BAB I PENDAHULUAN. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
|
|
- Handoko Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Kebijakan upah ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan terhadap pekerja/buruh. Akhir tahun 2013 Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan yaitu Intruksi presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2013 tentang penentuan besaran kenaikan upah. Menurut serikat buruh, kebijakan Inpres No. 9 tahun 2013 sangat sepihak menguntungkan pengusaha dan merugikan buruh/pekerja. Didalamnya berisikan prosentase kenaikan upah tiap tahun hanya dibatasi kenaikannya sebesar 5 sampai 8 persen. Pertimbangan dilakukan pembatasan agar menjaga stabilitas perkonomian bangsa dan iklim investasi. Hal ini membuat gelombang serikat buruh-serikat buruh diseluruh jawa timur merespon dengan melakukan aksi/demonstrasi penolakan. Hasilnya Gubernur jawa timur Sukarwo tidak melaksanakan kebijakan Inpres 1
2 tersebut. Dikarenakan belum ada syarat-syarat yang cukup ditahun 2013 untuk melaksanakannya. Kebijakan selain itu yang paling mendasar menentukan besaran upah adalah Permenakertrans No. 13 tahun 2012 tentang komponen dan pencapaian kebutuhan hidup layak. Yang menyatakan tentang penetapan upah minimum didasarkan pada survei biaya KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Di sisi lain, kebutuhan untuk buruh yang sudah mempunyai keluarga tidak menjadi penghitungan dalam peraturan tersebut. Selain itu dalam Inpres juga bertentangan pada Undang-undang bahwa penetapan upah minimum dibawah KHL didasarkan pada jenis industri padat karya dan non padat karya. Dari keputusan Inpres, peran serikat pekerja/buruh Se-Jawa Timur mendesak pemerintah melakukan aksi mogok nasional pada tanggal Oktober Serikat pekerja/buruh mendatangi kantor Gubernur untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 meningkat 50%. Serikat pekerja/buruh menolak gagasan kenaikan UMP yang diusung pemerintah dan pengusaha yang mengedepankan kemampuan industri padat karya. Buruh berpatokan, UMP ditentukan oleh penambahan komponen kebutuhan kehidupan layak (KHL). Yang melatar belakang pihak pekerja/buruh dalam menuntut tuntutannya adalah selain dari Penolakan terhadap Inpres No. 9 tahun 2013, juga terdapat beberapa alasan lain. Seperti, serikat pekerja/buruh juga berpegang pada komitmen pemerintah seperti yang pernah disampaikan pada pidato kenegaraan Presiden SBY yang mengatakan Indonesia masih menjadi tujuan investasi, pemerintah Indonesia tidak lagi menerapkan kebijakan upah buruh murah dan mendorong meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia. Dari pernyataan tersebut, berarti seharusnya upah pekerja/buruh di Indonesia tergolong tinggi. Yang kedua, Jika saat ini pemerintah 2
3 menggunakan 60 komponen dalam menentukan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), maka dari pihak serikat pekerja/buruh meminta agar tahun depan ditambah menjadi 84 komponen dalam KHL Kenyataan ini menunjukan buruh di Indonesia masih menghadapi permasalahan upah yang minim, dimana serikat pekerja/buruh menuntut upah minimum mereka pada tahun 2014 agar dinaikkan 50% dari upah minimum yang diterima (UMP 2013). Serikat pekerja/buruh meminta kenaikan UMP karena merasa UMP pada tahun 2013 masih memberatkan para pekerja/buruh, karena adanya harga subsidi BBM yang naik, inflasi kenaikan harga barang dan jasa. Sejak dua tahun terakhir, perjuangan upah di Indonesia mengalami peningkatan yang begitu massif. Secara khusus, perlawanan kaum buruh dalam perjuangan upah yang dilakukan pada akhir tahun kemarin untuk upah tahun 2013 meningkat diseluruh kota yang menjadi pusat-pusat industri. Hasilnya, kenaikan rata-rata UMP secara nasional mencapai 18,32 persen, dengan pencapaian UMP terhadap Komponen Hidup Layak (KHL) mencapai 89,78 persen. Angka ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan UMP pada tahun 2012 yang secara nasional hanya naik 10,27 persen. Dibeberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, ataupun Bekasi angka kenaikan UMP untuk tahun 2013 mencapai 40 persen, inilah yang membuat semua pengusaha bereaksi negatif dan mengancam akan melakukan PHK besar-besaran ataupun juga melakukan relokasi perusahaan. Namun, kaum buruh harus tetap kritis dalam merespon kenaikan upah di tahun Yang menjadi pertanyaan adalah benarkah kenaikan upah tahun ini nilai riil-nya telah sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok kaum buruh? Pada bulan Januari, pemerintah mengumumkan kenaikan harga tarif dasar listrik (TDL) 15 3
4 persen secara bertahap. Meskipun sasaran kenaikan TDL ini ditujukan kepada pelaku industri, namun pengusaha langsung merespon kebijakan pemerintah tersebut dengan menaikkan harga makanan dan minuman sebesar 5 persen. Artinya kaum buruh juga akan terkena imbas dari kenaikan harga makanan dan minuman ini Di bulan Juni 2012, pemerintah kembali mengambil kebijakan anti rakyat dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dengan alasan untuk menyelamatkan perekonomian nasional dan menilai subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran. Kenaikan harga premium bahkan mencapai angka 45 persen, dan secara otomatis, seluruh harga kebutuhan pokok rakyat terdongkrak naik karena menyesuaikan dengan biaya transportasi. Kebijakan kenaikan BBM ini didukung sepenuhnya oleh pengusaha karena mereka telah membangun konsensi dengan pemerintah, bahwa dana subsidi BBM tersebut harus dialihkan untuk pembangunan infrastruktur yang akan memperlancar arus barang produksi mereka. Disisi lain, pengusaha tidak merasa keberatan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi karena selama ini industrinya telah menggunakan BBM dengan harga industri. Namun sekali lagi, rakyat yang akhirnya menjadi korban dari kenaikan harga BBM bersubsidi ini, dikarenakan biaya kebutuhan sehari-hari mereka juga semakin melambung. Kepentingan buruh atas upah layak bertentangan dengan kepentingan pengusaha untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari proses produksi yang dia jalankan. Kepentingan buruh atas upah layak didasarkan atas kehendak untuk memenuhi kebutuhan atas hidup layak bagi dirinya dan keluarganya. Kebutuhan tersebut meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan yang layak, 4
5 pendidikan atau keleluasaan melakukan kegiatan seni dan kebudayaan lainnya bagi pemenuhan kebutuhan rohani. Harapannya, dengan terpenuhinya kebutuhan hidup layak tersebut, buruh dapat menjalankan peran pentingnya sebagai tenaga produktif secara optimal dalam proses produksi sebuah perusahaan. Kepentingan pengusaha adalah menghasilkan laba atau keuntungan sebanyakbanyaknya dengan mengeluarkan modal sekecil-kecilnya. Para pengusaha menginvestasikan modalnya dalam bentuk mesin-mesin atau alat-alat produksi lainnya dan membayar upah atas tenaga kerja buruh. Tenaga kerja kaum buruh yang mengubah bahan mentah menjadi barang dagangan (komoditi) yang siap dijual ke pasar. Pengusaha mendapatkan keuntungan dari penjualan produk tersebut untuk menambah pundi-pundi modal mereka. Kenyataannya pengusaha harus terus menghasilkan laba sebanyak-banyaknya, karena mereka harus bersaing dengan sesamanya. Laba yang didapat akan digunakan untuk mengembangkan produksinya untuk menciptakan laba jauh lebih besar lagi. Inilah alasan utama bagi pengusaha kenapa buruh harus menerima upah minimum/murah. Menghubungkan Secara Khusus, Serikat pekerja/buruh di Kabupaten Jombang Setiap tahun bisa dipastikan selalu terjadi demontrasi kaum buruh menuntut kenaikan upah terhadap pemerintah agar menetapkan upah berdasarkan atas kebutuhan hidup yang layak. Pemerintah (melalui dewan pengupahan) dengan kata-kata bijak selalu menghimbau agar buruh bijaksana dalam melihat keadaan. Dengan meminta kepada buruh untuk memahami situasi ekonomi nasional yang harus kondusif bagi iklim investasi. 5
6 Dua tahun terakhir, perjuangan atas upah yang dilakukan kaum buruh lewat berbagai macam organisasinya di Indonesia mengalami peningkatan. Secara khusus, di akhir tahun Hasilnya, kenaikan rata-rata upah minimum propinsi (UMP) secara nasional mencapai 18,32 persen, dengan pencapaian UMP terhadap Komponen Hidup Layak (KHL) mencapai 89,78 persen. Angka ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan UMP pada tahun 2012 yang secara nasional hanya naik 10,27 persen 1 Di Kabupaten Jombang, UMK tahun 2013 naik mencapai 22,67 persen dari tahun ,- menjadi ,-. Usulan besaran UMK tahun 2013 dari Dewan Pengupahan Kabupaten Jombang ,-, dengan penghitungan angka Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) sebesar ,-. Salah satu organisasi buruh di Jombang yakni Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama ( SBPJ PT. SUB ) membawa tuntutannya sebesar ,-. Tahun 2014 kenaikan UMK mencapai 25 persen. Dari ,- menjadi ,-. Usulan UMK tahun 2014 dari Dewan Pengupahan Kabupaten Jombang sebesar ,-. Serikat Buruh Plywood Jombang dengan hasil surveinya sebesar ,-. Peranan Serikat Buruh Plywood Jombang dalam perjuangan kenaikan upah lewat demonstrasi dengan massa anggotanya mendesakkan tuntutannya sangatlah penting jika kita menyimpulkan proses perjalanan dari tahun ke tahun. 2 Kenyataan ini menunjukkan bahwa besar kecilnya kenaikan UMK tidak ditentukan oleh dewan pengupahan akan tetapi besar kecilnya demonstrasi gerakan buruh di kota/kabupaten tersebut. Hal itu juga membantah anggapan yang 1 2 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013 Ibid 6
7 mungkin masih banyak melekat di pikiran kita bahwa yang menentukan upah adalah dewan pengupahan Terlepas adanya berbagai macam pandangan, penulis berusaha secara obyektif dalam membuat skripsi ini. Menilai kelebihan dan kekurangannya secara berimbang, sehingga diharapkan mampu menjadi referensi alternatif bagi semua pihak yang berkepentingan. Untuk itulah penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam tentang peran serikat buruh/serikat pekerja dengan judul Peran Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama (SBPJ PT. SUB) Dalam Perjuangan Kenaikan Upah Tahun 2014 Di Kabupaten Jombang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah peran SBPJ dalam perjuangan kenaikan upah tahun 2014 di kabupaten jombang? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui peran SBPJ dalam perjuangan kenaikan upah tahu 2014 di Kabupaten Jombang. 1.4 Manfaat Penelitian Secara Teoritis: a. Diharapkan Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk mengaplikasikan konsep teori Sosiologi industri yang telah diperoleh selama perkuliahan guna menganalisis kenaikan Upah buruh. 7
8 Secara Praktis: a. Diharapankan penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dalam hal ini adalah pemerintah, dan serikat buruh agar kedepannya mampu menyelesai pertentangan ini dengan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan agar bisa menciptakan hubungan kerja yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. 1.5 Defenisi Konsep Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Konsep dalam penelitian ini diantaranya : Peran Menurut Soekanto (1990) Peran merupakan aspek dinamis kedudukan status. apa bila seseorang menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. hal ini berarti peran menentukan apa yang di perbuatkan bagi masyarakat serta kesempatan - kesempatan apa yang di berikan oleh masyarakat kepadanya. pentingnya peran karena dia mengatur perilaku seseorang yang bersangkut dapat menyusaikan perilakunya dengan perilaku orang -orang sekelompok. hubungan - hubungan sosial dalam masyarakat, merupakan hubungan anatara pernan yang berlaku Serikat Buruh 3 Prof. Dr Soerjono Soekanto,, MA. Pengantar Sosiologi. CV Rajawali Jakarta, Hlm
9 Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya Upah Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional dalam (Husnan 1990: 138) Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah Biasanya diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan. Didalam ketentuan umum undang-undang ketenaga kerjaan Upah dirumuskan sebagai hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau alat yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian 4 Andrian Sutedi, S.H., M.H. Hukum Perburuhan. Sinar Grafika, Hlm
10 yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. penelitian mencoba menafsirkan serta mendiskripsikan fenomena konflik upah buruh di indonesia tidak terlepas dari kebijakan pemerentah dan secara khusus di Kabupaten Jombang tuntutan perjuangan kenaikan upah Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Serikat Buruh Plywood Jombang (SBPJ) Jalan Raya Jatipelem km 2, desa Diwek, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Lokasi ini dipilih karena ditempat tersebut perna terjadi perjuangan kenaikan upah buruh Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik pentuan subyek dengan purposive sampling. Menurut sugiyono, Teknik purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan 10
11 dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu. peneliti menentukan informan penelitiannya yaitu: 8 orang pengurus pimpinan SBPJ dan 3 orang anggota SBPJ, Jumlah informan secra keseluruhan 11 orang Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sutu informasi. terdapat dua jenis sumber antara lain : a. Data Primer Data primer adalah secara langsung diambil dari sumber informan penelitian oleh peneliti perorangan dalam organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung pimpinan serikat buruh dan anggota serikat buruh yang mengetahui perjuangan kenaikan upah buruh. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari informan penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain. Contoh : Dokumen serikat buruh, buku-buku, Majalah, catatan catatan kenaikan upah, media internet, dll yang berhubungan dengan penelitian Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian sebagai berikut. a. Wawancara 5 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan CV Alfabeta. Hal 117, 199,
12 Teknik melakukan wawancara berawal dari kegiatan aliansi/front mendiskusikan rencana-rencana penyikapan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan berbagai macam sektor organisasi-organisasi massa. Mendapat kenalan beberapa pimpinan serikat SBPJ Samsul Huda adalah pimpinan Serikat Buruh Plywood Jombang dan Bagos Santoso sebagai Sekretaris yang berada didalam perusahaan yang bergerak disektor perkayuan yang bernama PT. Sejahterah Usaha Bersama. Kepemilikan perusahaan dimiliki oleh Sampoerna Strategi. Wawancara dilakukan dengan cara berdialog mendiskusi secara khusus pengalaman perjuangan serikat buruh dalam memperjuangkan kenaikan upah tiap tahun dan keadaan kesejahteraan para buruh didalam pabrik. acara kegiatan organisasi misalnya pendidikan anggota serikat yang dilakukan tiap bulan, pelatihan-pelatihan advokasi pemdampingan kasus agar dapat memperoleh informasi yang akurat dan mengamati lebih mendalam. kegiatan mengkampanyekan hasil survei harga-harga kebutuhan pokok yang dilakukan oleh tim survei SBPJ ke beberapa pabrik-pabrik, pedagang pasar dikabupaten Jombang agar memperoleh dukungan dari para buruh-buruh. bentuk dukungannya berupa tanda tangan di kain putih yang disediakan oleh SBPJ, sumbangan uang/bantuan-bantuan dan terlibat langsung mengikuti demontrasi/aksi yang telah direncanakan oleh SBPJ. b. Observasi Peneliti memilih observasi partisipatif agar dapat memperoleh data yang akurat dan objektif dari sumber data. Observasi yang digunakan adalah partisipasi moderat, agar mendapatkan keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam 12
13 dengan orang luar. Akan tetapi tidak semuanya. Peneliti mengamati beberapa rangkaian kegiatan persiapan menuju perjuangan pengupahan. Misalnya : 1. Rapat pimpinan harian dalam pembentukan panitia/tim survei mandiri SBPJ dan petugas perwakilan SBPJ di dewan pengupahan beserta job dis-nya masing-masing. 2. Pelaksanaan survei harga komponen-komponen kebutuhan hidup layak di pasarpasar sekitar tempat para buruh berbelanja. 3. Merekap hasil survei mandiri. 4. Menyebarluaskan hasil survei mandiri ke beberapa pabrik-pabrik, pedagangpedagang pasar tradisional dan masyarakat sekitar. 4. Demontrasi/aksi di tanggal batas akhir penyerahan hasil survei dewan pengupahan ke Bupati. c. Dokumentasi Dalam teknik pengumpulan data juga mencatat data yang bersumber dari catatan harian notulensi organisasi, peraturan ketenagakerjaan, kebijakan pemerintah, gambar misalnya foto kegiatan pendidikan, pelatihan investigasi pengupahan, demontrasi/aksi perjuangan pengupahan, profil organisasi SBPJ, AD/ART dan program organisasi, susunan dan struktur pimpinan organisasi. d. Triangulasi/Gabungan Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama seperti pimpinan dan serikat buruh. Tringulasi untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang fenomena upah buruh, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap kenaikan upah buruh. 6 6 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan CV Alfabeta. Hal 310,
14 Observasi Wawancara Mendalam Sumber Data 1. Pimpinan serikat buruh 2. Anggota seriktat buruh Dokumentasi Gambar 1.1 Triangulasi teknik pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama 1.7 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan penelitian adalah teknik analisis data secara kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai sumber informasi dan data kemudian digeneralisasikan. Analisis data merupakan langka terakhir sebelum didapatkan suatu kesimpulan, oleh karean itu teknik analisis data diperlukan dalam penelitian guna memeperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang objek yang diteliti, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Setelah data dianalisis dengan metode diskriptif kualitataif selanjutnya akan membahas permasalahan sampai pada penarikan kesimpulan, data penelitian 14
15 ini menggunakan analisis kualitatif model tersebut interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui empat tahapan. Komponen Analisis Data Model Interaktif Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Kesimpulan Keterangan: a. Pengumpulan Data Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian b. Reduksi Data Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi dari catatan-catatan dilapangan. Kegiatan ini dilakukan cross ceck secara terus menerus selama penelitian dilakukan untuk mendapatkan validitas yang obyektif 15
16 c. Sajian Data Sekumpul data yang diorganisir secara sistematis sehingga dapat memberikan suatu pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat sesuai apa yang dikaji sebagai mana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian d. Penarikan Kesimpulan Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari penelitian yang dilakukan karena itu merupakan suatu bentuk penyelesaian (Finishing) dari kegiatan penelitian dengan memberikan kesimpulan. Dalam proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisisberdasarkan landasan teori yang digunakan sehingga mendapatkan keterangan dan makna dari data-data yang telah didapatkan dalam penelitian tersebut. Pada tahap akhir akan didapatkan sebuah kesimpulan yang analogis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan optimal dan dapat memberi kontribusi. 7 7 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan CV Alfabeta. Hal
Peran Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama (SBPJ PT.SUB) Dalam Perjuangan Kenaikan Upah 2014 Di Kabupaten Jombang.
Peran Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama (SBPJ PT.SUB) Dalam Perjuangan Kenaikan Upah 2014 Di Kabupaten Jombang. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA 2.1. Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Asing 2.1.1. Pengertian Penanaman Modal Asing Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Menurut hasil survei Departemen Perdagangan Amerika Serikat, melalui Biro Sensusnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari pembangunan nasional
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Keadaan pasar kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai tenagakerja di Indonesia merupakan masalah nasional yang memang sulit diselesaikan. Selama ini pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Hubungan kerja
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2004 TENTANG DEWAN PENGUPAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2004 TENTANG DEWAN PENGUPAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 98 Undang-undang Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh membutuhkan suatu wadah yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah adanya pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena buruh kontrak semakin terlihat menaik secara grafik, hampir 70 % perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan tenaga kontrak ini sebagai karyawannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, capital market
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, capital market atau yang lazim disebut pasar modal didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dari masalah ekonomi, maka masalah pembangunan ketenagakerjaan, juga merupakan bagian dari pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 74 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENGUPAHAN KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan dapat mengembangkan usahanya. Dalam persaingan yang sangat ketat di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 24, 2005 KETENAGAKERJAAN. BURUH. UMR. Hubungan Industrial. Serikat Pekerja. Kerja sama (Penjelasan dalam Tambahan
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG PENETAPAN BESARNYA UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP), UPAH MINIMUM SEKTORAL DAN SUB SEKTORAL PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciLalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum ketenagakerjaan adalah semua peraturan hukum yang berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama atau dalam hubungan kerja, dan sesudah hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur yang merata, material dan spiritual berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perilaku, pada kedudukan kedudukan tertentu dalam masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja.tenaga kerja sebagai pelaksana. dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa pembangunan sekarang ini, faktor tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu sektor kegiatan usaha.tenaga kerja merupakan modal utama
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN PERATURAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA
Menimbang : KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA, a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang mempunyai tujuan dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negaranya. Konstitusi bangsa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA SERTA PENANGGUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTITT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTITT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 32/MEN/XII/2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2004 TENTANG DEWAN PENGUPAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2004 TENTANG DEWAN PENGUPAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 98 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem pengupahan buruh/ pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
Lebih terperinciPERINGATAN HARI BURUH INTERNASIONAL
PERINGATAN HARI BURUH INTERNASIONAL (May Day) : Momentum Mewujudkan Sistem Pengupahan Dan Kesejahteraan Buruh Oleh: Arrista Trimaya * Naskah diterima: 30 April 2015; disetujui: 10 Mei 2015 Tanggal 1 Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kehidupan manusia merupakan kelangsungan hidup yang berkaitan dengan kebutuhan hidup yang layak. Melihat tuntutan untuk hidup yang layak tersebut manusia
Lebih terperinciFAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1
FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1 1. Apa itu unjuk rasa? 2. Apakah seorang Pekerja boleh melakukan aksi demonstrasi? Pasal 102 ayat (2) UU Ketenagakerjaan menyatakan : Dalam melaksanakan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam Konstitusi terdapat peraturan peraturan yang mengatur mengenai hak hak seorang warga Negara.
Lebih terperinciKEPMEN NO. 231 TH 2003
KEPMEN NO. 231 TH 2003 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 231 /MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebagai salah satu penduduk terbanyak di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Oleh karena ini, tentunya Indonesia memiliki angkatan kerja
Lebih terperinciFAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1
FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1 1. Apa itu Demonstrasi? Pasal 1 ayat 3 UU No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum. Unjuk rasa atau Demonstrasi adalah kegiatan yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan ekonomi, permasalahan industri yang selalu dibicarakan adalah persoalan upah. Sebab upah merupakan titik temu antara dua kepentingan dalam hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia mempunyai cita-cita untuk mensejahterakan rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu Negara menjamin warga negaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum pada dasarnya tidak membedakan antara pria dan perempuan, terutama dalam hal pekerjaan. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan, akan tetapi dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia
BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan, "Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017
GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian ( research) sebagian tergantung kepada metode pengumpulan data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam, untuk dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk bekerja. Baik pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi saat sekarang ini yang tidak menentu dan akibat perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata bekerja sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari dalam setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata bekerja sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari dalam setiap kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu di dunia ini memerlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Inflasi Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus. kenaikan harga pada satu atau dua barang
Lebih terperinciBUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN KEANGGOTAAN DEWAN PENGUPAHAN KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPengupahan BAB Peraturan tentang Upah
BAB 3 Pengupahan 1. Peraturan tentang Upah Berdasarkan pada Pasal 1 (30), UU.13/2003, yang menyatakan bahwa: Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kerja maupun karena di putus masa kerjanya. Hukum ketenagakerjaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum ketenagakerjaan bukan hanya mengatur hubungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha dalam pelaksanaan hubungan kerja tetapi juga termasuk seorang yang akan mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpendidikan sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskillabour, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia selalu membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mendapatkan biaya hidup seseorang perlu bekerja, secara mandiri atau bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengupahan merupakan masalah yang sangat krusial dalam bidang ketenagakerjaan bahkan apabila tidak profesional dalam menangani tidak jarang akan menjadi potensi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT DENGAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan historis. Menurut Sugiyono 1, metode penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan
Lebih terperinciUndang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) cukup banyak. Sudah tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA SERTA PENANGGUHAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
ANALISIS MEKANISME PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Syarifa Mahila 1 Abstract In the process of policy formulation Provincial Minimum Wage (UMP), Component Living is one of the decisive
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG UPAH KHUSUS PERDESAAN INDUSTRI PADAT KARYA TERTENTU DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 65 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 65 TAHUN 201424 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SURVEI KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DAN PENTAHAPAN PENCAPAIAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciHubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi
Modul ke: Hubungan Industrial Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Proses
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciUpah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan
Pengupahan Upah Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu PK,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam (Tohirin, 2012:2), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data yang digunakan untuk menjawab
Lebih terperinciTabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010
12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang ini disebut sebagai Blue Collar. Sedangkan yang melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah buruh sangat populer dalam dunia perburuhan/ketenagakerjaan, selain istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman penjajahan belanda juga
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.75, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENAGA KERJA. Kesempatan Kerja. Perluasan. Pengembangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5413) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000
UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia mengisi kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, baik itu pembangunan infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan penetapan upah minimum dalam kerangka perlindungan upah dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya suatu keseragaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
71 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang berlandaskan pada filsafat positivisme
Lebih terperinci