Novita Endah Wulandari ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Novita Endah Wulandari ( )"

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KARYAWAN (AGEN) TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDY KASUS : KANTOR CABANG AJB BUMIPUTERA 1912 LUBUK PAKAM) ( ) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK BUDIDARMA Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan // novitaendahwulandari@yahoo.co.id ABSTRAK Banyaknya karyawan (agen) diperusahaan sekarang ini sering kali membuat tim petugas penyeleksi bingung dalam melakukan penentuan karyawan (agen) terbaik untuk diberikan reward, karena masing-masing dari karyawan (agen) memiliki kriteria. Bahkan petugas penyeleksi masih bingung untuk mentukan karyawan (agen) terbaik diperusahaan tersebut karena pengelolahan data masih kurang akurat. Untuk penentuan karyawan (agen) terbaik banyak kriteria yang dijadikan pertimbangan. Salah satu Sistem metode Pengambilan Keputusan dalam penentuan persoalan yang melibatkan multi-kriteria dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Software yang menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah Expert Choise. Salah satu software yang dapat membantu penilaian dan dapat menjadi masukan bagi petugas penyeleksi dalam penentuan karyawan (agen) terbaik berdasarkan tujuan, kriteria dan alternative yang real. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, AHP, Expert Choise. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Karyawan merupakan salah satu aset perusahaan yang juga harus dikelola dengan baik. Usaha efektif dan efisien mengandung arti bahwa output yang dihasilkan oleh setiap karyawan memenuhi apa yang ditargetkan oleh organisasi. Berdasarkan jumlah output atau hasil kerja yang mampu dihasilkan oleh setiap karyawan, dapat diketahui berapa jumlah karyawan yang sesungguhnya diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai target (Novera,2010). Pada saat ini pihak perusahaan perlu memikirkan peningakatan kinerja karyawan ditengah persaingan dewasa ini. Salah satu kunci untuk peningkatan kinerja karyawan itu adalah dengan cara memberikan motivasi melalui pemberian reward atau penghargaan pada karyawan (agen) terbaik. Hal ini khusus diperlukan bagi perusahaan yang memberlakukan upaya peningkatan target (hasil) karyawan secaara berkala. Upaya penentuan seaara objektif pemberian reward atau penghargaan karyawan (agen) ini akan sangat bermanfaat untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja dengan baik. Upaya untuk penentuan pemberian reward atau penghargaan karyawan (agen) terbaik ini terdiri dari sejumlah kriteria yang perlu untuk dipertimbangkan dengan adanya sejumlah alternative karyawan. Sistem pendukung keputusan (DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan/manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik. Aplikasi system pndukung keputusan expert choise dapat dipergunakan untuk menerapkan metode AHP dalam mendukung keputusan penempatan karyawan. Aplikasi ini dipilih berdasarkan pertimbanganpenggunaan yang relatif mudah, serta tersedia versi trial yang dapat digunakan seara bebas untuk jumlah kriteria yang telah ditentukan. Untuk menentukan salah seorang karyawan yang meiliki kinerja terbaik untuk selanjutnya diberi jabatan strategis pada sebuah lembaga/instansi. Pada contoh kasus ini kriteria penilaian kinerja penilaian kinerja karyawan ditetapkan sebanyak 6 buah yaitu keahlian, kualitas kerja, disiplin, kehadiran, keuletan dan kejujuran. Jumlah kriteria ini masih mungkin ditambah dengan kriteria lainnya, namun dalam tulisan ini hanya dibatasi pada jumlah tersebut. Aplikasi sistem pendukung keputusan expert choise menghasilkan rekomendasi terbaik, yaitu menetapkan seorang karyawan untuk menempati suatu jabatan strategis (JURNAL PELANGI ILMU VOLUME NO. 5,MEI 2009, oleh : Iskandar Z. Nasibun). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 178

2 1. Bagaimana menentukan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam? 2. Bagaimana menerapkan metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dalam pengambilan keputusan untuk penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam? 3. Bagaimana mengimplementasikan sistem pendukung keputusan penentuan karyawan (agen) terbaik menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan software Expert Choise? 1.3 Batasan Masalah Adapun tujuan pembuatan batasan masalah ini adalah untuk menghindari agar pembahas tidak meyimpang dari permasalahan yang ada, maka perlu dibuat batasan masalah adalah sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan ini ditujukan untuk karyawan sekaligus agen yang akan diseleksi menjadi karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. 2. Dalam penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam, metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). 3. Sistem yang dikembangkan akan diterapkan pada Software Expert Choise. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ditentukan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan proses penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. 2. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dalam menyelesaikan masalah penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. 3. Menerapkan sistem pendukung keputusan untuk menentukan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam dengan menggunakan Software Expert Choise Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditentukan diatas, maka manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Untuk memudahkan petugas penyeleksi dalam melakukan penyeleksian karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. 2. Untuk Mendapatkan hasil akurat terhadap karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. 3. Untuk menambah wawasan penulis dalam penerapan Software Expert Choise untuk menyelesaikan masalah penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah masukan, dan menghasilkan masukan. Agar dapat menjalankan fungsinya ini, sistem akan memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran, dan kontrol untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik (Kusrini, 2007 hal 11). Sistem adalah sebuah bagian-bagian atau komponen yang terpadu untuk suat tujuan. Model dasar dari bentuk sistem ini adalah adanya maskan, pengolahan, dan keluaran. Akan tetapi, sistem ini dapat dikembangkan hingga menyetakan media penyimpanan, sistem dapat dibuka dan ditutup akan tetapi sisteem biasanya adalah sistem terbuka.(tata Sutarbi,2012 hal 11). 2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun1971, yang diciptakan oleh G.Anthony Gorry dan Michael S.Scoot Morton (Budi Sutedjo Darma Oetomo, S.Kom, MM, 2002:177). Sistem pendukung keputusan didefenisikan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihaak manajemen melakukan pengambilan keputusan pasa semitersrtuktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep sistem pendukung keputusan hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penelitian serta menggantikan posisi serta peran manajer. Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan yang pemanipulasi data. Sistem ini digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan tak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu ssecara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Kusrini, 2007 hal 15), 179

3 Sistem pendukung keputusan adalah berbasis komputer sistem informasi yang mengandung bisnis atau organisasi pengambilan keputusan kegiatan. Sistem pendukung keputusan melayani manajemen, operasional, dan tingkat perenanaan organisasi (manajemen biasanya pertengahan dan lebih tinggi) dan membantu untuk membuat keputusan, yang mungkin cepat berubah dan tidak mudah ditentukan dimuka (unstructured dan masalah keputusan semiterstruktur). Sistem pendukung keputusan dapat berupa sepenuhnya terkmputerisasi, manusia atau keduanya. Sementara secara akademis telah dianggap, sistem endukung keputusan sebagai alat untuk mendukung prossess keputusan, pengguna sistem pendukung keputusan melihat pengguna sistem pendukung sebagai alat untuk memfasilitasi proses organisasi. (Sumber: port_system Tanggal 25 Maret 2014) 2.3. Prosedur Pengambilan Keputusan Ada beberapa prosedur pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi masalah. 2. Mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan. 3. Memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak dengan dasar fakta dan nilai (keputusan dan kemungkinan yang timbul). (Kusrini, 2007 hal 09) 2.4. Model Pengambilan Keputusan Penyusunan sebuah model keputusan merupakan suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasarin persoalan keputusan kedalam suatu bentuk model matematis yang mencerminkan hubungan di antara faktor-faktor yang terlibat. Proses ini terdiri dari empat fase, yaitu : a. Penelusuran (Intelligence) Tahap ini merupakan tahap pendefenisian masalah serta indentifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. b. Perancangan (Design) Tahap ini merupakan suatu proses untuk merepresentasikan model sistem yang akan dibangun berdasarkan pada asumsi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, suatu model dari masalah dibuat, diuji, dan divalidasi. c. Pemilihan (Choice) Tahap ini merupakan suatu proses melakukan pengujian dan memilih keputusan terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan dan mengarah kepada tujuan yang akan dicapai. d. Implementasi (Implementation) Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikanperbaikan. Dalam membuat sebuah keputusan seringkali akan dihadapi berbagai bentuk kerumitan dan lingkup permasalahan yang sangat banyak. Untuk kepentingan tersebut, sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan berbagai rasio manfaat/biaya, dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang kemudian disebut Sistem Pendukung Keputusan (SPK). (Kusrini,2007 hal 30) Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan Banyaknya defenisi yang dikemukakan menegenai pengertian dan penerapan dari sebuah sistem pendukung keputusan, maka terdapat tujuan sistem pendukung keputusan yaitu sebagai berikut : 1. Membantu manajer dalam pengambilaan keputusan atas masalah semi terstruktur. 2. Memnberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. 3. Meningkatkan efktivitas kputusan yang diambil manajer lebih dari perbaikan efesiensinya. 4. Kecepatan komputasi, komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komptasi secara cepat dengan biaya rendah. 5. Peningakatan produktifitas, membangun satu kelmpok pengambil keputusan, terutama para pakar bias sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bias megurangi ukurn kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yag berbedabeda (menghemat biaya perjalanan). 6. Dukungan kualitas, koputer bissa meningkatakan kualitas keputusan yang dibuat. 7. Berdaya saing. 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan pnyimpanan. (Kusrini, 2007 hal 16) 2.6 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierrchy Process (AHP) adalah metode keputusan multikriteria untuk pemecahan masalah yang kompleks atau rumit, dalam sitasi tak terstruktur menjadi bagian-bagian (variabel) yang kemudian dibentuk menjadi hierarki fungsional atau terstrktur network untuk menampilkan permasalahan yang akan dipeahkan dan kemudian membangun urutan prioritas untuk alternative melalui perbandingan berpasangan alternative yang ada berdasarkan penilaian dari pembuat keputusan terhadap sistem Analytical Hierrchy Process. Analytical Hierrchy 180

4 Process yang dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton School Bussiness merupakan model keptusan yang mirip/identik dengan model prilaku politis yaitu merupakan model keputusan individual dengan pendekatan kolektif dari pengambilan keputusannya. (Kusrini,2007 hal 133) Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Selain itu AHP juga memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan di dalam dan di luar kelompok elemen strukturnya.analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai 3 aksioma utama yang terdiri dari : 1. Aksioma Resiprokal Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A. 2. Aksioma Homogenitas Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi. 3. Aksioma Ketergantungan Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki. (Sumber: /13/metode-analitycal-hiarchhy-process Tanggal 25 Maret 2014) 2.7. Prinsip Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami (Kusrini,2007:133) antara lain: 1. Dekomposisi (Decomposition) Pengertian deomposisi adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete kebalikan dari hirarki yang complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan pada umumnya problem nyata mempunyai karakteristik struktur yang incomplete. 2. Perbandingan penilian (Comparative Judgement) Perbandingan penilian dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matrix pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance). Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Intensitas Keterangan Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen jelas mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan 181

5 Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, Kebalikan maka I memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i (Sumber : Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan 2007 hal 134) 3. Sintesa prioritas (Synthesis of Priority) Sintesa prioritas dilakukan dengan menggunakan eigen vektor method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur unsur pengambilan keputusan. 4. Konsentensi logis (Logical Consistency) Konsentensi logis merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan seluruh eigen vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan. 3. PEMBAHASAN 3.1 Analisa Proses Penentuan Karyawan (Agen) Terbaik Mengenal masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisa sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang harus dipecahkan. Oleh karena itu pada tahap analisa sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasikan dahulu masalah-masalah yang terjadi. Mengidentifikasi masalah dimulai dengan mengkaji subyek permasalahan yang ada. Adapun permasalahan dalam penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam adalah belum adanya alat bantu yang dapat memberikan kemudahan bagi pihak penyeleksi pengambil keputusan untuk memperoleh hasil atau penilaian pemberian reward (penghargaan) dengan cepat dan akurat. Dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), setiap kriteria yang ditentukan diberikan nilai dan bobot yang berbeda sesuai dengan prioritas pengambilan keputusan, dengan demikian akan didapat hasil dengan alternatif terbaik dari masing-masing karyawan (agen) terbaik. Keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan alternatif nilai yang lain. Nilai alternatif tersebut didapat dari hasil penilaian dari nilai setiap kriteria. Adapun data yang dibutuhkan untuk penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam yaitu: A. Data Karyawan (agen) Tabel 2 Data Karyawan (agen) Keterangan :. 1. Premi Pertama (PP): Premi pertama adalah premi yang pertama kali kita bayarkan, angkanya sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam polis. Premi lanjutan, premi ini dibayarkan setelah pembayaran premi pertama dan akan dibayarkan hingga kontrak asuransi berakhir. Premi perpanjangan adalah nillai uang yang dibayarkan setelah kintrak asuransi berakhir namun nasabah ingin memperpanjang polisnya, besar uang premi ini biasanya sama dengan bsesaran premi lanjutan. Premi perubahan polis, perubahan polis sering sekali terjadi dengan tujuan memperbesar nilai asuransi atau memperkecil nilai asuransi. Perubahan nilai asuransi bisa dilakukan sesuai dengan perjanjian yang tertera di dalam polis. 2. Uang Pertanggungaan (UP) : Uang Pertanggungan (Face Amount) - Uang Pertangggungan yang tercantum pada halaman polis yang akan dibayar apabila terjadi kematian atau kondisi polis lain yaitu dibayarkan pada saat masa pertanggungan berakhir sesuai dengan macam asuransi yang diambil. Tidak termasuk jumlah tambahan yang akan dibayarkan untuk ketentuan khusus lainnya. 3. Surat Permintaan (SP) : Surat yang digunakan untuk komunikasi antara calon nasabah dan pemegang polis untuk mendapatkan informasi tentang macam/ jenis dan spesifikasinya, jasa, serta kebijaksanaan perusahaan tentang pelayananseperti cara pembayaran, pemberian layanan penjualan, layanan purna jual, cara pengiriman, dan cara penyerahan. A. Data alternatif karyawan (agen) terbaik yang menjadi pertimbangan. Yang menjadi alternatif karyawan (agen) yang akan diberikan reward yaitu terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Alternatif Karyawan (agen) Alternatif Keterangan A 1 Yenni Trihartini A 2 Mardela A 3 Rahmayanti Rinta Wanti A 4 182

6 A 5 Suratmi Ningsih B. Data kriteria yang dibutuhkan. Kriteria karyawan (agen) yang direkomendasikan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyeleksi pada kantor Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam adalah sebagai berikut : Tabel 3 Kriteria Karyawan (agen) Terbaik Kriteria Keterangan C 1 Premi Pertama (PP) C 2 Uang Pertanggungan (UP) Surat Permintaan (SP) C 3 C. Berdasarkan alternatif dan kriteria yang telah ditentukan, bobot preferensi atau tingkat kepentingan dari setiap kriteria diberikan nilai pada setiap kriteria, dimana penentuan bobot preferensi atau tingkat kepentingan ini diambil dari kebijaksanaan Kantor Ajb BumiPutera 1912 Lubuk Pakam. Premi Pertama (PP) 50 % 6 Uang Pertanggungan (UP) 30 % 3 Surat Permintaan (SP) 20 % Analisa Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode penyelesaian masalah Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM), maka dalam penyelesaian masalah terhadap penentuan karyawan (agen) terbaik pada kantor ajb bumiputera 1912 lubuk pakam metode Analytic Hierarchy Process (AHP) akan memberikan rekomendasi dari masing-masing karyawan (agen) dengan kriteria-kriteria penilaian dan bobot yang telah ditentukan. Kriteria dan bobot diperlukan untuk melakukan perhitungan dalam metode Analytic Hierarchy Process (AHP), sehingga akan didapat alternatif terbaik. Alternatif yang dimaksud dalam hal ini adalah karyawan (agen) yang memiliki nilai tertinggi dari penjumlahan semua kriteria dan nilai bobot yang telah ditentukan. Tabel 4 Nilai Kriteria dan Bobot Prefrensi Kriteria Nilai Bobot Tabel 5 Alternatif karyawan (agen) dengan masing-masing kriteria No Alternatif Kriteria C 1 C 2 C 3 1 A 1 Rp ,- Rp ,- 4 2 A 2 Rp ,- Rp ,- 5 3 A 3 Rp ,- Rp ,- 3 4 A 4 Rp ,- Rp ,- 5 5 A 5 Rp ,- Rp ,- 2 Berdasarkan kriteria dari setiap alternatif pada setiap kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya penjabaran bobot setiap kriteria yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy. C3 > 4 Tinggi 1 C3>=2-4 Menengah 0.67 C3<2 Rendah 0.33 a. Premi Pertama (PP) (C 1 ) Tabel 6 Premi Pertama (PP) b. Uang Pertanggungan (UP) (C 2 ) Tabel 7 Uang Pertanggungan (UP) c. Surat Permintaan (SP) (C 3 ) Tabel 8 Surat Permintaan (SP) Kriteria Bilangan Fuzzy Bobot Langkah-langkah yang harus dilakukan didalam penentuan karyawan (agen) terbaik dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Adapun yang menjadi masalah di dalam penentuan karyawan (agen) terbaik pada kantor cabang ajb bumiputera 1912 lubuk pakam adalah tidak adanya analisa lebih lanjut tentang apa yang menjadi kelebihan dari alternatif yang diusulkan oleh masing-masing karyawan (agen), sehingga reward yang diberikan kepada karyawan (agen) terkadang tidak tepat sasaran. Dan diharapkan dengan adanya sistem pendukung keputusan ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien di dalam penentuan karyawan (agen) terbaik. 183

7 2. Menentukan prioritas kriteria Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah sebagai berikut: a. Membuat matriks perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 9 Matriks perbandingan berpasangan C1 C2 C3 C C C Jumlah Angka 1 pada baris C1 kolom C1 menggambarkan tingkat yang sama antara kriteria premi pertama (pp) dengan premi pertama (pp), sedangkan angka 3 pada baris C1 kolom C2 menunjukkan bahwa uang pertanggungan (up) sedikit lebih penting dibandingkan dengan kriteria premi pertama (pp). Angka 0.33 pada baris C2 kolom C1 merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom C2 (3). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. b. Membuat matriks nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai berikut: Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama ( Tabel 9 ) / jumlah dari masing-masing kolom lama Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 10 Tabel 10 Matriks nilai kriteria C1 C2 C3 Jumlah Prioritas C Nilai 0.65 pada baris C1 kolom C1 tabel 4.12 diperoleh dari prioritas baris C1 tabel 4.10 (0.65) dikalikan nilai baris C1 kolom C1 pada tabel 4.9. Kolom jumlah pada tabel 4.11 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Misalnya nilai 1.98 merupakan penjumlahan dari d. Penghitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR)<=0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1 maka matriks perbandingan bepasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi,maka dibuat tabel berikut ini: Tabel 12 Perhitungan rasio konsistensi Jumlah perbaris Prioritas Hasil C C C Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel4.11, Sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel Dari tabel 4.12 diperoleh nilainilai sebagai berikut: Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil pada tabel 4. 12) = 4.03 n (jumlah kriteria) = 3 λ maks (jumlah/n) = 4.03/3 C = 1.34 CI((λ maks-n)/n) = (1.34- C )/3 C = -1.66/3 = CR (CI/IR(lihat tabel 3.2)) = - Nilai 0.67 pada baris C1 kolom C1 tabel /0.58 diperoleh dari nilai baris C1 kolom C1 tabel 4.10 = dibagi dengan jumlah nilai pada kolom C1 tabel 4.9 Oleh karena CR<0.1, maka rasio konsistensi dari Nilai kolom jumlah pada tabel 4.10 diperoleh dari perhitungan tersebut dapat diterima. 3. Menentukan prioritas subkriteria. Perhitungan penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua pertama, nilai 1.96 merupakan hasil penjumlahan dari kriteria. Dalam hal ini terdapat 3 kriteria yang Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada berarti akan ada 3 perhitungan subkriteria. a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria premi kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam pertama (pp) karyawan (agen). hal ini jumlah kriteria adalah 3 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan prioritas pada tabel 4.10 dengan matriks kriteria yang lain. Hasil penilaian dapat dilihat perbandingan berpasangan tabel 4.9. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 11 pada tabel 13 Tabel 11 Matriks penjumlahan setiap baris Tabel 13 Matriks perbandingan berpasangan kriteria C1 C2 C3 Jumlah Premi Pertama (PP) C Rendah Menengah Tinggi C Rendah Hierarchy Process (Ahp)(Study Kasus : Kantor Cabang Ajb Bumiputera 1912 Lubuk Pakam). Oleh :

8 Menengah Tinggi Jumlah Membuat matriks nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai berikut: Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama ( Tabel 4.13 ) / jumlah dari masingmasing kolom ( Tabel 4.13 ) Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 14 Matriks nilai kriteria Premi Pertama (PP) Rendah Menengah Tinggi Jumlah Prioritas Prioritas sub kriteria Rendah Menengah Tinggi Nilai 0.18 pada baris kriteria besar kolom kriteria premi pertama tabel 4.14 diperoleh dari nilai baris kriteria besar kolom kriteria premi pertama dibagi jumlah nilai pada kolom kriteria premi pertama tabel 4.13 Nilai kolom jumlah pada tabel 4.14 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 0.55 merupakan hasil penjumlahan dari Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan 3. Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan nilai tertinggi pada kolom priorotas. 3. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 4.14 dengan matriks perbandingan berpasangan tabel Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut Tabel 15 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria Premi Pertama (PP) Nilai 0.18 pada baris kriteria besar kolom kriteria premi pertama tabel 4.15 diperoleh dari prioritas baris kriteria premi pertama tabel 4.14 (0.18) dikalikan nilai baris kriteria besar kolom kriteria premi pertama pada tabel Kolom jumlah pada tabel 4.15 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masingmasing baris pada tabel tersebut. Misalnya nilai 0.55 merupakan penjumlahan dari Penghitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR)<=0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1 maka matriks perbandingan bepasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi,maka dibuat tabel berikut ini: Tabel.16 Perhitungan rasio konsistensi Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 15, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 4.14 Dari tabel 4.15 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil pada tabel 4.16 ) = 4.03 n (jumlah kriteria) = 3 λ maks (jumlah/n) = 4.03/3 = 1.34 CI((λ maks-n)/n) = (1.34-3)/3 = -1.66/3 = CR (CI/IR(lihat tabel 3.2)) = -0.55/0.58 = b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria uang pertanggungan (up) karyawan (agen). 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 17 Tabel 17 Matriks perbandingan berpasangan kriteria Uang Pertangguangan (UP) Rendah Menengah Tinggi Rendah Menengah Tinggi Jumlah Membuat matriks nilai kriteria 185

9 Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom berikut: lama ( Tabel 4.17 ) / jumlah dari masingmasing kolom ( Tabel 4.17 ) Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 18 Tabel 18 Matriks nilai kriteria Uang Pertanggungan (UP) Rendah Menengah Tinggi Jumlah Prioritas Prioritas sub kriteria Rendah Menengah Tinggi Nilai 0.18 pada baris kriteria luas kolom kriteria luas diperoleh dari nilai baris kriteria uang pertanggungan kolom kriteria uang pertanggungan tabel 4.17 dibagi jumlah nilai pada kolom kriteria uang pertanggungan tabel 4.17 Nilai kolom jumlah pada tabel 4.18 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 0.55 merupakan hasil penjumlahan dari Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan 3. Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. 3. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 4.18 dengan matriks perbandingan berpasangan tabel Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 19 Tabel 19 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria Uang Pertanggungan (UP) Nilai 0.18 pada baris kriteria uang pertanggungan kolom kriteria uang pertanggungan tabel 4.19 diperoleh dari prioritas baris kriteria uang pertanggungan tabel 4.18 (0.18) dikalikan nilai baris kriteria luas kolom criteria luas pada tabel Kolom jumlah pada tabel 4.19 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masingmasing baris pada tabel tersebut. Misalnya nilai 0.55 merupakan penjumlahan dari Penghitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR)<=0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1 maka matriks perbandingan bepasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi,maka dibuat tabel berikut ini: Tabel 20 Perhitungan rasio konsistensi Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel.19, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel Dari tabel 4.20 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil pada tabel 4.20) = 4.03 n (jumlah kriteria) = 3 λ maks (jumlah/n) = 4.03/3 = 1.34 CI((λ maks-n)/n) = (1.34-3)/3= -1.66/3 = CR (CI/IR(lihat tabel 3.2)) = -0.55/0.58 = Oleh karena CR<0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut dapat diterima. c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Surat Permintaan (SP) karyawan (agen). 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 21 Tabel 21 Matriks perbandingan berpasangan kriteria Surat Permintaan (SP) 2. Membuat matriks nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai berikut: Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama (tabel 4.21 ) / jumlah dari masingmasing kolom (tabel 4.21 ). 186

10 Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 22 Tabel 22 Matriks nilai kriteria Surat Permintaan (SP) Rendah Menengah Tinggi Jumlah Prioritas Prioritas sub kriteria Rendah Menengah Tinggi Nilai 0.18 pada baris kriteria surat permintaan kolom kriteria surat permintaan tabel 4.22 diperoleh dari nilai baris kriteria surat permintaan kolom kriteria besar tabel 4.21 dibagi dengan jumlah nilai pada kolom kriteria surat permintaan tabel 4.21 Nilai kolom jumlah pada tabel 4.22 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 0.55 merupakan hasil penjumlahan dari Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan 3. Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas 3. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 4.22 dengan matriks perbandingan berpasangan tabel Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 23 Tabel 23 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria Surat Permintaan (SP) Nilai 0.18 pada baris kriteria surat permintaan kolom kriteria surat permintaan tabel 4.23 diperoleh dari prioritas baris kriteria surat permintaan tabel 4.22 (0.18) dikalikan nilai baris kriteria surat permintaan kolom kriteria besar pada tabel Kolom jumlah pada tabel 4.23 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masingmasing baris pada tabel tersebut. Misalnya nilai 0.55 merupakan penjumlahan dari Penghitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR)<=0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1 maka matriks perbandingan bepasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi,maka dibuat tabel berikut ini: Tabel 24 Perhitungan rasio konsistensi Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel4.24, Sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel Dari tabel 4.16 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil pada tabel 4.24 ) = 4.03 n (jumlah kriteria) = 3 λ maks (jumlah/n) = 4.03/3 = 1.34 CI((λ maks-n)/n) = (1.34-3)/3 = -1.66/3 = CR (CI/IR(lihat tabel 3.2)) = -0.55/0.58= Oleh karena CR<0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut dapat diterima.. 4. Menghitung hasil Prioritas hasil perhitungan pada langkah 1 dan langkah 2 kemudian dituangkan dalam matriks hasil. Hasilnya tampak seperti tabel dibawah ini : Tabel 25 Matriks hasil Premi Pertama (PP) Tabel 26 Nilai Karyawan (agen) Uang Pertanggungan (UP) Surat Permintaan (SP) Tinggi Tinggi Tinggi Menengah Menengah Menengah Rendah Rendah Rendah Premi Pertama (PP) Uang Pertanggungan (UP) Surat Permintaan (SP) Yenni Trihartini Tinggi Rendah Menengah Mardela Rendah Rendah Tinggi Rahmayanti Menengah Menengah Menengah 187

11 Rinta Wanti Tinggi Tinggi Tinggi Suratmi Ningsih Rendah Menengah Rendah Tabel 27 Hasil akhir Premi Pertama (PP) Uang Pertanggungan (UP) Surat Permintaan (SP) Nilai Total Rangking Yenni Trihartini Mardela Rahmayanti Rinta Wanti Suratmi Ningsih Nilai 0.63 pada baris Rinta Wanti kolom karyawan (agen) diperoleh dengan cara mengalikan nilai prioritas karyawan (agen) dengan nilai mina sari untuk karyawan (agen). Kolom total diperoleh dengan menjumlahkan masing-masing nilai pada setiap barisnya. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan sistem yang dilakukan oleh penullis tentang sistem pendukung keputusan penentuan karyawan (agen) terbaik pada Kantor AJB BumiPutera 1912 Lubuk Pakam dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang telah diselesaikan ini, penulis banyak sekali mengalami pelajaran baru. Dan penulis menyadari pada dasarnya segala sesuatu akan berjalan dengan baik apabila kita melakukannya dengan doa dan komitmen. Seperti yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penulisan ini, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Proses penentuan Sistem pendukung Keputusan Penentuan Karyawan (agen) Terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera ditentukan oleh beberapa kriteria yaitu : Premi Pertama (PP), Uang Pertanggungan (UP), dan Surat Permintaan. 2. Sistem pendukung Keputusan Penentuan Karyawan (agen) Terbaik pada Kantor Cabang Ajb BumiPutera dengan metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dengan menentukan bobot dan kriteria untuk menentukan matriks perbandingannya, sehingga jumlah prioritas dan rasio konsistensi dapat menentukan yang terbaik. 3. Dengan adanya penelitian ini, penulis telah menerapkan suatu sistem pendukung keputusan dengan mengimplementasikan software Expert Choise, untuk memudahkan dalam mengolah data karyawan (agen) terbaik secara efektif dan efisien, serta mempelajari software tersebut. 4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang akan penulis sampaikan dalam penentuan karyawan (agen) terbaik dengan menggunakan metode AHP, adapun saran tersebut antara lain : 1. Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan (agen) Terbaik ini, pengimplentasian software tidak hanya dengan Expert Choise. Masih ada beberapa software yang dapat digunakan. 2. Penulis menyadari masih banyak kekurangankekurangan di dalam penyusunan skripsi ini oleh karena itu penulis sangat berharap masukan-masukan yang sifat nya membangun guna untuk kesempurnaan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi Ofset, Yogykarta Tata Sutabri, Analisis Sistem Informasi, diakses pada tangganl 25 Maret diakses pada tangganl 25 Maret diakses pada tanggal 25 Maret diakses pada tanggal 25 Maret _system. diakses pada tanggal 25 Maret e-analitycal-hiarchhy-process. diakses pada tanggal 25 Maret

12 9. al-hierarchy-process-(ahp).html. diakses pada tanggal 25 Maret diakses pada tangganl 25 Maret diakses pada tanggal 25 Maret diakses pada tanggal 25 Maret

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP) Ivan Kinski (0911189) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang). PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rudiansyah Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Literatur Berikut adalah beberapa penelitian serupa mengenai kualitas yang telah dilakukan dilakukan sebelumnya, yaitu: 1. Harwati (2013), yaitu: Model Pengukuran Kinerja

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALITICY HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALITICY HIERARCY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALITICY HIERARCY PROCESS (AHP) Desyanti Dosen Program Studi Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai Jl.Utama Karya Bukit Batrem

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,

Lebih terperinci

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN) 1 Restu Marisi Tampubolon (1111757), 2 Nelly Astuti Hsb 1 Mahasiswa program

Lebih terperinci

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU BERDASARKAN HASIL EVALUASI UMPAN BALIK DARI BEBAN KERJA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SD LPI AT-TAUFIQ) Oleh : Fahrizal

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah A Yani Ranius Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang ay_ranius@yahoo.com Abstrak Sistem

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

Pengertian Metode AHP

Pengertian Metode AHP Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) ABSTRAK Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL Asep Nurhidayat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem

Lebih terperinci

Rici Efrianda ( )

Rici Efrianda ( ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA PUSAT KOPERASI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rici Efrianda (14111028) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP Mayang Anglingsari Putri 1, Indra Dharma Wijaya 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007), Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak PEMILIHAN ALTERNATIF SUPPLIER MENGGUNAKAN PENDEKATAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR (VPI) DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES (AHP) DI PT SUMBER BERKAT ANUGERAH INDONESIA Euis Nina Saparina Yuliani 1,

Lebih terperinci

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS V.M.Eduardo Christian S A11.2008.03931 Teknik Informatika Udinus TEKNIK

Lebih terperinci

Bab II Analytic Hierarchy Process

Bab II Analytic Hierarchy Process Bab II Analytic Hierarchy Process 2.1. Pengertian Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman,

Lebih terperinci

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI Sudarto STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 sudarto@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,

Lebih terperinci

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Sugeng W 1, Adianto Birowo 2 1,2 Program Studi S1 Sistem Informasi, FST, Universitas

Lebih terperinci

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Hartono STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail: hartonoibbi@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCES (AHP) STUDI KASUS PT. UNITED TRACTORS, TBK CABANG PADANG Abulwafa Muhammad 1 ABSTRACT In evaluate the performance of employee is

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Metode Analytical Hierarchy Process 2.2.1 Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7 BAB 2 2.1. Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan pustaka yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari penelitian yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM Laporan ini Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Dosen Pembina : A. Sidiq Purnomo S. Kom., M. Eng. Oleh : Verri Andriawan (14111036) Andi Gustanto Mucharom

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 75 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Dyna

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT. PJB CIRATA BADAN PENGELOLAAN WADUK CIRATA Erika Susilo Jurusan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

P11 AHP. A. Sidiq P.

P11 AHP. A. Sidiq P. P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

Ade Gunawan NIM : A Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,Jalan Nakula 5-11,Semarang

Ade Gunawan NIM : A Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,Jalan Nakula 5-11,Semarang Sistem Pendukung Keputusan Untuk Perekrutan Karyawan Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Study Kasus Pada PT.Valprisma Jaya Abadi Ade Gunawan NIM : A11.2009.05069 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO) Nur Atikah Fitriani 1, Imam Tahyudin 2 1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Purwokerto, 2 Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Nur Musyarrofatul Mala 1, Anton Muhibuddin 2, Agus Sifaunajah 3 1) Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUKUR KUALITAS SOFTWARE DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUKUR KUALITAS SOFTWARE DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUKUR KUALITAS SOFTWARE DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Syaiful Amar NIM : A11.2009.05069 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS Nova Widyantoro Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Analytical Hierarchi Process Modelling Dalam Pendukung Keputusan Reward and Punishment Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Freza Surya Asrina Strata Satu

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. AHP dan Promethee. Bahasa pemrograman yang digunakan Microsoft Visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. AHP dan Promethee. Bahasa pemrograman yang digunakan Microsoft Visual 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebagai pembanding dan bahan acuan dalam pengembangan sistem pakar ini penulis mengkaji mengenai sistem pendukung yang pernah dibuat oleh

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dewi Ayu Nur Wulandari AMIK BSI Karawang Jl. Ahmad Yani No.

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP ABSTRAK SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BER PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP Evi Haryani, Nurul Widiastuti STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini

Lebih terperinci

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan. SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PAGELARAN UTARA MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCES (AHP) Aan Jaelani Jurusan Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Definisi Sistem Menurut Hanif Al Fatta, 2007 definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks di mana pengertian sistem itu digunakan. Berikut akan diberikan beberapa definisi

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP Septi Triwahyuni 1, Zulkifli 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Lampung Telp (0729) 22240,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAJAR LES PRIVAT UNTUK SISWA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS LBB SYSTEM CERDAS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAJAR LES PRIVAT UNTUK SISWA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS LBB SYSTEM CERDAS) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAJAR LES PRIVAT UNTUK SISWA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS LBB SYSTEM CERDAS) Lusiana Kristiyanti, Aris Sugiharto, Helmie Arif W Ilmu

Lebih terperinci

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl.Ringroad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Keputusan Davis mengemukakan, Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan

Lebih terperinci

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015 PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP ) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL (STUDI KASUS : INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA)

Lebih terperinci

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang ABSTRAK Penentuan range plafond diperlukan untuk menentukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP Sylvia Hartati Saragih (0911383) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl.

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang Nufus Wirastama Strata satu Sistem Imformasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M. Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.Kom Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Abstract Decision

Lebih terperinci

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: 223-230 MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN PADA INSTANSI KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS Dita Monita 0811118 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl.

Lebih terperinci

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP Amirul Khoiri Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA Muh. Rasyid Ridha Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi Ade Nine Nuraeni Program Studi Sistem Informasi, STMIK Cikarang Email :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE Andi Harmin 1), Sitti Arni 2) Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar andiharmin@yahoo.com Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II Definisi Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II Definisi Sistem Pendukung Keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1.1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat manual ke sistem yang baru. Mengingat banyaknya nasabah yang akan diberikan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat manual ke sistem yang baru. Mengingat banyaknya nasabah yang akan diberikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun yang semakin cepat menjadi tantangan berat bagi pengguna teknologi informasi itu sendiri, dan mendorong setiap

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia Sistem Promosi Jabatan Karyawan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) (Studi Kasus pada PT. Ginsa Inti Pratama) 1) Eka Andrita Gusdha M, 2) Asep Wahyudin,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP Fitriyani Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Email : bilalzakwan12@yahoo.com ABSTRAK Sistem Pendukung Keputusan dirancang

Lebih terperinci