III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Dalam penelitian ini dipelajari upaya-upaya agar agroindustri halal di Indonesia mampu bersaing secara global dan mampu memenuhi pasar ekspor dan domestik. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah model pendekatan partisipan dan konsultatif. Para para pemimpin agroindustri halal dan para pembuat kebijakan yang terlibat menjadi partisipan aktif yang dilibatkan dalam analisis situasi. Kemudian dilakukan interpretasi terhadap temuan-temuan yang ada dan pemilihan formulasi serta inisiatif pengembangannya. Proses tersebut dilakukan terhadap para pelaku pemilik agroindustri dan pembuat kebijakan mengenai dampak dari program dan memastikan komitmen mereka terhadap pelaksanaan reformasi. Strategi pengembangan agroindustri halal dapat dianggap sebagai bagian dari strategi industri yang mengarahkan pada tujuan berupa kondisi ideal yang diinginkan di masa depan. Untuk itu, para pelaku seperti pemilik agroindustri, pembuat kebijakan dan pemimpin industri dilibatkan menjadi partisipan aktif untuk menganalisis situasi. Kemudian dilakukan interpretasi terhadap temuantemuan yang ada dan menentukan prioritas formulasi, dilanjutkan dengan menggali inisiatif pengembangan, dampak dari strategi yang dipilih serta memastikan komitmen pelaku terhadap strategi terpilih. Gambar 15 berikut menjelaskan kerangka pemikiran pengembangan agroindustri halal Indonesia. Kebijakan agroindustri Halal Intervensi Pemerintah Peningkatan Kualitas Kondisi masa depan agroindustri Halal yang diinginkan Kondisi agroindustri Halal saat ini Kondisi Tidak Ada Intervensi Kondisi masa depan agroindustri Halal jika pemerintah tidak melakukan intervensi Gambar 15. Kerangka Pemikiran Pengembangan

2 50 Gambar 15 di atas menjelaskan bahwa kondisi ideal yang diinginkan di masa depan adalah menjadi tujuan umum (goal) yang ditetapkan berdasarkan sistem nilai yang berlaku di masyarakat dan ideologi pengembangan yang dianut oleh pembuat kebijakan. Goal tersebut kemudian dijabarkan menjadi deskripsi masa depan agroindustri serta kondisi masa kini yang diperlukan untuk mencapai kondisi masa depan tersebut. Berdasarkan perbedaan antara kondisi yang diperlukan dengan kondisi aktual saat ini, dan dengan memperhatikan keterbatasan dan kendala yang dihadapi, ditetapkan tujuan-tujuan khusus (objektif) kebijakan yang hendak dicapai dalam waktu tertentu (Tasrif, 2009). Salah satu kendala yang penting diperhatikan dalam menetapkan sasaran kebijakan adalah adanya keterbatasan kemampuan pemerintah dalam mengatasi permasalahan publik dan adanya masalah-masalah yang inheren pada intervensi pemerintah (government failure). Kegagalan pasar untuk menciptakan kondisi saat ini yang ideal tidak selalu harus diatasi dengan intervensi pemerintah, apabila pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk mengatasinya atau biaya untuk mengatasinya lebih tinggi dari manfaat perbaikan yang diharapkan. Model yang memenuhi syarat dan mampu dijadikan sarana analisis untuk merumuskan kebijakan haruslah merupakan suatu wahana untuk menemukan jalan dan cara intervensi yang efektif dalam suatu sistem (fenomena). Melalui jalan dan cara intervensi inilah perilaku sistem yang diinginkan dapat diperoleh dan perilaku sistem yang tidak diinginkan dapat diperoleh (Tasrif, 2009). Dalam mewujudkan kondisi ideal yang diinginkan di masa depan melalui suatu tujuan umum (goal) yang ditetapkan berdasarkan sistem nilai yang berlaku di masyarakat dan ideologi pengembangan yang dianut oleh pembuat kebijakan. Goal tersebut kemudian dijabarkan menjadi deskripsi masa depan serta kondisi masa kini yang diperlukan untuk mencapai kondisi masa depan tersebut. Berdasarkan perbedaan antara kondisi yang diperlukan dengan kondisi aktual saat ini, dan dengan memperhatikan keterbatasan dan kendala yang dihadapi, ditetapkan tujuan-tujuan khusus (objektif) strategi yang hendak dicapai dalam waktu tertentu untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks.

3 51 Permasalahan kompleks merupakan ciri khas dalam suatu sistem bisnis termasuk agroindustri halal. Kompleksitas tersebut terjadi karena interaksi dari berbagai pelaku usaha dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream), terlebih lagi interaksinya dengan berbagai hal termasuk kebijakan perdagangan dalam dan luar negeri serta peranan budaya yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini dikaji pelaksanaan bisnis halal di Indonesia dengan membandingkannya dengan negara-negara ASEAN dan internasional lainnya yang juga memiliki kepentingan bisnis halal global. Para pelaku agrondustri halal menghadapi kompleksitas antar pelaku dan fasilitas yang terdapat dalam sistem bisnis dan perdagangannya karena adanya perbedaan kepentingan dan tujuan, baik antara petani, peternak, pelaku bisnis, pemerintah ataupun pihak asing. Aspek pada agrondustri halal terjadi karena terjadi perubahan yang senantiasa berubah seiring dengan waktu. Perubahan tersebut terjadi pada konsistensi kebijakan, produk, fasilitas dan persaingan para pelaku usaha. Kompleksitas sistem agroindustri halal menjadi pendorong penggunaan pendekatan sistem. Seluruh entitas yang terdapat pada agroindustri halal mempunyai tujuan dan kepentingan yang berbeda. Namun demikian, sebagai suatu sistem seluruh entitas tersebut dituntut untuk melakukan sinergi dalam mencapai satu tujuan dalam keseluruhan pengembangan agroindustri halal nasional yang memiliki keunggulan kompetitif. Strategi pengembangan agroindustri halal dalam mengantisipasi bisnis halal global diintegrasikan dengan analisis SWOT-kuantitif dan sistem pengukuran kinerja SWOT-Analytical Hierarchy Process (SWOT-AHP). Dalam mewujudkan hal tersebut dilakukan identifikasi struktur agroindustri halal yang terdiri dari proses bisnis, jaringan dan komponen agroindustri terkait. Berdasarkan interaksi dan kinerja agroindustri halal tersebut, dihasilkan suatu jawaban terhadap beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu strategi apakah yang dapat diterapkan dalam melakukan pengembangan agroindustri halal dalam mengantisipasi bisnis halal global. Setelah tujuan dispesifikasikan, dikembangkan berbagai alternatif tindakan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui evaluasi alternatif yang tersedia, kemudian ditetapkan dan direkomendasikan tindakan kebijakan

4 52 yang dinilai paling tepat. Kerangka analisis kebijakan pengembangan agroindustri halal selengkapnya diilustrasikan pada Gambar 16 berikut. Tujuan Pengembangan Kondisi Masa Depan yang Diinginkan Kondisi Masa Kini yang Diperlukan Kondisi Masa Kini Aktual Kesenjangan Keterbatasan intervensi pemerintah Kendalakendala Eksternal Kendala-kendala Internal Spesikasi Tujuan Spesifikasi Alternatif Strategi Evaluasi Alternatif Strategi Rekomendasi Strategi Gambar 16. Kerangka Analisis Kebijakan 3.2. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi tiga sub kajian utama, yaitu 1) kajian untuk menentukan posisi daya saing agroindustri halal dengan menggunakan analisis SWOT kuantitatif serta dengan metoda pengamatan langsung yang menganalisa tren perkembangan agroindustri halal internasional pada eksibisi halal internasional MIHAS tahun 2009 hingga 2011 di Malaysia, 2) kajian faktor intrisnik produk dan ektrinsik kelembagaan agroindustri halal pada enam negara

5 53 ASEAN dan 3) kajian dengan menentukan prioritas strategi yang dilakukan dalam pengembangan agroindustri dengan metode analisis SWOT-AHP. Secara lebih jelas alur pelaksanaan penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 17 berikut. Perbandingan Kuantitatif Analisis SWOT-AHP Strategi Pengembangan Prioritas Strategi Pengembangan Nasional Perbandingan Langsung Perbandingan Daya Saing Produk dan Kelembagaan Identifikasi Bisnis dan Agroiindustri Halal Analisis SWOT-Kuantitatif Posisi Daya Saing Nasional Lima Kelompok dan MIHAS Strategi Pengembangan Nasional Indonesia Bisnis Halal ASEAN dan Global ANALISIS DESKRIPTIF STUDI LITERATUR PERKEMBANGAN AGROINDUSTRI HALAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL PENETUAN KRIITERIA PEMILIHAN STRATEGI EKSTERNAL DAN INTERNAL POSISI KEKUATAN AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA PERBANDINGAN LANGSUNG MIHAS ANALISIS PERKEMBANGAN DAN TREN HALAL GLOBAL Identifikasi Strategi PERBANDINGAN PRODUK DAN KELEMBAGAAN AGROINDUSTRI HALAL ENAM NEGARA ASEAN FAKTOR PRODUK DAN KELEMBAGAAN (PENGEMBANGAN DARI KRITERIA HASIL ANALISIS SWOT) PEMILIHAN STRATEGI BERDASARKAN KRITERIA INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG DIHASILKAN OLEH ANALISIS SWOT KUANTITATIF KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 17. Alur Pelaksanaan Penelitian Kajian dimulai dengan mengidentifikasi agroindustri halal global, terutama kekuatan di negara-negara ASEAN dan dalam negeri, dengan menganalisis lima kategori produk halal. Kemudian dilakukan analisis SWOT kuantitatif untuk menentukan daya saing masing-masing negara dengan mengukur kekuatan agroindustri halal di kawasan ASEAN sehingga mendapatkan gambaran secara umum tentang potensi keunggulan dari masing-masing kategori produk dan negara Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan dara sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang serta melakukan wawancara mendalam serta pengisian kuesioner dengan para

6 54 pemangku kepentingan agroindustri halal serta pakar. Pakar yang dilibatkan berjumlah 34 orang yang meliputi pakar dan pelaku agroindustri halal nasional, yang memiliki wawasan internasional terutama di enam negara ASEAN, pemangku kebijakan dan konsumen dengan perspektif halal internasional. Wawancara mendalam dan pengisian kuesioner terhadap para pelaku agroindustri halal dilakukan untuk memperoleh data tentang indikator kinerja utama usaha agroindustri halal. Wawancara mendalam terhadap pakar dilakukan untuk menentukan indikator kinerja kunci sebagai input pengukuran kinerja, yang nantinya akan menjadi karakteristik kebutuhan para pemangku kepentingan dan data tingkat kepentingan dari kebutuhan stakeholders pada tahap perbaikan kinerja. Wawancara mendalam terhadap para pakar dilakukan untuk memperoleh data karakteristik teknis dalam perbaikan kinerja dan data penilaian hubungan antar karakteristik teknis Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam mempelajari corak agroindustri halal. Proses indentifikasi aspek yang mempengaruhi akan dilakukan dengan memperhatikan proses tranformasi yang terjadi. Terdapat 5 (lima) aspek yang dibagi dan dikembangkan lagi menjadi elemen-elemen tertentu yang digunakan dalam instrumen penelitian, yakni 1) aspek bahan baku, 2) aspek proses, 3) aspek prasyarat syariah, 4) aspek produk, 5) aspek pasar dan 6) aspek pemerintah/lembaga terkait. Proses identifikasi aspek-aspek yang telah disebutkan di atas dikembangkan lagi menjadi variabel-variabel yang lebih spesifik yang kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data karakteristik agroindustri halal. Dari variabel-variabel tersebut disusun pertanyaan-pertanyaan eksploratif untuk mendapatkan informasi mengenai variabel-variabel itu. Pertanyaanpertanyaan tersebut akan digunakan sebagai panduan dalam wawancara terhadap responden (Tabel 12). Dari hasil wawancara dan observasi, maka diperoleh kondisi aktual agroindustri halal untuk kemudian dibuatkan perumusan strategi pengembangannya.

7 Tahapan Penelitian Penelitian diawali dengan perumusan permasalahan mengenai perkembangan produk halal secara global terutama diantara negara-negara ASEAN dikaitkan dengan kondisi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pelaku utama bisnis halal global. Masalah yang telah dirumuskan, diformulasikan dengan mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan pengembangan agroindustri halal serta mengkaji alternatif instrumen yang dapat mendukung Indonesia sebagai pusat ASEAN Halal-Hub. Setelah melakukan perumusan permasalahan dan formulasi masalah, langkah penelitian selanjutnya adalah perumusan tujuan yang mencakup identifikasi struktur agroindustri halal ASEAN dan Indonesia, menganalisa kemampuan daya saing, merumuskan strategi pengembangan dan mengkaji alternatif instrumen yang mendukung tujuan penelitian. Untuk mencapai tujuan, pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan beberapa metode yakni, analisis deskriptif, benchmarking, analisis SWOT-kuantitatif dan Analisis SWOT- AHP. Secara lebih jelas langkah-langkah penelitian diterangkan pada Gambar 18 berikut.

8 56 Permasalahan : 1. Perkembangan produk halal di dunia menjadi suatu trend yang berkembang dengan pesat. 2. Diantara negara-negara yang maju agroindustri halal-nya diantaranya adalah Malaysia dan negara-negara lain yang notabenene populasi muslim-nya adalah minoritas. 3. Indonesia sebagai pasar halal terbesar namun belum terdapat strategi yang mampumelindungi pasar dan meningkatkan daya saingnya sehingga, perlu dikembangkan strategi pengembangan produk halal nasional. Formulasi Masalah: o Mempelajari masalah yang terkait dengan pengembangan produk agroindustri halal. o Mengkaji alternatif instrumen yang dapat mendukung Indonesia sebagai pusat ASEAN Halal Hub. Perumusan Tujuan : 1. Menghasilkan analisis perkembangan agroindustri halal Indonesia. 2. Menghasilkan analisis situasional dan kemampuan daya saing agroindustri halal Indonesia. 3. Menyusun strategi pengembangan agroindustri halal yang dapat mendukung Indonesia dalam mengembangkan produk agroindustri halal yang dapat bersaing di tingkat internasional, khususnya di ASEAN. Pengumpulan dan Pengolahan Data Identifikasi agroindustri Halal yang kini ada Identifikasi bisnis agroindustri halal global Regulasi dan kebijakan terkait Persepsi Stake-holders dan Pelaku Halal ASEAN terhadap masalah Analisis Deskriptif Benchmarking Analisis SWOT - Kuantitatif Analisis SWOT - AHP Identifikasi Struktur Sistem Agroindustri Halal Eksisting Global, ASEAN, dan Indonesia Pengamatan Tren Industri Halal Selama 3 Tahun pada Eksibisi Halal Internasional MIHAS Malaysia dan Kegiatan IMT-GT Penilaian Stakeholders atas Posisi Agroindustri Halal Indonesia terhadap Negara Asean dan Internasional Formulasi Strategi Pengembangan Indonesia STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HALAL DALAM MENGANTISIPASI BISNIS HALAL GLOBAL Gambar 18. Langkah-Langkah Penelitian Tahapan pengolahan data dilakukan untuk melakukan analisis atas kondisi dan menyusun strategi pengembangan agroindustri halal Indonesia dalam mengantisipasi bisnis halal global. Empat metode yang dilakukan adalah analisis deskriptif, perbandingan langsung, analisis SWOT-kuantitatif, dan Analisis

9 57 SWOT-AHP. Secara garis besar tahapan prosedur penelitian ini dijelaskan pada Gambar 19 berikut ini. 1. Perbandingan Langsung Identifikasi perkembangan tren industri halal Pengamatan perkembangan bisnis halal periode dengan kunjungan dan penelaahan di MIHASS Malaysia Penentuan daya saing agroindustri halal negara-negara ASEAN 2. Analisa SWOT kuantitatif agroindustri halal melibatkan 17 responden mewakili berbagai stakeholder dalam negeri dan ASEAN yang berwawasan internasional Identifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi elemen SWOT Pembobotan masing-masing elemen SWOT Penentuan daya saing agroindustri halal 3. Perumusan strategi pengembangan agroindustri dalam matriks TOWS secara kuantitatif Pembuatan strategi berdasarkan kuadran SO, ST, WO dan WT Pembobotan masing-masing alternatif strategi Pemilihan alternatif strategi yang memiliki bobot paling tinggi 5. Analisis perbandingan bobot nilai dari masing-masing strategi Gambar 19. Alur tahapan prosedur penelitian strategi pengembangan agroindustri halal dalam mengantisipasi ASEAN Halal-Hub Pada tahapan pengolahan data pertama bertujuan untuk mengukur dan menganalisis kondisi agroindustri halal Indonesia dan ASEAN yang proses analsisnya dikelompokkan kedalam faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik Pada tahapan analisa ini dilakukan dengan metoda deskriptif analitik dan perbandingan langsung. Perbandingan dilakukan dengan pengamatan langsung agroindustri halal di dalam negeri dan perkembangan bisnis halal melalui pameran bisnis halal terbesar di dunia MIHAS periode 2009 sampai dengan 2011 serta perkembangan kerjasama IMT-GT ASEAN. Analisis SWOT-Kuantitatif dilakukan dengan melibatkan tujuh belas responden untuk mengukur tingkat pencapaian kebijakan, kesadaran, advokasi, inovasi, daya saing, kemampuan lembaga, riset dan teknologi, bahan baku,

10 58 jejaring kerjasama, sertifikasi dan kekuatan pelaku industri. Langkah kedua dilakukan dengan metode analisis SWOT-Kuantitatif dengan meninjau faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik terhadap enam negara ASEAN yakni, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam dan Flilipina. Langkah ke dua tersebut melibatkan enam pakar ASEAN dan Indonesia yang memiliki perspektif agroindustri halal Internasional. Analisis SWOT-AHP adalah metode yang digunakan pada tahapan pengolahan data kuantiatif yang ke tiga. Analisi SWOT-AHP dilakukakan untuk menentukan hierarki strategi pengembangan daya saing agroindustri halal Indonesia dengan kriteria yang dihasilkan merupakan hasil dari analisis SWOT yang mencakup kriteria Internal (Intrinsik dan Ekstrinsik) ditambah dengan kriteria Eksternal. Dalam penilaian kriteria ini dilibatkan enam repsonden pelaku agroindustri halal berwawasan internasional. Tahapan terkahir adalah tahapan penentuan tingkat keterkaitan altenatif strategi pengembangan agroindustri halal yang dilakukan dengan penyusunan hierarki AHP dan menganalisis hasil pembobotan SWOT-AHP pada masing-masing kriteria. Secara lebih jelas, Gambar 20 berikut menjelaskan tahapan pengolahan data kuantitatif yang dilakukan

11 TAHAPAN PENGOLAHAN DATA PEMETAAN KONDISI Tujuan Penelitian 1 KONDISI AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA 2 ASEAN dan Global Perbandingan Daya Saing Perspektif Pakar dan Pelaku ASEAN 3 Prioritas Strategi Pengembangan Nasional 1) Bahan Baku 3) Produk Responden : 4) Pasar DESKRIPTIF ANALITIK- PERBANDiNGAN LANGSUNG Desk Study Pengelompokan lima kategori produk Perumusan elemen SWOT enam negara Pembuatan list pertanyaan Pengolahan data dan pembahasan. Rumusan matriks alternatif strategi Aspek Yang Perlu Dikembangkan (17 Responden dari Perusahaan dan Kelompok Produk (Persepsi Analisis SWOT kuantitatif) 2) Transformasi 5) Pemerintah 1) Indonesia 2) Malaysia ANALISIS SWOT KUANTITATIF Rumusan Prinsip Kebijakan Berdasarkan Norton (2004) A. Tinjuan Intrinsik Mikro 1)Penampilan Produk 2)Rasa 3)Harga 4)Mutu 5)Variasi Produk 6)Cara Penyajian 7)Apresiasi Konsumen 8)Level of trust B. Tinjauan Ekstrinsik KEGIATAN Kebijakan Dan Komitmen Pemerintah Tingkat Kesadaran Masyarakat Dan Industri Advokasi Internasional Dan Lokal Tingkat Inovasi Dan Daya Saing Produk Kemampuan Lembaga Sertifikasi Riset dan Pengusasaan Teknologi Ketersediaan Bahan Baku Potensi Pasar Jejaring Kelembagaan Infrastruktur Logistik Sistem Sertifikasi Halal Kekuatan Pelaku Industri Halal Enam Pakar ASEAN 3) Thailand 4) Singapura Responden : 5) Brunei D. Lima Pakar Indonesia Dengan Perspektif Internasional 6) Filipina ANALISIS SWOT-AHP Pemilihan prioritas Penentuan kriteria daya saing Pembuatan struktur hierarki Pembuatan dan investigasi kuesioner Pengolahan data dan pembobotan Penentun koordinat SWOT Analisis posisi daya Kriteria Internal; Intrinsik Eksternal; dan Ekstrisik. PRIORITAS PEMILIHAN STRATEGI Responden : Enam Responden Pelaku Agorindustri Halal Berwawasan Internasonal Menghasilkan analisis perkembangan agroindustri halal Indonesia. Menghasilkan analisis situasional dan kemampuan daya saing agroindustri halal Indonesia. Menyusun strategi pengembangan agroindustri halal yang dapat mendukung Indonesia dalam mengembangkan produk agroindustri halal yang dapat bersaing di tingkat internasional, khususnya di ASEAN. Pengamatan langsung MIHAS periode dan IMT-GT ASEAN ANALISIS DAYA SAING AGROINDUSTRI HALAL DI ENAM NEGARA ANGGOTA ASEAN Posisi Daya Saing Nasional Hierarki Penentuan Strategi Pengembangan Daya Saing Gambar 20. Tahapan Pengolahan Data Kuantitatif 59

12 Responden Agroindustri halal Indonesia memiliki beberapa stakeholders yang masing-masing memiliki kepentingan terhadap pengembangannya. Stakeholders Agroindustri halal Indonesia antara lain yang berasal dari produsen adalah pemegang saham pada industri-industri besar yang merupakan pemain utama agroindustri halal nasional, pihak manajemen dan karyawan dari perusahaanperusahan produsen produk halal, baik produk hewani, makanan olahan, obatobatan, kosmetik dan lainnya, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat konsumen dan pemerhati halal serta, pembeli, pemasok (supplier), pesaing baik dari dalam dan luar negeri, asosiasi perusahaan, perusahaan ekspor impor, Majelis Ulama Indonesia (MUI), lembaga riset serta lembaga auditor halal nasional dan internasional dalam penelitian ini, para pemangku kepentingan yang dijadikan nara sumber berjumlah 34 orang yang mewakili lembaga masingmasing seperti yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Responden Penelitian No. Responden (Lembaga/Profesi) Jumlah (Orang) 1 Pemerintah 4 2 MUI atau LSM 2 3 Asosiasi Industri 4 4 Industri 11 5 Konsumen Internasional 5 6 Asosiasi UKM 3 7 Perusahaan Importir dan Eksportir 2 8 Akademisi 3 Total Responden 34

ANALISIS POSISI DAYA SAING AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA

ANALISIS POSISI DAYA SAING AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA 105 VI. ANALISIS POSISI DAYA SAING AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA 6.1. Posisi Daya Saing Agroindustri Halal Indonesia Posisi daya saing ditentukan dengan metode analisis SWOT-Kuantitatif dengan membandingkan

Lebih terperinci

VII. POSISI DAYA SAING PRODUK AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA

VII. POSISI DAYA SAING PRODUK AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA 121 VII. POSISI DAYA SAING PRODUK AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA 7.1. Faktor Intrinsik Produk Berdasarkan analisis SWOT-Kuantitatif telah dikemukakan penilaian terhadap kondisi saat ini atas kekuatan, kelemahan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO RINGKASAN EKSEKUTIF WISHNU TIRTA, 2006. Analisis Strategi Penggunaan Bahan Baku Kayu Bersertifikat Ekolabel Di Indonesia. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI dan BUDI SUHARDJO Laju kerusakan hutan di Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Pengembangan Agroindustri Nasional

PENDAHULUAN 1.1. Pengembangan Agroindustri Nasional 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Pengembangan Agroindustri Nasional Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sebagai negara agraris dan maritim. Keunggulan komparatif tersebut merupakan fundamental perekonomian

Lebih terperinci

PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA Kondisi Eksisting dan Urgensi Permasalahan Agroidustri Halal Indonesia

PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA Kondisi Eksisting dan Urgensi Permasalahan Agroidustri Halal Indonesia 175 IX. PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HALAL INDONESIA 9.1. Kondisi Eksisting dan Urgensi Permasalahan Agroidustri Halal Indonesia Penelaahan lebih dalam dari posisi daya saing agroindustri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 5.1 Hasil dan Analisis SWOT

BAB 5 PEMBAHASAN. 5.1 Hasil dan Analisis SWOT 79 BAB 5 PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung dengan pendekatan analisis SWOT dan AHP.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Pendekatan klaster industri telah ditetapkan sebagai strategi pengembangan industri nasional dalam Undang-undang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL........ xvi DAFTAR GAMBAR........ xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix I. PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Rumusan Masalah. 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian....

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM

: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM ANALISIS ANALISIS STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nama : Arief Budiman Npm : 1910703 Fakultas : Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen rantai pasokan berkembang menjadi langkah strategis yang menyinergikan pemasaran, pabrikasi, dan pengadaan dalam suatu hubungan yang kompleks dalam rangkaian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Salah satu subsektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi negara merupakan suatu hal yang sangat penting karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih baik untuk dicapai sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase

Lebih terperinci

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data... v DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii yuprakata... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SINGKATAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: STUDI KASUS NEGARA ASEAN

ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: STUDI KASUS NEGARA ASEAN Laporan Penelitian Publikasi Nasional ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA : STUDI KASUS NEGARA ASEAN Oleh: Ali Rama PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Motekar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan boneka, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku bergantung sepenuhnya dari supplier. Saat ini perusahaan memiliki 2 supplier produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... RINGKASAN EKSEKUTIF... RIWAYAT HIDUP PENULIS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFRTAR LAMPIRAN... i ii v vii ix xii xiii xiv I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

I.1. Latar Belakang strategi  Permasalahan Dari sisi pertanian 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai industri yang mengolah hasil pertanian, yang menggunakan dan memberi nilai tambah pada produk pertanian secara berkelanjutan maka agroindustri merupakan tumpuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada di peringkat 55 dari 134 negara, menurun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan minyak sawit merupakan sektor ekspor yang paling tinggi nilainya selama kurun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis atau tahap-tahap penelitian yang diawali dengan mengidentifikasi masalah,

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 18 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September-November 2010 di Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Pemerintahan Aceh

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia pada saat ini sedang berada dalam masa transisi menuju sistem pelayanan kesehatan universal. Pasal 28 H (1) dan Pasal 34 (3) Amandemen IV UUD 1945

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai langkah yang harus diterapkan agar penelitian dan proses perancangan sistem informasi dapat dilakukan secara terarah dan memudahkan dalam analisis

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF KULIT IKAN PARI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN SWOT DAN AHP Feny Yuliana Andriani 1, Delia Isti Astari 2, Diniarie Budhiarti 3, Kiki

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pangan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan untuk dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Salah satunya yang terkenal industri sangkar burung di kecamatan Jebres

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Salah satunya yang terkenal industri sangkar burung di kecamatan Jebres BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sangkar burung merupakan kerajinan tangan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Sangkar burung sendiri yang berasal dari provinsi Jawa Tengah. Salah satunya

Lebih terperinci

Magister Komputer Universitas Budi Luhur

Magister Komputer Universitas Budi Luhur Magister Komputer Universitas Budi Luhur Strategi Pemilihan Perangkat Lunak Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Study Kasus : PT. Ciliandra Perkasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Pengenalan Metode AHP Pertemuan kuliah Manajemen Pengambilan Keputusan

Pengenalan Metode AHP Pertemuan kuliah Manajemen Pengambilan Keputusan Pengenalan Metode AHP Pertemuan kuliah Manajemen Pengambilan Keputusan www. adamjulian. net PS Agribisnis Universitas Jember Pengenalan Metode AHP Analisis Hirarki Proses (Analytical Hierarchy Process/AHP)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM

BAB IV ANALISA SISTEM 71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. 46 BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan untuk merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data-data sekunder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang bekerja di sektor

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2 Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA 2015 1 Oleh: Mauled Moelyono 2 Pengantar Isu tentang penguatan sektor UMKM dan pasar domestik akhir-akhir ini kembali marak diperbincangkan setelah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Desentralisasi sebagai suatu fenomena yang bertujuan untuk membawa kepada penguatan komunitas pada satuan-satuan pembangunan terkecil kini sudah dicanangkan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dari penelitian tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada umumnya mempunyai corak atau cirinya sendiri yang berbeda

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci