BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan jumlah penduduk di

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat, tentu kebutuhan terhadap ekonomi akan semakin bertambah. Industri barang konsumsi merupakan salah satu sektor industri yang cukup menarik, karena produk dari industri barang konsumsi selalu dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Industri barang konsumsi merupakan suatu cabang perusahaan manufaktur yang mempunyai peran aktif dalam pasar modal. Industri sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 37 perusahaan. Beberapa nama perusahaan yang cukup dikenal antara lain adalah PT Gudang Garam tbk (GGRM), PT Unilever Indonesia tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur tbk (INDF), PT Mayora Indah tbk (MYOR), dan PT Kalbe Farma tbk (KLBF). Untuk memenuhi permintaan masyarakat, maka perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri barang konsumsi tersebut harus meningkatkan kinerjanya dan berusaha semaksimal mungkin dalam menghasilkan produkproduk yang diinginkan masyarakat. Adapun subsektor industri barang konsumsi yaitu industri makanan dan minuman, industri kosmetik dan keperluan rumah tangga, industri rokok, industri farmasi, dan industri peralatan rumah tangga. 1

2 2 Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam sehingga banyak komoditi yang dapat diproduksi. Selain itu, sumber daya manusia yang jumlahnnya cukup besar menyebabkan di Indonesia banyak perusahaan yang berkembang disektor industri barang konsumsi. Perusahaan merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam dunia bisnis yang membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari. Pada dasarnya keputusan pendanaan perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Irham Fahmi, 2011). Kinerja keuangan dapat dinilai dari beberapa aspek dengan beberapa teknik yang dapat digunakan. Salah satu teknik yang paling banyak digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan yaitu dengan rasio keuangan. Rasio keuangan ini dirancang untuk membantu kita mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan (Kamaluddin dan Indriani, 2012). Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan struktur modal (DAR, DER, dan LDER) dan kinerja keuangan (ROE) pada perusahaan industri barang konsumsi tahun 2010 sampai dengan 2014:

3 DAR DER LDER ROE Sumber : ww.idx.co.id [diolah] Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Struktur Modal (DAR, DER, dan LDER) dan Kinerja Keuangan (ROE) pada Industri Barang Konsumsi Tahun Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan ROE dari tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 5% dikarenakan laba bersih yang diperoleh perusahaan selalu meningkat, tetapi pada tahun 2013 sampai tahun 2014 terus mengalami penurunan karena perusahaan kurang efisien dalam mengelola ekuitas untuk menghasilkan laba bersih. Sedangkan struktur modal yang diukur dengan DAR pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1% dan kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 sebesar 5% hal ini dikarenakan jumlah aset yang dibiayai oleh liabilitas tahun 2012 sampai 2014 meningkat. DER pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 5% dikarenakan adanya penurunan liabilitas, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 sebesar 18% karena liabilitas perusahaan terus meningkat. LDER pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 3% dan meningkat sebesar 5% pada tahun 2013 sampai tahun 2014 dikarenakan liabilitas jangka panjang meningkat. Sehingga berdasarkan grafik dan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa ketika struktur

4 4 modal menurun maka akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Optimalisasi kinerja keuangan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan salah satunya adalah struktur modal (Fama dan French, 1998). Pada prinsipnya struktur modal yang digunakan oleh suatu perusahaan sangat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Aktivitas perencanaan keuangan, seperti perencanaan investasi, pembiayaan dan keputusan manajemen yang berupa penetapan anggaran, pembayaran dividen kepada pemegang saham serta insentif ke pihak luar sangat dipengaruhi oleh besarnya leverage yang digunakan oleh perusahaan merupakan bagian dari keputusan struktur modal (Sidiq Pramono Nugroho, 2011). Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri (I Made Sudana, 2011). Struktur modal yang efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Keputusan komposisi modal atau struktur modal perlu dipertimbangkan dengan baik karena menyangkut risiko yang mungkin terjadi dan perusahaan harus menanggung dampak dari keputusan tersebut. Oleh karena itu salah satu keputusan penting manajer keuangan agar tetap berdaya saing dalam jangka panjang adalah keputusan mengenai struktur modal (Weston dan Brigham, 1994). Keputusan

5 5 tentang struktur modal melibatkan analisis trade-off antara risiko dan keuntungan. Penggunaan hutang meningkatkan risiko tetapi meningkatkan keuntungan perusahaan (Lukas Setia Atmaja, 2008). Dengan adanya struktur modal yang optimal maka perusahaan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal pula sehingga bukan hanya perusahaan yang memperoleh keuntungan, tetapi para pemegang saham pun ikut memperoleh keuntungan tersebut (Brigham dan Houston, 2011). Struktur modal juga mencakup pengelolaan aset perusahaan sehingga harus dikelola dan dimanfaatkan secara efektif dan produktif yang nantinya akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Azlina, 2009). Hanafi (2012) menegaskan konsep struktur modal dengan menyatakan bahwa perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan dimasa mendatang. Hal ini berarti perusahaan yang berhutang bisa dianggap memiliki kinerja yang baik oleh investor. Teori trade-off juga mempresiksi hubungan positif antara struktur modal dengan profitabilitas atau kinerja keuangan perusahaan. Pengurangan bunga hutang pada perhitungan penghasilan kena pajak akan memperkecil proposri beban pajak, sehingga proporsi laba bersih setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas semakin tinggi. Namun pendapat tersebut bertentangan dengan pendapat Kamaludin dan Indriani (2012) yang mengatakan bahwa perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang lebih rendah karena perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan memiliki laba ditahan yang besar

6 6 pula sehingga ada kecenderungan menggunakan laba ditahan sebelum hutang sebagai pembiayaan investasi. Irham Fahmi (2013) menambahkan bahwa perusahaan bisa saja melakukan kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan aset yang dimiliki karena dilakukannya kebijakan penjualan untuk membiayai rencana aktivitas perusahaan. Anwar (2009) juga menambahkan bahwa ketika penjualan semakin tinggi, maka akan mengakibatkan hutang yang digunakan perusahaan juga akan semakin kecil. Penelitian yang terkait dengan kinerja keuangan perusahaan telah banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Bagas Binangkit dan Sugeng Raharjo pada tahun 2014 dengan judul Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan dan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dalam hasil penelitian menemukan bahwa DER dan DAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, hal ini berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan dari pada ekuitas sehingga berpengaruh pada meningkatnya kinerja perusahaan. Sedangkan EAR berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan, hal ini berarti bahwa perusahaan lebih sedikit menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan dari pada ekuitas sehingga berpengaruh pada penurunan kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arif Adhi Nugraha pada tahun 2013 dengan Judul Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks Kompas 100 dalam hasil penelitian menemukan bahwa Secara parsial Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity

7 7 Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100, sedangkan untuk Long Debt to Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Akinyomi Oladele John pada tahun 2013 dengan judul Effect Of Capital Structure On Firm Performance: Evidence From Nigerian Manufacturing Industry dalam hasil penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara struktur modal dan kinerja keuangan menggunakan ROA dan ROE. Maka berdasarkan uraian latar belakang penelitian penulis tertarik untuk meneliti struktur modal dan pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja keuangan perusahaan yang kemudian dituangkan kedalam laporan penelitian dengan judul Pengaruh Struktur Modal Terhadap Efektivitas Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh struktur modal yang diukur dengan DAR terhadap efektivitas kinerja keuangan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

8 8 2. Bagaimana pengaruh struktur modal yang diukur dengan DER terhadap efektivitas kinerja keuangan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Bagaimana pengaruh struktur modal yang diukur dengan LDER terhadap efektivitas kinerja keuangan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Bagaimana pengaruh struktur modal yang diukur dengan DAR, DER, dan LDER terhadap efektivitas kinerja keuangan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal yang diukur dengan DAR terhadap efektivitas kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal yang diukur dengan DER terhadap efektivitas kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

9 9 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal yang diukur dengan LDER terhadap efektivitas kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal yang diukur dengan DAR, DER, dan LDER terhadap efektivitas kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Dengan dilakukannnya penelitian ini, dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu analisa laporan keuangan mengenai struktur modal dan efektivitas kinerja keuangan perusahaan. 2. Dari hasil penelitian ini akan berguna untuk: a. Penulis : Untuk memberikan pengetahuan serta menambah wawasan mengenai pengaruh struktur modal terhadap efektivitas kinerja keuangan perusahaan, menjadi sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa studi di Universitas Widyatama.

10 10 b. Pembaca : Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang mengambil judul yang sama sebagai bahan penelitian. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian : Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Waktu Penelitian : Dimulai pada bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.