BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisik, emosi, dan psikis.pada masa remaja terjadi suatu

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis.pada masa remaja terjadi suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan itu tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan.terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. (Widiyastuti dkk, 2009) Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju deasa.tidak ada batasan tajam antara akhir masa kanak-kanak san masa awal pubetas pada remaja putri.secara klinis pubertas dimulai dengan tumbuhnya ciri-ciri kelamin sekunder dan diakhiri jika sudah ada kemampuan bereproduksi.masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium yang biasanya terjadi pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. (Widiyastuti dkk, 2009) Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual, begitu juga dengan remaja. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena jika timbul dorongandorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab dan bisa mengakibatkan kehamilan.

2 2 Banyaknya remaja putri yang menikah di usia muda memicu kasus kehamilan dan persalinan yang tidak aman. Pernikahan usia muda hingga saat ini masih menjadi persoalan yang serius secara global. Selain menyebabkan putusnya akses pendidikan, usia muda juga berdampak secar psikologis, ekonomis, dan juga kesehatan reproduksi. Pernikahan usia muda menimbulkan dampak bagi remaja laki-laki dan remaja putri. Salah satu dampak usia muda cukup signifikan adalah kesehatan reproduksi. Berdasarkan Penelitian Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Basilica Dyah Putranti, hamper disemua wilayah Indonesia, remaja putri yang menikah pada usia muda berpotensi mengalami kehamilan beresiko tinggi. Kehamilan remaja meningkatkan risiko kematian dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingakan dengan perempuan yang hamil pada usia lebih dari 20 tahun. Demikian pula dengan risiko kematian bayi 30% lebih tinggi pada ibu yang melahirkan pada usia muda dibandingkan pada ibu yang melahirkan pada usia lebih dari 20 tahun. (National geographic, 2011) Hasil data SDKI tahun 2007 menunjukan median usia perkawinan pertama pada usia 19,8 tahun sementara hasil SDKI tahun menunjukan angka 19,2 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa setengah dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah usia 20 tahun. Lebih lanjut mengenai data SDKI tahun 2007 menunjukan baha kehamilan dan kelahiran usia muda (BKKBN, 2010)

3 3 Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010 perkiraan rata-rata umur perkawinan pada laki-laki 25,7 tahun sedangkan pada perempuan 22,3 tahun. Hasil survey diatas merupakan tujuan salah satu Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Pendewasaan Usia Perkawinan merupakan suatu program yang berupaya untuk meningkatkan usia perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal perkawinan pertama yaiutu 25 tahun pada laki-laki dan 20 tahun pada perempuan. Program ini juga bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga harus mempertimbangkan beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, yaitu aspek kesehatan, ekonomi, psikologi, dan agama. Angka usia muda (menikah sebelum usia 20 tahun) hamper dijumpai diseluruh propinsi di Indonesia, sekitar 10 % remaja putri melahirkan anak pertama diusia tahun. Di Jawa Tengah sendiri melahirkan anak diusia tahun. Di Jawa Tengah sendiri presentase sebesar 37,13% menikah pada umur tahun, dan sebesar 39 % menikah pada usia tahun. Meskipun demikian ternyata di Jawa Tengah masih relative banyak perempuan yang menikah pada dibawah 16 tahun yaitu sebesar 13,75%. (BKKBN, 2009) Fenomena usia muda juga masih terjadi di Kabupaten Grobogan, sebanyak 18,63% perempuan yang menikah dibawah usia 16

4 4 tahun dan 44,75% perempuan menikah diusia tahun. (BPS Jawa Tengah, 2009) Perkawinan pada usia muda sering menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan berumah tangga, ini disebabkan karena kurangnya kesiapan mental dan masih belum siap jiwa dan raganya untuk membina rumah tangga sehingga tidak jarang terjadi pertengkaran, kesalah pahaman atau selisih pendapat antara keduanya sehingga menimbulkan perceraian. Dari hasil survei ada 1131 perkara cerai talak dan 1701 perkara cerai gugat yang terjadi di Kabipaten Grobogan pada tahun Kecamatan Godong ada 76 perkara perceraian selama tahun (Pengadilan Agama Kabupaten Grobogan, 2010) Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Angka Kematian Ibu pada tahun 2011 sebesar 114,04 per 1000 KH. Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010, yaitu sebesar 80,02 per KH. Namun angka ini masih melampaui target Grobogan Sehat 2010 sebesar 150 per 1000 KH. (Dinas Kesehatn Grobogan, 2011) Berdasarkan Laporan Badan Penasehat dan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP.4) Kecamatan Godong Tahun 2011, masih ditemukan diusia muda pada median usia tahun sebanyak 88 jia dan semuanya adalah remaja putri. Umur tahun sebanyak 298 jiwa, 36 orang laki-laki dan 262 orang perempuan.

5 5 Sebelum ini telah dilakukan beberapa penelitian tentang Pernikahan usia muda, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan usia muda oleh Rini Dwi Oktafia, dengan hasil factor putus sekolah rendah (50,0%) responden, ekonomi rendah 28 (70,0%) responden, pergaulan tinggi 32 (80,0%) responden, sosial budaya tinggi23 (57,5%) responden. Kemudian penelitian tentang pengetahuan remaja putri tentang risiko usia muda terhadap kehamilan oleh Anik Sulistyowati, dengan hasil sebagian besar remaja putri memilki pengetahuan baik tentang risiko usia muda terhadap kehamilan yaitu sebesar 28 (47,5%) responden, remaja putri yang memilki pengetahuan kyrang ada 9 (15,3%) responden. Yang terakhir penelitian tentang peran orang tua pelaksanaan dini oleh Siti Aminatuz, dengan hasil penelitian didapatkan bahwa orag yua memiliki peran baik sebesar 28,0%, peran cukup 56,0% dan peran kurang sebesar 16,0%. Dengan kejadian usia muda yang masih terjadi pada remaja putri di Kecamatan Godong kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan remaja putri tentang usia muda, hal ini mengakibatkan masih tingginya angka usia muda di Kecamatan Godong terutama pada remaja putri. Peneliti telah melakukan survey dibeberapa sekolah di Kecamatan Godong, didapatkan hasil bahwa SMA Yatpi Godong merupakan sekolah yang belum pernah memperoleh penyuluhan dari tenaga kesehatan. Dari hasil wawancara dengan 10 siswi di SMA Yatpi Godong tentang usia muda diperoleh hasil 4

6 6 orang siswi mempunyai pengetahuan baik dan 6 siswi berpengetahuan kurang. Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri tentang Risiko Pernikahan Usia Muda Sebelum dan Sesudah Penyuluhan. B. Perumusan masalah Adakah perbedaan pengetahuan remaja putri tentang risiko usia muda sebelum dan sesudah penyuluhan? C. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja putri tentang risiko usia muda sebelum dan sesudah penyuluhan. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan remaja putri tentang risiko usia muda sebelum penyuluhan. b. Mendeskripsikan pengetahuan remaja putri tentang risiko usia muda sesudah penyuluhan. c. Menganalisis perbedaan pengetahuan remaja putri tentang risiko usia muda sebelum dan sesudah penyuluhan.

7 7 D. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang usia muda sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam hal promosi kesehatan khususnya pendidikan kesehatan atau penyuluhan. b. Bagi tempat penelitian Sebagai informasi dan masukan tentang usia muda dan agar remaja putri tidak nelakukan usia muda c. Bagi institusi Penelitian ini diharapkan menambah informasi dan menambah pengetahuan tentang risiko usia muda, khususnya bagi mahasiswi DIII Kebidanan UNIMUS. E. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian yang terkait tentang usia muda yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk membandingkan penelitian ini dengan penelitian sebelumnyasebagai berikut:

8 8 Table 1.1 Nama Peneliti dan Judul Penelitian Sasaran Penelitian Variasi yang di teliti Metode Hasil 1. Rini (2010) Studi Deskriptif Faktorfaktor yang berkaitan dengan usia muda di desa Kaliaman Kec. Kembang Kab.Jepara 2. Anik (2009) Gambaran Pengetahuan Remaja putri tentang resiko usia muda tentang kehamilan di SMA Negeri 2 Demak 3. (Siti Aminatuz, 2011) Gambaran peran orang tua pada pelaksanaan dini di Desa Siwalanrejo Kec. Sukodadi Kab.Lamon gan Perempua n dari pasangan yang menikah muda umur < 20 th di desa Kaliaman Kec. Kembang Kab.Jepar a Siswi kelas 2 SMA Negeri 2 Demak Seluruh orang tua yang pernah menikahk an anaknya pada usia tahun. Faktor putus sekolah, social budaya tinggi, pergaulan tinggi,ekon omi rendah. Pengetahua n remaja putri tentang resiko usia muda terhadap kehamilan Peran orang tua pada pelaksanaa n dini Deskripti f dengan teknik simple random sampling Deskripti f dengan metode pendekat an cross sectional Deskripti f dengan menggun akan pengamb ilan sample total sampling faktor putus sekolah rendah 20 (50,0%) responden, ekonomi rendah 28 (70,0%) responden, pergaulan tinggi 32 (80,0%) responden, sosial budaya tinggi 23 (57,5%) responden. Dengan prosentase yang cukup tinggi dari masing-masing faktor ini mempengaruhi responden untuk menikah pada usia muda Sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang risiko usia muda terhadap kehamilan yaitu sebesar 28 orang (47,5%), remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang 9 orang (15,3%). Hasil penelitihan didapatkan bahwa orang tua memiliki peran baik sebesar 28,0%, peran cukup 56,0% dan peran kurang sebesar 16,0%.

9 9 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu pada metode penelitiannya.penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode deskriptif.