Jenis kelamin Perempuan 12 33,3 Jumlah % , ,6 Umur. S2 2 5,6 Jumlah % 1 s/d 5 th 16 44,4 Pengelaman kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jenis kelamin Perempuan 12 33,3 Jumlah % , ,6 Umur. S2 2 5,6 Jumlah % 1 s/d 5 th 16 44,4 Pengelaman kerja"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1 Karakteristik Responden Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 36 auditor IGE RDTL. Dari 36 kuesioner yang dibagikan dikembalikan semua akan diolah dengan program SPSS 19. Karakteristik responden disajikan dalam Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Kategori Frekuensi Presentase Pria 24 66,7 Jenis kelamin Perempuan 12 33,3 Jumlah % , ,6 Umur ,6 Di atas ,6 Jumlah % SMA 2 5,6 D3 2 5,6 Pendidikan Terakhir S ,2 S2 2 5,6 Jumlah % 1 s/d 5 th 16 44,4 Pengelaman kerja 6 s/d 10 th Lebih 10 th 6 16,6 Jumlah % Sumber: Data Primer yang diolah (2014) Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa responden pria yaitu sebanyak 24 orang (66,7%), sedangkan responden perempuan sebanyak 12 orang (33,3%). Sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah laki-laki.

2 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah antara 31 sampai 35 dan 36 sampai 40 tahun masing-masing sebanyak 11 orang (30,6%) kemudian yang umur tahun sebanyak 8 orang (22,2%) dan diatas umur 40 tahun sebanyak 6 orang (16,6%). Umur di atas 40 tahun sudah mempunyai pengelaman kerja diatas 10 tahun, umur tahun pengelaman kerja 5-10 tahun dan umur pengelaman kerja 1-5 tahun. Responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir yaitu yang memiliki pendidikan terakhir SI sebanyak 30 orang (83,2%), responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA, D3 dan S2 masing-masing sebanyak 2 orang (5,6%). Menurut peneliti hal ini disebabkan karena kriteria yang ditentukan oleh komisi kepegawaian pada saat melakukan rekrutmen untuk menjadi seorang auditor persyaratan minimal S1, sehingga yang melamar sebagai auditor kebanyakan adalah sarjana. Jumlah responden berdasarkan pengalaman kerja 1 sampai 5 tahun sebanyak 16 orang (44,4%) sebagai inspector, pengalaman 6 sampai 10 tahun 14 orang (39%) sebagai senior auditor dan pengalaman lebih dari 10 tahun 6 orang (16,6%). sudah menjabat sebagai Kepala Bagian atau Kepala Pimpinan Direksi. 4.2 Tanggapan Responden atas Pelaksanaan Governance pada Pemerintah RDTL. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 36 responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara beberapa pegawai yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Kuesioner masing-masing didasarkan pada rentang skor jawaban, selalu skor 3,

3 kadang-kadang skor 2, tidak pernah skor 1 dan hasil wawancara untuk mendukung kuesioner Tanggapan Responden atas Transparansi dalam Governance Transparansi (transparency) meningkatkan keterbukaan (disclosure) dari kinerja pemerintah daerah secara teratur dan tepat waktu (timely basis) serta benar (accurate). Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden atas transparansi lihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Tanggapan Responden atas Transparansi No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Tidak Kadang Pernah 1 Menurut auditor, pengumuman pengelolaan anggaran kepada masyarakat dapat meningkatkan tranparansi 41,67% 52,77% 5,56% 2 Apakah informasi yang diberikan kepada publik selama ini menurut anda dapat meningkatkan pengeloaan transparansi anggaran 13,89% 69,44% 16,67% 3 Meskipun suara rakyat/usulan rakyat diakomodasi melalui musrembang, transparansi publik tentang anggaran tetap di manipulasi 16,67% 58,33% 25% 4 Apakah transparansi anggaran dapat mengakomodasi dan meningkatkan usulan/suara rakyat 22,22% 47,22% 30,56% 5 Apakah laporan pertanggungjawaban anggaran tahunan selalu tepat waktu 27,78% 63,89% 8,33% Jumlah Total Presentase 24,45% 58,33% 17,22% Sumber: Data Primer yang diolah (2014) Tanggapan responden mengenai transparansi dengan presentase (58,33%) memilih kadang-kadang, ini menunjukkan bahwa pengumuman pengelolaan anggaran cukup transparan, informasi yang diberikan kepada publik cukup meningkatkan pengelolaan transparansi anggaran, transparansi cukup meningkatkan usulan rakyat, laporan anggaran cukup tepat waktu. Website yang disediakan oleh pemerintah

4 belum menyampaikan aktivitas atau program tahunan yang akan dilaksanakan. Beberapa responden memilih selalu, temasuk dalam kategori tinggi artinya, pengumuman pengelolaan anggaran kepada masyarakat dapat meningkatkan tranparansi dan laporan pertanggungjawaban anggaran tahunan selalu tepat waktu. Ditunjukkan melalui website yang disediakan oleh pemerintah tentang pengadaan barang, dan laporan anggaran harus tepat waktu. Ada responden yang memilih tidak pernah masuk kategori rendah, suara rakyat diakomodasi anggaran tetap dimanipulasi, transparansi tidak meningkatkan usulan rakyat. Lima belas responden menyatakan pengumuman pengelolaan anggaran yang disampaikan kepada masyarakat meningkatkan transparansi artinya bahwa, pemerintah telah mengunakan anggaran itu dengan baik. Sembilan belas responden yang menjawab kadang-kadang artinya, walaupun ada pengumuman anggaran kepada masyarakat tetapi pungumuman yang disampaikan kurang benar. Dua responden menyatakan tidak pernah adanya pengumuman pengelolaan anggaran kepada masyarakat hal ini disebabkan oleh pemahaman responden mengenai pertayaan yang disampaikan sehingga jawaban tidak sesuai dengan yang diharapkan. Lima responden yang mengatakan bahwa informasi yang diberikan kepada publik dapat meningkatkan transparansi yang artinya informasi yang disampaikan kepada publik dapat meningkatkan pengelolaan angaran sesuai dengan aturan. Dua puluh lima responden mengatakan bahwa informasi yang diberikan kepada publik kadangkadang tidak dapat meningkatkan transparansi. Enam responden mengatakan bahwa informasi yang diberikan kepada publik tidak

5 pernah meningkatkan transparansi karena realisasi anggaran tidak sesuai dengan program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat. Enam responden yang mengatakan bahwa walaupun ada transparansi anggaran tetapi menurut ke enam responden tersebut anggaran tetap dimanipulasi. Dua puluh satu responden mengatakan bahwa transparansi anggaran dimanipulasi yang artinya bahwa, meskipun menyampaikan informasi kepada publik tentang pengunaan anggaran dalam satu periode tetapi informasi yang disampaikan kurang benar karena ada penyimpangan dalam penyajian laporan keuangan atas implementasi anggaran. Sembilan responden yang mengatakan bahwa transparansi anggaran yang disampaikan sesuai dengan prosedur dan aturan. Delapan responden yang menjawab transparansi anggaran mengakomodasi suara rakyat yang artinya, suara rakyat yang disampaikan meningkatkan hubungan eksekutif dan legislatif dalam mewujudkan kepentingan masyarakat. Tujuh belas responden menjelaskan kadang suara rakyat kurang diperhatikan oleh eksekutif dan legislative artinya, implementasi anggaran kurang sesuai apa yang disampaikan oleh masyarakat. Sebelas responden menjawab tidak pernah transparansi anggaran dapat mengakomodasi dan meningkatkan usulan rakyat, ini disebabkan oleh pemahaman responden mengenai pertanyaan yang disampaikan. Sepuluh responden yang menyatakan laporan pertanggungjawaban keuangan tepat waktu karena, eksekutif telah menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan merupakan kewajiban untuk dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dua puluh tiga responden yang menjawab laporan

6 pertanggungjawaban keuangan kurang tepat waktu artinya, komunikasi kurang dipergunakan dengan baik antara pimpinan dan bawahan sehingga laporan pertanggungjawaban tahunan tidak tepat waktu. Tiga responden mengatakan tidak ada komunikasi antara pimpinan dan bawahan yang baik sehingga laporan pertanggungjawaban tahunan tidak pernah tepat waktu. Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden memilih kadang-kadang termasuk kategori sedang yang artinya bahwa, informasi dalam pengelolaan anggaran dan pertanggungjawaban anggaran tahunan pemerintah yang disampaikan kepada publik kurang transparan dan tidak tepat waktu. Berdasarkan hasil rekapitulasi responden mengenai transparansi menunjukkan bahwa pelaksanan good governance pada pemerintah secara umum cukup baik, karena penyampaian informasi pengelolaan anggaran cukup tepat waktu. Wawancara pada tanggal 20 Januari 2015 dengan (Staff auditor) saudari Yuliana Bete, menjelaskan transparansi bahwa: Menurut saya, secara umum transparansi baik namun, belum maksimal karena entitas menyediakan laporan belum sesuai dengan standar yang berlaku. Hasil wawancara termasuk kadang-kadang, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara yang artinya, bahwa transparansi dalam good governance pada instansi pemerintahan Timor Leste secara umum cukup baik. Dengan demikian untuk meningkatkan transparansi perlu informasi yang terbuka, benar, tepat waktu dan penyajian laporan harus sesuai dengan standar yang berlaku.

7 4.2.2 Tanggapan Responden atas Keadilan Governance Keadilan (fairness) melindungi segenap kepentingan masyarakat dan stakeholder lainnya dari rekayasa-rekayasa dan transaksi-transaksi yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Tanggapan responden atas keadilan lihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Tanggapan Responden atas Keadilan No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Kadang Tidak Pernah 1 Apakah IGE yakin semua warga negara memiliki hak 58,33% 41,67% 0% yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan dari pemerintah 2 Apakah IGE yakin semua warga negara memiliki hak 63,89% 36,11% 0% yang sama mengenai keadilan hukum 3 Apakah IGE yakin masyarakat usia lanjut diatas 60 tahun memiliki hak-hak yang sama untuk mendapat supsidi dari pemerintah 80,55% 13,89% 5,56% Jumlah Total Presentase 67,59% 30,56% 1,85% Sumber: Data primer yang diolah (2014) Tanggapan responden mengenai keadilan dengan presentase (67,59%) yang memilih selalu, ini menunjukkan bahwa semua masyarakat memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan, hukum dan subsidi dari pemerintah. Beberapa responden yang menjawab kadang-kadang karena pembagian kesejahteraan (kesehatan dan pendidikan), keadilan hukum (hukum hanya berlaku untuk masyarakat kecil) dan subsidi (masyarakat usia lanjut ada yang belum menerima supsidi dari pemerintah). Ada beberapa responden yang menjawab tidak pernah artinya, sebagian masyarakat tidak mendapatkan kesejahteraan, hukum dan masyarakat usia lanjut tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dari tiga puluh enam responden, ada dua puluh satu responden yakin semua warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan

8 kesejahteraan menunjuk ke keadaan yang baik, makmur, sehat dan damai dari pemerintah sesuai konstitusi RDTL. Lima belas responden menyatakan bahwa semua masyarakat belum menikmati hidup sejahtera melalui pendidikan dan kesehatan. Dua puluh tiga responden yakin semua warga negara memiliki hak yang sama mengenai keadilan hukum artinya, hukum selalu ditegakkan oleh penegak hukum demi memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Tiga belas responden menyatakan bahwa hukum hanya diterapkan kepada masyarakat kecil sedangkan para pejabat sulit untuk diterapkan karena kebal hukum. Dua puluh sembilan responden mengatakan bahwa subsidi untuk masyarakat usia lanjut sebagai tanggungjawab pemerintah dalam rangka mensejahterahkan masyarakat. Lima responden mengatakan bahwa hanya sebagian masyarakat usia lanjut yang memiliki hak dalam hal mendapatkan subsidi dari pemerintah dan dua responden mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat tidak pernah mendapatkan hak yang sama karena ada masyarakat usia lanjut yang belum mendapat subsidi sedangkan yang belum memenuhi syarat umur diatas enam puluh tahun sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa, semua warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan, keadilan hukum dan subsidi dari pemerintah. Ini menunjukkan pelaksanan good governance pada pemerintah secara keseluruhan baik. Wawancara pada tanggal 19 Januari 2015 (Kepala Bagian Departemen Kontrol Manajemen Publik) Ibu Elsa Sarmento Freitas, menjelaskan keadilan bahwa: keadilan berjalan dengan baik, contohnya semua warga negara mempunyai hak yang sama seperti

9 pelayanan hukum, mendapatkan subsidi, membuat rumah untuk orang yang tidak mampu. Hasil wawancara termasuk dalam selalu, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara yang artinya, bahwa semua masyarakat memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan dan keadilan dari pemerintah Tanggapan Responden atas Akuntabilitas Dapat dikontrol (Accountability) menciptakan sistem pengawasan yang efektif didasarkan atas distribusi dan keseimbangan kekuasaan (distribution and balance of power). Tanggapan responden atas akuntabilitas lihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Tanggapan Responden atas Akuntabilitas No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Kadang Tidak Pernah 1 Apakah tahapan pengelolaan anggaran melibatkan 11,11% 69,44% 19,45% semua unsur unsur masyarakat 2 Apakah kepentingan publik dan golongan menjadi 38,89% 55,56% 5,55% perhatian dan pertimbangan utama dalam pengelolaan dana 3 Apakah dalam mengevaluasi anggaran hanya memperbadingkan dengan realisasi /sesungguhnya 4 Apakah pengelolaan dana dipertanggungjawabkan kepada otoritas yang lebih tinggi (vertikal) dan kepada masyarakat luas (horizontal) 5 Apakah jaminan pengelolaan dana merupakan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam pengelolaan dana Tanggapan responden mengenai akuntabilitas dengan presentase (55,56%) yang memilih kadang-kadang, artinya bahwa pengelolaan anggaran kurang melibatkan semua unsur-unsur masyarakat dan mengevaluasi anggaran tidak memperbandingkan dengan realisasi, pengelolaan dana tidak dipertanggungjawabkan kepada yang lebih masyarakat luas. 33,33% 55,56% 11,11% 41,67% 50% 8,33% 50% 47,22% 2,78% Jumlah Total Presentase 35% 55,56% 9,44% Sumber: Data primer yang diolah (2014)

10 Beberapa responden memilih selalu artinya, bahwa kepentingan publik, golongan menjadi perhatian dan pertimbangan utama dalam pengelolaan dana, dana dipertanggungjawabkan kepada otoritas yang lebih tinggi dan kepada masyarakat luas, pengelolaan dana sesuai dengan hukum dan peraturan yang disyaratkan. Ada beberapa responden memilih tidak pernah, karena pengelolaan anggaran tidak pernah melibatkan semua unsur-unsur masyarakat. Empat responden mengatakan bahwa pengelolaan anggaran sudah melibatkan unsur-unsur masyarakat. Dua puluh lima responden mengatakan bahwa pengelolaan anggaran belum pernah melibatakan masyarakat karena, yang pengelolaan anggaran hanya dikelola pegawai yang bekerja di instansi pemerintahan dan atasannya. Tujuh responden menyatakan pengelolaan anggaran tidak melibatkan masyarakat karena anggaran hanya dikelola oleh pemerintah. Empat belas responden mengatakan bahwa kepentingan publik selalu menjadi perhatian dan pertimbangan dalam pengelolaan dana. Dua puluh responden mengatakan bahwa pertimbangan dalam pengelolaan dana kadang-kadang kurang memperhatikan kepentingan publik, hanya melihat realisasi anggaran yang ada. Dua responden mengatakan bahwa dalam pengelolaan dana tidak pernah mempertimbangkan secara baik dan hanya melihat pada realisasi sebelumnya. Dua belas responden mengatakan bahwa evaluasi anggaran selalu membandingkan dengan realisasi sesungguhnya. Dua puluh responden menjelaskan bahwa evaluasi anggran kadang-kadang hanya membandingkan dengan realisasi sesungguhnya tampa mempertimbangkan dalam pengelolaan. Empat responden menjelaskan

11 bahwa evaluasi anggaran tidak pernah membandingkan dengan pengelolaan dan tidak membandingkan realisasi sesungguhnya. Lima belas responden menjelaskan bahwa pengelolaan dana dapat dipertanggungjawabkan kepada otoritas yang lebih tinggi dan masyarakat luas. Delapan belas responden menjelaskan bahwa pengelolaan dana kadang-kadang hanya dipertangjawabkan kepada otoritas yang lebih tinggi tidak dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas. Tiga responden menjelaskan bahwa pengelolaan dana tidak pernah dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Delapan belas responden menjelaskan bahwa pengelolaan dana sesuai dengan hukum dan peraturan yang disyaratkan dalam pengelolaan yang berlaku. Tujuh belas responden menjelaskan bahwa hukum dan peraturan yang disyaratkan dalam pengeloalan dana kadang-kadang tidak diperhatikan karena hanya melihat pada realisasi anggaran sebelumnya. Satu responden menjelaskan bahwa pengelolaan dana tidak sesuai dengan hukum dan peraturan karena hanya mempertimbangkan realisinya yang ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan anggaran tidak melibatkan semua unsur-unsur masyarakat dan mengevaluasi anggaran tidak memperbandingkan dengan realisasi, pengelolaan dana tidak dipertanggungjawabkan kepada otoritas yang lebih tinggi dan masyarakat luas. Hasil rekapitulasi responden mengenai akuntabilitas menunjukan bahwa pelaksanan good governance pada pemerintah secara umum kurang baik. Wawancara pada tanggal 20 Januari 2015 dengan (Staff auditor) saudara Joaquim Piedade, menjelaskan bahwa: akuntabilitas dalam good governance pimpinan harus mampu mengelola anggaran dan

12 meningkatkan kemampuan mereka agar bisa mengendalikan instansi dengan baik. Hasil wawancara termasuk kadang kadang, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara yang artinya, bahwa akuntabilitas dalam good governance pada instansi pemerintah termasuk kategori cukup baik. Maka untuk meningkatkan akuntabilitas dalam good governance pimpinan harus mengikuti pelatihan leadership agar mampu dalam pengambilan keputusan dan mengelola anggaran dengan baik Tanggapan Responden atas Pertanggungjawaban Governance Pertanggungjawaban (responsibility) pemerintah memiliki tanggungjawab untuk mematuhi hukum dan ketentuan peraturan yang berlaku termasuk tanggap terhadap kepentingan masyarakat. Tanggapan responden atas pertanggungjawaban lihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Tanggapan Responden atas Pertanggungjawaban No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Kadang Tidak Pernah 1 Apakah penyajian anggaran telah menyertakan 38,89% 47,22% 13,89 informasi masa lalu 2 Apakah proses dan pertanggungjawaban anggaran diawasi secara terus menerus 50% 50% 0% 3 Apakah pengelolaan anggaran disajikan secara 38,89% 41,67% 19,44% terbuka, cepat, dan tepat kepada seluruh masyarakat Jumlah Total Presentase 42,59% 45,37% 12,04% Sumber: Data primer yang diolah (2014) Tanggapan responden mengenai pertanggungjawaban dengan presentase (45,37%) yang memilih kadang-kadang, ini menunjukkan bahwa penyajian anggaran kurang menyertakan informasi masa lalu, pertanggungjawaban anggaran kurang diawasi secara terus menerus,

13 pengelolaan anggaran disajikan kurang terbuka, cepat, dan tepat kepada seluruh masyarakat sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan yang berlaku. Ada responden yang menjawab selalu karena, semua aktivitas dilaksanakan berdasarkan pada peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Responden lain memilih tidak pernah artinya, pengelolaan anggaran hanya dipertanggungjawaban kepada parlemen dan anggaran tidak pernah disajikan secara terbuka, cepat, dan tepat waktu kepada masyarakat. Empat belas responden menjelaskan bahwa penyajian anggaran telah menyertakan informasi lalu. Tujuh belas responden menjelaskan bahwa anggaran yang disajikan kadang-kadang hanya menyertakan informasi masa lalu tanpa membandingkan realisasi sesungguhnya. Lima responden menyatakan bahwa penyajian anggaran tidak menyertakan informasi masa lalu hal ini disebapkan oleh pemahaman responden dalam mengisi koesioner karena latar belakang pendidikan. Delapan belas responden menjelaskan proses pertanggungjawaban anggaran diawasi terus menerus untuk menilai kinerja entitas dalam pelaksanan tugasnya. Delapan belas responden menjawab keterbatasan sumber daya untuk megawasi pertanggunjawaban anggaran secara terus menerus untuk seluruh instansi pemerintah. Empat belas responden penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu. Lima belas responden menjelaskan walaupun anggaran pertanggungjawaban keuangan pemerintah sudah memenuhi prinsip tepat waktu namun belum sesuai standar akuntansi yang telah

14 diterima secara umum. Tujuh responden menyatakan penyajian anggaran tidak pernah tepat waktu kepada masyarakat. Penyajian anggaran telah menyertakan informasi masa lalu yang artinya, dalam laporan keuangan akan disajikan perbandingn realisasi (pendapatan, belanja dan bantuan dari donator) dengan anggaran yang telah ditetapkan, penilaian kondisi keuangan, evaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanggungjawaban anggaran tahunan pemerintah yang disampaikan kepada publik kurang terbuka, cepat dan tepat. Maka dalam pengelolaan anggaran pemerintah memiliki tanggungjawab untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Wawancara pada tanggal 22 Januari 2015 dengan (Staff auditor) saudara Santiago Belo, menjelaskan bahwa: pertanggungjawaban laporan keuangan kepada parlemen dan publik untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang dijalankan berdasarkan pada peraturan yang ada. Namun, dalam pertanggungjawaban anggaran tidak terbuka kepada masyarakat luas yang artinya, bahwa sebagian masyarakat yang mengakses informasi tersebut melalui elektronik dan media cetak. Hasil wawancara termasuk kadang kadang, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara yang artinya, bahwa pertanggungjawaban dalam good governance pada instansi pemerintahan timor leste temasuk dalam kategori cukup baik. Agar pertanggungjawaban itu baik maka, semua masyarakat harus mengakses informasi baik melalui media elektronik media cetak secara

15 menyeluh sehingga masyarakat bisa menilai kinerja pemerintah sesuai dengan peraturan yang ada. 4.3 Tanggapan Responden atas Peran Auditor internal dalam pelaksanaan Governance. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 36 responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara beberapa pegawai yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Kuesioner masing-masing didasarkan pada rentang skor jawaban, selalu skor 3, kadang-kadang skor 2, tidak pernah skor 1 dan hasil wawancara untuk mendukung kuesioner Tanggapan Responden atas Audit Keuangan dalam Governance Auditor internal melakukan pengujian laporan keuangan untuk mengekspresikan suatu opini yang jujur mengenai posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden atas audit keuangan lihat pada tabel 4.6 berikut:

16 Tabel 4.6 Tanggapan Responden atas Audit Keuangan No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Kadang Tidak Pernah 1 Apakah auditor internal menyampaikan opini yang jujur mengenai posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas pada laporan yang diaudit 80,56% 13,88% 5,56% 2 Pernakah auditor internal tidak mendapatkan kesulitan dalam mewawancarai orang-orang yang bekerja pada bagian yang sedang diaudit 3 Sudahkah laporan keuangan pemerintah sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum 4 Apakah auditor melakukan kegiatan audit keuangan memerlukan bukti 5 Apakah audit keuangan perlu adanya rekomendasi perbaikan 6 Setelah laporan audit selesai dan ada rekomendasi perbaikan sesuai dengan prosedur yang ada, apakah auditor akan memonitor terus Tanggapan responden mengenai audit keuangan dengan presentase (54,63%) yang memilih selalu, ini menunjukkan bahwa auditor internal memberi opini yang jujur mengenai laporan keuangan yang diaudit, audit keuangan memerlukan bukti dan rekomendasi perbaikan sesuai dengan prosedur. 16,67% 75% 8,33% 30,56% 58,33% 11,11% 94,44% 5,56% 0% 75% 16,67% 8,33% 30,56% 47,22% 22,22% Jumlah Total Presentase 54,63% 36,11% 9,26% Sumber: Data primer yang diolah (2014) Beberapa responden memilih kadang-kadang artinya, auditor internal mendapat kesulitan mewawancarai orang yang bekerja pada entitas yang diaudit, laporan keuangan pemerintah kurang sesuai dengan standar yang berlaku umum dan laporan audit selesai ada rekomendasi perbaikan sesuai dengan prosedur, auditor internal tidak memonitor terus hasil laporan audit. Ada responden memilih tidak pernah karena, laporan audit selesai auditor internal tidak pernah memonitor terus hasil laporan audit yang direkomendasikan. Dari tiga puluh enam responden, dua puluh sembilan responden mengatakan bahwa auditor memberikan opini yang jujur terhadap

17 kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit, menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas. Lima responden mengatakan bahwa auditor internal kadang-kurang jujur dalam menyampaikan opini mengenai posisi keungan, hasil operasi dan arus kas pada laporan karena adanya hubungan keluarga antara auditor dengan auditee. Dua responden mengatakan bahwa auditor internal tidak jujur dalam menyampaikan opininya hal ini disebakan oleh latar belakang pendidikan auditor. Enam responden mengatakan bahwa auditor internal selalu mendapatkan kesulitan dalam melakukan pekerjaannya yang diaudit kerena auditee tidak memberikan informasi yang baik kepada auditor. Dua puluh tujuh responden mengatakan bahwa auditor internal dalam melaksanakan pekerjaannya pada entitas yang dia audit kadang mendapatkan kesulitan untuk mewawancarai auditee. Tiga responden mengatakan bahwa auditor internal tidak pernah mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan pekerjaanya karena auditor melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebelas responden mengatakan bahwa laporan keuangan pemerintah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku pada intansi pemerintahan karena laporan keuangan telah menerapkan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum. Dua puluh satu responden menjelaskan bahwa laporan keuangan pemerintah kadang kurang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan surat edaran kementerian keuangan. Empat responden mengatakan bahwa laporan keuangan pemerintah tidah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja responden.

18 Tiga puluh empat responden mengatakan bahwa auditor selalu memerlukan bukti dalam melaksanakan pekerjaanya pada entitas yang di audit guna mendukung hasil rekomendasi. Dua responden mengatakan bahwa auditor kadang tidak memerlukan bukti dalam melakukan pekerjaanya hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Dua puluh tujuh responden mengatakan bahwa audit keuangan perlu memerlukan rekomendasi agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan entitas tidak terulang kembali. Enam dan tiga responden mengatakan bahwa audit keuangan kadang tidak memerlukan rekomendasi hal ini disebabkan oleh pengalaman kerja responden dibawah dari lima tahun. Sebelas responden mengatakan bahwa auditor selalu memonitor kembali rekomendasi perbaikan sehingga entitas taat kepada prosedur dan ketentuan yang ditetapkan. Tujuh belas dan delapan responden mengatakan bahwa auditor kadang tidak memonitor kembali perbaikan yang ada hal ini desebabkan oleh sumber daya manusia yang tidak mencukupi untuk memonitoring kembali rekomendasi perbaikan yang ada. Dapat disimpulkan bahwa auditor internal telah menjalankan tugas dengan baik sesuai Dekreito Lei 22/2009, dalam menyampaikan opini yang jujur mengenai laporan keuangan yang diaudit, menguji bukti guna mendukung rekomendasi perbaikan sesuai dengan prosedur dan memonitoring terus aktivitas entitas. Wawancara pada tanggal 23 Januari 2015 dengan (Kepala Bagian Pengendalian Internal Pelayanan Administrasi Publik) Ibu Iria D. Santos, menjelaskan audit keuangan bahwa: auditor melakukan

19 audit keuangan dengan professional, kompetensi, dan objektif tanpa memandang bulu dan melaksanakan tugas dengan netral yang artinya, auditor internal pemerintah harus independensi dalam menyampaikan opini yang jujur dan memberikan rekomendasi sesuai dengan bukti. Hasil wawancara termasuk selalu, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara yang artinya, bahwa auditor internal pemerintah menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Dekreito Lei No. 22/ Tanggapan Responden atas Audit Kinerja Audit kinerja terhadap pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program kinerja pemerintah yang diaudit. Tanggapan responden atas audit kinerja lihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Tanggapan Responden atas Audit Kinerja No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Kadang Tidak Pernah 1 Apakah audit kinerja terhadap pemeriksaan sudah 38,88% 55,56% 5,56% berjalan secara objektif dan sistematis 2 Apakah bukti yang didapatkan oleh auditor internal 61,11% 38,89% 0% akan dilakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas 3 Apakah entitas telah mematuhi perundang-undangan 25% 66,67% 8,33% berkaitan dengan penhematan dan efisiensi 4 Apakah entitas taat terhadap aturan yang berkaitan 27,78% 72,22% 0% dengan pelaksanaan program atau kegiatannya 5 Apakah IGE wajib menyampaikan laporan audit kinerja kepada perdana menteri 94,44% 5,56% 0% Jumlah Total Presentase 49,44% 47,78% 2.78% Sumber: Data primer yang diolah (2014) Tanggapan responden mengenai audit kinerja dengan presentase (49,44%) yang memilih selalu, ini menunjukkan bahwa bukti yang

20 diperoleh auditor akan dilakukan penilaian secara independen dan wajib menyampaikan laporan audit kepada perdana menteri. Beberapa responden memilih kadang-kadang artinya, pemeriksaan belum berjalan secara objektif dan sistematis, entitas belum mematuhi perundang-undangan berkaitan dengan penhematan dan efisiensi serta entitas belum taat terhadap aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan program atau kegiatannya. Ada beberapa responden mimilih tidak pernah artinya, meragukan pemeriksaan secara objektif, sistematis dan peraturan yang berkaitan dengan penhematan dan efisiensi. Empat belas responden mengatakan bahwa audit kinerja terhadap pemeriksaan sudah berjalan secara obyektif dan sistematis sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Dua puluh responden mengatakan bahwa pemeriksaan sudah berjalan secara obyektif dan sistematis namun belum sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dua responden mengatakan bahwa pemeriksaan tidak berjalan secara obyektif hal ini disebabkan oleh pemahaman responden tentang pertayaan dalam kuesioner karena pengalaman kerja di bawah lima tahun. Dua puluh dua responden mengatakan bahwa bukti yang diperoleh auditor selalu dilakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas demi mendukung hasil laporan audit. Empat belas responden mengatakan bahwa bukti yang diperoleh auditor selalu dilakukan penilaian secara independen namun kadang catatan-catatan tersebut bukan satu-satunya bukti pemeriksaan yang dikumpulkan oleh auditor.

21 Sembilan responden mengatakan bahwa entitas selalu taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai penghematan dan efisiensi. Dua puluh empat responden menjelaskan bahwa kadang entitas kurang taat pada peratutan perundang-undangan karena ada desakan dari pimpinan untuk lebih dipercepat proses penggadaan barang. Tiga responden menjelaskan bahwa entitas tidak taat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal ini disebabkan oleh tekanan dari atasan. Sepuluh responden mengatakan bahwa entitas selalu taat terhadap aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan program. Dua puluh enam responden mengatakan bahwa kadang dalam pelaksanaan entitas tidak taat pada program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tiga puluh empat responden menyatakan auditor internal selalu menyampaikan hasil audit kinerja kepada perdana menteri, agar pimpinan penyelenggara menilai kinerja entitas yang diaudit. Dua responden kadang tidak memahami tentang tanggungjawab auditor intenal untuk menyampaikan laporan audit kepada perdana menteri hal ini disebabkan oleh pengelaman kerja responden. Disimpulkan bahwa, auditor dalam melakukan audit kinerja harus mengumpulkan bukti agar dilakukan penilaian secara independen guna mendukung laporan audit dan wajib menyampaikan laporan audit kepada perdana menteri. Hasil rekapitulasi responden mengenai audit kinerja termasuk kategori baik. Wawancara pada tanggal 24 Januari 2015 dengan (Staff auditor) saudari Carolina Brito, menjelaskan audit kinerja bahwa : auditor melakukan audit kinerja secara objektif, sistematis dan penlaian secara independen atas kinerja entitas artinya, auditor internal pemerintah

22 memeriksa kinerja entitas dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar dan prosedur. Hasil wawancara termasuk selalu, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara, dengan demikian auditor harus bersikap independen dalam melaksanakan audit kinerja, agar memastikan bahwa entitas melaksanakan program atau kegiatannya sesuai dengan prosedur dengan standar yang berlaku Tanggapan Responden atas Audit Investigasi Audit investigasi yaitu pemeriksaan dengan lingkup tertentu, yang tidak dibatasi periodenya, dan lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden atas audit investigasi lihat pada tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Tanggapan Responden atas Audit Investigasi No Pertanyaan Scoring Responden Selalu Kadang Kadang Tidak Pernah 1 Apakah audit investigasi membutuhkan waktu yang 52,78% 47,22% 0% lama berkaitan dengan bukti 2 Apakah Audit investigasi hanya dilakukan apabila 33,33% 55,56% 11,11% adanya indikasi atau pengaduan dari masyarakat 3 Apakah melakukan audit investigasi perlu menyusun 77,78% 16,66% 5,56% audit program 4 Apakah hasil rekomendasi itu akan ditindaklanjuti oleh 69,44% 30,56% 0% jaksa agung jika ada indikasi penyimpangan 5 Apakah audit investigasi harus mengumpulkan bukti 86,11% 13,89% 0% audit yang cukup, kompeten dan relevan 6 Apakah audit investigasi harus mengumpulkan bukti dan menguji bukti yang mendukung kesimpulan dan temuan audit investigasi 91,67% 8,33% 0% Jumlah Total Presentase 68,52% 28,24% 3,24% Sumber: Data primer yang diolah (2014)

23 Tanggapan responden mengenai audit investigasi dengan presentase (68,52%) yang memilih selalu, ini menunjukkan bahwa audit investigasi membutuhkan waktu yang lama berkaitan dengan bukti audit, menyusun program audit, hasil rekomendasi itu akan ditindaklanjuti oleh jaksa agung jika ada indikasi penyimpangan, mengumpulkan bukti audit yang cukup, kompeten dan relevan, dan menguji bukti yang mendukung kesimpulan dan temuan audit investigasi. Ada responden memilih kadang-kadang karena audit investigasi hanya dilakukan apabila adanya indikasi atau pengaduan dari masyarakat dan audit investigasi kurang membutuhkan waktu yang lama berkaitan dengan bukti. Bererapa responden masih meragukan tentang audit investigasi dilakukan apabila ada pengaduan dari masyarakat dan menyusun program audit. Sembilan belas responden menjelaskan bahwa audit investigasi selalu membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan bukti dalam mendukung rekomendasi hasil investigasi. Tujuh belas responden menjelaskan bahwa walaupun dalam pengumpulan bukti audit membutuhkan waktu yang lama namun kadang tidak membutuhkan waktu yang lama karena bukti yang dikumpulkan kuat dan relevan. Dua belas responden menjelaskan bahwa audit investigasi selalu dilakukan apabila adanya indikasi atau pengaduan dari masyarakat. Dua puluh dan empat responden menjelaskan bahwa tidak selamaya audit investigasi itu dilakukan dengan adanya indikasi dari masyarakat namun dapat dilihat dari laporan pertanggungjawaban tahunan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

24 Dua puluh delapan responden menjelaskan bahwa dalam melakukan audit investigasi auditor perlu menyusun program audit supaya memudahkan auditor dalam melakukan pekerjaanya. Enam dan dua responden menjelaskan bahwa kadang-kadang dalam melakukan audit investigasi auditor tidak perlu menyusun program karena adanya desakan dari pimpinan penyelenggara pemerintah. Dua puluh lima responden menyatakan jika ada indikasi penyimpangan maka akan merekomendasikan kepada kejaksaan agung untuk ditindaklanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku. Sebelas responden menyatakan audit investigatif tidak selalu direkomendasikan kepada kejaksaan agung kadang direkomendasikan komisi kepegawaian jika melangar kode etik. Tiga puluh satu responden menyatakan bahwa audit investigasi selalu mengumpulkan bukti audit yang cukup, kompeten dan relevan guna mendukung laporan audit yang disampaikan. Lima responden kurang memahami pertayaan yang disampaikan, hal ini disebapkan oleh pengalaman kerja. Tiga puluh tiga responden menyatakan audit investigasi selalu mengumpulkan bukti dan menguji bukti guna mendukung kesimpulan. Tiga responden menjawab audit investigasi kadang tidak mengumpulkan bukti, hal ini disebapkan pemahaman responden atas pertayaan yang disampaikan dalam kuesioner, karena latar belakang pendidikan bukan akuntansi dan pengalaman kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa audit investigasi membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup, kompeten dan relevan, dan menguji bukti yang mendukung kesimpulan dan temuan audit investigasi. Hasil rekapitulasi responden

25 mengenai audit investigasi menunjukan bahwa secara umum audit investigasi baik, karena hasil investigasi akan direkomendasikan ke kejaksaan agung untuk ditindaklanjuti. Wawancara pada tanggal 24 Januari 2015 dengan (Staff auditor) saudara Wyver da Crus, menjelaskan audit investigasi bahwa : auditor internal melakukan audit investigasi berdasarkan pada hukum, agar mengetahui kebenaran dari kasus tersebut. Hasil wawancara termasuk selalu, sehingga hasil kuesioner konsisten dengan hasil wawancara dimana audit investigasi masuk kategori tinggi, dengan demikian apabila ada temuan maka akan direkomendasikan pihak kejaksaan agung untuk menindaklanjuti kasus tersebut sesuai dengan derajat penyimpangan yang ada.

LAMPIRAN 1 Operasionalisasi Variabel Variablel Prinsip Indikator Auditor Internal (Bastian)

LAMPIRAN 1 Operasionalisasi Variabel Variablel Prinsip Indikator Auditor Internal (Bastian) LAMPIRAN 1 Operasionalisasi Variabel Variablel Prinsip Indikator Auditor Internal (Bastian) Audit keuangan a. Apakah auditor internal menyampaikan opini yang jujur mengenai posisi keuangan, hasil operasi

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Good Governance Governance banyak didefinisikan berbeda menurut para ahli, namun dari perbedaan dan pengertian dari para

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Good Governance Governance banyak didefinisikan berbeda menurut para ahli, namun dari perbedaan dan pengertian dari para BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Good Governance Governance banyak didefinisikan berbeda menurut para ahli, namun dari perbedaan dan pengertian dari para ahli tersebut dapat ditarik mengakomodasi semua pendapat

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK 1 Audit Proses sistematik dan objektif dari penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi utuk memastikan derajat

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan transparan. Hal ini tidak terpisahkan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) MARET 2013 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 2 PENDAHULUAN.. 2 1. LATAR BELAKANG 2 2. ISI DAN MISI... 2 3. MAKSUD DAN TUJUAN 2 BAGIAN II....

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cakupan atau jenis-jenis audit termasuk didalamnya adalah audit khusus atau investigasi. Melalui pembelajaran ini,

Lebih terperinci

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Bandung, 14 oktober 2009 Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Chandra Wijaya Mahasiswa : Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Good Governance Good governance merupakan tata kelola dalam suatu pemerintahan yang meliputi penggunaan wewenang dalam hal ekonomi, politik, serta administrasi

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

10. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil. Jl. Melanton Siregar No Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan Dan Kehutanan

10. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil. Jl. Melanton Siregar No Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan Dan Kehutanan DAFTAR SKPD KOTA PEMATANGSIANTAR YANG DISEBAR KUESIONER No Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Alamat. Dinas Pendidikan. Jl. Merdeka No. 0. Dinas Kesehatan. Jl. Sutomo No.. Dinas Sosial Dan Tenaga

Lebih terperinci

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Ditetapkan di : Jakarta, 1 P a g e DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 3 2. Tujuan 3 3. Organisasi 4 4. Tugas dan Tanggung Jawab 7 5. Wewenang 8 6. Kode Etik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 59

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 59 LAMPIRAN 59 Yth. Saudara Responden Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dalam rangka penelitian saya yang berjudul Pengaruh Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP (Keputusan Dewan Komisaris No. 07/KEP/DK/2013 tanggal 22 Juli 2013) I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 1. LATAR BELAKANG Perusahaan Perseroan (Persero)

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA GCG Bank

STIE DEWANTARA GCG Bank GCG Bank Manajemen Risiko, Sesi 5 Prinsip GCG a. Prinsip tata kelola perusahaan bagi bank adalah seperangkat ketentuan mengenai hubungan antara Dewan Komisaris, Dewan Direksi, seluruh pihak yang memiliki

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik, maka akuntabilitas dan transparansi informasi bagi masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik, maka akuntabilitas dan transparansi informasi bagi masyarakat luas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya reformasi di bidang keuangan pada sektor pemerintah dan sektor publik, maka akuntabilitas dan transparansi informasi bagi masyarakat luas

Lebih terperinci

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PENGELOLAAN KEUANGAN OLEH : SURACHMIN, SH., MH

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PENGELOLAAN KEUANGAN OLEH : SURACHMIN, SH., MH PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PENGELOLAAN KEUANGAN OLEH : SURACHMIN, SH., MH Tanggung jawab Entitas yang Diperiksa a) Mengelola keuangan negara secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/UU/BPM FEB UI/X/2015 TENTANG:

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/UU/BPM FEB UI/X/2015 TENTANG: UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/UU/BPM FEB UI/X/2015 TENTANG: KEUANGAN LEMBAGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah mengenai tata kelola keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk menciptakan tata kelola

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA K E U A N G A N N E G A R A B A T A S A N A U D I T R U A N G L I N G K U P A U D I T P R O S E S A U D I T T E D I L A S T 0 9 / 1 6 Keuangan Negara UU no 17 th 2003

Lebih terperinci

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; - v a Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah iaccountax Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Prinsipprinsip Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (accountability) Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu bentuk keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor publik di Indonesia semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik baik di pusat maupun di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Pengertian audit kinerja adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif tentang asersi atas tindakan dan

Pengertian audit kinerja adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif tentang asersi atas tindakan dan Pengertian audit kinerja adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif tentang asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah harus melakukan reformasi dalam segala aspek pengelolaan keuangan daerah. Salah

Lebih terperinci

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi KUISIONER PENELITIAN Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Internal Berbasis COSO dan Dampaknya Pada Pencegahan Kecurangan Responden yang terhormat, Dalam rangka penelitian

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PASUNDAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PASUNDAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PASUNDAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI Jalan Tamansari No. 6-8 Bandung Telp (022) 4233646 4208363 Faks. 4208363 e-mail : fekon@unpas.ac.id Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai audit, pelaku audit, standar audit umum dan standar audit tujuan tertentu/ investigasi. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor mampu dikatakan profesional dilihat dari kinerja yang dilakukannya dalam menjalankan perintah atasan yang sesuai dengan tujuan organisasi dan sesuai dengan kode

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 20 Tahun 2009 Lampiran : - TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018 LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran secara umum variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang didukung dengan data dan informasi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang

Lebih terperinci