Drs. I Gusti Agung Gede Bawa, M.Si.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Drs. I Gusti Agung Gede Bawa, M.Si."

Transkripsi

1 Drs. I Gusti Agung Gede Bawa, M.Si.

2 Sejak lama orang telah mengetahui bahwa batu empedu terdiri sebagian besar dari alkohol yang berwujud kristal putih yang disebut kolesterol. C D A B kolesterol. Molekul kolesterol terdiri atas tiga lingkar enam (A, B, C) yang tersusun seperti dalam fenantren dan sebuah lingkar lima (D).

3 idrokarbon tetrasiklik jenuh, yang terdiri atas 17 atom karbon dan tersusun seperti sistem lingkar demikian disebut 1,2-siklopentanoperhidrofenantren. 1,2-siklopentanoperhidrofenantren. Kerangka karbon seperti ini, banyak ditemukan dalam senyawa-senyawa bahan alam yang tergolong steroid. Kerangka dasar karbon steroid adalah sebagai berikut : R 2 R 1 R 3

4 Steroid memiliki inti siklopentanoperhidropenantren; 1 molekul fenantren yang terhidrogenasi 1 cincin siklopentano siklopentano siklopentanoperhidrofenantren perhidrofenantren

5 Kerangka dasar karbon steroid adalah sebagai berikut : R 2 R 1 R 3 C-19 C-21 C-24 C-28 C-29 C-18 C-23 C-27 (Androstan) (Pregnan) (Kolan) (Kolestan) (Ergostan) (Stigmastan) (Estran) (Kardanolida) (Spirostan) Perbedaan structural pada steroid-steroid alam bergantung pada beberapa factor ; 1. panjang rantai karbon R 1 2. gugus fungsi yang terdapat pada inti, R 1, R 2 dan R 3

6 Membedakan senyawa-senyawa dalam satu kelompok kolesterol ergosterol -sitosterol stigmasterol

7 Membedakan senyawa-senyawa dalam satu kelompok C C Asam kolat Asam deoksikolat C C Asam litokolat Asam senodeoksikolat C Asam kolanat

8 Kerangka dasar karbon steroid adalah sebagai berikut : R 2 R 1 R 3 Perbedaan structural pada steroid-steroid alam bergantung pada beberapa factor ; 1. panjang rantai karbon R 1 2. gugus fungsi yang terdapat pada inti, R 1, R 2 dan R 3 3. konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon.

9 3 2 1 A 4 5 C 3 10 B C 8 C 3 R 13 D A C 3 B C C 3 D R A/B trans (deret 5 ) A/B cis (deret 5 ) Dengan menggunakan model molekul akan segera terlihat bahwa molekul steroid relatif datar (planar) Berdasarkan hal ini, atom atau gugus yang terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu atom / gugus berkonfigurasi dan atom atau gugus berkonfigurasi Variasi konformasi : 1. A/B trans atau A/B cis ini melahirkan senyawa deret 5 atau 5 2. B/C trans 3. C/D trans atau C/D cis (umumnya C/D trans) deret 14 atau 14.

10 Sebagaimana senyawa organik lainnya, tata nama sistematik dari steroid (menurut IUPAC), didasarkan pada struktur dari hidrokarbon steroid tertentu. Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau akhiran yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan posisi substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon dimana substituen itu terikat. Untuk maksud ini, penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai berikut : R A C 3 R 19 C C D B

11 Berdasarkan struktur umum steroid di atas, maka jenis-jenis hidrokarbon induk dari steroid adalah sebagai berikut : Nama Jumlah atom C Jenis rantai samping (R) Androstan C19 Pregnan C21 C 2 C 3 Kolan C24 C(C 3 )(C 2 ) 2 C 3 Kolestan C27 C(C 3 )(C 2 ) 3 C(C 3 ) 2 Ergostan C28 C(C 3 )(C 2 ) 2 C(C 3 )C(C 3 ) 2 Stigmastan C29 C(C 3 )(C 2 ) 2 C(C 2 5 )C(C 3 ) 2 idrokarbon induk yang lain adalah : Estran (C-18) Kardanolida (C-23) Spirostan (C-27)

12 Dalam nama sistematik steroid, konfigurasi atom C-5 harus ditunjukkan oleh awalan 5 atau 5, kecuali bila atom itu berikatan rangkap. Dalam pemberian nama steroid, jenis substituen ditunjukkan sebagaimana lazimnya berlaku, yakni memberikan awalan atau akhiran pada nama hidrokarbon induk. Posisi dari substituen harus ditunjukkan oleh nomor dari atom karbon dimana ia terikat. Konfigurasi dari substituen ditunjukkan pula dengan huruf-huruf atau (bila diketahui) atau (bila tidak diketahui). Contoh : C 3 C 2 C 3 C 3 C 3 C 3 5, 14, 17 -Pregnan 5 -Kolest-8(14)-en-3 -ol

13 C 3 C 3 C 3 C 3 3, 15 -dihidroksi-5 androstan-17-on Kolest-5-en-3 -ol C 3 C C 3 C 3 Asam 3, 7, 12 - trihidroksi- 5 -kolan-24-at 3 -hidroksiestran-1,3,5(10)- trien-17-on

14 C 3 C 3 C 2 C= C 3 C idroksiandrost-4-en-3-on 17, 21 -dihidroksipregn-4-en- 3,11,20-trion

15 Steroid dapat dikelompokkan berdasarkan efek fisiologisnya, sehingga kita mengenal kelompok : Sterol Asam-asam Empedu ormon Steroid Ecdison Vitamin D?

16 Steroid-steroid alam, diturunkan lewat sederetan transformasi kimia dari dua senyawa induk yaitu lanosterol dan sikloartenol. Tahap awal biosintesis adalah umum untuk semua senyawa steroid alam yang berlangsung dari asam asetat sampai lanosterol (sikloartenol) melalui asam mevalonat dan skualen.

17

18

19 Secara umum telah dikenali bahwa semua steroid pada hewan bersumber dari lanosterol, sedangkan sikloartenol adalah precursor dari steroid-steroid yang terdapat pada tumbuhtumbuhan. Dasar deduksi ini bersandarkan pada tiga fakta yaitu : 1. Penggabungan sikloartenol menjadi fitosteroid 2. Jumlah yang besar dari sikloartenol ditemukan pada tumbuhan dan jarang ditemukan lanosterol pada tumbuhan 3. Ketidakmampuan hati menggunakan sikloartenol dari pada lanosterol untuk mensintesis kolesterol dan turunan-turunan steroid yang lain.

20 Sterol-sterol alam memiliki kerangka ; kolestan, ergostan atau stigmastan. Kolestan (C-27) Ergostan (C-28) Stigmastan (C-29)

21 Sterol-sterol ini biasanya membawa gugus hidroksil pada posisi 3 dan ikatan rangkap dua pada posisi 5(6) Kolesterol Ergosterol Sitosterol Stigmasterol

22 Bergantung pada sumbernya, sterol-sterol alam dikelompokan menjadi : 1. zoosterol (dari hewan khususnya vertebrata); 2. phytosterol (dari tumbuhan); 3. mycosterol (fungi); 4. marine sterol (organisme laut, invertebrate terutama sponge). Ad. 1. Zoosterol Cholesterol adalah jenis zoosterol yang ada dalam jaringan hewan dalam jumlah antara 0,05 5%. Pada otak manusia kolesterol sekitar 17% dari berat padat. Biosintesis cholesterol telah dipelajari pada hati tikus, termasuk fraksi subselulernya, seperti pada mikrosom hepatic dan juga dengan preparasi enzim.

23 Cholesterol muncul dari lanosterol, yang berbeda hanya pada hilangnya gugus metil pada C 4 dan C 14 ; ikatan rangkap dua pada posisi 5(6) bukan pada 8(9) dan jenuhnya rantai samping isooktil Transformasi dalam konversi lanosterol menjadi kolesterol, diawali dengan hidrogenasi ikatan rangkap rantai samping. 1. idrogenasi ini sangat bervariasi : dalam beberapa kasus hidrogenasi terjadi diawal reaksi, sedangkan pada otak manusia contohnya, hidrogenasi ini pada akhir tahapan idrogen yang masuk pada C 24 muncul dari medium, sedangkan hidrogen yang masuk pada C 25 berasal dari NADP. Stereokimia dari adisi ini adalah cis

24 2. Tahap selanjutnya adalah tahap demetilasi. Kehilangan gugus metil dari lanosterol umumnya berlangung dalam tahapan 14 -metil pertama-tama dieliminasi, kemudian 4 -metil, akhirnya 4 -metil. Gugus-gugus metil dieliminasi setelah dioksidasi sampai tingkat aldehid untuk metil 14, dan asam karboksilat pada metil 4, sehingga dilepaskan asam formiat dan karbon dioksida. ksidasi berlangsung secara bertahap (metil alcohol 1 o aldehid asam karboksilat) dikatalisis seluruhnya oleh microsomal oksigenase. Dekarboksilasi akan berlangsung bila ada gugus keton tetangga berada pada posisi dari titik serangan. Jadi gugus pada C 3 dioksidasi menjadi karbonil dan direduksi menjadi alcohol selama proses demetilasi. Intermediate (2) tidak pernah diisolasi, menggambarkan bahwa deformilasi berlangsung bersamaan dengan hilangnya ion hidrida dari posisi C 15. Reduksi dari diena (3) menjadi (4) berlangsung oleh serangan sebuah proton dari medium pada posisi 15 dan ion hidrida dari NADP pada posisi 14, dengan adisi trans.

25 3. Tahap Isomerisasi Atom hidrogen pertama yang hilang dalam isomerisasi (9) menjadi (10), dimana reaksinya adalah prototropik dan berlangsung pertukaran proton dengan medium. 4. Tahap Dehidrogenasi Pembentukan diena (11) menyebabkan kehilangan dua proton ekstra melalui suatu proses yang memerlukan oksigen. Usaha untuk mendemonstrasikan proses hidroksilasi-dehidrasi tidak berhasil. leh karena itu, diduga bahwa dehidrogenasi langsung oleh molekul oksigen, diaktivasi secara enzimatik. 5. Tahap idrogenasi Reduksi akhir dari ikatan rangkap 7(8) dalam diena (11) dipengaruhi oleh NADP, yang menstranfer sebuah ion hidrida ke dalam posisi 7, sedangkan hydrogen muncul dari medium.

26 (1) Lanosterol (3) C (2) (4) (5) C

27 C (5) (6) (8) (7) C (9) (10)

28 (10) (11) _ Enz-X = 2 (10) 2 2 Enz-X Enz-X Kolesterol

29 Fitosterol yang paling umum adalah stigmasterol, yang melimpah terutama pada soya-beans (kacang kedelai) dan calabar seeds. Stigmasterol Fitosterol diturunkan dari sikloartenol. Pembukaan cincin siklopropana kemungkinan terjadi setelah kehilangan gugus 4 -metil, sebelum kehilangan gugus 14 -metil. Gugus 4 -metil dieliminasi sebelum gugus 4 -metil, dalam urutan yang sama seperti ditemukan dalam biosintesis kolesterol.

30 sikloartenol orizanol C sikloeucalenol sitrostadienol (13) (12) stigmasterol -sitosterol

31 Kerangka fitosterol mempunyai keanehan, yaitu mempunyai satu atau dua atom karbon lebih banyak dari kelompok kolestan. Kelebihan karbon ini terikat pada posisi 24 sebagai gugus metil atau metilen atau sebagai suatu gugus etil atau etiliden untuk menghasilkan struktur ergostan (C-28) dan stigmastan (C-29). Tambahan atom karbon ini berasal dari metionin. Mekanisme single dan double metilasi mungkin mengikuti skema dibawah ini, dimana atom karbon pertama yang ditambahkan pada ikatan rangkap 24(25) dan atom karbon kedua pada C 28 gugus metilen. Kehadiran ikatan rangkap pada rantai samping pada posisi jauh dari sisi kationik lebih sulit dijelaskan seperti pada (20) dan (21).

32 C 3 S + (14) (20) (16) + (15) (21) C 3 S + (17) + (18) (22) (19)

33 Ergosterol adalah jenis mycosterol yang paling banyak, dan disintesis dalam jumlah banyak oleh yeasts. Ergosterol Asam eburikoat, memiliki kerangka trimetilergostan dan zymosterol adalah mycosterol yang lain. C Asam eburikoat zymosterol Senyawa ini sangat mungkin diturunkan dari lanosterol, seperti pada kolesterol; karena yeasts juga menghasilkan lanosterol.

34 Beberapa sterol yang telah diisolasi dari invertebrata laut termasuk kolesterol dan poriferasterol dari sponge, chalinasterol atau ostreasterol juga dari sponge, sea anemones (coelenterate) dan oyster (bivalve mollusks); stellasterol dari star-fish (echinoderms); desmosterol dari crustaceae. poriferasterol chalinasterol stellasterol desmosterol

35 Kolesterol dan Fitosterol dapat mengalami berbagai transformasi struktural pada tumbuh-tumbuhan, khususnya melibatkan rantai samping. Produk-produk yang dihasilkan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : glikosida kardiotonik saponin steroid.

36 Nama senyawa ini mencerminkan kemampuannya menstimulasi jantung, sehingga sering juga disebut glikosida jantung. Pada hidrolisis asam atau enzimatik senyawa ini memberikan a-glikon, yang disebut genin. Genin-genin ini memiliki inti steroid biasa, namun rantai sampingnya khas, seperti : bentuk cincin butenolida pada a-glikon cardanolida, contohnya : digoksigenin;

37 bentuk cincin 2-piron pada a-glikon scilladienolida atau bufadienolida, contohnya : scillarenin; hanya dua atom karbon seperti dalam a-glikon digitanolida, contohnya : diginigenin

38 Molekul k-strophantosida yang merupakan komponen dari Strophanthus kombe, merupakan salah satu glikosida kardiotonik jenis cardanolida; Disamping cincin -lakton- -tak jenuh; suatu gugus hidroksil tersier pada posisi 14 ; sambungan cis antara cincin A/B dan C/D; sambungan trans cincin B/C (8 - dan 9 -); Suatu saat struktur yang aneh/ganjil juga ditemukan, seperti sambungan trans antara cincin A/B (5 -) atau cincin butenolida pada C 17 berorientasi dan gugus hidroksil pada C 3 juga berorientasi. C -D-glukosa -D-glukosa-cimarosa k-strophantosida

39 ksidasi substituent metil pada posisi C 10 pada kerangka steroid menjadi gugus alcohol atau aldehid adalah ciri khas kelompok cardanolida pada Strophanthus, sedangkan family Digitalis sering mempunyai gugus alcohol pada posisi C 12 dan C 16. Residu glikosida terikat pada posisi 3, yang tersusun dari 2 5 unit gula, seperti D-glukosa, L-ramnosa dan monosakarida jarang lainnya seperti digitokosa, digitalosa dan cimarosa. C C C C 2 C C 2 C 3 3 C C 3 C 2 digitokosa C 3 digitalosa C 3 cimarosa Glycosida cardanolida umum ditemukan dalam family tumbuhan Apocynaceae, Liliaceae, Ranunculaceae dan Scrophulariaceae.

40 Mereka mungkin berasal dari intermediate berkerangka pegnan (C-21), yaitu Pregnenolon, yang dia sendiri diturunkan dari kolesterol atau fitosterol dengan proses yang hampir sama dengan yang terjadi pada vertebrata. kolesterol pregnenolon + C asam isokaproat

41 Progesteron secara spesifik dimasukkan ke dalam cardanolida, dimana dua atom karbon diperlukan untuk melengkapi cincin butenolida yang berasal dari suatu unit asetat. Skema biosintesis cardanolida yang mungkin ditunjukkan pada Gambar dibawah untuk digitoksigenin. R kolesterol (fitosterol) pregnenolon progesteron C C 3 digitoksigenin

42 Scilladienolida tersebar terutama pada tumbuhan genus Scilla, juga disebut bufadienolida atau bufatenolida. Beberapa senyawa ini telah ditemukan dalam bentuk bebasnya atau terkonyugasi/tersambung dengan suberylarginin, racun yang dieksresikan oleh kelenjar kulit dan parotid pada kodok/katak. Suberylarginin terikat pada gugus 14 -hidroksil, seperti dalam bufotoksin yang diisolasi dari racun kodok eropa (Bufa vulgaris). Selain cincin lakton, bufadienolida menunjukkan ciri struktur yang sama seperti cardanolida. Progesteron + "C-3" (?) (?) R = R = bufotalin C C C 2 ) 6 CNC (C 2 ) 3 N 2 NC=N CC 3 suberylarginin R bufotoksin

43 Mekanisme pembentukan cincin 2-piron masih belum ditetapkan secara biogenetik, walaupun kolesterol nampak menjadi intermediate wajib pada bufadienolida, baik dalam tumbuhan maupun dalam kodok. Seperti dalam cardanolida, cincin lakton akan terbentuk dalam tumbuhan mengikutti degradasi dari rantai samping isooktil memberikan turunan pregnan. Tiga atom karbon yang diperlukan untuk melengkapi cincin piron tidak muncul dari asam asetat, tetapi dari suatu unit C-3 yang belum diketahui. Turunan tertentu dari asam kolanat (cholanic acid) telah ditemukan pada kodok yang bertindak sebagai precursor untuk bufadienolida dari pada turunan pregnan. Dalam hewan, semua karbon penyusun cincin -lakton akan muncul dari rantai samping kolesterol. C asam-5 -kolanat

44 Digitanolida tidak mempunyai aktivitas cardiotonik, baik a- glikonnya atau dalam bentuk konyugasinya dengan gula, yang merupakan ciri khas dari glikosida cardanolida; Namun, demikian mereka dibahas bersama-sama dengan cardanolida dan scilladienolida, karena kesamaan strukturnya. Digitanolida tidak memiliki cincin lakton.

45 Seperti glikosida cardiotonik, saponin steroid terdiri dari aglikon steroid (sapogenin) terkonyugasi dengan suatu oligosakarida terikat melalui gugus hidroksil pada posisi 3. -D-glukosa -D-glukosa C 2 -L-ramnosa -D-glukosa sarsaparillosida ligosakarida yang umum terlibat adalah heksosa dan pentosa, seperti D-glukosa, D-xilosa dll., dengan jumlah 2 6.

46 Saponin berprilaku seperti sabun, dimana larutannya (dalam air) mudah membentuk busa/buih. Karena sifat ini dan sifat homolitiknya, saponin cukup beracun bagi hewan, jika masuk langsung ke dalam darah hewan, sedangkan tidak beracun bila dihirup. Ketertarikan secara ekonomik terhadap saponin steroid muncul dari pemakaian senyawa ini sebagai bahan baku untuk produksi (secara industry) hormon sex, corticosteroid dan turunan steroid umum lainnya. Sumber utama saponin adalah tumbuhan tinggi, khususnya dalam family Liliaceae, Solanaceae dan Scrophulariaceae.

47 Kerangka karbon sapogenin adalah seperti sistem 5 atau 5 -kolestan. a-glikon yang diperoleh dari saponin yang sesuai melalui hidrolisis lembut (mild hydrolysis), umumnya juga memiliki sambungan spiro yang khas yang terbentuk dari dua cincin heterosiklik: suatu tetrahidrofuran, cincin E dan suatu tetrahidropiran, cincin F. Cincin-cincin ini masuk pada atom karbon 16 dan 17 dari inti dan karbonkarbon dari rantai samping isooktil. [] isosapogenin [] neosapogenin

48 Kombinasi dari sistem cincin spiro dan inti colestan disebut struktur spirostan, yang menyatakan kerangka dasar dari semua sapogenin. diosgenin sarsapogenin 25(27)-gitogenin Substituent metil pada C 25 dapat mengambil konfigurasi ekuatorial (25 -sapogenin atau isosapogenin), seperti dalam diosgenin; atau posisi aksial (25 -sapogenin atau neosapogenin), seperti dalam sarsasapogenin. Suatu gugus metilen suatu saat ada pada C 25, 25(27)-sapogenin seperti dalam 25(27)-gitogenin. spirostan

49 Secara biogenetik, ciri yang menarik dari senyawa ini adalah pembentukan sistem spirostan, atau bentuk terbukanya, seperti dalam sarsaparillosida. -D-glukosa -D-glukosa C 2 sarsaparillosida -L-ramnosa -D-glukosa Asal usul sapogenin dari kolesterol, dengan tak berubahnya (retention) semua atom karbon, secara eksperimental telah dikonfirmasi oleh eksperimen-eksperimen gabungan.

50 Biosintesis iso- dan neosapogenin ditunjukkan dalam Gambar di bawah. Sedikit variasi dalam tumbuhan yang berbeda sangat mungkin, seperti diamati dalam pembentukan phytosterol. [] isosapogenin [] neosapogenin

51 Pembentukan neosapogenin melalui hidroksilasi metil yang diturunkan dari C 2 MVA dan isosapogenin melalui hidroksilasi dari C 6. sapogenin

52 Dalam semua hewan yang dipelajari, asam-asam empedu dan alcohol terbentuk dari kolesterol dalam hati, dimana mereka juga disambungkan dengan taurin dan glysin. R 2 R 1, R 2, X = Asam kolat C X R 1 =, R 2, X = Asam deoksikolat R 1, R 2 =, X = Asam litokolat R 1 R 2 =, R 1, X = Asam chenodesoksikolat Garam empedu X = N C 2 CNa X = N C 2 C 2 S 3 Na (Glysin) (Taurin) Garam-garam empedu dialirkan ke dalam intestine (usus) dimana flora microbial melakukan transformasi kimia lebih lanjut pada inti steroid, seperti reduksi, hidroksilasi dll.

53 Dalam mempelajari biosintesis asam-asam empedu, ada dua bagian yang dapat dibedakan, yaitu : Bagian pertama, metabolit kolesterol sebelum kontak dengan intestinal flora; Bagian kedua, transformasi yang dilangsungkan oleh microbial flora seperti terjadi dalam usus (intestine). Dari titik pandang struktural, asam-asam empedu harus dapat dipertimbangkan sebagai turunan 5 -kolestan (atau koprostan, C-27). Namun prakteknya, memakai asam 5 -kolanat sebagai struktur dasar penamaan asam-asam empedu. C Asam 5 -kolanat

54 Sering gugus hidroksil pada posisi 7 ditemukan, C3-hidroksil juga sering berorientasi, bandingkan dengan asam kolat dan 5 -ciprinol. C Asam kolat 5 -ciprinol Ciri struktural ini dapat diterangkan dari rangkaian metabolik yang menghasilkan asam kolat dan kebanyakan asam-asam empedu primer. Tahap pertama, selalu hidroksilasi kolesterol menjadi 7 -hidroksi koleterol (23), proses ini dalam mikrosom hati tikus menggunakan enzim 7 -hidroksilase, yang juga memerlukan NADP dan oksigen. Tahap selanjutnya, adalah oksidasi gugus hidroksil pada C 3 Kemudian reduksi ikatan rangkap 5(6) dan gugus karbonil oleh serangan ion hidrida. ksidasi molekul berlanjut pada C 12, dan C 26. Pemutusan oksidatif rantai samping Konyugasi dengan taurin atau glisin.

55 kolesterol (23) C 2 C Reduksi 5(6) dan karbonil idroksilasi C12 dan 26 CSCoA CSCoA C 3 C 2 CSCoA + +CoAS

56 Degradasi rantai samping kolesterol berlangsung melalui suatu proses yang analog dengan -oksidasi dari asam lemak jenuh. Tahap pertama, oksidasi menjadi gugus karboksilat dari salah satu metil geminal pada C 25. Jika okidasi ini berhenti pada alkohol primer, karena tidak adanya suatu hidrogenase, alkohol-alkohol empedu diperoleh. Asam empedu tanpa gugus hidroksil pada C 7 dihasilkan dari degradasi awal dari rantai samping kolesterol. Sebagai contoh, adalah asam litokolat, yang sebagian diturunkan dari rangkaian 26-hidroksikolesterol menjadi asam 3 -hidroksikolest-5-en- 26-oat, kemudian menjadi asam litokolat. Mereka juga berasal dari mikrobial dehidroksilasi dari asam-asam 7 hidroksi, seperti terjadi dalam pembentukan asam deoksikolat, yang merupakan asam empedu dan mungkin untuk beberapa asam litokolat diturunkan dari asam chenodesoksikolat. Garam-garam natrium dari asam empedu adalah larut dalam air dan mempunyai sifat emulsi; mereka dapat menyerap lemaklemak dan zat-zat yang tak larut dalam air, seperti senyawa karoten dan vitamin K dalam usus

57 ormon-hormon steroid biasanya dibagi menjadi empat (4) kelompok yang berbeda dan masing-masing kelompok mempunyai struktur dan fisiologis yang mirip. Kelompok corticosteroid Kelompok gestogen Kelompok Androgen Kelompok Estrogen.

58 Deoxycorticosteron, corticosteron, aldosteron, dan cortisol merupakan senyawa dari kelompok corticosteroid, yang memiliki gugus 3-keto dan 20-keto, ciri khas dari progesteron dan juga mempunyai gugus fungsi alcohol primer pada C 21 dan kadangkadang suatu gugus hidroksil pada posisi 17 dan/atau 11. ormon-hormon ini diuraikan oleh adrenal cortex, yang dapat dipisahkan menjadi : a. Glycocorticoid, seperti cotisol dan corticosteron, yang berfungsi pada metabolism karbohidrat dan menjaga glycemia normal. b. Mineralocorticoid, seperti deoksicorticosteron dan aldosteron yang membantu mengontrol metabolism kation.

59 Ciri biogenetik dari berbagai corticosteroid menunjukkan bahwa transformasi masing-masing senyawa tidak berlangsung secara sama di seluruh suprarenal cortex; aldosteron secara eksklusif disintesis dalam bagian luar cortex (external part of cortex), cortisol dihasilkan pada bagian dalam (interior zone) dan, corticosterone disintesis pada kedua zone ini. Fakta ini menunjukkan bahwa aktivitas reduksi 17 -hidroxylase terjadi pada bagian luar cortex. Sintesis aldosterone berbeda dari sintesis glycocorticoid karena dia tidak distimulasi oleh ACT.

60 C 3 C 3 C= C pregnenolon C 2 progesteron pregnandiol C= C 3 C= C 3 C= deoksicorticosteron C 2 C= C 3 C= C 2 C= corticosteron C 2 C 2 C 2 C 2 C= C C= C= aldosteron cortisol

61 Gestogen yang paling khas adalah progesteron, yang terbentuk dari pregnenolon oleh oksidasi dari gugus fungsi alkoholik sekunder C 3 dan migrasi ikatan rangkap dari posisi 5(6) ke 4(5). Corpus luteum, yang berkembang dari burst follicle (kantung meledak) adalah suatu jaringan endokrin yang menghasilkan progesteron. Dua hormon gonadotropik dikenal dan dihasilkan anterior hypophysis. Follicle Stimulating ormone (FS), yang mendorong pendewasaan (maturasi ) follicle dalam ovary dan spermatogenesis dalam testicle Interstitial Cell Stimulating ormone (ICS), juga disebut luteinising hormone (L) pada wanita, menentukan sekresi estrogen dalam follicle dan mengubah burst follicle menjadi corpus luteum. ICS mendorong sekresi testosteron dari testicles.

62 Kelompok androgen : testosteron, dehidroepiandrosteron (DA) dan androstendion dihasilkan oleh jaringan interstitial dari testicle dan oleh adrenal cortex. Ikatan C 17 dan C 20 terputus dari precursor progesterone dengan memasukkan gugus 17 -hidroksil. Pemutusan dapat dibayangkan sebagai oksidasi jenis Bayer- Villiger atau sebagai suatu proses yang melibatkan TPP. ormon steroid jantan yang paling kuat adalah testosteron, dia dibentuk dalam testicle dan metabolit urinary yang paling umum adalah androsteron. Sintesis testosterone distimulasi oleh gonadotropin ICS. Pada orang dewasa kira-kira 20 mg testosteron disekresikan setiap hari. Testosteron mempunyai beberapa fungsi fisiologis terutama menyebabkan perkembangan ciri seksual jantan, menambah anabolisme protein dan menstimulasi spermatogenesis.

63 Androgen atau hormon sex jantan mempunyai kerangka androstan (C-19) dan membawa gugus fungsi oksigen pada C 17 menggantikan rantai samping. C 3 C= C 3 C= progesteron pregnenolon C 3 C= dehidroepiandrosteron urin androstendion testosteron androsteron

64 Kelompok estrogen : estron, estradiol, estriol dibiosintesis oleh follicle, dalam jumlah kecil oleh adrenal cortex, dibawah aksi synergistic dari gonadotropin FS dan L. Biosintesis ketiga senyawa di atas digambarkan oleh Gambar di bawah. Komplek multienzim yang mengkatalisis konversi androstendion menjadi estron biasanya disebut aromatase : nama yang menekankan transformasi cincin A dari inti steroid menjadi cincin aromatic. Pelepasan gugus metil pada C 19 berlangsung pada keadaan aldehid, asam formiat akan dibebaskan.

65 Reduksi lebih lanjut pada beberapa atom karbon ditemukan pada kerangka estran (C-18) yang merupakan ciri khas dari Estrogen atau hormon sex betina. Ciri khas dari struktur molekul-molekul ini adalah aromatisasi dari cincin A; hilangnya gugus metil pada C 19 dan gugus fungsi hidroksil fenolik pada C 3. 2 C C androstendion 2, NADP -C estradiol estron estriol

66 Semua hormon-hormon steroid yang diturunkan dari kolesterol pada hewan, melalui jalur biosintesis yang tahap awalnya sama. Ini adalah pemutusan oksidatif dari rantai isooktil pada ikatan C 20 /C 22 dan pemisahan rantai samping berlangsung dalam berbagai bagian anatomi: seperti adrenal cortex; corpus luteum; gonad dll. kolesterol pregnenolon + C asam isokaproat Dalam setiap kasus pregnenolon dan asam isokaproat terbentuk. Pregnenolon telah sukses digunakan untuk mensintesis berbagai hormonhormon steroid. Proses pembentukan pregnenolon distimulasi secara kuat oleh hormone adrenocorticotropic (ACT), yang dihasilkan oleh anterior hypophysis.

67 Nama ecdyson diberikan pada hormon mulut serangga (insect moulting hormone) yang diisolasi dalam bentuk kristal. Sekarang nama ini digunakan untuk satu kelompok senyawa terdiri dari 30 senyawa; Ciri umumnya adalah efek stimulasinya pada moulting arthropoda dan kemiripan strukturnya. Kesamaan ini meliputi inti steroid dengan sambungan cis antara cincin A/B, sistem keton -takjenuh pada cincin B (6-keto) dan beberapa gugus hidroksil, khususnya pada posisi 2, 14, 20, 22, 25 dan 26. Ecdyson pertama diisolasi dari pupae of the silk worm, Bombyx mori (25 mg/500 kg). Struktur ecdyson diperoleh melalui analisis sinar-x. anya 6 senyawa dari jenis ecdysone telah diisolasi dari arthropod, sedangkan semua lainnya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi ekologi dari ecdyson dalam tumbuhan masih membingungkan.

68 Ecdyson yang diisolasi dari Arthropoda ecdyson ecdysteron Ecdyson yang diisolasi dari Tumbuhan ponasteron A ajugasteron

69 makisteron B amarasteron A Untuk memahami peranan fisiologis ecdyson, beberapa postembryonic development dari serangga harus dipahami. Dua periode dapat dibedakan dalam kehidupan invertebrata : periode larva dan periode imago atau adult, yang dipisahkan oleh suatu keadaan metamorphosis. Dalam beberapa serangga (seperti Lepidoptera) fase ketiga terjadi antara kedua fase larva dan serangga sempurna. Ini adalah fase pupal (pupa adalah suatu chrysalis dalam Lepidoptera). Selama periode larva serangga tumbuh, dan beberapa moults mengikuti satu dengan lainnya; mereka dikontrol oleh mekanisme hormonal yang kompleks. Sekali terbentuk adult tidak mengalami perubahan lebih lanjut, tugasnya hanya memproduksi speciesnya.

70 Vitamin D adalah kelompok senyawa yang diturunkan dari beberapa inti steroid melalui transformasi kimia dan fotokimia. Sinar ultraviolet meningkatkan fragmentasi cincin sikloheksadiena. Vitamin D 3 (cholecalciferol) dibentuk dari 7-dehidrokolesterol, yang ada pada jaringan kulit, bila kena sinar matahari. Senyawa yang paling aktif pada manusia adalah vitamin D 2 (ergocalciferol), yang diturunkan dari ergosterol dan dihasilkan dalam jumlah besar dengan menyinari sel yeasts. Vitamin-vitamin kelompok D memainkan suatu peranan penting dalam metabolisme kalsium dan posfor dalam tulang; kekurangan vitamin ini pada anak-anak menyebabkan deformasi tulang (bone deformations) yang disebut rickets.

71 R = R R hv ( nm) 7-dehidrokolesterol Ergosterol R R Vitamin D 32 (Cholecalciferol) (Ergocalciferol)

STEROID. Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh. organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada

STEROID. Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh. organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada STERID Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada jaringan hewan dan tumbuhan. Asal usul biogenetic dari steroid

Lebih terperinci

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA 1629061030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARAJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017 SOAL: Soal Pilihan Ganda 1. Angka yang menunjukkan

Lebih terperinci

Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam

Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam Jalur asam mevalonat Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C 5 ) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail),

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL III LIPID A. LIPID ESTER. a. Wax

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL III LIPID A. LIPID ESTER. a. Wax KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 23 Sesi NGAN BIOMOLEKUL III LIPID Lipid adalah senyawa alami yang memiliki kelarutan terbatas dalam air dan dapat diisolasi dari organisme dengan cara ekstraksi

Lebih terperinci

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al. Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN HIDROKARBON (BAGIAN II) Gugus fungsional adalah sekelompok atom dalam suatu molekul yang memiliki karakteristik khusus. Gugus fungsional adalah bagian

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT 1 Karbohidrat Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,

Lebih terperinci

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh kelenjar endokrin dan disekresikan ke dalam aliran darah

Lebih terperinci

Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut :

Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut : Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut : a. Produk pangan mengandung zat gizi tersebut dalam jumlah tertentu, atau b. Zat gizi tersebut

Lebih terperinci

BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER

BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER Biosintesis merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk metabolisme) dari molekul yang sederhana sehingga menjadi molekul yang lebih kompleks

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

Pendahuluan. Chapter 23 2

Pendahuluan. Chapter 23 2 LIPID Pendahuluan Lipid adalah senyawa yang berasal dari makhluk hidup yang larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform dan dietileter. Lipid didefinikan berdasarkan proses fisik yang digunakan untuk

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kultur jaringan tanaman Kultur jaringan tanaman didasarkan pada -teori sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden (1838), me - nyatakan bahwa sel tumbuhan merupakan satuan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd KARBOHIDRAT Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam Dari namanya molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air H 2 O) Mempunyai rumus

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

SENYAWA TERPENOIDA DAN STEROIDA

SENYAWA TERPENOIDA DAN STEROIDA KARYA ILMIAH SENYAWA TERPENOIDA DAN STEROIDA SOVIA LENNY, SSi, MSi NIP : 132 258 139 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 2 KARYA ILMIAH

Lebih terperinci

Streptomyces erythreus. Pada determinasi mula-mula, ia di klasifikasikan sebagai

Streptomyces erythreus. Pada determinasi mula-mula, ia di klasifikasikan sebagai treptomyces erythreus. Pada determinasi mula-mula, ia di klasifikasikan sebagai anggota dari genus treptomyces. Namun pada penelitian selanjutnya atas komponen penyusun dinding selnya, memperlihatkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P Lipid Dr. Ir. Astuti,, M.P Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid bukan merupakan suatu polimer Suatu molekul dikategorikan dalam lipid karena : mempunyai kelarutan yg rendah di dlm air larut dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

Anabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P

Anabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Anabolisme Lipid Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Lemak Hewani dan Nabati Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol Lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

HORMON REPRODUKSI JANTAN

HORMON REPRODUKSI JANTAN HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam

Lebih terperinci

HIDROKARBON (C dan H)

HIDROKARBON (C dan H) BAB 8 IDROKARBON ( dan ) Keunikan atom Mampu berikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai yang panjang terdiri dari berjuta atom Katenasi, Bercabang, Melingkar ALKANA : idrokarbon jenuh Ikatan tunggal

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT DAN REAKSI SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT DAN REAKSI SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK BAB 4 TURUNAN ASAM KARBOKSILAT DAN REAKSI SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK Asam karboksilat hanya merupakan salah satu anggota kelas turunan asil, RCOX, di mana substituen X mungkin oksigen, halogen, nitrogen

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. HASIL Dalam penelitian ini sampel diambil dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM untuk mendapatkan perawatan hewan percobaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

ASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat

ASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat ASAM KARBKSILAT Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat DEFINISI ASAM KARBKSILAT Senyawa yang mempunyai satu gugus karbonil yang berikatan dengan satu gugus hidroksil

Lebih terperinci

Pengenalan Kimia Organik

Pengenalan Kimia Organik Pengenalan Kimia Organik Unsur-unsur umum dalam senyawa organik 11.1 1 Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Apa yang telah diingat mengenai ikatan karbon dari pelajaran sebelumnya? Karbon adalah unsur

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi

Lebih terperinci

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL BAB 5 REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL Dalam bab ini akan dibahas mengenai reaksi substitusi alfa. Ciri utama dari reaksi ini adalah terjadi melalui pembentukan intermediet enol atau ion enolat. 5.1. Keto-enol

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4 Alkena dan Alkuna Pertemuan 4 Alkena/Olefin hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C) Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap: alkadiena tiga ikatan rangkap: alkatriena,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci

7. JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR LAIN PADA METABOLISME HEXOSA

7. JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR LAIN PADA METABOLISME HEXOSA 7. JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR LAIN PADA METABOLISME HEXOSA PENGANTAR Jalur Pentosa Fosfat (Hexosa Monophosphat Shunt = HMS) merupakan suatu lintasan alternatif dari metabolisme glukose. Jalur ini tidak

Lebih terperinci

Penggolongan Karbohidrat

Penggolongan Karbohidrat KARBIDRAT Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. leh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus fungsional yang penting : * Gugus hidroksil * Gugus keton/aldehid Penggolongan

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami definisi dan jenis-jenis isomer beserta contohnya

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2

Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2 Bab 14 Kimia Karbon II: Gugus Fungsi Soal-Soal Latihan Alkohol dan Eter 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2 (B) -CH (C) -CH(H)-C 2 (D) C 3 H 7 -C- (E) -CH 2. Suatu senyawa dengan rumus

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C Lipid Sifat fisika lipid Berbeda dengan dengan karbohidrat dan dan protein, lipid bukan merupakan merupakan suatu polimer Senyawa organik yang terdapat di alam Tidak larut di dalam air Larut dalam pelarut

Lebih terperinci

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari

Lebih terperinci

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Metabolisme Lipid Metabolisme LIPID Metabolisme LIPID Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Biosintesis Lipid Biosintesis asam lemak Biosintesis

Lebih terperinci

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

BAB VIII SENYAWA ORGANIK BAB VIII SENYAWA ORGANIK Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan mikromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa serta kegunaannya. Sebagian besar zat yang ada di sekitar kita merupakan

Lebih terperinci

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK 8 LEMAK DAN MINYAK A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid didefinisikan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan PENGANTAR Latar Belakang Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan peternak. Produktivitas itik lokal sangat

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

Aldehid dan Keton. Sulistyani, M.Si

Aldehid dan Keton. Sulistyani, M.Si Aldehid dan Keton Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Golongan aldehid disebut juga alkanal dan golongan keton disebut juga alkanon. Keduanya berisomer fungsional, karena mempunyai rumus

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Bobot Tubuh Ikan Lele Hasil penimbangan rata-rata bobot tubuh ikan lele yang diberi perlakuan ekstrak purwoceng (Pimpinella alpina molk.) pada pakan sebanyak 0;

Lebih terperinci

1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6.

1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6. 1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6.Tata nama alkohol 7.Contoh-contoh alkohol dan kegunaannya senyawa organik

Lebih terperinci

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs : Nama : Kelas/No.Abs : LKS HIDROKARBON 1. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon 1. Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. 2. Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. Oleh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi Bab IV Pembahasan IV.1 Ekstraksi selulosa Kayu berdasarkan struktur kimianya tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa. Selulosa sebagai kerangka, hemiselulosa sebagai matrik, dan lignin sebagai

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.

Lebih terperinci

a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.

a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi. 7.10 ZAT BESI 7.10.1 Ketentuan Zat besi wajib dicantumkan apabila : a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI IDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kekhasan atom karbon dan karakteristik atom karbon dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

PENGARUH Agen KIMIA Dan MEKANISME perubahan sel Serta penyakit Yang ditimbulkannya

PENGARUH Agen KIMIA Dan MEKANISME perubahan sel Serta penyakit Yang ditimbulkannya PENGARUH Agen KIMIA Dan MEKANISME perubahan sel Serta penyakit Yang ditimbulkannya 2013 Manusia dikenakan paparan berbagai xenobiotik (bahan kimia) terus. xenobiotik adalah senyawa hadir dalam lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA (Uji Pembentukan Emulsi Lipid) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

ALDEHID DAN KETON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

ALDEHID DAN KETON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd ALDEHID DAN KETN Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id ontoh senyawa-senyawa karbonil penting H 3 H Asam asetat (asam cuka) H N H H 3 Asetaminofen (analgesik, antipiretik) H H 3 Asam asetil

Lebih terperinci

REAKSI-REAKSI KONDENSASI KARBONIL

REAKSI-REAKSI KONDENSASI KARBONIL 19/04/013 REAKSIREAKSI KDESASI KARBIL KDESASI ALDL Reagensia yg memiliki suatu atom nukleofilik dapat menyerang karbon positif parsial dari suatu gugus karbonil. Bila suatu aldehida diolah dengan basa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

T" f*", CP" 2 CH,-C-H

T f*, CP 2 CH,-C-H n. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Senyawa Turunan Calkon Calkon adalah salah satu tipe metaboiit sekunder yang termasuk dalam golongan flavonoid. Beberapa diantara senyawa calkon dilaporkan mempunyai aktivitas

Lebih terperinci

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan Sistem Osmoregulasi Pada Ikan A. Pengertian Osmoregulasi Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family Menispermaceae yang mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat digunakan untuk mengobati

Lebih terperinci

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA 1. Ikatan dalam alkena dan alkuna Keasaman : Alkuna> Alkena> Alkana (sp > sp 2 > sp 3 ) Karena untuk sp karakter s = 50% dan p = 50%, sehingga elektron dalam orbital lebih dekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

POLIKETIDA. Disusun oleh : Kelompok 4. Ainur Rohmah ( ) Muhamad Rizal ( ) Rizky Widyastari ( )

POLIKETIDA. Disusun oleh : Kelompok 4. Ainur Rohmah ( ) Muhamad Rizal ( ) Rizky Widyastari ( ) PLIKETIDA Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah kimia bahan alam Disusun oleh : Kelompok 4 Ainur ohmah (1112096000013) Muhamad izal (1112096000019) izky Widyastari (1112096000025) PGAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu usaha yang mutlak dibutuhkan untuk mengembangkan budi daya ikan adalah penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah yang memadai dan waktu yang tepat. Selama ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa ketinggian menimbulkan stress pada berbagai sistem organ manusia. Tekanan atmosfer menurun pada ketinggian, sehingga terjadi penurunan tekanan

Lebih terperinci

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol ) JENIS LIPID 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol ) Lipid Definisi Lipid adalah Senyawa organik yang dibentuk terutama dari alkohol dan asam lemak yang digabungkan

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Rata- rata bobot ovarium dan uterus tikus putih

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Rata- rata bobot ovarium dan uterus tikus putih BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol purwoceng terhadap tikus putih betina pada usia kebuntingan 1-13 hari terhadap rata-rata bobot ovarium dan bobot uterus tikus putih dapat dilihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan

Lebih terperinci