NILAI MORAL NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI MORAL NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"

Transkripsi

1 NILAI MORAL NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Siti Lianingrum NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016 i

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini: nama : Siti Lianingrum; NIM : ; Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo Purworejo, 7 Maret 2016 Yang membuat pernyataan, Siti Lianingrum iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah : 11) PERSEMBAHAN 1. Bapak Muhammad Fadil dan Ibu Siti Romlah, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta doa, yang tiada henti untuk kesuksesan saya menyelesaikan skripsi ini. 2. Suami tercinta yang selalu memberi motivasi dan dukungan dalam setiap langkahku. 3. Adikku, Saifur Rohman, Lutfi Muhammad Husain dan Sri Devi Suci Melati yang telah memberikan dorongan dan semangat. 4. Sahabat-sahabatku tercinta, Tri Wahyuningsih, Arum Nastiti, Suherni, dan Mida Aisyiyah sebagai teman seperjuangan yang selama ini telah berjuang bersama, selalu menemani, memberi kekuatan dan semangat dalam menyusun skripsi. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Nilai Moral dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA dengan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi program Strata I Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan rekomendasi izin penelitian; 3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo; 4. Prof. Drs. H. Sukirno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Drs. H. Bagiya, M. Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan; vi

7 5. Dosen PBSI yang telah memberikan bekal dan dorongan terhadap penulis selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah Swt. selalu melimpahkan hidayah dan inayah-nya atas segala jasa dan bantuan mereka pada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi usaha peningkatan kualitas pembelajaran sastra Indonesia, khususnya bagi guru dalam pembelajaran menganalisis karya sastra yang berbentuk novel di Sekolah Menengah Atas. Purworejo, 7 Maret 2016 Penulis, Siti Lianingrum vii

8 ABSTRAK Lianingrum Siti Nilai Moral Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) unsur instrinsik yang terdapat dalam novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara; (2) nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran unsur instrinsik dan nilai moral novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara di kelas XI SMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Fokus penelitian ini berupa hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia lain, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan alam sekitar serta rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI SMA. Pengumpulan data digunakan teknik pustaka. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik analisis isi. Teknik yang digunakan penulis untuk menyajikan hasil analisis adalah teknik penyajian informal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik dalam novel Surat Dahlan meliputi: (a) tema novel ini adalah semangat untuk memperjuangkan kehidupan, (b) tokoh utamanya adalah Dahlan dan tokoh tambahannya adalah Mbak Atun, Bapak, Syaiful, Nafsiah, Maryati, Nenek Saripa dan Aisa, (c) alur yang digunakan adalah alur campuran, (d) terdapat tiga macam latar, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar sosial, dan (e) sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga si pencerita menceritakan kehidupan tokoh, (e) amanat yang terkandung dalam novel tersebut adalah jangan berhenti bermimpi karena mimpi yang akan membawa kita pada kenyataan dan kita harus menjalani problema kehidupan dengan ikhlas, sebab disitulah mental kita diuji, (2) nilai moral novel Surat Dahlan mencakup tiga aspek, yaitu: (a) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi bersyukur, memuji Tuhan, beribadah; (b) hubungan manusia dengan manusia lain meliputi menasihati, tolong menolong, kasih sayang; (c) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi mandiri, bekerja keras, kasih sayang, disiplin, dan jujur (3) rencana pelaksanaan pembelajaran novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara menggunakan model pembelajaran Group Investigatin, yaitu: (a) penyampaian motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran, agar siswa dapat mengetahui unsur ekstrinsik novel; (b) pembagian kelompok; (c) kegiatan belajar dalam kelompok; (d) presentasi kelompok. Kata kunci: Nilai Moral, Novel Surat Dahlan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel. viii

9 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PERSETUJUAN... ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Penegasan Istilah... 6 E. Rumusan Masalah... 7 F. Tujuan Penelitian... 8 G. Kegunaan Penelitian H. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka Beberapa Kajian Buku Unsur Intrinsik Novel Nilai Moral dalam Karya Sastra Rencana Pelaksanaan Pembelajaran B. Kajian Teoretis Pengertian Novel Unsur Intrinsik Novel ix

10 a. Pengertian Tema b. Tokoh dan Penokohan c. Pengertian Alur d. Pengertian Latar e. Pengertian Sudut Pandang Nilai Moral dalam Karya sastra a. Pengertian Moral b. Jenis Moral dalam Karya Sastra Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Komponen Silabus b. Langkah-langkah Pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data B. Objek Penelitian C. Fokus Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHSAN DATA A. Penyajian Data Unsur Intrinsik Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara Nilai Moral Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA.. 43 B. Pembahasan Data Unsur Intrinsik Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara.. 46 a. Tema b. Tokoh dan Penokohan c. Alur d. Latar x

11 e. Sudut Pandang f. Amanat Nilai Moral Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara 82 a. Hungan Manusia dengan Tuhan b. Hubungan Manusia dengan Manusia Lain c. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri d. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA. 99 BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1: Unsur Intrinsik Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara Tabel 2: Nilai Moral Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara Tabel 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Surat Dahlan di Kelas XI SMA xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Sinopsis Lampiran 2: Biografi Pengarang Lampiran 3: Tabel Lampiran 4: Silabus Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajara Lampiran 6: Kartu Bimbingan Skripsi xiii

14 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara teoretis maupun praktis dan sistematika penulisan skripsi. A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat karena karya sastra dapat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Prosa fiksi merupakan karya sastra yang sangat digemari oleh masyarakat. Karya sastra tersebut adalah cerpen dan novel. Cerpen dan novel sangat digemari karena ceritanya yang menarik, menceritakan kehidupan sehari-hari dan konflik-kunflik yang terjadi dalam masyarakat umum. Karya sastra diciptakan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Hal itu disebabkan manusia memerlukan karya satra. Seorang pemikir Romawi bernama Horatius mengemukakan istilah dulce et utile yang berarti bahwa sastra memiliki fungsi ganda yakni, menghibur dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau memberikan pelepasan ke dunia imajinasi (Nurhayati, 2012: 1). Karya sastra diharapkan tidak hanya sebagai hiburan atau keindahan saja terhadap pembacanya, melainkan karya sastra itu dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya, yakni berupa nilai-nilai sastra 1

15 2 seperti nilai pendidikan, moral, sosial, dan religius. Hal itu terjadi karena karya sastra bersifat multidimensi yang di dalamnya terdapat dimensi kehidupan, contohnya saja jenis karya sastra berupa novel. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Novel tidak hanya berisi khayalan belaka namun menampilkan gambaran kehidupan, sedangkan kehidupan itu merupakan suatu kenyataan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Berbagai masalah dan pengalaman hidup, baik yang bersifat individual maupun yang bersifat sosial dapat diangkat. Pengarang secara tidak langsung mengajak pembaca untuk menyelami dunia baru, sastra sangat efektif jika digunakan sebagai media mempertajam perasaan karena sastra memberikan gambaran kehidupan dengan berbagai masalah dan pilihan hidup untuk secara bijaksana memilih jalan kebaikan atau keburukan dan akibat-akibat yang ditimbulkan dari pilihan tersebut. Novel, dipihak lain, berhubung adanya ketidakterikatan pada panjang cerita yang memberi kebebasan kepada pengarang, umumnya memiliki lebih dari satu plot: terdiri dari satu plot utama dan sub-subplot (Nurgiyantoro, 2010: 12). Darmadi (2009: 50) menyatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang disenangi, diinginkan, dicita-citakan, dan disepakati. Nilai berada dalam hati nurani dan pikiran sebagai suatu keyakinan atau kepercayaan. Nilai memiliki arti yang sangat luas bila dihubungkan dengan unsur yang ada pada diri manusia berupa akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Sesuatu dikatakan sebagai nilai apabila sesuatu itu berguna (nilai kegunaan), benar (nilai kebenaran), indah

16 3 (nilai estetis), baik (moral), dan sebagainya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia, serta menjadi petunjuk bertingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Nilai moral adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tingkah laku dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku, tata karma yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila (Nurhayati, 2012: 59). Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara merupakan salah satu novel yang mengandung hikmah dan penuh tuturan nilai-nilai moral. Nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terkesan dalam keseluruhan cerita yang teraktualisasikan melalui unsur-unsur pembangun karya sastra. Novel ini sebagai novel pembangun jiwa, yang menarik adalah kemampuan pengarang untuk menyisipkan pesan moral dalam ceritanya. Pendidikan moral mempunyai peranan yang sangat penting di sekolah, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, sehingga pembaca dapat memanfaatkan novel Surat Dahlan untuk diambil nilai moralnya dan menerapkannya dalam pembelajaran sastra. Diceritakan dalam novel Surat Dahlan ini tentang seorang anak yang merantau ke Samarinda untuk menuntut ilmu. Sayang teori tak sejalan dengan kenyataan. Dosen-dosen yang otoriter dan kondisi politik yang memanas membuat perkuliahan tidak lancar. Belum lagi, kerinduannya yang besar terhadap kampung halaman dan orang-orang terkasih yang selalu meyesakkan

17 4 dada membuat hidup di rantau terasa semakin berat. Dahlan pun memutuskan berhenti kuliah. Dia memilih aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Seiring berjalannya waktu, masa pemerintahan Orde Baru semakin membuat mahasiswa gerah. Dahlan dan sejumlah temannya yang tergabung dalam PPI kemudian mengadakan demo besar-besaran. Tugu Nasional menjadi saksi keberanian dan kepedulian Dahlan serta rekan-rekannya terhadap negeri yang kacau balau kala itu. Dianggap memberontak, mereka pun menjadi buronan pemerintah. Tak disangka, dalam perlariannya, takdir mempertemukan Dahlan dengan dua cinta baru dalam hidupnya, perempuan dari Loa Kulu dan Surat Kabar. Penelitian terhadap novel Surat Dahlan menitikberatkan pada nilai moral. Untuk memahami isinya, perlu dipahami terlebih dahulu cerita yang disajikan dengan mengetahui unsur-unsur strukturnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan teori struktural sebagai sarana untuk dapat memahami karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam penelitian ini digunakan teori nilai moral yang terkandung dalam karya sastra. Penulis mengambil novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai bahan penelitian ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. 1. Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara tersebut sangat menarik dan layak dibaca bagi pelajar, mahasiswa serta masyarakat. 2. Setelah membaca novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara, penulis menemukan nilai moral dalam novel tersebut sehingga perlu dianalisis.

18 5 3. Sepengetahuan penulis novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara belum pernah diteliti di Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi untuk pembelajaran sastra. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Karya sastra merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat karena karya sastra dapat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. 2. Novel adalah karya fiksi yang dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. 3. Nilai moral adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tingkah laku dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila. 4. Novel yang dipilih sebagai bahan pembelajaran tersebut adalah novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, karena novel tersebut merupakan salah satu novel yang mengandung nilai moral dan sangat bagus untuk penanaman nilai-nilai moral bagi pelajar.

19 6 C. Batasan Masalah Dalam setiap karya sastra misalnya novel terdiri atas banyak unsur pembangunnya dan terdapat nilai-nilai tentang berbagai aspek kehidupan. Untuk menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan fokus, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut, penelitian ini dibatasi pada upaya mengungkap informasi mengenai unsur intrinsik dan nilai moral pada novel Surat Dahlan serta rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas X1 SMA. D. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini antara penulis dan pembaca mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi, penulis perlu menjelaskan kembali arti istilah yang dipaparkan di bawah ini. Judul penelitian Nilai Moral dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X1 SMA. Di bawah ini dijelaskan penegasan istilah judul sebagai berikut. 1. Nilai Moral Nurhayati (2012: 59) menyatakan bahwa nilai moral dalam karya sastra memuat nilai baik dan buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilainilai estetika dan budi pekerti yang bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari. 2. Surat Dahlan

20 7 Surat Dahlan adalah judul novel karya Khrisna Pabichara (Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan) yang diterbitkan Noura Books, Jakarta, cetakan 1 Januari 2013, Jumlah Halaman Khrisna Pabichara adalah pengarang novel Surat Dahlan. Ia lahir di Borongtammatea, Sulawesi Selatan, 10 November Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar (Rusman, 2012: 5). Suatu rencana program pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi dasar. Pelaksanaan pembelajaran dari suatu RPP dapat lebih dari satu tatap muka. Jadi, maksud judul skripsi Nilai Moral dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X1 SMA adalah penelitian terhadap aspek-aspek moral novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk siswa di kelas X1 SMA. E. Rumuan Masalah Rumusan masalah penelitian dipaparkan di bawah ini. 1. Bagaimana unsur instrinsik dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara? 2. Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara?

21 8 3. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik dan nilai moral dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara di kelas X1 SMA? F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Unsur instrinsik yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; 2. Nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran unsur instrinsik dan nilai moral novel Surat Dahlan di kelas XI SMA. G. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi teoretis dan segi praktis. 1. Secara Teoretis Dari secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca serta memperkaya khasanah sastra khususnya nilai moral dan unsur intrinsik pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara serta memberikan sumbangan dalam bidang pendidikan khususnya pembelajaran sastra di SMA. 2. Secara Praktis

22 9 Dari segi praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru maupun siswa dalam pembelajaran sastra. Bagi guru diharapkan dapat mempermudah bahan pembelajaran sastra kaitannya dalam menanamkan nilai moral kepada siswa. Bagi siswa diharapkan dapat memberi motivasi agar siswa mau belajar meneliti tentang novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. H. Sistematika Skripsi Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran skripsi yang disusun. Skripsi yang berjudul Nilai Moral dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas XI SMA. Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada bagian awal terdiri dari sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan, moto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika skripsi. Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teroretis. Tinjauan pustaka berisi penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini di antaranya Sayekti (2013), dan Taufik (2014). Kajian teoretis berisikan teori-teori yang dijadikan landasan penelitian, yaitu teori yang dikemukakan Nurgiyantoro, yaitu secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam sekitar, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

23 10 Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian ini meliputi objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan penulis untuk meneliti karya sastra. Bab IV berisi penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menguraikan data penelitian yang diambil dari novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara berupa kutipan-kutipan langsung dan sub bab pembahasan data yang membahas unsur intrinsik dan nilai moral novel tersebut serta rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA. Bab V berisi penutup. Dalam bab ini penulis menyajikan simpulan dan saransaran yang relevan dengan kesimpulan tersebut. Selain itu, penulis juga melampirkan gambar sampul novel Surat Dahlan, sinopsis novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, biografi pengarang, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan daftar pustaka.

24 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS Bab ini terdiri atas dua subbab, yakni tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Pada subbab tinjauan pustaka, berisi kajian beberapa buku yang diacu dalam penelitian ini, dan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Di bawah ini, penulis uraikan subbab tersebut. A. Tinjauan Pustaka 1. Beberapa Kajian Buku Dalam buku yang berjudul Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan (Nurul Zuriah, 2015) dibahas tentang pendidikan moral yang menekankan pada (1) hakikat pendidikan moral dan budi pekerti, (2) platfrom pendidikan budi pekerti, (3) urgensi pendidikan moral dan budi pekerti, (4) merunut pasang surut pendidikan moral dan budi pekeri, (5) pendidikan budi pekerti dan PPKn di masa kini, (6) menggagas pendidikan budi pekerti masa depan, (7) kurikulum berbasis kompetensi pendidikan budi pekerti di lingkungan persekolahan. Buku yang berjudul Kuliah Akhlaq karya Yunahar Ilyas (2014) dibahas tentang (1) akhlaq terhadap Allah SWT, (2) akhlaq terhadap Rasulullah saw, (3) akhlaq pribadi, (4) akhlaq dalam keluarga, (5) akhlaq bermasyarakat, (6) akhlaq bernegara. 11

25 12 Selain kedua buku di atas, juga dibahas nilai moral dalam buku yang berjudul Dasar Konsep Pendidikan Moral ( Hamid Darmadi, 2009), dalam buku ini dijelaskan tentang (1) pengertian dan tujuan (dkpm), (2) fungsi,tujuan dan ruang lingkup (dkpm), (3) perkembangan nilai dan moral, (4) pendidikan moral dan pendidikan moral pancasila, (5) pendekatan dan pola pengembangan (dkpm), (6) pancasila sebagai etika politik, (7) ruang lingkup nilai moral dan norma pendidikan pancasila, (8) pola kegiatan belajar dan penilaian dkpm, (9) konsep nilai moral dan norma. B. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan Peneliti memilih beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini dengan tujuan membantu dalam melakukan penelitian dan menentukan persamaan serta perbedaan antara terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian dengan pendekatan moralitas sastra di antaranya dikaji oleh Sayekti (2013) dan Taufik (2014). Sayekti (2013) meneliti skripsi dengan judul Nilai Moral dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas X1 SMA. Sayekti membahas tentang analisis nilai moral yang diungkapkan menjadi empat, yaitu: nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral hubungan manusia dengan manusia, nilai moral yang berhubungan antara manusia dengan alam sekitar, dan nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Model pembelajaran yang dilakukan dalam skenario pembelajaran di kelas X1 SMA menggunakan model pembelajaran

26 13 Group Investigation. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik analisis isi. Dalam penyajian hasil analisis digunakan teknik penyajian informal. Penelitian yang dilakukan Sayekti (2013) dengan penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaannya pertama, sama-sama membahas nilai moral yang terkandung dalam sebuah novel. Kedua, sama-sama menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Perbedaannya, dalam skripsi Sayekti dengan penulis, penelitian Sayekti (2013) menggunakan novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye, sedangkan penulis menggunakan novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Taufik (2014) dalam skripsinya yang berjudul Nilai-nilai Moral dalam Novel Ayah Mengapa Aku Berbeda? Karya Agnes Davanor dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X. Membahas tentang nilai moral dalam novel yang menyangkut empat hubungan, yaitu: nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar, dan nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam penelitian Taufik (2014) tidak menggunakan model pembelajaran pada skenario pembelajaran tersebut, teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis digunakan teknik penyajian informal. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kajian mengenai nilai moral yang dilakukan Sayekti dan Taufik memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan yang dilakukan dengan penulis. Pada penelitian ini, penulis hanya mengkaji mengenai hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia

27 14 dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Selain itu, penulis juga mengaitkan dengan skenario pembelajaran di kelas XI SMA menggunakan model pembelajaran Group Investigation (investigasi kelompok). C. Kajian Teoretis Dalam kajian teoretis ini peneliti menjelaskan tentang pengertian novel, unsur intrinsik novel yang terdiri atas tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, dan sudut pandang. Nilai moral, pembelajaran sastra yang terdiri atas pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), komponen RPP terdiri atas standar kompetensi, kompeteni dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi peembelajran, metode pembelajaran, sumber belajar, alokasi waktu, kegiatan pembelajaran dan penilaian. 1. Pengertian Novel Novel merupakan sebuah karya fiksi yang berbentuk naratif. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella serta dari bahasa Jerman novelled yang berarti sebuah kisah atau sepotong berita. Nurgiyantoro (2012: 3) menyatakan bahwa fiksi atau novel menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan dirinya sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Istilah fiksi diterjemahkan dengan rekaan atau cerita khayalan. Kebenarannya hanya ada dalam cerita tersebut, sehingga tidak perlu dicari di luar dunia rekaan. Tokoh, tema, alur, peristiwa, dan tempat yang menjadi unsur cerita adalah imajinatif pengarang saja. Nurhayati (2012: 5) mengatakan bahwa novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang). Cerita dalam

28 15 novel akan terjadi konflik-konflik yang pada akhirnya menyebabkan perubahan jalan hidup antara para pelaku. Kebenaran yang ada dalam cerita fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya sastra fiksi berbentuk naratif yang di dalamnya menceritakan tentang jalannya kehidupan serta konflik-konflik yang dialami tokoh-tokohnya dikisahkan dengan imajinatif pengarang. 2. Unsur Intrinsik Novel Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur (yang secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan unsur intrinsik menjadi faktor pendukung sebuah novel dapat terwujud. Unsur-unsur tersebut antara lain tema, alur (pengeplotan), tokoh dan penokohan, latar/setting, sudut pandang. a. Tema Menurut Stanton dan Kenny, tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2010: 67). Tema sering dimaknai sebagai inti cerita novel. Semua cerita yang dibangun berpusat dari satu tema. Menurut Hartoko dan Rahmanto, tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik yang menyangkut persamaanpersamaan atau perbedaan-perbedaan (Nurhayati, 2012: 9). Menurut Rahmanto, tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang

29 16 sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan atau perbedaan (Nurgiyantoro, 2010: 68). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disintesiskan bahwa tema adalah dasar atau makna sebuah cerita. Tema adalah suatu pokok pikiran atau dasar pikiran yang dipakai oleh pengarang dalam penyusunan sebuah karangan atau karya sastra b. Tokoh dan Penokohan Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam prosa. Istilah tokoh digunakan untuk menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita, sedangkan istilah penokohan digunakan untuk melukiskan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurhayati, 2012: 14). Abrams menyatakan bahwa tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2012: 165). Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, dan sebaliknya. Ada tokohtokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itupun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan

30 17 (peripheral character) (Nurgiyantoro, 2012: 176). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa tokoh dan penokohan sangat erat kaitannya. Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam karya sastra, sedangkan penokohan adalah karakter atau sifat yang dimiliki oleh pelaku dalam karya sastra. c. Alur (Plot) Alur atau plot adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Plot memegang peranan penting dalam cerita. Fungsi plot memberikan penguatan dalam proses membangun cerita (Nurhayati, 2012: 10). Alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Ali menyatakan bahwa plot merupakan sambungsinambungnya cerita berdasarkan hubungan sebab akibat dan menjelaskan sesuatu mengapa terjadi (Waluyo, 2011: 9). Menurut Sukirno (2013: 85), alur cerita jika dilihat dari urutan peristiwanya terdiri atas bagian awal, tengah, dan akhir. Kemudian lebih terinci lagi alur terdiri atas: eksposisi, konflik, klimaks, pelarian, dan penyelesaian. Jika dilihat dari jenisnya, alur dapat dikelompokkan menjadi alur maju atau progresif (peristiwa diceritakan dari awal, tengah, dan akhir), alur mundur atau regresif (peristiwa diceritakan dari bagian akhir, tengah, baru bagian awal), alur gabungan atau alur maju-mundur (peristiwa kadang-kadang diceritakan dari bagian tengah, baru kebagian awal dan akhir), dan alur

31 18 melingkar (peristiwa diceritakan dari awal sampai akhir, tetapi akhir peristiwa kembali ke peristiwa awal). Jika dilihat dari cara mengakhiri cerita, terdapat alur tertutup (pengarang telah menyimpulkan atau menyelesaikan cerita) dan alur terbuka (pengarang tidak menyimpulkan akhir cerita, pembaca atau penyimak dipersilakan menyimpulkan akhir cerita itu). Lebih lanjut Sukirno (2013: 85) mengatakan bahwa alur dapat dilihat dari kualitasnya, yaitu alur padat dan alur longgar. Alur padat maksudnya peristiwa itu tidak dapat diselipi oleh alur-alur kecil. Adapun alur longgar dapat diselipi oleh alur-alur kecil. Berdasarkan kualitasnya, alur memiliki dua jenis, yaitu alur tunggal (hanya menceritakan satu episode kehidupan) dan alur ganda (menceritakan lebih dari satu episode kehidupan). Secara teoretis alur biasanya dikembangkan dalam urutan-urutan tertentu. Waluyo (2011: 10) mengatakan bahwa rangkaian kejadian yang menjalin alur/plot meliputi tujuh tahapan: (1) eksposisi; (2) inciting moment; (3) rising action; (4) complication; (5) climax; (6) falling action; dan (7) deneuoment. Eksposisi artinya paparan awal cerita. Pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan hal-hal yang melatar belakangi tokoh itu sehingga akan mempermudah pembaca mengetahui jalinan cerita sesudahnya. Inciting moment artinya mulainya masalah cerita itu muncul. Peristiwa mulai adanya masalah-masalah yang ditampilkan oleh pengarang untuk dikembangkan atau ditingkatkan. Rising action artinya konflik dalam cerita meningkat. Complication menunjukkan konflik yang semakin ruwet. Climax atau puncak cerita atau puncak kegawatan, merupakan puncak dari kejadian-kejadian

32 19 dan merupakan jawaban dari semua problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat atau dapat lebih ruwet lagi. Falling action, merupakan konflik yang dibangun cerita itu menurun karena telah mencapai klimaksnya. Denoument, merupakan penyelesaian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa alur merupakan rangkaian cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita. Jalinan cerita tersebut disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat sehingga pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang. d. Latar (Setting) Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurhayati, 2012: 17). Kadang-kadang dalam sebuah cerita ditemukan latar yang banyak mempengaruhi penokohan dan kadang membentuk tema. Pada banyak prosa khususnya novel, latar membentuk suasana emosional tokoh cerita, misalnya cuaca yang ada di lingkungan tokoh memberi pengaruh terhadap perasaan tokoh cerita tersebut. Nurgiyantoro (2012: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah, dan sebagainya; (2) latar waktu, menyaran pada kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya

33 20 tahun, siang, malam, dan jam; (3) latar sosial, menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap. Dengan demikian, latar adalah suatu acuan cerita dalam karya sastra. Latar berhubungan dengan 3 hal yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. e. Sudut Pandang (Point of View) Menurut Abrams, sudut pandang adalah cara yang digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2010: 248). Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang, milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namum, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Ada dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu (1) metode orang pertama tunggal (aku), pengarang menceritakan kisah aku. Aku berkemungkinan pengarangnya, tetapi dapat pula hanya sebagai narator (pencerita), dan (2) metode orang kedua (dia), yaitu pengarang menceritakan kisah dia atau mereka. Dalam hal ini, pengarang menjadi seseorang yang serba tahu. Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh

34 21 utama akan tetapi dapat juga sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh utama). Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sudut pandang (Poin of View) merupakan penyebutan kata ganti nama untuk tokoh-tokoh dalam cerita, dan posisi narator dalam sebuah cerita. Penggunaan sudut pandang tertentu dalam sebuah karya fiksi memang merupakan masalah kesukaan atau kebiasaan pengarang yang bersangkurtan. Artinya dengan sudut pandang pilihannya itu ia dapat bercerita dengan baik dan lancer, dan lebih dari itu, semua gagasannya dapat tersalurkan. 3. Nilai Moral dalam Karya Sastra a. Pengertian Moral Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri berbeda dengan pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Ajaran moral tersebut pada hakikatnya merupakan saran atau petunjuk agar pembaca memberikan respon atau mengikut pandangan pengarang. Ajaran moral yang dapat diterima pembaca biasanya

35 22 bersifat universal, dalam arti menyimpang dari kebenaran dan hak manusia. Pesan moral sastra lebih memberat pada kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan yang dibuat, ditentukan, dan dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 2012: 321). b. Jenis Moral dalam Karya Sastra (Novel) Jenis moral dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak terbatas jumlahnya baik persoalan hidup maupun persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia dan dapat diangkat sebagai ajaran moral dalam karya sastra. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2012: 323). Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik, ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab, sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang menyerah, dan berpendirian. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban, kerjasama, persahabatan, memberi semangat, persaudaraan, menasehati, dan sikap kekeluargaan. Nilai moral hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan alam. Nilai moral hubungan manusia dengan

36 23 Tuhannya meliputi beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah. 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA Tahapan yang paling utama dalam rencana pembelajaran adalah menguasai isi komponen silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Sukirno, 2009: 103). 1. Komponen Silabus Sukirno (2009: 103) menyatakan bahwa silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan hasil belajar. Silabus berisi komponen pokok, yaitu identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, indikator pencapaian, sumber dan media belajar. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu kompetensi dasar. a. Identitas Sekolah dan Alokasi Waktu Sukirno (2009: 104) mengemukakan bahwa identitas sekolah memuat jenjang pendidikan/nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu. Alokasi waktu digunakan untuk menentukan berapa lama pembelajaran kompetensi dasar itu dapat terselesaikan. Alokasi waktu pembelajaran bergantung pada panjang/ pendek, atau luas/sempit, atau mudah/sukarnya kompetensi dasar yang dicapai.

37 24 b. Standar Kompetensi Sukirno (2009: 104) berpendapat bahwa standar kompetensi adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran. Standar kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja yang operasional atau yang tidak operasional tergantung dari karakteristik bidang studi serta cakupan materi. Jumlah standar kompetensi untuk satu mata pelajaran bervariasi sekitar 6 sampai 15 buah. Standar kompetensi ditinjau dari cakupan materi dan kata kerja yang digunakan bersifat umum, sehingga perlu dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi dasar yang sering disebut dengan kemampuan minimal. Jadi, standar kompetensi berguna untuk memandu guru atau pengembang silabus dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi pengalaman belajar. c. Kompetensi Dasar Sukirno (2009; 104) berpendapat bahwa kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran materi pokok mata pelajaran tertentu. Cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit disbanding dengan standar kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar nasional menjadi acuan bagi sekolah-sekolah atau daerah-daerah untuk mengem-bangkan silabus dan sistem penilaian/ktsp. Pihak sekolah atau guru memiliki tugas menentukan indikator pencapaian kompetensi dasar. Pengembangan

38 25 kompetensi dasar menjadi sejumlah indikator dan pengembangan materi pokok menjadi soal ujian atau instrumen penelitian. d. Indikator Pencapaian Sukirno (2009: 105) berpendapat bahwa indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik. Indikator merupakan acuan dalam menentukan penilaian. Oleh karena itu, rumusan indikator harus dapat diukur dengan berbagai teknik dan alat penilaian. Untuk itu, kata kerja yang digunakan pada indikator sepenuhnya harus operasional dan cakupan materinya lebih terfokus, atau lebih sempit dibanding dengan kata kerja pada kompetensi dasar. Indikator ini menjadi pedoman tentang tingkat pencapaian belajar peserta didik sesuai kompetensi dasar yang harus dimiliki. Berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya indikator. e. Tujuan Pembelajaran Setiap pembelajaran pasti akan memiliki tujuan. Rahmanto (1988: 16) mengemukakan bahwa tujuan dari pembelajaran sastra yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Dalam pembelajaran sastra melalui novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, siswa akan memahami tentang nilai moral yang dimiliki oleh seorang Dahlan. Siswa akan mendapatkan ilmu dan hikmah tentang perjuangan dan semangat tinggi seorang Dahlan muda yang bisa merubah nasibnya menjadi lebih baik.

39 26 f. Metode pembelajaran Sastra Metode pembelajaran dalam KTSP adalah suatu pembelajaran yang memberikan kebebasan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Guru dapat memilih metode yang dianggap tepat dan sesuai dengan tujuan, bahan dan keadaan siswa. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran antara lain metode ceramah, metode diskusi dan metode pemberian tugas. Dari beberapa metode di atas ada dua langkah yang paling utama dalam guru memberikan pengaajaran terhadap anak yaitu ceramah dan metode diskusi. Oleh karena itu, seorang guru harus memperhatikan halhal sebagai berikut: Dalam ceramah, guru mengadakan penuturan secara lisan dan menyampaikan ide-ide serta informasi kepada siswa. Metode ini digunakan dalam mengawali pelajaran serta memperkenalkan novel dan pengarangnya. Pada metode diskusi adalah satu cara untuk menguasai bahan pelajaran melalui tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah, Sedangkan dalam metode pemberian tugas sebelumnya guru mengulang kembali materi yang disampaikan agar seluruh siswa dan guru dapat mengajukan pernyataan-pernyataan yang diajukan yang berkaitan dengan yang diajarkan. Seorang guru juga diharapkan mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk

40 27 memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian. Seorang guru harus mengenal teknik-teknik penyajian. Seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap teknik penyajian, agar mampu mengetahui, memahami, dan trampil menggunakannya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini, penulis menggunakan strategi pembelajaran dengan model group investigation sebagai alternativ pembelajaran sastra di SMA kelas X1. g. Model Pembelajaran Group Investigation Dalam pembelajaran sastra di SMA, penulis menggunakan model pembelajaran group investigation. Group investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode group investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Dalam penelitian ini, proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan

41 28 memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung, Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses beragumentasi. Kelebihan group investigation meliputi: a) pembelajaran dengan kooperatif model group investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa; b) penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; c) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang; d) model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya; e) memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

42 29 Selain kelebihan di atas, model pembelajaran group investigation juga mempunyai kelemahan, model pembelajaran group investigation ini merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama. h. Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Moral Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dengan model pembelajaran Group Investigation. Dalam pembelajaran sastra mengenai nilai moral novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dengan menggunakan model pembelajaran group investigation, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) guru menetapkan jumalah anggota kelompok yang setiap kelompok terdii dari 5-6 siswa yang dibagi berdasarkan urutan absen atau presensi, menentukan sumber data yaitu berupa novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, memilih topik berupa unsur intrinsik novel, dan nilai moral yang terkandung dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, lalu merumuskan permasalahan; 2) guru menyampaikan materi berupa unsur intrinsik dan nilai moral yang akan dipelajari, menetapkan novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara untuk dibaca setiap siswa dalam

43 30 kelompok yang bertujuan agar siswa dapat memahami unsur intrisik dan nilai moral yang terkandung dalam novel tersebut, dan guru juga memberikan satu contoh mengenai nilai moral yang ada pada novel tersebut; 3) siswa dalam tiap kelompok saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi mengenai unsur intrinsik dan nilai moral pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; 4) setiap anggota kelompok menulis laporan, menyiapkan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya; 5) salah satu kelompok menyajikan hasil analisis novel, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan; 6) masing-masing siswa dalam kelompok melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman. i. Sumber belajar Di dalam proses belajar, guru hendaknya dapat memilih materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sumber atau alat bantu belajar merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar lebih efisien dan efektif. Sumber-sumbernya dapat berupa: (1) buku pelajaran

44 31 yang diwajibkan, buku pelengkap, kamus, (2) media cetak; surat kabar, makalah, (3) lingkungan alam, sosial budaya, (5) narasumber, (6) pengalaman dan minat anak didik, (7) hasil karya sastra. j. Evaluasi Evaluasi pada hakikatnya adalah suatu proses pengumpulan dan penggunaan informal yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program pendidikan (Nurgiyantoro, 2010: 10). Nurgiyantoro membagi evaluasi dalam pembelajaran sastra menjadi tiga aspek penilaian, yaitu sebagai berikut. 1) Penilaian kognitif Hasil belajar yang bersifat kognitif lebih banyak berhubungan dengan kemampuan dan proses berpikir. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dalam proses pengajaran, tes formatif. Tes sumatif biasanya dilaksanakan dalam bentuk ulangan umum atau ujian semester dengan alat penilaian yang berupa tes tertulis. 2) Penilaian psikomotor Penilaian psikomotor adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otot, fisik, atau gerakan -gerakan anggota badan. Keluaran hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilanketerampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami peristiwa belajar.

45 32 3) Penilaian afektif Penilaian afektif berhubungan dengan masalah sikap. Pandangan dan nilai-nilai yang diyakini seseorang. k. Manfaat Pembelajaran Sastra Menurut Rahmanto (1988: 16-25), pembelajaran berfungsi atau penting untuk: (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan keterampilan berbahasa, (3) mengembangkan cipta dan rasa, (4) menunjang pembentukan watak. 1. Membantu keterampilan berbahasa Membantu keterampilan berbahasa maksudnya sastra dapat sebagai penunjang empat ketrampilan berbahasa, yaitu (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis. 2. Meningkatkan keterampilan budaya Meningkatkan keterampilan budaya maksudnya sastra tidak seperti ilmu kimia atau matematika tetapi sastra selalu mencerminkan kebudayaan suatu daerah yang melahirkan sastra tersebut. 3. Mengembangkan cipta dan rasa Mengembangkan cipta dan rasa maksudnya setiap guru hendaknya menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang khas kemampuan dan intelektualnya. 4. Menunjang pembentukan watak

46 33 Menunjang pembentukan watak maksudnya bahwa dalam pengajaran sastra dapat menunjang pembentukan watak baik itu segi positif maupun negatif tergantung dari sastra yang dibaca. l. Bahan Pembelajaran Untuk memilih bahan pembelajaran sastra, sangat sulit dilakukan oleh guru. Kemampuan untuk dapat memilih bahan pembelajaran sastra ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: berapa banyak karya sastra yang disediakan diperpustakaan sekolah, kurikulum yang harus diikuti, dan persyaratan bahan yang harus diberikan. Dalam pembelajaran sastra di SMA, Guru dapat menggunakan novel. Bahan pembelajaran sastra meliputi: fungsi novel dan pengertian nilai moral.

47 34 BAB III METODE PENELITIAN Penulis dalam bab III ini, memaparkan sumber data penelitian, objek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Metode penelitian tersebut dipaparkan penulis dalam uraian berikut. A. Sumber Data Penelitian Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber primer wujudnya adalah novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Noura Books, Jakarta Selatan, pada tahun 2013, dan terdiri dari 378 halaman, sampul warna ungu. Data berupa kutipan-kutipan baik kutipan langsung maupun tidak langsung. B. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Objek penelitian ini adalah aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. C. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan nilai moral pada hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar dalam novel Surat Dahlan 34

48 35 karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas X1 SMA. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka. Menurut Arikunto (2012: 192) teknik pustaka adalah menggunakan sumbersumber tertulis untuk memperoleh data. Selain menggunakan teknik pustaka, penulis juga menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik baca adalah dengan membaca secara kritis dan teliti seluruh teks novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, sedangkan teknik catatnya yaitu dengan mencatat data-data yang telah ditemukan ke dalam nota catat yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. menentukan novel yang akan diteliti; 2. membaca keseluruhan novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara secara kritis dan teliti; 3. mencatat hasil keseluruhan narasi dan percakapan yang telah dibaca yang berupa dialog; 4. mengelompokkan unsur-unsur intrinsik novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; 5. mengelompokkan aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; 6. mencatat data-data yang diperoleh dalam kartu pencatat data.

49 36 E. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Selain instrumen utama, yaitu peneliti sendiri, peneliti menggunakan instrumen atau alat bantú, yaitu kartu pencatat data yang digunakan untuk mencatat data yang berupa kutipankutipan yang penting dari novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini adalah penulis sebagai peneliti, kertas pencatat data, dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan untuk mencatat data hasil dari pembacaan novel. Kertas data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja sesuai data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2014: 248). Penulis menganalisis data novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara menggunakan content analysis atau analisis isi. Ismawati (2011: 81) menyatakan bahwa analisis isi merupakan teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara

50 37 objektif, sistematis dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak. Dalam teknik ini, penulis akan menganalisis keseluruhan novel khususnya nilai moral. Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. menganalisis aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar; 2. data yang sesuai dengan yang dibahas selanjutnya diambil dan dijadikan bahan pembahasan dalam skripsi kemudian simpulan diambil berdasarkan komponen-komponen hasil analisis tersebut. G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Hasil dari analisis disajikan menggunakan teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal adalah penyajian hasil analisis data dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Dengan demikian, penulis menyajikan hasil analisis unsur intrinsik, nilai moral dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas X1 SMA dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dengan kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang.

51 38 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA Bab ini berisi dua hal paparan pokok, yaitu: (1) penyajian data dan (2) pembahasan data merupakan hasil penelitian yang terdiri dari unsur intrinsik, nilai moral, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. A. Penyajian Data Dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara yang akan penulis teliti, (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat (2) nilai moral yang meliputi persoalan hidup dan kehidupan manusia yang dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia lain, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan alam sekitar dan, (3) rencana pelaksanaan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Sebelum penulis membahas data penelitian yang terdapat dalam novel Surat Dahlan selanjutnya disingkat SD karya Khrisna Pabichara. Melalui kajian nilai moral sastra, terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-data dalam penyajian ini merupakan gambaran mengenai masalahmasalah yang akan penulis bahas dalam pembahasan data. 1. Unsur Intrinsik Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara Unsur intrinsik yang penulis analisis dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. antara lain meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut dan sudut pandang. Pada tabel di bawah ini, disajikan data unsur intrinsik novel Surat Dahlan. 38

52 39 Tabel 4.1 Unsur Intrinsik Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara No Unsur Intrinsik Data 1 Tema Data dalam Halaman a. Tema Mayor Semangat untuk memperjuangkan kehidupan b. Tema Minor a. Masalah percintaan 85, 87, b. Masalah perkuliahan 63, 26, 24 c. Masalah rindu 16-17, d. Masalah unjuk rasa 130, Tokoh dan Penokohan a. Tokoh utama dan penokohan b. Tokoh tambahan dan penokohan a. Dahlan: sabar, jujur, kasih sayang, bekerja keras, tanggung jawab dan bersyukur b. Mbak atun: keibuan dan tegas 67, , 302, 75, 193, 232, 205 c. Bapak: rajin dan tidak pernah putus 350, 93 asa d. Syaiful: peduli sesama Alur di lihat dari urutan peristiwa e. Nafsiah: tomboy dan pemberani 49, 118 f. Maryati: semberono dan suka 52, 65, 81 berbagi g. Nenek Saripa: baik hati dan suka 137, 173 menolong h. Aisa: setia 30 a. Tahap penyituasian 17 b. Tahap pemunculan konflik 24 c. Tahap peningkatan konflik d. Tahap klimaks 71 e. Tahap penyelesian Latar a. Latar tempat a. Samarinda 16 b. Di rumah 67 c. Jakarta 89 d. Kebon Dalem 355 b. Latar waktu a. pagi 355

53 40 No Unsur Intrinsik Data Data dalam Halaman b. sore 51 c. malam d. siang c. Latar sosial Latar sosial kehidupan masyarakat 151, 195 Samarinda yang masih kental akan budaya 5. Sudut Pandang Orang ketiga si pencerita 4, 350, 147 menceritakan kehidupan tokoh 6. Amanat a. Jangan berhenti bermimpi, karena mimpi yang akan membawa kita pada kenyataan. 93 b. Kita harus menjalani problema 173 kehidupan dengan ikhlas, sebab disitulah mental kta diuji. 2. Nilai Moral dalam Novel Surat Dahlan Karya Krisna Pabichara Nilai moral yang penulis analisis dalam novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara adalah (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan manusia, (3) hubungan manusia dengan diri sendiri, (4) hubungan manusia dengan alam sekitar. Pada tabel di bawah ini, disajikan data nilai moral novel Surat Dahlan. Tabel 4.2 Nilai Moral Novel Surat Dahlan Karya Krisna Pabichara No Nilai Moral Data 1. Hubungan manusia dengan Tuhan 2. Hubungan manusia dengan manusia lain 3. Hubungan manusia dengan Data dalam Halaman a. Bersyukur 205, 154, 298 b. Memuji Tuhan c. Beribadah 20, 20-21, 231 a. Menasihati 23, 173 b. Tolong menolong c. kasih sayang 67, 75 a. Mandiri 220 b. Bekerja keras 245,

54 41 No Nilai Moral Data Data dalam Halaman diri sendiri c. kasih sayang 289, 323 d. disiplin 238, 326 e. jujur 302, Nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar a. memuji keindahan 16, 246 alam b. menjaga kesuburan tanah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara di Kelas X1 SMA Data sebagai acuan pembahasan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran novel Surat Dahlan di SMA kelas X1 semester 11 meliputi: standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Pada tabel di bawah ini, disajikan data perencanaan pembelajaran novel Surat Dahlan di SMA Kelas X1. Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Surat Dahlan di Kelas XI SMA No Komponen Deskripsi 1. Standar Kompetensi Membaca: memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan. 2. Kompetensi Dasar Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan.. 3. Indikator a. Mampu menceritakan kembali sinopsis novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. b. Mampu mengidentifikasi unsur intrinsik novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. c. Mampu mengidentifikasi nilai moral novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. 4. Alokasi 4x45 menit Waktu 5. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menceritakan kembali sinopsis novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara.

55 42 No Komponen Deskripsi b. Siswa dapat menjelaskan kembali unsur intrinsik novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. c. Siswa dapat menjelaskan kembali nilai moral novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. 6. Materi Pembelajaran 7. Metode Pembelajaran 8. Sumber Belajar 9. Kegiatan Pembelajaran a. Pertemuan Pertama a. Novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. b. Unsur intrinsik novel. c. Nilai moral novel. Group Investigation a. Novel Surat Dahlan karya Krisna Pabichara. b. Buku paket bahasa dan Sastra Indonesia. c. Buku-buku tentang sastra. Pendahuluan (a) guru mengucapkan salam dan berdoa; (b) guru mempresensi dan mengkondisikan kelas agar siswa siap dalam mengikuti kegiatan belajar; (c) guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran; (d) guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa tentang pelajaran yang akan dilaksanakan Kegiatan Inti a) Eksplorasi (1) guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 5-6 orang dan menjelaskan tentang materi pelajaran. Guru juga menjelaskan tentang tugas dan cara mengerjakannya; (2) siswa diberi kesempatan untuk mencari materi sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran yang berupa teori unsur intrinsik dan aspek nilai moral novel; (3) siswa mendiskusikan hasil pencarian materinya dengan kelompok. b) Elaborasi (1) guru memberikan materi mengenai unsur intrinsik novel dan nilai moral yang terdapat dalam novel; (2) guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi unsur intrinsik dan nilai moral dalam novel; (3) guru menyediakan subjek penelitian (novel Surat Dahlan) dan guru menyuruh siswa untuk

56 43 No Komponen Deskripsi membaca novel. Waktu yang dibutuhkan untuk membaca novel cukup lama, sehingga siswa bisa melanjutkan membaca di luar jam sekolah. c) Konfirmasi (1) guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Tugasnya, yakni membaca kemudian menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral dalam novel Surat Dahlan guru membatasi waktu penyelesaian mengerjakan tugasnya.penutup (a) guru bersama siswa menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah dipelajari; (b) guru mengucapkan salam penutup. b. Pertemuan Kedua Pendahuluan a) guru mengucapkan salam dan memimpin doa; b) guru mengkondisikan kelas agar siswa siap dalam mengikuti kegiatan belajar, supaya tercipta kegiatan belajar mengajar yang tertib; c) guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya; d) guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti a) Eksplorasi (1) guru menanyakan tugas pertemuan sebelumnya; (2) guru sedikit mengulas kembali materi yang sudah dibahas dengan tetap memantau keaktifan siswa; (3) siswa kembali ke kelompok yang sudah dibentuk. b) Elaborasi (1) siswa mempresentasikan hasil dari mengkaji unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara (2) setiap kelompok dan anggotanya harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan kuis berupa pertanyaan kepada setiap anggota kelompok; (3) kelompok lain menyimak dengan baik dan menanggapinya; (4) Kelompok lain memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan hasil analisis kelompok

57 44 No Komponen Deskripsi yang sedang mempresentasikan. c) Konfirmasi (a) guru memberikan tanggapan terhadap analisis siswa dalam kelompok; (b) guru memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa dalam menerima materi dalam bentuk pujian dan nilai. Penutup a) guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang sudah dipelajari; b) guru mengadakan evaluasi terhadap hasil analisis siswa dalam kelompok; guru mengakhiri proses pembelajaran dengan salam penutup. 10. Evaluasi a. Menganalisis hasil pembelajaran tentang unsur intrinsik dan nilai moral dalam novel. B. Pembahasan Data Data yang disajikan dalam pembahasan data meliputi unsur intrinsik novel Surat Dahlan, nilai moral novel tersebut, dan rencana pelaksanaan pembelajaran novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara di kelas XI SMA. Berikut ini disajikan isi dari pembahasan data dalam penelitian. 1. Unsur Intrinsik Novel Surat Dahlan Unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang dan amanat. Kelima unsur intrinsik tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

58 45 a. Tema dan Masalah Tema adalah pokok utama permasalahan yang dijadikan tujuan utama dalam sebuah cerita oleh seorang pengarang dalam karyanya. Tema yang terdapat pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah makna pokok yang menjadi dasar atau gagasan dasar suatu karya sastra. Tema mayor ditentukan dengan cara menentukan persoalan yang paling dominan dalam cerita. Tema minor adalah makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita atau dapat diidentifikasikan sebagai makna tambahan. Di bawah ini disajikan pembahasan data mengenai tema yang terdapat pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. 1) Tema Mayor Tema mayor yang terdapat pada novel Surat Dahlan adalah semangat untuk memperjuangkan kehidupan. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Bagaimanapun,aku harus bertahan di sini. Aku yang memilih jalan sendiri. Dan, aku sadar memilih bukan perkara mudah. Selalu ada ketakutan. Semacam perasaan cemas yang mengintai setiap waktu. Cemas yang selalu diawali oleh kalimat jangan-jangan aku salah pilih. Aku, percaya aku harus memanfaatkan peluang.aku termasuk orang yang tidak percaya bahwa kesempatan itu hanya datang sekali. Tidak, kesempatan selalu datang. Berkali-kali. Sebab itulah tak layak kurawat rasa cemas ini. Kecemasan yang melemahkan. Bertambah-tambah dengan rindu memilin-milin ulu hati. Lagi, dan lagi. Berkali-kali kucoba menepis rindu itu. Sebisabisa membenamkannya. Musababnya sederhana. Aku tak ingin rindu menyeretku pulang ke kampung halaman (SD, 2013: 17-18).

59 46 Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa awalnya Dahlan merasa ragu untuk tinggal di perantaun, tetapi Dahlan berusaha memanfaatkan peluang untuk melanjutkan kuliah di Samarinda dengan beasiswa yang didapatnya. Di tengah perantauannya Dahlan dilanda rasa rindu keluarga dan teman-temannya yang ada di Kampung halamannya. Namun, Dahlan sudah berjanji tidak akan pulang sebelum sukses diperantauan. Ia ingin membahagiakan ayahnya. 2) Tema Minor Tema minor adalah tema tambahan dari tema mayor. Tema minor ini sering disebut sebagai bagian-bagian tertentu cerita yang dapat diidentifikasi sebagai makna bagian atau makna tambahan. Pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara ada beberapa tema minor atau bagian-bagian tertentu yang mengacu dalam tema mayor, antara lain adalah sebagai berikut. a) Masalah percintaan Percintaan bagi setap orang memiliki kisah tersendiri. Masalah percintaan dalam novel Surat Dahlan dimulai saat Maryati dan Aisha telah menyatakan rasa cintanya kepada Dahlan secara terang-terangan namun dahlan tidak mau salah satu di antara mereka menderita karena pilihannya. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Aisha dan Maryati. Keduanya telah menyatakan rasa cinta itu kepadaku. Terang-terangan. Aku heran.

60 47 Dengan alasan apa kedua gadis itu menaruh harapan sedemikian tinggi kepadaku? Tampangku biasa-biasa saja. Otakku juga tidak encer-encer amat. Dari sudut harta, apa lagi. Namun, jangan mengira aku terlalu gembira karena cinta mereka. Sederhana saja, aku tidak mau salah satu diantara mereka, atau malah keduanya, menderita karena pilihanku (SD, 2013:85). Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa kisah cinta Dahlan sangat rumit. Pada awalnya Dahlan sudah terlebih dahulu memendam perasaannya kepada Aisha, tetapi Dahlan tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya kepada Aisha teman sewaktu masih di Kebon Dalem (tanah kelahirannya). Namun sejak Dahlan merantau ke Samarinda mereka tidak bisa bertemu lagi dengan Aisha, tetapi Aisha selalu mengirim surat untuk Dahlan sekadar menanyakan kabarnya. Semenjak kedatangan Maryati ke Samarinda Dahlan merasa terganggu, Maryati yang selama ini dianggap sebagai teman diam-diam menyukainya, tetapi Dahlan ingin mengungkapkan perasaannya kepada Maryati. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Ya, Maryati sudah sinting. Dia menegaskan akan terus membututiku hingga aku memberikan kepastian. Dia berjanji tak akan lelah menanti. Di luar itu, aku tak mau berlama-lama mengombang-ambingkan perasaannya. Ini harus diakhiri. Segera. Perkara ini tidak boleh dibiarkan berlarut.-larut Aku ingin perkara cinta bertepuk sebelah tangan ini selesai, sekarang (SD, 2013: 87). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan merasa kesal dengan sikap Maryati yang terus mengejar-ngejar

61 48 cintanya. Sepulangnya bekerja Dahlan sudah ditunggu Mbak Atun, Mas Sam dan Maryati untuk menanyakan tentang perasaan Dahlan yang sesungguhnya kepada Maryati sebelum Maryati menerima lamaran dari Paijo. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Aku butuh kepastian, Lan. Kalau kamu mau menikah denganku, aku Aku sudah pernah bilang kepadamu, Maryati. Kapan? cecar Mas Sam. Sudah lama, Mas, jawabku dengan tenang, masak Maryati belum tahu Dahlan, seru Maryati, mungkin karena tak tahan menunggu, aku Cuma butuh dua kata. Tidak, jawabku. Suaraku amat pelan, tapi tak urung membuat tiga orang di hadapanku terkejut. Aku belum mau menikah Maryati! Tidak, Maryati, aku tidak akan menikah denganmu. Aku sudah menyatakan hal itu dan kuharap kamu bisa mengerti. Sungguh, aku ndak bermaksud menyakiti hatimu! Mbak Atun menatap Maryati. Sudah jelas semuanya. Setelah hening berlalu beberapa saat, Mas Sam berkata, Karena kamu ndak mau menikahi Maryati, Maryati memutskan akan menerima lamaran Paijo. Paijo? seruku Maryati mengangguk (SD, 2013: ). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan sudah menyatakan perasaan yang sesungguhnya kepada Maryati bahwa Dahlan tidak mencintai Maryati, oleh karena itu Dahlan sangat senang mendengar kabar bahwa Maryati akan menerima lamaran Paijo.

