2 matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih menarik (Soviawati, 2011:84). Pemberian materi pembelajaran kepada siswa, pertama harus melihat dan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal di laksanakan selama 6 tahun, dimulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa selama berada pada jenjang ini diajarkan beberapa mata pelajaran. Salah satunya adalah pelajaran matematika, pelajaran ini harus dikuasai oleh siswa sejak berada di sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan pondasi awal untuk mempelajarinya, apabila pondasi awal sudah kokoh maka untuk mempelajari pelajaran ini ke jenjang yang lebih tinggi akan lebih mudah lagi karena materi dalam pelajaran ini saling berkesinambungan sesuai dengan tingkatannya. Alasan lainnya karena pelajaran ini termasuk mata pelajaran syarat kelulusan. Matematika sendiri merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Susanto.2013:185). Selaras dengan pendapat Nur Rokhmah Laely(2014) bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Pembelajaran matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta membantu siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi matematika yang baik sehingga 1

2 2 matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih menarik (Soviawati, 2011:84). Pemberian materi pembelajaran kepada siswa, pertama harus melihat dan memperhatikan karakteristik siswa yang akan diajari terlebih dahulu karena karaktersitik berpengaruh terhadap perkembangan kognitif sehingga nantinya tujuan pembelajaran yang di inginkan dapat tercapai dengan optimal. Danim, Sudarwan (2011:64) berpendapat bahwa perkembangan kognitif antara anak usia 7 dan 11 tahun disebut oleh piaget sebagai tahap operasional konkrit anakanak tidak dapat berfikir baik secara logis maupun abstrak. Anak usia ini dibatasi untuk berpikir konkret- nyata, pasti, tepat dan uni direksional istilah yang lebih menunjukkan pengalaman nyata dan konkret ketimbang abstrak. Kelas III sekolah Dasar termasuk dalam kategori kelas rendah, dimana siswa berfikir secara konkret, siswa akan tanggap apabila dibantu dengan menggunakan benda-benda nyata atau menunjukkan pengalaman nyata saat pembelajaran berlangsung. Menurut Bruner (dalam Runtukahu dan Kandou.2014:69) anak-anak membentuk konsep matematika melalui tiga tahap sebagai berikut: (1) tahap enaktif, dalam tahap enaktif anak langsung terlibat dalam memanipulasi obejek-objek. (2) tahap ikonik, dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan kegiatan mentalnya terhadap objek-objek yang dimanipulasinya. (3) tahap simbolik, dalam tahap ini, anak memanipulasi symbol atau lambang objek-objek tertentu. Siswa mampu menggunkan notasi tanpa tergantung pada objek-objek nyata. Hasil observasi yang telah dilakukan saat pembelajaran di kelas III SDN Rowogempol II, selama proses pembelajaran matematika berlangsung terlihat siswa kurang aktif dan tidak berpartisipasi saat pembelajaran berlangsung. Selama

3 3 pembelajaran berlangsung suasana kelas tegang dan siswa berkonsentrasi penuh saat pelajaran matematika. Dampaknya dapat membuat pikiran siswa cepat lelah, dan berakibat pada suasana hati siswa cepat merasa bosan, sehingga tak jarang terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan mengobrol dengan temannya saat pelajaran. Kurangnya konsentrasi siswa dikarenakan dalam pengajarannya menggunakan model konvensional yang dimana model tersebut cenderung membuat guru yang lebih aktif dari pada siswa. Selaras dengan pendapat Nur Rokhmah Laely (2014) bahwa pada pembelajaran konvensional, siswa bukan lagi sebagai subjek pembelajaran melainkan sebagai objek pembelajaran. Keadaan seperti ini sangat mengurangi tanggung jawab siswa atas tugas belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 Desember 2016 dengan guru kelas III SDN Rowogempol II ternyata guru belum pernah menerapkan model group investigation. Terdapat beberapa masalah yang ada pada kelas tersebut, antara lain (1) Siswa kurang aktif dan tidak ikut berpartisipasi saat mengikuti pembelajaran. (2) Dalam pembelajaran ketika dibagi ke dalam kelompok kecil, terlihat kerja sama antar anggota kelompok belum baik karena banyak siswa yang pasif dan hanya menerima hasilnya saja. Terlihat dalam pengerjaan tugas kelompok,dalam tiap kelompok kecil yang mengerjakan hanya siswa yang pandai dan rajin yang menyelesaikannya. (3) Siswa masih kesulitan dalam membedakan dan menunjukkan mana panjang dan lebar bangun datar. Terlihat ketika siswa diminta untuk menunjukkan mana panjang dan lebar pada gambar bangun datar, dan dalam pengerjaan soalnya siswa akan salah menempatkannya. (4) Hasil belajar peserta didik kelas III SDN Rowogempol II ini

4 4 terdapat beberapa siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari KKM 65 yang sudah di terapkan di sekolah ini. Dari jumlah 29 siswa kelas III SD hanya 10 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 yakni 34,5%, dan 3 siswa mendapat nilai 65 yakni 10,34%, dan siswa mendapat nilai kurang dari 65 yakni 55,17%. Menyikapi masalah tersebut, peneliti akan menerapkan model pembelajaran dengan tujuan agar pembelajaran yang di inginkan dapat tercapai. Menurut Fathurrohman (2015:29) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran group investigation. Fathutrrohman (2015:69) model ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Tipe ini dapat menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses. Model group investigation, ini dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas karena penerapan langkah-langkah dalam model ini menuntut siswa aktif dan ikut bertapartisipasi dalam pembelajaran. Selaras dengan pendapat Shoimin (2014:81-82) adapun alasan lainnya yakni : (1)Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas. (2)Memberi semangat untuk berinisiatif,

5 5 kreatif, dan aktif. (3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat. (4) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah. (5) Meningkatkan belajar bekerja sama. (6) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru. (7) Belajar menghargai pendapat orang lain. (5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan. (8)Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan. (9) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya. (10) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat. (11) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga di dapat suatu kesimpulan yang berlaku umum. Berdasarkan paparan diatas, peneliti akan menerapkan suatu model pembelajaran, dan sekaligus melakukan penelitian sampai berapa jauhkah keberhasilan dalam penerapan model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang persegi dan persegi panjang kelas III SDN Rowogempol II Pasuruan. Peneliti melakukan observasi di SDN Rowogempol II Pasuruan, alasannya karena di sekolah dasar tersebut terdapat masalah yakni hasil belajar siswanya rendah pada mata pelajaran matematika. Kenyataan tersebut sesuai dengan yang ada dilapangan bahwa hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Group Investigation Pada Siswa Kelas III SDN Rowogempol II.

6 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan model group investigation pada mata pelajaran matematika materi bangun datar persegi dan persegi panjang untuk siswa kelas III SDN Rowogempol II Pasuruan? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Rowogempol II Pasuruan dalam matematika materi bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menerapkan model group investigation? C. Hipotesis Tindakan Apabila dalam proses belajar mengajar khususnya pada Mata pelajaran Matematika dengan Penerapan Model Group Investigation, maka Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang Kelas III SDN Rowogempol II Pasuruan akan meningkat. D. Tujuan Penelitian Penulis dalam melakukan sebuah penelitian selain ingin memecahkan permasalahan yang ada, dan merumuskan rumusan masalah tentunya mempunyai maksud dan tujuan dilakukannya penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai saat ini adalah :

7 7 1. Untuk mengetahui penerapan model group investigation pada mata pelajaran matematika materi bangun datar persegi dan persegi panjang untuk siswa kelas III SDN Rowogempol II Pasuruan 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Rowogempol II Pasuruan dalam matematika materi bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menerapkan model group investigation. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang model group investigation bahwa dalam penerapannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena seluruh siswa dituntut untuk aktif dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. b. Untuk menambah wawasan lebih dalam lagi tentang penerapan model group investigation. Karena dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, dapat memacu untuk mencari cara dalam mengantisipasi kekurangan model pembelajaran ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Menyebarluaskan informasi tentang penerapan model group investigation bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

8 8 b. Bagi Guru Untuk memberikan wawasan dan sebagai refrensi, bahwa dengan menggunakan model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena seluruh siswa dituntut untuk aktif dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. c. Bagi Peneliti 1) Untuk menambah wawasan lebih dalam lagi tentang penerapan model group investigation. Dengan adanya kelebihan dan kekurangannya, dapat memacu peneliti untuk mencari cara dalam mengantisipasi kekurangan model pembelajaran ini. 2) Sebagai tambahan pengetahuan dan refrensi bagi peneliti lain, yang akan melakukan penelitian sejenis. F. Definisi Operasional Untuk memahami istilah yang digunakan, agar pengetahuan yang telah di paparkan akurat karena memakai refrensi yang ada. Selain itu agar penelitian yang dilakukan tidak meluas, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut : 1. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan dan dirancang guru melalui serangkaian proses yang memiliki tujuan untuk membantu siswa selama proses belajar. 2. Pembelajaran Matematika adalah usaha yang dilakukan guru agar siswa dapat mengembangkan pola berfikir serta mengola logika melalui

9 9 serangkaian peristiwa yang sengaja diciptakan guru dengan berbagai cara agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. 3. Model pembelajaran adalah langkah-langkah yang diterapkan dan sebagai acuan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan tertentu. 4. Model group investigation dapat di definisikan sebagai model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak siswa secara langsung untuk ikut berpartisipasi dan aktif dalam mencari informasi dan mengolah data yang ingin di pelajari melalui bahan yang telah diperoleh. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan cara berkomunikasi dan meningkatkan kemampuan keterampilan proses kelompok. 5. Hasil Belajar dapat di definisikan sebagai usaha yang dilakukan seseorang memperoleh prestasi belajar melalui cara belajar dengan tekun, akan mendapatkan hasil yang di harapkan mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. G. Batasan Masalah Penelitian ini di lakukan di SDN Rowogempol II Pasuruan, subjek yang diteliti adalah siswa kelas III. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar persegi dan persegi panjang melalui model group investigation pada siswa kelas III SDN Rowogempol II.