KESEHATAN LINGKUNGAN
|
|
- Harjanti Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INSTRUMEN 3 KESEHATAN LINGKUNGAN Kab./Kota : Pinrang Puskesmas : Suppa Status : Non DTP, DTP, DTP Poned Nama : Penilai Puskesmas sebagai sarana pelayanan umum, wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar persyaratan, untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kepada pasien, staf puskesmas serta masyarakat yang tinggal di sekitar puskesmas yang kemungkinan dapat terkena dampak pencemaran lingkungan puskesmas. STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN Setiap Puskesmas dalam mewujudkan Paradigma Sehat bukan sekedar melaksanakan upaya pelayanan kuratif dan rehabilitative, tetapi perlu menekankan pentingnya upaya preventif dan promotif dengan mengupayakan penyehatan lingkungan Puskesmas agar terjamin kesehatan dan keselamatan pasien, pengunjung, pegawai, dan masyarakat sekitarnya. Parameter : 1.1 Ada kebijakan upaya kesehatan lingkungan Definisi Operasional ( DO) : 1. Kebijakan: adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. 2. Kebijakan upaya kesehatan lingkungan ditetapkan oleh pimpinan puskesmas yang menyatakan komitmen dan tanggungjawab, termasuk dalam hal penganggaran 3. Kebijakan harus sesuai dengan visi dan misi 4. Kebijakan disusun oleh pimpinan puskesmas melibatkan seluruhstaf 5. Pimpinan puskesmas mengkomunikasikan kebijakan upaya kesehatan lingkungan puskesmas kepada seluruh staf, pengunjung (pasien). Skor =... 0 = Tidak ada kebijakan tertulis
2 1 = Ada kebijakan tertulis yang ditetapkan pimpinan puskesmas 2 = Kebijakan tidak mendukung/berpihak kepada peningkatkan upaya kesling 3 = Kebijakan mendukung/berpihak kepada peningkatkan upaya kesling 4 = Kebijakantersebut hanya disebarluaskan kepada seluruh staf. 5 = kebijakan disebarluaskan kepada seluruh staf dan pengunjung/pasien (leaflet, brosur, poster,dibingkai) Cara Pembuktian : (C) : Dokumen (D) : a. Ada kebijakan mendukung upaya kesling b. Undangan pertemuan c. Daftar hadir d. Notulen e. Leaflet/brosur/poster Observasi (O) : - Wawancara (W) : Pimpinan puskesmas STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN Setiap Puskesmas wajib mempunyai upaya kesehatan lingkungan yang dilengkapi uraian tugas Parameter : 2.1. Ada upaya kesehatan Lingkungan dalam bagan organisasi Puskesmas yang menggambarkan kedudukan, wewenang, tanggungjawab, dan hubungan kerja. Definisi Operasional (D.O.) : 1. Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas adalah segala upaya untuk penyehatan dan pemeliharaan lingkungan Puskesmas sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya 2. Bagan organisasi adalah bagan yang dapat memperlihatkan alur komunikasi dan garis kewenangan dlm kegiatan Puskesmas antara Pimpinan dan staf Puskesmas. 3. Uraian tugas: adalah ringkasan aktivitas-aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk didalamnya tugas dan tanggungjawab 4. Ada perencanaan tertulis program penyehatan lingkungan Puskesmas
3 5. Sasaran dan target program penyehatan lingkungan Puskesmas sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah setempat Skor :... 0 = Tidak ada upaya kesehatan lingkungan 1 = Ada upaya kesehatan lingkungan dalam bagan organisasi puskesmas 2 = Ada upaya kesehatan lingkungan dalam bagan organisasi puskesmas tetapi Tidak ada uraian tugas lengkap 3 = Ada upaya kesehatan lingkungan dalam bagan organisasi puskesmas ada uraian tugas lengkap 4 = Ad. 3 Ada perencanaan, target dan sasaran program belum ditindak lanjuti 5 = Ada perencanaan, target dan sasaran program sudah ditindak lanjuti Cara Pembuktian : Dokumen (D) : a. SK penetapan struktur organisasi puskesmas b. Uraian tugas upaya kesling c. Target dan sasaran sesuai PKP Observasi (O) : - Wawancara (W) : Pimpinan puskesmas, petugas kesehatan lingkungan 2.2. Ada pedoman kerja tertulis yang digunakan sebagai acuan program upaya kesehatan Lingkungan. Definisi Operasional : Pedoman Kerja adalah ketentuan teknis dan manajemen kesehatan lingkungan berupa pedoman dan peraturan perundang-undangan berlaku. Daftar Pedoman Kerja di Puskesmas : 1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan 2. UU No. 7/1996 tentang Pangan 3. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup 4. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air PMK 416/ Persyaratan Kesling Hotel PMK 80/ Tatalaksana pengawasan kualitas air minum PMK 736/ Pedoman teknis analisis dampak kesling KMK 876/ Pengelolaan Pestisida KMK 1350/2001
4 9. Persyaratan Kesling Kerja Perkantoran dan Industri KMK 1405/ Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Jasaboga KMK 715/ Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara KMK 1407/ Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan KMK 942/ Persyaratan hygiene dan sanitasi rumah makan dan restoran KMK 1098/ Persyaratan Kesling Rumah Sakit KMK 1204/ Modul Sterilisasi dan Pengelolaan limbah di Puskesmas, Depkes RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Pedomam Penyelenggaraan Kesling Puskesmas KMK 1428/ Pedoman Penyelenggaraan Kesling di Lingkungan Sekolah KMK 1429/ Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis masyarakat KMK 852/ Pedoman Pelaksanaan Klinik sanitasi, Depkes RI, Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat, SKB 34/2005 Depdagri & Depkes 1138/ Pedoman Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Depkes RI, Protap (SOP) Monitoring Kualitas kesehatan Lingkungan di Lingkungan Kerja pada Sarana Kesehatan, Depkes RI, Persyaratan Kualitas Air Minum PMK 492/ Petunjuk Singkat Penyehatan Makanan Bagi pengusaha dan Masyarakat, Depkes RI, Pola pengawasan Tepat Pengelolaan Makanan, Depkes RI, Petunjuk Teknis Desain Pengelohan Air, Seri Pertama, Depkes RI, Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, Pemeriksaan Cholinesterase Darah Dengan Tintometer Kit, Depkes RI, Persyaratan Kesling Tempat Tempat Umum, Depkes RI, Persyaratan Kesling Kolam Renang dan pemandian Umum PMK 061/ Pedoman Pengendalian pencemaran Udara Ambien yang Berhubungan dengan kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Pedoman Umum Pengamanan dampak Radiasi Keputusan Dirjen PPM & PL HK , Depkes RI, Pedoman Umum Pengawasan pencemaran Limbah Industri, Depkes RI, Petunjuk Pengukuran Kualitas Udara, Depkes RI, Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja Bagi Perajin Industri Kecil, Depkes RI, Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air, Depkes RI, Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan di sekolah, Depkes RI, 2004
5 38.Juklak/Juknis Pengawasan Kualitas Air Aspek Kimia Air Minum dan Air Bersih, Depkes RI, Pedoman umum program pariwisata sehat, Depkes RI, Pedoman Umum Sarana dan bangunan Umum, Depkes RI, Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum, KMK 288/ Pedoman Pembinaan dan pengembangan UKS, Diknas, Peraturan perundangan yang terkait dengan kesehatan lingkungan lainnya 44.Perda setempat Skor :... = Tidak ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan 1 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan jenis 2 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan jenis 3 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan jenis 4 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan jenis 5 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan > 31 jenis Dokumen (D) Juklak/Juknis, Pedoman, SOP, Keputusan Menteri Kesehatan (KMK), Peraturan Menteri Kesehatan (PMK), Undang-undang, Peraturan Bupati/Walikota setempat dan peraturan perundangan yang terkait dengan kesling lainnya Observasi (o) Lihat dokumen /buku Wawancara (W Petugas Kesling 2.3. Ada perencanaan kerja tahunan program kegiatan kesehatan lingkungan Definisi Operasional : 1. Perencanaan adalah merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, maka harus dilakukan secara sistematik, terorganisir dan dapat dilaksanakan sesuai kemampuan yang ada. 2. Puskesmas wajib membuat perencanaan kerja tahunan kegiatan kesehatan lingkungan, dalam rangka implementasi kebijakan puskesmas 3. Penyusunan rencana kerja tahunan meliputi: 1) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
6 2) Tujuan/Sasaran/target/indikator tiap jenis kegiatan 3) Jadwal pelaksanaan kegiatan 4) Tenaga yang akan melaksanakan kegiatan 5) Pencatatan dan pelaporan 6) Evaluasi kegiatan 7) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan 8) Pembiayaan untuk setiap jenis kegiatan Skor :... 0 = Tidak ada perencanaan kerja tahunan 1 = Ada perencanaan, memenuhi kriteria = Ada perencanaan, memenuhi kriteria = Ada perencanaan, memenuhi kriteria = Ada perencanaan, memenuhi kriteria = Ada perencanaan, memenuhi kriteria 1 8 Cara Pembuktian Dokumen (D) : a. Dokumen perencanaan b. Dokumen pencatatan & pelaporan c. Dokumen Evaluasi kegiatan Observasi (O) : - Wawancara (W) : Petugas Kesehatan LIngkungan 2.4. Ada anggaran biaya untuk melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan. Definisi Operasional (D.O) : Anggaran biaya adalah biaya yang dialokasikan untuk operasional kegiatan upaya kesehatan lingkungan tahunan Puskesmas Skor :... 0 = Tidak ada anggaran biaya 1 = Ada anggaran biaya, tetapi tidak untuk semua kegiatan program upaya kesling 2 = Ada anggaran untuk semua kegiatan upaya kesehatan lingkungan 3 = Ad. 2, Realisasi kegiatan dan anggaran < 50% 4 = Ad. 2, Realisasi kegiatan dan anggaran 51% - 90% 5 = Ad. 2, Realisasi kegiatan dan anggaran >91%
7 Cara Pembuktian (C) : Dokumen (D) : a. Anggaran/biaya operasional b. Perencanaan kerja tahunan c. Laporan kegiatan d. Laporan keuangan Observasi (O) : Ada pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas Definisi Operasional (D.O) : 1. Pencatatan adalah rekapitulasi data kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan program kesehatan lingkungan 2. Pelaporan adalah analisis hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas yang dilakukan oleh program kesehatan lingkungan dikaitkan dengan target/indikator 3. Laporan lengkap berupa laporan bulanan, triwulan dan tahunan dilihat dari jenis laporan dan kelengkapannya 4. Ditindaklanjuti jika diinformasikan kepada pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dan pemecahan masalah Skor :.. 0 = Tidak ada pencatatan dan tidak ada pelaporan 1 = Ada pencatatan tidak ada pelaporan 2 = Ada pencatatan dan ada pelaporan tidak lengkap 3 = Ada pencatatan dan ada pelaporan lengkap 4 = Ad. 3, tidak ditindak lanjuti 5 = Ad. 3, ditindaklanjuti Cara Pembuktian (C.P.) :
8 Dokumen (D) Observasi (O) : -- Wawancara (W) : a. Pencatatan(SP3),data primer b. Laporan bulanan, triwulan, tahunan c. Daftar hadir d. Notulen rapat : Petugas kesehatan lingkungan STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN Petugas kesehatan lingkungan mempunyai kualifikasi sesuai ketentuan Parameter : 3.1. Ada kualifikasi tenaga kesehatan lingkungan, atas dasar pendidikan, pengalaman dan ketrampilan sesuai tugas dan jabatan atau profesinya. Definisi Operasinal (D.O) : 1. Sanitarian/ahli kesehatan lingkungan: adalah tenaga professional di bidang kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja, industri, transportasi dan matra.(kmk 373/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian) 2. Kualifikasi pendidikan profesi sanitarian adalah Sekolah Pembantu Penilik Hygiene (SPPH), Akademi Kontrolir Kesehatan (AKK), Akademi Penilik Kesehatan (APK), Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS), Pendidikan Ahli Madya Kesehatan Lingkungan (PAM-KL), atau lulusan Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan Kesehatan Lingkungan. 3. Jabatan fungsional sanitarian terdiri dari sanitarian ahli dan sanitarian terampil: a. Sanitarian ahli terdiri dari: sanitarian muda/gol. III/c-d sanitarian pertama/gol. III/a-b b. Sanitarian Terampil terdiri dari : sanitarian penyelia/gol. III/c-d sanitarian pelaksana lanjutan/gol. III/a-b sanitarian pelaksana/gol. II/b-d sanitarian pelaksana pemula/gol. II/a Skor =... 0 = Pelaksana kesling bukan sanitarian. 1 = Pelaksana keslingsanitarian terampil/pelaksana pemula, pelaksana 2 = Pelaksana kesling sanitarian terampil/pelaksana lanjutan 3 = Pelaksana kesling sanitarian terampil/penyelia
9 4 = Pelaksana kesling sanitarian ahli/pertama 5 = Pelaksana kesling sanitarian ahli/muda Cara Pembuktian (C) : Dokumen (D) : a. Ijazah b. SK Jabatan Fungsional c. SK/Surat Tugas (dokumen kepegawaian) d. Kurikulum vitae Observasi (O) : - STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN Tersedia fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan. Parameter : 4.1. Tersedia peralatan monitoring kualitas kesehatan lingkungan Definisi Operasinal (D.O) : 1. Monitoring kualitas kesehatan lingkungan: adalah pengamatan secara berkala terhadap parameter lingkungan yang berpotensi menimbulkan dampak atau diduga ada hubungannya dengan kejadian penyakit dan gangguan kesehatan 2. Puskesmas harus memiliki Peralatan monitoring kualitas kesehatan lingkungan sesuai pedoman dan kriteria: A. Peralatan monitoring vector: 1. lalat/flygrill; 2. mirror inspection, perangkap monitor kecoa B. Peralatan monitoring tanah: 3. soil test kit C. Peralatan monitoring limbah cair: 4. thermometer, 5. DO meter, 6. ph meter, D. Peralatan monitoring air minum / air bersih: 7. ph meter, 8. comparator (sisa klor, Fe, Mn, NO3/NO2,pH). E. Peralatan monitoring udara: 9. sanitarian test kit, 10.sound lever meter, 11.lux meter,
10 12.anemo meter, 13. hygrometer. F. Peralatan kualitas kesehatan lingkungan lainnya yang terkait 3. Peralatan kualitas kesehatan lingkungan harus berfungsi dengan baik (tidak dalam keadaan rusak) Skor =... 0 = Puskesmas tidak memiliki peralatan monitoring kualitas kesling 1 = Punya 3 jenis peralatan monitoring kesling 2 = Punya 4-6 jenis peralatan monitoring kesling 3 = Punya 7-9 jenis peralatan monitoring kesling 4 = Punya jenis peralatan monitoring kesling 5 = Punya>12 jenis peralatan monitoring kesling Cara Pembuktian : Dokumen (D) : Peralatan monitoring kualitas lingkungan secara fisik dalam kondisi baik dan dapat dioperasionalkan. Observasi (O) : Ruangan kerja / Lapangan 4.2 Tersedia fasilitas sanitasi puskesmas yang memenuhi syarat kesehatanbaik secara kualitas maupun secara kuantitas. Definisi Operasional (D.O.) : A. Fasilitas sanitasi adalah fasilitas yang digunakan oleh pengunjung/karyawan puskesmas al meliputi (6 jenis) yaitu : 1. Kamar Mandi dan Jamban 2. Air Bersih 3. sarana pembuangan air limbah 4. sarana pengelolaan sampah 5. wastafel/tempat cuci tangan pakai sabun (CRPS) 6. fasilitas sanitasi dan keamanan lainnya (water tower, tabung pemadan kebakaran, genset) B. Fasilitas memenuhi syarat apabila : Kamar mandi dan Jamban: 1. Kamar mandi dan jamban harus terpisah antara laki-laki dan wanita 2. Tersedia air yang cukup dan sabun 3. Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih 4. Ada himbauan, slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan
11 5. Bebas dari perindukan vector 6. Jumlah Kamar mandi sesuai standar sesuai KMK 1428/2006 Yaitu: Jumlah kamar mandi dan jamban Non Rawat Inap: Bagi Karyawan : 1 Kamar Mandi & Jamban untuk 15 orang Bagi pengunjung : 1 Kamar Mandi & Jamban untuk 40 orang Jumlah kamar mandi dan jambanrawat Inap: Bagi Karywan : 1 Kamar Mandi & Jamban untuk 15 orang Bagi pengunjung : 3 Kamar Mandi & Jamban untuk 10 orang Air bersih: o Jumlah air bersih : PKM NRawat Inap : liter/orang/hari PMK Rawat Inap : liter/orang/hari (ditambah dengan lt/org/hr) o Kualitas Air Bersih memenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologi sesuaipmk 416/1990 o Sumber air bersih harus bebas dari sumber pencemar fisik, kimia dan biologis Persyaratan sarana pembuangan air limbah, pengelolaan sampah, wastafel / tempat cuci tangan, dan fasilitas lainnya sesuai dengan KMK 1428/2006 Skor :... 0 = Tidak tersedia fasilitas sanitasi 1 = Tersedia fasilitas sanitasi (hanya 2 jenis) dan belum memenuhi syarat kesehatan. 2 = Tersedia fasilitas sanitasi (ada 3 sd 4 jenis ) dan blm memenuhi syarat kesehatan 3 = Tersedia fasilitas sanitasi (ada 5 sd 6 jenis ) dan belum memenuhi syarat kesehatan 4 = Tersedia fasilitas sanitasi 70 % dari 6 jenis fasilitas sanitasi, memenuhi syarat kesehatan 5 = Ada fasilitas sanitasi > 70% dari 6 jenis fasilitas sanitasi, memenuhi syarat kesehatan
12 Cara Pembuktian (C) : /karyawan bersih Dokumen (D) : a. Ratio fasilitas sanisati sesuai pengunjung b. Hasil pemeriksaan laboratorium kualitas air Observasi (O) : Ruangan kerja / Lapangan 4.3. Tersedia fasilitas/sarana pembuangan air limbah medis Definisi Operasional (D.O) : 1. Sarana pembuangan air limbah medis adalah sarana pengolahan limbah cair Puskesmas yang biasanya meliputi proses pengolahan fisik, biologik dan atau kimia agar kualitas effluent limbah cair tersebut memenuhi syarat sesuai peraturan yang berlaku sebelum dibuang ke badan air. 2. Tangki septik adalah tempat penampungan dan pengolahan limbah cair dengan proses biologik anaerob yang dikategorikan sebagai Unit kerja Pengolahan Air Limbah (IPAL) sederhana 3. Effluent adalah limbah cair yang keluar dari sarana pengolahan limbah cair dan akan dibuang ke tanah resapan atau badan air 4. KepMen LH Nomor 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit 5. Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas 6. Diambil secara rutin apabila limbah cair yang dihasilkan oleh puskesmas diperiksa setahun sekali dalam 3 tahun terakhir 7. Ditindaklanjuti apabila hasil pemeriksaan laboratorium air limbah tidak memenuhi syarat, dilakukan upaya perbaikan terhadap sarana tersebut Skor :... 0 = Tidak ada fasilitas/sarana pembuangan air limbah medis 1 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, tetapi tidak pernah diambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium
13 2 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk pemeriksaan lab, tetapi tidak rutin 3 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk pemeriksaan lab, dan dilaksanakan secara rutin 4 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk pemeriksaan lab, dilaksanakan secara rutin tetapi hasilnya tidak ditindak lanjuti 5 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk pemeriksaan lab, dilaksanakan secara rutin hasilnya ditindak lanjuti medis Cara Pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) : a. Ada fasilitas/sarana pembuangan air limbah b. Dokumen hasil pemeriksaan laboratorium air limbah c. Dokumen upaya tindaklanjut (jika tdk memenuhi syarat kesehatan) Observasi (O) : Lapangan 4.4. Tersedia wadah/kontainer/kantong plastik/safety box untuk pengelolaan limbah medis padat yang memenuhi syarat kesehatan Definisi Operasional (D.O) : 1. Wadah/container/kantong plastic/safety box adalah tempat yg dipergunakan untuk menyimpan sampah medis padat sementara sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir 2. Limbah medis padat adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau sejenisnya, pengobatan, yang menggunakan bahan beracun, infeksius, berbahaya 3. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya 4. Sesuai standar jika wadah/container/kantong plastic/safety box memenuhi ketentuan/syarat-syarat sesuai peraturan yang berlaku(kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit). 5. Pemusnahan secara aman adalah pemusnahan yang dilakukan sesuai pedoman/standar antara lain dengan
14 melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Skor :... 0 = Tidak ada wadah sesuai standar 1 = Ada wadah plastik bukan berwarna kuning untuk limbah infeksius, tidak ada wadah untuk limbah benda tajam 2 = Ada wadah plastik warna kuning tidak ada peringatan infeksius, tidak ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, tetapi bukan safety box 3 = Ada wadah plastik warna kuning ada peringatan infeksius, tidak ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, tetapi bukan safety box 4 = Ada wadah plastik warna kuning ada peringatan infeksius, ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, tetapi bukan safety box 5 = Ada wadah plastik warna kuning ada peringatan infeksius, ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, berupa safety box Cara Pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) : a. Ada wadah limbah infeksius warna kuning, b. Ada wadah limbah infeksius dengan peringatan limbah infeksius c. Ada wadah limbah infeksius dengan simbul infeksius d. Ada wadah limbah benda tajam(safety box) denganperingatan limbah infeksius e. Ada wadah limbah benda tajam (safety box) dengan simbul infeksius Observasi (O) : Lapangan 4.5. Ada proses manajemen faktor risiko kegiatan klinik sanitasi di puskesmas Definisi Operasional (D.O.) :
15 1. Konseling: adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien 2. Ruang konseling: adalah ruang khusus atau ruang terpadu yang dipergunakan untuk sarana konseling pasien/klien penyakit berbasis lingkungan 3. Penyakit berbasis lingkungan: adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak memenuhi syarat 4. Pasien: adalah orang yang menderita penyakit berbasis lingkungan 5. Klien: adalah pasien lama atau orang sehat yang berkunjung ke ruang konseling, untuk mendapatkan penjelasan teknis sarana kesehatan lingkungan 6. Ada analisis data: apabila ada data tabel, grafik, peta factor risiko 7. Klinik sanitasi merupakan proses manajemen factor risiko kesehatan lingkungan yang dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas terhadap pasien/klien penyakit berbasis lingkungan untuk mengetahui gambaran factor risiko kesehatan lingkungan 8. Tindaklanjut adalah berupa perbaikan sarana sanitasi pasien/klien Skor :... 0 = Tidak ada proses manajemen factor risiko 1 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling 2 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, tidak ada kunjungan lapangan 3 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, ada kunjungan lapangan, tidak ada pengolahan data 4 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, ada kunjungan lapangan, ada pengolahan data, namun belum ditindak lanjuti 5 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, ada kunjungan lapangan, ada pengolahan data, ditindak lanjuti Cara Pembuktian (C) :
16 Dokumen (D) : a. Register pasien/klien b. Tabel, grafik, peta faktor risiko c. Berita acara perbaikan sarana sanitasi pasien/klien d. Dokumentasi Observasi (O) : Ruangan kerja / Lapangan STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Tersedia kebijakan, peraturan, ketentuan tertulis, dan pedoman tertulis yang diterapkan untuk mencapai kondisi kesehatan lingkungan yang optimal di Puskesmas. Parameter : 5.1. Ada standar operasional prosedur (SOP) /Instruksi Kerja terhadap fasilitas sanitasi puskesmas dan di tempat yang mudah dilihat. Definisi Operasional (D.O) : 1. Setiap fasilitas sanitasi puskesmas wajib dilengkapi dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)/Instruksi Kerja yang berkaitan dengan upaya kesehatan lingkungan 2. Dapat berupa SOP mengenai : a) Tata cara pengambilan sampel air b) Tata cara pengambilan sampel makanan c) Mekanisme kerja Klinik Sanitasi d) Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi e) Pengelolaan limbah medis f) Tata cara pembuatan kompos g) Penggunaan peralatan pengawasan kualitas lingkungan h) Penatalaksanaan keracunan pangan 3. SOP harus dikomunikasikan/ditempel di tempat yang mudah dilihat Skor :... 0 = Tidak ada SOP 1 = Ada 1 SOP 2 = Ada 2 SOP 3 = Ada 3-4 SOP 4 = Ada 5 SOP 5 = Ada > 5 SOP
17 Cara pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) : Dokumen SOP Observasi (O) : Ada kebijakan, ketentuan tertulis pengelolaan limbah medis padat. Definisi Operasional (D.O.) : 1. Kebijakan adalah ketentuan tertulis pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah medis Puskesmas berupa pedoman dan SOP dalam pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan limbah medis padat di Puskesmas yang mengacu pada: a. Pedoman Pengelolaan Limbah Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit c. Modul Sterilisasi dan Pengelolaan limbah di Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Pengelolaan limbah medis meliputi: a. Pemilahan limbah medis padat b. Pengumpulan limbah medis padat c. Pengangkutan limbah medis padat d. Pemusnahan limbah medis padat dilakukan dengan insinerator. e. MOU dengan pihak pengelola limbah medis yang sudah mempunyai legal aspek 3. Prosedur adalah serangkaian tindakan atau operasi yang harus dijalankan sesuai standar agar selalu memperoleh hasil yang sama 4. Ditindaklanjuti seluruhnya apabila pengelolan limbah medis yang dilakukan dimulai sejak timbulnya limbah sampai pemusnahan limbah tersebut secara aman sesuai prosedur 5. Ditindak lanjuti sebagian apabila ada proses pengelolaan limbah medis yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur Skor :... 0 = Tidak ada kebijakan 1 = Ada kebijakan, tidak ada prosedur pengelolaan limbah padat 2 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, namun belum disosialisasikan
18 3 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah disosialisasikan belum ditindak lanjuti 4 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah disosialisasikan sudah ditindak lanjuti sebagian 5 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah disosialisasikan sudah ditindak lanjuti seluruhnya padat Cara Pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) : a. dokumen kebijakan pengelolaan limbah medis b. Daftar hadir c. Notulen rapat d. Prosedur pengelolaan limbah medis padat e. MOU dengan pihak ketiga Observasi (O) : Ruang kerja/lapangan 5.3. Ada kebijakan yang diterapkan dalam kegiatan pengelolaan limbah cair. Definisi Operasional (D.O.) : 1. Kebijakan adalah ketentuan tertulis pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah medis cair Puskesmas berupa pedoman dan SOP dalam pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan limbah medis cair di Puskesmas yang mengacu pada: a. Pedoman Pengelolaan Limbah Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1404/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit c. Modul Sterilisasi dan Pengelolaan limbah di Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Pengelolaan limbah medis meliputi: a. Pemilahan limbah medis cair b. Pengumpulan limbah medis cair c. Pengangkutan limbah medis cair d. Pemusnahan limbah medis cairdilakukan dengan insinerator. e. MOU dengan pihak pengelola limbah medis yang sudah mempunyai legal aspek 6. Prosedur adalah serangkaian tindakan atau operasi yang harus dijalankan sesuai standar agar selalu memperoleh hasil yang sama
19 7. Ditindaklanjuti seluruhnya apabila pengelolan limbah medis yang dilakukan dimulai sejak timbulnya limbah sampai pemusnahan limbah tersebut secara aman sesuai prosedur 8. Ditindak lanjuti sebagian apabila ada proses pengelolaan limbah medis yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur Skor :... 0 = Tidak ada kebijakan 1 = Ada kebijakan, tidak ada prosedur pengelolaan limbah padat 2 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, belum disosialisasikan 3 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah disosialisasikan 4 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah disosialisasikan, ditindaklanjuti sebagian 5 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah disosialisasikan, ditindaklanjuti seluruhnya Cara Pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) : a. dokumen kebijakan pengelolaan limbah medis padat, Daftar hadir, Notulen rapat b. Prosedur pengelolaan limbah medis padat c. MOU dengan pihak ketiga Observasi (O) : Ruang kerja/lapangan 5.4 Ada ketentuan tertulis tentang larangan merokok di lingkungan puskesmas Definisi Operasional (D.O) : 1. Larangan merokok adalah himbauan/ajakan untuk tidak merokok yang ditetapkan oleh pimpinan puskesmas bagi semua orang yang berada di lingkungan puskesmas. 2. Larangan merokok ini harus disebarluaskan agar diketahui dan dipatuhi semua karyawan dan pengunjung puskesmas yang ditempelkan secara jelas ditujukan kepada semua orang termasuk karyawandan pengunjung puskesmas 3. Sosialisasi dilakukan secara rutin apabila sosialisasi tersebut dilakukan setiap 3 bulan pertahun 4. Sosialisasi dilakukan secara rutin apabila sosialisasi tersebut tidak dilakukan setiap 3 bulan pertahun Skor... 0 = Tidak ada ketentuan tertulis
20 1 = Ada ketentuantertulis, tidak disebarluaskan 2 = Ada ketentuantertulis, disebarluaskan 3 = Ada ketentuan tertulis, disebarluaskan, ada sosialisasi namun tidak rutin 4 = Ada ketentuan tertulis, disebarluaskan, ada sosialisasi rutin 5 = Ada ketentuan tertulis, disebarluaskan, ada sosialisasi rutin, kegiatan tercantum dalam perencanaan Cara Pembuktian (C) : : Dokumen (D) : a. SK larangan tidak merokok b. Poster / stiker dilarang merokok c. Dokumen perencanaan Observasi (O) : Lapangan STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN Petugas kesehatan lingkungan berhak mendapatkan kesempatan pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan. Parameter : 6.1. Ada pengembangan kompetensi petugas kesehatan lingkungan dalam bentuk pendidikan lanjutan, pelatihan, dan pertemuan ilmiah. Definisi Operasional (D.O.) : 1. Pertemuan Ilmiah adalah pertemuan (seminar, workshop, lokakarya) yg pernah diikuti oleh petugas kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan kesehatan lingkungan 2. Pendidikan Lanjutan adalah jenjang pendidikan formal lanjutan yg diikuti oleh staf kesehatan lingkungan dan berkaitan dengan program kesehatan lingkungan. 3. Pelatihan adalah Pelatihan yg pernah diikuti yg berkaitan dgn kesehatan lingkungan yg diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan/ pihak lain yang mempunyai kemampuan menyelenggarakan pelatihan baik diklat teknis dan diklat fungsional. Skor :... 0 = Petugas kesling belum pernah mengikuti pendidikan lanjutan, pelatihan, dan pertemuan ilmiah 1 = Petugas kesling mengikuti pertemuan ilmiah
21 2 = Petugas kesling mengikuti pelatihan teknis bidang kesling 3 = Petugas kesling mengikuti pelatihan & pertemuan ilmiah. 4 = Ad. 3, dan mengikuti pendidikan lanjutan bukan bidang kesling 5 = Ad. 3, mengikuti pendidikan lanjutan bidang kesling Cara Pembuktian Dokumen (D) : Ijazah, Sertifikat dan Makalah, Jadwal pertemuan. Observasi (O) : -- STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU Adanya kebijakan tentang pelaksanaan evaluasi dan pengendalian mutu kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas. Parameter : 7.1. Ada evaluasi kinerja program upaya kesehatan lingkungan diluar gedung puskesmas Definisi Operasional (D.O) : 1. Evaluasi kinerja adalah laporan/mengenai gambaran kecenderungan cakupan program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan target cakupan 2. Jangkauan pengawasan sarana kesling adalah persentase pengawasan sarana kesehatan lingkungan yang diperiksa dibandingkan dengan jumlah sarana yang ada atau terdaftar di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun 3. Efektifitas pengawasan sarana kesling adalah persentase pengawasan sarana kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatandibandingkan dengan jumlah sarana yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun 4. Ruang lingkup cakupan upaya kesehatan lingkungan antara lain: 1) Cakupan Pengawasan Rumah Sehat 2) Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih 3) Cakupan Pengawasan Jamban 4) Cakupan Pengawasan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah) 5) Cakupan Pengawasan tempat pengelolaan sampah akhir (TPA) 6) Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
22 7) Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) 8) Cakupan Pengawasan Perusahaan Industri Rumah Tangga (PIRT) 9) Cakupan pengawasan Paparan Pestisida 10) Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi Skor :... 0 = Tidak ada evaluasi kinerja upaya kesling 1 = Ada evaluasi jangkauan pengawasan sarana kesling, belum dianalisis 2 = Ada evaluasi jangkauan pengawasan sarana kesling, sudah dianalisis 3 = Ada evaluasi efektifitas pengawasan sarana kesling, belum dianalisis 4 = Ada evaluasi efektifitas pengawasan sarana kesling, sudah dianalisis 5 = Ad. 2, dan Ad. 4 Cara Pembuktian (C) : Dokumen (D) : a. Dokumen perencanaan program kesling b. LaporanSP3 c. Data analisis jangkauan pengawasan d. Data analisis efektifitas pengawasan e. Dokumen tindakan lanjut pengawasan Observasi (O) : Ruang kerja/lapangan Wawancara : Petugas Kesehatan Lingkungan 7.2 Ada laporan kinerja upaya kesehatan lingkungan Definisi Operasional (D.O) : Laporan upaya kesehatan lingkungan dibuat secara berkala bulanan, triwulan dan tahunan Ditindaklanjuti adalah ada upaya perbaikan dan peningkatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan untuk mencapai target dan tujuan program upaya kesling
23 Skor :.. 1 = Tidak ada laporan. 2 = Ada laporan tahunan, tidak dilaksanakan secara rutin. 2 = Ada laporan tahunan, dilaksanakan secara rutin 3 = Ad. 2, tetapi tidak di analisis. 4 = Ad. 2, tetapi belum ditindak lanjuti. 5 = Ad.2, Sudah ditindak lanjuti. terakhir Cara Pembuktian (C) : : Dokumen (D) : a. Arsip laporan SP3kesling, 2 tahun b. Laporan tahunan kesling, 2 tahun terakhir c. Grafik, Tabel, pemetaan factor risiko kesling Observasi (O) : Ada audit sanitasi puskesmas secara berkala untuk pengendalian mutu Definisi Operasional (D.O) : 1. Audit sanitasi: adalah proses observasi terhadap parameter kesehatan lingkungan 2. Audit sanitasi dilaksanakan secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali 3. Sasaran audit sanitasi adalah persyaratan kesehatan lingkungan puskesmas di dalam gedung dan di luar gedung/sekitar gedung puskesmas 4. Instrumen audit sanitasi menggunakan instrument inspeksi sanitasi (IS) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang PedomanPenyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas 5. Acuan Audit sanitasi puskesmas adalah Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang PedomanPenyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Skor :... 0 = Tidak ada audit sanitasi puskesmas 1 = Ada audit sanitasi puskesmas, tidak dilaksanakan secara berkala 2 = Ada audit sanitasi puskesmas, dilaksanakan secara berkala
24 3 = Ad. 2, hasilnya sudah dianalisis 4 = Ad. 3, tetapi belum dilakukan tindakan perbaikan 5 = Ada audit sanitasi puskesmas, dilaksanakan secara berkala, hasilnya dianalisis dan sudah dilakukan tindakan perbaikan Cara Pembuktian : (C) : Dokumen (D) : a. Data audit sanitasi puskesmas b. Instrumen audit sanitasi c. Jadwal audit sanitasi puskesmas d. Analisis data e. Dokumen tindakan perbaikan sanitasi Observasi (O) : Ruang kerja/lapangan 7.4 Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPLwajib membuat SPPL, termasuk puskesmas Definisi Operasional (D.O) : 1. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yangtidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 2. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL. 3. Dilaksanakan secara rutin jika, dilaksanakan pemantauan dan pengelolaan sekali dalam kurun waktu satu tahun 4. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup. 5. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan dilakukan secara rutin apabila dilaksanakan setahun sekali dalam 3 tahun terakhir
25 6. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan dilakukan secara tidak rutin apabila dilaksanakan tidak setahun sekali dalam 3 tahun terakhir Skor :... 0 = Tidak ada dokumen UKL UPL atau SPPL 1 = Ada dokumen UKL UPL atau SPPL 2 = Ad. 1, tidak dilakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan 3 = Ad. 1, dilakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan, tetapi tidak rutin 4 = Ad. 1, dilakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan, secara rutin 5 = Ad. 4, tidak ada pengaduan dari masyarakat Cara Pembuktian (C) : Dokumen (D) : a. Dokumen UKL UPL b. Dokumen SPPL c. Laporan pemantauan/pengelolaan lingkungan 3 tahun terakhir Observasi (O) : Ruang kerja/lapangan Lembar REKOMENDASI KESLING lembar
26 NILAI KESLING
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN MINUMAN
PUSKESMAS NGALIYAN Disusun oleh STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN MINUMAN Disetujui oleh Koordinator Upaya Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan
Lebih terperinciPROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST
PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PENGERTIAN IKL Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu unit kerja yang
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN
LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
Lebih terperinciINSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN
Halaman 1 / 7 DEFINISI Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.648, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Sanitarian. Pekerjaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciG E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)
G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa
Lebih terperinciDOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi
Lebih terperinciSOP PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/2013
PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/203 Tanggal Pengertian Tujuan Kebijakan Prasarana Prosedur Tetap Catatan - Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan bakteriologis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 3 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : Mengingat PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciBUKTI KEGIATAN/REKAMAN IMPLEMENTASI PEDOMAN/ KAK / SOP. 2 Ijin Pendirian PKM 3 SK Penetapan PKM 4 Bukti Analisis Pendirian PKM. 1 Foto PKM 2 Denah PKM
IDENTIFIKASI DOKUMEN KRITERIA KEBIJAKAN DOKUMEN INTERNAL PEDOMAN/ KAK / SOP BUKTI KEGIATAN/REKAMAN IMPLEMENTASI DOKUMEN EKSTERNAL KETERANGAN 2.1.1 Lokasi pendirian Puskesmas harus sesuai dengan tata ruang
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Lebih terperinciSK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang
SK AKREDITA BAB I EP NAMA DOKUMEN TDK 1.1.1.1 SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang disediakan. Brosur, flyer, papan pemberitahuan, poster. 1.1.5.2 SK Kepala Puskesmas tentang penetapan indikator prioritas
Lebih terperinciDAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN
UNIT PENDAFTARAN NO 1 Terdapat prosedur pendaftaran 2 Tersedia alur pendaftaran 3 Petugas memahami dan melaksanakan prosedur pendaftaran 4 Tersedia SOP Penilaian kepuasan pelangggan 5 Tersedia form penilaian
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KABUPATEN
Lebih terperinciLAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010
LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor lingkungan,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciPerbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS
Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,
Lebih terperinciPPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya
TELUSUR POKJA PPI PPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya Kualifikasi ketua dan anggota Tim PPI Uraian tugas ketua dan anggota Tim PPI
Lebih terperinciDepartemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. UU RI No. 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Nama Rumah Sakit Alamat Rumah Sakit Nama Pembimbing Tanggal Bimbingan : : : : STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN PROGRAM KEPEMIMPINAN DAN KOORDINASI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 78 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KLINIK HEWAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci- SOP tentang monitoring pelaksanaan kegiatan UKP dan UKM - SK dan SOP tentang pemberian informasi kepada masyarakat kegiatan UKM dan UKP - Bukti
POKJA I BAB I 1.1.1 Di Puskesmas ditetapkan jenis pelayanan yang disediakan - SK Kepala Puskesmas tentang jenis pelayanan yang disediakan - Brosur - Flyer - Papan pemberitahuan - Jadwal pelayanan dalam
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciRENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM KE PUSKESMAS CIMAHI SELATAN TAHUN 20
RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM KE PUSKESMAS CIMAHI SELATAN TAHUN 20 UPAYA NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET KESEHATAN 1 KESLING IS Rumah Pemantauan kesehatan lingkungan di perumahan Rumah dan lingkungan
Lebih terperinci1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan
Lebih terperinciHIGIENE SANITASI PANGAN
HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari
Lebih terperinciG E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)
G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
1. PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan adalah upaya kesehatan meliputi kegiatan analisis dan pengendalian risiko-risiko kesehatan sebagai akibat kurang terpenuhinya
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...
Lebih terperinciBAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
- 25 - BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN A. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 1. Pembinaan Pemeriksaan berkala yang dilakukan pada jasaboga, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP dan dapat melibatkan Asosiasi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung
Lebih terperinciBAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis
BAB VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Pelayanan Laboratorium Standar 8.1. Pelayanan Laboratorium Tersedia Tepat Waktu untuk Memenuhi Kebutuhan Pengkajian Pasien, serta Mematuhi Standar, Hukum dan
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciTABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI
BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI TOLOK UKUR METODE HIDUP 1. Penurunan Kualitas Air permukaan Aktifitas Kantor Aktifitas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Dinas Kesehatan Kota Palembang menyambut hangat Pesta Olah Raga SEA GAMES ke XXVI yang sebentar lagi akan diadakan di Kota Palembang. Salah satu bentuk apresiasi dari Dinas Kesehatan kota Palembang adalah
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Menimbang MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Bahwa masyarakat
Lebih terperinciSTANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1
D NO 1 2 3 4 STANDAR PPI 1 PPI 1.1 5 6 PPI 2 7 8 9 PPI 3 10 11 12 PPI 4 13 14 15 PPI 5 16 17 18 19 20 PPI 6 21 22 23 PPI 6.1 24 25 26 PPI 6.2 27 28 29 PPI 7 30 31 32 33 PPI 7.1 34 35 36 37 38 PPI 7.2 39
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEBIJAKAN INDONESIA SEHAT 2010 PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan 1 Regulasi Undang-Undang
Lebih terperinciB U P A T I S R A G E N
B U P A T I S R A G E N PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciTUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 30 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciProsedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan
SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan, bahwa kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan kompleks dan juga merupakan
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciInformasi Bahan Berbahaya Beracun Dan Pencemar Organik Persisten (SIBP3POPs) di Kemenkes. Badan Litbang Kesehatan 2017
Informasi Bahan Berbahaya Beracun Dan Pencemar Organik Persisten (SIBP3POPs) di Kemenkes Badan Litbang Kesehatan 2017 Sistematika Pengertian: Bahan berbahaya dan beracun, pencemar organik persisten (POPs)
Lebih terperinciLembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.
Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan
Lebih terperinciJUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan
BA B VII STANDAR 1. Proses Pendaftaran Pasien. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan yang memadai. KRITE RIA JUMLA H EP 1 7 1. SOP pendaftaran 2.
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH
RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGAWASAN HYGIENE DAN SANITASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2012 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN HYGIENE DAN SANITASI DENGAN
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT HARAPAN JL. SENOPATI NO 11 MAGELANG 2016 KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai salah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciDOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN PADA POKJA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN AKREDITASI PUSKESMAS
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN PADA POKJA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN AKREDITASI PUSKESMAS BAB STANDAR KRITERIA DOKUMEN YANG DISIAPKAN BAB I PPP 1.1 Analisis kebutuhan masyarakat dan Perencanaan Puskesmas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciPengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)
Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)
LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 1996 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA
BAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat diselenggarakan oleh Pemerintah dan atau masyarakat. Hal ini sesuai dengan ketentuan peraturanperundangan
Lebih terperincidr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan
dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Hukum Pengertian Akreditasi Maksud dan Tujuan Akreditasi Proses Akreditasi Undang-Undang Republik Indonesia
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN
Lebih terperinciPEDOMAN PROGRAM KESLING DAFTAR ISI JUDUL... 1 DAFTAR ISI..
HALAMAN PEDOMAN PROGRAM KESLING DAFTAR ISI JUDUL... 1 DAFTAR ISI.. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan Pedoman. 3 C. Ruang Lingkup Pedoman 4 D. Sasaran 4 E. Batasan Operasional 4 F. Landasan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya
Lebih terperinciBAB GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR
BAB GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR.1 Tugas Pokok dan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3
Lebih terperinci