PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA"

Transkripsi

1 PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA Pembina: Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE, MS Disusun Oleh: Kelompok 10 I Nyoman Krisna Prabawa Kusuma ( ) Mohammad Natsir ( ) Putu Bayu Eka Yustikarana ( ) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga terwujud makalah yang berjudul Teori Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Ekonmi Makro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada pembaca tentang penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing, keseimbangan perekonomian terbuka, serta bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka. Selama proses penulisan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati yang paling dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS selaku Dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kami meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak lubang yang terliang dan masih banyak rongga yang terangah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar makalah ini menjadi baik dan bermanfaat bagi setiap orang. Denpasar, 18 Maret 2016 Penulis DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...1 2

3 BAB II Pembahasan Penawaran dan Permintaan untuk Dana Pinjaman dan Pertukaran Valuta Asing Pasar Dana Pinjaman Pasar Pertukaran Valuta Asing Keseimbangan Perekonomian Terbuka Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Memengaruhi Perekonomian Terbuka Defisit Anggaran Pemerintah Kebijakan Perdagangan Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal...14 BAB III Penutup Kesimpulan...15 DAFTAR PUSTAKA...16 BAB ii I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah, banyak negara yang terus-menerus mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada barang yang diekspor. Artinya, jumlah ekspor netonya selalu negatif. Meskipun para ekonom masih memperdebatkan apakah defisit perdagangan ini merupakan sebuah masalah atau tidak, banyak politisi dan pengusaha yang memberikan klaim bahwa defisit perdagangan ini merefleksikan kompetisi yang tidak adil, yakni perusahaanperusahaan asing diizinkan untuk menjual produk mereka di pasar dalam negeri, sedangkan pemerintahan negara lain mencegah perusahaan kita menjual produk-produknya di luar negeri. Untuk memahami faktor apa saja yang menentukan keseimbangan perdagangan suatu 3

4 negara dan bagaimana kebijakan pemerintah memengaruhinya, kita membutuhkan teori ekononomi makro perekonomian terbuka. 1.2 Rumusan Masalah 1 Bagaimana permintaan dan penawaran untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing? 2 Bagaimana keseimbangan perekonomian terbuka? 3 Bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka? 1.3 Tujuan 1 Untuk mengetahui permintaan dan penawaran untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing 2 Untuk mengetahui bagaimana keseimbangan perekonomian terbuka Untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka 1.4 Manfaat 1 Mahasiswa dapat mengetahui tentang permintaan dan penawaran untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing 2 Mahasiswa dapat mengetahui tentang keseimbangan perekonomian terbuka Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka BAB 1 II PEMBAHASAN 2.1 PENAWARAN DAN PERMINTAAN UNTUK DANA PINJAMAN DAN PERTUKARAN VALUTA ASING Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan. Pasar pertama adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi. Dan aliran dana pinjaman diluar negeri (disebut dengan arus keluar modal neto). Pasar kedua adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang mengoordinasikan orang-orang yang ingin menukarkan mata uang domestic dengan mata uang negara lain. Pada bagian ini, kita membahas penawaran dan permintaan pada masing-masing pasar Pasar Dana Pinjaman 4

5 Ketika kita pertama kali menganalisis peranan sistem keuangan, kita membuat asumsi sederhana bahwa sistem keuangan hanya terdiri atas satu pasar yang disebut dengan pasar dana pinjaman. Semua penabung mengujungi pasar ini untuk menyimpan tabungan mereka, sedangkan semua peminjam mengunjungi pasar ini untuk memperoleh pinjaman. Di pasar ini ada satu tingkat suku bunga yang merupakan keuntangan dari tabungan serta biaya pinjaman. Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai dengan identitas yang dibahas pada Bab sebelumnya : S = I + NCO Tabungan = Investasi Domestik + Arus Keluar Modal Neto Kapan pun sebuah dana menyimpan sebagian pendapatannya, negara tersebut dapat menggunakan tabungannya untuk membiayai pembelian modal domestik atau untuk membiayai pembelian aset diluar negeri. Kedua sisi identitas ini menunjukan kedua sisi pasar dana pinjaman. Penwaran untuk dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (S). Permintaan untuk dana pinjaman berasal dari investasi domestik (I) dan arus keluar modal neto (NCO). Perhatikan bahwa pembelian aset modal menambah permintaan untuk dana pijaman, tanpa memperhatikan apakah aset tersebut 2 berlokasi di dalam negeri atau diluar negeri. Karena arus keluar modal neto dapat bernilai positif atau negatif, nilainya dapat menambah atau mengurangi permintaan untuk dana pinjaman yang muncul dari investasi domestik. Seperti yang telah kita pelajari pada pembahasan sebelumnya mengenai pasar dana pinjaman, jumlah dana pinjaman yang ditwarkan, serta jumlah dana yang diminta bergantung pada tingakt suku bunga riil. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mendorong orang untuk menabung sehingga meningkatkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan. Tingkat suku bunga yang tinggi juga membuat pinjaman untuk proyek pembayaran modal lebih mahal. Dengan demikian, hal ini mematahkan semangat investasi dan mengurangi jumlah dana pinjaman yang diminta. Selain memengaruhi tabungan nasional dan investasi domestik, tingkat suku bunga riil disebuah negara memengaruhi arus keluar modal neto negara tersebut. Untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi, bayangkan dua reksa dana-satu di Singapura dan satu lagi di 5

6 Hongkong-memilih untuk membeli obligasi pemerintah Singapura ataukah obligasi pemerintah Hongkong. Saat tingkat suku bunga riil Singapura naik, obligasi Singapura menjadi lebih menarik untuk kedua reksa dana tersebut. Dengan demikian, kenaikan tingkat aset diluar negeri sebaliknya mendorong pihak asing untuk membeli aset Singapura. Untuk kedua alasan ini, tingkat suku bunga riil di Singapura yang tinggi mengurangi arus keluar modal neto Singapura. FIGUR 1 3 6

7 Pasar dana pinjaman ditampilkan dalam diagram penawaran-permintaan yang sudah dikenal pada figur 1. Seperti pada analisis kita sebelumnya mengenai sistem keuangan, kurva penawaran miring keatas karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan jumlah dana pinjaman yang tersedia. Sementara itu, kurva permintaan miring kebawah karena tingkat suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah dana pinjaman yang diminta. Tidak seperti situasi pada pembahasan kita sebelumnya, bagaimanapun, sisi permintaan pasar ini menunjukan prilaku investasi domestik dan arus keluar modal neto. Artinya, pada perekonomian terbuka, permintaan dana pinjaman tidak hanya berasal dari mereka yang menginginkan dana pinjaman untuk membeli barang-barang modal domestik, tetapi juga dari mereka yang menginginkan dana pinjaman untuk memberi aset luar negeri. Tingkat suku bunga menyesuaikan diri untuk menyimbangkan penawaran dan permintaan dana pinjaman. Jika tingkat suku bunga dibawah titik keseimbangan, jumlah dana pinjaman yang tersedia akan kurang dari jumlah pinjaman. Kekurangan dana pinjaman akan mendorong tingkat suku bunga naik. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga diatas titik keseimbangan, jumlah dana pinjaman yang tersedia melebihi jumlah permintaan. Kelebihan dana pinjaman ini akan mendorong tingkat suku bunga turun. Pada tingkat suku bunga keseimbangan, penawaran dana pinjaman seimbang dengan permintaanya. Artinya, pada tingkat suku bunga kesimbangan, jumlah orang yang ingin menabung tepat sama dengan jumlah investasi domestik dan harus keluar modal neto yang diinginkan Pasar Pertukaran Valuta Asing Pasar kedua dalam model kita tentang perekonomian terbuka adalah pasar pertukaan valuta asing. Partisipasi dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing. Untuk memahami pasar pertukaran valuta asing, kita mulai dengan identitas lain dari bab sebelumnya : NCO = NX Arus Keluar Modal Neto = Ekspor Neto Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan aset modal diluar negeri (NCO) sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan impor barang dan jasa (NX). Sebagai contoh, ketika perusahaan anda mengalami surplus 7

8 perdagangan (NX > 0), pihak asing membeli banyak barang dan jasa anda dibandingkan dengan penduduk dalam negeri yang membeli barang dan jasa asing, apa yang dilakukan penduduk anda terhadap mata uang asing yang mereka peroleh dari penjualan bersih barang dan jasa di luar negeri?, Mereka tentunya membeli aset asing sihingga modal negara anda mengalir keluar negeri (NCO > 0). Sebaliknya, 4 jika negara anda mengalami defisit perdangan (NX < 0), penduduk anda menghabiskan uang lebih banyak untuk barang dan jasa asing daripada uang yang mereka peroleh dari penjualan di luar negeri. Sebagian dari uang ini tentunya dibiayai oleh penjualan aset anda di luar negeri sehingga modal asing mengalir kedalam negara anda (NCO < 0). Model kita tentang perekonomian terbuka memperlakukan dua sisi identitas ini sebagai cerminan dua sisi pasar pertukaran valuta asing. Arus keluar modal neto mencerminkan jumlah penawaran uang untuk tujuan pembelian aset asing. Sebagai contoh, ketika reksa dana Singapura ingin membeli obligasi pemerintah Hongkong, reksa dana tersebut perlu menukarkan dolar Singapura menjadi dolar Hongkong sehingga memenuhi dolar Singapura di pasar pertukaran valuta asing. Ekspor neto mewakili jumlah permintaan mata uang asing untuk tujuan pemberian ekspor neto barang dan jasa domestik. Sebagai contoh, ketika maskapai penerbangan Malaysia ingin membeli pesawat yang dibuat oleh Boeing, maskapai itu perlu menukar ringgit Malaysia dengan dolar AS sehingga hal ini menuntut dolar AS ada di pasar pertukaran valuta asing. Pada nilai berapakah penawaran dan permintaan pasar di pasar pertukaran valuta asing seimbang? Jawabannya adalah nilai tukar riil. Seperti yang kita lihat pada bab sebelumnya, nilai tukar riil adalah harga relatif barang domestik dan barang luar negeri sehingga merupakan penentu utama ekspor neto. Ketika nilai tukar di tanah air naik, barang domestik menjadi lebih mahal dibandingkan dengan barang luar negeri ataupun di luar negeri. Akibatnya, ekspor dari tanah air gagal, sedangkan impor kedalam negeri meningkat. Untuk kedua alasan tersebut, ekspor neto menurun. Oleh karena itu, kenaikan nilai tukar riil mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing. 8

9 FIGUR 2 5 Figur 2 menunjukan permintaan dan penawaran dipasar pertukaran valuta asing. Kurva permintaan miring kebawah karena alasan yang baru kita bahas : Nilai tukar yang lebih tinggi membuat barang domestik menjadi lebih mahal dan mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal untuk membeli barang tersebut. Kurva penawaran berbentuk garis vertikal karena jumlah mata uang lokal yang tersedia untuk arus keluar modal neto tidak bergantung pada nilai tukar riil. (Seperti yang dibahas sebelumnya, arus keluar modal neto bergantung pada nilai tukar riil. Saat membahas pada pertukaran valuta asing, kita mengambil nilai tukar riil dan arus keluar modal neto seperti yang diberikan). Nilai tukar riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan mata uang lokal seperti harga setiap barang menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk barang tersebut. Jika tingkat suku bunga riil dibawah titik keseimbangan, jumlah penawaran mata uang lokal akan lebih sedikit dari jumlah permintaan. Penurunan jumlah mata uang lokal akan mendorong kenaikan nilai mata uang lokal. Sebaliknya, jika nilai tukar diatas titik keseimbangan, jumlah mta uang lokal akan melebihi jumlah permintaan. Kelebihan mata uang lokal akan menurunkan nilai mata uang lokal. Pada titik keseimbangan nilai tukar riil, permintaan mata uang lokal dari luar negeri yang berasal dari ekspor neto barang dan jasa domestik sama dengan penawaran mata uang lokal dari penduduk yang berasal dari arus keluar modal neto domestik. 96

10 Disini, perlu diperhatikan bahwa pembagian transaksi antara Penawaran dan Permintaan pada model ini agak artifisial. Dalam model kita, ekspor neto merupakan sumber permintaan untuk mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber penawaran. Dengan demikian, ketika seorang warga Singapura mengimpor sebuah mobil yang dibuat Jepang, model ini memperlakukan transaksi tersebut sebagai penurunan jumlah permintaan dolar Singapura (karena ekspor neto turun), bukan sebagai kenaikan jumlah penawaran Singapura. Sama halnya saat seorang warga jepang membeli obligasi pemerintah Singapura, model ini memperlakukan transaksi tersebut sebagai penurunan penawaran jumlah dolar Singapura (karena arus keluar modal neto turun), buka sebagai kenaikan jumlah permintaan dolar Singapura. Pada awalnya, penggunaan Bahasa ini mungkin terlihat kurang wajar, tetapi nanti akan terbukti berguna saat menganalisis pengaruh berbagai kebijakan KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA Setelah membahas tentang penawaran dan permintaan di dua pasar, yakni pasar untuk dana pinjaman dan pasar pertukaran valuta asing. Sekarang, perhatikan bagaimana pasarpasar ini saling berhubungan satu dengan yang lain Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar Kita telah membahas bagaimana perekonomian mengoordinasikan empat variabel ekonomi makro yang penting: Tabungan nasional (S), investasi domestik (I), arus keluar modal neto (NCO), dan ekspor neto (NX). Ingatlah terus identitas berikut: S = I + NCO dan NCO = NX. Pada pasar dana pinjaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan berasal dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, dan tingkat suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada pasar pertukaran valuta asing, penawaran berasal dari arus keluar modal neto, dan nilai tukar riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Arus keluar modal neto adalah variabel yang menghubungkan kedua pasar ini. Di pasar dana pinjaman, arus keluar modal neto adalah bagian dari permintaan. Seseorang yang ingin 10

11 membeli sebuah aset di negara lain harus menyediakan mata uang untuk ditukar dengan mata uang negara tersebut. Faktor utama yang menentukan arus keluar 7 modal neto, seperti yang telah dibahas, adalah tingkat suku bunga riil. Ketika tingkat suku bunga domestik tinggi, memiliki aset domestik lebih menarik, sedangkan arus keluar modal neto negara rendah. FIGUR 3 FIGUR

12 2.1.2 Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar Sekarang, kita dapat menggabungkan bagian-bagian dari model kita pada Figur 4. Figur ini menunjukkan bagaimana pasar dana pinjaman dan pasar pertukaran valuta asing secara bersama-sama menentukan variabel-variabel ekonomi makro yang penting dari perekonomian terbuka. Panel (a) dari figur menunjukkan pasar dana pinjaman (diambil dari Figur 1). Seperti sebelumnya, tabungan nasional merupakan sumber penawaran dana pinjaman. Investasi domestik dan arus keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk dana pinjaman. Tingkat suku bunga keseimbangan (r1) menyebabkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan dan jumlah dana pinjaman yang diminta seimbang. Panel (b) pada figur menunjukkan arus keluar modal neto (diambil dari Figur 3). Panel ini menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari panel (a) menentukan arus keluar modal neto. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air membuat aset domestik lebih menarik dan hal ini mengurangi arus keluar modal neto. Oleh karena itu, kurva arus keluar modal neto di panel (b) menjadi miring ke bawah. Panel (c) pada gambar menunjukkan pasar pertukaran valuta asing (diambil dari Figur 2). Karena aset asing harus dibeli dengan mata uamg asing, jumlah arus keluar modal neto dari panel (b) menentukan penawaran mata uang lokal yang ditukarkan dengan mata uang asing. Nilai tukar riil tidak memengaruhi arus keluar modal neto sehingga kurva penawarannya vertikal. Permintaan untuk mata uang lokal berasal dari ekspor neto. Karena penyusutan nilai tukar riil meningkatkan ekspor neto, kurva permintaan untuk valuta asing miring ke bawah. Nilai tukar riil keseimbangan (E1) Menyeimbangkan jumlah penawaran mata uang dengan jumlah permintaan mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing. Kedua pasar yang ditunjukkan pada Figur 4 menentukan dua harga relatif-tingkat suku riil bunga dan nilai tukar riil. Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di panel (a) adalah harga barang dan jasa sekarang relatif terhadap barang dan jasa pada masa depan. Nilai tukar riil yang ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang dan jasa luar negeri. Kedua harga relatif ini disesuaikan secara bersamaan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan di dua pasar tersebut. Saat melakukan hal itu, mereka menentukan tabungan nasional, investasi domestik, arus keluar modal neto, dan ekspor neto. 12 9

13 2.2. BAGAIMANA KEBIJAKAN DAN PERISTIWA MEMENGARUHI PEREKONOMIAN TERBUKA Defisit Anggaran Pemerintah Karena defisit anggaran pemerintah merepresentasikan tabungan publik yang negatif, mengurangi tabungan nasional (jumlah tabungan publik dan swasta). Dengan demikian, defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana pinjaman, meningkatkan tingkat suku bunga, dan membatasi investasi. FIGUR 5 FIGUR

14 FIGUR 7 Sekarang, mari perhatikan efek defisit anggaran dalam perekonomian terbuka. Pertama kurva mana yang bergeser pada model kita? seperti pada perekonomian tertutup, Pengaruh awal dari defisit anggaran adalah pada tabungan nasional dan, dengan demikian, pada penawaran dana pinjaman. Kedua, kearah kurva tersebut bergeser? lagi-lagi seperti perekonomian tetutup, defisit anggaran merepresentasikan tabungan publik negatif sehingga mengurangi tabungan nasional dan menggeser kurva penawaran untuk dana pinjaman ke kiri. Ini ditunjukkan oleh pergeseran dari S 1 ke S 2 pada panel (a) Figur 5. Langkah ketiga dan terakhir adalah membandingkan keseimbangan lama dengan keseimbangan baru. Panel (a) menunjukkan pengaruh anggaran defisit negara terhadap terhadap pasar dana pinjaman di tanah air. Dengan lebih sedikit dana yang tersedia untuk para peminjam di pasar finansial lokal, tingkat suku bunga naik dari r 1 menjadi r 2 guna menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dihadapkan pada tingkat suku bunga yang tinggi, peminjam di pasar dana pinjaman memilih untuk meminjam lebih sedikit uang. Perubahan ini ditunjukkan pada gambar dengan pergerakan dari titik A ke titik B sepanjang kurva permintaan untuk dana pinjaman. Khususnya, rumah tangga dan perusahaan 14

15 mengurangi pembelian barang modal mereka. Seperti pada perekonomian tertutup, defisit anggaran mengurangi investasi domestik. Dalam perekonomian terbuka, bagaimanapun, pengurangan penawaran dana pinjaman menimbulkan dampak-dampak tambahan. Panel (b) menunjukan bahwa peningkatan suku bunga dari r 1 ke r 2 mengurang arus keluar modal neto. Karena tabungan yang disimpan dalam negeri sekarang memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di dalam negeri sekarang memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di luar negeri menjadi kurang menarik sehingga warga domestik membeli lebih sedikit aset luar negeri. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi juga 11 menarik pihak investor asing yang ingin memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk aset-aset ini. Dengan demikian ketika defisit anggaran meningkatkan tingkat suku bunga, perilaku dalam dan luar negeri menyebabkan arus keluar neto di dalam negeri menurun. Panel (c) menunjukkan bagaimana defisit anggaran memengaruhi pasar pertukaran valuta asing. karena arus keluar modal neto berkurang, orang membutuhkan lebih sedikit mata uang asing untuk membeli aset luar negeri, dan hal ini mendorong pergeseran kekiri pada kurva penawaran untuk mata uang lokal dari S 1 ke S 2. penurunan penawaran mata uang lokal menyebabkan nilai tukar riil naik dari E 1 ke E 2. Artinya, mata uang lokal menjadi lebih bernilai dibandingkan dengan mata uang asing. Kenaikan ini, akhirnya, membuat barang domestik lebih mahal dari pada barng luar negeri. Karena orang-orang di dalam negeri ataupun di luar negeri mengalihkan pembelian mereka dari barang domestik yang lebih mahal daripada barang luar negeri. Karena orang-orang di dalam negeri ataupun diluar negeri mengalihkan pembelian mereka dari barang domestik yang lebih mahal, ekspor dari dalam negeri pun menurun dan impor ke dalam negeri pun meningkat. Untuk kedua alasan tersebut, ekspor neto domestik menurun. Oleh karena itu, pada perekonomian terbuka, defisit anggaran pemerintah menaikkan suku bunga riil, membatasi investasi domestik, menyebabkan matauang naik, dan mendorong neraca perdagangan ke arah defisit. Salah satu contoh dari pelajaran ini terjadi di Filipina tahun 1998 sampai dengan Model tentang perekonomian terbuka memperediksikan bahwa kebijakan seperti itu akan mengarah pada defisit perdagangan yang memang terjadi

16 2.2.2 Kebijakan Perdagangan Kebijakan perdagangan merupakan kebijakan pemerintah yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor oleh suatu negara. Kebijakan perdagangan ada dalam berbagai bentuk. Salah satu jenis kebijakan perdagangan yang umum adalah tarif dan kuota impor. Kebijakan-kebijakan perdagangan lazim diberlakukan di seluruh dunia meskipun bentuknya tersembunyi. Sebagai contoh, pemerintah terkadang menekan eksportir asing untuk mengurangi jumlah barang yang dapat mereka jual di negaranya. Hal yang dengan pembatasan ekspor yang secara sukarela ini sebenarnya tidak begitu sukarela dan, intinya, merupakan salah satu bentuk kuota impor. Kebijakan-kebijakan perdangangan tidak mempengaruhi keseimbangan perdagangan. Artinya kebijakan yang langsung memengaruhi ekspor dan impor tidak mengubah ekspor neto kesimpulan ini tidak terlalu mengejutkan jika mengingat identitas akuntansi : NX = NCO = S I Ekspor neto sama dengan arus keluar modal neto yang sama dengan tabungan nasional dikurangi dengan investasi domestik. Kebijakan perdagangan tidak mengubah keseimbangan perdagangan karena tidak mengubah tabungan nasional ataupun investasi domestik. Untuk tingkat tabungan nasional dan investasi domestik yang diberikan, nilai tukar riil menyesuaikan untuk mempertahankan keseimbangan perdagangan, tanpa memperhatikan kebijakan perdagangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun kebijakan perdagangan tidak memengaruhi keseluruhan keseimbangan perdagangan negara, kebijakan ini memengaruhi beberapa perusahaan, industri, dan negara. Dampak kebijakan perdagangan, oleh sebab itu, lebih bersifat ekonomi mikro daripada ekonomi makro. Meskipun pendorong kebijakan perdagangan terkadang memberikan klaim bahwa kebijakan ini dapat mengubah keseimbangan perdagangan negara, mereka biasanya lebih termotivasi oleh perhatian kepada perusahan atau industri tertentu. Perdagangan bebas memperkenankan ekonomi mengkhususkan untuk melakukan yang terbaik, membuat penduduk semua negara lebih sejahtera. Pembatasan perdagangan menghalangi keuntungan dari perdagangan dan, dengan demikian, mengurangi kemapanan keseluruhan ekonomi

17 2.2.3 Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal Pada bulan agustus 1983, ketidakstabilan politik terjadi di Filipina, termasuk pembunuhan pemimpin politik yang terkemuka, membuat pasar finansial dunia gelisah. Orang-orang mulai melihat Filipina sebagai negara yang kurang stabil dibandingkan dengan apa yang sebelumnya mereka pikirkan. Mereka memutuskan untuk menarik beberapa aset mereka keluar dari Filipina untuk memindahkannya ke Amerika Serikat dan tempat berlindung yang aman lainnya. Pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba keluar dari suatu negara disebut dengan pelarian modal (capital flight). Perubahan harga ini yang dihasilkan dari pelarian modal memengaruhi beberapa besaran makro yang penting. Turunnya nilai mata uang membuat ekspor lebih murah dan impor lebih mahal, mendorong keseimbangan perdagangan menuju surplus. Pada saat yang bersamaan, kenaikan tingkat suku bunga mengurangi tingkat investasi domestik yang memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun pelarian modal memiliki pengeruh yang besar pada negara tempat dimana modal keluar, ia juga memengaruhi pengaruhi negara-negara lain. Ketika modal mengalir keluar dari Filipina ke Amerika Serikat, misalnya, ia memiliki pengaruh yang berseberangan terhadap perekonomian AS, seperti pengaruhnya terhadap perekonomian Filipina. Khususnya, kenaikan pada arus keluar modal neto Filipina terjadi pada waktu yang sama dengan turunnya arus keluar modal neto AS. Saat nilai peso turun dan tingkat suku bunga Filipina naik, nilai dolar naik dan tingkat suku bunga AS turun. Ukuran pengaruh ini terhadap perekonomian AS terbilang kecil, bagaimanapun, karena ekonomi Amerika Serikat sangatlah besar dibandingkan dengan Filipina. Peristiwa yang telah kita gambarkan di Filipina dapat terjadi pada setiap perekonomian di dunia, dan pada kenyataannya mereka mengalami ini dari waktu kewaktu. pada 1997, dunia belajar bahwa sistem perbankan dari beberapa perekonomian Asia, termasuk Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia, ada pada atau dekat dengan titik kebangkrutan, dan berita ini mendorong modal keluar dari negara-negara ini. Tahun 1998, pemerintah Rusia gagal membayar utangnya, mendorong para investor internasional untuk mengambil berapa pun uang yang dapat mereka ambil lari. Peristiwa yang sama ( tetapi lebih rumit ) terungkap di Argentina pada tahun Pada setiap kasus pelarian modal ini, terjadi kenaikan suku bunga riil dan turunnya nilai mata uang. 17

18 BAB III 14 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ilmu ekonomi internasional merupakan topik yang semakin penting. Semakin banyak orang membeli barang yang dihasilkan di luar negeri dan menghasilkan barang untuk dijual di luar negeri. Melalui reksa dana dan institusi finansial lain, mereka meminjam dan meminjamkan barang di pasar finansia dunia. Sebagai hasilnya, sebuah analisis yang utuh mengenai suatu perekonomian membutuhkan pemahaman mengenai bagaimana perekonomian tersebut berinteraksi dengan perekonomian lain di dunia. Para pembuatan kebijakan dan komentator sering kali cepat menyalahkan orang asing atas persoalanpersoalan yang dihadapi dalam perekonomian suatu negara. Sebaliknya, para ekonom lebih sering melihat masalah ini tumbuh di dalam negeri, contohnya, para politisi sering membahas kompetisi asing merupakan sebuah ancaman terhadap standar hidup lokal. Para ekonom lebih mungkin menyesali rendahnya tingkat tabungan nasional. Tabungan yang rendah menghalangi pertumbuhan modal, produktivitas dan standar hidup, tanpa menghiraukan apakah perekonomian tersebut terbuka atau tertutup. Pihak asing merupakan sasaran empuk bagi para politisi karena menyalahkan pihak asing memberikan cara untuk menghindari tanggung jawab tanpa melecehkan penduduknya di dalam negeri

19 DAFTAR PUSTAKA Mankiw, N. Gregory dkk Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain

Lebih terperinci

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA Adalah perekonomian yang berinteraksi secara terbuka dengan perekonomian-perekonomian lainnya di seluruh dunia. Variabel yang terkait dalam perekonomian:

Lebih terperinci

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Perekonomian empat sektor adalah perekonomian yg terdiri dari sektor RT, Perusahaan, pemerintah dan sektor LN. Perekonomian empat sektor

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN TERBUKA

PEREKONOMIAN TERBUKA 1. Arus Modal dan Barang Internasional PEREKONOMIAN TERBUKA Dalam perekonomian terbuka pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yg mereka hasilkan dr meproduksi barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

AN ASIAN EDITION-VOLUME 2 N. GREGORY MANKIW EUSTONQUAH PETER WILSON. #. # ( EN GAG E... Lea rning" [g] ;-. Penerbit. " - ~ Salemba Empat

AN ASIAN EDITION-VOLUME 2 N. GREGORY MANKIW EUSTONQUAH PETER WILSON. #. # ( EN GAG E... Lea rning [g] ;-. Penerbit.  - ~ Salemba Empat AN ASIAN EDITION-VOLUME 2 N. GREGORY MANKIW EUSTONQUAH PETER WILSON #. # ( EN GAG E... Lea rning" [g] ;-. Penerbit " - ~ Salemba Empat Tentang Penulis iii POB dan Kesehatan Perekonomian 16 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si. MAKALAH NERACA PEMBAYARAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si Disusun oleh : Rahdi Noor Hayat 201110160311331 Firda Silviatul H 201110160311333

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan. Copyright 2004 South-Western

Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan. Copyright 2004 South-Western Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan 26 Sistem Keuangan Sistem keuangan terdiri dari kelompok lembaga dalam perekonomian yang membantu untuk mencocokkan tabungan seseorang dengan investasi orang lain.

Lebih terperinci

Ilmu Il Ek E o k n o omi o Nilai Tuk T ar PIEw11 1

Ilmu Il Ek E o k n o omi o Nilai Tuk T ar PIEw11 1 Ilmu Ekonomi Nilai Tukar PIEw11 1 Perekonomian Terbuka Perdagangan dapat mensejahterakan setiap orang Perekonomian tertutup (closed economy): sebuah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

PERTANYAAN DAN JAWABAN

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Apakah peran sistem keuangan? Sebutkan dan jelaskan dua pasar yang merupakan bagian dari sistem keuangan dalam suatu perekonomian. Sebutkan dan jelaskan lembaga perantara keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN.  1 Materi 3 NERACA PEMBAYARAN http://www.deden08m.com 1 PENDAHULUAN (1) Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id NERACA PEMBAYARAN REKENING

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 11Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen NERACA PEMBAYARAN REKENING NERACA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap aliran modal asing, tekanan internasionalpun semakin besar. Rentannya sistem keuangan Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Tabungan, Investasi dan Sistem Keuangan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Tabungan, Investasi dan Sistem Keuangan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tabungan, Investasi dan Sistem Keuangan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Untuk membuka Usaha membutuhkan Investasi. Definisi Investasi secara Makro adalah terkait dengan barang modal, diantaranya: a. Pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan ekonomi antarbangsa dan lintas wilayah negara sudah berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuk hubungan ekonomi yang paling umum adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA III. NERACA PEMBAYARAN PENDAHULUAN REKENING NERACA PEMBAYARAN REKENING TRANSAKSI BERJALAN REKENING MODAL KETIDAKSESUAIAN STATISTIK REKENING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan penting dalam perekonomian setiap negara. Aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan suatu negara dengan menggunakan uang adalah perdagangan, baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang semakin pesat berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

1. Sebutkan dua hal yang diukur oleh PDB. Bagaimana PDB dapat mengukur kedua hal tersebut? Jawab:

1. Sebutkan dua hal yang diukur oleh PDB. Bagaimana PDB dapat mengukur kedua hal tersebut? Jawab: 1. Sebutkan dua hal yang diukur oleh PDB. Bagaimana PDB dapat mengukur kedua hal tersebut? Pendapatan total semua orang dalam perekonomian Jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa hasil perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian 1 Model ini sangat sederhana

Lebih terperinci

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL : NILAI TUKAR RIIL DAN NOMINAL Transaksi Internasional dipengaruhi oleh harga internasional. Dua harga internasional yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA TUGAS MAKALAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA Oleh : IRFAN NUR DIANSYAH (121116014) PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2011 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro PENGANTAR EKONOMI MAKRO Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Pengertian Ekonomi Makro ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai jembatan antara pihakyang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Bank diharapkan dapatmemberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 1 June 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Arus Modal Masuk, Menopang Rupiah Pasar Eropa mulai agak tenang di akhir bulan Mei dalam rangka menyongsong pekan pertama bulan Juni. Tekanan yang begitu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasi/penanaman modal Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi diperlukan suatu penambahan modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globlisasi perdagangan telah mendorong setiap negara untuk melakukan perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara. Sebagai negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian tidak selamanya dapat terus menerus berkembang dengan baik, ada kalannya mengalami pertumbuhan bahkan terkadang mengalami penurunan yang sangat drastis.

Lebih terperinci

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N.

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Gregory Mankiw) Bab 1 1. Jelaskan perbedaan antara makroekonomi dan mikro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang yang terjadinya di Indonesia yang ditandai dengan merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan oleh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyaris tidak ada satu orang pun yang mengira kalau negara kita akan diterpa krisis ekonomi hingga separah ini. Perekonomian Indonesia yang boleh dikatakan stabil

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

Keseimbangan di Pasar Uang

Keseimbangan di Pasar Uang Keseimbangan di Pasar Uang Motivasi Memiliki Uang Motivasi spekulasi Motivasi transaksi Motivasi berjaga-jaga Kelembagaan Pasar Dibutuhkan untuk membantu interaksi antara pelaku-pelaku ekonomi Memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami pertumbuhan industri yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Lebih terperinci

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016 Manulife Investor Sentiment Index Study Q4 2015 Indonesia Februari 2016 1 TENTANG MANULIFE INVESTOR SENTIMENT INDEX (MISI) Apakah Manulife Investor Sentiment Index (MISI)? Kelas aset utama Dana tunai/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indikator kemandirian daerah adalah besarnya pendapatan asli daerah (PAD), semakin besar PAD maka daerah tersebut akan semakin mandiri. Salah satu sektor yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada konteks ekonomi makro, tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu daerah antara lain adalah Pendapatan daerah, tingkat kesempatan kerja dan tingkat

Lebih terperinci