BAB I PENDAHULUAN. 1.3 TUJUAN PENULISAN. Penulisan makalah ini bertujuan :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.3 TUJUAN PENULISAN. Penulisan makalah ini bertujuan :"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muskular, apex, dan basis cordis, atrium kanan, dan atrium kiri serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Setiap harinya jantung berdetak kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7571 liter darah. Adapun pemeriksaan diagnostik pada kardiovaskuler dapat digolongkan atas pemeriksan invasif dan non invasif. Pemeriksaan non invasif adalah prosedur-prosedur diagnostik yang dilakukan tanpa menyebabkan luka pada kulit sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berarti. Pemeriksaan kardiologi yang dikerjakan secara rutin adalah anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG, photo rontgent thorax dan pemeriksaan laboratorium rutin. Semuanya digolongkan dalam pemeriksaan kardiologi atau kardiovaskuler khusus. Pemeriksaan radiografi toraks dilakukan untuk menilai jantung, paru, mediastinum dan dinding dada. Pemeriksaan radiografi toraks untuk menilai jantung dan paru sangat penting untuk penilaian awal dan merupakan pelopor untuk pemeriksaan berikutnya. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dapat di ambl rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pemeriksaan Radiografi pada jantung? 1.3 TUJUAN PENULISAN. Penulisan makalah ini bertujuan : 1. Tujuan Umum. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas makalah mata Kuliah Radiologi. 2. Tujuan Khusus. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang: a) Mengetahui pemeriksaan radiografi pada jantung.

2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pemeriksaan Radiografi Thorax. Pemeriksaan radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan menggambarkan secara radiografi organ-organ yang terdapat didalam rongga dada. Tekhnik radiografi thorax terdiri dari bermacam macam posisi yang harus dipilih disesuaikan dengan indikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo thorax dan lain lain. Untuk menentukan posisi mana yang tepat, harus menyesuaikan antara tujuan pemeriksaan dengan kriteria foto yang dihasilkan. Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung, dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di industri industri seperti pertimbangan dimana para pekerja terpapar oleh debu Secara umum kegunaan foto thorax / CXR adalah : 1. Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung,vaskuler). 2. Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax). 3. Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/tb). 4. Untuk memeriksa keadaan paru paru Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah : 1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru). Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malign, granuloma, infeksi (pneumoniae), vascular infarct, varix. Kecepatan pertumbuhan, klasifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat multiple. 2. Kavitas. Yaitu struktur lubang berdinding didalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi staphllococcus, aureus, tuberculosis, bakteri anaerob dan jamur dan wegener s granulomatosis. 3. Abnormalitas pleura. Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseasse dan lymphangioleiomyomatosis Langkah langkah Pembuatan Foto Thorax : a. Persiapan Alat dan Bahan. 1. Meja pemeriksaan. 2. Film, kaset. 3. Marker dan asesoris lain.

3 4. Pesawat rontgen. b. Indikasi Pemeriksaan. Indikasi dilakukannya foto torak antara lain : 1. Infeksi traktus respiratorius bawah, misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia. 2. Batuk kronis. 3. Batuk berdarah. 4. Trauma dada. 5. Tumor. 6. Nyeri dada. 7. Metastase neoplasma. 8. Penyakit paru akibat kerja. 9. Aspirasi benda asing. c. Persiapan Pemeriksaan. 1. Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan. 2. Memilih tekhnik radiografi yang tepat. 3. Memberikan instruksi kepada pasien. d. Posisi Pemeriksaan. 1. Posisi PA (Postero Anterior). Pada posisi ini film diletakkan didepan dada, siku ditarik kedepan supaya skapula tidak menutupi parenkim paru. 2. Posisi AP (Antero Posterior). Dilakukan pada anak anak atau pada pasien yang tidak kooperatif. Film diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA. 3. Posisi Lateral Dextra dan Sinistra. Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi lateral kiri kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat disebelah kanan, maka dibuat proyeksi lateral kanan, berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga dibuat dalam posisi berdiri. 4. Posisi Lateral Dekubitus. Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu, yaitu bila klinis diduga ada cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film diletakkan dimuka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah horizontal. 5. Posisi Apikal (Lordotik). Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada daerah apex kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi di apex.

4 e. Prosedur Pemeriksaan. 1. Memasang kaset dan memberikan marker. 2. Mengatur posisi pasien. 3. Mengatur jarak (FFD). 4. Menentukan Arah sinar (CR) dan Pusat (CP). 5. Mengatur kolimasi menentukan faktor eksposi dan proteksi radiasi. 6. Melakukan eksposi, melakukan processing film. 7. Mengevaluasi hasil foto. f. Syarat / Kriteria Gambaran Foto Thorax PA. 1. Seluruh lapangan paru tampak atau tercover. 2. Batas atas apex paru tampak (tidak terpotong). 3. Batas bawah kedua sinus prenico costalis tidak terpotong. 4. Kedua sterno clavicular joint tampak simetris kanan dan kiri. 5. Lapangan pulmo terbebas dari gambaran os. Scapula. 6. Inspirasi penuh ditunjukkan dengan terlihatnya Costae 9-10 Posterior. 7. Faktor eksposi cukup ditunjukkan dengan terlihatnya CV Thoracal 3 atau Pemeriksaan radiologis jantung dibagi: Tanpa kontras ( X foto toraks). Dengan kontras (kateterisasi). Pemeriksaan rutin: X Foto toraks, proyeksi PA dan lateral. Dapat dilengkapi obliq kanan-kiri, dengan esofagus diisi barium Penilaian jantung: 1. Konvigurasi. 2. Letak/situs. 3. Ukuran. 1. Konvigurasi jantung: Batas kanan: parasternal. Batas kiri: pertengahan klavikula (mid clavicula). Batas atas (batas dari arkus aorta): 1-2 cm di bawah manubrium sterni. Batas bawah: sukar ditentukan, karena terdapat diafragma 2. Letak/situs jantung : N: jantung di hemitoraks kiri dan fundus jantung di abdomen sisi kiri (situs solitus). Dekstrokardia: fundus di kanan,apeks di kanan. Dekstroversi: fundus di kiri apeks di kanan.

5 Levoversi: fundus di kanan dan apeks di kiri. Mesoversi: jantung di tengah-tengah. 3. Ukuran jantung-cardio Thorak Ratio (CTR): Memiliki syarat yaitu : Posisi PA. Inspirasi cukup. Dilihat dari ketinggian diafragma (setinggi costa 9 & 10 posterior yang berbentuk huruf A dan tepi medial jelas dan setinggi costa 5 & 6) Bentuk dada normal. Tidak ada scoliosis. Focus Film Distant: 1,8 2 m. Gambar 1. Syarat mengukur CTR Keterangan : Garis M: garis di tengah-tengah kolumna vertebra torakalis. Garis A: jarakantara M dengan batas kanan jantung yang terjauh. Garis B: jarakantara M dengan batas kiri jantung yang terjauh. Garis C: garis transversal dari dinding toraks kanan ke dinding toraks sisi kiri.

6 Gambar 2. Rumus CTR Radioanatomi jantung : Gambar 3. Radioanatomi jantung anterior

7 Gambar 4. Radioanatomi jantung anterior Gambar 5. Radioanatomi jantung lateral Radiografi toraks di baca dengan menempatkan sisi kanan foto (marker R) di sisi kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa. Pada radiografi toraks, jantung terlihat sebagai bayangan opak (putih) di tengah dari bayangan lusen (hitam) paruparu. Syarat layak baca radiografi toraks, yaitu: 1. Identitas Foto yang akan dibaca harus mencantumkan identitas yang lengkap sehingga jelas apakah foto yang dibaca memang milik pasien tersebut. 2. Marker Foto yang akan di baca harus mencantumkan marker R (Right/ kanan) atau L (Left/ kiri).

8 3. Os scapula tidak superposisi dengan toraks Hal ini dapat tercapai dengan posisi PA, tangan di punggung daerah pinggang dengan sendi bahu internal rotasi. 4. Densitas cukup Densitas foto dikatakan cukup/ berkualitas jika corpus vertebra di belakang jantung terlihat samar. Gambar 6. Gambaran radiografi dengan densitas lunak, densitas cukup dan densitas keras. 5. Inspirasi cukup Pada inspirasi yang tidak adekuat atau pada saat ekspirasi, jantung akan terlihat lebar dan mendatar, corakan bronkovaskular akan terlihat ramai/ memadat karena terdorong oleh diafragma. Inpirasi dinyatakan cukup jika iga 6 anterior atau iga 10 posterior terlihat komplit. Iga sisi anterior terlihat berbentuk huruf V dan iga posterior terlihat menyerupai huruf A. Gambar 7. Inspirasi cukup jika terlihat komplit iga 6 anterior atau iga 10 posterior.

9 Gambar 8. Pengaruh inspirasi terhadap ukuran jantung dan corakan bronkovaskular. A.Inspirasi kurang, B. Inspirasi cukup. 6. Simetris Radiografi toraks dikatakan simetris jika terdapat jarak yang sama antara prosesus spinosus dan sisi medial os clavikula kanan - kiri. Posisi asimetris dapat mengakibatkan gambaran jantung mengalami rotasi dan densitas paru sisi kanan kiri berbeda sehingga penilaian menjadi kurang valid. Gambar 9. Jarak yang sama antara prosesus spinosus dengan sisi medial os clavikula bilateral. Hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan radografi: 1. Posisi pemeriksaan Jantung berada di sisi anterior rongga dada. Pada radiografi toraks dengan posisi berdiri, dimana sinar berjalan dari belakang ke depan (PA), maka letak jantung dekat sekali dengan film. Jika jarak dari fokus sinar ke film cukup jauh, maka bayangan jantung yang terjadi pada film tidak banyak mengalami pembesaran/ magnifikasi. Pada umumnya jarak fokus-film untuk radiografi jantung 1,8 2m.

10 Bayangan jantung yang terlihat pada radiografi toraks proyeksi PA mengalami magnifikasi ± 5% dari keadaan sebenarnya. Lain halnya bila radiografi dibuat dalam proyeksi antero-posterior (AP), maka jantung letaknya akan menjadi jauh dari film sehingga bayangan jantung akan mengalami magnifikasi bila dibandingkan dengan proyeksi PA. Hal yang sama akan terjadi pada radiografi yang dibuat dengan posisi telentang (supine) dengan sinar berjalan dari depan ke belakang (AP). Di sini bayangan jantung juga akan terlihat lebih besar dibanding dengan proyeksi PA dan posisi berdiri. Posisi AP dilakukan pada pasien yang tidak sanggup berdiri (posisi PA). Gambar 10. Posisi posteroanterior (PA) dan posisi anteroposterior (AP) supine 2. Bentuk tubuh Pada orang yang kurus dan jangkung (astenikus) jantung berbentuk panjang dan ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada ukuran melintang. Diafragma letaknya mendatar sehingga jantung seolah tergantung (cor pendulum). Sebaliknya pada orang yang gemuk dan pendek (piknikus); letak jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang yang lebih besar disertai diafragma yang letaknya lebih tinggi. Bentuk dinding toraks seperti pectus excavatum/ pigeon chest, pectus carinatum, kelainan pada kelengkungan vertebra seperti skoliosis, kifosis atau hiperlordosis dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung. 3. Kelainan paru Kelainan luas pada paru dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung. Fibrosis atau atelektasis dapat menarik jantung, sedangkan efusi pleura dan pneumotorak dapat mendorong jantung. 2.3 Cardiac Multi Slice Computed Tomography (MSCT) Kemajuan teknologi alat diagnostik yang pesat saat ini sudah sangat dirasakan manfaatnya dalam mendiagnosis adanya gangguan struktur morfologi organ tubuh. Diharapkan dengan adanya alat diagnostik yang baik, maka dapat dilakukan diagnosis secara tepat dan cepat, sehingga akan sangat membantu pasien mendapat penanganan yang cepat, tepat dan efisien. Dalam mendiagnosis struktur morfologi organ tubuh sangat diperlukan modalitas radiologi sesuai dengan kemampuan alat dan karakteristik organ yang akan dinilai.

11 Modalitas yang digunakan dalam bidang radiologi seperti radiologi konvensional (foto Rontgen), Computed Tomography Scanning (CT-scan), Magnetic Resonancy Imaging (MRI), Ultrasonography (USG) 2D, 3D, 4D, dan pencitraan nuklir, semuanya berkembang pesat. Pada tulisan ini akan membahas MSCT untuk organ jantung Sejarah perkembangan CT-scan untuk menilai jantung Pada awal tahun 1970-an, setiap slice gambar yang terbentuk memerlukan waktu lebih dari 10 detik dan dengan adanya gerakan/denyut jantung yang cepat penilaian struktur jantung menjadi sulit, dan saat itu hanya dapat mendeteksi adanya kelainan yang besar seperti tumor di jantung. Akhir tahun 1980-an, dengan menggunakan helical scanner, dan continuous detector, memungkinkan membuat gambar arteri koronaria akan tetapi belum dapat mendeteksi adanya stenosis. Pada tahun 1990-an, adanya kemajuan detektor, generator tabung sinar X, dan komputer dapat dibuat CT multi-row (4 slice, 16 slice, 64 slice,) dan dengan kombinasi "ECG gating" secara retrospektif dapat merekonstruksi irisan gambar sehingga dapat menilai dengan baik arteri koronaria. Contoh survey alat produksi Centre Cardiologique du Nord dari GE, menggunakan multi slice computed tomography (MSCT), pada awalnya, di tahun 2000 mengunakan 4 detektor (light speed plus), pada tahun 2001 dengan 8 detektor (light speed ultra), dan akhir tahun 2002 dengan 16 detektor (light speed pro) dan pada akhir 2004 menggunakan 64 detektor (light speed VCT). Diharapkan yang berikutnya 256 slice. Sebagai perbandingan pada pemeriksaan jantung untuk MSCT 4 slice, agar mendapatkan gambar yang cukup baik, pasien harus dapat menahan napas sekitar 45 detik, sedangkan dengan 16 slice diperlukan 20 detik. Makin banyak jumiah detektor yang digunakan akan menghasilkan kualitas dan resolusi gambar yang makin baik. Selain itu dengan MSCT memungkinkan membuat gambar semua organ tubuh dalam 3 D. Khususnya pada organ jantung, saat ini menggunakan MSCT 16 dan 64 slice (beberapa jurnal merekomendasikan 64 slice). Dengan tambahan ECG Triggering pada MSCT dan pemberian kontras iodium injeksi saat dilakukan pemeriksaan, maka dapat dibuat gambar anatomi dimensi dan konfigusi ruangruang jantung serta arteri koronaria dengan jelas. Selain penilaian di atas juga dapat menilai jumlah kalsium (calsium score) yang ada di arteri koronaria. Rekonstruksi saat fase diastolik maupun sistolik, memungkinkan penilaian fungsional secara umum ataupun segmentasi fungsi ventrikel. Beberapa meneliti melaporkan MSCT 16 slice mempunyai sensitifitas (82% - 95%), spesifisitas (95% - 96%) serta negative predictive value (96% - 99%) dalam mendeteksi adanya stenosis arteri koronaria Penggunaan MSCT cardiac Saat ini penggunaan pemeriksaan CT-scan jantung (Cardiac-MSCT) makin banyak dilakukan dan telah dijadikan sebagai salah satu pilihan pemeriksaan rutin jantung. Hal ini diakibatkan karena pemeriksaan ini tidak invasif dan dapat memberikan informasi tentang struktur morfologi anatomi organ jantung dan vaskulernya begitu maksimal. MSCT (terutama 64 slice) mampu memberikan data informasi baik berupa morfologi anatomi maupun fungsionalnya, juga dapat memberikan detail data struktur jantung berikut variasinya serta struktur organ di mediastinum (terutama pembuluh darah). Disamping itu juga diharapkan dapat memberikan informasi data lesi necrotik atau iskemik, reversibel atau irreversibel sehingga memungkinkan pemberian terapi yang efektif dan efisien kepada pasien. MSCT jantung yang tidak invasif ini sangat bermanfaat karena hanya dengan satu jenis pemeriksaan (sebelumnya menggunakan coronography, myocardial scintigraphy, dan echocardiography)

12 dapat menganalisa data klinis yang cukup diperlukan untuk menentukan jenis dan tindakan terapi bagi pasien. Analisa dari hasil pencitraan cardiac MSCT yang sering digunakan saat ini berupa: penilaian morfologi jantung, kalsium skor arteri koronaria dan CT angiografi koronaria. Pada MSCT 64 slice juga dimungkinkan untuk menilai fungsional struktur jantung. Kalsium skor, merupakan teknik penilaian perluasan kalsifikasi di arteri koronaria dengan menggunakan angka (lihat interpretasi kalsium skor). Penelitian awal kalsium skor menggunakan EBCT (electron beam CT), tetapi sekarang menggunakan multi-slice CT yang scan lebih cepat dan lebih akurat. Telah dibuktikan adanya korelasi langsung banyaknya kalsium skor dengan resiko penyakit jantung koroner (atherosclerosis and plaque formation). Makin tinggi kalsium skor, makin tinggi kemungkinan adanya stenosis a. koronaria. Calsium score nol (O), belum dapat menyingkirkan adanya soft plaques, tetapi secara statistik dapat menyingkirkan adanya penyakit jantung koroner bermakna (dapat terlihat lebih baik dengan CT angiogram). Dengan ditemukannya calsium skor yang tinggi, sangat mungkin disertai adanya soft plaque, yang apabila soft plaque tersebut ruptur maka akan menyebabkan acute heart attack Interpretasi calcium scores MSCT sangat baik untuk mendeteksi dan mengukur banyaknya kalsium di pembuluh darah koroner. Calcium score (CS) pada tiap pembuluh darah koroner mencerminkan banyaknya kalsium pada pembuluh darah tersebut. Nilai CS > 100 mengindikasikan mempunyai resiko tinggi PJK. CS yang lebih tinggi menunjukkan aterosklerosis plak yang lebih banyak. CS tidak secara langsung menunjukkan persentasi penyempitan pada pembuluh darah koroner, tetapi CS yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan yang lebih besar adanya stenosis pada pembuluh darah koroner tersebut. Teknik ini sudah disetujui dan digunakan oleh American College of Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA). a. Nilai interpretasi kalsium score sbb: Penilaian Fungsional Jantung dengan CT-scan Penilainan fungsional jantung pertama kali dengan CT scanner 64-slice. Parameter fungsional yang dinilai antara lain: 1. Gerakan katup dan segmen-segmennya 2. Pelengkap data penilaian arteri koronaria, contoh: Hypokinetik dinding anterior dan septum, berhubungan dengan stenosis LAD. Systolic dysfunction, lesi bermakna dan perlu terapi. Systolic dysfunction positif, perlu dilanjutkan pemeriksaan nuklir (stressthallium) atau pemeriksaan stress-perfusion MRI, karena MRI dapat mendeteksi perubahan perfusi pada awal stenosis (ischemic). Systolic dysfunction, selalu disertai perubahan perfusi. 3. Ejection fraction Ejection fraction dapat dinilai dengan adanya ukuran kapasitas enddiastolic dan end-systolic, akan tetapi beberapa penelitian melaporkan ejection fraction dengan MSCT underestimates 5-10% dibanding pengukuran dengan MRI (digunakan MRI sebagai gold standard). b. Yang dapat dinilai pada CT Scan jantung Kalsifikasi (arteri koronaria, katup, mycardium, pericardium). Abnormalitas ruang-ruang jantung (dilatasi, penipisan mycordium, old scars/infaction, aneurisma, trombus atrium atau ventrikel, tumor).

13 Gangguan fungsi (hypomotility, reduced right ventricular function). c. Indikasi cardiac CT (sekarang) Penelitian Coronary calsium scoring: Pasien dengan atypical chest pain Screening pada asymptomatic subjects dengan kecurigaan resiko PJK rendah/sedang Coronary artery disease (main branches) Regional wall thickness Penilaian potency of coronary artery bypass graft Penyakit jantung bawaan pasien dewasa sebelum dilakukan operasi pasien dengan cardiac pacemarker d. Indikasi perluasan/tambahan pada cardiac CT Functional: Ejection fraction Cardiac output Regional motility e. Indikasi akan datang untuk cardiac CT Mycordial viability after infarction, PTA, or Stenting Valvular disease Tidak ada indikasi: penyakit a. koronaria bagian distal. f. Indikasi pemeriksaan umum yang sering dilakukan pada Cardiac CT antara lain: 1. Adanya resiko penyakit jantung ringan atau sedang 2. Evaluasi anatomi cardiac/pericardial, adanya massa, trombus, dll 3. Kasus-kasus chest pain 4. Evaluasi setelah bypass grafts dan pemasangan stents. Pada keadaan ini, sering disertai artefak stent dan menyebabkan penilaian stenosis stent tidak jelas (tergantung material, tipe dan lokasi stent). Beberapa laporan menyatakan sensitifitas CT-angiografi dalam mendeteksi adanya sumbatan pada bypass 100% adanya penyempitan 60% - 96%. 5. Evaluasi gerakan dinding jantung dan fungsi katup. 6. Mendeteksi adanya anomali jantung Persiapan pasien Agar dapat dihasilkan kualitas gambar yang baik, selain dari kemampuan alat, juga persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan, persiapan meliputi: 1. Denyut jantung kurang dari 70 kali/menit, kalau perlu di beri beta-blocker. Beberapa keadaan dengan kontra indikasi pemberian beta-blocker antara lain: a. Ashma Bronchiale b. AV block c. Hypotensi berat d. Gagal jantung berat e. Intolerance to beta-blockers

14 2. Sebelumnya hindari kopi, atropin, theophyline. 3. Contras Material (iodium) injection (fungsi ginjal baik, tidak alergi kontras) Beberapa keterbatasan dan kelebihan pada MSCT untuk penilaian jantung: l MSCT angiografi, pada keadaan calsium score yang tinggi disertai denyut jantung yang tinggi akan ditemukan "motion artifacts" yang dapat menyulitkan dalam menginterpretasi gambar (menentukan stenosis). l Coronary CTA, hanya murni sebagai alat diagnosis, tidak seperti kateterisasi selain untuk diagnostik juga dapat sebagai tindakan terapi (pemasangan stent). Oleh karena itu, pada pasien yang secara klinis sudah jelas dengan gambaran adanya stenosis a. koronaria tentu dengan pemeriksaan Coronary CTA kurang bermanfaat dibandingkan dengan kateterisasi. l Tingginya nilai negative predictive value of coronary MSCT angiography, membuat pemeriksaan kateterisasi perlu dipertimbangkan pada pasien yang secara symptomatic terutama pada pemeriksaan pretest ada kecurigaan stenosis arteri koronaria. Jika pada CTA secara jelas tidak tampak stenosis maka pemeriksaan invasive angiography tidak diperlukan lagi. l Tidak seperti catheter angiography, pada CT-angiografi dapat dilakukan penilainan dengan cross-sectional sehingga dapat menganalisa dinding pembuluh darah (fibrosis, lipidrich noncalcified plaque, calfified plaque). 2.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI) Jantung Magnetic Resonance Imaging (MRI) jantung menggunakan magnet dan gelombang radio untuk memindai jantung dan menghasilkan gambar atau foto jantung. MRI tidak menggunakan radiasi seperti jenis pemeriksaan radiologi lainnya dan tidak memiliki efek merugikan jangka panjang. MRI perfusi stres jantung menggunakan suntikan media kontras selama pemindaian. Kontras masuk ke otot jantung di daerah yang menerima suplai darah yang baik. Pada daerah yang relatif aliran darahnya kurang tidak terdapat kontras, yang bisa menjadi indikator penyakit jantung iskemik. Aliran darah (perfusi) ke jantung dinilai baik pada istirahat dan pada waktu dilakukan stres test. Stres test dilakukan dengan suntikan obat yang disebut adenosin. Obat ini memiliki efek pada jantung seperti latihan fisik dan kontras yang telah disuntikkan dapat memperlihatkan bagian dari otot jantung yang tidak menerima pasokan darah yang memadai. Setelah itu tes ini dilakukan tanpa adenosin dan dibandingkan dengan gambar yang dilakukan stres test. Informasi ini membantu dalam mengidentifikasi adanya iskemia dan dapat menunjukkan pembuluh darah yang menyebabkan masalah dengan akurat Persiapan MRI Stres perfusi jantung Menghindari Kafein selama 24 jam sampai 48 jam sebelum pemeriksaan. Kafein mengganggu pemberian adenosin di hati. Berpuasa selama 4 jam. mengisi kuesioner sebelum pemeriksaan untuk memastikan aman bagi pasien untuk masuk mesin MRI. Melakukan tes darah serum kreatinin dan BUN.

15 2.4.2 Yang dilakukan selama MRI Stres perfusi jantung Memakai pakaian yang disediakan. Hal ini untuk menghindari benda logam yang dapat mengganggu magnet dan untuk memungkinkan akses yang mudah untuk memasang elektroda pada dada untuk memonitor detak jantung Berbaring di tempat tidur pemindai Dilatih untuk melakukan pemindaian MRI Lead untuk memantau denyut jantung kemudian akan ditempatkan pada dada Jika suntikan kontras media (gadolinium chelate) diperlukan, dipasang IV line d tangan kiri dan kanan Dipasang koil di daerah dada yang bekerja dengan magnet utama untuk menerima sinyal gelombang radio untuk menghasilkan gambar. Setelah siap, akan ditempatkan di dalam mesin MRI yang seperti terowongan pendek. Akan ada suara bersenandung dan suara mengetuk teradi di sekitar yang menunjukkan baha scanner sedang berjalan. Biasanya merasa sedikit hangat selama pemindaian Pasien akan diminta untuk menahan napas dari waktu ke waktu selama scan untuk membantu menghasilkan gambar yang terbaik Mesin MRI bising, sehinga pasien dipasang headphone dan dapat mendengarkan musik dan berbicara dengan petugas radiografer selama melakukan scan. Pasien juga akan diberi tombol bel selama pemindaian. menekan tombol bel akan membuat radiografer mengetahui bahwa pasien ingin berbicara. Sebuah mikrofon terletak di dalam mesn MRI. Setelah pasien merasa nyaman, radiografer akan kembali ke konsol kontrol, meninggalkan pasien dalam mesin MRI. Dari sini radiorafer akan mengontol scanner untuk menscan bagian jantung Suntikan kontras dan adenosin akan diberikan selama pemindaian untuk pemeriksaan perfusi jantung. Pada waktu disuntik adenosin akan terasa tidak enak di daerah dada dan wajah. Efek ini singkat dan biasanya segera berakhir setelah suntikan diberikan Resiko dari MRI Stres Perfusi Jantung Tidak ada resiko yag berarti dari mesin MRI. Kebanyakan orang biasanya tidak ada masalah kecuali yang menggunakan implan atau peralatan seperti alat pacu jantung. Ada resiko yang sangat kecil dari reaksi alergi yang terkait dengan konras medium (gadolinium chelate). Adenosin diberikan selama stres test. Namun obat ini dapat memiliki efek samping yang lebih serius termasuk : nyeri dada, badan terasa hangat, bedebar-debar, dan kadang terasa sesak Manfaat dari MRI Stres Perfusi Jantung MRI menghindari paparan radiasi (X-ray). Hal ini sangat bermanfaat bagi pasien yang harus dilakukan evaluasi secara berulang MRI mempunyai kelebihan dibandingkan sinar-x dalam kemampuan menampilkan gambar secara khusus untuk menunjukkan anatomi yang kompleks. Mampu untuk menganalisa aliran dara melalui pembuluh darah dan di dalam ruang jantung. Gambar yang kabur karena gerakan jantung dan pembuluh darah dapat diatasi

16 MRI perfusi dapat memberikan informasi penting mengenai bagian otot jantung dengan suplai darah yang tidak memadai dan dapat menentukan otot jantung masih hidup atau tidak. Ini dapat digunakan untuk memandu pengobatan Indikasi MRI Jantung Mengukur fungsi ventrikel kiri dan kanan : 1. Kardiomiopati 2. Gagal jantung 3. Arythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD) 4. Hipertensi pulmonal Evaluasi anatomi jantung 1. Perikarditis konstriktif 2. Tumor dan thrombus jantung 3. Penyakit jantung bawaan (kongenital) 4. Patent Foramen Ovale (PFO) Perfusi otot jantung (miokard) : Penyakit jantung koroner Mengevaluasi myocardial scar/viability 1. Identifikasi miokard yang hibernating sebelum revaskularisasi 2. Identifikasi kardiomiopati dari miokarditis kronis MRA oroner : anomali arteri koroner Mengukur aliran darah 1. Penyakit katub jantung (misal aorta regurgitasi, mitral regurgitasi, aorta stenosis, mitral stenosis, dll) 2. Evaluasi Shunts ASD, VSD, dan PDA Pertimbangan khusus lainnya : 1. Pasien yang tidak kandidat echocardiography (window echo jelek) 2. Pasien yang tidak kandidat pemeriksaan nuklir jantung (obesitas, payudara besar, wanita, bdn kecil) 3. Pasien tidak mau diperiksa prosedur invasif (TEE, kateterisasi jantung) 4. Pasien yang menginginkan diperiksa lengkap Jenis Pemeriksaan MRI Jantung MRA coronary Perfusion study Viability study Dobutamine stres MRI ARVD study MRA Function study Congenital Heart study

17 2.5 Echocardiography Pengertian Salah satu pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi gangguan jantung adalah alat echocardiography. Echocardiography merupakan pemeriksaan jantung dengan menggunakan ultrasound (gelombang suara) frekuensi 2-6 MHz. Nama lain echocardiography adalah USG Jantung dan test gema. Echocardiography adalah suatu alat yang mengambil gambar dari hati atau jantung dengan menggunakan gelombang suara. Echocardiography ( ultrasound pengujian untuk hati atau jantung) mengijinkan suatu ahli jantung untuk menguji struktur, fungsi, dan aliran darah dari hati atau jantung tanpa penggunaan dari sinar-x. Echocardiography dilakukan dengan penggunaan suatu tongkat plastik yang lembut (suatu echo-transducer) untuk memancarkan gelombang suara ke dada atau abdomen. Gelombang suara lewat dengan aman sampai badan dan gema yang dihasilkan akan ditafsirkan oleh suatu sistem yang terkomputerisasi. Indikasi penggunaan echocardiography adalah untuk melihat fungsi ventrikel, kelainan jantung kongenital, penyakit jantung katup, kardiomiopati, efusi perikardial, adanya massa (tumor) dan penyakit aorta proksimal. Karena echocardiography dapat menghasilkan gambar atau frame dengan inherensi (jumlah potongan) yang tinggi, maka echocardiography dapat digunakan untuk melihat pergerakan struktur pada jantung. Echocardiography dengan kombinasi Doppler digunakan untuk melihat fungsi ruang-ruang jantung, katup jantung dan adanya pintas-pintas (shunt, seperti ASD atau VSD) dalam jantung.

18 Gambar 1a. Gambar 1b. Gambar 1c. Gambar 1a.echocardiography secara fisik Gambar 1b. pemeriksaan echocardiography Gambar 1c. hasil pemeriksaan echocardiography Fungsi echocardiography Echocardiography memiliki fungsi diantaranya adalah : a. Memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh besar. b. Berperan dalam diagnosa kelainan jantung bawaan (congenital). c. Mendeteksi kelainan struktur anatomi katup jantung misalnya adanya kekakuan, gangguan pembukaan-penutupan katup, tebal dan geraknya, serta apakah ada perlekatan. d. Membantu dokter dalam menilai kemampuan gerak otot -otot dinding jantung akibat penyempitan pembuluh koroner, pembengkakan otot jantung (dilated cardiomypathy), dan penebalan otot jantung (hiperthrophy cardiomypathy) yang disebabkan hipertensi dan kelainan otot jantung bawaan. e. Melihat massa tumor seperti thrombus, vegetasi atau cairan perikad.

19 2.5.3 Pemeriksaan echocardiography yaitu : Terdapat empat jenis pemeriksaan yang dapat dideteksi dengan echocardiography a. Trans Thoracal Echocardiography (TTE) Adalah standar echocardiography, tidak nyeri, tanpa efek radiasi dan noninvasif. Non-invasif memiliki arti tidak ada operasi yang dilakukan dan tidak ada alat yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melainkan alat hanya diletakkan pada bagian luar tubuh pasien yaitu tranduser diletakkan pada dada dengan menggunakan pelumas atau gel. Proses pemeriksaan jantung pada jenis echocardiography ini tergolong cukup mudah. Bagian dari echocardiography yaitu tranduser diletakkan di dada pasien. Tranduser tersebut mengirim gelombang suara, ultrasound melalui dinding dada dan jantung pasien. Telinga manusia tidak dapat mendengar gelombang ultrasound sehingga kita tidak meraasakan apapun. Gelombang ultrasound tersebut memantul dari struktur jantung dan kemudian ditangkap oleh penangkap gelombang pada mesin echocardiography. Gelombang tersebut kemudian dikonversi oleh mesin echocardiography menjadi gambar pada layar. Hasil analisa kemudian dapat dilihat pada kertas yang disebut dengan echocardiogram. Gambar 2. Pemeriksaan jantung secara Trans Thoracal Echocardiography (TTE) b. Trans Esophageal Echocardiography (TEE) Adalah pemeriksaan jantung, menggunakan alat transduser masuk melalui tenggorokan menuju esophagus (saluran cema atas yang terletak dekat dengan

20 jantung), sehingga penampilan bagian-bagian tertentu jantung akan lebih jelas. Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk melihar aorta dan bagian lain dari jantung pasien secara langsung. Dalam pengujian ini, transduser dipasang pada ujung tabung fleksibel. Tabung kemudian dimasukkan ke dalam tenggorokan pasien dan masuk ke kerongkongan (bagian terkemuka dari mulut ke perut anda). Hal ini memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambar yang lebih rinci dari jantung pasien. Gambar 3. Tabung fleksibel yang digunakan saat pemeriksaan Trans Esophageal Echocardiography (TEE) Gambar 4. Proses pemeriksaan secara Trans Esophageal Echocardiography (TEE) c. Stress Echocardiography Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat gerakan otot-otot jantung lebih akurat dengan menggunakan alat treadmill atau memasukkan obat untuk menstimulasi gerakan otot-otot jantung. Stress echo ini dilakukan sebagai bagian dari tes stress. Selama tes stress, pasien disuruh berolahraga atau minum obat (yang diberikan oleh dokter) untuk membuat jantung pasien bekerja keras dan beat jantung

21 menjadi lebih cepat. Seorang teknisi akan mengambil gambar jantung pasien dengan menggunakan echocardiography sebelum pasien berolah raga dan segera setelah pasien selesai berolahraga. Beberapa masalah jantung, seperti penyakit jantung koroner, lebih mudah didiagnosis ketika jantung bekerja keras dan beatnya lebih cepat. Gambar 5. Proses pemeriksaan secara stress echocardiography d. Fetal Echocardiography Fetal Echocardiography juga sering disebut dengan echocardiography janin karena jenis pemeriksaan ini digunakan untuk melihat jantung bayi yang belum lahir. Seorang dokter dapat merekomendasiakn pemeriksaan ini untuk memeriksa bayi untuk masalah jantung. Pemeriksaan ini dapat dilakukan selama kehamilan sekitar minggu. Untuk pemeriksaan ini, tranduser diletakkan diatas perut ibu hamil yang mana hasilnya akan muncul di layar.

22 Gambar 6. Proses pemeriksaan secara fetal echocardiography Gambar 7. Hasil pemeriksaan secara Fetal Echocardiography Selama pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiography, terdapat beberapa prosedur yang dilakukan. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut : Selama pengujian, Anda akan diberikan memakai gaun rumah sakit. Anda akan diminta untuk melepaskan pakaian Anda dari pinggang ke atas. Teknisi akan menempatkan tiga elektroda (kecil, datar, patch lengket) di dada Anda. Elektroda yang tersebut akan mengirimkan gelombang ultrasound ke monitor. Kemudian teknisi akan meminta Anda untuk berbaring pada sisi kiri di meja uji. Dia akan menempatkan tongkat (yang disebut transduser suara-gelombang) pada beberapa daerah dada Anda. tongkat akan memiliki sedikit gel di ujung, yang tidak akan membahayakan kulit Anda. Gel ini digunakan untuk membantu menghasilkan gambar yang lebih jelas. Suara merupakan bagian dari sinyal Doppler. Anda mungkin atau mungkin tidak mendengar suara selama pengujian. Anda mungkin diminta untuk mengubah posisi beberapa kali selama pemeriksaan agar teknisi dapat mengambil gambar jantung pada berbagai daerah.

23 Anda juga mungkin diminta untuk menahan nafas Anda pada waktu selama ujian. Anda mungkin merasa kesejukan dari gel pada transduser dan tekanan sedikit dari transduser di dada Anda. Tes akan berlangsung sekitar 40 menit. Sesudah pemeriksaan, Anda dapat berpakaian dan menjalani kegiatan sehari-hari Anda. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda. Namun jika anda akan melakukan pemeriksaan secara stress echocardiography, terdapat beberapa prosedur yang berbeda. Berikut adalah prosedur khusus untuk stress echocardiography : Pada hari pemeriksaan, jangan makan atau minum apapun kecuali air selama empat jam sebelum tes. Jangan minum atau makan produk kafein (cola, coklat, kopi, teh) selama 24 jam sebelum tes. Kafein akan mengganggu dengan hasil pemeriksaan. Karena obat over-thecounter banyak mengandung kafein, jangan minum obat over-the-counter yang mengandung kafein selama 24 jam sebelum tes. Jangan meminum obat jantung setelah selama 24 jam sebelum pengujian Anda kecuali dokter Anda memberitahu Anda sebaliknya, atau kecuali obat yang dibutuhkan untuk mengobati ketidaknyamanan dada. Misalnya : a. Beta blockers (misalnya, Tenormin, Lopressor, Toprol, atau Inderal). b. Mononitrate dinitrate (misalnya, Isordil, Sorbitrate) c. Mononitrate isosorbide (misalnya, Ismo, Imdur, Monoket) d. Nitroglycerin (misalnya, Deponit, Nitrostat, Nitropatches) Dokter Anda juga dapat meminta Anda untuk berhenti minum obat jantung lainnya pada hari pemeriksaan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang obat-obatan Anda, tanyakan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat apa pun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda. Jika Anda menggunakan inhaler untuk bernafas Anda, dapat dibawa pada saat pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan dimulai, Anda akan diminta untuk melepaskan gigi palsu. Jalur intravena (IV) akan dimasukkan ke dalam suatu vena di lengan atau tangan sehingga obat dapat disampaikan selama pemeriksaan. Seorang teknisi akan menggosok tiga wilayah kecil di dada Anda dan elektroda tempat (kecil, datar, patch lengket) di daerah ini. Elektroda akan tersambung ke monitor. Sebuah alat pengukur tekanan darah akan ditempatkan pada lengan Anda untuk memonitor tekanan darah Anda selama pemeriksaan. Sebuah klip kecil, menempel pada oksimeter pulsa, akan ditempatkan di jari Anda untuk memantau tingkat oksigen darah Anda selama pemeriksaan. Sebuah obat penenang ringan (obat untuk membantu Anda rileks) akan

24 diberikan kepada anda. Karena obat penenang, Anda mungkin tidak sepenuhnya terjaga selama pemeriksaan. Tip hisap gigi akan ditempatkan ke dalam mulut Anda untuk menghapus setiap sekresi. Sebuah endoskopi, tipis dilumasi (alat viewing) akan dimasukkan ke dalam mulut Anda, ke tenggorokan anda dan masuk ke kerongkongan Anda. Ini tidak akan mempengaruhi bernapas. Anda mungkin diminta untuk menelan pada waktu tertentu untuk membantu melewati endoskopi. Ini bagian dari tes berlangsung beberapa detik dan mungkin tidak nyaman. Setelah endoskopi diposisikan, gambar jantung diperoleh di berbagai sudut. Anda tidak akan merasa ini bagian dari tes. Ketika selesai, tabung ditarik. Anda akan dipantau selama menit setelah ujian, yang memakan waktu sekitar 90 menit untuk melakukan. Seseorang akan perlu untuk mengantar anda pulang setelah tes. Anda tidak harus makan atau minum sampai habis semprot bius atau sampai mati rasa di tenggorokan Anda hilang sekitar satu jam setelah ujian. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda Perkembangan echocardiography Konsep "melihat" struktur menggunakan "suara" tanggal kembali ke tahun 1920-an, ketika USG yang dihasilkan oleh kristal piezoelektrik digunakan untuk mendeteksi cacat pada logam. Pada awal tahun 1950, Hertz dan Edler menggambarkan penggunaan USG untuk menilai penyakit mitral-katup. Selanjutnya, Harvey Feigenbaum di the1960s standar penggunaan klinis dari echocardiography M-mode untuk penilaian kuantitatif dimensi ventricular kiri. Munculnya ekokardiografi 2-dimensi (1970), Pulsed Doppler (1970), dan warna Doppler (1980) memperkenalkan metode baru untuk penilaian rutin anatomi jantung dan hemodinamik di samping tempat tidur. lingkup Fleksibel dan transduser unggul lebih lanjut membuka jalan untuk penerapan transesophageal echocardiography. Tissue Doppler dan ekokardiografi kontras baru-baru ini telah muncul sebagai alat penting untuk evaluasi fungsi miokard regional dan aliran darah. Miniaturisasi dan kemampuan untuk pak ribuan kristal dalam array elektronik telah mengubah penerapan echocardiography 3-dimensi menjadi alat tomografi di samping tempat tidur. Pada saat laju pembangunan, ekokardiografi akan dapat memberikan penilaian lengkap hati dalam hal anatomi, aliran koroner, dan fisiologi. Pelatihan orang dan membuatnya tersedia di setiap sisi tempat tidur mungkin satusatunya tantangan yang tersisa.

25 Echocardiography 3-D merupakan teknologi baru yang memeperlihatkan visualisasi 3 dimensi dari struktur jantung. Dengan kemajuan teknologi tranduser, (matrix array tranducer), online 3-D acquisition, visualisasi dan analisis telah dapat dilakukan. Proses ini dapat membuat 3-D acquisition pada semua katup mitral, dimana dapat dipotong sepanjang tampilan yang diinginkan sehingga dapat memperbaiki kelemahan dari echocardiography 2- D. penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa echocardiography 3-D memberikan realibilitas yang lebih baik dari echocardiography 2-D diantara operatoroperator yang kurang berpengalaman dilihat dari akurasinya yang baik. Hal ini dapat dilihat sebagai indicator potensial dari echocardiography 3-D. berikut adalah perbedaan hasil echocardiography 2-D (gambar 8a)dan echocardiography 3-D (gambar 8b). Gambar 8a. Gambar 8b. Gambar 8a. hasil echocardiography 2-D Gambar 8b. hasil echocardiography 3-D Gambar 9. Hasil analisis pada echocardiography 3-D

26 2.5.5 Arsitektur Echocardiography Arsitektur Echocardiography (ie33 xstream) terdiri dari 4 bagan utama yakni : 1. Live 3D Echo 2. Live xplane imaging 3. SonoCT 4. XRES image processing Ie33 xstream adalah suatu sistem yang memproses berbagai data secara bersamaan dan terus menerus, yang tergabung dalam sebuah multiprocessor yang memiliki kemampuan sampai 250 milyar operasi per detik yang dilakukan secara fleksibel dan terstruktur, arsitektur echocardiography jenis xstream dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan aplikasi dalam bidang klinis, alat ini pula terdiri dari suatu layar (Philiphs) Echo 3D dan xplane images bersama dengan SonoCT dan xres images yang memiliki kemampuan untuk memproses suatu data berupa image (gambar). 1. Layar (Philips) Echo 3D Merupakan generasi keempat layar (Philips) yang secara keseluruhan disample dengan menggunakan matriks, alat ini menyediakan tampilan 3D realtime. Arsitektur Xstream yang kuat memungkinkan didapatkan manipulasi dan hitungan dari data volume. 2. SonoCT real-time image SonoCT memperoleh dan memproses sampai sembilan garis dan bentuk untuk menampilkan gambaran vaskuler yang bebas dari pecahan dan artifact. 3. XRES image processing XRES image processing adalah suatu algoritma yang mampu melaksanakan analisa yang realtime serta memperbaiki image (gambar) sepanjang area dada secara keseluruhan Transducers Untuk penggunaan Echo-Transducer_nya terdiri dari bermacam-macam transducer diantaranya yaitu : 1. Teknologi PureWave Kristal 2. Transducer S Teknologi transducer xmatrix 4. Transducer X3-1 Omniplane TEE, yang terintegrasi dengan transducer s7-2 omni transesophageal

27 Transducers High-performance yang secara khusus dirancang untuk menghasilkan efisiensi suara (akustik) yang maksimum, dengan suatu desain lensa low-loss yang memberikan tingkat resolusi yang tinggi dan proses penetrasi sinyal ultra yang lebih besar dengan tingkat gangguan yang kecil. Dengan desain yang ekonomis dengan kabel yang ringan sehingga dapat mengurangi kelelahan dan ketegangan dari para pengguna transducer ini (operator). Adapun macam-macam transducer yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Teknologi PureWave kristal Struktur Piezocrystal memepunyai kelebihan dalam hal proses penerimaan sinyal akustik (suara) dibanding dengan PZT keramik yang bersifat tradisional. 2. S5-1 transducer S5-1 transducer dalam penggunaannya menggunakan luas bidang dari dua high-performance yang digunakan oleh transducers konvensional. Kelebihannya dibanding dengan teknologi PureWave kristal adalah transducer ini membentuk image (gambar) 2D dengan tingkat kepekaan warna yang lebih tinggi. 3. xmatrix transducer Transducer xmatrix menggunakan rangkaian micro-beamforming yang didalamnya terintegrasi sampai 3,000 jenis rangkaian filter aktif. 4. X3-1 transducer X3-1 transducer merupakan teknologi xmatrix yang menggunakan sistem array yang cocok untuk menghasilkan gambar 3D serta xplane imaging. Dengan lubang bidik kamera yang berukuran kecil sangat sesuai untuk menghasilkan dan meningkatkan tampilan image (gambar) cardiac dari pasien. 5. OMNIPLANE TEE teknologi Transducer S7-2 omni transesophageal mempunyai cakupan frekuensi sebesar 7 MHZ yang mampu menghasilkan luas bidang yang lebih besar Elektronika echocardiography Echocardiography digunakan secara luas untuk menampilkan bagian dalam dari tubuh manusia berupa cardiac serta beberapa penyakitnya seperti hati ataupun jantung, dengan menggunakan alat ini memungkinkan untuk mendeteksi struktur bagian dalam dari hati atau jantung. Pergerakan dari struktur tersebut juga dapat direkam dengan resolusi yang bagus disbanding dengan teknik diagnosa menggunakan x-ray ataupun angiographic, dalam alat ini menghadirkan perbandingan antara waktu dengan informasi umum berupa gerakan ataupun

28 image tentang struktur dari hati maupun jantung dalam kecepatan normal rendah dengan menggunakan perekam elektrokardiogram. Untuk alat Echocardiography digunakan transducer yang berfungsi untuk mengubah suatu besaran dalam bentuk lain menjadi besaran lainnya, dalam hal ini berupa pancaran sinyal ultra high frequency menjadi besaran suara dalam bentuk pergerakan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk gambar. Adapun gambar blok diagram secara umum dari Echocardiography adalah ditunjukkan oleh gambar 10 dibawah ini : Gambar 10. Blok diagram rangkaian echocardiography Gambar diatas menunjukkan blok diagram dari echocardiography, beberapa blok rangkaian umum pada instrument pengukuran gema, kecuali untuk penambahan rangkaian sweep lambat dan pengaturan modulasi pencahayaan CRT. Untuk echocardiography, transducer ditempatkan diantara ribs ketiga dan keempat pada dinding dada luar dimana tidak ada paru-paru antara kulit dengan jantung. Dari probe ini cahaya ultra sonic intensitas rendah diarahkan pada area jantung dan sinyal gema diperoleh. Posisi probe dimanipulasi untuk memperoleh gema dari area yang diinginkan pada jantung. Echocardiograph Pulsed Doppler tergantung pada penemuan velocitas aliran darah yang kontras dengan echocardiograph M-mode yang berdasarkan properti anatomi dari jantung, teknik ini digunakan sebagai adjunct ke echocardiograph M-mode konvensional dan

29 informasi banyak diperoleh dari komplemen pemeriksaan pulsed Doppler atau dengan melaksanakan prosedur M-mode. Dalam banyak kasus penemuan pulsed Doppler memberikan informasi diagnosa yang berguna dimana penemuan M-mode adalah normal atau sugestif, sistem beroperasi pada prinsip ultrasound yang memantul dan menemukan velocitas aliran darah dalam volume, yang disebut dengan volume sample. Volume sample secara spesifik dapat dipilih dalam jantung dan pembuluh darah dengan setting kendali kedalaman dan adalah subjek dari berbagai komponen velocitas aliran darah, komponen gerak, turbulensi, dan laminar seperti gerakan dinding, gerakan valve. Komponen ini diisolasi dengan filter yang cocok dalam rangkaian dan masing-masing memiliki kualitas audiotonal dan pola spektral yang berhubungan. Jumlah yang meningkat dari pemeriksaan yang rutin dan kemungkinan meng-extract data kuantitatif dari echocardiograph telah menimbulkan keperluan pengembangan sistem komputer untuk analisa semi otomatis dari echocardiograph M-mode, program rutin secara umum tertuju pada pengukuran yang dapat dibagi 3 kelompok : 1. dimensi ventricular 2. dimensi aorta dan atrium kiri 3. pengukuran valve mitral. Tiap kelompok pengukuran dimulai dengan kalibrasi, sehingga kemungkinan untuk menggunakan rekaman yang berbeda untuk pengukuran struktur dari tiap kelompok sistem perhitungan untuk memproses echocardiogram M-mode dijelaskan oleh awieten et.al (1997), sejumlah program tersedia untuk evaluasi M-mode menggunakan komputer. Selain alat echocardiography itu sendiri proses untuk menampilkan gambar kedalam suatu layar digunakan juga rangkain real-teme komputer yang berbasis scanner, gambar ranngkaiannya dapat dilihat pada gambar 11 sebagai berikut :

30 Gambar 11. Bagan prinsip dari real-time komputer based scanner Pada gambar diatas, setiap bagian dari 8 channel dipilih dan dikuatkan oleh penguatnya sendiri dan kemudian diubah kedalam bentuk digital oleh ADC yang menggunakan range konversi dari 10 ns, setelah itu dari kedelapan channel ditunda dan dijumlahkan dalam sebuah komputer berkecepatan tinggi yang menampilkan perhitungan data secara real-time dikarenakan oleh frekuensi maksimum 7 MHZ dari transducer dan operasi dari kedelapan channel, frekuensi clock sampai 56 MHZ, seperti operasi cepat yang ditampilkan oleh ECL lebih baik daripada alat TTL. Refleksi ultrasonic dari gerakan-gerakan jantung dapat dipotong-potong berdasarkan waktu sehingga membentuk time-motion, atau T-M, potongan. Sistem ini mendeteksi gerakan dari katup mitral jantung dan biasanya digunakan untuk mendiagnosis stenosis. Gambar 12 menunjukkan T-M scan secara skematik dan gambar 4 menunjukkan echocardiogram (bentuk rekaman dari echocardiography).

31 Gambar 12. T-M scan secara skematik Gambar 13. echocardiogram Mesin echo merupakan sebuah alat elektronik yang digunakan untuk keperluan medis yang ditunjukkan pada gambar 14a. Echo instrumentasi biasanya dilengkapi dengan

32 sebuah metode yang mengkompensasi untuk membedakan sinyal yang lemah pada kedalaman berbeda dari jaringan. Instrumentasi ini menyediakan kompensasi pilihana antara 0-40 Db saat kenaikan 2 cm dari 0 24 cm dibawah permukaan. Kedalaman dan kenaikan informasi ditampilkan melalui penyalinan informasi T-M dalam bentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 14b. Tampilan ini disebut dengan time compensated gain (TCG). Gambar 14a. model electronics for medicine Gambar 14b. kurva kenaikan T-M

33 Dalam tampilan T-M seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 terdapat dua waktu dasar yang digunakan. recorder merupakan sebuah optical oscillograph yang dalam lembar photosensitive ditarik menyebrangi sebuah layar tabung sinar katode (lihat gambar 21) sekitar 0,5 s/cm. balok CRO bergerak dari kiri ke kanan dengan 20μs/cm. Refleksi intensitas akan memodulasi CRO dan kemudian muncul sebagai titik-titik terang pada layar CRO. Selama objek yang discan bergerak, lokasi titik-titik terang pada CRO akan berubah, Lihat perubahan-perubahan yang tampak pada gambar Kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan echocardiography Kelebihan dari pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiography : a. Pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat tanpa persiapan khusus dan pasien hanya berbaring. b. Tidak menimbulkan rasa sakit maupun efek samping. c. Biaya yang terjangkau. d. Memberikan informasi yang banyak. e. Tidak invasive. f. Pasien tidak terpapar radiasi. g. Dapat diaplikasikan pada pasien dengan kondisi kritis (bedside usage). h. Hasilnya dapat langsung diketahui. i. Lama pemeriksaan hanya sekitar 20 sampai 40 menit. Kekurangan dari pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiography adalah pada saat pemeriksaan, harus berada dalam pengawasan dokter dan dilakukan oleh dokter-dokter ahli jantung yang handal dibidangya serta perawat yang terampil.

ELEKTRONIKA KEDOKTERAN BAB I PENDAHULUAN

ELEKTRONIKA KEDOKTERAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Echocardiography, juga disebut suatu test gema, adalah suatu alat yang mengambil gambar dari hati atau jantung dengan menggunakan gelombang suara. Echocardiography ( ultrasound pengujian

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM INSTRUMENTASI MEDIS MEDICAL ULTRASOUND ECHOCARDIOGRAPHY KELOMPOK V:

MAKALAH SISTEM INSTRUMENTASI MEDIS MEDICAL ULTRASOUND ECHOCARDIOGRAPHY KELOMPOK V: MAKALAH SISTEM INSTRUMENTASI MEDIS MEDICAL ULTRASOUND ECHOCARDIOGRAPHY KELOMPOK V: 1. Erlinda Metta Dewi 080917004 2. Ova Oktavia 080917011 3. Osmalina N. R. 080917018 4. Widia Aulia Astrini 0809170 5.

Lebih terperinci

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016 PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI Edisi 1, 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PADANG 2016

Lebih terperinci

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN)

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN) UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan no. 94 Padang Telp.: 0751-31746 Fax.: 32838 PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN) BAGIAN 2 SEMESTER 4 TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

ECHOCARDIOGRAPHY PENGERTIAN

ECHOCARDIOGRAPHY PENGERTIAN ECHOCARDIOGRAPHY PENGERTIAN Echocardiography merupakan salah satu pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi gangguan jantung dengan menggunakan ultrasound (gelombang suara) frekuensi 2-6 MHz dengan penampilan

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K)

Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K) Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K) 2.Pemeriksaan Hidung dan Pemasangan Tampon: dr. Yan Edward,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung disebabkan oleh beberapa keadaan yang menyebabkan kerusakan otot jantung, termasuk Coronary Artery Disease (CAD), heart attack, kardiomiopati dan keadaan

Lebih terperinci

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung Koroner Memahami bagaimana jantung bekerja Untuk memahami penyakit jantung, Anda harus terlebih dahulu tahu bagaimana jantung bekerja. Jantung adalah seperti otot lain, membutuhkan darah

Lebih terperinci

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Ekokardiografi di ICU Penggunaan echokardiografi di ICU meningkat, non-invasif Instabilitas HD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir ancaman dari pembunuh nomor satu di dunia belum pernah surut. Tidak lagi orang tua yang

Lebih terperinci

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan

Lebih terperinci

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg) DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronik yang terjadi pada arteri akibat adanya disfungsi endotel. Proses ini ditandai oleh adanya timbunan plak yang

Lebih terperinci

PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax

PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax Penyusun Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin CSL 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine Introduction to Cardiology and Vascular Medicine Wulan Anggrahini Department of Cardiology and Vascular Medicine Gadjah Mada University disampaikan pada 4th Biomedical Engineering Forum Teknik Elektro

Lebih terperinci

Bunyi Jantung I (BJ I)

Bunyi Jantung I (BJ I) Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan

Lebih terperinci

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau

Lebih terperinci

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT Tanggal terbit: Disahkan oleh: Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Ns. Hikayati, S.Kep., M.Kep. NIP. 19760220 200212 2 001 Pengertian

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MRI KELOMPOK 1. Delika Putri Destika Ayu Fajriyah Qurota Hasna Ratuloli Ighfirlii Nurul Hildayati Nurul Ummah Rizky Amalia

PEMERIKSAAN MRI KELOMPOK 1. Delika Putri Destika Ayu Fajriyah Qurota Hasna Ratuloli Ighfirlii Nurul Hildayati Nurul Ummah Rizky Amalia PEMERIKSAAN MRI KELOMPOK 1 Delika Putri Destika Ayu Fajriyah Qurota Hasna Ratuloli Ighfirlii Nurul Hildayati Nurul Ummah Rizky Amalia MRI Pencitraan resonansi magnetik (bahasa Inggris: Magnetic Resonance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang

Lebih terperinci

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang 4mw\> Balai Kesehatan Penerbangan ^ PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN RONTGEN Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan pembunuh yang paling berbahaya saat ini yang menjadikannya sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2012). Salah satu tanda penyakit

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Keputusan dalam Mendiagnosa Penyakit Jantung Koroner

Penerapan Pohon Keputusan dalam Mendiagnosa Penyakit Jantung Koroner Penerapan Pohon Keputusan dalam Mendiagnosa Penyakit Jantung Koroner Candy Olivia Mawalim -13513031 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

RONTGEN Rontgen sinar X

RONTGEN Rontgen sinar X RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penyakit jantung koroner (PJK) terdapat kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan yang menyebabkan kondisi hipoksia pada miokardium

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan

Lebih terperinci

Sejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen

Sejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen PENCITRAAN X-RAY Sejarah X-Ray Wilheim Conrad Roentgen DEFINISI Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tetapi dengan

Lebih terperinci

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI 1 Desti Riminarsih dan 2 Cut Maisyarah Karyati 1 Pusat Studi Komputasi Matematika(PSKM), Universitas

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Abstrak Segmentasi citra merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan citra yang penting, terutama dalam dunia medis. Apabila seorang dokter

Lebih terperinci

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012) 1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau

Lebih terperinci

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung telah menjadi penyakit pembunuh kedua di Hong Kong setelah kanker. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung utama. Menurut statistik dari Departemen

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG THORAX

MAKALAH TENTANG THORAX MAKALAH TENTANG THORAX A. Anatomi dan Fungsi Thorax Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Koroner 2.1.1 Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan

Lebih terperinci

Diagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM

Diagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Diagnostic Radiology Thorax-Mediastinum Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Proyeksi Thorax PA Pasien berdiri tegak Obyek menempel film Scapula terlempar ke lat Sinar tegak lurus obyek

Lebih terperinci

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN F O T O T H O R A X C A R D I O V A S K U L A R FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL

Lebih terperinci

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi PENGANTAR USG Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi PENGENALAN GELOMBANG Prinsip Gelombang Berdasarkan medium perambatannya gelombang dibedakan menjadi 1. Gelombang mekanik. Gelombang mekanik merupakan gelombang

Lebih terperinci

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

PENYAKIT KATUP JANTUNG

PENYAKIT KATUP JANTUNG PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat

Lebih terperinci

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah satu modalitas pemeriksaan di bidang radiologi. Pemeriksaan CT scan meskipun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Schwarte yang di sebut juga Penebalan plera adalah penyakit paru yang ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang paru) sering merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : 1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Jenis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987 LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Shazeem Bin Kamaruddin Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987 Pekerjaan Agama : Mahasiswa : Islam Alamat : Jl. Dr. Mansur, Gg.Sehat No.26

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kendala yang sering dijumpai dalam menentukan diagnosis peradangan sinus paranasal. Gejala dan tandanya sangat mirip dengan gejala dan tanda akibat infeksi saluran

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk

Lebih terperinci

Ekspertise Efusi Pleura

Ekspertise Efusi Pleura Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/180/VII/2006

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/180/VII/2006 DEPERTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/180/VII/2006 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KESEHATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER KEPADA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi

Lebih terperinci

Task Reading: ASBES TOSIS

Task Reading: ASBES TOSIS Task Reading: ASBES TOSIS Pendahuluan Asbestosis merupakan menghirup serat asbes. gangguan pernapasan disebabkan oleh Asbes atau Asbestos adalah bentuk serat mineral silika tahan terhadap asam kuat, serta

Lebih terperinci

JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman

JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms Levi Aulia Rachman 1410.2210.27.115 Abstrak Pneumonia merupakan salah satu penyakit menular utama yang menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia. Angka kejadian kanker payudara meningkat lebih dari 20% sejak tahun 2008.

Lebih terperinci

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi komputer (TK) telah diterapkan secara luas dalam bidang industri, forensik, arkeologi dan kedokteran dalam beberapa dekade ini. TK merupakan alat diagnosis

Lebih terperinci

Sifat-sifat fisik ultrasound

Sifat-sifat fisik ultrasound Sifat-sifat fisik ultrasound Frekuensi yg sangat tinggi (2-13 MHz atau lebih) Panjang gelombang pendek (< 1mm) Memerlukan medium untuk berpindah dimana cairan merupakan medium terbaik untuk penghantaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah organ dalam tubuh manusia yang memiliki peran penting pada sistem peredaran darah. Jantung merupakan pompa paling efisien dan tahan lama yang dikenal

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

OSCE BLOK XVI. Senin, 18 Maret 2013 CEKLIS NEBULIZER DAN PEAK FLOW

OSCE BLOK XVI. Senin, 18 Maret 2013 CEKLIS NEBULIZER DAN PEAK FLOW OSCE LOK XVI CEKLIS NEULIZER DAN EAK LOW NO ITEM 0 1 2 3 1 Menjelaskan tujuan tindakan dan meminta ijin 2 Menyiapkan alat, obat dan pasien (nebulizer dan peak flow meter) 3 Mencuci tangan (6 langkah WHO)

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A. Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teleradiologi muncul dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah spesialis radiologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci

Magnetic Resonance Image. By Arman

Magnetic Resonance Image. By Arman Magnetic Resonance Image By Arman Magneting Resonance Image Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik penggambaran penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetic inti atom hidrogen.

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM :

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : TITLE DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DISPLAY SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : 10198028 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena peranannya sebagai pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam rongga dada. Organ ini memiliki fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

Obat Penyakit Diabetes & Cara Mendiagnosis Gastroparesis

Obat Penyakit Diabetes & Cara Mendiagnosis Gastroparesis Obat Penyakit Diabetes & Cara Mendiagnosis Gastroparesis Bagaimana Mendiagnosis Gastroparesis? Apakah Obat Penyakit Diabetes Berperan Penting? Diagnosis gastroparesis akan dikonfirmasi melalui satu atau

Lebih terperinci

X- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak

X- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak X- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak, tampak kesuraman di perihiler dextra/sinistra, corakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.

Lebih terperinci

Curriculum Vitae. Writing Procedures

Curriculum Vitae. Writing Procedures Curriculum Vitae Dr Rahmi Alfiah Nur Alam,SpRad Ulang tahun 29-7 Pendidikan : S1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang 1986 S2 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya 2006

Lebih terperinci

Modul Pencitraan Invasif- Kateterisasi Jantung dan Angiografi

Modul Pencitraan Invasif- Kateterisasi Jantung dan Angiografi 5.2.2. Modul Pencitraan Invasif- Kateterisasi Jantung dan Angiografi I WAKTU Mengembangkan Kompetensi Sesi di dalam kelas Sesi dengan fasilitasi Pembimbing Sesi praktik dan pencapaian kompetensi Hari:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengunaan kateter vena sentral (Central venous catheter - CVC) untuk berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh dunia. Pemasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kemajuan teknlgi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnsa penyakit serta menentukan jenis pengbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit dengan kerusakan sendi diarthrodial (sendi yang dapat bergerak

Lebih terperinci