KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI"

Transkripsi

1 KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI 2014

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 3 C. Batasan dan Pengertian... 3 BAB II KETENTUAN GRATIFIKASI... 6 A. Prinsip Dasar... 6 B. Pemberian Gratifikasi... 8 BAB III GRATIFIKASI DALAM PERUSAHAAN... 9 A. Gratifikasi yang dianggap Suap... 9 B. Bukan Gratifikasi C. PenanggulanganGratifikasi BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GRATIFIKASI Implementasi Kebijakan Gratifikasi LAMPIRAN I LAPORAN PENERIMAAN GRATIFIKASI.. 20 LAMPIRAN II LAPORAN PEBEMBERIAN GRATIFIKASI 21

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ijinnya, Komite Good Corporate Governance PT Perkebunan Nusantara XII telah berhasil menyusun Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT Perkebunan Nusantara XII. Peraturan Menteri BUMN No. 01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan perusahaan yang bersih dari praktik-praktik KKN maka perlu disusun pedoman GCG diantaranya adalah pedoman pengendalian gratifikasi. Pedoman ini mengatur mekanisme penerimaan, pemberian fasilitas (kemudahan) dari oleh Perusahaan yang pada dasarnya dilaksanakan untuk mempermudah/memperoleh berbagai fasilitas dengan cara-cara yang tidak benar dan mengarah kepada tindakan suap atau korupsi lainnya yang dilakukan oleh pejabat atau pihak yang berwenang untuk mendapat keuntungan pribadi. Dengan mempelajari pedoman ini, diharapkan insan PTPN XII dapat mengerti dan mau melaksanakan dengan baik pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Aamiin ya robbal alamiin. Surabaya, Desember 2014, PT Perkebunan Nusantara XII Komisaris Utama, Direktur Utama, Musliar Kasim Irwan Basri

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Perkebunan Nusantara XII disingkat PTPN XII selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan telah menjalankan bisnis usahanya berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) secara konsisten dan berkesinambungan. Tujuan GCG bagi perusahaan selain untuk menambah nilai perusahaan juga dapat meningkatkan kepercayaan kepada pemegang saham (shareholders) dan para pemangku kepentingan (stakeholders). Dalam pengelolaan bisnis, perusahaan mengutamakan pengelolaan bisnis yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sebagai wujud dari pelaksanaan GCG. Bebas KKN artinya perusahaan melaksanakan bisnis dengan bersih dan tidak terindikasi oleh adanya kecurangan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Salah satu upaya mengurangi dan mencegah kecurangan adalah dengan adanya pengendalian gratifikasi. Pengertian gratifikasi terdapat pada penjelasan pasal 12 B ayat (1) UU No. 31 tahun 1999 juncto UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Gratifikasi sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut pada dasarnya adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi : 1. Pemberian uang, 2. Barang, 3. Rabat (discount), 4. Komisi, 5. Pinjaman tanpa bunga, 6. Tiket perjalanan, 7. Fasilitas penginapan, 8. Perjalanan wisata, 9. Pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas sejenis lainnya 10. Diterima di dalam negeri maupun di luar negeri baik dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik ataupun tanpa sarana elektronik. 1

5 Tidak semua gratifikasi itu bertentangan dengan hukum, melainkan hanya gratifikasi yang memenuhi kriteria dalam unsur pasal 12B UU Tindak Pidana Korupsi. Dalam Pasal 12B ini, perbuatan penerimaan gratifikasi oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian tersebut dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, mengatur bahwa yang termasuk penyelenggara Negara diantaranya adalah Direksi, Komisaris dan pejabat struktural lainnya pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dalam Code of Conduct atau Panduan Perilaku 2012 bab III. A. butir 4 tegas bahwa insan PTPN XII dilarang memberikan atau menjanjikan, baik langsung maupun tidak langsung hadiah, suap dan sejenisnya kepada penyelenggara negara, mitra kerja dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan PTPN XII, dimana pemberian tersebut diketahui atau patut diduga atau terindikasi untuk mempengaruhi atau menggerakkan pihak-pihak tersebut agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Selain itu insan PTPN XII dilarang melakukan pungutan apapun yang tidak sah kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan maksud untuk memberikan keuntungan kepada pribadi dengan mengatas namakan Perusahaan, meminta hadiah dan entertainment atau apapun dalam bentuk lainnya. 1 Dalam rangka menegakkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, maka semua insan PTPN XII dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari wajib berhati-hati agar tidak menyentuh hal-hal berisiko dikenai tuduhan tindak pidanasuap. Pedoman pengendalian gratifikasi ini dibuat untuk melengkapi Code of Conduct yang sudah ada. Pengendalian gratifikasi secara teknis dilaksanakan oleh Tim Pengendali Gratifikasi (TPG) Perusahaan dalam hal ini adalah Komite Good Corporate Governance (GCG). 1 Code of Conduct 2012, halaman 21. 2

6 B. Tujuan dan Manfaat Pedoman pengendalian gratifikasi ini disusun untuk memberikan arahan dan acuan bagi insan PTPN XII mengenai pentingnya kepatuhan untuk mencegah gratifikasi sekaligus sebagai perlindungan dari kemungkinan dikenai tuduhan tindak pidana suap. Kepatuhan ini secara langsung akan membentuk sikap individu menjadi pribadi yang baik dan secara komunal akan membentuk lingkungan yang terkendali dan bersih dari pengaruh yang tidak baik seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Secara umum pedoman pengendalian gratifikasi bagi Perusahaan bermanfaat : Sebagai pedoman bagi insan Perusahaan untuk memahami, mencegah dan menanggulangi gratifikasi di Perusahaan. a. Sebagai pedoman bagi insan Perusahaan dalam mengambil sikap terhadap gratifikasi di Perusahaan untuk mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang baik (good corporate governance). b. Mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). C. Batasan dan Pengertian 1. Batasan Pedoman pengendalian gratifikasi ini dibatasi kepada perbuatan gratifikasi yang memenuhi kriteria dalam unsur Pasal 12B Ayat (1) Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 serta norma yang terkandung didalamnya. 2. Pengertian a. GCG (good corporate governance) adalah prinsip-prinsip yang mendasari mekanisme tata kelola perusahaan yang baik berlandaskan pada hukum dan etika berusaha b. Code of Conduct adalah pedoman umum yang menjadi dasar perilaku seluruh insan Perusahaan agar dapat bekerja dan berperilaku dengan baik, sesuai prinsip-prinsip GCG yaitu keterbukaan (transparansi), akuntabilitas 3

7 (tanggung gugat), responsibilitas (tanggung jawab), independen (tidak dalam keadaan tertekan), fairness (kewajaran/keadilan). c. Atasan Langsung adalah bagi Karyawan setingkat Kepala Bagian dan setara, maka Atasan Langsung adalah Direktur yang membawahi bagiannya. Khusus untuk Karyawan lainnya, atasan langsung adalah kepala (pimpinan) yang secara hirarki organisasi berada diatas kedudukan karyawan tersebut. d. Hadiah/cinderamata adalah obyek dari gratifikasi dalam arti luas, yang meliputi uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. e. Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur dan menyenangkan bagi seseorang, yang meliputi namun tidak terbatas pada undangan makan, musik film, opera, drama, pesta atau permainan, olahraga, wisata dan lainnya. f. Insan PTPN XII adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan Perusahaan termasuk karyawan yang ditugaskan di Anak Perusahaan dan instansi lainnya, serta personil lainnya yang secara langsung bekerja untuk dan atas nama Perusahaan. 2 g. Konflik kepentingan adalah situasi dimana seseorang Penyelenggara Negara yang mendapatkan kekuasaan dan kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya. h. Perusahaan (atau Perseroan) dengan huruf P kapital adalah PT Perkebunan Nusantara XII, sedangkan perusahaan dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum. 3. Dasar Hukum 1. Undang-Undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) 2 Selanjutnya apabila dalam pernyataan terdapat istilah insan Perusahaan yang dimaksud adalah Insan PTPN XII. 4

8 2. Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 yang telah diamandemen dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 3. Undang-Undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 4. Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara 5. Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 6. Peraturan Menteri BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. 7. Code of Conduct PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)

9 BAB II KETENTUAN GRATIFIKASI A. Prinsip Dasar Secara khusus gratifikasi ini diatur dalam: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 12B: (1). Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut: a. yang nilainya Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi; b. yang nilainya kurang dari Rp ,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum. 2. Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp ,00 (satu miliar rupiah). Pasal 12 C: (1). Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (2). Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima. 6

10 (3). Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan, wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara. (4). Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penerimaan gratifikasi oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara wajib dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12C ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 bahwa penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh Penerima Gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima Konsekuensi Hukum Dari Tidak Melaporkan Gratifikasi yang Diterima : Sanksi pidana yang ditetapkan pada tindak pidana ini cukup berat, yaitu pidana penjara minimum empat tahun, dan maksimum 20 tahun atau pidana penjara seumur hidup, dan pidana denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah), maksimum Rp ,00 (satu miliyar rupiah). Dari rumusan ini jelas sekali bahwa penerimaan gratifikasi merupakan hal yang sangat serius sebagai salah satu bentuk tindak pidana korupsi, dengan sanksi pidana yang persis sama dengan tindak pidana suap lainnya dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Motif gratifikasi yang dilarang oleh undang-undang : 1. Ditujukan untuk mempengaruhi keputusan Anda sebagai pejabat publik 2. Pemberian tersebut diberikan oleh pemberi yang memiliki hubungan kekuasaan/ posisi setara dengan Anda 3. Pemberian tersebut memiliki potensi menimbulkan konflik kepentingan saat ini maupun di masa mendatang 7

11 Beberapa bentuk konflik kepentingan yang dapat timbul dari pemberian gratifikasi ini antara lain adalah : 1. Penerimaan gratifikasi dapat membawa kewajiban timbal balik atas sebuah pemberian sehingga independensi penyelenggara negara dapat terganggu. 2. Penerimaan gratifikasi dapat mempengaruhi obyektivitas dan penilaian profesional penyelenggara Negara. 3. Penerimaan gratifikasi dapat digunakan sedemikian rupa untuk mengaburkan terjadinya tindak pidana korupsi. 4. dan lain - lain. B. Pemberian Gratifikasi Insan Perusahaan dilarang memberikan gratifikasi kepada pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Insan Perusahaan dilarang keras : (1) Menjanjikan, menawarkan atau memberikan hadiah yang menjadi obyek gratifikasi sebagaimana dalam undang-undang kepada pihak lain. (2) Memberikan sesuatu kepada pihak lain, termasuk pada mitra kerja, penyedia barang dan jasa yang termasuk konsep gratifikasi yang dilarang sebagaimana dalam Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini. (3) Memberikan sesuatu kepada sesama insan Perusahaan yang termasuk konsep gratifikasi yang dilarang sebagaimana dalam Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini. (4) Memberikan sesuatu kepada sesama insan Perusahaan atau pihak lain yang merupakan asset/harta/fasilitas milik perusahaan tanpa terdokumentasikan dan atau tidak dapat dipertanggung jawabkan. 8

12 BAB III GRATIFIKASI DALAM PERUSAHAAN DAN MEKANISME PENANGGULANGANNYA Pengertian gratifikasi secara luas adalah pemberian/penerimaan uang dan atau kemudahan (fasilitas) yang berkecenderungan kepada tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk menghindari adanya praktek gratifikasi yang melanggar hukum, maka gratifikasi tersebut perlu diklasifikasikan sebagai berikut gratifikasi kepada insan Perusahaan a. Gratifikasi yang dianggap Suap b. Gratifikasi dalam Kedinasan 1. Gratifikasi kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara bukan insan Perusahaan A. Gratifikasi 1. Gratifikasi kepada insan Perusahaan a. Gratifikasi yang dianggap Suap Pemberian segala bentuk apapun yang diterima oleh insan Perusahaan dimana pemberian tersebut berlawanan dengan kewajiban dan tugas yang bersangkutan. Pemberian gratifikasi tersebut dianggap suap apabila berhubungan dengan jabatan dan statusnya sebagai insan Perusahaan. Kriteria Gratifikasi yang dianggap suap : Insan Perusahaan dilarang keras : (1). Menerima apapun dari pihak lain yang bersifat menyimpang dari ketentuan peraturan undang-undang dan peraturan perusahaan yang berlaku. (2). Bersikap diskriminatif dan tidak adil untuk memenangkan penyedia barang/jasa dan atau rekanan/mitra kerja dengan maksud untuk menerima imbalan jasa dari pihak dimaksud untuk dinikmati secara sendiri atau bersama-sama dengan insan Perusahaan lainnya (tindakan kolektif berjamaah ) (3). Uang atau setara uang yang diberikan kepada insan Perusahaan sebagai ucapan terima kasih dari pihak lain, sehubungan dengan 9

13 terpilihnya atau telah selesainya suatu pekerjaan atau kegiatan lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan jabatan insan Perusahaan yang bersangkutan. (4). Pemberian tidak resmi dalam bentuk uang atau setara uang sebagai tanda terima kasih yang diterima insan Perusahaan dari pihak lain terkait dengan proses pemeriksaan kelayakan pekerjaan atau proses persetujuan atau pemantauan atas pekerjaan pihak lain tersebut. (5). Pemberian dalam bentuk apapun dari pihak lain sehubungan dengan kenaikan pangkat dan jabatan baru insan Perusahaan yang biasanya dilakukan sebagai tanda perkenalan. (6). Pinjaman dari Bank atau lembaga keuangan lainnya yang diterima karena hubungan pribadi, jabatan dan kewenangan dari insan Perusahaan yang bersangkutan dengan ketentuan khusus yang tidak berlaku bagi masyarakat umum. (7). Kesempatan atau keuntungan termasuk jumlah/prosentase bunga khusus atau diskon komersial yang diterima insan Perusahaan karena hubungan pribadi atau jabatan dan tidak berlaku bagi masyarakat umum. (8). Jamuan makan, akomodasi dan fasilitas lainnya yang diberikan kepada insan Perusahaan oleh Pihak lain pada saat melakukan check on the spot dan/atau factory visit untuk proses pemeriksaan tempat domisili kerja pihak lain oleh Tim yang ditugaskan oleh Perusahaan. (9). Akomodasi, fasilitas, perlengkapan dan/atau voucher namun tidak terbatas pada tiket pesawat, voucher hotel, olahraga, voucher hiburan yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban insan Perusahaan di perusahaan pihak lain yang tidak relevan/tidak berhubungan dengan maksud penugasan insan Perusahaan tersebut. (10). Pemberian fasilitas biaya pengobatan gratis pada saat insan Perusahaan yang bersangkutan berobat ke salah satu rumah sakit yang oleh Pihak lain yang dilakukan pada saat pelaksanaan tugas dan kewajiban penugasannya. (11). Pemberian kepada insan Perusahaan, sehubungan dengan suatu perayaan, termasuk namun tidak terbatas pada perayaan ulang tahun, 10

14 pernikahan, dan kelulusan, dan pihak lain nilai materialnya dalam mata uang rupiah melebihi Rp ,- (satu juta rupiah) dari masing-masing Pihak lain. (12). Pemberian fasilitas berupa jasa boga/cathering dari pihak lain pada saat insan Perusahaan yang bersangkutan menggelar perayaan, termasuk namun tidak terbatas pada perayaan pernikahan, ulang tahun dan kelulusan. (13). Pemberian parsel dalam bentuk apapun kepada insan Perusahaan dari pihak lain sehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan. Setiap gratifikasi yang menurut Pedoman ini dianggap sebagai suap harus DITOLAK, kecuali jika situasi pada saat itu tidak memungkinkan bagi insan Perusahaan yang bersangkutan untuk menolaknya. Yang termasuk dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk menolak adalah sebagai berikut : (1). Jika insan Perusahaan tersebut tidak mengetahui pelaksanaan pemberiannya, waktu dan lokasi yang diberikannya gratifikasi, serta tidak mengetahui identitas dan alamat pemberi. (2). Jika menurut pertimbangan logika yang wajar pada umumnya, tindakan penolakan dapat menyebabkan terganggunya hubungan baik antara Perusahaan dengan pemberi, dimana pemberian tersebut bukan dalam bentuk uang dan atau setara dengan uang dan atau surat berharga yang nilainya tidak melebihi Rp ,- (satu juta rupiah), dari masingmasing Pemberi. b. Gratifikasi dalam Kedinasan Pemberian gratifikasi kepada insan Perusahaan dalam pelaksanaan kedinasan yang ditugaskan kepadanya sebagai Wakil Perusahaan Beberapa contoh gratifikasi dalam kedinasan antara lain termasuk namun tidak terbatas pada : (1). Fasilitas dalam bentuk apapun, termasuk tapi tidak terbatas pada jamuan makan, transportasi dan akomodasi baik dalam bentuk uang dan atau setara uang yang diberikan untuk menunjang pelaksanaan 11

15 tugas dari insan Perusahaan yang bersangkutan di perusahaan pihak lain dimana insan Perusahaan tersebut ditugaskan berdasarkan penunjukkan dan penugasan resmi dari Perusahaan. (2). Jamuan makan, akomodasi dan fasilitas lainnya yang diterima oleh insan Perusahaan dengan cuma-cuma dari pihak lain pada saat melakukan kegiatan kedinasan termasuk namun tidak terbatas pada seminar, kongres, simposium dan rapat kerja. (3). Diskon dan atau fasilitas yang berlaku khusus bagi insan Perusahaan, yang diberikan oleh badan usaha seperti rumah makan, hotel, jasa transportasi (contohnya : tiket pesawat) dalam rangka pelaksanaan tugas kedinasan yang dinikmati oleh insan Perusahaan yang bersangkutan dan tidak berlaku bagi masyarakat umum. (4). Makanan dan minuman, baik yang diberikan maupun diterima, yang berasal dari sesama insan Perusahaan dalam pelaksanaan tugas kedinasan yang menurut pemikiran logika pada umumnya bersifat tidak wajar dan atau berlebihan. (5). Uang dan atau setara uang sebagai pengganti biaya transportasi yang diberikan oleh Pihak lain kepada insan Perusahaan dalam pelaksanaan tugas kedinasan. (6). Pemberian hiburan, paket wisata, voucher yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban insan Perusahaan di perusahaan pihak lain, yang tidak relevan atau tidak ada hubungannnya dengan maksud penugasan insan Perusahaan tersebut Perlakuan Perlakuan atas gratifikasi dalam kedinasan ini adalah sebagai berikut : a. Setiap pemberian gratifikasi dalam kedinasan berupa uang dan atau setara uang Wajib Ditolak. b. Pemberian gratifikasi dalam kedinasan yang tidak berupa uang dan atau setara dengan uang yang nilainya melebihi Rp ,- (satu juta rupiah) dan bukan termasuk kategori gratifikasi yang dianggap suap, Dapat Diterima. c. Setiap tindakan gratifikasi dalam kedinasan Wajib Dilaporkan. 12

16 2. Gratifikasi kepada Pihak Lain (Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara bukan insan Perusahaan) Insan Perusahaan DILARANG memberikan hadiah/cinderamata dan hiburan (entertainment) dalam bentuk apapun kepada Pihak lain antara lain : 1. Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat pada saat hari raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya 2. Hadiah atau sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat oleh rekanan kantor pejabat tersebut 3. Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat atau keluarganya untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma 4. Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pembelian barang dari rekanan 5. Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya 6. Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat kunjungan kerja 7. Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu 8. Pemberian bantuan dalam peninjauan ke kawasan Perusahaan 9. Memberikan sejumlah sumbangan/hibah kepada pihak Kepolisian, Kejaksaan, TNI, dan instansi Pemerintah lainnya, pada acara-acara tertentu misalnya HUT Kepolisian dan Kejaksaan B. Bukan Gratifikasi Beberapa contoh pemberian yang bukan merupakan gratifikasi adalah sebagai berikut : a. Gaji dan pendapatan sah lainnya diterima insan Perusahaan dari Perusahaan. b. Fasilitas, sarana dan prasarana penunjang dalam bekerja, termasuk namun tidak terbatas pada pakaian, sepatu, perlengkapan kerja, kendaraan dinas serta lainnya yang diberikan oleh Perusahaan kepada insan Perusahaan. c. Discount yang berlaku bagi masyarakat umum yang diberikan oleh badan usaha, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada rumah makan, hotel, penyedia jasa transportasi (tiket pesawat) dimana pemilik badan usaha tersebut tidak mempunyai hubungan kerja/kedinasan dengan insan Perusahaan. 13

17 d. Keuntungan dari penempatan dana maupun pembelian saham yang berlaku bagi masyarakat umum yang diperoleh insan Perusahaan atas penempatan dana pribadinya. e. Penghasilan yang diperoleh dari usaha sah insan Perusahaan dan keluarganya. f. Penghargaan yang diberikan karena pencapaian prestasi akademik atau non akademik yang diperoleh insan Perusahaan di luar rangkaian kegiatan ataupun hubungan dinas. g. Kesempatan atau keuntungan termasuk suku bunga khusus atau discount komersial yang juga berlaku bagi masyarakat umum dan atau diperoleh karena adanya kerjasama resmi antara Pihak lain dengan Perusahaan. h. Makanan dan atau minuman yang dihidangkan dalam jamuan makan, yang diperoleh sehubungan dengan keikutsertaan insan Perusahaan dalam kegiatan resmi yang diadakan Pihak lain. i. Pinjaman dari bank dan atau lembaga keuangan lainnya yang juga berlaku bagi masyarakat umum atau diperoleh karena adanya kerjasama resmi dengan Perusahaan j. Pemberian kepada insan Perusahaan yang didasarkan pada kontrak atau perjanjian resmi antara Perusahaan dengan Pihak lain. k. Keuntungan dari undian, program atau kontes yang dilakukan secara terbuka kepada masyarakat umum yang diperoleh insan Perusahaan di luar rangkaian kegiatan ataupun hubungan dinas Perusahaan. l. Pensiun atau keuntungan lainnya yang berasal dari partisipasi pada Pihak lain secara berkelanjutan dalam kaitannya dengan program kesejahteraan insan Perusahaan. m. Pemberian atau penerimaan makanan dan minuman dalam jumlah besar dan atau dalam bentuk jasa boga/cathering yang berasal dari dan kepada sesama insan Perusahaan n. Hadiah doorprize yang diperoleh insan Perusahaan dalam kegiatan, event atau gathering yang diselenggarakan perusahaan. o. Uang dan atau setara uang, dalam hal ini termasuk tetapi tidak terbatas pada cek atau voucher yang diberikan oleh Perusahaan kepada insan Perusahaan sebagai honor karena telah menjadi pemateri/pengajar untuk sesama insan Perusahaan dalam salah satu acara/event yang bersifat pelatihan/training. 14

18 p. Pemberian sejumlah uang atau honor dari Panitia/penyelenggara kepada insan Perusahaan yang ditunjuk sebagai pembicara untuk menjelaskan sesuatu. q. Pemberian sejumlah sumbangan/hibah kepada masyarakat sekitar r. Pemberian souvenir, makanan oleh kawan lama/tetangga termasuk konsep gratifikasi yang dilarang. s. Hadiah/cinderamata berupa barang wajib bertuliskan logo Perusahaan yang melekat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari barang dimaksud, dimana logo Perusahaan pada barang dimaksud bersifat permanen dan tidak dapat dihilangkan. t. Setiap pemberian yang diterima oleh insan Perusahaan berdasarkan perjanjian yang sah atau karena insan Perusahaan yang bersangkutan meraih prestasi tertentu. Perlakuan Insan Perusahaan dapat menerima dan menikmati tanpa diwajibkan membuat laporan gratifikasi C. Penanggulangan Gratifikasi Tindakan yang wajib dilakukan insan Perusahaan tehadap tindakan gratifikasi dari Pihak Lain adalah : 1. Penolakan Gratifikasi a. Insan Perusahaan menolak apabila ditawari dan atau diberi hadiah/cinderamata dan atau hiburan (entertainment) secara sopan serta melaporkannya kepada Atasan langsung atau Komite GCG Perusahaan. b. Penolakan tersebut diikuti dengan memberikan penjelasan mengenai Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini kepada pihak yang menawarkan/memberikan gratifikasi. Insan Perusahaan yang bersangkutan juga dapat meminta kepada Komite GCG Perusahaan untuk membantu menjelaskan mengenai Pedoman ini sebagai bentuk sosialisasi kepada pihak yang menawarkan/memberikan gratifikasi. c. Setiap pemberian gratifikasi dalam kedinasan berupa uang dan atau setara uang Wajib Ditolak. 15

19 Batasan Atas Pemberian Yang Berdasarkan Permintaan Pihak Lain. a. Setiap insan Perusahaan apabila diminta untuk memberikan hadiah/cinderamata dan hiburan (entertainment) hendaknya MENOLAK secara sopan dan santun dengan memberikan penjelasan mengenai kebijakan dan aturan terkait Gratifikasi yang berlaku di Perusahaan kepada Peminta tersebut. Pemberian penjelasan ini dapat disampaikan dengan bantuan Tim Pengendali Gratifikasi PTPN XII yang sekaligus juga merupakan salah satu bentuk sosialisasi atas kebijakan gratifikasi tersebut. b. Apabila permintaan dimaksud mengarah kepada pemerasan dan/atau pemaksaan yang dapat mempengaruhi kelancaran proses operasional dan bisnis Perusahaan, insan Perusahaan, khususnya Wajib Lapor Gratifikasi yang bersangkutan wajib segera melaporkannya kepada Atasan Langsung dan mengisi Formulir Pelaporan Penyimpangan dan menyerahkannya kepada Tim Pengendali Gratifikasi PTPN XII. c. Atasan Langsung Insan Perusahaan yang bersangkutan agar segera mengkoordinasikan permasalahan tersebut dengan Pimpinan Tertinggi Setempat untuk mendapatkan keputusan mengenai tindakan yang akan diambil untuk menindak lanjuti permintaan tersebut. Apabila menghadapi keraguan dalam pengambilan keputusan, maka Pimpinan Tertinggi Setempat melaporkan hal tersebut kepada pimpinan yang lebih tinggi di atasnya dengan tembusan kepada TPG PTPN XII. Selain itu, apabila diperlukan, Atasan Langsung dapat berkonsultasi dengan fungsi hukum korporat. 2. Pelaporan Gratifikasi Jika keadaan memaksa insan Perusahaan menerima gratifikasi tersebut, misalnya pemberian terlanjur dilakukan melalui orang terdekat Anda (suami, istri, anak dan lain-lain) atau ada perasaan tidak enak karena dapat menyinggung pemberi, maka sebaiknya gratifikasi yang diterima segera dilaporkan melalui : 16

20 a. Atasan Langsung Pelaporan melalui Atasan Langsung dilakukan oleh insan Perusahaan yang menerima hadiah/cinderamata selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan, dengan menyampaikan form penerimaan hadiah /cinderamata dengan contoh format sebagaimana diatur dalam lampiran 1. Format diisi oleh yang bersangkutan kemudian disampaikan kepada Atasan Langsung dan setelah Atasan Langsung mengetahui, dimohon menandatangani form tersebut sebagai bukti bahwa tindakan yang bersangkutan diketahui oleh Atasan Langsung. (Lampiran 1). Kepada pemberi, bahwa pemberian gratifikasi tersebut agar dilaporkan kepada Atasan Langsung penerima gratifikasi (lampiran 2). b. Sistem pelaporan pelanggaran/whistle Blowing System Pelaporan melalui sistem pelaporan pelanggaran/whistle blowing system dilakukan apabila pelapor adalah insan Perusahaan atau pihak-pihak lainnya (pelanggan, mitra kerja dan masyarakat) yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui gratifikasi di perusahaan yang memiliki potensi untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang/jabatan. Pelapor melalui system pelaporan pelanggaran/whistle blowing system dilaksanakan sesuai dengan mekanisme tersendiri yang mengatur mengenai sistem pelaporan pelanggaran whistle blowing system di Perusahaan. Sistem Pelaporan Pelanggaran (WBS) WBS dapat dilaksanakan melalui SMS atau layananpengaduan@ptpn12.com atau dengan pengisian form pengaduan pada web GCG on line 17

21 Batasan Pemberian dan Penerimaan Gratifikasi Lainnya Bila dalam kegiatan sehari-harinya insan Perusahaan menemukan atau menghadapi suatu peristiwa yang menurut insan Perusahaan termasuk dalam tindakan yang berpotensi suap dan/atau termasuk dalam kategori Gratifikasi baik merupakan pemberian (baik inisiatif sendiri maupun berdasarkan permintaan) dan/atau penerimaan, tetapi belum diatur dalam Pedoman ini maupun dalam Pedoman Tim Pengendali Gratifikasi PTPN XII, maka insan Perusahaan yang bersangkutan wajib melaporkannya kepada Atasan Langsung dan TPG PTPN XII melalui nota dan/atau surat elektronika. 18

22 BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GRATIFIKASI 1.1. Implementasi Untuk memastikan bahwa Pedoman ini diketahui oleh seluruh insan Perusahaan dan Pihak lain, maka ditugaskan kepada insan Perusahaan untuk melakukan halhal sebagai berikut : 1. Mencantumkan larangan pemberian/penerimaan hadiah/cinderamata dan hiburan (entertainment) pada setiap pengumuman dalam proses pengadaan barang/jasa di lingkungan PTPN XII, dengan merujuk pada Pedoman ini. 2. Fungsi Sekretaris Perusahaan (corporate secretary) PTPN XII ditugaskan untuk secara terus menerus memberikan informasi kepada seluruh insan Perusahaan, Pihak lain dan pihak-pihak lainnya mengenai diberlakukannya Pedoman ini di lingkungan PTPN XII. 3. Bagian Pengadaan dan Bagian Pemasaran serta Bagian lainnya masingmasing di lingkungan PTPN XII ditugaskan untuk menyampaikan Pedoman ini kepada seluruh pihak terkait dalam mata rantai supply di lingkungan PTPN XII dalam hal ini termasuk namun tidak terbatas pada penyedia barang/jasa, agen, distributor dan pelanggan serta stakeholder lainnya. 4. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak manapun yang berkeinginan mengetahui isi Pedoman ini. 5. Tim Pengendali Gratifikasi PTPN XII ditugaskan memonitor penerapan pedoman ini dan memberikan laporan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Utama mengenai implementasinya termasuk laporanlaporan yang telah diterima terkait dengan gratifikasinya Kebijakan Gratifikasi Pedoman ini berlaku dan mengikat bagi seluruh insan Perusahaan dengan kewajiban pelaporan mengikat kepada Wajib Lapor Gratifikasi. Pelanggaran terhadap ketentuan Pedoman ini akan dikenakan sanksi yang berlaku di Perusahaan dan berpotensi dikenakan tindak pidana suap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 19

23 Melakukan pelaporan gratifikasi berarti telah melindungi diri sendiri dan keluarga dari peluang dikenakannya tuduhan tindak pidana suap. Lampiran I PELAPORAN PENERIMAAN GRATIFIKASI Kepada : (Atasan Langsung) atau Tim Pengendali Gratifikasi PTPN XII Jalan Rajawali 44 Surabaya Sesuai dengan ketentuan Pemberian dan Gratifikasi Perusahaan, saya yang bertanda tangan di bawah ini menyampaikan laporan penerimaan gratifikasi sebagai berikut : Nama : Alamat : Jabatan : Gratifikasi yang diterima sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini No Tanggal BentukPemberian /Penerimaan Nilai Pemberian Jumlah Pemberian Pemberi Hadiah Keterangan Mengetahui : Atasan Langsung,*) (.) , , Pelapor : (.) 20

24 Lampiran II PELAPORAN PEMBERIAN GRATIFIKASI Kepada : (Pimpinan Tertinggi Setempat) Direksi Sesuai dengan ketentuan Pemberian dan Penerimaan Gratifikasi PTPN XII (Persero), saya yang bertanda tangan dibawah ini menyampaikan laporan pemberian gratifikasi sebagai berikut : Nama : Alamat : Jabatan : Gratifikasi yang diberikan sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini No Tanggal BentukPemberian /Penerimaan Nilai Pemberian Jumlah Pemberian Pemberi Hadiah Keterangan , , Pelapor : (.) 21

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Tujuan... 3 4. Pengertian dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk Lampiran SK Direksi No : /SK/DIR/XI/2012 Tanggal : November 2012 Hlm. 1/7 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk 1. PENDAHULUAN PT Indofarma (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX. PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Penerimaan dan Pemberian Gratifikasi/Hadiah dan Hiburan (Entertainment) 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014 Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Landasan Penyusunan. 1 Maksud, Tujuan dan Manfaat.. 2 Daftar Istilah... 2 BAB II GRATIFIKASI...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO)

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO) PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO) PENDAHULUAN Korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.636, 2015 LEMSANEG. Gratifikasi. Pengendalian. Sistem. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI B a b1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan berkomitmen untuk mengelola perusahaan dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. HALEYORA POWER yang selanjutnya disebut "PERUSAHAAN" berupaya melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara konsisten

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI i DAFTAR ISI Daftar Isi i BAGIAN A : PENDAHULUAN 1 I. LATAR BELAKANG 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN 1 III. LANDASAN HUKUM 2 IV. PENGERTIAN UMUM 3 BAGIAN B : PENGELOLAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Penanganan Gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman penanganan gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Head Office Jl. Yos Sudarso 38-40 Tanjung Priok Jakarta -

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR 1 WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR,

Lebih terperinci

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10 1 Daftar Isi Daftar isi.. 1 Bab I. PENDAHULUAN.. 2 1. Latar Belakang 2 2. Tujuan. 5 Bab II. GRATIFIKASI.. 6 1. Ruang Lingkup 6 2. Prinsip Dasar.. 6 3. Pembuatan Pelaporan Gratifikasi. 7 Bab III. BATASAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara

Lebih terperinci

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH I. TUJUAN 1. Pedoman ini dipergunakan sebagai panduan yang memadai mengenai konsep, serta pola pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan khususnya mengenai penerimaan dan pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal; 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. TUJUAN DAN MANFAAT... 3 III. ISTILAH PENTING... 4 IV. PENGERTIAN GRATIFIKASI...

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan... 2 1. Latar Belakang... 2 2. Landasan Penyusunan... 2 3. Tujuan Penyusunan... 3 4. Pengertian... 3 5. Benturan Kepentingan...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) Kantor Pusat & Galangan Makassar Jl Galangan Kapal 31 Makassar 90211 Sulawesi Selatan, Indonesia

Lebih terperinci

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi P e d o m a n Pengendalian Gratifikasi BAB I PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Memberikan pedoman bagi Insan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau disingkat Indonesia Re dalam memahami

Lebih terperinci

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Lampiran 4 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Maksud dan Tujuan... 2

Lebih terperinci

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA Saya berikan apresiasi kepada PMLI yang telah membuat Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini. Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN TAHUN 2017 RASI DAN UK BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dinas

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160 PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II BAB III :

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT VIRAMA KARYA (Persero)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT VIRAMA KARYA (Persero) PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------- 1 1.1 LATAR BELAKANG --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PELITA AIR SERVICE

PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 PEDOMAN PENANGANAN PT. PELITA AIR SERVICE PEDOMAN PENANGANAN List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2016 OMBUDSMAN. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. Landasan Penyusunan... 3 C. Maksud, Tujuan Dan Manfaat... 3 D. Pengertian...

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang tegas terhadap penanganan benturan kepentingan yang terjadi,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 NOMOR 59 TAHUN 2014HUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN & PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT KBS 2017

PEDOMAN PENGELOLAAN & PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT KBS 2017 0 P a g e DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KOMITMEN BERSAMA... 2 LEMBAR PENGESAHAN... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 4 D. Pengertian... 4 E. Dasar Hukum...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Ta

2 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Ta No.800, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.259, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN LEMBAGA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.658, 2015 OMBUDSMAN. Gratifikasi. Pelaporan. Tata Cara. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAPORAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 5 2013, No.581 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA KATA PENGANTAR Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsipprinsip yang mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam memberikan pertanggung-jawabannya kepada stakeholders. Prinsip-prinsip tersebut

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan (Latar Belakang)... 2 Maksud dan Tujuan... 2 Sasaran... 2 Pengertian dan Istilah... 3 Gratifikasi... 3 Hadiah..... 3

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan 1 MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan ABSTRAKSI Pemberian hadiah adalah sesuatu yang terbiasa

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 : A. Latar Belakang 3 : B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 : C. Landasan Hukum 5 : D. Pengertian

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) 2014 PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) Jalan Urip Sumoha~o Km. 4 - Kotak Pos 1006 Makassar - 90232 Telp. 444810, 444112, 449944 - Fax. (0411) 444840,449886 - Telex. 71641 PTP321A E-mail: otonxiv@indosat.neud

Lebih terperinci

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII KATA PENGANTAR Penerapan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1200, 2015 KEMENDAG. Gratifikasi. Pengendalian. Pedoman Teknis PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/M-DAG/PER/7/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX. PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Benturan Kepentingan / Conflict of Interest (CoI) 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kegiatan

Lebih terperinci

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN HALAMAN : 2-20 PERUBAHAN DOKUMEN No Tanggal Paragrap Revisi Perubahan 00 01.12.16 - - Dokumen Baru Keterangan HALAMAN : 3-20 DAFTAR ISI... 1 PERUBAHAN DOKUMEN... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. No.881, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah

Lebih terperinci

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 111 Jakarta Timur 13340, Telp (021) , Fax (021) website :

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 111 Jakarta Timur 13340, Telp (021) , Fax (021) website : PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Jl. D. I. Panjaitan Kav. 111 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) 819-3825 website : www.perumnas.co.id, email : ktrpusat@perumnas.co.id PENGESAHAN PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 91, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2125, 2016 KEMENKUMHAM. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PT PUPUK SRIWIDJAJA. K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang

PT PUPUK SRIWIDJAJA. K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang PT PUPUK SRIWIDJAJA K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang - 30118 Telepon : (0711) 712111, 712222 Website: http://www.pusri.co.id Faksimili : (0711) 712100 SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. PUPUK SRIWIDJAJA

Lebih terperinci

LAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 129/KPTS/2017 Tanggal : 30 Agustus 2017

LAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 129/KPTS/2017 Tanggal : 30 Agustus 2017 LAMPIRAN I Nomor : 129/KPTS/2017 PEDOMAN PENANGAN AN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk (untuk selanjutnya disebut Perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1300, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2015 KEMEN-PAN RB. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KETENTUAN GRATIFIKASI HADIAH/CENDERAMATA & HIBURAN (ENTERTAINMENT)

KETENTUAN GRATIFIKASI HADIAH/CENDERAMATA & HIBURAN (ENTERTAINMENT) A-003/PDV/CS/2014 A. PRINSIP DASAR KETENTUAN GRATIFIKASI HADIAH/CENDERAMATA & HIBURAN (ENTERTAINMENT) 1. Penolakan Gratifikasi Seluruh lnsan PDV yang karena jabatannya dan/atau anggota keluarganya (keluarga

Lebih terperinci

Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT TASPEN (PERSERO)

Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT TASPEN (PERSERO) ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) PD-17/DIR/2017 NOMOR KEP-06/DK-TASPEN/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN

Lebih terperinci

Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC

Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC dilarang karena dapat mendorong Insan PTC bersikap tidak obyektif, tidak adil dan tidak profesional, sehingga Insan PTC tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Compliance 1 DAFTAR ISI No Pokok Pembahasan

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 T E N T A N G PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI BANTUL BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1918, 2014 KEMENKOP Dan UKM. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PER/M.KUKM/XII/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2013, 2014 KEMEN ESDM. Bebas Korupsi. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPIJBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN

Lebih terperinci

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang No.1017, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. No.1845, 2014 BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. Menimbang : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1784, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Gratifikasi. Pengendalian BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 178 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DAN PENYELENGGARA NEGARA DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.576, 2015 BKPM. Benturan Kepentingan. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

2015, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

2015, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P No.1626, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pengendalian. Gratifikasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.577, 2015 BKPM. Gratifikasi. Pengendalian. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah perilaku benturan

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun No.729, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Konflik Kepentingan Pencegahan dan Penanganan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Good Governance is Commitment and Integrity

Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Good Governance is Commitment and Integrity Pedoman Pengendalian Gratifikasi Good Governance is Commitment and Integrity BAHASAN Definisi Korupsi, Suap dan Gratifikasi Contoh Gratifikasi Hubungan Gratifikasi dengan Korupsi Pengendalian Gratifikasi

Lebih terperinci

ISI DAFTAR DAFTAR ISI BAGIAN I UMUM... A. TUJUAN... B. RUANG LINGKUP... C. PENGERTIAN... D. REFERENSI

ISI DAFTAR DAFTAR ISI BAGIAN I UMUM... A. TUJUAN... B. RUANG LINGKUP... C. PENGERTIAN... D. REFERENSI DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................... BAGIAN I UMUM.............................................................................. A.

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P No.1258, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.572, 2015 BMKG. Gratifikasi. Pengendalian, Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.962, 2015 KEMENDAG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/M-DAG/PER/4/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI BANTUL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2013 TENTANG PELAPORAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci