Oleh : MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : MALANG"

Transkripsi

1 PENGARUH JOBB INSECURITY, KOMITMEN KARYAWAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENTION TO QUIT (Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Malang) PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Oleh : ELSA FRICHA WIJAYA PROGRAM MAGISTER MANAJEMENN MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2 PENGARUH JOB INSECURITY, KOMITMEN KARYAWAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENTION TO QUIT (Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Malang) Elsa Fricha Wijaya (Mahasiswa Magister Manajemen Sumber Daya Manusia) Margono Setiawan dan Wahdiyat Moko Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Abstract This research analyzes the influence of job insecurity, employee commitment and job satisfaction to intention to quit in particular the employee of PT. Bank Jatim Malang. The samples of this research are 100 employees of PT. Bank Jatim Malang included the employee who works at the branches. The employee must not occupy a position as the president, the vice president, control intern, branch manager, or supervisor. The data were analyzed by path analysis. The first result indicates that high job insecurity level will decrease employee s job satisfaction. The second result shows that employee commitment gives significant and positive influence to employee s job satisfaction. The result also consistent with the hypothesis that job satisfaction has significant influence to employee s intention to quit. High job satisfaction level will decrease employee s intention to quit level. There are two hypothesis that can t be proofed. The result illustrate that either employee commitment nor employee s job insecurity doesn t have significant influence to employee s intention to quit. Final diagram of path analysis indicates that employee commitment influences employee s intention to quit through employee s job satisfaction, and so does employee s job insecurity.the main implication of this research is that PT. Bank Jatim Malang should give more attention to their employee s commitment and job insecurity level. This two factors will influence employee s job satisfaction level which furthermore will affect their intention to quit. When employees feel low level of job insecurity or high level of commitment, their job satisfaction will rise then it will decrease the intention to quit level. Key word : job insecurity, employee commitment, job satisfaction, intention to quit. i

3 PENGARUH JOB INSECURITY, KOMITMEN KARYAWAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENTION TO QUIT (Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Malang) Elsa Fricha Wijaya (Mahasiswa Magister Manajemen Sumber Daya Manusia) Margono Setiawan dan Wahdiyat Moko Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Abstrak Penelitian ini menganalisis pengaruh job insecurity, komitmen karyawan dan kepuasan kerja terhadap intention to quit khususnya pada karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang termasuk karyawan pada kantor cabang pembantu serta kantor-kantor kas dan tidak menduduki posisi sebagai pemimpin cabang, wakil pemimpin cabang, control intern, pemimpin cabang pembantu dan penyelia. Data dianalisis dengan menggunakan path analysis. Hasil dari analisis mendukung tiga dari lima hipotesis penelitian, yaitu job insecurity memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, komitmen karyawan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kepuasan kerja berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap intention to quit. Dua hipotesis yang tidak terbukti adalah adanya pengaruh signifikan dari job insecurity terhadap intention to quit dan adanya pengaruh signifikan dari komitmen karyawan terhadap intention to quit.diagram akhir hasil path analysis menunjukkan bahwa job insecurity berpengaruh terhadap intention to quit melalui kepuasan kerja, demikian juga halnya dengan pengaruh komitmen karyawan terhadap intention to quit.implikasi utama dalam penelitian ini adalah PT. Bank Jatim Cabang Malang perlu lebih memperhatikan job insecurity dan komitmen para karyawannya, karena faktor-faktor ini dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan yang selanjutnya akan memberikan dampak pada intention to quit mereka. Bila job insecurity yang dirasakan karyawan berada level rendah dan komitmen karyawan berada pada level tinggi, maka kepuasan kerja akan meningkat dan intention to quit akan berkurang. Kata kunci : job insecurity, komitmen karyawan, kepuasan kerja, intention to quit. ii

4 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengetahuan mengenai kebutuhan para karyawan, menjadi kunci bagi perusahaan untuk mempertimbangkan penggunaan strategi (misal menetapkan gaji, melakukan promosi, memberikan pengakuan dan lain-lain) yang diharapkan mampu menumbuhkan komitmen dan kepuasan kerja yang tinggi. Strategi yang diterapkan setiap perusahaan ini berbedabeda, dan disesuaikan oleh motif dan kebutuhan para karyawannya. Beberapa hal yang biasanya dibuthkan karyawan dalam suatu perusahaan antara lain upah, jenjang karir, dan ketersediaan program pelatihan. Selain kebutuhan / motif tersebut, pada masa ini karyawan juga menginginkan adanya jaminan kerja. Happonen, et al. (2000) dalam Irene (2008), mengungkapkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi munculnya job insecurity yaitu karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan, dan tingkat pendidikan), karakteristik pekerjaan, kondisi lingkungan, ketidakjelasan peran, locus of control, dan nilai pekerjaan. Selain itu diungkapkan juga bahwa tenaga kerja yang rentan mengalami job insecurity contohnya adalah karyawan tetap yang terancam kehilangan pekerjaan, freelancer (pekerja jasa yang tidak terikat pada suatu organisasi) dan karyawan kontrak, karyawan baru yang berada dalam masa percobaan, dan karyawan dari secondary labour market (kelompok suku bangsa minoritas, pekerja yang cacat, pekerja musiman dan karyawan yang berasal dari agen penyedia karyawan kontrak). Job insecurity memunculkan berbagai dampak negatif baik dalam aspek psikologis maupun aspek non psikologis. Di antara aspek psikologis yang muncul antara lain berupa penurunan kepuasan kerja, penurunan kreativitas, perasaan murung dan bersalah, kekhawatiran bahkan kemarahan. Selain itu, perasaan tidak aman ini akan membawa dampak pada keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan / intention to quit. Ashford et. al., 1989 dalam Kurniasari, 2004 mengungkapkan bahwa job insecurity mencerminkan serangkaian pandangan individu mengenai kemungkinan terjadinya peristiwa negatif pada pekerjaan, sehingga sangat mungkin perasaan ini akan membawa akibat negatif pada kepuasan kerja sebagai respon emosional utama pada pekerjaan. Sementara itu, Rosenblatt dan Ruvio, 1996 dalam Wening (2005) menyatakan bahwa job insecurity juga terbukti sebagai salah satu penyebab munculnya intensi (keinginan) keluar seseorang dari pekerjaan. Meskipun demikian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wening (2005) sendiri memiliki hasil yang berbeda. Wening (2005) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa job insecurity tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi dan intensi turnover / intention to quit. Komitmen karyawan merupakan kondisi yang mencirikan hubungan antara karyawan dan organisasi yang memiliki implikasi bagi keputusan individu untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi / intention to quit. Muthuveloo dan Rose (2005) menyatakan bahwa komitmen karyawan (employee commitment) didefinisikan sebagai an employee level of attachment to some aspect of work, artinya komitmen

5 2 digambarkan sebagai suatu tingkat ikatan karyawan/pegawai pada beberapa aspek pekerjaan. Employment commitment, dapat digolongkan ke dalam tiga (3) kelompok, yaitu: work/job commitment; career/professional commitment, dan organizational commitment atau commitment to organization. Mathie dan Zajac dalam Ermawan, 2007 menyatakan jika karyawan memiliki komitmen yang tinggi, maka perusahaan akan mendapatkan dampak positif antara lain peningkatan produktivitas, kualitas kerja dan kepuasan kerja karyawan serta menurunnya tingkat keterlambatan, absensi dan turn over. Agar komitmen karyawan dapat diupayakan secara maksimal, perusahaan harus berusaha memenuhi hak-hak karyawan agar mereka memiliki loyalitas dan komitmen yang tinggi. Hak-hak karyawan tersebut misalnya gaji yang layak sesuai beban / tanggung jawab pekerjaan, job security, pengakuan atas prestasi, kesempatan untuk berkembang, dan lain-lain. Selanjutnya, terpenuhinya hak-hak tersebut akan menimbulkan kepuasan kerja. Karyawan yang berkomitmen terhadap organisasi lebih mungkin untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar. Hal ini turut didukung oleh hasil penelitian Arishanti (2009) serta Amilin dan Dewi (2008) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja. Sementara itu Ujianto dan Alwi (2005) menyatakan bahwa komitmen profesional lebih dominan mempengaruhi kepuasan kerja dibandingkan komitmen organisasional. Kepuasan kerja merujuk pada sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini nampak dari sikap karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi biasanya mempunyai catatan kehadiran, prestasi kerja, serta hubungan kerja yang baik dengan anggota perusahaan lainnya. Sebaliknya, karyawan dengan tingkat kepuasan rendah akan menunjukkan sikap negatif, baik terhadap pekerjaannya maupun terhadap lingkungan kerjanya. Ketidakpuasan kerja seringkali berujung pada keinginan untuk keluar dari perusahaan / intention to quit. Beberapa efek dari level intention to quit yang tinggi yaitu produktivitas karyawan menurun, aktivitas usaha perusahaan terganggu, timbul masalah moral kerja para karyawan lain, biaya perekrutan, wawancara, serta tes yang tinggi, pengecekan biaya administrasi pemrosesan karyawan baru, tunjangan serta biaya peluang yang hilang karena karyawan baru harus mempelajari keahlian baru. Menurut model proses psikologis yang dibuat oleh Mobley (1977) dalam Zagladi (2008), ketidakpuasan kerja diterjemahkan menjadi pemikiran untuk berhenti karena dengan berhenti dari pekerjaannya saat ini, pekerja tersebut berharap akan mendapat pekerjaan lain yang dapat memberikan kepuasan kerja yang lebih baik. Pengaruh dari tingkat kepuasan kerja yang rendah didukung oleh hasil penelitian Vidal, Valle dan Aragon (2007) yang menyatakan job satisfaction berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap turnover Intention. Sebaliknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Toly (2001) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan kerja

6 3 yang rendah masih belum sampai pada pemikiran untuk meninggalkan KAP (Kantor Akuntan Publik) tempat ia bekerja. Perbedaan dari beberapa hasil penelitian di atas menarik untuk diteliti lebih lanjut namun dengan objek berbeda yaitu terhadap karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang yang merupakan salah satu perusahaan perbankan terkemuka di jawa timur. Untuk menjalankan aktivitas usaha sehari-hari, PT. Bank Jatim cabang Malang tidak hanya mempekerjakan pegawai tetap serta pegawai IKJP (pegawai yang dikontrak lansung oleh PT. Bank Jatim cabang Malang) namun juga memanfaatkan jasa karyawan outsourcing. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah tenaga kerja PT. Bank Jatim cabang Malang. Tabel 1.1. Jumlah tenaga Kerja PT. Bank Jatim cabang Malang per tahun 2008, 2009, 2010 Status Kepegawaian Jumlah Tensgs Kerja Pegawai Tetap IKJP (Ikatan Kerja Jangka Pendek) Outsourcing Sumber : Data Kepegawaian PT. Bank Jatim Cabang Malang Diolah, 2010 Meskipun secara teknis karyawan outsourcing yang bekerja di PT. Bank Jatim cabang Malang dipekerjakan oleh perusahaan penyedia jasa outsourcing, mereka harus tetap mengikuti segala peraturan dan standar kerja yang telah ditentukan oleh PT. Bank Jatim cabang Malang. Selain itu, karyawan outsourcing juga menerima penilaian kerja sama seperti halnya yang dilakukan PT. Bank Jatim cabang Malang terhadap pegawai tetap dan pegawai IKJP. Penilaian kerja ini nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan perpanjangan masa kontrak karyawan outsourcing. Oleh karena itu karyawan outsourcing yang ingin tetap bertahan bekerja di PT. Bank Jatim Cabang Malang, harus memberikan usaha dan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Kemauan karyawan outsourcing untuk tetap bertahan di PT. Bank Jatim cabang Malang serta memberikan hasil terbaik dalam pekerjaannya, menunjukkan bahwa mereka memiliki komitmen pada PT. Bank Jatim cabang Malang, seperti halnya pegawai tetap dan pegawai IKJP. Meskpiun demikian, jumlah karyawan tidak tetap (karyawan outsourcing dan IKJP) yang bekerja di PT. Bank Jatim cabang Malang, relatif besar. Purcell, et al (1999) dalam Kurniasari (2004) menyatakan bahwa hampir kebanyakan pekerja temporer dan part time termasuk di dalam golongan karyawan yang mengalami job insecurity tertinggi. Selain rentan mengalami job insecurity, karyawan kontrak juga cenderung memiliki tingkat keinginan untuk keluar dari perusahaan / intention to quit yang besar. Persaingan antar calon karyawan tetap (karyawan baru) dalam perusahaan untuk memberikan usaha terbaik agar tidak kehilangan pekerjaan dan kesempatan untuk dapat menjadi karyawan tetap PT. Bank Jatim cabang Malang serta persaingan antar karyawan tetap untuk mempertahankan beberapa aspek pekerjaan misalkan promosi, level gaji, dan lain-lain juga dapat menimbulkan job insecurity. Outsourcing, kompetisi yang ketat dan strategi eksternal dari organisasi menyebabkan semakin

7 4 meningkatnya rasa tidak aman dan rasa tidak pasti dari karyawan. Job insecurity yang tinggi dapat menimbulkan penurunan tingkat komitmen karyawan (Greenhalgh, 2000 dalam Kurniasari, 2004), kepuasan kerja (Ashford,et al dalam Kurniasari, 2004), dan meningkatkan level intention to quit (Ashford et al., 1989; Ameen et al.,1995; Rosenblatt dan Ruvio, 1996 dalam Wening, 2005). Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka timbul keinginan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh job insecurity, komitmen karyawan serta kepuasan kerja terhadap intention to quit karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah job insecurity berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang? 2. Apakah komitmen karyawan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang? 3. Apakah job insecurity berpengaruh terhadap intention to quit para karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang? 4. Apakah komitmen karyawan berpengaruh terhadap intention to quit karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang? 5. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap intention to quit para karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang? 1.3. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah job insecurity berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang. 2. Mengetahui apakah komitmen karyawan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang. 3. Mengetahui apakah job insecurity berpengaruh terhadap intention to quit para karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang. 4. Mengetahui apakah komitmen karyawan berpengaruh terhadap Intention to quit karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang. 5. Mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap intention to quit para karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut : Bagi Universitas dan Peneliti Lain Bagi universitas dan peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap perkembangan keilmuan khususnya manajemen sumber daya manusia dan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk dikembangkan Bagi Perusahaan Diharapkan hasil dari penelitian ini membantu manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan manajerial

8 5 terutama terkait dengan sumberdaya manusia sebagai sumberdaya yang berharga bagi perusahaan. Keputusan manajerial sebagaimana dimaksud di atas meliputi : 1. Manajemen dapat melakukan usahausaha yang dapat menghindarkan karyawan dari ketidakpuasan kerja. 2. Manajemen dapat mengurangi biaya yang timbul sebagai akibat dari intention to quit karyawan yang tinggi. 3. Manajemen mampu membangun komitmen karyawan dengan serangkaian kebijakan dimana kebijakan tersebut tidak lepas dari upaya peningkatan kepuasan kerja karyawan sehingga perusahaan dapat memperoleh kinerja terbaik dari para karyawan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis Komitmen Karyawan Menurut Lincoln (1989) serta Bashaw dan Grant (1994) dalam Farida (2008) komitmen karyawan adalah keinginan pegawai untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha usaha bagi pencapaian tujuan organisasi. Komitmen karyawan (employee commitment) didefinisikan sebagai an employee level of attachment to some aspect of work, (Muthuveloo dan Rose, 2005) artinya komitmen digambarkan sebagai suatu tingkat ikatan karyawan/pegawai pada beberapa aspek pekerjaan. Berbagai penulis mengidentifikasikan jenis komitmen pegawai yang dapat membantu berbagai pihak dalam membangun pemahaman atas sikap dan perilaku pegawai dalam suatu organisasi. Dari berbagai pendapat ahli yang sangat bervariasi, employment commitment terdiri dari work/job commitment; career/professional commitment, dan organizational commitment atau commitment to organization, seperti yang terlihat dalam Gambar 2.1. di bawah ini. Gambar 2.1. Typology of Employee Commitment Sumber : Meyer dan Lynne (2001) dalam Muthuveloo dan Rose (2005) 1. Komitmen Organisasi (Organizational Commitment) Menurut Luthans (2006) dalam Fachrista (2008), komitmen organisasi didefinisikan sebagai : a) Keyakinan yang kuat dan penerimaan tujuan serta nilai-nilai yang dimiliki organisasi. b) Keinginan untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi tersebut. c) Kemauan untuk berusaha keras sebagai bagian dari organisasi kerja. Ugboro dan Obeng (2001) dalam Srimulyani (2009) menyatakan bahwa komitmen organisasional mempunyai dua dimensi dasar: a) Komitmen organisasi merupakan kondisi psikologis yang mencirikan hubungan hubungan karyawan dengan organisasi; b) Komitmen organisasi mempunyai implikasi bagi

9 6 keputusan karyawan untuk melanjutkan atau berhenti dari keanggotaan organisasi. 2. Komitmen Karier (Career / Professional Commitment) Komitmen profesional merupakan persepsi yang berintikan loyalitas, tekad, dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem nilai atau norma yang mengarahkan orang tersebut untuk bertindak atau bekerja sesuai prosedur tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya. Dalam penelitian oleh Jeffrey dan wetherbolt (1996) dalam Fatoni (2005) diungkapkan karena komitmen profesional dikonsepkan sebagai suatu proses sosialisasi ke dalam profesi, maka karyawan yang bekerja lebih lama akan memiliki komitmen profesional yang lebih tinggi dibanding mereka yang baru menjalani profesi yang sama. Namun hasil penelitian Wibowo (1996) dalam Ujianto dan Alwi (2005) mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman internal dengan komitmen profesionalisme, lama bekerja hanya mempengaruhi pandangan profesionalisme, hubungan dengan sesama profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi dan pengabdian pada profesi. 3. Komitmen Kerja (Work / Job Commitment) Baruch (1998) serta Hagen dan Nelson (2001) dalam Srimulyani (2009) menyatakan Work commitment refers neither to the organization nor to one's career, but to employment itself, artinya, komitmen kerja menunjuk bukan kepada organisasi maupun kepada karier seseorang, tetapi kepada pekerjaan itu sendiri. Seseorang merasa terikat dengan pekerjaan memiliki perasaan yang kuat atas tugas atau kewajiban dari pekerjaannya, dan menempatkan nilai hakiki (intrinsic value) atas pekerjaannya sebagai central life interest. Karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaan akan bertanggung jawab pada tugasnya dan memiliki kemungkinan untuk meninggalkan perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan karyawan yang level komitmennya lebih rendah. Sehubungan dengan komitmen karyawan yang tinggi, Steers dalam Dessler (2000) dalam Sipahelut (2008) menyatakan bahwa komitmen karyawan terhadap perusahaan akan menunjukkan empat hal, yaitu : 1. Tingkat partisipasi yang tinggi dalam aktivitas perusahaan. 2. Keinginan kuat untuk tetap bekerja agar dapat terus mencapai tujuan yang mereka yakini. 3. Keterlibatan penuh pada pekerjaannya, karena pekerjaan tersebut adalah mekanisme kunci dan sarana bagi individu untuk memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan perusahaan. 4. Kesediaan untuk mengerahkan banyak usaha demi kepentingan organisasi Job Insecurity Sementara itu Smithson dan Lewis (2000) dalam Kurniasari (2004) mengartikan job insecurity sebagai kondisi psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah (perceived impermanance). Kondisi ini muncul karena banyaknya jenis pekerjaan yang sifatnya sesaat atau pekerjaan kontrak. Makin banyaknya jenis pekerjaan dengan durasi waktu yang sementara atau tidak

10 7 permanen, menyebabkan semakin banyaknya karyawan yang mengalami job insecurity. Menurut Salmon dan Heery (2000) dalam Kurniasari (2004 : hal 37) karyawan di negara majupun mengalami rasa tidak aman yang makin meningkat karena ketidakstabilan terhadap status kepegawaian mereka dan tingkat pendapatan yang makin tidak bisa diramalkan. Menurut Bryson dan Harvey (2000) rasa tidak aman dalam bekerja dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni subyektif dan obyektif. Rasa tidak aman yang sifatnya obyektif umumnya dikaitkan dengan indikator yang jelas seperti job tenure. Sementara rasa aman yang subyektif relatif sulit untuk diamati secara langsung karena indikator yang digunakan adalah ancaman terhadap hilangnya pekerjaan dan konsekuensi dari hilangnya pekerjaan tersebut, sebagaimana yang dirasakan oleh karyawan yang bersangkutan. Happonen, et al (2000), Naswal dan Dewitt (2003), Jacobson dan Hartley, Ashford, dkk (1989), Ito dan Brotheridge (2007) serta Jahoda dalam Irene (2008) mengungkapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya job insecurity diri tenaga kerja dalam adalah : 1. Karakteristik demografis Karakteristik demografis yang dapat mempengaruhi job insecurity meliputi usia, jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan, dan tingkat pendidikan. Pria memiliki tingkat job insecurity yang lebih tinggi dibandingkan wanita karena berkaitan dengan peran pria sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga, sehingga pria akan lebih tegang ketika menghadapi kehilangan pekerjaan. Usia memiliki hubungan positif dengan job insecurity dimana semakin tinggi usia seseorang, semakin tinggi tingkat job insecurity. 2. Karakteristik Pekerjaan Karakteristik pekerjaan dapat mempengaruhi job insecurity pada tenaga kerjanya. Job insecurity biasanya rentan terjadi pada tenaga kerja yang masa depan pekerjaannya tidak pasti, contohnya adalah: a) Karyawan tetap yang terancam kehilangan pekerjaan. b) Freelancer (pekerja jasa yang tidak terikat pada suatu organisasi) dan karyawan kontrak. c) Karyawan baru yang berada dalam masa percobaan. d) Karyawan dari secondary labour market, seperti kelompok suku bangsa minoritas, pekerja yang cacat, pekerja musiman dan karyawan yang berasal dari agen penyedia karyawan kontrak. 3. Kondisi lingkungan, merupakan sumber ancaman yang berada di luar kontrol individu. Ancaman yang berasal dari lingkungan ini meliputi merger, pengurangan jumlah karyawan, reorganisasi dan penggunaan teknologi baru. 4. Ketidakjelasan peran, berkaitan dengan seberapa banyak informasi yang dimiliki oleh tenaga kerja mengenai tuntutan pekerjaan dan prosedur kerja. 5. Locus of control, merupakan hal yang berhubungan dengan bagaimana individu menginterpretasikan ancaman yang berasal dari lingkungan. Tenaga kerja dengan locus of control internal cenderung menganggap lingkungan memberikan pengaruh yang rendah dan lebih

11 8 percaya pada kemampuannya sendiri untuk menghadapi ancaman apapun yang berasalh dari lingkungan. Sebaliknya, tenaga kerja locus of control eksternal menganggap lingkungan memberikan peran yang lebih besar terhadap nasibnya dibandingkan dengan kemampuannya sendiri. 6. Nilai pekerjaan. Nilai dari suatu pekerjaan dimaknai secara berbeda oleh masing-masing orang. Bagi kebanyakan individu, pekerjaan merupakan faktor pemenuhan kebutuhan ekonomi dan kebutuhan sosial. Namun pekerjaan tidak hanya dianggap sebagai sumber pendapatan, tetapi juga memungkinkan individu untuk melakukan hubungan sosial, mempengaruhi struktur waktu, dan berkontribusi dalam perkembangan pribadi individu tersebut. Oleh karena itu, ancaman akan kehilangan pekerjaan dapat menimbulkan job insecurity dalam diri pekerja tersebut. Greenhalgh dan Rosenblatt (Kurniasari, 2004) mengemukakan empat komponen yang mengakibatkan munculnya job insecurity pada karyawan. Komponen pertama adalah tingkat ancaman yang dirasakan pegawai mengenai aspek-aspek pekerjaan seperti kemungkinan untuk mendapat promosi, mempertahankan tingkat upah yang sekarang atau memperoleh kenaikan upah. Individu yang menilai aspek kerja tertentu yang terancam atau terdapat kemungkinan aspek kerja tersebut akan hilang maka akan lebih gelisah dan merasa tidak berdaya. Komponen kedua adalah seberapa pentingnya aspek pekerjaan tersebut bagi individu. Ancaman pada aspek pekerjaan yang penting akan lebih berpengaruh pada job insecurity dibanding ancaman pada aspek yang kurang penting. Komponen ketiga adalah tingkat ancaman kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang secara negatif mempengaruhi keseluruhan kerja individu, misalnya dipecat atau dipindahkan ke kantor cabang yang lain. Komponen keempat adalah tingkat kepentingan-kepentingan yang dirasakan individu mengenai potensi setiap peristiwa tersebut. Dari hasil beberapa studi yang dilakukan (Greenglass, Burke &Fiksenbaum, 2002 dalam Kurniasari, 2004), ditemukan adanya pengaruh job insecurity terhadap karyawan, diantaranya : 1. Meningkatnya ketidakpuasan dalam bekerja. 2. Meningkatnya gangguan fisik. 3. Meningkatnya gangguan psikologis. Perasaan tidak aman (insecure) menurunkan kualitas individu bukan dari pekerjaannya semata, namun juga mengarahkan pada munculnya rasa kehilangan martabat (demotion) yang pada akhirnya menurunkan kondisi psikologis dari karyawan yang bersangkutan. Jangka panjangnya akan muncul ketidakpuasan dalam bekerja dan akan mengarah pada intensi turnover. 4. Karyawan cenderung menarik diri dari lingkungan kerjanya. 5. Makin berkurangnya komitmen organisasi. 6. Peningkatan jumlah karyawan yang berpindah / employee turnover Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang,

12 9 selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima, (Stephen P. Robbins, 1996 dalam Prabu, 2005). Berdasarkan survei yang dilakukan Herzberg (1959) dalam Muhaimin (2004), disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. 1. Motivator Factor Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah: a) Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas) b) Recognition (penghargaan) c) Work it self (pekerjaan itu sendiri ) d) Responsibility (tanggung jawab) e) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri) f) Advancement (kesempatan untuk maju). Hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. 2. Hygiene factor Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di sini adalah: a) Working condition (kondisi kerja) b) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi) c) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya) d) Supervision technical (teknik pengawasan) e) Job security (perasaan aman dalam bekerja) Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah : 1. Faktor individual meliputi kebutuhan yang dimiliki, nilai yang dianut dan sifat kepribadian. 2. Faktor diluar individu yang berhubungan dengan pekerjaan meliputi: a. Pekerjaan itu sendiri (work), termasuk tugas-tugas yang diberikan, variasi dalam pekerjaan, kesempatan untuk belajar, dan banyaknya pekerjaan. b. Mutu pengawasan dan pengawas (supervision), meliputi hubungan antara karyawan dengan atasan, pengawasan kerja dan kualitas kerja. c. Rekan sekerja (co-workers), meliputi hubungan antar karyawan. d. Promosi (promotion), berhubungan erat dengan masalah kenaikan pangkat atau jabatan, kesempatan untuk maju dan pengembangan karir. e. Gaji yang diterima (pay), meliputi besarnya gaji, kesesuaian gaji dengan pekerjaan. f. Kondisi kerja (working conditions), meliputi jam kerja, waktu istirahat, lingkungan kerja, keamanan dan peralatan kerja. g. Perusahaan dan manajemen (company and management), berhubungan dengan kebijaksanaan kebijaksanaan perusahaan, perhatian perusahaan

13 10 terhadap kepentingan karyawan dan sistem penggajian. h. Keuntungan bekerja di perusahaan tersebut (benefits), seperti pensiun, jaminan kesehatan, cuto, THR (Tunjangan Hari Raya) dan tunjangan sosial lainnya. i. Pengakuan (recognition), seperti pujian atas pekerjaan yang telah dilakukan, penghargaan terhadap prestasi karyawan dan juga kritikan yang membangun. 2. Komitmen organisasi dari karyawan 3. Kepercayaan terhadap organisasi 4. Job insecurity. Menurut Mobley (1977) dalam Dwipasari (2006) model proses pengambilan keputusan untuk keluar dari perusahaan mengikuti suatu tahapan tahapan seperti pada gambar 2.4 dan dimulai dari adanya perasaan tidak puas dalam pekerjaan Keinginan untuk Berhenti dari Pekerjaan ( Intention To Quit / Turnover Intention ) Menurut Azwar (1995) dalam Kurniasari (2004), intensi merupakan fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu pertama sikap individu terhadap perilaku, ke dua adalah persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang bersangkutan, dan yang ketiga adalah aspek kontrol perilaku yang dihayati. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan arti intensi adalah niat atau keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Sementara turnover menurut Price,et al dalam Dwipasari (2006) adalah perpindahan karyawan organisasi menyebrangi batas-batas atau keluar dari suatu organisasi. Zeffane (1994) dalam Kurniasari (2004) menyatakan bahwa intensi turnover / intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Ada banyak faktor yang membuat individu memiliki keinginan untuk berpindah / intention to quit. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah : 1. Kepuasan kerja 2.1. Kajian Empiris Toly (2001) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions pada Staf Kantor Akuntan Publik, dengan menggunakan 30 staf akuntan dari beberapa KAP (Kantor Akuntan Publik) di Makasar dan Surabaya sebagai responden. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan ditemukan beberapa hal yaitu : 1. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang rendah masih belum sampai pada pemikiran untuk meninggalkan KAP tempat ia bekerja 2. Karyawan dengan tingkat komitmen tinggi cenderung tidak ingin untuk

14 11 berpindah kerja ke KAP atau perusahaan lain 3. Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya, akan berkomitmen pada perusahaan tempatnya bekerja. 4. Kepercayaan yang tinggi tidak menjamin karyawan untuk tetap tinggal di KAP tempat ia bekerja. 5. Tingginya tingkat job insecurity tidak menjadikan tingkat kepuasan kerja staf akuntan tersebut menjadi rendah. 6. Karyawan dengan job insecurity yang tinggi tidak menjadikan komitmennya pada KAP rendah. 7. Tingginya tingkat job insecurity seorang staf akuntan tidak secara langsung membuat kepercayaannya pada organisasi menjadi menurun. 8. Seorang staf akuntan yang memiliki ketidakjelasan peran yang tinggi akan menjadikan tingkat ketidakberdayaan yang dirasakan staf tersebut mengenai pekerjaan dan ancaman akan tinggi, sehingga job insecurity juga akan tinggi. 9. Seorang staf akuntan yang memiliki tingkat ketidakberdayaan yang rendah tidak secara mutlak dikatakan bahwa ia mempunyai pandangan pusat pengendalian (locus of control) internal. 10. Seorang staf akuntan yang telah mengetahui dengan baik tentang setiap perubahan pada KAP tempat ia bekerja yang telah direncanakan sebelumnya, maka tingkat ketidakberdayaan yang dirasakannya mengenai pekerjaan dan ancaman akan rendah (job insecurity rendah). Kurniasari (2004) melakukan penelitian mengenai hubungan antara komitmen organisasional, job insecurity, dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover. Penelitian dilakukan pada 184 karyawan kontrak di PT IndoC. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa responden yang memiliki keinginan besar untuk keluar / intention to quit dari pekerjaannya adalah karyawan yang memiliki komitmen pada tingkat sedang. Masa kerja karyawan juga berpengaruh pada tingkat komitmen organisasi yang dimiliki karyawan. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi dan job insecurity (untuk level tidak aman) berpengaruh terhadap variabel intensi turnover. Besarnya intensi turnover dari karyawan dipengaruhi oleh komitmen organisasinya dan job insecurity-nya pada level tidak aman. Penelitian mengenai pengaruh ketidakamanan kerja (job insecurity) sebagai dampak restrukturisasi terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi dan intensi keluar survivor dilakukan oleh Wening (2005) pada karyawan bank dan pabrik pengolahan yang perusahaannya sudah dan sedang melakukan restrukturisasi. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa job insecurity ternyata tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi dan intensi turnover. Komitmen organisasi memberikan efek mediasi negatif pada hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover, artinya pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan seseorang untuk turnover tidak secara langsung terjadi, namun melalui komitmen organisasi. Intensi turnover dipengaruhi oleh komitmen organisasional karyawan. Amilin dan Dewi (2008) melakukan penelitian terhadap 54 karyawan KAP (Kantor Akuntan Publik ) di Jakarta dan menemukan bahwa variabel komitmen kerja sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Selain itu juga didapatkan hasil sebagai berikut :

15 12 1. Variabel komitmen organisasi dan variabel konflik peran secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. 2. Secara parsial variabel komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. 3. Secara simultan, variabel komitmen organisasi dan variabel ketidakjelasan peran berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. 4. Secara parsial variabel ketidakjelasan peran dan variabel interaksi antara komitmen organisasional dan ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Arishanti (2009) melakukan penelitian pada 75 orang yang telah memiliki masa kerja minimal 1 (satu) tahun di PT. X yang berlokasi di Jakarta dan menemukan terdapat pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, terdapat pengaruh signifikan dari komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja dan secara bersamasama terdapat pengaruh signifikan dari budaya organisasi serta komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja. Rahman, Naqvi dan Ramay (2008) melakukan penelitian dengan judul Measuring Turnover Intention : A Study of IT Professionals in Pakistan. Dari hasil pengujian hipotesis terbukti bahwa job satisfaction berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap turnover intention. Hasil lain yang diperoleh yaitu organizational commitment berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap turnover intention. Selanjutnya dari ketiga variabel independen hanya variabel perceived alternative job opportunities yang ditemukan berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention. Vidal, Valle, dan Aragon (2007) yang melakukan penelitian pada 81 manajer HRD repatriat di Perusahaan internasioanl yang ada di Spanyol menemukan bahwa kepuasan kerja berhubungan secara negatif terhadap turnover intention. Pareke (2004) melakukan penelitian mengenai hubungan keadilan dan kepuasan dengan keinginan berpindah : peran komitmen organisasional sebagai variabel pemediasi pada 174 karyawan di RSUD M. Yunis dan rumah sakit Rafflesia di Kota Bengkulu. Hasil temuan penelitian ini adalah: Pertama, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepuasan kerja secara negatif mempengaruhi keinginan berpindah. Kedua, pengaruh keadilan distributif terhadap keinginan berpindah tersebut dimediasi oleh komitmen afektif dan komitmen kontinuan. Ketiga, pengaruh keadilan prosedural terhadap keinginan berpindah tersebut dimediasi oleh komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen kontinuan. Keempat, pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah dimediasi oleh komitmen afektif dan komitmen normatif. Penelitian mengenai pengaruh komitmen profesional dan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja karyawan pada Bank Bukopin Yogyakarta dilakukan oleh Ujianto dan Alwi (2005). Hasil dari penelitian ini adalah komitmen organisasional mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, komitmen profesional mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, dan dari persamaan regresi juga diperoleh bahwa komitmen profesional

16 13 lebih dominan mempengaruhi kepuasan kerja. Scott, Bishop dan Chen (2003) meneliti hubungan antara employee participation yang terdiri dari variabel perceived group support, participation in making decision, dan perceived task interdependece terhadap variabel intention to quit dan variabel willingness to cooperate dengan dimoderasi oleh variabel job satisfaction. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa perceived group support dan participation in making decision berpengaruh positif terhadap job satisfaction, perceived task interdependece berpengaruh positif terhadap variabel willingness to cooperate dan job satisfaction, serta job satisfaction berpengaruh negatif pada variabel intention to quit dan berpengaruh positif terhadap variabel willingness to cooperate. Reisel, Chia, Maloles dan Slocum (2007) melakukan penelitian yang menguji pengaruh job insecurity terhadap kepuasan kerja dan organizational performance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job insecurity berpengaruh negatif pada kepuasan karyawan dan berpengaruh secara tidak langsung pada organizational performance melalui kepuasan karyawan. Perbedaan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dibahas di atas ditunjukkan oleh tabel 2.3 di bawah ini. Sementara itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah : a. Penelitian sebelumnya hanya meneliti pengaruh langsung dari variabel komitmen karyawan, job insecurity dan kepuasan kerja terhadap intention to quit. Dalam penelitian juga diteliti pengaruh tidak langsung dari variabel komitmen karyawan serta job insecurity terhadap intention to quit melalui variabel kepuasan kerja. b. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis, sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian penelitian terdahulu antara lain SEM, moderating regression analysis, analisis bivariat dan analisis korelasi pearson, regresi berganda dan uji Mann-Whitney. c. Sampel yang akan diuji dalam penelitian ini tidak hanya menggunakan tenaga kerja tetap tapi juga menggunakan tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan outsourcing dan karyawan IKJP (Ikatan Kerja Jangka Pendek). BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian Adapun perumusan hipotesis yang disusun dalam penelitian ini yaitu : 1. H1 = Job insecurity berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction (kepuasan kerja).

17 14 2. H2 = Employee commitment (komitmen karyawan) berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction (kepuasan kerja). 3. H3 = Job insecurity berpengaruh signifikan terhadap intention to quit karyawan. 4. H4 = Employee commitment (komitmen karyawan) berpengaruh signifikan terhadap intention to quit karyawan. 5. H5 = Job satisfaction (kepuasan kerja) berpengaruh signifikan terhadap intention to quit karyawan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Job Insecurity (X1) Job insecurity didefinisikan sebagai kondisi psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah / perceived impermanance (Smithson dan Lewis, 2000 dalam Kurniasari, 2004). Skala job insecurity disusun berdasarkan pendapat Greenhalgh dan Rosenblatt (Kurniasari, 2004) bahwa aspek-aspek untuk mengukur job insecurity terdiri komponen : Tingkat ancaman yang dirasakan karyawan mengenai aspek-aspek pekerjaan (X 1.1 ). Seberapa pentingnya aspek kerja bagi karyawan (X 1.2 ). Tingkat ancaman yang dirasakan karyawan pada kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang negatif (X 1.3 ). Tingkat kepentingan yang dirasakan individu (X 1.4 ). 2. Komitmen karyawan (X2) Komitmen karyawan (employee commitment) didefinisikan sebagai an employee level of attachment to some aspect of work, artinya komitmen digambarkan sebagai suatu tingkat ikatan karyawan/pegawai pada beberapa aspek pekerjaan (Muthuveloo dan Rose, 2005). Komitmen karyawan terdiri dari : Komitmen kerja (X 2.1 ). Komitmen kerja merupakan suatu orientasi nilai terhadap kerja dimana individu sangat memikirkan pekerjaannya. Komitmen profesional / karir (X 2.2 ). Komitmen profesional merupakan persepsi yang berintikan loyalitas, tekad, dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem nilai atau norma yang mengarahkan orang tersebut untuk bertindak atau bekerja sesuai prosedur tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya Komitmen organisasional (X 2.3 ). Komitmen organisasional adalah loyalitas karyawan terhadap organisasi melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, kesediaan atau kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan dalam organisasi. 3. Kepuasan Kerja (X3) Osborn (1982) dalam Muhaimin (2004) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai derajat positif atau negatif perasaan seseorang mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta hubungan antar sesama pekerja.

18 15 Variabel yang diukur dengan instrumen Measuring Managerial Satisfaction yang dikembangkan oleh Celluci, Anthony, dan David (1978) ini memiliki indikator : Pekerjaan itu sendiri (X 3.1 ), termasuk tugas-tugas yang diberikan, variasi dalam pekerjaan, kesempatan untuk belajar, dan banyaknya pekerjaan. Supervisi (X 3.2 ) meliputi hubungan antara karyawan dengan atasan, pengawasan kerja dan kualitas kerja. Gaji (X 3.3 ) meliputi besarnya gaji, kesesuaian gaji dengan pekerjaan. Promosi (X 3.4 ) berhubungan erat dengan masalah kenaikan pangkat atau jabatan, kesempatan untuk maju dan pengembangan karir. Rekan kerja (X 3.5 ) meliputi hubungan antar karyawan. 4. Intention to Quit (Y) Zeffane (1994) dalam Kurniasari (2004) menyatakan bahwa intensi turnover / intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Variabel ini akan diukur dengan istrumen yang diadopsi dari Dwipasari (2006) berdasarkan : Niat (keinginan) untuk keluar yang dimiliki (Y 1.1 ). Aktivitas pencarian informasi pekerjaan (Y 1.2 ). Kesempatan / peluang yang dimiliki untuk keluar dari perusahaan (Y 1.3 ). Skala pengukuran yang akan digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2009). Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item - item instrumen (dapat berupa pertanyaan atau pernyataan) yang akan dijawab oleh responden. Interval penilaian untuk jawaban responden ditunjukkan dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2. Penilaian Skala Likert No Jawaban Responden Skor 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Netral 3 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksplanasi yang ditujukan untuk menguji hipotesis (Ferdinand, 2006). Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian eksplanasi dapat menguji hipotesis yang telah dibangun oleh peneliti dan menjelaskan pengaruh variabel job insecurity, komitmen karyawan dan kepuasan kerja terhadap intention to quit Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Bank Jatim cabang Malang yang berlokasi di Jalan Jaksa Agung Soeprapto 26 28

19 16 Malang, termasuk kantor cabang pembantu dan kantor kantor kas Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini yaitu seluruh karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang termasuk karyawan pada kantor cabang pembantu dan kantor kantor kas, yang memiliki kriteria tidak menduduki posisi sebagai berikut : 1. Pemimpin Cabang. 2. Wakil Pemimpin Cabang. 3. Kontrol Intern. 4. Pemimpin Cabang Pembantu. 5. Penyelia Pembatasan populasi target penelitian ini dilakukan dengan alasan bahwa karyawan yang menduduki posisi puncak dalam organisasi serta karyawan yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap, cenderung merasa puas dan berkomitmen pada perusahaan karena telah memiliki jaminan pekerjaan dari perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Jumlah seluruh karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang (2009) dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1. Jumlah seluruh karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang Status Karyawan Jumlah Pegawai tetap : Pemimpin cabang, wakil pemimpin cabang, kontrol intern, 30 pemimpin cabang pembantu, dan 59 penyelia Staf IKJP 6 Outsourcing 50 Jumlah 145 Sumber : PT. Bank Jatim cabang Malang (2010) Berdasarkan keterangan di atas maka jumlah pegawai tetap PT. Bank Jatim cabang Malang yang dapat dimasukkan ke dalam populasi penelitian ini hanya sebesar 59 orang. Sehingga jumlah total populasi dalam penelitian ini adalah : N = = 115 orang Kelompok karyawan yang diakui sebagai kelompok populasi penelitian ini dipilih karena IKJP (tenaga kerja ikatan kontrak), serta karyawan outsourcing termasuk pada kelompok karyawan yang rentan merasakan job insecurity (Happonen.et al., 2000 dalam Irene, 2008). Adapun karyawan tetap yang tidak menduduki posisi puncak dalam perusahaan, dipilih karena persaingan antar karyawan tetap untuk mempertahankan beberapa aspek pekerjaan misalkan promosi, level gaji, dan lain-lain juga dapat menimbulkan job insecurity. Job insecurity yang tinggi dapat menimbulkan penurunan tingkat komitmen karyawan, kepuasan kerja, dan meningkatkan level intention to quit karyawan. Menurut Ferdinand (2006) sampel penelitian adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.

20 17 Berdasarkan Istijanto (2009) sampel adalah merupakan bagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik proporsionate stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk masing-masing strata (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini strata yang digunakan adalah berdasarkan status kepegawaian. Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel yang dikembangkan dari Isaac dan Michael (Sugiyono, 2009), untuk tingkat kesalahan 5%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel adalah sebagai berikut :..... Dengan menggunakan rumus dan tabel di atas maka: = untuk tingkat kesalahan 5% P = Q = proporsi populasi = 0.5 d = ketilitian / derajat ketetapan = 0.05 s = jumlah sampel N = jumlah populasi = 115,..,.,,,.,.,,,,,,, Dari rumus di atas didapatkan jumlah sampel sebesar 88,68 sehingga dibulatkan menjadi 89 orang. Adapun perincian ukuran sampel untuk masingmasing sub populasi digunakan rumus yang dikembangkan oleh Cochran (Sugiyono, 2009) : Dimana : n h = jumlah sampel yang diambil berdasarkan golongan (status kepegawaian) n = jumlah sampel keseluruhan N h = jumlah sub populasi N = jumlah populasi Untuk lebih jelasnya, jumlah sampel karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang berdasarkan status kepegawaiannya akan disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Sampel karyawan PT. Bank Jatim cabang Malang Status Karyawan Pegawai tetap IKJP Outsourcing Jumlah 59 orang 6 orang 50 orang Sampel orang orang orang 115 Sumber : PT. Bank Jatim cabang Malang Diolah (2010) 4.4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer diperoleh dengan menggunakan instrumen atau alat kuesioner berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang terstruktur untuk memperoleh informasi dari responden. b. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari mempelajari buku-buku, literatur, dan penelitian penelitian sebelumnya Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

21 18 a. Wawancara, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara berkomunikasi secara langsung (tatap muka) antara pewawancara dan responden. b. Kuesioner (angket), teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertayaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertayaan tersebut. Hal ini berkaitan dengan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Menurut Sugiyono (2009) instrumen yang valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Semakin tinggi korelasi semakin valid instrumen pengukuran tersebut, demikian juga sebaliknya. Untuk menguji korelasi ini pearson product moment correlation coefisient diterapkan dan digunakan untuk mengukur hubungan antara item-item dan variabel yang akan diukur. Item pernyataan dinyatakan valid apabila rxy > rtabel, dimana rtabel mempunyai df sebesar n =30 dan α = 5% atau dapat dilihat dari p-value dibandingkan dengan α (alpha) Uji Reliabilitas Sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Suatu variabel dinyatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai alpha cronbach (α) > 0,6 (Ferdinand, 2006) Analisis Data Berdasarkan kerangka konseptual yang dibentuk pada bab sebelumnya, maka digunakan dua metode analisis data untuk menjawab permasalahan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Metode Analisis Deskriptif Menurut Sugiyono (2009) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain distribusi frekuensi, statistik rata-rata, dan angka indeks (Ferdinand, 2006). 2. Metode Analisis Statistik Inferensial. Analisis inferensial bertujuan menguji nilai hipotesis variabel. Dengan kata lain, melalui analisis inferensial, penguji ingin membuktikan hipotesisnya (Istijanto, 2008). Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (analisis path) Analisis Jalur (Analisis Path) Analisis path dikembangkan oleh Sewall Wright (1960) sebagai metode untuk mempelajari pengaruh langsung dan tak langsung diantara variabelvariabel penjelas dan variabel-variabel terikat. Tujuan dari Analisis path adalah menentukan besar pengaruh langsung dari sejumlah variabel berdasarkan koefisien regresi beta (koefisien path). Analisis path bukanlah metode untuk menemukan penyebab, namun hanya menguji kebenaran kausal yang telah diteorikan. Dalam analisis path dapat

22 19 ditarik kesimpulan tentang variabel mana yang memiliki pengaruh kuat terhadap variabel terikat. Langkah-langkah analisis Path : 1. Merancang model berdasarkan konsep dan teori. 2. Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi, antara lain : a) Di dalam analisis path hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. b) Hanya model rekursif yang dipertimbangkan. c) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval. d) Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliabel). e) Model yang dianalisis dispesifikasi (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan. 3. Perhitungan koefisien path 4. Pemeriksaan validitas model. Terdapat dua indikator validitas model yaitu : a) Koefisien Determinasi Total Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008), total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan : = 1 (1 - R 1 ²)(1 R 2 ²)..(1 R p ²) Keterangan : = Koefisien determinasi total untuk model yang diusulkan R 1 = R 2 = R² hasil analisa persamaan regresi Dalam hal ini R 2 m sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R 2 ) pada analisis regresi. b) Theory Triming Uji validasi koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada regresi yaitu menggunakan nilai p dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel dibakukan secara parsiil. Berdasarkan theory trimming maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empirik. 5. Melakukan interpretasi hasil analisis. Keterangan : Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3 Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3 Pengaruh langsung Persamaan regresi X3 = ρ 31 X1+ ρ 32 X2+e1 (1) Y = ρ y1 X1+ ρ y2 X2+ ρ y3 X3+ ey (2) Dimana : X 1 : Variabel Job Insecurity X 2 : Variabel Komitmen Karyawan X 3 : Variabel Kepuasan Kerja Y : Variabel Intention to Quit ρ 31, ρ 32, ρ y1, ρ y2, ρ y3 : Koefisien jalur e1,ey : Variabel atau faktor residual ρ ik merupakan koefisien jalur untuk setiap variabel eksogen k. Koefisien jalur menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen k terhadap variabel endogen i. Sedangkan e i menunjukkan variabel atau faktor residual yang fungsinya

23 20 menjelaskan pengaruh variabel lain yang telah teridentifikasi oleh teori tetapi tidak diteliti atau variabel lainnya yang belum teridentifikasi oleh teori, atau muncul sebagai akibat dari kekeliruan pengukuran variabel. Dari Gambar 4.1. di atas mengilustrasikan hubungan kausalitas antar konstruk yang akan diuji. Dari model konseptual penelitian, dihipotesiskan bahwa job insecurity dan komitmen karyawan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung melalui kepuasan kerja terhadap intention to quit karyawan sedangkan kepuasan kerja hanya berpengaruh secara langsung terhadap intention to quit karyawan Pengujian hipotesis Untuk membuktikan hipotesis diperlukan pengujian terhadap model dengan menggunakan uji t (partial test). Menurut Gujarati (1997) dalam Fachrista (2008), uji t ditujukan untuk mengetahui signifikansi secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas (p-value) lebih kecil sama dengan ( ) 0,05 maka H0 ditolak dan artinya pada taraf kepercayaan 95 % variabel independen yang diuji berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas (p-value) lebih besar sama dengan ( ) 0,05 maka H0 diterima dan artinya pada taraf kepercayaan 95 % variabel independen yang diuji tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.2. Karakteristik Responden Penelitian Diketahui bahwa sebagian responden adalah laki-laki yaitu sebesar 60%, sedangkan responden wanita hanya sebesar 40%. Jumlah karyawan pria yang lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan wanita ini menjelaskan bahwa PT. Bank Jatim Cabang Malang dalam menjalankan usaha membutuhkan lebih banyak karyawan pria daripada karyawan wanita. Perbedaan jumlah tersebut dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan yang ada di PT. Bank Jatim Cabang Malang. Pada kenyataannya meskipun sebagian besar pekerjaan dalam dunia perbankan dapat dilakukan oleh karyawan pria maupun wanita, PT. Bank Jatim Cabang Malang memilih untuk mempekerjakan karyawan pria untuk beberapa pekerjaan lain, contoh pekerjaan ini antara lain adalah posisi satpam dan petugas kebersihan. Karakteristik responden berdasarkan usia menunjukkan bahwa 61 % karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang berusia tahun, 32 % karyawan berusia tahun dan hanya sebesar 7 % karyawan yang berusia 41 tahun ke atas. Diagram di atas mengindikasikan bahwa sebagian besar karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang berada pada tingkatan usia yang produktif. Pada usia produktif, karyawan cenderung lebih kreatif dan inovatif. Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar memiliki pengalaman bekerja sekitar 4-5 tahun yaitu sejumlah 29 orang sedangkan yang memiliki pengalaman 1-2 dan 2-4 tahun sejumlah 22 orang. Hanya 10 orang responden yang memiliki masa kerja

24 21 kurang dari satu tahun dan 17 orang yang memiliki pengalaman kerja di atas 5 tahun. Sebagian besar responden adalah pegawai outsourcing yaitu sebesar 50% sedangkan pegawai tetap 44%, dan IKJP sebanyak 6%. Status pernikahan para responden merupakan salah satu faktor yang penting untuk diketahui karena dapat mempengaruhi faktor-faktor penelitian. Dari statistic deskriptif diketahui bahwa karyawan yang sudah menikah adalah sebesar 51 %, sedangkan karyawan sisanya adalah karyawan yang belum menikah 45 % dan duda / janda 4 %. Diketahui bahwa sebagian besar karyawan telah memperoleh gaji lebih dari Rp ,-. Terdapat 37 karyawan yang memperoleh gaji sebesar Rp ,- s/d Rp ,-. Kelompok terbesar kedua adalah kelompok karyawan yang memperoleh gaji sebesar Rp ,- s/d Rp ,-. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa 39 karyawan telah memperoleh pendapat lebih dari Rp ,-, namun terdapat 2 karyawan yang penghasilannya masih di bawah Rp , Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah instrument penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner, layak untuk digunakan. Dari uji validitas diketahui bahwa hasil uji validitas semua item pernyataan untuk variabel komitmen karyawan (KK), job insecurity (JI), kepuasan kerja (PK) dan intention to quit (IQ) memiliki nilai-p lebih kecil dari 5% sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan tersebut valid. Sedangkan berdasarkan uji realibilitas, nilai alpha cronbach masing-masing variabel juga lebih dari 0.6 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel penelitian ini juga memiliki reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas maka instrument penelitian dapat dikatakan valid dan reliabel Analisis Stastistik Deskriptif Statistik deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan mean jawaban responden. Dasar interpretasi skor mean yang digunakan ditunjukkan oleh tabel 5.4. Tabel 5.4. Dasar Interpretasi Skor Item dalam Variabel Penelitian No Nilai Skor Item Interpretasi < NS 1.80 Berada pada daerah sangat tidak baik < NS 2.60 Berada pada daerah tidak baik < NS 3.40 Berada pada daerah cukup < NS 4.20 Berada pada daerah baik < NS 5.00 Berada pada daerah sangat baik Sumber : Dimodifikasi dari Arikunto, 2002 Tabel 5.5. Hasil analisis deskriptif VARIABEL JOB INSECURITY (X1) INDIKATOR Tingkat ancaman yang dirasakan karyawan mengenai aspek aspek pekerjaan (X 1.1 ). Seberapa pentingnya aspek kerja bagi karyawan (X 1.2 ). Tingkat ancaman yang dirasakan karyawan pada kemungkinan terjadinya peristiwaperistiwa yang negatif (X 1.3 ). Tingkat kepentingan yang dirasakan individu (X 1.4 ). Sumber : Data Primer Diolah, 2010 RATA RATA

25 22 Tabel 5.5. Hasil analisis deskriptif (lanjutan) Merancang Model Berdasarkan Konsep dan Teori. VARIABEL KOMITMEN KARYAWAN (X2) KEPUASAN KERJA (X3) RATA INDIKATOR RATA Komitmen kerja 3.90 (X 2.1 ) Komitmen 3.68 profesional / karir (X 2.2 ) Komitmen 4.10 organisasional (X 2.3 ) Pekerjaan itu sendiri 3.98 (X 3.1 ) Supervisi (X 3.2 ) 4.17 Gaji (X 3.3 ) 3.78 INTENTION TO QUIT (Y) Promosi (X 3.4 ) 3.91 Rekan kerja (X 3.5 ) 3.97 Niat (keinginan) untuk keluar yang dimiliki (Y 1.1 ) Aktivitas pencarian informasi pekerjaan (Y 1.2 ) Kesempatan / peluang yang dimiliki untuk keluar dari perusahaan (Y 1.3 ) Sumber : Data Primer Diolah, Pengujian Hipotesis Hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) dengan bantuan SPSS 12 for Windows. DI bawah ini adalah langkah-langkah perhitungan analisis path. Keterangan : Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3 Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3 Pengaruh langsung Persamaan regresi : X3 = ρ 31 X1+ ρ 32 X2+e1 (1) Y = ρ y1 X1+ ρ y2 X2+ ρ y3 X3+ ey (2) Dimana: X 1 = Variabel Job Insecurity X 2 = Variabel Komitmen Karyawan X 3 = Variabel Kepuasan Kerja Y = Variabel Intention to Quit e1,ey = Variabel atau faktor residual ρ 31, ρ 32, ρ y1, ρ y2, ρ y3 = Koefisien jalur Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi a. Di dalam analisis path hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. Uji Linearitas Adapun uji linearitas masing-masing variabel independen dengan dependen pada persamaan regresi 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

26 23 Persamaan regresi 1 X3 = ρ 31 X1+ ρ 32 X2+e1 Tabel Hasil uji linearitas persamaan regresi 1 Variabel Curve Sig. Job Insecurity Kepuasan Kerja Linier Komitmen Karyawan Kepuasan Kerja Linier Sumber : Data Primer Diolah, 2010 Gambar Uji linearitas persamaan regresi 2 Gambar 5.9. Uji linearitas persamaan regresi 1 Sumber : Data primer diolah, 2010 Persamaan regresi 2 Y = ρ y1 X1+ ρ y2 X2+ ρ y3 X3+ ey Tabel Hasil uji linearitas persamaan regresi 2 Variabel Curve Sig. Job Insecurity Intention to Quit Linier Komitmen Karyawan Intention to Quit Linier Kepuasan Kerja Intention to Quit Linier Sumber : Data primer diolah, 2010 Sumber : Data primer diolah, 2010 b. Hanya model rekursif yang dipertimbangkan, artinya hanya sistem aliran kasual ke satu arah. c. Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval. Variabel endogen dalam penelitian ini menggunakan skala likerts. d. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliabel). Berdasarkan uji validitas dan realibilitas, syarat ini telah terpenuhi. e. Model yang dianalisis dispesifikasi (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsepkonsep yang relevan Perhitungan Koefisien Path Proses dalam langkah ketiga ini yaitu untuk melihat hasil koefisien path untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Dasar pengujian hipotesis dilihat dari nilai probabilitas yang diperoleh dari uji t pada taraf signifikansi α = 0.05 atau p Variabel dengan koefisien pengaruh total terbesar adalah yang

PERAN KEPUASAN KERJA PADA HUBUNGAN JOB INSECURITY

PERAN KEPUASAN KERJA PADA HUBUNGAN JOB INSECURITY ABSTRAK PERAN KEPUASAN KERJA PADA HUBUNGAN JOB INSECURITY TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KERJA PEGAWAI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI PENUGASAN LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN Pegawai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan kemajuan teknologi informasi menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena negara-negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Teoritis 1. Komitmen Organisasi a. Pengertian Komitmen Organisasi Dalam prilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen organisasi. Sebagai suatu sikap,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya komitmen, profesionalisme, dan tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia semakin penting artinya di dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia semakin penting artinya di dalam menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan bisnis dan tingginya biaya tenaga kerja mengharuskan perusahaan menerapkan kebijakan dalam pengambilan keputusan. Peranan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PRODUKTIVITAS KERJA 1.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan

Lebih terperinci

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember The Influence of Stress, Satisfaction, and Organizational

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain faktor lain seperti modal. Perusahaan perlu menaruh perhatian lebih agar karyawan dapat merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh kemajuan zaman. Hal ini membawa dampak yang cukup besar bagi dunia industri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Implikasi dan Saran bagi Perusahaan Keterbatasan dan Saran bagi Penelitian Mendatang...

BAB V PENUTUP Simpulan Implikasi dan Saran bagi Perusahaan Keterbatasan dan Saran bagi Penelitian Mendatang... DAFTAR ISI Halaman JUDUL SKRIPSI... i SURAT PENGESAHAN SKRIPSI... ii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif ini dapat mengetahui hubungan antara variabel dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masaah yanga ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun keunggulan lebih dari para pesaing, sehingga perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun keunggulan lebih dari para pesaing, sehingga perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BABUI METODOLOGI PENELITIAN

BABUI METODOLOGI PENELITIAN 23 BABUI METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan populasi staf Kantor Akuntan Publik di daerah D I Yogyakarta, sedangkan sampel diambil secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktifitas di dalam suatu perusahaan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Alkamil Jawa Timur sebagai salah satu lembaga keuangan syariah nonbank yang berbadan hukum koperasi, memiliki kegiatan menyimpan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Turnover Intention 2.1.1 Pengertian Turnover Intention Turnover intention adalah kecenderungan niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan dan menguji antar variabel yang dihipotesiskan (Supriyanto dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan dan menguji antar variabel yang dihipotesiskan (Supriyanto dan 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode yang paling tepat untuk memecahkan permasalahan yang ada. Jenis penelitian

Lebih terperinci

Semnas Fekon 2012: Optimisme Ekonomi Indonesia 2013, Antara Peluang dan Tantangan

Semnas Fekon 2012: Optimisme Ekonomi Indonesia 2013, Antara Peluang dan Tantangan PENGARUH JOB INSECURITY, KOMITMEN ORGANISASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENT TO QUIT DOSEN DAN PEGAWAI DI UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA Sri Gustina Pane Universitas Islam Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan, karena manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas tentang teori dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang akan mendasari penelitian ini. Pemabahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara riil yaitu berbentuk uang, namun salah satu hal yang juga berpengaruh adalah sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di CV Batik Indah Roro Djonggrang. Perusahaan ini penulis pilih untuk menjadi obyek penelitian karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA Oleh: Reza Rizky Aditya Abstrak Sumber daya manusia salah satu sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Konseptual 2.1.1 Budaya Organisasi Budaya organisasional adalah sistem makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH ORGANIZATIONAL STRESSOR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Pt Telkom Indonesia Tbk Witel Jatim Selatan Malang) Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI ATAS PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TESIS

PENGARUH PERSEPSI ATAS PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TESIS PENGARUH PERSEPSI ATAS PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO The Perceptional Influence of Appreciation to Work Satisfaction and Commitment

Lebih terperinci

Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta Indonesia. Abstrak

Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta Indonesia. Abstrak ANALISIS PENGARUH JOB INSECURITY, KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN KEPERCAYAAN ORGANISASI TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA PT. UTAMA JAYA PERKASA Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitiian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2007,p10), jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada 3 yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan riset korelasi (correlational study), menurut Umar (2008) penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabelvariabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh anggota

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT 1 ABSTRAK Istilah insentif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejauh mana insentif dapat memotivasi anggota organisasi (karyawan) untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan). Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 1.1. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN JOB INSECURITY PADA KARYAWAN CV. ELFANA SEMARANG

LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN JOB INSECURITY PADA KARYAWAN CV. ELFANA SEMARANG LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN JOB INSECURITY PADA KARYAWAN CV. ELFANA SEMARANG Juwita Dwi Insani, Frieda NRH Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 juwitadwiinsani@rocketmail.com

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komitmen organisasional merupakan faktor penting bagi setiap karyawan agar dapat loyal pada suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaannya akan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah karyawan Unit telemarketing PT. XYZ. Lokasi penelitian akan dilakukan di PT. XYZ, Tangerang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia (CJFI) Indramayu. Adapun objek yang menjadi variabel bebas yaitu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia (CJFI) Indramayu. Adapun objek yang menjadi variabel bebas yaitu BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada Departemen Produksi II PT. Chang Jui Fang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat penjualan produk dan jasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi Pada dasarnya Budaya organisasi dalam perusahaan merupakan alat untuk mempersatukan setiap invidu yang melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN 70 5. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN Berdasarkan hasil analisis melalui perhitungan statistik, berikut ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian ini. Kesimpulan yang dibuat akan menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin (disamping misi lainnya) harus siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin (disamping misi lainnya) harus siap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan mutu SDM sehingga menjadi tenaga yang berkualitas, meningkatnya perkembangan dunia usaha

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA OLEH : CLAUDIA CINDY DAVINA 3103012061 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sub duvisi regional III.2 Tanjung Karang yang berlokasi di JL. Teuku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 58 4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum responden, gambaran skor variabel penelitian, hasil analisis regresi berganda, hasil analisis tambahan,

Lebih terperinci

Desain Penelitian. Metode yang Digunakan. Deskriptif. Asosiatif. Deskriptif. Asosiatif

Desain Penelitian. Metode yang Digunakan. Deskriptif. Asosiatif. Deskriptif. Asosiatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Unipara Express. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran iklim organisasi dan kepuasan kerja, dan kinerja karyawan di PT AKR Corporindo cabang Bandung, selanjutnya untuk mengetahui pengaruh iklim

Lebih terperinci

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Kristanty Nadapdap 1, Winarto 2 1,2 Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization Abstract This study was conducted to verificate communication supervisor and its impact on job satisfaction

Lebih terperinci

PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION, JOB AUTONOMY, DAN AFFECTIVE COMMITMENT TERHADAP TURNOVER INTENTION (Kasus pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta)

PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION, JOB AUTONOMY, DAN AFFECTIVE COMMITMENT TERHADAP TURNOVER INTENTION (Kasus pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION, JOB AUTONOMY, DAN AFFECTIVE COMMITMENT TERHADAP TURNOVER INTENTION (Kasus pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 25 3. METODE PENELITIAN Pada bagian ketiga ini, peneliti akan menjelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel penelitian, tipe dan desain penelitian, partisipan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Waruna Nusa Sentana Head Office yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 10, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan keberadaannya. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru. 30 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Tempat penulis melakukan penelitian adalah pada PT. Kimia Farma Trading and Distribution cabang Pekanbaru yang tepatnya berada di Jalan Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa dalam peranannya faktor manusia tidak kalah penting bila dibandingkan dengan mesin,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian 4.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. 1 Identifikasi Variabel. variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. 1 Identifikasi Variabel. variabel yang diteliti (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1 Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI Nike Fransiska; Karyana Hutomo Management Department, School of Business Management,

Lebih terperinci

PENGARUH ORGANIZATIONAL TRUST DAN JOB SATISFACTION TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. BANGUN WISMA SEJAHTERA

PENGARUH ORGANIZATIONAL TRUST DAN JOB SATISFACTION TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. BANGUN WISMA SEJAHTERA PENGARUH ORGANIZATIONAL TRUST DAN JOB SATISFACTION TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. BANGUN WISMA SEJAHTERA Sylvia Lienardo dan Roy Setiawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : work-life balance, organizational commitment, turnover intention, Y generation. ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : work-life balance, organizational commitment, turnover intention, Y generation. ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of the study was to find out the relationship between work-life balance towards organizational commitment and turnover intention among the Y generation. Data were collected through

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen melalui barang dan jasa disamping mencari laba sebanyakbanyaknya. Perusahaan agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011 PENGARUH JOB INSECURITY DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN UNTUK PINDAH KERJA PADA PT KARET NGAGEL SURABAYA WIRA JATIM GROUP SKRIPSI Diajukan oleh : Angga Khrisna Putra 0512010185/FE/EM FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang masuk dan ikut berperan dalam kancah perekonomian. Hal ini tentu saja menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan satu satunya aset penting suatu organisasi yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Sumber daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki peran yang menempatkannya pada posisi dimana ia harus bersikap

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki peran yang menempatkannya pada posisi dimana ia harus bersikap BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Work-Life Balance Kehidupan orang dewasa yang kompleks menempatkan seseorang pada pilihan-pilihan yang cukup berat. Untuk menghidupi keluarga, seseorang harus bekerja. Demikian

Lebih terperinci

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanasi, yang bersifat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanasi, yang bersifat 59 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanasi, yang bersifat noneksperimen dan bertujuan menjelaskan pengaruh komitmen organisasi dan job

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka- angka dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka- angka dan analisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka- angka dan analisis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di masing-masing Rumah Sakit Swasta di Bandar lampung. Adapun kriteria Rumah

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang) PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang) Rima Fitri Rufaidah Hamidah Nayati Hutami Yuniadi Mayowan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendy (2002), penelitian penjelasan (explanatory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para pekerja yang di sebabkan berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode sensus, menurut Arikunto (1996:115) populasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu menjelaskan

Lebih terperinci