METODE PELAKSANAAN PAKET PEKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL DI KAB. JEMBRANA (SAL L=1945 M, B.AIR 3 BH)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PELAKSANAAN PAKET PEKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL DI KAB. JEMBRANA (SAL L=1945 M, B.AIR 3 BH)"

Transkripsi

1 METODE PELAKSANAAN PAKET PEKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL DI KAB. JEMBRANA (SAL L=1945 M, B.AIR 3 BH) Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, Kami dari Pihak Kontraktor mengajukan metode pelaksanaan pekerjaan Lapangan dengan mengacu pada dokumen lelang dan addendum yang telah diterima kontraktor dengan tahap sebagai berikut : 1. Setelah Kontraktor Mengurus Kelengkapan Kontrak 2. Memobilisasi Personil, Peralatan dan Bahan 3. Menyediakan Direksi Keet 4. Pembuatan Papan Nama Proyek 5. Melakukan Pekerjaan survey dan Pengukuran 6. Membuat Rekayasa Lapangan 7. Kegiatan Review Design dan Pembuatan Job Mix formula PERSYARATAN UMUM Jangka waktu pelaksanaan proyek ini ditetapkan 180 ( seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja dikeluarkan. Pada dasarnya pekerjaan yang akan dilaksanakan terdiri dari : I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN UTAMA 1) PEKERJAAN GALIAN 2) PEKERJAAN TIMBUNAN 3) PEKERJAAN PASANGAN BATU MORTAR 1 PC : 4 PSR 4) PLESTERAN 1 PC :3 PSR 5) SIARAN 1 PC : 2 PSR 6) PEMBESIAN 7) BEGISTING 8) BETON MUTU FC = 19,3 MPA (K250) III. PEKERJAAN PENANGANAN PADA MASA PEMELIHARAAN IV. PEKERJAAN PENANGANAN PELAKSANAAN K3 V. PEKERJAAN ADMINISTRASI, DOKUMENTASI, DAN FINISHING I. PEKERJAAN PERSIAPAN Menyediakan medan/tempat kerja dan daerah kerja termasuk sewa tanah yang diperlukan dan pembersihan medan kerja dari tanaman/tumbuhan atau benda-benda yang bisa mengganggu pelaksanaan pekerjaan agar siap digunakan. Melaksanakan uitzet, pengukuran dengan pesawat ukur, untuk mendapatkan gambar Mutual Check awal (MC 0).

2 Memasang patok-patok tetap, patok-patok bantu, bouwplank profil yang peil- peilnya diambil dari peil pokok. Memasang patok as bangunan dan batas bangunan yang dikerjakan. Patok As, profil, bouwplank yang dipasang harus kokoh tidak mudah berubah. Untuk kontrol peil sehubungan besarnya beda tinggi maka harus dibuat bouwplank untuk peil-peil bantu. Setelah uitzet selesai dikerjakan, harus segera meminta Direksi untuk mengeceknya. Dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan ketinggian 1,5 meter. Ukuran Papan Nama Pekerjaan adalah 120 x 80 cm, tersebut dari bahan multiplek tebal 9 mm, besar huruf disesuaikan. Papan nama pekerjaan hendaknya diletakkan pada lokasi yang mudah terlihat atau atas saran direksi. Kontraktor wajib membuat draft rencana papan proyek, sebelum di buat. Kistdam kerja dibuat dari karung plastik diisi pasir dan di kombinasikan dg timbunan hasil galian dan dimungkinkan dengan konstruksi kayu bila diperlukan di lapangan. Bentuk, ukuran, tinggi dan arah kistdam dibuat harus memenuhi syarat dan mampu mengendalikan aliran yang terjadi selama pelaksanaan. Menyediakan pompa air untuk melakukan pengeringan air pada daerah yang tergenang. Keselamatan dan kesehatan Kerja Pekerjaan Konstruksi Alat keselamatan kerja umumnya dikenal diperusahaan dengan sebutan alat pelindung diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE)secara umum, alat keselamatan kerja dan alat pelindung diri yang standar dan harus dikenakan oleh semua orang pelaku industri konstruksi adalah sebagai berikut : Sarung tangan (hand gloves) sesuai kebutuhan jenis kerjanya. Sepatu safety (safety shoes/boots), Helm pelindung (helmet), Dust masker (pelindung pernafasan), Disposable ear plug, Kaca mata pelindung (safety glasses). Alat-alat keselamatan kerja diciptakan menyesuaikan kebutuhan pekerjanya, serta jenis pekerjaan yang dilakukan. Beberapa contoh pekerjaan dan alat keselamatan kerja yang biasa dibutuhkan, sebagai berikut : a. Welder atau tukang las yang melakukan pengelasan (welding). Yang utama dibutuhkan adalah alat pelindung mata dari percikan bunga api hasil proses pengelasan. Berupa safety glasses. Namun juga harus dilengkapi pula dengan google (kaca mata yang khusus dirancang untuk welder) dan face shield (perisai pelindung wajah) saat melakukan pengelasan. b. Scaffolder pembuat perancah bangunan (scaffolding) yang biasa kerja di ketinggian. Alat utama yang paling dibutuhkan adalah alat pelindung jatuh atau full body harness. Dalam perkembangannya alat pelindung jatuh ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, maka ada pula alat pelindung diri yang bernama safety line, lanyard, atau static line harness. c. Blaster yang melakukan blasting (penyemprotan ) mesin blasting semisal ketika melakukan sand blasting pada material logam yang berkarat. Seorang blaster rawan

3 terhadap bahaya gangguan kesehatan pernapasan. Maka yang dibutuhkan adalah peralatan yang menunjang masalah pernapasan tersebut, seperti dust masker; respirator dan cartridge. Cartridge berfungsi sebagai obat penetral bantuan pernafasan pada saat menggunakan respirator. d. Operator yang menjalankan semua peralatan bergerak. Baik kendaraan bergerak maupun mesin yang mempunyai motor penggerak. Operator biasanya rawan terhadap potensi bahaya kebisingan (buzzy area). Sehingga yang dibutuhkan oleh operator selain safety glasses juga alat pelindung telinga atau ear plug. Ada beberapa jenis ear plug yang didesain sesuai kebutuhan operator. Seperti ear plug yang standar (masa pakai 3 bulanan), disposable ear plug (sekali pakai). Lalu ada juga ear muff yang dapat melindungi hingga sekian decibel derajat kebisingan. e. Painter yang bekerja melakukan pengecatan (painting). Semua fungsi panca indera pada seorang painter wajib dilindungi. Dari mata, hidung, mulut dan kulit. Seorang painter membutuhkan face shield pula yang dilengkapi dengan plastic film ataupun plastic painting untuk menghindari pengembunan pada safety glasses yang dikenakan. Otomatis painter pasti juga memerlukan safety glasses. Selain itu yang dibutuhkan juga adalah dust masker, serta respirator lengkap dengan sepasang cartridgenya. Satu lagi yang dibutuhkan seorang painter adalah disposable overall (baju kerja sekali pakai) untuk menghindari kontak langsung antara kulit dan material yang digunakan untuk mengecat. Bisa berupa cat, tiner, maupun zinc dan chrome yang kadang-kadang terkandung di dalam cat. f. Electrician atau pekerja di bidang kelistrikan. Dalam menunaikan tugasnya selain dibantu tool-tool khusus seorang pekerja listrik, maka alat keselamatan kerja atau alat pelindung diri yang dibutuhkan adalah safety glasses dan sarung tangan khusus yang dapat meredam sengatan listrik. Serta sepatu safety dari karet untuk mencegah adanya kontak pendek arus listrik yang besar kemungkinannya terjadi. Waktu pelaksanaan pekerjaan persiapan disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. II. PEKERJAAN UTAMA 1) PEKERJAAN TANAH a) PEKERJAAN GALIAN Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai perlu mengadakan pemeriksaan bersama Pengawas Pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga apabila terdapat kelainan/perbedaan yang menjolok dengan gambar rencana dapat segera diketahui secara dini dan melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan klaim atas perbedaan/kelainan setelah Pemborong melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksana, kecuali ditetapkan lain oleh Direksi berhubung keadaan setempat. Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuran yangsesuai untuk keperluan pengerjaannya. Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bila terpaksa dibuat tegak harus diadakan tindakan pengamanannya.

4 Penyediaan tenaga kerja, peralatan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan- kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tanah sesuai dengan Gambargambar dan Spesifikasi. b) PEKERJAAN TIMBUNAN Sebelum dilakukan penimbunan maka lapisan permukaan atas pada lokasi tanah yang akan ditimbun harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman perdu/gulma, ranting/cabang kayu, sampah, dan benda-benda lainnya yang mengganggu kestabilan tanah timbunan yang menyebabkan mudah terjadi longsoran, penurunan/amblas ataupun tergerus karena adanya rembesan air. Material tanah yang dimanfaatkan untuk penimbunan tanggul harus sesuai kondisi/keadaan tanah ditempat pekerjaan. Apabila ditempat dilakukan timbunan tanah, struktur tanahnya tidak baik, maka sebelum dilakukan timbunan pada tempat tersebut dilakukan penggalian terlebih dahulu sampai diketemukan struktur tanah yang stabil sesuai dengan petunjuk Direksi. Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi atas persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. Pemadatan dengan tenaga manusia: Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbun dihampar setebal 20 cm merata, Sesuai dengan kadar yang diperlukan untuk pemadatan maka hamparan tanah tersebut disiram air, Setelah disiram air dimulai pemadatannya dengan menimbris tanah tersebut dengan alat yang beratnya Kg dan tinggi jatuh alat timbris ± 30 cm, Setelah padat betul baru dihampar dengan tanah berikutnya setebal 20 cm, disiram air dipadatkan, begitu seterusnya sampai selesai. Pemadatan dengan mesin pemadat disesuaikan dengan aturan/manual dari peralatan yang digunakan. Waktu pelaksanaan pekerjaan tanah disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. 2) PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI Bahan untuk spesi ditakar dengan menggunakan ukuran takaran yang sama dan dicampur dalam keadaan kering sebelum ditambah air. Pencampuran bahan sesuai dengan perbandingan campuran yang ditetapkan dan harus diaduk sampai homogeny dengan menggunakan alat molen. Pekerjaan pasangan batu kali yang langsung terletak pada tanah asli, terlebih dahulu diberi spesi/adukan. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya tidak boleh ronggarongga didalam pasangan celah antara batu yang satu dengan batu yang lainnya. Pelaksanaan pasangan harus padat, diantara batu yang satu dengan batu lainnya harus berisi spesi. Permukaan bidang/ bidang muka pandangan harus rata mengikuti garis profil. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempattempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.

5 Pada pekerjaan pasangan batu harus dipasang lubang-lubang pembuang (drain) setiap jarak 1 m kearah horisontal untuk mengurangi tekanan pada pasangan tersebut dan tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu. Pasangan batu kali pada bagian yang disiar harus dipasang batu yang permukaannya rata / batu muka dan disusun sedemikian rupa sehingga hasil akhir pekerjaan terlihat rapi. Waktu pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. 3) PEKERJAAN PLESTERAN 1 PC : 3 PSR Plesteran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air. Plesteran harus memberikan permukaan yang rata, padat, dan pada sudut-sudut lurus, memberikan hasil yang rapi. Pasangan-pasangan yang kemudian ditimbuni tanah, terlebih dahulu harus diplester kasar (brapen). Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan. Waktu pelaksanaan pekerjaan plesteran 1pc : 3psr disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. 4) PEKERJAAN SIARAN 1 PC : 2 PSR Siar dikerjakan dengan spesi 1 PC : 2 Pasir dan merupakan siar tenggelam. Siaran dilakukan pada setiap celah batu satu dengan lainnya pada bidang muka pasangan. Sebelum disiar 1 Pc : 2 Ps bidang muka pasangan harus dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan. Pencampuran spesi dikerjakan sebagaimana halnya pada pencampuran spesi pada pekerjaan pasangan. Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan. Waktu pelaksanaan pekerjaan siaran 1pc : 2psr disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. 5) PEKERJAAN BETON Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen Portland, tipe biasa seperti standart SNI, standar JIS R 5210 atau yang disarankan ASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh Direksi. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama. Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celahcelah lainnya di mana beton harus di cor. Beton harus memenuhi ketentuan slump dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi.

6 Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meninggalkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 6) Pekerjaan Bekisting Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh. Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik, lurus dan tidak pecah-pecah. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh penampang beton yang baik. Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, disetujui dan dilaksanakan. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari air limbah dan minyak. Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas/Direksi Lapangan. Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi. Waktu pelaksanaan pekerjaan beton disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. 7) Pekerjaan Baja Tulangan Penulangan / pembesian harus diletakan seperti yang ditunjukkan pada gambar atau tempat yang ditunjuk oleh Direksi. Baja tulangan untuk beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI - 2 PBI - 71 atau ASTM A615 atau Tulangan pabrik sesuai dengan ASTM A185 seperti ditunjukkan dalam gambar. Menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi. Pemeriksaan tulangan/pembesian dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan ukuran diameter, bentuk, panjang, letak sambungan dan jumlah terpasang. Sebelum pelaksanaan pengecoran / pembetonan, semua permukaan tulangan / pembesian pokok maupun penyangga harus bersih dan karat besi, kotoran, lemak/gemuk atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi harus dibersihkan. Tulangan yang berkarat dan sulit untuk dihilangkan harus diganti dengan yang baru. Kedudukan tulangan dipertahankan dengan menggunakan kawat pengikat, yang diikatkan pada tulangan penyangga dan tulangan antara. Bahan penyangga, penggantung, tulangan antara, dapat dibuat dari beton atau bahan lain yang disetujui Direksi. Waktu pelaksanaan pekerjaan penulangan baja disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule.

7 8) Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, harus memakai mesin pengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk melayani volume yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari pengotoran minyak, sebelum dipakai. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu. Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus sudah dibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air. Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan melindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan alat pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan pada beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Direksi. Waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule. III. PEKERJAAN PENANGANAN PADA MASA PEMELIHARAAN Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari mulai tanggal Serah Terima Pertama (PHO) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan sesuai kontrak. Dalam masa pemeliharaan, jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi, segera melakukan perbaikan sesuai kondisi saat diserah terimaka. Masa pemeliharaan dari pelaksanaan Paket Pekerjaan REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL KAB. JEMBRANA (SAL L=1945 M, B.AIR 3 BH) ini adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Selama masa pemeliharaan ini berlangsung kami dari pihak kontraktor akan

8 trus memantau perkembangan yang terjadi pada gedung yang kami bangun sehingga apa bila terjadi kerusakan agar dapat segera ditangani. VI. PENANGANAN PELAKSANAAN K3 RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) PT. CATUR HARAPAN UTAMA 1. Kebijakan K3 KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK Kami, PT. Catur Harapan Utama yang bergerak dalam bidang Kontraktor berkomitmen untuk menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara : 1. Memotivasi dan mendukung usaha pencegahan kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. 2. Aktif berperan dalam usaha pemenuhan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak terkait. 4. Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala terhadap sasaran dan program keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan. CV. ADI GANDHA I Nyoman Nurjaya Puja Direktur

9 2. Perencanaan K Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko, Program K3, dan Biaya K3 NO. JENIS / TYPE PEKERJAAN INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 PENGENDALIAN RESIKO K3 I 1 PEKERJAAN PERSIAPAN Pekerjaan Pembersihan Asre Site a. Tekena palu > Luka Ringan b. Tertusuk paku > Luka Ringan 2 Uitzet, Pasang Bowplank a. Tekena palu > Luka Ringan b. Tertusuk paku > Luka Ringan 3 Pekerjaan Papan nama Proyek a. Tekena palu > Luka Ringan b. Tertusuk paku > Luka Ringan c. Tertimpa papan proyek > Luka Ringan II 1 PEKERJAAN UTAMA Pekerjaan Galian a. Tertimbun longsoran > Luka berat b. Terjatuh kedalam lubang > Luka berat 2 Pekerjaan Timbunan a. Tertimbun material Timbunan > Luka berat 3 Pasangan batu kali 1Pc : 4Psr a. Tekena Batu > Luka Berat b. Tertimpa Pasanga > Luka Berat b. Membuat turap penahan tanah c. Membuat pagar pelindung b. Membuat turap penahan tanah c. Membuat pagar pelindung b. Memberikan istruksi kerja serta pelatihan kepada pekerja c. Menggunakan metode dan spesifikasi teknis pekerjaan Pasangan batu kali 1Pc : 4Psr

10 4 Siaran 1 Pc : 2 Psr a. Terkelupasnya kulit akibat bersentuhan langsung dengan air semen 5 Plesteran 1 Pc : 2 Psr b. Terkelupasnya kulit akibat bersentuhan langsung dengan air semen 6 Pekerjaan Beton mutu fc=19.3 Mpa (K250) Pek. Bagesting termasuk Pembongkaran Pek. Pembesian a. Terkena alat mixer vibrator dan begisting > Luka berat b. Terjatuh pada saat pengecoran > Luka berat c. Terkena/tertusuk besi > Luka berat d. Tertusuk paku/kayu begisting > Luka berat e. Terkelupas kulit akibat bersentuhan terus langsung dengan air semen. b. Memberikan istruksi kerja serta pelatihan kepada pekerja c. Menggunakan metode dan spesifikasi teknis pekerjaan Pasangan batu kali 1Pc : 4Psr d. Memakai alat pelindung diri e. Memberikan istruksi kerja serta pelatihan kepada pekerja f. Menggunakan metode dan spesifikasi teknis pekerjaan Pasangan batu kali 1Pc : 4Psr b. Memberikan istruksi kerja serta pelatihan kepada pekerja c. Menggunakan metode dan spesifikasi teknis pekerjaan beton bertulang 2.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya Peraturan Perundang-undangan yang berlaku a) UUD 1945 Undang-undang Dasar b) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja c) UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja d) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi e) Peraturan Pemerintah PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Kosntruksi Bidang PU f) UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

11 SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam Pra RK3K ini yang dimaksud dengan :K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. 1) Sistem Manajemen Keselamatan den Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaankebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. 2) SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah SMK3 pada sektor jasa konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan lainnya. 3) Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi sesuai pedoman ini di tempat penugasannya yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman sekurangkurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. 4) Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 5) Tempat Kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. 6) Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang memadai. 7) Resiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi. 8) Kategori Resiko K3 berupa tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi perbedaan pendapat tentang penentuan kategori risiko, harus diambil tingkat risiko yang lebih tinggi. 9) Resiko Tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan sertaterganggunya kegiatan konstruksi. 10) Resiko Sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta terganggunyakegiatan konstruksi. 11) Resiko Kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan konstruksi. 12) Penanggung Jasa adalah perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan / proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi. 13) Penyedia Barang/Jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.

12 14) RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui olehpengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara PenyediaJasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 15) Tenaga Kerja adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan dan/atau di tempat kerja. 3. Sasaran dan Program K Sasaran K3 a) Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (zero fatal accident) b) Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80% c) Kehilangan jam kerja akibat kecelakaan kerja minimal 1% d) Kehilangan jam kerja akibat sakit minimal 5 % e) Penggunaan APD 95% 3.2. Program K3 a) Mengawasi setiap pekerjaan beresiko tinggi dengan dikeluarkannya Surat Ijin Kerja b) Melakukan Safety Briefing disetiap awal bekerja kepada seluruh pengawas dan pekerja. c) Melakukan Safety Patroli dan Inspeksi terhadap Lokasi Kerja, Metode dan Peralatan. d) Kerja. e) Mernbuat rnetode pengamanan dan pengawasan terhadap alat selarna bekerja khususnya alat angkat, angkut dan muat. f) Penyediaan alat dan pendukung keselamatan kerja (Rarnbu-rarnbu,APD, Pemadam. g) Kebakaran,P3K). h) Membatasi kerja lembur. i) Pemeriksaan kesehatan setiap pekerja beresiko tinggi (secara periodik). j) Menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai kebutuhan. k) Meningkatkan kedisiplinan terhadap pemakaian APD melalui inspeksi dan punishment (bila diperlukan) 3. Organisasi K3 Direktur Penanggung Jawab K3 Site Manager / Site Eenginering Kordinator K3 Pelaksana 1 Emergency/kedaruratan Ahli K3 P 3 K Pelaksana 2 Penanggulangan Kebakaran VII. PELAKSANAAN CLEAN CONSTRUCTION Clean Construction adalah prinsip melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang bersih, rapid an tertib sehingga dapat mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan Clean

13 Constructian dilakukan disetiap pelaksanaan pekerjaan dimana setiap melakukan pekerjaan yang sesuai dengan BQ akan diselesaikan dengan pembersihan lokasi pekerjaan sehingga tidak menimbulkan suatu lokasi kerja yang kotor dan sembraut. VIII. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR Pekerjaan pembersihan akhir dilakukan disaat pekerjaan utama telah berakhir dengan sempurna sehingga pada lokasi pekerjaa terlihat rapid an bersih serta pembersihan bahan-bahan material yang tersisa dilokasi pekerjaan. Pengontrolan pengiriman material dan alat pada saat awal pekerjaan dilakukan dengan terkontrol dan terkendali agar tidak terjadi penumpukan di tempattempat penurunan material. IX. PEKERJAAN ADMINISTRASI, DOKUMENTASI, DAN FINISHING Dikerjakan dari awal sampai akhir proyek yang diawali dengan foto-foto 0 % sebagai dokumentasi untuk memulai suatu proses pelaksanaan fisik yang mana pada saat ini pemborong sudah barang tentu menetapkan staf administrasi ahli proyek untuk melaksanakan pekerjaan pembuatan data-data yang meliputi pekerjaan laporan harian, laporan mingguan dan bulanan yang mana pekerjaan ini untuk memback up MC dalam proses pengamprahan termyn yang dilengkapi pula dengan foto-foto / dokumentasi, untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut betul-betul sudah dikerjakan. yang nantinya akan diberita acarakan untuk serah terima I Perrtama ( PHO), Setelah serah terima pertama dilaksanakan pemborong wajib memelihara pekerjaanya sampai batas waktu serah terima ke II (FHO) Demikanlah metoda pelaksanaan ini kami buat sesuai dengan bagan alur sampai dengan batas akhir pelaksanaan yaitu serah terima ke II dua ( FHO). Denpasar, 16 Pebruari 2016 PT. Catur Harapan Utama A.A. Nanik Suryani, ST Direktur

14

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan METODA PELAKSANAAN Nama Perusahaan : Nama Paket Pekerjaan : No. Paket : CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan 481625 Jangka waktu pelaksanaan : Metode pelaksanaan merupakan hal

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH.

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH. METODE PELAKSANAAN Kegiatan : Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2016 Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. BONDUKUH. Lokasi : Desa Tlobo, Kecamatan Jatiyoso. Target

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI 2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT UNIT) Jl. Jend. A. Yani No. 12 Amuntai Telp/fax : 0527-62471 PENJELASAN TAMBAHAN pertanyaan : Dalam Daftar

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI PT. PUALAM BANGUN CIPTA Paket an Lanjutan Pembangunan Bendung dan Jaringan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN a. Lokasi kegiatan harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 METODE PELAKSANAAN Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 1. PEKERJAAN UMUM Mobilisasi Cakupan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN Yang dimaksud dengan Lingkup pekerjaan adalah selesainya satu jenis pekerjaan secara menyeluruh hingga berfungsi sempurna, yang secara umum meliputi : 1. PERBAIKAN

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

REKAPITULASI. : Pembangunan Tembok Penahan Tebing Kabupaten Kuningan. P e k e r j a a n : Tebing : 71,50 m' Sungai Cisrigading

REKAPITULASI. : Pembangunan Tembok Penahan Tebing Kabupaten Kuningan. P e k e r j a a n : Tebing : 71,50 m' Sungai Cisrigading REKAPITULASI Biaya No. Jenis Pekerjaan Rp. 1 2 3 I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. III. PEKERJAAN POKOK 2.1. Pekerjaan Tebing PEKERJAAN PEMBANTU JUMLAH PPN 10 % JUMLAH + PPN DIBULATKAN Terbilang : ## ## RENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

BAB SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN IRIGASI IKB MODOINDING

BAB SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN IRIGASI IKB MODOINDING BAB SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN IRIGASI IKB MODOINDING A. UMUM 1. Kontraktor harus melindungi pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang

Lebih terperinci

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K) 1. PENDAHULUAN Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim, melakukan penggalian dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) G.Jaminan Penawaran;

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) G.Jaminan Penawaran; BERITA ACARA ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 16.add/POKJA-DISDIK/2014 Hari/Tanggal : Senin/10 Maret 2014 Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Pagar TK Kasih Ibu (Kuala Umo) Tempat : Laman http://www.lpse.simeuluekab.go.id

Lebih terperinci

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH 1. UMUM A. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : - Pekerjaan galian, - Pekerjaan Pilecap, Tie beam & Kolom. B. Pengukuran Peil (Levelling) Sebagai patokan tinggi peil (level)

Lebih terperinci

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU NO A B (RP) C I II III Pek.Persiapan Pek. Halaman dan Jalan Lingkungan Pek. Pembersihan Akhir PPn 10 % TOTAL

Lebih terperinci

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder 1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 61-68 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN RESIKO. Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai

BAB VII MANAJEMEN RESIKO. Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai BAB VII MANAJEMEN RESIKO 7.1 Pendahuluan Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan.namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya.segala sesuatu

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN STADION BAROMBONG TAHUN 2013

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN STADION BAROMBONG TAHUN 2013 PRELIMINARIES Pekerjaan ini meliputi : 1. Pekerjaan pembersihan Sebelum pekerjaan ini dimulai dengan kontraktor terlebih dahulu membersihkan lokasi pekerjaan, dari kotoran sampah, pohon dan semak belukar

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3 3. Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 Meter a) Pengukuran dan 1) Gangguan kesehatan akibat kondisi 1) Harus menggunakan perlengkapan kerja Pematokan kerja secara umum yang standar 2) Kecelakaan akibat

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN Tabel 8.1 Perhitungan volume pekerjaan No Uraian Volume Satuan I Pekerjaan Persiapan 1 Direksi Keet 4.00 6.00 Luas = 6 x 4 = 24 m 2 24.00

Lebih terperinci

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT. Implementation study TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BADAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PEMBANGUNAN JALAN CILEUNYI - JATINANGOR Asep Sundara. BSCE, MT. Penjelasan

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

B-Q. URAIAN PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN (Rp)

B-Q. URAIAN PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN (Rp) BQ Nama Kegiatan : Pembangunan Saluran Drainase /Gorong Gorong Kabupaten Kaur Lokasi : Kecamatan Kaur Utara Kabupaten Kaur Sumber Dana : Dana Alokasi Umum( DAU) Tahun Anggaran : 216 HARGA No. URAIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN DAFTAR ISI Halaman BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN... 1/7 Pasal 01 Maksud... 1/7 Pasal 02 Dokumen Pelelangan... 1/7 Pasal 03 Itikat Penawaran... 6/7 Pasal 04 Masa Berlaku Penawaran... 6/7 Pasal 05 Keabsahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur

Lebih terperinci

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR SPESIFIKASI TEKNIS PAKET PEKERJAAN : LOKASI : WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR 1 SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN Pasal 1 UMUM 1.1. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN Pasal 1 PENJELASAN UMUM 1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pemasangan Paving Blok Jalan Lingkungan. 1. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan : Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6-1 BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun jenis dan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. M e t o d e P e l a k s a n a a n

METODE PELAKSANAAN. M e t o d e P e l a k s a n a a n METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN WAKTU PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PENYEDIA JASA : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN PEMBANGUNAN TEMBOK PENAHAN JL. POROS DS. JETAK-GROGOLSARI : 45 (EMPAT PULUH LIMA)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1 BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Daftar Kuantitas dan Harga - 1 DAFTAR RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI : Pengelolaan Jaringan Irigasi Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane : DAK

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) NOMOR : 06.B/ULP POKJA 1 / V/ 2012

BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) NOMOR : 06.B/ULP POKJA 1 / V/ 2012 PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU POKJA PENGADAAN BARANG DAN JASA UNIT LAYANAN PENGADAAN JL. T. TAMBUSAI KM. 4 - KOMPLEK PERKANTORAN PEMDA ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING)

Lebih terperinci

BAB X METODE PELAKSANAAN

BAB X METODE PELAKSANAAN X - 1 BAB X METODE PELAKSANAAN 10.1 Tinjauan Umum Metode pelaksanaan digunakan sebagai panduan atau monitoring jalannya pelaksanaan pekerjaan bangunan, agar hasil yang dicapai sesuai dengan rencana, efektif

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

REKAPITULASI. JUMLAH HARGA (Rp) URAIAN PEKERJAAN

REKAPITULASI. JUMLAH HARGA (Rp) URAIAN PEKERJAAN Pekerjaan : Pembangunan Jembatan Gantung Lokasi : Korong Wonorejo, Jorong Sungai Lambai, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan Tahun Anggaran : 2017 REKAPITULASI NO URAIAN

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1 I. INFORMASI / PENDAHULUAN 1. Peta lokasi pekerjaan : (lihat lampiran) a Lokasi pelaksanaan pekerjaan 2. Informasi Pekerjaan & Lapangan a Site : - Luas tempat kerja : memanjang - Topografi : daerah aliran

Lebih terperinci

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan rencana kerja dan syarat-syarat kerja (RKS) ini adalah : 2. Syarat - Syarat Pelaksanaan Pembangunan Saluran Drainase Kel. Mimbaan

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian adalah langkah-langkah atau metode yang dilakukan dalam penelitian suatu masalah, kasus, gejala, issue atau lainnya dengan jalan

Lebih terperinci

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL F.45...... 03 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pekerjaan mencakupi pembuatan drainase pasangan batu, pembuatan cor beton bertulang plat drainase dan timbunan bahu jalan.

SPESIFIKASI TEKNIS. Pekerjaan mencakupi pembuatan drainase pasangan batu, pembuatan cor beton bertulang plat drainase dan timbunan bahu jalan. SPESIFIKASI TEKNIS A. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan mencakupi pembuatan drainase pasangan batu, pembuatan cor beton bertulang plat drainase dan timbunan bahu jalan. B. STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS UMUM PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017 Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Tinjauan Umum Pengendalian dan pengawasan proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara suatu rencana dengan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan

Lebih terperinci

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK)

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK) RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK) 1 Rencana K3 Kontrak (RK3K) RK3K adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen

Lebih terperinci