Memastikan Pelibatan Anak Muda sebagai

Transkripsi

1 RRekomendasi E KO M E N DA S I AAnak N A K MMuda U DA U Nuntuk T U K PPembuat E M B UAT KKebijakan E B I JA K A N Memastikan Pelibatan Anak Muda sebagai Elemen MPenting e m a s t i k a n dalam P e l i b apencegahan t a n A n a k M u d a Intoleransi dan Penguatan s e b a g a i E l eham m e n Pdan e n t i ndemokrasi. g d a l a m P e n c e g a h a n I n t o l e r a n s i d a n P e n g u a t a n H A M d a n D e m o k r a s i Disusun Oleh 10 Human Rights Cities Youth Fellowship INFID: 1. Andi Muhammad Rezaldy (Jakarta) 2. An Ngam Khafifi (Wonosobo) 3. Davida Ruston Khusen (Jakarta) F e b r u a r i Eka Munfarida Irifiani (Wonosobo) 5. Isti Toq ah (Jakarta) 6. Lilis Aprilliati (Bojonegoro) 7. Nasrul Maarif (Jakarta) 8. Nopitri Wahyuni (Jakarta) 9. Samsul Arifin (Bojonegoro) 10. Yonatan Iskandar Candra (Jakarta) FEBRUARI 2018 D i s u s u n O l e h 1 0 H u m a n R i g h t s C i t i e s Y o u t h F e l l o w s h i p I N F I D A n d i M u h a m m a d R e z a l d y ( J a k a r t a ) A n N g a m K h a f i f i ( W o n o s o b o ) D a v i d a R u s t o n K h u s e n ( J a k a r t a ) E k a M u n f a r i d a I r i f i a n i ( W o n o s o b o ) I s t i T o q a h ( J a k a r t a ) L i l i s A p r i l l i a t i ( B o j o n e g o r o ) Memastikan N a s r u l MPelibatan a a r i f ( J aanak k a r tmuda a ) sebagai N o p i telemen r i W a hpenting y u n i ( J a k a r t a ) S a m s u l A r i f i n dalam ( B o j opencegahan n e g o r o ) Intoleransi Y o n a t adan n I spenguatan k a n d a r CHAM a ndan d r a Demokrasi ( J a k a r t a ) 1

2

3 Memastikan Pelibatan Anak Muda sebagai Elemen Penting dalam Pencegahan Intoleransi dan Penguatan HAM dan Demokrasi 3

4 Pengantar Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Indonesia bak sebuah satu kesatuan yang tak bisa dilepaskan. Frasa Bhinneka Tunggal Ika sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah Berbeda-beda tetapi tetap satu. Namun pernahkah kita membaca kutipan Bhinneka Tunggal Ika ini secara lebih utuh dari Pupuh 139 bait 5 Kakawin Sutasoma, kitab karangan Mpu Tantular. Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai berikut: Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Kitab ini ditulis pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 yang memiliki tujuan istimewa kala itu untuk mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha. Sebuah awal yang baik untuk menjadikan semboyan ini sebagai dasar untuk membangun sebuah negara Indonesia yang sangat beragam dalam hal budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. 4 Rekomendasi Anak Muda untuk Pembuat Kebijakan

5 Acara Talkshow Bincang-bincang Toleransi dan Perdamaian di Bulan Kasih Sayang; Anak Muda bertemu Pembuat Kebijakan. Toleransi Semu Founding Fathers kita memosisikan perbedaan bukan sebagai persoalan, melainkan sebagai energi dalam bingkai persatuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan. Kita bisa melihat bentuk dari perbedaan tersebut melalui potret keragaman sosial Indonesia, yakni keragaman keyakinan dan agama. Dengan adanya Pancasila sebagai buah dari konsesus bersama, setiap individu dapat ber-tuhan sesuai dengan ajarannya masing-masing. Dengan rujukan Pancasila, ber-tuhan bukanlah siasat mengaleniasi satu sama lain. Namun, definisi ber-tuhan lebih holistik dengan manifestasinya dalam kehidupan sehari- hari; cara bertingkah laku mulia, bermartabat, hormat-menghormati satu sama lain, dan tiada egoisme-agama. 1 Hal tersebut dikuatkan dengan sila ketuhanan dalam Pancasila yang menekankan prinsip bahwa moralitas dan spiritulitas keagamaan berperan penting sebagai bantalan vital bagi keutuhan dan keberlangsungan suatu negara-bangsa. 2 Seringkali terdapat tantangan dalam kepedulian agama pada pengelolaan ruang publik bersama. Fenomena tidak dikehendaki yang muncul adalah perwujudan negara sebagai representasi salah satu agama. Padahal, seharusnya peran negara juga sebagai pelindung agama-agama. 3 Negara wajib menghargai dan melindungi setiap individu untuk memeluk dan mengekspresikan keyakinannya seperti tertuang dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Yudi Latif, Negara Paripurna, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Memastikan Pelibatan Anak Muda sebagai Elemen Penting dalam Pencegahan Intoleransi dan Penguatan HAM dan Demokrasi 5

6 Fenomena tidak dikehendaki yang muncul adalah perwujudan negara sebagai representasi salah satu agama. Padahal, seharusnya peran negara juga sebagai pelindung agama-agama Pada praktiknya, pemerintah kabupaten/kota yang merupakan representasi negara di tingkat daerah belum mampu melindungi setiap individu untuk beribadat menurut agama dan kepercayannya. Hal tersebut terlihat dalam laporan kondisi Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan dan Minoritas Keagamaan di Indonesia tahun 2017 yang dibuat oleh SETARA Institute. 5 Kasus yang dapat dijadikan contoh adalah kasus Perusakan gereja di Temanggung Jawa Tengah, Kasus Ahmadiyah di Cikeusik, dan Kasus Syiah Sampang di Madura. Kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina di Yogyakarta tempo lalu juga bisa menjadi salah satu isu serius dalam wacana keberagaman agama kita. Persoalan- persoalan di atas dapat menjadi bukti bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota mendapatkan pekerjaan rumah yang serius. Apa yang dimaksud di sini adalah bukan hanya melakukan perlindungan dan pemulihan kepada korban, tetapi ke depannya pemerintah dengan bekerjasama dengan masyarakat dapat menyajikan sebuah kerangka terintegrasi. Pendekatan yang selama ini dilakukan hanya dengan pendekatan Pemadam kebakaran, harus mampu mengarah potensi pendekatan secara struktural sekaligus holistik. Dewasa ini, semboyan Bhinneka Tunggal Ika masih seolah olah dikumandangkan di tanah air namun ternyata semangat toleransi di Negara Indonesia tidaklah lagi sama jika dibandingkan dengan masa ditulisnya frasa tersebut. Pada tahun 2016, berdasarkan data dari World Economic Forum s Global Gender Gap Report, Negara Indonesia menempati peringkat antara 81-90yang menunjukan bahwa Indonesia termasuk sebuah negara yang tingkat intoleransinya tergolong tinggi Dalam laporannya tercatat terdapat 155 peristiwa dan 201 tindakan. 126 tindakan dilakukan oleh aktor non negara yang terdiri dari kelompok warga, aliansi ormas islam, MUI, FPI dan Individu. Dari 18 jenis tindakan, tercatat tindakan intoleransi masuk dalam peringkat pertama. 6. Data sebagaimana dirilis oleh pada awal tahun didapat dari berbagai faktor seperti level kebebasan beragama, toleransi LGBT, harga tempat tinggal, kebebasan pers, kebebasan berkumpul, hingga akses pendidikan. Termasuk juga perbedaan upah antara wanita dan pria, persamaan gender, hak minoritas, keamanan individu, dan faktor keamanan lingkungan seperti kualitas air, udara, dan darat pun menjadi penilaian tambahan yang dilihat oleh survei ini. 6 Rekomendasi Anak Muda untuk Pembuat Kebijakan

7 Pertunjukkan tari dan pembacaan puisi oleh William Umboh Intoleransi di Ruang Sekolah Berkembangnya paham radikal atau intoleransi di masyarakat berdasarkan latar belakang agama bukan tanpa sebab. Benihbenih penyebab radikalisme dan intoleransi tersebut muncul dan berkembang sejak di ruang-ruang sekolah. Mengenaskannya, menurut survei nasional oleh PPM UIN Jakarta, guru menjadi faktor penting mengapa seseorang menjadi intoleran dan radikal. Survei tersebut menyajikan angkaangka yang cukup mengejutkan. Sebesar 48.95% siswa/mahasiswa merasa bahwa pendidikan agama memiliki porsi besar dalam mempengaruhi agar tidak bergaul dengan pemeluk agama lain. Survei tersebut menyajikan angka- angka yang cukup mengejutkan. Sebesar 48.95% siswa/mahasiswa merasa bahwa pendidikan agama memiliki porsi besar dalam mempengaruhi agar tidak bergaul dengan pemeluk agama lain. Selain itu, sebesar 54.70% guru sangat tidak setuju membentuk siswa untuk toleran dan berbuat baik kepada penganut syiah dan 53.60% guru sangat tidak setuju membentuk siswa untuk toleran dan berbuat baik kepada penganut Ahmadiyah. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa belajar selama 12 (dua belas) tahun di sekolah terbentuk menjadi intoleran karena sikap dan tindakan yang diajarkan oleh guru mereka. Pada kasus tersebut, pemerintah Memastikan Pelibatan Anak Muda sebagai Elemen Penting dalam Pencegahan Intoleransi dan Penguatan HAM dan Demokrasi 7

8 kabupaten/kota dapat mengantisipasi melalui kewenangan yang dimilikinya, yaitu pelayanan dasar perihal pendidikan 7, melalui program pendidikan dan diskusi lintas agama. Peran generasi muda sangatlah penting sebagai generasi penerus bangsa, generasi ini harus memulai untuk menanamkan pikiran-pikiran bahwa beragam itu bukanlah sebuah permasalahan. Hidupkan nilai-nilai toleransi sebagaimana dikumandangankan oleh semboya Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari atau setidak-tidaknya sejak dalam pikiran kita masing-masing. Perluas bahan bacaan juga dapat membantu kita para generasi penerus untuk dapat memiliki perspektif yang luas sehingga kita dapat memandang suatu hal dengan sudut pandang yang luas juga. Rekomendasi Anak Muda untuk Pembuat Kebijakan Tulisan ini berusaha mengarahkan kepada solusi alternatif kepada pemerintah kabupaten/kota untuk mencegah tindakan intoleransi serta melindungi setiap individu agar dapat beribadat menurut agama dan kepercayannya. Untuk mewujudkan visi toleransi tersebut, dibutuhkan kerangka yang terintegrasi agar sinergi dan partisipasi dari berbagai elemen pemerintah dan masyarakat dapat tersuarakan. Menjadi penting pula ketika pemuda dilibatkan sebagai bagian dari aktor yang berperan dalam mempromosikan nilai- nilai toleransi; dimulai dengan memperkaya wawasan tentang pluralisme dan toleransi beragama dan menelurkan ide- ide sosial yang mengusung visi perubahan sekaligus bernafas Pancasila. Menjadi penting pula ketika pemuda dilibatkan sebagai bagian dari aktor yang berperan dalam mempromosikan nilai- nilai toleransi; dimulai dengan memperkaya wawasan tentang pluralisme dan toleransi beragama... Seiring dengan cita-cita tersebut, di bawah ini merupakan poin- poin rekomendasi yang ditujukan kepada pemerintah pusat maupun kabupaten/kota dalam kerangka toleransi di Indonesia: 7. Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi: a.pendidikan, b.kesehatan, c.pekerjaan umum dan penataan ruang, d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman, e. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, dan f. Sosial. 8 Rekomendasi Anak Muda untuk Pembuat Kebijakan

9 Pemberian rekomendasi dari HRC Fellows INFID kepada pembuat kebijakan 1. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bergerak aktif dalam memfasilitasi masyarakat, khususnya para pemuda dengan membentuk ruang-ruang untuk para pemuda dapat saling bertemu dan berjumpa satu dengan yang lainnya, seperti pemanfaatan ruang terbuka publik (Alun-alun kota, Balai Desa, Sanggar Seni, dan RPTRA) sebagai ruang perjumpaan pemuda lintas iman, dengan beragam kompetensi yang dimiliki, baik dalam seni budaya misalnnya pertunjukan pentas seni kebudayaan setempat dan parade budaya. Serta kegiatan yang berbasis edukasi, misalnya seminari, diskusi publik lintas iman, short coursetraining kebinekaan dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif untuk para pemuda, seperti kursus packaging product, cara pemasaran produk, yang berbasis pada potensi ekonomi di daerah setempat. Kegiatan itu untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki serta terciptanya komunikasi yang intens di antara mereka. 2. Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berkoordinasi dengan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) diharapkan menciptakan serta meningkatkan Kurikulum Pendidikan berbasis Pancasila serta nilai-nilai toleransi kepada para generasi penerus bangsa. Untuk penguatan basis moralitas, sense of belonging, semangat pluralisme dan prinsip menjaga kemajemukan di kalangan anak muda sebagaimana yang telah diamanahkan di dalam Pancasila. Serta, dalam hal ini Kemmendikbud dan Kementerian Agama perlu bekerjasama untuk memberikan wawasan keagamaan yang mempromosikan toleransi kepada para tenaga pendidik (Guru Agama khususnya) agar apa yang diajarkan oleh mereka betul-betul merepresentasikan semangat Pancasila yang selama ini dipegang sebagai falsafah bangsa. Sebagaimana yang dilakukan oleh Oxford University pada tahun 2014 lalu dengan mengundang tenaga pengajar agama dari SD, SMP, SMA serta 10 Pegawai Kemenag untuk belajar mengenai muatan demokrasi, multikulturalisme dan deradikalisasi dalam penyampaian materi ajarnya. Memastikan Pelibatan Anak Muda sebagai Elemen Penting dalam Pencegahan Intoleransi dan Penguatan HAM dan Demokrasi 9

10 3. Pemerintah diharapkan meminimalisasi adanya tindakantindakan yang represif kepada perkumpulan-perkumpulan masyarakat, seperti melakukan pembubaran diskusi secara paksa atau penutupan rumah ibadah dan sebagainya. Pemerintah daerah dan pusat perlu untuk membuat pertemuan dengan tokoh lintas iman di daerah setempat paling sedikit satu bulan sekali untuk menjalin komunikasi serta merespon segala potensi intoleransi yang ada di daerah setempat. Dan pemerintah membuat komitmen kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil yang mendukung terjalinnya toleransi dan pluralisme dalam hal pengawasan potensi intoleransi yang ada di daerah setempat, untuk merespon secara cepat potensi disintegrasi di tengah masyarakat. 4. Pemerintah diharapkan mampu melakukan upaya pencegahan tindakan intoleransi dengan cara melakukan pendidikan publik secara menyeluruh dengan berkoordinasi dengan sekolahsekolah atau instansi lainnya, terutama penguatan kapasitas dan peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Unit Kegiatan Siswa (UKS) lainnya melalui pengembangan kepemimpinan berbasis Pancasila maupun Forum- Forum Diskusi Siswa Lintas Agama. 5. Pemerintah diharapkan mampu mendorong budaya literasi media bekerjasama dengan saluran- saluran media populer (media sosial, youtube, radio komunitas) di masyarakat untuk mengatasi permasalahan intoleransi dengan memberikan informasi terkait hasil- hasil riset pada isu- isu perdamaian dan toleransi beragama melalui bentuk artikel populer maupun visual/grafis. Di atas merupakan usulan- usulan yang berusaha mengakomodasi peran seluruh elemen masyarakat agar dapat menjalankan fungsinya dalam menciptakan kerukunan umat beragama. Dalam merealisasikannya, elemen pemerintah sebagai aktor sentral dapat memastikan proses tersebut dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, pemerintahan kabupaten/kota dalam menangani kasus atas nama agama dapat ditangani dengan pendekatan secara struktural sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan bersama Kabupaten/Kota HAM. 10 Rekomendasi Anak Muda untuk Pembuat Kebijakan

11

12 Jl. Jatipadang Raya Kav.3 No.105 Pasar Minggu Jakarta Selatan, Phone : , Fax : info@infid.org website :