ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: STUDI KASUS NEGARA ASEAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: STUDI KASUS NEGARA ASEAN"

Transkripsi

1 Laporan Penelitian Publikasi Nasional ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA : STUDI KASUS NEGARA ASEAN Oleh: Ali Rama PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 i

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF ii iv BAB I: BAB II: BAB III: BAB IV: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 B. RUMUSAN MASALAH 4 C. TUJUAN PENELITIAN 5 D. MANFAAT DAN KONTRIBUSI PENELITIAN 6 E. METODE PENELITIAN 6 KONSEP SHARIAH GOVERNANCE PADA LEMBAGA A. PENDAHULUAN 8 B. DEFINISI TATA KELOLA PERUSAHAAN (CORPORATE 9 GOVERNANCE) C. CORPORATE GOVERNANCE PAD PERBANKAN DAN 12 D. KONSEP SHARIAH GOVERNANCE BAGI LEMBAGA Definisi Shariah Governance pada Lembaga Keuangan 14 Syariah 2. Peran Dewan Syariah dalam Sistem Shariah Governance Landasan Sejarah Institusionalisasi Pengawasan Syariah 20 E. MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA 21 STANDAR INTERNASIONAL SISTEM SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA A. PENDAHULUAN 26 B. DESKRIPSI SINGKAT TENTANG INTERNATIONAL 26 ISLAMIC FINANCIAL SERVICES BOARD (IFSB) C. DEFINISI DAN ELEMEN SISTEM SHARIAH 27 GOVERNANCE MENURUT STANDAR IFSB 10 D. PRINSIP-PRINSIP SISTEM SHARIAH GOVERNANCE 30 MENURUT STANDAR IFSB-10 PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI KAWASAN ASIA TENGGARA A. PENDAHULUAN 37 B. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI 38 INDONESIA 1. Sejarah Perbankan Syariah Indonesia Data Perkembangan Bank Syariah Indonesia Regulasi Perbankan Syariah Indonesia 43 C. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI 46 MALAYSIA 1. Sejarah Perbankan Syariah Malaysia Data Perkembangan Bank Syariah Malaysia Regulasi Perbankan Syariah Malaysia 49 D. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI BRUNEI 52 ii

3 BAB V: BAB VI: DARUSSALAM E. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI 55 SINGAPURA F. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI FILIPINA 57 G. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI THAILAND 59 ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA NEGARA ASEAN A. PENDAHULUAN 62 B. ASPEK REGULASI SHARIAH GOVERNANCE 62 C. ASPEK STRUKTUR ORGANISASI SHARIAH 80 GOVERNANCE D. ASPEK PROSES SHARIAH GOVERNANCE 87 E. ASPEK PERAN DAN FUNGSI DEWAN PENGAWAS 92 SYARIAH F. TEMUAN PENELITIAN TENTANG MODEL SHARIAH 97 GOVERNANCE LEMBAGA NEGARA ASEAN 1. Aspek Regulasi Shariah Governance Aspek Struktur Organisasi Shariah Governance Aspek Proses Shariah Governance Aspek Peran dan Fungsi Dewan Pengawas Syariah dalam 101 Sistem Shariah Governance 5. Indeks Pengungkapan Kerangka Regulasi Shariah 103 Governance Negara ASEAN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 105 B. REKOMENDASI 107 DAFTAR PUSTAKA 109 iii

4 RINGKASN EKSEKUTIF Konsep shariah governance merupakan sistem tata kelola yang unik dan ekslusif pada lembaga keuangan syariah yang berfungsi untuk memastikan kepatuhan syariah dalam keseluruhan aktivitas dan operasi perusahaan. Elemen penting yang membedakannya dari tata kelola perusahan pada umumnya adalah sejumlah pengaturan kelembagaan dan keorganisasian dalam bentuk Dewan Syariah, Unit Review Syariah Internal atau Eksternal dan Unit Kepatuhan Syariah Internal untuk memenuhi aspek kepatuhan syariah pada seluruh aspek transaksi bisnis dan operasi lembaga keuangan syariah. Level pertumbuhan dan perkembangan perbankan dan keuangan syariah di kawasan Asia Tenggara bervariasi. Malaysia dan Indonesia menjadi pusat dinamikan perkembangan industri ini di kawasan tersebut. Bahkan kedua negara tersebut menjadi pusat perkembangan ekonomi syariah global di masa mendatang. Selain kedua negara tersebut, Brunei Darussalam termasuk negara anggota ASEAN yang juga punya perhatian untuk mengembangkan sistem ekonomi syariah. Negara Muslim minoritas seperti Singapura, Filipina dan Thailand juga terpacu untuk mengembangkan industri tersebut. Studi dokumen hukum ini menemukan bahwa praktek shariah governance di negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, dan Filipina memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dari aspek regulasi, struktur organisasi, proses dan fungsi dewan pengawas syariah. Perbedaan praktek disebabkan oleh perbedaan hukum legal yang mengatur di masing-masing yurisdiksi. Aspek struktur shariah governance, terdapat dua model pengawasan syariah, yaitu sentralisasi dan non-sentralisasi. Pendekatan sentralisasi mengacu pada negara yang memiliki otoritas pengawas syariah tertinggi pada level nasional yang umumnya di bawah bank sentral dan pengawasan pada level mikro yaitu di internal masing-masing lembaga keuangan syariah. Sementara pendekatan non-sentralisasi mengacu kepada negara yang hanya mensyaratkan adanya dewan pengawas syariah pada level perusahaan. Perbedaan struktur shariah governance tersebut memiliki kelebihan masingmasing. Model sentralisasi boleh jadi tidak cocok untuk negara seperti Singapura, Thailand dan Filipina dikarenakan ukuran market share keuangan syariah yang masing relatif kecil. Namun demikian, penelitian ini menemukan bahwa model sentralisasi pengawasan syariah dapat menciptakan sistem shariah governance yang lebih efisien. Sistem sentralisasi menciptakan standarisasi dan harmonisasi praktek keuangan syariah. Selanjuntnya, aspek proses dari shariah governance ditemukan beberapa pendekatan, yaitu ketat, moderat dan fleksibel. Pendekatan ketat ditemukan di Malaysia misalnya dari segi komptensi bagi anggota shariah committee. Indonesia dan Brunei termasuk negara yang menganut pendekatan moderat pada proses shariah goveranance. Sebaliknya, Singapura, Filipina dan Thailand termasuk negara yang menganut fleksibel. Bahkan Singapura memberikan keleluasaan bagi lembaga keuangan syariah untuk mengatur sendiri perihal pengawasan aspek syariahnya. Pada aspek fungsi pengawas syariah ditemukan hal yang menarik. Masing-masing negara mensyaratkan terbentuknya dewan pengawas syariah pada internal perusahaan. Namun tidak semuanya memberikan penjelasan yang rinci tentang tugas dan tanggungjawabnya. Sebagian negara, fungsi shariah board meliputi penasehatan, pengawasan, dan penelitian. Namun sebagian lainnya, hanya meliputi pengawasan dan penasehatan. Di antara negara ASEAN yang menjadi objek penelitian ini, Malaysia merupakan negara yang memiliki indeks pengungkapan shariah governance yang paling tinggi. Artinya Malaysia merupakan negara yang menerapkan sistem shariah governance yang paling mendekati model yang dikembangkan dalam penelitian ini iv

5 5

BAB I. Pendahuluan. Bank Syariah menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

BAB I. Pendahuluan. Bank Syariah menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang Bank Syariah menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip Syariah. Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

ANALISIS KERANGKA REGULASI MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA 1

ANALISIS KERANGKA REGULASI MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA 1 ANALISIS KERANGKA REGULASI MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA 1 Ali Rama * Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Tata Kelola Syari ah Bagi Perbankan Syari ah Di Indonesia Dan Malaysia

Analisis Sistem Tata Kelola Syari ah Bagi Perbankan Syari ah Di Indonesia Dan Malaysia Analisis Sistem Tata Kelola Syari ah Bagi Perbankan Syari ah Di Indonesia Dan Malaysia Ali Rama 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta email: rama@uinjkt.ac.id Abstract Shariah governance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange,

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir otoritas pasar saham Indonesia menilai pasar modal Indonesia masih menjadi tempat investasi yang menarik bagi investor baik lokal maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya skandal keuangan berskala besar (misalnya skandal Enron, Worldcom, serta

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari penelitian dan ulasan dalam tesis ini, dapat diperoleh beberapa. 1. Regulasi perbankan syariah yang menyerahkan otoritas kepatuhan

BAB V PENUTUP. Dari penelitian dan ulasan dalam tesis ini, dapat diperoleh beberapa. 1. Regulasi perbankan syariah yang menyerahkan otoritas kepatuhan BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari penelitian dan ulasan dalam tesis ini, dapat diperoleh beberapa butir kesimpulan sebagai berikut: 1. Regulasi perbankan syariah yang menyerahkan otoritas kepatuhan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) sudah lama muncul di berbagai negara, hal ini terlihat dari praktik pengungkapan corporate social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan adalah sebuah produk informasi yang sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi yang terkandung sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sektor perbankan, tahun 2020 merupakan tahun diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi semua tenaga kerja bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Penelitian Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat, persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis

Lebih terperinci

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Sambutan Utama Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Seminar Internasional IFSB Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang Terhormat: Tn.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2015 mencatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18%) beragama Islam.

Lebih terperinci

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015 2015 IIA Indonesia National Conference J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, 19-20 Agustus 2015 Dasar Regulasi POJK Nomor 18/POJK.03/2014 Surat Edaran OJK Nomor 15/SEOJK.03/2015 Perihal Penerapan Tata Kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan informasi perusahaan dan reformasi corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan informasi perusahaan dan reformasi corporate governance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan informasi perusahaan dan reformasi corporate governance dapat dipandang sebagai kegiatan yang memiliki dua sisi kelebihan dan kekurangan (Hermalin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena sering diwacanakan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, stakeholder, pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi perbandingan penerapan..., Budi Setiawan, Program 1 Pascasarjana, Universitas 2008 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi perbandingan penerapan..., Budi Setiawan, Program 1 Pascasarjana, Universitas 2008 Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Subramanyam & John J.Wild, 2010). Pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Subramanyam & John J.Wild, 2010). Pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki salah satu tugas penting untuk mengungkapkan informasi mengenai asal pendanaan perusahaan, penggunaan sumber daya (investasi), dan efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi pasar dan bisnis, ekspansi geografis, kompleksitas dari

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi pasar dan bisnis, ekspansi geografis, kompleksitas dari BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Globalisasi pasar dan bisnis, ekspansi geografis, kompleksitas dari operasi perusahaan serta kompleksitas akuntansi adalah beberapa faktor yang menjadikan pelaporan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5327 PERBANKAN. BI. Bank Umum. Saham. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 144) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 8 /PBI/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance.isu mengenai corporate governance menjadi hal yang penting

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance.isu mengenai corporate governance menjadi hal yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam bisnis di kawasan ASEAN tidak terlepas dari isu mengenai corporate governance.isu mengenai corporate governance menjadi hal yang penting untuk dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan antar pihak dalam organisasi yang selaras dan serasi. Hubungan ini dapat tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal itu dapat dilihat dari indeks kepercayaan perbankan atau Banking

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal itu dapat dilihat dari indeks kepercayaan perbankan atau Banking BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pasar keuangan di Indonesia khususnya sektor perbankan dinilai masih relatif baik, meskipun berada didalam tekanan dan penurunan ekonomi global. Hal

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan konvensional. Dari mulanya hanya satu bank syariah, dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. perbankan konvensional. Dari mulanya hanya satu bank syariah, dari tahun ke tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1990-an dan mengalami perkembangan yang semakin pesat pada awal tahun 2000-an. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan global membuat banyak perusahaan melakukan berbagai upaya untuk bertahan hingga menjadi pemimpin dalam sektor usaha tersebut. Merger dan akuisisi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN I. BANK INDONESIA a. Sejarah Bank Indonesia Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk menyajikan pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Lariba. Analisis Kerangka Regulasi Model Syariah Governance Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Journal of Islamic Economics.

Lariba. Analisis Kerangka Regulasi Model Syariah Governance Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Journal of Islamic Economics. JIE Lariba Volume 1, Issue 1, 2015 Journal of Islamic Economics Lariba Analisis Kerangka Regulasi Model Syariah Governance Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Ali Rama Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN

Lebih terperinci

Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah

Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah 1 Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah 2 Popularitas dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak beberapa tahun terakhir. Bila mendengar kata syariah, kita praktis akan mengaitkannya

Lebih terperinci

AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA. Akuntnasi Syariah - Sunaryo, SE, C.MM

AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA. Akuntnasi Syariah - Sunaryo, SE, C.MM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA 1 PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan tentang Akuntansi Syariah Dapat menjelaskan tentang hubungan syariah Islam dengan Akuntansi Dapat Menjelaskan Perkembangan

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN AGENDA PRESENTASI I. PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR II. TANTANGAN DAN PELUANG INDUSTRI BPR KE DEPAN A. FINANCIAL INCLUSION B. BRANCHLESS BANKING C. MEA 2015

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG A. Pemahaman karyawan terhadap system manajemen syari ah KJKS BMT Walisongo Semarang adalah sebuah Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Kegiatan Bank

Konsep Dasar Kegiatan Bank REGULASI PERBANKAN Konsep Dasar Kegiatan Bank Bank berfungsi sebagai financial intermediary antara source of fund dan use of fund Use of fund Revenue Loan BANK Cost Deposit Source of fund Bank merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang dapat diukur, didefinisikan, dioperasikan dan berkontribusi. kepada tujuan khusus atau umum (Jazil, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang dapat diukur, didefinisikan, dioperasikan dan berkontribusi. kepada tujuan khusus atau umum (Jazil, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan adalah satu sektor yang mempunyai pengaruh yang penting dalam ekonomi Islam. Sektor perbankan merupakan instrument penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Dalam penelitian ini dipelajari upaya-upaya agar agroindustri halal di Indonesia mampu bersaing secara global dan mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 KESIMPULAN A. Hasil tipologi berdasarkan tingkat penggangguran dan openness dalam penelitian ini menemukan: 1. Posisi negara Indonesia dan Filipina rata-rata

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini, globalisasi ekonomi merupakan hal yang harus dihadapi oleh suatu negara apabila negara tersebut ingin memiliki keunggulan bersaing. Globalisasi ekonomi sudah dimulai

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. PT Bank

Lebih terperinci

Penulis menguraikan banyak pengalaman yang menunjukkan seorang Komisaris di suatu perusahaan juga menjabat Komisaris di perusahaanperusahaan

Penulis menguraikan banyak pengalaman yang menunjukkan seorang Komisaris di suatu perusahaan juga menjabat Komisaris di perusahaanperusahaan RESENSI BUKU Judul : Komisaris Independen Penggerak Praktik GCG di Perusahaan Penulis : Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini Penerbit : PT. INDEKS kelompok GRAMEDIA, 2004 Oleh : Mochamad Hoshi Utomo, S.H.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi yang sering digunakan dan diakses oleh pihak eksternal perusahaan dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan bisnis syariah dalam berbagai bidang di dunia maupun Indonesia mendorong adanya kebutuhan yang tinggi akan akuntansi

Lebih terperinci

Implementasi Regulasi Konglomerasi Keuangan di Indonesia

Implementasi Regulasi Konglomerasi Keuangan di Indonesia Implementasi Regulasi Konglomerasi Keuangan di Indonesia Disampaikan dalam acara Seminar Sehari dan Executive Roundtable Konglomerasi Jasa Keuangan di Indonesia Zulkifli Zaini Ketua Umum Ikatan Bankir

Lebih terperinci

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (3) Khusus bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, pelaksanaan pengawasan terhada

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (3) Khusus bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, pelaksanaan pengawasan terhada TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Bank. Kepatuhan. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 152) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia perbankan. Sejatinya perbankan merupakan mitra masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan

Lebih terperinci

Persetujuan Pembentukan Kantor Kajian Ekonomi Makro ASEAN+3 ( AMRO ) PARA PIHAK,

Persetujuan Pembentukan Kantor Kajian Ekonomi Makro ASEAN+3 ( AMRO ) PARA PIHAK, Persetujuan Pembentukan Kantor Kajian Ekonomi Makro ASEAN+3 ( AMRO ) PARA PIHAK, Mengingat bahwa pembentukan Chiang Mai Initiative Multiliteralisation (selanjutnya disebut CMIM) adalah untuk menyusun pengaturan

Lebih terperinci

PRESS RELEASE. LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017

PRESS RELEASE. LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017 PRESS RELEASE LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017 Pada tanggal 1 Juni 2017, International Institute for Management Development (IMD) telah meluncurkan The 2017 IMD World

Lebih terperinci

Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz *

Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Naskah diterima: 15 Desember 2015; disetujui: 30 Desember 2015 Keuangan atau pasar modal syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

www.bphn.go.id www.bphn.go.id www.bphn.go.id Persetujuan Pembentukan Kantor Kajian Ekonomi Makro ASEAN+3 ( AMRO ) PARA PIHAK, Mengingat bahwa pembentukan Chiang Mai Initiative Multiliteralisation

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Implementasi perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara umum perjanjian ini bertujuan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK Bagaimana kinerja PT Bank Mandiri Persero (Tbk) dari awal 2014 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang memiliki karakteristik utama seperti adanya bursa efek dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang memiliki karakteristik utama seperti adanya bursa efek dan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, sebagian besar negara di dunia menganut sistem ekonomi pasar yang memiliki karakteristik utama seperti adanya bursa efek dan kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya tujuan para investor menginvestasikan modalnya adalah untuk memperoleh return atas modal yang mereka investasikan. Oleh karena itu, para investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan moneter dan sebagai lalu lintas pembayaran. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan moneter dan sebagai lalu lintas pembayaran. Banyaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang memberikan jasa pelayanan keuangan yang memiliki peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan kestabilan perekonomian di suatu negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Governance (CG) merupakan tata kelola perusahaan yang baik sehubungan dengan pelayanan terhadap masyarakat luas. Isu mengenai Corporate Governance

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS SEMINAR NASIONAL ZAKAT Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS TUJUAN PENGELOLAAN ZAKAT UU No. 23/2011 : Pengelolaan zakat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi didefinisikan sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan

Lebih terperinci

Penelitian mengenai perusahaan keluarga telah beberapa dilakukan di Amerika Serikat. Dalam (Anderson dan Reeb, 2004), perusahaan keluarga mempunyai

Penelitian mengenai perusahaan keluarga telah beberapa dilakukan di Amerika Serikat. Dalam (Anderson dan Reeb, 2004), perusahaan keluarga mempunyai I. PENDAHULUAN Perusahaan keluarga merupakan salah satu dasar komunitas bisnis, mayoritas perusahaan di seluruh dunia dimiliki oleh keluarga (Burkart et al., 2003). Di Indonesia, lebih dari 90 persen bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan pada tahun 1963 sebagai proyek percontohan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan pada tahun 1963 sebagai proyek percontohan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam telah ada sejak awal tahun 1960-an. Bank Islam pertama yang didirikan pada tahun 1963 sebagai proyek percontohan dalam bentuk bank tabungan pedesaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lain sebagai salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Sedangkan total aset perbankan Syariah di dunia mencapai 1,72

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Sedangkan total aset perbankan Syariah di dunia mencapai 1,72 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan persaingan Bank Syariah Global 2013-2014, enam negara Islam mengalami pertumbuhan pasar perbankan secara signifikan. Enam negara tersebut adalah Qatar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good corporate governance merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 4 Bank di Malaysia (Bank Islam Malaysia Berhad, CIMB Islamic Bank Berhad,

BAB III METODE PENELITIAN. dan 4 Bank di Malaysia (Bank Islam Malaysia Berhad, CIMB Islamic Bank Berhad, BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 Bank dengan aset terbesar selama 5 tahun berturut-turut, 4 Bank di Indonesia (Bank Syariah Mandiri,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia Visi Bursa Efek Indonesia yaitu Menjadi bursa Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal BAB V KESIMPULAN Malaysia merupakan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, sebagai negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, Malaysia merupakan salah satu pendiri organisasi di kawasan Asia Tenggara,

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM SYARIAH

PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM SYARIAH LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/SEOJK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM SYARIAH - 1 - Nomor :... (Tempat), (Tanggal, Bulan, Tahun)

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah era modern lahir sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika. Pada rintisan paling awal perbankan syariah mulai mewujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai anggota dari masyarakat ASEAN (Association of South

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai anggota dari masyarakat ASEAN (Association of South BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai anggota dari masyarakat ASEAN (Association of South East Asia Nations) akan segera memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi keuangan, moneter dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korupsi merupakan musuh bersama setiap negara, karena hal ini sudah menjadi fenomena mendunia yang berdampak pada seluruh sektor. Tidak hanya lembaga eksekutif tersandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna mendukung kebutuhan akan finansial yang juga semakin beragam ditengah tumbuh dan berkembangnya perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara berkembang ternyata menduduki posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, hal ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social Responsibility (CSR) ini

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5981 KEUANGAN OJK. Bank. Saham. Kepemilikan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 287) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada para pelaku ekonomi dengan didasarkan kepada data-data akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. pada para pelaku ekonomi dengan didasarkan kepada data-data akuntansi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan kebijakan suatu perusahaan merupakan hal biasa yang terjadi pada para pelaku ekonomi dengan didasarkan kepada data-data akuntansi, sehingga konvergensi IFRS

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI ASIA TENGGARA

ANALISIS DESKRIPTIF PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI ASIA TENGGARA The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 2 (2015): 105-128 ANALISIS DESKRIPTIF PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI ASIA TENGGARA Ali Rama 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem keuangan merupakan suatu aturan perekonomian di Negara yang berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan. Tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan letter of intent (LOI) yang ditandatangani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan letter of intent (LOI) yang ditandatangani oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan letter of intent (LOI) yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) pada tahun 1998, yang mencantumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun Istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun 1997. Istilah Good Corporate Governance ini lebih dikenal pada waktu munculnya skandal yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan

Lebih terperinci

Departemen Perbankan Syariah. ib RESEARCH GRANT PROGRAM

Departemen Perbankan Syariah. ib RESEARCH GRANT PROGRAM Departemen Perbankan Syariah 2016 ib RESEARCH GRANT PROGRAM Daftar Isi 1. Latar Belakang 2 2. Tujuan 2 3. Kualifikasi Peserta 2 4. Keluaran 3 5. Jangka Waktu Pelaksanaan 3 6. Insentif 3 7. Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Adanya pemisahan kepemilikan perusahaan dengan pengelolaan perusahaan atau terjadinya hubungan agensi seperti ini rawan terjadinya konflik, yaitu konflik kepentingan

Lebih terperinci

BAHAN BACAAN - Ahmed, Habib, 2002, A Microeconomic Model of An Islamic Bank

BAHAN BACAAN - Ahmed, Habib, 2002, A Microeconomic Model of An Islamic Bank Rencana Pembelajaran Semester (RPS) SKS : 3 Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Semester : Seminar Perbankan Syariah : BS604 : Magister Manajemen : Ganjil DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Seminar

Lebih terperinci