THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012
|
|
- Yohanes Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT TEKNIK BLOK AKSILA DENGAN KOMPRES HANGAT TEPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU PADA ANAK DENGAN DEMAM DI RUANG ANAK RSD. Dr. SOEBANDI JEMBER DAN Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO. ABSTRACT Defi Efendi* *Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember Axillar block warm compress is an extending of warm compress that is done to the armpit by using disposable bottle that is filled by warm water to the client with the increasing of temperature 37,5ºC. Tepid Sponge is a warm compress technique by mixing blok compress technique in superficial blood vessels with seka technique. The design of this research use quasy experiment with pre test and post test group without control group designe that is used to identify the difference between the effectiveness of axillar block warm compress with tepid sponge warm compress in decreasing the temperature to the child who suffer from fever. The samples of this research are 30 children that are taken by quota sampling technique. The used analysis is paired T-test with the value α 0,05. The test of independent T test was done to know the difference of the acceleration decreasing of children temperature in two groups, and the result is P value = 0,007 < α. The conclusion of this research is tepid sponge warm compress is more effective than axillar block warm compress in decreasing the temperature of children who suffer fever. Keywords : Axillar Block; Tepid Sponge; Tempereture; Fever. PENDAHULUAN Anak merupakan sumber daya manusia suatu bangsa. Anak harus hidup sejahtera agar tumbuh dan berkembang dengan optimal untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan dimasa yang akan datang. Sebaliknya penuruanan kualitas hidup anak akan memiliki efek jangka panjang terhadap kehidupan pribadinya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kehidupan sosialnya. Anak yang status kesehatannya sering terganggu kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak siap untuk mengemban tugas sebagai agen penerus bangsa (Bidulph, 1999 dalam Damayanti, 2008). Faktor yang mempengaruhi seringnya anak mengalami sakit adalah wilayah tropis, dimana wilayah tropis seperti Indonesia memang baik bagi kuman untuk berkembangbiak contohnya flu, malaria, demam berdarah, dan diare. Berbagai penyakit itu biasanya semakin mewabah pada musim peralihan, dan akan mempengaruhi perubahan kondisi kesehatan anak. Kondisi anak dari sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk meningkatkan suhu yang disebut sebagai demam ( Damayanti, 2008). 50
2 Protokol Kaiser Permanete Appointment and Advice Call Center mendefinisikan demam atau febris untuk semua umur yaitu temperature rektal diatas 38 o C, aksilar 37,5 dan diatas 38,2 o C dengan pengukuran membrane tympani. Sedangkan demam tinggi bila suhu tubuh diatas 39,5 o C, dan hiperpireksia bila suhu > 41 o C (Kania, 2007). Demam merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua mulai dari ruang praktik dokter hingga ke unit gawat darurat (UGD) anak, meliputi 10-30% dari jumlah kunjungan. Demam membuat orang tua atau pengasuh menjadi risau. Hasil penelitian menunjukkan 80% orang tua fobia terhadap demam (Kania, 2007). Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain.dampak demam jika tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut antara lain dehidrasi sedang hingga berat, kejang demam, dan kerusakan neurologis (Valita, 2007). Secara definitif terdapat dua tindakan untuk menurunkan suhu tubuh pada klien febris, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi fisik. Terapi fisik dapat diberikan dengan pemberian kompres hangat blok aksila.purwanti (2006), dan Valita (2008) melalui penelitiannya telah membuktikan ada pengaruh pemberian kompres hangat teknik blok aksila terhadap penurunan suhu anak demam. Triredjeki (2002) menyimpulkan kompres hangat teknik blok aksila lebih efektif dalam menurunkan suhu anak febris dibandingkan dengan kompres dingin yang dicobakan pada 30 anak usia 5-12 tahun dengan cara random ordinal (Damayanti, 2008). Pemberian kompres hangat blok aksila merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus. Rangsangan ini mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor dan menyebabkan terjadinya pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perry, 2005). Tepid sponge merupakan alternatif teknik kompres yang menggabungkan teknik blok dan seka yang telah diteliti dan dikembangkan di berbagai negara seperti Brazil, Singapura, dan India. Alves, Almeida & Almeida (2008) mempublikasikan hasil penelitiannya yang menunjukkan percepatan penurunan suhu klien febris yang mendapatkan terapi antipiretik dan Tepid Sponge dibandingkan dengan klien yang hanya mendapatkan terapi antipiretik saja (Alves et al., 2008 : 111) Teknik Tepid Sponge menggunakan kompres blok langsung dibeberapa tempat yang memilliki pembuluh darah besar. Selain itu masih ada perlakuan tambahan yaitu dengan memberikan seka di beberapa area tubuh. Namun dengan kompres blok langsung diberbagai tempat ini akan memfasilitasi penyampaian sinyal ke hipotalamus dengan lebih gencar. Selain itu pemberian seka akan mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer yang akan memfasilitasi perpindahan panas dari tubuh kelingkungan sekitar dan dapat 51
3 mempercepat penurunan suhu tubuh (Reiga, 2010) Kedua metode diatas diteliti dinegara yang berbeda dimana masing-masing menghasilkan kesimpulan yang mengunggulkan diri sendiri. Sehingga akan menimbulkan kebingungan pada perawat di lapangan harus menggunakan teknik yang mana agar memperoleh hasil yang maksimal. Berdadasarkan uraian tersebut di atas, peneliti merasa sangat perlu melakukan penelitian yang akan membandingkan tingkat efektifitas kompres hangat teknik blok aksila dengan kompres hangat teknik tepid sponge terhadap penurunan suhu anak dengan demam. METODE PENELITIAN Tujuan penelitian ini untuk membandingan efektifitas pemberian kompres hangat teknik blok aksila dan kompres hangat teknik teknik tepid sponge dalam menurunkan suhu anak dengan demam. Disain penelitian ini menggunakan metode quasy experiment dengan rancang bangun pre-test and post-test group without control group designedengan karakteristik usia, status nutrisi, dan status hidrasi. Penelitian dilakukan di ruang anak RSD dr. Soebandi Jember dan RSD. dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan jumlah sampel 30 anak yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu 15 anak sebagai kelompok kompres hangat blok aksila dan 15 anak sebagai kelompok kompres hangat tepid sponge. Analisa menggunakan Paired T-test yang digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan suhu sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan pada kelompok kompres hangat blok aksila maupun pada kelompok perlakuan kompres hangat tepid sponge. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan penurunan suhu antara kelompok kompres hangat blok aksila dan kelompok kompres hangat tepid sponge menggunakan analisa Pooled T-test dengan tingkat kemaknaan α HASIL PENELITIAN Pengumpulan data anak dengan demam di ruang anak RSD dr. Soebandi Jemberdan RSD.dr. H. Koesnadi Bondowoso didapatkan hasil sebgai berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Pada Kelompok Blok Aksila dan Tepid Sponge Menurut Karakteristik Pada Anak Dengan Demam Di RSD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso Data Demografi Umur: 1-3 tahun 4-12 tahun Status Nutrisi: Kurang Baik Kelompok Blok Aksila Kelompok Tepid Sponge Total P Value n % N % n % ,7 73,3 40,0 60, ,7 73, ,3 56,7 33,3 66,7 0,141 0,699 52
4 Status Hidrasi : Dehidrasi ringan-sedang Tanpa Dehidrasi ,7 53, ,0 40, ,3 46,7 0,714 Sumber : Data primer Dari data statistik karakteristik responden yang telah diuji homogenitasnya ditemukan bahwa ketiga karakteristik pada variabel umur, status nutrisi, dan status hidrasi yang di uji memiliki P >α yang artinya Ho gagal ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik sample pada kedua kelompok perlakuan adalah homogen. Tabel 2. Suhu Awal dan Akhir Responden Pada Kelompok Perlakuan Kompres Hangat Blok Aksila Dan Kompres Hangat Tepid Sponge Di RSD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso Perlakuan Deskriptif Suhu Awal Suhu Akhir Blok Aksila N Mean Median Modus Std. Deviasi Minimum Maximum 15 38,827 38,500 38,3 0, ,0 40, ,480 38,3 38,2 0, ,5 40,4 Tepid Sponge Sumber : Data primer N Mean Median Modus Std. Deviasi Minimum Maximum 15 39,127 39,000 38,5 0,705 38,4 40, ,153 38,100 37,5 0, ,1 39,4 Tabel 2 memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nilai suhu awal antara kelompok kompres hangat blok aksila dan kompres hangat tepid sponge. Pada kelompok kompres hangat blok aksila nilai rata-rata = 38,827 o C, median = 38,5 o C, modus = 38,3 o C, standar deviasi = 0,8207 o C, nilai minimum = 38,0 o C, dan maksimum = 40,5 o C. Sedangkana pada kelompok tepid sponge nilai mean = 39,127 o C, median = 39 o C, modus = 38,5 o C, standar deviasi 0,705, nilai maksimum = 38,4 o C, dan nilai maksimumnya = 40,5 o C.Data diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata, median, modus, nilai maksimum dan minimum lebih besar pada kelompok perlakuan tepid sponge. perbedaan nilai suhu akhir antara kelompok kompres hangat blok aksila dan kompres hangat tepid sponge. Pada kelompok kompres hangat blok aksila nilai rata-rata = 38,480 o C, median = 38,3 o C, modus = 38,2 o C, standar deviasi = 0,7618 o C, nilai minimum = 37,5 o C, dan maksimum = 40,4 o C. Sedangkana pada kelompok tepid sponge nilai 53
5 mean = 38,153 o C, median = 38,1 o C, modus = 37,5 o C, standar deviasi 0,6501, nilai maksimum = 37,1 o C, dan nilai maksimumnya = 39,4 o C. Tidak seperti data pada suhu awal sample, data diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata, median, modus, nilai maksimum dan minimum lebih kecil pada kelompok tepid sponge. Tabel 3. Perbedaan Rerata Nilai Suhu Awal dan Suhu Akhir serta Perbedaan Rerata Penurunan Suhu Tubuh pada Anak dengan Perlakuan Kompres Hangat Blok Aksila dan Kompres Hangat Tepid Sponge Di RSD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso Kelompok Perlakuan Blok aksila Tepid sponge Suhu Tubuh Suhu Awal Suhu Ahir Selisih Suhu N o C N o C o C 15 38, ,480 0, , ,153 0,973 P Value 0,038 0,000 Selisih Penurunan Suhu ( o C) P Value 0,626 0,007 Tabel 3 menunjukkanpada kelompok blok aksila nilai rerata suhu awal 38,827 o C dan suhu akhir 38,480 o C, dengan rerata selisih suhu tubuh sebesar 0,347 o C. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Paired Sample T-Test didapatkan nilai P value 0,038 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara suhu awal dan suhu akhir setelah diberi perlakuan.demikian pula pada kelompok tepid sponge, nilai rerata suhu awal adalah 39,127 o C dan suhu akhirnya 38,153 o C menghasilkan rerata perbedaan suhu sebesar 0,973 o C.Hasil uji statistik memberikan hasil P value 0,000 yang artinya ada perbedaan yang signifikan pada suhu sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dari tabel 3 dapat kita lihat bahwa besar selisih rerata penurunan suhu tubuh antara kedua kelompok perlakuan sebesar 0,626 o C.Uji statistik menggunakan Independent Sample T-test dilakukan untuk mengetahui signifikasi perbedaan penurunan suhu antara kedua kelompok perlakuan. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan nilai P value 0,007 < nilai α yang artinya ada perbedaan yang signifikan pada penurunan suhu antara kelompok perlakuan kompres hangat blok aksila dengan kelompok perlakuan tepid sponge. dimana kelompok perlakuan kompres hangat tepid sponge memiliki derajat penurunan suhu yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kompres blok aksila. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompres hangat tepid sponge lebih efektif dalam mempercepat penurunan suhu tubuh pada anak dengan demam dibandingkan dengan kompres hangat blokaksila. 54
6 Suhu Tubuh THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember ,1 Suhu Awal 38, ' 15' 30' 60' 90' 120' Suhu Setelah Perlakuan 38,5 38,2 Blok Aksila Tepid Sponge Ket : Pembulatan Nilai suhu tubuh satu angka dibelakang koma Gambar 1. Kurva Rerata Perubahan Suhu Diberbagai Waktu Pengukuran Suhu Pada Kelompok Perlakuan Kompres Hangat Blok Aksila dan Kelompok Perlakuan Kompres Hangat Tepid Sponge Di RSD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso 2010 PEMBAHASAN Hasil uji homogenitas dengan menggunakan Chi Square dengan jumlah responden masing-masing golongan 15 anak dengan karakteristik usia, status hidrasi, dan status nutrisi menghasilkan P value > α. Dengan demikian Ho gagal ditolak yang berarti sample berdistribusi normal. Data ini untuk memastikan bahwa apapun hasil dari penelitian bukan dipengaruhi oleh karakteristik responden melainkan hasil dari perlakuan yang diberikan kepada kedua kelompok perlakuan. Berdasarkan tabulasi data dengan jumlah sampel 15 pada kelompok kompres hangat blok aksila menunjukkan bahwa terjadi variasi suhu pada setiap sampel. Rentang perbedaan suhu tubuh pada sampel ini terjadi dengan rentang suhu mulai 38 40,5 o C, dengan ratarata suhu sebesar 38,827 o C. Median suhu pada kelompok perlakuan kompres hangat blok aksila sebesar 38,5 o C, dengan 38,3 o C sebagai nilai suhu yang sering muncul pada kelompok perlakuan ini. Sedangkan pada kelompok kompres hangat tepid sponge rentang perbedaan mulai 38,4 40,5 o C, dengan rata-rata suhu sebesar 39,127 o C. Median suhu pada kelompok perlakuan kompres hangat tepid sponge sebesar 39 o C, dengan 38,5 o C sebagai nilai suhu yang sering muncul pada kelompok perlakuan ini. Suhu tubuh anak kelompok kompres hangat blok aksila dan tepid sponge sangat bervariasi. Hal ini kemungkinan disebabkan belum maturnya termostat pada anak, sehingga mudah berubah dan sensitiv terhadap perubahan suhu lingkungan (Potter & Perry, 2005).Selain itu variasi diurnal pada setiap anak memungkinkan turut memberikan 55
7 pengaruh terhadap variasi suhu responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kompres hangat blok aksila terdapat variasi suhu di akhir periode pengukuran dimana rentang perbedaan suhu terjadi pada 37,5 40,5 o C. Nilai rata-rata suhu diakhir periode pegukuran adalah 38,480 o C, dan median suhu 38,3 o C. Suhu yang sering muncul pada kelompok responden ini adalah 38,2 o C. Hal serupa juga terjadi pada kelompok tepid sponge, dimana variasi suhu di akhir periode pengukuran suhu terjadi pada rentang 37,1 39,4 o C. Nilai rata-rata suhu diakhir periode pegukuran adalah 38,153 o C, dan median suhu 38,1 o C. Suhu yang sering muncul pada kelompok responden ini adalah 37,5 o C. Peneliti beranggapan bahwa suhu pada anak dengan demam dipengaruhi proses penyakit yang terjadi pada anak. Tingkat infeksi menentukan seberapa banyak pirogen eksogen dilepaskan yang direspon dengan pelepasan pirogen endogen tubuh yang akan menentukan seberapa tinggi set point baru akan dipatok (Nelson, 2000). Perbedaan suhu eksternal juga akan menentukan perbedaan suhu anak setelah perlakuan (guyton & Hall, 1997). Selain itu peneliti beranggapan bahwa variasi suhu akhir pada anak juga dipengaruhi oleh variasi suhu awal responden, serta tingkat stress responden yang berbeda-beda. Sebanyak 15 responden pada kelompok perlakuan kompres hangat blok aksila dievaluasi dan suhu yang dihasilkan pada akhir pengukuran sangat beragam. Sebanyak 3 responden (20%) mengalami kenaikan suhu mulai dari 0,2 0,8 o C. Seorang responden bersuhu stag, dan 11 responden (73%) mengalami penurunan suhu berkisar antara 0,1-1,2 o C.Hasil uji statistik dilakukan menghasilkana P value sebesar 0,038 berarti < 0,05. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara suhu awal sebelum perlakuan dan setelah perlakuan diberikan yang dapat diartikan sebagai penurunan suhu responden. Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2006), dan Valita (2007). Namun meskipun berbagai penelitian menyimpulkan bahwa pemberian kompres hangat blok aksila dapat menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam, pada kenyataanya pemberian kompres hangat ini tidak selalu berhasil dalam menurunkan suhu anak, seperti yang terjadi pada penelitian ini. Berdasarkan analisa peneliti perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh beberapa hal mulai dari penyakit, suhu eksternal, hormonal, obat-obatan, dan stres. Sebanyak 15 responden pada kelompok perlakuan kompres hangat tepid sponge dievaluasi dan suhu yang dihasilkan pada akhir pengukuran sangat beragam. Sebanyak 2 responden (13%) mengalami kenaikan suhu mulai dari 0,2 0,3 o C. Sedangkan sisanya sebanyak 13 responden (87%) mengalami penurunan suhu berkisar antara 0,7-2 o C. Hasil uji statistik dilakukan menghasilkana P value sebesar 0,000 berarti < 0,05. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara suhu awal sebelum perlakuan dan setelah perlakuan 56
8 diberikan yang dapat diartikan sebagai penurunan suhu responden. Penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahar AF, et al (1994), Bantonisamy, et al (2008), dan penelitian Alves (2008). Ketiga penelitian di atas menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu tepid sponge efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam. Namun dari berbagai penelitian di atas terdapat perbedaan dalam menyimpulkan lama efek terapi dari tepid sponge dalam menurunkan suhu tubuh. Menurut peneliti perbedaan diakibatkan oleh pengaruh eksternal yaitu berupa luas washlap yang kontak dengan tubuh dan suhu lingkungan pada daerah beriklim tropis. Rasio body surface area dibanding dengan luas total washlap kompres yang diberikan hampir sebanding, yang artinya luas kontak washlap dengan kulit cukup luas sehingga lebih baik dalam memvasilitasi perpindahan kalor secara konduksi dibandingkan dengan evaporasi karena suhu lingkungan di wilayah tropis lebih tinggi dibandingkan dengan wilyah iklim yang lainnya. Dari tabel 5.3 didapatkan nilai rerata penurunan suhu pada kelompok blok aksila sebesar 0,347 o C, dan 0,937 o C pada kelompok tepid sponge.perbedaan penurunan suhu antara kedua kelompok adalah 0,626 o C dengan tepid sponge sebagai kelompok yang lebih unggul dalam menurunkan suhu tubuh responden. P value = 0,007 < α, yang artinya ada perbedaan yang signifikan pada penurunan suhu antara kelompok kompres hangat blok aksila dan kelompok tepid sponge. Menurut peneliti perbedaan hasil ini diakibatkan oleh perbedaan cara kerja kedua tritmen pada penilitian ini. Pada kompres blok aksila, penurunan suhu tubuh terjadi akibat rangsangan pada area preoptik hipotalamus. Sedangkan pada tepid sponge penurunan suhu tubuh terjadi akibat dua hal sekaligus, yaitu respon dari perangsangan hipotalamus serta akibat vasodilatsi pembuluh darah perifer akibat pemberian seka di ekstremitas sehingga panas akan dengan mudah dan lebih cepat ditransfer ke lingkungan sekitar. Perbedaan rasio body surface area dengan jumlah luas washlap yang kontak dengan pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik kompres hangat blok aksila dan kompres hangat tepid sponge akan turut memberikan perbedaan hasil terhadap percepatan penurunan suhu responden pada kedua kelompok perlakuan tersebut. Selain itu perbedaan cara kerja antara kompres hangat blok aksila dengan kompres hangat tepid sponge menyebabkan perbedaan karakteristik fluktuasi suhu setelah perlakuan diberikan. Gambar 1 menunjukkan pada kelompok kompres hangat blok aksila fluktusi penurunan suhu tidak konstan dengan rerata efek terapi selama menit. Setelah itu suhu berfluktuasi dan cenderung tidak stabil.sedangkan pada kelompok kompres hangat tepid sponge penurunan suhu relatif konstan dengan efek terapi yang cukup lama yaitu 90 menit. Setelah 90 menit perlakuan dihentikan, suhu tubuh pada anak akan mengalami kenaikan. 57
9 Berdasarkan perbedaan karakteristik ini peneliti menyimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil yang maksimal maka penerapan masing-masing teknik ini harus dibedakan sesuai dengan karakteristik fluktuasi suhu dan lama efek terapi yang dimiliki oleh masing-masing tehnik. Untuk teknik kompres hangat blok aksila, kompres bisa diberikan secara remitten yaitu terus menerus hingga penurunan suhu tubuh yang diinginkan tercapai. Hal ini diakibatkan oleh pendeknya efek terapi pada kompres blok aksila sehingga penghentian kompres setelah pemberian kompres selama menit sesuai dengan protap tindakan tidak akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap penurunan suhu dibandingkan dengan kompres hangat tehnik tepid sponge. Sedangkan pada tepid sponge pemberian kompres dapat diberikan sesuai dengan protap tindakan yaitu selama menit, kemudian pemberian kompres dihentikan, washlap diambil dan tubuh dibiarkan terbuka. Hal ini akan memfasilitasi evaporasi melalui kulit yang telah berdilatasi kelingkungan sekitar menjadi maksimal. Tepid sponge dapat kembali diberikan setelah 90 menit kemudian.ini merupakan waktu yang tepat karena setelah 90 menit efek terapi tepid sponge mulai menghilang yang ditandai dengan kembali meningkatnya suhu pada anak. Pemberian tepid sponge yang selanjutnya akan mencegah kenaikan suhu lebih lanjut. KESIMPULAN Tepid sponge lebih efektif dalam menurunkan suhu anak dengan demam dibandingkan dengan kompres hangat blok aksila. Disarankan pada orang tua anak untuk memberikan tepid sponge pada anaknya yang sedang demam, ataupun kejang demam sebelum ibu menjangkau pelayanan kesehatan lebih lanjut.bagi perawat anak hendaknya mengadakan sosialisasi pada para orang tua tentang penanganan anak demam menggunakan kompres hangat baik di lingkup rumah sakit maupun di lingkup komunitas. Bagi rumah sakit hendaknya protap kompres hangat tepid sponge segera bisa diterapkan khususnya di ruang anak RSD.dr. Soebandi Jember dan RSD. dr. H. Koesnadi Bondowoso. Pemberian tepid sponge bisa dilakukan sesuai protap tindakan yaitu menit.kemudian washlap diambil dan membiarkan tubuh terbuka selama 90 menit. Setelah itu jika suhu anak belum mencapai derajat suhu tubu yang diinginkan tepid sponge dapat diberikan kembali dengan cara dan durasi yang sama seperti sebelumnya. Walaupun demikian bukan berarti blok aksila tidak diperlukan lagi. Blok aksila dapat diberikan sebagai pengganti tepid sponge pada anak yang menolak pemberian tepid sponge.kompres hangat blok aksila dapat diberikan secara remitten hingga penurunan suhu tubuh anak yang diinginkan tercapai. 58
10 DAFTAR PUSTAKA Alves. Almeida & Almeida.(2008). Tepid sponging plus dipyrone versus dipyrone alone for reducing body temperature in febrile children. Sau Paulo Med. J, 126(2), Bantonisamy et al. (2008). Comparative effectiveness of tepid sponging and antipyretic drug versus only antipyretic drug in the management of fever among children: a randomized controlled trial. Indian Pediatrics, 46 Damayanti Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Perilaku Kompres Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 2, diperoleh tanggal 15 februari D, Wilson. (1995) Assessing and managing the febrile child, tes/entrez, diperoleh pada tanggal 14 februari 2010 Guyton, Arthur. C., Hall, John. E. (1997).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical Physiology).Edisi 9.Jakarta : EGC. Kania. (2007) Penatalaksanaan Demam Pada Anak, 4, hp, diperoleh tanggal 13 februari 2010 Mahar, AF et al. (1994). Tepid sponging to reduce temperature in febrile children in a tropical climate.national Center for Biotechnologycal Information.33 (4) : Nelson, Waldo. E. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). Edisi 15.Vol. 2.Jakarta: EGC. Potter, Patricia. A., Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawtan. Konsep, Proses, dan Praktik. Volume 1.Edisi 4.Jakarta: EGC. Valita, Avin. (2008). Perbedaan Penurunan Suhu Klien Febris Antara Kompres Hangat dengan Tanpa Kompres Hangat pada Reseptor Suhu (Studi Kasus di Ruang Anak RSU Dr. Syaiful Anwar Malang). Skripsi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak dipublikasikan. 59
Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:
Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim 1) Abstrak: Kompres
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciKOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA BALITA PUSKESMAS KETAHUN BENGKULU UTARA. Nurhasanah
KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA BALITA PUSKESMAS KETAHUN BENGKULU UTARA Nurhasanah Stikes Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciEFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 1-3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG
EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 1-3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG Sri Hartini *), Putri Pandu Pertiwi **) *) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
1 sampai EFEKTIFITAS 3 tahun dengan demam PENURUNAN dipuskesman kartasura SUHU sukuharjo TUBUH (Memed ANTARA Isneini) KOMPRES HANGAT DAN WATER TEPID SPONGE PADA PASIEN ANAK USIA 6 BULAN - 3 TAHUN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda bahwa sistem imunitas anak
Lebih terperinciBartolomeus Maling*)., Ns. Sri Haryani S, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes (Biomed)***)
PENGARUH KOMPRES TEPID SPONGE HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK UMUR 1-10 TAHUN DENGAN HIPERTERMIA (Studi Kasus Di RSUD Tugurejo Semarang) Bartolomeus Maling*)., Ns. Sri Haryani S, S.Kep**),
Lebih terperinci1. FAUZI DWI SEPTIAN I4B YULIA NUR CAHYANI I4B INTAN NURDIANA
MAKALAH ANALISIS JURNAL STASE KEPERAWATAN ANAK PERBEDAAN PENURUNAN SUHU TUBUH ANTARA PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT DENGAN TEPID SPONGE BATH PADA ANAK DEMAM Oleh : KELOMPOK 1. FAUZI DWI SEPTIAN I4B017035
Lebih terperinciKusnanto*, Ika Yuni Widyawati*, Indah Sri Cahyanti*
EFEKTIFITAS TEPID SPONGE BATH SUHU 32 o C DAN 37 o C DALAM MENURUNKAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM (The Effectiveness of Tepid Sponge Bath with 32 o C and 37 o C to Decrease Body Temperature at Toddler with Fever)
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : Ali Ahmad Keliobas J
PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN KOMPRES TEPID SPONGE DAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM TIFOID DENGAN HIPERTERMI DI RSUD SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciPERBEDAAN PENURUNAN SUHU TUBUH ANTARA PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT DENGAN TEPID SPONGE BATH PADA ANAK DEMAM
PERBEDAAN PENURUNAN SUHU TUBUH ANTARA PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT DENGAN TEPID SPONGE BATH PADA ANAK DEMAM Arie Kusumo Dewi 1 Rumah Sakit Islam, Surabaya, Jawa Timur 1 Kutipan: Dewi, A. K. (2016). Perbedaan
Lebih terperinciPERBEDAA EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HA GAT DA KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PE URU A SUHU TUBUH PADA A AK DE GA DEMAM DI RSUD TUGUREJO SEMARA G
PERBEDAA EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HA GAT DA KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PE URU A SUHU TUBUH PADA A AK DE GA DEMAM DI RSUD TUGUREJO SEMARA G Karina Indah Permatasari *) Sri Hartini **), Muslim Argo Bayu ***)
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Ali Ahmad Keliobas J
PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN KOMPRES TEPID SPONGE DAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM TIFOID DENGAN HIPERTERMI DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Ali Ahmad Keliobas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal. Seseorang dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya mencapai lebih dari 37,5 0
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN KOMPRES TEPID SPONGE YANG ILAKUKAN IBU DALAM MENURUNKAN DEMAM PADAANAK: RANDOMIZED CONTROL TRIAL DI PUSKESMAS MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER
KEEFEKTIFAN KOMPRES TEPID SPONGE YANG ILAKUKAN IBU DALAM MENURUNKAN DEMAM PADAANAK: RANDOMIZED CONTROL TRIAL DI PUSKESMAS MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan. berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Menurut undang-undang perlindungan anak, dinyatakan bahwa anak adalah amanah dari karunia Tuhan Yang Maha Esa, juga tunas, potensi dan generasi muda penerus
Lebih terperinciPerbedaan Penurunan Suhu Tubuh Anak Bronchopneumonia yang diberikan Kompres Hangat di Axilla dan Frontal
Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Anak Bronchopneumonia yang diberikan Kompres Hangat di Axilla dan Frontal Rahmawati 1, Sari Fatimah 2, Ikeu Nurhidayah 2 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin, 2 Fakultas Keperawatan
Lebih terperinciARTIKEL PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG.
ARTIKEL PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Oleh: NURUL FAJARIYAH NIM: 010214b043 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sering dihadapi oleh tenaga kesehatan. Secara tradisional, demm diartikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam merupakan tanda klinis suatu penyakit pada anak. Gangguan kesehatan ini sering dihadapi oleh tenaga kesehatan. Secara tradisional, demm diartikan sebagai kenaikan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DI AXILLA DAN DI FEMORAL TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA PRASEKOLAH DI RSUD AMBARAWA
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DI AXILLA DAN DI FEMORAL TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA PRASEKOLAH DI RSUD AMBARAWA Riskha Masruroh * ), Sri Hartini M.A.,** ), Rahayu Astuti ***
Lebih terperinciKompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah Kutoarjo
ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah Kutoarjo
Lebih terperinciEFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA
Efektivitas irigasi luka menggunakan larutan Normal salin...83 EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA
Lebih terperinciTito Yunita Syltami Bardu**) **) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo 2014 ABSTRAK
Perbandingan Efektifitas Tepid Sponging dan Plester Kompres dalam Menurunkan Suhu Tubuh pada Anak Usia Balita yang Mengalami Demam di Puskesmas Salaman 1 Kabupaten Magelang Tito Yunita Syltami Bardu**)
Lebih terperinciABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN
JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 10, No 1, Januari 2016 : 36-44 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN TEPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK YANG MENGALAMI DEMAM DI RUANG ALAMANDA
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)
Lebih terperinciSponge (menyeka seluruh tubuh) kombinasi antipiretik terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam tifoid di ruang perawatan anak RSUD Majalengka.
PERBEDAAN KOMPRES HANGAT (SPONGE) DAN KOMPRES DINGIN DENGAN KOMBINASI ANTIPIRETIK TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM TIFOID DI RUANG ANAK RSUD MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Rina
Lebih terperinciRini Ernawati 1, Herlina Agustin 2 ABSTRACT
PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES PLESTER DENGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TAPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK TODDLER (1-3 TAHUN) YANG MENGALAMI DEMAM DI RUANGFLAMBOYAN C RSUD. KANUDJOSO
Lebih terperinciJurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT DAN SPONGE BATH TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PASIEN ANAK GASTROENTERITIS (Efectiveness of Surface Cooling And Sponge Bath In Manipulating Body Temperature Of Gaastroenteritis
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2010
STUDI KOMPARATIF PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM KARENA INFEKSI ANTARA PENGGUNAAN OBAT ANTIPIRETIK, PLESTER KOMPRES DEMAM DAN OBAT ANTIPIRETIK SERTA TEPID SPONGE BATH DAN OBAT ANTIPIRETIK DI BANGSAL IBNU
Lebih terperinciEfektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo,
Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, Fatmawati Mohamad Email : rifka_waty@yahoo.co.id Staf Dosen
Lebih terperincie-journel Kperawatan (ekp). Volume 5, Nomor 2, November 2017
EFEKTIVITAS KOMPRES AIR SUHU HANGAT DENGAN KOMPRES PLESTER TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA PRA-SEKOLAH DI RUANG ANAK RS BETHESDA GMIM TOMOHON Mariana S.Wowor Mario E.Katuuk Vandri D.Kallo
Lebih terperinciVolume 5, Nomor 1 Juli 2017, 25-32
PENGARUH PEMBERIAN BULI-BULI HANGAT PADA DAERAH AKSILA DAN LIPATAN PAHA TERHADAP PENURUNAN DEMAM PASCA IMUNISASI DPT HARI KE-3 PADA BAYI USIA 2-6 BULAN DI DESA WAJAK KABUPATEN MALANG Endah Kusumawati,
Lebih terperinciEfektivitas Pemberian Kompres Hangat Pada Axilla dan Servikal (Leher) dalam Penurunan Demam Anak di RSU Kota Tangerang Selatan
Efektivitas Pemberian Kompres Hangat Pada Axilla dan Servikal (Leher) dalam Penurunan Demam Anak di RSU Kota Tangerang Selatan Gilang Dwi Pratiwi 1 Nirmala Cahya Ningrum 1 Program S1 Keperawatan, STIKes
Lebih terperinciTEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG
TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG A. Pengertian Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan
Lebih terperinciNaskah Publikasi HELENA WIDYASTUTI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN SIKPA IBU PADA PENANGANAN PERTAMA DEMAM PADA ANAK DI PADUKUHAN GEBLAGAN, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada
Lebih terperinciKOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Rosita Dinny Permata Sari, Tri Susilowati STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM MENANGANI HIPERTERMI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD MELATI DUSUN SLEKER DESA KOPENG KEC. GETASAN KAB.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM MENANGANI HIPERTERMI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD MELATI DUSUN SLEKER DESA KOPENG KEC. GETASAN KAB. SEMARANG Siti Haryani*, Eka Adimayanti ** Prodi DIII Keperawatan
Lebih terperinciCHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)
EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES ES PRA INJEKSI INTRAMUSKULAR KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENURUNAN RESPON NYERI KLIEN DI PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi CHARISA CHAQ (08.0257.S) RIZKA
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA
STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com
Lebih terperinciPEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR Kadek Agustini Aryani RSUP Sanglah Denpasar Program
Lebih terperinciOleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Maharani
Lebih terperinciMODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA
Rahayu, Model Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan 47 MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA Sunarsih
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS METODE EDUKASI KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN SUKOHARJO TENTANG SWAMEDIKASI DEMAM PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS METODE EDUKASI KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN SUKOHARJO TENTANG SWAMEDIKASI DEMAM PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI Oleh: IRFAN AHSANI K 100090025 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012
EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito
Lebih terperinciEFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS
EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS Zulfa Khusniyah 1, Hajar Dewi Rizqi 1 Prodi S1 Keperawatan
Lebih terperinciEfektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar
CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 2 (2) December 2014 CONSILIUM Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar Dani Wijanarko,
Lebih terperinciPENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciPENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG
PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Water Tepid Sponge melalui video Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Penanganan Anak Demam
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Water Tepid Sponge melalui video Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Penanganan Anak Demam Eny Sulistyarini 1), Happy Indri Hapsari 2), Anita Istingtyas 2) 1)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Skor data pre-test dalam penelitian ini adalah skor data yang diambil sebelum pelaksanaan adanya tindakan pada siswa yang menjadi sampel. Sedangkan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Lebih terperinciPENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA
PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan
BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan menelan terstruktur terhadap kemampuan mengunyah dan menelan dalam konteks asuhan keperawatan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Punggung adalah bagian tubuh yang paling keras, punggung harus bekerja selama 24 jam sehari. Dalam posisi duduk, berdiri, bahkan tidur punggung harus bekerja keras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi
Lebih terperinciKOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU DI RUMAH SAKIT JITRA BHAYANGKARA BENGKULU. Septi Andrianti
KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU DI RUMAH SAKIT JITRA BHAYANGKARA BENGKULU Septi Andrianti STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PEMBILASAN CAVUM ABDOMEN
PENGARUH PEMBILASAN CAVUM ABDOMEN MENGGUNAKAN CAIRAN NaCl 0,9% HANGAT TERHADAP PENINGKATAN SUHU TUBUH POST SECTIO SESAREA DI KAMAR OPERASI RSUD Dr. MOHAMAD SOEWANDHIE SURABAYA Eni Sumarliyah¹, Eka Sulistyowati²,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat memiliki tanggung jawab untuk memastikan dan memberikan obat dengan benar. Selain sebagai pelaksana dalam pemberian obat, perawat juga merupakan tenaga kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat menimbulkan dampak, baik terhadap fisik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan
Lebih terperinciMANFAAT IRIGASI HANGAT DURANTE OPERASI TERHADAP PENCEGAHAN HIPOTERMI PASCA BEDAH TUR PROSTAT
MANFAAT IRIGASI HANGAT DURANTE OPERASI TERHADAP PENCEGAHAN HIPOTERMI PASCA BEDAH TUR PROSTAT Kusnanto*, Harmayetty*, Nancy M. Rehatta**, Sabilal Alif***, Joni Haryanto*, Slamet Mustofa ABSTRACT Trans Urethral
Lebih terperinciPENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN
PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan
Lebih terperinciJournal of Health Education
Journal of Health Education 1 (2) (2016) Journal of Health Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERJODOH DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi yang baik selama masa bayi akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu didukung dengan
Lebih terperinciBAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%
46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Pendidikan Pendidikan terakhir responden di RW 04 Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yaitu SMP, SMA, DIII, S1, dan S2 dengan distribusi
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : AGENG FIRMAN ALAMSYAH NIM: Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo
SKRIPSI STUDI KOMPARASI DAUN SELEDRI (Apium Graveolens Linn) DALAM BENTUK JUS DAN AIR REBUSAN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis
Lebih terperinciPENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010
PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010 Dwi Ariyani 1, Ummu Hani Edi Nawangsih 2 Abstract: The purpose
Lebih terperinciSKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEPID SPONGING DAN PLESTER KOMPRES TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM
SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEPID SPONGING DAN PLESTER KOMPRES TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM Studi ini dilakukan di UPT Puskesmas Mengwi I OLEH: I GUSTI AYU FRANCISKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kompres 2.1.1 Definisi Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan, kadang-kadang mengandung obat dan dapat basah
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik
PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciTEPID WATER SPONGE BATH
1 TEPID WATER SPONGE BATH A. Pengertian Mandi tepid water sponge adalah mandi menggunakan air dibawah suhu tubuh, yaitu diantara 80 o F dab 95 o F (26,6 o C 35 o C) (Rosdahl & Kowalski, 2012). B. Tujuan
Lebih terperinciPerbedaan Efektifitas Kompres Hangat Basah Dan Plester Kompres Terhadap Penuruan Suhu Tubuh Anak Demam Typhoid
Perbedaan Efektifitas Kompres Hangat Basah Dan Plester Kompres Terhadap Penuruan Suhu Tubuh Anak Demam Typhoid Dede Mahdiyah 1, Topan Aditya Rahman 1, Aulia Dewi Lestari 2 1 Akademi Kebidanan Sari mulia
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN
SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS INTERVENSI SLOW DEEP BREATHING EXERCISE DENGAN DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRE-HIPERTENSI PRIMER Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER
EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER Afif Hamdalah Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu
Lebih terperinciINTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE
SKRIPSI INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE LEBIH MENURUNKAN TEKANAN DARAH DARIPADA LATIHAN DEEP BREATHING PADA WANITA MIDDLE AGE DENGAN PRE-HYPERTENSION NI PUTU HARYSKA WULAN DEWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun dalam kondisi tubuh yang
Lebih terperinciJl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2
PENGARUH TERAPI STEAM SAUNA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 Effect Of Steam Sauna Therapy
Lebih terperinciTERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta
TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH
PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH THE EFFECT OF FAMILY HEALTH CARE FUNCTION ON THE DIET THERAPY OF DIABETES MELLITUS TYPE
Lebih terperinciPerbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD
Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD 1 Eko A. Papilaya 2 Kustina Zuliari 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang didapatkan dari 97 sampel di Kamar Operasi RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Hasil penelitian yang didapat disajikan dalam
Lebih terperinciEFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES JAHE TERHADAP PENURUNAN NYERI REMATIK PADA LANSIA DI DESA ADIARSA KECAMATAN KERTANEGARA
EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES JAHE TERHADAP PENURUNAN NYERI REMATIK PADA LANSIA DI DESA ADIARSA KECAMATAN KERTANEGARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciDiah Eko Martini ...ABSTRAK...
PERBEDAAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR YANG MENDAPATKAN PERAWATAN MENGGUNAKAN KASSA KERING DAN KOMPRES ALKOHOL DI DESA PLOSOWAHYU KABUPATEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Salah
Lebih terperinciPENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Rista Apriana 1, Priharyanti Wulandari 2, Novita Putri Aristika 3 Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest
Lebih terperinci1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Post Partum merupakan keadaan dimana dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ kandungan kembali seperti keadaan semula dan sebelum hamil yang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi
43 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi sampel adalah pasien HIV dengan terapi ARV >6 bulan. Penelitian
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR
EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR Yulistia Indah Larasati ABSTRAK Pembedahan akan membangkitkan reaksi secara
Lebih terperinci