62 49 b) Masalah Perkuliahan Masalah perkuliahan bermula pada saat Dahlan sedang mengikuti perkuliahan Pak Rahim, dosen yang separuh waktu mengajarnya selalu dihabiskan untuk marah-marah. Dengan buku sejajar di depan mata, menutupi wajah, dan mata. Tibatiba dikejutkan dengan gelegar teriakan Pak Rahim. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Dahlan! Aku terentak. Tergeragap. Iya, Pak Siapa yang membolehkan kamu ikut kuliah dengan baju kaus seperti ini? Emm Bapak tak butuh emm. Sebagai mahasiswa, mestinya kau tau tahu tata karma. Bukan begitu, Pak, jawabku dengan pelan, saya tidak punya kemeja. Biaya kuliahmu sudah ditanggung Negara, kata Pak Rahim, apa susahnya kamu berkorban sedikit dengan membeli kemeja? Maaf, kataku, emm. Besok-besok, jangan masuk kelas Bapak kalau tak bisa taat aturan, tandas Pak Rahim dengan bola mata yang laksana akan meloncat keluar dari pelupuknya (SD, 2013: 63). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Pak Rahim tidak memperbolehkan mahasiswanya memakai baju kaus ke dalam ruang kuliah. Sebelumnya tidak ada dosen yang mempermasalahkan kaus tiap ke kampus, namun tidak begitu dengan Pak Rahim. Bagi Dahlan yang miskin kaos merupakan barang kesayangannya karena dia tidak mempunyai kemeja. Seiring berjalannya waktu Dahlan merasa bosan dengan situasi

63 50 di Kampus yang hanya mengajarkan teori tanpa melihat realita, dan tidak adanya kebebasan berpendapat membuat semangat kuliahnya semakin mengendur. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Meski sudah masuk tahun ketiga. Belum terlihat tandatanda, sedikit pun, kuliahku bakal rampung. Teori-teori kehidupan yang dijejalkan ke dalam benakku sering amat berjauhan dengan kenyataaan hidup. Maka yang terjadi justru gairah belajarku menurun drastis. Aku sadar mereka yang membiarkan semangatku terus menurun adalah orang-orang yang merugi. Kebun harapan di kepalaku mulai kering. Tandus. Hujan semangat seakan enggan menyapa., sekali pun (SD, 2013: 26). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan tidak mempunyai semangat untuk melanjutkan kuliah karena Dahlan merasa tidak pernah mendapatkan kebebasan untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya. Dahlan memilih aktif dalam PPI (Pelajar Islam Indonesia. Hal tersebut terbukti dalam kutipan di bawah ini. Begitulah aku. Kuliah dengan modal dengkul, aktif di PII pun sama. Namun, Aku tetap ingin berusaha menikmati keduanya, meskipun mulai agak jarang ke kampus, sama seperti dulu aku ingin menikmati hidup yang mengalir apa adanya. Mensyukuri hidup dengan berbahagia atas apa yang dimiliki (SD, 2013:24). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan sering tidak berangkat ke kampus dia lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang sekretariat PII. Awalnya tujuan Dahlan merantau yaitu untuk menjalani kuliah hingga

64 51 Sarjana di PTAI Samarinda agar bisa membahagiakan Bapaknya, Tapi kenyataan tidak sesuai harapan kuliah hanya bisa memberikan teori dan teori tidak bisa mengutarakan pendapat secara bebas. Lama-kelamaan Dahlan merasa bosan untuk berangkat kuliah. c) Masalah Rindu Masalah rindu yang terdapat dalam novel Surat Dahlan yaitu saat Dahlan merindukan keluarga di tengah perantauannya di Samarinda, Kalimantan. Dahlan melanjutkan kuliahnya di kota tersebut, ia ingin membahagiakan Ayahnya juga menyanggupi keinginan Aisha agar mereka kelak bertemu setelah berhasil meraih gelar sarjana. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Alangkah memalukannya aku bila tak bisa melawan penyakit rindu, walaupun penyakit ini lebih menyesakkan daripada asma atau gigilnya lebih parah daripada demam bermalam-malam. Bukan, bukan karena janjiku kepada Aisha. Namun, aku Cuma ingin membuat Iskan, bapakku tersenyum. Itu saja. Aku tak ingin orang-orang sekampung mencibiri bapakku tersebab anak lelakinya kalah sebelum berlaga. Bagi setiap perantau sepertiku, rindu adalah hantu yang paling menakutkan (SD,2013: 16-17). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan sangat merindukan keluarga dan teman-temannya di Kebon Dalem. Selama itu pula Aisha, wanita yang sejak lama mengisi hati Dahlan selalu mengirim surat kepadanya setiap tengah bulan, sekadar memberitahu kabar dirinya, teman-temannya

65 52 dan segala yang terjadi di Kebon Dalem. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Dahlan yang jauh Tak ada yang tahu bagaimana rindu ini mendatangiku setiap waktu. Sebab kamu, kenangan yang tak meminta saputangan, setiap air mata mengingatmu. Sedang aku, ingatan yang sepenuhnya kamu. Kadang aku berharap, kamu sama rajinnya denganku, paling tidak kamu rela berpayah-payah ke kantor pos terdekat demi balasan surat yang setiap hari selalu kutunggu. Tapi, tak apalah. Cukup bagiku berkabar kepadamu. Dibalas atau tidak, itu bukan soal. Seperti yang pernah kusebutkan beberapa waktu lalu, Arif sudah meminang Komariyah seperti janjinya dulu, katanya kepada kamu, dan teman-teman lain di bawah pohon trembesi. Katanya lagi kamu berjanji akan menghadiri pernikahan mereka. Tapi, jangan khawatir, aku kesana waktu mereka bersanding di pelaminan. Aku katakana kepada mereka, aku adalah kamu yang datang dengan doa-doa kebahagiaan dan keberkatan (SD, 2013: 30-31). Dari kutipan di atas, terlihat bahwa di tengah keraguannya untuk melanjutkan kuliah, Dahlan juga dilanda rindu keluarga, Aisha dan teman-temannya di Kebon Dalem tanah kelahirannya. Surat-surat yang dikirimkan Aisha seolah menegaskan rindu yang dipendam oleh Dahlan. d) Masalah unjuk rasa Masalah unjuk rasa terjadi ketika Dahlan dan sejumlah teman-temannya yang tergabung dalam Pelajar Islam Indonesia (PII) menggelar demonstrasi di Tugu Nasional. Malangnya unjuk rasa tersebut tidak didengar Pemerintah mereka malah dijadikan

66 53 buronan dan dikejar-kejar tentara. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Kami memutuskan untuk kembali lari. Dan, akibat tergesa-gesa, tanpa sengaja Syaiful menginjak seng yang ditumpuk di depan sebuh rumah. Kemudian, terdengar teriakan para tentara seperti anak-anak kecil yang kegirangan menerima hadiah dan segera berderap kearah kami. Tanpa dikomando, kami kabur. Berlari serabutan tak peduli batu atau lubang di jalan. Berusaha menjauh. Sejauh-jauhnya. Aku berada paling depan, disusun oleh Syaiful dan Syarifuddin. Dadaku mulai sesak. Betisku panas. Paha dan tubuhku memberat. Aku nyaris menyerah ketika bentakan dan pukulan terdengar agak jauh dibelakangku. Aku menoleh sambil berlari. Akibatnya, aku tergelincir. Tubuhku deras kearah jurang. Lenganku menabrak akar pohon (SD, 2013:130). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa sejak zaman Soeharto, hak bebas berpendapat seolah musnah. Dahlan dan anggota PII pun melakukan unjuk rasa yang dipimpin oleh Dahlan. Aksi unjuk rasa itu tidak didengar oleh pemerintah, bahkan Dahlan dan Anggota PII lainnya dikejar-kejar tentara dan menjadi buronan. dua orang teman Dahlan, Syaiful dan Syarifudin tertangkap oleh tentara, tetapi tidak dengan Dahlan, ia diselamatkan oleh Nenek Saripa saat terjatuh di jurang. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Sungguh, tak dapat kubayangkan bagaimana perempuan renta ini menyelamatkan nyawaku. Bayangkan saja, meskipun badanku kerempeng, tapi pasti amat berat bagi wanita tua seperti dia untuk mengangkat atau sekadar menyeret tubuhku (SD, 2013:135).

67 54 Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa selama masa persembunyiannya, Dahlan dibantu oleh nenek Saripa, seorang janda yang ditinggal suami dan anaknya yang juga tentara. Selama tinggal di rumah nenek Saripa, Dahlan dirawat dengan penuh kasih sayang kepada nenek Saripa seperti layaknya Ibu dan anak. Persembunyian Dahlan disana ternyata diketahui oleh teman perempuannya di PII, Nafsiah gadis tomboy anak tentara dari Loa Kulu. Walaupun tahu bahayanya mengunjungi Dahlan, Nafsiah tetap nekat mengantarkan makanan setiap hari ke sana. b. Tokoh dan Penokohan 1) Tokoh (a) Tokoh utama Tokoh utama adalah tokoh yang berhubungan dengan setiap peristiwa dan diutamakan penceritaannya di dalam novel yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, di dalam novel Surat Dahlan ini tokohnya adalah Dahlan. Tokoh ini lebih sering dimunculkan oleh pengarang dalam tiap bab dan tokoh ini merupakan penggerak konflik cerita. (b) Tokoh tambahan Tokoh tambahan dalam novel ini lebih banyak dibandingkan dengan tokoh utama. Beberapa di antaranya

68 55 adalah Mbak. Atun, Bapak (Iskan), Syaiful, Syarifudin, Nafsiah, Maryati, Aisha, Nenek Saripa, Pak. Rahim, mas. Sam. (c) Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi oleh pembaca (Nurgiyantoro: 2012: 178). Dalam penentuan tokoh protagonis di dalam novel Surat Dahlan ini lebih tepat menyebut Dahlan. Dengan berbagai alasan diantaranya: pertama, tokoh ini banyak hadir dan dibicarakan di dalam novel ini. Kehadiran dan pembicaraan mengenai Dahlan berpengaruh besar terhadap perkembangan cerita. Kedua, tokoh Dahlan banyak berinteraksi dengan tokoh-tokoh yang ada, terutama tokoh-tokoh yang mempengaruhi plot cerita. Ketiga, novel ini banyak diungkapkan perasaan dan pemikiran Dahlan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Keempat, tokoh ini hadir dari awal cerita sampai akhir cerita dan kehadirannya tersebut mempengaruhi jalan cerita. Tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik (Nurgiyantoro, 2012: 178). Tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara adalah Pak Rahim.

69 56 2) Penokohan (a) Dahlan Dahlan adalah tokoh utama sekaligus tokoh protagonis dalam novel Surat Dahlan. Tokoh ini adalah tokoh yang sering kali muncul dan mendominasi cerita. Dahlan dilukiskan sebagai seorang anak yang memiliki sifat sabar, jujur, cinta dan kasih sayang. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Hanya orang lemah yang mundur dari medan laga sebelum genderang perang ditabuh. Di dalam hati, aku mengamini pendapat Erwin: inilah masa depanmu. Ya, inilah masa depanku. Inilah waktu bagiku untuk memetik buah kesabaran. Aku telah menang atas kegetiran dengan bertahan menghadapinya. Dan, aku selalu yakin satu hal, tak ada gelap yang tak disertai terang sama seperti malam yang selalu ditemani siang. Aku takkan berhenti sebagai yang kalah atau yang menyerah (SD, 2013:344). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan adalah orang yang sabar. Kesabaran yang dimiliki Dahlan dalam menghadapi setiap permasalahan hidup mampu membawa dirinya kepada kesuksesan. Dahlan memiliki kesabaran yang luar biasa yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain. Dahlan selalu berusaha untuk mendapat kesuksesan yang lebih dari apa yang telah didapatnya. Kesabaran itulah salah satu kunci suksesnya. Dahlan juga memiliki sifat jujur. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Belakangan ini sampean jarang kirim berita, tutur yusril tanpa basa-basi, tutur Yusril tanpa basa-basi, pada saat yang sama, banyak kabar miring tentang

70 57 berita yang sampean tulis dimuat di media lain di Jakarta. Betul, Mas, jawabku dengan jujur, saya kesal tidak banyak ruang yang tersedia buat kami di daerah. Atau, kalaupun dimuat, paling digabung dengan berita-berita dari daerah lain. Saya bangga karena kamu jujur. Untuk apa menutup-nutupi kenyataan, Mas? (SD,2013; 302). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan adalah orang yang jujur. Berkat kejujurannya Dahlan tetap dipercaya sebagai Wartawan tempo di Jakarta, karena semangat berkerjanya yang luar biasa Yusril menyuruh Dahlan untuk berhenti sebagai pembantu tetap di Kalimantan Timur dan disuruh untuk menggantikan posisi Ansyari Thayib yang baru saja mengundurkan diri sebagai kepala biro. Untuk itu Dahlan diminta untuk menggantikan posisi Beliau sebagai kepala biro tempo di Surabaya. Selain sifat sabar dan jujur Dahlan adalah tokoh yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Dahlan memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada siapa pun. Dahlan selalu menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada Mbak Atun dengan cara memberi penghormatan. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Aku melakukan apa yang aku yakini benar, Mbakyu, jawabku dengan suara rendah. Aku mencintai kakakku. Sangat mencintainya. Maka, tentu saja aku tak ingin melukainya (SD, 2013: 75). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa rasa cinta dan kasih sayang Dahlan kepada kakaknya dengan tidak

71 58 mengecewakan dan menyakiti perasaan kakak yang sangat dicintainya sedikitpun atas perilaku yang telah dibuatnya. Selain sifat Dahlan yang penuh dengan kasih sayang Dahlan adalah adalah seorang laki-laki yang selalu bekerja keras demi mendapatkan keinginannya. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Sudah pulang? Aku diterima, Mbakyu. Alhamdulillah. Mata Mbak Atun berkaca-kaca. Kapan mulai kerja? Aku tersenyum, cerah. Hari ini juga, Mbakyu. Subhanallah. Nah, sekarang aku pamitan. Mau ke mana? Bekerja. Cari berita? Iya, Mbakyu. Masak cari ikan. (SD, 2013: 193). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa kali pertama diterima bekerja sebagai Wartawan di Mimbar Masyarakat, ia langsung bekerja dengan semangat. Sikap kerja keras Dahlan dalam menjalankan pekerjaan terlihat dari kesungguhannya yang langsung mencari berita di hari pertama bekerja. Dahlan juga memiliki sikap tanggung jawab. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Mas, aku ora isa turu kene bengi iki. Kenapa? Ada berita yang harus segera kutulis, Mas. Harus tidur di kantor. Ya, wis. Pandai-pandai jaga diri, Lan (SD, 2013: 232).

72 59 Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan memiliki sikap tanggung jawab yang besar terhadap apa yang menjadi pekerjaannya. Dahlan punya tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga ia memilih tidur di kantor Mimbar Masyarakat. Hal ini dikarenakan Dahlan meyakini bahwa pekerjaan yang lakoninya saat ini adalah penentu masa depannya. Selain itu Dahlan adalah orang yang selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Terimakasih, Tuhan. Bagaimanapun, Tuhan telah melimpahi aku dengan anugerah tak terperi. Seorang bapak, Iskan namanya, yang begitu gigih dan penuh kasih sayang (SD, 2013: 205). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa rasa syukur Dahlan kepada Tuhan, Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia yang tiada tandingannya, yakni memberikan keba- hagiaan kepada Dahlan dengan menghadirkan keluarga, anak, istri, dan Bapak Iskan yang sangat mencintai dan menyayangi Dahlan. (b) Mbak Atun Tokoh Mbak Atun adalah kakak Dahlan yang digambarkan sebagai sosok yang memiliki watak keibuan dan tegas. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini.

73 60 Ketika tiba di rumah, matahari mulai rebah. Mbak Atun menyambutku dengan senyum teduhnya. Senyum yang selalu kurindukan, senyum Ibu. Matanya berbinarbinar seperti mata kanak-kanak yang menemukan kesenangan permainan baru. Aku menapak tangga dan segera mencium tangannya. Mbak atun dan Ibu memang pinang dibelah dua, nyaris tak ada bedanya sedikit pun (SD, 2013:67). Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Dahlan selalu teringat Ibunya ketika melihat Mbak Atun, Dahlan tinggal bersama Mbak Atun di Samarida setiap ada masalah Dahlan selalu mengeluarkan keluh kesahnya kepada Mbak Atun. Selain itu Mbak atun selalu tegas mendidik Dahlan ketika ia mulai jenuh diperantaun. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Ndak bisa begitu. Lagi pula, kurang apa kampusmu sekarang? Ingat, Lan kalau berniat maju, kamu harus berusaha sendiri. Mbak rindu adik Mbak yang selalu bersemangat (SD, 2013: 23). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Mbak Atun sangat tegas kepada Dahlan terbukti saat Dahlan mulai tidak bersemangat untuk kuliah, Mbak Atun menyuruh Dahlan agar tetap semangat agar kedepannya lebih baik. (c) Mas Sam Mas Sam adalah suami Mbak Atun. Mas Sam memiliki sifat bijaksana dan suka guyon. Hal itu dibuktikan dengan kutipan berikut. Jangan mudah menyerah, tandas Mas Sam begitu aku tiba di rumah.

74 61 Siapa bilang aku menyerah, Mas? Mas Sam tergelak melihat tingkahku. Aku bukan ahli nujum, Lan, katanya, matamu itu ndak bisa nyimpen rahasia. Aku akan baik-baik saja, Mas. Itu baru lelaki! Memang perempuan boleh menyerah, Mas? Memang perempuan boleh menyerah. Mengapa Mas Sam terpingkal-pingkal sedemikian geli? Jangan diambil hati, seru Mbak Atun dari dalam kamar, Mas Sam memang suka guyon (SD, 2013: ). Pada kutipan di atas, terlihat bahwa Mas Sam adalah tipe orang yang suka guyon, sering kali ia menebak isi benak Dahlan dengan amat jitu. Sampai-sampai Dahlan tidak mampu mengelak atau sedikit berkilah. Namun, Dahlan tidak mau mengungkapkan isi hatinya kepada siapapun. (d) Bapak Ayah dari Dahlan bernama Iskan. Dahlan yang mempunyai nama asli Muhammad Dahlan ini mengganti namanya menjadi Dahlan Iskan untuk menghormati Ayahnya. Sebagai Bapak, tokoh ini sangat penyabar, rajin dan penyayang. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Lelaki itu telah mengadu untung, nyaris sepanjang usianya, dihampir separuh Magetan atau Madiun. Kadang tidak pulang berhari-hari. Begitu pulang, dia akan datang dengan senyum hangat dan mata bercahaya. Memang dia tak pernah membawakan untuk kami, aku dan Zain, pasta gigi atau sabun mandi yang wangi, tapi lelaki itu selalu membawa aroma ikan asin atau sengit terasi yang jauh lebih mengenyangkan daripada pasta gigi dan sabun mandi. Dia adalah perajin yang tak mengenal putarari waktu. Alangkah ringkih

75 62 tubuh itu sekarang. Namun, jiwa rajinnya tak pernah berubah (SD, 2013: 350). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa sewaktu muda Bapak (Iskan) adalah sosok yang rajin. Ia bekerja tak pernah mengenal lelah, demi membahagiakan Dahlan dan Zain sewaktu kecil, bahkan ia jarang pulang ke rumah, sewaktu pulang Bapak akan membawakan oleh-oleh ikan asin untuk Dahlan dan Zain. Sampai lanjut usia jiwa rajinnya tidak pernah berubah. Bapak juga tidak pernah putus asa Di akhir surat ini, izinkan pula Bapak mengutip petilan kitab lubabul Adab. Di dalam kitab itu, Usamah ibn Munqidz dengan apik bertutur ihwal pesan Nabi Isa a,s. kepada para pengikutnya. Wahai para pengikutku, kalian tidak akan berhasil meraih cita-cita, kecuali kalian bersabar atas apa yang kalian tidak inginkan, kalian takkan sanggup meraih keinginan, kecuali kalian meninggalkan apa yang kalian gandrungi. Tuhan tidak pernah tidur. Meski begitu, ingatlah, tidak semua yang kita inginkan akan tercapai, lagi pula, mestinya kau menyadari, makin tinggi sebatang pohon, makin kencang angin menerpa. Begitulah hokum alam. Jadi, tabahlah. Pada saat seperti itu terjadi sabar dan ikhlas adalah obat paling mustajab. Salam dari Kebon Dalem (SD, 2013:93). Dari kutipan di atas, terlihat bahwa kata-kata dalam surat Bapaknyalah yang makin menguatkan hatinya untuk tetap bertahan diperantauan untuk menggapai sebuah cita-cita yaitu perubahan (e) Aisha Aisha adalah orang yang dicintai Dahlan ketika masih muda. Aisha memiliki sifat setia dan tidak pernah mengeluh.

76 63 Dalam cerita tidak dituliskan bahwa mereka berpacaran namun, dari alurnya jelas bahwa Aisha memendam rasa yang sama dengan Dahlan. Dari surat-surat yang ditulisnya juga Aisha selalu menyatakan tentang perasaannya bahwa ia sangat merindukan Dahlan yang berada di perantauan. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan di bawah ini. Dahlan yang jauh Tak ada yang tahu bagaimana rindu ini mendatangiku setiap waktu. Sebab kamu, kenangan yang tak meminta saputangan, setiap air mata mengingatmu. Sedang aku, ingatan yang sepenuhnya kamu. Kadang aku berharap, sama rajinnya denganku. Paling tidak kamu rela berpayah-payah ke kantor pos terdekat demi balasan surat yang setiap hari selalu ku tunggu. Tapi, tak apalah. Cukup bagiku berkabar kepadamu. Dibalas atau tidak bukan soal (SD, 2013: 30). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Aisha memiliki sifat yang setia. Aisha selalu setia menunggu balasan surat dari Dahlan. Meskipun jarang dibalas namun, Aisha tidak pernah mengeluh, dia sekadar memberitahu kabarnya, kabar teman-temannya dan segala yang terjadi di Kebon Dalem. (f) Maryati Maryati adalah teman Dahlan di masa kecil. Di masa remajanya ternyata ia juga menyukai Dahlan. Sampai-sampai ia menyusul Dahlan yang ada di perantauan dan menginap di rumah kakak Dahlan. Maryati adalah tokoh yang memiliki sifat semberono dan suka berbagi. Hal itu dibuktikan dengan kutipan berikut.

77 64 Setahuku, dulu, semasa masih di Aliyah Takeran, dia tergolong gadis yang rapi. Dulu, aku dan teman-teman sepermainan sering menginap di rumahnya untuk belajar bersama, sesekali melewati kamarnya dan bisa melihat sekilas suasana di kamarnya itu. Maka, aneh bin mustahil bila di rumah orang lain dia menjadi sebegini sembrono (SD, 2013: 52). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Maryati adalah gadis yang sembrono Tabiat Maryati berubah menjadi pemalas. Dulu semasa di Aliyah Maryati adalah gadis yang rajin dan rapi tetapi ketika menginap di rumahnya Mbak Atun dia berubah menjadi gadis yang pemalas atau semberono. Selain memiliki sifat semberono dia juga suka berbagi. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini Sejak dulu, Maryati telah melakukan banyak hal untukku. Dia yang menggalang simpati agar teman-teman sekolah mengumpulkan dana, dulu di tsanawiyah Takeran, untuk membeli kaus seragam tim bola voli. Dia juga yang merancang agar tim bola voli kami tidak terganjal gara-gara aturan konyol, bersepatu, sesaat sebelum babak final. Di luar tragedi sepeda ringsek di selokan, di luar perubahan sikapnya semenjak kedekatan aku dengan Aisha, di luar perdebatan-perdebatan kecil kami tersebab surat dari Aisha yang dia sembunyikan, aku tak ingin terlalu banyak berutang budi kepadanya. Aku tak mau dituding penyuka aji mumpung atau mentang-mentang. Tidak, lebih baik tidak kuliah ketimbang menceburkan diri ke tengah labirin balas budi (SD, 2013: 65). Maaf kalau aku membuatmu marah. Aku ndak bermaksud apa-apa. Aku ndak mau kamu berhenti kuliah Cuma garagara ndak ada kemeja. Selama bisa membantu, pasti kulakukan. Selain itu, aku ingat petuah bapakmu tentang member dan menerima (SD, 2013: 81).

78 65 Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Maryati adalah sosok yang suka berbagi kepada siapapun salah satunya kepada Dahlan. Dia yang menggalang simpati agar temanteman sekolah mengumpulkan dana untuk membeli kaus seragam tim bola voli. Selain itu, maryati juga membelikan kemeja untuk Dahlan, karena Maryati tidak mau Dahlan berhenti kuliah karena tidak ada kemeja. Namun, Dahlan selalu menolak pemberian dari Maryati karena ia tidak mau Maryati mengharapkan balas budi dari Dahlan. (g) Syaiful Syaiful adalah sahabat Dahlan sejak ia duduk di bangku kuliah. Syaiful adalah tokoh yang memiliki sifat peduli sesama. Syaiful juga ikut gabung bersama Dahlan untuk melakukan unjuk rasa.hal itu dibuktikan dengan kutipan berikut. Kita senasib seperuntungan. Jika di antara kita ada yang berbuat salah, cepat dan tuluslah memaafkan. Bila rebah, kita harus saling menegakkan. Bila lupa, kita wajib saling mengingatkan, katanya. Dia menatap kami satu demi satu, lalu menarik napas dalam-dalam. Lalu, Kita mesti saling berbagi, saling peduli. Kalau kita sudah tidak saling peduli, tak mau lagi berbagi, alamat organisasi bakal celaka. Tentara sudah mengintai, maut menunggui kita di setiap sudut, yang lebih sering tak tertebak oleh duga dan tak tertangkap oleh mata, dan sebab itulah kita mesti tetap waspada (SD, 2013: ). berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Syaiful memiliki sifat peduli sesama kepada teman-temannya. Ketika mereka bersembunyi untuk menghindari kejaran tentara.

79 66 Syaiful angkat bicara agar di antara mereka harus saling berbagi dan saling peduli sesama karena tentara sudah mengintai mereka dan sebab itulah mereka harus saling waspada agar tidak ditangkap oleh tentara. (h) Nafsiah Nafsiah adalah perempuan yang akhirnya dipilih oleh Dahlan sebagai pendamping hidupnya. Di masa mudanya Nafsiah mengikuti organisasi pelajar yang mempertemukannya dengan Dahlan. Ia juga mempunyai sifat tomboi dan pemberani. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Nafsiah, putri sulung dari dua belas bersaudara Ayahnya seorang tentara. Mahir silat adalah kelebihan gadis kelahiran Loa Kulu dengan belati militer yang, konon, suka dia selipkan di dalam tasnya dan, barangkali, karena itu dia cenderung tomboi. Aku pernah melihat dia menjadi kipper. Waktu itu, PII Samarinda kurang tenaga. Butuh seorang penjaga gawang, sementara tak ada lagi anggota lelaki (SD, 2013:49). Komandan bertubuh tinggi kekar itu tersenyum, mengangguk-angguk, dan berkata, Saya harap kalian mau bekerja sama, bubar dengan damai, dan kembali ke kampus. Kalau tidak? tanyaku. Kalian kami tangkap! Untuk apa kami bubar? Sergah Nafsiah (SD, 2013:118). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Nafsiah adalah anak dari seorang tentara dia memiliki sifat yang tomboy dan pemberani. Ketika tidak ada anggota laki-laki yang menjadi kipper dia berani mengganti posisi laki-laki menjadi

80 67 penjaga gawang. Selain itu Nafsiah juga terkenal sebagai gadis yang pemberani. Dia berani melawan tentara pada saat melakukan unjuk rasa. (i) Nenek Saripa Nenek Saripa adalah seorang janda yang ditinggal suami dan anaknya yang juga tentara. Nenek Saripa adalah orang yang membantu Dahlan selama masa persembunyiannya. Nenek Saripa mempunyai sifat baik hati dan suka menolong, cerdas dan cekatan. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Setiap purnama aku suka berleha-leha duduk di beranda. Tadi malam, ada yang dikejar-kejar tentara. Aku pikir maling. Tapi, di sini, kata nenek yang mulutnya penuh sirih dengan nada penuh keyakinan, tentara jarang mengeluarkan tembakan. Kemudian aku dengar teriakan dan seseorang yang terguling ke dasar tebing. Aku berhenti saat tentaratentara itu memaki-maki dua orang pemuda. Di depan mataku, kedua anak muda itu dipaksa berjalan dengan sepatu lars dan popor senapan. Sesekali anak-anak muda itu menoleh kepadaku, tapi apalah daya perempuan renta sepertiku. Aku beralih ke dasar tebing dan mendapati tubuhmu tegeletak di akar beringin. Pingsan kemudian kau tebak sendiri... Mataku membesar karena semangat. Nenek mbopong saya ke sini? Nenek yang mulutnya penuh sirih itu menggeleng. Aku tidak kuat. kemudian terkekeh-kekeh. Karena itu aku menyeretmu! (SD, 2013: ). Aku tidak sendirian, Anak muda. Aku punya temanteman yang menunggu-nunggu kedatanganku. Setidaknya, perempuan hamil atau orang yang sedang sakit. (SD, 2013:173) Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Nenek Saripa adalah sosok yang baik hati dan suka menolong,

81 68 terbukti saat menolong Dahlan ketika dikejar-kejar tentara dan terguling ke dasar tebing. Nenek Saripa menyeretnya sampai ke rumah dan mengobatinya sampai sembuh. dengan ramuan herbal. Selain itu Nenek Saripa juga sering menolong perempuan yang akan melahirkan. Nenek Saripa juga sering membuatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan untuk orang yang sedang sakit. C. Alur Alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain. Tasrif membedakan tahapan alur menjadi lima bagian, yaitu tahap penyituasian, pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian (Nurgiyantoro, 2012: 149). 1) Tahap Penyituasian (Situation) Tahap ini dimulai dengan pemunculan tokoh Dahlan yang merantau ke Samarinda untuk menimba ilmu. Namun, ditengah perantauannya Dahlan dilanda rindu keluarga dan kampung halamannya. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Ini bulan pertama tahun ketiga kutinggalkan Kebon Dalem, tanah kelahiran. Bagaimana kini keadaan Bapak? Masih berbinarkah mata teduhnya?, sungguh, betapa rindunya aku pada senyum Bapak yang jarang tergurat, sama langkanya dengan hujan di tengah musim kemarau. Kemudian melintas wajah Zain yang tergugu saat melepas kepergianku (SD, 2013:17).

82 69 Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa sudah tiga tahun Dahlan merantau ke Samarinda. Ia sangat merindukan Bapak (Iskan) serta adiknya Zain. Namun tujuan Dahlan merantau untuk menimba ilmu ia tidak akan pulang sebelum meraih kesuksesan di Samarinda. 2) Tahap Pemunculan Konflik (generating circumstances) Tahap ini merupakan tahap ketika awal munculnya konflik. Konflik ini muncul ketika Dahlan bosan untuk berangkat kuliah, karena setiap harinya melakukan hal yang sama secara berulang-ilang. Dahlan memilioh untuk bergabung dengan sebuah organisasi tempat dan pelajar berhimpun, Pelajar Islam Indonesia (PII). Hal itu dibuktikan dengan kutipan berikut. Begitulah aku. Kuliah dengan modal dengkul, aktif di PII pun sama. namun, aku tetap ingin berusaha menikmati keduanya, meskipun mulai agak jarang ke kampus, sama seperti dulu aku ingin menikmati hidup yang mengalir apa adanya. Mensyukuri hidup dengan berbahagia atas apa yang dimiliki (SD, 2013: 24). Berdarkan kutipan di atas, terlihat bahwa awalnya tujuan Dahlan merantau yaitu untuk menjalani kuliah hingga sarjana di PTAI Samarinda agar bisa membahagiakan Bapaknya. Tapi kenyataan tidak sesuai harapan. Kuliah hanya bisa memberikan teori dan teori. Tidak bisa mengutarakan pendapat secara bebas. Lama-kelamaan Dahlan merasa bosan kuliah. Rasa semangat untuk menuntut ilmu pun pudar dan waktu kuliahnya sering dihabiskan di secretariat PII.

83 70 3) Tahap Peningkatan Konflik (rising action) Konflik yang muncul pada tahap sebelumnya semakin bertambah. Pak Rahim memarahi Dahlan karena memakai baju kaos ke dalam ruang kuliah. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut. Dahlan! Iya, Pak Siapa yang membolehkan kamu ikut kuliah dengan baju kaus seperti ini? Bapak tak butuh emm. Sebagai mahasiswa, mestinya kau tahu tata karma. Bukan begitu, Pak, jawabku dengan pelan, saya tidak punya kemeja. Biaya kuliahmu sudah ditanggung Negara, kata Pak Rahim, apa susahnya kamu berkorban sedikit dengan membeli kemeja? Maaf, kataku, emm Besok-besok, jangan masuk kelas Bapak kalau tak bisa taat aturan (SD, 2013: 62-63). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan dianggap tidak mematuhi peraturan karena memakai baju kaus ke dalam ruang kuliah. Pak Rahim menyuruh Dahlan supaya pertemuan yang akan datang memakai kemeja, jika tidak Dahlan dilarang masuk kelas ketika jam pelajaran Pak Rahim. 4) Tahap klimaks (climaxs) Klimaks dari cerita ini adalah permasalahan yang dialami oleh Dahlan dan Pak Rahim. Dahlan membujuk teman-teman kuliah agar tidak masuk kelas Pak Rahim. Teman-teman Dahlan menyetujui rencananya dan berjanji bahwa Dahlan yang akan bertanggung jawab sepenuhnya.tidak ada anak yang masuk kelas Pak Rahim yang ada hanyalah kursi yang berjajar rapi, setip sudut kursi disampiri kemeja. Dan tepat kursi yang

84 71 diduduki Dahlan tertempel selembar kertas. Hal itu terbukti dari kutipan di bawah ini. TOLONG KULIAHI KAMI, PARA KEMEJA! (SD, 2013:71). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan merasa kesal dengan Pak Rahim karena tidak pernah mendapatkan kebebasan untuk menyatakan pendapatnya. Ia merasa sedih karena Pak Rahim telah menghina orang miskin seperti Dahlan, ia tak punya pakaian selain kaus kumal. 5) Tahap Penyelesaian (denouement) Tahap penyelesaian dari konflik adalah ketika Mas Sam dan Mbak Atun menyuruh Dahlan untuk meminta maaf kepada Pak Rahim. Awalnya Dahlan ragu untuk meminta maaf karena Dahlan merasa tidak bersalah. Namun, Dahlan tidak ingin menyakiti kedua kakaknya. Keesokan harinya Dahlan memakai kemeja milik Mas Sam dan segera menemui Pak Rahim di ruang dosen untuk meminta maaf. Hal itu dibuktikan dalam kutipan di bawah ini. Saya minta maaf, Pak Apa? Kita saling memaafkan, ya. (SD, 2013: 78-79). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan menuruti saran dari Mbak Atun dan Mas Sam untuk meminta maaf. Awalnya Pak Rahim tidak percaya pada pendengarannya ketika Dahlan akan meminta maaf, dan setelah itu Pak Rahim menerima uluran tangannya dan menjabat

85 72 dengan erat. Kemudian Pak Rahim meraih dan mendekap tubuh Dahlan. Akhirnya mereka saling memaafkan. D. Latar Latar dalam karya sastra fiksi terbagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menjelaskan mengenai dimana tempat terjadinya cerita. Latar waktu menunjukkan kapan waktu pada peristiwa cerita terjadi. Latar sosial menjelaskan tentang bagaimana kondisi masyarakat di dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Ketiga latar tersebut diuraikan sebagai berikut. 1) Latar Tempat Latar tempat menyaran pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2012: 227). Latar tempat yang digunakan dalam novel Surat Dahlan adalah di Samarinda, Jakarta, rumah dan Kebon Dalem. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Di Samarinda, di tepi Mahakam, senja tak henti-henti tersaji dengan indah. Sebuah keniscayaan yang tak layak diabaikan oleh mata. Sekedip pun. Aku rebah-rebahan melepas lelah di selasar rumah. Tanpa terasa sudah dua tahun aku menetap di kota bersuhu panas, yang sungainya disesaki perahu-perahu kayu dan kapalkapal pengangkut batu bara ini (SD, 2013: 16). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat yang digunakan dalam cerita tersebut adalah di Samarinda. Dahlan adalah seorang perantau di Samarinda, sudah dua tahun berlalu ia meninggalkan Kebon Dalem, kampung halamannya. Samarinda adalah Kota yang

86 73 terkenal dengan suhu udara yang panas, namun pemandangan yang begitu indah membuat Dahlan semakin betah tinggal di Samarinda. Selain kutipan berlatar di Samarinda, ada juga latar yang digunakan dalam cerita yaitu di Rumah. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Ketika tiba di rumah, matahari mulai rebah. Mbak Atun menyambutku dengan senyum teduhnya. Senyum yang selalu kurindukan, senyum Ibu. Matanya berbinar-binar seperti mata kanak-kanak yang menemukan kesenangan permainan baru. Aku menapak tangan dan segera mencium tangannya. Mbak Atun dan Ibu memang pinang dibelah dua, nyaris tak ada bedanya sedikitpun (SD, 2013:67). Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat dalam cerita tersebut adalah di rumah. Di perantauan Dahlan tinggal bersama Mbak Atun. Dahlan sangat menyayangi kakaknya itu karena setiap melihat Mbak Atun Dahlan seperti melihat Ibunya, wajah Mbak Atun sangat mirip dengan almarhum Ibunya. Selain kutipan berlatar di rumah, ada juga latar yang digunakan di dalam cerita yaitu di Jakarta. hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Suhu politik kian panas. Di Jakarta, orang-orang sudah turun ke jalan. Begitu pun di daerah-daerah. Orde Baru tak seindah yang dibayangkan banyak orang. Demokrasi pancasila membuat banyak orang semakin gerah. Terutama mahasisiwa (SD, 2013: 89). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat dalam cerita tersebut adalah di Jakarta. Seiring pergantian pemimpin di Jakarta aksi protes semakin merebak, satu demi satu tokoh Mahasiswa di Jakarta diciduk dan diterungku. Orang-orang dari beberapa kota turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa. Selain kutipan berlatar di rumah, ada juga

87 74 latar yang digunakan di dalam cerita yaitu di Kebon Dalem. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Keesokan harinya, tatkala matahari sedang mengguyuri Kebon Dalem dengan terik sinarnya, kami siap-siap Ziarah ke makam Ibu (SD, 2013: 355). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat dalam cerita tersebut adalah di Kebon Dalem. Setelah sekian lama Dahlan meninggalkan kampung halamannya di Kebon Dalem kini Dahlan kembali bersama istri dan kedua anaknya, Rully dan Isna. Sesampai di Kebon Dalem Dahlan, Bapak, dan Nafsiah bersiap-siap untuk berziarah ke makam Ibunya yang sudah meninggal. 2) Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2012: 230). Latar waktu yang digunakan dalam novel Surat Dahlan merujuk pada waktu pagi hari, siang, sore, malam. Berikut ini uraian tentang latar waktu dalam novel tersebut. (a) Pagi hari Peristiwa dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terjadi pada pagi hari. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut. keesokan harinya, tatkala matahari pagi sedang mengguyuri Kebon Dalem dengan terik sinarnya, kami siap-siap Ziarah ke makam Ibu (SD, 2013: 355).

88 75 Dari kutipan di atas, telah jelas bahwa peristiwa terjadi pada pagi hari. Tepatnya pada saat Dahlan, Nafsiah dan Bapak akan berziarah ke makam Ibu. (b) Sore hari Peristiwa dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terjadi pada sore hari. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut. Sore baru saja mengirim matahari ke rembang petang ketika aku tiba di rumah. Sepi. Tak ada siapa-siapa. Begitu mengenyakkan badan di lantai papan, aku teringat teman-teman PII. Aku menarik napas. Rasa kesal kembali membuncah. Aku bangkit dan berjalan ke dapur (SD, 2013: 51). Dari kutipan di atas telah jelas bahwa peristiwa terjadi pada sore hari. Tepatnya ketika Dahlan pulang dari kampus. Ia merasa kecewa karena rapat anggota PII tidak membuahkan hasil. (c) Siang hari Peristiwa dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terjadi pada siang hari. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut. Sebenarnya, siang terik begini bukan waktu yang tepat untuk melintasi rawa. Terlalu banyak mata. Akan tetapi, mengetahui surat ini telah tiba seminggu lalu membuatku tak dapat menahan diri (SD, 2013: 45). Dari kutipan-kutipan di atas, terlihat jelas bahwa peristiwa terjadi pada siang hari, ketika Dahlan menerima Surat dari Aisya, ia tidak sabar untuk segera membacanya. Dahlan duduk di bawah pohon dan segera membuka surat dari Aisya yang sudah seminggu ditahan oleh Pak Rahim, dosen yang terkenal killer di kampus.

89 76 (d) Malam hari Peristiwa dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terjadi pada malam hari. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut. Pada malam hari, ketika cahaya bulan yang keperakan menembus tirai jendela, sambil berbaring melamun di atas sehampar tikar pandan, aku biarkan benakku disesaki dua bayangan perempuan (SD, 2013: 87). Dari kutipan di atas, telah jelas bahwa latar waktu terjadi pada malam hari. Tepatnya pada saat Dahlan berbaring di atas sehampar tikar sambil melamun membayangkan dua perempuan yang mengaku mencintainya, gadis itu iyalah Maryati dan Aisha. 3) Latar Sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap (Nurgiyantoro, 2012: 233). Dibandingakan dengan kedua latar sebelumnya, latar sosial lebih menonjol dan fungsional di dalam penggarapan novel ini. Kebiasan masyarakat yang diolah sedemikian rupa di dalam cerita sehingga pembaca mendapat gambaran yang cukup lengkap tentang kehidupan masyarakat. Tidak itu saja, pemggambaran latar sosial ini membuat persoalan-persoalan dan pemecahan yang dilakukan terasa lebih logis. Latar sosial yang

90 77 diceritakan dalam novel Surat Dahlan kehidupan masyarakat Samarinda yang masih kental akan budaya. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini...tak pernah mencoba sedikit saja untuk mendedahnya. Sama seperti pertama kali melihat upacara Erau, yang aku anggap tradisi rutin yang dijalankan sebagai kebiasaan tahunan saja. Padahal, aku baru tahu belakangan, Erau adalah upacara sakral bagi orang-orang Kutai yang tidak semata berpesta ria, beramai-ramai, atau hilir mudik meriangkan hati. Erau adalah sejarah yang dipercayai mengikatkan hati orang-orang sekarang dengan roh leluhur (SD, 2013: 151). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa keyakinan dan tradisi yang sudah turun temurun tidak bisa dihilangkan atau dihindari karena upacara Erau merupakan tradisi rutin setiap tahunnya. Erau dipercaya mengikat hati orang-orang sekarang dengan roh leluhur terdahulu yang sudah meninggal. Selain kutipan tersebut, ada juga kutipan lain. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Seperti pesta, syukuran, selamatan, atau apapun itu namanya, makanan dan makan-makan adalah acara inti. Tanpa makanan dan makan-makan acara itu dianggap tidak sah. Maka, jadilah kedatangan Nafsiah sebagai puncak acara yang paling ditunggutunggu (SD, 2013: 195). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa tradisi pesta syukuran masih berlaku sampai saat ini. Syukuran atau selamatan adalah rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya. Dengan mengadakan acara syukuran dipercaya semua orang agar terhindar dari malapetaka atau hal-hal yang membahayakan.

91 78 E. Sudut Pandang Sudut pandang novel Surat Dahlan, menggunakan sudut pandang persona ketiga. Sudut pandang persona ketiga merupakan pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya dia, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama atau kata ganti; ia, dia, mereka. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Nafsiah berdiri dengan tenang, bahunya tegak, tangannya memegang jari jemariku, matanya sembab. Ketika aku menatapnya, dia tersenyum.senyum itu menyembunyikan dan menyembuhkan kesedihan. Dia terlihat lelah, mendadak tampak lebih tua. Dia tidak tahan menatap wajahku, aku tahu itu dari caranya menghela nafas, dan membuang pandangannya ke luar cendela (SD, 2013: 4). Lelaki itu telah mengadu untung, nyaris sepanjang usianya, di hampir separuh Magetan atau Madiun. Kadang tidak pulang berhari-hari. Begitu pulang, dia akan datang dengan senyum hangat dan mata bercahaya. Memang dia tak pernah membawakan untuk kami, aku dan Zain, pasta gigi atau sabun mandi yang wangi, tapi lelaki itu selalu membawa aroma ikan asin atau sengit terasi yang jauh lebih mengenyangkan daripada pasta gigi atau sabun mandi (SD, 2013: 350). Nenek Saripa tiba-tiba berpaling. Aku lihat bahunya terguncang, ketika balik menatapku, matanya sembap. Dia mengusap mata sembab itu dengan punggung tangan. Mungkin usia beliau mendekati tujuh puluh tahun, atau malah lebih tapi tubuhnya masih kuat (SD, 2013: 147). Dari kutipan di atas terlihat bahwa pengarang berada di luar cerita dan bersifat maha tahu, yakni mengetahui semua keadaan tokoh-tokohnya. Dengan teknik dia-an ini pengarang lebih leluasa dalam bercerita.

92 79 F. Amanat Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya agar di akhir cerita pembaca dapat memetik hikmah di balik peristiwa tersebut. Pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terdapat pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Di akhir surat ini, izinkan pula Bapak mengutip petilan kitab Lubabul Adab. Di dalam kitab itu, Usamah ibn Munqidz dengan apik bertutur ihwal pesan Nabi Isa a.s. kepada para pengikutnya, kalian tidak akan berhasil meraih cita-cita, kecuali kalian bersabar atas apa yang kalian tidak inginkan. Kalian takkan sanggup meraih keinginan, kecuali kalian meninggalkan apa yang kalian gandrungi (SD, 2013: 93). Tuhan tidak pernah tiddur. Meski begitu, ingatlah tidak semua yang kita inginka akan tercapai. Lagi pula, mestinya kau menyadari, makin tinggi sebatang pohon, makin kencang angin menerpa. Begitulah hokum alam. Jadi tabahlah pada saat seperti itu terjadi sabar dan ikhlas adalah obat paling mustajab (SD, 2013: 93). Kaulah yang hidup sendirian. Ada orang lainmenunggumu, tapi kau tak acuh. Ada yang mengharapkan kedatanganmu, tapi kau tak peduli. Jangan menganggap nasib yang menimpamu terjadi pula kepada orang lain, Anak Muda. Kau masih sangat muda. Jika Tuhan menghendaki umurmu panjang, waktumu masih lama. Namun, celakalah apabila umurmu itu tidak kau gunakan untuk memperbanyak kebaikan. ingat. Kita hidup hanya sekali (SD, 2013: 173). Kutipan kutipan di atas, mengandung amanat atau nasihat-nasihat yang disampaikan pengarang kepada pembacanya secara langsung, yakni agar pembaca selalu bekerja keras pantang menyerah dalam mengejar impiannya.

93 80 2. Wujud Nilai Moral dalam Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara Wujud nilai moral yang terdapat pada novel Surat Dahlan antara lain: (1) wujud nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, (2) wujud nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, (3) wujud nilai moral hubungan manusia dengan manusia, dan (4) wujud nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar. a. Wujud Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Tuhan Hubungan manusia dengan Allah, Tuhan Yang Maha Esa sebagai dimensi takwa pertama, menurut ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa. Hubungan manusia dengan Tuhan merupakan prima causa hubungan-hubungan yang lain. Oleh karena itu, hubungan ini yang seyogianya diutamakan dan secara tertib diatur dan dipelihara (Ali, 2013: 367). Hubungan manusia dengan Tuhan dalam novel Surat Dahlan, yaitu bersyukur, beribadah dan memuji Tuhan. 1) Bersyukur Syukur adalah merasa senang dan berterima kasih atas nikmat yang diberikan Allah Swt. Nikmat yang dikaruniakan Allah kepada manusia sungguh banyak dan tidak dapat terhitung jumlahnya. Allah menyebutkan dalam surat An-Nahl ayat 18, yang artinya dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benarbenar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Perintah bersyukur

94 81 ini mengajarkan kepada umat Islam agar menjadi insan yang pandai berterima kasih kepada Allah Swt. Manusia harus selalu bersyukur kepada Allah sebagai bukti ibadah kepada Allah secara total. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Terima kasih, Tuhan. Bagaimanapun, Tuhan telah melimpahi aku dengan anugerah tak terperi. Seorang bapak, Iskan namanya, yang begitu gigih dan penuh kasih sayang (SD, 2013: 205). Dari kutipan di atas terlihat bahwa rasa syukur Dahlan kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan karunia yang tiada tandingannya, yakni memberikan kebahagiaan kepada Dahlan dengan menghadirkan keluarga, anak, istri, dan Bapak Iskan yang sangat mencintai dan menyayangi Dahlan. Selain kutipan di atas, pengungkapan rasa syukur terhadap Allah juga nampak dalam kutipan di bawah ini. Setelah berhari-hari mendekam di rumah Nenek Saripa, untuk pertama kalinya aku mendengar kabar dan mengetahui nasib teman-temanku. Ya, di dalam hati aku bersyukur karena banyak yang selamat (SD, 2013:154). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan merasa senang mendengar kabar dari Sayid bahwa teman-temanya banyak yang selamat dari kejaran tentara waktu melakukan unjuk rasa. Kesenangan itu ia tunjukkan dengan rasa syukur kepada Allah. Selain kedua contoh kutipan di atas rasa syukur juga diungkapkap Dahlan ketika istrinya melahirkan anak yang pertama. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini.

95 82 Alhamdulillah. Terima kasih, Tuhan. Anakku selamat, ibunya juga. Seorang bayi lelaki, yang karena dia cintaku kepada Nafsiah bakal terbagi, dengan raut yang menawan. Azrul Ananda namanya (SD, 2013:298). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan sangat senang atas kelahiran anak laki-laki yang pertama buah hatinya dengan Nafsiah. Kesenangan itu ia tunjukkan dengan mengucapkan Alhamdulillah dan bersyukur kepada Tuhan karena ibu dan anaknya masih diberi keselamatan dalam proses melahirkan. 2) Memuji Tuhan Memuji Tuhan adalah mengakui kebesaran-nya dan membuktikan ketergantungan hanya kepada-nya. Kita sebagai hamba Tuhan harus taat melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya serta memuliakan namanya. Hal itu terihat dari kutipan di bawah ini. Tuhan memang selalu punya cara untuk membahagiakan hamba-nya. Dan kegembiraan terbesar bagiku adalah ketika menemukan dengan apa dan bagaimana semestinya mengatasi masalah (SD, 2013: 66-67). Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Tuhan memang Maha besar dan Penyayang pada umatnya, Dahlan sangat bersyukur karena diberi kemudahan ketika menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 3) Beribadah Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-nya dan

96 83 menjauhi larangan-nya. Ibadah yang dilakukan tokoh dalam Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara adalah melaksanakan ibadah shalat. Dan saling tolong menolong sesama manusia. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Aku berjalan cepat melewati rumah-rumah penduduk, menyaksikan orang-orang dewasa bergegas menuruni tangga, dan bergegas sepertiku. Dari kejauhan, lamat-lamat terdengar azan Magrib (SD, 2013:20). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan dan orang-orang Samarinda, sebuah kota kecil di ujung Kalimantan, berlomba-lomba mengerjakan ibadah salat magrib setiap harinya. Yang menjadi bekal bagi setiap umatnya di akhirat kelak. Selain kutipan di atas ada juga kutipan lain mengenai salat. Hal itu terbukti dalam kutipan di bawah ini. Seperti biasa, aku pulang ke rumah selepas shalat Isya. Seperti biasa pula, aku langsung ke kamar belakang yang letaknya bersisian dengan dapur. Di sanalah aku menyimpan pakaian dan buku-buku. Rumah kakakku selalu ramai setiap malam (SD, 2013: 20-21). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Dahlan selalu membiasakan dirinya pulang kerja setelah menjalankan ibadah salat isya. sesampai di rumah Dahlan langsung bertemu keluarga dan teman-temannya yang menginap di rumah Mbak Atun. Selain kutipan di atas ada juga kutipan lain mengenai salat. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Mbak Atun sudah menapaki anak tangga. Aku tak berniat mengejarnya. Lebih baik ke langgar. Shalat Isya. Zikir. Kemudian kurenung-renungkan maka dua kata, korban

97 84 baru, yang tadi dilontarkan Mbak Atun dengan ketus. Aku sama sekali tidak bisa memahami kedua kata itu. Entah dari mana juntrungannya. Selama ini aku tidak merasa menyakiti siapa pun (SD, 2013:231). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa ketika Dahlan pulang kerumah diantar oleh Nafsiah, mbak Atun yang sudah berdiri di depan rumah terkejut ketika Dahlan diboncengkan dengan perempuan yang belum dikenalnya. Setelah itu Mbak Atun melontarkan kata-kata yang membuat dahlan kebingungan. Namun, Dahlan tidak mempersoalkan masalah itu, Dahlan tetap menjalankan kewajiban sebagai umat islam untuk pergi ke langgar melaksanakan salat Isya dan Zikir. b. Hubungan Manusia dengan Manusia lain Manusia tidak dapat lepas dari kehidupan sosial karena kehidupan tidak akan terjadi tanpa ada orang lain. Maksudnya, seseorang tidak mungkin hidup tanpa ada bantuan orang lain. Hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial dan masyarakat ini berhubungan erat dengan rasa ingin bersatu dan rasa rindu yang mencakup bagaimana seseorang memperlakukan orang lain dengan baik, kesadaran untuk menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi sesama dan masyarakatnya, menolong sesama manusia yang memerlukan bantuan dan pertolongan, serta sikap dan perbuatan kepedulian sosial yang lainnya. Hubungan manusia dengan manusia dalam novel Surat Dahlan, yaitu menasihati, memberi semangat, tolong-menolong, dan saling memaafkan.

98 85 1) Menasihati Nasihat atau Menasihati adalah perkara yang penting sehingga setiap muslim wajib memperhatikan dan melakukannya kepada orang lain. Menasihati yang dilakukan tokoh dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara terlihat pada kutipan di bawah ini. Jadi kuliah lagi di 17 Agustus? Iya, Mbakyu Ambil jurusan apa? Belum tahu. Mau kuliah, tapi ambil jurusan saja belum tahu. Maklum, jawabku sambil cengar-cengir, modal nekat. Ndak bisa begitu. Lagi pula, kurang apa kampusmu sekarang? Ingat, Lan, kalau berniat maju, kamu harus berusaha sendiri. Mbak rindu adik Mbak yang selalu bersemangat! (SD, 2013: 23). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Mbak Atun sebagai kakak Dahlan yang baik selalu Menasihati Dahlan ketika dirinya mulai tidak bersemangat untuk melanjutkan kuliah dan masih bingung untuk mengambil jurusannya. Selain kutipan di atas saling Menasihati kepada orang lain Nampak dalam kutipan di bawah ini. Kaulah yang hidup sendirian. Ada orang lain yang menunggumu, tapi kau takacuh. Ada yang mengharapkan kedatanganmu, tapi kau tak peduli. Jangan menganggap nasib yang menimpamu terjadi pula kepada orang lain, Anak Muda. Kau masih sangat muda. Jika Tuhan menghendaki umurmu panjang, waktumu masih lama. Namun, celakalah apabila umurmu itu tidak kau gunakan untuk memperbanyak kebaikan. Ingat kita hidup hanya sekali! (SD, 2013: 173).

99 86 Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Nenek Saripa Menasihati Dahlan supaya tidak berlama-lama hidup sendiri dan segera mencari pendamping hidup karena kita tidak akan tau umur yang diberikan Tuhan kepada Manusia. Untuk itu Nenek Saripa menyuruh Dahlan supaya memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan karena hidup di dunia hanya sekali. 2) Tolong-menolong Islam bukanlah agama yang mengedepankan dimensi vertikal semata dan melupakan persoalan-persoalan duniawi. Islam sangat memperhatikan dimensi horizontal antar manusia, antara lain ditunjukan oleh sikap tolong-menolong. Interaksi sosialnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, sikap tolong menolong sangat diperlukan. Seperti dari tingkah laku dan perbuatan Nenek Saripa yang menolong Dahlan yang terguling ke dasar tebing. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Setiap purnama, aku suka berleha-leha duduk di beranda. Tadi malam, ada yang dikejar-kejar tentara. Aku pikir maling. Tapi di sini, kata nenek yang mulutnya penuh sirih dengan nada penuh keyakinan, tentara jarang mengeluarkan tembakan. Kemudian, aku dengar teriakan dan seseorang yang terguling ke dasar tebing. Aku berhenti saat tentara-tentara itu memaki-maki dua orang pemuda. Di depan mataku, kedua anak muda itu dipaksa berjalan dengan sepatu lars dan popor senapan. Sesekali anak-anak muda itu menoleh kepadaku, tapi apalah daya perempuan renta sepertiku. Aku beralih ke dasar tebing dan mendapati tubuhmu tergeletak di akar beringin. Pingsan. Kemudian, kau tebak sendiri (SD, 2013: ).

100 87 Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa meskipun diantara Nenek Saripa dan Dahlan tidak saling mengenal namun, saat melihat Dahlan terguling ke dasar tebing dan menemukan dalam keadaan pingsan Nenek saripa perempuan renta itu menyelamatkan nyawa Dahlan, dan menyeretnya sampai ke rumahnya untuk diobati. Selain kutipan di atas tolong-menolong juga ditunjukkan oleh Nenek saripa kepada warga dan wanita yang akan melahirkan. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Siapa bilang aku sendirian? desis Nenek Saripa dari mulut pintu, Kau salah, Anak Muda. Setiap hari ada yang membutuhkan bantuanku. Ada yang minta diurut karena salah tidur atau keseleo, ada yang berharap dibikinkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan agar tidak masuk angin (SD, 2013: 172). Aku tidak sendirian, Anak muda. Aku punya teman-teman yang menunggu-nunggu kedatanganku. Setidaknya, perempuan hamil atau orang yang sedang sakit (SD, 2013: 173). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Nenek Saripa adalah perempuan yang baik dan berhati mulia, kepedulian Nenek Saripa kepada orang lain sangat besar, diusia yang renta ia masih suka membuatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan agar terhindar dari masuk angin, dan Nenek Saripa selalu ditunggu-tunggu kehadirannya untuk menolong perempuan hamil yang akan melahirkan. 3) Cinta dan Kasih Sayang Dahlan memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada siapa pun. Dahlan selalu menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada

101 88 Mbak Atun dengan cara memberi penghormatan. Terlihat pada kutipan berikut. Ketika tiba di rumah, matahari mulai rebah. Mbak Atun menyambutku dengan senyum teduhnya. Senyum yang selalu kurindukan, senyum Ibu. Matanya berbinar-binar seperti mata kanak-kanak yang menemukan kesenangan permainan baru. Aku menapak tangga dan segera mencium tangannya (SD, 2013:67). Dahlan tidak ingin melukai perasaan kakak yang amat dicintainya. Ia juga tidak ingin mengecewakan Mbak Atun dan Mas Sam, kakak iparnya. Berikut kutipan yang menyatakan hal tersebut. Aku melakukan apa yang aku yakini benar, Mbakyu, jawabku dengan suara rendah. Aku mencintai kakakku. Sangat mencintainya. Maka, tentu saja aku tak ingin melukainya (SD, 2013: 75). Kutipan di atas menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang Dahlan kepada kakaknya dengan tidak mengecewakan dan menyakiti perasaan kakak yang sangat dicintainya sedikitpun atas perilaku yang telah diperbuat olehnya. c. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri Hubungan manusia dengan diri sendiri adalah hubungan yang menghubungkan perasaan manusia dengan diri sendiri. Wujud nilai religi hubungan manusia dengan diri sendiri pada novel Surat Dahlan karya Khrisna adalah hubungan tokoh-tokoh dalam novel ini dengan diri sendiri.

102 89 1) Mandiri Mandiri merupakn keadaan dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Hal itu ditunjukkan pada tokoh dan yang ingin membuktikan kepada orang lain bahwa tokoh bisa mandiri. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Setelah mewawancarai nenek Saripa, aku akan ke Karang Asam. Menceritakan sebulan penuh pengalaman yang menegangkan. Kemudian, mengambil baju dan buku-buku. Lantas pamit pindahan. Aku tahu, Mbak Atun akan keberatan. Namun, aku rasa ini saat yang tepat bagiku untuk belajar mandiri (SD, 2013: 220). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa sikap mandiri terlihat pada sikap tokoh meskipun dalam keaadaan sulit. Dahlan ingin pamit kepada kakaknya untuk hidup sendiri agar ia dapat hidup mandiri dan bebas dari ketergantungan terhadap orang lain. 2) Bekerja Keras Kerja keras merupakan tonggak dari prestasi. Dengan usaha dan kerja keras maka apa yang kita cita-citakan dapat menjadi suatu kenyataan. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Di sini, semangatku terpicu. Dalam benakku Cuma tertanam tiga kata: kerja, kerja, dan kerja. Maka, seperti kuda pacu aku terus melaju. Dalam waktu singkat, aku makin terampil. Bukan hanya aku, teman-teman lain juga mengalami hal yang sama. Hebatnya lagi, prestasi kami dihargai. Gaji yang semula Rp , sekarang sudah Rp namun, bukan melulu soal gaji yang membuatku amat bahagia. Segala yang kualami adalah guru yang tak ternilai jasanya (SD, 2013: 245). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa bekerja keras merupakan salah satu sikap tokoh Dahlan. Dahlan sangat mencintai

103 90 pekerjaannya, sehingga yang ada dalam fikiran Dahlan hanya kerja, kerja, dan kerja. Dari hasil kerja kerasnya, kini Dahlan mendapat prestasi yang bagus dan gaji yang semula hanya Rp naik menjadi Rp bagi Dahlan ini adalah pengalaman yang hebat, bisa membuat bahagia karena segala yang dialami adalah guru yang ternilai jasanya. Selain sikap pekerja keras pada kutipan di atas, hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Di luar siang yang mencemaskan ini terasa semakin pahit. Sementara, tugas di kantor tak bisa menunggu, aku harus ke sana. Jawa Pos akan lahir kembali di bawah kendali seorang anak buruh tani, Dahlan Iskan. Sebuah pertempuran berlangsung amat sengit di hati. Aku tidak tahu apa yang mesti aku lakukan. Mengetahui apa yang benar beda dengan melakukan apa yang benar. Aku dipojokkan situasi. Pergi. Tidak. Pergi. Tidak... (SD, 2013: ). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa Dahlan peduli terhadap pekerjaannya. Sehingga ketika anaknya sakit Dahlan gelisah karena harus mementingkan pekerjaan untuk memantau koran baru yang akan segera lahir atau menunggu anaknya yang sedang sakit. Pekerjaan sudah menunggu sosok seorang Dahlan. Dahlan sempat berfikir panjang, dan akhirnya mengambil keputusan untuk berangkat ke kantor. Dahlan yakin, anaknya akan baik-baik saja karena sudah dalam pengawasan ibunya. 3) Kasih Sayang Kasih sayang yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara adalah bentuk perlakukan tokoh yang

104 91 sayang terhadap istrinya, meskipun tidak diungkapan dengan katakata, namun melalui tindakan juga sudah memperlihatkan perlakuan sayang terhadap orang lain. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Kasih sayang mendambakan yang lebih dari sekadar sebatang cokelat, seikat mawar, atau sekeranjang oleholeh biasanya perempuan suka hadiah Tuhan telah menjanjikan hadiah yang melebihi apapun, Mas apa? kesetiaan kamu! (SD, 2013: 289). Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa kasih sayang yang diberikan Dahlan kepada istrinya tersebut merupakan kasih sayang yang tulus. Dia memperlakukan istrinya dengan baik. Merawatnya, mengurus dan menjaganya. Rasa kasih sayang juga bisa dilihat dari sikap Dahlan kepada keluarga kecilnya. Hal itu terdapat dalam kutipan di bawah ini. Sekian lama menderita, berpindah dari satu rumah kontrakan ke rumah yang lain, dan dia tetap biasa saja. Meski nasib baik semakin akrab, dengan sebuah mobil jeep Taft sebagai kendaraan dinas, dia tetap biasa saja. Itulah mengapa sehingga aku semakin mencintai dia... (SD, 2013: 323). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa Dahlan amat mennyayangi istri dan keluarga kecilnya. Istrinya yang bernama Nafsiah juga tetap setia terhadap Dahlan, walaupun sering berpindah-pindah tempat tinggal demi pekerjaan suaminya. Dahlan sangat menyayangi keluarga kecilnya, sehingga Dahlan melakukan

105 92 apa saja demi masa depan yang cerah dan bisa membahagian keluarga dan saudara-saudaranya. 4) Disiplin Disiplin merupakan kondisi perwujudan sikap mental dan perilaku seseorang yang ditinjau dari segi aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Dahlan memiliki sifat disiplin dalam pekerjaannya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Pagi yang mendung. Awan kelabu menggumpal di atas Samarinda. Semula aku duga ini pertanda akan batal menghadap Gubernur Kalimantan Timur. Namun, dugaanku itu keliru. Begitu Sayid berdiri di ambang pintu ruang redaksi dan melambaikan tangan ke arahku, aku yakin mendung bukan alasan untuk menunda acara. Biasanya, Sayid ditemani Syuhaini. Kali ini agak istimewa. Aku yang diminta menemani beliau, pendiri Mimbar Masyarakat untuk menemui pak gubernur (SD, 2013: 238). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas, bahwa Dahlan memiliki sikap disiplin yang luar biasa. Dia tidak pernah mengingkari janji apalagi membatalkan rencana. Walaupun kondisi sedang mendung bagi Dahlan itu bukan sebuah alasan, apalagi atasan sudah menugaskan Dahlan untuk menemani pendiri kantor tempat Dahlan bekerja untuk bertemu dengan Pak Gubernur. Selain kutipan di atas tentang sikap Dahlan yang disiplin, ada juga tokoh lain yang bersikap disiplin hal itu juga terlihat pada kutipan di bawah ini.

106 93 Dengan heran separuh takjup aku manggut-manggut. Bagi orang seperti Erwin, dengan kesibukan luar biasa, 60 menit adalah waktu yang cukup lama. Bisa rampung satu atau dua pekerjaan. Akan tetapi, pasti The Chung Shen pemilik Jawa Pos, punya alasan sendiri sehingga segenting apapun urusan yang beliau hadapi akan dihentikan setiap sejam sebelum jam makan (SD, 2013: 326). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa teman Dahlan yang bernama Erwin memiliki sikap yang disiplin. Dengan kesibukan yang padat Erwin tetap melakukan pekerjaan yang belum selesai dikerjakan. Bagi Erwin waktu 60 menit adalah waktu yang lama dan sayang bila disia-siakan. Erwin terus bekerja dan bekerja menyelesaikan tugasnya, kecuali jam istirahat. 5) Jujur Jujur merupakan pengakuan seseorang terhadap apa yang sebenarnya telah terjadi. Sikap jujur dalam novel Surat Dahlan terdapat pada tokoh Dahlan. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini. Betul mas, jawabku dengan jujur, Saya kesal tidak banyak ruang yang tersedia buat kami di daerah. Atau, kalaupun dimuat paling digabung dengan berita-berita dari daerah lain anehnya, Yusril tidak marah. saya bangga karena kamu jujur untuk apa menutup-nutupi kenyataan, mas? (SD, 2013: 302). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa Dahlan memiliki sifat yang jujur. Dahlan berani mengakui semua kesalahannya terhadap atasan walaupun akan dapat resiko yang berat. Tetapi, pada kenyataannya kejujuran Dahlan tidak membuat

107 94 Dahlan dimarahi oleh atasannya. Melainkan atasan Dahlan bangga, karena Dahlan berani jujur mengakui semua kesalahannya. Selain sikap jujur di atas, hal itu juga terlihat pada kutipan di bawah ini. Aku ternganga. kau tahu aku mencintai siapa kan? tanyaku dengan suara pelan. Aku tidak suka basa-basi. namun, aku juga tidak ingin Maryati terluka. Inilah bagian paling sulit yang mesti kuhadapi. Bagaimanapun, aku tak ingin Maryati berharap banyak. Aku menyukai dia sebatas sebagai teman. Itu saja,. Dan, aku harus memastikan agar dia tidak terluka karena ucapan atau sikapku. Bisa saja aku berpura-pura mencintai kamu Mar, Tapi, aku ndak mau kamu terluka. Sebaiknya berhen... (SD, 2013: 81). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas, Dahlan berani jujur atas perasaannya terhadap Maryati. Dahlan mengaku bahwa dia mencintai orang lain dan tidak bisa menerima Maryati sebagai kekasihnya. Walaupun Dahlan tahu bahwa Maryati akan kecewa dengan jawaban tersebut, Dahlan tetap mengatakan yang sejujurnya. Bisa saja Dahlan berpura-pura mencintai Maryati, tetapi dia tidak ingin suatu saat nanti Maryati kecewa. d. Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar Hubungan manusia dengan lingkungan dapat dikembangkan melalui menyayangi binatang, tumbuhan, tanah, air, udara, dan seluruh alam semesta yang sengaja diciptakan Allah. Hubungan manusia dengan alam sekitar dimaksudkan untuk menjaga segala sesuatu yang telah Allah ciptakan. Sebagai makhluk hidup kita manusia wajib memelihara alam, mencegah perusakan, memelihara keseimbangan dan pelestariannya.

108 95 1) Memuji keindahan Alam Hubungan manusia dengan alam sekitar adalah hubungan yang menghubungkan perasaan manusia dengan alam sekitar. Wujud nilai religi hubungan manusia dengan alam sekitar pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara berupa kecintaan terhadap keindahan alam di Samarinda. Hal itu terdapat pada kutipan di bawah ini. Di Samarinda di tepi Mahakam, senja tak henti-henti tersaji dengan indah. Sebuah keniscayaan yang tak layak diabaikan oleh mata. Sekedip pun. Aku rebah-rebahan melepas lelah di selasar rumah. Tanpa terasa sudah dua tahun aku menetap di kota bersuhu panas, yang sungainya disesaki perahu-perahu kayu dan kapal-kapal pengangkut batu bara ini. Jauh di sana, di garis pertemuan langit dan laut, aku masih dapat menatap matahari yang sudah setengah terbenam.langit berwarna kuning kemerah-merahan (SD,2013:16). Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa Dahlan sangan mengagumi keindahan alam yang Allah ciptakan di kota Samarinda. Di tepi sungai Dahlan tak henti-henti mengagumi keindahan alam. Selain itu para nelayan juga memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya. selain kutipan di atas, hal itu juga terdapat pada kutipan di bawah ini. Tuhan memberkati daerah ini dengan alam indah yang tiada terperi: kekayaan flora dan fauna, lamin adat malinau yang masih terjaga, kuburan batu berusia ratusan tahun, arus liar di Sungai Tugu, air panas Semolon, Birai dan Kayan Mentarang dengan laut penuh pukau, dan tradisi yang lekat turun temurun (SD, 2013:246).

109 96 Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa kekayaan flora dan fauna di alam Indonesia masih terjaga dengan baik, seperti kuburan batu berusia ratusan tahun, arus liar di Sungai Tugu, air panas semolon, dan tradisi yang lekat turun temurun. Masyarakat tidak pernah berhenti untuk melestarikan kekayaan alam di dunia ini. 2) Menjaga Kesuburan Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi mahkluk hidup. Semua hasil pertanian, perkebunan, tambang dan hasil bumi lainnya berasal dari tanah. Tanah yang subur dapat menghasilkan tanaman yang baik. Tanah yang tandus perlu diolah agar menjadi subur. Hal itu terdapat pada kutipan di bawah ini. Rumah Nenek Saripa ini memang penuh pesona. Dikelilingi kebun dengan tanaman beraneka jenis. Tanaman obat, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan tanaman berumur pendek yang, alangkah, sedap dipandang mata. Di bagian depan, pohon-pohon besar bagaikan kaki-kaki raksasa yang terpacak ke dalam tanah. Beringin, durian, nangka, dan mangga. Agak ke samping, di sisi sungai, rumpun bamboo dan jajaran bakau menjadi teman yang intim bagi sepi. Aku terkesima alangkah subur tanah di negeri tercinta ini (SD, 2013: 176). Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Nenek Saripa adalah orang yang cerdas, ia memanfaatkan kesuburan tanah yang ada di sekitar rumah dengan cara menanam sayur-sayuran, tanaman obat, kacang-kacangan dan buah-buahan, agar suasana rumah terlihat sejuk dan tidak ada polusi yang masuk ke dalam rumah

110 97 Hasil kebunnya selalu dimanfaatkan oleh Nenek Saripa untuk dimasak setiap hari tanpa harus membeli ke pasar. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara di Kelas XI SMA Pembelajaran sastra yang dilakukan seorang guru tidak hanya mengajarkan teori-teori saja. Selain teori-teori sastra yang diajarkan, seorang guru harus mengenalkan karya sastra dan menerapkan teori-teori tersebut untuk mengapresiasi karya sastra. Mengapresiasi karya sastra, dapat melatih siswa mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, agama, dan lingkungan hidup. Pengalaman siswa dalam mengkaji dan mengapresiasi karya sastra akan berdampak positif dan berpengaruh terhadap kepekaan, moral, dan nalar siswa misalnya nilai-nilai positif dalam karya sastra seperti yang dicontohkan dalam karya sastra (novel Surat Dahlan). Bahan pembelajaran sastra yang guru ajarkan harus memperhatikan latar belakang siswa. Seorang siswa akan tertarik dengan karya sastra yang mengena pada kehidupan siswa, baik tokoh, alur, latar cerita, ataupun yang lainnya. Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara tepat diajarkan pada siswa SMA karena secara psikologis siswa sudah mampu meneladani nilai moral dalam novel yang ceritanya berlatar perjuangan untuk mengahadapi sebuah cobaan.

111 98 a. Tujuan Pembelajaran Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Tujuan pembelajaran sastra secara umum di SMA adalah peserta didik mempu menikmati, menghayati, memahami dan memanfaatkan karya sastra untuk pengembangan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan dan kemampuan berbahasa. Tujuan pembelajaran novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus. Standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dipaparkan di bawah ini. 1) Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran (Raharjo, 2012: 102). Standar kompetensi dalam pembelajaran ini adalah memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. 2) Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran (Raharjo, 2012: 102). Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.

112 99 3) Indikator Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran. Indikator berfungsi sebagai tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku siswa. Indikator dalam pembelajaran ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a) siswa mampu menceritakan isi novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; b) mengidentifikasi unsur intrinsik dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; c) mengidentifikasi nilai moral dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. b. Strategi Pembelajaran Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara Strategi pembelajaran adalah usaha atau siasat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan dalam pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi sastra yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap penjelajahan, tahap interpretasi, dan tahap rekreasi. 1) Tahap Penjelajahan Tahap penjelajahan memberi kesempatan kepada siswa dalam mengapresiasikan karya sastra. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) guru membuka pelajaran dan memberi salam;

113 100 b) guru menjelaskan materi pembelajaran; c) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara agar siswa dapat memberi tanggapan awal tentang unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel tersebut. 2) Tahap Interpretasi Tahap interpretasi merupakan kegiatan mendiskusikan materi mengenai unsur intrinsik, nilai moral dan mendiskusikan novel yang telah dibaca. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) guru menjelaskan tentang unsur intrinsik novel; b) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa; c) guru membagi siswa dalam kelompoknya. Materi yang didiskusikan adalah mendiskusikan unsur intrinsik terutama nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara; d) guru memberi ulasan dan penjelasan yang berupa kesimpulan. 3) Tahap Rekreasi Tahap rekreasi adalah tahap produksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini siswa diminta untuk merekreasikan kembali hal-hal yang diperolehnya menggunakan kata-kata sendiri. Proses ini diharapkan peserta didik mampu melahirkan kembali

114 101 hasil yang sudah diperolehnya dengan bahasanya sendiri. Setelah selesai membaca novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Siswa diharapkan mampu menceritakan kembali isi novel tersebut. c. Materi Pembelajaran Sastra Pemilihan novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. sebagai materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas XI SMA dapat dilihat dari segi antara lain: (1) segi bahasa, (2) segi psikologi, dan (3) segi latar belakang kebudayaan. 1) Segi Bahasa Novel sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas XI SMA menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Segi bahasa novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara disusun dengan menggunakan bahasa Indonesia. 2) Segi Psikologi Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai bahan pembelajaran sastra mengandung masalah kehidupan. Siswa dapat dirangsang untuk menemukan kesuksesan hidup dan mencari penyelesaian tentang masalah kehidupan seperti yang terdapat dalam novel misalnya Dahlan yang selalu sabar dan tabah menghadapi cobaan dalam hidupnya. 3) Segi Kebudayaan Siswa akan mudah tertarik pada karya-karya yang ada hubungannya dengan budayanya sendiri. Seorang guru harus dapat

115 102 memahami dan mengambil peluang dari ketertarikan siswa tersebut dengan cara menyelidiki fasilitas novel yang ada kaitannya dengan budaya siswanya. Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dikisahkan tentang tokoh yang berlatar belakang budaya Islam khususnya dan juga berlatar belakang orang yang pantang menyerah dalam menjalani keluh kesah hidupnya. d. Metode-metode Pembelajaran Mengajarkan suatu karya sastra (novel) penulis harus memilih metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kebutuhan dan materi pembelajaran sastra, metode pembelajaran sastra yang masih menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra adalah menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe Investigasi kelompok (Group Investigation). Perencanaan dengan tipe Investigasi kelompok (Group Investigation) adalam kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan anggota 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih topik dari keseluruhan materi yang akan diajarkan, dan membuat laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan hasil laporan kepada seluruh kelas, untuk saling tukar pendapat dan informasi tentang hasil laporan masing-masing kelompok (Rusman, 2012: ). 1) Tahapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Adapun tahapan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran model Group Investigation (investigasi kelompok) yaitu:

116 103 a) penyampaian Motivasi dan Tujuan Pembelajaran Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seorang pendidik harus memberikan motifasi dan tujuan dari pembelajaran. b) pembagian Kelompok Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 2-6 orang dan menjelaskan tentang materi pelajaran. Guru juga menjelaskan tentang tugas dan cara mengerjakannya. c) kegiatan Belajar Dalam Kelonpok Setiap kelompok bebas memilih subtopik keseluruhan materi yang akan diajarkan. Setelah memilih topik materi, siswa dianjurkan untuk berdiskusi dalam mengerjakan tugas. d) presentasi Kelompok Setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan kuis berupa pertanyaan kepada setiap anggota kelompok. 2) Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Group Investigation (investigasi kelompok). Kelebihan dari model pembelajaran Group Investigation (investigasi kelompok) yaitu: a) untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa yang ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas;

117 104 b) untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah; c) akan membangun keterampilan komunikasi antar kelompok; d) setiap siswa dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-hari; e) siswa dapat berpikir kritis; f) kuis yang diberikan kepada setiap anggota kelompok akan menjadi faktor pendorong siswa untuk mempelajari materi. Setiap memiliki beberapa kelebihan, model pembelajaran Group Investigation juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari model pembelajaran Group Investigation (investigasi kelompok) yaitu: a) tidak cocok untuk siswa yang kurang aktif dalam komunikasi, karena dalam model pembelajaran ini sangat membutuhkan keterampilan berkomunikasi; b) Mengutamakan emosional dari pada intelektual. e. Langkah-langkah pembelajaran Pembelajaran nilai moral dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara menggunakan model pembelajaran kooperativ Group Investigation. Teknik kooperativ Group Investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat

118 105 atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka (Rusman, 2012: 220). Sistematika pembelajaran nilai moral dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara di kelas XI SMA adalah sebagai berikut. 1) Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. a) Guru memberikan teori atau menerangkan tentang unsur intrinsik novel dan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra dengan alokasi waktu 45 menit. Tahap ini menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan teori tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) yang terdapat pada karya sastra. Metode ceramah dilakukan dengan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa yang pelaksanaannya dapat dibantu dengan alat bantu mengajar untuk lebih memperjelas materi yang disampaikan. b) Guru mengajak siswa untuk membaca novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dengan alokasi waktu 45 menit. Membaca novel memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, guru mengajak siswa untuk melanjutkan membaca novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara di luar jam sekolah.

119 106 2) Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. a) Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat pada novel Surat Dahlan dengan alokasi waktu 40 menit. Tahap ini, siswa mendapatkan tugas dari guru untuk mengidentifikasi serta menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan dengan metode analisis isi (content analysis). Metode analisis isi merupakan teknik penelitian dengan menguraikan isi dari objek yang diteliti. b) Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan unsur instrinsik dan nilai religius pada novel Surat Dahlan dengan alokasi waktu 30 menit. Kegiatan diskusi ini menggunakan metode diskusi dengan cara pengelompokan. Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok, setelah itu masing-masing kelompok mendiskusikan unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan. Kegiatan ini untuk peserta didik tidak hanya berpegang pada hasil pemikiran sendiri, tetapi juga dapat memberi dan menerima masukan terhadap jawaban atau hasil pemikiran teman. c) Siswa diminta untuk melaporkan hasil diskusi dengan alokasi waktu 20 menit. Tahap ini, masing-masing kelompok menunjuk seorang perwakilan untuk melaporkan hasil diskusinya di depan

120 107 kelas secara bergantian. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah metode presentasi atau membaca. Setelah semua perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, guru memberi evaluasi secara singkat agar siswa dapat mengetahui bagaimana perbaikan hasil diskusi siswa. Langkah-langkah pembelajaran di atas dapat dirumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran novel di kelas XI SMA dengan materi moral pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai berikut. a. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. 1) Pendahuluan dengan alokasi waktu 5 menit. a) Guru mengucapkan salam dan mangajak siswa untuk berdoa. Guru : Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Siswa : (SERENTAK) Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Guru : Selamat pagi, anak-anak. Apa kabar? Siswa : (SERENTAK) Baik, Bu. Guru : Baiklah anak-anak sebelum kita melaksanakan kegiatan belajar hari ini, marilah kita awali dengan membaca Basmalah bersama-sama. Guru dan siswa : Bismillahirrahmanirrahim.

121 108 b) Guru mengecek kehadiran siswa. Guru : Hari ini siapa yang tidak berangkat? (Guru sambil membuka-buka presensi siswa yang ada di meja guru juga menanyakan atau mengkonfrimasikan kepada siswa mengenai kehadiran teman mereka). Siswa : Ada Bu/Tidak Bu. 2) Kegiatan inti dengan alokasi waktu 80 menit. a) Guru menyampaikan materi mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) dalam karya sastra. Tahap ini guru menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini digunakan untuk menyampaikan teori tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) yang terdapat dalam karya sastra. Guru : Anak-anak pelajaran kita hari ini adalah pembelajaran novel. Ibu akan menyampaikan materi tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) pada novel (karya sastra). b) Guru mengajak siswa untuk membaca novel Surat Dahlan dengan alokasi waktu 60 menit. Guru : Karena tadi kita sudah mempelajari teori-teori tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) pada karya sastra. Sekarang bacalah dan cermati

122 109 novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, dari unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral). 3) Penutup dengan alokasi waktu 5 menit. a) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan mengucapkan salam. Guru : Baiklah anak-anak berhubung waktunya sudah habis membaca novelnya sampai di sini saja. Bagian novel yang belum sempat dibaca bisa dilanjutkan di rumah nanti sepulang sekolah. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Siswa : Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. b. Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. 1) Pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit. a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. Guru : Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Siswa : (SERENTAK) Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Guru : Selamat pagi, anak-anak. Apa kabar? Tentu baik-baik saja bukan? Siswa : (SERENTAK) Ya, Bu. Guru : Baiklah anak-anak sebelum melaksanakan kegiatan belajar hari ini, marilah awali dengan membaca Basmalah bersama-sama.

123 110 Guru dan Siswa : Bismillahirrahmanirrahim. b) Guru mengecek kehadiran siswa. Guru : Hari ini siapa yang tidak berangkat? (Guru sambil membuka-buka absen kehadiran siswa yang ada di meja guru juga menanyakan atau mengkonfirmasi kepada siswa mengenai kehadiran teman mereka). Siswa : Ada Bu/Tidak Bu. c) Guru mengulas materi pertemuan kemarin. Tujuan dalam mengulas materi pertemuan kemarin untuk mengingatkan kepada siswa materi yang kemarin. Guru : Anak-anak pada pertemuan kemarin membahas tentang unsur intrinsik dan nilai religius pada novel. Apakah masih ingat latar itu apa? Siswa : Latar adalah peristiwa-peristiwa dalam cerita terjadi pada suatu waktu atau dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Guru : Latar dibagi menjadi 3, tolong sebutkan! Siswa : Latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Guru : Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, siapakah yang menjadi tokoh utamanya? Siswa : Dahlan, Bu.

124 111 2) Kegiatan inti dengan alokasi waktu 75 menit. a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) novel Surat Dahlan dengan alokasi waktu 30 menit. b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan hasil pekerjaan mereka, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral novel Surat Dahlan dengan alokasi waktu 25 menit. Kegiatan ini menggunakan metode diskusi. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel Surat Dahlan. Guru : Anak-anak sekarang Ibu minta kalian membentuk kelompok. Jumlah siswa di kelas ini berjumlah 30 orang, maka bagilah menjadi 6 kelompok dan masingmasing terdiri dari 5 orang. Supaya menghemat waktu, baiklah dimulai dari baris paling depan, berhitung satu sampai 6. (Keterangan setelah selesai berhitung sampai enam, diikuti siswa berikutnya menyebut lagi dari angka satu sampai enam dan seterusnya sampai selesai. Siswa yang menyebut angka satu, masuk kelompok satu dan selanjutnya yang lain mengikuti).

125 112 Siswa berdiskusi dan mencocokan hasil pekerjaan mereka masing-masing kepada teman satu kelompok. Adanya kegiatan seperti ini, maka siswa tidak hanya berpegang pada hasil pemikiran sendiri. Namun, juga dapat memberi dan menerima masukan terhadap jawaban atau hasil pemikiran orang lain. c) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan melalui perwakilan kelompok dengan alokasi waktu 20 menit. Guru : Anak-anak mohon perhatiannya, silahkan masingmasing kelompok maju secara bergiliran untuk mempresentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok dengan seluruh anggotanya maju ke depan kemudian salah satu dari anggota menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Langkah selanjutnya, kelompok yang lain boleh menanggapi dan menanyakannya. Masingmasing kelompok diberi waktu kurang lebih sepuluh menit. Manfaatkan kesempatan itu dengan sebaikbaiknya. 3) Penutup dengan alokasi waktu 5 menit. a) Guru : Saya kira waktu diskusi telah selesai dan semua kelompok telah mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik. Ibu pikir, Ibu tidak perlu menyimpulkan hasil diskusi tadi karena hampir semua kelompok telah

126 113 menyampaikan hasil analisisnya dengan baik. Apabila dari beberapa kelompok lain ikut menanggapinya dengan aktif sehingga diskusi kali ini tampak hidup dan dinamis. Mudah-mudahan kegiatan diskusi pada pertemuan-pertemuan yang akan datang lebih semangat lagi. Baiklah, mari akhiri pertemuan ini dengan membaca Hamdalah bersama-sama Alhamdulillahi rabbil alamin. Selamat mengikuti pelajaran berikutnya. Selamat pagi. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Siswa : (SERENTAK) Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. f. Sumber Belajar Sumber belajar yang dipakai dalam pembelajaran sastra adalah sumber belajar yang ada kaitannya dengan sastra, pribadi guru, serta masyarakat. Selain itu, biasanya setiap siswa diwajibkan memiliki buku paket (buku pelajaran) dan sumber lainnya misalnya media cetak yang isinya tentang sastra, buku penunjang, hasil karya sastra dan siswa juga dapat mengakses melalui media elektronik seperti internet. Sumber belajar atau media dalam pembelajaran sastra khususnya novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai berikut.

127 114 1) Buku pelajaran bahasa Indonesia yang diwajibkan Buku bahasa Indonesia SMA yang terkait dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik, khususnya tentang nilai moral dapat digunakan sebagai sumber belajar. Pemilihan buku tersebut tentu harus disesuaikan dengan kriteria pemilihan bahasa, penggunaan kosa-kata, tata bahasa, urutan penyampaian bahan, dan evaluasi harus memahami standar bahan pembelajaran. Buku pelajaran bahasa Indonesia yang wajib dimiliki siswa kelas XI SMA, yaitu Kompeten Bahasa dan Sastra Indonesia terbit tahun 2007 dan diterbitkan oleh Erlangga. 2) Buku pelengkap Buku pelengkap bersifat sebagai buku acuan materi belajar, isi buku tersebut benar-benar mendukung materi yang dipelajari, antara lain LKS bahasa Indonesia. 3) Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. g. Waktu Pembelajaran Sastra Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra diatur sesuai dengan keleluasaan dan kedalaman materi. Pembelajaran novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara sebaiknya 4 jam pelajaran (2x pertemuan). Menyampaiakan materi yang panjang dan mendalam perlu waktu yang lebih lama. Pembelajaran novel sebaiknya satu minggu sebelum dimulai pembelajaran siswa diminta untuk membaca terlebih dahulu di rumah.

128 115 h. Evaluasi Pembelajaran Sastra Penilaian proses dan hasil sastra di SMA dapat berlangsung lewat kegiatan, baik lisan maupun tertulis. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran novel Surat Dahlan secara tertulis menggunakan tes esai. Evaluasi merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari keseluruhan proses belajar mengajar. Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami dan mendalami materi yang terlihat penulis. Pembelajaran novel Surat Dahlan menggunakan bentuk tes esai. Tes esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Bentuk esai ini menuntut peserta didik untuk dapat berpikir sehingga daya kreativitas yang dimiliki peserta didik menjadi tinggi. Soal bentuk tes esai: 1) Jelaskan unsur intrinsik dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara? 2) Jelaskan nilai moral pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara?

129 116 BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan dengan hasil penelitian. A. Simpulan. 1. Unsur intrinsik dalam novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara mencakup lima aspek, yaitu: (a) tema novel Surat Dahlan adalah semangat untuk memperjuangkan kehidupan; (b) tokoh utamanya: Dahlan (sabar, jujur, cinta dan kasih sayang), sedangkan tokoh tambahannya: Mbak Atun (keibuan dan tegas), Bapak (rajin dan tidak pernah putus asa), Syaiful (peduli sesama), Nafsiah (tomboy dan pemberani), Maryati (semberono dan suka berbagi), Nenek Saripa (baik hati dan suka menolong), Aisa (setia); latar dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat (Samarinda, di rumah, Jakarta, Kebon Dalem), latar waktu (pagi hari, sore hari, malam hari, dan siang hari), dan latar sosial (kehidupan masyarakat Samarinda yang masih kental akan budaya); alur cerita pada novel Surat Dahlan adalah alur campuran; sudut pandang novel tersebut adalah orang ketiga si pencerita menceritakan kehidupan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya; dia, mereka; amanat yang terdapat dalam novel Surat Dahlan yaitu jangan berhenti bermimpi, karena mimpi yang akan membawa 116

130 117 kita pada kenyataan, dan kita harus menjalani problema kehidupan dengan ikhlas, sebab disitulah mental kita diuji. 2. Nilai moral novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. mencakup tiga aspek, yaitu: (a) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: bersyukur, memuji Tuhan, dan beribadah; (b) hubungan manusia dengan manusia lain meliputi menasehati, tolong-menolong, dan kasih sayang,; (c) hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi mandiri, bekerja keras, kasih sayang, disiplin, dan jujur; (d) hubungan manusia dengan alam sekitar meliputi memuji keindahan alam dan menjaga kesuburan tanah. 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara cocok untuk diajarkan di SMA. Novel Surat Dahlan dapat dijadikan penunjang dalam pembelajaran novel. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Group Investigation. Penerapan model Group Investigation meliputi: (a) penyampaian motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat mengetahui unsur ekstrinsik novel; (b) pembagian kelompok; (c) kegiatan belajar dalam kelompok; (d) presentasi kelompok. Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra, dan buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas XI SMA. Evaluasi diberikan dalam bentuk aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

131 118 B. Saran Berdasarkan penelitian mengenai nilai moral pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, penulis memberikan saran sebagai berikut. 1. Bagi Guru Bagi guru, novel Surat Dahlan dapat dijadikan bahan pembelajaran sastra, karena novel tersebut mengandung amanat yang baik bagi para siswa, selain itu guru harus mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menumbuhkan minat siswa terhadap dunia sastra. 2. Bagi Peserta Didik Bagi peserta didik, diharapkan novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku, sikap, dan tindakan menuju ke arah yang lebih baik dalam kelangsungan hidup sehari-hari serta sebagai motivator untuk lebih mencintai budaya dan karya bangsa sendiri. 3. Bagi pembaca Dengan penelitian ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah memahami novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Selain itu, pembaca juga dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam memahami karya sastra dan ilmunya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

132 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta Ginanjar, Nurhayati Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Diktat. Surakarta. Majid, Abdul Strategi Pembelajaran. Bandung Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pabichara, Khrisna Surat Dahlan. Jakarta: Noura Books.. Rahmanto, B Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius Rusman Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sayekti Nilai Moral dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas X1 SMA. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo.

133 Sukirno Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sukirno Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: Putra Offset Purwokerto. Taufik Nilai-Nilai Moral dalam Novel Ayah Mengapa Aku Berbeda? Karya Agnes Davonar dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X. Surya Bahtera Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol (2). pp Waluyo, Herman J Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nurhaeni Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Nur.haeni77@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Widiasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rosiyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Suwandi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra NILAI MORAL NOVEL TITIAN SANG PENERUS KARYA ALANG-ALANG TIMUR SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh: Andhina Linda Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dynarahma@rocketmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ika Chandra Deviana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh Felly Mandasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Prayudi Nursodik Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Agung Prasetyo Program StudiPendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yuli Lestari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Rochimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ratri Mei Adhadilla Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Fitria Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Diah Retnosari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Manusia dilahirkan dengan berbagai permasalahan hidup yang dihadapinya. Perasalahan hidup manusia dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE SERTA KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Orang dapat mengetahui nilai-nilai

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra menampilkan potret kehidupan manusia. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL JILBAB IN LOVE KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA. SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat

NILAI MORAL NOVEL JILBAB IN LOVE KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA. SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat NILAI MORAL NOVEL JILBAB IN LOVE KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Rina Astuti 122110033 PROGRAM

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Riris Karisma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORALDALAM NOVEL AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR DAN SKENARIOPEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X

NILAI-NILAI MORALDALAM NOVEL AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR DAN SKENARIOPEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X NILAI-NILAI MORALDALAM NOVEL AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR DAN SKENARIOPEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X Oleh: Taufik Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia UniversitasMuhammadiyahPurworejo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Achmad Musyafa NIM 122110046

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ginanjar Subekti Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia ginanjarsubekti10@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci