BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sekarang paling populer adalah batik. Tak heran jika Solo identik dengan batik,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Solo merupakan kota seni dan budaya, sehingga banyak karya seni dan budaya yang tetap lestari hingga kini di kota ini. Karya seni dan budaya yang sekarang paling populer adalah batik. Tak heran jika Solo identik dengan batik, karena memang kota ini merupakan salah satu asal akar batik nusantara. Batik pun semakin mendunia sejak dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya dunia asli Indonesia oleh UNESCO. Hingga pagelaran budaya yang mengangkat batik pun kini rutin diselenggarakan tiap tahun di kota ini, yaitu pagelaran Solo Batik Carnival (SBC), Solo Batik Fashion (SBF) dan banyak acara semacamnya yang diadakan dalam setiap tahunnya. Busana (fashion) sebagai kebutuhan primer manusia disamping kebutuhan pangan dan tempat tinggal pada awalnya lebih berfungsi dalam masalah etika yaitu menyangkut kesopanan dan sebagai pelindung tubuh dari kondisi alam seperti cuaca panas atau dingin. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan tingkat kemakmuran manusia, fungsi dari busana tersebut semakin berkembang menjadi sebuah alat untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia. Kebutuhan emosional yang dimaksud adalah sebagai alat komunikasi yang dapat menunjukan status sosial serta menambahkan keindahan pada pemakainya. 1

2 Seseorang ingin menggambarkan dirinya melalui barang yang dikonsumsinya antara lain, pakaian, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya. Kebutuhan mengenakan busana tertentu dalam berbagai peristiwa kehidupan menyebabkan manusia merasa tidak puas mengenakan busana yang sejenis. Keinginan untuk berpenampilan lebih baik mendorong terciptanya berbagai gaya busana di dunia termasuk di Indonesia. Trend fashion selalu berubah dan perubaha itu menyangkut beberapa aspek seperti ekonomi, sosial dan budaya. Sedangkan perputaran dunia fashion banyak dipengaruhi oleh motif, warna, bahan dan trend yang sedang terjadi. Adanya perkembangan ilmu dan teknologi serta didukung dengan kemudahan informasi, dunia Fashion mengalami perkembangan yang pesat, banyak macam pilihan bagi masyarakat atas produk Fashion yang ditawarkan di pasar dengan spesifikasi, segmen pasar dan cara pendistribusian produk yang berbeda-beda. Kecenderungan berbusana yang lebih baik dan menarik lebih diperhatikan oleh kaum wanita, karena naluri kaum wanita ingin tampil lebih baik, menarik dan menganggap pakaian adalah sebagai simbol dari kecantikan dan keindahan. Maka dari itu dibuatlah tema dan ini khusus untuk kaum pria agar kaum pria juga dapat semakin menarik dan dapat menunjukan identitasnya, kaum pria jaman sekarang sudah mulai perduli akan penampilan dan kaum priapun sudah mulai mencoba berbagai gaya busana sehingga para desainer atau perancang busana berlomblomba menciptakan mode dan tema atau trend fashion yang dapat diterima dimasyarakat umum. Busana (fashion) sendiri sekarang mempunyai arti yang luas, tidak hanya dalam pengertian busana saja tapi juga termasuk dalam aksesorisnya seperti make 2

3 up, gelang, kalung, ikat rambut, ikat pinggang, sapatu, tas dan lain sebagainya. Sehingga memungkinkan desainer untuk mengekploitasi dan bereksperimen dalam menyalurkan karya-karyanya. Begitu pula dengan usaha yang dilakukan oleh Desainer Rory Wardana yang beralamat Jl. Pierre Tendean No. 61 Solobaru, Surakarta. Rory Wardana merupakan ikon dari kota Solo, dengan keahliannya dalam bidang mendesain busana baik pria maupun wanita. Melalui keahliannya tersebut Rory Wardana mampu mengharumkan kota Solo, sehingga kota Solo lebih dikenal tidak hanya dipulau Jawa saja baik secara Nasional sampai Internasional seorang Rory Wardana mampu membuktikan jati dirinya pada dunia bahwa batik yang selama ini menjadi ciri khas dari desain yang digunakan adalah yang terbaik. Dalam hal ini adalah batik motif parang yang sangat digemari oleh Rory Wadana. Grogol Sukoharjo Solo Jawa Tengah tempat merintis bisnisnya sejak tahun 1996 sebagai bentuk perwujudan untuk memenuhi kebutuhan primer yang semakin berubah dan bertambah. Walaupun sebenarnya Rory Wardana tidak membatasi jenis busana yang dirancangnya, pada perkembangan selanjutnya perancangan tersebut banyak menangani pembuatan pesta dan keabaya sesuai dengan permintaan pasar. Namun demikian sebagai koleksi atas rancangannya, Rory Wardana tetap menciptakan jenis busana lain beserta segala jenis aksesorisnya. Rory Heritage Cloth s merupakan tema baru dari rancangan Rory Wardana khusus untuk pria yang sudah masuk taraf International dan sudah 3

4 diakui dalam ajang Mr. International 2016 dimana Rory Wardana berhasil mencapai juara TOP 3 dari 36 Negara yang ikut bersaing dalam ajang tersebut. Dalam rangka menyampaikan hasil rancangan maupun produk fashion yang ditawarkan oleh Desainer Rory Wardana kepada sasaran pasarnya, maka perlu adanya strategi dalam berpromosi, mengingat persaingan dalam dunia fashion sangatlah ketat, dengan demikian maka usaha promosi itu memerlukan adanya suatu media atau mengikuti suatu ajang perlombaan. Dalam hal ini media yang paling efektif menurut penulis adalah melalui Coffee Table Book karena menjadi salah satu cara agar masyarakat dapat lebih mengenal lagi busana-busana yang telah di rancang oleh Rory Wardana dan Rory Wardana pun dapat lebih mengeksplorasi hasil rancangannya sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas dengan demikian buku ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi pembaca tapi juga bermanfaat bagi Desainer itu sendiri. Rory Wardana dalam tema kali ini menggunakan Batik Parang sebagai ciri khas dari kaum pria. Motif Parang berasal dari kata karang atau batu karang. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal serta memiliki kemiringan 45 derajat. Pola dasarnya adalah lilitan leter S. Batik motif parang merupakan ragam hias larangan karena hanya raja dan kerabatnya yang diizinkan untuk memakainya. Besar kecilnya motif parang juga menyimbolkan status sosial pemakainya dalam lingkup kerajaan. Motif yang melambangkan keberanian. Ini dulu dilarang digunakan pada acara pesta karena dianggap menentang pernikahan. Atau batik dengan motif sekar jagad yang kerap digunakan pada pesta karena melambangkan kebahagiaan. Masing-masing motif menyimpan nilai budaya, kisah dan keistimewaan tersendiri. Maka dari itulah 4

5 Rory Wardana memilih batik parang sebagai ciri khas dari desainer Rory Wardana. Kata Parang dalam bahasa Jawa dapat juga berarti musuh dalam peperangan (parang muka). Perang juga dapat diartikan sebagai perang batin yang senatiasa dialami oleh orang dewasa. Dalam hal perang fisik yang terpaksa sering dilakukannya pada masa pemerintahannya, sebagai seniman, Sultan Agung menyampirkan pesan bahwa meskipun perang kadang-kadang harus dilakoni, perang fisik itu merusak dan setiap pemimpin yang memakai kain batik dengan pola tersebut diingatkan untuk sangat berhati-hati menerapkan kebijakan represif atau perang, (Musman & Arini, 2011 : 43). seperti : Bentuk Parang sesungguhnya merupakan deformasi dari beberapa bentuk - Bentuk ombak laut yang susul-menyusul menerpa tebing tempat burung bertengger, mengandung arti bahwa tak ada sesuatu pun didunia ini yang serba mulus. Semuanya pasti mengalami gangguan, cobaan atau ujian. Bila dihadapi dengan sabar dan bijak, justru akan mendatangkan ketegaran. Semua keberhasilan harus melalui pengorbanan lahir dan batin. - Bentuk pusaran air di antara ombak yang distilisasi menjadi bentuk permata. Bentuk ini dalam dunia pembatik biasa disebut mlijon, bermakna bahwa perjuangan sebagai pemimpin seperti berjuang di dalam pusaran air, bila berhasil, seolah menemukan permata dalam kehidupannya. Akan tetapi, kesuksesan, keperkasaan, kadang kadang 5

6 memabukkan, ibarat terlena di atas pusara air yang telah menjadi permata, nikmat namun bisa membahayakan. (Musman & Arini, 2011 : 44). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang konsep Coffee Table Book Rory Heritage Cloth s sehingga mampu menyampaikan pesan? 2. Bagaimana merancang desain cover dan isi dari Coffee Table Book Rory Heritage Cloth s agar efektif untuk mengenalkan berbagai rancangan Rory Wardana? 3. Bagaimana merancang media pendukung yang efektif untuk digunakan dalam launching /peluncuran Table Book Rory Heritage Cloth s? C. Tujuan 1. Merancang konsep Table Book Rory Heritage Cloth s agar dapat mengedukasi masyarakat agar lebih peduli dengan budaya Nusantara melalui hasil rancangan Rory Wardana. 2. Merancang desain cover dan isi Coffee Table Book Rory Heritage Cloth s yang mengenalkan berbagai ranacangan Rory Wardana yang efektif kepada masyarakat. 3. Merancang media pendukung yang efektif untuk digunakan dalam launching / peluncuran Table Book Rory Heritage Cloth s. 6

7 D. Target 1. Target market Geografi Jenis Kelamin Pendidikan Agama Umur Sosial Ekonomi Primer Sekunder : Eks. Karesidenan Surakarta. : Laki-laki dan Perempuan. : SMA pekerja yang masih aktif. : Semua agama yang ada di Indonesia. : tahun. : Menengah ke atas. : Wilayah Kota Solo dan sekitarnya. : Wilayah Indonesia. 2. Target Audience Geografi Jenis Kelamin Pendiddikan Agama : Eks Karesidenan Surakarta. : Laki-laki dan Perempuan. : SMA Pekerja yang masih aktif. : Semua agama yang ada di Indonesia. Umur : tahun. Sosisal Ekonomi : Menengah ke atas. 3. Psikografis Dari segi manfaat dapat memberikan manfaat yang cukup baik yaitu pelayanan, citra diri dan nilai kepuasan. Siapa saja pantas dan layak untuk mendapatkan dan menggunakan hal tersebut dengan status sosial yang potensial dan tetap. Dalam karya yang telah dan selalu disajikan secarak apik, detail dan sempurna dari Rory Wardana ini sangat menjunjung tinggi loyalitas tinggi 7

8 terhadap brand name produk yang diharapkan bagi siapa saja yang menggunakan busana rancangan Rory Wardana ini dapat lebih memancarkan aura positif. Dilihat dari tujuannya, maka Coffee Table Book Rory Heritage Cloth s menyasar audience dari kalangan pecinta budaya, menghargai sebuah hasil karya berupa busana sebagai penunjang sehari-hari dimana dengan unsur batik yang melekat pada busana yang dikenakan dapat menunjukan identitas mereka sebagai warga Indonesia yang menjunjung tinggi warisan budaya nenek monyang. Diharapkan dengan mengenakannya busana dari Desainer Rory Wardana dapat menunjukan siapakah diri kita dan bagaimana kita akan dihargai oleh orang lain. Karena busana yang kita pakai dapat diartikan seperti apa karakter dan aura dari si pemakainya dan diharapkan auranya terpancar dengan positif. Perbedaan khalayak berdasarkan gaya hidup adalah mereka yang menghargai karya bermutu tingggi, berwawasan, aktif dan memperhatikan penampilan. E. Metode Pengambilan Data Metode penciptaan dan perancangan yang gunakan, yaitu: 1. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer i). Metode Wawancara Termasuk salah satu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara merupakan salah satu proses interaksi dan komunikasi secara langsung untuk mendukung metode observasi. ( Lerbin, 1992 : 98 ). 8

9 Proses dilakukan secara formal dan nonformal, dengan suasana yang akrab, sifat pertanyaan yang santai namun fokus pada Rory Heritage Cloth s yang masih terus akan dikembangkan di dalam dan Luar Negeri. ii). Metode Observasi Pengumpulan data melalui observasi dengan kegiatan mengamati bagaimana perilaku, tanggapan, amigo, dan sikap antusias target audience. Mengamati hal-hal apa saja yang membuat target audience tertarik untuk menggunakan busana rancangan desainer Rory Wardana. b. Data Sekunder i). Metode Kepustakaan Kepustakaan dimaksudkan untuk mendapat data sekunder sebagai landasan teoritis yang menunjang data primer yang telah dikumpulkan. Dapat berupa media cetak seperti buku, majalah, koran, dan data-data yang terkait dan memuat informasi tentang Rory Wardana dengan temanya Rory Heritage Colth s. ii). Metode Analisis Data Dalam rangka perancangan Coffee Table Book Rory Heritage Cloth s digunakan analisis kualitatif. Setelah proses pengumpulan data selesai, dianalisa secara deskriptif, komparatif, dan kemudian ditarik untuk menemukan kesimpulan, lalu divisualisasikan dalam media pendukung yang efektif dengan strategi presentasi yang kreatif, menarik, komunikatif, dan tepat. 9

10 iii). Metode Merancang dengan Gambar Proses merancang dengan gambar dilaksanakan menggunakan gambar dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan model dan pola yang merupakan simulasi atau eksplorasi dari keadaan yang sebenarnya. Dalam metode ini berlangsung proses yang bersifat simulasi melalui gambar dan terpisah dari proses produksi barang.eksplorasi dan simulasi perancangan terutama menghasilkan gagasan serta usulan yang bersifat visual dan teknis. Metode ini menghasilkan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam proses produksi barang, antara lain : Dimungkinkan untuk memilah proses pelaksanaan pembuatan produk menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian dapat dikerjakan oleh pihak yang berbeda, dalam hal ini terjadi pembagian kerja. Metode ini memungkinkan pelaksanaan pembuatan produk yang besar dan rumit karena beberapa komponen pekerjaan dapat dilaksanakan oleh pihak yang berbeda. Pembagian kerja yang terjadi memungkinkan pekerjaan produk dengan jumlah lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat karena beberapa komponen pekerjaan dapat dilaksanakan secra silmutan pada waktu ysng bersamaan dan berkomponenkomponen ini kemudian dirakit menjadi benda karya desain yang diinginkan. 10