,9 juta per 31 Desember 2009 ($222,7 juta per 31 Desember 2008). TASF mendanai 51,2% dari total kegiatan TA yang disetujui tahun

31 Dana Khusus Jepang Dana Khusus Jepang (JSF) dibentuk pada tahun 1988 untuk membantu negara-negara berkembang anggota ADB merestrukturisasi ekonomi mereka dan memperluas peluang untuk investasi baru, terutama melalui kegiatan TA. Sampai 31 Desember 2009, kontribusi kumulatif Jepang untuk dana ini sejak dibentuk pada tahun 1988 berjumlah 112,9 milyar (setara dengan sekitar $973,7 juta) terdiri dari kontribusi reguler 94,8 milyar (setara $822,9 juta) dan kontribusi tambahan 18,1 milyar (setara $150,8 juta). Dana yang belum ditetapkan penggunaannya, termasuk TA yang telah disetujui, sampai 31 Desember 2009 berjumlah $40,0 juta. Hibah TA yang didanai JSF terus membantu kegiatan ADB yang bertujuan mengurangi kemiskinan. Pada tahun 2009, 42 proyek TA sejumlah $41,6 juta disetujui dan 38 proyek senilai $42,3 juta menjadi efektif. Sisa komitmen dana yang belum dicairkan berjumlah $94,1 juta per 31 Desember 2009 dibandingkan dengan $95,8 juta per 31 Desember Pada tahun 2009, JSF mendanai 16% dari total operasi TA yang disetujui ADB, termasuk 28% dari total jumlah persiapan proyek TA selama tahun tersebut. Profil Keuangan 2010 Dana Khusus Institut ADB Institut ADB dibentuk 1996 sebagai cabang lembaga dari ADB, yang bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pembangunan yang efektif dan perbaikan kapasitas agar pembangunan dapat dikelola dengan baik di negara-negara berkembang anggota ADB. Biaya operasional Institut ADB dipenuhi dari Dana Khusus Institut ADB yang dikelola oleh ADB sejalan dengan peraturan dari Institut ADB. Pada tahun 2009, Jepang berkomitmen memberikan kontribusinya yang ke-14 sejumlah 0,74 milyar (setara $8,0 juta), yang dilaporkan sebagai kewajiban dari penyumbang. Sampai 31 Desember 2009, kontribusi kumulatif berjumlah 17,2 milyar (setara sekitar $149,3 juta) tidak termasuk penyesuaian selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. Dari total kontribusi yang diterima, $142,2 juta telah digunakan sampai akhir tahun terutama untuk riset dan aktifitas pengembangan kapasitas termasuk mengadakan simposium, forum, dan pelatihan; membuat laporan riset, publikasi, dan situs web; dan untuk biaya administratif. Saldo aktiva bersih (tidak termasuk properti, perabotan, dan peralatan) yang tersedia untuk proyek dan program masa depan berjumlah $7,1 juta. Dana Tsunami Asia 28 Dana Tsunami Asia (ATF) dibentuk Februari 2005 sebagai tanggapan terhadap kondisi khusus di negara-negara berkembang anggota ADB yang terkena dampak tsunami 26 Desember ADB memberikan kontribusi sebesar

32 $600 juta kepada ATF, dan dari jumlah itu $50 juta dana tidak terpakai dan ditransfer kembali kepada OCR ($40 juta pada November 2005 dan $10 juta pada Juni 2006) dan ditransfer ke Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik ($40 juta pada bulan Mei 2009). Selain itu, Australia menyumbang $3,8 juta, dan Luxembourg, $1,0 juta. Sampai 31 Desember 2009, total sumber dana ATF berjumlah $586,8 juta, dan $582,3 juta diantaranya telah digunakan, sehingga terdapat sisa anggaran sebesar $4,5 juta ($46,4 juta pada 2008). Tidak ada TA atau hibah yang disetujui atau efektif selama Sisa komitmen anggaran yang belum dicairkan sampai 31 Desember 2009 berjumlah $116,8 juta, dibandingkan dengan $248,3 juta pada akhir Dana Gempa Bumi Pakistan Dana Gempa Bumi Pakistan (PEF) dibentuk November 2005 sebagai tanggapan atas kebutuhan khusus Pakistan setelah terjadinya gempa bumi pada Oktober PEF berfungsi sebagai dana khusus untuk pembiayaan hibah darurat untuk proyek investasi dan bantuan teknis untuk membantu rekonstruksi, rehabilitasi dan kegiatan pembangunan sejenisnya secara cepat. ADB berkontribusi $80 juta bagi PEF. Selain itu, Australia, Belgia, Finlandia, dan Norwegia masing-masing menyalurkan $15,0 juta, $14,3 juta, $12,3 juta, dan $20,0 juta. Sampai 31 Desember 2009, sumber total PEF berjumlah $143,9 juta, dari jumlah itu $140,6 juta telah digunakan, sehingga sisa anggaran sebesar $3,3 juta. Tidak ada TA atau hibah yang disetujui atau efektif selama Neraca komitmen yang belum dicairkan sampai 31 Desember 2009 berjumlah $49,4 juta, dibandingkan dengan $66,2 juta pada akhir Dana Integrasi dan Kerja Sama Regional Bank Pembangunan Asia (ADB) Dana Integrasi dan Kerja Sama Regional (RCIF) dibentuk Februari 2007 sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan untuk kerja sama regional dan kegiatan integrasi sesama anggota ADB di wilayah Asia dan Pasifik. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kerja sama regional dan integrasi (RCI) di wilayah Asia dan Pasifik dengan memfasilitasi pengumpulan dan penyediaan sumber dana dan pengetahuan tambahan untuk membantu kegiatan RCI. ADB menyumbang $40 juta untuk RCIF sebagai bagian dari alokasi pendapatan bersih OCR Sampai 31 Desember 2009, sumber dana dari RCIF secara keseluruhan berjumlah $42,9 juta, $30,4 juta di antaranya telah digunakan, sehingga terdapat sisa anggaran $12,5 juta ($24,6 juta per 31 Desember 2008). Pada tahun 2009, 12 TA dan satu tambahan TA berjumlah $12,1 juta mulai berlaku efektif (13 TA berjumlah $10,5 juta pada 2008). Sisa 29

33 komitmen yang belum dicairkan per 31 Desember 2009 berjumlah $23,1 juta, dibandingkan dengan $16,6 juta sampai akhir Dana Perubahan Iklim Dana Perubahan Iklim (CCF) dibentuk April 2008 untuk memfasilitasi investasi yang lebih besar di negara-negara berkembang anggota ADB untuk mengatasi penyebab dan akibat dari perubahan iklim bersamaan dengan bantuan ADB sendiri dalam berbagai sektor terkait. ADB menyediakan kontribusi awal $40,0 juta pada Mei 2008, sebagai bagian dari alokasi pendapatan bersih OCR Sampai 31 Desember 2009, sumber dana berjumlah $40,9 juta, $14,2 juta diantaranya telah digunakan, sehingga sisa anggaran sebesar $26,7 juta ($37,4 juta pada tahun 2008). Pada tahun 2009, 12 TA dan hibah berjumlah $10,7 juta (satu TA senilai $3,0 juta 2008) telah disetujui dan menjadi efektif. Sisa komitmen yang belum dicairkan sampai 31 Desember 2009 berjumlah $13,0 juta, dibandingkan dengan $3,0 juta sampai akhir Profil Keuangan 2010 Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik (APDRF) dibentuk April 2009, untuk menyediakan secara tepat waktu sumber dana hibah bagi negara-negara berkembang anggota ADB yang terkena dampak bencana alam. Dana awal $40,0 juta ditransfer dari ATF pada bulan Mei Dengan pendapatan akumulasi dari investasi dan sumber lain sejumlah $0,1 juta, sumber total APDRF sampai 31 Desember 2009 adalah $40,1 juta, dan $7,0 juta di antaranya telah digunakan, sehingga sisa anggaran berjumlah $33,1 juta. Tiga hibah disetujui tahun 2009, sisa komitmen yang belum dicairkan per 31 Desember 2009 berjumlah $7,0 juta. Pendanaan Bersama Hibah (per 31 Desember 2009) 30 Trust fund (dana amanah) dan hibah khusus untuk proyek merupakan instrumen yang sangat penting untuk memobilisasi dan menyalurkan hibah dari sumber eksternal untuk mendanai TA dan komponen dari proyek investasi. Dana-dana ini memainkan peran penting dalam melengkapi sumber dana dari ADB sendiri untuk memenuhi kebutuhan untuk pengembangan kapasitas dan permintaan khusus lainnya dari negara-negara berkembang anggota ADB. Mitra ADB dari lembaga multilateral, bilateral, dan sektor swasta telah memberikan kontribusi hibah sekitar $3,0 milyar bagi kegiatan ADB. Tahun 2009, terdapat dana senilai $218,2 juta dalam bentuk pendanaan bersama

34 hibah bagi proyek yang disetujui ADB terdiri dari $64,1 juta untuk 86 proyek TA dan $154,1 juta sebagai komponen hibah untuk 23 proyek investasi. Pada akhir 2009, terdapat 37 trust fund dalam administrasi aktif ADB yang terdiri dari trust fund dengan 22 donor tunggal, 13 multidonor, dan 2 multilateral donor untuk mendanai kegiatan di berbagai sektor atau untuk tema-tema khusus, termasuk pengentasan kemiskinan, tata kelola pemerintahan, gender dan pembangunan, pengelolaan hasil pembangunan, HIV/AIDS, air, iklim, energi, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, serta perdagangan dan keuangan. Pada awalnya, trust fund didirikan melalui perjanjian penyaluran pendanaan yang khusus berdasarkan donor, untuk berbagai sektor, yang difokuskan terutama pada pendanaan operasi bantuan teknis. Baru-baru ini, untuk mendukung sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam Strategi 2020 dan juga sejalan dengan upaya-upaya harmonisasi dan strategi kemitraan pembiayaan ADB, maka ADB telah mendirikan trust fund berdasarkan perjanjian yang sama dengan dengan mitra-mitra pembangunan dan pembiayaan melalui instrumen kontribusi. Semua ini dibentuk dalam sebuah payung fasilitas dari kemitraan pendanaan yang berfokus kepada tema dan sektor, dan bantuan teknis serta komponen hibah dari proyek investasi. Pada saat ini, terdapat empat fasilitas pendanaan kemitraan yang membantu proyek dalam sektor air, energi bersih, kerja sama dan integrasi regional, dan pendanaan pengembangan kota. Tahun 2009, komitmen terhadap trust fund yang baru ini berjumlah $126,0 juta. Bulan Juli, ADB dan Lembaga Global Carbon Capture and Storage Institute yang bermarkas di Canberra, Australia, menandatangani perjanjian untuk mendirikan Carbon Capture and Storage Fund sesuai dengan Fasilitas Kemitraan Pembiayaan Energi Bersih (Clean Energy Financing Partnership Facility). Dalam perjanjian ini, Global Carbon Capture and Storage Institute menyediakan sekitar $17,2 juta untuk membantu pemisahan dan penangkapan serta penyimpanan emisi karbon yang kian meningkat di Asia. Pada bulan November, Inggris bersama-sama dengan ADB menandatangani kemitraan strategis baru selama 5-tahun ( ) untuk kemitraan yang strategis guna memerangi kemiskinan di India dan memberikan kontribusi sebesar $23,0 juta bagi kemitraan itu. Suatu fasilitas multidonor, Fasilitas Kemitraan Pembiayaaan Urban (Urban Financing Partnership Facility ), didirikan bulan Desember dan dibawah fasilitas ini dibentuk Dana Infrastruktur Lingkungan Urban (Urban Environmental Infrastructure Fund) dan Swedia berkomitmen untuk memberikan hibah sejumlah $13,8 juta dan kapasitas penjaminan sebesar $72,0 juta. Selain itu, juga disetujui pendirian Dana Teknologi Bersih ADB (ADB Clean Technology Fund ) dan Dana Perubahan Iklim Yang Strategis ADB (ADB Strategic Climate Fund ) yang dikelola oleh ADB dan untuk itu akan ditransfer sekitar $700 juta dari dana investasi iklim World Bank. Bank Pembangunan Asia (ADB) Tahun 2009, sejumlah $70,3 juta dimobilisasi dalam bentuk kontribusi dan pengisian kembali dana yang sudah ada dari Australia, Jepang, Luxemburg, dan Spanyol. Juga, Belgia, Finlandia, Republik Korea dan Swedia merupakan 31

35 kontributor pertama bagi Future Carbon Fund, 1 masing-masing berkomitmen sebesar $20 juta. Dana Perwalian Yang Dikelola oleh ADB Program Beasiswa Jepang Program Beasiswa Jepang (JSP), didanai oleh Pemerintah Jepang, didirikan 1988 untuk menyediakan kesempatan bagi penduduk negara-negara berkembang anggota ADB yang berkualitas untuk menjalani pendidikan lanjutan dalam bidang ekonomi, manajemen, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang pembangunan lainnya di lembaga-lembaga pendidikan terpilih di kawasan tersebut. Profil Keuangan 2010 Saat ini, ada 20 lembaga di 10 negara yang berpartisipasi dalam JSP. Antara 1988 dan 2009, Jepang menyumbang $107,5 juta. Sejumlah beasiswa telah diberikan kepada penerima dari 35 negara anggota. Dari jumlah itu, telah menyelesaikan pendidikannya. Sejumlah 878 beasiswa diberikan kepada perempuan. Rata-rata 158 beasiswa diberikan setiap tahun. Dana Jepang Untuk Pengurangan Kemiskinan Pemerintah Jepang mendirikan Dana Jepang untuk Pengurangan Kemiskinan (JFPR) bulan Mei 2000 untuk membantu pengentasan kemiskinan dan kegiatan pembangunan sosial lainnya yang terkait yang dapat banyak memberikan nilai tambah pada royek-proyek yang didanai ADB. Sampai saat ini, dana tersebut telah menerima kontribusi sebesar $392,9 juta, 132 proposal hibah senilai $335,6 juta telah disetujui, dan 16 proyek bernilai $35,3 juta telah disetujui pada tahun Pada waktu Pertemuan Tahunan ADB pada bulan Mei 2009, Jepang mengumumkan akan menyediakan $100 juta dari JFPR untuk membantu proyek dan TA yang akan mengatasi dampak krisis keuangan. Tanggal 6 Oktober 2009, Dewan menyetujui kerangka yang sudah diperbaharui bagi JFPR, menggabungkan proyek hibah Jepang dengan bantuan TA dalam satu payung, dan memuluskan jalan bagi pendekatan yang lebih komprehensif dalam penggunaan dana-dana tersebut dalam mengatasi kemiskinan, membangun sumber daya manusia, dan memperkuat lembaga dan masyarakat di kawasan ini. Hal ini menempatkan JFPR sebagai kendaraan utama bagi bantuan teknis dan bantuan hibah dari Jepang Didirikan oleh ADB tahun 2008 untuk menyediakan sumber pendanaan baru untuk proyek-proyek yang dijalankan oleh negara-negara berkembang anggota ADB, yang membantu dan mendorong proyek efeisiensi energi dan energi terbarukan serta proyek-proyek lainnya yang memberikan keuntungan dalam pengurangan gas rumah kaca dalam jangka panjang setelah 2012.

36 Anggota ADB (sampai 31 Desember 2009) Regional Afghanistan Armenia Australia* Azerbaijan Bangladesh Bhutan Brunei Darussalam Kamboja Republik Rakyat Cina Kepulauan Cook Kepulauan Fiji Georgia Hong Kong, Cina India Indonesia Jepang* Kazakhstan Kiribati Republik Korea* Republik Kirgistan Republik Demokrasi Rakyat Laos Malaysia Maladewa Kepulauan Marshall Negara Federasi Mikronesia Mongolia Myanmar Nauru Nepal Selandia Baru* Pakistan Palau Papua Nugini Filipina Samoa Singapura Kepulauan Solomon Sri Lanka Taipei,Cina Tajikistan Thailand Timor-Leste Tonga Turkmenistan Tuvalu Uzbekistan Vanuatu Viet Nam Bank Pembangunan Asia (ADB) Nonregional Austria* Belgia* Kanada* Denmark* Finlandia* Perancis* Germany* Irlandia* Itali* Luxembourg* Belanda* Norwegia* Portugal* Spanyol* Swedia* Swiss* Turki* Inggris* Amerika* * Anggota OECD. 33

37 Direktori Asian Development Bank 6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550, Metro Manila Philippines Tel Fax information@adb.org SWIFT: ASDBPHMM Profil Keuangan 2010 Kantor Presiden Presiden Wakil Presiden (Operasi 1) Wakil Presiden (Operasi 2) Wakil Presiden (Pengelolaan Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan) Wakil Presiden (Keuangan dan Administrasi) Direktur Jendral Pelaksana Haruhiko Kuroda Xiaoyu Zhao C. Lawrence Greenwood, Jr. Ursula Schaefer-Preuss Bindu N. Lohani Rajat M. Nag Departemen Perbendaharaan Kantor Perbendaharaan Mikio Kashiwagi Bendahara mkashiwagi@adb.org Jingdong Hua Wakil Bendahara jhua@adb.org Divisi Pendanaan Kazuki Fukunaga Asisten Bendahara kfukunaga@adb.org 34

38 Pendanaan Dalam Mata Uang Utam Maria A. Lomotan mlomotan@adb.org Ana A. Kotamraju akotamraju@adb.org Yue Shen yshen@adb.org Simon Chan simonchan@adb.org Pendanaan Dalam Mata Uang Lokal Monish Mahurkar mmahurkar@adb.org Michael L. de los Reyes mdelosreyes@adb.org Fax Langsung Divisi Investasi Michael T. Jordan Asisten Bendahara mjordan@adb.org Managemen Portofolio Yukihiro Nishimiya ynishimiya@adb.org Masashi Kuronuma mkuronuma@adb.org Bank Pembangunan Asia (ADB) Woo Suk Chang wschang@adb.org Strategi dan Analitis Kuantitatif Chun Du chundu@adb.org Fax Langsung

39 Divisi Kebijakan dan Perencanaan Keuangan Tobias C. Hoschka Asisten Bendahara thoschka@adb.org Managemen Aset dan Kewajiban Chai Sun Kim cskim@adb.org Anthony M. Ostrea amostrea@adb.org Kebijakan dan Perantaraan Rajesh Poddar rpoddar@adb.org Im-em Unkavanich iunkavanich@adb.org Lili Zou lilizou@adb.org Profil Keuangan 2010 Pelayanan Klien Deepak Taneja dtaneja@adb.org Fax langsung Divisi Layanan Perbendaharaan Benjamin Lee Asisten Bendahara benlee@adb.org Managemen Obligasi dan Derivatif Jose Morales jmorales@adb.org Bond and Derivatives Management Changhan Lee changhanlee@adb.org Pengelolaan Uang Sukhumarn Phanachet sphanachet@adb.org 36

40 Pembayaran untuk Pinjaman, Bantuan Teknis dan Pengeluaran Administrasi Nuzhat Khan nkhan@adb.org Penyelesaian Transaksi Investasi Asad Alamgir asadalamgir@adb.org Dukungan system dan managemen data Ayite Gaba agaba@adb.org Direct Fax ADB Online Informasi Umum Informasi Finansial Pantauan Ekonomi Asia Bank Pembangunan Asia (ADB) 37

41 Singkatan dan Akronim Profil Keuangan 2010 ACN ADB ADF APDRF ASC ATF AUD CCF DMC ECP GMTN JFPR JSF JSP LBL LCL LIBOR MYRMTN OCR OECD ORM PEF RCIF SCL TA TASF Asian currency note (surat berharga dalam mata uang Asia) Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia) Asian Development Fund (Dana Pembangunan Asia) Asia Pacific Disaster Response Fund (Dana Tanggapan Bencana Asia Pasifik) Accounting Standards Codification (Kodifikasi Standar Akuntansi) Asian Tsunami Fund (Dana Tsunami Asia) Australian dollar (Dolar Australia) Climate Change Fund (Dana Perubahan Iklim) developing member countries (Negara-negara berkembang anggota ADB) Euro-commercial Paper (Surat Berharga Komersial Euro) global medium-term note (Surat Berharga Jangka Menengah Global) Japan Fund for Poverty Reduction (Dana Jepang untuk Pengurangan Kemiskinan) Japan Special Fund (Dana Khusus Jepang) Japan Scholarship Program (Program Beasiswa Jepang) LIBOR-based loan (Pinjaman berbasis LIBOR) local currency loan (Pinjaman dalam Mata Uang Lokal) London Interbank Offered Rate (Tingkat Suku Bunga yang Ditawarkan Antarbank di London) Malaysian Ringgit Medium-Term Note (Surat Berharga Jangka Menengah dalam Ringgit Malaysia) ordinary capital resources (sumber dana komersial ADB) Organisation for Economic Co-operation and Development (Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) Office of Risk Management (Kantor Manajemen Risiko) Pakistan Earthquake Fund (Dana Gempa Bumi Pakistan) Regional Cooperation and Integration Fund (Dana Integrasi dan Kerja Sama Regional) single currency loan (pinjaman dalam mata uang tunggal) technical assistance (bantuan teknis) Technical Assistance Special Fund (Dana Khusus Bantuan Teknis) 38

42 Tentang Asian Development Bank Visi ADB adalah kawasan Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya mengurangi kemiskinan secara signifikan dan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat mereka. Meskipun telah tercapai banyak kemajuan di kawasan ini namun kawasan ini masih dihuni oleh sepertiga dari penduduk miskin dunia, 1,8 milyar orang yang hidup dengan kurang dari $2 per hari dan 903 juta orang mengalami kesulitan hidup dengan kurang dari $1,25 per hari. ADB berkomitmen mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dengan lingkungan yang berkelanjutan dan integrasi regional. ADB berkedudukan di Manila dan dimiliki oleh 67 negara termasuk 48 negara dari kawasan. Instrumen utamanya untuk membantu negara-negara anggotanya dalam dialog kebijakan, pinjaman, investasi penyertaan modal, penjaminan, hibah dan bantuan teknis. Asian Development Bank 6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550 Metro Manila, Philippines Publication Stock No. ARM112982

Produk Keuangan ADB Tentang Asian Development Bank Produk Keuangan ADB

Produk Keuangan ADB Tentang Asian Development Bank Produk Keuangan ADB Produk Keuangan ADB Produk Keuangan ADB Daftar Isi 1 3 9 13 16 19 21 23 Pendahuluan Produk Pinjaman Berbasis LIBOR Produk Pinjaman Mata Uang Lokal Produk Manajemen Utang Lembar Ketentuan: Pinjaman Berbasis

Lebih terperinci

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA Siapa Kami Private Sector Operations Department (PSOD) dari Asian Development Bank (ADB) mendorong, menjembatani, dan memberi pembiayaan pada perusahaan swasta

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 414, 2015 PENGESAHAN. Persetujuan. Asia. Investasi Infrastruktur. Bank. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN ASIAN INFRASTRUCTURE

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Obligasi. Pendidikan Investasi Dua Bulanan. Cara Kerja Obligasi

Dasar-Dasar Obligasi. Pendidikan Investasi Dua Bulanan. Cara Kerja Obligasi September 2010 Dasar-Dasar Pasar obligasi dikenal juga sebagai pasar surat utang dan merupakan bagian dari pasar efek yang memungkinkan pemerintah dan perusahaan meningkatkan modalnya. Sama seperti orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya

Lebih terperinci

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Copyright (C) 2000 BPHN UU 24/2002, SURAT UTANG NEGARA *13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN

Lebih terperinci

Bank Investasi Infrastruktur Asia. Pasal Persetujuan

Bank Investasi Infrastruktur Asia. Pasal Persetujuan Bank Investasi Infrastruktur Asia Pasal Persetujuan Negara yang perwakilannya menandatangani Persetujuan ini menyepakati beberapa hal sebagai berikut: MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerja sama regional untuk

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5784 EKONOMI. Keanggotaan Kembali. Republik Indonesia. Dana Moneter Internasional. Bank Internasional. Undang-Undang. Nomor 9 Tahun 1966. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1967.

Lebih terperinci

PASAR OBLIGASI INTERNASIONAL

PASAR OBLIGASI INTERNASIONAL Materi 10 PASAR OBLIGASI INTERNASIONAL http://www.deden08m.com 1 PENDAHULUAN (1) Pasar obligasi dunia, dari pespektif statistik: denominasi, obligasi domestik, obligasi internasional, persentase. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1966 TENTANG KEANGGOTAAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA DALAM DANA MONETER INTERNASIONAL

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE

EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE eastspring.co.id EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE Reksa Dana Eastspring Investments IDR High Grade adalah reksa dana pendapatan tetap yang berinvestasi sebagian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1966 TENTANG KEANGGOTAAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA DALAM DANA MONETER INTERNASIONAL

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO PASAR MENGGUNAKAN METODE STANDAR

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO PASAR MENGGUNAKAN METODE STANDAR FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO PASAR MENGGUNAKAN METODE STANDAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON DIVISI/BAGIAN TELP./E-MAIL - 2 - Formulir I.A Benchmark Suku Bunga - Spesifik*) No. Surat

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN RASIO PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN RASIO PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON 1 FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN RASIO PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON DIVISI/BAGIAN TELP./E-MAIL 2 Formulir I.A Spesifik - Eksposur

Lebih terperinci

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF tribunnews.com Rencana pemerintah untuk membeli obligasi i yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) ii seharga US$1 miliar ditentang Komisi XI DPR. Komisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Aset. Jaminan Sosial. Ketenagakerjaan. Pengelolaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5724). PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MENCAPAI HASIL YANG DIINGINKAN

MENCAPAI HASIL YANG DIINGINKAN MENCAPAI HASIL YANG DIINGINKAN Institusi diartikan sebagai peraturan-peraturan atau prosedur-prosedur yang mengatur bagaimana peran agen (orang-orang) berinteraksi dan organisasi-organisasi menerapkan

Lebih terperinci

BELI. Kang Iman cari. Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. 01 Ikhtisar Data Keuangan. 03 Profil Perusahaan. 05 Tata Kelola Perusahaan

BELI. Kang Iman cari. Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. 01 Ikhtisar Data Keuangan. 03 Profil Perusahaan. 05 Tata Kelola Perusahaan 01 Ikhtisar Data 02 Laporan 03 Profil Tinjauan Bisnis 04 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial Pendukung Bisnis Tinjauan Perbankan Tresuri dan Internasional Kang Iman cari

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL. World Bank, IMF, ADB, Eurobank

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL. World Bank, IMF, ADB, Eurobank LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL World Bank, IMF, ADB, Eurobank WORLD BANK WORLD BANK = Bank Dunia = IBRD = International Bank for Reconstruction and Development Beroperasi 25 Juni 1946 Anggota awal 44 negara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan

Lebih terperinci

Investors Kami. PaRa. Investasi adalah konsep umum untuk mencadangkan uang, waktu

Investors Kami. PaRa. Investasi adalah konsep umum untuk mencadangkan uang, waktu PaRa Investors Kami Investasi adalah konsep umum untuk mencadangkan uang, waktu dan tenaga, atau hal lainnya, untuk mendapatkan keuntungan sebagai imbalannya. Virgin Gold adalah sarana investasi yang khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar keuangan global yang sangat cepat dan semakin terintegrasi telah mengakibatkan pasar obligasi memainkan peranan penting sebagai alternatif sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi keuangan, moneter dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI

PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI BERBAGAI TIPE PAPARAN VALUTA ASING Paparan Transaksi Mengukur perubahan dalam nilai kewajiban keuangan yang jatuh tempo yang terjadi sebelum perubahan dalam nilai tukar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 1 June 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Arus Modal Masuk, Menopang Rupiah Pasar Eropa mulai agak tenang di akhir bulan Mei dalam rangka menyongsong pekan pertama bulan Juni. Tekanan yang begitu dalam

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

mencapai hasil yang diinginkan

mencapai hasil yang diinginkan Institusi diartikan sebagai peraturan-peraturan atau prosedur-prosedur yang mengatur bagaimana peran agen (orang-orang) berinteraksi dan organisasi-organisasi menerapkan peraturanperaturan dan tata aturan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang No.361, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5635) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 7 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK

Lebih terperinci

2 Mengingat d. bahwa penerapan prinsip kehati-hatian tersebut sejalan dengan upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan domestik; e. bahwa penera

2 Mengingat d. bahwa penerapan prinsip kehati-hatian tersebut sejalan dengan upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan domestik; e. bahwa penera No.394, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Prinsip. Kehati-Hatian. Utang Luar Negeri. Korporasi. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5651)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 20 /PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 20 /PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 20 /PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

Materi 7 MANAJEMEN EKSPOSUR TRANSAKSI.

Materi 7 MANAJEMEN EKSPOSUR TRANSAKSI. Materi 7 MANAJEMEN EKSPOSUR TRANSAKSI 1 PENDAHULUAN (1) Seiring dengan sifat bisnis menjadi internasional, beberapa perusahaan terekspos terhadap risiko kurs tukar yang berubah. Perubahan2 dalam kurs tukar

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

EASTSPRING IDR FIXED INCOME FUND

EASTSPRING IDR FIXED INCOME FUND EASTSPRING IDR FIXED INCOME FUND eastspring.co.id TUJUAN INVESTASI Reksa Dana Eastspring IDR Fixed Income Fund adalah reksa dana pendapatan tetap yang bertujuan memberikan pengembalian investasi yang optimal

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1999-2 2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1999-2005

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional yang berbasis di Jakarta, Indonesia. PT. Bakrie and Brothers Tbk didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan cara pembangunan infrastruktur sebagai pendorong

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan cara pembangunan infrastruktur sebagai pendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh Indonesia. Untuk mencapai sasaran pembangunan yang berkelanjutan ditetapkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan

Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-25/PJ/2017 TENTANG : PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial. BY : DIANA MA RIFAH Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 Untuk disiarkan segera Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife Hampir tiga perempat investor mendukung dinaikkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar

Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar Momentum bisnis yang kuat serta pencapaian rekor kinerja yang konsisten Ringkasan: Laba Group meningkat

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Bernavigasi melewati Kerentanan

Bernavigasi melewati Kerentanan Bernavigasi melewati Kerentanan Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia (sebagaimana disusun untuk diserahkan, Indonesia Fixed Income and High Yield Bond Forum 2015) 22 September 2015, Jakarta,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) No.239, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

EASTSPRING SYARIAH EQUITY ISLAMIC ASIA PACIFIC USD

EASTSPRING SYARIAH EQUITY ISLAMIC ASIA PACIFIC USD EASTSPRING SYARIAH EQUITY ISLAMIC ASIA PACIFIC USD eastspring.co.id TUJUAN INVESTASI Reksa Dana Syariah Eastspring Syariah Equity Islamic Asia Pacific USD adalah reksa dana saham syariah yang bertujuan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang Untuk didistribusikan pada 4 Februari 2016 Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang Lebih dari separuh investor (53%) menghabiskan

Lebih terperinci

EASTSPRING INVESTMENTS YIELD DISCOVERY

EASTSPRING INVESTMENTS YIELD DISCOVERY EASTSPRING INVESTMENTS YIELD DISCOVERY Discover your dream by seizing the investment yield eastspring.co.id ES_Revamp_YD.indd 1 7/21/16 11:12 AM EASTSPRING INVESTMENTS YIELD DISCOVERY Reksa Dana Saham

Lebih terperinci