Makalah Hematologi. Akademi Analis Kesehatan. Putra Jaya Batam. Mata Kuliah: Hematologi. Siswan Manto Badjo, M.Si.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Hematologi. Akademi Analis Kesehatan. Putra Jaya Batam. Mata Kuliah: Hematologi. Siswan Manto Badjo, M.Si."

Transkripsi

1 Makalah Hematologi Mata Kuliah: Hematologi Nama NIM Dosen : : : Pembimbing Dela Rizkyani Siswan Manto Badjo, M.Si Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Batam 2016

2 Kata Pengantar Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah karena dengan rahmat-nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Makalah Hematologi. Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh salah satu dosen di Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Batam, yaitu Bapak Siswan Manto Badjo, M.Si. Dalam penulisan makalah ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu cara belajar mahasiswa agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan darah, morfologi, kelainan, dan pembentukan sel darah itu sendiri. Selain itu, makalah ini juga berisi tentang hematologi dan apa-apa saja yang dipelajari dalam hematologi. Sehingga, mahasiswa mendapat ilmu teoritis untuk menunjang praktikum hematologi. Tidak lupa juga, saya mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini. Demikian saya ucapkan terima kasih. Daftar Is Batam, 21 Oktober 2016 Penulis

3 Kata Pengantar...ii Daftar Isi...iii Bab I Pendahuluan...1 I.1 Latar Belakang...1 I.2 Rumusan Masalah...3 I.3 Tujuan...3 Bab II Pembahasan...4 II.1 Darah dan Komponennya...4 II.2 Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) dan Kelainannya...5 II.3 Morfologi Sel Darah Putih (Leukosit)...11 II.4 Morofologi Trombosit...15 II.5 Hematopoiesis...16 II.5.1 Eritropoiesis...18 II.5.2 Leukopoiesis...20 II.5.3 Pembentukan Trombosit (Trombositopoiesis)...22 II.6 Hematologi...23 II.7 Kelainan Darah...26 II.7.1 Kelainan Eritrosit...26 II.7.2 Kelainan Leukosit...29 II.7.3 Kelainan Trombosit...30 Bab III Penutup...31 Kesimpulan...31 Daftar Pustaka...33

4 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,0411,065, temperatur 38 C, dan PH 7,37-7,45. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti-

5 pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah. Fungsi Darah a. Sebagai alat pengangkut yaitu: Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh. Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit. b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat zat anti racun. c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh. Kandungan Darah Kandungan dalam darah: Air Protein Mineral fosfat,magnesium, kalsium, dan zat besi). Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, : 91% : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen) : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam kolesterol, dan asam amino).

6 I.2 Rumusan Masalah Apa itu darah dan apa saja komponen darah? Bagaimana morfologi sel darah merah (eritrosit) dan kelainannya, morfologi sel darah putih (leukosit), dan morfologi trombosit? Apa itu hematopoiesis, eritropoiesis, leukopoiesis? Apakah pengertian hematologi dan bagian-bagian yang dipelajari 5. dalam hematologi? Apa saja kelainan yang terjadi pada eritrosit, leukosit, dan trombosit? I.3 Tujuan Makalah ini dibuat untuk mengetahui: 1. Pengertian darah dan komponennya. 2. Morfologi sel darah merah (eritrosit) dan kelainannya, leukosit, dan trombosit. 3. Hematopoiesis, eritropoiesis, leukopoiesis. 4. Pengertian hematologi dan bagian-bagian yang dipelajari. 5. Kelainan yang terjadi pada eritrosit, leukosit, dan trombosit.

7 Bab II Pembahasan II.1 Darah dan Komponennya Darah adalah cairan kompleks dengan total volume kurang lebih 8% dari berat tubuh manusia. Umumnya dalam tubuh seorang pria dewasa terdapat sekitar 5 6 liter darah dan wanita dewasa sekitar 4 5 liter. Kekentalan darah biasanya sekitar 4,4 4,7 relatif terhadap viskositas air = 1. Hal ini yang mengakibatkan darah lebih sulit mengalir dibandingkan air (Depkes RI,1989). Gambar 1. Sketsa darah Komponen darah, terdiri dari atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan komponen padatan. Dalam tubuh manusia darah terdiri atas 55 % plasma dan komponen padat sekitar 45 %. Komponen plasma darah terdiri atas : 91% air, 8% protein terlarut, 1 % asam organik dan 1 % garam, sedang komponen padat terdiri atas sel darah. Terdapat tiga jenis

8 sel darah yaitu : sel darah merah, (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit, (Guyton Arthur L, 2002 ) Gambar 2. Komposisi darah bms6ixs w1ec/s1600/komposisi+darah.jpg II.2 Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) dan Kelainannya Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 µm dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. GAMBAR Eritrosit Normal Dan Ukurannya

9 Kelainan pada Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan diameter 7 8 mikron (normosit). Dilihat dari samping, eritrosit nampak seperti cakram atau bikonkaf 1. Ukuran Eritrosit (Size) a. Mikrosit Diameter < 7 mikron, biasa disertai dengan warna pucat (hipokromia). Pada pemeriksaan sel darah lengkap didapatkan MCV yang rendah. Ditemukan pada: Anemia defesiensi besi Keracunan tembaga Anemia sideroblasik Hemosiderosis pulmoner idiopatik Anemia akibat penyakit kronik b. Makrosit Diameter rata-rata > 8 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak berubah. Ditemukan pada: Anemia megaloblastik Anemia aplastik/hipoplastik Hipotiroidisme Malnutrisi Anemia pernisiosa Leukimia Kehamilan c. Anisositosis adalah suatu keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di dalam suatu sediaan apus berbedabeda (bervariasi). 2. Warna Eritrosit (Stain)

10 a. Hipokromia Hipokromia dalah suatu keadaan dimana konsentrasi kurang Hb dari normal sehingga sentral akromia melebar (>1/2 sel). Pada hipokromia yang berat lingkaran tepi sel sangat tipis disebut dengan eritrosit berbentuk cincin (anulosit). b. Hiperkromia Hiperkromia adalah eritrosit yang tampak lebih merah/gelap dari warna normal. Keadaan ini kurang mempunyai arti penting karena dapat disebabkan oleh penebalan membrane sel dan bukan karena naiknya Hb. c. Polikrom Keadaan dimana terdapat beberapa warna di dalam sebuah lapangan sediaan apus. 3. Bentuk Eritrosit (Shape) a. Sel target (sel sasaran)

11 Eritrosit berbentuk seperti lonceng tampak seperti sasaran (target). Sel sasaran dapat terjadi akibat: Peningkatan kadar kolesterol dan fosfolipid pada membran eritrosit, misalnya pada penyakit hati kronik. Penurunan kadar hemoglobin dalam sel eritrosit, misalnya pada anemia defisiensi besi, thalassemia, anemia sel sabit. b. Sferosit berbentuk seperti bola lebih kecil dari eritrosit normal tidak ada daerah pucat di bagian tengah eritrosit Sferosit terjadi akibat kelainan / kerusakan membran eritrosit (kongenital/di dapat). c. Ovalosit/ Eliptosit Bentuk eritrosit lonjong seperti telur (oval), bila lebih gepeng disebut eliptosit. d. Stomatosit

12 Bentuk seperti mangkuk, tampak bagian pucatnya sebagai celah (tidak bundar). e. Sel sabit (sickle cell) Sel berubah bentuk menyerupai sabit akibat polimerisasi hemoglobin S pada keadaan kekurangan O2 (bersifat reversibel). f. Akantosit Mempunyai 3 sampai 12 duri, ujung duri tumpul, duri sama panjang. tidak

13 g. Tear Drop Cell Eritrosit berbentuk seperti buah pear atau tetesan air mata. h. Poikilositosis Poikilositosit adalah istilah untuk menunjukkan bentuk eritrosit yang bermacam-macam dalam satu sediaan apus darah. Keadaan ini dilihat pada orang dengan hemoglobin patologik dan beberapa macam anemia lainnya. i. Fragmentosit

14 Bentuk eritrosit tidak beraturan akibat proses fragmentasi. j. Titik Basofil Titik-titik biru tersebar dalam eritrosit. Adanya titik-titik basofil dan polikromasi menandakan meningkatnya Selain jumlah keadaan itu, retikulosit. titik basofil dalam eritrosit juga didapat pada intoksikasi timbal. II.3 Morfologi Sel Darah Putih (Leukosit) Leukosit adalah unit dari sistem pertahanan tubuh, dibentuk sebagian dari sumsum tulang (granulosit, monosit, dan beberapa limfosit) dan sebagian dari jaringan limfe (limfosit dan plasma), tetapi setelah pembentukan mereka di transport dalam darah ke bagianbagian tubuh dimana mereka dibutuhkan. Manfaat sebenarnya dari sel darah putih yaitu sebagian besar mereka secara khusus di transport ke daerah-daerah peradangan yang berbahaya, dengan cara demikian memberikan pertahanan yang cepat dan paten terhadap setiap agen infeksi yang mungkin terdapat. (Guyton, Arthur C. 1976). Ciri-ciri leukosit:

15 a. Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah b. sebabnya leukosit disebut juga fagosit. Jumlah leukosit sangat sedikit dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3 darah hanya ). Jika jumlah < 6000 seseorang akan menderita leukopenia. Jika jumlah > 9000 seseorang akan menderita leukositas. Jika jumlah berlebih hingga orang tersebut akan c. menderita leukemia (kanker darah). Bentuknya bervariasi dan mempunyai inti sel bulat ataupun d. e. cekung. Geraknya seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Plasma leukosit mengandung butiran-butiran (granula). Penggolongan Leukosit A. Leukosit yang Bergranula (Granulosit) 1. Eosinofil

16 Dalam keadaan normal, eosinofil merupakan 1 3 % semua leukosit. Eosinofil adalah granulosit dengan inti yang terbagi 2 lobus dan sitoplasma bergranula kasar, refraktil dan berwarna merah tua oleh zat warna yang bereaksi asam yaitu eosin. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid dan mampu melakukan fagositosis, lebih lambat namun lebih selektif dibandingkan kompleks dengan antigen dan neutrofil. antibodi. Eosinofil memfagositosis Eosinofil mengandung profibrinolisin yang diduga berperan dalam proses pembekuan 2. darah. Basofil Dalam keadaan normal, basofil 0 1 % dari semua leukosit. Basofil merupakan sel leukosit yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan zat warna basa (metilen biru). Basofil berinti satu, besar. Sitoplasma berisi granula yang lebih besar dan sering kali granula ini menutupi inti, granulanya berbentuk ireguler, berwarna metakromatik. Granula bersifat 3. metakromatik dan mensekresi histamin dan heparin. Neutrofil Batang (Stab)

17 Neutrofil stab merupakan neutrofil segmen yang masih muda, tidak mempunyai lobus. Ukurannya adalah µm. Bentuk sel oval atau bulat. Neutrofil stab yang dalam keadaan normal 2 6 % Segmen Neutrofil segmen berlobus 2 5. Granulanya halus, kecil, berwarna merah. Dalam keadaan normal neutrofil segmen % dari semua sel leukosit. B. Leukosit yang Tidak Bergranula (Agranulosit) 1. Limfosit Dalam keadaan normal % dari semua leukosit. Limfosit berukuran 6-8 mikron. Limfosit mempunyai inti besar, hampir 2. memenuhi inti, warna mengitari inti dan bersifat basofil. Monosit ungu, sitoplasma sedikit,

18 Dalam keadaan normal 2 8 % dari semua leukosit.monosit mempunyai inti berbentuk ovoid atau seperti tapal kuda dan terletak di pinggir, tampak pucat. Susunan kromatin keropos, sitoplasma biru keunguan dan letaknya tersebar. II.4 Morofologi Trombosit Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakaryosit yang tidak berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2 4 nm, berbentuk cakram bikonveks. (Kosasih E.N dan Kosasih A.S. 2002).

19 Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Fungsi dari trombosit adalah untuk mengubah bentuk dan kualitas darah setelah berkaitan dengan pembuluh yang cidera. (Corwin, Elizabeth J. 1987). Ciri-ciri Trombosit: a. Sering disebut sel darah pembeku karena fungsinya dalam b. proses pembekuan darah. Berukuran lebih kecil daripada eritrosit maupun leukosit c. d. e. dan tidak berinti. Dalam setiap mm3 terdapat trombosit. Dibentuk pada sel megakariosit sumsum tulang. Mempunyai waktu hidup sekitar 8 hari.

20 II.5 Hematopoiesis Hematopoiesis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu Hema yang artinya darah dan Poiesis yang artinya untuk membuat. Hematopoiesis (Hemopoiesis) adalah proses pembentukan sel-sel darah dalam organ pembentuk sel darah, terutama dalam sumsum tulang dan organ lainnya, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Asal mula semua sel darah berasal dari hemocytoblast yang kemudian berkembang menjadi beberapa sel asal. Sel - sel darah kecuali limfosit dibentuk di dalam sumsum tulang dada, iga, panggul serta pangkal tulang paha dan lengan atas. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa embrionik. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limfa semakin berkurang. Fungsi Hematopoisis adalah memproduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak atau mati. Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini.

21 Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode: a. b. Mesoblastik Dari embrio umur 2 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland. Hepatik Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati. Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih c. sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb. Mieloid Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama selsel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah

22 di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietik. Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning telur), kemudian fase selanjutnya pada hepar dan lien, dan pada fase lanjut di sumsum tulang. Pada post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang. Pada keadaan patologis (sumsum tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan meningkat), pembentukan dapat terjadi di nodus limfatikus, lien, timus, hepar. Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini disebut hematopoiesis ekstra meduler. Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan normal juga berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit. Unsur darah yang berbentuk dapat dibagi dalam dua golongan menurut tempat berkembang dan berdeferensiasi pada orang dewasa, yaitu limfosit dan monosit. Kantung kuning telur adalah tempat utama terjadinya hemopoiesis pada beberapa minggu pertama gestasi. Sejak usia enam minggu sampai bulan ke 6-7 masa janin, hati dan limpa merupakan organ utama yang berperan dan terus memproduksi sel darah sampai sekitar 2 minggu setelah lahir. Sumsum tulang adalah tempat yang paling penting sejak usia 6-7 bulan kehidupan janin dan merupakan satu-satunya sumber sel darah baru selama masa anak dan dewasa yang normal.

23 Gambar Hematopoiesis II.5.1 Eritropoiesis Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan balik. Ia dihambat oleh peningkatan kadar eritrosit bersirkulasi dan dirangsang oleh anemia. Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu hormon glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang terutama disekresikan oleh ginjal. Setiap orang memproduksi sekitar 10 eritrosit baru tiap hari melalui proses eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah menggumpal. dan nucleoli, serta kromatin yang sedikit

24 Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga mengandung sejumlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis hemoglobin. Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda seluruhnya, bentuknya cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang

25 (eritropoiesis ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal. II.5.2 Leukopoiesis

26 Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang dirangsang oleh adanya colony stimulating (faktor perangsang koloni). Colony stimulating ini dihasilkan oleh leukosit dewasa. Leukosit dibentuk di sumsum tulang terutama seri granulosit, disimpan dalam sumsum tulang sampai diperlukan dalam sistem sirkulasi. Bila kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut dilepaskan. Proses pembentukan limfosit, ditemukan pada jaringan yang berbeda seperti sumsum tulang, thymus, limpa dan limfonoduli. Proses pembentukan limfosit dirangsang oleh thymus dan paparan antigen. Bertambahnya jumlah leukosit terjadi dengan mitosis (suatu proses pertumbuhan dan pembelahan sel yang berurutan). Sel-sel ini mampu membelah diri dan berkembang menjadi leukosit matang dan dibebaskan dari sumsum tulang ke peredaran darah. Dalam sirkulasi darah, leukosit bertahan kurang lebih satu hari dan kemudian masuk ke dalam jaringan. Sel ini bertahan di dalam jaringan hingga beberapa minggu, beberapa bulan, tergantung pada jenis leukositnya. Pembentukan leukosit berbeda dengan pembentukan eritrosit. Leukosit ada 2 jenis, sehingga pembentukannya juga sesuai dengan seri leukositnya. Pembentukan sel pada seri granulosit (granulopoiesis) dimulai dengan fase mieloblast, sedangkan pada seri agranulosit ada dua jenis sel yaitu monosit dan limfosit. Pembentukan limfosit (limfopoiesis) diawali oleh fase limphoblast, sedangkan pada monosit (monopoiesis) diawali oleh fase monoblast. Granulopoiesis adalah evolusi paling dini menjadi myeloblas dan akhirnya menjadi sel yang paling matang, yang disebut basofil, eosinofil dan neutrofil. Proses ini memerlukan waktu 7 sampai 11 hari. Mieloblas, promielosit, dan mielosit semuanya mampu

27 membelah diri dan membentuk kompartemen proliferasi atau mitotik. Setelah tahap ini, tidak terjadi lagi pembelahan, dan sel mengalami pematangan melalui beberapa fase yaitu metamielosit, neutrofil batang dan neutrofil segmen. Di dalam sumsum tulang sel ini mungkin ada dalam jumlah berlebihan yang siap dibebaskan apabila diperlukan. Sel-sel ini dapat menetap di sumsum tulang sekitar 10 hari, berfungsi sebagai cadangan apabila diperlukan. Limfopoiesis adalah pertumbuhan dan pematangan limfosit. Hampir 20% dari sumsum tulang normal terdiri dari limfosit yang sedang berkembang. Setelah pematangan, limfosit masuk ke dalam pembuluh darah, beredar dengan interval waktu yang berbeda bergantung pada sifat sel, dan kemudian berkumpul di kelenjar limfatik. Monopoiesis berawal dari sel induk pluripoten menghasilkan berbagai sel induk dengan potensi lebih terbatas, diantaranya adalah unit pembentuk koloni granulosit yang bipotensial. Turunan sel ini menjadi perkusor granulosit atau menjadi monoblas. Pembelahan monoblas menghasilkan promonosit, yang sebagiannya berpoliferasi menghasilkan monosit yang masuk peredaran. Yang lain merupakan cadangan sel yang sangat lambat berkembang. Waktu yang dibutuhkan sel induk sampai menjadi monosit adalah sekitar 55 jam. Monosit tidak tersedia dalam sumsum dalam jumlah besar, namun bermigrasi ke dalam sinus setelah dibentuk. Monosit bertahan dalam pembuluh darah kurang dari 36 jam sebelum akhirnya masuk ke dalam jaringan. II.5.3 Pembentukan Trombosit (Trombositopoiesis) Megakarioblas (sel besar dengan sitoplasma homogeny basofilik yang tidak mengandung granula spesifik. Mengandung banyak nukleous dan memperlihatkan polakromatin yang jarang) selama

28 berdiferensiasi megakarioblas menjadi sangat besar, intinya berlipatlipat menjadi promegakariosit lalu menjadi metamegakariosit dan kemudian menjadi megakasiosit matang lalu terakhir trombosit.

29 II.6 Hematologi Hematologi berasal dari kata Hema atau Hematos atau Heme atau Hemos yang berarti darah, Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen sel-sel darah dan komponen plasma yang terkandung didalamnya serta jaringan yang membentuknya. Hematologi yang akan dipelajari meliputi: Hematologi dasar, Hematologi II (anemia dan hemostasis), Hematologi III (leukemia dan sel-sel muda) dan Hematologi Transfusi Darah. Umumnya Hematologi transfusi darah telah dipisahkan menjadi sebuah ilmu tersendiri yaitu Ilmu Transfusi Darah. Sejak dahulu para ilmuan sudah mempelajari tentang darah, baik memeriksa langsung darah dengan mikroskop, maupun menambahkan suatu larutan pereaksi tertentu kemudian akan terjadi hasil reaksi atau memisahkan sel-sel darah. Perkembangan ilmu hematologi sejak dahulu berkembang pesat, mulai dari teknik manual, konvensional, hematologi sitokimia, penghitungan sel menggunakan alat canggih, hingga teknik molekuler sel-sel darah. Hingga saat ini hematologi merupakan bagian ilmu laboratorium klinik yang paling berperan dalam mengetahui penyakit-penyakit akibat kelainan darah dan merupakan pemeriksaan penyaring utama pada setiap pasien yang akan menjalani general check up. Fungsi Pemeriksaan Hematologi Hematologi dalam laboratorium klinik di rumah sakit mempunyai fungsi dan peranan sebagai berikut : Sebagai Sebagai Sebagai Sebagai Sebagai Sebagai Sebagai penyaring (screening test) suatu penyakit. penunjang diagnosis suatu penyakit. pelengkap diagnosis suatu penyakit. penegak diagnosis suatu penyakit. differensial diagnosis suatu penyakit. follow up suatu penyakit. prognosis suatu penyakit.

30 Pemeriksaan hematologi merupakan pintu gerbang pertama seorang klinisi dalam mendiagnosis suatu penyakit pada seseorang, yang akan dilanjutkan dengan parameter laboratorium lainnya. Kadang suatu diagnosis baru dapat ditegakkan apabila telah dilakukan pemeriksaan hematologi, namun juga pemeriksaan hematologi akan berfungsi sebagai diagnosis banding apabila terdapat keyakinan klinisi bahwa terdapat kesamaan penyakit yang perlu bantuan pemeriksaan hematologi untuk membedakannya. Hal lain yang terakhir, bahwa pemeriksaan hematologi dapat digunakan untuk mengetahui evaluasi hasil pengobatan dan perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang. Parameter Hematologi Secara umum panel parameter pemeriksan hematologi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut : 1. Darah Rutin. Pemeriksaan meliputi : hemoglobin, hitung eritrosit, hitung leukosit, LED, hitung jenis leukosit dan beberapa literatur menambahkan hitung trombosit dan hematokrit. 2. Parameter Anemia. Pemeriksaan meliputi : hemoglobin, hitung eritrosit, hematokrit (PCV), MCV, MCH, MCHC, hitung retikulosit, kadar besi, TIBC, Osmotik fraglity, gambaran darah tepi. 3. Parameter Leukemia Pemeriksaan meliputi : hemoglobin, hitung leukosit, hitung jenis leukosit, hitung eosinofil, pewarnaan peroksidase, pewarnaan PAS, pewarnaan Sudan Black dan gambaran darah tepi. 4. Faal Hemostasis. Pemeriksaan meliputi : hitung trombosit, rumple leede, bleeding time, clotting time, plasma protrombin time, serum protrombin time, aptt/kptt, clot retraction test, trombin fibrinogen, rekalsifikasi, D-dimer dan lainnya. 5. Hematologi Khusus. time, titer

31 Pemeriksaan khusus dan tidak lazim dikerjakan dalam seharihari. Pemeriksaan meliputi : sel LE, Pulasan Hemosiderin, pemeriksaan sumsum tulang (oleh tenaga ahli), hitung CD4+ dan lainnya. Spesimen Pemeriksaan Hematologi Spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan hematologi umumnya adalah darah penuh (whole blood), namun juga digunakan hanya komponen sel-sel, plasma atau serum dan cairan sumsum tulang. Spesimen diperoleh dengan melakukan pengambilan darah (flebotomi) umumnya pada vena dan kapiler, serta punksi/aspirasi pada cairan sumsum diawetkan tulang belakang. menggunakan Darah yang antikoagulan diperoleh agar tidak ditampung dan membeku atau dibiarkan membeku untuk memperoleh serum. Analis kesehatan hanya diberikan tentang tata cara pemeriksaan spesimen dari darah vena dan kapiler.

32 II.7 Kelainan Darah Kelainan darah adalah kondisi yang memengaruhi salah satu atau beberapa bagian dari darah dan mencegah darah untuk bisa bekerja secara normal. Kelainan darah bisa bersifat akut maupun kronis, dan kebanyakan dari kondisi ini merupakan penyakit turunan. Darah sendiri terbagi menjadi dua bagian, cairan dan padat. Bagian yang terbuat dari cairan disebut dengan istilah plasma. Lebih dari setengah bagian darah merupakan plasma. Plasma terdiri dari air, protein, dan garam. Sedangkan bagian yang padat dari darah mengandung sel darah merah, sel darah putih, dan platelet (trombosit). Kelainan darah ini sendiri akan berdampak kepada bagian-bagian dari darah tersebut, seperti sel darah merah (mengangkut oksigen ke jaringan tubuh), sel darah putih (bertugas melawan infeksi), platelet (bertugas membantu membentuk bekuan darah), dan plasma. Pengobatan serta prediksi perjalanan penyakit sangat bergantung kepada tingkat keparahan dan kondisi sel-sel darah itu sendiri. II.7.1 Kelainan Eritrosit a. Malaria Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh parasit. Malaria menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Parasit yang masuk ke darah manusia akan menginfeksi sel darah merah. Akhirnya, sel darah merah rusak dan menyebabkan demam, menggigil, serta kerusakan pada organ b. tubuh. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun.

33 Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : Gangguan pembentukan eritrosit Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang. Perdarahan Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam sirkulasi. Hemolisis Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosi Berdasarkan gambaran morfologik, anemia diklasifikasikan menjadi tiga jenis anemia: 1. Anemia normositik normokrom. Anemia normositik normokrom disebabkan oleh karena perdarahan akut, hemolisis, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang. Terjadi penurunan jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan konsentrasi hemoglobin, bentuk dan ukuran eritrosit. 2. Anemia makrositik hiperkrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan hiperkrom karena konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal. Ditemukan pada anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia makrositik nonmegaloblastik (penyakit hati, dan myelodisplasia) 3. Anemia mikrositik hipokrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. Penyebab anemia mikrositik hipokrom: Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi. Berkurangnya sintesis globin: Thalasemia Hemoglobinopati. dan

34 Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik. Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) : Ringan sekali, Hb 10,00 gr% -13,00 gr% Ringan, Hb 8,00 gr% -9,90 gr% Sedang, Hb 6,00 gr% -7,90 gr% Berat, Hb < 6,00 gr% Anemia Aplastik. Ini adalah kondisi ketika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup banyak sel darah, salah satunya sel darah merah. Untuk menangani kondisi ini beberapa cara seperti transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, dan obatobatan mungkin akan digunakan. Anemia aplastik bisa disebabkan oleh infeksi virus, penyakit autoimun, atau efek samping penggunaan obat. Anemia Autoimun Hemolitik. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif dan keliru akan menghancurkan sel darah merah pada tubuh itu sendiri sehingga menyebabkan anemia. Kondisi ini akan membutuhkan obat-obatan yang berfungsi menekan kinerja sistem kekebalan tubuh agar tidak menghancurkan sel dan jaringan tubuh sendiri. Anemia sel sabit. Ini adalah kondisi ketika sel darah merah lengket dan kaku, hingga akhirnya akan menghambat aliran darah. Akibat kondisi ini, penderita bisa mengalami kerusakan organ tubuh dan muncul rasa sakit yang tidak tertahankan. Ini adalah penyakit bersifat turunan dalam keluarga. Anemia Defisiensi Zat Besi. Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat

35 besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi. Anemia Megaloblastik. Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat. Anemia Hipoplastik. Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obatobatan. II.7.2 Kelainan Leukosit a. Leukemia Leukemia adalah salah satu bentuk dari kanker darah yang mana sel darah putih menjadi ganas dan diproduksi secara berlebihan di dalam sumsum tulang. Leukemia terbagi menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Tipe Leukemia Kronis Pada awal penyakit, sel-sel leukemia ini masih bisa melakukan beberapa fungsi sel darah putih secara normal. Pada tahap ini biasanya penderita tidak memiliki gejala apapun, dan Dokter biasanya mendeteksi dini penyaki leukemia kronis pada leukemia kronis ini penelitian akan rutin. memburuk, Dan karena perlahan seiring berjalannya waktu jumlah sel-sel leukemia akan terus meningkat yang pada akhirnya akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening atau infeksi. Pada awal gejala pasi ringan namun seiring berjalannya waktu akan terus memburuk. Tipe Leukemia Akut Sel-sel leukemia tidak dapat menjalakan pekerjaan sel darah putih normal. Jumlah sel leukemiapun akan terus meningkat secara pesat. Leukemia akut bisa ditandai dengan suatu

36 perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk, dan apabila tidak segera diobati maka penderita dapat meninggal hanya dalam hitungan minggu atau bahkan hari. Klasifikasi leukemia. Terdapat empat jenis utama dari jenis leukemia. b. Leukemia limfositik (atau lymphoblastic ) Leukemia lymphoblastic akut (ALL) Leukemia limfositik kronis ( CLL ) Leukemia myelogenous (juga myeloid atau nonlymphocytic ) Leukemia myelogenous akut (AML) (atau myeloblastic) Leukemia myelogenous kronis (CML) Limfoma Limfoma merupakan kanker darah yang berkembang di dalam sistem limfa. Sel darah putih pada orang yang mengalami kondisi ini akan menjadi ganas, menyebar secara abnormal, dan berlipat ganda tanpa terkendali. Penanganan kondisi ini biasanya dilakukan dengan kemoterapi dan/atau dengan radiasi. II.7.3 Kelainan Trombosit a. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) ITP adalah penyakit kelainan autoimun spesifik yang memengaruhi jumlah trombosit atau platelet. Orang yang mengalaminya akan mudah memar atau berdarah secara berlebihan. Pendarahan berlebihan terjadi karena tingkat platelet dalam tubuh rendah, sedangkan platelet berfungsi membantu pembekuan darah ketika terjadi pendarahan. Pengobatan ITP dilakukan agar kadar platelet dalam tubuh tetap terjaga dan bisa b. mencegah terjadinya pendarahan secara berlebih. Trombositopenia

37 Ini adalah kondisi ketika jumlah platelet atau trombosit di dalam tubuh rendah. Kondisi ini bisa diakibatkan oleh banyak hal, misalnya karena leukemia atau karena gangguan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat efek samping dari obat-obatan tertentu dan bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Penanganan yang dilakukan bisa melalui pemberian obat-obatan, transfusi darah/trombosit, operasi, atau menangani penyebab utamanya. Bab III Penutup Kesimpulan Darah adalah cairan kompleks dengan total volume kurang lebih 8% dari berat tubuh manusia. Komponen darah, terdiri dari atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan komponen padatan atau selsel darah. Sel darah ini terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Morfologi eritrosit dalam keadaan normal yaitu bentuk bulat atau agak oval, berwarna kemerahan, diameter berukuran 7-8 mikron, dan berjumlah kira-kira 4 sampai 5 juta sel/mm 3. Selain morfologi dalam keadaan normal, dapat dijumpai pula eritrosit yang mengalami kelainan, seperti kelainan ukuran (mikrosit dan makrosit), warna (hipokromia, hiperkromia, polikrom), dan bentuk (sel target, sferosit, ovalosit, stomatosit, sel sabit, akantosit, tear drop cell, poikilositosis, fragmentosit, dan titik basofil). Leukosit digolongkan menjadi leukosit yang bergranula atau granulosit dan yang tidak bergranula atau agranulosit. Granulosit terdiri dari basofil, eosinofil, neutrofil stab, dan neutrofil segmen. Sedangkan agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit,

38 Trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah yang berukuran lebih kecil dari leukosit dan eritrosit. Jumlah trombosit dalam tubuh ialah berkisar hingga per µl darah. Trombosit tidak berinti dan berukuran 2 4 nm. Hematopoiesis (Hemopoiesis) adalah proses pembentukan selsel darah dalam organ pembentuk sel darah, terutama dalam sumsum tulang dan organ lainnya, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Terdapat 3 periode dari hematopoiesis, yaitu Hematopoiesis terdiri mesoblastik, dari hepatic, pembentukan eritrosit dan myeloid. (eritropoiesis), pembentukan leukosit (leukopoiesis), dan pembentukan trombosit. Ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen sel-sel darah dan komponen plasma yang terkandung didalamnya serta jaringan yang membentuknya merupakan hematologi. Hematologi II (anemia dan hemostasis). Kelainan dapat terjadi pada sel-sel darah. Kelainan pada eritrosit dapat berupa malaria dan anemia. Klasifikasi anemia menurut morfologinya berupa anemia normositik normokrom, anemia makrositik hiperkrom, dan anemia mikrositik hipokrom. Kelainan pada leukosit dapat berupa leukemia dan limfoma. Sedangkan kelainan pada trombosit berupa Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) dan trombositopenia.

39 Daftar Pustaka yahooiklan.blogspot.co.id/2010/11/sel-darah-eritrosit-leukosittrombosit.html?m=1 dokumen.tips/documents/morfologi-sel-darah-abnormal.html aakmalang.blogspot.co.id/p/agustun-nugroho.html?m=1 m=1 arah.jpg

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari air,

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia 2.1.1 Pengertian Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O 2 ) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena atau arteri yang mengangkat oksigen dan bahan makanan ke seluruh

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat disebut sel darah.

Lebih terperinci

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Fakultas : Kedokteran Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Hematologi Bobot : 4 SKS Semester : II Standar Kompetensi : etiologi, patogenesis dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Pada pria prosentase ini sedikit lebih besar daripada wanita. 45-60 % darah

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Darah 1. Darah Sebagian besar tubuh manusia adalah berupa cairan yang sangat penting dalam proses sistem metabolisme tubuh, cairan tersebut adalah darah. Darah berbeda

Lebih terperinci

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi A. Pengertian Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA A. PENDAHULUAN Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan zat sisa metabolisme. Berbagai proses metobolisme menghasilkan sampah(sisa) yang

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54 Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KELAINAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KELAINAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KELAINAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH OLEH : A.A. LIDYA NIRMALA DEWI (P07134014008) SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang bervariasi menurut

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI 1. Darah 2. Alat Peredaran Darah 3. Proses Peredaran Darah 4. Peredaran Darah Hewan 5. Kelainan Dan Penyakit 1. DARAH Cairan yang berwarna merah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA

SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA 1 SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA Oleh medical record Di susun untuk memenuhi nilai tugas praktik computer 1 browsing artikel di internet Di susun oleh : Anissatul fitriyani (G0C015011) PROGRAM DIPLOMA III ANALIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Resiko Tinggi 1. Definisi Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi komplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Lekosit Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter

Lebih terperinci

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A. PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI Oleh, Kelompok 2: I Dewa Ayu Megarani (P07134012003) Ni Wayan Nursilayani (P07134012013) I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P07134012023) I Putu Paramartha Wicaksana A. (P07134012033)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sel-sel darah 1. Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang sangat penting untuk makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam

Lebih terperinci

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA 12 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA a. Fungsi Darah 1. Aat pengangkut (transportasi):

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 5 Sumber: www.aspirinworks.com Sistem Peredaran Darah pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosi, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit)

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit) I. Judul : Struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak II. Hari/tanggal : Sabtu/8 mei 2010 III. Tujuan : Mengamati bentuk dan struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak, serta membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan Curriculum vitae Nama : AA G Sudewa Djelantik Tempat/tgl lahir : Karangasem/ 24 Juli 1944 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jln Natuna 9 Denpasar Bali Istri : Dewi Indrawati Anak : AAAyu Dewindra Djelantik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH I. Tujuan Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan hapusan darah II. Metode Hapusan darah ( blood smear ) III.

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen yang terdapat didalam eritrosit,terdiri dari persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut globin,dan

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

CAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma

CAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma CAIRAN TUBUH DARAH Darah merupakan cairan viskous tubuh, warna merah, merupakan jaringan yang ikut dalam sirkulasi tertutup. komponan darah terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian padat (solid) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Cacing Tambang Pada umumnya prevalensi cacing tambang berkisar 30 50 % di perbagai daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan seperti di

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain LEUKEMIA Keganasan sistem hemopoietik: transformasi maligna suatu progenitor/prekursor sel darah klon sel ganas proliferasi patologis (abnormal) & tidak terkendali menyebabkan: - pendesakan kegagalan sumsum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang berasal dari sel punca. Secara garis besar leukemia dibagi berdasarkan penyakit(klinis) dan

Lebih terperinci

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY FACULTY OF MEDICINE THE UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA A. Jenis-jenis Penyakit Darah 1. Anemia Dalam Kehamilan Secara fisiologik konsentrasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) merupakan salah satu penyakit di bidang hematologi yang terjadi akibat reaksi autoimun. AIHA termasuk

Lebih terperinci

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang

Lebih terperinci

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Ya kub Rahadiyanto 1, Phey Liana 1, Baity Indriani 1 1. Bagian Patologi Klinik, Fakultas

Lebih terperinci

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Peredaran darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu disebut peredaran darah tertutup. Peredaran darah berlangsung secara

Lebih terperinci

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia. Tujuan Pembelajaran 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia. 2. Dapat menjelaskan fungsi jantung dalam sistem peredaran darah. 3. Dapat menjelaskan fungsi pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk

Lebih terperinci