Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT TASPEN (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT TASPEN (PERSERO)"

Transkripsi

1

2 ii

3 PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) PD-17/DIR/2017 NOMOR KEP-06/DK-TASPEN/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT TASPEN (PERSERO) NOMOR PD-58/DIR/2016 DAN NOMOR KEP-06/DK-TASPEN/2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO), Menimbang: a. bahwa segala bentuk gratifikasi dalam kedinasan tidak dapat diterima dan wajib ditolak sehingga ketentuan mengenai gratifikasi dalam kedinasan perlu disesuaikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan Perubahan atas Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Nomor PD-58/DIR/2016 dan Nomor KEP- 06/ DK-TASPEN/2016 Tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi; iii

4 Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001; 2. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara; 4. Anggaran Dasar PT TASPEN (PERSERO) Nomor 04 tanggal 4 Januari 1982 yang telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Nomor 14 tanggal 21 September 2016, yang perubahannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU- AH Tahun 2016 tanggal 22 September 2016; 5. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-236/MBU/2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri, Juncto Keputusan Menteri Badan iv

5 Usaha Milik Negara Nomor SK-400/MBU/2013 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri; 6. Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-11/DIR/2013 dan KEP.02/DK-TASPEN/2013 tentang Pedoman Good Corporate Governance PT TASPEN (PERSERO); 7. Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-32/DIR/2013 dan KEP.04/DK-TASPEN/2013 tentang Whistleblowing System PT TASPEN (PERSERO); 8. Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD- 10/DIR/2016 tentang Struktur Organisasi PT TASPEN (PERSERO) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-47/DIR/2016; 9. Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-35/ DIR/2016 tentang Uraian Jabatan Pejabat Struktural dan Fungsional PT TASPEN (PERSERO) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-48/DIR/2016; 10. Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-58/DIR/2016 dan Nomor KEP-06/DK-TASPEN/2016 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi; v

6 MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKSI NOMOR PD-58/DIR/2016 DAN NOMOR KEP-06/ DK-TASPEN/2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI. Pasal 1 Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-58/DIR/2016 dan KEP-06/DK-TASPEN/2016 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan BAB II huruf C angka 2 pada Lampiran diubah sehingga secara keseluruhan BAB II huruf C angka 2 menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direksi ini. 2. Ketentuan BAB III huruf B pada Lampiran diubah sehingga secara keseluruhan BAB III huruf B menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direksi ini. 3. Ketentuan BAB IV huruf A pada Lampiran diubah sehingga secara keseluruhan BAB IV huruf A menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direksi ini. vi

7 Pasal 2 (1) Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Nomor PD-58/DIR/2016 dan Nomor KEP-06/DK-TASPEN/2016 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi, yang tidak diubah dengan Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris ini dinyatakan masih tetap berlaku. (2) Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diubah dan/atau diperbaiki kembali sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 April 2017 Komisaris Utama Direktur Utama Eddy Abdurachman Iqbal Latanro vii

8 viii

9 PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) PD-58/DIR/2016 NOMOR KEP- 06/DK-TASPEN/2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO), Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), serta untuk menghindari penerimaan dan pemberian yang merupakan bentuk gratifikasi, maka perlu diatur kembali mengenai Pedoman Pengendalian Gratifikasi; b. bahwa sehubungan dengan menimbang sebagaimana dimaksud pada huruf a, Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Nomor PD-63/DIR/2014 dan KEP-17/ DK-TASPEN/2014 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan; ix

10 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu menerbitkan Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001; 2. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara; 4. Anggaran Dasar PT TASPEN (PERSERO) Nomor 04 tanggal 4 Januari 1982 yang telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Nomor 14 tanggal 21 September 2016, yang perubahannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU- AH Tahun 2016 tanggal 22 September 2016; x

11 5. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-236/MBU/2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri, Juncto Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-400/MBU/2013 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri; 6. Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-11/DIR/2013 dan KEP.02/DK-TASPEN/2013 tentang Pedoman Good Corporate Governance PT TASPEN (PERSERO); 7. Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-32/DIR/2013 dan KEP.04/DK-TASPEN/2013 tentang Whistleblowing System PT TASPEN (PERSERO); 8. Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD- 10/DIR/2016 tentang Struktur Organisasi PT TASPEN (PERSERO) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-47/ DIR/2016; 9. Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-35/ DIR/2016 tentang Uraian Jabatan Pejabat Struktural dan Fungsional PT TASPEN (PERSERO) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT TASPEN (PERSERO) Nomor PD-48/DIR/2016; xi

12 MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI. Pasal 1 Pedoman Pengendalian Gratifikasi ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris ini dan wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh Insan Taspen. Pasal 2 (1) Pedoman Pengendalian Gratifikasi ditetapkan dengan maksud untuk membentuk lingkungan Perusahaan yang sadar dan terkendali dalam penanganan praktik gratifikasi pada kegiatan operasional dan bisnis Perusahaan, dengan mengimplementasikan prinsipprinsip pengendalian gratifikasi yaitu transparansi, akuntabilitas, kepastian hukum, kemanfaatan, kepentingan umum, independensi, dan perlindungan bagi pelapor. xii

13 (2) Tujuan ditetapkannya Pedoman Pengendalian Gratifikasi adalah: a. sebagai Pedoman bagi Insan Taspen dalam mengambil sikap yang tegas terhadap gratifikasi guna mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang bersih, sehat, dan benar bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); dan b. memberikan arah dan acuan bagi Insan Taspen untuk mengetahui, memahami, mencegah, dan menanggulangi gratifikasi di Perusahaan, serta pentingnya melaporkan gratifikasi untuk perlindungan dirinya sendiri maupun keluarganya dari peluang dikenakannya tuduhan tindak pidana suap. Pasal 3 Dalam penerapan Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini, unit kerja yang membidangi fungsi kepatuhan merupakan Unit Pengelola Gratifikasi (UPG) di lingkungan PT TASPEN (PERSERO). Pasal 4 (1) Pada saat Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris ini mulai berlaku, maka Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Nomor PD-63/DIR/2014 dan KEP-17/DK-TASPEN/2014 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. xiii

14 (2) Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diubah dan/atau diperbaiki kembali sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 Desember 2016 Komisaris Utama Direktur Utama Eddy Abdurachman Iqbal Latanro xiv

15 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... PERNYATAAN KOMITMEN... xviii I. PENDAHULUAN... 1 A. Tujuan... 3 B. Ruang Lingkup... 3 C. Pengertian... 4 D. Dasar Hukum... 8 II. PENGENDALIAN GRATIFIKASI A. Ketentuan Umum B. Prinsip Dasar Penolakan Gratifikasi Penerimaan Gratifikasi Pemberian Gratifikasi Pemberian Gratifikasi Atas Permintaan Pelaporan Gratifikasi C. Klasifikasi Gratifikasi Gratifikasi yang Wajib Dilaporkan Gratifikasi Dalam Kedinasan Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan D. Pemberian Gratifikasi xv xv

16 E. Batasan Penerimaan, Pemberian dan Pemberian Atas Permintaan dari Pihak Ketiga Batasan Penerimaan Gratifikasi Terkait Kedinasan Batasan Pemberian Gratifikasi Batasan Atas Pemberian yang Berdasarkan Permintaan Pihak Ketiga Batasan Pemberian dan Penerimaan Gratifikasi Lainnya III. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GRATIFIKASI A. Self-Assessment Bagi Insan Taspen Untuk Melaporkan Penerimaan Gratifikasi B. Kewajiban Pembuatan Laporan Gratifikasi C. Pengelola Gratifikasi Unit Pengelola Parameter Tindak Lanjut Penanganan Laporan Gratifikasi Alternatif Pemanfaatan Penerimaan Gratifikasi D. Kewajiban Penerapan E. Proses Pelaporan F. Sanksi Atas Pelanggaran G. Perlindungan Terhadap Pelapor Gratifikasi IV. MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI A. Laporan Gratifikasi B. Media Pelaporan Gratifikasi C. Bentuk dan Jenis Gratifikasi D. Ketentuan Terkait Pelapor xvi

17 E. Prosedur Tindak Lanjut Atas Pelaporan Gratifikasi yang Diterima Desk Kepatuhan Laporan Gratifikasi yang Ditangani oleh Perusahaan Laporan Gratifikasi yang Diserahkan ke KPK F. Tindak Lanjut Penanganan Laporan Dugaan Gratifikasi yang Diterima Desk Kepatuhan dari Whistleblowing System (WBS), Instansi Berwenang dan/atau Masyarakat Tindak Lanjut Penanganan Laporan Dugaan Gratifikasi yang Diperoleh dari WBS Tindak Lanjut Penanganan Laporan Dugaan Gratifikasi yang Diperoleh dari Instansi yang Berwenang dan/atau Masyarakat G. Tindak Lanjut Penanganan Setelah Keluarnya Keputusan Peruntukan Benda Gratifikasi Peruntukan Benda Gratifikasi Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan KPK a. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Negara b. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Penerima Peruntukan Benda Gratifikasi Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Perencanaan Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi a. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Perusahaan b. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Penerima 63 V. PENUTUP xvii

18 PERNYATAAN KOMITMEN PENERAPAN PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT TASPEN (PERSERO) berkomitmen untuk menerapkan program pengendalian gratifikasi guna mendukung upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di lingkungan PT TASPEN (PERSERO), dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Prinsip Dasar: a) PT TASPEN (PERSERO) tidak akan menawarkan atau memberikan suap, gratifikasi atau uang pelicin dalam bentuk apapun kepada lembaga pemerintah, perseorangan atau kelembagaan, perusahaan domestik atau asing untuk mendapatkan berbagai bentuk manfaat/kemudahan sebagaimana dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; b) PT TASPEN (PERSERO) tidak akan meminta atau menerima suap, gratifikasi dan uang pelicin dalam bentuk apapun dari perseorangan atau kelembagaan, perusahaan domestik atau asing terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan c) PT TASPEN (PERSERO) bertanggung jawab untuk mencegah dan mengupayakan pencegahan korupsi di lingkungannya dengan meningkatkan integritas, pengawasan, dan perbaikan sistem sesuai dengan tugas dan fungsinya. xviii

19 2. PT TASPEN (PERSERO) akan menerapkan dan melaksanakan fungsi pengendalian gratifikasi di lingkungan PT TASPEN (PERSERO). 3. PT TASPEN (PERSERO) akan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan dalam penerapan program pengendalian gratifikasi di lingkungan PT TASPEN (PERSERO), yang meliputi antara lain kegiatan penyempurnaan aturan, Training of Trainers (ToT), sosialisasi/ diseminasi, pemetaan area rawan gratifikasi, pemrosesan pelaporan penerimaan hadiah/fasilitas serta monitoring dan evaluasi. 4. PT TASPEN (PERSERO) akan menjaga kerahasiaan data pelapor penerima hadiah/fasilitas kepada pihak manapun, kecuali diminta berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jakarta, 16 Februari 2016 Menyaksikan, Komisi Pemberantasan Korupsi RI PT TASPEN (PERSERO) Giri Suprapdiono Direktur Gratifikasi Iqbal Latanro Direktur Utama xix

20 xx

21 BAB I PENDAHULUAN Kegiatan bisnis perusahaan tidak dapat terlepas dari hubungan dan interaksi dengan banyak pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal guna menjalin kerjasama yang harmonis, serasi dan berkesinambungan dengan tetap memperhatikan etika yang berlaku. Terkait dengan hubungan bisnis, hal yang sering terjadi dan tidak dapat dihindari adalah adanya pemberian dan/atau permintaan Gratifikasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Oleh sebab itu untuk menjaga hubungan bisnis tetap berada pada koridor etika dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance serta guna mewujudkan pengelolaan bisnis perusahaan yang bersih, sehat dan benar, maka Perusahaan menyadari pentingnya sikap yang tegas terhadap pengendalian Gratifikasi serta diperlukan pedoman yang mengatur tentang mekanisme pelaporan Gratifikasi di lingkungan Perusahaan. Dalam pengelolaan bisnis Perusahaan, PT TASPEN (PERSERO) mengutamakan pengelolaan yang penuh amanah, transparan dan akuntabel bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Seluruh Insan Taspen harus mematuhi ketentuan yang tertuang dalam Pedoman Gratifikasi yang berlaku di Perusahaan, karena hal itu dapat melindungi Insan Taspen dan terhindar dari kemungkinan dijatuhkannya tuduhan Gratifikasi dianggap suap sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia tercantum pada pasal 12 B ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang menyatakan bahwa 1

22 Setiap Gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Berdasarkan penjelasan Pasal 2 Angka 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Termasuk dalam kategori penyelenggara negara adalah Direksi, Komisaris dan Pejabat Struktur lainnya pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Merujuk pada ketentuan perundang-undangan tersebut di atas, maka dalam menjalankan kegiatan bisnis sehari-hari, Insan Taspen berpeluang dikenakan tuduhan tindak pidana korupsi. Untuk itu, dipandang perlu untuk membuat suatu pedoman yang mengatur mengenai Gratifikasi sebagai suatu bentuk upaya preventif dan proteksi bagi seluruh Insan Taspen. Perhatian Perusahaan yang tinggi terhadap Gratifikasi, telah mendorong PT TASPEN (PERSERO) untuk mejalin hubungan yang baik dan harmonis dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), melalui penandatanganan Komitmen Penerapan Program Pengendalian Gratifikasi oleh Direktur Utama PT TASPEN (PERSERO) dan disaksikan oleh Direktur Gratifikasi KPK pada tanggal 16 Februari Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Komitmen tersebut, serta mempertimbangkan modus Gratifikasi yang terjadi di dunia bisnis saat ini, dipandang perlu untuk memperbarui Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang berlaku di PT TASPEN (PERSERO), yang tertuang pada Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Nomor PD-63/DIR/2014 dan KEP-17/DK-TASPEN/2014 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi Tanggal 31 Desember 2014 yang telah berlaku sebelumnya. 2

23 A. Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini sebagai berikut: 1. Membentuk lingkungan Perusahaan yang sadar dan terkendali dalam penanganan praktik Gratifikasi sehingga prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam kegiatan operasional dan bisnis sehari-hari Perusahaan dapat terimplementasi dengan baik; 2. Sebagai Pedoman bagi Insan Taspen dalam mengambil sikap yang tegas terhadap Gratifikasi untuk mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang bersih, sehat dan benar yang bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); dan 3. Memberikan arah dan acuan bagi Insan Taspen untuk mengetahui, memahami, mencegah dan menanggulangi Gratifikasi di Perusahaan, serta pentingnya melaporkan Gratifikasi untuk perlindungan dirinya sendiri maupun Keluarganya dari peluang dikenakannya tuduhan tindak pidana suap. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman ini adalah mengenai hal-hal yang terkait dengan Gratifikasi, penolakan, pemberian, penerimaan hadiah/ cindera mata dan hiburan (entertainment), prinsip dasar, ketentuan perundang-undangan yang mengatur klasifikasi tindakan Gratifikasi serta batasan penerimaan, pemberian dan pemberian atas permintaan dari Pihak Ketiga, masa atau periode jabatan yang ditentukan. 3

24 C. Pengertian Istilah-istilah berikut dalam Pedoman ini wajib didefinisikan sebagaimana di bawah ini, kecuali diatur lain: 1. Benturan Kepentingan adalah situasi atau kondisi dimana Insan Taspen yang karena jabatan/posisinya, memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik disengaja maupun tidak disengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya, serta kinerja hasil keputusan tersebut dapat merugikan perusahaan; 2. Broker adalah perusahaan pialang yang berfungsi sebagai mediator atau jembatan bagi perusahaan untuk menghubungkannya dengan Pasar Uang Dunia, sehingga perusahaan dapat melakukan transaksi jual dan beli (mempertemukan penjual dan pembeli) secara instan, online dan realtime; 3. Code of Conduct (CoC) adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha; 4. Desk Kepatuhan adalah organ di bawah Direktorat Renbang Bisnis dan TI yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan, pembinaan, penerapan dan penegakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG); 5. Gratifikasi yang disebut dalam pedoman ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni berupa uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik; 4

25 6. Gratifikasi yang Dianggap Suap adalah pemberian yang diberikan sehubungan dengan jabatan dan statusnya sebagai Insan Taspen dan berlawanan dengan kewajiban dan/atau tugasnya; 7. Hadiah/Cinderamata adalah objek dari Gratifikasi dalam arti luas, yakni meliputi uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya; 8. Hiburan/Entertainment adalah segala sesuatu yang bersifat menghibur dan menyenangkan hati, termasuk tapi tidak terbatas pada undangan makan, musik, film, opera, drama, pesta, atau permainan, olahraga, wisata dan lainnya; 9. Insan Taspen adalah Dewan Komisaris, Direksi, Komite dan seluruh Karyawan Taspen termasuk Karyawan yang ditugaskan di Anak Perusahaan dan instansi lainnya, tenaga alih daya, serta orang-orang/instansi yang secara langsung bekerja untuk dan atas nama PT TASPEN (PERSERO); 10. Investee adalah perusahaan tempat dimana dilakukan investasi; 11. Keluarga adalah suami/istri, anak, menantu, orang tua dan/atau mertua dari Insan Taspen; 12. Kepala Unit Kerja adalah Direktur dan/atau Pejabat struktural yang memiliki tanggung jawab, jabatan dan hierarki sebagaimana diatur dalam struktur organisasi PT TASPEN (PERSERO); 13. Kepala Desk Kepatuhan adalah pejabat yang ditunjuk oleh Direktur Utama, yang bertanggung jawab atas program kepatuhan di Taspen dan memastikan bahwa Insan Taspen mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan Pemerintah serta peraturan-peraturan yang berlaku di Taspen; 5

26 14. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah komisi/ lembaga negara yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 15. Laporan Gratifikasi adalah seluruh Formulir Gratifikasi dan dokumen-dokumen kelengkapannya; 16. Manajemen Investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor; 17. Mitra Kerja/Pihak Ketiga adalah perseorangan dan/atau badan hukum yang memiliki atau tidak memiliki hubungan bisnis dengan Perusahaan ataupun merupakan pesaing Taspen termasuk tapi tidak terbatas pada Vendor, Supplier, Agent, Broker, Manajemen Investasi, Investee, Bank Counterpart maupun mitra kerja Pihak Ketiga; 18. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitoring, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 19. Pemberi adalah Insan Taspen dan/atau Pihak Ketiga yang memberikan Gratifikasi; 20. Peminta adalah Insan Taspen dan/atau Pihak Ketiga yang meminta Gratifikasi; 6

27 21. Penerima, adalah Insan Taspen yang menerima Gratifikasi; 22. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); 23. Perusahaan dengan huruf kapital P adalah Taspen beserta Anak Perusahaan dan afiliasinya, sedangkan untuk perusahaan dengan p huruf kecil adalah perusahaan lain pada umumnya; 24. Suap adalah memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya atau memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya; 25. Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berlaku di Negara Republik Indonesia; 26. Uang/Setara Uang adalah alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu; 7

28 27. Unit Pengendalian Gratifikasi Taspen, adalah Unit yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam implementasi dan pengelolaan Gratifikasi terhadap Insan Taspen, yang menjadi salah satu fungsi Desk Kepatuhan; 28. Wajib Lapor Gratifikasi, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan pekerja yang bekerja dan menerima upah di dalam hubungan kerja dengan Perusahaan, yang berstatus karyawan Taspen, pegawai kontrak dan/atau pegawai outsourcing dan pegawai honor yang bekerja di lingkungan Taspen. D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah diamandemen berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). 3. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK). 4. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 5. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 6. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 8

29 7. Peraturan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PERSERO) Nomor PD- 31/DIR/2014 dan KEP-11/DK-TASPEN/2014 Tentang Pedoman Perilaku Etika (Code of Conduct) PT TASPEN (PERSERO). 8. Pernyataan Komitmen Penerapan Program Pengendalian Gratifikasi di PT TASPEN (PERSERO) oleh Direktur Utama dan disaksikan oleh Direktur Gratifikasi KPK. 9

30

31 BAB II PENGENDALIAN GRATIFIKASI A. Ketentuan Umum Semua Insan Taspen yang karena tugas dan jabatannya yang berlawanan dengan tugas dan kewajibannya, dan/atau Keluarga DILARANG untuk menerima atau meminta secara langsung atau tidak langsung Gratifikasi dari setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis atau pesaing Taspen, yang berupa/dalam bentuk uang/setara uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, undangan makan, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, voucher, travel check, kompensasi, hadiah yang memiliki nilai finansial tinggi, hiburan dan hal lainnya yang memberikan keuntungan pribadi terhadap diri dan Keluarganya yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Insan Taspen dan Keluarga apabila ditawarkan/diberikan Gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman ini wajib MELAKUKAN PENOLAKAN secara sopan dan santun terhadap tawaran/pemberian dimaksud dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini kepada Pihak Ketiga, dan apabila diperlukan dapat menyampaikan aturan ini kepada Pihak Ketiga sebagai bagian dari sosialiasi aturan ini. 11

32 Semua Insan Taspen dan Keluarga DILARANG secara langsung atau tidak langsung memberi Gratifikasi kepada setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis atau pesaing Taspen berupa uang/ setara uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, undangan makan, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, voucher, travel check, kompensasi, hadiah yang memiliki nilai finansial tinggi, hiburan dan hal lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan/ atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan kedudukannya/ jabatannya yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. B. Prinsip Dasar 1. Penolakan Gratifikasi Insan Taspen dan Keluarga WAJIB MENOLAK pada kesempatan pertama apabila ditawarkan dan/atau diberikan dan/atau dimintakan hadiah/cinderamata dan hiburan (entertainment) yang menyimpang dari ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan perusahaan yang berlaku, secara sopan dan santun serta melaporkannya kepada Desk Kepatuhan. Insan Taspen dan Keluarga WAJIB memberikan penjelasan mengenai kebijakan dan aturan terkait Gratifikasi, khususnya Pedoman ini, yang berlaku di Taspen kepada pihak yang menawarkan dan/atau memberikan dan/atau memintakan tersebut. Apabila diperlukan dapat menyampaikan pedoman tersebut sebagai bagian dari sosialisasi aturan. 12

33 Atas penolakan penerimaan Gratifikasi yang telah dilakukan, maka Insan Taspen tersebut harus melaporkan kepada Desk Kepatuhan, sebagai alat pemantauan kepatuhan Insan Taspen terhadap Pedoman Pengendalian Gratifikasi dan ketentuan GCG Perusahaan. 2. Penerimaan Gratifikasi Insan Taspen dan Keluarga DILARANG MENERIMA GRATIFIKASI dari Pihak Ketiga baik atas inisiatif sendiri maupun orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Insan Taspen dan Keluarga DILARANG untuk: a. Menerima apapun dari Pihak Ketiga yang bersifat menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang berlaku; b. Menerima parsel dalam bentuk apapun sehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan dan perayaan lainnya; c. Mengizinkan Pihak Ketiga memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada Insan Taspen dan Keluarga, baik sendirisendiri maupun berkelompok, baik secara langsung maupun tidak langsung; d. Menerima pengembalian dana/refund dan/atau keuntungan yang bersifat pribadi, yang melebihi dan/atau bukan merupakan haknya dari pihak manapun juga, termasuk tapi tidak terbatas pada Pihak Ketiga, hotel, dan restoran/rumah makan, sehubungan dengan pekerjaan dan/atau tugas kedinasan; dan 13

34 e. Bersikap diskriminatif dan tidak adil untuk memenangkan penyedia barang/jasa dan/atau rekanan/mitra kerja tertentu dengan maksud untuk menerima imbalan jasa dari pihakpihak dimaksud untuk dinikmati sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama dengan Insan Taspen dan Keluarganya. 3. Pemberian Gratifikasi Semua Insan Taspen dan Keluarga DILARANG MEMBERI GRATIFIKASI kepada Pihak Ketiga baik secara langsung maupun tidak langsung. Insan Taspen dan Keluarga DILARANG untuk: a. Menjanjikan, menawarkan atau memberikan Gratifikasi kepada Pihak Ketiga secara menyimpang dari ketentuan yang diatur dalam Pedoman ini; b. Menyuap atau memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada Pihak Ketiga, termasuk tapi tidak terbatas pada pejabat di instansi lain dengan maksud untuk mempengaruhi pengambilan keputusan; c. Memberi sesuatu dalam bentuk apapun kepada Pihak Ketiga, termasuk kepada mitra kerja, penyedia barang dan jasa secara menyimpang dari ketentuan sebagaimana diatur dalam Pedoman ini; d. Memberi parsel dalam bentuk apapun kepada sesama Insan Taspen dan Keluarga sehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan dengan menggunakan harta/dana/fasilitas Perusahaan; 14

35 e. Memberi parsel dalam bentuk apapun kepada Pihak Ketiga sehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan dan perayaan lainnya; f. Memberi bantuan kepada Pihak Ketiga dengan menggunakan harta/dana/fasilitas Perusahaan untuk dan atas nama pribadi; g. Memberi sesuatu dalam bentuk apapun kepada sesama Insan Taspen dan Keluarga dan/atau Pihak Ketiga yang tidak sesuai dengan kaidah agama, norma kesusilaan dan ketentuan dalam Pedoman ini; dan h. Memberi sesuatu dalam bentuk apapun kepada sesama Insan Taspen dan Keluarga dan/atau Pihak Ketiga yang merupakan aset/harta/fasilitas milik perusahaan tanpa terdokumentasi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. 4. Pemberian Gratifikasi Atas Permintaan Seluruh Insan Taspen dan Keluarga DILARANG MEMBERI GRATIFIKASI kepada Pihak Ketiga, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dilakukan karena adanya permintaan dari Pihak Ketiga tersebut. Insan Taspen apabila diminta untuk memberikan Gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan pemberian, hendaknya melakukan penolakan secara sopan dan santun terhadap pemintaan tersebut dengan memberikan penjelasan terkait kebijakan dan aturan Gratifikasi kepada Pihak Ketiga dan apabila diperlukan dapat menyampaikan pedoman tersebut kepada Pihak Ketiga sebagai bagian dari sosialisasi aturan. 15

36 Apabila permintaan menjurus kepada pemerasan dan/atau pemaksaan yang terkait dengan kelancaran proses operasi Perusahaan, Insan Taspen dimaksud agar segera melaporkan permintaan tersebut kepada Unit Kerja terkait sesuai dengan jenis permintaannya. 5. Pelaporan Gratifikasi Seluruh Wajib Lapor Gratifikasi WAJIB membuat laporan atas penolakan, penerimaan dan pemberian Gratifikasi kepada Desk Kepatuhan dengan mengisi Formulir Gratifikasi. C. Klasifikasi Gratifikasi 1. Gratifikasi yang Wajib Dilaporkan Adalah pemberian yang diberikan kepada Insan Taspen yang dilakukan secara berlawanan dengan kewajiban dan/atau tugas dari Insan Taspen yang bersangkutan, khususnya Wajib Lapor Gratifikasi. Untuk menilai apakah suatu pemberian berhubungan dengan status dan jabatan, dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan berikut Apakah pemberian tersebut akan tetap diberikan jika saya bukan Insan Taspen? Beberapa contoh pemberian yang berhubungan dengan status dan jabatan, antara lain termasuk namun tidak terbatas pada: a. Uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada voucher, cek, hiburan (entertainment), akomodasi, dan fasilitas lainnya yang diberikan kepada Insan Taspen dan Keluarga-nya sebagai ucapan terima kasih 16

37 dari Pihak Ketiga, dalam hal ini adalah Vendor, mitra kerja, dan pihak lainnya yang terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa, sehubungan dengan sebelum dan/atau terpilihnya atau telah selesainya suatu pekerjaan (proyek) dan/atau kegiatan lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan jabatan Insan Taspen yang bersangkutan; b. Penerimaan uang dan/atau setara uang terima kasih dari pelanggan/peserta setelah proses SPP Klim atau proses lainnya yang berhubungan dengan jabatan Penerima; c. Penerimaan uang dan/atau setara uang terima kasih dari mitra binaan sebelum dan/atau setelah proses pengajuan kredit atau proses lainnya yang berhubungan dengan jabatan Penerima; d. Penerimaan hadiah dalam arti luas misalnya uang dan/ atau setara uang, fasilitas, akomodasi, dari mitra bayar/ rekanan yang diketahui atau patut diduga diberikan karena kewenangan yang berhubungan dengan jabatan Penerima; e. Penerimaan tidak resmi dalam bentuk uang dan/atau setara uang, barang, fasilitas, atau akomodasi yang diterima oleh Insan Taspen dan Keluarga dari pihak terkait termasuk dan tidak terbatas pada Investee/Calon Investee, Broker, Bank Counterpart, Vendor, mitra kerja, mitra binaan; f. Penerimaan tidak resmi dalam bentuk uang dan/atau setara uang, barang, fasilitas atau akomodasi yang diterima Insan Taspen dan Keluarga dari Pihak Ketiga yang merupakan mitra kerja, termasuk tapi tidak terbatas dari Notaris, Perusahaan Asuransi, Bank, Biro Perjalanan, maskapai penerbangan dan/ atau perusahaan/kantor konsultan lainnya atas kerjasama/ perjanjian kerjasama yang sedang berlangsung; 17

38 g. Penerimaan dalam bentuk apapun dari Pihak Ketiga sehubungan dengan kenaikan pangkat pegawai dan/atau jabatan baru Insan Taspen yang lazimnya dilakukan sebagai tanda perkenalan; h. Pinjaman dari Bank atau lembaga keuangan lainnya yang diterima Insan Taspen dan Keluarga karena hubungan pribadi, jabatan dan kewenangan dari Insan Taspen bersangkutan dan tidak berlaku bagi masyarakat umum; i. Kesempatan atau keuntungan termasuk jumlah/persentase bunga khusus atau diskon komersial yang diterima Insan Taspen karena hubungan pribadi atau jabatan dan tidak berlaku bagi masyarakat umum; j. Makanan, minuman dan hiburan (entertainment) yang diberikan secara khusus, dikarenakan jabatan atau kewenangan Insan Taspen yang bersangkutan, yang dilakukan di luar dan tidak berhubungan dengan tugas kedinasan; k. Uang atau setara uang dan/atau barang dalam bentuk apapun, baik yang diberikan dan/atau yang diterima, yang berasal dari sesama Insan Taspen dalam pelaksanaan tugas yang dapat mempengaruhi keputusan, namun tidak terbatas kegiatan Pemeriksaan (Assurance) dan Penilaian (Assessment); l. Penerimaan fasilitas transportasi, akomodasi, uang saku dalam kegiatan yang terkait pelaksanaan tugas dan kewajiban Penerima di perusahaan dari mitra/rekanan/ Investee yang didasarkan pada penunjukan langsung kepada nama seseorang; 18

39 m. Penerimaan fasilitas entertainment, fasilitas wisata, voucher, dalam kegiatan yang terkait pelaksanaan tugas dan kewajiban di Taspen dari mitra/rekanan/investee yang tidak relevan dengan penugasan yang diterima dari Taspen; n. Menerima fasilitas biaya pengobatan gratis saat berobat ke salah satu rumah sakit yang merupakan perusahaan penempatan dana/investasi Taspen; o. Penerimaan berupa potongan harga khusus (diskon) pada saat Insan Taspen dan Keluarga membeli barang dari salah satu mitra binaannya; p. Penerimaan fasilitas berupa jasa boga/catering dari salah satu mitra/rekanan/investee pada saat Insan Taspen dan Keluarga yang bersangkutan menggelar perayaan termasuk namun tidak terbatas pada perayaan pernikahan, ulang tahun dan kelulusan; q. Akomodasi dan fasilitas lainnya yang diterima Insan Taspen dan Keluarga dari Pihak Ketiga pada saat melakukan check on the spot dan/atau survey kepuasan mitra bayar/mitra binaan untuk proses analisis kelayakan hasil kerja dan/atau pemeriksaan tempat domisili kerja mitra bayar/mitra binaan oleh tim yang ditugaskan oleh Taspen; r. Akomodasi, fasilitas, perlengkapan dan/atau voucher termasuk dan namun tidak terbatas pada tiket pesawat, voucher hotel, voucher hiburan yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban Insan Taspen di perusahaan Pihak Ketiga yang tidak relevan/tidak berhubungan dengan maksud penugasan Insan Taspen tersebut; 19

40 s. Uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada voucher, cek, hiburan (entertainment), akomodasi, dan fasilitas lainnya yang diberikan kepada Perusahaan dalam rangka ulang tahun Perusahaan; dan t. Barang dalam bentuk apapun yang diterima dari Pihak Ketiga dalam rangka ulang tahun Perusahaan. Perlakuan: Setiap pemberian Gratifikasi yang berhubungan dengan status dan jabatan menurut Pedoman ini harus DITOLAK, kecuali jika situasi pada saat itu tidak memungkinkan bagi Insan Taspen dan Keluarga yang bersangkutan untuk menolaknya. Yang termasuk dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk menolak adalah sebagai berikut: a. Jika Insan Taspen dan Keluarga tersebut tidak mengetahui pelaksanaan pemberiannya, waktu dan lokasi diberikannya Gratifikasi, serta tidak mengetahui identitas dan alamat Pihak Ketiga; atau b. Jika menurut pertimbangan logika yang wajar pada umumnya, tindakan penolakan dapat menyebabkan terganggunya hubungan baik antara Perusahaan dan Pihak Ketiga, dimana pemberian tersebut bukan dalam bentuk uang dan/atau setara uang dan/atau surat berharga yang nilainya tidak melebihi Rp (satu juta rupiah), dari masing-masing Pihak Ketiga. Maka atas penerimaan Gratifikasi tersebut harus dilaporkan kepada Desk Kepatuhan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya Gratifikasi tersebut. 20

41 2. Gratifikasi Dalam Kedinasan Adalah Gratifikasi (hadiah/fasilitas resmi) yang diterima Insan Taspen sebagai wakil resmi Perusahaan dalam suatu kegiatan kedinasan. Beberapa contoh Gratifikasi dalam kedinasan antara lain termasuk namun tidak terbatas pada: 1. Fasilitas dalam bentuk apapun, termasuk tapi tidak terbatas pada jamuan makan, transportasi dan akomodasi baik dalam bentuk uang dan/atau setara uang, yang diberikan untuk menunjang pelaksanaan tugas dari Insan Taspen yang bersangkutan di perusahaan Pihak Ketiga dimana Insan Taspen tersebut ditugaskan berdasarkan penunjukan dan penugasan resmi dari Perusahaan; 2. Barang dalam bentuk apapun yang diterima dari panitia seminar, lokakarya, pelatihan yang diadakan oleh Pihak Ketiga dimana keikutsertaan Insan Taspen yang bersangkutan dalam kegiatan tersebut didasarkan pada penunjukan dan penugasan resmi Perusahaan, kecuali seminar kit, sertifikat, plakat/cinderamata, goody bag/gimmick (sebagaimana diatur dalam Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan poin 3 Karakteristik Gratifikasi huruf a.); 3. Akomodasi dan fasilitas lainnya yang diterima Insan Taspen dari Pihak Ketiga pada saat melakukan kegiatan kedinasan termasuk namun tidak terbatas pada seminar, kongres, simposium dan rapat kerja, site/company visit, rekonsiliasi, update market, RUPS, RUPO, studi banding, workshop/ seminar; 21

42 4. Setiap pemberian dalam bentuk apapun yang diterima sebagai hadiah/reward pada kegiatan kontes/kompetisi terbuka yang dilakukan dalam tugas kedinasan yang diselenggarakan oleh Pihak Ketiga; 5. Diskon dan/atau fasilitas yang berlaku umum bagi seluruh Insan Taspen, yang diberikan oleh badan usaha seperti rumah makan, hotel, jasa transportasi (contohnya: tiket pesawat) dalam rangka pelaksanaan tugas kedinasan yang dinikmati oleh Insan Taspen yang bersangkutan; 6. Barang dalam bentuk apapun, makanan dan minuman, baik yang diberikan dan/atau yang diterima, yang berasal dari sesama Insan Taspen dalam pelaksanaan tugas kedinasan; 7. Uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada cek atau voucher, yang diberikan oleh Pihak Ketiga kepada Insan Taspen karena telah menjadi pemateri dalam satu acara/event dalam pelaksanaan tugas kedinasan; 8. Uang dan/atau setara uang, sebagai pengganti biaya transportasi yang diberikan oleh Pihak Ketiga kepada Insan Taspen dalam pelaksanan tugas kedinasan; dan 9. Terhadap penugasan dalam kegiatan site/company visit, rekonsiliasi, update market, RUPS, RUPO, studi banding, workshop/seminar, yang dibiayai oleh mitra Taspen. Perlakuan: Perlakuan atas Gratifikasi dalam kedinasan ini adalah sebagai berikut: a. Setiap Pemberian Gratifikasi dalam kedinasan berupa uang dan/atau setara uang WAJIB DITOLAK; 22

43 b. Pemberian Gratifikasi dalam kedinasan yang tidak berupa uang dan/atau setara uang WAJIB DILAPORKAN. 3. Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan Adalah pemberian hadiah yang bukan termasuk Gratifikasi yang wajib dilaporkan dan/atau bukan Gratifikasi terkait kedinasan. Karakteristik Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan secara umum adalah: a. Berlaku umum, yaitu suatu kondisi pemberian yang diberlakukan sama dalam hal jenis, bentuk, persyaratan atau nilai, untuk semua peserta dan memenuhi prinsip kewajaran atau kepatutan; b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Dipandang sebagai wujud ekspresi, keramah-tamahan, penghormatan dalam hubungan sosial antar sesama dalam batasan nilai yang wajar; dan d. Merupakan bentuk pemberian yang berada dalam ranah adat istiadat, kebiasaan, dan norma yang hidup di masyarakat dalam batasan nilai yang wajar. Beberapa contoh pemberian yang bukan Gratifikasi (Tidak Wajib Dilaporkan): a. Pemberian karena hubungan Keluarga, yaitu kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu dan keponakan, sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan; 23

44 b. Hadiah (tanda kasih) dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilai jual dalam penyelenggaraan pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi atau upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai per Pemberi dalam setiap acara paling banyak Rp ,- (satu juta rupiah); c. Pemberian terkait dengan Musibah atau Bencana yang dialami oleh Penerima, bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak Penerima Gratifikasi paling banyak Rp ,- (satu juta rupiah); d. Pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang yang paling banyak Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian Rp ,- (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari Pemberi yang sama; e. Pemberian sesama rekan kerja tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang (cek, bilyet giro, saham, deposito, voucher, pulsa, dan lain-lain) paling banyak Rp ,- (dua ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian maksimal Rp ,- (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari Pemberi yang sama; f. Hidangan atau sajian yang berlaku umum; g. Prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan, atau kompetisi tidak terkait kedinasan; h. Keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi, atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku umum; 24

45 i. Manfaat bagi seluruh peserta koperasi pegawai berdasarkan keanggotaan koperasi pegawai negeri yang berlaku umum; j. Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan alat tulis serta sertifikat yang diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku umum; k. Penerimaan hadiah atau tunjangan baik berupa uang atau barang yang ada kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau; l. Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan, yang tidak terkait dengan tupoksi dari pejabat/pegawai, tidak memiliki konflik kepentingan dan tidak melanggar aturan internal instansi pegawai; m. Gaji dan pendapatan sah lainnya yang diterima Insan Taspen dari Perusahaan; n. Fasilitas sarana dan prasarana penunjang dalam bekerja, termasuk namun tidak terbatas pada pakaian, sepatu, perlengkapan kerja, kendaraan dinas serta lainnya yang diberikan oleh Perusahaan kepada Insan Taspen dan Keluarga; o. Diskon yang berlaku bagi masyarakat umum yang diberikan oleh badan usaha, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada rumah makan, hotel, penyedia jasa transportasi (tiket pesawat), dimana pemilik badan usaha tersebut tidak mempunyai hubungan kerja/kedinasan dengan Insan Taspen yang bersangkutan; 25

46 p. Keuntungan dari penempatan dana maupun pembelian saham yang berlaku bagi masyarakat umum, yang diperoleh Insan Taspen atas penempatan dana pribadinya; q. Penghasilan yang diperoleh dari usaha sah Insan Taspen dan Keluarganya; r. Diperoleh dari hubungan Keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan Insan Taspen yang bersangkutan; s. Diperoleh dari hubungan Keluarga semanda dalam garis keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan Insan Taspen yang bersangkutan; t. Diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan Keluarga sebagaimana pada huruf r) dan huruf s) terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan Insan Taspen yang bersangkutan; u. Penghargaan dan/atau hadiah yang diberikan karena pencapaian prestasi akademis atau non akademis yang diperoleh Insan Taspen dan Keluarga dengan biaya sendiri dan tidak terkait kedinasan; v. Kesempatan atau keuntungan termasuk suku bunga khusus atau diskon komersial yang juga berlaku bagi masyarakat umum; w. Pemberian kepada Insan Taspen yang didasarkan pada kontrak atau perjanjian resmi antara Perusahaan dengan Pihak Ketiga; 26

47 x. Makanan dan/atau minuman yang dihidangkan dalam jamuan makan, yang diperoleh sehubungan dengan keikutsertaan Insan Taspen dalam kegiatan resmi yang diadakan Pihak Ketiga; y. Pinjaman dari Bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang juga berlaku bagi masyarakat umum atau diperoleh karena adanya kerjasama resmi dengan Perusahaan; z. Keuntungan dari undian, program atau kontes yang dilakukan secara terbuka kepada mayarakat yang diperoleh Insan Taspen di luar rangkaian kegiatan ataupun hubungan kedinasan di Perusahaan; aa. Pensiun atau keuntungan lainnya yang berasal dari partisipasi pada Pihak Ketiga secara berkelanjutan dalam kaitannya dengan program kesejahteraan Insan Taspen; bb. Pemberian atau penerimaan makan dan minuman dalam jumlah besar dan/atau dalam bentuk jasa boga/catering yang berasal dari dan kepada sesama Insan Taspen; cc. Hadiah doorprize yang diperoleh Insan Taspen dan Keluarga dalam kegiatan, event atau gathering yang pembiayaannya dari Perusahaan; dd. Uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada cek atau voucher, yang diberikan oleh Perusahaan kepada Insan Taspen sebagai honor karena telah menjadi pemateri/pengajar untuk sesama Insan Taspen dalam salah satu acara/event yang bersifat pelatihan/training; ee. Uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada cek atau voucher, yang diberikan kepada Insan Taspen sebagai honor karena telah menjadi pemateri/ 27

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10 1 Daftar Isi Daftar isi.. 1 Bab I. PENDAHULUAN.. 2 1. Latar Belakang 2 2. Tujuan. 5 Bab II. GRATIFIKASI.. 6 1. Ruang Lingkup 6 2. Prinsip Dasar.. 6 3. Pembuatan Pelaporan Gratifikasi. 7 Bab III. BATASAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2016 OMBUDSMAN. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi P e d o m a n Pengendalian Gratifikasi BAB I PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Memberikan pedoman bagi Insan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau disingkat Indonesia Re dalam memahami

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 NOMOR 59 TAHUN 2014HUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.636, 2015 LEMSANEG. Gratifikasi. Pengendalian. Sistem. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) Kantor Pusat & Galangan Makassar Jl Galangan Kapal 31 Makassar 90211 Sulawesi Selatan, Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Tujuan... 3 4. Pengertian dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2013, 2014 KEMEN ESDM. Bebas Korupsi. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.259, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN LEMBAGA

Lebih terperinci

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 22 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DAN PENYELENGGARA NEGARA DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI i DAFTAR ISI Daftar Isi i BAGIAN A : PENDAHULUAN 1 I. LATAR BELAKANG 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN 1 III. LANDASAN HUKUM 2 IV. PENGERTIAN UMUM 3 BAGIAN B : PENGELOLAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1200, 2015 KEMENDAG. Gratifikasi. Pengendalian. Pedoman Teknis PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/M-DAG/PER/7/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR 1 WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR,

Lebih terperinci

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH I. TUJUAN 1. Pedoman ini dipergunakan sebagai panduan yang memadai mengenai konsep, serta pola pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan khususnya mengenai penerimaan dan pemberian

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 91, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX. PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Penerimaan dan Pemberian Gratifikasi/Hadiah dan Hiburan (Entertainment) 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2125, 2016 KEMENKUMHAM. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk Lampiran SK Direksi No : /SK/DIR/XI/2012 Tanggal : November 2012 Hlm. 1/7 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk 1. PENDAHULUAN PT Indofarma (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1399, 2015 KEMENAKER. Pengendalian Gratifikasi. Aparatur Sipil Negara. Penyelenggara Negara. Pedoman. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. Landasan Penyusunan... 3 C. Maksud, Tujuan Dan Manfaat... 3 D. Pengertian...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT - EDARAN NOMOR : SE 30 TAHUU 2017 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

SURAT - EDARAN NOMOR : SE 30 TAHUU 2017 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA SURAT - EDARAN NOMOR : SE 30 TAHUU 2017 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Dalam rangka peningkatan pengendalian gratifikasi

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. TUJUAN DAN MANFAAT... 3 III. ISTILAH PENTING... 4 IV. PENGERTIAN GRATIFIKASI...

Lebih terperinci

Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC

Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC dilarang karena dapat mendorong Insan PTC bersikap tidak obyektif, tidak adil dan tidak profesional, sehingga Insan PTC tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Compliance 1 DAFTAR ISI No Pokok Pembahasan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPIJBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN

Lebih terperinci

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1918, 2014 KEMENKOP Dan UKM. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PER/M.KUKM/XII/2014 TENTANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2014 KEMENKUMHAM. Gratifikasi. Pengendalian. Pedoman PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor No.1396, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI B a b1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan berkomitmen untuk mengelola perusahaan dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO)

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO) PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO) PENDAHULUAN Korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P No.1258, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian. No. 950, 2014 KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014 Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Landasan Penyusunan. 1 Maksud, Tujuan dan Manfaat.. 2 Daftar Istilah... 2 BAB II GRATIFIKASI...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. HALEYORA POWER yang selanjutnya disebut "PERUSAHAAN" berupaya melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara konsisten

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANJARNEGAR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA KATA PENGANTAR Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsipprinsip yang mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam memberikan pertanggung-jawabannya kepada stakeholders. Prinsip-prinsip tersebut

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Ta

2 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Ta No.800, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2016HUN TAHTA 20 09 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI 2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 3 C. Batasan dan Pengertian...

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22. TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22. TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22. TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2017, No Keluarga Berencana Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dar

2017, No Keluarga Berencana Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dar No.653, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. Pengendalian Gratifikasi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 T E N T A N G PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI BANTUL BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Lebih terperinci

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Lampiran 4 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM...

Lebih terperinci

PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PELITA AIR SERVICE

PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 PEDOMAN PENANGANAN PT. PELITA AIR SERVICE PEDOMAN PENANGANAN List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PRT/M/2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal; 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang :

Lebih terperinci

KETENTUAN GRATIFIKASI HADIAH/CENDERAMATA & HIBURAN (ENTERTAINMENT)

KETENTUAN GRATIFIKASI HADIAH/CENDERAMATA & HIBURAN (ENTERTAINMENT) A-003/PDV/CS/2014 A. PRINSIP DASAR KETENTUAN GRATIFIKASI HADIAH/CENDERAMATA & HIBURAN (ENTERTAINMENT) 1. Penolakan Gratifikasi Seluruh lnsan PDV yang karena jabatannya dan/atau anggota keluarganya (keluarga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1784, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Gratifikasi. Pengendalian BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 178 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA Saya berikan apresiasi kepada PMLI yang telah membuat Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini. Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang- U n d a n g N o m o r 2 8 T a h u n t e n t a n g Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Ko

2017, No Mengingat : 1. Undang- U n d a n g N o m o r 2 8 T a h u n t e n t a n g Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Ko BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1530, 2017 KEMENAKER. Pengendalian Gratifikasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.86/Menhut-II/2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2015 KEMEN-PAN RB. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan... 2 1. Latar Belakang... 2 2. Landasan Penyusunan... 2 3. Tujuan Penyusunan... 3 4. Pengertian... 3 5. Benturan Kepentingan...

Lebih terperinci

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang No.1017, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Penanganan Gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman penanganan gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Head Office Jl. Yos Sudarso 38-40 Tanjung Priok Jakarta -

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2016

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2016 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. No.1845, 2014 BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. Menimbang : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot No.1695, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Kata Pengantar... Peraturan Bersama... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Kata Pengantar... Peraturan Bersama... BAB I PENDAHULUAN... 1 PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PT TASPEN (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar... Peraturan Bersama... iii v vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Penyusunan... 2 C.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN & PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT KBS 2017

PEDOMAN PENGELOLAAN & PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT KBS 2017 0 P a g e DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KOMITMEN BERSAMA... 2 LEMBAR PENGESAHAN... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 4 D. Pengertian... 4 E. Dasar Hukum...

Lebih terperinci

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 50 TAHUN 2015

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 50 TAHUN 2015 S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang P

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2017 KEMKEU. Pengendalian Gratifikasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.09/2017 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 1 BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1300, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Maksud dan Tujuan... 2

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. No.881, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

UPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN

UPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN UPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) 2014 PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) Jalan Urip Sumoha~o Km. 4 - Kotak Pos 1006 Makassar - 90232 Telp. 444810, 444112, 449944 - Fax. (0411) 444840,449886 - Telex. 71641 PTP321A E-mail: otonxiv@indosat.neud

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1015, 2014 KEMENPPPA. Gratifikasi. Pengendalian. Di KEMENPPPA. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci