1. Sebutkan dua hal yang diukur oleh PDB. Bagaimana PDB dapat mengukur kedua hal tersebut? Jawab:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Sebutkan dua hal yang diukur oleh PDB. Bagaimana PDB dapat mengukur kedua hal tersebut? Jawab:"

Transkripsi

1 1. Sebutkan dua hal yang diukur oleh PDB. Bagaimana PDB dapat mengukur kedua hal tersebut? Pendapatan total semua orang dalam perekonomian Jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa hasil perekonomian PDB dapat mengukurpendapatan total dan pembelanjaan total secara bersamaan. Hal ini disebabkan pada dasarnya kedua hal ini sama saja. Sehingga untuk menghitung PDB perekonomian ini melalui satu dari dua cara, yaitu menjumlahkan pengeluaran rumah tangga atau menjumlahkan pendapatan yang di dapatkan. 2. Mana yang lebih banyak berkontribusi untuk PDB- produksi satu kilogram ayam goreng atau produksi satu kilogram sarang burung? Mengapa? Hal ini dilhat dari nilai pasar dan harga pasar. Harga pasar mencerminkan nilai barang-barang, dalam kasus ini adalah ayam goreng dan sarang burung. Hal ini dikarenakan PDB mengukur jumlah harga yang bersedia dibayarkan untuk membeli kedua barang tersebut. Jika harga satu kilogram ayam goreng lebih mahal dari pada satu kilogram sarang burung, maka yang lebih berkontribusi terhadap PDB adalah satu kilogram ayam. Jadi, tergantung pada harga barang tersebut. 3. Sebutkan empat komponen pengeluaran! Kompenen mana yang terbesar di Singapura? Y (PDB) = C + I + G + NX Konsumsi (C), adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga dengan pengecualian rumah baru. Investasi (I), adalah pengeluaran untuk peralatan modal, persedian, dan bangunan atau struktur, termasuk belanja rumah tangga untuk rumah baru. Belanja pemerintah (G), adalah pembelanjaan untuk barang dan jasa yang dilakukan pemerintah. Ekspor neto (NX), adalah pembelian barang produksi domestik oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing oleh warga domestik Menurut data di Buku Pengantar Makro Ekonomi, pengeluaran terbesar di Singapura adalah konsumsi dengan presentasi 41% PDBnya. 4. Sebutkan definisi PDB rill dan PDB nominal. Mana yang merupakan ukuran yang lebih baik untuk mengetahui kesehatan perekonomian? Mengapa? PDB rill adalah produksi barang dan jasa yang dinilai pada harga tetap. PDB nominal adalah produksi barang dan jasa yang diilai pada harha kini. Yang meupakan ukuran yang lebih baik untuk mengetahui kesehatan perekonomian adalah PDB rill karena PDB rill mengukur produksi barang dan jasa dalam perekonomian, PDB rill mencerminkan kemampuan perekonomian untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat orang sehingga PDB rill menjadi ukuran kesehatan ekonomi yang lebih baik dari pada nominal. 5. Mengapa pembuat kebijakan harus memperhatikan PDB? 1

2 Karena dengan memperhatikan PDB kita dapat informasi tentang pendapatan dan pengeluaran warga rata-rata dalam perekonomian. PDb menjadi ukuran alamiah untuk mengetahui kesehatan perekonoman suatu negara melalui pendapatan dan pengeluaran rata-rata warganya. Sehingga pemerintah dapat 0membuat kebijakan untuk menjadikan perekonomian mejadi lebih sehat. 1. Jelaskan dengan singkat apa yang diukur oleh indeks harga konsumen dan bagaimana indeks harga konsumen disusun? IHK mengukur biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. Cara mengukurnya dengan: Tentutkan isi keranjangnya, menentukan harga-harga mana yang paling penting untuk konsumen, Temukan harga-harganya, menemukan harga setiap barang dan jasa dalam keranjang untuk setiap barang dan jasa dalam kerangjang untuk setiap masa waktu. Menghitung harga seluruh kerangjang, menggunakan data harga-harga untuk menghitung jumlah harga keseluruhan dari barang dan jasa dari waktu ke waktu. Memilih tahun basis dan menghitung indeksnya, tentukan satu tahun basis yang digunakan sebagai tolak ukur yang menjadi bandingan tahun-tahun lainnya. 2. Henry Ford membayat para pekerjanya $5 per hari pada Jika indeks harga konsumen adalah 10 pada 1914 dan 177 pada 2001, berapa nilai upah yang diberikan Ford dalam dolar tahun 2001? Upah dalam dolar tahun2001 Upahdalam dolar tahun2001=upah dalam dolar tahun1914 Upahdalam dolar tahun 1914 Upahdalam dolar tahun2001=$ =$88,5 1. Bagaimana perkiraan angka pertumbuhan PDB riil setiap penduduk di Amerika Serikat? Sebutkan negara di Asia yang memiliki pertumbuhan tercepat dan negara yang pertumbuhannya palinglambat. 2

3 Seperti yang kita ketahui Amerika mengalami krisis keuangan pada tahun Hal ini mengakibatkan tingkat pegangguran menjadi 7,7% dan menurut IMF tingkat kemiskinan AS mencapai 15%. Hal ini menyebabkan pertumbuhan PDB rill AS yang lambat. Negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi tercepat adala Singapore dengan angka pertumbuhan 5.8% sedangkan yang mengalami pertumbuhan paling lambat adalah Filipina dengan angka pertumbuhan 2.09% (menurut buku Pengantar ilmu ekonomi makro Maknkiw) 2. Sebutkan dan jelaskan empat faktor yang menentuka produktivitas suatau negara. Modal fisik (Physical capital), adalah kelengkapan peralatan dan struktur yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Modal manusia (human capital), adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Sumber daya alam (natural resource), adalah masukan pada kegiatan produksi yang disediakan oleh alam, seperti tanah, sungai, dan kandungan mineral. Penguasaan iptek (technological knowledges), adalah pemahaman masyarakat perihal cara terbaik untuk memproduksi barang dan jasa. 3. Jelaskan tiga cara yang dapat dilakukan oleh pemerintahan sebagai pembuat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan standar hidup masyarakat. Apakah ada kelemahan pada kebijakan tersebut? Mengizinkan adanya perdagangan bebas Dengan kebijakan orientasi-keluar, negara akan tergabungkan dengan ekonomi global. Karena dengan perdagangan internasional dapat meningkatkan kondisi perekonomian suatu negara. Namun, kekurangan jika masyarakat di suatu negara tersebut belum siap. Pengembangan iptek Ilmu pengetahuan menghasilkan orang-orang yang mempunyai gagasan bagus serta daya kreasi dan inovasi yang tinggi. Selain itu, teknologi membuat produksi semakin mudah. Mendorong datang investor dari luar negeri Hal ini akan mempercepat transfer teknologi dan menyebabkan produksi semakin meningkat. Terdapat kelemahan, yaitu memiliki efek yang tidak sama dalam mengukur kesejahtraan ekonomi, yaitu antara PNB dan PDB. Juga masalah pencemaran lingkungan yang terjadi karena tidak diperhitungkan dengan baik terhadap dampak lingkungannya. 3

4 1. Apakah yang dimaksud dengan saham? Apa yang dimaksud dengan obligasi? Apa perbedaan di antara keduanya? Apakah persamaan di antara keduanya? Saham adalah atas kepemilikan sebagian dalam suatu perusahaan Obligasi adalah surat utang yang menyatakan kewajiban-kewajiban pihak peminjam kepada pihak pemegang obligasi tersebut. Persamaan: Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya Selama masa saham berlaku deviden akan tetap Memiliki hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa Perbedaan: Saham Memperoleh tanda bukti kepemilikan perusahaan Jangka waktu tidak terbatas Tidak ada periode dan dividen bersifat tidak menentu Dividen dibayar dari laba perusahaan dan sulit untuk ditaksir Dividen yang di dapat sudah kena pajak Fluktuatif Obligasi Memperoleh bukti pengakuan utang Jangka waktu terbatas, hari jatuh tempo ditentukan Tingkat bunga dan periode telah ditetapkan Bunga tetap dibayar, baik untung maupun rugi Bunga obligasi belum dikenakan pajak Stabil 2. Difinisikan tabungan swasta, tabungan public, tabungan nasional, dan investasi. Bagaimana semuanya dapat berhubungan? Tabungan nasional atau tabungan adalah penghasilan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dibayarkan untuk konsumsi dan pembelian yang dilakukan oleh pemerintah. Y-C-G=S, sehingga S=I Tabungan swasta adalah sisa jumlah penghasilan yang dimiliki oleh rumah tangga setelah membayar pajaknya dan membayar konsumsinya ( Y-T-C) Tabungan public adalah sisa jumlah pemasukan pajak yang dimiliki oleh pemerintah setelah menggunakannya untuk keperluan belanja (T-G) Investasi adalah pengeluaran untuk peralatan modal, persediaan, dan struktur, termasuk belanja rumah tangga untuk rumah baru. (I) Hubungan: Y= C+I+G Y-C-G =I S = I S= Y-C-G S = (Y-T-C)+ (T-G) Dimana: Y = PDB, C= Konsumsi, G= belanja pemerintah, I= Investasi, S= tabungan. 4

5 3. Jika lebih banyak orang mengadopsi pendekatan hidup untuk hari ini dalam hidup mereka, bagaimana hal ini akan mempengaruhi tabungan, investasi, dan suku bunga? Suku bung a S2 S1, penawaran r2 r1 Permintaan Dana pinjaman Jika banya orang yang melakukan pendekatan hidup untuk hari ini dalam hidup mereka, mereka akan kehilangan insentif untuk menabung, sehingga tabungan berkurang yang menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri. Hal ini akan menyebabkan suku bunga naik dari r1 ke r2. Sehingga permintaan untuk dana pinjaman akan berkurang dan menyebabkan investasi berkurang. Jenis pengangguran - Friksional, akibat kesenjangan wilayah, dan informasi - Struktural, akibat SDM kurang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan - Siklis, akibat perubahan perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian - Musiman, pengangguran jangka pendek, contoh petani menanam pada musim tanam dan panen 1. Bagaimana tingkat pengangguran diukur? Bagaimana tingkat pengangguran dihitung sebenarnya lebih atau bahkan kurang dari tingkat pengangguran yang sebenarnya? Tingkat pengangguran adalah presentase angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan. Tingkat pengangguran dapat diukur dengan: Jumlah orang yangtidak bekerja Tingkat pengangguran= 100 Angkatan kerja 5

6 Tingakat pengangguran dihitung sebenanrmya lebih atau bahkan kurang dari tingakt pengangguran yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan tingkat pengangguran tidak mengukur apa yang sebenarnya terjadi. Mengukur tingkat pengangguran dalam perekonomian tidaklah mudah. Apalagi ditambah dengan pergerakan masuk dan keluar orang dari angkatan kerja yang lazim terjadi dan mengakibatkan sulit menafsirkan data statistic yang ada. Selain itu, banyak sekali orang yang mengaku mengaggur padahal memiliki pekerjaan demi mendapatkan program bantuan dari pemerintah. Selain itu juga ada beberapa orang yang menjadi pekerja putus asa, yaitu individu yang ingin bekerja, tetapi menyerah karena tidak kunjung berhasil memperoleh pekerjaan. LATIHAN SENDIRI YA CARA MENGHITUNGNYA 2. Bagaimana kenaikan harga minyak dunia mempengaruhi jumlah pengangguran friksional? Apakah pengangguran ini tidak dikehendaki? Kebijakan publik apa yang dapat mempengaruhi jumlah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan harga ini? Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena pekerja memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh pekerjaan yang paling cocok dengan minat dan keterampilan mereka. Pengangguran friksional tidak dapat terhindar dari perubahan harga minyak tersebut. Ketika harga minya dunia naik, banyak perusahaan dan industri yang mengurangi jumlah produksi dan pekerjanya. Namun, di lain sisi perusahaan yang diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia seperti perusahaan-perusahaan produsen minyak meningkatkan jumlah produksinya dan membuka lapangan kerja baru. Perubahan komposisi permintaan di kalangan industri (perubahan sektoral) inilah yang menimbulkan pengangguran sesaat atau pengangguraan friksional yang menuju hasil akhir standar hidup yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan pengangguran friksional adalah pengangguran yang dikehendaki. Kebijakan publik yang dapat mempengaruhi jumlah pengangguran anatara lain: 1. Membuat badan penempatan kerja 2. Program-program pelatihan untuk umum. 3. Memberikan tunjangan pengangguran dengan sistem yang tepat. 3. Bagaimana serikat pekerja di industri mobil memengaruhi upah dan lowongan pekerjaan di Honda dan Toyota? Bagaimana serikat pekerja memengaruhi upah dan lowongan pekerjaan di industri-industri lain? 6

7 Serikat pekerja adalah asosiasi pekerja yang berunding dengan perusahaan (pemekerja) tentang upah dan kondisi kerja. Dalam memengaruhi upah dan lowongan pekerjaan di Honda dan Toyota serikat pekerja melakukan tawarmenawar kolektif(proses disepakatinya syarat-syarat kerja abtar serikat kerja dan perusahaan). Ketika berunding dengan perusahaan, serikat kerja meminta upah lebih tinggi, tunjungan lebih besar, dan kondisi kerja yang lebih baik. Jika hal tersebut tidak dipenuhi biasanya mereka melakukan aksi pemogokkan. Namun, dengan upah yang tinggi menyebabkan berkurangnya jumlah permintaan tenaga kerja dan menyebabkan lowongan pekerjaan di Honda dan Toyota menjadi lebih sedikit. Serikat pekerja memengaruhi perekonomian atau industri-industri lain dengan cara menaikkan upah di atas tingkat yang dapat berlaku di pasar kompetitif, mereka menurunkan jumlah permintaan tenaga kerja, menyebabkan sebagian pekerja menganggur. Sehingga hal ini dapat menurunkan upah dalam bidang perekonomian dan industri-industri yang lain. 4. Sebutkan empat alasan mengapa perusahaan dapat mennganggap membayar upah di atas titik keseimbangan jumlah penawaran dan permintaan tenaga kerja sebagai sesuatu yang menguntungkan! Kesehatan Pekerja Usaha pekerja Perputaran pekerja Kualitas pekerja 1. Buatlah daftar dan jelaskan tiga fungsi Uang. Alat tukar/ medium of exchange Sesuatu yang diberikan pembeli kepada penjual ketika mereka ingin membeli barang dan jasa. Satuan hitung / unit of account Ukuran untuk menetapkan harga-harga dan catatan utang Penyimpanan Nilai/ store value Alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mentrasfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan. 2. Apa tugas utama dari bank sentral di negara Anda? Jika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang yang beredar, apa yang biasanya dilakukan? 7

8 Tugas utama bank sentral adalah mengawasi perbankan, membuat kebijakan moneter, dan mengatur jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang yang beredar yang biasa dilakukan adalah pembelian obligasi negara. Bank sentral membuat uang dan menggunakannya untuk membeli obligasi negara yang sedang berada di public dalam pasar obligasi nasional. Dengan begitu uang tambahan sekarang beredar di publik. 3. Deskripsikan bagaimana bank menciptakan uang. Jika bank sentral ingin menggunakan tiga perangkat kebijakannya untuk menurunkan jumlah uang yang beredar, apa yang akan dilakukannya? Bank menciptakan uang dengan sistem perbankan bercadangan sebagian. Sistem perbankan ini adalah sistem di mana bank hanya memegang sebagian simpanan sebagian dana cadangan dengan rasio cadangan tertentu. Sebagian uang yang disimpan di pinjamkan ke publik. Semisal, sebelum suatu bank nasional memberikan pinjaman, uang yang beradar sebesar 100% tetap berada dalam simpanan di bank. Dengan ratio cadangan 10%, bank memberikan pinjaman dan membuat jumlah uang yang beredar meningkat. Para nasabah tetap memiliki giro 100% dan peminjam memegang 90%. Jumlah uang yang beredar sama dengan 190%. Yang dilakukan perangkat kebijakan untuk menurunkan jumlah uang, antara lain: Bank sentral menjual obligasi negara kepada public di pasar obligasi nasional. (operasi pasar terbuka) Kenaikan syarat cadangan minimum, regulasi jumlah cadangan minimum yang harus dipegang oleh bank dibandingkan dengan simpanan totalnya Kenaikan tingkat diskonto, tingkat bunga dari pinjaman yang diberikan oleh bank sentral. 1. Pemerintah negara Anda menaikkan tingkat pertumbuhan jumlah uang yang beredar 5% pertahun menjadi 50% pertahun. Apa yang akan terjadi pada harga-harga? Apa yang akan terjadi pada suku bunga? Mengapa pemerintah melakukan hal itu? Harga-harga akan naik karena beredarnya uang di pasaran akan menyebabkan tingkat harga barang naik (inflasi), sedangkan nilai uang turun. Suku bunga rill tidak terpengaruh oleh naiknya inlfasi karena merupakan variable rill. Namun, dalam jangka pendek tingkat suku bunga akan turun dan menyebabkan perusahaan untuk berinvestasi. 8

9 Usaha ini dinamakan dengan pajak inflasi, penghasilan yang dikumpulkan pemerintah dengan cara mencetak uang. Pemerintah melakukan ini untuk melakukan pembiayaan akan pengeluaran yang tinggi, tetaapi tidak dapat menutupinya. 2. Sebutkan dan jelaskan enam kerugian inflasi! Kerugian beban baku. Seperti pajak-pajak yang lain, pajak inflasi juga menyebabkan kerugian beban baku karena orang-orang menyia-nyiakan sumber daya yang terbatas dengan mencoba untuk menghindari pajak. Hal ini disebut juga dengan biaya sol sepatu, sumber daya yang terbuang karena ketika inflasi mendorong orang-orang untuk mengurangi pemegangan uang mereka. Kerugian biaya menu Biaya menu adalah biaya untuk mengubah harga. Hal ini akan menyebabkan kerugian karena keharusan menyesuaikan harga. Berarti menambah pengeluaran untuk pembuatan katalog barang, iklan harga produk, dsb. Varibilitas harga relative dan kesalahan alokasi sumber-sumber daya Ketika inflasi mengubah harga-harga relatif, keputusan konsumen juga berubah, dan pasar-pasar menjadi kurang mampu mengalokasikan sumber daya untuk digunakan sebaik-baiknya. Distorsi pajak akibat inflasi Inflasi memperbesar ukuran keuntungan modal dan tidak sengaja menambah beban pajak pada pendapatan jenis ini. Kemudian karena perubahan pajak akibat inflasi ini, minat orang-orang untuk menabung turun dan menyebabkan turunnya sumber-sumber investasi Kebingungan dan ketidak nyamanan Inflasi pada taraf tertentu menyebabkan investor bingung menentukan perusahaan-perusahaan yang sukses dan tidak sukses. Hal ini akan menghambat pasar finansial untuk melakukan perannya mengalokasikan simpanan dalam ekonomi ke dalam jenis-jenis investasi lain. Redistribusi kekayaan secara acak Inflasi terjadi, sedangkan banyak pinjaman dalam perekonomian di hitung menggunakan satuan hitung, uang. Hal ini menyebabkan redistribusi kekayaan di antara populasi dengan cara yang tidak ada hubungannya dengan kepantasan dan kebutuhan. 9

10 1. Jelaskan ekspor neto dan arus keluar modal neto. Jelaskan hubungan keduanya. Ekspor neto adalah nilai ekspor sebuah negara dikurangi dengan nilai impornya; Arus keluar modal neto adalah pembelian asset luar negeri oleh warga domestic dikurangi dengan pembelian asset domestik oleh warga asing. Hubungan antara ekspor neto dan arus keluar modal neto adalah masingmasing mengukur ketidakseimbangan dari pasar barang dan jasa dan pasar uang. Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan antara ekspor dan impor suatu negara. Arus keluar modal neto mengukur ketidakseimbangan antara jumlah asset asing yang dibeli oleh warga domestic dan asset domestic yang dibeli warga asing. Untuk suatu pereokonomian ketidakseimbangan ini harus mengimbangi satu sama lain, yaitu arus keluar modal neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX): NCO = NX 2. Jelaskan nilai tukar nominal dan nilai tukar riil, serta jelaskan hubungannya. Jika nilai tukar nominal naik dari 100 ke 120 yen per unit, apakah mata uang negara Anda terapresiasi atau terdepresiasi? Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Nlai tukar riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa negara lain. Nilai tukar nominal dan nilai tukar riil berkaitan erat karena nilai tukar riil bergantung pada nilai tukar nominal dan pada harga barang di dua negara yang diukur dalam mata uang lokal. Nilai tukar nominal harga domestik Nilai tukar riil= Harga luar negeri Mata uang negara saya mengalami apresiasi karena mengalami peningkatan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibeli. Apresiasi adalah peningkatan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibeli. 3. Sejak 20 tahun yang lalu, Indonesia mengalami inflasi yang cukup tinggi, sedangkan Singapura mengalami inflasi yang rendah. Menurut Anda, berapa rupiah Indonesia yang dapat dibeli seseorang dengan dolar Singapura? 1/P=2/P* e=p*/p Harga Big Mac (sumber buku Pengantar Ekonomi Makro (Mankiw edisi Asia) hal.201) IND = IDR 14,600 SGD = S$ 3,60 e= 14,600/3,60 = 4,055 IDR/S$ 10

11 1. Gambarkan sumber-sumber penawaran dan permintaan di pasar untuk dana pinjaman dan pasar pertukatan valuta asing. Pasar valuta asing Tingkat nilai tukar riil Penawaran untuk mata uang lokal (untuk arus keluar modal neto) Permintaan untuk mata uang lokal (untuk ekspor neto) Pasar dana pinjaman Tingkat suku bunga riil Penawaran dana pinjaman (dari tabungan nasional) Jumlah mata uang lokal yang ditukarkan menjadi mata uang asing Permintaan dan pinjaman (dari investasi domestic dan arus keluar modal neto) 2. Pada model perekonomian terbuka yang baru saja dikembangkan, Jumlah dana pinjaman dua pasar menentukan dua harga relatif. Pasar apa sajakah itu? Apa saja kedua harga relative yang dimaksud? Dua pasar yang dimaksud adalah pasar dana pinjaman, pasar yang mengoordinasikan tabungan, investasi, dan aliran dana pinjaman di luar negeri. Yang kedua adalah pasar valuta asing, pasar yang mengoordinasikan orang-orang yang ingin menukarkan mata uang domestic dengan mata uang negara lain. Harga relative yang dimaksud adalah: Tingkat suku bunga riil Adalah: Tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan dampak inflasi. Ditentukan oleh pasar dana pinjaman. Nilai tukar riil Adalah: Nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain. Ditentukan oleh pasar valuta asing. 11

12 3. Misalkan penduduk di negara Anda memutuskan untuk membelanjakan lebih sedikit bagian dari pendapatannya. Apa dampaknya terhadap tabungan, investasi, tingkat suku bunga, nilai tukar riil, dan keseimbangan perdagangan? Hal ini akan menyebabkan tabungan naik dan meningkatkan kurva penawaran. Sehingga meningkatkan permintaan dana pinjaman atau investasi naik. Hal ini akan diikuti tingkat suku bunga turun.ketika tingkat suku bunga turun hal ini menyebabkan arus keluar modal neto juga turun dan berbeser ke kanan. Sehingga nilai tukar rill mata uang kita turun. 1. Sebutkan dan diskusikan tiga fakta utama mengenai fluktuasi ekonomi! Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapat diprediksikan Istilah siklus bisnis sebenarnya tidak tepat karena terkesan menunjukkan bahwa fluktuasi ekonomi mengikuti pola yang teratur dan dapat diperkirakan. Pada kenyataanya, fluktuasi ekonomi hamper sema tidak teratur dan hamper tidak mungkin untuk dapat memperkirakannya dengan tepat. Kebanyakan besaran ekonomi makro berfluktuasi bersama-sama. Untuk memantau fluktuasi jangka pendek, kita dapat menggunakan ukuran apa saja. Sebagian besar variable mengukur beberapa jenis besaran ekonomi makro yang berfluktuasi bersama-sama. Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik. Perubahan-perubuhan pada output perekonomian dalam bentuk barang dan jasa erat kaitannya dengan perubahan utilisasi angkatan kerjanya. Ketika sutu perusahaan memutuskan untuk menurunkan produksinya, dia akan memilih untuk mengurangi pekerjanya dan mingkatkan jumlah pengangguran. 2. Bagaimana menjelaskan perbedaan perilaku ekonomi jangka pendek dengan jangka panjang? Gambarkan model permintaan dan penawaran agregat. Variable apa yang terdapat pada dua sumbunya? Perbedaan perilaku ekonomi jangka panjang dan pendek terdapat pada variable yang mempengaruhi perilaku ekonominya. Di ekonomi jangka panjang terjadi diskotomi klasik, pemisahan antara variable riil dan variable nominal, sedangkan di perilaku ekonomi jangka pendek variable rill dan variable nominal berkaitan erat. 12

13 Gambar model kurva permintaan dan penawaran agregat Tingkat harga Penawaran Harga keseimbangan Permintaan Variabel pada sumbunya Jumlah output Hasil produksi adalah tingkat harga dan jumlah output. 3. Jelaskan tiga alasan mengapa kurva permintaan agregat miring ke bawah. Berikan contoh kejadian yang dapat menggeser kurva permintaan agregat. Ke arah mana kejadian ini akan menggeser kurva? Efek kekayaan Tingkat harga turun membuat konsumen menjadi lebih kaya sehingga meningkatkan permintaan barang-barang konsumsi. Efek suku bunga Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga dan mendorong permintaan terhadap barang-barang investasi sehingga meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa. Efek nilai tukar mata uang Jatuhnya tingkat harga domestic menyebabkan tingkat bunga domestic turun. Nilai tukar mata uang yang terdepresiasi mendorong ekspor neto domestic dan meningkatkan jumlah barang dan jasa. Contoh: Tarif pajak membuat permintaan konsumen akan barang dan jasa berkurang, sehingga menurunkan permintaan barang dan jasa. Hal ini menyebabkan kurva keseimbangan bergeser ke kiri. 4. Jelaskan mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertikal. Jelaskan tiga teori yang menjawab alasan mengapa kurva penawaran jangka pendek berbentuk miring ke atas. Kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertikal karena tingkat harga tidak mempengaruhi penawaran barang dan jasa jangka 13

14 panjang, tetapi bergantung pada jumlah tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan teknologi. Teori kekakuan upah Karena upah tidak menyesuaikan diri dengan cepat terhadap tingkat harga, tingkat harga yang rendah membuat pegawai dan produksi kurang menguntungkan sehingga perusahaan mengurangi jumlah barang dan jasa yang mereka tawarkan. Teori kekakuan harga Karena tidak semua harga menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan kondisi, penurunan tingkat harga yang tidak diharapkan menjadikan beberapa perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Harga yang lebih tinggi dari yang diinginkan ini menekan penjualan dan memaksa perusahaan untuk mengurangi jumlah barang dan jasa yang mereka produksi. Teori kesalahan presepsi Tingkat harga yang lebih rendah menyebabkan salah presepsi tentang harga relative dan kesalahan presepsi ini memaksa produsen untuk merespons rendahnya tingkat harga dengan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa 5. Anggaplah bahwa pemilihan umum politikus di negara Anda tibatiba meningkatkan kepercayaan masyarakat pada perekonomian masa depan. Gunakan model permintaan dan penawaran agregat untuk menganalisis dampaknya Penawaran agregat pada perekonomian. jangka panjang Tingkat harga p2 Penawaran agregat jangka pendek p1 AD2 Permintaan agregat, AD1 14 Jumlah produksi

15 Hal ini akan membuat masyarakat lebih optimis dan melakukan investasi lebih, sehingga menggeser kurba permintaan ke kanan atau meningkatkan jumlah produksi dan miningkatkan PDB. Namun, seiring dengan berjalannya waktu. Dalam jangka panjang kurva penawaran jangka pendek akan bergeser ke kiri untuk menyeimbangkan dengan penawaran jangka panjang agregat. 1. Lebih Gunakan teori preferensi likuiditas untuk menjelaskan bagaimana penurunan jumlah uang yang beredar memengaruhi suku bunga keseimbangan. Bagaimana perubahan kebijakan moneter ini memengaruhi kurva permintaan agregrat? Teori preferensi likuiditas adalah teori Keynes yang menyatakan bahwa suku bunga berubah-ubah untuk membuat jumlah uang yang beredar dan permintaan uang menjadi seimbang. Apabila bank sentral menurunkan jumlah uang yang beredar, suku bunga naik dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu turun, yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kiri. 2. Anggap bahwa pemerintah mengurangi belanja pembuatan jalan sebesar $10 miliar. Ke mana kurva permintaan agregat akan bergeser? Jelaskan mengapa pergeseran tersebut dapat lebih besar dari $10 miliar. Jelaskan mengapa pergeseran tersebut dapat lebih kecil dari $10 miliar. Ke mana kurva permintaan agregat akan bergeser tergantung pada mana yang lebih besar antara efek penggandaan (pergeseran tambahan pada permintaan agregat yang muncul jika kebijkan fiscal ekspansif meningkatkan pendapatan yang menyebabkan kenaikan belanja konsumen) dan efek pembatasan paksa (imbangan permintaan agregat yang muncul apabila kebijakan fiscal yang mengekspansi menaikan suku bunga dan akibatnya menurunkan belanja investasi). Pergeseran tersebut dapat lebih besar dari $10 miliar karena efek penggandaannya lebih besar sehingga mengeser kurva permintaan agregat lebih ke kiri. Pergeseran tersebut dapat lebih kecil dari $10 miliar karena pembatasan paksa yang menyebabkan suku bunga naik dan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. 3. Anggap bahwa gelombang naluri kebinatangan telah mengambil alih perekonomian dan orang lebih banyak bersikap pesimis terhadap masa depan. Apa yang terjadi dengan permintaan agregat? Jika bank sentral ingin menstabilkan permintaan agregat, bagaimana seharusnya bank sentral mengubah jumlah uang yang beredar? Jika bank sentral melakukan hal tersebut, apa yang terjadi dengan suku bunga? Mengapa bank sentral dapat memutuskan untuk tidak merespon seperti itu? 15 Ketika orang bersikap pesimis akan masa depan akan menyebabkan permintaan agregat menurun karena rumah tangga akan mengurangi

16 konsumsi dan perusahaan akan mengurangi investasi. Untuk menstabilkannya bank sentral dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar. Hal ini akan menurunkan suku bunga untuk meningkatkan permintaan agregat. Bank sentral memutuskan untuk tidak merespon seperti itu karena keterlambatan selalu ada. Selain itu terdapat stabilisator otomatis yang berupa perubahan-perubahan kebijakan fiscal yang mendorong permintaan agregat ketika perekonomian mengalami resesi yang tidak mengharuskan pemerintah melakukan tindakan-tindakan yang disengaja. Yang bertindak sebagai stabilisator otomatis adalah belanja pemerintah dan sistem pajak. PERAN BANK INDONESIA DALAM STABILITAS KEUANGAN Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia. Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah: Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflationtargeting framework. Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan 16

17 kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II. Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran. Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan. Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut. ( 17

AN ASIAN EDITION-VOLUME 2 N. GREGORY MANKIW EUSTONQUAH PETER WILSON. #. # ( EN GAG E... Lea rning" [g] ;-. Penerbit. " - ~ Salemba Empat

AN ASIAN EDITION-VOLUME 2 N. GREGORY MANKIW EUSTONQUAH PETER WILSON. #. # ( EN GAG E... Lea rning [g] ;-. Penerbit.  - ~ Salemba Empat AN ASIAN EDITION-VOLUME 2 N. GREGORY MANKIW EUSTONQUAH PETER WILSON #. # ( EN GAG E... Lea rning" [g] ;-. Penerbit " - ~ Salemba Empat Tentang Penulis iii POB dan Kesehatan Perekonomian 16 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi. 1) Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi. 1) Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Menurut Baridwan (2002:3) prosedur dapat didefinisikan sebagai suatu urutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih yang disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dari suatu Negara. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini dipersiapkan dan dilaksanakan untuk menganalisis penerapan kebijakan moneter berdasarkan dua kerangka perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter Bank

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan

Lebih terperinci

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA

PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA Pembina: Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE, MS Disusun Oleh: Kelompok 10 I Nyoman Krisna Prabawa Kusuma (1506205145) Mohammad Natsir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N.

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Gregory Mankiw) Bab 1 1. Jelaskan perbedaan antara makroekonomi dan mikro

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011 Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini membahas mengenai studi empiris dari penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel dalam kebijakan moneter dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Bank Indonesia 2.1.1 Status dan Kedudukan Bank Indonesia Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas

Lebih terperinci

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Perekonomian empat sektor adalah perekonomian yg terdiri dari sektor RT, Perusahaan, pemerintah dan sektor LN. Perekonomian empat sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental ekonomi Indonesia yang selama ini lemah akan tetapi faktor utama yang menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami fungsi serta peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Sistem Moneter Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 13 84041 Abstraksi Modul ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN TERBUKA

PEREKONOMIAN TERBUKA 1. Arus Modal dan Barang Internasional PEREKONOMIAN TERBUKA Dalam perekonomian terbuka pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yg mereka hasilkan dr meproduksi barang

Lebih terperinci

a. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

a. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan URAIAN MATERI A. Pengertian Bank Sentral Setiap negara yang telah merdeka tentunya memiliki bank sentralnya sendiri. Bank sentral disetiap negara merupakan bank milik negara yang dijalankan untuk mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut, yaitu: 1. Perkembangan Indeks Harga

Lebih terperinci

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA Pengantar Ekonomi Makro INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA NAMA : Hendro Dalfi BP : 0910532068 2013 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional atau produksi nasional setiap tahunnya, yang

Lebih terperinci

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi Xpedia Ekonomi Makroekonomi Doc. Name: XPEKO0399 Doc. Version : 2012-08 halaman 1 01. Pengangguran friksional / frictional unemployment ialah... (A) diasosiasikan dengan penurunan umum di dalam ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, sehingga dalam tatanan perekonomian suatu negara diperlukan pengaturan moneter yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur perekonomian bercorak agraris yang rentan terhadap goncangan kestabilan kegiatan perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inflasi Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Karakteristik perekonomian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis dan instrumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia didukung oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam sistem perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia pada tahun 1997, telah menyebabkan posisi nilai tukar rupiah terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci