BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Desa Kedungrejo merupakan salah satu desa dari sepuluh desa di wilayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Desa Kedungrejo merupakan salah satu desa dari sepuluh desa di wilayah"

Transkripsi

1 27 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1. Keadaan Geografis Desa Kedungrejo merupakan salah satu desa dari sepuluh desa di wilayah pemerintahan Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Kesepuluh desa tersebut meliputi: Desa Sumberberas, Desa Kemendung, Desa Tembokrejo, Desa Sumbersewu, Desa Blambangan, Desa Tapanrejo, Desa Wringin Putih, Desa Tambakrejo, Desa Kedungringin, dan Desa Kedungrejo. Desa Kedungrejo berjarak sekitar sekitar 34 km dari Ibu Kota Kabupaten/Kotamadya Banyuwangi dan dapat ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam dengan menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Sedangkan dari Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yakni Surabaya berjarak sekitar 257 km dengan jarak tempuh ± 9 jam. Desa Kedungrejo terdiri dari beberapa dusun yakni: Dusun Krajan, Dusun Stoplas, Dusun Muncar, Dusun Sampangan, dan Dusun Kalimati. Secara khusus batas administratif Desa Kedungrejo meliputi : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tembokrejo Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kedungringin Sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali Sebelah barat berbatasan dengan Desa Blambangan

2 28 Selat Bali sebagai batas timur dari Desa Kedungrejo, menjadikan wilayah Desa Kedungrejo sebagai daerah dengan potensi perikanan laut terbesar di Kabupaten Banyuwangi dan Jawa Timur. Perairan selat Bali memiliki luas areal kurang lebih 960 mil kuadrat dan dengan potensi lestari sumber daya perikanan sebesar ,10 ton per tahun dimana dari potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar ,20 ton atau sebesar 65,59% dari potensi lestarinya (Monografi Desa Kedungrejo, 2010). Kondisi geografis Desa Kedungrejo dapat dilihat dari tabel di bawah ini: TABEL 1. KEADAAN GEOGRAFIS DESA KEDUNGREJO NO KETERANGAN JUMLAH 1. Curah Hujan - Jumlah hari dengan curah hujan 17 hari terbanyak - Banyaknya curah hujan 371 mm/tahun 2. Suhu Rata-rata 27,5 C 3. Luas daerah/wilayah ha - Lahan Sawah ha - Lahan Perikanan Darat ha - Lahan Kering ha - Lahan Perkebunan ha - Lahan Fasilitas Umum ha - Lain-lain (lahan tandus, lahan pasir) ha Sumber : Monografi Desa Kedungrejo, 2010 Tabel diatas menunjukkan bahwa luas wilayah Desa Kedungrejo sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian yaitu sebesar 50,71% dan lahan kering yang digunakan untuk bangunan sebesar 37,59%. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Kedungrejo selain merupakan daerah sentra perikanan laut juga merupakan daerah yang berpotensi dalam sektor pertanian. Bentuk wilayahnya keseluruhan merupakan wilayah datar dan berombak.

3 29 Pelabuhan dan tempat pelelangan ikan (TPI) berada di Dusun Kalimati. Berikut adalah tabel mengenai jenis ikan dan hasil tangkapan / produksi per tahun nelayan di pelabuhan Muncar. TABEL 2. JENIS IKAN DAN PRODUKSI DI PELABUHAN MUNCAR TAHUN 2011 No Jenis Ikan Jumlah 1. Lemuru ,4 ton/tahun 2. Tongkol/cakalang 8.499,9 ton/tahun 3. Tenggiri ton/tahun 4. Kakap ton/tahun 5. Layang ton/tahun 6. Pari - 7. Cumi-Cumi ton/tahun 8. Ikan Kembung 966 ton/tahun 9. Tripang Layur ton/tahun 11. Kerapu/Sunuk Udang/Lobster ton/tahun 13. Ikan Tembang ton/tahun 14 Hiu - Sumber : Profil Desa Kedungrejo, 2011 Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil ikan yang dominan sebagai hasil tangkapan atau produksi adalah ikan lemuru yang memiliki nilai produksi sebesar ,46 ton/tahun. Ikan layang mempunyai nilai produksi sebesar ton, serta ikan tongkol mempunyai nilai produksi sebesar ton. Produksi ikan lemuru memberikan kontribusi sebesar 23,35% dari total produksi di ikan di Jawa Timur. 2.2 Penduduk Dan Angka Demografi Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Kedungrejo dari data monografi Desa Kedungrejo tahun 2010 sebesar jiwa, dengan jumlah kepala keluarga

4 30 sebesar kepala keluarga, dan dari jumlah penduduk tersebut sebesar 40,10% nya adalah laki-laki, dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 2,5 per km 2. Jumlah penduduk Desa Kedungrejo pada tiap-tiap dusun dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL 3. JUMLAH PENDUDUK DESA KEDUNGREJO PADA TIAP DUSUN NO NAMA DUSUN JUMLAH PENDUDUK 1. Krajan orang 2. Stoplas orang 3. Muncar orang 4. Sampangan orang 5. Kalimati orang Jumlah orang Sumber : Monografi Desa Kedungrejo, 2010 Tabel diatas menunjukkan bahwa Dusun Krajan merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terpadat, dikarenakan Dusun Krajan merupakan tempat keberadaan kantor-kantor pemerintahan yakni kantor Desa Kedungrejo, kantor Polsek Muncar, kantor PLN, dan Telkom. Letaknya yang cukup strategis sehingga banyak berdiri pertokoan dan perumahan baik dinas maupun swasta. Dusun Kalimati dengan kepadatan penduduk sebesar 8.644, terdiri dari wilayah yang terletak dipesisir pantai. Penyebaran penduduk Desa Kedungrejo berdasarkan umur dapat dilihat dalam tabel berikut ini

5 31 TABEL 4. PENYEBARAN PENDUDUK DESA KEDUNGEJO BERDASARKAN UMUR No Usia Jumlah Prosentase Dari Jumlah Penduduk Bulan 7.88 orang 2,9 % Tahun orang 5,78 % Tahun orang 22,47% Tahun orang 53,77% Tahun orang 12,93% 6. >56 Tahun orang 7,58 % Jumlah orang 100 % Sumber : Buku Profil Desa Kedungrejo, tahun 2011 Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk berusia lanjut yakni 56 tahun keatas di Desa Kedungrejo sebesar 7,58 % lebih rendah jika dibandingkan jumlah penduduk berusia potensial 7-18 tahun sebesar 53,77 %. Besarnya penduduk berusia potensial di Desa Kedungrejo merupakan tenaga kerja pendukung untuk melakukan kegiatan yang menunjang potensi perikanan laut di wilayah Desa Kedungrejo Pendidikan Penduduk Tingkat pendidikan penduduk di Desa Kedungrejo rata-rata adalah tamatan SD/Sederajat yaitu sebesar 40,13 % dari total jumlah penduduk dan bahkan masih terdapatnya jumlah penduduk yang mengalami buta huruf 1,25 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja yang terlibat dalam sektor perikanan laut dilatar belakangi tingkat pendidikan yang relatif rendah. Sarana pendididkan di Desa Kedungrejo dapat dikatakan cukup memadai karena telah tersedianya sekolah-sekolah dari tingkat TK hingga SMP. Sarana ini meliputi sekolah TK (6 buah) dengan jumlah murid sebanyak 354 orang, SD Negeri (6 buah) dengan jumlah murid orang, Madrasah Ibtidaiyah (2 buah)

6 32 dengan jumlah murid 387 orang, SD Swasta Islam (1 buah) dengan jumlah murid 366 orang, SD Swasta Katholik (1 buah) dengan jumlah murid 338 orang. Sedangkan SMP Swasta Umum (1 buah) dengan jumlah murid 58 orang (Monografi Desa Kedungrejo, 2010). Jumlah penduduk Desa Kedungrejo berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : TABEL 5. JUMLAH PENDUDUK DESA KEDUNGREJO BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Belum sekolah 161 orang 2. Tidak tamat Sekolah Dasar 274 orang 3. Tamat SD/Sederajat orang 4. Tamat SLTP/Sederajat orang 5. Tamat SLTA/Sederajat orang 6. Tamat Akademi/Sederajat 368 orang 7. Tamat Perguruan Tinggi Sederajat 695 orang 8. Buta huruf 87 orang Sumber : Profil Desa Kedungrejo, tahun 2011 Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Kedungrejo sebagian besar adalah tamatan SD/Sederajat yaitu berjumlaah orang atau sekitar 40,13 %. Apabila bertitik tolak pada aturan pemerintah tahun 1996 tentang wajib belajar 9 tahun, maka dari segi pendidikan dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Kedungrejo masih tergolong rendah. Sedangkan tamatan SMP/Sederajat (20,60 %) lebih besar dari penduduk tamatan SMA/Sederajat (11,70%). Penduduk Desa Kedungrejo juga telah mencapai tamatan akademi/sederajat sebesar 0,27% dan tamatan perguruan tinggi/sederajat sebesar 0,33 %.

7 Mata Pencaharian Mata pencaharian hidup adalah merupakan suatu faktor utama yang selalu ada pada sepanjang kehidupan manusia, dan tidak dapat dipisahkan dengan masalah penduduk itu sendiri. Dapat pula dikatakan bahwa mata pencaharian hidup adalah merupakan kebutuhan dasar (basic need) bagi manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Komposisi penduduk Desa Kedungrejo berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini TABEL 6. KOMPOSISI PENDUDUK DESA KEDUNGREJO BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN NO Jenis Mata Pencaharian Jumlah n Persentase(100%) 1. Nelayan ,86 % 2. Petani ,82 % 3. Pedagang 337 6,23 % 4. Pengangkutan 26 0,91 % 5. Pengusaha sedang / besar 41 1,92 % 6. Pengrajin/Industri kecil 78 3,46 % 7. Buruh - Industri Perikanan ,75 % - Bangunan 244 8,88 % - Perkebunan 29 0,15 % 8. Pegawai Negeri Sipil 394 2,17 % 9. ABRI 68 0,25% 10. Pensiunan (Pegneg/ABRI) 97 3,31% 11. Peternak ,69% Jumlah % Sumber : Buku Profil Desa Kedungrejo 2011 Mata Pencaharian penduduk sebagai nelayan sebesar 21,86 %, erat kaitannya dengan potensi perikanan laut di wilayah Desa Kedungrejo. Berhasilnya kehidupan dibidang perikanan membawa peningkatan taraf hidup bagi para

8 34 nelayan. Keberhasilan ini merupakan keterkaitan antar pendukungnya, yaitu manusia (nelayan), tersedianya potensi perikanan laut yang besar, serta teknologi pendukung aktivitas penangkapan ikan. Sistem mata pencaharian sebagai nelayan di Desa Kedungrejo, terbagi dalam kelompok-kelompok nelayan yang berdasarkan kepemilikan modal dan alat-alat produksi. Kelompok tersebut dalam bahasa masyarakat sekitar dikenal dengan istilah nelayan juragan dan nelayan buruh atau dalam bahasa lokal disebut juga sebagai nelayan slerek. Juragan adalah pemilik modal yang berupa kapal dan perlengkapannya, sedangkan nelayan slerek adalah buruh dengan status pekerjaannya terikat dengan juragan atau bersifat ngadim (menumpang untuk sementara waktu). Keterikatan antara juragan dan nelayan slerek yaitu berupa adanya uang jaminan atau pengikat yang diberikan juragan kepada nelayan slerek yang berwujud pinjaman uang agar nelayan slerek tetap setia kepada juragannya, bahkan para nelayan slerek ini tidak berewajiban untuk segera melunasi pinjaman tersebut. Nelayan juga dibedakan berdasarkan lamanya aktivitas mencari ikan dilaut, yakni sebutan sebagai nelayan slerek apabila nelayan yang pergi melaut dan datang kedaratan setiap hari, dan nelayan nggondrong yang melaut hingga berhari-hari dan biasanya menggunakan perahu yang lebih kecil dari yang digunakan nelayan slerek. Hubungan antara juragan dan nelayan slerek seperti tersebut di atas akan mengakibatkan adanya suatu perbedaan status sosial atau golongan diantara kelompok nelayan. Nelayan slerek merupakan kelompok yang dominan dalam masyarakat nelayan Desa Kedungejo yang dicirikan dengan rendahnya pemilikan

9 35 dan penguasaan faktor produksi serta terbatasnya kemampuan manajerial. Nelayan slerek yang tergabung dalam satu unit kapal penangkap ikan terdiri dari 45 orang (anak buah kapal). Kapal ini terdiri atas dua buah perahu dimana perahu yang satu berfungsi untuk menjaring ikan, sedangkan perahu yang lain berfungsi menampung hasil tangkapan. Industri perikanan laut juga banyak terdapat di Desa Kedungrejo seperti pengalengan ikan, pemindangan, pengasinan, dan cold storage (kastorit) dimana industri-industri tersebut relatif banyak menyerap tenaga kerja yang disebut juga sebagai buruh pabrik. Penduduk yang berprofesi sebagai petani yaitu sebesar orang, dengan menggarap lahan persawahan yang ditanami antara lain: padi, jagung, kacang kedelai, dan tanaman lain seperti semangka, tembakau, jeruk, cabe dan tomat masing-masing menurut musimnya. Penduduk yang berprofesi sebagai pedagang sebesar 337 orang, dengan barang dagangan yang diperjual-belikan seperti hasil bumi yaitu beras, jagung, kelapa dan barang kebutuhan rumah tangga lainnya seperti gula, kopi, garam, dan rempah-rempah. Pasar induk Desa Kedungrejo terletak berdekatan dengan pasar ikan (sekitar 0,5 km dari tempat pelelangan Ikan atau TPI). Pasar induk ini beroperasi hampir 24 jam, sedangkan pasar ikan beroperasi mulai dini hari ketika perahu para nelayan mulai mendarat dan menurunkan hasil tangkapannya. 2.5 Sistem Kekerabatan Bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakatnya yang majemuk, terdiri dari beragam suku bangsa, menganut bermacam-macam agama dan kepercayaan, serta mempunyai bentuk-bentuk sistem kekerabatan dan

10 36 keturunan yang berbeda-beda pula. Prinsip keturunan pada masyarakat di Desa Kedungrejo berdasarkan pada prinsip bilateral atau parental, yaitu hubungan antara seorang anak dengan saudara-saudara sekandung/sepupu laki-laki maupun perempuan, diperhitungkan melalui garis ibu (perempuan) maupun garis ayah (laki-laki). Prinsip bilateral sebenarnya tidak mempunyai akibat selektif karena bagi tiap individu dalam masyarakat semua kaum kerabat ibu atau ayah (semua kerabat biologisnya), masuk dalam hubungan kekerabatan (Koentjaraningrat, 1981 : ). Proses hubungan antar personal dalam satu kerabat dapat terjadi karena adanya hubungan darah serta perkawinan. Hubungan kekerabatan karena hubungan darah terjadi karena satu individu dengan individu yang lainnya berhubungan secara langsung dalam satu keluarga inti. Hubungan kekerabatan yang terjadi karena hubungan perkawinan antara seorang pria dengan wanita dalam lingkungan kerabat yang berbeda atau bahkan dapat terjadi antara seseorang dengan orang lainnya yang masih terhitung kerabat dari salah satu pihak pengantin, sehingga membentuk dan memperluas hubungan kekerabatan yang telah ada. Sedangkan hubungan kekerabatan karena keturunan adalah hubungan yang terjadi karena leluhur yang sama. Suatu Perkawinan akan membentuk keluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended family), pada masyarakat Desa Kedungrejo yang termasuk dalam keluarga inti adalah: suami, istri dan anak-anak mereka yang belum menikah. Anak tiri dan anak yang secara resmi diangkat sebagai anak memiliki hak yang kurang lebih sama dengan anak kandung, sehingga dapat pula

11 37 dianggap sebagai anggota keluarga dari satu keluarga inti. Keluarga luas adalah kelompok kekerabatan yang merupakan kesatuan sosial yang sangat erat, terdiri lebih dari satu keluarga inti. Prinsip keturunan masyarakat Desa Kedungrejo adalah berdasarkan prinsip bilateral atau parental, yaitu prinsip keturunannya dihitung melalui pihak laki-laki dan perempuan. 2.6 Sistem Religi dan Kepercayaan Kepercayaan adalah penerapan konkrit nilai-nilai yang dimiliki suatu individu atau masyarakat. Oleh karena itu, orang yang berpegang teguh pada nilainilai yang sama dapat saja berbeda dalam hal bagaimana cara menerapkan nilainilai tersebut, dimana mereka dapat saja memiliki kepercayaan yang berbeda. Nilai-nilai dan kepercayaan tidak terbatas dalam agama, namun dapat juga menjadi bagian dari kepercayaan yang non-teologis atau berada di luar bidang cakupan alam ghaib. Dengan demikian, kepercayaan merupakan proses kejiwaan, dengan kepercayaan itu masyarakat menangguhkan kemampuan otak dengan cara menerima jawaban-jawaban yang bersifat non rasional terhadap pertanyaan dasar kehidupan. Kepercayaan merupakan gejala yang mengambil tempat di dalam alam pikiran setiap orang dan kepercayaan tersebut paling tidak dalam bentuknya sebagai manifestasi keagamaan itu sendiri (Erniati, 2003). Semua manusia sadar akan adanya suatu alam dunia yang tak nampak, yang ada diluar batas pancainderanya dan batas akalnya. Menurut kepercayaan manusia dalam banyak kebudayaan di dunia, bahwa dunia gaib di diami oleh berbagai makhluk dan kekuatan yang tidak dapat dikuasai oleh manusia dengan

12 38 cara-cara biasa, sehingga hal tersebut ditakuti oleh manusia. Makhluk dan kekuatan yang menduduki dunia gaib ini dikategorikan sebagai berikut : a) dewadewa yang baik maupun yang jahat, b) makhluk-makhluk halus lainnya seperti roh leluhur, roh yang baik maupun yang jahat, hantu dsb, c) kekuatan sakti yang bisa berguna maupun meninggalkan bencana. Sistem kepercayaan yang terkandung dalam bayangan seseorang akan wujud dari dunia gaib ialah tentang dewa-dewa, makhluk-makhluk halus, kekuatan sakti, wujud dunia akhirat, dan terjadinya alam semesta dsb. Dengan demikian, suatu sistem upacara atau ritual kepercayaan tertentu bisa berupa konsepsi tentang paham-paham yang hidup, baik yang ada dalam pikiran seorang manusia maupun berupa konsepsi yang terintegrasi ke dalam dongeng-dongeng dan aturan-aturan. Dongeng dan aturan ini biasanya dianggap bersifat keramat ( Koentjaraningrat, 1981 :231) Kepercayaan seperti diuraikan diatas, masih terasa dalam kehidupan masyarakat Desa Kedungrejo. Mereka percaya adanya roh-roh halus yang disekitar manusia dan roh-roh tersebut diyakini keberadaannya sebagai roh para leluhur. Roh halus tersebut ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan mereka sehingga masyarakat harus berusaha melembutkan hatinya dengan melaksanakan berbagai upacara. Salah satunya sebuah ritual yang dilaksanakan setiap malam jum at legi yang dinamakan sebagai sandingan. Dukun yang oleh masyarakat dianggap mempunyai kekuatan gaib. serta memliki peranan yang penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, dianggap sebagai perantara untuk berhubungan dengan makhluk halus yaitu

13 39 keluarga dan masyarakat. Agar roh-roh tersebut tidak menganggu, harus diberikan penghormatan berupa pembakaran kemenyan. Kepercayaan akan dewa-dewa terutama bagi para nelayan masih berkembang yakni kepercayaan akan mitologi penguasa laut, keberadaan penguasa laut ini dipercaya sebagai pelindung nelayan ketika berada di laut, dan yang memberikan berkah berupa hasil laut yang melimpah. Para nelayan dan masyarakat disekitar wilayah pantai, ingin membalas pemberian berkah dan keselamatan dengan mengadakan ritual petik laut. Latar belakang mitos yang hidup dan berkembang dalam kalangan masyarakat Desa Kedungrejo, penghayatan agama yang mereka yakini yakni agama Islam serta ikatan tradisi yang sudah mendarah daging, menampakkan diri dalam bentuk penghayatan keagamaan yang bersifat campuran antara tradisi lama dengan agama yang mereka anut atau sinkretisme. Jumlah keseluruhan penduduk Desa Kedungrejo menurut data monografi Desa Kedungrejo tahun 2010 adalah sebesar jiwa, dimana mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Jumlah penduduk Desa Kedungrejo berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat dalam tabel berikut : TABEL 7. JUMLAH PENDUDUK DESA KEDUNGREJO BERDASARKAN AGAMA YANG DIANUT No Agama Jumlah 1. Islam orang 2. Kristen 482 orang 3. Katholik 932 orang 4. Hindhu 182 orang 5. Budha 179 orang 6. Khonghucu - 8. Aliran Kepercayaan lainnya - Jumlah orang Sumber : Monografi Desa Kedungrejo, 2010

14 40 Tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa Kedungrejo menunjukkan sifat homogenitas, yaitu hampir semua penduduknya beragama Islam. Penduduk yang menganut agama Islam, menganut agama islam yang sesuai dengan ajaran Al-Qur an dan Hadist sesuai dengan rukun Islam dan rukun iman yakni : syahadat, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan beribadah haji bagi yang mampu. Selain agama Islam sebagai agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat sebagai pedoman utama, masyarakat Desa Kedungrejo juga mempercayai dan menjalankan suatu ritual kepercayaan. Meskipun demikian, bukan berarti mereka tidak atau kurang taat menjalankan ibadah agama yang dianut yakni agama Islam, akan tetapi harmoni mereka ditetapkan sejak semula oleh ketaatan mereka kepada suatu tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun, sehingga akan menampakkan diri kepada suatu bentuk penghayatan keagamaan yang sifatnya campuran antara tradisi lama dengan keyakinan agama masyarakat. Variasi kepercayaan yang dianut masyarakat, menunjukkan bahwa dibalik kesan yang didapat dari pernyataan bahwa penduduk Desa Kedungrejo adalah sembilan puluh persen (90%) beragama Islam, sesungguhnya terdapat variasi dari sistem kepercayaan, nilai dan upacara yang berkaitan dengan suatu struktur sosial yang oleh Geertz disebut sebagai santri, abangan dan priyayi (Geertz, 1989 : 165). Ritual petik laut ini dilaksanakan oleh masyarakat dengan basic agama Islam, namun disisi lain mereka masih tetap mempertahankan naluri yang telah menjadi tradisi yang diwarisi secara turun-temurun.

15 Organisasi Sosial Secara yuridis formal, Desa Kedungrejo merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Terdiri dari 5 dusun, 23 rukun warga (RW) dan 78 rukun tetangga (RT). Sebagai organisasi sosial yang menjalankan suatu sistem pemerintahan, Desa Kedungrejo menjalankan pemeritahan secara dinas yang organisasinya bersifat modern. Berdasarkan struktur pemerintahan, komponen kepemimpinan memegang peranan penting untuk menggerakkan lembaga tersebut. Kepemimpinan formal di Desa Kedungrejo, yaitu seseorang yang secara resmi diangkat untuk menjabat sebagai pemimpin dan merupakan komponen hierarkis dalam suatu organisasi. Terkait hal ini kepemimpinan Pemerintah Desa dikenal dengan istilah Kepala Desa (Kades). Hak dan kewajiban Kepala Desa adalah menjalankan rumah tangga desa, meliputi penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang pemerintahan tingkat desa, pembangunan desa dan masyarakat desa dalam rangka pemerintahan di tingkat desa, urusan pemerintahan umum, termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menumbuhkembangkan jiwa gotong royong masyarakat sebagai pundi utama pelaksanaan pemerintahan di tingkah desa. Struktur organisasi pemerintahan Desa Kedungrejo dapat dilihat dalam bagan berikut

16 42 Bagan 2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Kedungrejo BPD KEPALA DESA LPMD SEKRETARIS DESA KAUR PEMERIN TAHAN KAUR PEMBANG UNAN KAUR KESRA KAUR KEUAN GAN KAUR UMUM KEPALA DUSUN KRAJAN KEPALA DUSUN STOPLAS KEPALA DUSUN MUNCAR KEPALA DUSUN SAMPANGAN KEPALA DUSUN KALIMATI Bagan diatas menunjukkan bahwa, dalam menjalankan dan melaksanakan tugasnya Kepala Desa dibantu oleh perangkat desa yaitu Sekretaris Desa dan Kepala dusun. Sekretaris desa terdiri dari Kepala-kepala urusan (Kaur). Kepengurusan Badan Pertimbangan Desa (BPD) dijabat langsung oleh Kepala Desa selaku Ketua Umum, sementara sekretaris BPD dijabat oleh Sekdes. Disamping dibantu oleh BPD, Kepala Desa juga dibantu oleh Lembaga Pelaksana Pembangunan Desa (LPPD). Tugasnya adalah mengelola perencanaan pembangunan, menggerakkan partisipasi aktif dan positif dari masyarakat untuk melaksanakan pembangunan yang terpadu, mengkoordinasikan pelaksanaan daripada perencanaan pembangunan fisik dan non fisik antara pemerintah desa dengan swadaya gotong-royong masyarakat. Sesuai dengan topografi wilayah Desa Kedungrejo yang merupakan daerah pesisir, maka sektor perikanan khususnya perikanan laut mendapatkan perhatian penting dari pemerintah daerah Desa Kedungrejo. Sarana yang

17 43 disediakan pemerintah untuk menunjang pembangunan perikanan laut diantaranya Koperasi Perikanan KUD Mino Blambangan, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar ikan. Peranan KUD Mino Blambangan KUD Mino Blambangan adalah wadah ekonomi masyarakat nelayan yang didirikan pada tanggal 20 mei Jumlah anggota KUD Mino dari tahun 2000 sampai 2008 relatif sama yakni sebesar orang. KUD Mino merupakan KUD dengan kegiatan serba ada yang meliputi pelelangan ikan, perbengkelan, pengadaan es dan garam, pengadaan BBM, pengadaan sembako, balai pengobatan dan perkreditan. Dari usaha-usaha tersebut pelelangan ikan memberikan kontribusi pendapatan yang tertinggi yaitu sebesar 66,55% dari total pendapatan jasa KUD (Laporan neraca tahunan KUD Mino Blambangan, 2008). Pembinaan KUD Mino yang dilakukan Pemerintah bertujuan agar KUD Mino mampu bergerak dan menunjang semua kegiatan nelayan dengan memberikan berbagai fasilitas, kemudahan-kemudahan serta modal kerja. Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 10/1988 menerangkan antara lain bahwa KUD Mino merupakan penyelenggara dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan semua ikan hasil tangkapan wajib dilelang di TPI. Tujuan utama dari pelelangan adalah mencari pembeli potensial sebanyak mungkin untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan pada tingkat harga yang menguntungkan nelayan tanpa merugikan pembeli, dengan adanya TPI diharapkan struktur pasar akan mengarah pada persaingan yang lebih kuat antar penjual dan pembeli, tetapi dalam realisasinya KUD Mino Blambangan belum menerapkan sistem pelelangan

18 44 yang diharapkan, karena mekanisme transaksi antara nelayan juragan sebagai penjual dan belantik atau pedagang ikan serta pengusaha pabrik sebagai pembeli dilaksanakan sendiri diluar pelelangan, dan setelah terjadi kesepakatan maka para penjual dan pembeli tersebut melaporkan kepihak TPI dan membayarkan retribusinya. Petugas lelang hanya menegaskan telah terjadi transaksi karena harga jual beli telah disepakati sebelumnya. Menurut informasi dari pegawai KUD serta laporan tahunan KUD Mino blambangan memperlihatkan bahwa kesadaran pedagang untuk memanfaatkan TPI semakin menurun, ditengah sepinya hasil tangkapan ikan dalam beberapa tahun terakhir ini membuat para pedangang dan nelayan menganggap pembayaran retribusi sebagai suatu beban yang berat. Kepercayaan masyarakat terhadap KUD Mino juga semakin menurun, karena tidak adanya kontribusi yang nyata dari KUD untuk kesejahteraan nelayan. Kredit dan dana kesejahteraan yang diberikan KUD kepada nelayan sangatlah kecil dan tidak mampu menunjang usaha para nelayan. TPI Desa Kedungrejo untuk saat ini melaksanakan tugas sebagai pencatat hasil transaksi nelayan dan pedagang ikan tanpa menarik retribusi dari mereka. KUD Mino Blambangan juga merupakan sebuah lembaga yang menangani kegiatan adat budaya di wilayah Desa Kedungrejo, yakni berperan sebagai penanggung jawab dan panitia pelaksana dalam kegiatan petik laut. Setiap tahunnya untuk melaksanakan kegiatan petik laut, KUD Mino akan menyiapkan sebuah susunan kepanitiaan yang terdiri dari para pegawai KUD Mino serta

19 45 nelayan setempat, yang memenuhi kriteria dari segi kemampuan ekonomi dan sumber daya manusianya.

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran umum Desa Weru 1. Letak Geografis Desa Weru merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Paciran Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini akan mengemukakan hasil temuan data pada lokasi yang berfungsi sebagai pendukung analisa permasalahan yang ada. 4.. Gambaran Umum Desa Pulorejo 4... Letak geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

Provinsi Lampung. Sejarah terbentuknya Desa Candimas berawal dari pemekaran. Desa Merakbatin yaitu sekitar tahun Pada tahun 1986 terbentuklah

Provinsi Lampung. Sejarah terbentuknya Desa Candimas berawal dari pemekaran. Desa Merakbatin yaitu sekitar tahun Pada tahun 1986 terbentuklah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Candimas terletak di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Sejarah terbentuknya Desa Candimas berawal dari pemekaran Desa

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI 4.1 Profil Desa Tanjungsari 4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukaresik,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 93 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang secara geografis merupakan wilayah yang

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.3510050 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MUNCAR 2014 No. Publikasi : 35100.1433 Katalog BPS : 1101002.3510050 Ukuran Buku Jumlah Halaman Pembuat Naskah Penyunting Gambar Kulit Gambar

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 32 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Identitas Desa Pajarisuk Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi : Pajarisuk : Pringsewu :Pringsewu : Lampung B. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Pajarisuk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Desa Kepek Kecamatan Saptosari merupakan desa yang terletak di Kecamatan Saptosari bagian utara. Jarak dari Desa Kepek ke Kantor Kecamatan Saptosari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang dipergunakan dalam penelitian. Pada Bab ini penulis akan menggambarkan tentang gambaran umum tempat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Sejarah Desa Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, bagian dari Kabupaten Tulang Bawang Barat, merupakan Desa Transmigrasi yang dibentuk pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.3510050 Sumber gambar:h p://1.bp.blogspot.com Sumber gambar: h p://1.bp.blogspot.com STATISTIK DAERAH KECAMATAN MUNCAR 2015 No. Publikasi : 35100.1534 Katalog BPS : 1101002.3510050

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan data geografis, wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20' sampai dengan 108 40' Bujur Timur dan 7 40'20" Lintang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Tanjung Setia Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Secara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR 33 BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR A. Letak Geografis Berdirinya desa pujud pada tahun ± 1901, dimana desa ini di sebelah barat berbatasan dengan desa kasangbangsawan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah Desa Rambah terbentuk pada tahun 2000. Dimekarkan dari Desa induk, yaitu Desa Rambah Hilir. Nama Desa Rambah diambil

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu

bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu 21 BAB II GAMBARAN UMUM DESA KLINTING KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS A. Sejarah Pembangunan Desa Klinting Sejarah pembangunan desa Klinting dimulai pada masa kepemimpinan bapak Sawijaya, yang merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG A. Deskripsi tentang Lokasi Penelitian Untuk mengetahui letak geografis desa Brudu Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM MADURA

IV KONDISI UMUM MADURA 27 IV KONDISI UMUM MADURA 4.1 Kondisi Administratif dan Geografis Madura Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa, tepatnya pada 7 Lintang Selatan dan 113-14 Bujur Timur. Pulau Madura dan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU A. Geografis Dan Demografis Desa Pulau Sengkilo merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan kelayang Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial 52 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi Desa 1. Letak Geografis Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial administratif pemerintah wilayah Kecamatan Kotabumi Kota. Desa Talang

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah 40 IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Sumber Bahagia Desa Sumber Bahagia merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian Pasar Ikan di Kec. Ketapang ini merupakan salah satu pasar yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN 43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA LAPORAN KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA DENGAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT, KITA TINGKATKAN PERAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN MENUJU MASYARAKAT MANDIRI DAN SEJAHTERA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo, BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat 4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Semarang Barat adalah pusat pemerintahan yang mempunyai ketinggian dataran 3 meter

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 78 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terdapat di Kota Bandar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Karta. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah nama sebuah Desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci