LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN COLD STORAGE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN COLD STORAGE"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN COLD STORAGE Disusun Oleh : Nabella Doris Tyas Putri Edwin Dwi Hariono Asrorin Safira Zata Lini Akhmad Firdaus Andre Vahlefi Yongki Adi Pratama Putra Dwi Pinaring Huda (B ) (B ) (B ) (B ) (B ) (B ) Dosen Pembimbing : Yuli Hananto, STP, M.Si. PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ENERGI TERBARUKAN JURUSAN TEKNIK POLITEKNIK NEGERI JEMBER OKTOBERBER 2015

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendinginan merupakan proses yang populer untuk penyimpanan produk-produk pertanian. Dengan menurunkan suhu suatu produk, aktivitas enzim dan mikroba yang ada akan berkurang, sehingga penurunan mutu atau kerusakan dapat dihambat. Pada buah-buahan atau sayur-sayuran, pengendalian proses pendinginan merupakan faktor kritis karena dapat menyebabkan chilling injury bila dibawah suhu tertentu. Bangunan Cold Storage adalah sebuah bangunan yang difungsikan untuk menyimpan bahan-bahan mentah agar tidak mengalami proses pembusukan sampai pada waktunya akan dikirim ke konsumen, dimana pencegahan kebusukan dilakukan dengan metode pendinginan. Cold Storage dapat diilustrasikan sebagai sebuah bangunan besar yang fungsinya seperti lemari pendingin. Bangunan dengan temperatur rendah ini hanya dapat difungsikan dengan baik jika kita memastikan ruangan tertutup rapat dalam artian udara tidak dapat keluar masuk dan memakai alat pendingin (refrigeration) untuk menjaga temperatur tetap rendah dengan mengeluarkan udara dingin. Dalam sebuah sistem pendinginan perlu adanya sebuah perawatan dan perbaikan yang berkala untuk menjaga peforma mesin pendingin tetap seperti kondisi awal, meskipun jangka pakainya sudah berjalan cukup lama. Tahapantahapan perawatan harus sesuai dengan standar perawatan penggunaan mesin pendingin yang digunakan. 1.2 Maksud dan Tujuan a. Mahasiswa mampu mengetahui perawatan dan perbaikan Cold Storage. b. Mahasiswa mampu melakukan perawatan dan perbaikan Cold Storage. BAB II

3 DASAR TEORI 2.1 Definisi Cold Storage Refrigerasi didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang penyediaan dan mempertahankan temperatur di bawah temperatur atmosfer sekitarnya. Pemanfaatan efek temperatur rendah ini memainkan peranan yang penting dalam pengawetan bahan makanan, salah satunya adalah daging ayam. Banyak hal dari daging ayam, dimana membutuhkan persiapan yang baik dan penanganan tempat penyimpanan daging ayam, yaitu Cold Storage menjamin pengawetan daging yang aman dan diakui secara umum. Cold Storage adalah ruangan yang suhunya dijaga dibawah suhu udara di luar dengan tujuan supaya barang yang disimpan di dalamnya tidak rusak. Barang-barang yang biasa disimpan di dalam Cold Storage adalah es krim, daging-dagingan, buah-buahan, susu dan produk olahannya, serta barang-barang lain yang mudah rusak bila disimpan pada suhu kamar. Cold Storage didesain berdasarkan barang apa yang akan disimpan di dalamnya karena tiap-tiap jenis barang akan membutuhkan penyimpanan yang berbeda. Tidak semua daging segar langsung dibawa ke pasaran, sebagian ada yang disimpan untuk persediaan. Lamanya waktu ketahanan daging tergantung pada kondisi apa daging itu disimpan. Daging mempunyai ketahanan tertentu di setiap bagian. Misalnya, daging hanya mampu bertahan selama 10 hari apabila berada di Chilling Room, sedangkan di Cold Storage daging mampu bertahan sampai dua tahun Chilling Room Chilling Room adalah ruangan untuk mendinginkan daging sampai pada temperatur sekitar 00C. Pendinginan di dalam Chilling Room dimaksudkan untuk mereduksi pertumbuhan bakteri mikro organism dan untuk mengurangi penyusutan berat daging oleh penguapan. Chilling Room juga dipakai sebagai ruang transit dan juga untuk mencegah perusakan warna di permukaan daging karena oksida hemoglobin.

4 Chiller yang baik mempunyai temperatur udara yang dingin, kecepatan hembus udara yang tinggi, kelembaban udara yang tinggi dan mempunyai kapasitas pendinginan yang besar. Temperatur udara dalam Chilling Room dijaga senantiasa antara 00C sampai -10C. Pada temperatur dibawah -10C, daging akan mulai membeku Blast Freezer Blast Freezer adalah ruangan yang dipakai untuk membekukan daging secara cepat. Apabila periode pengawetan daging yang dibutuhkan lebih lama daripada ketahanan waktu daging dalam Chilling Room, maka proses pembekuan diperlukan untuk mengatasi perubahan-perubahan secara fisik biologi, dan mikrologi dalam daging. Selama proses pembekuan, kandungan air dalam daging yang berkisar antara 80% ini harus diubah menjadi kristal-kristal es yang diikuti dengan pemisahan dari padatan yang terlarut. Suatu daging dikatakan membeku sempurna apabila temperatur di tengah daging mencapai -120 C atau bahkan lebih rendah lagi. Untuk mencapai kondisi ini, harus diperhatikan bagaimana kristal-kristal es ini terbentuk. Terbentuknya kristal es dalam daging sangat mempengaruhi kualitas daging beku yang dihasilkan. Semakin lembut kristal es yang terbentuk, semakin baik proses pembekuan yang terjadi. Dari International Institute of Refrigeration (IIR), diketahui bahwa kecepatan pembekuan dinyatakan sebagai kecepatan penurunan temperatur dipermukaan melalui badan daging dalam cm/jam. Hasil pembekuan yang baik didapat apabila kecepatan pembekuan daging berkisar antara 2-5 cm/jam. Pembekuan lambat didefinisikan dengan kecepatan dibawah 1 cm/jam dan pembekuan cepat dengan kondisi diatas 5 cm/jam. Daging beku yang sudah memenuhi syarat dikeluarkan dari blast freezer untuk selanjutnya disimpan di dalam Cold Storage. Temperatur ruangan Cold Storage dipertahankan agar tetap berada pada temperature daging yaitu sekitar -200C. Ketahanan daging dalam Cold Storage adalah fungsi dari waktu. Semakin dingin temperatur Cold Storage semakin lama ketahanan daging tersebut.

5 2.2 Komponen Sistem Refrigerasi Komponen Utama Pada sistem refrigerasi mekanik terdapat 4 (empat) komponen utama yaitu: kompressor, kondensor, metering device ( Expansion valve ), dan evaporator. a. Kompresor Kompresor adalah alat yang berguna untuk mengkompresi refrigeran yang keluar dari evaporator. Refrigerant dikompresi sehingga tekanan naik dan temperaturnya naik. Refrigeran yang keluar harus berfase gas sleuruhnya karena refrigeran dalam fasa liquid tidak dapat dikompresi. Jika refrigerant yang masuk ke dalam kompresor dalam fasa liquid, maka akan merusak kompresor. Kompresor berdasarkan prinsip kerjanya diklasifikasikan menjadi 2 jenis: Positive displacement-type Roto dynamic-type Berdasarkan konstruksinya dapat diklasifikasikan menjadi: Reciprocating type Rotary type with sliding vanes (rolling piston type or multiple vane type) Rotary screw type (single screw or twin-screw type) Orbital compressors, and Acoustic compressors b. Kondensor Kondensor adalah alat yang digunakan untuk menkondensasi refrigeran yang keluar dari kompresor sehingga saat keluar dari konensor, refrigeran sudah berfasa liquid seluruhnya. Untuk memastikan refrigeran sudah berfasa liquid seluruhnya, maka kita mengeset parameter subcooling, penurunan temperature beberapa derajat dibawah temperature saturasinya. Subcooling biasanya diset pada 2-3 K. Subcooling penting untuk 2 alasan: Keamanan dari katup ekspansi dimana tidak ada gelembung di dalamnya Memaksimalkan kapasitas dari evaporator Kondensor diklasifikasikan menjadi: Kondensor berpendingin udara Kondensor berpendingin air

6 c. Metering device Katup ekspansi adalah alat yang digunakan untuk mengatur laju aliran refrigeran menuju evaporator. Katup ekspansi ditempatkan sebelum evaporator. Pada system refrigerasi metering device merupakan tahanan yang tempatnya diantara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Alat pegatur refrigerant harus memberikan kapasitas yang maksimum kepada evaporator, tetapi tidak membuat beban lebih kepada kompresor. d. Evaporator Evaporator adalah alat penukar kalor yang digunakan untuk menyerap kalor dari ruangan dan memindahkan kalor tersebut ke refrigerant. Dengan penyerapan kalor ini, refrigeran akan berubah fasa dari fasa liquid saat memasuki evaporator menjadi gas saat keluar dari evaporator. Sangat penting untuk memastikan refrigerant yang keluar sudah berfasa gas karena akan membahayakan kompresor jika refrigerant yang keluar masih berfasa liquid. Untuk memastikannya, ada parameter yang harus diset, yaitu superheat, pemanasan refrigerant sampai beberapa derajat diatas temperature saturasinya. Dalam pemilihan evaporator, ada beberapa data yang harus dicocokan dengan data saat pemilihan condensing unit, yaitu superheating temperature, subcooling temperature, condensing temperature, dan cooling capacity. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

7 3.1 Alat dan Bahan Alat Dalam praktikum tidak menggunakan alat apapun karena dalam praktikum kali ini kegiatan yang dilakukan adalah hanya memahami secara garis besar prinsip kerja dan sistem refrigerasi pada Cold Storage sebelum nantinya melakukann perawatan dan perbaikan pada Cold Storage Bahan Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah seperakat unit Cold Storage politeknik negeri jember. 3.2 Langkah Kerja a. Perhatikan seluruh penjelasan dan intruksi dari teknisi yang bertugas memperbaiki Cold Storage. b. Catat seluruh hasil pengamatan dan penjelasan dari para teknisi. c. Gambar skema proses units cold strorage yang diamati. BAB IV PEMBAHASAN

8 4.1 Prinsip Kerja Cold Storage Pada prinsipnya Cold Storage hampir sama dengan ruangan biasa yang akan didinginkan. Perbedaannya terletak pada toleransi suhunya dimana suhu dari Cold Storage tidak boleh menyimpang terlalu jauh dari desain awalnya karena bisa merusak barang yang disimpan di dalamnya. Cold Storage menggunakan siklus kompresi uap single stage untuk pendinginannya. Gambar 1. Standar Vapour Compression system Proses 1-2: isentropik kompresi Proses 2-3: isobarik pelepasan kalor Proses 3-4: isentalphy ekspansi Proses 4-1: isobarik penyerapan kalor 4.2 Komponen Pendukung dalam Cold Storage Selain komponen-komponen utama seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator yang harus ada pada siklus refrigerasi, terdapat

9 komponen-komponen tambahan yang berfungsi sebagai device control atau pengatur refrigerant. Accessories yang digunakan pada sistem ini adalah: a. Oil separator Oil separator berfungsi untuk memastikan pelumas yang digunakan kompressor untuk kembali ke crankcase kompressor sebelum masuk ke kondenser. Campuran pelumas dan refrigeran masuk ke inlet oil separator dan melalui serangkaian buffle yang menyebabkan partikel pelumas terkumpul dan jatuh ke bagian bawah oil separator. Pelumas tersebut kembali ke crankcase karena tekanan pada oil separator yang lebih tiggi dibanding pada crankcase, jika tekanan pelumas lebih rendah terdapat katup khusus akan menutup untuk mencegah refrigerant masuk ke crankcase. Alat ini diletakkan setelah discharge line kompressor dan sebelum kondenser. b. Solenoid valve Katup elektromekanik yang digunakan untuk mengontrol fluida dengan memberikan arus listrik ke solenoid, sehingga mengubah posisi dari katup. Pada sistem pendinginan solenoid valve berfungsi sebagai penutup dan pembuka (katup) pipa refrigeran yang menuju ke expansion valve sehingga pada saat defrost, refrigeran cair yang berada di evaporator tidak kembali lagi ke kompresor. Karena apabila kompresor kemasukan liquid, komproser akan rusak. c. Filter drier Berfungsi untuk menyaring partikel-partikel kecil seperti serpihan logam dan debu yang dapat membahayakan bagi kerja kompressor. Selain itu alat ini juga bermanfaat untuk menangkap uap air yang dapat menghambat proses perpindaahan kalor serta membahayakan kompressor. Filter dryer ditempatkan setelah kondenser dan sebelum alat ekspansi. d. Sight glass Berfungsi untuk memperlihatkan cukup tidaknya refrigeran yang mengalir dan apakah cairan refrigeran sudah kering atau masih basah. Jika terdapat uap air atau lembab dalam refrigerant akan menyebabkan komponen berkarat, dapat pula air tadi membeku pada lubang katup ekspansi sehingga menyumbat aliran refrigerant. e. Check valve Untuk mengalirkan fluida (liquid atau gas) hanya ke satu arah, Prinsip kerja dari check valve ini adalah aliran refrigant mempunyai tekanan yang cukup untuk membuka valve yang ada sehingga refrigrant dapat mengalir

10 f. Pressure regulator Berfungsi untuk mengatur tekanan dari refrigeran agar tekanan refrigeran yang mengalir dalam sistem sesuai dengan apa yang akan kita inginkan, sehingga kita dapat mengontrol tekanan yang berlebih. g. Pressure control Berfungsi sebagai alat safety, mencegah kerusakan sistem apabila terjadi tekanan yang terlalu rendah pada suction atau tekanan terlalu tinggi pada discharge kompresor. Dapat mematikan sistem secara otomatis 4.3 Skema Proses Sistem Refrigerasi Pada Cold Storage Politeknik Negeri Jember Gambar 2. Skema proses Cold Storage POLIJE Kompresor menaikkan tekanan refrigeran yang kemudian masuk menuju oil separator untuk dipisahkan antara oli dan refrigeran yang masih terkandung

11 akibat penaikkan tekanan pada kompresor, jika ada kandungan oli maka oli akan disalurkan kembali menuju kompresor. Setelah terpisah dengan oli, refrigeran dipisahkan dari kandungan air yang mungkin terkandung pada aliran refrigeran akibat efek evaporasi pada evaprator dengan menggunakan filter drier. Sisa air yang terfilter nantinya akan dibuang ke lingkungan. Refrigeran kemudian melewati sight glass dan recervoir sebelum menuju selenoid valve. Aliran refigeran dapat terlihat saat melewati sight glass yang berupa pipa berkaca. Recervoir digunakan untuk menampung refrigeran saat sistem refrigerasi mati dan selenoid valve hanya sebatas kran buka tutup yang digunakan saat mesin pendingin akan dimatikan. Selanjutnya refrigeran dibawa menuju kondenser untuk dikondensasi menjadi wujud cair oleh udara lingkungan luar ruangan pendinginan. Refrigeran yang keluar dari kondensor berupa zat cair bertekanan tinggi yang selanjutnya diturunkan tekanannya oleh katup ekspansi. Penurunan tekanan ini berguna untuk memungkinkan refrigeran cepat menguap saat berada pada evaporator. Penguapan refrigeran terjadi pada evaporator dapat terjadi karena evaporator mengambil panas dari bahan atau ruang yang didinginkan. Sehingga kalor dari bahan dan udara ruangan yang terserap oleh eveporator dapat bersikulasi menjadi udara yang lebih dingin. Setelah dari evaporator refrigeran yang berwujud uap tekanan rendah yang kemudian akan dinaikkan tekanannya lagi saat melalui kompresor. Sehingga silkus pendinginannya dapat terjadi kembali. Pada kompresor terdapat presure gauge yang digunakan untuk mengetahui tekanan yang masuk dan keluar kompresor. Hasil pembacaan tekanan ini kemudian dijadikan data oleh pressue control untuk mengontrol sistem refrigerasi. Pressure control akan mematikan sistem pendinginan apabila tekanan tinggin dan rendah kompresor tidak sesui dengan kondisi normal. Pada kondisi normal tekanan tinggi keluaran kompresor berkisar psi dan tekanan rendah masukan kompresor berkisar 5 10 psi. Kontrol tekanan ini akan mengirimkan data menuju panel kontrol kelistrikan untuk mematikan kompresor. Sebelum pressure control mengirimkan sinyal untuk mematikan kompresor, selenoid valve pada sistem ditutup, sehingga aliran

12 refrigeran tidak dapat melalui kondensor dan aliran refrigeran yang keluar dari kompresor hanya terhenti sampai recervoir. Proses tersebut mengakibatkan aliran yang dihisap oleh kompresor mengalami penurunan dan habis, sehingga tekanan hisap kompresor akan sangat rendah. Hal inilah yang mengakibatkan pressure control mengirimkan sinyal pada panel kontrol kelistrikan untuk mematikan kompresor. Proses ini dilakukan agar kerja kompresor saat sistem pendinginan dihidupkan kembali tidak terlalu berat karena tekanan pada aliran masuk kompresor menjadi sangat rendah saat awal dihidupkan dan perlahan-lahan tekanan pada kompresor menjadi stabil kembali saat sistem telah berjalan. 4.4 Prosedur Perawatan dan Perbaikan dan Penganan Masalah pada Cold Storage Permasalahan pada kompresor Suatu sistem refrigerasi masih dapat berjalan dengan condenser atau evaporator yang bermasalah, tetapi system tersebut tidak akan dapat bekerja jika kompresornya rusak. Jika kompresor rusak maka semua system akan macet. Masalah kompresor adalah masalah utama sehingga harus dibenahi segera. Masalah kompresor ada 2 jenis, yaitu: 1. Bersifat mekanis 2. Bersifat elektris Masalah-masalah Mekanis Masalah-masalah mekanis dasar pada kompresor yang biasa terjadi umumnya terbagi kedalam llima kategori, yaitu: 1. Macetnya bagian-bagian kompresor (Seizure of parts) Kurangnya pelumasan pada kompresor dapat menyebabkan terjadinya kemacetan pada bagian-bagian kompresor yang bergerak. Kurangnya pelumasan biasanya disebabkan oleh: a. Oli separator tidak berfungsi dengan baik b. Adanya jebakan-jebakan oli di system c. Tidak cukup oli pada system

13 d. Refrigerant yang berlebihan e. Refrigerant sangat kurang 2. Suara berisik/bising (Noise) Suara bising dapat juga dijadikan sebagai pertanda adanya masalah pelumasan yang pada akhirnya dapat memacetkan kompresor. Cegah dan hindari rusaknya kompresor dengan selalu mendeteksi adanya kebisingan pada kompresor. 3. Terlampau Panas (Overheating) Overheating adalah masalah yang sering dijumpai. Penyebab dari overheating adalah sebagai berikut: a. Beban terlalu besar (ditandai dengan tekanan suction yang tinggi) b. Rasiokompresi yang tinggi c. Tekanan head yang tinggi d. Oil level rendah e. Gagal untuk Memompa (Failure to pump) Tanda-tanda yang biasanya terjadi untuk kompresor gagal memompa pada jenis kompresor open type adalah : a. Tekanan suction tinggi b. Tekanan discharge yang rendah c. Kapasitas pendinginan berkurang atau bahkan hilang d. Head silinder terlalu panas e. Kompresor terus menerus bekerja Penyebab terjadinya failure to pump adalah sebagai berikut: a. Gasket silinder head bocor b. Katup-katup discharge dan suction bocor c. Cylinder unloading system tidak berfungsi, biasanya ditandai dengan rendahnya tekanan oli d. Kurangnya refrigerant pada kompresor hermetic 4. Kebocoran pada seal as kompresor untuk jenis open type (Failur of seal). Jika seal as kompresor open type bocor maka akibatnya adalah: a. Refrigerant akan hilang

14 b. Temperature operasi terlalu tinggi c. Konsumsi daya terlalu tinggi Masalah-masalah mekanis lain yang sering dijumpai adalah : a. Getaran yang berlebihan b. Gasket-gasket yang rusak atau bocor Getaran-getaran yang berlebihan dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya poros engkol, fly wheel atau kopling yang salah. Eliminator vibrasi yang sudah tidak berfungsi juga dapat menyebabkan getaran yang berlebihan,disamping pipa suction atau discharge yang terlalu kaku. Gasket gasket yang bocor juga dapat menyebabkan masalah yang serius seperti kebocoran oli atau refrigerant yang pada akhirnya dapat merusakkan kompresor. Terjadinya slip pada sabuk kompresor open type juga menandakan kurang kencangnya sabuk. Kelurusan kopling atau sabuk yang tidak benar, juga dapat menyebabkan beban tambahan yang tidak seimbang pada motor shaft seal yang cepat rusak Masalah kelistrikan Masalah-masalah kelistrikan kompresor sering sekali sukar dideteksi, misalnya: 1. Kompresor tidak mau Jalan/ON Penyebab dari kompresor yang tidak mau jalan adalah sebagai berikut : a. Switch yang terbuka b. Fuse yang putus c. Overload relay yang membuka d. Refrigerant yang terlalu sedikit e. Motor terbakar f. Stator motor terbakar g. System control tidak bekerja h. Oil level terlalu sedikit di crankcase

15 Jika motor mendengung, maka penyebabnya mungkin adalah untuk motor 3 fasa putusnya salah satu fuse atau coil/winding atau kontak starter.juga dapat disebabkan karena tegangan listrik yang rendah. 2. Kompresor mulai jalan dan mendadak mati/off lagi (short sycling) Penyebab dari terjadinya short cycling adalah sebagai berikut : a. Low pressure switch di set terlalu tinggi b. High pressure switch di set terlalu rendah c. Differential control diset terlalu dekat d. Evaporator penuh dengan bunga es atau kotor e. Isi refrigerant terlalu sedikit atau terlalu banyak f. Condensor (Air cooled/water cooled) yang kotor menyebabkan tekanan tinggi 3. Run kapasitor atau start kapasitor terbakar Kompresor jalan terus menerus tanpa henti Penyebab kemungkinan: a. Condenser kotor b. Beban terlalu tinggi c. Insulasi bocor d. Katup-katup kompresor bocor e. Unloading tidak bekerja f. juga system-sistem control lainnya Perawatan Mesin Cold room Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat karena kurang atau tidak adanya perawatan yang rutin dan benar pada mesin. Sehingga jika pemeliharaan dilakukan dengan baik berarti umur mesin menjadi panjang dan akan jarang mengalami kerusakan. Oleh karenanya sebelum mesin rusak dan mengeluarkan biaya cukup mahal sebaiknya dilakukan perawatan secara rutin. Adapun beberapa pemeliharaan dan perawatan yang dapat dilakukan antara lain:

16 a. Cek tekanan kerja menggunakan manifold gauge b. Bersihkan fin kondensor beserta fannya dari kotoran yang menempel c. Periksa kebersihan evaporator d. Secara berkala bersihkan semua peralatan yang ada pada sistem e. Pastikan seluruh koneksi elektrik berada pada kondisi kering dan kencang.

17 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Cold Storage adalah ruangan yang suhunya dijaga dibawah suhu udara di luar dengan tujuan supaya barang yang disimpan di dalamnya tidak rusak. Barang-barang yang biasa disimpan di dalam Cold Storage adalah es krim, daging-dagingan, buah-buahan, susu dan produk olahannya, serta barang-barang lain yang mudah rusak bila disimpan pada suhu kamar. Cold Storage didesain berdasarkan barang apa yang akan disimpan di dalamnya karena tiap-tiap jenis barang akan membutuhkan penyimpanan yang berbeda. Komponen utama dari Cold Storage berupa kompresor(menaikkan tekanan), kondensor(merubah wujud refrieran menjadi cair), katup ekspansi(menurunkan tekanan) dan evaporator(merubah wujud refrieran menjadi uap). Komponen pendukung dalam Cold Storage berupa oil seprator, filter drier, sight glass, recervoir, selenoid valve, heat exchargers, presure gauge dan pressure control. Secara garis besar beberapa pemeliharaan dan perawatan yang dapat dilakukan pada Cold Storage antara lain: a. Pengecekan tekanan kerja menggunakan manifold gauge b. pembersihan fin kondensor beserta fannya dari kotoran yang menempel c. Periksaan kebersihan evaporator d. Pembersihkan secara berkala semua peralatan yang ada pada sistem e. Pemastian seluruh koneksi elektrik berada pada kondisi kering dan kencang. 5.2 Saran Proses perawatan dan perbaikan pada Cold Storage harus dilakukan berkala dan teratur agar kondisi dan kinerja mesin pendingin dapat bekerja dengan baik.

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

Basic Comfort Air Conditioning System

Basic Comfort Air Conditioning System Basic Comfort Air Conditioning System Manual Book (CAC BAC 09K) 5 PERCOBAAN 32 5.1. KOMPONEN KOMPONEN UTAMA DALAM SISTEM PENDINGIN TUJUAN: Setelah melakukan percobaan ini siswa akan dapat : 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENGUJIAN Sistem cascade yang digunakan dalam pengujian ini terdapat di gedung P2M (Salemba). Sebelumnya sistem ini dimanfaatkan untuk mendinginkan komponen pesawat

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk memperbaiki kualitas ikan, dibutuhkan suatu alat yaitu untuk menjaga kondisi ikan pada kondisi seharusnya dengan cara menyimpannya didalam sebuah freezer yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2007 tahun ajaran 2010/2011

SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2007 tahun ajaran 2010/2011 SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2007 tahun ajaran 2010/2011 No Minggu ke 1 1 28 Feb Materi Tujuan Ket. Pendahuluan, Jenis dan Contoh Aplikasi system Refrigerasi Siswa mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, yang dalam keadaan bertekanan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO

PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO LAPORAN AKHIR PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO OLEH : RHOMANSYAH 12 021 003 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN dan SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR (D3 dan D4) KURIKULUM 2016 tahun ajaran 2017/2018. Materi Tujuan Ket.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN dan SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR (D3 dan D4) KURIKULUM 2016 tahun ajaran 2017/2018. Materi Tujuan Ket. SATUAN ACARA PERKULIAHAN dan SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR (D3 dan D4) KURIKULUM 2016 tahun ajaran 2017/2018 No Minggu ke 1 1-2 12 Feb 19 Feb Materi Tujuan Ket. Pendahuluan, Jenis dan Contoh Aplikasi

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet sangat beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS Laporan Kerja Praktek 14 BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS 3.1 PENGERTIAN AIR CONDITIONER Air Conditioner adalah seperangkat peralatan yang tergabung dalam satu kesatuan dan terbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 HASIL PENGUJIAN STEADY SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System) Melinder (2010) menjelaskan sistem refrigerasi tidak langsung yang menggunakan secondary refrigerant telah lama banyak digunakan

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan penerapan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : 1. Data dari hasil pengujian Data diperoleh dari hasil pengujian alat praktikum mesin pendingin

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP PADA UNIT PEMBEKUAN DI PT MITRATANI DUA TUJUH, JEMBER Oleh : KHAFID SUDRAJAT F14103081 Di bawah bimbingan : Prof. Dr. Ir. Armansyah H. Tambunan, M.Agr SISTEM REFRIGERASI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Cold Storage Cold storage atau biasa pula disebut walk - in cooler atau walk in freezer adalah sebuah tempat penyimpanan produk tertentu dengan temperatur tertentu pula

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini!

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini! UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini! Penjelasan Umum Gambar di atas merupakan gambar rangkaian mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 HASIL PENGUJIAN KESTABILAN SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket. SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011 No Minggu ke 1 1-2 20 Feb 27 Feb Materi Tujuan Ket. Pendahuluan, Jenis dan Contoh Aplikasi system Refrigerasi Siswa mengetahui

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pompa Kalor (Heat Pump) Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Ir. Johnner Sitompul,

Lebih terperinci

TROUBLESHOOTING AC MOBIL

TROUBLESHOOTING AC MOBIL M O D U L TROUBLESHOOTING AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI.

BAB II DASAR TEORI. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Sistem pendinginan secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem pendinginan secara langsung dan sistem pendinginan secara tidak langsung. Sistem pendinginan secara

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem Refrigerasi Kompresi Uap merupakan system yang digunakan untuk mengambil sejumlah panas dari suatu barang atau benda lainnya dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN 4.1. Analisis data Analisis data yang di gunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek kerja nyata ini adalah analisa kualitatif sebuah analisa data yang berdasarkan

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) 4.1 SYSTEM AIR CONDITIONING Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air Conditioner (AC) adalah alat pada kendaraan khususnya mobil yang mempunyai fungsi untuk mengatur suhu di dalam kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN Pada tahapan berikut ini kita dihapkan pada tahapan menganalisa dan memperbaiki kerusakan mesin pendingin yang lazim disebut dengan kulkas atau freezer.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Sistem Termodinamika Sistem termodinamika adalah bagian dari seluruh jagat raya yang harus diperhitungkan. Klasifikasi dari sistem termodinamika berdasarkan pada sifat-sifat batas

Lebih terperinci

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah

Lebih terperinci

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh 32 BAB III INSTALASI PERALATAN UJI 3.1 Tujuan Pengujian Pengujian dilakukan untuk memperoleh data-data kondisi refrigeran pada sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci